Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginstruksikan
kepada Menteri Kesehatan (Menkes) untuk
meningkatkan pencegahan dan pengendalian zoonosis
(infeksi yang ditularkan di antara hewan vertebrata dan
manusia atau sebaliknya), resistensi antimikroba, dan
keamanan pangan.
Kompetensi Biosekuriti dan Kompartemen Bebas Penyakit di Balai Pembibitan Ter...Tata Naipospos
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya kompetensi biosekuriti dan kompartemen bebas penyakit di balai pembibitan ternak. Secara singkat, dokumen menjelaskan bahwa biosekuriti dan kompartemen bebas penyakit diperlukan untuk mencegah penularan penyakit antar hewan dan meminimalkan kerugian ekonomi. Dokumen juga memberikan contoh praktik biosekuriti seperti isolasi hewan baru dan mengendalikan h
Penerapan Konsep 'One Health' di Peternakan dan Pasar Unggas dengan Mengoptim...Tata Naipospos
Dokumen tersebut membahas penerapan konsep One Health dan biosekuriti di peternakan dan pasar unggas untuk mencegah zoonosis dan resistensi antibiotik. Konsep One Health menekankan hubungan erat antara kesehatan manusia, hewan dan lingkungan, sementara biosekuriti bertujuan untuk mengelola risiko penyakit dengan menerapkan langkah-langkah pencegahan. Dokumen ini menjelaskan pentingnya pendekatan terintegrasi antarsektor dalam
[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas tentang zoonosis dan beberapa penyakit zoonosis pada hewan dan manusia, seperti rabies, avian influenza, swine flu, Japanese encephalitis, cowpox, anthrax, dan leptospirosis. Penyakit-penyakit tersebut ditularkan melalui kontak langsung atau vektor seperti nyamuk, dan menyebabkan gejala seperti demam, batuk, dan paralisis pada hewan maupun manusia. Pencegahannya melalui
Penyakit-penyakit Hewan Yang Wajib Dilaporkan (Notifiable Animal Diseases) - ...Tata Naipospos
Dokumen ini membahas tentang penyakit-penyakit hewan yang wajib dilaporkan secara internasional dan nasional serta kewajiban melaporkan penyakit hewan menular di Indonesia."
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginstruksikan
kepada Menteri Kesehatan (Menkes) untuk
meningkatkan pencegahan dan pengendalian zoonosis
(infeksi yang ditularkan di antara hewan vertebrata dan
manusia atau sebaliknya), resistensi antimikroba, dan
keamanan pangan.
Kompetensi Biosekuriti dan Kompartemen Bebas Penyakit di Balai Pembibitan Ter...Tata Naipospos
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya kompetensi biosekuriti dan kompartemen bebas penyakit di balai pembibitan ternak. Secara singkat, dokumen menjelaskan bahwa biosekuriti dan kompartemen bebas penyakit diperlukan untuk mencegah penularan penyakit antar hewan dan meminimalkan kerugian ekonomi. Dokumen juga memberikan contoh praktik biosekuriti seperti isolasi hewan baru dan mengendalikan h
Penerapan Konsep 'One Health' di Peternakan dan Pasar Unggas dengan Mengoptim...Tata Naipospos
Dokumen tersebut membahas penerapan konsep One Health dan biosekuriti di peternakan dan pasar unggas untuk mencegah zoonosis dan resistensi antibiotik. Konsep One Health menekankan hubungan erat antara kesehatan manusia, hewan dan lingkungan, sementara biosekuriti bertujuan untuk mengelola risiko penyakit dengan menerapkan langkah-langkah pencegahan. Dokumen ini menjelaskan pentingnya pendekatan terintegrasi antarsektor dalam
[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas tentang zoonosis dan beberapa penyakit zoonosis pada hewan dan manusia, seperti rabies, avian influenza, swine flu, Japanese encephalitis, cowpox, anthrax, dan leptospirosis. Penyakit-penyakit tersebut ditularkan melalui kontak langsung atau vektor seperti nyamuk, dan menyebabkan gejala seperti demam, batuk, dan paralisis pada hewan maupun manusia. Pencegahannya melalui
Penyakit-penyakit Hewan Yang Wajib Dilaporkan (Notifiable Animal Diseases) - ...Tata Naipospos
Dokumen ini membahas tentang penyakit-penyakit hewan yang wajib dilaporkan secara internasional dan nasional serta kewajiban melaporkan penyakit hewan menular di Indonesia."
Pentingnya Biosekuriti dalam Pencegahan Penyakit Hewan di Balai Pembibitan Te...Tata Naipospos
Dokumen tersebut membahas pentingnya penerapan biosekuriti, terutama biosekuriti eksternal dan internal, dalam pencegahan penularan penyakit pada peternakan ternak. Biosekuriti eksternal meliputi pengaturan karantina, pemeriksaan hewan pengganti, dan aturan masuk area peternakan bagi manusia dan kendaraan.
Dokumen tersebut membahas mengenai vektor penyakit dan pengendaliannya. Terdapat berbagai jenis vektor seperti nyamuk, pinjal, dan caplak yang dapat menularkan penyakit kepada manusia. Dokumen juga menjelaskan tentang siklus hidup vektor, faktor epidemiologi penyakit, dan berbagai metode pengendalian vektor secara terpadu dan berkelanjutan.
Dokumen tersebut membahas beberapa penyakit hewan yang strategis di Indonesia, termasuk anthrax, surra, paratuberkulosis, dan MCF. Informasi kunci mencakup gejala, diagnosis, terapi, dan upaya pencegahan penyakit-penyakit tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang analisis risiko dalam epidemiologi veteriner dengan fokus pada penyakit hewan lintas batas. Dokumen menjelaskan konsep analisis risiko, komponen-komponen analisis risiko termasuk identifikasi bahaya dan penilaian risiko, serta contoh-contoh penerapannya dalam konteks impor hewan dan produk hewan.
Surveilans Berbasis Risiko - BVet Lampung, Bandar Lampung, 2 April 2014Tata Naipospos
Surveilans berbasis risiko merupakan pendekatan surveilans yang memanfaatkan pengetahuan tentang faktor risiko penyakit untuk mengoptimalkan deteksi penyakit dengan mengambil sampel dari populasi berisiko tinggi. Pendekatan ini lebih efisien dibandingkan surveilans representatif karena fokus pada kelompok ternak yang berisiko tinggi terhadap penyakit.
Kajian singkat Lumpy Skin Disease - Ditkeswan, Jakarta, 26 Februari 2019Tata Naipospos
Lumpy skin disease (LSD) adalah penyakit viral pada sapi yang disebabkan oleh virus pox dan menyebabkan demam, nodul pada kulit, dan pembengkakan kelenjar getah bening. Penyakit ini menyebabkan kerugian ekonomi karena menurunkan produksi susu dan daging serta fertilitas ternak. LSD menyebar di Afrika, Timur Tengah, dan Eropa melalui lalat dan nyamuk sebagai vektor. Strategi pengendalian meliputi vaksin
Vektor merupakan makhluk hidup selain manusia yang membawa dan menyebarkan penyakit. Dokumen ini membahas tentang jenis-jenis vektor penyakit seperti nyamuk, kutu, dan tikus serta cara penularan penyakit melalui vektor secara mekanik dan biologis. Dokumen ini juga menjelaskan metode pengendalian vektor seperti pengendalian fisik, kimia, biologi, serta prospek penggunaan te
Analisa Risiko Penyakit Hewan - BUTTMKP, 11 Februari 2019Tata Naipospos
Dokumen ini membahas analisis risiko penyakit hewan dengan menjelaskan kerangka kerja analisis risiko menurut Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (OIE) dan implementasinya dalam perdagangan internasional dan impor hewan serta produk hewannya.
Bimtek Analisis Risiko Impor Bag. II - Ditkeswan, Ditjen PKH, Bogor, 18-22 Fe...Tata Naipospos
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas kerangka analisis risiko menurut Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (OIE) yang terdiri atas empat komponen yaitu identifikasi bahaya, penilaian risiko, manajemen risiko, dan komunikasi risiko.
2. Proses analisis risiko impor meliputi identifikasi bahaya, penilaian risiko, manajemen risiko, evaluasi risiko, evaluasi opsi, implementasi, dan monitoring & evaluasi ulang
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen kesehatan ternak, yang meliputi biosecurity atau kebersihan lingkungan, pakan, dan sanitasi kandang untuk mencegah penyakit pada ternak. Program kesehatan ternak juga mencakup vaksinasi, pemberian vitamin dan obat cacing, serta kontrol parasit. Tujuan manajemen kesehatan ternak adalah untuk memaksimalkan produktivitas dan kesehatan ternak.
Dokumen tersebut membahas beberapa penyakit non infeksius pada ternak, seperti asidosis rumen, indigesti, milk fever, downer cow syndrome, grass tetany, asetonemia, dan pregnancy toxemia. Penyakit-penyakit tersebut disebabkan oleh berbagai faktor seperti pemberian pakan yang tidak seimbang, produksi susu tinggi, perubahan lingkungan, dan kebuntingan lanjut.
Masuk dan Menyebarnya LSD dan PMK di Indonesia - PDHI Riau-KEMIN Indonesia - ...Tata Naipospos
Dokumen tersebut membahas tentang Lumpy Skin Disease (LSD) dan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada ternak di Indonesia, termasuk gejala, epidemiologi, penularan, pencegahan, dan tantangan pengendaliannya."
5 Jan 2021 - Kemenkes Strakom Vaksinasi COVID-19 Tahap Pertama-dikonversi.pptxBayuKhonjo1
Strategi komunikasi vaksinasi COVID-19 di Indonesia mencakup peningkatan penerimaan masyarakat terhadap vaksin melalui kampanye publik, sosialisasi di fasilitas kesehatan, dan kerja sama dengan pemangku kepentingan. Strategi ini bertujuan meningkatkan vaksinasi kelompok prioritas seperti tenaga kesehatan dengan memberikan informasi mengenai keamanan, manfaat, dan mekanisme pendaftaran vaksin."
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian five stars doctor, penyuluhan kesehatan, dan presentasi. Secara ringkas:
1. Five stars doctor merupakan profil dokter ideal yang memiliki kemampuan untuk meningkatkan kualitas dan efktivitas pelayanan kesehatan masyarakat.
2. Penyuluhan kesehatan bertujuan untuk mengedukasi masyarakat dengan harapan dapat merubah perilaku ke arah yang lebih sehat.
3. Present
Pentingnya Biosekuriti dalam Pencegahan Penyakit Hewan di Balai Pembibitan Te...Tata Naipospos
Dokumen tersebut membahas pentingnya penerapan biosekuriti, terutama biosekuriti eksternal dan internal, dalam pencegahan penularan penyakit pada peternakan ternak. Biosekuriti eksternal meliputi pengaturan karantina, pemeriksaan hewan pengganti, dan aturan masuk area peternakan bagi manusia dan kendaraan.
Dokumen tersebut membahas mengenai vektor penyakit dan pengendaliannya. Terdapat berbagai jenis vektor seperti nyamuk, pinjal, dan caplak yang dapat menularkan penyakit kepada manusia. Dokumen juga menjelaskan tentang siklus hidup vektor, faktor epidemiologi penyakit, dan berbagai metode pengendalian vektor secara terpadu dan berkelanjutan.
Dokumen tersebut membahas beberapa penyakit hewan yang strategis di Indonesia, termasuk anthrax, surra, paratuberkulosis, dan MCF. Informasi kunci mencakup gejala, diagnosis, terapi, dan upaya pencegahan penyakit-penyakit tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang analisis risiko dalam epidemiologi veteriner dengan fokus pada penyakit hewan lintas batas. Dokumen menjelaskan konsep analisis risiko, komponen-komponen analisis risiko termasuk identifikasi bahaya dan penilaian risiko, serta contoh-contoh penerapannya dalam konteks impor hewan dan produk hewan.
Surveilans Berbasis Risiko - BVet Lampung, Bandar Lampung, 2 April 2014Tata Naipospos
Surveilans berbasis risiko merupakan pendekatan surveilans yang memanfaatkan pengetahuan tentang faktor risiko penyakit untuk mengoptimalkan deteksi penyakit dengan mengambil sampel dari populasi berisiko tinggi. Pendekatan ini lebih efisien dibandingkan surveilans representatif karena fokus pada kelompok ternak yang berisiko tinggi terhadap penyakit.
Kajian singkat Lumpy Skin Disease - Ditkeswan, Jakarta, 26 Februari 2019Tata Naipospos
Lumpy skin disease (LSD) adalah penyakit viral pada sapi yang disebabkan oleh virus pox dan menyebabkan demam, nodul pada kulit, dan pembengkakan kelenjar getah bening. Penyakit ini menyebabkan kerugian ekonomi karena menurunkan produksi susu dan daging serta fertilitas ternak. LSD menyebar di Afrika, Timur Tengah, dan Eropa melalui lalat dan nyamuk sebagai vektor. Strategi pengendalian meliputi vaksin
Vektor merupakan makhluk hidup selain manusia yang membawa dan menyebarkan penyakit. Dokumen ini membahas tentang jenis-jenis vektor penyakit seperti nyamuk, kutu, dan tikus serta cara penularan penyakit melalui vektor secara mekanik dan biologis. Dokumen ini juga menjelaskan metode pengendalian vektor seperti pengendalian fisik, kimia, biologi, serta prospek penggunaan te
Analisa Risiko Penyakit Hewan - BUTTMKP, 11 Februari 2019Tata Naipospos
Dokumen ini membahas analisis risiko penyakit hewan dengan menjelaskan kerangka kerja analisis risiko menurut Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (OIE) dan implementasinya dalam perdagangan internasional dan impor hewan serta produk hewannya.
Bimtek Analisis Risiko Impor Bag. II - Ditkeswan, Ditjen PKH, Bogor, 18-22 Fe...Tata Naipospos
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas kerangka analisis risiko menurut Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (OIE) yang terdiri atas empat komponen yaitu identifikasi bahaya, penilaian risiko, manajemen risiko, dan komunikasi risiko.
2. Proses analisis risiko impor meliputi identifikasi bahaya, penilaian risiko, manajemen risiko, evaluasi risiko, evaluasi opsi, implementasi, dan monitoring & evaluasi ulang
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen kesehatan ternak, yang meliputi biosecurity atau kebersihan lingkungan, pakan, dan sanitasi kandang untuk mencegah penyakit pada ternak. Program kesehatan ternak juga mencakup vaksinasi, pemberian vitamin dan obat cacing, serta kontrol parasit. Tujuan manajemen kesehatan ternak adalah untuk memaksimalkan produktivitas dan kesehatan ternak.
Dokumen tersebut membahas beberapa penyakit non infeksius pada ternak, seperti asidosis rumen, indigesti, milk fever, downer cow syndrome, grass tetany, asetonemia, dan pregnancy toxemia. Penyakit-penyakit tersebut disebabkan oleh berbagai faktor seperti pemberian pakan yang tidak seimbang, produksi susu tinggi, perubahan lingkungan, dan kebuntingan lanjut.
Masuk dan Menyebarnya LSD dan PMK di Indonesia - PDHI Riau-KEMIN Indonesia - ...Tata Naipospos
Dokumen tersebut membahas tentang Lumpy Skin Disease (LSD) dan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada ternak di Indonesia, termasuk gejala, epidemiologi, penularan, pencegahan, dan tantangan pengendaliannya."
5 Jan 2021 - Kemenkes Strakom Vaksinasi COVID-19 Tahap Pertama-dikonversi.pptxBayuKhonjo1
Strategi komunikasi vaksinasi COVID-19 di Indonesia mencakup peningkatan penerimaan masyarakat terhadap vaksin melalui kampanye publik, sosialisasi di fasilitas kesehatan, dan kerja sama dengan pemangku kepentingan. Strategi ini bertujuan meningkatkan vaksinasi kelompok prioritas seperti tenaga kesehatan dengan memberikan informasi mengenai keamanan, manfaat, dan mekanisme pendaftaran vaksin."
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian five stars doctor, penyuluhan kesehatan, dan presentasi. Secara ringkas:
1. Five stars doctor merupakan profil dokter ideal yang memiliki kemampuan untuk meningkatkan kualitas dan efktivitas pelayanan kesehatan masyarakat.
2. Penyuluhan kesehatan bertujuan untuk mengedukasi masyarakat dengan harapan dapat merubah perilaku ke arah yang lebih sehat.
3. Present
Dokumen ini membahas tentang komunikasi kesehatan, meliputi konsep dan model-model komunikasi yang terkait, strategi komunikasi kesehatan melalui pemasaran sosial, analisis perilaku, dan antropologi medis, serta tahapan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program komunikasi kesehatan.
Komunikasi penting karena kita tidak dapat memprediksi keinginan pasien, petunjuk maju kadang tidak berguna, dan pasien serta keluarga mereka mengatakan itu sangat penting. Keterampilan komunikasi merupakan domain penting dari keterampilan dokter yang berpusat pada pasien. Ada berbagai kerangka kerja yang digunakan untuk memfasilitasi komunikasi yang efektif antara pasien dan penyedia layanan kesehatan.
Komunikasi efektif diperlukan untuk menjamin komunikasi antar profesional pemberi asuhan di Puskesmas atau fasilitas layanan kesehatan dapat berjalan dengan cepat, tepat, informatif, dan tidak bermakna ganda. Hal ini juga meningkatan mutu dan keselamatan pasien selama pelayanan. Puskesmas menyusun standar terhadap tatacara komunikasi antar PPA selama asuhan pasien berjalan.
Dokumen tersebut membahas tentang promosi kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan perilaku kesehatan masyarakat melalui penyampaian pesan kesehatan. Terdapat beberapa metode dan media yang dapat digunakan untuk promosi kesehatan seperti ceramah, media cetak, media elektronik, serta pendekatan perorangan, kelompok, atau massal.
Dokumen tersebut membahas tentang komunikasi profesional dalam pelayanan kesehatan dan beberapa isu serta tren yang terkait. Isu utama yang diangkat adalah pentingnya komunikasi yang baik antara tenaga medis dan pasien untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan menghindari kesalahpahaman.
Dokumen tersebut membahas tentang filsafat ilmu komunikasi dan beberapa konsep dasar dalam komunikasi kesehatan masyarakat seperti advokasi, kemitraan, pemberdayaan masyarakat, partisipasi masyarakat, promosi kesehatan, dan komunikasi terapeutik.
Dokumen tersebut membahas tentang komunikasi kesehatan dan perubahan perilaku. Secara ringkas, dibahas mengenai pengertian komunikasi kesehatan yang bertujuan meningkatkan kesehatan masyarakat dengan berbagi informasi kesehatan, komponen komunikasi kesehatan yang meliputi komunikator, komunikan, pesan, media dan efek, serta tujuan dan manfaat komunikasi kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyar
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang komunikasi yang efektif di era pandemi Covid-19, terutama dalam konteks rumah sakit.
2. Beberapa elemen penting komunikasi yang efektif dijelaskan seperti kepercayaan, sikap suportif, sikap terbuka, kesetaraan, dan empati.
3. Strategi komunikasi risiko yang disarankan adalah komunikasi yang transparan, mendengarkan
Mata kuliah Dasar Pemberantasan Penyakit akan membahas konsep, prinsip, strategi, dan teknik pengendalian, pemberantasan, dan eradikasi penyakit dalam komunitas. Mata kuliah ini diharapkan memberikan kemampuan dasar kepada mahasiswa untuk melakukan program pemberantasan penyakit menular. Beberapa pokok bahasan penting mata kuliah ini adalah pengertian penyakit, klasifikasi berdasarkan cara penularan, ve
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya komunikasi yang baik antara dokter dan pasien dalam mencegah tuntutan malpraktek. Komunikasi yang memuaskan pasien telah terbukti dapat meningkatkan kepuasan pasien, layanan yang lebih baik, dan mengurangi jumlah tuntutan malpraktek. Dialog dua arah dan model komunikasi terapis direkomendasikan untuk membangun kepercayaan dan pemahaman bersama.
Similar to Komunikasi Kesehatan Hewan - Kuliah Tamu di FKH Universitas Brawijaya, Presentasi Zoom, 18 Desember 2020 (20)
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023Tata Naipospos
The document provides details regarding an upcoming PVS Evaluation Follow-Up mission in Indonesia from 2-13 October 2023 that will evaluate the country's Veterinary Services. The previous PVS Evaluation in 2007 assessed Indonesia at Level 2, and a 2011 Gap Analysis set a target of Level 3 within 5 years. The upcoming mission will evaluate progress towards this Level 3 target. It outlines the scope of the evaluation, procedures to be followed, and provides an overview of data and documents that will be reviewed. Ideal sampling sites across different categories are also listed.
The document discusses challenges that remained from the 2011 Gap Analysis, including legislation, management and coordination, staff development, surveillance capabilities, and disease control programs. It notes that reports
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...Tata Naipospos
Virus influenza aviar tingkat patogenisitas tinggi (HPAI) dan rendah (LPAI) masih menyebar luas di Indonesia, terutama di sektor perunggasan skala kecil. Virus-virus baru seperti LPAI H9N2 pertama kali dideteksi pada 2017. Pasar unggas hidup (PUH) memainkan peran penting dalam penyebaran berulang virus melalui kontak erat antara unggas dari berbagai daerah. Dinamika evolusi virus H5N1 menunjukkan be
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...Tata Naipospos
1. WOAH bekerja sama dengan pemerintah Indonesia untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan tentang resistensi antimikroba melalui survei, pengembangan strategi komunikasi, dan materi edukasi.
2. Survei mengenai pengetahuan, sikap, dan praktik peternak unggas menunjukkan perlu ditingkatkannya pemahaman tentang penggunaan antibiotik.
3. Upaya berkelanjutan dibutuhkan untuk mempromosikan penggunaan
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...Tata Naipospos
PMK dan penyakit hewan lainnya seperti LSD dan PPR merupakan penyakit lintas batas yang berpotensi menyebar dengan cepat dan menimbulkan dampak sosial ekonomi yang signifikan. Strategi pengendalian utama untuk PMK adalah karantina, vaksinasi, surveilans epidemiologi, zonasi, depopulasi, dan biosekuriti. Vaksinasi massal digunakan untuk mengendalikan wabah PMK di Indonesia, namun vaksin yang tersedia belum d
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...Tata Naipospos
Kesejahteraan hewan memainkan peran penting dalam perdagangan internasional dan status kinerja layanan veteriner suatu negara. Standar kesejahteraan hewan internasional dipromosikan untuk maksimalkan implementasinya di seluruh dunia.
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...Tata Naipospos
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas survei Knowledge, Attitude, and Practices (KAP) mengenai penggunaan antimikroba pada peternakan unggas di Indonesia.
2. Survei ini dilaksanakan di dua kabupaten di Jawa Timur, yaitu Blitar dan Malang, dengan target 60 peternak unggas.
3. Tujuan survei ini adalah untuk menilai pengetahuan, sikap, dan praktik peternak mengenai pen
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...Tata Naipospos
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya Veterinary Statutory Body (VSB) bagi peningkatan kualitas profesi kedokteran hewan di Indonesia. Dokumen ini menjelaskan definisi profesi dokter hewan, peran pentingnya bagi masyarakat, serta unsur-unsur yang menentukan kualitas layanan kesehatan hewan seperti tenaga kerja kesehatan hewan dan kinerja layanan kesehatan hewan berdasarkan standar Organisasi Kesehatan Hewan Dun
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023Tata Naipospos
Dokumen tersebut membahas tentang lumpy skin disease (LSD) dari perspektif global. LSD merupakan penyakit menular yang penting secara ekonomi yang menyerang sapi. Penyakit ini telah menyebar dari Afrika ke berbagai belahan dunia. Perubahan iklim diduga berperan dalam penyebaran internasional penyakit ini. Pengendalian LSD meliputi vaksinasi, pembatasan lalu lintas ternak, dan pemusnahan hewan terinfeksi.
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdffadlurrahman260903
Ppt landasan pendidikan tentang pendidikan seumur hidup.
Prodi pendidikan agama Islam
Fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan
Universitas Islam negeri syekh Ali Hasan Ahmad addary Padangsidimpuan
Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsepkonsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajarmengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Pendidikan sepanjang
hayat memandang jauh ke depan, berusaha untuk menghasilkan manusia dan masyarakat yang
baru, merupakan suatu proyek masyarakat yang sangat besar. Pendidikan sepanjang hayat
merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia
transformasi dan informasi, yaitu masyarakat modern. Manusia harus lebih bisa menyesuaikan
dirinya secara terus menerus dengan situasi yang baru.
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Komunikasi Kesehatan Hewan - Kuliah Tamu di FKH Universitas Brawijaya, Presentasi Zoom, 18 Desember 2020
1. KOMUNIKASI KESEHATAN HEWAN
Drh Tri Satya Putri Naipospos MPhil PhD
Veterinary Epidemiologist
Kuliah Tamu di FKH UB Malang – Zoom, 18 Desember 2020
2. Pelaksana Kesehatan Hewan
• Pelaksana Kesehatan Hewan (Veterinary services) dan mitranya
memainkan peran kunci dalam memproteksi kesehatan hewan dan
kesejahteraannya. Setiap hari, harus memonitor, mendeteksi,
menotifikasi dan merespon penyakit hewan dengan cepat.
• Pelaksana Keswan mengembangkan dan mengimplementasikan
tindakan-tindakan kesehatan hewan dan kesejahteraan hewan, dan
mempersiapkan dan menerbitkan sertifikat veteriner.
• Untuk menjalankan misi tersebut, personil Pelaksana Keswan tidak
hanya mengandalkan pengetahuan saintifik dan keahlian, tetapi juga
berkolaborasi dengan stakeholder kunci terkait dan publik.
2
Sumber: OIE (2015) Communication Handbook Veterinary Services.
3. Penyakit-penyakit baru
• Communication
• Handbook
• Veterinary Services
3
• Pelaksana Keswan perlu berbicara dengan profesional kesehatan,
peternak, masyarakat sipil, komunitas, media dan lainnya yang
sebagian besar tidak mengetahui tentang pengetahuan ilmiah dari dunia
kesehatan hewan.
• Komunikasi Pelaksana Keswan berkontribusi secara signifikan pada
perlindungan kesehatan manusia.
• Dengan 75% dari penyakit-penyakit baru yang menyerang manusia
dilaporkan muncul dari dunia hewan, komunikasi dua-arah antara
sektor kesehatan manusia dan kesehatan hewan adalah esensial.
• Kedua sektor harus berkomunikasi secara efektif tentang risiko dan
kejadian seperti Ketika muncul wabah penyakit.
Sumber: OIE (2015) Communication Handbook Veterinary Services.
4. Buku pegangan komunikasi
kesehatan hewan
• OIE dan WHO bekerja erat dalam banyak aspek
tentang pendekatan ‘One Health’ yang
memandang bahwa kesehatan manusia, hewan
dan lingkungan secara holistik saling terkait.
• Kedua organisasi berkolaborasi di bidang keahlian
‘komunikasi risiko’ dan publikasi buku pegangan
komunikasi ini adalah satu dari beberapa inisiatif
bersama untuk memperkuat kapasitas komunikasi
risiko dari para staf organisasi international
maupun juga staf Pelaksana Keswan nasional.
4Sumber: OIE (2015) Communication Handbook Veterinary Services.
5. Pengaruh globalisasi
• Di era globalisasi dan sirkulasi yang cepat dari
barang, orang, produk hewani, dan hewan hidup,
komunikasi yang efektif menjadi semakin penting.
• Evolusi besar sekali dalam teknologi informasi
dan transformasi dari bagaimana orang
mengakses informasi semakin meningkatkan
permintaan para ahli dan pejabat untuk
berkomunikasi dengan jelas, cepat dan kredibel
tentang risiko terhadap hewan dan manusia yang
berasal dari sektor hewan.
5
Sumber: OIE (2015) Communication Handbook Veterinary Services.
6. Komunikasi saat wabah
dan epidemi
• Selama wabah dan epidemi, kedua sektor harus
mengharmonisasikan komunikasi mereka tentang
bahaya (hazard), sifat alami dan besarnya risiko dan
kerentanan, dan pada tindakan yang diambil untuk
mengendalikan krisis.
• Kedua sektor harus secara cepat mengidentifikasi dan
mengatasi persepsi, keyakinan, rumor dan misinformasi.
• Informasi dan saran yang tepat waktu, kredibel, mudah
dipahami dan dapat dipercaya akan meminimalkan
hilangnya nyawa, penyakit, kehilangan ekonomi dan
sosial yang disebabkan penyakit.
6
7.
8. Mengapa perlu ketrampilan
komunikasi dalam kedokteran hewan?
• Ketrampilan komuniksasi (communication skills) adalah
kompetensi inti dalam kedokteran hewan.
• Pengetahuan ilmiah/sains dan ketrampilan teknologi saja tidak
cukup untuk menjadi dokter hewan yang sukses.
• Sebagian besar studi di bidang kesehatan hewan berfokus pada
komunikasi sebagai ketrampilan interpersonal.
• Sangat sedikit yang diketahui tentang komunikasi dalam konteks
pembentukan identitas profesional.
8
9. Ketrampilan komunikasi
• Ada bukti yang sangat meyakinkan bahwa dokter hewan, paramedis
dan mahasiswa kedokteran hewan (sarjana dan pascasarjana)
perlu mempelajari keterampilan komunikasi melalui pelatihan khusus.
• Setelah lulus, berbagai kemungkinan terbuka untuk dokter hewan,
termasuk pekerjaan dalam praktik swasta, penelitian, industri,
akademisi dan di pemerintahan.
• Keterampilan komunikasi adalah alat penting untuk semua bidang
yang disebutkan di atas.
9
Sumber: Gaida S et al., Communication identity in veterinary medicine:
a grounded theory approach. Veterinary Record Open 2018;5:e000310.
10. Era baru (a new age)
Hari ini seseorang menjadi sasaran lebih banyak
informasi dalam sehari dari pada seseorang di abad
pertengahan sepanjang hidupnya!
10
11. Ada 3 tip komunikasi kesehatan hewan
11
•TIP 1: SOCO – Menetapkan tujuan komunikasi
•TIP 2: The POINT – Langsung ke intinya!
•TIP 3: Komunikasi 7 C
12. Tip 1: SOCO – Menetapkan tujuan komunikasi
Single (tunggal)
Overarching (menyeluruh)
Communication (komunikasi)
Outcome (hasil)
12
SOCO adalah hasil atau perubahan yang ingin anda lihat dari audiens
anda sebagai hasil dari komunikasi anda.
13. SOCO (single overarching
communications outcome)
→ Ini adalah hasil, dan karenanya harus diekspresikan dari perspektif
audiens.
→ Ini bukan tujuan, yang biasanya mencerminkan perspektif anda.
→ Ini harus eksplisit tentang perubahan yang anda inginkan, dan
dibatasi waktu.
→ Ini harus realistis dan dapat dicapai.
→ Ini harus, bersama dengan intervensi lain (terprogram, advokasi, dll),
berkontribusi pada sasaran atau tujuan program yang lebih besar.
→ Ini akan menjadi poin tetap dimana anda menjaga pikiran anda saat
berkomunikasi. Pesan dikembangkan untuk mencapai SOCO hanya
setelah mempertimbangkan kebutuhan dan sifat audiens target anda.
13
14. Bagaimana mengembangkan SOCO?
Langkah 1: Apa yang menjadi isu anda?
Langkah 2: Mengapa anda ingin fokus pada isu ini dan mengapa
anda ingin fokus pada isu tersebut saat ini?
Langkah 3: Siapa yang perlu mengubah perilaku mereka
(audiens)?
Langkah 4: Apa perubahan yang anda ingin lihat dari audiens
anda sebagai hasil dari komunikasi anda?
(INI ADALAH SOCO ANDA).
14
Sumber: OIE (2015) Communication Handbook Veterinary Services.
15. Contoh: SOCO
15
Langkah 1 Apa yang menjadi isu anda? Resistensi antimikroba
Langkah 2 Mengapa anda ingin fokus
pada isu ini dan mengapa
anda ingin fokus pada isu
tersebut saat ini?
Ada bukti yang berkembang dari resistensi
antimikroba. Di satu sisi akses yang memadai
ke agen antimikroba yang efektif diperlukan
untuk mengobati penyakit hewan dan
memastikan kesejahteraan hewan dan
ketahanan pangan, tetapi penggunaan yang
bertanggung jawab dan bijak di kesehatan
hewan sangat penting untuk mempertahankan
efikasi terapeutik. Sayangnya, antibiotik terlalu
sering diakses secara bebas di banyak negara
dan digunakan tanpa supervisi dokter hewan.
16. Contoh: SOCO
16
Langkah 3 Siapa yang perlu mengubah
perilaku mereka (audiens)?
Opsi 1: Peternak
Opsi 2: Dokter hewan
Langkah 4 Apa perubahan yang anda
ingin lihat dari audiens anda
sebagai hasil dari komunikasi
anda?
Jika Opsi 1: Peternak berhenti membeli dan
mengelola antibiotik tanpa supervisi dokter
hewan dan dengan hati-hati menghormati resep
dokter hewan, terutama periode penarikan
(withdrawal) pada hewan penghasil pangan.
Jika Opsi 2: Dokter hewan, di bawah supervisi
Badan Statuta Veteriner (Veterinary Statutory
Body), menggunakan pengujian laboratorium
lebih sering dan hanya meresepkan antibiotik
dengan indikasi medis yang tepat untuk
penggunaannya yang disediakan melalui sistim
distribusi berlisensi atau yang disahkan.
17. Tip 2: The POINT – Langsung ke intinya!
• Setelah anda jelas tentang SOCO anda, anda
tahu kemana anda akan pergi atau apa tujuan
anda.
• Begitu anda tahu tujuan anda, anda harus sampai
di sana secepat mungkin.
• Para ahli dilatih untuk menjelaskan situasi dan
semua aspek yang mungkin timbul dari suatu isu,
serta untuk bagaimana isu tersebut menjadi
lengkap, akurat dan mengarahkan orang secara
perlahan dan bertahap untuk sampai pada
kesimpulan logis.
17
18. Para ilmuwan dan ahli berbicara
seperti ini!
18
Panjang, komplit,
penjelasan logis
The POINT
19. The POINT – tip komunikasi dasar,
akal sehat dan esensial
• Audiens cenderung mendengarkan ketika perhatian mereka dapat
direbut dengan cepat dan fokus tercapai.
• Begitu audiens tertarik, mereka akan mendengarkan penjelasan dan
nuansa lainnya. Ini menjadi lebih penting di dunia yang
ditransformasikan oleh teknologi komunikasi.
• Audiens, termasuk ahli yang mendengarkan juga para ahli lain, dibanjiri
dengan informasi yang bersaing.
• Kita perlu sampai ke POINT kita secepat mungkin dan menjelaskan
informasi dan nuansa pendukung secara bertahap dan dalam urutan
yang menurun mengikuti relevansi dan kepentingan audiens kita.
19
21. Strategi komunikasi risiko
• Analisis persepsi risiko
berdasarkan:
→ tingkat bahaya.
→ tingkat emosi (ketakutan,
kemarahan, kepedulian,
kekejaman, emosi lain) dari
audiens yang terkena dampak.
• Berdasarkan analisis anda
tentang dimana persepsi risiko
terletak, anda akan menggunakan
salah satu dari 4 (empat) strategi
komunikasi risiko di slide berikut.
21
Strategi 1 Strategi 2
Strategi 3 Strategi 4
22. Strategi 1: Eduksi Kesehatan Hewan dan Kesejahteraan Hewan
(dan hubungan dengan stakeholder): ketika bahaya relatif kecil dan
keterlibatan emosional rendah atau apatis.
Sasaran:
→ Monitor surveilans komunikasi untuk mengidentifikasi dan mengatasi
kemarahan secara dini (sebelum situasi bergerak menjadi manajemen
kemarahan).
→ Mempertahankan keterlibatan publik dan stakeholder dalam proyek-proyek
yang sedang berjalan.
Catatan:
→ Jalin pesan berdasarkan bukti saintifik yang kuat.
→ Sebarkan informasi umum, yang biasanya memadai, tetapi awasi adanya
masalah sedini mungkin. Andalkan motivasi audiens sendiri untuk mencari
dan menggunakan produk-produk komunikasi.
→ Pahami bahwa tidak mungkin mencapai perubahan besar dengan sendirinya.
22
23. Contoh strategi 1: bahaya relatif kecil
dan keterlibatan emosional rendah atau apatis.
→ Menggunakan buletin web atau peringatan seluler (mobile alerts)
untuk memberitahu dokter hewan tentang wabah penyakit hewan
terbaru di wilayah kerja mereka.
→ Sebaran (leaflet) tentang penggunaan antibiotik yang bijak, periode
penarikan (withdrawal period) obat-obatan hewan pada hewan
penghasil pangan, gejala rabies pada manusia dan hewan dlsb.
23
24. Strategi 2: Advokasi pencegahan: Ketika bahaya besar, tetapi
orang tidak terlalu peduli atau tidak marah. Mungkin mereka apatis
terhadap isu tersebut.
Sasaran:
→ Menimbulkan emosi – kemarahan publik untuk membawa mereka ke tingkat
kekhawatiran (tidak lebih tinggi) sehingga mereka mau mengambil tindakan.
Catatan:
→ Ini hanya SATU-SATUNYA situasi dimana anda ingin meningkatkan
kemarahan publik tetapi berhenti ketika mencapai tingkat kekhawatiran ahli.
→ Berhati-hatilah untuk tidak terlalu mendramatisir. Tidak ada taktik menakut-
nakuti. Bersikap jujur dan transparan.
→ Menghasut orang untuk mengambil tindakan untuk menghindari krisis
sekunder dari risiko ini.
→ Kirim pesan berdasarkan bukti ilmiah yang kuat, dalam bahasa awam.
24
25. Contoh strategi 2: Ketika bahaya besar,
tetapi orang tidak terlalu peduli atau tidak marah.
→ Komunikasi tentang identifikasi ternak, tindakan-tindakan biosekuriti di
peternakan dlsbnya.
→ Orang tidak menyadari ancaman baru: risiko penularan avian influenza
oleh burung liar. Mereka membutuhkan informasi untuk memahami
besarnya risiko dan mengetahui langkah-langkah apa yang harus diambil
untuk melindungi flok unggas mereka dan diri mereka sendiri.
→ Tingkat vaksinasi anjing-rabies rendah di negara-negara berkembang.
Orang-orang tidak menyadari bagaimana memvaksinasi anjing, baik
domestik maupun liar, dapat menghilangkan penyakit fatal ini, yang terus
membunuh puluhan ribu orang setiap tahun, sebagian besar anak-anak.
25
26. Strategi 3: Manajemen kemarahan: ketika bahaya kecil (sedikit
atau tidak ada bahaya nyata) tetapi orang sangat marah atau kecewa,
atau respon mereka tidak sebanding dengan risiko nyata.
Sasaran:
→ Tenangkan publik, dengan menghormati mereka dengan wajar.
• Dengarkan kekhawatiran mereka terlebih dahulu.
• Minta maaf atas setiap kesalahan yang dibuat akibat layanan anda jika kemarahan
adalah tentang kesalahan anda.
→ Komunikasikan fakta-fakta dan bukti; dengan hormat mengakui kemarahan
dan ketakutan.
• Jelaskan bahaya yang sebenarnya.
• Kutip pihak ketiga yang kredibel (para ahli, penelitian ilmiah dll).
• Koreksi informasi yang salah.
• Selesaikan rumor.
Catatan:
→ Bertindak: ada tekanan waktu untuk berkomunikasi lebih awal dan sering.
26
27. Contoh strategi 3: Ketika bahaya kecil (sedikit atau
tidak ada bahaya nyata) tetapi orang sangat marah atau kecewa,
atau respon mereka tidak sebanding dengan risiko nyata.
→ Peternak takut vaksin Peste des petits ruminants (PPR) dapat
mempengaruhi kesuburan/fertilitas kambing mereka.
→ Takut bahwa semua daging sapi dapat menularkan prion.
→ Tuduhan bahwa Pelaksana Keswan (Veterinary Services)
berkolusi dengan industri swasta.
27
28. Strategi 4: Komunikasi krisis: Ketika bahaya adalah besar
atau dekat, dan ketakutan adalah juga tinggi.
Sasaran:
→ Tempatkan semua orang di halaman yang sama dalam hal informasi.
• Jelaskan apa yang terjadi, jelaskan sejak dini dan tetap memberikan
informasi secara berkala.
• Beritahu orang-orang apa yang anda ketahui, apa yang sedang dilakukan
dan kapan anda akan berkomunikasi berikutnya.
• Mengoreksi informasi yang salah dan menyelesaikan rumor.
• Pesan kemungkinan akan didasarkan pada fakta ilmiah yang tidak pasti.
• Bersikap transparan; akui apa yang anda ketahui. Dalam krisis, sebagian
besar informasi kemungkinan hilang atau setidaknya tidak pasti pada
awalnya.
28
29. Lanjutan strategi 4: Ketika bahaya adalah
besar atau dekat, dan ketakutan adalah juga tinggi.
→ Ubah perilaku.
• Kirim pesan yang menciptakan dorongan untuk bertindak.
• Berikan kepada audiens sesuatu untuk dikerjakan (membuat risiko Nampak
dapat dikendalikan).
→ Bertindak: ada tekanan waktu untuk berkomunikasi lebih awal dan sering.
• berurusan dengan emosi.
• tunjukkan empati.
• JANGAN terlalu meyakinkan secara berlebihan.
Catatan:
→ Gunakan metode campuran: mobilisasi sosial, sosial media, media massa,
juru bicara yang dapat dipercaya dlsbnya.
→ Perbarui informasi setiap hari atau bahkan lebih sering dalam tahap akut.
30. Lanjutan strategi 4: Ketika bahaya adalah
besar atau dekat, dan ketakutan adalah juga tinggi.
→ Dengarkan kekhawatiran mereka dan atasi secara proaktif.
• Tingkat ketakutan/kekhawatiran tertentu diperlukan untuk memotivasi
orang untuk bertindak untuk melindungi kesehatan mereka.
• Jaminan palsu yang kemudian ternyata tidak berdasar ternyata
mengikis kepercayaan.
→ Mengkomunikasikan rasa "kita semua dalam hal ini bersama-sama".
30
31. Contoh strategi 4: Ketika bahaya adalah
besar atau dekat, dan ketakutan adalah juga tinggi.
→ Banyak sekali kasus rabies di negara yang dianggap bebas dari
penyakit.
→ Wabah avian influenza H5N1 zoonotik di China.
→ Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Afrika Utara.
33. Commmand attention –
Pengarahan untuk perhatian
• Produk komunikasi yang efektif
mengarahkan tentang adanya
perhatian audiens.
• Ini dapat dilakukan dengan
berfokus pada POINT dengan
cepat dan menggunakan
argumen, fakta, dan gambar
emotikon yang menarik.
33
1
34. Clarify message – Perjelas
pesan
• Setelah anda memiliki perhatian
audiens, anda perlu mengklarifikasi
apa yang anda maksud.
• Apa arti angka ini?
• Siapa yang berisiko dalam hal ini?
• Berapa biaya yang hilang jika tidak
melakukan sesuatu?
• Bagaimana sesuatu bisa dilakukan?
34
2
35. Comunication a benefit –
Komunikasikan manfaat
• Ini adalah salah satu kesalahan paling
umum dalam komunikasi.
• Kita harus EKSPLISIT tentang manfaat
bagi audiens target kita. Misalnya:
ternak sapi anda akan sehat dan
menghasilkan lebih banyak susu; atau
ini akan melindungi kelompok ternak
anda atau akan meningkatkan
pendapatan peternakan anda dlsbnya.
35
3
36. Consistency – Konsistensi
• Kita harus konsisten dalam semua konten
termasuk nomor, fakta dan ajakan bertindak.
• Kita harus konsisten dari waktu ke waktu
(kecuali komunikasinya adalah tentang
perubahan pengetahuan atau saran yang
ditawarkan Pelaksana Keswan) dan
konsisten di semua bagian layanan kita.
• Kalau kita tidak konsisten merusak reputasi
dan kredibilitas dengan sangat cepat dan
merusak kemampuan untuk melakukan
pekerjaan bahkan di bidang fokus lainnya.
36
4
37. Cater to the heart and the
head – Melayani dengan hati dan kepala
• Biasanya dalam hal kita meneliti konten komunikasi yang
disampaikan cukup bagus.
• Apakah kita memiliki fakta yang benar?
• Apakah dalam hal ini didukung oleh bukti atau perjanjian?
Tetapi kita harus ingat untuk memberikan perhatian yang
sama dari kebutuhan emosional audiens kita. Audiens
mendengarkan dengan mata, telinga, dan hati mereka.
• Isu dan pesan yang menarik hati atau emosi orang
memiliki peluang lebih besar untuk didengar, dipahami,
dan ditindaklanjuti, sehingga mengarah pada tindakan
dan perubahan.
37
5
38. Create trust – Ciptakan
kepercayaan
38
6
• Dalam banyak situasi, penggunaan logo Pelaksana Keswan atau
kualifikasi dokter hewan (Doktor) memberikan kredibilitas dan
peningkatan atau menginspirasi kepercayaan.
• Konten teknis yang sehat, respek terhadap nilai-nilai
audiens, kredibilitas Pelaksana Keswan atau utusan
/perwakilannya dan ekspresi kepedulian semuanya
menciptakan kepercayaan.
• Mengumumkan situasi lebih awal, bersikap transparan
dan bersedia untuk klarifikasi membantu memperkuat
kepercayaan.
• Ekspresi tulus, peduli dan empati juga membantu menjaga
kepercayaan.
39. Call to actions – Panggilan
untuk bertindak
• Untuk menginduksi perubahan
perilaku yang diinginkan,
komunikasi HARUS memiliki ajakan
untuk bertindak. Ini bisa:
• cuci tangan,
• identifikasi kelompok ternak
anda,
• vaksinasi anjing anda,
• memanggil dokter hewan anda,
• kunjungi situs web dll.
39
7
40. Manfaat komunikasi 7 C bagi
Pelaksana Kesehatan Hewan
• Save your time and cost (Hemat waktu dan biaya anda).
• Help your message be conveyed properly (Bantu pesan
anda disampaikan dengan benar).
• Can help you have good relationships with people
(Dapat membantu anda memiliki hubungan yang baik
dengan audiens anda).
• Eliminates uncertainity (menghilangkan ketidakpastian).
40
42. Definisi (Artikel 3.3.3. OIE Code)
• Komunikasi: berarti disiplin menginformasikan, membimbing, dan
memotivasi individual, institusional dan grup-grup publik, idealnya
berdasarkan pertukaran interaktif, mengenai setiap isu yang berada di
bawah kompetensi kelembagaan kesehatan hewan.
• Krisis: berarti situasi dimana ada ancaman besar, kesulitan atau
ketidakpastian ketika isu-isu di bawah kompentensi kelembagaan
kesehatan hewan memerlukan tindakan segera.
• Komunikasi krisis: berarti proses mengkomunikasikan informasi seakurat
mungkin, meskipun berpotensi tidak lengkap, dimana ada kendala waktu
pada saat terjadi krisis.
• Komunikasi wabah: berarti proses mengkomunikasikan pada saat terjadi
wabah. Komunikasi wabah termasuk notifikasi.
42
43. Prinsip-prinsip komunikasi
(Artikel 3.3.2. OIE Code)
1) Pelaksana Kesehatan Hewan (Veterinary Services) harus memiliki
otoritas dan kapabilitas untuk berkomunikasi tentang hal-hal yang
ada dalam mandat mereka.
2) Keahlian kedokteran hewan dan komunikasi harus digabungkan,
dan membangun keterkaitan dengan kelembagaan yang relevan,
terutama untuk mengelola bencana yang dapat berdampak pada
kesehatan hewan dan kesejahteraan hewan, dan untuk
pengendalian penyakit eksotik.
43
44. Prinsip-prinsip komunikasi
(Artikel 3.3.2. OIE Code) Lanjutan
3) Komunikasi harus ditargetkan dan mengikuti kriteria mendasar
yaitu transparansi, konsistensi, ketepatan waktu,
kesimbangan, akurasi, kejujuran dan empati serta menghormati
prinsip-prinsip mendasar dari Pelaksana Kesehatan Hewan (Artikel
3.1.2.).
4) Komunikasi harus merupakan suatu proses yang berkelanjutan.
5) Pelaksana Kesehatan Hewan harus memiliki pengawasan
terhadap perencanaan, pelaksanaan, monitoring, evaluasi dan
revisi rencana strategis dan operasional komunikasi mereka.
44
45. 45
TERIMA KASIH !
Ada pertanyaan?
Drh Tri Satya Putri Naipospos MPhil PhD
Center for Indonesian Veterinary Analytical Studies (CIVAS)
Email: civasland@gmail.com |
Website: www.civas.net