Sizi99 Rekomendasi Bo Slot Gacor Anti Nawala Gampang Jackpot 2024
DOC-20230510-WA0047..pptx
1. Pengenalan Literasi Sastra
melalui Teknik Dasar Teater
Disampaikan oleh :
Agung Cahya Karyadi, S.Pd., M.Pd
Duta Baca Jakarta Pusat 2023 dan
Dosen Universitas Trilogi Jakarta.
2.
3.
4. Ada dua bagian penting dalam
TEATER
Say it, berarti mengatakan.
Kita harus mampu menceritakan isi cerita dengan baik hanya dengan menggunakan
bahasa kata-kata tanpa bahasa gerak tubuh yang berlebih. Di dalam Say it, peran
aktor berfungsi sebagai narator si pembawa cerita. Aktor harus mampu
menggambarkan isi cerita, suasana, runutan peristiwa dalam teks/naskah hanya
dengan kata-katanya kepada penonton.
Show it, berarti memperagakan.
Artinya aktor sebagai pembawa cerita harus mampu memperagakan isi cerita
dengan menjadi karakter/tokoh yang ada, dari gaya bicara sampai gerakan tubuh
yang sesuai dengan kebutuhan sang tokoh. Aktor juga harus mampu membawa
irama cerita sesuai kebutuhan teksnya. Misalnya mengatur tempo menjadi lambat
ketika suasana berubah menjadi sedih atau haru. Atau sebaliknya jika suasana
tegang tempo/irama permainan juga harus dibuat lebih cepat.
6. Ada beberapa teknik yang harus dikuasai agar dapat
bermain teater dengan baik dan lebih menarik saat
pementasan.
1. Teknik Interpretasi
2. Teknik Representasi
3. Kreativitas
7. INTERPRETASI
Yaitu menemukan maksud, tujuan, arti, makna
dan sebagainya dari sebuah naskah / teks cerita
Informasi yang harus ditemukan oleh seorang pendongeng adalah :
1. Menemukan tujuan, maksud, arti, dan makna teks secara global/keseluruhan.
2. Menemukan tokoh-tokoh dalam cerita, untuk selanjutnya mampu menghidupkan
tokoh tersebut dengan memberi karakter yang tepat pada tokoh-tokoh yang
dimaksud.
3. Memilah bagian-bagian teks (show it atau say it).
4. Memahami alur cerita dengan baik, alur cerita biasanya terbagi dalam:
• Prolog, biasanya prolog berisi pemaparan/eksposisi. Pengenalan tokoh dan setting
baik setting tempat dan waktu.
• Bagian tengah cerita, biasanya berisi pengenalan masalah, pengembangan
karakter tokoh, konflik dan puncaknya.
• Epilog, bagian akhir/penutup cerita berisi penyelesaian, biasanya disertai penutup
pesan moral. Pesan moral bisa saja terintegrasi langsung dalam cerita atau
disebutkan secara terpisah
8. REPRESENTASI
Yaitu bagaimana cara anda menyampaikan naskah / teks cerita dengan
menggunakan tubuh anda sebagai alat
Bagian dari tubuh yang dibutuhkan untuk
mempresentasikan sebuah cerita teater adalah:
Vocal
adalah bagaimana cara anda agar dapat memproduksi suara yang keluar untuk
menunjukan emosi dalam sebuah kalimat dengan tepat.
Kemampuan Vocal dapat diolah dengan beberapa cara, yaitu :
• Latihan memperbesar power vocal dengan mengeluarkan bunyi huruf- huruf vocal
secara bergantian diringi dengan teknik pernafasan yang baik
• Latihan intonasi
• Latihan artikulasi
• Latihan pemilihan warna suara, karakter suara tokoh biasanya terdiri dari dua yaitu
peran antagonis dan protagonis. Selebihnya dipengaruhi oleh ukuran badan si
tokoh itu sendiri, serta karakter dasar yang melekat pada sang tokoh
9. Gestur
berhubungan dengan bagaimana anda memposisikan gerak tubuh anda yang
disesuaikan dengan isi/jalan cerita, dengan rileks dan teratur untuk
membangkitkan daya imajinasi penonton
Teknik Pernafasan
bagaimana anda mengatur intensitas produksi suara ketika anda menemukan
kalimat-kalimat yang sangat panjang dalam naskah teater.
Penghayatan
berhubungan dengan bagaimana anda menghayati kalimat-perkalimat ketika anda
mementaskan naskah teater. Penghayatan dapat dilatih dengan cara melatih
emosi, ada beberapa kategori emosi dasar manusia, yaitu:
– Marah
– Sedih
– Gembira
10. KREATIVITAS
Kreativitas yang baik adalah kreativitas yang menunjang sebuah
pementasan teater bukan justru melemahkan
Ada beberapa cara bagaimana menemukan sebuah
kreativitas yang tepat, yaitu:
• Menemukan setting waktu dan tempat
sebuah teks/naskah teater
• Pemilihan kostum
• Properti
11. Kemampuan bermain teater yang disampaikan dengan baik akan
sangat menunjang tersampaikannya sebuah pesan moral kepada
penonton secara optimal. Karena isi cerita yang kita sampaikan
dengan baik dan menyenangkan ini akan tersimpan dalam alam
bawah sadar mereka dan terbawa sepanjang kehidupannya di masa
yang akan datang (Lifetime Treasure). Bukankah kenangan yang
indah dan menyenangkan akan sesuatu jauh lebih baik dibanding
kenangan buruk terhadap sesuatu
Semakin sering kita bermain teater maka akan
semakin terasah kemampuan kita.
Jadi tunggu apa lagi, mari kita mulai berteataer!
12. SEPULUH TRIK JITU DALAM BERTEATAER
1. Jangan ‘Jaim” alias jaga image di depan sutradara, pemain pendukung
dan penaonton, ketika sesi latihan maupun pada saat pementasan.
2. Tenangkan diri anda.
3. Buatlah diri anda menjadi sangat antusias dengan lakon yang akan anda
mainkan.
4. Jangan terburu-buru mengucapkan dialog anda ikuti tuntutan emosi yang
ada dalam naskah teater.
5. Buatlah teknik muncul yang baik dan menarik, sesuaikan dengan karakter
tokoh dalam naskah teater.
6. Mulailah dengan suara yang lantang dan meyakinkan atau sesuai kebutuhan
emosi yang ingin anda keluarkan.
7. Lakukan setiap adegan secara sungguh-sungguh dan penghayatan penuh .
8. Jangan panik jika penonton gaduh.
9. Jangan melawan suara gaduh penonton dengan improfisasi yang berlebihan.
10. Buat ending cerita menjadi menyenangkan bagi setiap orang.
13. DAFTAR PUSTAKA
America Reads at Bank Street College of Education, Hints on How to Read Aloud to a
Group. http://www.readingrockets.org.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 58 Tahun 2009, Tentang Standar
Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta: Biro Hukum Organisasi Depdiknas, 2009), h. 13
------------, dkk. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Akasara, 2007.Sukardi.
Asfandiyar, Andhi Yudha. Cara Pintar Mendongeng. Bandung: Mizan, 2007.
Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009.
Bahri, Syaiful dan Aswan Zai. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta,
2006.
Brewer, Jo Ann. Introduction to Early Childhood Education. United States of America:
Includes Bibliographical Refrences and Index, 2007.
Bronson, Martha B. The Right Stuff for Children Birth to 8. Washington: National
Association for the Education of Young Children, 1995.
Direktorat Jendral PAUDNI Kemendikbud, Pedoman Teknik Bercerita Untuk Anak Usia
Dini. Jakarta: Direktorat Pembinaan PAUD, 2012.
Mai. The Power of Story Telling. Jakarta: Luxima Metro Media, 2009.
Papalia, Diane E. et.al. Human Development. Psikologi Perkembangan. Jakarta:
Kencana, 2008.