Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Laporan ini membahas tentang praktikum di Koperasi Pegawai Biotek-LIPI, mencakup struktur organisasi, unit usaha, pasar yang dimasuki, dan strategi koperasi dalam menghadapi kegagalan pasar.
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Koperasi dan kelembagaan agribisnis
1. PRAKTIKUM MK. KOPERASI DAN KELEMBAGAAN AGRIBISNIS
“Laporan Tugas Akhir Turun Lapang I dan II di Koperasi Pegawai Biotek-LIPI”
Oleh :
Alyani Fadhilah Husna (H34144008), Ikhtiar Setiawan (H34144036), Khairunnisa
Permatasari (H34144042), Melani (H34144045), Rezky Amanda (H34144063),
Irwan Adi Husada (H34144040)
Program Sarjana Agribisnis Alih Jenis
Departemen Agribinis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Insitut Pertanian
Bogor
Dosen Praktikum : Achmad Firman Wahyu Nilai
Hari / Tanggal
Praktikum
Ruang
:
:
:
Senin, 08 Mei 2015
Ke-14
STK 2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Koperasi adalah sebuah badan usaha yang sangat ideal bagi Bangsa
Indonesia karena memiliki nilai-nilai dan filosofi yang sangat sesuai dengan
budaya dan kepribadian bangsa Indonesia, seperti nilai gotong royong,
kebersamaan, kemandirian, tolong-menolong, yang semua itu ada dalam
koperasi dan merupakan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia. Agar koperasi dapat
maju sesuai dengan cita-cita pendirian koperasi, maka koperasi harus kembali
dengan jati dirinya.
Koperasi sebagai lembaga dimana orang-orang yang memiliki kepentingan
relatif homogen, berhimpun untuk meningkatkan kesejahteraannya. Dalam
pelaksanaan kegiatannya, koperasi dilandasi oleh nilai-nilai dan prinsip-prinsip
yang mencirikannya sebagai lembaga ekonomi yang sarat dengan nilai etika
bisnis. Nilai-nilai yang terkandung dalam koperasi, seperti menolong diri
sendiri, percaya pada diri sendiri, dan kebersamaan akan melahirkan
efek sinergis. Efek ini akan menjadi suatu kekuatan yang sangat ampuh bagi
koperasi untuk mampu bersaing dengan para pelaku ekonomi lainnya. Konsep
demikian mendudukkan koperasi sebagai badan usaha yang cukup strategis bagi
anggotanya dalam mencapai tujuan-tujuan ekonomis yang pada gilirannya
berdampak pada masyarakat secara luas. Disinilah koperasi harus tetap
mempertahankan hidupnya agar dapat bersaing dalam pasar. Dalam persaingan
pasar, koperasi haruslah mampu mempertahankan dirinya agar para pelanggan
tetap mau berkerjasama dengan koperasi.
Keberadaan beberapa koperasi telah dirasakan peran dan manfaatnya
bagi masyarakat, walaupun derajat dan intensitasnya berbeda. Setidaknya
2. terdapat tiga tingkat bentuk eksistensi koperasi bagi masyarakat. Pertama,
koperasi dipandang sebagai lembaga yang menjalankan suatu kegiatan usaha
tertentu dan kegiatan usaha tersebut diperlukan oleh masyarakat. Kegiatan
usaha dimaksud dapat berupa pelayanan kebutuhan keuangan
atau perkreditan, kegiatan pemasaran atau kegiatan lain.
Pada tingkatan ini biasanya banyak koperasi menyediakan pelayanan
kegiatan usaha yang tidak diberikan oleh lembaga usaha lain tidak dapat
melaksanakannya akibat adanya hambatan peraturan. Kedua, koperasi telah
menjadi alternatif bagi lembaga usaha lain. Koperasi yang telah berada pada
kondisi ini dinilai berada pada tingkat yang lebih tinggi dilihat dari perannya
bagi masyarakat
Ketiga, koperasi menjadi organisasi yang dimiliki oleh anggotanya. Faktor
utama yang menyebabkan koperasi mampu bertahan pada berbagai kondisi
sulit, yaitu dengan mengandalkan loyalitas anggota dan kesediaan anggota
untuk bersama-sama koperasi menghadapi kesulitan tersebut. Koperasi yang
dijalankan atau dikelola dengan baik oleh para pengurusnya dan diikuti oleh
anggotanya yang mendukung berjalannya koperasi itu, maka akan menghasilkan
koperasi yang dapat meningkatkan perekonomian para anggotanya untuk itu
perlu diketahui faktor- faktor yang mempengaruhi pergerakan suatu lembaga
koperasi sesuai dengan prinsip dan nilai koperasi.
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui peranan ilmu ekonomi dalam kelembagaan koperasi
di Indonesia
Untuk mengetahui peranan justifikasi ekonomi terhadap kelembagaan
koperasi di Koperasi Pegawai Biotek-LIPI
Untuk mengetahui bentuk dan kelembagaan ekonomi dan sosial di
Koperasi Pegawai Biotek-LIPI
Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan
kelembagaan di koperasi
1.3 Manfaat
Penulisan laporan ini bermanfaat untuk mengetahui peranan ilmu
ekonomi dalam koperasi, peran justifikasi dalam kelembagaan koperasi di
Indonesia, stuktur pasar yang dapat dimasuki oleh Koperasi, bentuk
kelembagaan ekonomi dan sosial serta faktor- faktor yang mempengaruhi
pergerakan kelembagaankoperasi khususnya Koperasi Pegawai Biotek-LIPI.
3. BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Justifikasi Ekonomi pada Koperasi
2.1.1 Struktur Organisasi
Koperasi Pegawai Biotek-LIPI terbentuk sejak Rapat Calon Anggota pada
tanggal 7 Maret 1987 untuk membentuk suatu wadah koperasi di lingkungan
Pusat Penelitian dan Pengemgbangan Bioteknologi-LIPI di Bogor. Koperasi ini
memperoleh pengakuan badan hukum dari Kantor Wilayah Departemen Koperasi
Provinsi Jawa Barat dengan Nomor 8678/BH/KWK.10/22 pada tanggal 20
Agustus 1987. Pengakuan ini diharapkan dapat memperlancar kegiatan koperasi,
sehingga kegiatan koperasi dapat berjalan dengan baik.
Gambar 1 Struktur Organisasi Kepengurusan Koperasi Pegawai Biotek-LIPI
Dewan Penasehat
Ketua (Kepala Pusat Penelitian
Bioteknologi - LIPI
Anggota (Kepala Bagian Tata Usaha dan Kepala
Bidang Sarana Penelitian
Pengawas
Ketua
Anggota
Pengurus
Ketua
Wakil Ketua
Sekretaris
Bendahara
Management Manager
Unit Niaga
Unit Agribisnis
Unit Simpan
Pinjam
Unit Usaha Kantin
Unit Jasa Cleaning
Service
4. Keanggotaan
Tabel 1 Jumlah Anggota Koperasi Pegawai Biotek-LIPI
Uraian Per 31 Desember 2013 Per 31 Desember 2014
Jumlah awal 269 280
Penambahan 13 13
Pengurangan 2 2
Jumlah akhir 280 294
Jumlah Pegawai dan Honorer
1. Pegawai Negeri Sipil (PNS) = 253 orang
2. Karyawan Honorer = 120 orang _
Jumlah 373 orang
2.1.2 Unit Usaha yang Dijalankan
Program Kerja Koperasi Pegawai Biotek-LIPI tahun 2014 yang disahkan
pada Rapat Akhir Tahun (RAT) diantaranya adalah usaha simpan pinjam, usaha
niaga/perdagangan umum, usaha agribisnis, usaha kantin, usaha jasa cleaning
service, dan usaha produktif lainnya.
a. Usaha Simpan Pinjam
Koperasi simpan pinjam merupakan salah satu lembaga keuangan bukan
bank yang bertugas memberikan pelayanan masyarakat, berupa pinjaman dan
tempat penyimpanan uang bagi masyarakat. Usaha simpan pinjam Koperasi
Pegawai Biotek-LIPI berfungsi untuk:
i. Menampung dana simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan
sukarela, dan simpanan khusus anggota; serta
ii. Menyediakan dana untuk pinjaman kepada anggota untuk berbagai
keperluan anggota.
Syarat-syarat melakukan simpan pinjam di Koperasi Pegawai Biotek-LIPI sebagai
berikut:
i. Telah menjadi anggota selama 3 bulan;
ii. Terdapat simpanan sukarela; serta
iii. Peminjaman maksimal Rp 30.000.000 (lebih dari itu pengurus
mengarahkan kepada anggota untuk meminjam kepada bank).
b. Usaha Niaga
Unit usaha niaga merupakan usaha inti koperasi disamping unit simpan
pinjam karena berhubungan langsung dengan anggota. Oleh karena itu, unit
usaha niaga hendaknya terus dikembangkan untuk melayani para anggota
koperasi. Usaha niaga Koperasi Pegawai Biotek-LIPI berfungsi untuk:
i. Menyediakan barang sandang, papan, dan pangan untuk keperluan
anggota;
ii. Menjadi rekanan dinas dalam pengadaan barang dan jasa; serta
iii. Menyediakan kredit barang untuk keperluan anggota.
c. Usaha Agribisnis
Unit usaha agribisnis di Koperasi Pegawai Biotek-LIPI terdiri dari:
i. Peternakan sapi dan domba;
ii. Processing susu sapi (segar, pasteurisasi, yoghurt, keju, dll)
iii. Pembibitan tanaman dan landscaping bekerjasama dengan paara
anggota
iv. Budidaya pakan ternak
5. d. Usaha Kantin
Unit usaha kantin di Koperasi Pegawai Biotek-LIPI berfungsi untuk
menyediakan berbagai jenis makanan untuk keperluan karyawan dan anggota.
e. Usaha Jasa Cleaning Service
Unit usaha jasa cleaning service di Koperasi Pegawai Biotek-LIPI
berfungsi untuk menyediakan tenaga untuk jasa cleaning service terutama
untuk pekerjaan kebersihan di gedung kantor, lingkungan perkantoran, dan
lapangan.
f. Usaha Produktif Lainnya
Contoh dari usaha produktif lainnya adalah kerjasama usaha dengan
pihak ke-3.
2.1.3 Bentuk Pasar yang Dijalankan dan Dimasuki
Struktur pasar memiliki pengertian penggolongan produsen kepada
beberapa bentuk pasar berdasarkan adanya ciri-ciri, seperti jenis produk yang
dihasilkan, banyaknya koperasi dalam pasar, mudah tidaknya keluar atau masuk
ke dalam pasar, dan peranan iklan dalam kegiatan koperasi.
Bentuk pasar Koperasi Pegawai Biotek-LIPI adalah pasar dengan
persaingan sempurna. Suatu pasar disebut bersaing sempurna apabila:
i. terdapat banyak penjual dan pembeli sehingga tidak ada satu pun dari
mereka dapat mempengaruhi harga yang berlaku;
ii. barang dan jasa yang dijual di pasar adalah homogen;
iii. terdapat mobilitas sumber daya yang sempurna;
iv. setiap produsen maupun konsumen mempunyai kebebasan untuk
keluar-masuk pasar;
v. setiap produsen maupun konsumen mempunyai informasi yang
sempurna tentang keadaan pasar meliputi perubahan harga, kuantitas
dan kualitas barang, dan informasi lainnya; serta
vi. tidak ada biaya atau manfaat eksternal berhubungan dengan barang
dan jasa yang dijual di pasar.
Koperasi dalam persaingan sempurna bersifat “penerima harga” (price
taker).
2.1.4 Penetapan Harga dan Biaya Transaksi
Penetapan harga di Koperasi Pegawai Biotek-LIPI berdasarkan harga pasar,
tetapi tidak atau diusahakan untuk tidak melebihi harga pasar. Selain itu,
penetapan harga juga berdasarkan biaya produksi. Jadi harga yang telah
ditetapkan harus menutupi biaya produksi.
2.2 Partisipasi Anggota
Partisipasi anggota dalam Koperasi Pegawai Biotek-LIPI sebagai berikut:
i. Kepengurusan dalam manajemen koperasi
Pengurus koperasi harus PNS. Pengurus dapat dipilih kembali apabila
masih diberi kepercayaan oleh anggota koperasi. Pemilihan
kepengurusan dilakukan 3 tahun sekali.
ii. Rapat Akhir Tahun (RAT)
RAT selalu dilakukan setiap tahun pada akhir tahun. RAT adalah
lembaga tertinggi dalam organisasi koperasi. RAT berfungsi untuk
membahas dan menilai laporan kerja pengurus dan pengawas selama
periode tertentu, mengesahkan laporan pertanggungjawaban pengurus
dan pengawas selama periode tertentu, serta menyetujui dan
6. mengesahkan Rencana Kerja dan RAPB periode tertentu.
iii. Pelatihan Manajemen Pengelolaan Koperasi
3.1 Market Failure
3.1.1 Pengertian Market Failure
Kegagalan pasar adalah ketidakmampuan dari suatu perekonomian pasar
untuk berfungsi secara efisien dan menimbulkan keteguhan dan pertumbuhan
ekonomi. Kegagalan ini mendorong pemerintah untuk menjalankan beberapa
kegiatan ekonomi. Kegagalan pasar terjadi ketika pasar gagal mengalokasikan
sumber daya secara efisien. Pemerintah berperan dalam menciptakan dan
mempengaruhi kegagalan pasar.
3.1.2 Strategi Koperasi dalam Bersaing dan Mencegah Terjadinya
Market Failure
Kegagalan pasar merupakan keadaan pasar dimana terjadi monopoli,
oligopoli, barang publik berkurang, daya informasi asimetris, dan tidak adanya
asuransi sosial. Kegagalan pasar ini akan membuat kaum yang termarjinalkan
dalam ekonomi (seperti buruh), akan semakin terpojokkan. Keadaan ini akan
membuat para buruh atau kaum yang termarjinalkan bersatu untuk melakukan
koreksi terhadap kegagalan pasar. Salah satunya adalah dengan cara berkumpul
dengan membentuk lembaga yang mampu memenuhi kebutuhan hidup mereka.
Lembaga tersebut adalah koperasi. Berikut ini adalah tabel yang menjelaskan
bagaimana koperasi mampu melakukan koreksi terhadap kegagalan pasar
sehingga menjadi strategi bagi koperasi untuk mencegah kegagalan pasar
sehingga koperasi dapat bersaing di pasar.
Tabel 2 Cara Koperasi Mengoreksi Kegagalan Pasar
Kegagalan Pasar (Market Failures) Koperasi
Monopoli;
Penguasaan pasar yg terlalu besar oleh
perusahaan tertentu akan menurunkan
tingkat kesejahteraan secara agregat.
Tujuan utama koperasi adalah
meningkatkan kesejahteraan
anggota.
Oligopoli (kartel);
Perkongsian antar perusahaan besar bisa
merugikan konsumen dan menciptakan
over-pricing.
Harga yang ditetapkan oleh
koperasi tidak menimbulkan
over-pricing karena harga
produk yang ditetapkan di
koperasi sama dengan harga
pasar yang berlaku. Koperasi
berbeda dengan perusahaan,
dimana koperasi berorientasi
pada “service maximization”,
bukan pada “profit
maximization”.
Barang publik (public goods);
Swasta tidak akan tertarik untuk
menyediakan barang publik, kecuali
dengan
insentif tertentu.
Koperasi menyediakan barang
ataupun jasa sesuai dengan
kebutuhan anggota, bukan
berdasarkan keuntungan yang
diperoleh. Berdasarkan hal ini,
terlihat bahwa koperasi lebih
memahami kebutuhan anggota.
7. Lanjutan Tabel 2
Informasi asimetris;
Jika informasi antara pembeli & penjual
tidak simetris, hanya lembaga publik yang
bisa melakukan perbaikan sistem.
Informasi dalam sistem koperasi
adalah simetris, karena pemilik
sekaligus pelanggan (double
identity). Hal ini akan
meningkatkan daya tawar,
dimana koperasi tidak menjadi
price taker tetapi price maker.
Ketiadaan asuransi sosial;
Tidak ada organisasi yang tertarik pada
asuransi sosial (mis: kemiskinan),
kecuali lembaga publik.
Koperasi peduli terhadap
kesejahteraan anggotanya,
karena adanya korelasi yang
kuat antara kesejahteraan
anggota dengan kinerja
koperasi.
Kegagalan pasar atau market failure terjadi ketika mekanisme harga
gagal untuk memperhitungkan semua biaya dan manfaat yang diperlukan, baik
untuk menyediakan dan mengkonsumsinya. Pasar akan gagal dengan tidak
menyediakan jumlah yang optimal secara baik dari aspek sosial. Nilai-nilai yang
terkandung dalam koperasi, seperti menolong diri sendiri, percaya pada diri
sendiri, dan kebersamaan akan melahirkan efek sinergis. Efek ini akan menjadi
suatu kekuatan yang sangat ampuh bagi koperasi untuk mampu bersaing dengan
para pelaku ekonomi lainnya. Konsepsi demikian mendudukkan koperasi sebagai
badan usaha yang cukup strategis bagi anggotanya dalam mencapai tujuan-
tujuan ekonomis yang pada gilirannya berdampak pada masyarakat secara luas.
Disinilah koperasi harus tetap mempertahankan hidupnya agar dapat bersaing
dalam pasar. Dalam persaingan pasar, koperasi haruslah mampu
mempertahankan dirinya agar para pelanggan tetap mau berkerjasama dengan
koperasi.
Koperasi ketika pertama kali didirikan mempunyai mandat untuk
mensejahterakan anggotanya. Koperasi dalam pergaulannya di dunia ekonomi,
bertindak sebagai lawan dari sistem ekonomi kapitalis. Dalam ekonomi
kapitalis, mereka menyatakan bahwa kegagalan maupun kemunduran dari suatu
perusahaan adalah dilihat dari keuntungan (profit) yang didapat setelah
perusahaan tersebut berjalan. Dalam koperasi, yang merupakan antitesis
ekonomi kapitalis menyatakan bahwa, yang paling utama dalam pergerakannya
adalah mensejahterakan anggota dengan cara memaksimumkan pelayanan
kepada anggota.
Lalu bagaimana koperasi dapat menerapkan prinsip “service
maximization” dengan menerapkan teori ekonomi? Dalam kenyataan saat ini,
dengan adanya pencabutan hak monopoli koperasi terhadap
pemasaran/pendistribusian produk, koperasi telah masuk dalam sistem
persaingan sempurna, yaitu dimana dalam pasar ini ada banyak penjual dengan
barang yang homogen. Ketika menghadapi keadaan seperti ini, maka koperasi
tidak dapat bersaing dalam harga. Yang harus dilakukan koperasi adalah
memaksimumkan keuntungan non-harga. Karena jika koperasi lebih memilih
memaksimumkan keuntungan makakoperasi selain telah keluar dari jalur, juga
akan kehilangan anggota sekaligus pelanggannya.
Dengan adanya harga yang lebih tinggi di koperasi dibanding dengan
tempat lain, maka konsumen (pelanggan) akan membeli barang di tempat lain
8. daripada di koperasi. Apalagi jika di kedua tempat itu (koperasi dan non-
koperasi) mempunyai kualitas barang yang sama. Memaksimumkan keuntungan
non-harga adalah salah satunya. Keuntungan non-harga ini diantaranya adalah
memaksimumkan pelayanan dan meningkatkan kualitas. Namun, kebijakan ini
harus diikuti dengan pengurangan biaya variabel, sehingga biaya produksi
koperasi jadi tidak terlalu tinggi. Hasilnya akan didapati bahwa, barang yang
ada dikoperasi akan mempunyai kualitas yang sama tetapi dengan harga yang
mampu bersaing. Sistem keanggotaan koperasi memungkinkan untuk dilakukan
hal seperti diatas, karena meskipun koperasi memiliki harga yang sama dengan
perusahaan lain/tempat lain, maka anggota pastinya akan lebih memilih
membeli di koperasi. Selain harga sama, kualitas sama, dengan membeli di
koperasi maka anggota/pelanggan akan mendapatkan manfaat lain berupa SHU
yang didapat dari hasil pembelian barang di koperasi.
Koperasi pegawai Biotek-LIPI pernah mengalami kegagalan pasar pada
Tahun 1997 yang disebabkan oleh krisis ekonomi sehingga menyebabkan
koperasi mengalami kebangkrutan. Kebangkrutan yang dialami disebabkan oleh
banyaknya tanaman yang dijual kepada pihak luar yang tidak dibayarkan.
strategi koperasi untuk dapat membangun kembali kegiatannya yaitu dengan
tidak mengganggu gugat simpanan pokok para anggota koperasi, sehingga
dengan modal yang ada berupa simpanan pokok dapat digunakan untuk
menjalankan kembali koperasi.
4.1 Potensi Ekonomi yang Terdapat dalam Koperasi Pegawai Biotek LIPI
4.1.1 Aktivitas Ekonomi dan bentuk Kegiatan
Kegiatan lembaga koperasi responden yang dapat dikatakan sebagai
aktivitas ekonomi diantaranya Usaha Simpan Pinjam, Usaha Niaga, Usaha
Agribisnis, Usaha Jasa Cleaning Service dan Usaha Kantin. Usaha Simpan Pinjam
merupakan salah satu lembaga keuangan bukan bank yang bertugas
memberikan pelayanan masyarakat, berupa pinjaman dan tempat penyimpanan
uang bagi masyarakat. Unit usaha niaga merupakan usaha inti koperasi
disamping unit simpan pinjam karena berhubungan langsung dengan anggota.
Kegiatan ini berfungsi untuk menyediakan barang sandang, papan, dan pangan
untuk keperluan anggota, menjadi rekanan dinas dalam pengadaan barang dan
jasa; serta, menyediakan kredit barang untuk keperluan anggota.
Usaha Agribisnis di Koperasi Pegawai Biotek-LIPI terdiri dari Peternakan
sapi dan domba, Processing susu sapi (segar, pasteurisasi, yoghurt, keju, dll),
Pembibitan tanaman dan landscaping bekerjasama dengan para anggota dan
Budidaya pakan ternak, sedangkan Unit usaha kantin di Koperasi Pegawai
Biotek-LIPI berfungsi untuk menyediakan berbagai jenis makanan untuk
keperluan karyawan dan anggota. Kegiatan tersebut merupakan kegiatan
ekonomi karena dalam kegiatannya terdapat proses transaksi, dan
menghasilkan keuntungan bagi anggota koperasi Biotek-LIPI.
4.1.2 Pelaku yang terlibat dalam kegiatan ekonomi
Pelaku utama dalam kegiatan ekonomi di koperasi Biotek-LIPI adalah
para anggota koperasi, dalam menjalankan usahanya para anggota koperasi
dapat menitipkan barang untuk kemudian dijualkan melalui koperasi dalam unit
usaha kantin dan niaga, koperasi juga melibatkan pihak ketiga dalam kegiatan
ekonominya yaitu supplier dalam pengadaan bahan baku. Selain itu, koperasi
juga bekerja sama dengan perusahaan farmasi dalam hal pengadaan susu bagi
karyawan di perusahaan tersebut.
9. 4.1.3 Keuntungan, biaya, dan pemasaran
Dalam setiap kegiatan ekonomi, tentunya pihak yang terlibat
mengharapkan adanya keuntungan berdasarkan kegiatan yang dijalankan,
sedangkan Dalam hal pemasarannya koperasi Biotek-LIPI memasarkan
produknya di toko koperasi kemudian juga memasarkan melalui website yang
dimiliki koperasi pegawai Biotek-LIPI. Keuntungan atas kegiatan ekonomi yang
dijalankan oleh koperasi Biotek-LIPI dijelaskan dalam laporan RAT koperasi
sebagai berikut:
1. Unit Usaha Simpan Pinjam
Unit simpan pinjam telah dimanfaatkan oleh anggota koperasi dengan
memberikan pendapatan sebesar Rp.106.038.595, dengan perhitungan sebagai
berikut :
Pendapatan jasa pinjaman Rp.127.546.500,
Biaya-biaya:
Jasa Simpanan Anggota Rp. 9.648.905
Jasa Adminnistrasi Rp. 1.059.000
Honor Pengelola Rp.10.800.000
Jumlah Rp. 21.507.905
Laba bersih Rp.106.038.595
2. Unit Usaha Niaga
Laba bersih unit usaha niaga pada tahun 2014 sebesar Rp.45.075.800,
perhitungan secara rinci dari unit usaha ini adalah sebagai berikut :
Penjualan :
Penjualan Kredit Rp.512.754.500
Penjualan Tunai Rp.264.477.500
Jumlah Penjualan Rp.777.232.000
Harga pokok penjualan :
Stock awal Rp. 27.149.600
Pembelian Rp. 717.210.800
Tersedia untuk dijual Rp. 744.360.400
Stock akhir (Rp. 28.266.200)
Harga Pokok Penjualan Rp.716.094.200
Laba kotor Rp. 61.137.800
Biaya- biaya :
Alat tulis kantor Rp. 1.512.000
Honor karyawan Rp.14.550.000
Jumlah Rp.16.062.000
Laba bersih Rp.45.075.800
3. Unit usaha agribisnis
Pendapatan dari pengolahan susu Rp.35.557.120
Kerjasama ternak Rp.25.000.000
Keuntungan pembibitan Rp.18.029.100
Kerjasama pembibitan Rp. 5.900.000
Pendapatan usaha agribisnis Rp. 84.486.220
Setor ke PNBP Rp. 15.000.000
Laba bersih Rp. 69.486.220
10. 4.1.4 Keunggulan yang dimiliki Koperasi Pegawai Biotek LIPI
Keunggulan yang dimiliki koperasi Pegawai Biotek- LIPI diantaranya
adanya kerjasama koperasi dengan peternakan yang terdapat di LIPI yang
dimana pengurus peternakan merupakan anggota koperasi, adanya kerjasama
ini membentuk proses transaksi yang saling menguntungkan, hal tersebut
dikarenakan susu yang dihasilkan akan dijual kepada koperasi dan yang
membeli pun merupakan anggota koperasi. Susu yang dihasilkan kemudian
ditingkatkan nilai nya dengan menjadikannya youghurt, dan keju. Proses
transaksi yang berlangsung baik dan terus menerus antara pihak anggota
dengan koperasi akan menguntungkan untuk kedua belah pihak.
4.1.5 Bentuk pengelolaan Kelembagaan Koperasi Pegawai Biotek LIPI
Tata kelola koperasi dilaksanakan oleh pengurus koperasi. Pada saat ini
pengelolaan koperasi sudah baik, terutama dalam hal transparasi, sehingga
kepercayaan anggota juga meningkat, pengelolaan unit simpan pinjam sudah
baik karena sudah dilakukan pendataan data (komputerisasi). Bentuk
pengelolaan koperasi ini dievaluasi setiap tahunnya sehingga hal- hal yang
masih kurang baik diharapkan oleh anggota koperasi dapat diperbaiki di tahun
yang akan datang sehingga kinerja koperasi dapat berjalan semakin baik.
5.1 Potensi Non Ekonomi yang terdapat dalam koperasi Biotek-LIPI
5.1.1 Bentuk kerjasama dengan pihak lain Bentuk
Koperasi dapat melakukan kerjasama dengan pihak lain di luar koperasi.
Tentu saja kerjasama ini harus didasarkan prinsip usaha yang saling
menguntungkan. Kerjasama yang dilakukan oleh pihak koperasi dengan pihak
lain diantaranya dalam bentuk kemitraan usaha. Kemitraan antara koperasi
dengan perusahaan-perusahaan besar lebih merupakan tanggung jawab sosial
dalam rangka “membantu dan membina” koperasi. Kerjasama yang dilakukan
antara lain kerjasama dengan pihak perusahaan farmasi, dimana koperasi
menyupplay susu untuk kebutuhan karyawan perusahaan, saat ini sudah
terdapat 3 perusahaan farmasi yang bekerjasama dengan koperasi. Selain itu
koperasi pada unit simpan pinjam juga bekerja sama dengan bank Mandiri
Syariah dalam kegiatan peminjaman uang yang besarnya lebih dari 30 juta
rupiah, kemudian terdapat kegiatan kerjasama dengan pihak supplier barang
yang kemudian akan dijual di koperasi sebagai contoh adalah ice cream yang
diletakan dahulu selama 2 minggu di koperasi kemudian akan dibayarkan
setelah 2 minggu setelah penyimpanan ice cream tresebut.
5.1.2 Bentuk pendidikan /pelatihan yang dilakukan
Pelatihan yang dilakukan oleh pengurus koperasi dilaksanakan oleh Dinas
Koperasi dan UKM. Pelatihan tersebut berupa pelatihan manajemen
pengelolaan koperasi dan pelatihan akuntansi Koperasi yang dilaksanakan pada
tahun 2011. Diadakannya pelatihan koperasi bagi para pengurus bertujuan
untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pengurus dalam mengelola
koperasi.
11. KESIMPULAN
Penerapan ilmu ekonomi dapat dilakukan pada koperasi. Penerapan ilmu
ekonomi ini akan membawa dampak yang positif pada perkembangan koperasi
bila tetap berada dalam koridor koperasi yang telah ditetapkan. Dengan adanya
penerapan ilmu ekonomi, koperasi didorong untuk melakukan inovasi dibagian
non-harga, hal ini akan berdampak pada menigkatnya mutu dan pelayanan dari
koperasi terhadap anggotanya. Dengan adanya peningkatan kualitas dari segi
pelayanan, harga, dan mutu maka benar bahwa koperasi disebut sebagai
sokoguru perekonomian negara dan koperasi merupakan koreksi atas kegagalan
pasar. Disebut sebagai sokoguru perekonomian negara karena koperasi mampu
melayani kebutuhan masyarakat yang termarjinalkan oleh sistem ekonomi
kapitalis, tanpa mengabaikan kualitas dan pelayanan yang prima.
Koperasi Pegawai Biotek LIPI memiliki lima unit usaha yang dijalankan
diantaranya unit usaha simpan pinjam, usaha agribisnis, usaha niaga, dan
usaha cleaning service. Dalam menjalankan kegiatan ekonominya Koperasi
melakukan kerjasama dengan pihak lain di luar koperasi dengan prinsip usaha
yang saling menguntungkan. Koperasi Pegawai Biotek- LIPI selalu melakukan
evaluasi terhadap kinerja pengurus koperasi dan partisipasi anggota, hal ini
ditujukan agar potensi ekonomi maupun non ekonomi koperasi Pegawai Biotek
LIPI dapat berjalan dengan baik sehingga koperasi ini dapat memberikan
manfaat bagi para anggota.
DAFTAR PUSTAKA
Baga, L. M, dkk. 2009. Koperasi dan Kelembagaan Agribisnis. Centium Printing:
Bogor.
http://www.suroto.net/2011/05/manajemen-organisasi-dan-bisnis.html
[diakses 2 Mei 2015]
http://anisachy.weebly.com/kewirausahaan.html [diakses 2 Mei 2015]
http://www.smecda.com/deputi7/file_Infokop/Edisi%2022/stukturpasar
koperasi .html [diakses 2 Mei 2015]
12. LAMPIRAN
Gambar 2. Koperasi Pegawai Biotek- LIPI
Gambar 3. Unit Usaha Kantin
Koperasi Pegawai Biotek- LIPI
Gambar 4. Salah satu produk
pada Unit usaha kantin
13. Gambar 5. Peternakan Unit Usaha Agribisnis
Koperasi Pegawai Biotek-LIPI
Gambar 6. Produk Susu dan Youghurt
Gambar 7. Pelatihan manajemen
pengelolaan koperasi
14. Gambar 8. Pelatihan Akuntansi koperasi
Gambar 8. Kegiatan Wawancara
Gambar 9. Foto Kelompok