SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
ANALISA SPASIAL
NORMAL KETERSEDIAAN AIR TANAH
BULANAN DI KALIMANTAN SELATAN
1981-2010
OLEH : KHAIRULLAH, SP
STASIUN KLIMATOLOGI BANJARBARU
http://www.klimatologibanjarbaru.com/
http://ustadzklimat.blogspot.com/
Facebook :
Stasiun klimatologi Banjarbaru
Khairullah Wahid
• ABSTRAK
Ketersediaan Air Tanah adalah banyaknya air di
dalam tanah yang tersedia bagi tanaman yaitu
berada pada kisaran Kapasitas Lapang (KL) dan Titik
Layu Permanen (TLP). Neraca air lahan bulanan di
Kalimantan Selatan dihitung dengan metode
Thornwaite and Matter pada 75 lokasi yang
mempunyai normal curah hujan 1981-2010,
dilanjutkan dengan menentukan tingkat ketersediaan
air tanah dan pemetaannya. Tingkat Ketersediaan Air
Tanah di Kalimantan Selatan pada bulan September
dan Oktober paling besar dalam kondisi kurang
sebanyak 82,7% dari seluruh pos hujan yang ada.
• Kata kunci :evapotranspirasi, ketersediaan air tanah, kapasitas lapang, neraca
air lahan
PENDAHULUAN
Kalimantan Selatan Secara Geografis :
1. Di bagian tenggara Kalimantan
2. Diapit pegunungan Meratus (dataran
tinggi di sekitarnya)
3. Dataran rendah di barat dan pantai
bagian timur
Kalimantan Selatan Secara Iklim ;
1. Mempunyai 10 Zona Musim (ZOM)
(monsun)
2. Mempunyai 1 Non ZOM (N37)
Neraca air merupakan penjelasan tentang
hubungan kesetimbangan antara aliran masuk
(inflow) dan aliran keluar (outflow) dari air di suatu
daerah hamparan lahan pada suatu periode
tertentu dari proses sirkulasi air.
Neraca air menurut fungsi meteorologis sangat
diperlukan untuk mengevaluasi ketersediaan air
tanah di daerah tertentu, khususnya untuk
mengetahui kapan dan seberapa besar surplus dan
defisit yang terjadi di wilayah yang ditinjau.
Menentukan Evapotranspirasi dengan
Metode Thornwaite
a
I
t
ETP 





=
10
16
514.1
5






=
t
i =
Des
Jan
iI
Dalam cm untuk 30 hari
dan panjang hari 12 jam
bakuETP
YX
ETPkor 











=
1230
PENDAHULUAN
Tujuan :
• Menentukan Normal Ketersediaan Air Tanah di Kalsel untuk
keperluan Pertanian.
• Menentukan : Daerah mana & Kapan saja daerah yang
Ketersediaan Air Tanah “Cukup” dan “Kurang” untuk antisipasi
kekeringan.
DATA
• CURAH HUJAN RATA-RATA 75 POS HUJAN KALSEL YG
ADA NORMAL 1981-2010
• SUHU RATA-RATA 7 STASIUN (3 STASIUN BMKG :
STAKLIM BANJARBARU, STAMET SYAMSUDIN NOOR,
STAMET STAGEN & 4 SMPK : SUNGAI RAYA,
PELAIHARI, SUNGAI TABUK, PANTAI HAMBAWANG)
• POS YANG TAK ADA SUHU DIDUGA DG STASIUN
IKLIM TERDEKAT
DATA DAN METODE
DATA DAN
METODE
% AIR TANAH TERSEDIA :
KURANG : < 40%
SEDANG : 40-60%
CUKUP : >60%
DATA DAN METODE :
TABEL NERACA AIR
Bulan CH Etp CH - Etp APWL KAT Dkat Eta Defisit Surplus
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agt
Sep
Okt
Nov
Des
NERACA AIR LAHAN MENURUT
THORNWAITE & MATTER (1957)
TAHAP URAIAN
1 Mengisi kolom presipitasi (CH)
2 Mengisi kolom ETP
3 Menghitung CH – ETP
4 Nilai negatif pada tahap 3 diakumulasikan per dasarian /bulan sebagai nilai APWL, diisi
pada kolom tsb
5 Mengisi nilai KAT dari tabel berdasarkan nilai APWL, mulai dasarian/bulan pertama terjadi
APWL hingga terakhir
6 Lanjutkan pengisian kolom KAT dengan menambah nilai KAT akhir dan nilai positif dari
(CH-ETP) berikutnya, hingga KAT maksimum (KAT = KL) . KAT = KL X k |APWL| ;
k=1.000412351+(-1.073807306/KL)
7 Mengisi KAT = KL hingga bulan/ dasarian akhir
8 Mengisi kolom dKAT dengan cara dKAT = KATn – KATn-1
9 Mengisi kolom ETA untuk bulan/ dasarian terjadi APWL (ETA = CH + dKAT). Pada
dasarian / bulantidak terjadi APWL, maka ETA = ETP
10 Mengisi kolom defisit (D = ETP – ETA)
11 Mengisi kolom surplus (S) pada dasarian/bulan tidak defisit
S = CH – ETP – dKAT
CONTOH PENENTUAN ETp METODE
THORNWAITE STAKLIM BANJARBARU
Bulan Suhu i ETP Σhari N ETP kor
Januari 26.2 12.27 127.4 31 12.2 133.9
Februari 26.3 12.36 129.6 28 12.2 123.0
Maret 26.6 12.54 134.5 31 12.1 140.2
April 26.8 12.71 138.9 30 12.1 140.1
Mei 27.0 12.81 141.8 31 12 146.5
Juni 26.5 12.52 133.8 30 11.9 132.7
Juli 26.0 12.14 124.0 31 11.9 127.1
Agustus 26.3 12.34 129.1 31 12 133.4
September 26.9 12.76 140.3 30 12 140.3
Oktober 27.2 12.99 146.5 31 12.2 153.9
November 26.7 12.66 137.6 30 12.2 139.9
Desember 26.3 12.33 129.0 31 12.2 135.5
I = 150.42
a = 3.741
Bulan CH Etp
CH -
Etp
APWL KAT Dkat Eta Defisit Surplus
Jan 360.2 133.9 226.4 0.0 300.0 0.0 133.9 0.0 226.4
Feb 272.4 123.0 149.4 0.0 300.0 0.0 123.0 0.0 149.4
Mar 299.0 140.2 158.8 0.0 300.0 0.0 140.2 0.0 158.8
Apr 258.7 140.1 118.6 0.0 300.0 0.0 140.1 0.0 118.6
Mei 185.5 146.5 39.0 0.0 300.0 0.0 146.5 0.0 39.0
Jun 132.4 132.7 -0.3 -0.3 299.7 -0.3 132.6 0.0 0.0
Jul 104.1 127.1 -23.0 -23.3 278.7 -21.1 125.1 1.9 0.0
Agt 59.4 133.4 -74.0 -97.2 220.4 -58.3 117.7 15.7 0.0
Sep 69.8 140.3 -70.5 -167.7 176.2 -44.2 114.0 26.3 0.0
Okt 143.0 153.9 -10.9 -178.6 170.3 -6.0 149.0 4.9 0.0
Nov 226.5 139.9 86.5 0.0 256.8 86.5 139.9 0.0 0.0
Des 355.3 135.5 219.8 0.0 300.0 43.2 135.5 0.0 176.5
CONTOH NERACA AIR :
STAKLIM BANJARBARU
DATA DAN METODE
http://ponce.sdsu.edu/onlinethornthwaite.php/
http://mmahbub.wordpress.com/2010/05/04/modul-menghitung-neraca-air-lahan/
METODE :
EVAPOTRANSPIRASI POTENSIAL THORNWAITE DAN NERACA AIR LAHAN
DENGAN MICROSOFT EXCELL DIBANTU APLIKASI :
HASIL & PEMBAHASAN: NORMAL KETERSEDIAAN AIR
TANAH KALSEL 1981-2010 JANUARI S/D MARET
HASIL & PEMBAHASAN: NORMAL KETERSEDIAAN AIR
TANAH KALSEL 1981-2010 APRIL S/D JUNI
HASIL & PEMBAHASAN: NORMAL KETERSEDIAAN AIR
TANAH KALSEL 1981-2010 JULI S/D SEPTEMBER
HASIL & PEMBAHASAN: NORMAL KETERSEDIAAN AIR
TANAH KALSEL 1981-2010 OKTOBER S/D DESEMBER
HASIL & PEMBAHASAN
• JANUARI : Ketersediaan air tanah “cukup” 100% (75 lokasi)
Surplus tertinggi : Mataraman (Kab. Banjar) 273 mm.
• FEBRUARI : Ketersediaan air tanah “cukup” 100% (75 lokasi)
Surplus tertinggi : Murung Pudak (Kab. Tabalong) 195 mm.
• MARET : Ketersediaan air tanah “cukup” 100% (75 lokasi)
Surplus tertinggi : Danau Salak/Atanik (Kab. Banjar) 187 mm.
• APRIL : Ketersediaan air tanah “cukup” 100% (75 lokasi)
Surplus tertinggi : Mataraman (Kab. Banjar) 273 mm.
• MEI : Ketersediaan air tanah “cukup” 100% (75 lokasi) Surplus
tertinggi : Kertak Hanyar (Kab. Banjar) 159 mm.
• JUNI : Ketersediaan air tanah “cukup” 90.7% (67 lokasi),
“sedang” 6.7% (5 lokasi), “kurang” 1.3% (1 lokasi). Surplus
tertinggi : Kintap (Kab. Tala) 250 mm, defisit Sei Tabuk (Kab.
Banjar) 20 mm.
• JULI : Ketersediaan air tanah “cukup” 76% (57 lokasi). “sedang” 14.7% (11
lokasi), “kurang” 9.3% (7 lokasi) Surplus tertinggi : Kintap (Kab. Tala) 156 mm.
Defisit terbesar Sei. Tabuk (Kab. Banjar) 30 mm.
• AGUSTUS : Ketersediaan air tanah “cukup” 21.3% (16 lokasi). “sedang” 30.7%
(23 lokasi), “kurang” 48% (36 lokasi) Surplus tertinggi : Kintap (Kab. Tala) 156
mm. Defisit terbesar Sei. Tabuk (Kab. Banjar) 55 mm.
• SEPTEMBER : Ketersediaan air tanah “cukup” 13.3% (10 lokasi). “sedang” 4%
(3 lokasi), “kurang” 82.7% (62 lokasi). Surplus tertinggi : Karang Bintang (Kab.
Tanbu) 92 mm. Defisit terbesar Babirik (Kab. Hulu Sungai Utara) 69 mm.
• OKTOBER : Ketersediaan air tanah “cukup” 13.3% (10 lokasi). “sedang” 6.7% (8
lokasi), “kurang” 82.7% (62 lokasi). Surplus tertinggi : Karang Bintang (Kab.
Tanbu) 61 mm. Defisit terbesar Tiwingan Lama (Kab. Banjar) 28 mm.
• NOVEMBER : Ketersediaan air tanah “cukup” 72% (54 lokasi). “sedang”
14.7% (11 lokasi), “kurang” 13.3% (10 lokasi). Surplus tertinggi : Murung
Pudak (Kab. Tabalong) 159 mm.
• DESEMBER : Ketersediaan air tanah “cukup” 97.3% (73 lokasi). “sedang” 2.7%
(2 lokasi), Surplus tertinggi : Takisung (Kab. Tala) 292 mm.
HASIL & PEMBAHASAN
• Normal ketersediaan air tanah “kurang” paling banyak terjadi
September & Oktober 82.7% (62 lokasi).
• September & Oktober puncak musim kemarau di daerah
Kalimantan Selatan yang monsun (di barat pegunungan
Meratus) bersesuaian dengan ketersediaan air tanahnya yang
“kurang”.
• Di sebagian Kab. Tanbu, Tala dan Kotabaru (di timur
pegunungan Meratus) ada yang normal ketersediaan airnya
selalu “cukup”.
KESIMPULAN
• Normal tingkat ketersediaan air tanah di Kalimantan
Selatan dalam kondisi “kurang” paling banyak terjadi
pada bulan September dan Oktober mencapai 82.7%
dari pos hujan yang ada, pada saat puncak musim
kemarau.
• Di bagian barat Kalimantan Selatan daerah yang normal
tingkat ketersediaan tanahnya selalu “cukup” di
sebagian Tanah Laut, Tanah Bumbu dan Kotabaru.
• Pola hujan di barat Kalimantan Selatan yang monsun
bersesuaian dengan pola ketersediaan air tanahnya.
DAFTAR PUSTAKA
Allen, R G, Pereira, LS, Raes, D, Smith, M. 1998.Crop Evapotranspiration - Guidelines for Computing Crop Water
Requirements – FAO Irrigation and drainage paper 56.
Anonim. 2012. Buletin Agroklimat. Vol.1. No.8 – Agustus 2012.Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika.
Jakarta.
Khairullah. 2012. Penentuan Klasifikasi Iklim Schmidt-Ferguson di Kalimantan Selatan. Laporan Teknis Intern.
Purbawa, I.G.A dan Wiryajaya, I.N.G. 2009.Analisis Spasial Normal Ketersediaan Air Tanah Bulanan di Provinsi
Bali.Buletin Meteorologi Klimatologi dan Geofisika.Vol. 5.No. 2.Juni 2009.
Rusmayadi, G. Dinamika Kandungan Air Tanah di Areal Perkebunan Sawit dan Karet dengan Pendekatan Neraca
Air Tanaman. J. Agriscientae. Vol. 18.No. 2.Agustus 2011.
Sabaruddin, L. 2012. Agroklimatologi: Aspek-Aspek Klimatik untuk Budidaya Tanaman. Penerbit Alfabeta.
Bandung.
Syaifullah, D. 2004. Analisis Spasial Defisit Air di Kalimantan Selatan dan Peluang Penerapan Teknologi
Modifikasi Cuaca.Jurnal Meteorologi dan Geofisika.Vol 5.No. 2.Juli-September. 2004.
http://mmahbub.wordpress.com/2010/05/04/modul-menghitung-neraca-air-lahan/ diakses tanggal 2 Maret
2013.
http://ponce.sdsu.edu/onlinethornthwaite.php/ diakses tanggal 1 Maret 2013.
TERIMA
KASIH

More Related Content

More from Khairullah Khairullah

Profil Suhu tanah di Daerah Tropis.pdf
Profil Suhu tanah di Daerah Tropis.pdfProfil Suhu tanah di Daerah Tropis.pdf
Profil Suhu tanah di Daerah Tropis.pdfKhairullah Khairullah
 
Memahami Informasi Iklim dan Agroklimatologi Cabai Hiyung
Memahami Informasi Iklim dan Agroklimatologi Cabai HiyungMemahami Informasi Iklim dan Agroklimatologi Cabai Hiyung
Memahami Informasi Iklim dan Agroklimatologi Cabai HiyungKhairullah Khairullah
 
Evolusi Iklim dan Bukti Perubahan Iklim
Evolusi Iklim dan Bukti Perubahan IklimEvolusi Iklim dan Bukti Perubahan Iklim
Evolusi Iklim dan Bukti Perubahan IklimKhairullah Khairullah
 
RISIKO LINGKUNGAN PERTANIAN TERHADAP PERUBAHAN IKLIM.pdf
RISIKO LINGKUNGAN PERTANIAN TERHADAP PERUBAHAN IKLIM.pdfRISIKO LINGKUNGAN PERTANIAN TERHADAP PERUBAHAN IKLIM.pdf
RISIKO LINGKUNGAN PERTANIAN TERHADAP PERUBAHAN IKLIM.pdfKhairullah Khairullah
 
POTRET PELAKSANAAN SIH3 DI KALIMANTAN SELATAN
POTRET PELAKSANAAN SIH3 DI KALIMANTAN SELATANPOTRET PELAKSANAAN SIH3 DI KALIMANTAN SELATAN
POTRET PELAKSANAAN SIH3 DI KALIMANTAN SELATANKhairullah Khairullah
 
Pengolahan SPI (Standardized Precipitation Index )
Pengolahan SPI (Standardized Precipitation Index )Pengolahan SPI (Standardized Precipitation Index )
Pengolahan SPI (Standardized Precipitation Index )Khairullah Khairullah
 
Kepemimpinan pemuda milenial dalam pertanian
Kepemimpinan pemuda milenial dalam pertanianKepemimpinan pemuda milenial dalam pertanian
Kepemimpinan pemuda milenial dalam pertanianKhairullah Khairullah
 
Iklim ekstrem dan pertanian rawa lebak
Iklim ekstrem dan pertanian rawa lebakIklim ekstrem dan pertanian rawa lebak
Iklim ekstrem dan pertanian rawa lebakKhairullah Khairullah
 
Tungro wereng hijau dan hubungan dengan iklim
Tungro wereng hijau dan hubungan dengan iklimTungro wereng hijau dan hubungan dengan iklim
Tungro wereng hijau dan hubungan dengan iklimKhairullah Khairullah
 
Kenyamanan termal dan iklim di Rumah Banjar
Kenyamanan termal dan iklim di Rumah BanjarKenyamanan termal dan iklim di Rumah Banjar
Kenyamanan termal dan iklim di Rumah BanjarKhairullah Khairullah
 
Khairullah tugas 1a kerapatan stasiun
Khairullah tugas 1a kerapatan stasiunKhairullah tugas 1a kerapatan stasiun
Khairullah tugas 1a kerapatan stasiunKhairullah Khairullah
 

More from Khairullah Khairullah (20)

Profil Suhu tanah di Daerah Tropis.pdf
Profil Suhu tanah di Daerah Tropis.pdfProfil Suhu tanah di Daerah Tropis.pdf
Profil Suhu tanah di Daerah Tropis.pdf
 
El Nino Pengertian dan Dampaknya
El Nino Pengertian dan DampaknyaEl Nino Pengertian dan Dampaknya
El Nino Pengertian dan Dampaknya
 
Memahami Informasi Iklim dan Agroklimatologi Cabai Hiyung
Memahami Informasi Iklim dan Agroklimatologi Cabai HiyungMemahami Informasi Iklim dan Agroklimatologi Cabai Hiyung
Memahami Informasi Iklim dan Agroklimatologi Cabai Hiyung
 
Evolusi Iklim dan Bukti Perubahan Iklim
Evolusi Iklim dan Bukti Perubahan IklimEvolusi Iklim dan Bukti Perubahan Iklim
Evolusi Iklim dan Bukti Perubahan Iklim
 
Perubahan Iklim Natural
Perubahan Iklim Natural Perubahan Iklim Natural
Perubahan Iklim Natural
 
RISIKO LINGKUNGAN PERTANIAN TERHADAP PERUBAHAN IKLIM.pdf
RISIKO LINGKUNGAN PERTANIAN TERHADAP PERUBAHAN IKLIM.pdfRISIKO LINGKUNGAN PERTANIAN TERHADAP PERUBAHAN IKLIM.pdf
RISIKO LINGKUNGAN PERTANIAN TERHADAP PERUBAHAN IKLIM.pdf
 
POTRET PELAKSANAAN SIH3 DI KALIMANTAN SELATAN
POTRET PELAKSANAAN SIH3 DI KALIMANTAN SELATANPOTRET PELAKSANAAN SIH3 DI KALIMANTAN SELATAN
POTRET PELAKSANAAN SIH3 DI KALIMANTAN SELATAN
 
Pengolahan SPI (Standardized Precipitation Index )
Pengolahan SPI (Standardized Precipitation Index )Pengolahan SPI (Standardized Precipitation Index )
Pengolahan SPI (Standardized Precipitation Index )
 
Kepemimpinan pemuda milenial dalam pertanian
Kepemimpinan pemuda milenial dalam pertanianKepemimpinan pemuda milenial dalam pertanian
Kepemimpinan pemuda milenial dalam pertanian
 
Pengolahan data iklim
Pengolahan data iklimPengolahan data iklim
Pengolahan data iklim
 
Iklim ekstrem dan pertanian rawa lebak
Iklim ekstrem dan pertanian rawa lebakIklim ekstrem dan pertanian rawa lebak
Iklim ekstrem dan pertanian rawa lebak
 
Tungro wereng hijau dan hubungan dengan iklim
Tungro wereng hijau dan hubungan dengan iklimTungro wereng hijau dan hubungan dengan iklim
Tungro wereng hijau dan hubungan dengan iklim
 
Evapotranspirasi dan curah hujan
Evapotranspirasi dan curah hujanEvapotranspirasi dan curah hujan
Evapotranspirasi dan curah hujan
 
Kenyamanan termal dan iklim di Rumah Banjar
Kenyamanan termal dan iklim di Rumah BanjarKenyamanan termal dan iklim di Rumah Banjar
Kenyamanan termal dan iklim di Rumah Banjar
 
Bagaimana tipe hujan kalsel
Bagaimana tipe hujan kalsel Bagaimana tipe hujan kalsel
Bagaimana tipe hujan kalsel
 
Makalah interaksi iklim dan tanaman
Makalah interaksi iklim dan tanamanMakalah interaksi iklim dan tanaman
Makalah interaksi iklim dan tanaman
 
Bahan ajar ipb s2-agromet
Bahan ajar ipb s2-agrometBahan ajar ipb s2-agromet
Bahan ajar ipb s2-agromet
 
Kelompok 3 tugas_3b_analisa soi
Kelompok 3 tugas_3b_analisa soiKelompok 3 tugas_3b_analisa soi
Kelompok 3 tugas_3b_analisa soi
 
Khairullah tugas 1a kerapatan stasiun
Khairullah tugas 1a kerapatan stasiunKhairullah tugas 1a kerapatan stasiun
Khairullah tugas 1a kerapatan stasiun
 
PENGAMATAN FENOLOGI
PENGAMATAN FENOLOGIPENGAMATAN FENOLOGI
PENGAMATAN FENOLOGI
 

Analisis Spasial Ketersediaan Air Tanah Kalsel 1981-2010

  • 1. ANALISA SPASIAL NORMAL KETERSEDIAAN AIR TANAH BULANAN DI KALIMANTAN SELATAN 1981-2010 OLEH : KHAIRULLAH, SP STASIUN KLIMATOLOGI BANJARBARU http://www.klimatologibanjarbaru.com/ http://ustadzklimat.blogspot.com/ Facebook : Stasiun klimatologi Banjarbaru Khairullah Wahid
  • 2. • ABSTRAK Ketersediaan Air Tanah adalah banyaknya air di dalam tanah yang tersedia bagi tanaman yaitu berada pada kisaran Kapasitas Lapang (KL) dan Titik Layu Permanen (TLP). Neraca air lahan bulanan di Kalimantan Selatan dihitung dengan metode Thornwaite and Matter pada 75 lokasi yang mempunyai normal curah hujan 1981-2010, dilanjutkan dengan menentukan tingkat ketersediaan air tanah dan pemetaannya. Tingkat Ketersediaan Air Tanah di Kalimantan Selatan pada bulan September dan Oktober paling besar dalam kondisi kurang sebanyak 82,7% dari seluruh pos hujan yang ada. • Kata kunci :evapotranspirasi, ketersediaan air tanah, kapasitas lapang, neraca air lahan
  • 3. PENDAHULUAN Kalimantan Selatan Secara Geografis : 1. Di bagian tenggara Kalimantan 2. Diapit pegunungan Meratus (dataran tinggi di sekitarnya) 3. Dataran rendah di barat dan pantai bagian timur Kalimantan Selatan Secara Iklim ; 1. Mempunyai 10 Zona Musim (ZOM) (monsun) 2. Mempunyai 1 Non ZOM (N37)
  • 4. Neraca air merupakan penjelasan tentang hubungan kesetimbangan antara aliran masuk (inflow) dan aliran keluar (outflow) dari air di suatu daerah hamparan lahan pada suatu periode tertentu dari proses sirkulasi air. Neraca air menurut fungsi meteorologis sangat diperlukan untuk mengevaluasi ketersediaan air tanah di daerah tertentu, khususnya untuk mengetahui kapan dan seberapa besar surplus dan defisit yang terjadi di wilayah yang ditinjau.
  • 5. Menentukan Evapotranspirasi dengan Metode Thornwaite a I t ETP       = 10 16 514.1 5       = t i = Des Jan iI Dalam cm untuk 30 hari dan panjang hari 12 jam bakuETP YX ETPkor             = 1230
  • 6. PENDAHULUAN Tujuan : • Menentukan Normal Ketersediaan Air Tanah di Kalsel untuk keperluan Pertanian. • Menentukan : Daerah mana & Kapan saja daerah yang Ketersediaan Air Tanah “Cukup” dan “Kurang” untuk antisipasi kekeringan.
  • 7. DATA • CURAH HUJAN RATA-RATA 75 POS HUJAN KALSEL YG ADA NORMAL 1981-2010 • SUHU RATA-RATA 7 STASIUN (3 STASIUN BMKG : STAKLIM BANJARBARU, STAMET SYAMSUDIN NOOR, STAMET STAGEN & 4 SMPK : SUNGAI RAYA, PELAIHARI, SUNGAI TABUK, PANTAI HAMBAWANG) • POS YANG TAK ADA SUHU DIDUGA DG STASIUN IKLIM TERDEKAT DATA DAN METODE
  • 8. DATA DAN METODE % AIR TANAH TERSEDIA : KURANG : < 40% SEDANG : 40-60% CUKUP : >60%
  • 9. DATA DAN METODE : TABEL NERACA AIR Bulan CH Etp CH - Etp APWL KAT Dkat Eta Defisit Surplus Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
  • 10. NERACA AIR LAHAN MENURUT THORNWAITE & MATTER (1957) TAHAP URAIAN 1 Mengisi kolom presipitasi (CH) 2 Mengisi kolom ETP 3 Menghitung CH – ETP 4 Nilai negatif pada tahap 3 diakumulasikan per dasarian /bulan sebagai nilai APWL, diisi pada kolom tsb 5 Mengisi nilai KAT dari tabel berdasarkan nilai APWL, mulai dasarian/bulan pertama terjadi APWL hingga terakhir 6 Lanjutkan pengisian kolom KAT dengan menambah nilai KAT akhir dan nilai positif dari (CH-ETP) berikutnya, hingga KAT maksimum (KAT = KL) . KAT = KL X k |APWL| ; k=1.000412351+(-1.073807306/KL) 7 Mengisi KAT = KL hingga bulan/ dasarian akhir 8 Mengisi kolom dKAT dengan cara dKAT = KATn – KATn-1 9 Mengisi kolom ETA untuk bulan/ dasarian terjadi APWL (ETA = CH + dKAT). Pada dasarian / bulantidak terjadi APWL, maka ETA = ETP 10 Mengisi kolom defisit (D = ETP – ETA) 11 Mengisi kolom surplus (S) pada dasarian/bulan tidak defisit S = CH – ETP – dKAT
  • 11. CONTOH PENENTUAN ETp METODE THORNWAITE STAKLIM BANJARBARU Bulan Suhu i ETP Σhari N ETP kor Januari 26.2 12.27 127.4 31 12.2 133.9 Februari 26.3 12.36 129.6 28 12.2 123.0 Maret 26.6 12.54 134.5 31 12.1 140.2 April 26.8 12.71 138.9 30 12.1 140.1 Mei 27.0 12.81 141.8 31 12 146.5 Juni 26.5 12.52 133.8 30 11.9 132.7 Juli 26.0 12.14 124.0 31 11.9 127.1 Agustus 26.3 12.34 129.1 31 12 133.4 September 26.9 12.76 140.3 30 12 140.3 Oktober 27.2 12.99 146.5 31 12.2 153.9 November 26.7 12.66 137.6 30 12.2 139.9 Desember 26.3 12.33 129.0 31 12.2 135.5 I = 150.42 a = 3.741
  • 12. Bulan CH Etp CH - Etp APWL KAT Dkat Eta Defisit Surplus Jan 360.2 133.9 226.4 0.0 300.0 0.0 133.9 0.0 226.4 Feb 272.4 123.0 149.4 0.0 300.0 0.0 123.0 0.0 149.4 Mar 299.0 140.2 158.8 0.0 300.0 0.0 140.2 0.0 158.8 Apr 258.7 140.1 118.6 0.0 300.0 0.0 140.1 0.0 118.6 Mei 185.5 146.5 39.0 0.0 300.0 0.0 146.5 0.0 39.0 Jun 132.4 132.7 -0.3 -0.3 299.7 -0.3 132.6 0.0 0.0 Jul 104.1 127.1 -23.0 -23.3 278.7 -21.1 125.1 1.9 0.0 Agt 59.4 133.4 -74.0 -97.2 220.4 -58.3 117.7 15.7 0.0 Sep 69.8 140.3 -70.5 -167.7 176.2 -44.2 114.0 26.3 0.0 Okt 143.0 153.9 -10.9 -178.6 170.3 -6.0 149.0 4.9 0.0 Nov 226.5 139.9 86.5 0.0 256.8 86.5 139.9 0.0 0.0 Des 355.3 135.5 219.8 0.0 300.0 43.2 135.5 0.0 176.5 CONTOH NERACA AIR : STAKLIM BANJARBARU
  • 13. DATA DAN METODE http://ponce.sdsu.edu/onlinethornthwaite.php/ http://mmahbub.wordpress.com/2010/05/04/modul-menghitung-neraca-air-lahan/ METODE : EVAPOTRANSPIRASI POTENSIAL THORNWAITE DAN NERACA AIR LAHAN DENGAN MICROSOFT EXCELL DIBANTU APLIKASI :
  • 14. HASIL & PEMBAHASAN: NORMAL KETERSEDIAAN AIR TANAH KALSEL 1981-2010 JANUARI S/D MARET
  • 15. HASIL & PEMBAHASAN: NORMAL KETERSEDIAAN AIR TANAH KALSEL 1981-2010 APRIL S/D JUNI
  • 16. HASIL & PEMBAHASAN: NORMAL KETERSEDIAAN AIR TANAH KALSEL 1981-2010 JULI S/D SEPTEMBER
  • 17. HASIL & PEMBAHASAN: NORMAL KETERSEDIAAN AIR TANAH KALSEL 1981-2010 OKTOBER S/D DESEMBER
  • 18. HASIL & PEMBAHASAN • JANUARI : Ketersediaan air tanah “cukup” 100% (75 lokasi) Surplus tertinggi : Mataraman (Kab. Banjar) 273 mm. • FEBRUARI : Ketersediaan air tanah “cukup” 100% (75 lokasi) Surplus tertinggi : Murung Pudak (Kab. Tabalong) 195 mm. • MARET : Ketersediaan air tanah “cukup” 100% (75 lokasi) Surplus tertinggi : Danau Salak/Atanik (Kab. Banjar) 187 mm. • APRIL : Ketersediaan air tanah “cukup” 100% (75 lokasi) Surplus tertinggi : Mataraman (Kab. Banjar) 273 mm. • MEI : Ketersediaan air tanah “cukup” 100% (75 lokasi) Surplus tertinggi : Kertak Hanyar (Kab. Banjar) 159 mm. • JUNI : Ketersediaan air tanah “cukup” 90.7% (67 lokasi), “sedang” 6.7% (5 lokasi), “kurang” 1.3% (1 lokasi). Surplus tertinggi : Kintap (Kab. Tala) 250 mm, defisit Sei Tabuk (Kab. Banjar) 20 mm.
  • 19. • JULI : Ketersediaan air tanah “cukup” 76% (57 lokasi). “sedang” 14.7% (11 lokasi), “kurang” 9.3% (7 lokasi) Surplus tertinggi : Kintap (Kab. Tala) 156 mm. Defisit terbesar Sei. Tabuk (Kab. Banjar) 30 mm. • AGUSTUS : Ketersediaan air tanah “cukup” 21.3% (16 lokasi). “sedang” 30.7% (23 lokasi), “kurang” 48% (36 lokasi) Surplus tertinggi : Kintap (Kab. Tala) 156 mm. Defisit terbesar Sei. Tabuk (Kab. Banjar) 55 mm. • SEPTEMBER : Ketersediaan air tanah “cukup” 13.3% (10 lokasi). “sedang” 4% (3 lokasi), “kurang” 82.7% (62 lokasi). Surplus tertinggi : Karang Bintang (Kab. Tanbu) 92 mm. Defisit terbesar Babirik (Kab. Hulu Sungai Utara) 69 mm. • OKTOBER : Ketersediaan air tanah “cukup” 13.3% (10 lokasi). “sedang” 6.7% (8 lokasi), “kurang” 82.7% (62 lokasi). Surplus tertinggi : Karang Bintang (Kab. Tanbu) 61 mm. Defisit terbesar Tiwingan Lama (Kab. Banjar) 28 mm. • NOVEMBER : Ketersediaan air tanah “cukup” 72% (54 lokasi). “sedang” 14.7% (11 lokasi), “kurang” 13.3% (10 lokasi). Surplus tertinggi : Murung Pudak (Kab. Tabalong) 159 mm. • DESEMBER : Ketersediaan air tanah “cukup” 97.3% (73 lokasi). “sedang” 2.7% (2 lokasi), Surplus tertinggi : Takisung (Kab. Tala) 292 mm.
  • 20. HASIL & PEMBAHASAN • Normal ketersediaan air tanah “kurang” paling banyak terjadi September & Oktober 82.7% (62 lokasi). • September & Oktober puncak musim kemarau di daerah Kalimantan Selatan yang monsun (di barat pegunungan Meratus) bersesuaian dengan ketersediaan air tanahnya yang “kurang”. • Di sebagian Kab. Tanbu, Tala dan Kotabaru (di timur pegunungan Meratus) ada yang normal ketersediaan airnya selalu “cukup”.
  • 21. KESIMPULAN • Normal tingkat ketersediaan air tanah di Kalimantan Selatan dalam kondisi “kurang” paling banyak terjadi pada bulan September dan Oktober mencapai 82.7% dari pos hujan yang ada, pada saat puncak musim kemarau. • Di bagian barat Kalimantan Selatan daerah yang normal tingkat ketersediaan tanahnya selalu “cukup” di sebagian Tanah Laut, Tanah Bumbu dan Kotabaru. • Pola hujan di barat Kalimantan Selatan yang monsun bersesuaian dengan pola ketersediaan air tanahnya.
  • 22. DAFTAR PUSTAKA Allen, R G, Pereira, LS, Raes, D, Smith, M. 1998.Crop Evapotranspiration - Guidelines for Computing Crop Water Requirements – FAO Irrigation and drainage paper 56. Anonim. 2012. Buletin Agroklimat. Vol.1. No.8 – Agustus 2012.Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. Jakarta. Khairullah. 2012. Penentuan Klasifikasi Iklim Schmidt-Ferguson di Kalimantan Selatan. Laporan Teknis Intern. Purbawa, I.G.A dan Wiryajaya, I.N.G. 2009.Analisis Spasial Normal Ketersediaan Air Tanah Bulanan di Provinsi Bali.Buletin Meteorologi Klimatologi dan Geofisika.Vol. 5.No. 2.Juni 2009. Rusmayadi, G. Dinamika Kandungan Air Tanah di Areal Perkebunan Sawit dan Karet dengan Pendekatan Neraca Air Tanaman. J. Agriscientae. Vol. 18.No. 2.Agustus 2011. Sabaruddin, L. 2012. Agroklimatologi: Aspek-Aspek Klimatik untuk Budidaya Tanaman. Penerbit Alfabeta. Bandung. Syaifullah, D. 2004. Analisis Spasial Defisit Air di Kalimantan Selatan dan Peluang Penerapan Teknologi Modifikasi Cuaca.Jurnal Meteorologi dan Geofisika.Vol 5.No. 2.Juli-September. 2004. http://mmahbub.wordpress.com/2010/05/04/modul-menghitung-neraca-air-lahan/ diakses tanggal 2 Maret 2013. http://ponce.sdsu.edu/onlinethornthwaite.php/ diakses tanggal 1 Maret 2013.