Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada klien dengan perilaku kekerasan. Secara singkat, dibahas definisi perilaku kekerasan, faktor-faktor yang mempengaruhinya, gejala klinis, peran perawat dalam pencegahan dan penanganannya serta evaluasi dan manajemen krisis.
2. Common terminology
• Hostility, also called verbal aggression, is an emotion
expressed through verbal abuse, lack of cooperation, violation
of rules or norms, or threatening behavior (Schultz &
Videbeck, 2009).
• Physical aggression is behavior in which a person attacks or
injures another person or that involves destruction of
property.
3. Pengertian
• Keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang
dapat membahayakan secara fisik baik terhadap
diri sendiri, orang lain maupun lingkungan. Hal
tersebut dilakukan untuk mengungkapkan perasaan
kesal atau marah yang tidak konstruktif.
(Stuart dan Sundeen, 1995).
(Yosep, 2010)
4. Pengertian
• Perilaku kekerasan adalah merupakan status rentang
emosi dan ungkapan kemarahan yang
dimanifestasikan dalam bentuk fisik.
• Merupakan suatu bentuk komunikasi dan proses
penyampaian pesan dari individu.
6. • Asertif : Kemarahan yang diungkapkan tanpa
menyakiti atau menyalahkan orang lain, dan memberikan
kelegaan
• Frustasi : Gagal mencapai tujuan karena tidak realitas
atau terhambat, tidak dapat menemukan alternatifnya
• Pasif : Diam, tidak mampu mengungkapkan
perasaan, tidak berdaya dan menyerah.
• Agresif : Tindakan destruktif tapi masih terkontrol.
Klien mengekspresikan secara fisik tapi masih terkontrol,
mendorong orang lain dengan ancaman
• Amuk : Tindakan destruktif yang tidak terkontrol.
Perasaan marah dan bermusuhan yang kuat, hilang kontrol
disertai amuk dan merusak lingkungan.
7. Hierarki Agresif
1. Memperlihatkan permusuhan yang rendah
2. Keras dan menuntut
3. Mendekati orang lain dengan ancaman
4. Memberi kata-kata ancaman tanpa niat melukai
5. Menyentuh orang lain dengan cara menakutkan
6. Memberi kata-kata ancaman dengan rencana melukai
7. Melukai dalam tingkat ringan tanpa membutuhkan
perawatan medis
8. Melukai dalam tingkat serius dan memerlukan perawatan
medis
RENDAH
TINGGI
8. Faktor Presipitasi
• Klien
Kelemahan fisik, keputusasaan, ketidakberdayaan, kurang PD,
ekspresi diri, tidak terpenuhinya kebutuhan dasar
• Lingkungan
Padat, bising , panas, penghinaan, kehilangan orang yang
dicintai, kesulitan mengkonsumsi kebutuhan dasar dalam
keluarga
• Interaksi
Konflik, provokatif,
• Riwayat perilaku antisosial (penyalahgunaan obat, alkohol)
• Kematian anggota keluarga yang penting
13. Behavioral theory
Social learning theory
Imitation, modelling and information processing
theory Reinforcement (Observasi Stimulasi Adopsi)
Faktor Predisposisi
14. Herediter
Social control support system
Tipe kepribadian Introvert
Koping individu
Koping keluarga
Aspek religius Devil support
Faktor Predisposisi
16. Tanda dan Gejala
FISIK
• Muka merah dan tegang
• Mata melotot/pandangan tajam
• Tangan mengepal
• Rahang mengatup
• Wajah memerah dan tegang
• Postur tubuh kaku
• Pandangan tajam
• Mengatup rahang dengan kuat
• Jalan mondar-mandir
17. Tanda dan Gejala
VERBAL
• Bicara kasar
• Nada suara tinggi,
membentak, berteriak
• Mengancam secara
verbal/fisik
• Mengumpat dengan kata-kata
kotor
• Suara keras
18. Tanda dan Gejala
PERILAKU
• Melempar/memukul benda/orang
lain
• Menyerang orang lain
• Melukai diri sendiri/orang lain
• Merusak lingkungan
• Amuk/agresif
19. Tanda dan Gejala
EMOSI
• Tidak adekuat
• Merasa tidak aman
• Rasa terganggu
• Dendam dan jengkel
• Bermusuhan
• Mengamuk
• Ingin berkelahi
• Menyalahkan dan menuntut
21. Tanda dan Gejala
SOSIAL
• Menarik diri
• Pengasingan
• Penolakan
• Ejekan
• Sindiran
22. Proses terjadinya masalah
Perilaku yang berkaitan dengan perilaku
kekerasan antara lain :
• Menyerang atau menghindar (fight or flight)
• Menyatakan secara asertif (assertiveness)
• Memberontak (acting out)
• Perilaku kekerasan
23. Peran perawat
1. STRATEGI PREVENTIF
1. Kesadaran Diri
2. Pendidikan Klien
3. Latihan Asertif
2. STRATEGI ANTISIPASIF
1. Komunikasi
2. Perubahan lingkungan
3. Tindakan Psikofarmakologi
3. STRATEGI PENGURUNGAN
1. Manajemen krisis
2. Seclusion
3. Restrain
24. Peran perawat
1. KESADARAN DIRI : perawat harus meningkatkan
kesadaran diri, memisahkan masalah pribadi dan masalah
klien
2. PENDIDIKAN KLIEN : mengajarkan cara
komunikasi, cara mengekspresikan marah dengan tepat,
respon adaptif dan maladaptif
3. LATIHAN ASERTIF : kemampuan dasar yang harus
dimiliki perawat, berkomunikasi langsung dgn setiap
orang, mengatakan tidak untuk sesuatu yang tidak
beralasan, sanggup melakukan komplain,
mengekspresikan penghargaan dengan tepat.
25. 1. KOMUNIKASI : Strategi komunikasi terapeutik
2. PERUBAHAN LINGKUNGAN : menyediakan
berbagai aktivitas untuk meminimalkan perilaku yang
tidak sesuai
3. TINDAKAN PERILAKU ; membicarakan dgn klien
mengenai perilaku yang bisa diterima dan tidak
Peran perawat
26. Buspirone
Anti depresant (Amitriptyline dan Trazodone)
Antipsychotic (Haloperidol, Chlorpromazine/CPZ,
Trihexypenidile/THD)
Naltrexone (antagonis opiat)
Betablocker (Propanolol) pada anak dan GMO
PSIKOFARMAKOLOGI
31. Mekanisme koping
Sublimasi adanya sasaran pengganti
Proyeksi menyalahkan orang lain mengenai kesulitan atau
keinginan yang tidak baik
Represi mencegah pikiran masuk ke alam sadar
Reaksi formasi mencegah keinginan yang berbahaya bila
diekspresikan, dengan melebih-lebihkan sikap dan perilaku
yang berlawanan dan menggunakan sebagai rintangan
Diplacement melepaskan perasaan tertekan pada objek yang
tidak berbahaya.
32. Pengkajian
Pengumpulan data
• Aspek biologis
• Aspek emosional
• Aspek intelektual
• Aspek social
• Aspek spiritual
Analisa data
• Data subyektif
• Data obyektif
• Data primer
• Data sekunder
34. Pohon Masalah
Harga Diri Rendah
Perilaku Kekerasan
Resiko mencederai diri, orang lain dan
,lingkungan
Faktor predisposisi :
1. Genetik
2. Tipe kepribadian :
introvert
3. Kontrol sosial
Faktor presipitasi :
1. Kematian anggota keluarga
yang penting
2. Penyalahgunaan Napza
35. Intervensi & Implementasi
Pasien
SP 1
BHSP
Mengidentifikasi marah
Tanda dan gejala yang dirasakan
Mengidentifikasi PK yang biasa dilakukan
Mengidentifikasi akibat dari cara yang
dilakukan
Melatih mengendalikan PK dg cara latihan
nafas dalam
36. Intervensi & Implementasi
Pasien
SP 2
Evaluasi latihan nafas dalam
Melatih mengendalikan PK dg cara fisik kedua
(pukul bantal/kasur)
Menyusun jadwal kegiatan harian cara kedua
SP 3
Evaluasi jadwal harian ttg dua cara fisik
mengendalikan PK
Latihan mengungkapkan marah dengan cara
verbal (menolak dg baik, mengungkapkan dg
baik, mengungkapkan perasaan dg baik)
Menyusun jadwal latihan mengungkapkan
37. Intervensi & Implementasi
Pasien
SP 4
Diskusikan hasil latihan mengendalikan PK
secara fisik dan verbal
Bantu klien mengendalikan marah dg cara
spiritual (beribadah dan berdoa)
Beri jadwal latihan beribadah dan berdoa
SP 5
Bantu klien mengendalikan PK dg obat
38. Intervensi & Implementasi
Keluarga
SP 1
Memberikan HE pd keluarga ttg cara
merawat klien PK dirumah (diskusikan
masalah yang dihadapi keluarga dalam
merawat klien, penyebab, tanda gejala,
perilaku yg muncul akibat PK)
Diskusikan kondisi klien yg perlu dilaporkan
ke perawat
SP 2
Melatih keluarga cara-cara mengendalikan
kemarahan
39. Evaluasi
S
Klien mengatakan mau bercakap-cakap dengan perawat,
Klien mengatakan mau bercakap cakap diruang tamu saja, 10 menit saja
Klien mengatakan marah karena suaminya pergi dengan perempuan lain
Klien mengatakan biasanya dada terasa sesak, tenggorokan sakit, tangan mengepal
Klien mengatakan jika marah langsung teriak dan membanting barang
Klien mengatakan barang menjadi rusak semua
Klien mengatakan kalau marah biasanya langsung lari-lari saja biar marahnya reda
Klien mengatakan mau latihan mengendalikan marah dengan nafas dalam
O
Klien terlihat nyaman bercakap-cakap dengan perawat dan menjabat tangan perawat
Klien dapat menyebutkan penyebab nya marah
Klien mampu menyebutkan tanda dan gejala marah yang dirasakan serta akibat jika marah dilakukan
Klien mampu menyebutkan apa yang dilakukan jika marah
Klien mampu menyebutkan cara mengendalikan marah dengan nafas dalam
Klien mampu mendemonstrasikan cara mengendalikan marah dengan nafas dalam, dengan kooperatif,
bersemangat dan kontak mata yang baik dengan perawat
A Kognitif : Klien dapat menyebutkan penyebab, tanda gejala, dampak marah dan cara mengendalikan marah
dengan nafas dalam
Afektif : Klien kooperatif bercakap-cakap dengan perawat, kontak mata adekuat
Psikomotorik : Klien mampu mendemonstrasikan teknik mengendalikan marah dengan cara latihan nafas
dalam
SP 1 Pasien tercapai
P
Perawat :
Lanjutkan SP 2 Pasien tentang mengendalikan marah dengan cara pukul bantal diruang perawatan jam 09.00
Klien :
Motivasi klien untuk latihan mengontrol marah tarik nafas dalam sesuai jadwal harian setiap hari jam 09.00
dan 15.00
40.
41. Manajemen Krisis
Ada 5 kriteria menurut The American Psychiatric Assosiation
yaitu :
• Mencegah segera bahaya yang bisa dialami oleh klien maupun
orang lain ketika terapi yang lain tidak efektif lagi.
• Untuk menghindarkan gangguan serius program penanganan
atau kerusakan lingkungan yang bermakna
• Untuk mempertahankan penanganan sebagai bagian dari terapi
perilaku
• Untuk menurunkan jumlah stimulasi yang dapat dijangkau oleh
klien
• Untuk menuruti pesanan klien sendiri
42. Indikasi :
• Mengendalikan perilaku kekerasan klien yang potensial
membahayakan diri klien dan orang lain yang sudah tidak
mampu lagi dikendalikan dengan pengobatan atau teknik
psikososial lainnya.
• Ancaman terhadap integritas fisik yang berhubungan dengan
penolakan klien untuk istirahat, makan, minum
• Reduksi stimulasi lingkungan, terutama jika diminta oleh klien
(pastikan tindakan ini telah dikaji dan berindikasi terapeutik)
44. Manajemen Krisis
• Identifikasi pemimpin tim krisis
• Susun/ kumpulkan tim krisis
• Beritahu petugas keamanan yang diperlukan
• Pindahkan semua klien dari area tersebut
• Siapkan alat pengekang (restraint)
• Susun strategi dan beritahu anggota lain
• Tugas penanganan klien secara fisik
• Jelaskan semua tindakan pada klien
• Ikat/ kekang klien sesuai instruksi pemimpin (posisi yang nyaman)
• Berikan obat psikofarmaka sesuai instruksi
• Observasi kondisi klien
• Penuhi KDM
• Evaluasi tindakan dengan tim
• Jelaskan tindakan pada klien lain
• Secara bertahap integrasikan klien pada lingkungan
45. Seclusi (pengekangan fisik)
• Pengekangan fisik secara mekanik
• Isolasi (menempatkan klien dalam suatu ruangan
dimana klien tidak dapat keluar atas kemauan
sendiri)