3. Pengertian kemaritiman
Istilah maritim berasal dari bahasa Inggris yaitu maritime, yang berarti navigasi,
maritim atau bahari. Dari kata ini kemudian lahir istilah maritime power yaitu
negara maritim atau negara samudera. Pemahaman maritim merupakan segala
aktivitas pelayaran dan perniagaan /perdagangan yang berhubungan dengan
kelautan atau disebut pelayaran niaga, sehingga dapat disimpulkan bahwa
maritim adalahTerminologi Kelautan .Maritim berkenaan dengan laut, yang
berhubungan dengan pelayaran perdagangan laut.Pengertian kemaritiman yang
selama ini diketahui oleh masya-rakat umum adalah menunjukkan kegiatan di laut
yang berhubungan dengan pelayaran dan perdagangan,sehingga kegiatan di laut
yang menyangkut eksplorasi, eksploitasi atau penangkapan ikan bukan merupakan
kemaritiman. Dalam arti lain kemaritiman berarti sempit ruang lingkupnya, karena
berkenaan dengan pelayaran dan perdagangan laut. Sedangkan pengertian lain
dari kemaritiman yang berdasarkan padatermonologi adalah mencakup
ruang/wilayah permukaan laut, pelagik danmesopelagik yang merupakan daerah
subur di mana pada daerah ini terdapat kegiatan seperti pariwisata, lalulintas,
pelayaran dan jasa-jasa kelautan.
4. Sejarah kemaritiman Indonesia
Sejarah menunjukkan bahwa pada masa lalu, Indonesia memiliki pengaruh yang
sangat dominan di wilayah Asia Tenggara, terutama melalui kekuatan maritim
besar di bawah Kerajaan Sriwijaya dan kemudian Majapahit. Wilayah laut
Indonesia yang merupakan dua pertiga wilayah Nusantara mengakibatkan sejak
masa lampau, Nusantara diwarnai dengan berbagai pergumulan kehidupan di
laut. Dalam catatan sejarah terekam bukti-bukti bahwa nenek moyang bangsa
Indonesia menguasai lautan Nusantara, bahkan mampu mengarungi samudera
luas hingga ke pesisir Madagaskar, Afrika Selatan. Penguasaan lautan oleh nenek
moyang kita, baik di masa kejayaan Kerajaan Sriwijaya, Majapahit maupun
kerajaan-kerajaan Bugis-Makassar, lebih merupakan penguasaan de facto
daripada penguasaan atas suatu konsepsi kewilayahan dan hukum. Namun,
sejarah telah menunjukkan bahwa bangsa Indonesia yang mencintai laut sejak
dahulu merupakan masyarakat bahari. Akan tetapi, oleh penjajah kolonial,
bangsa Indonesia didesak ke darat, yang mengakibatkan menurunnya jiwa bahari.
Nenek moyang bangsa Indonesia telah memahami dan menghayati arti dan
kegunaan laut sebagai sarana un tuk menjamin berbagai kepentingan antar
bangsa, seperti perdagangan dan komunikasi
5. Pada sekitar abad ke-14 dan permulaan abad ke-15 terdapat lima jaringan
perdagangan (commercial zones). Pertama, jaringan perdagangan Teluk Bengal,
yang meliputi pesisir Koromandel di India Selatan, Sri Lanka, Burma (Myanmar),
serta pesisir utara dan barat Sumatera. Kedua, jaringan perdagangan Selat
Malaka. Ketiga, jaringan perdagangan yang meliputi pesisir timur Semenanjung
Malaka, Thailand, dan Vietnam Selatan. Jaringan ini juga dikenal sebagai jaringan
perdagangan Laut Cina Selatan. Keempat, jaringan perdagangan Laut Sulu, yang
meliputi pesisir barat Luzon, Mindoro, Cebu, Mindanao, dan pesisir utara
Kalimantan (Brunei Darussalam). Kelima, jaringan Laut Jawa, yang meliputi
kepulauan Nusa Tenggara, kepulauan Maluku, pesisir barat Kalimantan, Jawa, dan
bagian selatan Sumatera. Jaringan perdagangan ini berada di bawah hegemoni
Kerajaan Majapahit. Selain itu, banyak bukti prasejarah di pulau Muna, Seram
dan Arguni yang diperkirakan merupakan hasil budaya manusia sekitar tahun
10.000 sebelum masehi.
6. Bukti sejarah tersebut berupa gua yang dipenuhi lukisan perahu layar. Ada pula
peninggalan sejarah sebelum masehi berupa bekas kerajaan Marina yang
didirikan peranta u dari Nusantara yang ditemukan di wilayah Madagaskar.
Tentu pengaruh dan kekuasaan tersebut dapat diperoleh bangsa Indonesia
waktu itu karena kemampuan membangun kapal dan armada yang layak laut,
bahkan mampu berlayar sampai lebih dari 4.000 mil.
7. Kemaritiman Indonesia saat ini
Berkaca dari masa lalu, melihat bagaimana kejayaan masa lampau diperoleh
karena mengoptimalkan potensi laut sebagai sarana dalam suksesnya
perekonomian dan ketahanan politik suatu negara, maka menjadi suatu hal yang
wajar bila sekarang ini Indonesia harus lebih mengembangkan laut demi
tercapianya tujuan nasional. Indonesia menyandang predikat “Negara Maritim”
atau negara kepulauan, predikat ini mustahil ditinggalkan, lain halnya dengan
predikat “Negara Agraris” yang suatu saat bisa berganti dengan industri.
Konsekwensi sifat maritim itu sendiri lebih mengarah pada terwujudnya aktifitas
pelayaran di wilayah Indonesia. Dalam kalimat ini bahwa Indonesia sebagai
negara kepulauan dalam membangun perekonomian akan senantiasa dilandasi
oleh aktivitas pelayaran.
Kilasan sejarah itu tentunya memberi gambaran, betapa kerajaan-kerajaan di
Nusantara dulu mampu menyatukan wilayah nusantara dan disegani bangsa lain
karena, paradigma masyarakatnya yang mampu menciptakan visi Maritim
sebagai bagian utama dari kemajuan budaya, ekonomi, politik dan sosial.
8. Dunia maritim Indonesia telah mengalami kemunduran yang cukup signifikan,
kalau pada zaman dahulu mencapai kejayan baik dalam bidang politik maupun
ekonomi, sekarang ini tidak tampak sedikit pun kemajuan yang dapat dilihat.
Ironis memang, Indonesia yang mempunyai potensi laut sangat besar di dunia
kurang begitu memperhatikan sektor ini. Padahal, laut menjadi salah satu faktor
dalam mempertahankan eksistensi wilayah suatu negara “Bahkan barang siapa
yang menguasai laut, ia akan menguasai dunia”, demikian dalil yang
dikemukakan oleh Mahan, wajar saja kalau Mahan mengeluarkan pernyataan
tersebut, dalam karyanya yang berjudul “The Influence of Sea Power Upon
History” (1660-1783), yang terbit untuk pertama kalinya pada tahun 1890 dan
telah mengalami cetakan ulang beberapa kali.
Berdasarkan tinjuan sejarah dari berbagai kerajaan di Nusantara pada masa lalu,
Indonesia sebenarnya adalah negara yang berwatak maritim. Namun demikian,
watak kemaritiman tersebut saat ini sudah tidak lagi eksis, beberapa kalangan
berkesimpulan agar dapat menjadi bangsa yang kuat dan disegani dimata
internasional maka Indonesia harus kembali berwawasan maritim dan bukannya
berorientasi daratan (land minded).
9. Kesimpulan
Jadi, tidak bisa dibantahkan lagi bahwa sesungguhnya Indonesia terlahir
sebagai Negara maritim. Hal ini terbukti dari berbagai fakta sejarah yang ada, serta
bukti kejayaan nenek moyang kita pada masa kerajaan – kerajaan, ditambah
dengan peninggalan – peninggalan sejarah yang makin menguatkan fakta tersebut.
Namun keadaan maritim Indonesia saat ini justru mengalami kemunduran yang
signifikan, dikarenakan visi maritim tida lagi jelas dan tidak mampunya masyarakat
Indonesia melihat potensi dari posisi strategis nusantara.
Oleh karena itu, sudah sepantasnya jita kembali kapada visi maritim yang dulu
seperti diterapkan nenek moyang kita, karena sejatinya Indonesia menyandang
predikat “Negara Maritim” atau negara kepulauan. Sehingga dengan
mengoptimalkan letak strategis dari Indonesia dan kekayaan sember daya bahari
yang melimpah, maka bukan mustahil jika Indonesia akan menjadi bangsa yang
disegani dan diperhitunkan di dunia dalam bidang maritim layaknya dimasa
jayanya dulu.