2. Skizofrenia merupakan suatu penyakit yang mempengaruhi otak persisten dan serius
yang menyebabkan timbulnya perilaku psikotik, pemikiran konkret, dan kesulitan dalam
memproses informasi, hubungan interpersonal, serta memecahkan masalah.
Diagnosis skizofrenia dapat ditegakkan dengan diikuti beberapa karakteristik antara lain delusi,
halusinasi, disorganisasi bicara, aktivitas motoric berlebihan (perilaku katatonik).
PENGERTIAN
3. TANDA DAN GEJALA
Motor Agitaton
01. Gelisah, mondar mandir, tidak
dapat duduk tenang, otot
tegang, rahang mengencang,
pernafasan meningkat, mata
melotot, pandangan mata tajam
Afek
03.
Marah, bermusuhan,
kecemasan berat, afek datar,
afek tumpul, mudah
tersinggung
Verbal
02.
Memberikan kata-kata ancaman
melukai, disertai melukai
tingkat ringan, bicara keras,
nada suara tinggi, berdebat
Tingkat Kesadaran
04.
Bingung, kacau, perubahan
status mental, disorientasi,
daya ingat menurun
4. Perilaku atau respon kemarahan berfluktuatif dalam rentang adaptif sampai maladaptive.
Adaptif Maladaptif
Asertif Frustasi Agresif Amuk/Perilaku Kekerasan
Ket:
- Asertif : kemarahan yang diungkapkan tanpa menyakiti orang lain
- Frustasi : kegagalan mencapai tujuan karena tidak realistis/terhambat
- Pasif : respon lanjutan ketika pasien tidak mampu mengungkapkan perasaannya
- Agresif : perilaku destruktif tapi masih terkontrol
- Amuk : perilaku destuktif dan tidak terkontrol
Rentang Respon
6. Tipe Tidak
Terorganisasi
Afek tidak sesuai secara nyata,
inkoherensi, asosiasi longgar,
disorganisasi perilaku ekstrem
Ditandai dengan waham kejar
(rasa menjadi korban/diintai),
halusinasi, waham agama
(keagamaan yg berlebihan),
agresif, bermusuhan
Tipe Paranoid
7. Tipe Tidak Dapat
Dibedakan
Gejala skizofrenia campuran
disertai gangguan pikiran,
afek, dan perilaku
Gangguan psikomotor yang
nyata, gerakan volunteer yang
aneh, mutisme
Tipe Katatonik
10. 1. Faktor Biologis
• Neurologic beragam komponen dari sistem saraf.
Sistem limbic mempengaruhi stimulus timbulnya
perilaku bermusuhan dan respon agresif
• Genetik gen yang diturunkan orang tua menjadi
potensi perilaku agresif
• Cyrcardian rhytm lebih mudah terstimulasi
bersikap agresif pada jam tertentu (jam-jam sibuk)
• Biochemistry factor biokimia tubuh, seperti
neurotransmitter di otak
• Brain area disorder gangguan pada sistem limbic
dan lobus temporal, epilepsy berpengaruh terhadap
perilaku agresif dan tindakan kekerasan
a. Faktor Predisposisi
11. 2. Faktor Psikologis
• Teori psikoanalisa adanya ketidakpuasan fase oral
usia 0-2 tahun, tidak mendapat kasih sayang dan
pemenuhan kebutuhan ASI yang cukup, cenderung
bersikap agresif dan bermusuhan setelah dewasa
• Imitation, modelling, information processing theory
perilaku kekerasan berkembang dalam
lingkungan yang menolerir kekerasan
• Learning theory hasil belajar dari individu
terhadap lingkungan terdekatnya. Mengamati
bagaimana respon ibu saat marah
a. Faktor Predisposisi
12. 3. Faktor Sosial Budaya
• Latar belakang budaya control social tidak pasti
terhadap perilaku kekerasan
• Agama dan keyakinan keluarga tidak solid antara
nilai keyakinan dan prakteknya
• Keikutsertaan dalam politik terlibat politik tidak
sehat, tidak siap menerima kekalahan
• Pengalaman social mendapat kritikan dan hinaan,
kehilangan sesuatu yg dicintai, interaksi social
provokatif dan konflik
• Peran social jarang beradaptasi dan bersosialisasi,
praduga negative
• Adanya budaya/norma yang menerima ekspresi marah
a. Faktor Predisposisi
13. • Ekspresi diri yang ingin menunjukkan eksistensi diri
• Ekspresi dari tidak terpenuhinya kebutuhan dasar
dan kondisi social ekonomi
• Kesulitan dalam mengkomunikasikan/berdialog
untuk memecahkan masalah
• Ketidaksiapan seorang ibu merawat anak dan
ketidakmampuan menempatkan dirinya sebagai
orang dewasa
• Adanya riwayat perilaku antisosial, seperti narkoba,
alkoholisme, tidak dapat mengontrol emosi
• Kehilangan sesuatu yang disukai/dicintai
b. Faktor Presipitasi
15. 1. Psikofarmakologi
• Antipsikotik, sebagai neuroleptic untuk mengurangi gejala psikotik
- Obat atipikal (clozapin, risperidon, olanzapine, quetiapin) mengurangi tanda-tanda
negatif seperti tidak memiliki kemauan dan motivasi, menarik diri dari masyarakat, dan
anhedonia.
- Obat tipikal (thiothixene, haloperidol, chlorpromazine dan trifluoperazine)
mengatasi tanda-tanda positif skizofrenia, seperti waham, halusinasi, gangguan
pikiran, dan gejala psikotik lain, tetapi tidak memiliki efek yang tampak pada tanda-
tanda negative.
16. 2. Psikoterapi
Terapi psikososial pada skizofrenia
meliputi: terapi individu, terapi
kelompok, terapi keluarga, rehabilitasi
psikiatri, latihan keterampilan sosial
dan manajemen kasus
17. Menurut Irmansyah (2009) ada beberapa hal yang perlu dilakukan keluarga dalam menghadapi
keluarga yang menderita skizofrenia:
1. Memastikan penderita minum obat dengan teratur
2. Memotivasi dan membawa penderita untuk kontrol ke dokter secara teratur
3. Memberi dukungan, kehangatan dan perhatian pada penderita
4. Menerima keadaan penderita apa adanya, tidak selalu menyalahkan atau mengucilkan
penderita
5. Melibatkan penderita pada kegiatan atau pekerjaan sesuai dengan kemampuan penderita
6. Menyerahkan beberapa tanggung jawab yang sesuai dengan keadaan penderita
7. Sedapat mungkin menghindari terjadinya masalah kehidupan yang terlalu berat bagi
penderita yang dapat menimbulkan tekanan (stress) pada penderita
Penanggulangan Skizofrenia