SlideShare a Scribd company logo
1 of 37
1
HUBUNGAN INDEKS TUBUH TERHADAP SIKLUS MENSTRUASI
PADA MAHASISWI TINGKAT III AKADEMI KEBIDANAN
PARAMATA RAHA KABUPATEN MUNA
TAHUN 2015
AYU LISTIAN
UNIVERSITAS NASIONAL
TAHUN 2015
2
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal Penelitian dengan
Judul ”Hubungan Indeks Tubuh terhadap Siklus Menstruasi pada Mahasiswi Tingkat
III Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna Tahun 2015” Adapun
penyusunan Proposal penelitian ini sebagai salah satu syarat menyelesaikan
pendidikan D4 Kebidanan di Universitas Nasional.
Dalam penyusunan proposal penelitian ini tidak lepas dari bantuan dan
dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempata ini penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang setinggi-
tingginya kepada seluruh dosen dan semua pihak atas segala bantuannya dalam
menyelesaikan proposal ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan proposal penelitian ini masih
banyak kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan proposal penelitian ini. Semoga proposal penelitian
ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya, maupun pihak lain yang
membutuhkannya dan dapat diterima sebagai judul karya tulis ilmiah penulis.
Raha, Mei 2015
Penulis
i
3
DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………………………………………………. i
Daftar Isi…………………………………………………………………. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakang……………………………………………….. 1
B. RumusanMasalah…………………………………………….. 4
C. TujuanPenelitian…………………………………………….. 4
D. ManfaatPenelitian…………………………………………….. 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. TelaahPustaka……………………………………………….. 6
B. LandasanTeori……………………………………………….. 25
BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI
OPERASIONAL
A. Kerangka Konsep…………………………………………….. 27
B. Hipotesis Penelitian…………………………………..……….. 28
BAB IV METODE PENELITIAN
A. JenisdanRancanganPenelitian…………………..………….. 29
B. SubyekPenelitian…………………………………….……….. 29
C. TempatdanWaktuPenelitian………………………….…….. 30
D. IdentifikasidanVariabelPenelitian………………………….. 30
E. DefenisiOperasionaldanKriteriaObyektif………….……….. 31
F. InstrumenPenelitian……………………….………………….. 31
ii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut WHO (1995) sekitar seperlima dari penduduk dunia adalah remaja
berumur 10-19 tahun, 900 juta diantaranya berada di negara sedang berkembang.
Demikian pula di Asia Pasifik yang penduduknya merupakan 60% dari penduduk
dunia, seperlima penduduknya adalah kelompok remaja berumur 10-19 tahun.
Masa remaja diawali dengan masa pubertas, yaitu masa terjadinya perubahan
fisik meliputi penampilan fisik seperti bentuk tubuh dan fungsi fisiologis. Perubahan
tubuh disertai dengan perkembangan bertahap dari karateristik seksual primer dan
sekunder, misalnya pada remaja putri ditandai dengan menarche ( menstruasi pertama
kali).
Ciri khas kedewasaan wanita adalah menstruasi. Pada wanita siklus yang
berulang di dalam aksis hipotalamus, hipofisis, dan ovarium menyebabkan
pematangan dan pelepasan gamet dari ovarium untuk persiapan uterus dalam
kehamilan jika terjadi fertilisasi. Namun, jika tidak terjadi konsepsi, setiap siklus
berakhir dengan perdarahan menstruasi.
Wanita dalam kehidupannya tidak luput dari adanya siklus haid normal yang
terjadi secara siklik. Ia akan merasa terganggu bila hidupnya mengalami perubahan,
terutama bila haid menjadi lebih lama dan atau banyak, tidak teratur, lebih sering atau
tidak haid sama sekali (amenore). Penyebab gangguan haid dapat karena kelainan
biologik (organik atau disfungsional) atau dapat pula karena psikologik seperti
keadaan-keadaan stres dan gangguan emosi atau gabungan biologik dan psikologik
2
(Biran Affandi). Siklus menstruasi mempunyai hubungan tertentu terhadap keadaan
fisik dan psikologis wanita. Anonim (2010).
Panjang siklus menstruasi yang normal atau dianggap sebagai siklus menstruasi
yang khas ialah 28 hari, tetapi variasinya cukup luas, bukan saja antara beberapa
wanita tatapi juga pada wanita yang sama. Juga pada kakak beradik bahkan saudara
kembar, siklusnya tidak terlalu sama. Rata-rata panjang siklus menstruasi pada gadis
usia 12 tahun ialah 25,1 hari. Lama menstruasi biasanya antara 3-8 hari, pada setiap
wanita biasanya lama menstruasi itu tetap.
Salah satu penyebab infertilitas wanita antara lain dilihat dari riwayat
menstruasinya, apakah siklus menstruasinya teratur. Kelainan fase luteal siklus
menstruasi merupakan penyebab infertilitas yang penting (Sylvia Verralis). Disfungsi
ovulasi berjumlah 10-25% dari kasus infertilitas wanita. Gangguan nutrisi yang berat
(misalnya kelaparan, anoreksia nervosa), penurunan BB (misalnya: penyakit medis
atau psikiatrik) dan aktivitas yang berat (misalnya : pelari maraton, penari balet)
adalah berhubungan dengan gangguan ovulasi. Obesitas juga disertai dengan siklus
anovulatorik karena peningkatan tonik kadar estrogen. Stress berat menyebabkan
anovulasi dan amenore.
Berat badan seorang wanita mempengaruhi tingkat kesuburannya. Menurut
studi Society for Assisted Reproductive Technology (SART) yang membandingkan
data 158.385 siklus haid dengan tinggi serta berat badan wanita mereka menemukan,
wanita yang indeks massa tubuhnya (IMT) tinggi berbanding lurus dengan
kemungkinan tidak menjadi hamil, atau gagal hamil. Perbandingan ini naik secara
signifikan dengan seiring naiknya berat badan berlebih (obesitas).
Anonim (2010).
3
Telah dilakukan penyelidikan terhadap 4000 wanita, ternyata hanya 3%
diantaranya yang mempunyai siklus menstruasi yang teratur. Hampir semua wanita
mengalami siklus menstruasi yang kurang teratur dari bulan yang satu ke bulan yang
lain, pasti ada perubahan sedikit.Sebanyak dua pertiga dari wanita-wanita yang
dirawat dirumah sakit untuk perdarahan disfungsional berumur diatas 40 tahun dan
3% dibawah 20 tahun. Sebetulnya dalam praktek banyak dijumpai perdarahan
disfungsional dalam masa pubertas, akan tetapi karena keadaan ini biasanya dapat
sembuh sendiri, jarang diperlukan perawatan di Rumah Sakit. Perdarahan ovulator
merupakan kurang lebih 10% dari perdarahan disfungsional dengan siklus pendek
(polimenorea) atau panjang (oligomenorea) (Prawirahardjo,2008).
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan Maret tahun
2013 terhadap 30mahasiswi Akademi Kebidanan Paramata didapatkan bahwa ada
sekitar3,24% Tingkat I yang mengalami gangguan sikus menstruasi dengan indeks
massa tubuh normal, dan 0,81% dengan indeks massa tubuh tidak normal (kurus),
Tingkat II sebanyak 1,13% yang mengalami gangguan siklus mesntruasi dengan
indeks massa tubuh normal, dan 1,13% dengan indeks massa tubuh tidak normal
(kurus) dan sebanyak 3,15 % Tingkat III yang mengalami gangguan siklus
menstruasi dengan indeks massa tubuh normal dan 2,1% dengan indeks massa tubuh
tidak normal (kurus).
Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai siklus
menstruasi, khususnya “Hubungan Indeks Masa Tubuhterhadap siklus menstruasi
pada Mahasiswi Tingkat III akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
Tahun 2013”.
4
B. RumusanMasalah
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka dirumuskan masalah
“Apakah ada hubungan antara Indeks massa tubuh terhadapsiklus menstruasi pada
Mahasiswi tingkat III Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna tahun
2015?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan antara Indeks massa tubuh terhadap siklus
menstruasi pada Mahasiswi tingkat III Akademi Kebidanan Paramata Raha
Kabupaten Muna tahun 2015.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui indeks massa tubuh mahasiswi tingkat III Akademi
Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna tahun 2015.
b. Untuk mengetahui siklus menstruasi Mahasiswi tingkat III Akademi
Kebidanan Paramata RahaKabupaten Muna tahun 2015.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaaat Teoritis
Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan kesehatan reproduksi remaja yang
memiliki masalah siklus menstruasi.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat bagi Tempat Peneliti
Sebagai sumbangan ilmiah bagi pendidikan serta dapat dijadikan bahan acuan
untuk peneliti selanjutnya.
5
b. Manfaat bagi Peneliti
Sebagai salah satu pengalaman yang berharga bagi peneliti dalam
mengaplikasikan ilmu selama menempuh pendidikan.
c. Manfaat bagi penelitian selanjutnya
Hasil penelitian diharapkan menjadi salah satu sumber informasi dalam
memperkaya wawasan ilmu pengetahuan dan bahan kepustakaan sekaligus
dapat dijadikan acuan untuk penelitian hubungan indeks massa tubuh terhadap
siklus menstruasi selanjutnya.
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Tinjauan Umum tentang Menstruasi
a. Konsep Menstruasi
Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium) yang
disertai dengan perdarahan dan terjadi secara berulang setiap bulan kecuali
pada saat kehamilan. Menstruasi (haid) adalah perdarahan secara periodik dan
siklik dari uterus yang disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium
(Prawirahardjo, Sarwono. 2009).
Haid (menstruasi) merupakan salah satu ciri khas wanita dan tidak
dimiliki pria. Haid merpakan suatu keadaan yang normal terjadi sebagai akibat
proses kematangan sel-sel telur dalam ovarium.
b. Fisiologi Proses Menstruasi
Proses menstruasi dimulai saat panca indera menerima rangsangan,
maka rangsangan akan diteruskan kepusat syaraf (otak) dan diolah oleh
hipotalamus dilanjutkan oleh hipofisis melalui sistem fortal dan dikeluarkan
hormon gonadotropin perangsang folikel dan luteinizing hormon untuk
merangsang indung telur.
Pada permulaan hanya estrogen saja yang dominan dan perdarahan
(menstruasi) yang terjadi pertama kali yang disebut menarche pada umur 12-
13 tahun. Dominannya estrogen pada permulaan menstruasi sangat penting
karena menyebabkan terjadinya pertumbuhan dan perkembangan tanda seks
7
sekunder. Itu sebabnya pada permulaan perdarahan sering tidak teratur karena
bentuk ovulasinya anovulatoir (tanpa pelepasan telur).
Pada proses menstruasi dengan ovulasi (terjadi pelepasan telur),
hormon estrogen yang dikeluarkan makin lama makin meningkat yang
menyebakan lapisan dalam rahim mengalami pertumbuhan dan perkembangan
(fase proliferasi). Peningkatan estrogen ini menekan pegeluaran hormon
perangsang folikel (FSH), tetapi merangsang hormon luteinizing (LH)
sehingga dapat merangsang folikel Graff yang telah dewasa untuk melepaskan
telur (ovulasi). Telur ini akan ditangkap oleh fimbria pada tuba falopii, dan
dibungkus oleh korona radiata yang akan memberikan nutisi selama 48 jam.
Folikel Graff yang mengalami ovulasi menjadi korpus rubrum dan segera
menjadi korpus luteum dan mengeluarkan dua macam hormon indung telur
yaitu estrogen dan progesteron.
Hormon estrogen yang menyebabkan lapisan dam rahim
(endometrium) berkembang dan tumbuh dalam bentuk proliferasi, maka
setelah dirangsang oleh korpus luteum dengan mengeluarkan setrogen dan
progesteron, lapisan dalam rahim berubah menjadi fase sekresi, dimana
pembuluh darah makin dominan dan mengeluarkan cairan (fase sekresi). Bila
tidak terjadi pertemuan antara spermatozoa dan ovum maka korpus luteum
mengalami kematian. Korpus luteum berumur 8 hari, sehingga setelah
kematiannya tidak mampu lagi mempertahankan lapisan dalam rahim, oleh
karena hormon estrogen dan progesteron berkurang sampai menghilang.
Berkurang dan menghilangnya estrogen dan progesteron, menyebabkan terjadi
fase vasokontriksi (pengerutan) pembuluh darah, sehingga lapisan dalam
8
rahim mengalami kekurangan aliran darah (kematian). Selanjutnya diikuti
dengan vasodilatasi (pelebaran pembuluh darah) dan pelepasan darah dalam
bentuk perdarahan yang disebut “menstruasi”.
c. Fase dalam satu siklus menstruasi
Proses menstruasi pada wanita dalam setiap siklusnya melalui empat
fase atau kejadian yang harus dilewati. Adapun urutan-urutannya adalah
sebagai berikut :
1) Fase folikel
Fase ini terjadi pada setiap akhir siklus satu menstruasi. Dari salah
satu bagian tubuh akan mengeluarkan hormon yang dinamakan
gonadotropi yaitu hormon yang bisa memberi rangsangan untuk melepas
hormon lain yang mendorong terjadinya pertumbuhan folikel. Kemudian
pada hari ke 1-14 folikel terus tumbuh didalam ruang ovarium dan bila
sudah matang akan menghasilkan hormon lain yang akan membuat
tumbuh endometrium pada dinding di rahim.
2) Fase estrus
Peristiwa naiknya estrogen dengan tujuan membuat pertahanan
terhadap pertumbuhan sekaligus memberi rangsangan agar terjadi
pembelahan terhadap endometrium di uterus. Peran lain dari kejadian ini
adalah memperlambat terjadinya pembentukan zat yang menghasilkan
suatu hormon lain yang berfungsi untuk memberi rangsangan folike yang
sudah matang dan melaksanakan ovulasi dirahim. Hal ini biasanya
berlangsung dihari ke 14 dari dan dalam satu ovulasi bisa menghasilkan
satu oosit.
9
3) Fase luteal
Setelah folikel mendapat rangsangan dan membuat korpus atau
badan kuning, maka akan dihasilkan progesteron yang dapat membuat
endometrium bisa menjadi tebal namun lembut. Dalam jangka waktu 10
hari, uterus sudah siap untuk dibuahi. Dan bila memang ada pembuahan,
maka terjadilah kehamilan. Maka menstruasi tidak akan terjadi.
Selanjutnya progesteron akan mengalmi masa penurunan produksi pada
hari ke-26. Kejadian selanjutnya adalah badan kuning tidak akan
melakukan produksi lagi dan lapisan di uterus dengan dinding yang
berada di rahm menjadi lepas dihari ke-28. Saat itulah terjadi perdarahan
dari dalam rahim yang dikenal dengan nama menstruasi atau haid.
Sedangkan darah yang keluar ini dinamakan darah menstruasi atau
disingkat darah mens.
4) Fase menstruasi atau perdarahan. Bila tidak terjadi pembuahan (Manuaba
, 2009).
Menurut Diane M. Frase dan Margaret A. Cooper (2009) terdapat tiga
fase utama yang mempengaruhi struktur jaringan endometrium dan
dikendalikan oleh hormon ovarium.
1) Fase menstruasi
Fase ini ditandai dengan perdarahan vagina, selama 3-5 hari.
Secara fisiologis, fase ini adalah fase akhir siklus menstruasi, yaitu saat
endometrium luruh kelapisan basal bersama darah dari kapiler dan ovum
yang tidak mengalamifertilisasi.
10
2) Fase proliferasi
Fase ini terjadi setelah menstruasi dan berlangsung sampai
ovulasi. Terkadang beberapa hari pertama saat endomtrium dibentuk
kembali disebut sebagai fase regeneratif. Fase ini dikendalikan oleh
estrogen dan terdiri atas pertumbuhan kembalindan penebalan
endometrium. Pada fase ini endometrium terdiri atas tiga lapisan :
a) Lapisan basal
Terletak tepat diatas miometrium, memiliki ketebalan sekitar 1
mm. Lapisan ini tidak pernah mengalami perubahan selama siklus
menstruasi. Lapisan basal ini terdiri atas struktur rudimenter yang
penting bagi pembentukkan endometrium baru.
b) Lapisan fungsional
Terdiri atas keleenjar tubular dan memiliki ketebalan 2,5mm.
Lapisan ini terus mengalami perubahan sesuai pengaruh hormonal
ovarium.
c) Lapisan epitelium kuboid bersilia
Menutupi lapisan fungsional. Lapisan ini masuk kedalam untuk
melapisi kelenjar tubular.
3) Fase sekretori
Fase ini terjadi setelah ovulasi dan berada dibawah pengaruh
progesteron dan estrogen dari korpus luteum. Lapisan fungsional menebal
sampai 3,5 mm dan menjadi tampak berongga karena kelenjar ini berliku-
liku.
11
Menurut Handono Budi (2010), pada proses haid yang umum, yaitu 28
hari dalam satu daur, terjadi perubahan-perubahan interaksi berbagai hormon,
yaitu sebagai berikut :
1) Fase folikuler awal
Sebelum terjadi perdarahan haid, kadar estrogen, progesteron, dan
inhibin sangat rendah. Kadar yang rendah ini akan merangsang pusat
impuls GnRH di hipotalamus, yang berdampak pada peningkatan hormon
FSH. Peningkatan FSH akan berpengaruh pada pertumbuhan folikel
dengan cara dihasilkannya estrogen.
Perkembangan folikel jugaakan menyebabkan dihasilkannya
hormon oleh sel granulosa, yaitu LH, prolaktin, prostaglandin, serta
inhibin. Hormon inhibin juga dapat menekan FSH sehingga terjadi
perubahan ratio LH/FSH dimana hormon FSH menurun sedangkan LH
naik pada 5 hari pertama daur haid.
2) Fase folikuler tengah
Fase ini ditandai oleh sekresi folikuler dominan dan peranan
folikel dominan yang penuh dengan reseptor FSH dan mampu
memproduksi estrogen. Pada hari ke-9, vaskularisasi folikel sangat
bertambah sehingga produksi FSH, LH dan LDL, prolaktin, serta reseptor
prostaglandin juga semakin bertambah. Peningkatan estrogen dan inhibin
memiliki dampak umpan balik negatif terhadap FSH, sehingga FSH
menurun.
12
3) Fase folikuler akhir
Pada fase ini terjadi lonjakan gonadotropin dan ovulasi. Fase ini
ditandai dengan adanya umpan balik estrogen terhadap gonadotropin,
terjadinya lonjakan LH dan FSH, pematangan oosit, serta pembentukan
korpus luteum.
4) Fase luteal awal
Pasca ovulasi, terjadi fase luteal yang ditandai oleh peninggian
kadar LH. Dalam 3 hari pasca ovulasi, mulai terbentuk korpus luteum
yag dapat menghasilkan relaksin, oksitosin, da progesteron. Kadar
progesteron sejak 24 jam sebelum ovulasi dipertahankan untuk 11-14 hari
kemudian. Kadar progesteron maksimal dicapai pada hari 3-4 pasca
ovulasi. Fase luteal umumnya berlangsung sekitar 14 hari, dengan variasi
antara 11-17 hari.
5) Fase luteal akhir
Prahaid, setelah hari ke 4-5 dari pertumbuhan korpus lutem, terjadi
penurunan kadar progesteron, estradiol, dan inhibin. Penurunan ini akan
merubah kadar LH melalui mekanisme umpan balik negatif, dan
meningkatan kembali FSH, untuk mengawali pembentukan folikel baru.
2. Tinjauan Umum Tentang siklus Menstruasi
a. Konsep dasar siklus menstruasi
Pada wanita siklus menstruasi rata-rata terjadi sekitar 28 hari,
walaupun hal ini ini berlaku umum, tetapi tidak semua wanita memiliki siklus
menstruasi yang sama, kadang-kadang siklus terjadi setiap 21 hari hingga 30
hari. Biasanya, menstruasi rata-rata terjadi 5 hari, kadang-kadang menstruasi
13
juga dapat terjadi sekitar 2 hari sampai 7 hari. Umumnya darahyang hilang
akibat menstruasi adalah 10mL hingga 80mL per hari tetapi biasanya dengan
rata-rata 35mL per harinya.
Menstruasi yang berulang setiap bulan membentuk suatu siklus
menstruasi. Siklus menstruasi dihitung dari hari pertama haid sampai tepat
satu hari pertama berikutnya. Untuk menghitung siklus mesntruasi bisa
dilakukan dengan membuat catatan pada kalender. Silang setiap hari pertama
haid, hitung jumlah hari dari hari yang disilang sampai sampai hari yang
disilang bulan berikutnya.
Siklus menstruasi dihitung dari hari pertama perdarahan haid, Hari 1,
hingga selesai . dengan perdarahan berikutnya menstruasi . Meskipun 28 hari
adalah panjang siklus rata-rata, itu adalah normal untuk memiliki siklus yang
lebih pendek atau lebih lama.Siklus Seorang remaja masih belum teratur bisa
menjadi panjang (hingga 45 hari), bisa lebih pendek selama beberapa tahun
pertama. Antara usia 25 dan 35, siklus kebanyakan wanita adalah mulai
normal dan teratur. biasa, berlangsung 21 sampai 35 hari. Sekitar usia 40
sampai 42, siklus cenderung terpendek dan paling teratur. Hal ini diikuti oleh
8 sampai 10 tahun lagi, siklus kurang dapat diprediksi sampai menopause
(Anomim, 2012).
Umumnya siklus menstruasi terjadi secara periodik setiap 28 hari (ada
pula setiap 21 hari dan 30 hari) yaitu sebagai berikut : Pada hari 1 sampai hari
ke-14 terjadi pertumbuhan dan perkembangan folikel primer yang dirangsang
oleh hormon FSH. Pada saat tersebut sel oosit primer akan membelah dan
menghasilkan ovum yang haploid. Saat folikel berkembang menjadi folikel de
14
Graafyang masak, folikel ini juga menghasilkan hormon estrogen yang
merangsang keluarnya LH dari hipofisis. Estrogen yang keluar berfungsi
merangsang perbaikan dinding uterus yaitu endometrium yang habis
terkelupas waktu menstruasi, selain itu estrogen menghambat pembentukan
FSH dan memerintahkan hipofisis menghasilkan LH yang berfungsi
merangsang folikel de Graaf yang masak untuk mengadakan ovulasi yang
terjadi pada hari ke-14, waktu di sekitar terjadinya ovulasi disebut fase estrus.
Perdarahan haid terjadi secara ritmis mengikuti pola siklus yang
normalnya dalam satu siklus berkisar 25-31 hari. Perdarahan haid adalah
darah yang keluar dari uterus perempuan sehat, lamanya 3-6 hari, warna
kecoklatan, ganti pembalut 2-5 pembalut per hari, dan terjadi akibat
penurunan kadar progesteron, yaitu pada suatu siklus haid yang berovulasi
(Hestiantoro, 2008).
Pada permulaan hanya estrogen saja yang dominan dan perdarahan
(menstruasi) yang terjadi untuk pertama kali yang disebut menarch pada umur
12-13 tahun. Dominannya estrogen pada permulaan menstruasi sangat penting
karena menyebabkan terjadinya pertumbuhan dan perkembangan tanda seks
sekunder. Itu sebabnya pada permulaan perdarahan sering tidak teratur karena
bentuk menstruasinya anovulatoir (tanpa pelepasan telur). Baru setelah umur
wanita mencapai remaja sekitar 17-18 tahun, menstruasi remaja teratur dengan
interval 26-32 hari.
Menurut Hestiantoro masalah gangguan haid (haid abnormal), dan
perdarahan yang menyerupai haid pada interval siklus haid normal (21-35
hari) dikelompokkan menjadi :
15
a. Gangguan ritme (irama). Haid terlalu sering dengan interval < 21 hari,
yang disebut polimenorea.
b. Haid terlalu jarang dengan interval > 35 hari, yang disebut oligomenorea
c. Tidak terjadi haid, yang disebut sebagai amenorea
d. Perdarahan tidak teratur, dimana interval datangnya haid tidak tentu.
Siklus datangnya haid secara tak teratur cukup banyak dialami wanita
yang pertama kali datang menstruasi, setelah melahirkan, setelah minum pil
kontrasepsi, atau saat mulai datangnya menopouse. Namun, bila
ketidakteraturan datang haid berlangsung hingga tiga bulan, maka sebaiknya
konsultasi dengan dokter apakah ada ketidakseimbangan hormon atau
kelainan organ seks (Pietter, 2010).
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi siklus menstruasi
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi siklus menstruasi,
diantaranya :
1) Berat badan tak stabil
Naik atau turunnya berat badan secara drastis sangat memengaruhi
seluruh sistem tubuh. Hal tersebut tentu otomatis turut memengaruhi
hormon yang berperan penting dalam mengatur siklus haid. Terlalu
gemuk atau terlalu kurus dapat mempengaruhi metabolisme lemak.
Gangguan metabolisme lemak ini akan mempengaruhi produksi hormon
estrogen karena estrogen distensis dari lemak. Ketidak seimbangan inilah
yang akan mempengaruhi siklus haid. Siklus haid melibatkan bebrapa
hormon dan beberapa organ jika produksi hormon dari organ-organ ini
terganggu maka akan terjadi gangguan (Adhy, 2013).
16
2) Kelainan pola makan
Kondisi badan yang menolak makanan karena ingin membiasakan
diri selalu merasa lapar (anorexia), kebiasaan memakan banyak makanan
lalu dikeluarkan kembali dengan cara memuntahkannya (bulimia), dan
obsesi memiliki pola makan yang benar dan diet sehat (orthorexic
nervosa) dapat mengacaukan siklus bulanan wanita.
3) Aktivitas yang berat
Beberapa wanita yang menjalani olahraga yang berat atau aktivitas
yang sangat melelahkan juga beresiko mengalami siklus yang tidak
teratur.
4) Stres
Pola hidup yang penuh dengan tekanan, penyakit, KB,
pengobatan, dan masalah hormon dapat mengakibatkan perubahan pada
produksi hormon. Sedangkan hormon sangat dibutuhkan tubuh untuk
menunjang terjadinya menstruasi.
5) Menyusui
Wanita yang menyusui selama lebih dari setahun setelah
melahirkan tidak akan mendapatkan siklus yang teratur. Namun, hal ini
bukan berarti tidak bisa hamil. Jika ingin menunda kehamilan, jangan
anggap remeh siklus yang tidak teratur di saat menyusui. Tetap gunakan
kontrasepsi untuk menghindari kehamilan.
6) Masalah kesehatan
Faktor lainnya adalah kegagalan pelepasan telur oleh rahim yang
disebabkan oleh operasi, kemoterapi atau terapi dengan menggunakan
17
radiasi pada bagian pinggul wanita. Para ahli juga mengatakan bahwa
ketidakteraturan siklus juga terjadi karena penyakit seperti tuberculosis,
liver, dan diabetes (Anonim, 2012 ).
3. Tinjauan Umum tentang Remaja
a. Pengertian Remaja
Kata remaja berasal dari bahasa latin adolescentia yang berarti remaja
yang mengalami kematangan fisik, emosi, mental dan sosial. Piaget (dalam
Hurlock,1980) mengatakan bahwa masa remaja ialah masalah berintegrasi
dengan masyrakat dewasa, usia dimana individu tidak lagi merasa dibawah
tingkatan orang dewasa, akan tetapi sudah dalam tingkatan yang sama (Pietter,
2010).
Masa remaja merupakan masa transisi atau peralihan dari masa kanak-
kanak kemasa dewasa, yang diawali dengan pubertas. Pada masa ini, terjadi
berbagai perubahan, baik dari segi fisik, sosial, maupun emosional, yag
diawali oleh datangnya haid (perempuan) dan mimpi basah pertama (laki-
laki).
Defenisi remaja adalah suatu periode ketika :
1) Individu mengalami perkembangan sejak pertama kali ia menunjukkan
tanda-tanda seksual sekunderbsampai saat ia mencapai maturitas seksual.
2) Individu mengalami perkembanagan psikologis dan pola identifikasi dari
kanak-kanak menjadi dewasa.
3) Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial ekonomi yang penuh ke
keadaan yang relatiflebihmandiri.
18
b. Klasifikasi Remaja
Secara umum, kriteria remaja dikelompokkan menjadi tiga golongan,
yaitu :
1) Remaja awal : usia 10-14 tahun
2) Remaja madya : usia 15-18 tahun
3) Remaja akhir : usia 19-24 tahun (Irianti, 2011).
4. Tinjauan Umum Tentang Indeks Massa Tubuh
a. Konsep dasar gizi
Gizi berasal dari bahasa arab “Al Gizzai” yang artinya makanan. Jadi
kata gizi artinya makanan. Ilmu gizi adalah ilmu yang mempelajari hubungan
makanan dengan kesehatan.
Dikatakan gizi seorang baik jika kesehatan seseorang baik sehubungan
dengan makanan sehari-hari yang dimakannya baik. Secara rinci makanan
yang kita makan memilki 3 kelompok besar didasarkan kegunaan pokok,
yakni :
1) Membangun, memelihara dan memperbaiki jaringan yang rusak
2) Membuat tenaga untuk menggerakan semua bagian tubuh yang bergerak
dan bekerja, seperti jantung, paru-paru dan lain-lain.
3) Mengatur pekerjaan fisiologi atau kelakuan tubuh yang disebut faali tubuh,
seperti halnya darah yang keluar karena luka, harus berhenti dan membeku
(Agria R, dkk. 2008).
Yang dimaksud dengan kebutuhan zat gizi bagi tubuh adalah jumlah zat
gizi yang harus diperoleh tubuh manusia setiap hari untuk memelihara
kesehatannya. Sebagaimana halnya kebutuhan terhadap tenaga, maka
19
kebutuhan akan zat gizi juga dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain :
umur, jenis kelamin, tinggi dan berat badan, kerja otot dan temperatur.
1) Umur
Sampai pada batas umur tertentu, kebutuhan zat gizi makin besar,
apabila umur bertamabah. Hal ini disebabkan tubuh manusia berkembang
pada umur tertentu. Kemudian semakin tua, mulai dari umur tertentu itu
tubuh tidak berkembang lagi, tapi sebaliknya makin mengecil.
Umumnya yang bertambah ialah jumlah kebutuhan dalam
keseluruhannya, akan tetapi perkesatuan berat badan, ternyata kebutuhan
makin berkurang.
2) Jenis kelamin
Pada umumnya kebutuhan zat gizi bagi laki-laki lebih besar
daripada wanita, apabila keduanya berumur dan dalam keadaan yang sama.
Hal ini disebabkan kebanyakan laki-laki bergerak dan bekerja lebih banyak
mempergunakan tenaga. Akan tetapi beberapa zat gizi seperti mineral dan
beberapa vitamin, ternyata wanita membutuhkannya lebih besar. Ini mudah
dimengertisebab wanita dalam periode tertentu mengalami masa haid
dengan mengeluarkan banyak darah. Untuk menghasilkan kembali darah
tersebut diperlukan beberapa vitamin dan mineral yang lebih banyak.
3) Tinggi dan berat badan
Makin tinggi atau makin besar berat badan seseorang makin banyak
terdapat jaringan aktif dalam tubuhnya. Untuk memelihara jaringan-
jaringan dan memelihara gerakan otot-otot dibutuhkan lebih banyak zat
20
gizi. Sebaliknya orang pendek dan kurus membutuhkan lebih sedikit zat
gizi dibanding orang tinggi dan gemuk.
4) Kerja otot
Makin banyak dipergunakan otot, makin banyak dibutuhkan tenaga.
Karena itu orang yang bekerja berat membutuhkan zat gizi lebih banyak
daripada yang bekerja ringan.
5) Temperatur
Orang yang berdiam didaerah dingin memerlukan lebih banyak zat
gizi daripada orang yang berdiam didaerah panas. Untuk mengatasi
temperatur yang rendah penyesuaian dengan suhu tubuh diperlukan panas
tubuh yang lebih besar. Hal ini berarti perlu dibakar lebih banyak zat gizi,
karena itu dibutuhkan zat gizi lebih banyak pula.
6) Keadaan tertentu
Pada waktu hamil, menyusui atau baru sembuh dari sakit
dibutuhkan lebih banyak zat gizi dibanding dalam keadaan biasa.
7) Faktor lain
Banyak lagi faktor lain yang mempengaruhi kebutuhan zat gizi,
misalnya jenis bahan makanan ada bahan makanan yang bermutu
tinggi/rendah (protein), keaktifan kelenjar-kelenjar (tiroid), banyak tidur,
dan sebagainya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi gizi pada anak dan remaja adalah:
1) Bawaan sejak lahir (genetik)
2) Penyalahgunaan obat-obatan, kecanduan alkohol, dan rokok, hubungan
seksual terlalu dini
21
3) Konsumsi makanan seperti tablet Fe atau makanan mengandung zat besi
(defisiensi fe)
4) Ketidakseimbangan antara asupan dan keluarga
5) Kemampuan daya beli keluarga
6) Pengetahuan tentang gizi
7) Anggapan yang salah, kepala keluarga lebih diutamakan dibandingkan
anak dalam pemberian makanan.
b. Faktor – faktor yang mempengaruhi penyusunan menu
seimbang
Faktor- faktor yang mempengaruhi penyusunan menu seimbang adalah:
1) Ketersediaan bahan makanan
Adakalanya di suatu daerah terpencil hanya tersedia jagung dan
singkong, dan kurang beras. Hal itu tidak menjadikan masalah bila
menguasai ilmu gizi, karena bahan lain yang mengandung zat gizi yang
lengkap seperti telor, atau ikan, sayuran, dan lain sebagainya dapat
mencukupi untuk penyusunan gizi seimbang.
2) Pengetahuan ilmu gizi keluarga
Tanpa menguasai ilmu gizi seimbang keluarga, tentulah akan keliru
didalam menyusun menu gizi seimbang.
3) Kondisi anggota keluarga
Semakin banyak anggota keluarga, maka semua akan berbeda
asupan gizi seimbang.
4) Keuangan
22
Pendek kata keuangan adalah kunci untuk melengkapi penyusunan
gizi seimbang. Namun demikian, keuangan yang terbatas, bila menguasai
ilmu gizi keluarga, maka penyusunan gizi seimbang secara sederhana pun
bisa diatasi (Agria R, dkk. 2008).
c. Konsep indeks massa tubuh
Remaja tidak boleh mengurangi makan karena hal tersebut dapat
menghambat pertumbuhan dan mencetuskan anoreksi nervosa yang
menyerang kira-kira 1% wanita muda. Bumilia nervosa juga menyerang
kelompok usia ini. Seorang remaja yang obesitas atau kekurangan berat badan
perlu dirujuk ke ahli gizi atau menjalani pengkajian psikologis.
Cara terbaik untuk menatalaksana remaja yang kelebihan berat badan
adalah menganjurkannya melakukan fisik teratur dan memakan makanan yang
sehat dan meningkatkan makanan bertepung untuk menghasilkan energi dan
mengurangi konsumsi makanan bergula dan lemak. Hal ini dapat mengurangi
pertambahan berat badan tanpa mengganggu pertumbuhan. Menganjurkan
mencari hal yang menyenangkan (termasuk latihan fisik) dapat menjadi
distraksi dari makan. (Andrews, 2010).
Cara mengetahui pertumbuhan berat badan balita dan usia sekolah dapat
menggunakan KMS, sedangkan untuk mengontrol berat badan usia lannjut
dapat menggunakan KMS usila dan orang dewasa dengan menggunakan
Indeks Massa Tubuh.
Indeks massa tubuh
merupakanukurandarigambaranberatbadanseseorangdengantinggibadan.
Indeks massa tubuh atau Body mass index dihubungkandengan total
23
lemakdalamtubuhdansebagaipanduanuntukmengkajikelebihanberatbadan
(over weigth) danobesitas.
Nilai Body Mass Index (BMI) yang didapat tidak tergantung pada umur
dan jenis kelamin. Penggunaan BMI hanya untuk orang dewasa berumur > 18
tahun dan tidak dapat diterapkan pada bayi, anak dalam masa pertumbuhan,
ibu hamil, dan olahragawan/atlit.
BMI dapat digunakan juga sebagai indikator seberapa besar seseorang
dapat terkena resiko penyakit tertentu yang disebabkan karena berat
badannya. Klasifikasi BMI menurut WHO (1990) adalah sebagai berikut
Tabel. 1
Klasifikasi BMI menurut WHO
Nilai BMI Kategori Resiko Co-Morbiditas
< 18.5 Underweight Rendah (tetapi resiko
terhadap masalah klinis lain
meningkat)
18.5 - 24.9 Normal Rata-rata
> 25 Overweight
25.0 – 29.9 Pre-obese Meningkat
30.0 - 34.9 Obese I Sedang
35.0 - 39.9 Obese II Berbahaya
> 40.0 Obese III Sangat berbahaya
Hasil studi di Singapura memperlihatkan bahwa orang Singapura
dengan BMI 27 – 28 mempunyai lemak tubuh yang sama dengan orang-orang
kulit putih dengan BMI 30. Pada orang India, peningkatan BMI dari
22 menjadi 24 dapat meningkatkan prevalensi DM menjadi 2 kali lipat, dan
prevalensi ini naik menjadi 3 kali lipat pada orang dengan BMI
28. Klasifikasi berat badan yang diusulkan oleh WHO pada tahun 2000
berdasarkan BMI penduduk Asia dewasa adalah sebagai berikut:
24
Tabel. 2
Klasifikasi BMI Penduduk Asia Dewasa
Nilai BMI Kategori Resiko Co-Morbiditas
< 18.5 Underweight Rendah (tetapi resiko
terhadap masalah klinis
lain meningkat)
18.5 - 22.9 Normal Rata-rata
> 23 Overweight
23.0 – 24.9 Pre-obese Meningkat
25,0 – 29,.9 Obese I Sedang
30.0 Obese II Berbahaya
Sedangkan klasifikasi nilai BMI berdasarkan Departemen Kesehatan RI
adalah sebagai berikut:
Tabel. 3
Klasifikasi BMI Berdasarkan Departemen Kesehatan RI
Nilai BMI Kategori Status Gizi
< 17 Sangat kurus Gizi kurang
17 .0 – 18.5 Kurus Gizi kurang
18.5 – 25.0 Normal Gizi baik
25.0 – 27.0 Gemuk Gizi lebih
> 27.0 Sangat Gemuk Gizi lebih
18.5 – 25.0 Normal Gizi baik
25.0 – 27.0 Gemuk Gizi lebih
(Anonim, 2012).
Adapun cara menghitung Indeks massa tubuh (Body massa indeks)
dengan rumus sebagai berikut:
Berat badan (kg)
IMT =
Tinggi badan (m) x tinggi badan (m)
Dari rumus tersebut disimpulkan batas ambang IMT untuk Indonesia,
seperti dibawah ini:
1) Kurus kekurangan berat badan tingkat berat : <17,0
25
2) Kekurangan berat badan tingkat ringan : 17,0 – 18,5
3) Normal : 18,5 – 25,0
4) Gemuk kelebihan berat badan tingkat berat : >25,0 – 27,0
5) Kelebihan berat badan tingkat berat >27,0 (Agria R, dkk. 2008)
Menurut Gilly andrews Nilai BMI :
1) < 20 : Berat badan kurang
2) 20-24 : Dapat diterima
3) 25-29 : Kelebihan berat badan (risiko kesehatan rendah)
4) 30-40 : Obesitas (Risiko kesehatan sedang)
5) > 40 : Sangat obesitas (risiko kesehatan tinggi) (Andrews, 2010).
B. Landasan Teori
Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai
dengan perdarahan dan terjadi secara berulang setiap bulan kecuali pada saat
kehamilan. (Rahmawati, 2012). Menstruasi ditentukan oleh kerja hormon estrogen
dan progesteron serta faktor psikologis, fisik, gaya hidup, dan nutrisi. Nutrisi
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh siklus menstruasi. Studi menunjukkan bahwa
asupan kalori bervariasi selama siklus menstruasi, mencapai puncaknya pada fase
luteal dan fase folikular, dan mencapai nadir selama ovulasi dan mens. Asupan kalori
rata-rata selama fase luteal lebih tinggi daripada selama fase folikuler (Varney,
2008).
Pada remaja wanita perlu mempertahankan status gizi yang baik, dengan cara
mengkonsumsi makanan seimbang karena sangat dibutuhkan pada saat haid, karena
pada saat haid akan terjadi peningkatan kebutuhan nutrisi. Apabila ini diabaikan
26
maka akan terjadi keluhan-keluhan yang menimbulkan rasa ketidaknyamanan selama
siklus haid.
Berat badan seorang wanita mempengaruhi tingkat kesuburannya. Menurut
studi Society for Assisted Reproductive Technology (SART) yang membandingkan
data 158.385 siklus haid dengan tinggi serta berat badan wanita mereka menemukan,
wanita yang indeks massa tubuhnya (IMT) tinggi berbanding lurus dengan
kemungkinan tidak menjadi hamil, atau gagal hamil. Perbandingan ini naik secara
signifikan dengan seiring naiknya berat badan berlebih (obesitas) (Anonim, 2010).
Mereka yang kelebihan lemak kerap mengalami gangguan haid. Bahkan,
mereka juga beresiko lebih besar terkena kanker endometrium (lapisan dalam rahim)
dan kanker payudara. Obesitas memberikan pengaruh pada tubuh melalui sistem
endokrin, dimana akan terjadi perubahan pada keseimbangan antara hormon-hormon.
Data menunjukan, leptin (hormone yang dihasilkan sel lemak) merupakan faktor
utama yang bekerja sebagai mata rantai antara status gizi dan pengaturan poros
hormonal ke ovarium. Dalam situasi ini, otak tidak dapat memicu hormon-hormon
yang tepat untuk perkembangan folikel, yang diperlukan untuk membuat estrogen.
Kemampuan menstruasi ini tidak akan terjadi pada seseorang yang sangat
kurus. Sebab, ada persyaratan minimal agar terjadi menstruasi. Salah satunya, bila
komposisi tubuhnya minimal 17 persen mengandung lemak. Padahal , wanita sangat
kurus hanya sedikit memiliki simpanan lemaknya (Bunda Leave, 2012).
27
BAB III
KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS
DAN DEFINISI OPERASIONAL
C. Kerangka Konsep
Keterangan :
: Variabelbebas
: Variabel terikat
: Variabel yang tidak diteliti
: Hubunganantarvariabel
Gambar. 1 Kerangka Konsep
Indeks massa tubuh
Kelainan Pola Makan
Aktivitas Berat
Stres
Siklus
Menstruasi
28
D. Hipotesis Penelitian
H0 : Tidak ada hubungan antara indeks massa tubuh dengan siklus Menstruasi
pada Mahasiswi tingkat III Akademi Kebidanan Paramata Raha
Kabupaten Muna Tahun 2013.
Ha : Ada hubungan antara indeks massa tubuh dengan siklus Menstruasi pada
Mahasiswi tingkat III Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten
Muna Tahun 2013.
29
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei analitik
dengan pendekatan cross sectional, yaitu dimana variabel independen dan variabel
dependen diobservasi atau diukur pada waktu yang sama (Notoatmodjo, 2010).
Populasi
(sampel)
faktor risiko (+) faktor risiko (-)
efek (+) efek (-) efek(+) efek (-)
Gambar. 2 Rancangan Penelitian
B. Subyek Penelitian
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua mahasiswi tingkat III
Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna Tahun 2013 sebanyak 105
orang.
30
2. Sampel
Menurut Sudigno Sastroadmojo dan Sofyan Ismail (2008), sampel
penelitian adalah subyek (bagian) populasi yang diteliti. pengambilan sampel
menggunakan tehnik simple random sampling dengan menggunakan rumus
Notoadmojo tahun 2002, yaitu :
N
n =
1+ N (d)2
Keterangan :
n = Besarnya sampel
N = Populasi
d = Tingkat kepercayaan yang diinginkan (0,05)
105
n =
1+ 105 (0,05)2
105
n =
1+ 105 (0,0025)
105
n =
1+ 0,2625
105
n =
1,2625
n = 83 orang
C. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Akademi kebidanan paramata Raha Kabupaten
Muna pada bulan April 2013.
D. Identifikasi dan Variabel Penelitian
31
1. Variabel independent : Indeks Massa Tubuh
2. Variabel dependent : Siklus Menstruasi
E. Defenisi Operasional dan Kriteria Obyektif
Tabel 4.
DEFINISI OPERASIONAL DAN KRITERIA OBYEKTIF
N
o
Variabel
Definisi
Operasional
Kriteria Obyektif Alat ukur Skala
1 Dependent
Siklus
menstruasi
Siklus menstruasi
yang dimaksud
dalam penelitian
ini adalah
apabilaresponden
mengalami siklus
21 sampai 35 hari
Teratur : 21 hari - 35 hari
untuk setiap bulannya
minimal 1 bulan terakhir
Tidak teratur : < 21 hari
atau > 35 hari untuk
setiap bulanya minimal 1
bulan terakhir
Kuisioner Ordinal
2 Independent
Indeks Massa
Tu buh
Indeksnmassa
tubuhnyang
dimaksudndalam
penelitiannini
adalahnhasil
pengukuran
dengan
menggunakan
timbangan berat
badanndan
pengukuran tinggi
badan
Normal : IMT 18,5 – 25
Tidak normal : Kurus
(IMT <18,5) dan
Obesitas (> 25).
Timbangan
berat badan,
dan alat
ukur tinggi
badan
Ordinal
F. Instrumen Penelitian
Pada penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah, timbangan berat
badan, alat ukur tinggi badan dan kuisioner penelitian.
32
Rumus yang digunakan adalah :
𝑃 =
𝑓
𝑛
𝑥 100
Keterangan :
f = Frekuensi
P = Persentase
n = Jumlah sampel
33
DAFTAR PUSTAKA
Adhy. (2013) PenyebabSiklusHaid yang TidakTeratur. Available at
http://tipskesehatan.web.id/penyebab-siklus-haid-yang-tidak-
teratur.Diaksestanggal 11 Juli 2013.
Anonim 1. (2012)Diet sehat net. Available athttp://diet-sehat.net/content/7-body-
mass-index-indeks-massa-tubuh. Diakses tanggal 23 april 2012.
2. (2010) Faktor-Faktor yang MempengaruhiSiklusMenstruasi. Available at
http://4-akbid.blogspot.com/2010/12/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-
tidak.html. Diaksestanggal 30 Maret 2012.
3. (2012) Menstruasi. Available at http://kankerserviks1.com/siklus-
menstruasi-normal/.Diaksestanggal 8 November 2012.
4. (2012) MenstruasiTidakTeratur : PenyebabdanPenangannya. Available
at http://majalahkesehatan.com/menstruasi-tidak-teratur-penyebab-dan-
penanganannya/.Diaksestanggal14 Januari 2012.
5. (2010). PengaruhBeratBadanTerhadapSiklusMenstruasi. Available at
http://www.mentari.biz/cara-menurunkan-berat-badan-dengan-cepat-dan-
alami.html.Diaksestanggal22 Desember 2010.
(2012) Viva News. Available at http://www.4skripsi.com/skripsi-
kesehatan/hubungan-tingkat-stres-terhadap-siklus-menstruasi-pada-remaja-
kelas-xii-di-sman-64-jakarta.html.Diaksestanggal 8 November 2012.
Agria R, Intan., Sari,narulitaRury., Ircham. (2008)GiziReproduksi. Yogyakarta,
PenerbitFitramaya.
Fraser, Diane. (2009) Myles Buku ajar BidanEdisi 14. Jakarta, EGC.
Gilly, Andrew. (2010) Buku Ajar KesehatanReproduksiWanita. Jakarta, EGC.
Handono, Budi. (2009) ObstetriFisiologiIlmuKesehatanReproduksiedisi 2.
Jakarta, PenerbitBukuKedokteran.
Hestiantoro, Andon. (2008) Masalahgangguanhaiddaninfertilitas. Jakarta,
BalaiPenerbitFakultasKedokteranUniversitas Indonesia.
34
Irianti, Indah. (2011) PsikologiRemaja. Jakarta, PenerbitFitramaya.
Leave, Bunda. (2012)BeratBadan Dan PengaruhnyaPadaKesuburan. Available
atnhttp://www.duniabunda.com/berat-badan-dan-pengaruhnya-pada-
kesuburan/. Diaksestanggal 7 Desember 2012.
Manuaba, Ida Bagus. (2009) MemahamiKesehatanReproduksiwanita.Jakarta,
PenerbitBalaiPustaka.
Notoadmojo. (2010) MetodePenelitian. Jakarta, BalaiPustaka.
Pietter, HerriZan. (2010) Pengantarpsikologiuntukkebidanan. Jakarta,
Kencana.
Prawirahardjo, Sarwono. (2009) IlmuKandungan. Jakarta, PT. BinaPustaka
SarwonoPrawirahardjo.
Prawirahardjo, Sarwono. (2008) IlmuKebidananEdisi 4. Jakarta, PT. Bina
PustakaSarwonoPrawirahardjo.
Sinclair, Christoper. (2011) IlmuKebidanandanKandungan. Pamulang, Bina
Putra Aksara Publisher.
Varney, Hellen., Kriebs, Jan M., Gegor, Carolyn L.(2008) Asuhan kebidanan
Edisi 4.Jakarta, PT BinaPustaka.
Yulistira, Anna. (2013) HaidTidakTeratur ? Yuk KenaliPenyebabnya.Available
athttp://m.detik.com/wolipop/read/2. Diaksestanggal 3 Maret 2013.

More Related Content

What's hot

12 lingkup praktik kebidanan
12 lingkup praktik kebidanan12 lingkup praktik kebidanan
12 lingkup praktik kebidanan
Syamsul Arifin
 
Gizi dan nutrisi bagi ibu hamil ppt
Gizi dan nutrisi bagi ibu hamil ppt Gizi dan nutrisi bagi ibu hamil ppt
Gizi dan nutrisi bagi ibu hamil ppt
Hardianti Darmatika
 
Makalah Kesehatan Reproduksi Konsep Gender
Makalah Kesehatan Reproduksi Konsep GenderMakalah Kesehatan Reproduksi Konsep Gender
Makalah Kesehatan Reproduksi Konsep Gender
Shafa Nabilah Eka Puteri
 
24 standar pelayanan kebidanan
24 standar pelayanan kebidanan24 standar pelayanan kebidanan
24 standar pelayanan kebidanan
shona2493
 

What's hot (20)

166927247 anatomi-kepala-bayi
166927247 anatomi-kepala-bayi166927247 anatomi-kepala-bayi
166927247 anatomi-kepala-bayi
 
12 lingkup praktik kebidanan
12 lingkup praktik kebidanan12 lingkup praktik kebidanan
12 lingkup praktik kebidanan
 
Makalah solusio plasenta
Makalah solusio plasentaMakalah solusio plasenta
Makalah solusio plasenta
 
PPT AKI & AKB
PPT AKI & AKBPPT AKI & AKB
PPT AKI & AKB
 
Isu etik bidan dengan tenaga kesehatan lain kelompok 4
Isu etik bidan dengan tenaga kesehatan lain kelompok 4Isu etik bidan dengan tenaga kesehatan lain kelompok 4
Isu etik bidan dengan tenaga kesehatan lain kelompok 4
 
Gizi dan nutrisi bagi ibu hamil ppt
Gizi dan nutrisi bagi ibu hamil ppt Gizi dan nutrisi bagi ibu hamil ppt
Gizi dan nutrisi bagi ibu hamil ppt
 
Retensio plasenta
Retensio plasentaRetensio plasenta
Retensio plasenta
 
Makalah keperawatan gerontik
Makalah keperawatan gerontikMakalah keperawatan gerontik
Makalah keperawatan gerontik
 
mmd
mmdmmd
mmd
 
Pendokumentasian asuhan balita dan anak Prasekolah
Pendokumentasian asuhan balita dan anak PrasekolahPendokumentasian asuhan balita dan anak Prasekolah
Pendokumentasian asuhan balita dan anak Prasekolah
 
askeb akseptor Kb suntik 3 bulan
askeb akseptor Kb suntik 3 bulanaskeb akseptor Kb suntik 3 bulan
askeb akseptor Kb suntik 3 bulan
 
PPT Promosi Kesehatan
PPT Promosi KesehatanPPT Promosi Kesehatan
PPT Promosi Kesehatan
 
Penyuluhan gizi pd ibu hamil
Penyuluhan gizi pd ibu hamilPenyuluhan gizi pd ibu hamil
Penyuluhan gizi pd ibu hamil
 
Prakonsepsi, Konsepsi dan Kehamilan
Prakonsepsi, Konsepsi dan Kehamilan Prakonsepsi, Konsepsi dan Kehamilan
Prakonsepsi, Konsepsi dan Kehamilan
 
Makalah Kesehatan Reproduksi Konsep Gender
Makalah Kesehatan Reproduksi Konsep GenderMakalah Kesehatan Reproduksi Konsep Gender
Makalah Kesehatan Reproduksi Konsep Gender
 
24 standar pelayanan kebidanan
24 standar pelayanan kebidanan24 standar pelayanan kebidanan
24 standar pelayanan kebidanan
 
Contoh askeb bersalin normal
Contoh askeb bersalin normal Contoh askeb bersalin normal
Contoh askeb bersalin normal
 
Ruang lingkup asuhan kebidanan
Ruang lingkup asuhan kebidananRuang lingkup asuhan kebidanan
Ruang lingkup asuhan kebidanan
 
Teknologi Tepat Guna dalam Kebidanan
Teknologi Tepat Guna dalam KebidananTeknologi Tepat Guna dalam Kebidanan
Teknologi Tepat Guna dalam Kebidanan
 
Promkes komprehensif
Promkes komprehensifPromkes komprehensif
Promkes komprehensif
 

Viewers also liked (15)

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SM...
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SM...HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SM...
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SM...
 
145 287-1-sm
145 287-1-sm145 287-1-sm
145 287-1-sm
 
Sabun sirih dg keputihan
Sabun sirih dg keputihanSabun sirih dg keputihan
Sabun sirih dg keputihan
 
Chapter ii 10
Chapter ii 10Chapter ii 10
Chapter ii 10
 
Riset keputihan fisiologis
Riset keputihan fisiologisRiset keputihan fisiologis
Riset keputihan fisiologis
 
Laporan Tutorial Skenario D Blok 7 ( Lethargis - Cairan tubuh)
Laporan Tutorial Skenario D Blok 7 ( Lethargis - Cairan tubuh)Laporan Tutorial Skenario D Blok 7 ( Lethargis - Cairan tubuh)
Laporan Tutorial Skenario D Blok 7 ( Lethargis - Cairan tubuh)
 
Laporan skenario a blok 7
Laporan skenario a blok 7Laporan skenario a blok 7
Laporan skenario a blok 7
 
Kebiasaan makan remaja
Kebiasaan makan remajaKebiasaan makan remaja
Kebiasaan makan remaja
 
Penjelasan mengenai menstruasi
Penjelasan mengenai menstruasiPenjelasan mengenai menstruasi
Penjelasan mengenai menstruasi
 
Anatomi dan fisiologi endokrin
Anatomi dan fisiologi endokrinAnatomi dan fisiologi endokrin
Anatomi dan fisiologi endokrin
 
Anatomi Fisiologi Sistem Endokrin
Anatomi Fisiologi Sistem Endokrin Anatomi Fisiologi Sistem Endokrin
Anatomi Fisiologi Sistem Endokrin
 
Menstruasi
MenstruasiMenstruasi
Menstruasi
 
Anatomi dan fisiologi sistem endokrin
Anatomi dan fisiologi sistem endokrin Anatomi dan fisiologi sistem endokrin
Anatomi dan fisiologi sistem endokrin
 
Sistem endokrin
Sistem endokrinSistem endokrin
Sistem endokrin
 
SISTEM HORMON
SISTEM HORMON SISTEM HORMON
SISTEM HORMON
 

Similar to HUBUNGAN INDEKS TUBUH TERHADAP SIKLUS MENSTRUASI PADA MAHASISWI TINGKAT III AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA KABUPATEN MUNA TAHUN 2015

Tingkat pengetahuan ibu hamil mengenai hiperemesis
Tingkat pengetahuan ibu hamil mengenai hiperemesisTingkat pengetahuan ibu hamil mengenai hiperemesis
Tingkat pengetahuan ibu hamil mengenai hiperemesis
Operator Warnet Vast Raha
 
Hubungan peng kes dengan perilaku hiegenes menstruasi
Hubungan peng kes dengan perilaku hiegenes menstruasiHubungan peng kes dengan perilaku hiegenes menstruasi
Hubungan peng kes dengan perilaku hiegenes menstruasi
rsd kol abundjani
 
ASUHAN_KEPERAWATAN_IBU_BERSALIN.docx
ASUHAN_KEPERAWATAN_IBU_BERSALIN.docxASUHAN_KEPERAWATAN_IBU_BERSALIN.docx
ASUHAN_KEPERAWATAN_IBU_BERSALIN.docx
seuramoefoto
 
Siklus kesehatan wanita
Siklus kesehatan wanitaSiklus kesehatan wanita
Siklus kesehatan wanita
hoshirami
 

Similar to HUBUNGAN INDEKS TUBUH TERHADAP SIKLUS MENSTRUASI PADA MAHASISWI TINGKAT III AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA KABUPATEN MUNA TAHUN 2015 (20)

Tingkat pengetahuan ibu hamil mengenai hiperemesis
Tingkat pengetahuan ibu hamil mengenai hiperemesisTingkat pengetahuan ibu hamil mengenai hiperemesis
Tingkat pengetahuan ibu hamil mengenai hiperemesis
 
130008917 suptakbpp-gdl-ronika-9-1-ktironi-a
130008917 suptakbpp-gdl-ronika-9-1-ktironi-a130008917 suptakbpp-gdl-ronika-9-1-ktironi-a
130008917 suptakbpp-gdl-ronika-9-1-ktironi-a
 
Coba coba nulis proposal
Coba coba nulis proposalCoba coba nulis proposal
Coba coba nulis proposal
 
Hubungan peng kes dengan perilaku hiegenes menstruasi
Hubungan peng kes dengan perilaku hiegenes menstruasiHubungan peng kes dengan perilaku hiegenes menstruasi
Hubungan peng kes dengan perilaku hiegenes menstruasi
 
KESEHATAN WANITA USIA SUBUR
KESEHATAN WANITA USIA SUBURKESEHATAN WANITA USIA SUBUR
KESEHATAN WANITA USIA SUBUR
 
ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL TRIMESTER 3 NY. K DI PUSKESMAS .....
ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL TRIMESTER 3 NY. K DI PUSKESMAS .....ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL TRIMESTER 3 NY. K DI PUSKESMAS .....
ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL TRIMESTER 3 NY. K DI PUSKESMAS .....
 
120262739 anc-fisiologis
120262739 anc-fisiologis120262739 anc-fisiologis
120262739 anc-fisiologis
 
makalah Menopause
makalah Menopausemakalah Menopause
makalah Menopause
 
ASUHAN_KEPERAWATAN_IBU_BERSALIN.docx
ASUHAN_KEPERAWATAN_IBU_BERSALIN.docxASUHAN_KEPERAWATAN_IBU_BERSALIN.docx
ASUHAN_KEPERAWATAN_IBU_BERSALIN.docx
 
KB 1 Kenali Gangguan Menstruasi
KB 1 Kenali Gangguan MenstruasiKB 1 Kenali Gangguan Menstruasi
KB 1 Kenali Gangguan Menstruasi
 
Siklus kesehatan wanita
Siklus kesehatan wanitaSiklus kesehatan wanita
Siklus kesehatan wanita
 
Kti wa ida 2
Kti wa ida 2Kti wa ida 2
Kti wa ida 2
 
Proposal wa ida
Proposal wa idaProposal wa ida
Proposal wa ida
 
Masa Subur dan Masa Hamil
Masa Subur dan Masa Hamil Masa Subur dan Masa Hamil
Masa Subur dan Masa Hamil
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Kesehatan Reproduksi ( pemantauan tumbuh kembang wanita sepanjang daur kehidu...
Kesehatan Reproduksi ( pemantauan tumbuh kembang wanita sepanjang daur kehidu...Kesehatan Reproduksi ( pemantauan tumbuh kembang wanita sepanjang daur kehidu...
Kesehatan Reproduksi ( pemantauan tumbuh kembang wanita sepanjang daur kehidu...
 
Makalah kehamilan
Makalah kehamilanMakalah kehamilan
Makalah kehamilan
 
Makalah kehamilan
Makalah kehamilanMakalah kehamilan
Makalah kehamilan
 
Makalah kehamilan
Makalah kehamilanMakalah kehamilan
Makalah kehamilan
 
Makalah kehamilan
Makalah kehamilanMakalah kehamilan
Makalah kehamilan
 

More from Warnet Raha (20)

Serune kale
Serune kaleSerune kale
Serune kale
 
Alat musik
Alat musikAlat musik
Alat musik
 
Septian
SeptianSeptian
Septian
 
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanamanPengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
 
Perihal
PerihalPerihal
Perihal
 
Warnet vast raha
Warnet vast rahaWarnet vast raha
Warnet vast raha
 
Surat tugas pls wakorsel
Surat tugas pls wakorselSurat tugas pls wakorsel
Surat tugas pls wakorsel
 
Silsilah keluarga
Silsilah keluargaSilsilah keluarga
Silsilah keluarga
 
Ipink
IpinkIpink
Ipink
 
Silsilah keluarg1
Silsilah keluarg1Silsilah keluarg1
Silsilah keluarg1
 
Makalah haji dan umroh
Makalah haji dan umrohMakalah haji dan umroh
Makalah haji dan umroh
 
Motivasi dan kepuasan kerja
Motivasi dan kepuasan kerjaMotivasi dan kepuasan kerja
Motivasi dan kepuasan kerja
 
Salim 2
Salim 2Salim 2
Salim 2
 
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
 
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari mudaPengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
 
Jurnal ella
Jurnal ellaJurnal ella
Jurnal ella
 
Penelitian
PenelitianPenelitian
Penelitian
 
Surat keterangan kematian 4
Surat keterangan kematian 4Surat keterangan kematian 4
Surat keterangan kematian 4
 

Recently uploaded

Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 

Recently uploaded (20)

Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

HUBUNGAN INDEKS TUBUH TERHADAP SIKLUS MENSTRUASI PADA MAHASISWI TINGKAT III AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA KABUPATEN MUNA TAHUN 2015

  • 1. 1 HUBUNGAN INDEKS TUBUH TERHADAP SIKLUS MENSTRUASI PADA MAHASISWI TINGKAT III AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA KABUPATEN MUNA TAHUN 2015 AYU LISTIAN UNIVERSITAS NASIONAL TAHUN 2015
  • 2. 2 KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal Penelitian dengan Judul ”Hubungan Indeks Tubuh terhadap Siklus Menstruasi pada Mahasiswi Tingkat III Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna Tahun 2015” Adapun penyusunan Proposal penelitian ini sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan D4 Kebidanan di Universitas Nasional. Dalam penyusunan proposal penelitian ini tidak lepas dari bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempata ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang setinggi- tingginya kepada seluruh dosen dan semua pihak atas segala bantuannya dalam menyelesaikan proposal ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan proposal penelitian ini masih banyak kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan proposal penelitian ini. Semoga proposal penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya, maupun pihak lain yang membutuhkannya dan dapat diterima sebagai judul karya tulis ilmiah penulis. Raha, Mei 2015 Penulis i
  • 3. 3 DAFTAR ISI Kata Pengantar……………………………………………………………. i Daftar Isi…………………………………………………………………. ii BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang……………………………………………….. 1 B. RumusanMasalah…………………………………………….. 4 C. TujuanPenelitian…………………………………………….. 4 D. ManfaatPenelitian…………………………………………….. 4 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. TelaahPustaka……………………………………………….. 6 B. LandasanTeori……………………………………………….. 25 BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL A. Kerangka Konsep…………………………………………….. 27 B. Hipotesis Penelitian…………………………………..……….. 28 BAB IV METODE PENELITIAN A. JenisdanRancanganPenelitian…………………..………….. 29 B. SubyekPenelitian…………………………………….……….. 29 C. TempatdanWaktuPenelitian………………………….…….. 30 D. IdentifikasidanVariabelPenelitian………………………….. 30 E. DefenisiOperasionaldanKriteriaObyektif………….……….. 31 F. InstrumenPenelitian……………………….………………….. 31 ii
  • 4. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut WHO (1995) sekitar seperlima dari penduduk dunia adalah remaja berumur 10-19 tahun, 900 juta diantaranya berada di negara sedang berkembang. Demikian pula di Asia Pasifik yang penduduknya merupakan 60% dari penduduk dunia, seperlima penduduknya adalah kelompok remaja berumur 10-19 tahun. Masa remaja diawali dengan masa pubertas, yaitu masa terjadinya perubahan fisik meliputi penampilan fisik seperti bentuk tubuh dan fungsi fisiologis. Perubahan tubuh disertai dengan perkembangan bertahap dari karateristik seksual primer dan sekunder, misalnya pada remaja putri ditandai dengan menarche ( menstruasi pertama kali). Ciri khas kedewasaan wanita adalah menstruasi. Pada wanita siklus yang berulang di dalam aksis hipotalamus, hipofisis, dan ovarium menyebabkan pematangan dan pelepasan gamet dari ovarium untuk persiapan uterus dalam kehamilan jika terjadi fertilisasi. Namun, jika tidak terjadi konsepsi, setiap siklus berakhir dengan perdarahan menstruasi. Wanita dalam kehidupannya tidak luput dari adanya siklus haid normal yang terjadi secara siklik. Ia akan merasa terganggu bila hidupnya mengalami perubahan, terutama bila haid menjadi lebih lama dan atau banyak, tidak teratur, lebih sering atau tidak haid sama sekali (amenore). Penyebab gangguan haid dapat karena kelainan biologik (organik atau disfungsional) atau dapat pula karena psikologik seperti keadaan-keadaan stres dan gangguan emosi atau gabungan biologik dan psikologik
  • 5. 2 (Biran Affandi). Siklus menstruasi mempunyai hubungan tertentu terhadap keadaan fisik dan psikologis wanita. Anonim (2010). Panjang siklus menstruasi yang normal atau dianggap sebagai siklus menstruasi yang khas ialah 28 hari, tetapi variasinya cukup luas, bukan saja antara beberapa wanita tatapi juga pada wanita yang sama. Juga pada kakak beradik bahkan saudara kembar, siklusnya tidak terlalu sama. Rata-rata panjang siklus menstruasi pada gadis usia 12 tahun ialah 25,1 hari. Lama menstruasi biasanya antara 3-8 hari, pada setiap wanita biasanya lama menstruasi itu tetap. Salah satu penyebab infertilitas wanita antara lain dilihat dari riwayat menstruasinya, apakah siklus menstruasinya teratur. Kelainan fase luteal siklus menstruasi merupakan penyebab infertilitas yang penting (Sylvia Verralis). Disfungsi ovulasi berjumlah 10-25% dari kasus infertilitas wanita. Gangguan nutrisi yang berat (misalnya kelaparan, anoreksia nervosa), penurunan BB (misalnya: penyakit medis atau psikiatrik) dan aktivitas yang berat (misalnya : pelari maraton, penari balet) adalah berhubungan dengan gangguan ovulasi. Obesitas juga disertai dengan siklus anovulatorik karena peningkatan tonik kadar estrogen. Stress berat menyebabkan anovulasi dan amenore. Berat badan seorang wanita mempengaruhi tingkat kesuburannya. Menurut studi Society for Assisted Reproductive Technology (SART) yang membandingkan data 158.385 siklus haid dengan tinggi serta berat badan wanita mereka menemukan, wanita yang indeks massa tubuhnya (IMT) tinggi berbanding lurus dengan kemungkinan tidak menjadi hamil, atau gagal hamil. Perbandingan ini naik secara signifikan dengan seiring naiknya berat badan berlebih (obesitas). Anonim (2010).
  • 6. 3 Telah dilakukan penyelidikan terhadap 4000 wanita, ternyata hanya 3% diantaranya yang mempunyai siklus menstruasi yang teratur. Hampir semua wanita mengalami siklus menstruasi yang kurang teratur dari bulan yang satu ke bulan yang lain, pasti ada perubahan sedikit.Sebanyak dua pertiga dari wanita-wanita yang dirawat dirumah sakit untuk perdarahan disfungsional berumur diatas 40 tahun dan 3% dibawah 20 tahun. Sebetulnya dalam praktek banyak dijumpai perdarahan disfungsional dalam masa pubertas, akan tetapi karena keadaan ini biasanya dapat sembuh sendiri, jarang diperlukan perawatan di Rumah Sakit. Perdarahan ovulator merupakan kurang lebih 10% dari perdarahan disfungsional dengan siklus pendek (polimenorea) atau panjang (oligomenorea) (Prawirahardjo,2008). Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan Maret tahun 2013 terhadap 30mahasiswi Akademi Kebidanan Paramata didapatkan bahwa ada sekitar3,24% Tingkat I yang mengalami gangguan sikus menstruasi dengan indeks massa tubuh normal, dan 0,81% dengan indeks massa tubuh tidak normal (kurus), Tingkat II sebanyak 1,13% yang mengalami gangguan siklus mesntruasi dengan indeks massa tubuh normal, dan 1,13% dengan indeks massa tubuh tidak normal (kurus) dan sebanyak 3,15 % Tingkat III yang mengalami gangguan siklus menstruasi dengan indeks massa tubuh normal dan 2,1% dengan indeks massa tubuh tidak normal (kurus). Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai siklus menstruasi, khususnya “Hubungan Indeks Masa Tubuhterhadap siklus menstruasi pada Mahasiswi Tingkat III akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna Tahun 2013”.
  • 7. 4 B. RumusanMasalah Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka dirumuskan masalah “Apakah ada hubungan antara Indeks massa tubuh terhadapsiklus menstruasi pada Mahasiswi tingkat III Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna tahun 2015?” C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan antara Indeks massa tubuh terhadap siklus menstruasi pada Mahasiswi tingkat III Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna tahun 2015. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui indeks massa tubuh mahasiswi tingkat III Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna tahun 2015. b. Untuk mengetahui siklus menstruasi Mahasiswi tingkat III Akademi Kebidanan Paramata RahaKabupaten Muna tahun 2015. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaaat Teoritis Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan kesehatan reproduksi remaja yang memiliki masalah siklus menstruasi. 2. Manfaat Praktis a. Manfaat bagi Tempat Peneliti Sebagai sumbangan ilmiah bagi pendidikan serta dapat dijadikan bahan acuan untuk peneliti selanjutnya.
  • 8. 5 b. Manfaat bagi Peneliti Sebagai salah satu pengalaman yang berharga bagi peneliti dalam mengaplikasikan ilmu selama menempuh pendidikan. c. Manfaat bagi penelitian selanjutnya Hasil penelitian diharapkan menjadi salah satu sumber informasi dalam memperkaya wawasan ilmu pengetahuan dan bahan kepustakaan sekaligus dapat dijadikan acuan untuk penelitian hubungan indeks massa tubuh terhadap siklus menstruasi selanjutnya.
  • 9. 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Tinjauan Umum tentang Menstruasi a. Konsep Menstruasi Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai dengan perdarahan dan terjadi secara berulang setiap bulan kecuali pada saat kehamilan. Menstruasi (haid) adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus yang disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium (Prawirahardjo, Sarwono. 2009). Haid (menstruasi) merupakan salah satu ciri khas wanita dan tidak dimiliki pria. Haid merpakan suatu keadaan yang normal terjadi sebagai akibat proses kematangan sel-sel telur dalam ovarium. b. Fisiologi Proses Menstruasi Proses menstruasi dimulai saat panca indera menerima rangsangan, maka rangsangan akan diteruskan kepusat syaraf (otak) dan diolah oleh hipotalamus dilanjutkan oleh hipofisis melalui sistem fortal dan dikeluarkan hormon gonadotropin perangsang folikel dan luteinizing hormon untuk merangsang indung telur. Pada permulaan hanya estrogen saja yang dominan dan perdarahan (menstruasi) yang terjadi pertama kali yang disebut menarche pada umur 12- 13 tahun. Dominannya estrogen pada permulaan menstruasi sangat penting karena menyebabkan terjadinya pertumbuhan dan perkembangan tanda seks
  • 10. 7 sekunder. Itu sebabnya pada permulaan perdarahan sering tidak teratur karena bentuk ovulasinya anovulatoir (tanpa pelepasan telur). Pada proses menstruasi dengan ovulasi (terjadi pelepasan telur), hormon estrogen yang dikeluarkan makin lama makin meningkat yang menyebakan lapisan dalam rahim mengalami pertumbuhan dan perkembangan (fase proliferasi). Peningkatan estrogen ini menekan pegeluaran hormon perangsang folikel (FSH), tetapi merangsang hormon luteinizing (LH) sehingga dapat merangsang folikel Graff yang telah dewasa untuk melepaskan telur (ovulasi). Telur ini akan ditangkap oleh fimbria pada tuba falopii, dan dibungkus oleh korona radiata yang akan memberikan nutisi selama 48 jam. Folikel Graff yang mengalami ovulasi menjadi korpus rubrum dan segera menjadi korpus luteum dan mengeluarkan dua macam hormon indung telur yaitu estrogen dan progesteron. Hormon estrogen yang menyebabkan lapisan dam rahim (endometrium) berkembang dan tumbuh dalam bentuk proliferasi, maka setelah dirangsang oleh korpus luteum dengan mengeluarkan setrogen dan progesteron, lapisan dalam rahim berubah menjadi fase sekresi, dimana pembuluh darah makin dominan dan mengeluarkan cairan (fase sekresi). Bila tidak terjadi pertemuan antara spermatozoa dan ovum maka korpus luteum mengalami kematian. Korpus luteum berumur 8 hari, sehingga setelah kematiannya tidak mampu lagi mempertahankan lapisan dalam rahim, oleh karena hormon estrogen dan progesteron berkurang sampai menghilang. Berkurang dan menghilangnya estrogen dan progesteron, menyebabkan terjadi fase vasokontriksi (pengerutan) pembuluh darah, sehingga lapisan dalam
  • 11. 8 rahim mengalami kekurangan aliran darah (kematian). Selanjutnya diikuti dengan vasodilatasi (pelebaran pembuluh darah) dan pelepasan darah dalam bentuk perdarahan yang disebut “menstruasi”. c. Fase dalam satu siklus menstruasi Proses menstruasi pada wanita dalam setiap siklusnya melalui empat fase atau kejadian yang harus dilewati. Adapun urutan-urutannya adalah sebagai berikut : 1) Fase folikel Fase ini terjadi pada setiap akhir siklus satu menstruasi. Dari salah satu bagian tubuh akan mengeluarkan hormon yang dinamakan gonadotropi yaitu hormon yang bisa memberi rangsangan untuk melepas hormon lain yang mendorong terjadinya pertumbuhan folikel. Kemudian pada hari ke 1-14 folikel terus tumbuh didalam ruang ovarium dan bila sudah matang akan menghasilkan hormon lain yang akan membuat tumbuh endometrium pada dinding di rahim. 2) Fase estrus Peristiwa naiknya estrogen dengan tujuan membuat pertahanan terhadap pertumbuhan sekaligus memberi rangsangan agar terjadi pembelahan terhadap endometrium di uterus. Peran lain dari kejadian ini adalah memperlambat terjadinya pembentukan zat yang menghasilkan suatu hormon lain yang berfungsi untuk memberi rangsangan folike yang sudah matang dan melaksanakan ovulasi dirahim. Hal ini biasanya berlangsung dihari ke 14 dari dan dalam satu ovulasi bisa menghasilkan satu oosit.
  • 12. 9 3) Fase luteal Setelah folikel mendapat rangsangan dan membuat korpus atau badan kuning, maka akan dihasilkan progesteron yang dapat membuat endometrium bisa menjadi tebal namun lembut. Dalam jangka waktu 10 hari, uterus sudah siap untuk dibuahi. Dan bila memang ada pembuahan, maka terjadilah kehamilan. Maka menstruasi tidak akan terjadi. Selanjutnya progesteron akan mengalmi masa penurunan produksi pada hari ke-26. Kejadian selanjutnya adalah badan kuning tidak akan melakukan produksi lagi dan lapisan di uterus dengan dinding yang berada di rahm menjadi lepas dihari ke-28. Saat itulah terjadi perdarahan dari dalam rahim yang dikenal dengan nama menstruasi atau haid. Sedangkan darah yang keluar ini dinamakan darah menstruasi atau disingkat darah mens. 4) Fase menstruasi atau perdarahan. Bila tidak terjadi pembuahan (Manuaba , 2009). Menurut Diane M. Frase dan Margaret A. Cooper (2009) terdapat tiga fase utama yang mempengaruhi struktur jaringan endometrium dan dikendalikan oleh hormon ovarium. 1) Fase menstruasi Fase ini ditandai dengan perdarahan vagina, selama 3-5 hari. Secara fisiologis, fase ini adalah fase akhir siklus menstruasi, yaitu saat endometrium luruh kelapisan basal bersama darah dari kapiler dan ovum yang tidak mengalamifertilisasi.
  • 13. 10 2) Fase proliferasi Fase ini terjadi setelah menstruasi dan berlangsung sampai ovulasi. Terkadang beberapa hari pertama saat endomtrium dibentuk kembali disebut sebagai fase regeneratif. Fase ini dikendalikan oleh estrogen dan terdiri atas pertumbuhan kembalindan penebalan endometrium. Pada fase ini endometrium terdiri atas tiga lapisan : a) Lapisan basal Terletak tepat diatas miometrium, memiliki ketebalan sekitar 1 mm. Lapisan ini tidak pernah mengalami perubahan selama siklus menstruasi. Lapisan basal ini terdiri atas struktur rudimenter yang penting bagi pembentukkan endometrium baru. b) Lapisan fungsional Terdiri atas keleenjar tubular dan memiliki ketebalan 2,5mm. Lapisan ini terus mengalami perubahan sesuai pengaruh hormonal ovarium. c) Lapisan epitelium kuboid bersilia Menutupi lapisan fungsional. Lapisan ini masuk kedalam untuk melapisi kelenjar tubular. 3) Fase sekretori Fase ini terjadi setelah ovulasi dan berada dibawah pengaruh progesteron dan estrogen dari korpus luteum. Lapisan fungsional menebal sampai 3,5 mm dan menjadi tampak berongga karena kelenjar ini berliku- liku.
  • 14. 11 Menurut Handono Budi (2010), pada proses haid yang umum, yaitu 28 hari dalam satu daur, terjadi perubahan-perubahan interaksi berbagai hormon, yaitu sebagai berikut : 1) Fase folikuler awal Sebelum terjadi perdarahan haid, kadar estrogen, progesteron, dan inhibin sangat rendah. Kadar yang rendah ini akan merangsang pusat impuls GnRH di hipotalamus, yang berdampak pada peningkatan hormon FSH. Peningkatan FSH akan berpengaruh pada pertumbuhan folikel dengan cara dihasilkannya estrogen. Perkembangan folikel jugaakan menyebabkan dihasilkannya hormon oleh sel granulosa, yaitu LH, prolaktin, prostaglandin, serta inhibin. Hormon inhibin juga dapat menekan FSH sehingga terjadi perubahan ratio LH/FSH dimana hormon FSH menurun sedangkan LH naik pada 5 hari pertama daur haid. 2) Fase folikuler tengah Fase ini ditandai oleh sekresi folikuler dominan dan peranan folikel dominan yang penuh dengan reseptor FSH dan mampu memproduksi estrogen. Pada hari ke-9, vaskularisasi folikel sangat bertambah sehingga produksi FSH, LH dan LDL, prolaktin, serta reseptor prostaglandin juga semakin bertambah. Peningkatan estrogen dan inhibin memiliki dampak umpan balik negatif terhadap FSH, sehingga FSH menurun.
  • 15. 12 3) Fase folikuler akhir Pada fase ini terjadi lonjakan gonadotropin dan ovulasi. Fase ini ditandai dengan adanya umpan balik estrogen terhadap gonadotropin, terjadinya lonjakan LH dan FSH, pematangan oosit, serta pembentukan korpus luteum. 4) Fase luteal awal Pasca ovulasi, terjadi fase luteal yang ditandai oleh peninggian kadar LH. Dalam 3 hari pasca ovulasi, mulai terbentuk korpus luteum yag dapat menghasilkan relaksin, oksitosin, da progesteron. Kadar progesteron sejak 24 jam sebelum ovulasi dipertahankan untuk 11-14 hari kemudian. Kadar progesteron maksimal dicapai pada hari 3-4 pasca ovulasi. Fase luteal umumnya berlangsung sekitar 14 hari, dengan variasi antara 11-17 hari. 5) Fase luteal akhir Prahaid, setelah hari ke 4-5 dari pertumbuhan korpus lutem, terjadi penurunan kadar progesteron, estradiol, dan inhibin. Penurunan ini akan merubah kadar LH melalui mekanisme umpan balik negatif, dan meningkatan kembali FSH, untuk mengawali pembentukan folikel baru. 2. Tinjauan Umum Tentang siklus Menstruasi a. Konsep dasar siklus menstruasi Pada wanita siklus menstruasi rata-rata terjadi sekitar 28 hari, walaupun hal ini ini berlaku umum, tetapi tidak semua wanita memiliki siklus menstruasi yang sama, kadang-kadang siklus terjadi setiap 21 hari hingga 30 hari. Biasanya, menstruasi rata-rata terjadi 5 hari, kadang-kadang menstruasi
  • 16. 13 juga dapat terjadi sekitar 2 hari sampai 7 hari. Umumnya darahyang hilang akibat menstruasi adalah 10mL hingga 80mL per hari tetapi biasanya dengan rata-rata 35mL per harinya. Menstruasi yang berulang setiap bulan membentuk suatu siklus menstruasi. Siklus menstruasi dihitung dari hari pertama haid sampai tepat satu hari pertama berikutnya. Untuk menghitung siklus mesntruasi bisa dilakukan dengan membuat catatan pada kalender. Silang setiap hari pertama haid, hitung jumlah hari dari hari yang disilang sampai sampai hari yang disilang bulan berikutnya. Siklus menstruasi dihitung dari hari pertama perdarahan haid, Hari 1, hingga selesai . dengan perdarahan berikutnya menstruasi . Meskipun 28 hari adalah panjang siklus rata-rata, itu adalah normal untuk memiliki siklus yang lebih pendek atau lebih lama.Siklus Seorang remaja masih belum teratur bisa menjadi panjang (hingga 45 hari), bisa lebih pendek selama beberapa tahun pertama. Antara usia 25 dan 35, siklus kebanyakan wanita adalah mulai normal dan teratur. biasa, berlangsung 21 sampai 35 hari. Sekitar usia 40 sampai 42, siklus cenderung terpendek dan paling teratur. Hal ini diikuti oleh 8 sampai 10 tahun lagi, siklus kurang dapat diprediksi sampai menopause (Anomim, 2012). Umumnya siklus menstruasi terjadi secara periodik setiap 28 hari (ada pula setiap 21 hari dan 30 hari) yaitu sebagai berikut : Pada hari 1 sampai hari ke-14 terjadi pertumbuhan dan perkembangan folikel primer yang dirangsang oleh hormon FSH. Pada saat tersebut sel oosit primer akan membelah dan menghasilkan ovum yang haploid. Saat folikel berkembang menjadi folikel de
  • 17. 14 Graafyang masak, folikel ini juga menghasilkan hormon estrogen yang merangsang keluarnya LH dari hipofisis. Estrogen yang keluar berfungsi merangsang perbaikan dinding uterus yaitu endometrium yang habis terkelupas waktu menstruasi, selain itu estrogen menghambat pembentukan FSH dan memerintahkan hipofisis menghasilkan LH yang berfungsi merangsang folikel de Graaf yang masak untuk mengadakan ovulasi yang terjadi pada hari ke-14, waktu di sekitar terjadinya ovulasi disebut fase estrus. Perdarahan haid terjadi secara ritmis mengikuti pola siklus yang normalnya dalam satu siklus berkisar 25-31 hari. Perdarahan haid adalah darah yang keluar dari uterus perempuan sehat, lamanya 3-6 hari, warna kecoklatan, ganti pembalut 2-5 pembalut per hari, dan terjadi akibat penurunan kadar progesteron, yaitu pada suatu siklus haid yang berovulasi (Hestiantoro, 2008). Pada permulaan hanya estrogen saja yang dominan dan perdarahan (menstruasi) yang terjadi untuk pertama kali yang disebut menarch pada umur 12-13 tahun. Dominannya estrogen pada permulaan menstruasi sangat penting karena menyebabkan terjadinya pertumbuhan dan perkembangan tanda seks sekunder. Itu sebabnya pada permulaan perdarahan sering tidak teratur karena bentuk menstruasinya anovulatoir (tanpa pelepasan telur). Baru setelah umur wanita mencapai remaja sekitar 17-18 tahun, menstruasi remaja teratur dengan interval 26-32 hari. Menurut Hestiantoro masalah gangguan haid (haid abnormal), dan perdarahan yang menyerupai haid pada interval siklus haid normal (21-35 hari) dikelompokkan menjadi :
  • 18. 15 a. Gangguan ritme (irama). Haid terlalu sering dengan interval < 21 hari, yang disebut polimenorea. b. Haid terlalu jarang dengan interval > 35 hari, yang disebut oligomenorea c. Tidak terjadi haid, yang disebut sebagai amenorea d. Perdarahan tidak teratur, dimana interval datangnya haid tidak tentu. Siklus datangnya haid secara tak teratur cukup banyak dialami wanita yang pertama kali datang menstruasi, setelah melahirkan, setelah minum pil kontrasepsi, atau saat mulai datangnya menopouse. Namun, bila ketidakteraturan datang haid berlangsung hingga tiga bulan, maka sebaiknya konsultasi dengan dokter apakah ada ketidakseimbangan hormon atau kelainan organ seks (Pietter, 2010). b. Faktor-faktor yang mempengaruhi siklus menstruasi Ada beberapa faktor yang mempengaruhi siklus menstruasi, diantaranya : 1) Berat badan tak stabil Naik atau turunnya berat badan secara drastis sangat memengaruhi seluruh sistem tubuh. Hal tersebut tentu otomatis turut memengaruhi hormon yang berperan penting dalam mengatur siklus haid. Terlalu gemuk atau terlalu kurus dapat mempengaruhi metabolisme lemak. Gangguan metabolisme lemak ini akan mempengaruhi produksi hormon estrogen karena estrogen distensis dari lemak. Ketidak seimbangan inilah yang akan mempengaruhi siklus haid. Siklus haid melibatkan bebrapa hormon dan beberapa organ jika produksi hormon dari organ-organ ini terganggu maka akan terjadi gangguan (Adhy, 2013).
  • 19. 16 2) Kelainan pola makan Kondisi badan yang menolak makanan karena ingin membiasakan diri selalu merasa lapar (anorexia), kebiasaan memakan banyak makanan lalu dikeluarkan kembali dengan cara memuntahkannya (bulimia), dan obsesi memiliki pola makan yang benar dan diet sehat (orthorexic nervosa) dapat mengacaukan siklus bulanan wanita. 3) Aktivitas yang berat Beberapa wanita yang menjalani olahraga yang berat atau aktivitas yang sangat melelahkan juga beresiko mengalami siklus yang tidak teratur. 4) Stres Pola hidup yang penuh dengan tekanan, penyakit, KB, pengobatan, dan masalah hormon dapat mengakibatkan perubahan pada produksi hormon. Sedangkan hormon sangat dibutuhkan tubuh untuk menunjang terjadinya menstruasi. 5) Menyusui Wanita yang menyusui selama lebih dari setahun setelah melahirkan tidak akan mendapatkan siklus yang teratur. Namun, hal ini bukan berarti tidak bisa hamil. Jika ingin menunda kehamilan, jangan anggap remeh siklus yang tidak teratur di saat menyusui. Tetap gunakan kontrasepsi untuk menghindari kehamilan. 6) Masalah kesehatan Faktor lainnya adalah kegagalan pelepasan telur oleh rahim yang disebabkan oleh operasi, kemoterapi atau terapi dengan menggunakan
  • 20. 17 radiasi pada bagian pinggul wanita. Para ahli juga mengatakan bahwa ketidakteraturan siklus juga terjadi karena penyakit seperti tuberculosis, liver, dan diabetes (Anonim, 2012 ). 3. Tinjauan Umum tentang Remaja a. Pengertian Remaja Kata remaja berasal dari bahasa latin adolescentia yang berarti remaja yang mengalami kematangan fisik, emosi, mental dan sosial. Piaget (dalam Hurlock,1980) mengatakan bahwa masa remaja ialah masalah berintegrasi dengan masyrakat dewasa, usia dimana individu tidak lagi merasa dibawah tingkatan orang dewasa, akan tetapi sudah dalam tingkatan yang sama (Pietter, 2010). Masa remaja merupakan masa transisi atau peralihan dari masa kanak- kanak kemasa dewasa, yang diawali dengan pubertas. Pada masa ini, terjadi berbagai perubahan, baik dari segi fisik, sosial, maupun emosional, yag diawali oleh datangnya haid (perempuan) dan mimpi basah pertama (laki- laki). Defenisi remaja adalah suatu periode ketika : 1) Individu mengalami perkembangan sejak pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekunderbsampai saat ia mencapai maturitas seksual. 2) Individu mengalami perkembanagan psikologis dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa. 3) Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial ekonomi yang penuh ke keadaan yang relatiflebihmandiri.
  • 21. 18 b. Klasifikasi Remaja Secara umum, kriteria remaja dikelompokkan menjadi tiga golongan, yaitu : 1) Remaja awal : usia 10-14 tahun 2) Remaja madya : usia 15-18 tahun 3) Remaja akhir : usia 19-24 tahun (Irianti, 2011). 4. Tinjauan Umum Tentang Indeks Massa Tubuh a. Konsep dasar gizi Gizi berasal dari bahasa arab “Al Gizzai” yang artinya makanan. Jadi kata gizi artinya makanan. Ilmu gizi adalah ilmu yang mempelajari hubungan makanan dengan kesehatan. Dikatakan gizi seorang baik jika kesehatan seseorang baik sehubungan dengan makanan sehari-hari yang dimakannya baik. Secara rinci makanan yang kita makan memilki 3 kelompok besar didasarkan kegunaan pokok, yakni : 1) Membangun, memelihara dan memperbaiki jaringan yang rusak 2) Membuat tenaga untuk menggerakan semua bagian tubuh yang bergerak dan bekerja, seperti jantung, paru-paru dan lain-lain. 3) Mengatur pekerjaan fisiologi atau kelakuan tubuh yang disebut faali tubuh, seperti halnya darah yang keluar karena luka, harus berhenti dan membeku (Agria R, dkk. 2008). Yang dimaksud dengan kebutuhan zat gizi bagi tubuh adalah jumlah zat gizi yang harus diperoleh tubuh manusia setiap hari untuk memelihara kesehatannya. Sebagaimana halnya kebutuhan terhadap tenaga, maka
  • 22. 19 kebutuhan akan zat gizi juga dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain : umur, jenis kelamin, tinggi dan berat badan, kerja otot dan temperatur. 1) Umur Sampai pada batas umur tertentu, kebutuhan zat gizi makin besar, apabila umur bertamabah. Hal ini disebabkan tubuh manusia berkembang pada umur tertentu. Kemudian semakin tua, mulai dari umur tertentu itu tubuh tidak berkembang lagi, tapi sebaliknya makin mengecil. Umumnya yang bertambah ialah jumlah kebutuhan dalam keseluruhannya, akan tetapi perkesatuan berat badan, ternyata kebutuhan makin berkurang. 2) Jenis kelamin Pada umumnya kebutuhan zat gizi bagi laki-laki lebih besar daripada wanita, apabila keduanya berumur dan dalam keadaan yang sama. Hal ini disebabkan kebanyakan laki-laki bergerak dan bekerja lebih banyak mempergunakan tenaga. Akan tetapi beberapa zat gizi seperti mineral dan beberapa vitamin, ternyata wanita membutuhkannya lebih besar. Ini mudah dimengertisebab wanita dalam periode tertentu mengalami masa haid dengan mengeluarkan banyak darah. Untuk menghasilkan kembali darah tersebut diperlukan beberapa vitamin dan mineral yang lebih banyak. 3) Tinggi dan berat badan Makin tinggi atau makin besar berat badan seseorang makin banyak terdapat jaringan aktif dalam tubuhnya. Untuk memelihara jaringan- jaringan dan memelihara gerakan otot-otot dibutuhkan lebih banyak zat
  • 23. 20 gizi. Sebaliknya orang pendek dan kurus membutuhkan lebih sedikit zat gizi dibanding orang tinggi dan gemuk. 4) Kerja otot Makin banyak dipergunakan otot, makin banyak dibutuhkan tenaga. Karena itu orang yang bekerja berat membutuhkan zat gizi lebih banyak daripada yang bekerja ringan. 5) Temperatur Orang yang berdiam didaerah dingin memerlukan lebih banyak zat gizi daripada orang yang berdiam didaerah panas. Untuk mengatasi temperatur yang rendah penyesuaian dengan suhu tubuh diperlukan panas tubuh yang lebih besar. Hal ini berarti perlu dibakar lebih banyak zat gizi, karena itu dibutuhkan zat gizi lebih banyak pula. 6) Keadaan tertentu Pada waktu hamil, menyusui atau baru sembuh dari sakit dibutuhkan lebih banyak zat gizi dibanding dalam keadaan biasa. 7) Faktor lain Banyak lagi faktor lain yang mempengaruhi kebutuhan zat gizi, misalnya jenis bahan makanan ada bahan makanan yang bermutu tinggi/rendah (protein), keaktifan kelenjar-kelenjar (tiroid), banyak tidur, dan sebagainya. Faktor-faktor yang mempengaruhi gizi pada anak dan remaja adalah: 1) Bawaan sejak lahir (genetik) 2) Penyalahgunaan obat-obatan, kecanduan alkohol, dan rokok, hubungan seksual terlalu dini
  • 24. 21 3) Konsumsi makanan seperti tablet Fe atau makanan mengandung zat besi (defisiensi fe) 4) Ketidakseimbangan antara asupan dan keluarga 5) Kemampuan daya beli keluarga 6) Pengetahuan tentang gizi 7) Anggapan yang salah, kepala keluarga lebih diutamakan dibandingkan anak dalam pemberian makanan. b. Faktor – faktor yang mempengaruhi penyusunan menu seimbang Faktor- faktor yang mempengaruhi penyusunan menu seimbang adalah: 1) Ketersediaan bahan makanan Adakalanya di suatu daerah terpencil hanya tersedia jagung dan singkong, dan kurang beras. Hal itu tidak menjadikan masalah bila menguasai ilmu gizi, karena bahan lain yang mengandung zat gizi yang lengkap seperti telor, atau ikan, sayuran, dan lain sebagainya dapat mencukupi untuk penyusunan gizi seimbang. 2) Pengetahuan ilmu gizi keluarga Tanpa menguasai ilmu gizi seimbang keluarga, tentulah akan keliru didalam menyusun menu gizi seimbang. 3) Kondisi anggota keluarga Semakin banyak anggota keluarga, maka semua akan berbeda asupan gizi seimbang. 4) Keuangan
  • 25. 22 Pendek kata keuangan adalah kunci untuk melengkapi penyusunan gizi seimbang. Namun demikian, keuangan yang terbatas, bila menguasai ilmu gizi keluarga, maka penyusunan gizi seimbang secara sederhana pun bisa diatasi (Agria R, dkk. 2008). c. Konsep indeks massa tubuh Remaja tidak boleh mengurangi makan karena hal tersebut dapat menghambat pertumbuhan dan mencetuskan anoreksi nervosa yang menyerang kira-kira 1% wanita muda. Bumilia nervosa juga menyerang kelompok usia ini. Seorang remaja yang obesitas atau kekurangan berat badan perlu dirujuk ke ahli gizi atau menjalani pengkajian psikologis. Cara terbaik untuk menatalaksana remaja yang kelebihan berat badan adalah menganjurkannya melakukan fisik teratur dan memakan makanan yang sehat dan meningkatkan makanan bertepung untuk menghasilkan energi dan mengurangi konsumsi makanan bergula dan lemak. Hal ini dapat mengurangi pertambahan berat badan tanpa mengganggu pertumbuhan. Menganjurkan mencari hal yang menyenangkan (termasuk latihan fisik) dapat menjadi distraksi dari makan. (Andrews, 2010). Cara mengetahui pertumbuhan berat badan balita dan usia sekolah dapat menggunakan KMS, sedangkan untuk mengontrol berat badan usia lannjut dapat menggunakan KMS usila dan orang dewasa dengan menggunakan Indeks Massa Tubuh. Indeks massa tubuh merupakanukurandarigambaranberatbadanseseorangdengantinggibadan. Indeks massa tubuh atau Body mass index dihubungkandengan total
  • 26. 23 lemakdalamtubuhdansebagaipanduanuntukmengkajikelebihanberatbadan (over weigth) danobesitas. Nilai Body Mass Index (BMI) yang didapat tidak tergantung pada umur dan jenis kelamin. Penggunaan BMI hanya untuk orang dewasa berumur > 18 tahun dan tidak dapat diterapkan pada bayi, anak dalam masa pertumbuhan, ibu hamil, dan olahragawan/atlit. BMI dapat digunakan juga sebagai indikator seberapa besar seseorang dapat terkena resiko penyakit tertentu yang disebabkan karena berat badannya. Klasifikasi BMI menurut WHO (1990) adalah sebagai berikut Tabel. 1 Klasifikasi BMI menurut WHO Nilai BMI Kategori Resiko Co-Morbiditas < 18.5 Underweight Rendah (tetapi resiko terhadap masalah klinis lain meningkat) 18.5 - 24.9 Normal Rata-rata > 25 Overweight 25.0 – 29.9 Pre-obese Meningkat 30.0 - 34.9 Obese I Sedang 35.0 - 39.9 Obese II Berbahaya > 40.0 Obese III Sangat berbahaya Hasil studi di Singapura memperlihatkan bahwa orang Singapura dengan BMI 27 – 28 mempunyai lemak tubuh yang sama dengan orang-orang kulit putih dengan BMI 30. Pada orang India, peningkatan BMI dari 22 menjadi 24 dapat meningkatkan prevalensi DM menjadi 2 kali lipat, dan prevalensi ini naik menjadi 3 kali lipat pada orang dengan BMI 28. Klasifikasi berat badan yang diusulkan oleh WHO pada tahun 2000 berdasarkan BMI penduduk Asia dewasa adalah sebagai berikut:
  • 27. 24 Tabel. 2 Klasifikasi BMI Penduduk Asia Dewasa Nilai BMI Kategori Resiko Co-Morbiditas < 18.5 Underweight Rendah (tetapi resiko terhadap masalah klinis lain meningkat) 18.5 - 22.9 Normal Rata-rata > 23 Overweight 23.0 – 24.9 Pre-obese Meningkat 25,0 – 29,.9 Obese I Sedang 30.0 Obese II Berbahaya Sedangkan klasifikasi nilai BMI berdasarkan Departemen Kesehatan RI adalah sebagai berikut: Tabel. 3 Klasifikasi BMI Berdasarkan Departemen Kesehatan RI Nilai BMI Kategori Status Gizi < 17 Sangat kurus Gizi kurang 17 .0 – 18.5 Kurus Gizi kurang 18.5 – 25.0 Normal Gizi baik 25.0 – 27.0 Gemuk Gizi lebih > 27.0 Sangat Gemuk Gizi lebih 18.5 – 25.0 Normal Gizi baik 25.0 – 27.0 Gemuk Gizi lebih (Anonim, 2012). Adapun cara menghitung Indeks massa tubuh (Body massa indeks) dengan rumus sebagai berikut: Berat badan (kg) IMT = Tinggi badan (m) x tinggi badan (m) Dari rumus tersebut disimpulkan batas ambang IMT untuk Indonesia, seperti dibawah ini: 1) Kurus kekurangan berat badan tingkat berat : <17,0
  • 28. 25 2) Kekurangan berat badan tingkat ringan : 17,0 – 18,5 3) Normal : 18,5 – 25,0 4) Gemuk kelebihan berat badan tingkat berat : >25,0 – 27,0 5) Kelebihan berat badan tingkat berat >27,0 (Agria R, dkk. 2008) Menurut Gilly andrews Nilai BMI : 1) < 20 : Berat badan kurang 2) 20-24 : Dapat diterima 3) 25-29 : Kelebihan berat badan (risiko kesehatan rendah) 4) 30-40 : Obesitas (Risiko kesehatan sedang) 5) > 40 : Sangat obesitas (risiko kesehatan tinggi) (Andrews, 2010). B. Landasan Teori Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai dengan perdarahan dan terjadi secara berulang setiap bulan kecuali pada saat kehamilan. (Rahmawati, 2012). Menstruasi ditentukan oleh kerja hormon estrogen dan progesteron serta faktor psikologis, fisik, gaya hidup, dan nutrisi. Nutrisi mempengaruhi dan dipengaruhi oleh siklus menstruasi. Studi menunjukkan bahwa asupan kalori bervariasi selama siklus menstruasi, mencapai puncaknya pada fase luteal dan fase folikular, dan mencapai nadir selama ovulasi dan mens. Asupan kalori rata-rata selama fase luteal lebih tinggi daripada selama fase folikuler (Varney, 2008). Pada remaja wanita perlu mempertahankan status gizi yang baik, dengan cara mengkonsumsi makanan seimbang karena sangat dibutuhkan pada saat haid, karena pada saat haid akan terjadi peningkatan kebutuhan nutrisi. Apabila ini diabaikan
  • 29. 26 maka akan terjadi keluhan-keluhan yang menimbulkan rasa ketidaknyamanan selama siklus haid. Berat badan seorang wanita mempengaruhi tingkat kesuburannya. Menurut studi Society for Assisted Reproductive Technology (SART) yang membandingkan data 158.385 siklus haid dengan tinggi serta berat badan wanita mereka menemukan, wanita yang indeks massa tubuhnya (IMT) tinggi berbanding lurus dengan kemungkinan tidak menjadi hamil, atau gagal hamil. Perbandingan ini naik secara signifikan dengan seiring naiknya berat badan berlebih (obesitas) (Anonim, 2010). Mereka yang kelebihan lemak kerap mengalami gangguan haid. Bahkan, mereka juga beresiko lebih besar terkena kanker endometrium (lapisan dalam rahim) dan kanker payudara. Obesitas memberikan pengaruh pada tubuh melalui sistem endokrin, dimana akan terjadi perubahan pada keseimbangan antara hormon-hormon. Data menunjukan, leptin (hormone yang dihasilkan sel lemak) merupakan faktor utama yang bekerja sebagai mata rantai antara status gizi dan pengaturan poros hormonal ke ovarium. Dalam situasi ini, otak tidak dapat memicu hormon-hormon yang tepat untuk perkembangan folikel, yang diperlukan untuk membuat estrogen. Kemampuan menstruasi ini tidak akan terjadi pada seseorang yang sangat kurus. Sebab, ada persyaratan minimal agar terjadi menstruasi. Salah satunya, bila komposisi tubuhnya minimal 17 persen mengandung lemak. Padahal , wanita sangat kurus hanya sedikit memiliki simpanan lemaknya (Bunda Leave, 2012).
  • 30. 27 BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL C. Kerangka Konsep Keterangan : : Variabelbebas : Variabel terikat : Variabel yang tidak diteliti : Hubunganantarvariabel Gambar. 1 Kerangka Konsep Indeks massa tubuh Kelainan Pola Makan Aktivitas Berat Stres Siklus Menstruasi
  • 31. 28 D. Hipotesis Penelitian H0 : Tidak ada hubungan antara indeks massa tubuh dengan siklus Menstruasi pada Mahasiswi tingkat III Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna Tahun 2013. Ha : Ada hubungan antara indeks massa tubuh dengan siklus Menstruasi pada Mahasiswi tingkat III Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna Tahun 2013.
  • 32. 29 BAB IV METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei analitik dengan pendekatan cross sectional, yaitu dimana variabel independen dan variabel dependen diobservasi atau diukur pada waktu yang sama (Notoatmodjo, 2010). Populasi (sampel) faktor risiko (+) faktor risiko (-) efek (+) efek (-) efek(+) efek (-) Gambar. 2 Rancangan Penelitian B. Subyek Penelitian 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah semua mahasiswi tingkat III Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna Tahun 2013 sebanyak 105 orang.
  • 33. 30 2. Sampel Menurut Sudigno Sastroadmojo dan Sofyan Ismail (2008), sampel penelitian adalah subyek (bagian) populasi yang diteliti. pengambilan sampel menggunakan tehnik simple random sampling dengan menggunakan rumus Notoadmojo tahun 2002, yaitu : N n = 1+ N (d)2 Keterangan : n = Besarnya sampel N = Populasi d = Tingkat kepercayaan yang diinginkan (0,05) 105 n = 1+ 105 (0,05)2 105 n = 1+ 105 (0,0025) 105 n = 1+ 0,2625 105 n = 1,2625 n = 83 orang C. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Akademi kebidanan paramata Raha Kabupaten Muna pada bulan April 2013. D. Identifikasi dan Variabel Penelitian
  • 34. 31 1. Variabel independent : Indeks Massa Tubuh 2. Variabel dependent : Siklus Menstruasi E. Defenisi Operasional dan Kriteria Obyektif Tabel 4. DEFINISI OPERASIONAL DAN KRITERIA OBYEKTIF N o Variabel Definisi Operasional Kriteria Obyektif Alat ukur Skala 1 Dependent Siklus menstruasi Siklus menstruasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah apabilaresponden mengalami siklus 21 sampai 35 hari Teratur : 21 hari - 35 hari untuk setiap bulannya minimal 1 bulan terakhir Tidak teratur : < 21 hari atau > 35 hari untuk setiap bulanya minimal 1 bulan terakhir Kuisioner Ordinal 2 Independent Indeks Massa Tu buh Indeksnmassa tubuhnyang dimaksudndalam penelitiannini adalahnhasil pengukuran dengan menggunakan timbangan berat badanndan pengukuran tinggi badan Normal : IMT 18,5 – 25 Tidak normal : Kurus (IMT <18,5) dan Obesitas (> 25). Timbangan berat badan, dan alat ukur tinggi badan Ordinal F. Instrumen Penelitian Pada penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah, timbangan berat badan, alat ukur tinggi badan dan kuisioner penelitian.
  • 35. 32 Rumus yang digunakan adalah : 𝑃 = 𝑓 𝑛 𝑥 100 Keterangan : f = Frekuensi P = Persentase n = Jumlah sampel
  • 36. 33 DAFTAR PUSTAKA Adhy. (2013) PenyebabSiklusHaid yang TidakTeratur. Available at http://tipskesehatan.web.id/penyebab-siklus-haid-yang-tidak- teratur.Diaksestanggal 11 Juli 2013. Anonim 1. (2012)Diet sehat net. Available athttp://diet-sehat.net/content/7-body- mass-index-indeks-massa-tubuh. Diakses tanggal 23 april 2012. 2. (2010) Faktor-Faktor yang MempengaruhiSiklusMenstruasi. Available at http://4-akbid.blogspot.com/2010/12/faktor-faktor-yang-mempengaruhi- tidak.html. Diaksestanggal 30 Maret 2012. 3. (2012) Menstruasi. Available at http://kankerserviks1.com/siklus- menstruasi-normal/.Diaksestanggal 8 November 2012. 4. (2012) MenstruasiTidakTeratur : PenyebabdanPenangannya. Available at http://majalahkesehatan.com/menstruasi-tidak-teratur-penyebab-dan- penanganannya/.Diaksestanggal14 Januari 2012. 5. (2010). PengaruhBeratBadanTerhadapSiklusMenstruasi. Available at http://www.mentari.biz/cara-menurunkan-berat-badan-dengan-cepat-dan- alami.html.Diaksestanggal22 Desember 2010. (2012) Viva News. Available at http://www.4skripsi.com/skripsi- kesehatan/hubungan-tingkat-stres-terhadap-siklus-menstruasi-pada-remaja- kelas-xii-di-sman-64-jakarta.html.Diaksestanggal 8 November 2012. Agria R, Intan., Sari,narulitaRury., Ircham. (2008)GiziReproduksi. Yogyakarta, PenerbitFitramaya. Fraser, Diane. (2009) Myles Buku ajar BidanEdisi 14. Jakarta, EGC. Gilly, Andrew. (2010) Buku Ajar KesehatanReproduksiWanita. Jakarta, EGC. Handono, Budi. (2009) ObstetriFisiologiIlmuKesehatanReproduksiedisi 2. Jakarta, PenerbitBukuKedokteran. Hestiantoro, Andon. (2008) Masalahgangguanhaiddaninfertilitas. Jakarta, BalaiPenerbitFakultasKedokteranUniversitas Indonesia.
  • 37. 34 Irianti, Indah. (2011) PsikologiRemaja. Jakarta, PenerbitFitramaya. Leave, Bunda. (2012)BeratBadan Dan PengaruhnyaPadaKesuburan. Available atnhttp://www.duniabunda.com/berat-badan-dan-pengaruhnya-pada- kesuburan/. Diaksestanggal 7 Desember 2012. Manuaba, Ida Bagus. (2009) MemahamiKesehatanReproduksiwanita.Jakarta, PenerbitBalaiPustaka. Notoadmojo. (2010) MetodePenelitian. Jakarta, BalaiPustaka. Pietter, HerriZan. (2010) Pengantarpsikologiuntukkebidanan. Jakarta, Kencana. Prawirahardjo, Sarwono. (2009) IlmuKandungan. Jakarta, PT. BinaPustaka SarwonoPrawirahardjo. Prawirahardjo, Sarwono. (2008) IlmuKebidananEdisi 4. Jakarta, PT. Bina PustakaSarwonoPrawirahardjo. Sinclair, Christoper. (2011) IlmuKebidanandanKandungan. Pamulang, Bina Putra Aksara Publisher. Varney, Hellen., Kriebs, Jan M., Gegor, Carolyn L.(2008) Asuhan kebidanan Edisi 4.Jakarta, PT BinaPustaka. Yulistira, Anna. (2013) HaidTidakTeratur ? Yuk KenaliPenyebabnya.Available athttp://m.detik.com/wolipop/read/2. Diaksestanggal 3 Maret 2013.