1. ARSITEKTUR BANGUNAN
VERNAKULAR SEBAGAI TANGGAPAN
TERHADAP IKLIM UNTUK
KENYAMANAN TERMAL
(STUDI KASUS :
RUMAH BUBUNGAN TINGGI /RUMAH BANJAR)
OLEH : KHAIRULLAH G251140081
3. • Kenyamanan Thermal adalah Interval dari kondisi iklim yang
nyaman dan diperbolehkan di dalam suatu gedung/bangunan
• Analisis kondisi iklim : Mendesain dan merancang bangunan
dan kota
Pendahuluan
Analysis of
Climate
Condition
Efisiensi Penggunaan
energy for heating
and cooling
Kenyamanan
Optimal
Givoni : kenyamanan
diutamakan pada :
1. Suhu udara
2. Kelembaban udara
3. Pergerakan udara
4. Radiasi matahari
4. Pengaruh Iklim terhadap
Bangunan Rumah
Prof. Gerd Jendritzky :
“Cara-cara yang dapat dilakukan misalnya dengan
mengubah tata kota, menambah jalur hijau dan
menyesuaikan arsitektur gedung-gedung. Sebagian
besar rumah adat dibangun sedemikian rupa
sehingga sesuai dengan iklim atau cuaca setempat.
Rumah-rumah harus disesuaikan sedemikian rupa
sehingga sesuai dengan iklim dan cuaca setempat.
Rumah-rumah harus disesuaikan agar tahan cuaca
yang ekstrem, baik suhu sangat dingin maupun
sangat panas.”
Jadi : Bangunan rumah berpengaruh terhadap
penyesuaian manusia terhadap iklim di daerahnya
5. PERMASALAHAN
Vernacular (vernaculus, domestik, indigenous) :
jenis arsitektur (rumah) asli lokal erat kondisi
setempat ia tumbuh (Rapoport, 1969)
Karakteristik iklim tropis
yang lembab
Arsitektur yang spesifik
Arsitek yang tanggap
terhadap iklim
Arsitek tradisional
Indonesia (sumbangan
pengetahuan ilmiah
kontekstual “karakter
tempat”/ vernacular )
6. IKLIM TROPIS LEMBAB DI KALSEL
Ciri-ciri iklim tropis basah :
a) Curah hujan tinggi
b) Kelembaban tinggi
c) Temperatur hampir selalu tinggi, selalu tambah besar
d) Angin sedikit
e) Radiasi matahari sedang sampai kuat
f) Pertukaran panas kecil karena kelembaban tinggi
(udara sudah jenuh oleh uap air), sehingga air tidak
mudah menguap
Letak geografis kota
Banjarmasin 3⁰15´-
3⁰ 22´ LS ; 114 ⁰98´-
114 ⁰38´ BT.
Ketinggian rata-rata
0,16 m di bawah
permukaan laut
kemiringan 0,13 %
Daerah paya (rawa)
dan relatif datar.
7. Permasalahan yang ditimbulkan oleh iklim
tropis basah
Radiasi matahari/terik matahari tinggi mengakibatkan
pemanasan yang berlebihan
Suhu udara cukup tinggi seringkali di atas batas
ambang kenyamanan manusia
Curah hujan tinggi, seringkali menyebabkan banjir
atau genangan air yang berlebihan
Kelembaban tinggi, memberikan efek
ketidaknyamanan termis
Kecepatan angin rendah, kurang mendukung
kenyamanan
Rayap dan serangga merusak bangunan/komponen
bangunan
8. SOLUSI : Empat modifikasi
interaksi antara bangunan dan lingkungan
Desain utama dari bangunan terhadap interaksi terhadap lingkungan :
1. Bentuk suatu bangunan
2. Orientasi dan kondisi naungan dari jendela
3. Orientasi dan warna dinding
4. Ukuran dan lokasi jendela dari segi ventilasi
5. Pengaruh dari kondisi ventilasi suatu bangunan terhadap suhu di dalam ruangan
1. Efektivitas pancaran sinar matahari terhadap elemen yang tembus maupun tidak
tembus cahaya dari bangunan tersebut (dinding dan atap)
2. Efektivitas peningkatan panas matahari terhadap bangunan
3. Peningkatan Pemanasan secara konduktif dan konvektif atau pengurangannya
terhadap udara lingkungan
4. Kemampuan dari ventilas alami dan pendinginan pasif dari bangunan
9. Rumah bubungan tinggi
(Rumah Banjar)
• Atap lancip sudut (45⁰). Bahan atap sirap (kayu ulin) atau daun rumbia.
• Dinding : papan dipasang berdiri, di samping tiang juga Turus Tawing dan Balabad
untuk menempelkan. Bahan papan Ulin dinding muka. Bagian samping dan
belakang serta dinding Tawing Halat menggunakan kayu Ulin atau Lanan. Pada
bagian Anjung Kiwa, Anjung Kanan, Anjung Jurai dan Ruang Padu, terkadang
dindingnya menggunakan Palupuh. Memiliki bukaan yang cukup banyak untuk
sirkulasi udara (agar udara bisa banyak masuk ke bangunan ).
• Ketinggian : Keadaan berawa-rawa di tepi sungai, bangunan dengan lantai yang
tinggi, karena waktu air pasang hampir seluruh wilayah terkena air. Pondasi, tiang
dan tongkat sangat berperan. Pondasi konstruksi paling dasar : kayu Kapur Naga
atau kayu Galam. Tiang dan tongkat : kayu ulin, dengan jumlah mencapai 60
batang untuk tiang dan 120 batang untuk tongkat.
• Kerangka rumah ini : ukuran tradisional depa/tapak kaki dengan ukuran ganjil.
• Lantai : lantai biasa, terdapat pula lantai yang disebut dengan Lantai Jarang atau
Lantai Ranggang. Lantai Ranggang ini biasanya terdapat di Surambi Muka, Anjung
Jurai dan Ruang Padu, yang merupakan tempat pembasuhan atau pambanyuan.
Sedangkan yang di Anjung Jurai untuk tempat melahirkan dan memandikan
jenazah. Biasanya bahan yang digunakan untuk lantai adalah papan ulin selebar 20
cm, dan untuk Lantai Ranggang dari papan Ulin selebar 10 cm
10. Cara-cara rumah bubungan tinggi menanggapi iklim :
1) BENTUK BANGUNAN
• Bentuk rumah panggung (arsitektur venacular),
• Bentuk atap volume besar menjulang penyimpan panas
(thermal mass)
• Kemiringan tinggi atap limpasan air hujan
• Teritisan lebar di bagian depan menaungi matahari
• Peninggian lantai (2 m) menghindarkan pasang surut air rawa,
menghindari luapan air sungai dan mengurangi kelembaban (kolong
tak difungsikan cuma untuk menyimpan balok)
11. 2) MATERIAL
• Bahan yang adaftif terhadap iklim setempat.
• Kayu khas kalimantan : galam (Melaleuca sp) dan kayu besi/ulin
(Eusideroxilon zwageri).
• Galam tahan air (pondasi ditanam di air rawa)
• Ulin adaptif terhadap panas/ hujan (lantai s/d atap). Celah antar
sambungan untuk memasukkan angin dan cahaya.
• Atap dari ulin dibuat lembaran (sirap), disusun berlapis-lapis agar air
merembes dan udara masuk. Penutup atap tanpa plafon.
12. 3) ELEMEN PENGENDALI IKLIM
: panggung, lantai papan bercelah, dinding depan vertikal,
beranda, ventilasi (bukaan), tritisan (shading), atap
(thermal mass), penutup atap (sirap) (Saud & Aufa, 2012)
13. Elemen pengendali iklim
• Panggung : mengatasi RH, gangguan air pasang &
melewatkan angin.
• Lantai papan & dinding bercelah : ventilasi.
• Beranda : area transisi agar tak tampias/ silau
• Bukaan pintu/jendela penghawaan/ pencahayaan
• Teritisan shading
• Atap volume besar massa penyimpan panas.
Didukung plafon di bagian utama
• Penutup atap sirap disusun berlapis menghindarkan
air hujan masuk dan memasukkan udara melalui
renggangannya.
14. Terima
Kasih
DAFTAR PUSTAKA
Saud, M.I dan Aufa, N. 2012. Tanggapan
terhadap Iklim sebagai Perwujudan Nilai
Vernakular pada Rumah Bumbungan
Tinggi. LANTING Journal of Architecture.
Vol. 1 No. 2. Agustus 2012. Hal. 106-116.