SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
KONSEP ISTIRAHAT DAN TIDUR
DOSEN PEMBIMBING : WIDYONINGSIH, M.Kep.,Sp.Kom
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 7
1. IRMA SUSRINI ( 108114023 )
2. INDRA HARTONO ( 108114027 )
3. EKA MAILINA I. ( 108114030 )
4. SYARAH EKA P. ( 108114033 )
5. SITI NURAENI ( 108114036 )
S1 KEPRAWATAN
STIKES AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP
TAHUN AKADEMIK 2014/2015
KONSEP ISTIRAHAT DAN TIDUR
A. Pengertian Istirahat
Istirahat merupakan keadaan relaks tanpa adanya tekanan emosional, bukan
hanya dalam keadaan tidak beraktivitas tetapi juga kondisi yang membutuhkan
ketenangan. Kata istirahat berarti berhenti sebentar untuk melepaskan lelah, bersantai
untuk menyegarkan diri atau melepaskan diri dari segala hal yang membosankan,
menyulitkan bahkan menjengkelkan (Hidayat, 2008).
B. Anatomi Hipotalamus
Terletak di bawah thalamus otak
dan tepat di atas batang otak, dengan
ukuran kecil, berbentuk kerucut, struktur
seukuran almond menonjol ke bawah.
Meskipun, disebut sebagai kelenjar,
hipotalamus bukan kelenjar, tapi sebagian
dari otak, mengendalikan sejumlah besar fungsi tubuh. Bagian dari sistem endokrin,
kelenjar ini praktis mengendalikan setiap organ dalam tubuh, dalam satu cara atau
yang lain. Salah satu yang paling penting fungsi kelenjar hipotalamus, adalah
bagaimana membentuk hubungan antara sistem saraf dan sistem endokrin melalui
kelenjar hipofisis. Kelenjar ini merupakan wilayah yang kompleks, yang terdiri dari
sejumlah besar inti, masing-masing bertanggung jawab untuk satu set fungsi.
C. Fungsi Hipotalamus Terhadap Kebutuhan Istirahat dan Tidur
Hipotalamus mempunyai pusat-pusat pengendalian untuk beberapa jenis
kegiatan tak sadar dari badan, yang salah satu diantaranya menyangkut tidur dan
bangun. Cedera pada hipotalamus dapat mengakibatkan seseorang tidur dalam jangka
waktu yang luar biasa panjang atau lama.
Aktivitas tidur diatur dan dikontrol oleh dua system pada batang otak, yaitu
Reticular Activating System (RAS) dan Bulbar Synchronizing Region (BSR). RAS
dibagian atas batang otak diyakini memiliki sel-sel khusus yang dapat
mempertahankan kewaspadaan dan kesadaran; memberi stimulus visual,
pendengaran, nyeri, dan sensori raba; serta emosi dan proses berfikir. Pada saat sadar,
RAS melepaskan katekolamin, sedangkan pada saat tidur terjadi pelepasan serum
serotonin dari BSR (T n arwoto,Wartonah,2003).
Di waktu tidur, sistem retikular mendapat hanya sedikit rangsangan dari
korteks serebral (kulit otak) serta permukaan luar tubuh. Keadaan bangun terjadi
apabila sistem retikular dirangsang dengan rangsangan dari korteks serebral dan dari
organ-organ serta sel-sel pengindraan di kulit. Misalnya jam wekker membangunkan
kita dari tidur menjadi keadaan sadar apabila kita menyadari bahwa kita harus
bersiap-siap untuk pergi bekerja. Perasaan-perasaan yang diakibatkan oleh kenyerian,
kebisingan dan sebagainya, akan membuat orang tidak dapat tidur lewat organ-organ
serta sel-sel di kulit badan. Maka keadaan tidak dapat tidur di timbulkan oleh kegiatan
kulit otak serta apa yang dirasakan oleh badan di waktu tidur, rangsangan -
rangsangan menjadi minimal. Tidur adalah proses fisiologis yang bersiklus yang
bergantian dengan periode yang lebih lama dari keterjagaan. Siklus tidur terjaga
mempengaruhi dan mengatur fungsi fisiologis dan respons perilaku.
Perangsangan pada beberapa daerah spesifik otak dapat menimbulkan keadaan
tidur dengan sifat-sifat yang mendekati keadaan tidur alami. Daerah-daerah tersebut
adalah :
1. Nuklei rafe, yang terletak di separuh bagian bawah pons dan medulla
2. Nukleus traktus solitarius, yang merupakan regio sensorik medula dan pons
yang dilewati oleh sinyal sensorik viseral yang memasuki otak melalui syaraf-
syaraf vagus dan glossofaringeus, juga menimbulkan keadaan tidur.
3. Beberapa regio diensefalon, yaitu bagian rostral hipotalamus, terutama area
suprakiasma dan adakalanya suatu area di nuklei difus pada talamus.
D. Konsep Ritme Sirkadian
Setiap makhluk hidup memiliki bioritme (jam biologis) yang berbeda. Pada
manusia,bioritme ini dikontrol oleh tubuh dan disesuaikan dengan factor lingkungan
(mis; cahaya, kegelapan, gravitasi dan stimulus elektromagnetik). Bentuk bioritme
yang paling umum adalah ritme sirkadian-yamg melengkapi siklus selama 24 jam.
Dalam hal ini, fluktuasi denyut jantung, tekanan darah, temperature, sekresi
hormone, metabolism dan penampilan serta perasaan individu bergantung pada ritme
sirkadiannya. Tidur adalah salah satu irama biologis tubuh yang sangat kompleks.
Sinkronisasi sirkadian terjadi jika individu memiliki pola tidur-bangun yang
mengikuti jam biologisnya: individu akan bangun pada saat ritme fisiologis paling
tinggi atau paling aktif dan akan tidur pada saat ritme tersebut paling rendah
(Lilis,Taylor,Lemone,1989).
Beberapa inti dari jam biologis sirkadian manusia selama 24 jam.
1. Pengertian
Ritme sirkadian adalah proses biologis yang menunjukkan osilasi
endogen dan berulang setiap sekitar 24 jam yang didorong oleh jam sirkadian,
dan telah banyak diamati pada tanaman, hewan, jamur, dan cyanobacteria.
Istilah sirkadian berasal dari bahasa Latin circa, yang berarti "sekitar"dan diem
atau dies, yang berarti "hari". Ilmu formal mengenai ritme biologis sementara,
seperti ritme harian, pasang surut, mingguan, musiman, dan tahunan, disebut
kronobiologi. Meskipun ritme sirkadian terjadi secara endogen, tetapi
disesuaikan dengan lingkungan sekitar oleh isyarat eksternal yang disebut
zeitgebers, biasanya yang paling penting adalah pada siang hari.
2. Kriteria
Untuk dapat disebut sirkadian, suatu ritme/irama biologis harus
memenuhi empat kriteria umum:
a. Ritme tersebut berulang satu kali sehari (suatu ritme ada periode 24 jam).
Agar dapat melacak waktu dalam sehari, jam harus berada di titik yang
sama pada waktu yang sama setiap hari, misalnya berulang setiap 24 jam.
b. Ritme tersebut bertahan tanpa adanya isyarat eksternal (endogen). Ritme
tersebut tetap dalam kondisi konstan dengan jangka waktu sekitar 24 jam.
Alasan kriteria ini adalah untuk membedakan ritme sirkadian dari
tanggapan sederhana ke isyarat eksternal sehari-hari. Suatu ritme tidak
dapat dikatakan endogen, kecuali telah diuji dalam kondisi tanpa
masukan/input periodik eksternal.
c. Ritme tersebut dapat disesuaikan agar sesuai dengan waktu setempat
(entrainable). Ritme tersebut dapat direset dengan pemaparan terhadap
rangsangan eksternal (cahaya dan panas), sebuah proses yang disebut
entrainment. Alasannya adalah untuk membedakan ritme sirkadian dari
ritme 24 jam endogen bayangan lainnya yang kebal pengaturan ulang
terhadap isyarat eksternal, maka tidak memenuhi tujuan memperkirakan
waktu setempat. Perjalanan melintasi zona waktu menggambarkan
kemampuan dari jam biologis manusia untuk menyesuaikan diri dengan
waktu setempat; seseorang biasanya akan mengalami jet lag sebelum
entrainment pada jam sirkadian disinkronkan dengan waktu setempat.
d. Ritme tersebut mempertahankan periodisitas sirkadian pada rentang suhu
fisiologis, ritme tersebut menunjukkan kompensasi suhu. Beberapa
organisme hidup dalam berbagai suhu, dan perbedaan energi panas akan
mempengaruhi kinetika dari semua proses molekul dalam sel. Guna
melacak waktu, jam sirkadian pada organisme harus mempertahankan
periodisitas sekitar 24 jam meskipun kinetiknya berubah, suatu hal yang
dikenal sebagai kompensasi suhu.
E. Pengertian Tidur
Tidur merupakan sebuah proses biologis yang umum pada semua orang.
Ditinjau dari sejarahnya, tidur dianggap sebagai keadaan tidak sadar. Tidur dicirikan
dengan aktivitas fisik minimal, tingkat kesadaran bervariasi, perubahan pada proses
fisiologis tubuh, dan penurunan respons terhadap stimulus eksternal. Beberapa
stimulus lingkungan, seperti sebuah alarm detektor asap, biasanya akan
membangunkan orang yang sedang tidur, sementara suara bising lain tidak akan
membangunkannya. Tampaknya bahwa individu berespons terhadap stimulus
bermakna saat tidur dan mengabaikan stimulus yang tidak bermakna secara selektif .
F. Fisiologi Tidur
Fisiologi tidur merupakan pengaturan kegiatan tidur oleh adanya hubungan
mekanisme serebral yang secara bergantian untuk mengaktifkan dan menekan pusat
otak agar dapat tidur dan bangun.Pusat pengaturan tidur terdapat pada medulla
oblongata (Hidayat, 2008). Selama tidur, dalam tubuh seseorang terjad iperubahan
proses fisiologis. Perubahan tersebut antara lain:
1. Penurunan tekanan darah, denyut nadi.
2. Dilatasi pembuluh darah kapiler
3. Kadang-kadang terjadi peningkatan aktivitas traktus gas trointestinal
4. Relaksasi otot-otot rangka
5. Basal Metabolisme Rate (BMR) menurun 10-30 %
G. Jenis-Jenis Tidur
Pada hakekatnya tidur dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori yaitu tidur
dengan gerakan bola mata cepat (Rapid Eye Movement – REM), dan tidur dengan
gerakan bola mata lambat (Non-Rapid Eye Movement – NREM).
1. Tidur REM
Tidur REM merupakan tidur dalam kondisi aktif atau tidur paradoksial.
Maka tidur REM ini sifatnya nyenyak sekali, namun fisiknya yaitu gerakan
kedua bola matanya bersifat sangat aktif. Tidur REM ditandai dengan mimpi,
otot-otot kendor, tekanan darah bertambah, gerakan mata cenderung bergerak
bolak-balik, sekresi lambung meningkat, ereksi penis pada laki-laki, gerakan
otot tidak teratur, kecepatan jantung, dan pernafasan lebih cepat, serta suhu
dan metabolisme meningkat.
Gejala-gejala mengalami kehilangan tidur REM sebagai berikut:
a. Cenderung hiperaktif.
b. Kurang dapat mengendalikan diri dan emosi (emosinya labil).
c. Nafsu makan bertambah.
d. Bingung dan curiga.
2. Tidur NREM
Tidur NREM merupakan tidur yang nyaman dan dalam.Pada tidur
NREM gelombang otak lebih lambat dibandingkan pada orang yang sadar atau
tidak tidur. Tanda-tanda tidur NREM antara lain: mimpi berkurang, keadaan
istirahat, tekanan darah turun, kecepatan pernafasan turun, metabolisme turun,
dan gerakan bola mata lambat.
H. Tahap-Tahap Tidur
Adapun tahapan tidur yaitu:
 Tidur NREM
TAHAP 1: NREM
1. Tahap meliputi tingkat paling dangkal dari tidur
2. Tahap berakhir beberapa menit
a. Pengurangan aktivitas fisiologis dimulai dengan penurunan secara
bertahap tanda-tanda vital dan metabolism
b. Seseorang dengan mudah terbangun oleh stimulus sensori seperti suara
c. Ketika terbangun, seseorang merasa seperti telah melamun
TAHAP 2: NREM
1. Tahap 2 merupakan periode tidur bersuara
2. Kemajuan relaksasi
3. Untuk terbangun masih relatif mudah
4. Tahap berakhir 10 hingga 20 menit
5. Kelanjutan fungsi tubuh menjadi lamban
TAHAP 3: NREM
1. Tahap 3 meliputi tahap awal dari tidur yang dalam
2. Orang yang tidur sulit dibangunkan dan jarang bergerak
3. Otot-otot dalam keadaan santai penuh
4. Tanda-tanda vital menurun tetapi tetap teratur
5. Tahap berakhir 15 hingga 30 menit
TAHAP 4: NREM
1. Tahap 4 merupakan tahap tidur terdalam
2. Sangat sulit untuk membangunkan orang yang tidur
a. Jika terjadi kurang tidur, maka orang yang tidur akan menghabiskan porsi
malam yang seimbang pada tahap ini
b. Tanda-tanda vital menurun secara bermakna dibanding selama jam terjaga
c. Tahap berakhir kurang lebih 15 hingga 30 menit
d. Tidur sambil berjalan dan enuresis dapat terjadi
 TIDUR REM
1. Mimpi yang penuh warna dan tambah hidup dapat terjadi pada REM. Mimpi
yang kurang hidup dapat terjadi pada tahap yang lain
2. Tahap ini biasanya dimulai sekitar 90 menit setelah mulai tidur
a. Dicirikan dengan respons otonom dari pergerakan mata yang cepat,
fluktuasi jantung, kecepatan respirasi dan peningkatan tekanan darah
b. Terjadi tonus otot skelet penurunan
c. Peningkatan sekresi lambung
d. Sangat sulit sekali membangunkan orang yang tidur
e. Durasi dari tidur REM meningkat pada tiap siklus dan rata-rata 20 menit
I. Fungsi Dan Tujuan Tidur
1. Memperbaiki keadaan fisiologis dan psikologis.
2. Melepaskan stress dan ketegangan.
3. Memulihkan keseimbangan alami di antara pusat-pusat neuron.
4. Secara tradisional, dipandang sebagai waktu untuk memperbaiki dan menyiapkan
diri pada waktu periode bangun.
5. Memperbaiki proses biologis dan memelihara fungsi jantung.
6. Berperan dalam belajar, memori dan adaptasi.
7. Mengembalikan konsentrasi dan aktivitas sehari-hari.
8. Menghasilkn hormon pertumbuhan untuk memperbaiki dan memperbaharui epitel
dan sel otak.
9. Menghemat dan menyediakan energi bagi tubuh.
10. Memelihara kesehatan optimal dan mengembalikan kondisi fisik.
11. Tidur memberi pengaruh fisiologis pada sistem saraf dan struktur tubuh lain.
12. Tidur memulihkan tingkat aktivitas normal dan keseimbangan normal di antara
bagian sistem saraf.
13. Tidur untuk sintesis protein, yang memungkinkan terjadinya proses perbaikan.
J. Kebutuhan Tidur Manusia
Kebutuhan tidur pada setiap manusia berbeda tergantung pada tingkat
perkembangannya. Berikut tabel kebutuhan tidur manusia berdasarkan tingkatan usia.
K. Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Pemenuhan Kebutuhan Tidur
Kualitas maupun kuantitas tidur dipengharuhi oleh sejumlah faktor. Kualitas
tidur merujuk pada kemampuan individu untuk tetap tertidur dan mendapatkan
sejumlah tidur REM dan NREM yang pas. Kuantitas tidur adalah total waktu tidur
individu. Berikut beberapa factor yang dapat mempengaruhi kebutuhan tidur.
1. Sakit
Sakit yang menyebabkan nyeri atau gangguan fisik dapat menyebabkan
masalah tidur. Orang yang sakit memerlukan tidur yang lebih banyak
dibandingkan keadaan normal dan irama tidur dan bangun yang normal seringkali
terganggu.Orang yang kurang mendapat waktu tidur REM pada akhirnya
menghabiskan lebih banyak waktu tidur dibandingkan orang normal pada tahap
tidur ini.
2. Lingkungan
Lingkungan dapat mempercepat atau memperlambat tidur. misalnya, suara
bising dilingkungan dapat menghambat tidur. Namun, jika waktunya telah
berlebihan, seseorang dapat menjadi terbiasa terhadap suara bising sehingga
tingkat suara tidak lagi berpengaruh. Ketidaknyamanan akibat suhu lingkungan
dan kurang ventilasi dapat memengaruhi tidur. Kadar cahaya dapat menjadi faktor
lain yang berpengaruh. Seseorang yang terbiasa tidur dalam gelap mungkin sulit
tidur pada keadaan terang.
3. Letih
Diperkirakan bahwa orang yang letih sedang biasanya mengalami tidur yang
tenang. Letih juga memengaruhi pola tidur seseorang.Semakin letih seseorang,
semakin pendek periode tidur REM (paradoksikal) pertama.Saat seseorang
beristirahat, periode REM menjadi lebih panjang.
4. Stress Emosional
Ansietas dan depresi sering kali mengganggu tidur.Seseorang yang pikirannya
dipenuhi dengan masalah pribadi mungkin tidak mampu relaks dengan cukup
untuk dapat tidur.
5. Motivasi
Keinginan untuk tetap terjaga sering kali dapat mengatasi rasa letih seseorang.
Misalnya, seorang yang sudah lelah mungkin dapat tetap terjaga saat menghadiri
konser yang menarik.Sebaliknya, ketika seseorang mengalami rasa bosan dan
tidak termotivasi untuk tetap terjaga, tidur seringkali terjadi dnegan cepat.
6. Obat-obatan
Beberapa obat memengaruhi kualitas tidur. Beberapa obat-obatan berpengaruh
terhadap kualitas tidur. Obat-obatan yang mengandung diuretik menyebabkan
Insomnia, anti depresan akan memsupresi REM. Orang yang minum alkohol
terlalu banyak seringkali mengalami gangguan tidur.
7. Umur
Semakin bertambah umur manusia semakin berkurang total waktu kebutuhan
tidur. Hal ini dipengaruhi oleh pertumbuhan dan fisiologis dari sel-sel dan organ,
pada neonati kebutuhan tidur tinggi karena masih dalam proses adaptasi dengan
lingkungan dari dalam rahim ibu, sedangkan pada lansia sudah mulai terjadi
degenerasi sel dan organ yang mempengaruhi fungsi dan mekanisme tidur.
DAFTAR PUSTAKA
http://fitria-budiarti-fkp13.web.unair.ac.id/artikel_detail-99547-april-
kebutuhan%20istirahat%20tidur.html
http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/FIKkeS/article/view/361
http://intips-kesehatan.blogspot.com/2012/11/manfaat-tidur-siang-sehat.html
http://www.e-jurnal.com/2014/01/tujuan-tidur.html

More Related Content

What's hot

Keperawatan Perioperatif
Keperawatan PerioperatifKeperawatan Perioperatif
Keperawatan PerioperatifRizka Fajriani
 
Konsep kebutuhan eliminasi Urine
Konsep kebutuhan eliminasi UrineKonsep kebutuhan eliminasi Urine
Konsep kebutuhan eliminasi UrineSulistia Rini
 
Holistic Care
Holistic CareHolistic Care
Holistic CareCahya
 
Antomi Fisiologi Sistem Endokrin
Antomi Fisiologi Sistem EndokrinAntomi Fisiologi Sistem Endokrin
Antomi Fisiologi Sistem EndokrinHetty Astri
 
Modul 3 kb1 pemeriksaan fisik sistem pencernaan
Modul 3 kb1 pemeriksaan fisik sistem pencernaanModul 3 kb1 pemeriksaan fisik sistem pencernaan
Modul 3 kb1 pemeriksaan fisik sistem pencernaanUwes Chaeruman
 
Power point Konsep tidur dan istirahat
Power point Konsep tidur dan istirahatPower point Konsep tidur dan istirahat
Power point Konsep tidur dan istirahatsiakadurban
 
Power point anatomi
Power point anatomiPower point anatomi
Power point anatomiWarnet Raha
 
Konsep Istirahat dan Tidur
Konsep Istirahat dan TidurKonsep Istirahat dan Tidur
Konsep Istirahat dan TidurSulistia Rini
 
Konsep dan Asuhan Keperawatan Ibu Hamil Normal dan Komplikasi
Konsep dan Asuhan Keperawatan Ibu Hamil Normal dan KomplikasiKonsep dan Asuhan Keperawatan Ibu Hamil Normal dan Komplikasi
Konsep dan Asuhan Keperawatan Ibu Hamil Normal dan Komplikasipjj_kemenkes
 
Anatomi fisiologi sistem pernafasan tm1
Anatomi fisiologi sistem pernafasan   tm1Anatomi fisiologi sistem pernafasan   tm1
Anatomi fisiologi sistem pernafasan tm1Rahayoe Ningtyas
 
Mobilisasi dan immobilisasi
Mobilisasi dan immobilisasiMobilisasi dan immobilisasi
Mobilisasi dan immobilisasirudi mirino
 
makalah perspektif transkultural dalam keperawatan
makalah perspektif transkultural dalam keperawatan makalah perspektif transkultural dalam keperawatan
makalah perspektif transkultural dalam keperawatan Satya Wijaya
 
ASUHAN KEPERAWATAN SISTEM REPRODUKSI
ASUHAN KEPERAWATAN SISTEM REPRODUKSIASUHAN KEPERAWATAN SISTEM REPRODUKSI
ASUHAN KEPERAWATAN SISTEM REPRODUKSIYaa Muthmainnah
 
Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)
Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)
Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)Fransiska Oktafiani
 

What's hot (20)

KPSP & DDST
KPSP & DDST KPSP & DDST
KPSP & DDST
 
Keperawatan Perioperatif
Keperawatan PerioperatifKeperawatan Perioperatif
Keperawatan Perioperatif
 
Konsep kebutuhan eliminasi Urine
Konsep kebutuhan eliminasi UrineKonsep kebutuhan eliminasi Urine
Konsep kebutuhan eliminasi Urine
 
Holistic Care
Holistic CareHolistic Care
Holistic Care
 
Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri
 
Antomi Fisiologi Sistem Endokrin
Antomi Fisiologi Sistem EndokrinAntomi Fisiologi Sistem Endokrin
Antomi Fisiologi Sistem Endokrin
 
Sistem Perkemihan
Sistem PerkemihanSistem Perkemihan
Sistem Perkemihan
 
Modul 3 kb1 pemeriksaan fisik sistem pencernaan
Modul 3 kb1 pemeriksaan fisik sistem pencernaanModul 3 kb1 pemeriksaan fisik sistem pencernaan
Modul 3 kb1 pemeriksaan fisik sistem pencernaan
 
Power point Konsep tidur dan istirahat
Power point Konsep tidur dan istirahatPower point Konsep tidur dan istirahat
Power point Konsep tidur dan istirahat
 
Power point anatomi
Power point anatomiPower point anatomi
Power point anatomi
 
Kul6. Model Promosi Kesehatan
Kul6. Model Promosi KesehatanKul6. Model Promosi Kesehatan
Kul6. Model Promosi Kesehatan
 
Konsep Istirahat dan Tidur
Konsep Istirahat dan TidurKonsep Istirahat dan Tidur
Konsep Istirahat dan Tidur
 
Konsep dan Asuhan Keperawatan Ibu Hamil Normal dan Komplikasi
Konsep dan Asuhan Keperawatan Ibu Hamil Normal dan KomplikasiKonsep dan Asuhan Keperawatan Ibu Hamil Normal dan Komplikasi
Konsep dan Asuhan Keperawatan Ibu Hamil Normal dan Komplikasi
 
Makalah sistem muskuloskeletal
Makalah sistem muskuloskeletalMakalah sistem muskuloskeletal
Makalah sistem muskuloskeletal
 
Macam2 dan cara penyuntikan
Macam2 dan cara penyuntikanMacam2 dan cara penyuntikan
Macam2 dan cara penyuntikan
 
Anatomi fisiologi sistem pernafasan tm1
Anatomi fisiologi sistem pernafasan   tm1Anatomi fisiologi sistem pernafasan   tm1
Anatomi fisiologi sistem pernafasan tm1
 
Mobilisasi dan immobilisasi
Mobilisasi dan immobilisasiMobilisasi dan immobilisasi
Mobilisasi dan immobilisasi
 
makalah perspektif transkultural dalam keperawatan
makalah perspektif transkultural dalam keperawatan makalah perspektif transkultural dalam keperawatan
makalah perspektif transkultural dalam keperawatan
 
ASUHAN KEPERAWATAN SISTEM REPRODUKSI
ASUHAN KEPERAWATAN SISTEM REPRODUKSIASUHAN KEPERAWATAN SISTEM REPRODUKSI
ASUHAN KEPERAWATAN SISTEM REPRODUKSI
 
Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)
Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)
Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)
 

Viewers also liked

Perilaku dan Teknik Konseling Pada Remaja
Perilaku dan Teknik Konseling Pada RemajaPerilaku dan Teknik Konseling Pada Remaja
Perilaku dan Teknik Konseling Pada RemajaNeni Sholihat
 
PPT tentang Bimbingan Konseling
PPT tentang Bimbingan KonselingPPT tentang Bimbingan Konseling
PPT tentang Bimbingan Konselingfarchatus
 
power point bimbingan dan konseling
power point bimbingan dan konselingpower point bimbingan dan konseling
power point bimbingan dan konselingroikha11
 
2015 Upload Campaigns Calendar - SlideShare
2015 Upload Campaigns Calendar - SlideShare2015 Upload Campaigns Calendar - SlideShare
2015 Upload Campaigns Calendar - SlideShareSlideShare
 
What to Upload to SlideShare
What to Upload to SlideShareWhat to Upload to SlideShare
What to Upload to SlideShareSlideShare
 
Getting Started With SlideShare
Getting Started With SlideShareGetting Started With SlideShare
Getting Started With SlideShareSlideShare
 

Viewers also liked (6)

Perilaku dan Teknik Konseling Pada Remaja
Perilaku dan Teknik Konseling Pada RemajaPerilaku dan Teknik Konseling Pada Remaja
Perilaku dan Teknik Konseling Pada Remaja
 
PPT tentang Bimbingan Konseling
PPT tentang Bimbingan KonselingPPT tentang Bimbingan Konseling
PPT tentang Bimbingan Konseling
 
power point bimbingan dan konseling
power point bimbingan dan konselingpower point bimbingan dan konseling
power point bimbingan dan konseling
 
2015 Upload Campaigns Calendar - SlideShare
2015 Upload Campaigns Calendar - SlideShare2015 Upload Campaigns Calendar - SlideShare
2015 Upload Campaigns Calendar - SlideShare
 
What to Upload to SlideShare
What to Upload to SlideShareWhat to Upload to SlideShare
What to Upload to SlideShare
 
Getting Started With SlideShare
Getting Started With SlideShareGetting Started With SlideShare
Getting Started With SlideShare
 

Similar to KONSEP ISTIRAHAT DAN TIDUR

Similar to KONSEP ISTIRAHAT DAN TIDUR (20)

Konsep Istirahat dan Tidur
Konsep Istirahat dan TidurKonsep Istirahat dan Tidur
Konsep Istirahat dan Tidur
 
Gangguan istrahat dan tidur
Gangguan istrahat dan tidurGangguan istrahat dan tidur
Gangguan istrahat dan tidur
 
istirahat tidur
istirahat tiduristirahat tidur
istirahat tidur
 
kebutuhan tidur
kebutuhan tidurkebutuhan tidur
kebutuhan tidur
 
kesadaran
 kesadaran kesadaran
kesadaran
 
Istirahat dan tidur
Istirahat dan tidur Istirahat dan tidur
Istirahat dan tidur
 
Kesadaran dan mimpi
Kesadaran dan mimpiKesadaran dan mimpi
Kesadaran dan mimpi
 
Asuhan Keperawatan Kebutuhan Istirahat TIdur
 Asuhan Keperawatan  Kebutuhan Istirahat TIdur Asuhan Keperawatan  Kebutuhan Istirahat TIdur
Asuhan Keperawatan Kebutuhan Istirahat TIdur
 
Akper pemkab muna
Akper pemkab munaAkper pemkab muna
Akper pemkab muna
 
The Science Of Sleep
The Science Of SleepThe Science Of Sleep
The Science Of Sleep
 
Irama sirkardian kel 6
Irama sirkardian   kel 6Irama sirkardian   kel 6
Irama sirkardian kel 6
 
Siklus tidur
Siklus tidurSiklus tidur
Siklus tidur
 
Homeostasis
HomeostasisHomeostasis
Homeostasis
 
Siklus sirkardian
Siklus sirkardianSiklus sirkardian
Siklus sirkardian
 
AsKep gangguan pemenuhan istirahat tidur
AsKep gangguan pemenuhan istirahat tidurAsKep gangguan pemenuhan istirahat tidur
AsKep gangguan pemenuhan istirahat tidur
 
Pengantar psikologi kesedaran - kuim
Pengantar psikologi kesedaran - kuimPengantar psikologi kesedaran - kuim
Pengantar psikologi kesedaran - kuim
 
Circadian rhythm
Circadian rhythmCircadian rhythm
Circadian rhythm
 
Motivasi
MotivasiMotivasi
Motivasi
 
Askep Istirahat tidur
Askep Istirahat tidurAskep Istirahat tidur
Askep Istirahat tidur
 
Bangun dan tidur
Bangun dan tidurBangun dan tidur
Bangun dan tidur
 

More from Sulistia Rini

Tindakan Kolaborasi pada Pneumotoraks
Tindakan Kolaborasi pada PneumotoraksTindakan Kolaborasi pada Pneumotoraks
Tindakan Kolaborasi pada PneumotoraksSulistia Rini
 
Tindakan Kolaborasi pada Empiema
Tindakan Kolaborasi pada EmpiemaTindakan Kolaborasi pada Empiema
Tindakan Kolaborasi pada EmpiemaSulistia Rini
 
Tindakan Kolaborasi pada Efuisi pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efuisi pleuraTindakan Kolaborasi pada Efuisi pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efuisi pleuraSulistia Rini
 
Tindakan Kolaborasi pada Pneumothoraks
Tindakan Kolaborasi pada PneumothoraksTindakan Kolaborasi pada Pneumothoraks
Tindakan Kolaborasi pada PneumothoraksSulistia Rini
 
Tindakan Kolaborasi pada Efusi Pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efusi PleuraTindakan Kolaborasi pada Efusi Pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efusi PleuraSulistia Rini
 
Tindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca ParuTindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca ParuSulistia Rini
 
Tindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca ParuTindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca ParuSulistia Rini
 
Asuhan Keperawatan pneumuthorax
Asuhan Keperawatan pneumuthoraxAsuhan Keperawatan pneumuthorax
Asuhan Keperawatan pneumuthoraxSulistia Rini
 
Asuhan Keperawatan pneumuthorax
 Asuhan Keperawatan pneumuthorax Asuhan Keperawatan pneumuthorax
Asuhan Keperawatan pneumuthoraxSulistia Rini
 
Terapi komplementer pada pasien bronchitis
Terapi komplementer pada pasien bronchitisTerapi komplementer pada pasien bronchitis
Terapi komplementer pada pasien bronchitisSulistia Rini
 
Terapi komplementer pada anak pertusis
Terapi komplementer pada anak pertusisTerapi komplementer pada anak pertusis
Terapi komplementer pada anak pertusisSulistia Rini
 
Terapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhialTerapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhialSulistia Rini
 
Terapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhialTerapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhialSulistia Rini
 
Terapi komplementer pada anak pneumonia
Terapi komplementer pada anak pneumoniaTerapi komplementer pada anak pneumonia
Terapi komplementer pada anak pneumoniaSulistia Rini
 
Terapi komplementer pada anak TBC
Terapi komplementer pada anak TBCTerapi komplementer pada anak TBC
Terapi komplementer pada anak TBCSulistia Rini
 

More from Sulistia Rini (20)

Tindakan Kolaborasi pada Pneumotoraks
Tindakan Kolaborasi pada PneumotoraksTindakan Kolaborasi pada Pneumotoraks
Tindakan Kolaborasi pada Pneumotoraks
 
Tindakan Kolaborasi pada Empiema
Tindakan Kolaborasi pada EmpiemaTindakan Kolaborasi pada Empiema
Tindakan Kolaborasi pada Empiema
 
Tindakan Kolaborasi pada Efuisi pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efuisi pleuraTindakan Kolaborasi pada Efuisi pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efuisi pleura
 
Tindakan Kolaborasi pada Pneumothoraks
Tindakan Kolaborasi pada PneumothoraksTindakan Kolaborasi pada Pneumothoraks
Tindakan Kolaborasi pada Pneumothoraks
 
Tindakan Kolaborasi pada Efusi Pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efusi PleuraTindakan Kolaborasi pada Efusi Pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efusi Pleura
 
Tindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca ParuTindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca Paru
 
Tindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca ParuTindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca Paru
 
Asma
AsmaAsma
Asma
 
Efusi pleura
Efusi pleuraEfusi pleura
Efusi pleura
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Efusi pleura
Efusi pleuraEfusi pleura
Efusi pleura
 
Asuhan Keperawatan pneumuthorax
Asuhan Keperawatan pneumuthoraxAsuhan Keperawatan pneumuthorax
Asuhan Keperawatan pneumuthorax
 
Asuhan Keperawatan pneumuthorax
 Asuhan Keperawatan pneumuthorax Asuhan Keperawatan pneumuthorax
Asuhan Keperawatan pneumuthorax
 
Terapi komplementer pada pasien bronchitis
Terapi komplementer pada pasien bronchitisTerapi komplementer pada pasien bronchitis
Terapi komplementer pada pasien bronchitis
 
Terapi komplementer pada anak pertusis
Terapi komplementer pada anak pertusisTerapi komplementer pada anak pertusis
Terapi komplementer pada anak pertusis
 
Terapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhialTerapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhial
 
Terapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhialTerapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhial
 
Terapi komplementer pada anak pneumonia
Terapi komplementer pada anak pneumoniaTerapi komplementer pada anak pneumonia
Terapi komplementer pada anak pneumonia
 
Terapi komplementer pada anak TBC
Terapi komplementer pada anak TBCTerapi komplementer pada anak TBC
Terapi komplementer pada anak TBC
 

Recently uploaded

PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024budimoko2
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptYanseBetnaArte
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 

Recently uploaded (20)

PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 

KONSEP ISTIRAHAT DAN TIDUR

  • 1. KONSEP ISTIRAHAT DAN TIDUR DOSEN PEMBIMBING : WIDYONINGSIH, M.Kep.,Sp.Kom DISUSUN OLEH : KELOMPOK 7 1. IRMA SUSRINI ( 108114023 ) 2. INDRA HARTONO ( 108114027 ) 3. EKA MAILINA I. ( 108114030 ) 4. SYARAH EKA P. ( 108114033 ) 5. SITI NURAENI ( 108114036 ) S1 KEPRAWATAN STIKES AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP TAHUN AKADEMIK 2014/2015
  • 2. KONSEP ISTIRAHAT DAN TIDUR A. Pengertian Istirahat Istirahat merupakan keadaan relaks tanpa adanya tekanan emosional, bukan hanya dalam keadaan tidak beraktivitas tetapi juga kondisi yang membutuhkan ketenangan. Kata istirahat berarti berhenti sebentar untuk melepaskan lelah, bersantai untuk menyegarkan diri atau melepaskan diri dari segala hal yang membosankan, menyulitkan bahkan menjengkelkan (Hidayat, 2008). B. Anatomi Hipotalamus Terletak di bawah thalamus otak dan tepat di atas batang otak, dengan ukuran kecil, berbentuk kerucut, struktur seukuran almond menonjol ke bawah. Meskipun, disebut sebagai kelenjar, hipotalamus bukan kelenjar, tapi sebagian dari otak, mengendalikan sejumlah besar fungsi tubuh. Bagian dari sistem endokrin, kelenjar ini praktis mengendalikan setiap organ dalam tubuh, dalam satu cara atau yang lain. Salah satu yang paling penting fungsi kelenjar hipotalamus, adalah bagaimana membentuk hubungan antara sistem saraf dan sistem endokrin melalui kelenjar hipofisis. Kelenjar ini merupakan wilayah yang kompleks, yang terdiri dari sejumlah besar inti, masing-masing bertanggung jawab untuk satu set fungsi. C. Fungsi Hipotalamus Terhadap Kebutuhan Istirahat dan Tidur Hipotalamus mempunyai pusat-pusat pengendalian untuk beberapa jenis kegiatan tak sadar dari badan, yang salah satu diantaranya menyangkut tidur dan bangun. Cedera pada hipotalamus dapat mengakibatkan seseorang tidur dalam jangka waktu yang luar biasa panjang atau lama. Aktivitas tidur diatur dan dikontrol oleh dua system pada batang otak, yaitu Reticular Activating System (RAS) dan Bulbar Synchronizing Region (BSR). RAS dibagian atas batang otak diyakini memiliki sel-sel khusus yang dapat mempertahankan kewaspadaan dan kesadaran; memberi stimulus visual, pendengaran, nyeri, dan sensori raba; serta emosi dan proses berfikir. Pada saat sadar, RAS melepaskan katekolamin, sedangkan pada saat tidur terjadi pelepasan serum serotonin dari BSR (T n arwoto,Wartonah,2003).
  • 3. Di waktu tidur, sistem retikular mendapat hanya sedikit rangsangan dari korteks serebral (kulit otak) serta permukaan luar tubuh. Keadaan bangun terjadi apabila sistem retikular dirangsang dengan rangsangan dari korteks serebral dan dari organ-organ serta sel-sel pengindraan di kulit. Misalnya jam wekker membangunkan kita dari tidur menjadi keadaan sadar apabila kita menyadari bahwa kita harus bersiap-siap untuk pergi bekerja. Perasaan-perasaan yang diakibatkan oleh kenyerian, kebisingan dan sebagainya, akan membuat orang tidak dapat tidur lewat organ-organ serta sel-sel di kulit badan. Maka keadaan tidak dapat tidur di timbulkan oleh kegiatan kulit otak serta apa yang dirasakan oleh badan di waktu tidur, rangsangan - rangsangan menjadi minimal. Tidur adalah proses fisiologis yang bersiklus yang bergantian dengan periode yang lebih lama dari keterjagaan. Siklus tidur terjaga mempengaruhi dan mengatur fungsi fisiologis dan respons perilaku. Perangsangan pada beberapa daerah spesifik otak dapat menimbulkan keadaan tidur dengan sifat-sifat yang mendekati keadaan tidur alami. Daerah-daerah tersebut adalah : 1. Nuklei rafe, yang terletak di separuh bagian bawah pons dan medulla 2. Nukleus traktus solitarius, yang merupakan regio sensorik medula dan pons yang dilewati oleh sinyal sensorik viseral yang memasuki otak melalui syaraf- syaraf vagus dan glossofaringeus, juga menimbulkan keadaan tidur. 3. Beberapa regio diensefalon, yaitu bagian rostral hipotalamus, terutama area suprakiasma dan adakalanya suatu area di nuklei difus pada talamus. D. Konsep Ritme Sirkadian Setiap makhluk hidup memiliki bioritme (jam biologis) yang berbeda. Pada manusia,bioritme ini dikontrol oleh tubuh dan disesuaikan dengan factor lingkungan (mis; cahaya, kegelapan, gravitasi dan stimulus elektromagnetik). Bentuk bioritme yang paling umum adalah ritme sirkadian-yamg melengkapi siklus selama 24 jam. Dalam hal ini, fluktuasi denyut jantung, tekanan darah, temperature, sekresi hormone, metabolism dan penampilan serta perasaan individu bergantung pada ritme sirkadiannya. Tidur adalah salah satu irama biologis tubuh yang sangat kompleks. Sinkronisasi sirkadian terjadi jika individu memiliki pola tidur-bangun yang mengikuti jam biologisnya: individu akan bangun pada saat ritme fisiologis paling tinggi atau paling aktif dan akan tidur pada saat ritme tersebut paling rendah (Lilis,Taylor,Lemone,1989).
  • 4. Beberapa inti dari jam biologis sirkadian manusia selama 24 jam. 1. Pengertian Ritme sirkadian adalah proses biologis yang menunjukkan osilasi endogen dan berulang setiap sekitar 24 jam yang didorong oleh jam sirkadian, dan telah banyak diamati pada tanaman, hewan, jamur, dan cyanobacteria. Istilah sirkadian berasal dari bahasa Latin circa, yang berarti "sekitar"dan diem atau dies, yang berarti "hari". Ilmu formal mengenai ritme biologis sementara, seperti ritme harian, pasang surut, mingguan, musiman, dan tahunan, disebut kronobiologi. Meskipun ritme sirkadian terjadi secara endogen, tetapi disesuaikan dengan lingkungan sekitar oleh isyarat eksternal yang disebut zeitgebers, biasanya yang paling penting adalah pada siang hari. 2. Kriteria Untuk dapat disebut sirkadian, suatu ritme/irama biologis harus memenuhi empat kriteria umum: a. Ritme tersebut berulang satu kali sehari (suatu ritme ada periode 24 jam). Agar dapat melacak waktu dalam sehari, jam harus berada di titik yang sama pada waktu yang sama setiap hari, misalnya berulang setiap 24 jam. b. Ritme tersebut bertahan tanpa adanya isyarat eksternal (endogen). Ritme tersebut tetap dalam kondisi konstan dengan jangka waktu sekitar 24 jam. Alasan kriteria ini adalah untuk membedakan ritme sirkadian dari tanggapan sederhana ke isyarat eksternal sehari-hari. Suatu ritme tidak dapat dikatakan endogen, kecuali telah diuji dalam kondisi tanpa masukan/input periodik eksternal. c. Ritme tersebut dapat disesuaikan agar sesuai dengan waktu setempat (entrainable). Ritme tersebut dapat direset dengan pemaparan terhadap rangsangan eksternal (cahaya dan panas), sebuah proses yang disebut entrainment. Alasannya adalah untuk membedakan ritme sirkadian dari
  • 5. ritme 24 jam endogen bayangan lainnya yang kebal pengaturan ulang terhadap isyarat eksternal, maka tidak memenuhi tujuan memperkirakan waktu setempat. Perjalanan melintasi zona waktu menggambarkan kemampuan dari jam biologis manusia untuk menyesuaikan diri dengan waktu setempat; seseorang biasanya akan mengalami jet lag sebelum entrainment pada jam sirkadian disinkronkan dengan waktu setempat. d. Ritme tersebut mempertahankan periodisitas sirkadian pada rentang suhu fisiologis, ritme tersebut menunjukkan kompensasi suhu. Beberapa organisme hidup dalam berbagai suhu, dan perbedaan energi panas akan mempengaruhi kinetika dari semua proses molekul dalam sel. Guna melacak waktu, jam sirkadian pada organisme harus mempertahankan periodisitas sekitar 24 jam meskipun kinetiknya berubah, suatu hal yang dikenal sebagai kompensasi suhu. E. Pengertian Tidur Tidur merupakan sebuah proses biologis yang umum pada semua orang. Ditinjau dari sejarahnya, tidur dianggap sebagai keadaan tidak sadar. Tidur dicirikan dengan aktivitas fisik minimal, tingkat kesadaran bervariasi, perubahan pada proses fisiologis tubuh, dan penurunan respons terhadap stimulus eksternal. Beberapa stimulus lingkungan, seperti sebuah alarm detektor asap, biasanya akan membangunkan orang yang sedang tidur, sementara suara bising lain tidak akan membangunkannya. Tampaknya bahwa individu berespons terhadap stimulus bermakna saat tidur dan mengabaikan stimulus yang tidak bermakna secara selektif . F. Fisiologi Tidur Fisiologi tidur merupakan pengaturan kegiatan tidur oleh adanya hubungan mekanisme serebral yang secara bergantian untuk mengaktifkan dan menekan pusat otak agar dapat tidur dan bangun.Pusat pengaturan tidur terdapat pada medulla oblongata (Hidayat, 2008). Selama tidur, dalam tubuh seseorang terjad iperubahan proses fisiologis. Perubahan tersebut antara lain: 1. Penurunan tekanan darah, denyut nadi. 2. Dilatasi pembuluh darah kapiler 3. Kadang-kadang terjadi peningkatan aktivitas traktus gas trointestinal 4. Relaksasi otot-otot rangka 5. Basal Metabolisme Rate (BMR) menurun 10-30 %
  • 6. G. Jenis-Jenis Tidur Pada hakekatnya tidur dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori yaitu tidur dengan gerakan bola mata cepat (Rapid Eye Movement – REM), dan tidur dengan gerakan bola mata lambat (Non-Rapid Eye Movement – NREM). 1. Tidur REM Tidur REM merupakan tidur dalam kondisi aktif atau tidur paradoksial. Maka tidur REM ini sifatnya nyenyak sekali, namun fisiknya yaitu gerakan kedua bola matanya bersifat sangat aktif. Tidur REM ditandai dengan mimpi, otot-otot kendor, tekanan darah bertambah, gerakan mata cenderung bergerak bolak-balik, sekresi lambung meningkat, ereksi penis pada laki-laki, gerakan otot tidak teratur, kecepatan jantung, dan pernafasan lebih cepat, serta suhu dan metabolisme meningkat. Gejala-gejala mengalami kehilangan tidur REM sebagai berikut: a. Cenderung hiperaktif. b. Kurang dapat mengendalikan diri dan emosi (emosinya labil). c. Nafsu makan bertambah. d. Bingung dan curiga. 2. Tidur NREM Tidur NREM merupakan tidur yang nyaman dan dalam.Pada tidur NREM gelombang otak lebih lambat dibandingkan pada orang yang sadar atau tidak tidur. Tanda-tanda tidur NREM antara lain: mimpi berkurang, keadaan istirahat, tekanan darah turun, kecepatan pernafasan turun, metabolisme turun, dan gerakan bola mata lambat. H. Tahap-Tahap Tidur Adapun tahapan tidur yaitu:  Tidur NREM TAHAP 1: NREM 1. Tahap meliputi tingkat paling dangkal dari tidur 2. Tahap berakhir beberapa menit a. Pengurangan aktivitas fisiologis dimulai dengan penurunan secara bertahap tanda-tanda vital dan metabolism b. Seseorang dengan mudah terbangun oleh stimulus sensori seperti suara c. Ketika terbangun, seseorang merasa seperti telah melamun
  • 7. TAHAP 2: NREM 1. Tahap 2 merupakan periode tidur bersuara 2. Kemajuan relaksasi 3. Untuk terbangun masih relatif mudah 4. Tahap berakhir 10 hingga 20 menit 5. Kelanjutan fungsi tubuh menjadi lamban TAHAP 3: NREM 1. Tahap 3 meliputi tahap awal dari tidur yang dalam 2. Orang yang tidur sulit dibangunkan dan jarang bergerak 3. Otot-otot dalam keadaan santai penuh 4. Tanda-tanda vital menurun tetapi tetap teratur 5. Tahap berakhir 15 hingga 30 menit TAHAP 4: NREM 1. Tahap 4 merupakan tahap tidur terdalam 2. Sangat sulit untuk membangunkan orang yang tidur a. Jika terjadi kurang tidur, maka orang yang tidur akan menghabiskan porsi malam yang seimbang pada tahap ini b. Tanda-tanda vital menurun secara bermakna dibanding selama jam terjaga c. Tahap berakhir kurang lebih 15 hingga 30 menit d. Tidur sambil berjalan dan enuresis dapat terjadi  TIDUR REM 1. Mimpi yang penuh warna dan tambah hidup dapat terjadi pada REM. Mimpi yang kurang hidup dapat terjadi pada tahap yang lain 2. Tahap ini biasanya dimulai sekitar 90 menit setelah mulai tidur a. Dicirikan dengan respons otonom dari pergerakan mata yang cepat, fluktuasi jantung, kecepatan respirasi dan peningkatan tekanan darah b. Terjadi tonus otot skelet penurunan c. Peningkatan sekresi lambung d. Sangat sulit sekali membangunkan orang yang tidur e. Durasi dari tidur REM meningkat pada tiap siklus dan rata-rata 20 menit
  • 8. I. Fungsi Dan Tujuan Tidur 1. Memperbaiki keadaan fisiologis dan psikologis. 2. Melepaskan stress dan ketegangan. 3. Memulihkan keseimbangan alami di antara pusat-pusat neuron. 4. Secara tradisional, dipandang sebagai waktu untuk memperbaiki dan menyiapkan diri pada waktu periode bangun. 5. Memperbaiki proses biologis dan memelihara fungsi jantung. 6. Berperan dalam belajar, memori dan adaptasi. 7. Mengembalikan konsentrasi dan aktivitas sehari-hari. 8. Menghasilkn hormon pertumbuhan untuk memperbaiki dan memperbaharui epitel dan sel otak. 9. Menghemat dan menyediakan energi bagi tubuh. 10. Memelihara kesehatan optimal dan mengembalikan kondisi fisik. 11. Tidur memberi pengaruh fisiologis pada sistem saraf dan struktur tubuh lain. 12. Tidur memulihkan tingkat aktivitas normal dan keseimbangan normal di antara bagian sistem saraf. 13. Tidur untuk sintesis protein, yang memungkinkan terjadinya proses perbaikan. J. Kebutuhan Tidur Manusia Kebutuhan tidur pada setiap manusia berbeda tergantung pada tingkat perkembangannya. Berikut tabel kebutuhan tidur manusia berdasarkan tingkatan usia.
  • 9. K. Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Pemenuhan Kebutuhan Tidur Kualitas maupun kuantitas tidur dipengharuhi oleh sejumlah faktor. Kualitas tidur merujuk pada kemampuan individu untuk tetap tertidur dan mendapatkan sejumlah tidur REM dan NREM yang pas. Kuantitas tidur adalah total waktu tidur individu. Berikut beberapa factor yang dapat mempengaruhi kebutuhan tidur. 1. Sakit Sakit yang menyebabkan nyeri atau gangguan fisik dapat menyebabkan masalah tidur. Orang yang sakit memerlukan tidur yang lebih banyak dibandingkan keadaan normal dan irama tidur dan bangun yang normal seringkali terganggu.Orang yang kurang mendapat waktu tidur REM pada akhirnya menghabiskan lebih banyak waktu tidur dibandingkan orang normal pada tahap tidur ini. 2. Lingkungan Lingkungan dapat mempercepat atau memperlambat tidur. misalnya, suara bising dilingkungan dapat menghambat tidur. Namun, jika waktunya telah berlebihan, seseorang dapat menjadi terbiasa terhadap suara bising sehingga tingkat suara tidak lagi berpengaruh. Ketidaknyamanan akibat suhu lingkungan dan kurang ventilasi dapat memengaruhi tidur. Kadar cahaya dapat menjadi faktor lain yang berpengaruh. Seseorang yang terbiasa tidur dalam gelap mungkin sulit tidur pada keadaan terang. 3. Letih Diperkirakan bahwa orang yang letih sedang biasanya mengalami tidur yang tenang. Letih juga memengaruhi pola tidur seseorang.Semakin letih seseorang, semakin pendek periode tidur REM (paradoksikal) pertama.Saat seseorang beristirahat, periode REM menjadi lebih panjang. 4. Stress Emosional Ansietas dan depresi sering kali mengganggu tidur.Seseorang yang pikirannya dipenuhi dengan masalah pribadi mungkin tidak mampu relaks dengan cukup untuk dapat tidur. 5. Motivasi Keinginan untuk tetap terjaga sering kali dapat mengatasi rasa letih seseorang. Misalnya, seorang yang sudah lelah mungkin dapat tetap terjaga saat menghadiri konser yang menarik.Sebaliknya, ketika seseorang mengalami rasa bosan dan tidak termotivasi untuk tetap terjaga, tidur seringkali terjadi dnegan cepat.
  • 10. 6. Obat-obatan Beberapa obat memengaruhi kualitas tidur. Beberapa obat-obatan berpengaruh terhadap kualitas tidur. Obat-obatan yang mengandung diuretik menyebabkan Insomnia, anti depresan akan memsupresi REM. Orang yang minum alkohol terlalu banyak seringkali mengalami gangguan tidur. 7. Umur Semakin bertambah umur manusia semakin berkurang total waktu kebutuhan tidur. Hal ini dipengaruhi oleh pertumbuhan dan fisiologis dari sel-sel dan organ, pada neonati kebutuhan tidur tinggi karena masih dalam proses adaptasi dengan lingkungan dari dalam rahim ibu, sedangkan pada lansia sudah mulai terjadi degenerasi sel dan organ yang mempengaruhi fungsi dan mekanisme tidur.