3. Raja-Raja yang Berkuasa di
Kerajaan Mataram Islam
1. Ki Ageng Pamanahan ( Ki Gede Pamanahan )
2. Sutawijaya ( Danang sutawijaya )
3. Raden Mas Jolang ( Panembahan
Hanyakrawati / Sri Susuhunan Adi Prabu
Hanyakrawati Senapati-ing-Ngalaga
Mataram )
4. Raden Mas Rangsang (Sultan Agung Adi
Prabu Hanyakrakusuma )( Raden Mas
Jatmika )
5. Amangkurat I (Sri Susuhunan Amangkurat
Agung)
6. Amangkurat II (Raden Mas Rahmat )
5. Masa Kejayaan Kerajaan Mataram
Islam
Mataram Islam mencapai puncak kejayaannya
pada jaman Sultan Agung Hanyokrokusumo
(1613-1646). Daerah kekuasaannya mencakup
Pulau Jawa (kecuali Banten dan Batavia), Pulau
Madura, dan daerah Sukadana di Kalimantan
Barat. Pada waktu itu, Batavia dikuasai VOC
(Vereenigde Oost Indische Compagnie )
Belanda.Kekuatan militer Mataram sangat besar.
Sultan Agung yang sangat anti kolonialisme itu
menyerang VOC di Batavia sebanyak dua kali
(1628 dan 1629). Menurut Moejanto sepertiyang
dikutip oleh Purwadi (2007), Sultan Agung
memakai konsep politik keagungbinataran yang
berarti bahwa kerajaan Mataram harus berupa
6. Runtuhnya Kerajaan Mataram
Sultan Agung meninggal pada tahun
1645. Ia diganti oleh putranya yang
bergelar Amangkurat I.
Pemerintahan Amangkurat I diwarnai
dengan banyak pembunuhan/kekejaman.
Pada tahun 1674 terjadi Perang Trunajaya.
Ibukota Mataram jatuh dan Amangkurat I
melarikan diri untuk mencari bantuan VOC.
Akan tetapi sampai di Tegalarum,
Amangkurat I jatuh sakit dan akhirnya
7. Ia digantikan oleh Amangkurat II yang
sangat tunduk kepada VOC. Pada akhirnya
Trunajaya berhasil dibunuh oleh
Amangkurat II dengan bantuan VOC.
Karena tuntutan VOC kepadanya untuk
membayar ganti rugi biaya dalam perang
Trunajaya, Mataram lantas mengalami
kesulitan keuangan. Dalam kesulitan itu ia
berusaha ingkar kepada VOC.
Hubungan Amangkurat II dengan VOC
menjadi tegang dan semakin memuncak
setelah Amangkurat II mangkat dan
8. Pihak VOC tidak setuju dengan
penobatannya. Pihak VOC lantas mengakui
Paku Buwana I sebagai raja Mataram. Hal ini
menyebabkan terjadinya Perang Perebutan
Mahkota I. Akhirnya Amangkurat III
menyerah dan ia dibuang ke Sailan oleh VOC.
Paku Buwana I wafat dan digantikan oleh
Amangkurat IV, dalam pemerintahannya
dipenuhi dengan pemberontakan dan
terjadilah Perang Perebutan Mahkota II. VOC
berpihak pada Amangkurat IV sehingga para
pemberontak berhasil ditaklukkan dan
9. Amangkurat IV meninggal diganti oleh
Paku Buwana II. Pada masa
pemerintahannya terjadi pemberontakan
China terhadap VOC. Paku Buwana II
memihak China. Namun VOC berhasil
menaklukan pemberontak China. Hal ini
membuat Paku Buwana II merasa
ketakutan dan berganti berpihak kepada
VOC. Hal ini menyebabkan timbulnya
pemberontakan China menggempur
kraton, hingga Paku Buwana II melarikan
diri ke Panaraga. Dengan bantuan VOC
kraton dapat direbut kembali tetapi kraton
10. Hubungan manis Paku Buwana II dengan
VOC menyebabkan rasa tidak suka
golongan bangsawan. Terjadilah
pemberontakan terhadap raja. Paku Buwana
II menugaskan adiknya, untuk mengenyahkan
kaum pemberontak dengan janji akan
memberikan hadiah. Tetapi Paku Buwana II
mengingkari janjinya,sehingga Mangkubumi
melakukan pemberontakan bersama Raden
Mas Said. Mulailah terjadi Perang Perebutan
Mahkota III.
Paku Buwana tak mampu menghadapinya
akhirnya ia jatuh sakit dan wafat. Namun
menurut pengakuan Hogendorf, Wakil VOC
Paku Buwana II menyerahkan tahtanya
kepada VOC. Sejak saat itulah VOC merasa
berdaulat atas Mataram. Atas inisiatif VOC,
11. Kekacauan politik baru dapat
diselesaikan pada masa Pakubuwana III
setelah pembagian wilayah Mataram
menjadi dua yaitu Kesultanan Yogyakarta
dan Kasulnanan Surakarta. Pembagian
wilayah ini tertuang dalam Perjanjian
Giyanti. Berakhirlah era Mataram sebagai
satu kesatuan politik dan wilayah.
Walaupun demikian sebagian masyarakat
Jawa beranggapan bahwa Kesultanan
Yogyakarta dan Kasulnanan Surakarta
adalah "ahli waris" dari Kesultanan
Mataram.
13. I. Sumber- Sumber Berita:
1. Babad Tanah Djawi
2. Babad Meinsma
3. Serat Kandha
4. Serat Centini
5. Serat Cabolek
6. Serat Dharma Wirayat (yang sangat populer sebagai karya Sri Paku
Alam III.)
7. Serat Nitipraja
8. Babad Sangkala
9. Babad Sankalaniang Momana
14. II. Seni dan Tradisi
1. Sastra Ghending karya Sultan Agung
2. Tahun Saka
Pada tahun 1633, Sultan Agung mengganti perhitungan
tahun Hindu yang berdasarkan perhitungan matahari dengan
tahun Islam yang berdasarkan perhitungan bulan
3. Kerajinan Perak
Perak Kotagede sangat terkenal hingga ke mancanegara,
kerajinan ini warisan dari orang-orang Kalang.
15. 4. Kalang Obong
Upacara tradisional kematian orang Kalang, upacara
ini seperti Ngaben di Bali, tetapi upacara Kalang Obong
ini bukan mayatnya yg dibakar melainkan pakaian dan
barang-barang peninggalannya
5. Kue Kipo
Makanan tradisional ini sangat khas dan hanya ada di
Kotagede, terbuat dari kelapa, tepung, dan gula merah.
16. 6. Pertapaan Kembang Lampir
Kembang Lampir merupakan petilasan Ki Ageng
Pemanahan yang terletak di Desa Girisekar, Kecamatan
Panggang, Kabupaten Gunung Kidul. Tempat ini merupakan
pertapaan Ki Ageng Pemanahan ketika mencari wahyu
karaton Mataram.
17. III. Bangunan- Bangunan, Benda Pusaka, dan
Lainnya:
1. Segara Wana dan Syuh Brata
Adalah meriam- meriam yang sangat indah yang
diberikan oleh J.P. Coen (pihak Belanda) atas perjanjiannya
dengan Sultan Agung. Sekarang meriam itu diletakkan di
depan keraton Surakarta dan merupakan meriam yang
paling indah di nusantara.
18. 2. Puing - puing / candi- candi Siwa dan Budha di daerah aliran
Sungai Opak dan Progo yang bermuara di Laut Selatan.
3. Batu Datar di Lipura yang tidak jauh di barat daya
Yogyakarta
4. Baju “keramat” Kiai Gundil atau Kiai Antakusuma
5. Masjid Agung Negara
Masjid Agung dibangun oleh PB III tahun 1763 dan
selesai pada tahun 1768.
19. 6. Masjid Jami Pakuncen
Masjid Jami Pekuncen yang berdiri di Tegal Arum, Kabupaten
Tegal, Jawa Tengah, merupakan salah bangunan peninggalan Islam
yang dibuat Sunan Amangkurat I sebagai salah satu tempat
penting untuk penyebaran Islam kala itu.
7. Gerbang Makam Kota Gede
Gerbang ini adalah perpaduan unsur bangunan Hindu dan
Islam.
20. 8. Masjid Makam Kota Gede
Sebagai kerajaan Islam, Mataram memiliki banyak
peninggalan masjid kuno, inilah masjid di komplek makam
Kotagede yang bangunannya bercorak Jawa.
9. Bangsal Duda
10. Rumah Kalang
11. Makam Raja- Raja Mataram di Imogiri
23. Pertanyaan
Asrining : Tujuan upacara kalang obong?
Kenapa kok niru ngaben?
Afsana : Petilasan itu apa?
Hanifah : kenapa kok Mangkubumi sama
raden Mas Said memberontak?
Galang : Maksud dari Sastra Gending?