Manajemen Kesehatan pada Penanggulangan BencanaBambang Fadhil
Manajemen Kesehatan pada Penanggulangan Bencana merupakan Kajian dari langkah Mitigasi, Sebelum bencana, Saat Bencana dan pada kondisi rehabilitasi dan Rekonstruksi
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen bencana bidang kesehatan, meliputi pengertian bencana, jenis bencana alam dan ulah manusia, dampaknya terhadap kesehatan, serta kegiatan pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat, pemulihan dan rekonstruksi."
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen penanggulangan krisis kesehatan pada situasi bencana dan pandemi, mencakup standar pelayanan kesehatan minimal, manajemen klaster kesehatan, dan pendekatan manajemen risiko kesehatan secara menyeluruh.
Perencanaan Penanggulangan Bencana di Bidang Kesehatan.pptxAlva Cherry Mustamu
Dokumen ini membahas pentingnya perencanaan penanggulangan bencana di bidang kesehatan melalui analisis risiko, pengembangan rencana darurat rumah sakit (HDP) dan layanan kesehatan primer (PHCDP), serta penerapannya dalam situasi bencana seperti yang dilakukan Dinas Kesehatan Provinsi NTB melalui workshop penyusunan HDP.
Komunikasi risiko merupakan bagian penting dalam proses meminimalkan risiko dengan bertukar informasi secara terus menerus antara berbagai pihak. Tujuannya adalah meningkatkan peran masyarakat dalam menanggulangi risiko melalui berbagai strategi seperti pendidikan kesehatan, bina suasana, dan penanganan masa krisis sesuai dengan tingkat bahaya dan kekuatiran masyarakat.
Manajemen Kesehatan pada Penanggulangan BencanaBambang Fadhil
Manajemen Kesehatan pada Penanggulangan Bencana merupakan Kajian dari langkah Mitigasi, Sebelum bencana, Saat Bencana dan pada kondisi rehabilitasi dan Rekonstruksi
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen bencana bidang kesehatan, meliputi pengertian bencana, jenis bencana alam dan ulah manusia, dampaknya terhadap kesehatan, serta kegiatan pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat, pemulihan dan rekonstruksi."
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen penanggulangan krisis kesehatan pada situasi bencana dan pandemi, mencakup standar pelayanan kesehatan minimal, manajemen klaster kesehatan, dan pendekatan manajemen risiko kesehatan secara menyeluruh.
Perencanaan Penanggulangan Bencana di Bidang Kesehatan.pptxAlva Cherry Mustamu
Dokumen ini membahas pentingnya perencanaan penanggulangan bencana di bidang kesehatan melalui analisis risiko, pengembangan rencana darurat rumah sakit (HDP) dan layanan kesehatan primer (PHCDP), serta penerapannya dalam situasi bencana seperti yang dilakukan Dinas Kesehatan Provinsi NTB melalui workshop penyusunan HDP.
Komunikasi risiko merupakan bagian penting dalam proses meminimalkan risiko dengan bertukar informasi secara terus menerus antara berbagai pihak. Tujuannya adalah meningkatkan peran masyarakat dalam menanggulangi risiko melalui berbagai strategi seperti pendidikan kesehatan, bina suasana, dan penanganan masa krisis sesuai dengan tingkat bahaya dan kekuatiran masyarakat.
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen bencana bidang kesehatan di Indonesia. Secara garis besar mencakup pengertian bencana alam dan buatan, dampaknya terhadap kesehatan, serta langkah-langkah penanggulangannya meliputi pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat, pemulihan, dan rekonstruksi.
Dokumen tersebut membahas tentang penilaian resiko bencana oleh Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi (BAKORNAS PBP). Ringkasannya adalah bahwa dokumen tersebut menjelaskan konsep bahaya, kerentanan, kemampuan, dan resiko bencana serta cara melakukan penilaian resiko bencana dengan mempertimbangkan ketiga faktor tersebut.
Model PRECEDE-PROCEED adalah model perencanaan program promosi kesehatan yang terdiri atas 9 fase, dimulai dari diagnosis sosial hingga evaluasi hasil. Model ini menekankan partisipasi masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program untuk meningkatkan kesehatan masyarakat.
Manajemen risiko dalam pelayanan kesehatan di Puskesmas bertujuan untuk mengidentifikasi, menilai, dan menangani berbagai risiko yang dapat mempengaruhi pasien, karyawan, dan organisasi untuk mencapai tujuan keselamatan pasien dan kualitas layanan yang optimal. Rencana manajemen risiko mencakup proses identifikasi risiko, prioritisasi, pelaporan insiden, investigasi, dan mitigasi risiko secara berkelanjutan.
Rangkuman dokumen tersebut adalah:
Perencanaan promosi kesehatan merupakan proses diagnosis masalah kesehatan, penetapan prioritas, dan alokasi sumber daya untuk mencapai tujuan promosi kesehatan. Hal ini mencakup penentuan tujuan, sasaran, dan langkah-langkah promosi kesehatan.
Dokumen tersebut membahas manajemen resiko, termasuk pendekatan terstruktur dalam mengelola ketidakpastian dan ancaman, serta aktivitas penilaian resiko dan strategi mitigasi. Dibahas pula klasifikasi resiko seperti resiko keuangan, operasional, yang dapat dan tidak dapat diukur, serta pendekatan-pendekatan dalam mengelola resiko seperti penghindaran, penahanan, transfer, dan pengendalian resiko.
Dokumen tersebut merangkum tentang Klinik Sanitasi di Puskesmas yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat melalui upaya preventif dan kuratif secara terpadu dan berkelanjutan dengan sasaran masyarakat, penderita, dan lingkungan. Klinik Sanitasi bekerja sama dengan program kesehatan dan sektor lain untuk menangani penyakit berbasis lingkungan.
Dokumen tersebut membahas pedoman sistem informasi penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana, mencakup jenis informasi yang dibutuhkan pada tahap pra, saat dan pascabencana, sumber informasi, alur penyampaian informasi, dan pengelolaan data terkait.
Dokumen tersebut membahas manajemen risiko penyakit menular, meliputi identifikasi risiko dengan menentukan sumber dan faktor penyebabnya, analisis risiko untuk menilai kemungkinan terjadinya dan tingkat risikonya, evaluasi risiko untuk menentukan langkah penanggulangan, serta respon pengendalian dengan tindakan cepat untuk meminimalkan dampaknya.
Dokumen tersebut membahas langkah-langkah kesiapsiagaan fasyankes dalam menghadapi kondisi darurat dan bencana melalui identifikasi risiko, analisis kerentanan, dan pengendalian risiko termasuk simulasi tanggap darurat."
1. Dokumen tersebut membahas penanganan korban bencana di DKI Jakarta, termasuk korban ledakan bom di hotel JW Marriott dan Ritz Carlton pada Juli 2009.
2. Dokumen ini juga menjelaskan organisasi penanggulangan bencana di DKI Jakarta yang terdiri dari unsur-unsur seperti Satuan Koordinasi Pelaksana Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta dan Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana di tingkat kota/k
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen bencana bidang kesehatan di Indonesia. Secara garis besar mencakup pengertian bencana alam dan buatan, dampaknya terhadap kesehatan, serta langkah-langkah penanggulangannya meliputi pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat, pemulihan, dan rekonstruksi.
Dokumen tersebut membahas tentang penilaian resiko bencana oleh Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi (BAKORNAS PBP). Ringkasannya adalah bahwa dokumen tersebut menjelaskan konsep bahaya, kerentanan, kemampuan, dan resiko bencana serta cara melakukan penilaian resiko bencana dengan mempertimbangkan ketiga faktor tersebut.
Model PRECEDE-PROCEED adalah model perencanaan program promosi kesehatan yang terdiri atas 9 fase, dimulai dari diagnosis sosial hingga evaluasi hasil. Model ini menekankan partisipasi masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program untuk meningkatkan kesehatan masyarakat.
Manajemen risiko dalam pelayanan kesehatan di Puskesmas bertujuan untuk mengidentifikasi, menilai, dan menangani berbagai risiko yang dapat mempengaruhi pasien, karyawan, dan organisasi untuk mencapai tujuan keselamatan pasien dan kualitas layanan yang optimal. Rencana manajemen risiko mencakup proses identifikasi risiko, prioritisasi, pelaporan insiden, investigasi, dan mitigasi risiko secara berkelanjutan.
Rangkuman dokumen tersebut adalah:
Perencanaan promosi kesehatan merupakan proses diagnosis masalah kesehatan, penetapan prioritas, dan alokasi sumber daya untuk mencapai tujuan promosi kesehatan. Hal ini mencakup penentuan tujuan, sasaran, dan langkah-langkah promosi kesehatan.
Dokumen tersebut membahas manajemen resiko, termasuk pendekatan terstruktur dalam mengelola ketidakpastian dan ancaman, serta aktivitas penilaian resiko dan strategi mitigasi. Dibahas pula klasifikasi resiko seperti resiko keuangan, operasional, yang dapat dan tidak dapat diukur, serta pendekatan-pendekatan dalam mengelola resiko seperti penghindaran, penahanan, transfer, dan pengendalian resiko.
Dokumen tersebut merangkum tentang Klinik Sanitasi di Puskesmas yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat melalui upaya preventif dan kuratif secara terpadu dan berkelanjutan dengan sasaran masyarakat, penderita, dan lingkungan. Klinik Sanitasi bekerja sama dengan program kesehatan dan sektor lain untuk menangani penyakit berbasis lingkungan.
Dokumen tersebut membahas pedoman sistem informasi penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana, mencakup jenis informasi yang dibutuhkan pada tahap pra, saat dan pascabencana, sumber informasi, alur penyampaian informasi, dan pengelolaan data terkait.
Dokumen tersebut membahas manajemen risiko penyakit menular, meliputi identifikasi risiko dengan menentukan sumber dan faktor penyebabnya, analisis risiko untuk menilai kemungkinan terjadinya dan tingkat risikonya, evaluasi risiko untuk menentukan langkah penanggulangan, serta respon pengendalian dengan tindakan cepat untuk meminimalkan dampaknya.
Dokumen tersebut membahas langkah-langkah kesiapsiagaan fasyankes dalam menghadapi kondisi darurat dan bencana melalui identifikasi risiko, analisis kerentanan, dan pengendalian risiko termasuk simulasi tanggap darurat."
1. Dokumen tersebut membahas penanganan korban bencana di DKI Jakarta, termasuk korban ledakan bom di hotel JW Marriott dan Ritz Carlton pada Juli 2009.
2. Dokumen ini juga menjelaskan organisasi penanggulangan bencana di DKI Jakarta yang terdiri dari unsur-unsur seperti Satuan Koordinasi Pelaksana Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta dan Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana di tingkat kota/k
Dokumen tersebut membahas tanggap darurat bencana dan penanganannya, termasuk klasifikasi bencana, tahapan tanggap darurat, protokol keselamatan, penilaian kesehatan cepat, triase korban, resusitasi, dan perencanaan penanggulangan bencana di rumah sakit.
Tanggap darurat bencana adalah serangkaian tindakan yang diambil secara cepat menyusul suatu peristiwa bencana, termasuk penilaian kerusakan, kebutuhan, penyaluran bantuan darurat, dan upaya pemulihan awal. Prinsip dasar tanggap darurat adalah membatasi korban dan kerusakan, mengurangi penderitaan, serta mengembalikan kehidupan dan sistem masyarakat. Skala bencana dan kapasitas organisasi men
Manajemen bencana dan kedaruratan meliputi upaya pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat, pemulihan, rehabilitasi, dan rekonstruksi sebelum, saat, dan sesudah terjadinya bencana. Kegiatan tanggap darurat mencakup manajemen dan koordinasi, perlindungan korban, logistik, penampungan, air bersih, sanitasi, kesehatan, dan pelayanan masyarakat.
Dokumen tersebut membahas tentang keperawatan bencana alam yang mencakup definisi bencana, jenis-jenis bencana, peran perawat dalam penanganan bencana mulai dari fase pra-bencana, selama bencana, hingga pasca-bencana, serta upaya-upaya mitigasi dan adaptasi untuk mengurangi dampak bencana.
Dokumen tersebut membahas tentang Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan (ADKL) yang merupakan pendekatan untuk mengkaji dan memprediksi dampak lingkungan terhadap kesehatan masyarakat. ADKL meliputi identifikasi dampak potensial, evaluasi dampak, pemusatan isu utama, dan pengukuran dampak menggunakan indikator kesehatan seperti angka kematian dan kesakitan.
Dokumen tersebut membahas tentang bencana dan dampaknya terhadap kesehatan, terutama kelompok rentan. Indonesia memiliki risiko tinggi terjadinya bencana karena kondisi geografis dan geologisnya. Upaya yang ditempuh meliputi pengurangan risiko bencana, penanggulangan darurat, dan pemulihan."
Tim Manajemen Krisis Kesehatan (DHMTs) dibentuk untuk mengelola penanganan krisis kesehatan secara terpadu dan terkoordinasi melalui kelompok kerja yang melaksanakan kegiatan pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat, dan rehabilitasi pasca krisis kesehatan. DHMTs dibentuk pada tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten/kota.
SISTEM PELAYANAN KESEHATAN,LEGAL ETIK DALAM KEPERAWATAN.pptxcahyafaturohman
Dokumen tersebut membahas tentang sistem pelayanan kesehatan, etika legal dalam keperawatan bencana, dan perencanaan penanggulangan bencana yang mencakup standar pelayanan kesehatan bagi korban bencana, peran instansi terkait, pencegahan penyakit menular dan tidak menular, serta pendekatan dalam perencanaan penanggulangan bencana meliputi identifikasi ancaman, kerentanan masyarakat, dampak kemungkinan, dan mekanisme tang
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana. Secara garis besar mencakup siklus manajemen bencana mulai dari mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat, hingga pemulihan; serta unsur-unsur penanggulangan kesehatan yang meliputi pencegahan, penyiapan sumber daya, tanggap darurat, dan pemulihan.
Similar to KONSEP MANAJEMEN KRISIS KESEHATAN.ppt (20)
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
2. Definisi Bencana
Peristiwa/kejadian pada
suatu daerah yang
mengakibatkan kerusakan
ekologi, kerugian kehidupan
manusia serta
memburuknya kesehatan
dan pelayanan kesehatan
yang bermakna sehingga
memerlukan bantuan luar
biasa dari pihak luar
(Depkes RI)
Situasi dan kondisi yang terjadi
dalam kehidupan masyarakat.
Tergantung pada cakupannya,
bencana ini bisa merubah pola
kehidupan dari kondisi
kehidupan masyarakat yang
normal menjadi rusak,
menghilangkan harta benda
dan jiwa manusia, merusak
struktur sosial masyarakat
serta menimbulkan lonjakan
kebutuhan dasar (Bakornas
Penanggulangan Bencana)
3. Kejadian bencana besar
Gempa bumi & tsunami
Ledakan bom
Letusan gunung berapi
Kegagalan teknologi
Banjir lumpur panas
Banjir bandang
Konflik
dll
Krisis Kesehatan:
1. Layanan kesehatan lumpuh
2. Korban mati
3. Korban luka
4. Pengungsi
5. Masalah gizi
6. Ketersediaan air bersih &
sanitasi lingkungan
7. Penyakit menular
8. Gangguan kejiwaan
9. Gangguan pelayanan
kesehatan reproduksi
4. Sifat manajemen penanggulangan
bencana
Nyawa & kesehatan masalah utama
Waktu bereaksi singkat
Risiko, kesalahan, penundaan keputusan fatal
Situasi & kondisi tidak pasti
Stres pada petugas
Informasi berubah-ubah
5. Manajemen penanggulangan
bencana
Adl pengelolaan sumber
daya utk menghadapi
ancaman bencana dgn
melakukan perencanaan,
penyiapan, pelaksanaan,
pemantauan & evaluasi di
setiap tahap bencana
(pra, saat, pasca bencana)
Siklus penanggulangan bencana
6. Fase : Pencegahan & mitigasi
Tujuan : menghindari bencana & mengurangi risiko
dampak bencana
Upaya yg dilakukan:
penyusunan kebijakan, peraturan, pedoman, SOP
pembuatan peta rawan bencana & pemetaan
masalah kesehatan*
pembuatan brosur/leaflet/poster
analisis resiko bencana
pembentukan tim penanggulangan bencana
pelatihan dasar kebencanaan
membangun sistem penanggulangan bencana
berbasis masyarakat CBR berbasis kearifan
lokal
7.
8.
9.
10.
11. Fase : Kesiapsiagaan
Tujuan : mengantisipasi kemungkinan terjadinya
bencana
Upaya yg dilakukan:
penyusunan rencana kontinjensi
simulasi/gladi/pelatihan siaga
penyiapan dukungan sumber daya
penyiapan sistem informasi & komunikasi
12.
13. Fase : Tanggap darurat
Tujuan : menyelamatkan nyawa & mencegah
kecacatan
Upaya yg dilakukan:
penilaian cepat kesehatan (RHA)
pertolongan pertama korban bencana & evakuasi ke
sarana kesehatan
pemenuhan kebutuhan dasar kesehatan
perlindungan thd kelompok resiko tinggi kesehatan
14. Fase : Pemulihan
Tujuan : membangun kembali sarana & prasarana yg
rusak akibat bencana scr lbh baik & sempurna.
Upaya yg dilakukan :
perbaikan lingkungan & sanitasi
perbaikan fasilitas pelayanan kesehatan
pemulihan psiko-sosial
peningkatan fungsi pelayanan kesehatan
15. Diskusikan :
Karakteristik Penyakit/Problem
Kesehatan akibat bencana Erupsi
Gunung, Tsunami/Banjir, Gempa Bumi,
Kebakaran Hutan/Pabrik, Pandemi
Covid termasuk Posko Pengungsi
Kemudian Analisa Kebutuhan Tenaga
Kesehatan dan Sarpras/Logistik yang
dibutuhkan
19. Mekanisme Pengelolaan Bantuan
SDM
Mobilisasi SDM Kesehatan Tim Penanggulangan
Krisis Kesehatan
1. Tim Reaksi Cepat/TRC
2. Tim Penilaian Cepat (RHA Team)
3. Tim Bantuan Kesehatan
Pendayagunaan tenaga kesehatan mencakup :
1. Distribusi
2. Mobilisasi
Diskusikan Kompetensi profesi yang dibutuhkan
berdasarkan karakteristik korban bencana!
20. Pengelolaan Data & Informasi
Dilakukan scr cepat, tepat, akurat & sesuai kebutuhan
Profil informasi pra-bencana