Dokumen tersebut membahas konsep istirahat dan tidur. Hipotalamus berperan dalam mengatur kebutuhan istirahat dan tidur melalui pusat-pusat pengendalian aktivitas tidur dan bangun. Terdapat dua jenis tidur yaitu REM dan NREM yang berbeda dalam gejala fisiologisnya. Tidur diperlukan untuk memperbaiki keadaan fisiologis dan psikologis serta melepaskan stres.
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
KONSEP ISTIRAHAT DAN TIDUR
1. KONSEP ISTIRAHAT DAN TIDUR
DOSEN PEMBIMBING : WIDYONINGSIH, M.Kep.,Sp.Kom
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 7
1. IRMA SUSRINI ( 108114023 )
2. INDRA HARTONO ( 108114027 )
3. EKA MAILINA I. ( 108114030 )
4. SYARAH EKA P. ( 108114033 )
5. SITI NURAENI ( 108114036 )
S1 KEPRAWATAN
STIKES AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP
TAHUN AKADEMIK 2014/2015
2. KONSEP ISTIRAHAT DAN TIDUR
A. Pengertian Istirahat
Istirahat merupakan keadaan relaks tanpa adanya tekanan emosional, bukan
hanya dalam keadaan tidak beraktivitas tetapi juga kondisi yang membutuhkan
ketenangan. Kata istirahat berarti berhenti sebentar untuk melepaskan lelah, bersantai
untuk menyegarkan diri atau melepaskan diri dari segala hal yang membosankan,
menyulitkan bahkan menjengkelkan (Hidayat, 2008).
B. Anatomi Hipotalamus
Terletak di bawah thalamus otak
dan tepat di atas batang otak, dengan
ukuran kecil, berbentuk kerucut, struktur
seukuran almond menonjol ke bawah.
Meskipun, disebut sebagai kelenjar,
hipotalamus bukan kelenjar, tapi sebagian
dari otak, mengendalikan sejumlah besar fungsi tubuh. Bagian dari sistem endokrin,
kelenjar ini praktis mengendalikan setiap organ dalam tubuh, dalam satu cara atau
yang lain. Salah satu yang paling penting fungsi kelenjar hipotalamus, adalah
bagaimana membentuk hubungan antara sistem saraf dan sistem endokrin melalui
kelenjar hipofisis. Kelenjar ini merupakan wilayah yang kompleks, yang terdiri dari
sejumlah besar inti, masing-masing bertanggung jawab untuk satu set fungsi.
C. Fungsi Hipotalamus Terhadap Kebutuhan Istirahat dan Tidur
Hipotalamus mempunyai pusat-pusat pengendalian untuk beberapa jenis
kegiatan tak sadar dari badan, yang salah satu diantaranya menyangkut tidur dan
bangun. Cedera pada hipotalamus dapat mengakibatkan seseorang tidur dalam jangka
waktu yang luar biasa panjang atau lama.
Aktivitas tidur diatur dan dikontrol oleh dua system pada batang otak, yaitu
Reticular Activating System (RAS) dan Bulbar Synchronizing Region (BSR). RAS
dibagian atas batang otak diyakini memiliki sel-sel khusus yang dapat
mempertahankan kewaspadaan dan kesadaran; memberi stimulus visual,
pendengaran, nyeri, dan sensori raba; serta emosi dan proses berfikir. Pada saat sadar,
RAS melepaskan katekolamin, sedangkan pada saat tidur terjadi pelepasan serum
serotonin dari BSR (T n arwoto,Wartonah,2003).
3. Di waktu tidur, sistem retikular mendapat hanya sedikit rangsangan dari
korteks serebral (kulit otak) serta permukaan luar tubuh. Keadaan bangun terjadi
apabila sistem retikular dirangsang dengan rangsangan dari korteks serebral dan dari
organ-organ serta sel-sel pengindraan di kulit. Misalnya jam wekker membangunkan
kita dari tidur menjadi keadaan sadar apabila kita menyadari bahwa kita harus
bersiap-siap untuk pergi bekerja. Perasaan-perasaan yang diakibatkan oleh kenyerian,
kebisingan dan sebagainya, akan membuat orang tidak dapat tidur lewat organ-organ
serta sel-sel di kulit badan. Maka keadaan tidak dapat tidur di timbulkan oleh kegiatan
kulit otak serta apa yang dirasakan oleh badan di waktu tidur, rangsangan -
rangsangan menjadi minimal. Tidur adalah proses fisiologis yang bersiklus yang
bergantian dengan periode yang lebih lama dari keterjagaan. Siklus tidur terjaga
mempengaruhi dan mengatur fungsi fisiologis dan respons perilaku.
Perangsangan pada beberapa daerah spesifik otak dapat menimbulkan keadaan
tidur dengan sifat-sifat yang mendekati keadaan tidur alami. Daerah-daerah tersebut
adalah :
1. Nuklei rafe, yang terletak di separuh bagian bawah pons dan medulla
2. Nukleus traktus solitarius, yang merupakan regio sensorik medula dan pons
yang dilewati oleh sinyal sensorik viseral yang memasuki otak melalui syaraf-
syaraf vagus dan glossofaringeus, juga menimbulkan keadaan tidur.
3. Beberapa regio diensefalon, yaitu bagian rostral hipotalamus, terutama area
suprakiasma dan adakalanya suatu area di nuklei difus pada talamus.
D. Konsep Ritme Sirkadian
Setiap makhluk hidup memiliki bioritme (jam biologis) yang berbeda. Pada
manusia,bioritme ini dikontrol oleh tubuh dan disesuaikan dengan factor lingkungan
(mis; cahaya, kegelapan, gravitasi dan stimulus elektromagnetik). Bentuk bioritme
yang paling umum adalah ritme sirkadian-yamg melengkapi siklus selama 24 jam.
Dalam hal ini, fluktuasi denyut jantung, tekanan darah, temperature, sekresi
hormone, metabolism dan penampilan serta perasaan individu bergantung pada ritme
sirkadiannya. Tidur adalah salah satu irama biologis tubuh yang sangat kompleks.
Sinkronisasi sirkadian terjadi jika individu memiliki pola tidur-bangun yang
mengikuti jam biologisnya: individu akan bangun pada saat ritme fisiologis paling
tinggi atau paling aktif dan akan tidur pada saat ritme tersebut paling rendah
(Lilis,Taylor,Lemone,1989).
4. Beberapa inti dari jam biologis sirkadian manusia selama 24 jam.
1. Pengertian
Ritme sirkadian adalah proses biologis yang menunjukkan osilasi
endogen dan berulang setiap sekitar 24 jam yang didorong oleh jam sirkadian,
dan telah banyak diamati pada tanaman, hewan, jamur, dan cyanobacteria.
Istilah sirkadian berasal dari bahasa Latin circa, yang berarti "sekitar"dan diem
atau dies, yang berarti "hari". Ilmu formal mengenai ritme biologis sementara,
seperti ritme harian, pasang surut, mingguan, musiman, dan tahunan, disebut
kronobiologi. Meskipun ritme sirkadian terjadi secara endogen, tetapi
disesuaikan dengan lingkungan sekitar oleh isyarat eksternal yang disebut
zeitgebers, biasanya yang paling penting adalah pada siang hari.
2. Kriteria
Untuk dapat disebut sirkadian, suatu ritme/irama biologis harus
memenuhi empat kriteria umum:
a. Ritme tersebut berulang satu kali sehari (suatu ritme ada periode 24 jam).
Agar dapat melacak waktu dalam sehari, jam harus berada di titik yang
sama pada waktu yang sama setiap hari, misalnya berulang setiap 24 jam.
b. Ritme tersebut bertahan tanpa adanya isyarat eksternal (endogen). Ritme
tersebut tetap dalam kondisi konstan dengan jangka waktu sekitar 24 jam.
Alasan kriteria ini adalah untuk membedakan ritme sirkadian dari
tanggapan sederhana ke isyarat eksternal sehari-hari. Suatu ritme tidak
dapat dikatakan endogen, kecuali telah diuji dalam kondisi tanpa
masukan/input periodik eksternal.
c. Ritme tersebut dapat disesuaikan agar sesuai dengan waktu setempat
(entrainable). Ritme tersebut dapat direset dengan pemaparan terhadap
rangsangan eksternal (cahaya dan panas), sebuah proses yang disebut
entrainment. Alasannya adalah untuk membedakan ritme sirkadian dari
5. ritme 24 jam endogen bayangan lainnya yang kebal pengaturan ulang
terhadap isyarat eksternal, maka tidak memenuhi tujuan memperkirakan
waktu setempat. Perjalanan melintasi zona waktu menggambarkan
kemampuan dari jam biologis manusia untuk menyesuaikan diri dengan
waktu setempat; seseorang biasanya akan mengalami jet lag sebelum
entrainment pada jam sirkadian disinkronkan dengan waktu setempat.
d. Ritme tersebut mempertahankan periodisitas sirkadian pada rentang suhu
fisiologis, ritme tersebut menunjukkan kompensasi suhu. Beberapa
organisme hidup dalam berbagai suhu, dan perbedaan energi panas akan
mempengaruhi kinetika dari semua proses molekul dalam sel. Guna
melacak waktu, jam sirkadian pada organisme harus mempertahankan
periodisitas sekitar 24 jam meskipun kinetiknya berubah, suatu hal yang
dikenal sebagai kompensasi suhu.
E. Pengertian Tidur
Tidur merupakan sebuah proses biologis yang umum pada semua orang.
Ditinjau dari sejarahnya, tidur dianggap sebagai keadaan tidak sadar. Tidur dicirikan
dengan aktivitas fisik minimal, tingkat kesadaran bervariasi, perubahan pada proses
fisiologis tubuh, dan penurunan respons terhadap stimulus eksternal. Beberapa
stimulus lingkungan, seperti sebuah alarm detektor asap, biasanya akan
membangunkan orang yang sedang tidur, sementara suara bising lain tidak akan
membangunkannya. Tampaknya bahwa individu berespons terhadap stimulus
bermakna saat tidur dan mengabaikan stimulus yang tidak bermakna secara selektif .
F. Fisiologi Tidur
Fisiologi tidur merupakan pengaturan kegiatan tidur oleh adanya hubungan
mekanisme serebral yang secara bergantian untuk mengaktifkan dan menekan pusat
otak agar dapat tidur dan bangun.Pusat pengaturan tidur terdapat pada medulla
oblongata (Hidayat, 2008). Selama tidur, dalam tubuh seseorang terjad iperubahan
proses fisiologis. Perubahan tersebut antara lain:
1. Penurunan tekanan darah, denyut nadi.
2. Dilatasi pembuluh darah kapiler
3. Kadang-kadang terjadi peningkatan aktivitas traktus gas trointestinal
4. Relaksasi otot-otot rangka
5. Basal Metabolisme Rate (BMR) menurun 10-30 %
6. G. Jenis-Jenis Tidur
Pada hakekatnya tidur dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori yaitu tidur
dengan gerakan bola mata cepat (Rapid Eye Movement – REM), dan tidur dengan
gerakan bola mata lambat (Non-Rapid Eye Movement – NREM).
1. Tidur REM
Tidur REM merupakan tidur dalam kondisi aktif atau tidur paradoksial.
Maka tidur REM ini sifatnya nyenyak sekali, namun fisiknya yaitu gerakan
kedua bola matanya bersifat sangat aktif. Tidur REM ditandai dengan mimpi,
otot-otot kendor, tekanan darah bertambah, gerakan mata cenderung bergerak
bolak-balik, sekresi lambung meningkat, ereksi penis pada laki-laki, gerakan
otot tidak teratur, kecepatan jantung, dan pernafasan lebih cepat, serta suhu
dan metabolisme meningkat.
Gejala-gejala mengalami kehilangan tidur REM sebagai berikut:
a. Cenderung hiperaktif.
b. Kurang dapat mengendalikan diri dan emosi (emosinya labil).
c. Nafsu makan bertambah.
d. Bingung dan curiga.
2. Tidur NREM
Tidur NREM merupakan tidur yang nyaman dan dalam.Pada tidur
NREM gelombang otak lebih lambat dibandingkan pada orang yang sadar atau
tidak tidur. Tanda-tanda tidur NREM antara lain: mimpi berkurang, keadaan
istirahat, tekanan darah turun, kecepatan pernafasan turun, metabolisme turun,
dan gerakan bola mata lambat.
H. Tahap-Tahap Tidur
Adapun tahapan tidur yaitu:
Tidur NREM
TAHAP 1: NREM
1. Tahap meliputi tingkat paling dangkal dari tidur
2. Tahap berakhir beberapa menit
a. Pengurangan aktivitas fisiologis dimulai dengan penurunan secara
bertahap tanda-tanda vital dan metabolism
b. Seseorang dengan mudah terbangun oleh stimulus sensori seperti suara
c. Ketika terbangun, seseorang merasa seperti telah melamun
7. TAHAP 2: NREM
1. Tahap 2 merupakan periode tidur bersuara
2. Kemajuan relaksasi
3. Untuk terbangun masih relatif mudah
4. Tahap berakhir 10 hingga 20 menit
5. Kelanjutan fungsi tubuh menjadi lamban
TAHAP 3: NREM
1. Tahap 3 meliputi tahap awal dari tidur yang dalam
2. Orang yang tidur sulit dibangunkan dan jarang bergerak
3. Otot-otot dalam keadaan santai penuh
4. Tanda-tanda vital menurun tetapi tetap teratur
5. Tahap berakhir 15 hingga 30 menit
TAHAP 4: NREM
1. Tahap 4 merupakan tahap tidur terdalam
2. Sangat sulit untuk membangunkan orang yang tidur
a. Jika terjadi kurang tidur, maka orang yang tidur akan menghabiskan porsi
malam yang seimbang pada tahap ini
b. Tanda-tanda vital menurun secara bermakna dibanding selama jam terjaga
c. Tahap berakhir kurang lebih 15 hingga 30 menit
d. Tidur sambil berjalan dan enuresis dapat terjadi
TIDUR REM
1. Mimpi yang penuh warna dan tambah hidup dapat terjadi pada REM. Mimpi
yang kurang hidup dapat terjadi pada tahap yang lain
2. Tahap ini biasanya dimulai sekitar 90 menit setelah mulai tidur
a. Dicirikan dengan respons otonom dari pergerakan mata yang cepat,
fluktuasi jantung, kecepatan respirasi dan peningkatan tekanan darah
b. Terjadi tonus otot skelet penurunan
c. Peningkatan sekresi lambung
d. Sangat sulit sekali membangunkan orang yang tidur
e. Durasi dari tidur REM meningkat pada tiap siklus dan rata-rata 20 menit
8. I. Fungsi Dan Tujuan Tidur
1. Memperbaiki keadaan fisiologis dan psikologis.
2. Melepaskan stress dan ketegangan.
3. Memulihkan keseimbangan alami di antara pusat-pusat neuron.
4. Secara tradisional, dipandang sebagai waktu untuk memperbaiki dan menyiapkan
diri pada waktu periode bangun.
5. Memperbaiki proses biologis dan memelihara fungsi jantung.
6. Berperan dalam belajar, memori dan adaptasi.
7. Mengembalikan konsentrasi dan aktivitas sehari-hari.
8. Menghasilkn hormon pertumbuhan untuk memperbaiki dan memperbaharui epitel
dan sel otak.
9. Menghemat dan menyediakan energi bagi tubuh.
10. Memelihara kesehatan optimal dan mengembalikan kondisi fisik.
11. Tidur memberi pengaruh fisiologis pada sistem saraf dan struktur tubuh lain.
12. Tidur memulihkan tingkat aktivitas normal dan keseimbangan normal di antara
bagian sistem saraf.
13. Tidur untuk sintesis protein, yang memungkinkan terjadinya proses perbaikan.
J. Kebutuhan Tidur Manusia
Kebutuhan tidur pada setiap manusia berbeda tergantung pada tingkat
perkembangannya. Berikut tabel kebutuhan tidur manusia berdasarkan tingkatan usia.
9. K. Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Pemenuhan Kebutuhan Tidur
Kualitas maupun kuantitas tidur dipengharuhi oleh sejumlah faktor. Kualitas
tidur merujuk pada kemampuan individu untuk tetap tertidur dan mendapatkan
sejumlah tidur REM dan NREM yang pas. Kuantitas tidur adalah total waktu tidur
individu. Berikut beberapa factor yang dapat mempengaruhi kebutuhan tidur.
1. Sakit
Sakit yang menyebabkan nyeri atau gangguan fisik dapat menyebabkan
masalah tidur. Orang yang sakit memerlukan tidur yang lebih banyak
dibandingkan keadaan normal dan irama tidur dan bangun yang normal seringkali
terganggu.Orang yang kurang mendapat waktu tidur REM pada akhirnya
menghabiskan lebih banyak waktu tidur dibandingkan orang normal pada tahap
tidur ini.
2. Lingkungan
Lingkungan dapat mempercepat atau memperlambat tidur. misalnya, suara
bising dilingkungan dapat menghambat tidur. Namun, jika waktunya telah
berlebihan, seseorang dapat menjadi terbiasa terhadap suara bising sehingga
tingkat suara tidak lagi berpengaruh. Ketidaknyamanan akibat suhu lingkungan
dan kurang ventilasi dapat memengaruhi tidur. Kadar cahaya dapat menjadi faktor
lain yang berpengaruh. Seseorang yang terbiasa tidur dalam gelap mungkin sulit
tidur pada keadaan terang.
3. Letih
Diperkirakan bahwa orang yang letih sedang biasanya mengalami tidur yang
tenang. Letih juga memengaruhi pola tidur seseorang.Semakin letih seseorang,
semakin pendek periode tidur REM (paradoksikal) pertama.Saat seseorang
beristirahat, periode REM menjadi lebih panjang.
4. Stress Emosional
Ansietas dan depresi sering kali mengganggu tidur.Seseorang yang pikirannya
dipenuhi dengan masalah pribadi mungkin tidak mampu relaks dengan cukup
untuk dapat tidur.
5. Motivasi
Keinginan untuk tetap terjaga sering kali dapat mengatasi rasa letih seseorang.
Misalnya, seorang yang sudah lelah mungkin dapat tetap terjaga saat menghadiri
konser yang menarik.Sebaliknya, ketika seseorang mengalami rasa bosan dan
tidak termotivasi untuk tetap terjaga, tidur seringkali terjadi dnegan cepat.
10. 6. Obat-obatan
Beberapa obat memengaruhi kualitas tidur. Beberapa obat-obatan berpengaruh
terhadap kualitas tidur. Obat-obatan yang mengandung diuretik menyebabkan
Insomnia, anti depresan akan memsupresi REM. Orang yang minum alkohol
terlalu banyak seringkali mengalami gangguan tidur.
7. Umur
Semakin bertambah umur manusia semakin berkurang total waktu kebutuhan
tidur. Hal ini dipengaruhi oleh pertumbuhan dan fisiologis dari sel-sel dan organ,
pada neonati kebutuhan tidur tinggi karena masih dalam proses adaptasi dengan
lingkungan dari dalam rahim ibu, sedangkan pada lansia sudah mulai terjadi
degenerasi sel dan organ yang mempengaruhi fungsi dan mekanisme tidur.