SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
Cuci Cahayanti (131611004)
Mohamad Dimyati (131611017)
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Pendahuluan
•Pengertian K3
Tujuan
Perundang-undangan
•Undang-undang No.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja
•Undang-undang No.14 Tahun 1969 (undang-undang no. 13
tahun 2003) tentang ketenagakerjaan
Kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
Sedangkan pengertian
secara keilmuan adalah
suatu ilmu pengetahuan
dan penerapannya dalam
usaha mencegah
kemungkinan terjadinya
kecelakaan dan penyakit
akibat kerja.
Kesehatan dan
keselamatan kerja (K3)
mempunyai makna sebagai
suatu pemikiran dan upaya
untuk menjamin keutuhan
dan kesempurnaan baik
jasmani maupun rohani
tenaga kerja pada
khususnya dan manusia
pada umumnya, hasil karya
dan budayanya menuju
masyarakat makmur dan
sejahtera.
Pengertian K3
Hakikat utama dari keselamatan dan kesehatan kerja
adalah :
1. Sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan tenaga
kerja yang setingitingginya,
dengan demikian dimaksudkan untuk kesejahteraan
tenaga kerja.
2. Sebagai alat untuk meningkatkan produksi, yang
berlandaskan kepada
meningkatnya effisiensi dan daya produktivitas factor
manusia dalam produksi.
Menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif,
tujuan tersebut dapat dicapai karena ada korelasi di
antara derajat kesehatan yang tinggi dengan produktivitas
kerja, yang didasarkan oleh kenyataan-kenyataan
Tujuan
Pada prinsipnya perundang-undangan dan peraturaan
kesehatan dan keselamatan kerja didasarkan pada
standar umum yang menyatakan , “bahwa setiap tenaga
kerja berhak mendapat perlindungan atas
keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk
kesejahteraan dan meningkatkan produksi dan
produktivitas nasional atau perusahaan harus
menyediakan bagi masing-masing karyawannya pekerjaan
dan tempat bekerja yang bebas dari hal-hal yang
diketahui dapat menyebabkan atau diduga dapat
menyebabkan kematian atau cacat fisik yang serius bagi
pekerjanya”.
Perundang-undangan
Undang-Undang ini menggantikan Veiligheids Reglement,
STBl No.406 tahun 1910. Di dalam peraturan ini tercakup
tentang ketentuan dan syarat-syarat keselamatan kerja
dalam perencanaan, pembuatan, pengangkutan,
peredaran, perdagangan, pemakaian, penggunaan,
pemeliharaan, dan penyimpanan bahan, produk teknis,
dan alat produksi yang mengandung dan dapat
menimbulkan bahaya kecelakaan.
Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja
Tujuan umum dari dikeluarkannya undang-undang ini
adalah agar setiap tenaga kerja dan orang lain yang
berada di tempat kerja mendapat perlindungan atas
keselamatannya, dan setiap sumber-sumber produksi
dapat dipakai dan digunakan secara aman dan efisien
sehingga akan meningkatkan produksi dan produktifitas
kerja.
Dalam Undang-undang ini yang dimaksudkan dengan :
a. "tempat kerja" ialah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, dimana tenaga
kerja bekerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber
atau sumber-sumber bahaya sebagaimana diperinci dalam pasal 2; termasuk tempat kerja ialah semua
ruangan, lapangan, halaman dan sekelilingnya yang merupakan bagian-bagian atau yang berhubungan
dengan tempat kerja tersebut;
b. "pengurus" ialah orang yang mempunyai tugas memimpin langsung sesuatu tempat kerja atau bagiannya
yang berdiri sendiri;
c. "pengusaha" ialah :
1. orang atau badan hukum yang menjalankan sesuatu usaha milik sendiri dan untuk keperluan itu mempergunakan tempat
kerja;
2. orang atau badan hukum yang secara berdiri sendiri menjalankan sesuatu usaha bukan miliknya dan untuk keperluan itu
mempergunakan tempat kerja;
3. orang atau badan hukum, yang di Indonesia mewakili orang atau badan hukum termaksud pada (1) dan (2), jikalau yang
diwakili berkedudukan di luar Indonesia.
c. "direktur" ialah pejabat yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja untuk melaksanakan Undang-undang ini;
d. "pegawai pengawas" ialah pegawai teknis berkeahlian khusus dari Departemen Tenaga Kerja;
e. "ahli keselamatan kerja" ialah tenaga teknis berkeahlian khusus dari luar Departemen Tenaga Kerja yang
ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja untuk mengawasi ditaatinya Undang-undang ini.
Pasal 1
Hak dan kewajiban pengusaha dalam pelaksanaan K3 (Pasal 9 dan Pasal 14 UU1/1970) :
Kewajiban pengusaha :
1. Menunjukan dan menjelaskan kepada tiap pekerja baru tentang :
• kondisi-kondisi dan bahaya-bahaya di tempat kerjanya .
• alat-alat pengamanan dan alat pelindung yang harus digunakan.
• cara-cara dan sikap kerja yang aman dalam melaksanakan pekerjaan.
2. Memeriksakan kesehatan badan, kondisi mental dan kemampuan fisik pekerja yang akan
diterima/dipindahkan.
3. Menempatkan syarat-syarat K3 yang diwajibkan ditempat kerja.
4. Memasang poster-poster K3.
5. Melakukan pemeriksaan kesehatan pekerja secara berkala.
6. Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat dan ketentuan yang berlaku bagi usaha dan
tempat kerja yang dijalankan.
Hak pengusaha :
1. Meminta pekerja untuk mentaati syarat-syarat dan petunjuk-petunjuk K3
Kewajiban pekerja :
Pasal 12
1. Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh
pegawai pengawas dan atau ahli K3.
2. Memakai alat pelindung diri.
3. Mentaati syarat-syarat K3 yang diwajibkan.
Hak pekerja :
1. Meminta kepada pengusaha agar melaksanakan semua
syarat K3 yang diwajibkan.
2. Menyatakan keberatan untuk bekerja apabila syarat-syarat
K3 dan alat pelindung diri tidak memenuhi syarat.
Undang-undang No. 14 Tahun 1969 tentang Ketentuan Pokok Mengenai
Tenaga Kerja, undang-undang ini diganti dengan undang-undang no. 13
tahun 2003 tentang ketenagakerjaan. “bahwa sesuai dengan peranan dan
kedudukan tenaga kerja, diperlukan pembangunan ketenagakerjaan untuk
meningkatkan kualitas tenaga kerja dan peransertanya dalam
pembangunan serta peningkatan perlindungan tenaga kerja dan
keluarganya sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan,
perlindungan terhadap tenaga kerja dimaksudkan untuk menjamin hak-hak
dasar pekerja/buruh dan menjamin kesamaan kesempatan serta perlakuan
tanpa diskriminasi atas dasar apapun untuk mewujudkan kesejahteraan
pekerja/buruh dan keluarganya dengan tetap memperhatikan
perkembangan kemajuan dunia usaha.
Undang-Undang No. 14 Tahun 1969 (Undang-Undang No. 13
Tahun 2003) tentang Ketenagakerjaan
PASAL 2
Pembangunan Ketenagakerjaan berlandaskan Pancasila daan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945.
PASAL 3
Pembangunan ketenagakerjaan diselenggarakan atas asas keterpaduaan dengan melalui koordinasi fungsional lintas
sektoral pusat dan daerah.
PASAL 4
Pembangunan ketenagakerjaan bertujuan :
a. Memberdayakaaan dan mendayagunakan tenaga kerja secara optimal dan manusiawi;
b. Mewujdkan pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan
pembangunan nasional dan daerah;
c. Memberikan perlindungan kepada tenaga kerja dalam mewujudkan kesejahteraan;
d. Meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dan keluarganya;
Landasan, Asas dan Tujuan
Pasal 86
1. Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas:
a. keselamatan dan kesehatan kerja;
b. moral dan kesusilaan; dan
c. perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-
nilai agama.
2. Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan produktivitas
kerja yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja.
3. Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2 dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pasal 103
Hubungan Industrial dilaksanakan melalui sarana:
a. Serikat pekerja/srikat buruh
b. Organisasi pengusaha
c. Lembaga kerja sama bipartit
d. Lembaga kerja sama tripartit
e. Peraturan perusahaan
f. Perjanjian kerja bersama
g. Peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan, dan
h. Lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial
Hubungan Industrial
Pasal 104
1. Setiap pekerjaa/buruh berhak membentuk dan menjadi anggota serikat
pekerja/serikat buruh
2. dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam pasal 102,
serikat pekerja/serikat buruh berhak menghimpun dan mengelola keuangan
serta mempertanggungjawabkan keuangan organisasi termasuk cara
mogok
3. besarnya dan tata cara pemungutan dana mogok sebagaimana
dimaksud dalam ayat (2) diatur dalam anggaran dasar dan/atau anggaran
rumah tangga serikat pekerja/serikat buruh yang bersangkutan.
Serikat Pekerja/Serikat Buruh
Pasal 105
1. setiap pengusaha berhak membentuk dan menjadi anggota organisasi
pengusaha
2. ketentuaan mengenai organisasi pengusaha diatur sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku
Organisasi Pengusaha
Pasal 106
1. setiap perusahaan yang mempekerjakan 50 (lima puluh) orang atau lebih wajib
membentuk lembaga kerja sama bipartit
2. lembaga kerja sama bipartit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berfungsi
sebagai forum komunikasi, dan konsultasi mengenai hal ketenagakerjaan di
perusahaan
3. susunan keanggotaan lembaga kerja sama bipartit sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) terdiri dari unsur pengusaha dan unsur pekerja/buruh yang yang
ditunjuk oleh pekerja/buruh di perusahan yang bersangkutan
4. ketentuan mengenai tata cara pembentukan dan susunan keanggotaan
lembaga kerja sama bipartit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (3)
diatur dengan keputusan menteri
Lembaga Kerja Sama Bipartit
Pasal 107
1. lembaga kerja sama tripartit memberikan pertimbangan, saran, dan
pendapat kepada pemerintah dan pihak terkait dalam penyusunan
kebijakan dan pemecahan masalah ketenagakerjaan
2. lembaga kerja sama tripartit sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri
dari :
a. lembaga kerja sama tripartit nasional, provinsi, dan kabupaten/kota
b. lembaga kerja sama tripartit sektoral nasional, provinsi, dan
kabupaten/kota
Lembaga Kerja Sama Tripartit
Terima Kasih 

More Related Content

What's hot

Permenaker1998meliharakesehatan
Permenaker1998meliharakesehatanPermenaker1998meliharakesehatan
Permenaker1998meliharakesehatanzumyy
 
Kesehatan, Keamanan dan Keselamatan Kerja (K3)
Kesehatan, Keamanan dan Keselamatan Kerja (K3)Kesehatan, Keamanan dan Keselamatan Kerja (K3)
Kesehatan, Keamanan dan Keselamatan Kerja (K3)Lady Perry Pasaribu
 
Bekerja dengan aman alat berat
Bekerja dengan aman alat beratBekerja dengan aman alat berat
Bekerja dengan aman alat beratheru khoeruman
 
K3 dan ketenagakerjaan : Tujuan K3, Keuntungan tentang penerapan K3
K3 dan ketenagakerjaan : Tujuan K3, Keuntungan tentang penerapan K3 K3 dan ketenagakerjaan : Tujuan K3, Keuntungan tentang penerapan K3
K3 dan ketenagakerjaan : Tujuan K3, Keuntungan tentang penerapan K3 MOCHAMAD RIZKY BINTANG ARDYANSYAH
 
Copy of putusan sidang 27 puu 2011-telah baca
Copy of putusan sidang 27 puu 2011-telah bacaCopy of putusan sidang 27 puu 2011-telah baca
Copy of putusan sidang 27 puu 2011-telah bacaDimas Nugroho
 
Peraturan Pemerintah No 14 Tahun 1993 Tentang Jamsostek
Peraturan Pemerintah No 14 Tahun 1993 Tentang JamsostekPeraturan Pemerintah No 14 Tahun 1993 Tentang Jamsostek
Peraturan Pemerintah No 14 Tahun 1993 Tentang Jamsostekelix weapon
 
Pmk 44 tahun 2014 tentang pelabuhan sehat
Pmk 44 tahun 2014 tentang pelabuhan sehatPmk 44 tahun 2014 tentang pelabuhan sehat
Pmk 44 tahun 2014 tentang pelabuhan sehatEndang Sri Lestari
 
Ppt kelompok 5 hukum industri
Ppt kelompok 5 hukum industriPpt kelompok 5 hukum industri
Ppt kelompok 5 hukum industriDesi Ayu Ayu
 
Himpunan Peraturan Perundangan K3
Himpunan Peraturan Perundangan K3Himpunan Peraturan Perundangan K3
Himpunan Peraturan Perundangan K3Herry Prakoso
 
Per 03 men-1998-tentang-tata-cara-pelaporan-dan-pemeriksaan-kecelakaan
Per 03 men-1998-tentang-tata-cara-pelaporan-dan-pemeriksaan-kecelakaanPer 03 men-1998-tentang-tata-cara-pelaporan-dan-pemeriksaan-kecelakaan
Per 03 men-1998-tentang-tata-cara-pelaporan-dan-pemeriksaan-kecelakaanhanu suwardi
 
AK3U Sertifikat Ruki Yus Rian (1)
AK3U Sertifikat Ruki Yus Rian (1)AK3U Sertifikat Ruki Yus Rian (1)
AK3U Sertifikat Ruki Yus Rian (1)Ruki Yusriyan
 

What's hot (19)

Permenaker1998meliharakesehatan
Permenaker1998meliharakesehatanPermenaker1998meliharakesehatan
Permenaker1998meliharakesehatan
 
Kesehatan, Keamanan dan Keselamatan Kerja (K3)
Kesehatan, Keamanan dan Keselamatan Kerja (K3)Kesehatan, Keamanan dan Keselamatan Kerja (K3)
Kesehatan, Keamanan dan Keselamatan Kerja (K3)
 
Bekerja dengan aman alat berat
Bekerja dengan aman alat beratBekerja dengan aman alat berat
Bekerja dengan aman alat berat
 
K3 dan ketenagakerjaan : Tujuan K3, Keuntungan tentang penerapan K3
K3 dan ketenagakerjaan : Tujuan K3, Keuntungan tentang penerapan K3 K3 dan ketenagakerjaan : Tujuan K3, Keuntungan tentang penerapan K3
K3 dan ketenagakerjaan : Tujuan K3, Keuntungan tentang penerapan K3
 
Copy of putusan sidang 27 puu 2011-telah baca
Copy of putusan sidang 27 puu 2011-telah bacaCopy of putusan sidang 27 puu 2011-telah baca
Copy of putusan sidang 27 puu 2011-telah baca
 
Peraturan Pemerintah No 14 Tahun 1993 Tentang Jamsostek
Peraturan Pemerintah No 14 Tahun 1993 Tentang JamsostekPeraturan Pemerintah No 14 Tahun 1993 Tentang Jamsostek
Peraturan Pemerintah No 14 Tahun 1993 Tentang Jamsostek
 
Unit1 OSHA
Unit1 OSHAUnit1 OSHA
Unit1 OSHA
 
Pmk 44 tahun 2014 tentang pelabuhan sehat
Pmk 44 tahun 2014 tentang pelabuhan sehatPmk 44 tahun 2014 tentang pelabuhan sehat
Pmk 44 tahun 2014 tentang pelabuhan sehat
 
Ppt kelompok 5 hukum industri
Ppt kelompok 5 hukum industriPpt kelompok 5 hukum industri
Ppt kelompok 5 hukum industri
 
Pp no 50_th_2012
Pp no 50_th_2012Pp no 50_th_2012
Pp no 50_th_2012
 
Perlindungan Konsumen
Perlindungan KonsumenPerlindungan Konsumen
Perlindungan Konsumen
 
AK3 Umum
AK3 UmumAK3 Umum
AK3 Umum
 
Himpunan Peraturan Perundangan K3
Himpunan Peraturan Perundangan K3Himpunan Peraturan Perundangan K3
Himpunan Peraturan Perundangan K3
 
Ppk3
Ppk3Ppk3
Ppk3
 
Akta1994
Akta1994Akta1994
Akta1994
 
Per 03 men-1998-tentang-tata-cara-pelaporan-dan-pemeriksaan-kecelakaan
Per 03 men-1998-tentang-tata-cara-pelaporan-dan-pemeriksaan-kecelakaanPer 03 men-1998-tentang-tata-cara-pelaporan-dan-pemeriksaan-kecelakaan
Per 03 men-1998-tentang-tata-cara-pelaporan-dan-pemeriksaan-kecelakaan
 
AK3U Sertifikat Ruki Yus Rian (1)
AK3U Sertifikat Ruki Yus Rian (1)AK3U Sertifikat Ruki Yus Rian (1)
AK3U Sertifikat Ruki Yus Rian (1)
 
Kuiz & ujian
Kuiz & ujianKuiz & ujian
Kuiz & ujian
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 

Similar to K3-40

MAKALAH_KESEHATAN_DAN_KESELAMATAN_KERJA.docx
MAKALAH_KESEHATAN_DAN_KESELAMATAN_KERJA.docxMAKALAH_KESEHATAN_DAN_KESELAMATAN_KERJA.docx
MAKALAH_KESEHATAN_DAN_KESELAMATAN_KERJA.docxnazarudinsip1979
 
Pengembangan dan Aplikasi K3 dalam Perusahaan
Pengembangan dan Aplikasi K3 dalam PerusahaanPengembangan dan Aplikasi K3 dalam Perusahaan
Pengembangan dan Aplikasi K3 dalam PerusahaanRobby Firmansyah
 
ERGONOMI_KESEHATAN.ppt
ERGONOMI_KESEHATAN.pptERGONOMI_KESEHATAN.ppt
ERGONOMI_KESEHATAN.pptrindiMEB
 
perlindungantenagakerja-171101112247.pptx
perlindungantenagakerja-171101112247.pptxperlindungantenagakerja-171101112247.pptx
perlindungantenagakerja-171101112247.pptxNurulyDybala1
 
Perlindungan tenaga kerja
Perlindungan tenaga kerjaPerlindungan tenaga kerja
Perlindungan tenaga kerjaKathleen Pontoh
 
DASAR PENGAWASAN NORMA KESEHATAN KERJA.ppt
DASAR PENGAWASAN NORMA KESEHATAN KERJA.pptDASAR PENGAWASAN NORMA KESEHATAN KERJA.ppt
DASAR PENGAWASAN NORMA KESEHATAN KERJA.pptanggaeka04
 
1. Terbaru Kebijakan Kemnaker RI pada masa Pandemi Covid 19 (1).ppt
1. Terbaru Kebijakan Kemnaker RI pada masa Pandemi Covid 19 (1).ppt1. Terbaru Kebijakan Kemnaker RI pada masa Pandemi Covid 19 (1).ppt
1. Terbaru Kebijakan Kemnaker RI pada masa Pandemi Covid 19 (1).pptsikitisimisimi
 
Peraturan tentang.docx marsi k3
Peraturan tentang.docx marsi k3Peraturan tentang.docx marsi k3
Peraturan tentang.docx marsi k3YERRIPANAMUAN
 
Penerapan syarat-kesehatan-kerja
Penerapan syarat-kesehatan-kerjaPenerapan syarat-kesehatan-kerja
Penerapan syarat-kesehatan-kerjaZulfahmi Jantan
 
Uu13 Thn 2003
Uu13 Thn 2003Uu13 Thn 2003
Uu13 Thn 2003soeryadie
 
Kesehatan dan keselamatan kerja.pptx
Kesehatan dan keselamatan kerja.pptxKesehatan dan keselamatan kerja.pptx
Kesehatan dan keselamatan kerja.pptxaldamay
 
aspek Hukum bidang K3
aspek Hukum bidang K3aspek Hukum bidang K3
aspek Hukum bidang K3putra985708
 
UU No. 1 Tahun 1970.ppt
UU No. 1 Tahun 1970.pptUU No. 1 Tahun 1970.ppt
UU No. 1 Tahun 1970.pptRafli217885
 
UU 13/2003 Ketenagakerjaan
UU 13/2003 KetenagakerjaanUU 13/2003 Ketenagakerjaan
UU 13/2003 Ketenagakerjaanrudhysikumbang
 
UU-No.-1-Tahun-1970.ppt
UU-No.-1-Tahun-1970.pptUU-No.-1-Tahun-1970.ppt
UU-No.-1-Tahun-1970.pptMairodiBujang
 
UU_No_1_Tahun_1970_2_ppt.ppt
UU_No_1_Tahun_1970_2_ppt.pptUU_No_1_Tahun_1970_2_ppt.ppt
UU_No_1_Tahun_1970_2_ppt.pptLutfi419753
 
UU_No_1_Tahun_1970_2_ppt.ppt
UU_No_1_Tahun_1970_2_ppt.pptUU_No_1_Tahun_1970_2_ppt.ppt
UU_No_1_Tahun_1970_2_ppt.pptLutfi419753
 

Similar to K3-40 (20)

MAKALAH_KESEHATAN_DAN_KESELAMATAN_KERJA.docx
MAKALAH_KESEHATAN_DAN_KESELAMATAN_KERJA.docxMAKALAH_KESEHATAN_DAN_KESELAMATAN_KERJA.docx
MAKALAH_KESEHATAN_DAN_KESELAMATAN_KERJA.docx
 
Pengembangan dan Aplikasi K3 dalam Perusahaan
Pengembangan dan Aplikasi K3 dalam PerusahaanPengembangan dan Aplikasi K3 dalam Perusahaan
Pengembangan dan Aplikasi K3 dalam Perusahaan
 
ERGONOMI_KESEHATAN.ppt
ERGONOMI_KESEHATAN.pptERGONOMI_KESEHATAN.ppt
ERGONOMI_KESEHATAN.ppt
 
ERGONOMI_KESEHATAN.ppt
ERGONOMI_KESEHATAN.pptERGONOMI_KESEHATAN.ppt
ERGONOMI_KESEHATAN.ppt
 
perlindungantenagakerja-171101112247.pptx
perlindungantenagakerja-171101112247.pptxperlindungantenagakerja-171101112247.pptx
perlindungantenagakerja-171101112247.pptx
 
Perlindungan tenaga kerja
Perlindungan tenaga kerjaPerlindungan tenaga kerja
Perlindungan tenaga kerja
 
DASAR PENGAWASAN NORMA KESEHATAN KERJA.ppt
DASAR PENGAWASAN NORMA KESEHATAN KERJA.pptDASAR PENGAWASAN NORMA KESEHATAN KERJA.ppt
DASAR PENGAWASAN NORMA KESEHATAN KERJA.ppt
 
1. Terbaru Kebijakan Kemnaker RI pada masa Pandemi Covid 19 (1).ppt
1. Terbaru Kebijakan Kemnaker RI pada masa Pandemi Covid 19 (1).ppt1. Terbaru Kebijakan Kemnaker RI pada masa Pandemi Covid 19 (1).ppt
1. Terbaru Kebijakan Kemnaker RI pada masa Pandemi Covid 19 (1).ppt
 
Peraturan tentang.docx marsi k3
Peraturan tentang.docx marsi k3Peraturan tentang.docx marsi k3
Peraturan tentang.docx marsi k3
 
Penerapan syarat-kesehatan-kerja
Penerapan syarat-kesehatan-kerjaPenerapan syarat-kesehatan-kerja
Penerapan syarat-kesehatan-kerja
 
Uu13 Thn 2003
Uu13 Thn 2003Uu13 Thn 2003
Uu13 Thn 2003
 
Kesehatan dan keselamatan kerja.pptx
Kesehatan dan keselamatan kerja.pptxKesehatan dan keselamatan kerja.pptx
Kesehatan dan keselamatan kerja.pptx
 
aspek Hukum bidang K3
aspek Hukum bidang K3aspek Hukum bidang K3
aspek Hukum bidang K3
 
UU No. 1 Tahun 1970.ppt
UU No. 1 Tahun 1970.pptUU No. 1 Tahun 1970.ppt
UU No. 1 Tahun 1970.ppt
 
UU_1-1970.ppt
UU_1-1970.pptUU_1-1970.ppt
UU_1-1970.ppt
 
UU 13/2003 Ketenagakerjaan
UU 13/2003 KetenagakerjaanUU 13/2003 Ketenagakerjaan
UU 13/2003 Ketenagakerjaan
 
UU-No.-1-Tahun-1970.ppt
UU-No.-1-Tahun-1970.pptUU-No.-1-Tahun-1970.ppt
UU-No.-1-Tahun-1970.ppt
 
Uu k3 daru
Uu k3 daruUu k3 daru
Uu k3 daru
 
UU_No_1_Tahun_1970_2_ppt.ppt
UU_No_1_Tahun_1970_2_ppt.pptUU_No_1_Tahun_1970_2_ppt.ppt
UU_No_1_Tahun_1970_2_ppt.ppt
 
UU_No_1_Tahun_1970_2_ppt.ppt
UU_No_1_Tahun_1970_2_ppt.pptUU_No_1_Tahun_1970_2_ppt.ppt
UU_No_1_Tahun_1970_2_ppt.ppt
 

More from Cuci Cahayanti

Surat Balasan PK - POLBAN
Surat Balasan PK - POLBANSurat Balasan PK - POLBAN
Surat Balasan PK - POLBANCuci Cahayanti
 
Refleksi Wawasan Nusantara Sebagai Geopolitik Indonesia di Kalangan Pemuda
Refleksi Wawasan Nusantara Sebagai Geopolitik Indonesia di Kalangan PemudaRefleksi Wawasan Nusantara Sebagai Geopolitik Indonesia di Kalangan Pemuda
Refleksi Wawasan Nusantara Sebagai Geopolitik Indonesia di Kalangan PemudaCuci Cahayanti
 
Kelompok 12 Cuci Cahayanti & Tenti Tresna Yanti 2A
Kelompok 12 Cuci Cahayanti & Tenti Tresna Yanti 2AKelompok 12 Cuci Cahayanti & Tenti Tresna Yanti 2A
Kelompok 12 Cuci Cahayanti & Tenti Tresna Yanti 2ACuci Cahayanti
 
AUTOMATIC GREENHOUSE WATER TANK
AUTOMATIC GREENHOUSE WATER TANKAUTOMATIC GREENHOUSE WATER TANK
AUTOMATIC GREENHOUSE WATER TANKCuci Cahayanti
 
Control DC Motor via Bluetooth
Control DC Motor via BluetoothControl DC Motor via Bluetooth
Control DC Motor via BluetoothCuci Cahayanti
 
Refleksi wawasan nusantara sebagai geopolitik indonesia di kalangan pemuda
Refleksi wawasan nusantara sebagai geopolitik indonesia di kalangan pemudaRefleksi wawasan nusantara sebagai geopolitik indonesia di kalangan pemuda
Refleksi wawasan nusantara sebagai geopolitik indonesia di kalangan pemudaCuci Cahayanti
 

More from Cuci Cahayanti (10)

Surat Balasan PK - POLBAN
Surat Balasan PK - POLBANSurat Balasan PK - POLBAN
Surat Balasan PK - POLBAN
 
Refleksi Wawasan Nusantara Sebagai Geopolitik Indonesia di Kalangan Pemuda
Refleksi Wawasan Nusantara Sebagai Geopolitik Indonesia di Kalangan PemudaRefleksi Wawasan Nusantara Sebagai Geopolitik Indonesia di Kalangan Pemuda
Refleksi Wawasan Nusantara Sebagai Geopolitik Indonesia di Kalangan Pemuda
 
FAN-TEST-STAND-33333
FAN-TEST-STAND-33333FAN-TEST-STAND-33333
FAN-TEST-STAND-33333
 
Kelompok 12 Cuci Cahayanti & Tenti Tresna Yanti 2A
Kelompok 12 Cuci Cahayanti & Tenti Tresna Yanti 2AKelompok 12 Cuci Cahayanti & Tenti Tresna Yanti 2A
Kelompok 12 Cuci Cahayanti & Tenti Tresna Yanti 2A
 
POP-UP
POP-UPPOP-UP
POP-UP
 
AUTOMATIC GREENHOUSE WATER TANK
AUTOMATIC GREENHOUSE WATER TANKAUTOMATIC GREENHOUSE WATER TANK
AUTOMATIC GREENHOUSE WATER TANK
 
Control DC Motor via Bluetooth
Control DC Motor via BluetoothControl DC Motor via Bluetooth
Control DC Motor via Bluetooth
 
Water level logger
Water level loggerWater level logger
Water level logger
 
Pembuatan Ulir Dalam
Pembuatan Ulir DalamPembuatan Ulir Dalam
Pembuatan Ulir Dalam
 
Refleksi wawasan nusantara sebagai geopolitik indonesia di kalangan pemuda
Refleksi wawasan nusantara sebagai geopolitik indonesia di kalangan pemudaRefleksi wawasan nusantara sebagai geopolitik indonesia di kalangan pemuda
Refleksi wawasan nusantara sebagai geopolitik indonesia di kalangan pemuda
 

Recently uploaded

Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 

Recently uploaded (20)

Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 

K3-40

  • 1. Cuci Cahayanti (131611004) Mohamad Dimyati (131611017) Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
  • 2. Pendahuluan •Pengertian K3 Tujuan Perundang-undangan •Undang-undang No.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja •Undang-undang No.14 Tahun 1969 (undang-undang no. 13 tahun 2003) tentang ketenagakerjaan Kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
  • 3. Sedangkan pengertian secara keilmuan adalah suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) mempunyai makna sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya menuju masyarakat makmur dan sejahtera. Pengertian K3
  • 4. Hakikat utama dari keselamatan dan kesehatan kerja adalah : 1. Sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan tenaga kerja yang setingitingginya, dengan demikian dimaksudkan untuk kesejahteraan tenaga kerja. 2. Sebagai alat untuk meningkatkan produksi, yang berlandaskan kepada meningkatnya effisiensi dan daya produktivitas factor manusia dalam produksi.
  • 5. Menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif, tujuan tersebut dapat dicapai karena ada korelasi di antara derajat kesehatan yang tinggi dengan produktivitas kerja, yang didasarkan oleh kenyataan-kenyataan Tujuan
  • 6. Pada prinsipnya perundang-undangan dan peraturaan kesehatan dan keselamatan kerja didasarkan pada standar umum yang menyatakan , “bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan dan meningkatkan produksi dan produktivitas nasional atau perusahaan harus menyediakan bagi masing-masing karyawannya pekerjaan dan tempat bekerja yang bebas dari hal-hal yang diketahui dapat menyebabkan atau diduga dapat menyebabkan kematian atau cacat fisik yang serius bagi pekerjanya”. Perundang-undangan
  • 7. Undang-Undang ini menggantikan Veiligheids Reglement, STBl No.406 tahun 1910. Di dalam peraturan ini tercakup tentang ketentuan dan syarat-syarat keselamatan kerja dalam perencanaan, pembuatan, pengangkutan, peredaran, perdagangan, pemakaian, penggunaan, pemeliharaan, dan penyimpanan bahan, produk teknis, dan alat produksi yang mengandung dan dapat menimbulkan bahaya kecelakaan. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
  • 8. Tujuan umum dari dikeluarkannya undang-undang ini adalah agar setiap tenaga kerja dan orang lain yang berada di tempat kerja mendapat perlindungan atas keselamatannya, dan setiap sumber-sumber produksi dapat dipakai dan digunakan secara aman dan efisien sehingga akan meningkatkan produksi dan produktifitas kerja.
  • 9. Dalam Undang-undang ini yang dimaksudkan dengan : a. "tempat kerja" ialah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja bekerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya sebagaimana diperinci dalam pasal 2; termasuk tempat kerja ialah semua ruangan, lapangan, halaman dan sekelilingnya yang merupakan bagian-bagian atau yang berhubungan dengan tempat kerja tersebut; b. "pengurus" ialah orang yang mempunyai tugas memimpin langsung sesuatu tempat kerja atau bagiannya yang berdiri sendiri; c. "pengusaha" ialah : 1. orang atau badan hukum yang menjalankan sesuatu usaha milik sendiri dan untuk keperluan itu mempergunakan tempat kerja; 2. orang atau badan hukum yang secara berdiri sendiri menjalankan sesuatu usaha bukan miliknya dan untuk keperluan itu mempergunakan tempat kerja; 3. orang atau badan hukum, yang di Indonesia mewakili orang atau badan hukum termaksud pada (1) dan (2), jikalau yang diwakili berkedudukan di luar Indonesia. c. "direktur" ialah pejabat yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja untuk melaksanakan Undang-undang ini; d. "pegawai pengawas" ialah pegawai teknis berkeahlian khusus dari Departemen Tenaga Kerja; e. "ahli keselamatan kerja" ialah tenaga teknis berkeahlian khusus dari luar Departemen Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja untuk mengawasi ditaatinya Undang-undang ini. Pasal 1
  • 10. Hak dan kewajiban pengusaha dalam pelaksanaan K3 (Pasal 9 dan Pasal 14 UU1/1970) : Kewajiban pengusaha : 1. Menunjukan dan menjelaskan kepada tiap pekerja baru tentang : • kondisi-kondisi dan bahaya-bahaya di tempat kerjanya . • alat-alat pengamanan dan alat pelindung yang harus digunakan. • cara-cara dan sikap kerja yang aman dalam melaksanakan pekerjaan. 2. Memeriksakan kesehatan badan, kondisi mental dan kemampuan fisik pekerja yang akan diterima/dipindahkan. 3. Menempatkan syarat-syarat K3 yang diwajibkan ditempat kerja. 4. Memasang poster-poster K3. 5. Melakukan pemeriksaan kesehatan pekerja secara berkala. 6. Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat dan ketentuan yang berlaku bagi usaha dan tempat kerja yang dijalankan. Hak pengusaha : 1. Meminta pekerja untuk mentaati syarat-syarat dan petunjuk-petunjuk K3
  • 11. Kewajiban pekerja : Pasal 12 1. Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pegawai pengawas dan atau ahli K3. 2. Memakai alat pelindung diri. 3. Mentaati syarat-syarat K3 yang diwajibkan. Hak pekerja : 1. Meminta kepada pengusaha agar melaksanakan semua syarat K3 yang diwajibkan. 2. Menyatakan keberatan untuk bekerja apabila syarat-syarat K3 dan alat pelindung diri tidak memenuhi syarat.
  • 12. Undang-undang No. 14 Tahun 1969 tentang Ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja, undang-undang ini diganti dengan undang-undang no. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan. “bahwa sesuai dengan peranan dan kedudukan tenaga kerja, diperlukan pembangunan ketenagakerjaan untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja dan peransertanya dalam pembangunan serta peningkatan perlindungan tenaga kerja dan keluarganya sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, perlindungan terhadap tenaga kerja dimaksudkan untuk menjamin hak-hak dasar pekerja/buruh dan menjamin kesamaan kesempatan serta perlakuan tanpa diskriminasi atas dasar apapun untuk mewujudkan kesejahteraan pekerja/buruh dan keluarganya dengan tetap memperhatikan perkembangan kemajuan dunia usaha. Undang-Undang No. 14 Tahun 1969 (Undang-Undang No. 13 Tahun 2003) tentang Ketenagakerjaan
  • 13. PASAL 2 Pembangunan Ketenagakerjaan berlandaskan Pancasila daan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. PASAL 3 Pembangunan ketenagakerjaan diselenggarakan atas asas keterpaduaan dengan melalui koordinasi fungsional lintas sektoral pusat dan daerah. PASAL 4 Pembangunan ketenagakerjaan bertujuan : a. Memberdayakaaan dan mendayagunakan tenaga kerja secara optimal dan manusiawi; b. Mewujdkan pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan nasional dan daerah; c. Memberikan perlindungan kepada tenaga kerja dalam mewujudkan kesejahteraan; d. Meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dan keluarganya; Landasan, Asas dan Tujuan
  • 14. Pasal 86 1. Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas: a. keselamatan dan kesehatan kerja; b. moral dan kesusilaan; dan c. perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai- nilai agama. 2. Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja. 3. Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2 dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
  • 15. Pasal 103 Hubungan Industrial dilaksanakan melalui sarana: a. Serikat pekerja/srikat buruh b. Organisasi pengusaha c. Lembaga kerja sama bipartit d. Lembaga kerja sama tripartit e. Peraturan perusahaan f. Perjanjian kerja bersama g. Peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan, dan h. Lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial Hubungan Industrial
  • 16. Pasal 104 1. Setiap pekerjaa/buruh berhak membentuk dan menjadi anggota serikat pekerja/serikat buruh 2. dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam pasal 102, serikat pekerja/serikat buruh berhak menghimpun dan mengelola keuangan serta mempertanggungjawabkan keuangan organisasi termasuk cara mogok 3. besarnya dan tata cara pemungutan dana mogok sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) diatur dalam anggaran dasar dan/atau anggaran rumah tangga serikat pekerja/serikat buruh yang bersangkutan. Serikat Pekerja/Serikat Buruh
  • 17. Pasal 105 1. setiap pengusaha berhak membentuk dan menjadi anggota organisasi pengusaha 2. ketentuaan mengenai organisasi pengusaha diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku Organisasi Pengusaha
  • 18. Pasal 106 1. setiap perusahaan yang mempekerjakan 50 (lima puluh) orang atau lebih wajib membentuk lembaga kerja sama bipartit 2. lembaga kerja sama bipartit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berfungsi sebagai forum komunikasi, dan konsultasi mengenai hal ketenagakerjaan di perusahaan 3. susunan keanggotaan lembaga kerja sama bipartit sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri dari unsur pengusaha dan unsur pekerja/buruh yang yang ditunjuk oleh pekerja/buruh di perusahan yang bersangkutan 4. ketentuan mengenai tata cara pembentukan dan susunan keanggotaan lembaga kerja sama bipartit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (3) diatur dengan keputusan menteri Lembaga Kerja Sama Bipartit
  • 19. Pasal 107 1. lembaga kerja sama tripartit memberikan pertimbangan, saran, dan pendapat kepada pemerintah dan pihak terkait dalam penyusunan kebijakan dan pemecahan masalah ketenagakerjaan 2. lembaga kerja sama tripartit sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri dari : a. lembaga kerja sama tripartit nasional, provinsi, dan kabupaten/kota b. lembaga kerja sama tripartit sektoral nasional, provinsi, dan kabupaten/kota Lembaga Kerja Sama Tripartit