Makalah ini membahas tentang koperasi simpan pinjam dan pengelolaannya. Koperasi simpan pinjam adalah koperasi jasa yang menyediakan layanan simpan dan pinjam bagi anggotanya. Makalah ini menjelaskan tentang pengertian koperasi dan prinsip-prinsipnya, serta teori simpan pinjam yang mencakup pengertian simpan dan pinjam.
1. Minggu, 17 November 2013
Koperasi Simpan Pinjam dan Pengelolaannya
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan benar, serta selesai
tepat pada waktunya.
Makalah ini berjudul “ KOPERASI SIMPAN PINJAM DAN PENGELOLAANYA“.
Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas diskusi mata kuliah Ekonomi Koperasi . Di
samping itu penyusun juga berharap makalah ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi
kita semua.
Dengan selesainya makalah ini kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat dipahami bagi
siapapun yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang dapat membangun
penyempurnaan makalah ini.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Koperasi sebagai lembaga di mana orang-orang yang memiliki kepentingan relatif homogen,
berhimpun untuk meningkatkan kesejahteraannya. Dalam pelaksanaan kegiatannya, koperasi
dilandasi oleh nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang cukup mencirikannya sebagai lembaga
ekonomi yang sarat dengan nilai etika bisnis. Nilai-nilai yang terkandung dalam koperasi, seperti
menolong diri sendiri (self help), percaya pada diri sendiri (self reliance), dan kebersamaan
(cooperation) akan m elahirkan efek sinergis. Efek ini akan menjadi suatu kekuatan yang sangat
ampuh bagi koperasi untuk mampu bersaing dengan para pelaku ekonomi lainnya. demikian
mendudukkan koperasi sebagai badan usah yang Konsepsi strategis bagi anggotanya dalam
mencapai tujuan-tujuan ekonomis yang pada gilirannya berdampak pada masyarakat secara luas.
Pada era Orde Baru (Orba), pembangunan koperasi sangat signifikan. Diwarnai oleh kesuksesan
gerakan para petani di pedesaan yang tergabung dalam Koperasi Unit Desa (KUD).
Koperasi tampil sebagai lokomotif perekonomian desa, antara lain dalam penyaluran sarana
produksi pertanian (saprotan), prosesing hasil pertanian hingga kegiatan pemasaran ke Bulog dan
pasaran umum. Selain itu, koperasi juga telah mulai aktif dalam bidang usaha peternakan,
perikanan, jasa distribusi/konsumen, dan simpan pinjam/perkreditan. Kegiatan koperasi tersebut
2. sudah diterima keberadaannya oleh masyarakat sebagai gerakan ekonomi rakyat dalam
mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur. Berdasarkan fenomena yang terjadi
selama ini, sudah banyak jumlah koperasi yang berdiri utamanya di pedesaan. Misalnya, KUD
dan Kopersi Simpan Pinjam (KSP) yang mampu memposisikan diri sebagai lembaga dalam
program pengadaan pangan nasional serta pengelolaan dan penyaluran keuangan kepada
masyarakat. Pendirian koperasi di desa umumnya disambut baik oleh warga dengan harapan
dapat meningkatkan perekonomian desa. Menurut data statistik perkoprasian
20071 menunjukkan bahwa tahun 2006 jumlah koperasi mencapai 141.326 unit meningkat
sebesar 4,71% dari tahun 2005 sejumlah 134.963 unit (www.depkop.go.id). Kondisi ini
menggambarkan keberadaan koperasi setidaknya diharapkan mampu menumbuhkan posisi tawar
(bergaining position) rakyat terhadap pasar.
B. RUMUSAN MASALAH
Dengan memperhatikan pendahuluan tersebut, agar dalam penulisan ini penulis memperoleh
hasil yang diinginkan, maka penulis mengemukakan beberapa rumusan masalah. Adapun
rumusan masalah yang akan dibahas di makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana koperasi simpan pinjam dikelola?
C. TUJUAN MAKALAH
Dengan memperhatikan rumusan masalah tersebut, maka penulis mengemukakan beberapa
tujuan masalah. Adapun tujuan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui koperasi simpan pinjam dikelola.
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Teori Koperasi
A. Pengertian Koperasi
Koperasi adalah organisasi bisnis yang dimiliki dan dioperasikan oleh orang-seorang demi
kepentingan bersama. Koperasi melandaskan kegiatan berdasarkan prinsip
gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan.
B. Prinsip Koperasi
Prinsip-prinsip koperasi (cooperative principles) adalah ketentuan-ketentuan pokok yang
berlaku dalam koperasi dan dijadikan sebagai pedoman kerja koperasi. Lebih jauh, prinsip-
prinsip tersebut merupakan "rules of the game" dalam kehidupan koperasi. Pada dasarnya,
prinsip-prinsip koperasi sekaligus merupakan jati diri atau ciri khas koperasi tersebut. Adanya
prinsip koperasi ini menjadikan watak koperasi sebagai badan usaha berbeda dengan badan
usaha lain.
3. Prinsip-prinsip koperasi menurut UU No. 25 tahun 1992 dan yang berlaku saat ini di
Indonesia adalah sebagai berikut :
a. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka. Prinsip ini mengandung pengertian bahwa,seseorang
tidak boleh dipaksa untuk menjadi anggota koperasi, namun harus berdasar atas kesadaran
sendiri. Setiap orang yang akan menjadi anggota harus menyadari bahwa, koperasi akan dapat
membantu meningkatkan kesejahteraan sosial ekonominya. Dengan keyakinan tersebut, maka
partisipasi aktif setiap anggota terhadap organisasi dan usaha koperasi akan timbul.
b. Pengelolaan dilakukan secara demokrasi. Prinsip pengelolaan secara demokratis didasarkan
pada kesamaan hak suara bagi setiap anggota dalam pengelolaan koperasi. Pemilihan para
pengelola koperasi dilaksanakan pada saat rapat anggota. Para pengelola koperasi berasal dari
para anggota koperasi itu sendiri.
c. Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) dilakukan secara adil sesuai dengan besarnya jasa usaha
masing-masing anggota. Setiap anggota yang memberikan partisipasi aktif dalam usaha koperasi
akan mendapat bagian sisa hasil usaha yang lebih besar dari pada anggota yang pasif. Anggota
yang menggunakan jasa koperasi akan membayar nilai jasa tersebut terhadap koperasi, dan nilai
jasa yang diperoleh dari anggota tersebut akan diperhitungkan pada saat pembagian SHU.
d. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal. Anggota adalah pemilik koperasi, sekaligus
sebagai pemodal dan pelanggan. Simpanan yang disetorkan oleh anggota kepada koperasi akan
digunakan koperasi untuk melayani anggota, termasuk dirinya sendiri. Apabila anggota menuntut
pemberian tingkat suku bunga yang tinggi atas modal yang ditanamkan pada koperasi, maka hal
tersebut berarti akan membebani dirinya sendiri, karena bunga modal tersebut akan menjadi
bagian dari biaya pelayanan koperasi terhadapnya. Dengan demikian, tujuan berkoperasi untuk
meningkatkan efisiensi dalam mencapai kepentingan ekonomi bersama tidak akan tercapai.
Modal dalam koperasi pada dasarnya digunakan untuk melayani anggota dan masyarakat
sekitarnya, dengan mengutamakan pelayanan bagi anggota. Dari pelayanan itu, diharapkan
bahwa koperasi mendapatkan nilai lebih dari selisih antara biaya pelayanan dan pendapatan.
e. Kemandirian. Kemandirian pada koperasi dimaksudkan bahwa koperasi harus mampu berdiri
sendiri dalam hal pengambilan keputusan usaha dan organisasi. Dalam kemandirian terkandung
pula pengertian kebebasan yang bertanggungjawab, otonomi, swadaya, dan keberanian
mempertanggungjawabkan segala tindakan/perbuatan sendiri dalam pengelolaan usaha dan
organisasi. Agar koperasi dapat mandiri, peran serta anggota sebagai pemilik dan pengguna jasa
sangat menentukan. Bila setiap anggota konsekuen dengan keanggotaannya dalam arti
melakukan segala aktivitas ekonominya melalui koperasi dan koperasi mampu menyediakannya,
maka prinsip kemandirian ini akan tercapai.
f. Pendidikan perkoperasian. Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia Koperasi (SDMK)
adalah sangat vital dalam memajukan koperasinya. Hanya dengan kualitas SDMK yang baiklah,
4. maka cita-cita atau tujuan koperasi dapat diwujudkan. Nampaknya UU No. 25/1992
mengantisipasi dampak dari globalisasi ekonomi di mana SDMK menjadi penentu utama
berhasil tidaknya koperasi melaksanakan fungsi dan tugasnya.
g. Kerja sama antar koperasi. Kerja sama antarkoperasi dapat dilakukan di tingkat lokal, nasional,
dan internasional. Prinsip ini sebenarnya lebih bersifat "strategi" dalam bisnis. Dalam teori bisnis
ada dikenal "Synergy Strategy" yang salah satu aplikasinya adalah kerja sama antar dua
organisasi atau perusahaan.
C. Bentuk dan Jenis Koperasi
a. Jenis Koperasi menurut fungsinya
A) Koperasi pembelian/pengadaan/konsumsi adalah koperasi yang menyelenggarakan fungsi
pembelian atau pengadaan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan anggota sebagai
konsumen akhir. Di sini anggota berperan sebagai pemilik dan pembeli atau konsumen bagi
koperasinya.
B) Koperasi penjualan/pemasaran adalah koperasi yang menyelenggarakan fungsi distribusi barang
atau jasa yang dihasilkan oleh anggotanya agar sampai di tangan konsumen. Di sini anggota
berperan sebagai pemilik dan pemasok barang atau jasa kepada koperasinya.
C) Koperasi produksi adalah koperasi yang menghasilkan barang dan jasa, dimana anggotanya
bekerja sebagai pegawai atau karyawan koperasi. Di sini anggota berperan sebagai pemilik dan
pekerja kop erasi.
D) Koperasi jasa adalah koperasi yang menyelenggarakan pelayanan jasa yang dibutuhkan oleh
anggota, misalnya: simpan pinjam, asuransi, angkutan, dan sebagainya. Di sini anggota berperan
sebagai pemilik dan pengguna layanan jasa koperasi.
Apabila koperasi menyelenggarakan satu fungsi disebut koperasi tunggal usaha (single
purpose coo perative), sedangkan koperasi yang menyelenggarakan lebih dari satu fungsi disebut
koperasi serba usaha (multi purpose cooperative).
b. Jenis koperasi berdasarkan tingkat dan luas daerah kerja
a) Koperasi Primer ialah koperasi yang yang minimal memiliki anggota sebanyak 20 orang
perseorangan.
b) Koperasi Sekunder Adalah koperasi yang terdiri dari gabungan badan-badan koperasi serta
memiliki cakupan daerah kerja yang luas dibandingkan dengan koperasi primer. Koperasi
sekunder dapat dibagi menjadi :
1) koperasi pusat adalah koperasi yang beranggotakan paling sedikit 5 koperasi primer.
2) gabungan koperasi adalah koperasi yang anggotanya minimal 3 koperasi pusat.
3) induk koperasi adalah koperasi yang minimum anggotanya adalah 3 gabungan koperasi.
5. c. Jenis Koperasi menurut status keanggotaannya
a) Koperasi produsen adalah koperasi yang anggotanya para produsen barang/jasa dan memiliki
rumah tangga usaha.
b) Koperasi konsumen adalah koperasi yang anggotanya para konsumen akhir atau pemakai
barang/jasa yang ditawarkan para pemasok di pasar.
Kedudukan anggota di dalam koperasi dapat berada dalam salah satu status atau keduanya.
Dengan demikian pengelompokkan koperasi menurut status anggotanya berkaitan erat dengan
pengelompokan koperasi menurut fungsinya.
D. Keunggulan Koperasi
Kemungkinan koperasi untuk memperoleh keunggulan komparatif dari perusahaan lain
cukup besar mengingat koperasi mempunyai potensi kelebihan antara lain pada skalaekonomi,
aktivitas yang nyata, faktor-faktor precuniary, dan lain-lain.
E. Kewirausahaan Koperasi
Kewirausahaan koperasi adalah suatu sikap mental positif dalam berusaha secara koperatif,
dengan mengambil prakarsa inovatif serta keberanian mengambil risiko dan berpegang teguh
pada prinsip identitas koperasi, dalam mewujudkan terpenuhinya kebutuhan nyata serta
peningkatan kesejahteraan bersama. Dari definisi tersebut, maka dapat dikemukakan bahwa
kewirausahaan koperasi merupakan sikap mental positif dalam berusaha secara koperatif. Tugas
utama wirakop adalah mengambil prakarsa inovatif, artinya berusaha mencari, menemukan, dan
memanfaatkan peluang yang ada demi kepentingan bersama. Kewirausahaan dalam koperasi
dapat dilakukan oleh anggota, manajer birokrat yang berperan dalam pembangunan koperasi dan
katalis, yaitu orang yang peduli terhadap pengembangan koperasi.
F. Pengurus Koperasi
Pengurus koperasi dipilih dari kalangan dan oleh anggota dalam suatu rapat anggota. Ada
kalanya rapat anggota tersebut tidak berhasil memilih seluruh anggota Pengurus dari kalangan
anggota sendiri. Hal demikian umpamanya terjadi jika calon-calon yang berasal dari kalangan-
kalangan anggota sendiri tidak memiliki kesanggupan yang diperlukan untuk memimpin
koperasi yang bersangkutan, sedangkan ternyata bahwa yang dapat memenuhi syarat-syarat ialah
mereka yang bukan anggota atau belum anggota koperasi (mungkin sudah turut dilayani oleh
koperasi akan tetapi resminya belum meminta menjadi anggota).
2. Teori Simpan Pinjam
Pengertian Simpan Pinjam
A. Simpan
Simpan adalah suatu proses perjanjian untuk mengelola asset seseorang dimana pihak pengelola
6. akan memberikan sejumlah return kepada pemilik asset. Tingkat return yang diberikan sesuai
dengan perjanjian yang telah ditentukan antara pihak pemberi asset dengan pihak pengelola.
B. Pinjam
Pinjaman adalah suatu perjanjian antara orang yang meminjam dengan badan/orang yang
memberi pinjaman. Adanya perjanjian ini bukan berarti setiap pengajuan pinjaman pasti dapat
diperoleh, tetapi ada persyarat-syaratan yang harus dipenuhi. Misalnya peminjam harus
melengkapi setiap surat pengajuan maupun pencairan pinjaman. Setelah dokumen-dokumen
yang dibutuhkan lengkap maka badan/orang yang memberi pinjaman akan mensurvei
kemampuan peminjam untuk mengembalikan pinjaman dan jaminan. Jumlah perjanjian adalah
jumlah maksimum yang dapat dipinjam oleh peminjam sesuai dengan yang telah ditentukan
sebelumnya. Peminjam diharuskan membayar bunga atas jumlah uang yang dipinjam.
3. Teori Koperasi Simpan Pinjam
A. Pengertian Koerasi Simpan Pinjam
Koperasi Simpan Pinjam adalah didirikan bertujuan untuk memberi kesempatan kepada
anggotanya untuk memperoleh pinjaman dengan mudah dan dengan bunga ringan. Koperasi
simpan pinjam juga berusaha untuk mencegah para anggotanya agar tidak terlibat dalam jeratan
kaum lintah darat pada waktu mereka memerlukan sejumlah uang, dengan jalan menggiatkan
tabungan dan mengatur pemberian pinjaman uang dengan bunga yang serendah-rendahnya,
Koperasi simpan pinjam menghimpun dana dari para anggotanya yang kemudian menyalurkan
kembali dana tersebut kepada para anggotanya.
B. Tujuan Koperasi Simpan Pinjam
Koperasi simpan pinjam memiliki tujuan untuk mendidik anggotanya hidup berhemat dan
juga menambah pengetahuan anggotanya terhadap perkoperasian untuk mencapai tujuannya,
koperasi simpan pinjam harus melaksanakan aturan mengenai peran pengurus, pengawas,
manajer dan yang paling penting, rapat anggota. Pengurus berfungsi sebagai pusat pengambil
keputusan tinggi, pemberi nasehat dan penjaga berkesinambungannya organisasi dan sebagai
orang yang dapat dipercaya. Menurut UU no.25 tahun 1992, pasal 39, pengawas bertugas
melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan pengelolaan koperasi dan
menulis laporan koperasi, dan berwewenang meneliti catatan yang ada pada koperasi,
mendapatkan segala keterangan yang diperlukan dan seterusnya. Untuk manajer koperasi simpan
pinjam juga seperti manajer di organisasi apapun, harus memiliki ketrampilan eksekutif,
kepimpinan, jangkauan pandangan jauh ke depan dan mememukan kompromi dan pandangan
berbeda. Akan tetapi, untuk mencapai tujuan, rapat anggota harus mempunyai kekuasaan
7. tertinggi dalam organisasi koperasi. Hal ini ditetapkan dalam pasal 22 sampai pasal 27 UU no.25
tahun 1992.
C. Prinsip utama Koperasi Simpan Pinjam
Koperasi simpan pinjam memiliki tiga 3 prinsip utama
1) Swadaya
Pengertian Koperasi Swadaya adalah memiliki prinsip bahwa tabungan hanya diperoleh dari
anggotanya.
2) Setia kawan
Pengertian Koperasi Setia Kawan adalah memiliki prinsip bahwa pinjaman hanya diberikan
kepada anggota.
3) Pendidikan dan Penyadaran
Pengertian Koperasi Pendidikan dan Penyadaran adalah memiliki prinsip membangun watak
adalah yang utama, jadi hanya yang berwatak baik yang dapat diberi pinjaman.
BAB III
PEMBAHASAN
KOPERASI SIMPAN PINJAM DAN PENGELOLAANYA
Koperasi simpan pinjam dikelola dengan cara yang sama dengan koperasi pada umumnya
hanya saja ada beberapa bagian teknis yang berbeda. Konsep dasar yang digunakan dalam
koperasi harus dipahami terlebih fahulu oleh pengurus anda bisa melihat posting
tentang manajemen koperasi untuk mengetahui lebih jauh tentang konsep dasar pengelolaan
koperasi.
MANAJEMEN KOPERASI SIMPAN PINJAM
Secara u mum ruang lingkup kegiatan usaha koperasi simpan pinjam adalah penghimpunan
dan penyaluran dana yang berbetuk penyaluran pinjaman terutama darai dan untuk anggota. Pada
perkembanganya memang koperasi simpan pinjam melayani tidak saja anggota tetapi juga
masyarakat luas. Kegiatan dari Sisi pasiva. Koperasi simpan pinjam dilihat dari aspek pasiva
melakukan kegiatan penghimpunan dana baik dari anggota ataupun masyarakat umum. Bentuk
penghimpunan ini bisa berupa tabungan atau simpanan sedangan dari masyarakat bisa berbentuk
pinjaman modal. Kegiatan usaha dari aspek aktiva merupakan upaya dari koperasi simpasn
pinjam atau ksp serta usp untuk memperoleh laba dengan cara mengalokasikan dari hasil dari
8. penghimpunan yang disalukan kepada anggota dalam bentuk pijaman. Lebih jauh jika di
kerucupkan maka kegiatan koperasi simpan pinjma bisa di rinci sebagai berikut.
1) Koperasi simpan pinjam dituntut mampu melayani penyimpanan dan juga penarikan dana oleh
anggota sesuai dengan ketentuan serta kesepakatan.
2) Koperasi simpan pinjam juga menyalurkan dana yang terkumpul kepada anggota yang dimasa
datang akan diterima kembali secara bertahap.
Kedua kegiatan diatas harus dikelola sedemikian rupa sehingga penghimpunan dan
penyaluran berjalan seimbang.
Penghimpunan Dana Koperasi Simpan Pinjam
Untuk bisa menjalankan usahanya koperasi simpan pinjam harus melakukan penghimpunan
dana. Dana-dana tersebut bisa uang yang masuk kategori hutang atau ekuitas atau kekayaan
bersih. Jika dilihat jenis sumber dana maka dana yang berbentuk hutang berasal dari tabungan
kemudian simpanan berjangka atau pinjaman yang diterima koperasi simpan pinjam sedangkan
yang bersumber dari kekayaan bersin diantaranya berasal dari sumber simpanan wajib anggota
dan simpanan sukerela, cadangan umum serta sehu di tahun berjalan. Dari keseluruhan sumber
dana tersebut, sumber dana utama adalah simpanan, sehingga perlu diberikan penjelasan yang
lebih mendalam tentang simpanan. Menurut PP 9 Tahun 1995 simpanan adalah dana yang
dipercayakan oleh anggota, calon anggota, koperasi lain dan atau anggotanya kepada KSP/USP
dalam bentuk tabungan dan simpanan koperasi berjangka. Pengertian simpanan sebagaimana
dinyatakan dalam PP tersebut adalah simpanan yang merupakan hutang bagi KSP/USP,
sementara itu terdapat jenis simpanan lain dari anggota yang merupakan kekayaan bersih bagi
KSP/USP, yaitu simpanan pokok dan simpanan wajib (bagi KSP). Pembahasan mengenai
simpanan di bawah ini, meliputi simpanan yang merupakan kekayaan bersih, yaitu simpanan
pokok dan simpanan wajib serta simpanan yang merupakan hutang, Yaitu tabungan dan
simpanan berjangka.
D. Jenis Simpanan Koperasi Simpan Pinjam
1) Simpanan Pokok (KSP)
Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang sama banyaknya dan atau sama nilainya yang wajib
dibayarkan oleh anggota kepada koperasi pada saat masuk menjadi anggota. Simpanan pokok
tidak dapat diambil selama yang bersangkutan menjadi anggota.
2) Simpanan Wajib (KSP)
Simpanan wajib adalah sejumlah simpanan tertentu yang tidak harus sama, wajib dibayar oleh
anggota, kepada koperasi dalam waktu dan kesempatan tertentu. Simpanan wajib tidak dapat
diambil selama yang bersangkutan menjadi anggota.
3) Tabungan Koperasi
9. Tabungan koperasi adalah simpanan pada koperasi yang penyetorannya dilakukan berangsur-
angsur dan penarikannya hanya dapat dilakukan oleh anggota yang bersangkutan atau kuasanya
dengan menggunakan Buku Tabungan Koperasi, setiap saat pada hari kerja Koperasi. Faktor-
faktor yang harus diperhatikan oleh KSP/USP agar anggota berminat menyimpan di koperasi
antara lain adalah:
a. Keamanan dana, dalam arti dapat ditarik kembali oleh pemiliknya sesuai dengan perjanjian.
b. Menghasilkan nilai tambah dalam bentuk bunga simpanan atau insentif lainnya dan diterima
oleh anggota sesuai dengan perjanjian.
c. Bahwa menabung di KSP/USP merupakan wujud dari partisipasi anggota di dalam
kedudukannya sebagai pengguna jasa, dan karena itu anggota merasakan adanya kedudukan
yang lebih istimewa dibandingkan dengan menabung di tempat lain. Keistimewaan anggota
tersebut antara lain misalnya karena menerima sisa hasil usaha pada akhir tahun buku, ikut serta
mengambil keputusan koperasi dan lain-lain.
Ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan tabungan dapat meliputi :
a) Penyetoran dan pengambilan dapat dilakukan setiap saat pada hari kerja;
b) Jumlah setoran minimal pertama (saat pembukaan tabungan) dan setoran minimal selanjutnya;
c) Jumlah saldo minimal yang harus ada dalam tabungan;
d) Penyetoran dapat dilakukan oleh siapa saja, tidak harus pemilik tabungan;
e) Pengambilan tabungan hanya dapat dilakukan oleh pemilik tabungan atau yang diberikan kuasa;
f) Sebagai imbalan, KSP/USP memberikan bunga tabungan kepada penyimpan;
g) Bunga tabungan dihitung menggunakan metode tertentu misalnya saldo rata-rata harian, saldo
terkecil atau yang lainnya;
h) Pembayaran bunga dilakukan setiap akhir bulan dengan menambahkannya ke dalam saldo
tabungan;
i) Penanggung jawab penghitungan bunga adalah bagian pembukuan.
4) Simpanan Berjangka Koperasi
Simpanan berjangka koperasi adalah simpanan pada koperasi yang penyetorannya dilakukan satu
kali untuk suatu jangka waktu tertentu sesuai dengan perjanjian antara penyimpan dengan
koperasi yang bersangkutan dan tidak boleh diambil sebelum jangka waktu tersebut berakhir.
Ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan simpanan berjangka dapat meliputi:
a. Calon penyimpan pada simpanan berjangka disyaratkan terlebih dulu untuk menjadi penabung.
b. Jumlah setoran minimal.
c. Sebagai imbalan, penyimpanan akan mendapatkan bunga sesuai dengan jangka waktu dari
simpanan berjangka tersebut.
10. d. Pembayaran bunga simpanan berjangka dilakukan setiap akhir bulan dengan menambahkannya
ke dalam saldo tabungan.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Koperasi Simpan Pinjam didirikan bertujuan untuk memberi kesempatan kepada anggotanya
untuk memperoleh pinjaman dengan mudah dan dengan bunga ringan. Koperasi simpan pinjam
juga berusaha untuk mencegah para anggotanya agar tidak terlibat dalam jeratan kaum lintah
darat pada waktu mereka memerlukan sejumlah uang, dengan jalan menggiatkan tabungan dan
mengatur pemberian pinjaman uang dengan bunga yang serendah-rendahnya, Koperasi simpan
pinjam menghimpun dana dari para anggotanya yang kemudian menyalurkan kembali dana
tersebut kepada para anggotanya.
B. SARAN
Sebaiknya kopersai perlu ditingkatkan dan dikembangkan dengan banyak pelatihan yang
diberikan utamanya kepada pengurus koperasi sehingga dapat membuat kinerja dan dan
pelayanan ya ng diberikan lebih baik dengan demikian akan semakin banyak msyarakat yang
tertarik untuk berkopersai, tentunya hal ini diperlukan perhatian yang serius dari pemerintah
khusunya instansi yang terkait. Kepada anggota koperasi untuk lebih aktif berpartisipasi dalam
koperasi sebagai usaha yang dikerjakan secara barsama-sama dan untuk kepentingan bersama
pula.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.koperasindo.net/2012/12/koperasi-simpan-pinjam-dan-pengelolaanya.html
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/04/simpan-pinjam/
http://id.wikipedia.org/wiki/Koperasi
http://coretan-gue-anak-tkj.blogspot.com/2012/10/pengertian-koperasi-simpan-pinjam.html
http://nurulinayahardhye.blogspot.com/2012/05/makalah-koperasi-simpan-pinjam.html