SlideShare a Scribd company logo
KOMUNIKASI KESEHATAN HEWAN
Drh Tri Satya Putri Naipospos MPhil PhD
Veterinary Epidemiologist
Kuliah Tamu di FKH UB Malang – Zoom, 18 Desember 2020
Pelaksana Kesehatan Hewan
• Pelaksana Kesehatan Hewan (Veterinary services) dan mitranya
memainkan peran kunci dalam memproteksi kesehatan hewan dan
kesejahteraannya. Setiap hari, harus memonitor, mendeteksi,
menotifikasi dan merespon penyakit hewan dengan cepat.
• Pelaksana Keswan mengembangkan dan mengimplementasikan
tindakan-tindakan kesehatan hewan dan kesejahteraan hewan, dan
mempersiapkan dan menerbitkan sertifikat veteriner.
• Untuk menjalankan misi tersebut, personil Pelaksana Keswan tidak
hanya mengandalkan pengetahuan saintifik dan keahlian, tetapi juga
berkolaborasi dengan stakeholder kunci terkait dan publik.
2
Sumber: OIE (2015) Communication Handbook Veterinary Services.
Penyakit-penyakit baru
• Communication
• Handbook
• Veterinary Services
3
• Pelaksana Keswan perlu berbicara dengan profesional kesehatan,
peternak, masyarakat sipil, komunitas, media dan lainnya yang
sebagian besar tidak mengetahui tentang pengetahuan ilmiah dari dunia
kesehatan hewan.
• Komunikasi Pelaksana Keswan berkontribusi secara signifikan pada
perlindungan kesehatan manusia.
• Dengan 75% dari penyakit-penyakit baru yang menyerang manusia
dilaporkan muncul dari dunia hewan, komunikasi dua-arah antara
sektor kesehatan manusia dan kesehatan hewan adalah esensial.
• Kedua sektor harus berkomunikasi secara efektif tentang risiko dan
kejadian seperti Ketika muncul wabah penyakit.
Sumber: OIE (2015) Communication Handbook Veterinary Services.
Buku pegangan komunikasi
kesehatan hewan
• OIE dan WHO bekerja erat dalam banyak aspek
tentang pendekatan ‘One Health’ yang
memandang bahwa kesehatan manusia, hewan
dan lingkungan secara holistik saling terkait.
• Kedua organisasi berkolaborasi di bidang keahlian
‘komunikasi risiko’ dan publikasi buku pegangan
komunikasi ini adalah satu dari beberapa inisiatif
bersama untuk memperkuat kapasitas komunikasi
risiko dari para staf organisasi international
maupun juga staf Pelaksana Keswan nasional.
4Sumber: OIE (2015) Communication Handbook Veterinary Services.
Pengaruh globalisasi
• Di era globalisasi dan sirkulasi yang cepat dari
barang, orang, produk hewani, dan hewan hidup,
komunikasi yang efektif menjadi semakin penting.
• Evolusi besar sekali dalam teknologi informasi
dan transformasi dari bagaimana orang
mengakses informasi semakin meningkatkan
permintaan para ahli dan pejabat untuk
berkomunikasi dengan jelas, cepat dan kredibel
tentang risiko terhadap hewan dan manusia yang
berasal dari sektor hewan.
5
Sumber: OIE (2015) Communication Handbook Veterinary Services.
Komunikasi saat wabah
dan epidemi
• Selama wabah dan epidemi, kedua sektor harus
mengharmonisasikan komunikasi mereka tentang
bahaya (hazard), sifat alami dan besarnya risiko dan
kerentanan, dan pada tindakan yang diambil untuk
mengendalikan krisis.
• Kedua sektor harus secara cepat mengidentifikasi dan
mengatasi persepsi, keyakinan, rumor dan misinformasi.
• Informasi dan saran yang tepat waktu, kredibel, mudah
dipahami dan dapat dipercaya akan meminimalkan
hilangnya nyawa, penyakit, kehilangan ekonomi dan
sosial yang disebabkan penyakit.
6
Mengapa perlu ketrampilan
komunikasi dalam kedokteran hewan?
• Ketrampilan komuniksasi (communication skills) adalah
kompetensi inti dalam kedokteran hewan.
• Pengetahuan ilmiah/sains dan ketrampilan teknologi saja tidak
cukup untuk menjadi dokter hewan yang sukses.
• Sebagian besar studi di bidang kesehatan hewan berfokus pada
komunikasi sebagai ketrampilan interpersonal.
• Sangat sedikit yang diketahui tentang komunikasi dalam konteks
pembentukan identitas profesional.
8
Ketrampilan komunikasi
• Ada bukti yang sangat meyakinkan bahwa dokter hewan, paramedis
dan mahasiswa kedokteran hewan (sarjana dan pascasarjana)
perlu mempelajari keterampilan komunikasi melalui pelatihan khusus.
• Setelah lulus, berbagai kemungkinan terbuka untuk dokter hewan,
termasuk pekerjaan dalam praktik swasta, penelitian, industri,
akademisi dan di pemerintahan.
• Keterampilan komunikasi adalah alat penting untuk semua bidang
yang disebutkan di atas.
9
Sumber: Gaida S et al., Communication identity in veterinary medicine:
a grounded theory approach. Veterinary Record Open 2018;5:e000310.
Era baru (a new age)
Hari ini seseorang menjadi sasaran lebih banyak
informasi dalam sehari dari pada seseorang di abad
pertengahan sepanjang hidupnya!
10
Ada 3 tip komunikasi kesehatan hewan
11
•TIP 1: SOCO – Menetapkan tujuan komunikasi
•TIP 2: The POINT – Langsung ke intinya!
•TIP 3: Komunikasi 7 C
Tip 1: SOCO – Menetapkan tujuan komunikasi
Single (tunggal)
Overarching (menyeluruh)
Communication (komunikasi)
Outcome (hasil)
12
SOCO adalah hasil atau perubahan yang ingin anda lihat dari audiens
anda sebagai hasil dari komunikasi anda.
SOCO (single overarching
communications outcome)
→ Ini adalah hasil, dan karenanya harus diekspresikan dari perspektif
audiens.
→ Ini bukan tujuan, yang biasanya mencerminkan perspektif anda.
→ Ini harus eksplisit tentang perubahan yang anda inginkan, dan
dibatasi waktu.
→ Ini harus realistis dan dapat dicapai.
→ Ini harus, bersama dengan intervensi lain (terprogram, advokasi, dll),
berkontribusi pada sasaran atau tujuan program yang lebih besar.
→ Ini akan menjadi poin tetap dimana anda menjaga pikiran anda saat
berkomunikasi. Pesan dikembangkan untuk mencapai SOCO hanya
setelah mempertimbangkan kebutuhan dan sifat audiens target anda.
13
Bagaimana mengembangkan SOCO?
Langkah 1: Apa yang menjadi isu anda?
Langkah 2: Mengapa anda ingin fokus pada isu ini dan mengapa
anda ingin fokus pada isu tersebut saat ini?
Langkah 3: Siapa yang perlu mengubah perilaku mereka
(audiens)?
Langkah 4: Apa perubahan yang anda ingin lihat dari audiens
anda sebagai hasil dari komunikasi anda?
(INI ADALAH SOCO ANDA).
14
Sumber: OIE (2015) Communication Handbook Veterinary Services.
Contoh: SOCO
15
Langkah 1 Apa yang menjadi isu anda? Resistensi antimikroba
Langkah 2 Mengapa anda ingin fokus
pada isu ini dan mengapa
anda ingin fokus pada isu
tersebut saat ini?
Ada bukti yang berkembang dari resistensi
antimikroba. Di satu sisi akses yang memadai
ke agen antimikroba yang efektif diperlukan
untuk mengobati penyakit hewan dan
memastikan kesejahteraan hewan dan
ketahanan pangan, tetapi penggunaan yang
bertanggung jawab dan bijak di kesehatan
hewan sangat penting untuk mempertahankan
efikasi terapeutik. Sayangnya, antibiotik terlalu
sering diakses secara bebas di banyak negara
dan digunakan tanpa supervisi dokter hewan.
Contoh: SOCO
16
Langkah 3 Siapa yang perlu mengubah
perilaku mereka (audiens)?
Opsi 1: Peternak
Opsi 2: Dokter hewan
Langkah 4 Apa perubahan yang anda
ingin lihat dari audiens anda
sebagai hasil dari komunikasi
anda?
Jika Opsi 1: Peternak berhenti membeli dan
mengelola antibiotik tanpa supervisi dokter
hewan dan dengan hati-hati menghormati resep
dokter hewan, terutama periode penarikan
(withdrawal) pada hewan penghasil pangan.
Jika Opsi 2: Dokter hewan, di bawah supervisi
Badan Statuta Veteriner (Veterinary Statutory
Body), menggunakan pengujian laboratorium
lebih sering dan hanya meresepkan antibiotik
dengan indikasi medis yang tepat untuk
penggunaannya yang disediakan melalui sistim
distribusi berlisensi atau yang disahkan.
Tip 2: The POINT – Langsung ke intinya!
• Setelah anda jelas tentang SOCO anda, anda
tahu kemana anda akan pergi atau apa tujuan
anda.
• Begitu anda tahu tujuan anda, anda harus sampai
di sana secepat mungkin.
• Para ahli dilatih untuk menjelaskan situasi dan
semua aspek yang mungkin timbul dari suatu isu,
serta untuk bagaimana isu tersebut menjadi
lengkap, akurat dan mengarahkan orang secara
perlahan dan bertahap untuk sampai pada
kesimpulan logis.
17
Para ilmuwan dan ahli berbicara
seperti ini!
18
Panjang, komplit,
penjelasan logis
The POINT
The POINT – tip komunikasi dasar,
akal sehat dan esensial
• Audiens cenderung mendengarkan ketika perhatian mereka dapat
direbut dengan cepat dan fokus tercapai.
• Begitu audiens tertarik, mereka akan mendengarkan penjelasan dan
nuansa lainnya. Ini menjadi lebih penting di dunia yang
ditransformasikan oleh teknologi komunikasi.
• Audiens, termasuk ahli yang mendengarkan juga para ahli lain, dibanjiri
dengan informasi yang bersaing.
• Kita perlu sampai ke POINT kita secepat mungkin dan menjelaskan
informasi dan nuansa pendukung secara bertahap dan dalam urutan
yang menurun mengikuti relevansi dan kepentingan audiens kita.
19
Audiens mendengarkan seperti ini!
20
The POINT
Alasan, bukti,
penjelasan bisa
mengikuti
Strategi komunikasi risiko
• Analisis persepsi risiko
berdasarkan:
→ tingkat bahaya.
→ tingkat emosi (ketakutan,
kemarahan, kepedulian,
kekejaman, emosi lain) dari
audiens yang terkena dampak.
• Berdasarkan analisis anda
tentang dimana persepsi risiko
terletak, anda akan menggunakan
salah satu dari 4 (empat) strategi
komunikasi risiko di slide berikut.
21
Strategi 1 Strategi 2
Strategi 3 Strategi 4
Strategi 1: Eduksi Kesehatan Hewan dan Kesejahteraan Hewan
(dan hubungan dengan stakeholder): ketika bahaya relatif kecil dan
keterlibatan emosional rendah atau apatis.
Sasaran:
→ Monitor surveilans komunikasi untuk mengidentifikasi dan mengatasi
kemarahan secara dini (sebelum situasi bergerak menjadi manajemen
kemarahan).
→ Mempertahankan keterlibatan publik dan stakeholder dalam proyek-proyek
yang sedang berjalan.
Catatan:
→ Jalin pesan berdasarkan bukti saintifik yang kuat.
→ Sebarkan informasi umum, yang biasanya memadai, tetapi awasi adanya
masalah sedini mungkin. Andalkan motivasi audiens sendiri untuk mencari
dan menggunakan produk-produk komunikasi.
→ Pahami bahwa tidak mungkin mencapai perubahan besar dengan sendirinya.
22
Contoh strategi 1: bahaya relatif kecil
dan keterlibatan emosional rendah atau apatis.
→ Menggunakan buletin web atau peringatan seluler (mobile alerts)
untuk memberitahu dokter hewan tentang wabah penyakit hewan
terbaru di wilayah kerja mereka.
→ Sebaran (leaflet) tentang penggunaan antibiotik yang bijak, periode
penarikan (withdrawal period) obat-obatan hewan pada hewan
penghasil pangan, gejala rabies pada manusia dan hewan dlsb.
23
Strategi 2: Advokasi pencegahan: Ketika bahaya besar, tetapi
orang tidak terlalu peduli atau tidak marah. Mungkin mereka apatis
terhadap isu tersebut.
Sasaran:
→ Menimbulkan emosi – kemarahan publik untuk membawa mereka ke tingkat
kekhawatiran (tidak lebih tinggi) sehingga mereka mau mengambil tindakan.
Catatan:
→ Ini hanya SATU-SATUNYA situasi dimana anda ingin meningkatkan
kemarahan publik tetapi berhenti ketika mencapai tingkat kekhawatiran ahli.
→ Berhati-hatilah untuk tidak terlalu mendramatisir. Tidak ada taktik menakut-
nakuti. Bersikap jujur dan transparan.
→ Menghasut orang untuk mengambil tindakan untuk menghindari krisis
sekunder dari risiko ini.
→ Kirim pesan berdasarkan bukti ilmiah yang kuat, dalam bahasa awam.
24
Contoh strategi 2: Ketika bahaya besar,
tetapi orang tidak terlalu peduli atau tidak marah.
→ Komunikasi tentang identifikasi ternak, tindakan-tindakan biosekuriti di
peternakan dlsbnya.
→ Orang tidak menyadari ancaman baru: risiko penularan avian influenza
oleh burung liar. Mereka membutuhkan informasi untuk memahami
besarnya risiko dan mengetahui langkah-langkah apa yang harus diambil
untuk melindungi flok unggas mereka dan diri mereka sendiri.
→ Tingkat vaksinasi anjing-rabies rendah di negara-negara berkembang.
Orang-orang tidak menyadari bagaimana memvaksinasi anjing, baik
domestik maupun liar, dapat menghilangkan penyakit fatal ini, yang terus
membunuh puluhan ribu orang setiap tahun, sebagian besar anak-anak.
25
Strategi 3: Manajemen kemarahan: ketika bahaya kecil (sedikit
atau tidak ada bahaya nyata) tetapi orang sangat marah atau kecewa,
atau respon mereka tidak sebanding dengan risiko nyata.
Sasaran:
→ Tenangkan publik, dengan menghormati mereka dengan wajar.
• Dengarkan kekhawatiran mereka terlebih dahulu.
• Minta maaf atas setiap kesalahan yang dibuat akibat layanan anda jika kemarahan
adalah tentang kesalahan anda.
→ Komunikasikan fakta-fakta dan bukti; dengan hormat mengakui kemarahan
dan ketakutan.
• Jelaskan bahaya yang sebenarnya.
• Kutip pihak ketiga yang kredibel (para ahli, penelitian ilmiah dll).
• Koreksi informasi yang salah.
• Selesaikan rumor.
Catatan:
→ Bertindak: ada tekanan waktu untuk berkomunikasi lebih awal dan sering.
26
Contoh strategi 3: Ketika bahaya kecil (sedikit atau
tidak ada bahaya nyata) tetapi orang sangat marah atau kecewa,
atau respon mereka tidak sebanding dengan risiko nyata.
→ Peternak takut vaksin Peste des petits ruminants (PPR) dapat
mempengaruhi kesuburan/fertilitas kambing mereka.
→ Takut bahwa semua daging sapi dapat menularkan prion.
→ Tuduhan bahwa Pelaksana Keswan (Veterinary Services)
berkolusi dengan industri swasta.
27
Strategi 4: Komunikasi krisis: Ketika bahaya adalah besar
atau dekat, dan ketakutan adalah juga tinggi.
Sasaran:
→ Tempatkan semua orang di halaman yang sama dalam hal informasi.
• Jelaskan apa yang terjadi, jelaskan sejak dini dan tetap memberikan
informasi secara berkala.
• Beritahu orang-orang apa yang anda ketahui, apa yang sedang dilakukan
dan kapan anda akan berkomunikasi berikutnya.
• Mengoreksi informasi yang salah dan menyelesaikan rumor.
• Pesan kemungkinan akan didasarkan pada fakta ilmiah yang tidak pasti.
• Bersikap transparan; akui apa yang anda ketahui. Dalam krisis, sebagian
besar informasi kemungkinan hilang atau setidaknya tidak pasti pada
awalnya.
28
Lanjutan strategi 4: Ketika bahaya adalah
besar atau dekat, dan ketakutan adalah juga tinggi.
→ Ubah perilaku.
• Kirim pesan yang menciptakan dorongan untuk bertindak.
• Berikan kepada audiens sesuatu untuk dikerjakan (membuat risiko Nampak
dapat dikendalikan).
→ Bertindak: ada tekanan waktu untuk berkomunikasi lebih awal dan sering.
• berurusan dengan emosi.
• tunjukkan empati.
• JANGAN terlalu meyakinkan secara berlebihan.
Catatan:
→ Gunakan metode campuran: mobilisasi sosial, sosial media, media massa,
juru bicara yang dapat dipercaya dlsbnya.
→ Perbarui informasi setiap hari atau bahkan lebih sering dalam tahap akut.
Lanjutan strategi 4: Ketika bahaya adalah
besar atau dekat, dan ketakutan adalah juga tinggi.
→ Dengarkan kekhawatiran mereka dan atasi secara proaktif.
• Tingkat ketakutan/kekhawatiran tertentu diperlukan untuk memotivasi
orang untuk bertindak untuk melindungi kesehatan mereka.
• Jaminan palsu yang kemudian ternyata tidak berdasar ternyata
mengikis kepercayaan.
→ Mengkomunikasikan rasa "kita semua dalam hal ini bersama-sama".
30
Contoh strategi 4: Ketika bahaya adalah
besar atau dekat, dan ketakutan adalah juga tinggi.
→ Banyak sekali kasus rabies di negara yang dianggap bebas dari
penyakit.
→ Wabah avian influenza H5N1 zoonotik di China.
→ Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Afrika Utara.
32
Clarify
message
(Perjelas
pesan)
Communicate a
benefit
(Komunikasikan
manfaat)
Command
attention
(Perintah
perhatian)
Consistency
(Konsistensi)
Create trust
(Ciptakan
kepercayaan)
Cater the heart
and the head
(Melayani
dengan hati dan
kepala)
Call to action
(Ajakan untuk
bertindak)
Tip 3: Komunikasi 7 C
Commmand attention –
Pengarahan untuk perhatian
• Produk komunikasi yang efektif
mengarahkan tentang adanya
perhatian audiens.
• Ini dapat dilakukan dengan
berfokus pada POINT dengan
cepat dan menggunakan
argumen, fakta, dan gambar
emotikon yang menarik.
33
1
Clarify message – Perjelas
pesan
• Setelah anda memiliki perhatian
audiens, anda perlu mengklarifikasi
apa yang anda maksud.
• Apa arti angka ini?
• Siapa yang berisiko dalam hal ini?
• Berapa biaya yang hilang jika tidak
melakukan sesuatu?
• Bagaimana sesuatu bisa dilakukan?
34
2
Comunication a benefit –
Komunikasikan manfaat
• Ini adalah salah satu kesalahan paling
umum dalam komunikasi.
• Kita harus EKSPLISIT tentang manfaat
bagi audiens target kita. Misalnya:
ternak sapi anda akan sehat dan
menghasilkan lebih banyak susu; atau
ini akan melindungi kelompok ternak
anda atau akan meningkatkan
pendapatan peternakan anda dlsbnya.
35
3
Consistency – Konsistensi
• Kita harus konsisten dalam semua konten
termasuk nomor, fakta dan ajakan bertindak.
• Kita harus konsisten dari waktu ke waktu
(kecuali komunikasinya adalah tentang
perubahan pengetahuan atau saran yang
ditawarkan Pelaksana Keswan) dan
konsisten di semua bagian layanan kita.
• Kalau kita tidak konsisten merusak reputasi
dan kredibilitas dengan sangat cepat dan
merusak kemampuan untuk melakukan
pekerjaan bahkan di bidang fokus lainnya.
36
4
Cater to the heart and the
head – Melayani dengan hati dan kepala
• Biasanya dalam hal kita meneliti konten komunikasi yang
disampaikan cukup bagus.
• Apakah kita memiliki fakta yang benar?
• Apakah dalam hal ini didukung oleh bukti atau perjanjian?
Tetapi kita harus ingat untuk memberikan perhatian yang
sama dari kebutuhan emosional audiens kita. Audiens
mendengarkan dengan mata, telinga, dan hati mereka.
• Isu dan pesan yang menarik hati atau emosi orang
memiliki peluang lebih besar untuk didengar, dipahami,
dan ditindaklanjuti, sehingga mengarah pada tindakan
dan perubahan.
37
5
Create trust – Ciptakan
kepercayaan
38
6
• Dalam banyak situasi, penggunaan logo Pelaksana Keswan atau
kualifikasi dokter hewan (Doktor) memberikan kredibilitas dan
peningkatan atau menginspirasi kepercayaan.
• Konten teknis yang sehat, respek terhadap nilai-nilai
audiens, kredibilitas Pelaksana Keswan atau utusan
/perwakilannya dan ekspresi kepedulian semuanya
menciptakan kepercayaan.
• Mengumumkan situasi lebih awal, bersikap transparan
dan bersedia untuk klarifikasi membantu memperkuat
kepercayaan.
• Ekspresi tulus, peduli dan empati juga membantu menjaga
kepercayaan.
Call to actions – Panggilan
untuk bertindak
• Untuk menginduksi perubahan
perilaku yang diinginkan,
komunikasi HARUS memiliki ajakan
untuk bertindak. Ini bisa:
• cuci tangan,
• identifikasi kelompok ternak
anda,
• vaksinasi anjing anda,
• memanggil dokter hewan anda,
• kunjungi situs web dll.
39
7
Manfaat komunikasi 7 C bagi
Pelaksana Kesehatan Hewan
• Save your time and cost (Hemat waktu dan biaya anda).
• Help your message be conveyed properly (Bantu pesan
anda disampaikan dengan benar).
• Can help you have good relationships with people
(Dapat membantu anda memiliki hubungan yang baik
dengan audiens anda).
• Eliminates uncertainity (menghilangkan ketidakpastian).
40
OIE Terrestrial Animal
Health Code:
Chapter 3.3. Komunikasi
41
Definisi (Artikel 3.3.3. OIE Code)
• Komunikasi: berarti disiplin menginformasikan, membimbing, dan
memotivasi individual, institusional dan grup-grup publik, idealnya
berdasarkan pertukaran interaktif, mengenai setiap isu yang berada di
bawah kompetensi kelembagaan kesehatan hewan.
• Krisis: berarti situasi dimana ada ancaman besar, kesulitan atau
ketidakpastian ketika isu-isu di bawah kompentensi kelembagaan
kesehatan hewan memerlukan tindakan segera.
• Komunikasi krisis: berarti proses mengkomunikasikan informasi seakurat
mungkin, meskipun berpotensi tidak lengkap, dimana ada kendala waktu
pada saat terjadi krisis.
• Komunikasi wabah: berarti proses mengkomunikasikan pada saat terjadi
wabah. Komunikasi wabah termasuk notifikasi.
42
Prinsip-prinsip komunikasi
(Artikel 3.3.2. OIE Code)
1) Pelaksana Kesehatan Hewan (Veterinary Services) harus memiliki
otoritas dan kapabilitas untuk berkomunikasi tentang hal-hal yang
ada dalam mandat mereka.
2) Keahlian kedokteran hewan dan komunikasi harus digabungkan,
dan membangun keterkaitan dengan kelembagaan yang relevan,
terutama untuk mengelola bencana yang dapat berdampak pada
kesehatan hewan dan kesejahteraan hewan, dan untuk
pengendalian penyakit eksotik.
43
Prinsip-prinsip komunikasi
(Artikel 3.3.2. OIE Code) Lanjutan
3) Komunikasi harus ditargetkan dan mengikuti kriteria mendasar
yaitu transparansi, konsistensi, ketepatan waktu,
kesimbangan, akurasi, kejujuran dan empati serta menghormati
prinsip-prinsip mendasar dari Pelaksana Kesehatan Hewan (Artikel
3.1.2.).
4) Komunikasi harus merupakan suatu proses yang berkelanjutan.
5) Pelaksana Kesehatan Hewan harus memiliki pengawasan
terhadap perencanaan, pelaksanaan, monitoring, evaluasi dan
revisi rencana strategis dan operasional komunikasi mereka.
44
45
TERIMA KASIH !
Ada pertanyaan?
Drh Tri Satya Putri Naipospos MPhil PhD
Center for Indonesian Veterinary Analytical Studies (CIVAS)
Email: civasland@gmail.com |
Website: www.civas.net

More Related Content

What's hot

Pentingnya Biosekuriti dalam Pencegahan Penyakit Hewan di Balai Pembibitan Te...
Pentingnya Biosekuriti dalam Pencegahan Penyakit Hewan di Balai Pembibitan Te...Pentingnya Biosekuriti dalam Pencegahan Penyakit Hewan di Balai Pembibitan Te...
Pentingnya Biosekuriti dalam Pencegahan Penyakit Hewan di Balai Pembibitan Te...
Tata Naipospos
 
Konsep penyebab penyakit bag.7
Konsep penyebab penyakit bag.7Konsep penyebab penyakit bag.7
Konsep penyebab penyakit bag.7tristyanto
 
Bahan ajar penyakit potensial wabah penyelidikan epidemiologi
Bahan ajar penyakit  potensial wabah  penyelidikan epidemiologiBahan ajar penyakit  potensial wabah  penyelidikan epidemiologi
Bahan ajar penyakit potensial wabah penyelidikan epidemiologi
HMRojali
 
Vii pengendalian vektor
Vii  pengendalian vektorVii  pengendalian vektor
Vii pengendalian vektor
AnNo ANdi
 
Penyakit Penyakit pada Ternak di Indonesia 2015
Penyakit Penyakit pada Ternak di Indonesia 2015Penyakit Penyakit pada Ternak di Indonesia 2015
Penyakit Penyakit pada Ternak di Indonesia 2015
Nusdianto Triakoso
 
Analisis Risiko dalam Epidemiologi Veteriner.pdf
Analisis Risiko dalam Epidemiologi Veteriner.pdfAnalisis Risiko dalam Epidemiologi Veteriner.pdf
Analisis Risiko dalam Epidemiologi Veteriner.pdf
Rian Hari Suharto
 
Surveilans Berbasis Risiko - BVet Lampung, Bandar Lampung, 2 April 2014
Surveilans Berbasis Risiko - BVet Lampung, Bandar Lampung, 2 April 2014Surveilans Berbasis Risiko - BVet Lampung, Bandar Lampung, 2 April 2014
Surveilans Berbasis Risiko - BVet Lampung, Bandar Lampung, 2 April 2014
Tata Naipospos
 
Kajian singkat Lumpy Skin Disease - Ditkeswan, Jakarta, 26 Februari 2019
Kajian singkat Lumpy Skin Disease -  Ditkeswan, Jakarta, 26 Februari 2019Kajian singkat Lumpy Skin Disease -  Ditkeswan, Jakarta, 26 Februari 2019
Kajian singkat Lumpy Skin Disease - Ditkeswan, Jakarta, 26 Februari 2019
Tata Naipospos
 
Epidemiologi, Vaksin dan Vaksinasi PMK - Direktorat Kesehatan Hewan, 8-9 Agus...
Epidemiologi, Vaksin dan Vaksinasi PMK - Direktorat Kesehatan Hewan, 8-9 Agus...Epidemiologi, Vaksin dan Vaksinasi PMK - Direktorat Kesehatan Hewan, 8-9 Agus...
Epidemiologi, Vaksin dan Vaksinasi PMK - Direktorat Kesehatan Hewan, 8-9 Agus...
Tata Naipospos
 
Vektor penyakit.pptx
Vektor penyakit.pptxVektor penyakit.pptx
Vektor penyakit.pptx
nopia wati
 
Analisa Risiko Penyakit Hewan - BUTTMKP, 11 Februari 2019
Analisa Risiko Penyakit Hewan - BUTTMKP, 11 Februari 2019Analisa Risiko Penyakit Hewan - BUTTMKP, 11 Februari 2019
Analisa Risiko Penyakit Hewan - BUTTMKP, 11 Februari 2019
Tata Naipospos
 
Bimtek Analisis Risiko Impor Bag. II - Ditkeswan, Ditjen PKH, Bogor, 18-22 Fe...
Bimtek Analisis Risiko Impor Bag. II - Ditkeswan, Ditjen PKH, Bogor, 18-22 Fe...Bimtek Analisis Risiko Impor Bag. II - Ditkeswan, Ditjen PKH, Bogor, 18-22 Fe...
Bimtek Analisis Risiko Impor Bag. II - Ditkeswan, Ditjen PKH, Bogor, 18-22 Fe...
Tata Naipospos
 
manajemen kesehatan ternak
manajemen kesehatan ternakmanajemen kesehatan ternak
manajemen kesehatan ternak
Fhie-fhiedz Saguphritz
 
Survey vektor malaria
Survey vektor malariaSurvey vektor malaria
Survey vektor malariavirgananda
 
Zoonosis Pada Hewan Peliharaan dan Cara Pencegahannya - World Zoonosis Day, D...
Zoonosis Pada Hewan Peliharaan dan Cara Pencegahannya - World Zoonosis Day, D...Zoonosis Pada Hewan Peliharaan dan Cara Pencegahannya - World Zoonosis Day, D...
Zoonosis Pada Hewan Peliharaan dan Cara Pencegahannya - World Zoonosis Day, D...
Tata Naipospos
 
Manajemen kesehatan ternak kambing & domba
Manajemen kesehatan ternak kambing & dombaManajemen kesehatan ternak kambing & domba
Manajemen kesehatan ternak kambing & domba
Rahardi Gautama
 
Penyakit Ternak Non Infeksius Penmas 2010 - triakoso
Penyakit Ternak Non Infeksius Penmas 2010 - triakosoPenyakit Ternak Non Infeksius Penmas 2010 - triakoso
Penyakit Ternak Non Infeksius Penmas 2010 - triakoso
Nusdianto Triakoso
 
Langkah langkah investigasi klb wabah
Langkah langkah investigasi klb wabahLangkah langkah investigasi klb wabah
Langkah langkah investigasi klb wabah
rickygunawan84
 
Kesiagaan Darurat Wabah Penyakit Hewan - Australia Indonesia Partnership Emer...
Kesiagaan Darurat Wabah Penyakit Hewan - Australia Indonesia Partnership Emer...Kesiagaan Darurat Wabah Penyakit Hewan - Australia Indonesia Partnership Emer...
Kesiagaan Darurat Wabah Penyakit Hewan - Australia Indonesia Partnership Emer...
Tata Naipospos
 
Masuk dan Menyebarnya LSD dan PMK di Indonesia - PDHI Riau-KEMIN Indonesia - ...
Masuk dan Menyebarnya LSD dan PMK di Indonesia - PDHI Riau-KEMIN Indonesia - ...Masuk dan Menyebarnya LSD dan PMK di Indonesia - PDHI Riau-KEMIN Indonesia - ...
Masuk dan Menyebarnya LSD dan PMK di Indonesia - PDHI Riau-KEMIN Indonesia - ...
Tata Naipospos
 

What's hot (20)

Pentingnya Biosekuriti dalam Pencegahan Penyakit Hewan di Balai Pembibitan Te...
Pentingnya Biosekuriti dalam Pencegahan Penyakit Hewan di Balai Pembibitan Te...Pentingnya Biosekuriti dalam Pencegahan Penyakit Hewan di Balai Pembibitan Te...
Pentingnya Biosekuriti dalam Pencegahan Penyakit Hewan di Balai Pembibitan Te...
 
Konsep penyebab penyakit bag.7
Konsep penyebab penyakit bag.7Konsep penyebab penyakit bag.7
Konsep penyebab penyakit bag.7
 
Bahan ajar penyakit potensial wabah penyelidikan epidemiologi
Bahan ajar penyakit  potensial wabah  penyelidikan epidemiologiBahan ajar penyakit  potensial wabah  penyelidikan epidemiologi
Bahan ajar penyakit potensial wabah penyelidikan epidemiologi
 
Vii pengendalian vektor
Vii  pengendalian vektorVii  pengendalian vektor
Vii pengendalian vektor
 
Penyakit Penyakit pada Ternak di Indonesia 2015
Penyakit Penyakit pada Ternak di Indonesia 2015Penyakit Penyakit pada Ternak di Indonesia 2015
Penyakit Penyakit pada Ternak di Indonesia 2015
 
Analisis Risiko dalam Epidemiologi Veteriner.pdf
Analisis Risiko dalam Epidemiologi Veteriner.pdfAnalisis Risiko dalam Epidemiologi Veteriner.pdf
Analisis Risiko dalam Epidemiologi Veteriner.pdf
 
Surveilans Berbasis Risiko - BVet Lampung, Bandar Lampung, 2 April 2014
Surveilans Berbasis Risiko - BVet Lampung, Bandar Lampung, 2 April 2014Surveilans Berbasis Risiko - BVet Lampung, Bandar Lampung, 2 April 2014
Surveilans Berbasis Risiko - BVet Lampung, Bandar Lampung, 2 April 2014
 
Kajian singkat Lumpy Skin Disease - Ditkeswan, Jakarta, 26 Februari 2019
Kajian singkat Lumpy Skin Disease -  Ditkeswan, Jakarta, 26 Februari 2019Kajian singkat Lumpy Skin Disease -  Ditkeswan, Jakarta, 26 Februari 2019
Kajian singkat Lumpy Skin Disease - Ditkeswan, Jakarta, 26 Februari 2019
 
Epidemiologi, Vaksin dan Vaksinasi PMK - Direktorat Kesehatan Hewan, 8-9 Agus...
Epidemiologi, Vaksin dan Vaksinasi PMK - Direktorat Kesehatan Hewan, 8-9 Agus...Epidemiologi, Vaksin dan Vaksinasi PMK - Direktorat Kesehatan Hewan, 8-9 Agus...
Epidemiologi, Vaksin dan Vaksinasi PMK - Direktorat Kesehatan Hewan, 8-9 Agus...
 
Vektor penyakit.pptx
Vektor penyakit.pptxVektor penyakit.pptx
Vektor penyakit.pptx
 
Analisa Risiko Penyakit Hewan - BUTTMKP, 11 Februari 2019
Analisa Risiko Penyakit Hewan - BUTTMKP, 11 Februari 2019Analisa Risiko Penyakit Hewan - BUTTMKP, 11 Februari 2019
Analisa Risiko Penyakit Hewan - BUTTMKP, 11 Februari 2019
 
Bimtek Analisis Risiko Impor Bag. II - Ditkeswan, Ditjen PKH, Bogor, 18-22 Fe...
Bimtek Analisis Risiko Impor Bag. II - Ditkeswan, Ditjen PKH, Bogor, 18-22 Fe...Bimtek Analisis Risiko Impor Bag. II - Ditkeswan, Ditjen PKH, Bogor, 18-22 Fe...
Bimtek Analisis Risiko Impor Bag. II - Ditkeswan, Ditjen PKH, Bogor, 18-22 Fe...
 
manajemen kesehatan ternak
manajemen kesehatan ternakmanajemen kesehatan ternak
manajemen kesehatan ternak
 
Survey vektor malaria
Survey vektor malariaSurvey vektor malaria
Survey vektor malaria
 
Zoonosis Pada Hewan Peliharaan dan Cara Pencegahannya - World Zoonosis Day, D...
Zoonosis Pada Hewan Peliharaan dan Cara Pencegahannya - World Zoonosis Day, D...Zoonosis Pada Hewan Peliharaan dan Cara Pencegahannya - World Zoonosis Day, D...
Zoonosis Pada Hewan Peliharaan dan Cara Pencegahannya - World Zoonosis Day, D...
 
Manajemen kesehatan ternak kambing & domba
Manajemen kesehatan ternak kambing & dombaManajemen kesehatan ternak kambing & domba
Manajemen kesehatan ternak kambing & domba
 
Penyakit Ternak Non Infeksius Penmas 2010 - triakoso
Penyakit Ternak Non Infeksius Penmas 2010 - triakosoPenyakit Ternak Non Infeksius Penmas 2010 - triakoso
Penyakit Ternak Non Infeksius Penmas 2010 - triakoso
 
Langkah langkah investigasi klb wabah
Langkah langkah investigasi klb wabahLangkah langkah investigasi klb wabah
Langkah langkah investigasi klb wabah
 
Kesiagaan Darurat Wabah Penyakit Hewan - Australia Indonesia Partnership Emer...
Kesiagaan Darurat Wabah Penyakit Hewan - Australia Indonesia Partnership Emer...Kesiagaan Darurat Wabah Penyakit Hewan - Australia Indonesia Partnership Emer...
Kesiagaan Darurat Wabah Penyakit Hewan - Australia Indonesia Partnership Emer...
 
Masuk dan Menyebarnya LSD dan PMK di Indonesia - PDHI Riau-KEMIN Indonesia - ...
Masuk dan Menyebarnya LSD dan PMK di Indonesia - PDHI Riau-KEMIN Indonesia - ...Masuk dan Menyebarnya LSD dan PMK di Indonesia - PDHI Riau-KEMIN Indonesia - ...
Masuk dan Menyebarnya LSD dan PMK di Indonesia - PDHI Riau-KEMIN Indonesia - ...
 

Similar to Komunikasi Kesehatan Hewan - Kuliah Tamu di FKH Universitas Brawijaya, Presentasi Zoom, 18 Desember 2020

5 Jan 2021 - Kemenkes Strakom Vaksinasi COVID-19 Tahap Pertama-dikonversi.pptx
5 Jan 2021 - Kemenkes Strakom Vaksinasi COVID-19 Tahap Pertama-dikonversi.pptx5 Jan 2021 - Kemenkes Strakom Vaksinasi COVID-19 Tahap Pertama-dikonversi.pptx
5 Jan 2021 - Kemenkes Strakom Vaksinasi COVID-19 Tahap Pertama-dikonversi.pptx
BayuKhonjo1
 
Sgd 1 lbm 2 komunikasi
Sgd 1 lbm 2 komunikasiSgd 1 lbm 2 komunikasi
Sgd 1 lbm 2 komunikasi
hening ciptiany
 
M6 kb1 infeksi nosokomial
M6 kb1   infeksi nosokomialM6 kb1   infeksi nosokomial
M6 kb1 infeksi nosokomial
ppghybrid4
 
komunikasi kesehatan
komunikasi kesehatankomunikasi kesehatan
komunikasi kesehatan
Asyifa Robiatul adawiyah
 
materi kuliah problem based learning
materi kuliah problem based learningmateri kuliah problem based learning
materi kuliah problem based learning
fikri asyura
 
13. patient provider communication
13. patient   provider communication13. patient   provider communication
13. patient provider communication
Agus Candra
 
Meningkatkan Komunikasi Efektif
Meningkatkan Komunikasi EfektifMeningkatkan Komunikasi Efektif
Meningkatkan Komunikasi Efektif
I Putu Cahya Legawa
 
Media promkes
Media promkesMedia promkes
Media promkes
henrietta tondong
 
488960551 komunikasi-profesional-dalam-pelayanan-kesehatan-ppt
488960551 komunikasi-profesional-dalam-pelayanan-kesehatan-ppt488960551 komunikasi-profesional-dalam-pelayanan-kesehatan-ppt
488960551 komunikasi-profesional-dalam-pelayanan-kesehatan-ppt
YeniRimadeni
 
Komunikasi kesehatan
Komunikasi kesehatanKomunikasi kesehatan
Komunikasi kesehatan
rsd kol abundjani
 
Komunikasi kesehatan
Komunikasi kesehatanKomunikasi kesehatan
Komunikasi kesehatan
Niken Kurniasih
 
Komunikasi kesehatan
Komunikasi kesehatanKomunikasi kesehatan
Komunikasi kesehatan
Niken Kurniasih
 
6. Strategi Komunikasi Imunisasi COVID-19.pdf
6. Strategi Komunikasi Imunisasi COVID-19.pdf6. Strategi Komunikasi Imunisasi COVID-19.pdf
6. Strategi Komunikasi Imunisasi COVID-19.pdf
putibalinduang
 
komunikasi resiko lingkungan sebagai bagian dari kampanye lingkungan
komunikasi resiko lingkungan sebagai bagian dari kampanye lingkungankomunikasi resiko lingkungan sebagai bagian dari kampanye lingkungan
komunikasi resiko lingkungan sebagai bagian dari kampanye lingkungan
ssuser9f9ebd
 
KOMUNIKASI DI ERA PANDEMI COCID-19 (1).ppt
KOMUNIKASI DI ERA PANDEMI COCID-19 (1).pptKOMUNIKASI DI ERA PANDEMI COCID-19 (1).ppt
KOMUNIKASI DI ERA PANDEMI COCID-19 (1).ppt
dilla35
 
KOMUNIKASI DI ERA PANDEMI COVID-19 (1).ppt
KOMUNIKASI DI ERA PANDEMI COVID-19 (1).pptKOMUNIKASI DI ERA PANDEMI COVID-19 (1).ppt
KOMUNIKASI DI ERA PANDEMI COVID-19 (1).ppt
endangpratiwi13
 
Upaya apoteker dalam (preventif) mencegah penyakit
Upaya apoteker dalam (preventif) mencegah penyakitUpaya apoteker dalam (preventif) mencegah penyakit
Upaya apoteker dalam (preventif) mencegah penyakit
SofiaNofianti
 
Media PPT BAKTERI PJBL.pptx
Media PPT BAKTERI PJBL.pptxMedia PPT BAKTERI PJBL.pptx
Media PPT BAKTERI PJBL.pptx
LindaKomalasariDavin
 
Assalamu AKPER PEMKAB MUNA
Assalamu AKPER PEMKAB MUNA Assalamu AKPER PEMKAB MUNA
Assalamu AKPER PEMKAB MUNA
Operator Warnet Vast Raha
 
Preventing Malpractice Litigation through Satisfying Communication - Syafiq A...
Preventing Malpractice Litigation through Satisfying Communication - Syafiq A...Preventing Malpractice Litigation through Satisfying Communication - Syafiq A...
Preventing Malpractice Litigation through Satisfying Communication - Syafiq A...
The London School of Public Relations, Jakarta
 

Similar to Komunikasi Kesehatan Hewan - Kuliah Tamu di FKH Universitas Brawijaya, Presentasi Zoom, 18 Desember 2020 (20)

5 Jan 2021 - Kemenkes Strakom Vaksinasi COVID-19 Tahap Pertama-dikonversi.pptx
5 Jan 2021 - Kemenkes Strakom Vaksinasi COVID-19 Tahap Pertama-dikonversi.pptx5 Jan 2021 - Kemenkes Strakom Vaksinasi COVID-19 Tahap Pertama-dikonversi.pptx
5 Jan 2021 - Kemenkes Strakom Vaksinasi COVID-19 Tahap Pertama-dikonversi.pptx
 
Sgd 1 lbm 2 komunikasi
Sgd 1 lbm 2 komunikasiSgd 1 lbm 2 komunikasi
Sgd 1 lbm 2 komunikasi
 
M6 kb1 infeksi nosokomial
M6 kb1   infeksi nosokomialM6 kb1   infeksi nosokomial
M6 kb1 infeksi nosokomial
 
komunikasi kesehatan
komunikasi kesehatankomunikasi kesehatan
komunikasi kesehatan
 
materi kuliah problem based learning
materi kuliah problem based learningmateri kuliah problem based learning
materi kuliah problem based learning
 
13. patient provider communication
13. patient   provider communication13. patient   provider communication
13. patient provider communication
 
Meningkatkan Komunikasi Efektif
Meningkatkan Komunikasi EfektifMeningkatkan Komunikasi Efektif
Meningkatkan Komunikasi Efektif
 
Media promkes
Media promkesMedia promkes
Media promkes
 
488960551 komunikasi-profesional-dalam-pelayanan-kesehatan-ppt
488960551 komunikasi-profesional-dalam-pelayanan-kesehatan-ppt488960551 komunikasi-profesional-dalam-pelayanan-kesehatan-ppt
488960551 komunikasi-profesional-dalam-pelayanan-kesehatan-ppt
 
Komunikasi kesehatan
Komunikasi kesehatanKomunikasi kesehatan
Komunikasi kesehatan
 
Komunikasi kesehatan
Komunikasi kesehatanKomunikasi kesehatan
Komunikasi kesehatan
 
Komunikasi kesehatan
Komunikasi kesehatanKomunikasi kesehatan
Komunikasi kesehatan
 
6. Strategi Komunikasi Imunisasi COVID-19.pdf
6. Strategi Komunikasi Imunisasi COVID-19.pdf6. Strategi Komunikasi Imunisasi COVID-19.pdf
6. Strategi Komunikasi Imunisasi COVID-19.pdf
 
komunikasi resiko lingkungan sebagai bagian dari kampanye lingkungan
komunikasi resiko lingkungan sebagai bagian dari kampanye lingkungankomunikasi resiko lingkungan sebagai bagian dari kampanye lingkungan
komunikasi resiko lingkungan sebagai bagian dari kampanye lingkungan
 
KOMUNIKASI DI ERA PANDEMI COCID-19 (1).ppt
KOMUNIKASI DI ERA PANDEMI COCID-19 (1).pptKOMUNIKASI DI ERA PANDEMI COCID-19 (1).ppt
KOMUNIKASI DI ERA PANDEMI COCID-19 (1).ppt
 
KOMUNIKASI DI ERA PANDEMI COVID-19 (1).ppt
KOMUNIKASI DI ERA PANDEMI COVID-19 (1).pptKOMUNIKASI DI ERA PANDEMI COVID-19 (1).ppt
KOMUNIKASI DI ERA PANDEMI COVID-19 (1).ppt
 
Upaya apoteker dalam (preventif) mencegah penyakit
Upaya apoteker dalam (preventif) mencegah penyakitUpaya apoteker dalam (preventif) mencegah penyakit
Upaya apoteker dalam (preventif) mencegah penyakit
 
Media PPT BAKTERI PJBL.pptx
Media PPT BAKTERI PJBL.pptxMedia PPT BAKTERI PJBL.pptx
Media PPT BAKTERI PJBL.pptx
 
Assalamu AKPER PEMKAB MUNA
Assalamu AKPER PEMKAB MUNA Assalamu AKPER PEMKAB MUNA
Assalamu AKPER PEMKAB MUNA
 
Preventing Malpractice Litigation through Satisfying Communication - Syafiq A...
Preventing Malpractice Litigation through Satisfying Communication - Syafiq A...Preventing Malpractice Litigation through Satisfying Communication - Syafiq A...
Preventing Malpractice Litigation through Satisfying Communication - Syafiq A...
 

More from Tata Naipospos

Risk mapping Penyakit Hewan dan Zoonosis di Kenya Afrika - 30 Januari 2024.pdf
Risk mapping Penyakit Hewan dan Zoonosis di Kenya Afrika - 30 Januari 2024.pdfRisk mapping Penyakit Hewan dan Zoonosis di Kenya Afrika - 30 Januari 2024.pdf
Risk mapping Penyakit Hewan dan Zoonosis di Kenya Afrika - 30 Januari 2024.pdf
Tata Naipospos
 
Mengenal Otoritas Veteriner dan Eksistensinya di Indonesia - IMAKAHI VISI 202...
Mengenal Otoritas Veteriner dan Eksistensinya di Indonesia - IMAKAHI VISI 202...Mengenal Otoritas Veteriner dan Eksistensinya di Indonesia - IMAKAHI VISI 202...
Mengenal Otoritas Veteriner dan Eksistensinya di Indonesia - IMAKAHI VISI 202...
Tata Naipospos
 
Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
Tata Naipospos
 
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
Tata Naipospos
 
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
Tata Naipospos
 
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
Tata Naipospos
 
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
Tata Naipospos
 
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
Tata Naipospos
 
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
Tata Naipospos
 
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
Tata Naipospos
 
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
Tata Naipospos
 
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
Tata Naipospos
 
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi  Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi  Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
Tata Naipospos
 
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
Tata Naipospos
 
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
Tata Naipospos
 
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
Tata Naipospos
 
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
Tata Naipospos
 
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
Tata Naipospos
 
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
Tata Naipospos
 
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
Tata Naipospos
 

More from Tata Naipospos (20)

Risk mapping Penyakit Hewan dan Zoonosis di Kenya Afrika - 30 Januari 2024.pdf
Risk mapping Penyakit Hewan dan Zoonosis di Kenya Afrika - 30 Januari 2024.pdfRisk mapping Penyakit Hewan dan Zoonosis di Kenya Afrika - 30 Januari 2024.pdf
Risk mapping Penyakit Hewan dan Zoonosis di Kenya Afrika - 30 Januari 2024.pdf
 
Mengenal Otoritas Veteriner dan Eksistensinya di Indonesia - IMAKAHI VISI 202...
Mengenal Otoritas Veteriner dan Eksistensinya di Indonesia - IMAKAHI VISI 202...Mengenal Otoritas Veteriner dan Eksistensinya di Indonesia - IMAKAHI VISI 202...
Mengenal Otoritas Veteriner dan Eksistensinya di Indonesia - IMAKAHI VISI 202...
 
Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
 
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
 
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
 
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
 
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
 
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
 
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
 
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
 
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
 
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
 
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi  Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi  Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
 
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
 
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
 
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
 
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
 
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
 
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
 
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
 

Recently uploaded

Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptxObservasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
akram124738
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
NURULNAHARIAHBINTIAH
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
GusniartiGusniarti5
 
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos ValidasiAksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
DinaSetiawan2
 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
sabir51
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
fadlurrahman260903
 
Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
abdinahyan
 
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdfPPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
SdyokoSusanto1
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
SABDA
 
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudahrefleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
muhamadsufii48
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Kanaidi ken
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
ahyani72
 
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
PreddySilitonga
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
irvansupriadi44
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
Kanaidi ken
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
junarpudin36
 
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptxPemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
maulatamah
 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptxObservasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
 
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos ValidasiAksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
 
Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
 
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdfPPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
 
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudahrefleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
 
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
 
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptxPemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
 

Komunikasi Kesehatan Hewan - Kuliah Tamu di FKH Universitas Brawijaya, Presentasi Zoom, 18 Desember 2020

  • 1. KOMUNIKASI KESEHATAN HEWAN Drh Tri Satya Putri Naipospos MPhil PhD Veterinary Epidemiologist Kuliah Tamu di FKH UB Malang – Zoom, 18 Desember 2020
  • 2. Pelaksana Kesehatan Hewan • Pelaksana Kesehatan Hewan (Veterinary services) dan mitranya memainkan peran kunci dalam memproteksi kesehatan hewan dan kesejahteraannya. Setiap hari, harus memonitor, mendeteksi, menotifikasi dan merespon penyakit hewan dengan cepat. • Pelaksana Keswan mengembangkan dan mengimplementasikan tindakan-tindakan kesehatan hewan dan kesejahteraan hewan, dan mempersiapkan dan menerbitkan sertifikat veteriner. • Untuk menjalankan misi tersebut, personil Pelaksana Keswan tidak hanya mengandalkan pengetahuan saintifik dan keahlian, tetapi juga berkolaborasi dengan stakeholder kunci terkait dan publik. 2 Sumber: OIE (2015) Communication Handbook Veterinary Services.
  • 3. Penyakit-penyakit baru • Communication • Handbook • Veterinary Services 3 • Pelaksana Keswan perlu berbicara dengan profesional kesehatan, peternak, masyarakat sipil, komunitas, media dan lainnya yang sebagian besar tidak mengetahui tentang pengetahuan ilmiah dari dunia kesehatan hewan. • Komunikasi Pelaksana Keswan berkontribusi secara signifikan pada perlindungan kesehatan manusia. • Dengan 75% dari penyakit-penyakit baru yang menyerang manusia dilaporkan muncul dari dunia hewan, komunikasi dua-arah antara sektor kesehatan manusia dan kesehatan hewan adalah esensial. • Kedua sektor harus berkomunikasi secara efektif tentang risiko dan kejadian seperti Ketika muncul wabah penyakit. Sumber: OIE (2015) Communication Handbook Veterinary Services.
  • 4. Buku pegangan komunikasi kesehatan hewan • OIE dan WHO bekerja erat dalam banyak aspek tentang pendekatan ‘One Health’ yang memandang bahwa kesehatan manusia, hewan dan lingkungan secara holistik saling terkait. • Kedua organisasi berkolaborasi di bidang keahlian ‘komunikasi risiko’ dan publikasi buku pegangan komunikasi ini adalah satu dari beberapa inisiatif bersama untuk memperkuat kapasitas komunikasi risiko dari para staf organisasi international maupun juga staf Pelaksana Keswan nasional. 4Sumber: OIE (2015) Communication Handbook Veterinary Services.
  • 5. Pengaruh globalisasi • Di era globalisasi dan sirkulasi yang cepat dari barang, orang, produk hewani, dan hewan hidup, komunikasi yang efektif menjadi semakin penting. • Evolusi besar sekali dalam teknologi informasi dan transformasi dari bagaimana orang mengakses informasi semakin meningkatkan permintaan para ahli dan pejabat untuk berkomunikasi dengan jelas, cepat dan kredibel tentang risiko terhadap hewan dan manusia yang berasal dari sektor hewan. 5 Sumber: OIE (2015) Communication Handbook Veterinary Services.
  • 6. Komunikasi saat wabah dan epidemi • Selama wabah dan epidemi, kedua sektor harus mengharmonisasikan komunikasi mereka tentang bahaya (hazard), sifat alami dan besarnya risiko dan kerentanan, dan pada tindakan yang diambil untuk mengendalikan krisis. • Kedua sektor harus secara cepat mengidentifikasi dan mengatasi persepsi, keyakinan, rumor dan misinformasi. • Informasi dan saran yang tepat waktu, kredibel, mudah dipahami dan dapat dipercaya akan meminimalkan hilangnya nyawa, penyakit, kehilangan ekonomi dan sosial yang disebabkan penyakit. 6
  • 7.
  • 8. Mengapa perlu ketrampilan komunikasi dalam kedokteran hewan? • Ketrampilan komuniksasi (communication skills) adalah kompetensi inti dalam kedokteran hewan. • Pengetahuan ilmiah/sains dan ketrampilan teknologi saja tidak cukup untuk menjadi dokter hewan yang sukses. • Sebagian besar studi di bidang kesehatan hewan berfokus pada komunikasi sebagai ketrampilan interpersonal. • Sangat sedikit yang diketahui tentang komunikasi dalam konteks pembentukan identitas profesional. 8
  • 9. Ketrampilan komunikasi • Ada bukti yang sangat meyakinkan bahwa dokter hewan, paramedis dan mahasiswa kedokteran hewan (sarjana dan pascasarjana) perlu mempelajari keterampilan komunikasi melalui pelatihan khusus. • Setelah lulus, berbagai kemungkinan terbuka untuk dokter hewan, termasuk pekerjaan dalam praktik swasta, penelitian, industri, akademisi dan di pemerintahan. • Keterampilan komunikasi adalah alat penting untuk semua bidang yang disebutkan di atas. 9 Sumber: Gaida S et al., Communication identity in veterinary medicine: a grounded theory approach. Veterinary Record Open 2018;5:e000310.
  • 10. Era baru (a new age) Hari ini seseorang menjadi sasaran lebih banyak informasi dalam sehari dari pada seseorang di abad pertengahan sepanjang hidupnya! 10
  • 11. Ada 3 tip komunikasi kesehatan hewan 11 •TIP 1: SOCO – Menetapkan tujuan komunikasi •TIP 2: The POINT – Langsung ke intinya! •TIP 3: Komunikasi 7 C
  • 12. Tip 1: SOCO – Menetapkan tujuan komunikasi Single (tunggal) Overarching (menyeluruh) Communication (komunikasi) Outcome (hasil) 12 SOCO adalah hasil atau perubahan yang ingin anda lihat dari audiens anda sebagai hasil dari komunikasi anda.
  • 13. SOCO (single overarching communications outcome) → Ini adalah hasil, dan karenanya harus diekspresikan dari perspektif audiens. → Ini bukan tujuan, yang biasanya mencerminkan perspektif anda. → Ini harus eksplisit tentang perubahan yang anda inginkan, dan dibatasi waktu. → Ini harus realistis dan dapat dicapai. → Ini harus, bersama dengan intervensi lain (terprogram, advokasi, dll), berkontribusi pada sasaran atau tujuan program yang lebih besar. → Ini akan menjadi poin tetap dimana anda menjaga pikiran anda saat berkomunikasi. Pesan dikembangkan untuk mencapai SOCO hanya setelah mempertimbangkan kebutuhan dan sifat audiens target anda. 13
  • 14. Bagaimana mengembangkan SOCO? Langkah 1: Apa yang menjadi isu anda? Langkah 2: Mengapa anda ingin fokus pada isu ini dan mengapa anda ingin fokus pada isu tersebut saat ini? Langkah 3: Siapa yang perlu mengubah perilaku mereka (audiens)? Langkah 4: Apa perubahan yang anda ingin lihat dari audiens anda sebagai hasil dari komunikasi anda? (INI ADALAH SOCO ANDA). 14 Sumber: OIE (2015) Communication Handbook Veterinary Services.
  • 15. Contoh: SOCO 15 Langkah 1 Apa yang menjadi isu anda? Resistensi antimikroba Langkah 2 Mengapa anda ingin fokus pada isu ini dan mengapa anda ingin fokus pada isu tersebut saat ini? Ada bukti yang berkembang dari resistensi antimikroba. Di satu sisi akses yang memadai ke agen antimikroba yang efektif diperlukan untuk mengobati penyakit hewan dan memastikan kesejahteraan hewan dan ketahanan pangan, tetapi penggunaan yang bertanggung jawab dan bijak di kesehatan hewan sangat penting untuk mempertahankan efikasi terapeutik. Sayangnya, antibiotik terlalu sering diakses secara bebas di banyak negara dan digunakan tanpa supervisi dokter hewan.
  • 16. Contoh: SOCO 16 Langkah 3 Siapa yang perlu mengubah perilaku mereka (audiens)? Opsi 1: Peternak Opsi 2: Dokter hewan Langkah 4 Apa perubahan yang anda ingin lihat dari audiens anda sebagai hasil dari komunikasi anda? Jika Opsi 1: Peternak berhenti membeli dan mengelola antibiotik tanpa supervisi dokter hewan dan dengan hati-hati menghormati resep dokter hewan, terutama periode penarikan (withdrawal) pada hewan penghasil pangan. Jika Opsi 2: Dokter hewan, di bawah supervisi Badan Statuta Veteriner (Veterinary Statutory Body), menggunakan pengujian laboratorium lebih sering dan hanya meresepkan antibiotik dengan indikasi medis yang tepat untuk penggunaannya yang disediakan melalui sistim distribusi berlisensi atau yang disahkan.
  • 17. Tip 2: The POINT – Langsung ke intinya! • Setelah anda jelas tentang SOCO anda, anda tahu kemana anda akan pergi atau apa tujuan anda. • Begitu anda tahu tujuan anda, anda harus sampai di sana secepat mungkin. • Para ahli dilatih untuk menjelaskan situasi dan semua aspek yang mungkin timbul dari suatu isu, serta untuk bagaimana isu tersebut menjadi lengkap, akurat dan mengarahkan orang secara perlahan dan bertahap untuk sampai pada kesimpulan logis. 17
  • 18. Para ilmuwan dan ahli berbicara seperti ini! 18 Panjang, komplit, penjelasan logis The POINT
  • 19. The POINT – tip komunikasi dasar, akal sehat dan esensial • Audiens cenderung mendengarkan ketika perhatian mereka dapat direbut dengan cepat dan fokus tercapai. • Begitu audiens tertarik, mereka akan mendengarkan penjelasan dan nuansa lainnya. Ini menjadi lebih penting di dunia yang ditransformasikan oleh teknologi komunikasi. • Audiens, termasuk ahli yang mendengarkan juga para ahli lain, dibanjiri dengan informasi yang bersaing. • Kita perlu sampai ke POINT kita secepat mungkin dan menjelaskan informasi dan nuansa pendukung secara bertahap dan dalam urutan yang menurun mengikuti relevansi dan kepentingan audiens kita. 19
  • 20. Audiens mendengarkan seperti ini! 20 The POINT Alasan, bukti, penjelasan bisa mengikuti
  • 21. Strategi komunikasi risiko • Analisis persepsi risiko berdasarkan: → tingkat bahaya. → tingkat emosi (ketakutan, kemarahan, kepedulian, kekejaman, emosi lain) dari audiens yang terkena dampak. • Berdasarkan analisis anda tentang dimana persepsi risiko terletak, anda akan menggunakan salah satu dari 4 (empat) strategi komunikasi risiko di slide berikut. 21 Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3 Strategi 4
  • 22. Strategi 1: Eduksi Kesehatan Hewan dan Kesejahteraan Hewan (dan hubungan dengan stakeholder): ketika bahaya relatif kecil dan keterlibatan emosional rendah atau apatis. Sasaran: → Monitor surveilans komunikasi untuk mengidentifikasi dan mengatasi kemarahan secara dini (sebelum situasi bergerak menjadi manajemen kemarahan). → Mempertahankan keterlibatan publik dan stakeholder dalam proyek-proyek yang sedang berjalan. Catatan: → Jalin pesan berdasarkan bukti saintifik yang kuat. → Sebarkan informasi umum, yang biasanya memadai, tetapi awasi adanya masalah sedini mungkin. Andalkan motivasi audiens sendiri untuk mencari dan menggunakan produk-produk komunikasi. → Pahami bahwa tidak mungkin mencapai perubahan besar dengan sendirinya. 22
  • 23. Contoh strategi 1: bahaya relatif kecil dan keterlibatan emosional rendah atau apatis. → Menggunakan buletin web atau peringatan seluler (mobile alerts) untuk memberitahu dokter hewan tentang wabah penyakit hewan terbaru di wilayah kerja mereka. → Sebaran (leaflet) tentang penggunaan antibiotik yang bijak, periode penarikan (withdrawal period) obat-obatan hewan pada hewan penghasil pangan, gejala rabies pada manusia dan hewan dlsb. 23
  • 24. Strategi 2: Advokasi pencegahan: Ketika bahaya besar, tetapi orang tidak terlalu peduli atau tidak marah. Mungkin mereka apatis terhadap isu tersebut. Sasaran: → Menimbulkan emosi – kemarahan publik untuk membawa mereka ke tingkat kekhawatiran (tidak lebih tinggi) sehingga mereka mau mengambil tindakan. Catatan: → Ini hanya SATU-SATUNYA situasi dimana anda ingin meningkatkan kemarahan publik tetapi berhenti ketika mencapai tingkat kekhawatiran ahli. → Berhati-hatilah untuk tidak terlalu mendramatisir. Tidak ada taktik menakut- nakuti. Bersikap jujur dan transparan. → Menghasut orang untuk mengambil tindakan untuk menghindari krisis sekunder dari risiko ini. → Kirim pesan berdasarkan bukti ilmiah yang kuat, dalam bahasa awam. 24
  • 25. Contoh strategi 2: Ketika bahaya besar, tetapi orang tidak terlalu peduli atau tidak marah. → Komunikasi tentang identifikasi ternak, tindakan-tindakan biosekuriti di peternakan dlsbnya. → Orang tidak menyadari ancaman baru: risiko penularan avian influenza oleh burung liar. Mereka membutuhkan informasi untuk memahami besarnya risiko dan mengetahui langkah-langkah apa yang harus diambil untuk melindungi flok unggas mereka dan diri mereka sendiri. → Tingkat vaksinasi anjing-rabies rendah di negara-negara berkembang. Orang-orang tidak menyadari bagaimana memvaksinasi anjing, baik domestik maupun liar, dapat menghilangkan penyakit fatal ini, yang terus membunuh puluhan ribu orang setiap tahun, sebagian besar anak-anak. 25
  • 26. Strategi 3: Manajemen kemarahan: ketika bahaya kecil (sedikit atau tidak ada bahaya nyata) tetapi orang sangat marah atau kecewa, atau respon mereka tidak sebanding dengan risiko nyata. Sasaran: → Tenangkan publik, dengan menghormati mereka dengan wajar. • Dengarkan kekhawatiran mereka terlebih dahulu. • Minta maaf atas setiap kesalahan yang dibuat akibat layanan anda jika kemarahan adalah tentang kesalahan anda. → Komunikasikan fakta-fakta dan bukti; dengan hormat mengakui kemarahan dan ketakutan. • Jelaskan bahaya yang sebenarnya. • Kutip pihak ketiga yang kredibel (para ahli, penelitian ilmiah dll). • Koreksi informasi yang salah. • Selesaikan rumor. Catatan: → Bertindak: ada tekanan waktu untuk berkomunikasi lebih awal dan sering. 26
  • 27. Contoh strategi 3: Ketika bahaya kecil (sedikit atau tidak ada bahaya nyata) tetapi orang sangat marah atau kecewa, atau respon mereka tidak sebanding dengan risiko nyata. → Peternak takut vaksin Peste des petits ruminants (PPR) dapat mempengaruhi kesuburan/fertilitas kambing mereka. → Takut bahwa semua daging sapi dapat menularkan prion. → Tuduhan bahwa Pelaksana Keswan (Veterinary Services) berkolusi dengan industri swasta. 27
  • 28. Strategi 4: Komunikasi krisis: Ketika bahaya adalah besar atau dekat, dan ketakutan adalah juga tinggi. Sasaran: → Tempatkan semua orang di halaman yang sama dalam hal informasi. • Jelaskan apa yang terjadi, jelaskan sejak dini dan tetap memberikan informasi secara berkala. • Beritahu orang-orang apa yang anda ketahui, apa yang sedang dilakukan dan kapan anda akan berkomunikasi berikutnya. • Mengoreksi informasi yang salah dan menyelesaikan rumor. • Pesan kemungkinan akan didasarkan pada fakta ilmiah yang tidak pasti. • Bersikap transparan; akui apa yang anda ketahui. Dalam krisis, sebagian besar informasi kemungkinan hilang atau setidaknya tidak pasti pada awalnya. 28
  • 29. Lanjutan strategi 4: Ketika bahaya adalah besar atau dekat, dan ketakutan adalah juga tinggi. → Ubah perilaku. • Kirim pesan yang menciptakan dorongan untuk bertindak. • Berikan kepada audiens sesuatu untuk dikerjakan (membuat risiko Nampak dapat dikendalikan). → Bertindak: ada tekanan waktu untuk berkomunikasi lebih awal dan sering. • berurusan dengan emosi. • tunjukkan empati. • JANGAN terlalu meyakinkan secara berlebihan. Catatan: → Gunakan metode campuran: mobilisasi sosial, sosial media, media massa, juru bicara yang dapat dipercaya dlsbnya. → Perbarui informasi setiap hari atau bahkan lebih sering dalam tahap akut.
  • 30. Lanjutan strategi 4: Ketika bahaya adalah besar atau dekat, dan ketakutan adalah juga tinggi. → Dengarkan kekhawatiran mereka dan atasi secara proaktif. • Tingkat ketakutan/kekhawatiran tertentu diperlukan untuk memotivasi orang untuk bertindak untuk melindungi kesehatan mereka. • Jaminan palsu yang kemudian ternyata tidak berdasar ternyata mengikis kepercayaan. → Mengkomunikasikan rasa "kita semua dalam hal ini bersama-sama". 30
  • 31. Contoh strategi 4: Ketika bahaya adalah besar atau dekat, dan ketakutan adalah juga tinggi. → Banyak sekali kasus rabies di negara yang dianggap bebas dari penyakit. → Wabah avian influenza H5N1 zoonotik di China. → Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Afrika Utara.
  • 33. Commmand attention – Pengarahan untuk perhatian • Produk komunikasi yang efektif mengarahkan tentang adanya perhatian audiens. • Ini dapat dilakukan dengan berfokus pada POINT dengan cepat dan menggunakan argumen, fakta, dan gambar emotikon yang menarik. 33 1
  • 34. Clarify message – Perjelas pesan • Setelah anda memiliki perhatian audiens, anda perlu mengklarifikasi apa yang anda maksud. • Apa arti angka ini? • Siapa yang berisiko dalam hal ini? • Berapa biaya yang hilang jika tidak melakukan sesuatu? • Bagaimana sesuatu bisa dilakukan? 34 2
  • 35. Comunication a benefit – Komunikasikan manfaat • Ini adalah salah satu kesalahan paling umum dalam komunikasi. • Kita harus EKSPLISIT tentang manfaat bagi audiens target kita. Misalnya: ternak sapi anda akan sehat dan menghasilkan lebih banyak susu; atau ini akan melindungi kelompok ternak anda atau akan meningkatkan pendapatan peternakan anda dlsbnya. 35 3
  • 36. Consistency – Konsistensi • Kita harus konsisten dalam semua konten termasuk nomor, fakta dan ajakan bertindak. • Kita harus konsisten dari waktu ke waktu (kecuali komunikasinya adalah tentang perubahan pengetahuan atau saran yang ditawarkan Pelaksana Keswan) dan konsisten di semua bagian layanan kita. • Kalau kita tidak konsisten merusak reputasi dan kredibilitas dengan sangat cepat dan merusak kemampuan untuk melakukan pekerjaan bahkan di bidang fokus lainnya. 36 4
  • 37. Cater to the heart and the head – Melayani dengan hati dan kepala • Biasanya dalam hal kita meneliti konten komunikasi yang disampaikan cukup bagus. • Apakah kita memiliki fakta yang benar? • Apakah dalam hal ini didukung oleh bukti atau perjanjian? Tetapi kita harus ingat untuk memberikan perhatian yang sama dari kebutuhan emosional audiens kita. Audiens mendengarkan dengan mata, telinga, dan hati mereka. • Isu dan pesan yang menarik hati atau emosi orang memiliki peluang lebih besar untuk didengar, dipahami, dan ditindaklanjuti, sehingga mengarah pada tindakan dan perubahan. 37 5
  • 38. Create trust – Ciptakan kepercayaan 38 6 • Dalam banyak situasi, penggunaan logo Pelaksana Keswan atau kualifikasi dokter hewan (Doktor) memberikan kredibilitas dan peningkatan atau menginspirasi kepercayaan. • Konten teknis yang sehat, respek terhadap nilai-nilai audiens, kredibilitas Pelaksana Keswan atau utusan /perwakilannya dan ekspresi kepedulian semuanya menciptakan kepercayaan. • Mengumumkan situasi lebih awal, bersikap transparan dan bersedia untuk klarifikasi membantu memperkuat kepercayaan. • Ekspresi tulus, peduli dan empati juga membantu menjaga kepercayaan.
  • 39. Call to actions – Panggilan untuk bertindak • Untuk menginduksi perubahan perilaku yang diinginkan, komunikasi HARUS memiliki ajakan untuk bertindak. Ini bisa: • cuci tangan, • identifikasi kelompok ternak anda, • vaksinasi anjing anda, • memanggil dokter hewan anda, • kunjungi situs web dll. 39 7
  • 40. Manfaat komunikasi 7 C bagi Pelaksana Kesehatan Hewan • Save your time and cost (Hemat waktu dan biaya anda). • Help your message be conveyed properly (Bantu pesan anda disampaikan dengan benar). • Can help you have good relationships with people (Dapat membantu anda memiliki hubungan yang baik dengan audiens anda). • Eliminates uncertainity (menghilangkan ketidakpastian). 40
  • 41. OIE Terrestrial Animal Health Code: Chapter 3.3. Komunikasi 41
  • 42. Definisi (Artikel 3.3.3. OIE Code) • Komunikasi: berarti disiplin menginformasikan, membimbing, dan memotivasi individual, institusional dan grup-grup publik, idealnya berdasarkan pertukaran interaktif, mengenai setiap isu yang berada di bawah kompetensi kelembagaan kesehatan hewan. • Krisis: berarti situasi dimana ada ancaman besar, kesulitan atau ketidakpastian ketika isu-isu di bawah kompentensi kelembagaan kesehatan hewan memerlukan tindakan segera. • Komunikasi krisis: berarti proses mengkomunikasikan informasi seakurat mungkin, meskipun berpotensi tidak lengkap, dimana ada kendala waktu pada saat terjadi krisis. • Komunikasi wabah: berarti proses mengkomunikasikan pada saat terjadi wabah. Komunikasi wabah termasuk notifikasi. 42
  • 43. Prinsip-prinsip komunikasi (Artikel 3.3.2. OIE Code) 1) Pelaksana Kesehatan Hewan (Veterinary Services) harus memiliki otoritas dan kapabilitas untuk berkomunikasi tentang hal-hal yang ada dalam mandat mereka. 2) Keahlian kedokteran hewan dan komunikasi harus digabungkan, dan membangun keterkaitan dengan kelembagaan yang relevan, terutama untuk mengelola bencana yang dapat berdampak pada kesehatan hewan dan kesejahteraan hewan, dan untuk pengendalian penyakit eksotik. 43
  • 44. Prinsip-prinsip komunikasi (Artikel 3.3.2. OIE Code) Lanjutan 3) Komunikasi harus ditargetkan dan mengikuti kriteria mendasar yaitu transparansi, konsistensi, ketepatan waktu, kesimbangan, akurasi, kejujuran dan empati serta menghormati prinsip-prinsip mendasar dari Pelaksana Kesehatan Hewan (Artikel 3.1.2.). 4) Komunikasi harus merupakan suatu proses yang berkelanjutan. 5) Pelaksana Kesehatan Hewan harus memiliki pengawasan terhadap perencanaan, pelaksanaan, monitoring, evaluasi dan revisi rencana strategis dan operasional komunikasi mereka. 44
  • 45. 45 TERIMA KASIH ! Ada pertanyaan? Drh Tri Satya Putri Naipospos MPhil PhD Center for Indonesian Veterinary Analytical Studies (CIVAS) Email: civasland@gmail.com | Website: www.civas.net