SlideShare a Scribd company logo
1 of 102
ASET LAINNYA

Kelompok VII
Dian Ratnawati (12)
Irfan Fajrur Rohman (14)
Ruth Jelita Silaban (24)
Yudha Fermana Ginting (30)
PMK 219/ PMK.05/ 2013 tentang Kebijakan Akuntansi
Pemerintah Pusat dan Permendagri 64 Tahun 2013
tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan
Berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah

aset lainnya adalah aset pemerintah selain aset
lancar, investasi jangka panjang, aset tetap, dana
cadangan, dan piutang jangka panjang
Klasifikasi Aset Lainnya

Aset Tidak Berwujud

Kemitraan dengan
Pihak Ketiga

Kas yang Dibatasi
Penggunaannya

Aset Lain-lain
Buletin Teknis No. 01: Penyusunan Neraca
Awal Pemerintah Pusat
Aset Lainnya adalah aset pemerintah selain aset
lancar, investasi jangka panjang, aset tetap, dan
dana cadangan.
Klasifikasi Aset Lainnya pada basis CTA ini terdiri
dari:
 Aset Tak Berwujud
 Tagihan Penjualan Angsuran (TPA)
 Tuntutan Perbendaharaan/ Tuntutan Ganti Rugi
(TP/ TGR)
 Kemitraan dengan Pihak Ketiga
 Aset Lain-lain
UAKPA ASET LAINNYA
Unit Akuntansi Pengguna Anggaran
(UAKPA)
Aset
Lainnya
adalah
Kementerian Lembaga yang memiliki
aset lainnya

tidak semua Kementeria Lembaga
memiliki aset lainnya-aset tak
berwujud seperti Hak Cipta dan
Hak Kekayaan Intelektual seperti
yang dimiliki Badan Pengkajian
dan Penerapan Teknologi (BPPT)
Kas yang Dibatasi Penggunaannya
Kas yang Dibatasi Penggunaannya adalah uang
yang merupakan hak pemerintah, namun dibatasi
penggunaannya untuk membiayai kegiatan
tertentu dalam waktu lebih dari dua belas (12)
bulan sejak tanggal pelaporan sebagai akibat
ketetapan/ keputusan baik dari pemerintah
maupun dari pihak luar pemerintah misalnya
pengadilan atau pihak luar lainnya.
Misalnya Dana Abadi Umat dan Dana Abadi
Pendidikan.
I. ASET TAK BERWUJUD
aset nonmoneter yang dapat diidentifikasi namun
tidak mempunyai wujud fisik

Kriteria

• Aset nonmoneter yang
dapat diidentifikasi
• Dikendalikan oleh entitas
pemerintah
• Mempunyai potensi
manfaat ekonomi masa
depan
1.Goodwill
kelebihan nilai yang diakui oleh suatu entitas
akibat adanya pembelian kepentingan/
saham di atas nilai buku
2.Hak Paten dan Hak Cipta

Definisi

Contoh

• diperoleh karena adanya kepemiikan
kekayaan intelektual atau atas suatu
pengetahuan teknis atau suatu karya yang
dapat menghasilkan manfaat bagi entitas
• Pengembangan Proyek–Proyek Energi
Terbarukan Berbasis Mekanisme
Pengurangan Karbon (PUSAT TEKNOLOGI
PENGEMBANGAN SUMBERDAYA
ENERGI),Smart (Micro) Grid untuk Integrasi
Energi Terbarukan (PUSAT TEKNOLOGI
KONVERSI DAN KONSERVASI ENERGI)
3. Royalti
nilai manfaat ekonomi yang akan/dapat
diterima atas kepemilikan hak cipta/hak
paten/hak lainnya pada saat hak
dimaksud akan dimanfaatkan oleh
orang, instansi atau perusahaan lain
4.Software
Definisi

Contoh

• software
yang
bukan
merupakan bagian tak
terpisahkan dari hardware
komputer tertentu
• Pemda DKI yang
berencana membeli
Software Google
Geospatial
5. Lisensi
izin yang diberikan pemilik Hak Paten atau
Hak Cipta yang diberikan kepada pihak
lain berdasarkan perjanjian pemberian hak
untuk menikmati manfaat ekonomi dari
suatu Hak Kekayaan Intelektual yang diberi
perlindungan dalam jangka waktu dan
syarat tertentu
6. Hasil Kajian/ Penelitian yang
mempunyai manfaat jangka panjang

Definisi

• suatu kajian atau
pengembangan yang
memberikan manfaat ekonomis
dan/atau sosial dimasa yang
akan datang yang dapat
diidentifikasi sebagai aset

Contoh

• Penelitian oleh peneliti BPPT yang
menggunakan dana dari APBN
untuk melakukan penelitiannya
7. Aset tak berwujud lainnya
jenis aset tak berwujud yang tidak dapat
dikelompokkan ke dalam jenis aset tak
berwujud yang ada
Perbandingan dengan CTA

Goodwill dan Royalti
tidak terdapat pada
klasifikasi berbasis CTA

Aset Tidak Berwujud yang
memiliki nilai sejarah /
budaya dan Aset Tidak
Berwujud dalam pengerjaan
terdapat pada basis CTA
PENGAKUAN ASET TAK BERWUJUD
Memenuhi:
Definisi dari Aset Tak Berwujud; dan
Kriteria pengakuan.

memenuhi kriteria sebagai berikut
 kemungkinanmanfaat ekonomi di masa datang
 dapat diukur dengan andal
PENGUKURAN ASET TAK BERWUJUD
Aset Tak Berwujud diukur dengan harga
perolehan, yaitu harga yang harus dibayar entitas
untuk memperoleh suatu Aset Tak Berwujud hingga
siap untuk digunakan dan Aset Tak Berwujud tersebut
mempunyai manfaat ekonomi yang diharapkan
dimasa datang atau jasa potensial yang melekat
pada aset tersebut akan mengalir masuk kedalam
entitas tersebut
Biaya untuk memperoleh Aset Tak
Berwujud dengan pembelian terdiri dari:
 Harga

beli, termasuk biaya import dan pajakpajak, setelah dikurangi dengan potongan
harga dan rabat;dan
 Setiap biaya yang dapat diatribusikan secara
langsung dalam membawa aset tersebut ke
kondisi yangmembuat aset tersebut dapat
bekerja untuk penggunaan yang dimaksudkan.
Contoh dari biaya yang dapat
diatribusikan secara langsung adalah:
 Biaya

staff yang timbul secara langsung
agar aset tersebut dapat digunakan;
 Biaya professional yang timbul secara
langsung agar aset tersebut dapat
digunakan; dan
 Biaya pengujian untuk menjamin aset
tersebut dapat berfungsi secara baik
Pengukuran Aset Tak Berwujud yang
diperoleh secara internal






Aset Tak Berwujud dari kegiatan pengembangan yang
memenuhi syarat pengakuan, diakui sebesar biaya
perolehan yang meliputi biaya yang dikeluarkan sejak
memenuhi kriteria pengakuan;
Pengeluaran atas unsur tidak berwujud yang awalnya
telah diakui oleh entitas sebagai beban tidak boleh
diakui sebagai bagian dari harga perolehan Aset Tak
Berwujud di kemudian hari; dan
Aset Tak Berwujud yang dihasilkan dari pengembangan
software komputer, maka pengeluaran yang dapat
dikapitalisasi
adalah
pengeluaran
tahap
pengembangan aplikasi.
Aset yang memenuhi definisi dan syarat
pengakuan aset tak berwujud, namun
biaya perolehannya tidak dapat ditelusuri
dapat disajikan sebesar nilai wajar
Penghentian dan Pelepasan
1. Penjualan

2. Pertukaran

3. Hibah

4. Berakhirnya masa manfaat
aset tidak berwujud sehingga
perlu diganti dengan yang baru
Pengakuan, Pengukuran, dan Pengungkapan
Penghentian dan Pelepasan Aset Tak Berwujud
selisih antara harga jual atau harga pertukarannya
dengan nilai buku aset tak berwujud diperlakukan
sebagai
pendapatan/
beban
dari
kegiatan
nonoperasional pada Laporan Operasional.

Penerimaan kas akibat penjualan aset tak berwujud
diakui sebagai pendapatan dan dilaporkan pada
Laporan Realisasi Anggaran

kas dari hasil penjualan sebesar nilai bukunya
dicatat sebagai kas dari aktivitas investasi pada
Laporan Arus Kas
Laporan Operasional
Laporan Realisasi Anggaran
Laporan Arus Kas
PELAPORAN ASET TAK BERWUJUD
Hal-hal yang diungkapkan dalam Laporan Keuangan
atas Aset Tak Berwujud antara lain sebagai berikut:
 Masa manfaat dan metode amortisasi;
 Nilai tercatat bruto, akumulasi amortisasi dan nilai
sisa Aset Tak Berwujud; dan
 Penambahan maupun penurunan nilai tercatat
pada awal dan akhir periode, termasuk
penghentian dan pelepasan Aset Tak Berwujud
Perbandingan dengan IPSAS 31
Intangible Asset
Definisi Aset Tak Berwujud:
(a) Is separable, i.e., is capable of being separated or
divided from the entity and
sold, transferred, licensed, rented, or
exchanged, either individually or together with a
related contract, identifiable asset or
liability, regardless of whether the entity intends to do
so; or
(b) Arises from binding arrangements (including rights
from contracts or other legal rights), regardless of
whether those rights are transferable or separable from
the entity or from other rights and obligations
Pengakuan dan Pengukuran:
Paragraf 26:
The recognition of an item as an intangible asset
requires an entity to demonstrate that the item
meets:
 The definition of an intangible asset and
 The recognition criteria
An intangible asset shall be recognized if, and only
if:
 It is probable that the expected future economic
benefits or service potential that are attributable
to the asset will flow to the entity; and
 The cost or fair value of the asset can be measured
reliably.
Par. 34:
Biaya perolehan aset tak berwujud:
 Harga pembeliannya, termasuk bea impor dan
pajak-pajak yang tidak dapat dikembalikan
setelah dikurangi diskon barang dan rabat; dan
 Setiap biaya yang terkait langsung menyiapkan
aset sampai busa digunakan
Metode Pengukuran
Cost Model
73. After initial recognition, an intangible asset shall be
carried at its cost less any accumulated amortization and
any accumulated impairment losses.


Revaluation Model
74. After initial recognition, an intangible asset shall be
carried at a revaluedamount, being its fair value at the
date of the revaluation less anysubsequent accumulated
amortization. For the purpose of revaluationsunder this
Standard, fair value shall be determined by reference to
anactive market. Revaluations shall be made with such
regularity that atthe reporting date the carrying amount of
the asset does not differmaterially from its fair value.

Ilustrasi Soal
Pada tanggal 01 April 2015, Satuan Kerja Kantor Pusat
DJPB membeli Open Source Software senilai
Rp50.000.000,- kepada pihak ketiga dan belum
dibayarkan
tagihannya.
Pada
tanggal
06
April, Software ini diregister dan dibayarkan tagihan
kepada pihak ketiga tersebut. Pada tanggal 06 April
2016, software ini dijual kepada KPPN Jakarta II
senilai Rp20.000.000,-. Masa manfaat software
tersebut diestimasikan 5 tahun.Buatlah jurnal untuk
setiap transaksi di atas!
01 April 2015 (Perolehan Aset Tak Berwujud
Akun

Uraian Akun

139111 Aset yang Belum Diregister

218111

Utang yang Belum diterima
Tagihannya

Debit

Kredit

50.000.000

50.000.000
06 April 2015 (Register Aset Tak Berwujud dan
Pembayaran Tagihan):
Akun
16xxxx
139111

Uraian Akun
Aset Tak Berwujud

Debit

Kredit

50.000.000

Aset yang Belum Diregister

50.000.000

Buku Besar Akrual:
218111
5xxxxx
5xxxxx
313111

Utang yang Belum diterima

Tagihannya

50.000.000

Belanja
Belanja

50.000.000
50.000.000

Ditagihkan dari Entitas Lain

50.000.000

Buku Besar Kas

5xxxxx
313111

Belanja
Ditagihkan dari Entitas Lain

50.000.000
50.000.000
31 Desember 2015 (Jurnal Penyesuaian):

Akun
59xxxx

16xxxx

Uraian Akun
Beban Penyusutan Aset Tak
Berwujud
Akumulasi Penyusutan Aset

Tak Berwujud

Debit

Kredit

7.500.000

7.500.000
06 April 2016:
Akun

Uraian Akun

Debit

Kredit

Pencatatan Penyusutan
59xxxx
16xxxx

Beban Penyusutan Aset Tak Berwujud

2.500.000

Akumulasi Penyusutan Aset Tak

2.500.000

Berwujud

50.
Pencatatan Penjualan Software (Akrual)
1xxxxx
16xxxx

8xxxxx
16xxxx

Kas di Bendahara Penerimaan
Akumulasi Penyusutan Aset Tak
Berwujud

Defisit Penjualan Aset Non Lancar-LO

20.000.000
10.000.000

20.000.000

Aset Tak Berwujud

50.000.0000

Jurnal Buku Besar Kas
1xxxxx
4xxxxx

Kas di Bendahara Penerimaan
Pendapatan Negara Bukan PajakPenjualan Aset Tak Berwujud-LRA

20.000.000
20.000.000
metode Cash Toward Accrual
06 April 2015 (Register Aset Tak Berwujud dan
Pembayaran Tagihan):
Akun

Uraian Akun

Debit

Kredit

Pengakuan Aset Tak Berwujud ketika diregister
Aset Lainnya-Aset Tidak
Berwujud

50.000.000

Diinvestasikan dalam Aset

50.000.000

Lainnya
Pembayaran Tagihan
Belanja Modal
Piutang dari KUN

50.000.000
50.000.000
06 April 2016:
Akun

Uraian Akun

Debit

Kredit

Penerimaan Kas atas Penjualan Software

Kas di Bendahara Penerimaan

20.000.000

PNBP-Penjualan Aset

20.000.000

Lainnya
Penyetoran ke Kas Negara
Utang kepada KUN
Kas di Bendahara
Penerimaan

20.000.000
20.000.000
II. ASET KEMITRAAN DENGAN PIHAK
KETIGA
DEFINISI
KEMITRAAN adalah perjanjian antara dua
pihak atau lebih yang mempunyai
komitmen untuk melaksanakan kegiatan
yang dikendalikan bersama dengan
mengguna-kan aset dan/atau hak usaha
yang dimiliki

Aset Kemitraan/Kerjasama adalah
aset tetap yang dibangun atau
digunakan untuk menyelenggarakan
kegiatan kerjasama / kemitraan.
Basis CTA
Basis
Akrual
PemDa
Basis
Akrual
PemPus
1. Basis CTA










Bangun, Kelola, Serah
pemanfaatan aset pemerintah oleh pihak ketiga/investor
pihak ketiga/investor mendirikan bangunan dan/atau sarana lain
berikut fasilitasnya
mendayagunakannya dalam jangka waktu tertentu
menyerahkan kembali bangunan dan atau sarana lain berikut
fasilitasnya kepada pemerintah setelah berakhirnya jangka waktu yang
disepakati (masa konsesi).

Bangun, Serah, Kelola
pemanfaatan aset pemerintah oleh pihak ketiga/investor
pihak ketiga/investor mendirikan bangunan dan/atau sarana lain
berikut fasilitasnya
menyerahkan aset yang dibangun tersebut kepada pemerintah untuk
dikelola sesuai dengan tujuan pembangunan aset tersebut.
Penyerahan aset oleh pihak ketiga/investor kepada pemerintah disertai
dengan kewajiban pemerintah untuk melakukan pembayaran kepada
pihak ketiga/investor yang dapat juga dilakukan secara bagi hasil.
Bangun Kelola Serah





Aset Kemitraan BKS diakui pada saat persetujuan
perjanjian/kontrak Kerjasama
BKS dicatat sebesar nilai aset yang diserahkan oleh
pemerintah kepada pihak ketiga/investor untuk
membangun aset BKS tersebut.
Aset yang berada dalam BKS ini disajikan terpisah
dari Aset Tetap.
Kode
Akun
XXXX

XXXX

Uraian
Kemitraan dengan Pihak Ketiga
Diinvestasikan
dalam
Aset
Lainnya
(bagian dari pos Ekuitas Dana
Investasi)

Debet

Kredit

100.000.000

100.000.000
Bangun Serah Kelola





Aset Kemitraan BSK diakui pada saat persetujuan
perjanjian/kontrak Kerjasama
BSK dicatat sebesar nilai perolehan aset yang dibangun
yaitu sebesar nilai aset yang diserahkan pemerintah
ditambah dengan jumlah aset yang dikeluarkan oleh
pihak ketiga/investor untuk membangun aset tersebut
Aset yang berada dalam BSK ini disajikan terpisah dari
Aset Tetap.
Kode
Akun

XXXX
XXXX
XXXX
XXXX

Uraian

Kemitraan dengan Pihak Ketiga

Debet

600.000.000

Diinvestasikan dalam Aset Lainnya
Dana yg hrs disediakan utk pembayaran utang
Utang Jangka Panjang Lainnya

Kredit

600.000.000
450.000.000
450.000.000
Posisi Aset Kemitraan pada Neraca:
2. Basis Akrual Pemda


Bangun Guna Serah (BGS), adalah pemanfaatan barang milik daerah
berupa tanah oleh pihak lain dengan cara mendirikan

bangunan
dan/atau
sarana
berikut
fasilitasnya, kemudian didayagunakan oleh pihak lain
tersebut dalam jangka waktu tertentu yang telah disepakati, untuk
selanjutnya diserahkan kembali tanah beserta bangunan






dan/atau sarana berikut fasilitasnya setelah berakhirnya jangka waktu.
Bangun Serah Guna (BSG), adalah pemanfaatan barang milik daerah
berupa tanah oleh pihak lain dengan cara mendirikan
bangunan dan/atau sarana berikut fasilitasnya, dan
setelah
selesai
pembangunannya
diserahkan
untuk
didayagunakan oleh pihak lain tersebut dalam jangka
waktu tertentu yang disepakati.

Kerjasama Pemanfaatan (KSP) adalah pendayagunaan Barang
Milik Daerah oleh pihak lain dalam jangka waktu tertentu dalam rangka
peningkatan penerimaan daerah.
Sewa, adalah pemanfaatan barang milik daerah oleh pihak lain dalam
jangka waktu tertentu dengan menerima imbalan uang tunai.
Pengakuan
 Aset

Kerjasama/Kemitraan diakui pada saat terjadi
perjanjian kerjasama/ kemitraan, yaitu dengan
perubahan klasifikasi aset dari aset tetap menjadi
aset kerjasama/kemitraan.
 Aset
Kerjasama/Kemitraan
berupa
Gedung
dan/atau sarana berikut fasilitasnya, dalam rangka
kerja
sama
BSG,
diakui
pada
saat
pengadaan/pembangunan
Gedung
dan/atau
Sarana berikut fasilitasnya selesai dan siap
digunakan untuk digunakan/dioperasikan.
 Setelah masa perjanjian kerjasama berakhir, aset
kerjasama/kemitraan harus diaudit oleh aparat
pengawas fungsional sebelum diserahkan kepada
Pengelola Barang.
Lanjutan...
 Penyerahan

kembali objek kerjasama beserta
fasilitasnya kepada Pengelola Barang dilaksanakan
setelah berakhirnya perjanjian dituangkan dalam
berita acara serah terima barang.
 Setelah masa pemanfaatan berakhir, tanah serta
bangunan dan fasilitas hasil kerjasama/ kemitraan
ditetapkan status penggunaannya oleh Pengelola
Barang.
 Klasifikasi aset hasil kerjasama/kemitraan berubah
dari “Aset Lainnya” menjadi “Aset Tetap” sesuai
jenisnya setelah berakhirnya perjanjian dan telah
ditetapkan status penggunaannya oleh Kepala
Daerah.
Pengukuran






Aset yang diserahkan oleh Pemerintah Daerah untuk
diusahakan dalam perjanjian kerjasama/kemitraan
harus dicatat sebagai aset kerjasama/kemitraan
sebesar nilai bersih yang tercatat pada saat perjanjian
atau nilai wajar pada saat perjanjian, dipilih yang paling
objektif atau paling berdaya uji.
Dana yang ditanamkan Pemerintah Daerah dalam
Kerjasama/Kemitraan dicatat sebagai penyertaan
Kerjasama/Kemitraan. Di sisi lain, investor mencatat
dana yang diterima ini sebagai kewajiban.
Aset hasil kerjasama yang telah diserahkan kepada
pemerintah setelah berakhirnya perjanjian dan telah
ditetapkan status penggunaannya, dicatat sebesar nilai
bersih yang tercatat atau sebesar nilai wajar pada saat
aset tersebut diserahkan, dipilih yang paling objektif
atau paling berdaya uji.
Penyajian dan Pengungkapan
 Aset

kerjasama/kemitraan disajikan dalam neraca
sebagai aset lainnya.
 Dalam hal sebagian dari luas aset kemitraan (tanah
dan atau gedung/bangunan), sesuai perjanjian,
digunakan untuk kegiatan operasional SKPD, harus
diungkapkan dalam CaLK.
 Aset kerjasama/kemitraan selain tanah harus
dilakukan penyusutan selama masa kerja sama.
Masa penyusutan aset kemitraan dalam rangka
Bangun Guna Serah (BGS) melanjutkan masa
penyusutan aset sebelum direklasifikasi menjadi
aset kemitraan. Masa penyusutan aset kemitraan
dalam rangka Bangun Serah Guna (BSG) adalah
selama masa kerjasama.
Lanjutan...
 Sehubungan

dengan pengungkapan yang lazim
untuk aset, pengungkapan berikut harus dibuat
untuk aset kerjasama/kemitraan :
1.
2.

3.

Klasifikasi aset yang membentuk aset kerjasama
Penentuan biaya perolehan aset
kerjasama/kemitraan
Penentuan depresiasi/penyusutan aset
kerjasama/kemitraan.

 Setelah

aset diserahkan dan ditetapkan
penggunaannya, aset hasil kerjasama disajikan
dalam neraca dalam klasifikasi aset tetap.
Contoh BAS di
Pemda:

Contoh transaksi BGS:
Kode
Akun
XXXX
XXXX

Uraian
Kemitraan dengan Pihak Ketiga
Aset Tetap – Tanah

Debet

Kredit

100.000.000
100.000.000
3. Basis Akrual PemPus


Bangun, Kelola, Serah – BKS (Build, Operate, Transfer – BOT), adalah
pemanfaatan tanah milik pemerintah oleh pihak lain dengan

mendirikan bangunan dan/ atau sarana, berikut
fasilitasnya, kemudian didayagunakan oleh pihak lain
tersebut dalam jangka waktu tertentu yang telah disepakati, untuk



selanjutnya tanah beserta bangunan dan/atau sarana, berikut fasilitasnya,
diserahkan kembali kepada pengelola barang setelah
berakhirnya jangka waktu kerjasama BKS.
Bangun, Serah, Kelola – BSK (Build, Transfer, Operate – BTO), adalah
pemanfaatan tanah milik pemerintah oleh pihak lain dengan

mendirikan bangunan dan/atau sarana, berikut
fasilitasnya, dan setelah
selesai pembangunannya
diserahkan kepada pengelola barang untuk kemudian
didayagunakan oleh pihak lain tersebut selama jangka


waktu tertentu yang disepakati.
Kerjasama Pemanfaatan (KSP) adalah pendayagunaan Barang Milik
Negara oleh pihak lain dalam jangka waktu tertentu dalam rangka

peningkatan penerimaan Negara bukan pajak dan
sumber pembiayaan lainnya.
Pengakuan






Aset Kerjasama/Kemitraan diakui pada saat terjadi perjanjian
kerjasama/ kemitraan, yaitu dengan perubahan klasifikasi
aset dari aset tetap menjadi aset kerjasama/kemitraan.
Aset Kerjasama/Kemitraan berupa Gedung dan/atau sarana
berikut fasilitasnya, dalam rangka kerja sama BSK, diakui
pada saat pengadaan/pembangunan Gedung dan/atau
Sarana berikut fasilitasnya selesai dan siap digunakan untuk
digunakan/dioperasikan.
Dalam rangka kerjasama pola BSK/BTO, harus diakui adanya
Utang Kemitraan dengan Pihak Ketiga, yaitu sebesar nilai aset
yang dibangun oleh mitra dan telah diserahkan kepada
Pemerintah pada saat proses pembangunan selesai.
Lanjutan...








Setelah
masa
perjanjian
kerjasama
berakhir,
aset
kerjasama/kemitraan harus diaudit oleh aparat pengawas
fungsional sebelum diserahkan kepada Pengelola Barang
dan/atau Pengguna Barang.
Penyerahan kembali objek kerjasama beserta fasilitasnya
kepada Pengelola Barang dilaksanakan setelah berakhirnya
perjanjian dituangkan dalam berita acara serah terima
barang.
Setelah masa pemanfaatan berakhir, tanah serta bangunan
dan fasilitas hasil kerjasama/ kemitraan ditetapkan status
penggunaannya oleh Pengelola Barang.
Klasifikasi aset hasil kerjasama/kemitraan berubah dari “Aset
Lainnya” menjadi “Aset Tetap” sesuai jenisnya setelah
berakhirnya perjanjian dan telah ditetapkan status
penggunaannya oleh Pengelola Barang.
Pengukuran






Aset yang diserahkan oleh Pemerintah untuk diusahakan
dalam perjanjian kerjasama/kemitraan harus dicatat sebagai
aset kerjasama/kemitraan sebesar nilai bersih yang tercatat
pada saat perjanjian atau nilai wajar pada saat perjanjian,
dipilih yang paling objektif atau paling berdaya uji.
Dana
yang
ditanamkan
Pemerintah
dalam
Kerjasama/Kemitraan
dicatat
sebagai
penyertaan
Kerjasama/Kemitraan. Di sisi lain, investor mencatat dana
yang diterima ini sebagai kewajiban.
Aset hasil kerjasama yang telah diserahkan kepada
pemerintah setelah berakhirnya perjanjian dan telah
ditetapkan status penggunaannya, dicatat sebesar nilai
bersih yang tercatat atau sebesar nilai wajar pada saat aset
tersebut diserahkan, dipilih yang paling objektif atau paling
berdaya uji.
Penyajian dan Pengungkapan








Aset kerjasama/kemitraan disajikan dalam neraca
sebagai aset lainnya.
Dalam hal sebagian dari luas aset kemitraan (tanah
dan atau gedung/bangunan), sesuai perjanjian,
digunakan untuk kegiatan operasional K/L, harus
diungkapkan dalam CALK.
Aset
kerjasama/kemitraan
selain
tanah
harus
dilakukan penyusutan selama masa kerjasama.
Masa penyusutan aset kemitraan dalam rangka KSP
melanjutkan
masa
penyusutan
aset
sebelum
direklasifikasi menjadi aset kemitraan.
Masa penyusutan aset kemitraan dalam rangka BSK
adalah selama masa kerjasama.
Lanjutan...






Sehubungan
dengan
Perjanjian
Kerjasama/Kemitraan,
pengungkapan berikut harus dibuat :
1. Pihak-pihak yang terkait dalam perjanjian;
2. Hak dan kewajiban masing-masing pihak dalam perjanjian;
3. Ketentuan tentang perubahan perjanjian apabila ada;
4. Ketentuan mengenai penyerahan aset kerjasama/kemitraan
kepada pemerintah pada saat berakhirnya masa kerjasama;
5. Ketentuan tentang kontribusi tetap yang harus dibayar/disetor
mitra kerjasama ke Rekening Kas Negara; dan
6. Penghitungan atau penentuan hak bagi pendapatan/hasil
kerjasama.
Sehubungan dengan pengungkapan yang lazim untuk aset,
pengungkapan
berikut
harus
dibuat
untuk
aset
kerjasama/kemitraan:
1. Klasifikasi aset yang membentuk aset kerjasama;
2. Penentuan biaya perolehan aset kerjasama/kemitraan; dan
3. Penentuan depresiasi/penyusutan aset kerjasama/kemitraan.
Setelah aset diserahkan dan ditetapkan penggunaannya, aset hasil
kerjasama disajikan dalam neraca dalam klasifikasi aset tetap.
Contoh Transaksi Bangun Serah Kelola:
Dalam rangka peningkatan pelayanan kepada masyarakat, Pemerintah
telah mengikat kerjasama BSK (bangun, serah, kelola) dengan PT
Ranggataksaka untuk membangun rumah sakit. Untuk menyelesaikan
pembangunan rumah sakit tersebut, investor telah mengeluarkan dana
sebesar Rp500.000.000,00 sedangkan tanah yang diserahkan oleh
Pemerintah untuk pembangunan rumah sakit tersebut adalah senilai
Rp100.000.000,00 Aset BSK tersebut telah selesai dibangun dan telah
diserahkan kepada pemerintah.
Jurnal untuk mencatat kemitraan dengan pihak ketiga dengan pola BSK
tersebut adalah sebagai berikut:

Kode
Akun
XXXX

Uraian
Kemitraan dengan Pihak Ketiga

Debet

Kredit

600.000.000

XXXX

Aset Tetap - Tanah

100.000.000

XXXX

Utang Jangka Panjang Lainnya-Kemitraan

500.000.000
III. ASET TGR/ TPA/ TP
Cash Toward Accrual Basis
Tagihan Penjualan Angsuran

menggambarkan jumlah yang dapat diterima dari
penjualan aset pemerintah secara angsuran kepada
pegawai pemerintah. Contoh tagihan penjualan
angsuran antara lain adalah penjualan rumah dinas dan
penjualan kendaraan dinas

dinilai sebesar nilai nominal darikontrak/berita acara
penjualan aset yang bersangkutan setelah dikurangi
dengan angsuran yang telah dibayarkan oleh pegawai
ke kasnegara/kas daerah atau daftar saldo tagihan
penjualan angsuran
PENGAKUAN TPA
Saat terjadinya penjualan
angsuran yang ditetapkan dalam
naskah/dokumen perjanjian
penjualan
Pengukuran TPA
Sebesar

nilai nominal dari kontrak/berita acara
penjualan aset yang bersangkutan setelah dikurangi
dengan angsuran yang telah dibayarkan oleh
pegawai ke kas negara.
Dokumen

sumber yang dapat digunakan untuk
menentukan nilai tagihan penjualan angsuran
adalah daftar saldo tagihan penjualan angsuran.
Pengurangan Nilai TPA
Ketika:
 Pembayaran angsuran
 Reklasifikasi
Penyajian di Neraca
 Tagihan

Penjualan Angsuran yang jatuh tempo
lebih dari 12 bulan setelah tanggal pelaporan
dilaporkan sebagai Aset Lainnya.

 Tagihan

Penjualan Angsuran yang jatuh tempo
kurang dari 12 bulan setelah tanggal pelaporan
dilaporkan sebagai Bagian Lancar Tagihan
Penjualan Angsuran.
Jurnal untuk mencatat saldo awal Tagihan
Penjualan Angsuran adalah sebagai berikut:

Tagihan Penjualan Angsuran
Diinvestasikan dalam Aset Lainnya

XXX

XXX
Pengertian TP
(Tuntutan Perbendaharaan)
Jumlah yang dapat diterima
pemerintah dalam jangka waktu
lebih dari 1 tahun, karena adanya
tuntutan atas kerugian negara yang
timbul akibat kelalaian atau
perbuatan melawan hukum, yang
dilakukan oleh bendahara.
Pengertian TGR
(Tuntutan Ganti Rugi)
TGR adalah jumlah yang dapat
diterima pemerintah dalam jangka
waktu lebih dari 1 tahun, karena
adanya tuntutan atas kerugian
negara yang timbul akibat
kelalaian atau perbuatan melawan
hukum, yang dilakukan oleh
pegawai negeri bukan bendahara
atau pihak lain.
Pengakuan TGR/TP
TP/TGR diakui jika:





Telah ditandatanganinya Surat Keterangan
Tanggung Jawab Mutlak (SKTJM);
Telah diterbitkan Surat Keputusan Pembebanan
Penggantian Kerugian Sementara (SKP2KS)
kepada pihak yang dikenakan tuntutan Ganti
Kerugian Negara; atau
Telah ada putusan Lembaga Peradilan yang
berkekuatan hukum tetap (inkracht van gewijsde)
yang menghukum suatu entitas atau seseorang
untuk membayar kepada Pemerintah.
Pengukuran TP
Sebesar nilai nominal dalam SKTJM dan atau
Surat Keputusan Pembebanan dan atau surat
ketetapan dari pengadilan (jika diselesaikan
melalui jalur pengadilan), setelah dikurangi
dengan setoran yang telah dilakukan oleh
bendahara yang bersangkutan ke kas negara
Pengukuran TGR
Sebesar nilai nominal dalam SKTJM
dan atau surat ketetapan dari
pengadilan (jika diselesaikan melalui
jalur pengadilan) setelah dikurangi
dengan setoran yang telah dilakukan
oleh pegawai yang bersangkutan ke
kas negara.
Pengurangan Nilai
Ketika:
 Pembayaran angsuran
 Reklasifikasi
Penyajian di neraca




TP/TGR yang jatuh tempo lebih dari
12 bulan setelah tanggal pelaporan
dilaporkan sebagai Aset Lainnya.
Tagihan TP/TGR yang jatuh tempo
kurang dari 12 bulan setelah tanggal
pelaporan
dilaporkan
sebagai
Bagian Lancar Tagihan TP/TGR.
Jurnal Cash Toward Accrual
TP/TGR
Tuntutan Perbendaharaan/TGR
Diinvestasikan dalam Aset Lainnya

XXX
XXX
Contoh kasus
Berdasarkan berita acara penjualan aset nomor BA456/XYZ/2004 diketahui bahwa Pemda XYZ telah
menjual rumah dinas kepada para pegawai Pemda
XYZ dengan harga 500.000.000 secara angsuran.
Pada akhir Desember 2004, angsuran yang telah
dibayar
olehpegawai
adalah
sebesar
Rp
50.000.000.
Jurnal untuk mencatat tagihan penjualan angsuran rumah
dinastersebut sebagai berikut:

Tagihan Penjualan Angsuran
Diinvestasikan dalam Aset Lainnya

450.000.000
450.000.000
Contoh kasus
Berdasarkan Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak
(SKTM) nomor SK 01/SKTM/XYZ/2004 diperoleh informasi
Pemda XYZ memiliki piutang kepada pegawai atas
hilangnya aset Pemda berupa kendaraan dinas seharga
Rp 100.000.000. Pengawai yang bersangkutan
menyanggupi untuk membayar tuntutan ganti rugi
tersebut dengan mengangsur bulanan. Sampai dengan
akhir Desember 2004 cicilan pembayaran TGR yang telah
dilakukan oleh pegawai tersebut adalah sebesar Rp
3.000.000.
Jurnal untuk mencatat tuntutan ganti rugi tersebut adalah sebagai
berikut:

Tuntutan Perbendaharaan/TGR
Diinvestasikan dalam Aset Lainnya

97.000.000
97.000.000
Penyajian Di Neraca-Basis Akrual
 Piutang

TPA, Tagihan TP/TGR yang jatuh tempo
lebih dari 12 bulan setelah tanggal pelaporan
disajikan pada neraca sebagai Piutang Jangka
Panjang.
 Piutang TPA, Tagihan TP/TGR yang jatuh tempo
kurang dari 12 bulan setelah tanggal pelaporan
disajikan pada neraca sebagai Aset Lancar.
PENYAJIAN DI NERACA
SESUAI LAPIRAN 1 PSAP 02
PENYAJIAN DI NERACA
SESUAI PMK 219/2013
Ilustrasi Jurnal Akrual Basis
Dan pada saat akhir periode pelaporan, reklasifikasi
bagian lancar piutang jangka panjang dilakukan
dengan cara membukukan di Buku Besar Akrual
dengan jurnal:
Bagian Lancar Piutang Jangka Panjang xxx
Piutang Jangka Panjang
xxx
Ilustrasi Jurnal Akrual Basis
Saat Muncul Piutang Jangka Panjang,KPA pada Buku Besar Akrual
membukukan dengan jurnal
Piutang Jangka Panjang
xxx
Pendapatan Negara dan Hibah
xxx
Setelah Pelunasan Kas, pada Buku Besar Akrual dibukukan jurnal:
Diterima dari Entitas Lain
xxx
Piutang jangka Panjang
xxx
Dan pada Buku Besar Kas dibukukan Jurnal
Diterima Dari Entitas Lain
xxx
Pendapatan Negara dan Hibah
xxx
Dan pada saat akhir periode pelaporan, reklasifikasi bagian
lancar piutang jangka panjang dilakukan dengan cara
membukukan di Buku Besar Akrual dengan jurnal:
Bagian Lancar Piutang Jangka Panjang
xxx
Piutang Jangka Panjang
xxx
IV. ASET LAIN-LAIN
Definisi
Aset lainnya yang tidak dapat
dikelompokkan dalam Aset Tak
Berwujud, Tagihan Penjualan
Angsuran, Tuntutan Perbendaharaan,
Tuntutan Ganti Rugi dan Kemitraan
dengan Pihak Ketiga.
Beberapa contoh aset lain-lain sebagaimana
tercantum dalam PMK 219/PMK.05/2013
Aset Tetap Yang Dimaksudkan Untuk Dihentikan Dari
Penggunaan Aktif Pemerintah
Aset Pemerintah Eks BPPN Yang Dialihkan
Pengelolaannya Kepada PT Perusahaan Pengelola
Aset (PT PPA).
Aset Eks Pertamina

Aset Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS)
LKPP 2012
1. Aset Tetap Yang Dimaksudkan Untuk Dihentikan
Dari Penggunaan Aktif Pemerintah.
 Rusak

berat, usang atau aset tetap yang tidak
digunakan karena sedang menunggu proses
pemindah tanganan (penjualan, sewa beli,
penghibahan, penyertaan modal).
 PSAP 07: Aset tetap yang dihentikan dari
penggunaan aktif pemerintah tidak memenuhi
definisi aset tetap dan harus dipindahkan ke pos
aset lainnya sesuai dengan nilai tercatatnya.
1. Aset Tetap Yang Dimaksudkan Untuk Dihentikan
Dari Penggunaan Aktif Pemerintah.
 Aset

tetap yang di reklasifikasikan menjadi aset
lainnya
dalam
neraca
maka
disusutkan
sebagaimana layaknya aset tetap kecuali untuk
aset tetap yang dinyatakan hilang berdasarkan
dokumen sumber yang sah dan aset tetap dalam
kondisi rusak berat / usang yang telah diusulkan
penghapusannya maka tidak disusutkan.
2. ASET PEMERINTAH EKS BPPN YANG DIKELOLA PT
PERUSAHAAN PENGELOLA ASET (PT PPA).
 Tujuan

pendirian PT Perusahaan Pengelola Aset
untuk melakukan pengelolaan aset Negara yang
berasal dari BPPN yang tidak berperkara untuk dan
atas nama Menteri Keuangan.
 Pengelolaan aset Negara yang berasal dari BPPN
meliputi kegiatan:
 restrukturisasi aset;
 kerjasama dengan pihak lain dalam rangka
peningkatan nilai aset;
 penagihan piutang; dan
 penjualan.
2. ASET PEMERINTAH EKS BPPN YANG DIKELOLA PT
PERUSAHAAN PENGELOLA ASET (PT PPA).
 Aset-aset

Eks BPPN yang dikelola PPA sesuai
dengan Perjanjian Pengelolaan Aset tangal 29 Mei
2013 adalah sebagai berikut:
 Aset Saham Non Bank;
 Aset Saham Bank;
 Aset Kredit/Hak Tagih; dan
 Aset Saham & Kredit.
3. ASET EKS PERTAMINA
 KMK

Nomor 23/KMK.06/2008 tentang Penetapan
Neraca Pembukaan Perusahaan Perseroan
(Persero) PT Pertamina Per 17 September 2003,
terdapat aset eks Pertamina yang perlu
ditetapkan statusnya menjadi Barang Milik Negara
 Sepuluh aset berupa tanah dan bangunan;
 Aktiva Kilang LNG yang dikelola oleh PT Arun
dan PT Badak;
 Aset eks kontrak kerja sama yang digunakan
oleh PT Pertamina EP.
4. ASET KONTRAKTOR KONTRAK KERJA SAMA (KKKS)




KKKS adalah Badan Usaha atau Bentuk Badan Usaha
Tetap yang diberikan wewenang untuk melaksanakan
eksplorasi dan eksploitasi pada suatu wilayah kerja
berdasarkan Kontrak Kerja Sama dengan Badan
Pelaksana.
Barang yang menjadi milik/ kekayaan negara yang
berasal dari Kontraktor Kontrak Kerja Sama adalah
seluruh barang dan peralatan yang diperoleh atau
dibeli KKKS dan yang secara langsung digunakan
dalam kegiatan usaha hulu.
PENGAKUAN
Aset lain-lalin diakui pada saat
dihentikan dari penggunaan aktif
pemerintah dan direklasifikasikan
ke dalam aset lain-lain.
PENGUKURAN
Aset tetap yang dimaksudkan untuk
dihentikan dari penggunaan aktif
pemerintah direklasiffikasikan ke dalam aset
ain-lain menurut nilai tercatatnya
Aset lain-lain yang berasal dari reklasifikasi
aset tetap disusutkan mengikuti kebijakan
penyusutan aset tetap
PERLAKUAN AKUNTANSI UNTUK ASET
KONTRAKTOR KERJASAMA DIATUR
SECARA KHUSUS DALAM PMK No
02/PMK.05/2011 TENTANG PEDOMAN
AKUNTANSI DAN PELAPORAN ASET BMN
KKKS
PENGUKURAN

Penyusutan dikecualikan
untuk aset tetap yang
dinyatakan hilang
berdasarkan dokumen
sumber yang sah dan aset
tetap dalam kondisi rusak
berat / usang yang telah
diusulkan penghapusannya.
PENYAJIAN

Aset lain-lain disajikan dalam
kelompok aset lainnya dan
diungapkan seara memadai di
dalam CALK. Hal-hal yang
perlu diungkapkan antara lain
adalah faktor-faktor yang
menyebabkan dilakukannya
penghentian penggunaan, dan
informasi lainnya yang relevan.
CONTOH KASUS
Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan
memiliki aset tetap dalam kondisi rusak berat
sejumlah 15 buah senilai Rp 520.450.000,00. Secara
substansi, aset tetap tersebut sudah tidak digunakan
untuk keperluan operasional pemerintah. Atas aset
tetap tersebut sudah diusulkan penghapusan pada
tanggal 11 Oktober 2013. Namun sampai dengan
tanggal 31 Desember 2013, belum terdapat Surat
Keputusan Penghapusan atas aset tetap tersebut.
 PSAP

07 Suatu aset tetap dieliminasi dari neraca
ketika dilepaskan atau bila aset secara permanen
dihentikan penggunaannya dan tidak ada
manfaat ekonomik masa yang akan datang.
(paragraf 76)
 Aset tetap yang secara permanen dihentikan atau
dilepas harus dieliminasi dari Neraca dan
diungkapkan dalam Catatan atas Laporan
Keuangan. (paragraf 77).
 Aset tetap yang dihentikan dari penggunaan aktif
pemerintah tidak memenuhi definisi aset tetap dan
harus dipindahkan ke pos aset lainnya sesuai
dengan nilai tercatatnya.
CONTOH KASUS
Aset Lainnya_Accrual Basis vs Cash Toward Accrual

More Related Content

What's hot

Subjek pajak
Subjek pajakSubjek pajak
Subjek pajakprabowow
 
Psak 61-akuntansi-hibah-pemerintah-ias-20-gov-grant-240911
Psak 61-akuntansi-hibah-pemerintah-ias-20-gov-grant-240911Psak 61-akuntansi-hibah-pemerintah-ias-20-gov-grant-240911
Psak 61-akuntansi-hibah-pemerintah-ias-20-gov-grant-240911Sri Apriyanti Husain
 
Permasalahan Hukum di Sektor Perumahan/Properti di Indonesia dan Upaya Pengua...
Permasalahan Hukum di Sektor Perumahan/Properti di Indonesia dan Upaya Pengua...Permasalahan Hukum di Sektor Perumahan/Properti di Indonesia dan Upaya Pengua...
Permasalahan Hukum di Sektor Perumahan/Properti di Indonesia dan Upaya Pengua...Leks&Co
 
Materi sosialisasi bendahara pemerintah 2012 final dinas pengairan edit
Materi sosialisasi bendahara pemerintah 2012 final dinas pengairan editMateri sosialisasi bendahara pemerintah 2012 final dinas pengairan edit
Materi sosialisasi bendahara pemerintah 2012 final dinas pengairan editKppkp Bangil
 
Pedoman kerja mekanisme hibah luar negeri
Pedoman kerja mekanisme hibah luar negeriPedoman kerja mekanisme hibah luar negeri
Pedoman kerja mekanisme hibah luar negerisyahidahputri
 
pengertian penatausahaan Barang Milik Daerah
pengertian penatausahaan Barang Milik Daerahpengertian penatausahaan Barang Milik Daerah
pengertian penatausahaan Barang Milik Daerahyudi prihanto
 

What's hot (7)

Subjek pajak
Subjek pajakSubjek pajak
Subjek pajak
 
Psak 61-akuntansi-hibah-pemerintah-ias-20-gov-grant-240911
Psak 61-akuntansi-hibah-pemerintah-ias-20-gov-grant-240911Psak 61-akuntansi-hibah-pemerintah-ias-20-gov-grant-240911
Psak 61-akuntansi-hibah-pemerintah-ias-20-gov-grant-240911
 
Permasalahan Hukum di Sektor Perumahan/Properti di Indonesia dan Upaya Pengua...
Permasalahan Hukum di Sektor Perumahan/Properti di Indonesia dan Upaya Pengua...Permasalahan Hukum di Sektor Perumahan/Properti di Indonesia dan Upaya Pengua...
Permasalahan Hukum di Sektor Perumahan/Properti di Indonesia dan Upaya Pengua...
 
Materi sosialisasi bendahara pemerintah 2012 final dinas pengairan edit
Materi sosialisasi bendahara pemerintah 2012 final dinas pengairan editMateri sosialisasi bendahara pemerintah 2012 final dinas pengairan edit
Materi sosialisasi bendahara pemerintah 2012 final dinas pengairan edit
 
Fs hms 2011 final
Fs hms 2011 finalFs hms 2011 final
Fs hms 2011 final
 
Pedoman kerja mekanisme hibah luar negeri
Pedoman kerja mekanisme hibah luar negeriPedoman kerja mekanisme hibah luar negeri
Pedoman kerja mekanisme hibah luar negeri
 
pengertian penatausahaan Barang Milik Daerah
pengertian penatausahaan Barang Milik Daerahpengertian penatausahaan Barang Milik Daerah
pengertian penatausahaan Barang Milik Daerah
 

Similar to Aset Lainnya_Accrual Basis vs Cash Toward Accrual

Rangkuman properti investasi
Rangkuman properti investasiRangkuman properti investasi
Rangkuman properti investasiIntan Diliyana
 
Rangkuman properti investasi
Rangkuman properti investasiRangkuman properti investasi
Rangkuman properti investasiIntan Diliyana
 
aset-tetap-dan-properti-investasi
aset-tetap-dan-properti-investasiaset-tetap-dan-properti-investasi
aset-tetap-dan-properti-investasiNovi Lestara
 
Teori Akuntansi - Aset Tak Berwujud dan Investasi Jangka Panjang
Teori Akuntansi - Aset Tak Berwujud dan Investasi Jangka PanjangTeori Akuntansi - Aset Tak Berwujud dan Investasi Jangka Panjang
Teori Akuntansi - Aset Tak Berwujud dan Investasi Jangka PanjangAnnisa V
 
Psak 19-aset-tidak-berwujud-ias-38
Psak 19-aset-tidak-berwujud-ias-38Psak 19-aset-tidak-berwujud-ias-38
Psak 19-aset-tidak-berwujud-ias-38Sri Apriyanti Husain
 
Psak 19-aset-tidak-berwujud-ias-38
Psak 19-aset-tidak-berwujud-ias-38Psak 19-aset-tidak-berwujud-ias-38
Psak 19-aset-tidak-berwujud-ias-38Sri Apriyanti Husain
 
Aset Tidak Berwujud - PSAK 19
Aset Tidak Berwujud - PSAK 19 Aset Tidak Berwujud - PSAK 19
Aset Tidak Berwujud - PSAK 19 Fair Nurfachrizi
 
Akt keuangan
Akt keuanganAkt keuangan
Akt keuangan140413nay
 
Akuntansi Aset Tidak Berwujud.pptx
Akuntansi Aset Tidak Berwujud.pptxAkuntansi Aset Tidak Berwujud.pptx
Akuntansi Aset Tidak Berwujud.pptxTasmanSeven1
 
AKT_PAJAK_MEYSI RESYANTI_SURYANIH_STIAMITANGERANG
AKT_PAJAK_MEYSI RESYANTI_SURYANIH_STIAMITANGERANGAKT_PAJAK_MEYSI RESYANTI_SURYANIH_STIAMITANGERANG
AKT_PAJAK_MEYSI RESYANTI_SURYANIH_STIAMITANGERANGMeysi Resyanti
 
Aktiva tidak berwujud klp i
Aktiva tidak berwujud klp iAktiva tidak berwujud klp i
Aktiva tidak berwujud klp iReresti W
 
PSAK-48- IAS 36: Impairment -ias-36
PSAK-48- IAS 36: Impairment -ias-36PSAK-48- IAS 36: Impairment -ias-36
PSAK-48- IAS 36: Impairment -ias-36Indra Yu
 

Similar to Aset Lainnya_Accrual Basis vs Cash Toward Accrual (20)

Aset vs akrual
Aset vs akrualAset vs akrual
Aset vs akrual
 
Rangkuman properti investasi
Rangkuman properti investasiRangkuman properti investasi
Rangkuman properti investasi
 
Rangkuman properti investasi
Rangkuman properti investasiRangkuman properti investasi
Rangkuman properti investasi
 
Aset tak berujud
Aset tak berujudAset tak berujud
Aset tak berujud
 
Rangkuman aset tetap
Rangkuman aset tetapRangkuman aset tetap
Rangkuman aset tetap
 
aset-tetap-dan-properti-investasi
aset-tetap-dan-properti-investasiaset-tetap-dan-properti-investasi
aset-tetap-dan-properti-investasi
 
Teori Akuntansi - Aset Tak Berwujud dan Investasi Jangka Panjang
Teori Akuntansi - Aset Tak Berwujud dan Investasi Jangka PanjangTeori Akuntansi - Aset Tak Berwujud dan Investasi Jangka Panjang
Teori Akuntansi - Aset Tak Berwujud dan Investasi Jangka Panjang
 
Psak 19-aset-tidak-berwujud-ias-38
Psak 19-aset-tidak-berwujud-ias-38Psak 19-aset-tidak-berwujud-ias-38
Psak 19-aset-tidak-berwujud-ias-38
 
Psak 19-aset-tidak-berwujud-ias-38
Psak 19-aset-tidak-berwujud-ias-38Psak 19-aset-tidak-berwujud-ias-38
Psak 19-aset-tidak-berwujud-ias-38
 
Aset Tidak Berwujud - PSAK 19
Aset Tidak Berwujud - PSAK 19 Aset Tidak Berwujud - PSAK 19
Aset Tidak Berwujud - PSAK 19
 
PSAK seri I
PSAK seri IPSAK seri I
PSAK seri I
 
Psak19 aktivatidakberwujud
Psak19 aktivatidakberwujudPsak19 aktivatidakberwujud
Psak19 aktivatidakberwujud
 
Akt keuangan
Akt keuanganAkt keuangan
Akt keuangan
 
intangible asset
intangible assetintangible asset
intangible asset
 
Akuntansi Aset Tidak Berwujud.pptx
Akuntansi Aset Tidak Berwujud.pptxAkuntansi Aset Tidak Berwujud.pptx
Akuntansi Aset Tidak Berwujud.pptx
 
PSAK 19.pdf
PSAK 19.pdfPSAK 19.pdf
PSAK 19.pdf
 
AKT_PAJAK_MEYSI RESYANTI_SURYANIH_STIAMITANGERANG
AKT_PAJAK_MEYSI RESYANTI_SURYANIH_STIAMITANGERANGAKT_PAJAK_MEYSI RESYANTI_SURYANIH_STIAMITANGERANG
AKT_PAJAK_MEYSI RESYANTI_SURYANIH_STIAMITANGERANG
 
Aktiva tidak berwujud klp i
Aktiva tidak berwujud klp iAktiva tidak berwujud klp i
Aktiva tidak berwujud klp i
 
Aktiva Tidak Berwujud
Aktiva Tidak BerwujudAktiva Tidak Berwujud
Aktiva Tidak Berwujud
 
PSAK-48- IAS 36: Impairment -ias-36
PSAK-48- IAS 36: Impairment -ias-36PSAK-48- IAS 36: Impairment -ias-36
PSAK-48- IAS 36: Impairment -ias-36
 

Recently uploaded

Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptSlide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptwxmnxfm57w
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxumusilmi2019
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxRito Doank
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnyaIndhasari3
 
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaWahyuKamilatulFauzia
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxHakamNiazi
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalAthoillahEconomi
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...ChairaniManasye1
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptSalsabillaPutriAyu
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptFrida Adnantara
 
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaarmanamo012
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IIkaAliciaSasanti
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...OknaRyana1
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bankzulfikar425966
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganlangkahgontay88
 
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxFrida Adnantara
 
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).pptIntroduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppttami83
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxZefanya9
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuanganzulfikar425966
 

Recently uploaded (20)

Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptSlide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
 
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
 
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
 
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
 
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).pptIntroduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
 

Aset Lainnya_Accrual Basis vs Cash Toward Accrual

  • 1. ASET LAINNYA Kelompok VII Dian Ratnawati (12) Irfan Fajrur Rohman (14) Ruth Jelita Silaban (24) Yudha Fermana Ginting (30)
  • 2. PMK 219/ PMK.05/ 2013 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Pusat dan Permendagri 64 Tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah aset lainnya adalah aset pemerintah selain aset lancar, investasi jangka panjang, aset tetap, dana cadangan, dan piutang jangka panjang
  • 3. Klasifikasi Aset Lainnya Aset Tidak Berwujud Kemitraan dengan Pihak Ketiga Kas yang Dibatasi Penggunaannya Aset Lain-lain
  • 4. Buletin Teknis No. 01: Penyusunan Neraca Awal Pemerintah Pusat Aset Lainnya adalah aset pemerintah selain aset lancar, investasi jangka panjang, aset tetap, dan dana cadangan. Klasifikasi Aset Lainnya pada basis CTA ini terdiri dari:  Aset Tak Berwujud  Tagihan Penjualan Angsuran (TPA)  Tuntutan Perbendaharaan/ Tuntutan Ganti Rugi (TP/ TGR)  Kemitraan dengan Pihak Ketiga  Aset Lain-lain
  • 5. UAKPA ASET LAINNYA Unit Akuntansi Pengguna Anggaran (UAKPA) Aset Lainnya adalah Kementerian Lembaga yang memiliki aset lainnya tidak semua Kementeria Lembaga memiliki aset lainnya-aset tak berwujud seperti Hak Cipta dan Hak Kekayaan Intelektual seperti yang dimiliki Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)
  • 6. Kas yang Dibatasi Penggunaannya Kas yang Dibatasi Penggunaannya adalah uang yang merupakan hak pemerintah, namun dibatasi penggunaannya untuk membiayai kegiatan tertentu dalam waktu lebih dari dua belas (12) bulan sejak tanggal pelaporan sebagai akibat ketetapan/ keputusan baik dari pemerintah maupun dari pihak luar pemerintah misalnya pengadilan atau pihak luar lainnya. Misalnya Dana Abadi Umat dan Dana Abadi Pendidikan.
  • 7. I. ASET TAK BERWUJUD aset nonmoneter yang dapat diidentifikasi namun tidak mempunyai wujud fisik Kriteria • Aset nonmoneter yang dapat diidentifikasi • Dikendalikan oleh entitas pemerintah • Mempunyai potensi manfaat ekonomi masa depan
  • 8. 1.Goodwill kelebihan nilai yang diakui oleh suatu entitas akibat adanya pembelian kepentingan/ saham di atas nilai buku
  • 9. 2.Hak Paten dan Hak Cipta Definisi Contoh • diperoleh karena adanya kepemiikan kekayaan intelektual atau atas suatu pengetahuan teknis atau suatu karya yang dapat menghasilkan manfaat bagi entitas • Pengembangan Proyek–Proyek Energi Terbarukan Berbasis Mekanisme Pengurangan Karbon (PUSAT TEKNOLOGI PENGEMBANGAN SUMBERDAYA ENERGI),Smart (Micro) Grid untuk Integrasi Energi Terbarukan (PUSAT TEKNOLOGI KONVERSI DAN KONSERVASI ENERGI)
  • 10. 3. Royalti nilai manfaat ekonomi yang akan/dapat diterima atas kepemilikan hak cipta/hak paten/hak lainnya pada saat hak dimaksud akan dimanfaatkan oleh orang, instansi atau perusahaan lain
  • 11. 4.Software Definisi Contoh • software yang bukan merupakan bagian tak terpisahkan dari hardware komputer tertentu • Pemda DKI yang berencana membeli Software Google Geospatial
  • 12. 5. Lisensi izin yang diberikan pemilik Hak Paten atau Hak Cipta yang diberikan kepada pihak lain berdasarkan perjanjian pemberian hak untuk menikmati manfaat ekonomi dari suatu Hak Kekayaan Intelektual yang diberi perlindungan dalam jangka waktu dan syarat tertentu
  • 13. 6. Hasil Kajian/ Penelitian yang mempunyai manfaat jangka panjang Definisi • suatu kajian atau pengembangan yang memberikan manfaat ekonomis dan/atau sosial dimasa yang akan datang yang dapat diidentifikasi sebagai aset Contoh • Penelitian oleh peneliti BPPT yang menggunakan dana dari APBN untuk melakukan penelitiannya
  • 14. 7. Aset tak berwujud lainnya jenis aset tak berwujud yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam jenis aset tak berwujud yang ada
  • 15. Perbandingan dengan CTA Goodwill dan Royalti tidak terdapat pada klasifikasi berbasis CTA Aset Tidak Berwujud yang memiliki nilai sejarah / budaya dan Aset Tidak Berwujud dalam pengerjaan terdapat pada basis CTA
  • 16. PENGAKUAN ASET TAK BERWUJUD Memenuhi: Definisi dari Aset Tak Berwujud; dan Kriteria pengakuan. memenuhi kriteria sebagai berikut  kemungkinanmanfaat ekonomi di masa datang  dapat diukur dengan andal
  • 17. PENGUKURAN ASET TAK BERWUJUD Aset Tak Berwujud diukur dengan harga perolehan, yaitu harga yang harus dibayar entitas untuk memperoleh suatu Aset Tak Berwujud hingga siap untuk digunakan dan Aset Tak Berwujud tersebut mempunyai manfaat ekonomi yang diharapkan dimasa datang atau jasa potensial yang melekat pada aset tersebut akan mengalir masuk kedalam entitas tersebut
  • 18. Biaya untuk memperoleh Aset Tak Berwujud dengan pembelian terdiri dari:  Harga beli, termasuk biaya import dan pajakpajak, setelah dikurangi dengan potongan harga dan rabat;dan  Setiap biaya yang dapat diatribusikan secara langsung dalam membawa aset tersebut ke kondisi yangmembuat aset tersebut dapat bekerja untuk penggunaan yang dimaksudkan.
  • 19. Contoh dari biaya yang dapat diatribusikan secara langsung adalah:  Biaya staff yang timbul secara langsung agar aset tersebut dapat digunakan;  Biaya professional yang timbul secara langsung agar aset tersebut dapat digunakan; dan  Biaya pengujian untuk menjamin aset tersebut dapat berfungsi secara baik
  • 20. Pengukuran Aset Tak Berwujud yang diperoleh secara internal    Aset Tak Berwujud dari kegiatan pengembangan yang memenuhi syarat pengakuan, diakui sebesar biaya perolehan yang meliputi biaya yang dikeluarkan sejak memenuhi kriteria pengakuan; Pengeluaran atas unsur tidak berwujud yang awalnya telah diakui oleh entitas sebagai beban tidak boleh diakui sebagai bagian dari harga perolehan Aset Tak Berwujud di kemudian hari; dan Aset Tak Berwujud yang dihasilkan dari pengembangan software komputer, maka pengeluaran yang dapat dikapitalisasi adalah pengeluaran tahap pengembangan aplikasi.
  • 21. Aset yang memenuhi definisi dan syarat pengakuan aset tak berwujud, namun biaya perolehannya tidak dapat ditelusuri dapat disajikan sebesar nilai wajar
  • 22. Penghentian dan Pelepasan 1. Penjualan 2. Pertukaran 3. Hibah 4. Berakhirnya masa manfaat aset tidak berwujud sehingga perlu diganti dengan yang baru
  • 23. Pengakuan, Pengukuran, dan Pengungkapan Penghentian dan Pelepasan Aset Tak Berwujud selisih antara harga jual atau harga pertukarannya dengan nilai buku aset tak berwujud diperlakukan sebagai pendapatan/ beban dari kegiatan nonoperasional pada Laporan Operasional. Penerimaan kas akibat penjualan aset tak berwujud diakui sebagai pendapatan dan dilaporkan pada Laporan Realisasi Anggaran kas dari hasil penjualan sebesar nilai bukunya dicatat sebagai kas dari aktivitas investasi pada Laporan Arus Kas
  • 27. PELAPORAN ASET TAK BERWUJUD Hal-hal yang diungkapkan dalam Laporan Keuangan atas Aset Tak Berwujud antara lain sebagai berikut:  Masa manfaat dan metode amortisasi;  Nilai tercatat bruto, akumulasi amortisasi dan nilai sisa Aset Tak Berwujud; dan  Penambahan maupun penurunan nilai tercatat pada awal dan akhir periode, termasuk penghentian dan pelepasan Aset Tak Berwujud
  • 28.
  • 29. Perbandingan dengan IPSAS 31 Intangible Asset Definisi Aset Tak Berwujud: (a) Is separable, i.e., is capable of being separated or divided from the entity and sold, transferred, licensed, rented, or exchanged, either individually or together with a related contract, identifiable asset or liability, regardless of whether the entity intends to do so; or (b) Arises from binding arrangements (including rights from contracts or other legal rights), regardless of whether those rights are transferable or separable from the entity or from other rights and obligations
  • 30. Pengakuan dan Pengukuran: Paragraf 26: The recognition of an item as an intangible asset requires an entity to demonstrate that the item meets:  The definition of an intangible asset and  The recognition criteria
  • 31. An intangible asset shall be recognized if, and only if:  It is probable that the expected future economic benefits or service potential that are attributable to the asset will flow to the entity; and  The cost or fair value of the asset can be measured reliably.
  • 32. Par. 34: Biaya perolehan aset tak berwujud:  Harga pembeliannya, termasuk bea impor dan pajak-pajak yang tidak dapat dikembalikan setelah dikurangi diskon barang dan rabat; dan  Setiap biaya yang terkait langsung menyiapkan aset sampai busa digunakan
  • 33. Metode Pengukuran Cost Model 73. After initial recognition, an intangible asset shall be carried at its cost less any accumulated amortization and any accumulated impairment losses.  Revaluation Model 74. After initial recognition, an intangible asset shall be carried at a revaluedamount, being its fair value at the date of the revaluation less anysubsequent accumulated amortization. For the purpose of revaluationsunder this Standard, fair value shall be determined by reference to anactive market. Revaluations shall be made with such regularity that atthe reporting date the carrying amount of the asset does not differmaterially from its fair value. 
  • 34. Ilustrasi Soal Pada tanggal 01 April 2015, Satuan Kerja Kantor Pusat DJPB membeli Open Source Software senilai Rp50.000.000,- kepada pihak ketiga dan belum dibayarkan tagihannya. Pada tanggal 06 April, Software ini diregister dan dibayarkan tagihan kepada pihak ketiga tersebut. Pada tanggal 06 April 2016, software ini dijual kepada KPPN Jakarta II senilai Rp20.000.000,-. Masa manfaat software tersebut diestimasikan 5 tahun.Buatlah jurnal untuk setiap transaksi di atas!
  • 35. 01 April 2015 (Perolehan Aset Tak Berwujud Akun Uraian Akun 139111 Aset yang Belum Diregister 218111 Utang yang Belum diterima Tagihannya Debit Kredit 50.000.000 50.000.000
  • 36. 06 April 2015 (Register Aset Tak Berwujud dan Pembayaran Tagihan): Akun 16xxxx 139111 Uraian Akun Aset Tak Berwujud Debit Kredit 50.000.000 Aset yang Belum Diregister 50.000.000 Buku Besar Akrual: 218111 5xxxxx 5xxxxx 313111 Utang yang Belum diterima Tagihannya 50.000.000 Belanja Belanja 50.000.000 50.000.000 Ditagihkan dari Entitas Lain 50.000.000 Buku Besar Kas 5xxxxx 313111 Belanja Ditagihkan dari Entitas Lain 50.000.000 50.000.000
  • 37. 31 Desember 2015 (Jurnal Penyesuaian): Akun 59xxxx 16xxxx Uraian Akun Beban Penyusutan Aset Tak Berwujud Akumulasi Penyusutan Aset Tak Berwujud Debit Kredit 7.500.000 7.500.000
  • 38. 06 April 2016: Akun Uraian Akun Debit Kredit Pencatatan Penyusutan 59xxxx 16xxxx Beban Penyusutan Aset Tak Berwujud 2.500.000 Akumulasi Penyusutan Aset Tak 2.500.000 Berwujud 50. Pencatatan Penjualan Software (Akrual) 1xxxxx 16xxxx 8xxxxx 16xxxx Kas di Bendahara Penerimaan Akumulasi Penyusutan Aset Tak Berwujud Defisit Penjualan Aset Non Lancar-LO 20.000.000 10.000.000 20.000.000 Aset Tak Berwujud 50.000.0000 Jurnal Buku Besar Kas 1xxxxx 4xxxxx Kas di Bendahara Penerimaan Pendapatan Negara Bukan PajakPenjualan Aset Tak Berwujud-LRA 20.000.000 20.000.000
  • 39. metode Cash Toward Accrual 06 April 2015 (Register Aset Tak Berwujud dan Pembayaran Tagihan): Akun Uraian Akun Debit Kredit Pengakuan Aset Tak Berwujud ketika diregister Aset Lainnya-Aset Tidak Berwujud 50.000.000 Diinvestasikan dalam Aset 50.000.000 Lainnya Pembayaran Tagihan Belanja Modal Piutang dari KUN 50.000.000 50.000.000
  • 40. 06 April 2016: Akun Uraian Akun Debit Kredit Penerimaan Kas atas Penjualan Software Kas di Bendahara Penerimaan 20.000.000 PNBP-Penjualan Aset 20.000.000 Lainnya Penyetoran ke Kas Negara Utang kepada KUN Kas di Bendahara Penerimaan 20.000.000 20.000.000
  • 41. II. ASET KEMITRAAN DENGAN PIHAK KETIGA
  • 42. DEFINISI KEMITRAAN adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih yang mempunyai komitmen untuk melaksanakan kegiatan yang dikendalikan bersama dengan mengguna-kan aset dan/atau hak usaha yang dimiliki Aset Kemitraan/Kerjasama adalah aset tetap yang dibangun atau digunakan untuk menyelenggarakan kegiatan kerjasama / kemitraan.
  • 44. 1. Basis CTA         Bangun, Kelola, Serah pemanfaatan aset pemerintah oleh pihak ketiga/investor pihak ketiga/investor mendirikan bangunan dan/atau sarana lain berikut fasilitasnya mendayagunakannya dalam jangka waktu tertentu menyerahkan kembali bangunan dan atau sarana lain berikut fasilitasnya kepada pemerintah setelah berakhirnya jangka waktu yang disepakati (masa konsesi). Bangun, Serah, Kelola pemanfaatan aset pemerintah oleh pihak ketiga/investor pihak ketiga/investor mendirikan bangunan dan/atau sarana lain berikut fasilitasnya menyerahkan aset yang dibangun tersebut kepada pemerintah untuk dikelola sesuai dengan tujuan pembangunan aset tersebut. Penyerahan aset oleh pihak ketiga/investor kepada pemerintah disertai dengan kewajiban pemerintah untuk melakukan pembayaran kepada pihak ketiga/investor yang dapat juga dilakukan secara bagi hasil.
  • 45. Bangun Kelola Serah    Aset Kemitraan BKS diakui pada saat persetujuan perjanjian/kontrak Kerjasama BKS dicatat sebesar nilai aset yang diserahkan oleh pemerintah kepada pihak ketiga/investor untuk membangun aset BKS tersebut. Aset yang berada dalam BKS ini disajikan terpisah dari Aset Tetap. Kode Akun XXXX XXXX Uraian Kemitraan dengan Pihak Ketiga Diinvestasikan dalam Aset Lainnya (bagian dari pos Ekuitas Dana Investasi) Debet Kredit 100.000.000 100.000.000
  • 46. Bangun Serah Kelola    Aset Kemitraan BSK diakui pada saat persetujuan perjanjian/kontrak Kerjasama BSK dicatat sebesar nilai perolehan aset yang dibangun yaitu sebesar nilai aset yang diserahkan pemerintah ditambah dengan jumlah aset yang dikeluarkan oleh pihak ketiga/investor untuk membangun aset tersebut Aset yang berada dalam BSK ini disajikan terpisah dari Aset Tetap. Kode Akun XXXX XXXX XXXX XXXX Uraian Kemitraan dengan Pihak Ketiga Debet 600.000.000 Diinvestasikan dalam Aset Lainnya Dana yg hrs disediakan utk pembayaran utang Utang Jangka Panjang Lainnya Kredit 600.000.000 450.000.000 450.000.000
  • 47. Posisi Aset Kemitraan pada Neraca:
  • 48. 2. Basis Akrual Pemda  Bangun Guna Serah (BGS), adalah pemanfaatan barang milik daerah berupa tanah oleh pihak lain dengan cara mendirikan bangunan dan/atau sarana berikut fasilitasnya, kemudian didayagunakan oleh pihak lain tersebut dalam jangka waktu tertentu yang telah disepakati, untuk selanjutnya diserahkan kembali tanah beserta bangunan    dan/atau sarana berikut fasilitasnya setelah berakhirnya jangka waktu. Bangun Serah Guna (BSG), adalah pemanfaatan barang milik daerah berupa tanah oleh pihak lain dengan cara mendirikan bangunan dan/atau sarana berikut fasilitasnya, dan setelah selesai pembangunannya diserahkan untuk didayagunakan oleh pihak lain tersebut dalam jangka waktu tertentu yang disepakati. Kerjasama Pemanfaatan (KSP) adalah pendayagunaan Barang Milik Daerah oleh pihak lain dalam jangka waktu tertentu dalam rangka peningkatan penerimaan daerah. Sewa, adalah pemanfaatan barang milik daerah oleh pihak lain dalam jangka waktu tertentu dengan menerima imbalan uang tunai.
  • 49. Pengakuan  Aset Kerjasama/Kemitraan diakui pada saat terjadi perjanjian kerjasama/ kemitraan, yaitu dengan perubahan klasifikasi aset dari aset tetap menjadi aset kerjasama/kemitraan.  Aset Kerjasama/Kemitraan berupa Gedung dan/atau sarana berikut fasilitasnya, dalam rangka kerja sama BSG, diakui pada saat pengadaan/pembangunan Gedung dan/atau Sarana berikut fasilitasnya selesai dan siap digunakan untuk digunakan/dioperasikan.  Setelah masa perjanjian kerjasama berakhir, aset kerjasama/kemitraan harus diaudit oleh aparat pengawas fungsional sebelum diserahkan kepada Pengelola Barang.
  • 50. Lanjutan...  Penyerahan kembali objek kerjasama beserta fasilitasnya kepada Pengelola Barang dilaksanakan setelah berakhirnya perjanjian dituangkan dalam berita acara serah terima barang.  Setelah masa pemanfaatan berakhir, tanah serta bangunan dan fasilitas hasil kerjasama/ kemitraan ditetapkan status penggunaannya oleh Pengelola Barang.  Klasifikasi aset hasil kerjasama/kemitraan berubah dari “Aset Lainnya” menjadi “Aset Tetap” sesuai jenisnya setelah berakhirnya perjanjian dan telah ditetapkan status penggunaannya oleh Kepala Daerah.
  • 51. Pengukuran    Aset yang diserahkan oleh Pemerintah Daerah untuk diusahakan dalam perjanjian kerjasama/kemitraan harus dicatat sebagai aset kerjasama/kemitraan sebesar nilai bersih yang tercatat pada saat perjanjian atau nilai wajar pada saat perjanjian, dipilih yang paling objektif atau paling berdaya uji. Dana yang ditanamkan Pemerintah Daerah dalam Kerjasama/Kemitraan dicatat sebagai penyertaan Kerjasama/Kemitraan. Di sisi lain, investor mencatat dana yang diterima ini sebagai kewajiban. Aset hasil kerjasama yang telah diserahkan kepada pemerintah setelah berakhirnya perjanjian dan telah ditetapkan status penggunaannya, dicatat sebesar nilai bersih yang tercatat atau sebesar nilai wajar pada saat aset tersebut diserahkan, dipilih yang paling objektif atau paling berdaya uji.
  • 52. Penyajian dan Pengungkapan  Aset kerjasama/kemitraan disajikan dalam neraca sebagai aset lainnya.  Dalam hal sebagian dari luas aset kemitraan (tanah dan atau gedung/bangunan), sesuai perjanjian, digunakan untuk kegiatan operasional SKPD, harus diungkapkan dalam CaLK.  Aset kerjasama/kemitraan selain tanah harus dilakukan penyusutan selama masa kerja sama. Masa penyusutan aset kemitraan dalam rangka Bangun Guna Serah (BGS) melanjutkan masa penyusutan aset sebelum direklasifikasi menjadi aset kemitraan. Masa penyusutan aset kemitraan dalam rangka Bangun Serah Guna (BSG) adalah selama masa kerjasama.
  • 53. Lanjutan...  Sehubungan dengan pengungkapan yang lazim untuk aset, pengungkapan berikut harus dibuat untuk aset kerjasama/kemitraan : 1. 2. 3. Klasifikasi aset yang membentuk aset kerjasama Penentuan biaya perolehan aset kerjasama/kemitraan Penentuan depresiasi/penyusutan aset kerjasama/kemitraan.  Setelah aset diserahkan dan ditetapkan penggunaannya, aset hasil kerjasama disajikan dalam neraca dalam klasifikasi aset tetap.
  • 54. Contoh BAS di Pemda: Contoh transaksi BGS: Kode Akun XXXX XXXX Uraian Kemitraan dengan Pihak Ketiga Aset Tetap – Tanah Debet Kredit 100.000.000 100.000.000
  • 55. 3. Basis Akrual PemPus  Bangun, Kelola, Serah – BKS (Build, Operate, Transfer – BOT), adalah pemanfaatan tanah milik pemerintah oleh pihak lain dengan mendirikan bangunan dan/ atau sarana, berikut fasilitasnya, kemudian didayagunakan oleh pihak lain tersebut dalam jangka waktu tertentu yang telah disepakati, untuk  selanjutnya tanah beserta bangunan dan/atau sarana, berikut fasilitasnya, diserahkan kembali kepada pengelola barang setelah berakhirnya jangka waktu kerjasama BKS. Bangun, Serah, Kelola – BSK (Build, Transfer, Operate – BTO), adalah pemanfaatan tanah milik pemerintah oleh pihak lain dengan mendirikan bangunan dan/atau sarana, berikut fasilitasnya, dan setelah selesai pembangunannya diserahkan kepada pengelola barang untuk kemudian didayagunakan oleh pihak lain tersebut selama jangka  waktu tertentu yang disepakati. Kerjasama Pemanfaatan (KSP) adalah pendayagunaan Barang Milik Negara oleh pihak lain dalam jangka waktu tertentu dalam rangka peningkatan penerimaan Negara bukan pajak dan sumber pembiayaan lainnya.
  • 56. Pengakuan    Aset Kerjasama/Kemitraan diakui pada saat terjadi perjanjian kerjasama/ kemitraan, yaitu dengan perubahan klasifikasi aset dari aset tetap menjadi aset kerjasama/kemitraan. Aset Kerjasama/Kemitraan berupa Gedung dan/atau sarana berikut fasilitasnya, dalam rangka kerja sama BSK, diakui pada saat pengadaan/pembangunan Gedung dan/atau Sarana berikut fasilitasnya selesai dan siap digunakan untuk digunakan/dioperasikan. Dalam rangka kerjasama pola BSK/BTO, harus diakui adanya Utang Kemitraan dengan Pihak Ketiga, yaitu sebesar nilai aset yang dibangun oleh mitra dan telah diserahkan kepada Pemerintah pada saat proses pembangunan selesai.
  • 57. Lanjutan...     Setelah masa perjanjian kerjasama berakhir, aset kerjasama/kemitraan harus diaudit oleh aparat pengawas fungsional sebelum diserahkan kepada Pengelola Barang dan/atau Pengguna Barang. Penyerahan kembali objek kerjasama beserta fasilitasnya kepada Pengelola Barang dilaksanakan setelah berakhirnya perjanjian dituangkan dalam berita acara serah terima barang. Setelah masa pemanfaatan berakhir, tanah serta bangunan dan fasilitas hasil kerjasama/ kemitraan ditetapkan status penggunaannya oleh Pengelola Barang. Klasifikasi aset hasil kerjasama/kemitraan berubah dari “Aset Lainnya” menjadi “Aset Tetap” sesuai jenisnya setelah berakhirnya perjanjian dan telah ditetapkan status penggunaannya oleh Pengelola Barang.
  • 58. Pengukuran    Aset yang diserahkan oleh Pemerintah untuk diusahakan dalam perjanjian kerjasama/kemitraan harus dicatat sebagai aset kerjasama/kemitraan sebesar nilai bersih yang tercatat pada saat perjanjian atau nilai wajar pada saat perjanjian, dipilih yang paling objektif atau paling berdaya uji. Dana yang ditanamkan Pemerintah dalam Kerjasama/Kemitraan dicatat sebagai penyertaan Kerjasama/Kemitraan. Di sisi lain, investor mencatat dana yang diterima ini sebagai kewajiban. Aset hasil kerjasama yang telah diserahkan kepada pemerintah setelah berakhirnya perjanjian dan telah ditetapkan status penggunaannya, dicatat sebesar nilai bersih yang tercatat atau sebesar nilai wajar pada saat aset tersebut diserahkan, dipilih yang paling objektif atau paling berdaya uji.
  • 59. Penyajian dan Pengungkapan      Aset kerjasama/kemitraan disajikan dalam neraca sebagai aset lainnya. Dalam hal sebagian dari luas aset kemitraan (tanah dan atau gedung/bangunan), sesuai perjanjian, digunakan untuk kegiatan operasional K/L, harus diungkapkan dalam CALK. Aset kerjasama/kemitraan selain tanah harus dilakukan penyusutan selama masa kerjasama. Masa penyusutan aset kemitraan dalam rangka KSP melanjutkan masa penyusutan aset sebelum direklasifikasi menjadi aset kemitraan. Masa penyusutan aset kemitraan dalam rangka BSK adalah selama masa kerjasama.
  • 60. Lanjutan...    Sehubungan dengan Perjanjian Kerjasama/Kemitraan, pengungkapan berikut harus dibuat : 1. Pihak-pihak yang terkait dalam perjanjian; 2. Hak dan kewajiban masing-masing pihak dalam perjanjian; 3. Ketentuan tentang perubahan perjanjian apabila ada; 4. Ketentuan mengenai penyerahan aset kerjasama/kemitraan kepada pemerintah pada saat berakhirnya masa kerjasama; 5. Ketentuan tentang kontribusi tetap yang harus dibayar/disetor mitra kerjasama ke Rekening Kas Negara; dan 6. Penghitungan atau penentuan hak bagi pendapatan/hasil kerjasama. Sehubungan dengan pengungkapan yang lazim untuk aset, pengungkapan berikut harus dibuat untuk aset kerjasama/kemitraan: 1. Klasifikasi aset yang membentuk aset kerjasama; 2. Penentuan biaya perolehan aset kerjasama/kemitraan; dan 3. Penentuan depresiasi/penyusutan aset kerjasama/kemitraan. Setelah aset diserahkan dan ditetapkan penggunaannya, aset hasil kerjasama disajikan dalam neraca dalam klasifikasi aset tetap.
  • 61. Contoh Transaksi Bangun Serah Kelola: Dalam rangka peningkatan pelayanan kepada masyarakat, Pemerintah telah mengikat kerjasama BSK (bangun, serah, kelola) dengan PT Ranggataksaka untuk membangun rumah sakit. Untuk menyelesaikan pembangunan rumah sakit tersebut, investor telah mengeluarkan dana sebesar Rp500.000.000,00 sedangkan tanah yang diserahkan oleh Pemerintah untuk pembangunan rumah sakit tersebut adalah senilai Rp100.000.000,00 Aset BSK tersebut telah selesai dibangun dan telah diserahkan kepada pemerintah. Jurnal untuk mencatat kemitraan dengan pihak ketiga dengan pola BSK tersebut adalah sebagai berikut: Kode Akun XXXX Uraian Kemitraan dengan Pihak Ketiga Debet Kredit 600.000.000 XXXX Aset Tetap - Tanah 100.000.000 XXXX Utang Jangka Panjang Lainnya-Kemitraan 500.000.000
  • 62. III. ASET TGR/ TPA/ TP
  • 63. Cash Toward Accrual Basis Tagihan Penjualan Angsuran menggambarkan jumlah yang dapat diterima dari penjualan aset pemerintah secara angsuran kepada pegawai pemerintah. Contoh tagihan penjualan angsuran antara lain adalah penjualan rumah dinas dan penjualan kendaraan dinas dinilai sebesar nilai nominal darikontrak/berita acara penjualan aset yang bersangkutan setelah dikurangi dengan angsuran yang telah dibayarkan oleh pegawai ke kasnegara/kas daerah atau daftar saldo tagihan penjualan angsuran
  • 64. PENGAKUAN TPA Saat terjadinya penjualan angsuran yang ditetapkan dalam naskah/dokumen perjanjian penjualan
  • 65. Pengukuran TPA Sebesar nilai nominal dari kontrak/berita acara penjualan aset yang bersangkutan setelah dikurangi dengan angsuran yang telah dibayarkan oleh pegawai ke kas negara. Dokumen sumber yang dapat digunakan untuk menentukan nilai tagihan penjualan angsuran adalah daftar saldo tagihan penjualan angsuran.
  • 66. Pengurangan Nilai TPA Ketika:  Pembayaran angsuran  Reklasifikasi
  • 67. Penyajian di Neraca  Tagihan Penjualan Angsuran yang jatuh tempo lebih dari 12 bulan setelah tanggal pelaporan dilaporkan sebagai Aset Lainnya.  Tagihan Penjualan Angsuran yang jatuh tempo kurang dari 12 bulan setelah tanggal pelaporan dilaporkan sebagai Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran.
  • 68. Jurnal untuk mencatat saldo awal Tagihan Penjualan Angsuran adalah sebagai berikut: Tagihan Penjualan Angsuran Diinvestasikan dalam Aset Lainnya XXX XXX
  • 69. Pengertian TP (Tuntutan Perbendaharaan) Jumlah yang dapat diterima pemerintah dalam jangka waktu lebih dari 1 tahun, karena adanya tuntutan atas kerugian negara yang timbul akibat kelalaian atau perbuatan melawan hukum, yang dilakukan oleh bendahara.
  • 70. Pengertian TGR (Tuntutan Ganti Rugi) TGR adalah jumlah yang dapat diterima pemerintah dalam jangka waktu lebih dari 1 tahun, karena adanya tuntutan atas kerugian negara yang timbul akibat kelalaian atau perbuatan melawan hukum, yang dilakukan oleh pegawai negeri bukan bendahara atau pihak lain.
  • 71. Pengakuan TGR/TP TP/TGR diakui jika:    Telah ditandatanganinya Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak (SKTJM); Telah diterbitkan Surat Keputusan Pembebanan Penggantian Kerugian Sementara (SKP2KS) kepada pihak yang dikenakan tuntutan Ganti Kerugian Negara; atau Telah ada putusan Lembaga Peradilan yang berkekuatan hukum tetap (inkracht van gewijsde) yang menghukum suatu entitas atau seseorang untuk membayar kepada Pemerintah.
  • 72. Pengukuran TP Sebesar nilai nominal dalam SKTJM dan atau Surat Keputusan Pembebanan dan atau surat ketetapan dari pengadilan (jika diselesaikan melalui jalur pengadilan), setelah dikurangi dengan setoran yang telah dilakukan oleh bendahara yang bersangkutan ke kas negara
  • 73. Pengukuran TGR Sebesar nilai nominal dalam SKTJM dan atau surat ketetapan dari pengadilan (jika diselesaikan melalui jalur pengadilan) setelah dikurangi dengan setoran yang telah dilakukan oleh pegawai yang bersangkutan ke kas negara.
  • 74. Pengurangan Nilai Ketika:  Pembayaran angsuran  Reklasifikasi
  • 75. Penyajian di neraca   TP/TGR yang jatuh tempo lebih dari 12 bulan setelah tanggal pelaporan dilaporkan sebagai Aset Lainnya. Tagihan TP/TGR yang jatuh tempo kurang dari 12 bulan setelah tanggal pelaporan dilaporkan sebagai Bagian Lancar Tagihan TP/TGR.
  • 76. Jurnal Cash Toward Accrual TP/TGR Tuntutan Perbendaharaan/TGR Diinvestasikan dalam Aset Lainnya XXX XXX
  • 77. Contoh kasus Berdasarkan berita acara penjualan aset nomor BA456/XYZ/2004 diketahui bahwa Pemda XYZ telah menjual rumah dinas kepada para pegawai Pemda XYZ dengan harga 500.000.000 secara angsuran. Pada akhir Desember 2004, angsuran yang telah dibayar olehpegawai adalah sebesar Rp 50.000.000. Jurnal untuk mencatat tagihan penjualan angsuran rumah dinastersebut sebagai berikut: Tagihan Penjualan Angsuran Diinvestasikan dalam Aset Lainnya 450.000.000 450.000.000
  • 78. Contoh kasus Berdasarkan Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak (SKTM) nomor SK 01/SKTM/XYZ/2004 diperoleh informasi Pemda XYZ memiliki piutang kepada pegawai atas hilangnya aset Pemda berupa kendaraan dinas seharga Rp 100.000.000. Pengawai yang bersangkutan menyanggupi untuk membayar tuntutan ganti rugi tersebut dengan mengangsur bulanan. Sampai dengan akhir Desember 2004 cicilan pembayaran TGR yang telah dilakukan oleh pegawai tersebut adalah sebesar Rp 3.000.000. Jurnal untuk mencatat tuntutan ganti rugi tersebut adalah sebagai berikut: Tuntutan Perbendaharaan/TGR Diinvestasikan dalam Aset Lainnya 97.000.000 97.000.000
  • 79. Penyajian Di Neraca-Basis Akrual  Piutang TPA, Tagihan TP/TGR yang jatuh tempo lebih dari 12 bulan setelah tanggal pelaporan disajikan pada neraca sebagai Piutang Jangka Panjang.  Piutang TPA, Tagihan TP/TGR yang jatuh tempo kurang dari 12 bulan setelah tanggal pelaporan disajikan pada neraca sebagai Aset Lancar.
  • 80. PENYAJIAN DI NERACA SESUAI LAPIRAN 1 PSAP 02
  • 82. Ilustrasi Jurnal Akrual Basis Dan pada saat akhir periode pelaporan, reklasifikasi bagian lancar piutang jangka panjang dilakukan dengan cara membukukan di Buku Besar Akrual dengan jurnal: Bagian Lancar Piutang Jangka Panjang xxx Piutang Jangka Panjang xxx
  • 83. Ilustrasi Jurnal Akrual Basis Saat Muncul Piutang Jangka Panjang,KPA pada Buku Besar Akrual membukukan dengan jurnal Piutang Jangka Panjang xxx Pendapatan Negara dan Hibah xxx Setelah Pelunasan Kas, pada Buku Besar Akrual dibukukan jurnal: Diterima dari Entitas Lain xxx Piutang jangka Panjang xxx Dan pada Buku Besar Kas dibukukan Jurnal Diterima Dari Entitas Lain xxx Pendapatan Negara dan Hibah xxx Dan pada saat akhir periode pelaporan, reklasifikasi bagian lancar piutang jangka panjang dilakukan dengan cara membukukan di Buku Besar Akrual dengan jurnal: Bagian Lancar Piutang Jangka Panjang xxx Piutang Jangka Panjang xxx
  • 85. Definisi Aset lainnya yang tidak dapat dikelompokkan dalam Aset Tak Berwujud, Tagihan Penjualan Angsuran, Tuntutan Perbendaharaan, Tuntutan Ganti Rugi dan Kemitraan dengan Pihak Ketiga.
  • 86. Beberapa contoh aset lain-lain sebagaimana tercantum dalam PMK 219/PMK.05/2013 Aset Tetap Yang Dimaksudkan Untuk Dihentikan Dari Penggunaan Aktif Pemerintah Aset Pemerintah Eks BPPN Yang Dialihkan Pengelolaannya Kepada PT Perusahaan Pengelola Aset (PT PPA). Aset Eks Pertamina Aset Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS)
  • 88. 1. Aset Tetap Yang Dimaksudkan Untuk Dihentikan Dari Penggunaan Aktif Pemerintah.  Rusak berat, usang atau aset tetap yang tidak digunakan karena sedang menunggu proses pemindah tanganan (penjualan, sewa beli, penghibahan, penyertaan modal).  PSAP 07: Aset tetap yang dihentikan dari penggunaan aktif pemerintah tidak memenuhi definisi aset tetap dan harus dipindahkan ke pos aset lainnya sesuai dengan nilai tercatatnya.
  • 89. 1. Aset Tetap Yang Dimaksudkan Untuk Dihentikan Dari Penggunaan Aktif Pemerintah.  Aset tetap yang di reklasifikasikan menjadi aset lainnya dalam neraca maka disusutkan sebagaimana layaknya aset tetap kecuali untuk aset tetap yang dinyatakan hilang berdasarkan dokumen sumber yang sah dan aset tetap dalam kondisi rusak berat / usang yang telah diusulkan penghapusannya maka tidak disusutkan.
  • 90. 2. ASET PEMERINTAH EKS BPPN YANG DIKELOLA PT PERUSAHAAN PENGELOLA ASET (PT PPA).  Tujuan pendirian PT Perusahaan Pengelola Aset untuk melakukan pengelolaan aset Negara yang berasal dari BPPN yang tidak berperkara untuk dan atas nama Menteri Keuangan.  Pengelolaan aset Negara yang berasal dari BPPN meliputi kegiatan:  restrukturisasi aset;  kerjasama dengan pihak lain dalam rangka peningkatan nilai aset;  penagihan piutang; dan  penjualan.
  • 91. 2. ASET PEMERINTAH EKS BPPN YANG DIKELOLA PT PERUSAHAAN PENGELOLA ASET (PT PPA).  Aset-aset Eks BPPN yang dikelola PPA sesuai dengan Perjanjian Pengelolaan Aset tangal 29 Mei 2013 adalah sebagai berikut:  Aset Saham Non Bank;  Aset Saham Bank;  Aset Kredit/Hak Tagih; dan  Aset Saham & Kredit.
  • 92. 3. ASET EKS PERTAMINA  KMK Nomor 23/KMK.06/2008 tentang Penetapan Neraca Pembukaan Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pertamina Per 17 September 2003, terdapat aset eks Pertamina yang perlu ditetapkan statusnya menjadi Barang Milik Negara  Sepuluh aset berupa tanah dan bangunan;  Aktiva Kilang LNG yang dikelola oleh PT Arun dan PT Badak;  Aset eks kontrak kerja sama yang digunakan oleh PT Pertamina EP.
  • 93. 4. ASET KONTRAKTOR KONTRAK KERJA SAMA (KKKS)   KKKS adalah Badan Usaha atau Bentuk Badan Usaha Tetap yang diberikan wewenang untuk melaksanakan eksplorasi dan eksploitasi pada suatu wilayah kerja berdasarkan Kontrak Kerja Sama dengan Badan Pelaksana. Barang yang menjadi milik/ kekayaan negara yang berasal dari Kontraktor Kontrak Kerja Sama adalah seluruh barang dan peralatan yang diperoleh atau dibeli KKKS dan yang secara langsung digunakan dalam kegiatan usaha hulu.
  • 94. PENGAKUAN Aset lain-lalin diakui pada saat dihentikan dari penggunaan aktif pemerintah dan direklasifikasikan ke dalam aset lain-lain.
  • 95. PENGUKURAN Aset tetap yang dimaksudkan untuk dihentikan dari penggunaan aktif pemerintah direklasiffikasikan ke dalam aset ain-lain menurut nilai tercatatnya Aset lain-lain yang berasal dari reklasifikasi aset tetap disusutkan mengikuti kebijakan penyusutan aset tetap
  • 96. PERLAKUAN AKUNTANSI UNTUK ASET KONTRAKTOR KERJASAMA DIATUR SECARA KHUSUS DALAM PMK No 02/PMK.05/2011 TENTANG PEDOMAN AKUNTANSI DAN PELAPORAN ASET BMN KKKS
  • 97. PENGUKURAN Penyusutan dikecualikan untuk aset tetap yang dinyatakan hilang berdasarkan dokumen sumber yang sah dan aset tetap dalam kondisi rusak berat / usang yang telah diusulkan penghapusannya.
  • 98. PENYAJIAN Aset lain-lain disajikan dalam kelompok aset lainnya dan diungapkan seara memadai di dalam CALK. Hal-hal yang perlu diungkapkan antara lain adalah faktor-faktor yang menyebabkan dilakukannya penghentian penggunaan, dan informasi lainnya yang relevan.
  • 99. CONTOH KASUS Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan memiliki aset tetap dalam kondisi rusak berat sejumlah 15 buah senilai Rp 520.450.000,00. Secara substansi, aset tetap tersebut sudah tidak digunakan untuk keperluan operasional pemerintah. Atas aset tetap tersebut sudah diusulkan penghapusan pada tanggal 11 Oktober 2013. Namun sampai dengan tanggal 31 Desember 2013, belum terdapat Surat Keputusan Penghapusan atas aset tetap tersebut.
  • 100.  PSAP 07 Suatu aset tetap dieliminasi dari neraca ketika dilepaskan atau bila aset secara permanen dihentikan penggunaannya dan tidak ada manfaat ekonomik masa yang akan datang. (paragraf 76)  Aset tetap yang secara permanen dihentikan atau dilepas harus dieliminasi dari Neraca dan diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan. (paragraf 77).  Aset tetap yang dihentikan dari penggunaan aktif pemerintah tidak memenuhi definisi aset tetap dan harus dipindahkan ke pos aset lainnya sesuai dengan nilai tercatatnya.