Dokumen tersebut membahas tentang peran umat beragama dalam masyarakat beradab dan sejahtera menurut agama Islam. Terdapat beberapa prinsip masyarakat madani seperti keadilan, supremasi hukum, egalitarianisme, pluralisme, dan pengawasan sosial. Umat beragama dapat mewujudkannya melalui dialog antaragama, studi agama, kesadaran pluralisme, dan kerjasama. Alquran menekankan toleransi antar umat beragama
2. PERAN UMAT BERAGAMA DALAM MEWUJUDKAN
MASYARAKAT
BERADAB DAN SEJAHTERA DALAM AGAMA ISLAM
3. A. PENGERTIAN
Masyarakat beradab dan sejahtera adalah masyarakat yang adil, terbuka, demokratis,
sejahtera, dengan kesadaran ketuhanan yang tinggi yang diterapkan dalam kehidupan sosial. Prinsip
masyarakat beradab dan sejahtera ( masyarakat madani ) adalah keadilan sosial, egalitarianisme,
pluralisme, supremasi hukum, dan pengawasan sosial. Keadilan sosial adalah tindakan adil terhadap
setiap orang dan membebaskan segala penindasan. Egalitarianisme adalah kesamaan tanpa
diskriminasi baik etnis, agama, suku. Pluralisme adalah sikap menghormati kemajemukan dengan
menerimanya secara tulus sebagai sebuah anugerah dan kebajikan. Supremasi hukum adalah
menempatkan hukum di atas segalanya dan menetapkannya tanpa memandang “atas” dan “bawah”.
4. B. PRINSIP MASYARAKAT MADANI DALAM
AGAMA ISLAM
1. Keadilan :
Menjaga hak-hak orang lain,dan memberikan hak kepada
yang berhak menerima
2. Supremasi hukum :
Upaya penegakan dan menempatkan hukum pada posisi
teringgi
3. Egalitarianisme (persamaan) :
Aliran pemikiran dalam filsafat politik yang memprioritaskan
kesetaraan sosial bagi semua orang
5. 4. Pluralisme (kemajemukan) :
Paham yang merhagai adanya perbedaan dalam
suatu masyarakat dan memperbolehkan kelompok
yang berbeda
5. Pengawasan sosial :
Sebuah mekanisme yang digunakan untuk
memastikan bahwa masyarakat dalam sebuah wilayah
bertindak sesuai dengan nilai dan norma sosial yang
ada pada suatu wilayah
6. C. PERAN UMAT BERAGAMA DALAM MEWUJUDKAN
MASYARAKAT BERADAB DAN SEJAHTERA
Peran umat beragama dalam mewujudkan masyarakat beradap dan sejahtera dapat
dilakukan, antara lain, melalui
1. Dialog untuk mengikis kecurigaan dan menumbuhkan saling pengertian.
2. Melakukan studi-studi agama.
3. Menumbuhkan kesadaran pluralisme.
4. Menumbuhkan kesadaran untuk bersama-sama mewujudkan masyarakat madani.
5. Menjaga perdamaian.
6. Saling tolong menolong.
7. Bermusyawarah dalam segala urusan.
7. D. DALIL
(QS. Al-Kafirun: 1-5),
• ْ
لُق
اَي
اَهُّيَأ
َْونُرِفاَكال
(
1
)
َْ
ل
ْ
ُدُبعَأ
اَم
َُْوندُبعَت
(
2
)
َْ
ل َو
ْ
مُتنَأ
َُْوندِباَع
اَم
ْ
ُدُبعَأ
(
3
)
َْ
ل َو
َانَأ
ْ
دِباَع
اَم
ْ
مُتدَبَع
(
4
)
َْ
ل َو
ْ
مُتنَأ
َُْوندِباَع
اَم
ْ
ُدُبعَأ
(
5
)
ْ
مُكَل
ْ
مُكُنِيد
َْيِل َو
ِِْيند
(
6
)
Artinya: Katakanlah: "Hai orang-orang kafir (1), Aku tidak akan menyembah apa yang
kamu sembah (2), Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah (3), Dan aku tidak
pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah (4), Dan kamu bukan penyembah
Tuhan yang aku sembah (5), Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku (6) (QS. Al-
Kafirun: 1-6)
8. E. MAKNA DARI QS. AL-KAFIRUN: 1-5),
Melansir dari tafsir Al Quran Kementerian Agama (Kemenag), isi kandungan lengkap surat
Al Kafirun ayat 1-6 dapat dirangkum menjadi tiga poin bahasan utama di dalamnya. Berikut
poin-poin inti dari surat ini,
1. Allah hendak menjelaskan bahwa terdapat perbedaan besar antara sifat-sifat Tuhan yang
disembah oleh umatnya Nabi Muhammad SAW dan Tuhan yang disembah oleh orang-
orang kafir. Sebab Allah SWT adalah Tuhan Yang Maha Esa dan tidak beranak maupun
diperanakkan.
2. Berkaitan dengan perbedaan sifat Tuhan dari keduanya, hal ini pun menjelaskan bahwa
adanya perbedaan dalam bentuk pelaksanaan ibadah.
3. Melalui surat Al Kafirun, Allah SWT menekankan perihal toleransi antar umat beragama.
Hal ini dilakukan melalui pengerjaan ibadah sesuai dengan ketentuan agama masing-
masing tanpa mencampur adukkan urusan keduanya
9. KESIMPULAN
Kita sebagai makhluk hidup harus saling menghormati satu sama lain
karena tidak bisa hidup sendiri dan membutuhkan bantuan orang lain. Hidup di
lingkungan masyarakat yang memiliki ajaran agama yang kuat akan menjadikan
kita pribadi yang lebih baik sehingga mampu merubah pola hidup, akhlak, perilaku,
dan tutur kata.
Dengan adanya keberagaman agama yang ada, tidak menjadikan suatu
alasan untuk kita memutuskan tali silaturahmi. Serta menjadikan keragaman
tersebut menjadi sesuatu yang mampu menyatukan perbedaan seperti budaya,
suku, ras, adat, dan agama.
10. Selesai Sudah Presentasi Kami Hari ini,
Seperti aku dan kamu yang Selesai
tanpa Pernah Dimulai
Sekian dan Terimakasih