Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
PROINVEST
1. Intan Diliyana - A1C212062 Tugas Akuntansi Keuangan 1
PROPERTI INVESTASI
Definisi
Menurut PSAK 13 (Revisi 2007), properti investasi adalah properti (tanah atau bangunan
atau bagian dari suatu bangunan atau kedua-duanya) yang dikuasai (oleh pemilik atau lessee/penyewa
melalui sewa pembiayaan) untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai atau kedua-duanya,
dan tidak untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa atau untuk tujuan
administratif; atau dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari.
Dalam PSAK 13 juga diberikan definisi mengenai properti yang digunakan sendiri (owner
occupied property), yaitu properti yang dikuasai (oleh pemilik atau lesse melalui sewa pembiayaan)
untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa atau untuk tujuan administratif.
Perbedaan properti investasi dengan properti sendiri yaitu properti investasi menghasilkan arus kas
yang sebagian besar independen dari aset lain yang dimiliki entitas. Properti sendiri diperlakukan
sebagai aset tetap.
Berikut adalah beberapa contoh dari properti investasi :
1. Tanah yang dikuasai dalam jangka panjang untuk kenaikan nilai dan bukan untuk dijual
jangka pendek dalam kegiatan usaha sehari-hari.
2. Tanah yang dikuasai saat ini yang penggunaannya di masa depan belum ditentukan.
3. Bangunan yang dimiliki oleh entitas (atau dikuasai oleh entitas melalui sewa
pembiayaan) dan disewakan kepada pihak lain melalui satu atau lebih sewa operasi.
4. Bangunan yang belum terpakai tetapi tersedia untuk disewakan kepada pihak lain
melalui satu atau lebih sewa operasi.
Sedangkan contoh aset yang bukan merupakan properti investasi adalah sebagai berikut :
1. Properti yang dimaksudkan untuk dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari atau sedang
dalam proses pembangunan atau pengembangan untuk dijual.
2. Properti dalam proses pembangunan atau pengembangan atas nama pihak ketiga.
3. Properti yag digunakan sendiri. Ini merupakan aset tetap.
4. Properti dalam proses kontruksi atau pengembangan yang di masa depan digunakan
sebagai properti investasi.
5. Properti yang disewakan kepada entitas lain dengan cara sewa pembiayaan.
Pengakuan
Biaya perolehan properti investasi harus diakui sebagai aset jika dan hanya jika :
1. Besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut
akan mengalir ke entitas; dan
2. Biaya perolehan aset dapat dapat diukur secara andal.
Pengukuran Awal
Pada saat pengukuran awal, properti investasi yang memenuhi kualifikasi untuk diakui
sebagai aset diukur sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan tersebut meliputi harga pembelian dan
setiap pengeluaran yang dapat diatribusikan secara langsung. Pengeluaran yang dapat diatribusikan
secara langsung termasuk, misalnya, biaya jasa hukum, pajak penjualan, dan biaya transaksi lainnya.
Pengukuran Setelah Perolehan
Entitas harus memilih model nilai wajar atau model biaya sebagai kebijakan akuntansi untuk
pengukuran setelah perolehan.
2. Intan Diliyana - A1C212062 Tugas Akuntansi Keuangan 1
Model Biaya
Perlakuan akuntansi setelah perolehan dengan menggunakan model biaya sama seperti model
biaya di aset tetap yang telah dijelaskan di bagian sebelumnya, yaitu dicatat sebesar biaya perolehan
dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai aset.
Model Nilai Wajar
Berbeda dengan model revaluasi, model nilai wajar dalam properti investasi harus diterapkan
untuk seluruh properti investasi, bukan hanya untuk kelompok tertentu saja. Perbedaan lainnya
dengan revaluasi adalah selisih yang timbul dari penyesuaian ke nilai wajar langsungdiakui dalam
laporan laba rugi komprehensif dan tidak dilakukan penghitungan penyusutan apabila entitas memilih
menggunakan model nilai wajar.
Penghentian Pengakuan
Properti investasi dihentikan pengakuannya pada saat pelepasan atau ketika properti investasi
tersebut tidak digunakan lagi secara permanen dan tidak memiliki manfaat ekonomis di masa depan.
Pelepasan properti investasi dapat dilakukan dengan cara dijual atau disewakan secara sewa
pembiayaan.
Transfer
Transfer ke atau dari properti investasi dilakukan jika, dan hanya jika, terdapat perubahan
penggunaan yang ditunjukkan sebagai berikut :
1. Dimulainya penggunaan oleh pemilik.
2. Dimulainya pengembangan untuk dijual.
3. Berakhirnya pemakaian oleh pemilik dan aset tersebut digunakan untuk tujuan rental atau
kenaikan nilai atau keduanya.
4. Dimulainya sewa operasi ke pihak lain dari sebelumnya digunakan untuk dijual, maka
ditransfer dari persediaan menjadi properti investasi.
5. Berakhirnya pembangunan atau pengembangan dan akan digunakan untuk tujuan properti
investasi.
Penyajian
Properti investasi disajikan sebagai bagian dari aset tidak lancar di dalam laporan posisi
keuangan (neraca).
Pengungkapan
Entitas mengungkapkan antara lain sebagai berikut :
1. Apakah entitas tersebut menerapkan model nilai wajar atau model biaya.
2. Jiak menerapkan model nilai wajar, apakah dan dalam keadaan bagaimana, hak atas properti
yang dikuasai dengan cara sewa operasi diklasifikasikan dan dicatat sebagai properti
investasi.
3. Apabila pengklasifikasian ini sulit dilakukan, kriteria yang digunakan untuk membedakan
properti investasi dengan properti yang digunakan sendiri dan dengan properti yang dimiliki
untuk dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari.
4. Metode dan asumsi signifikan yang diterapkan dalam menentukan nilai wajar dari properti
investasi, yang mencakup pernyataan apakah penentuan nilai wajar tersebut didukung oleh
bukti pasar atau lebih banyak berdasarkan faktor lain (yang harus diungkapkan oleh entitas
tersebut) karena sifat properti tersebut dan keterbatasan data pasar yang dapat di
perbandingkan.
3. Intan Diliyana - A1C212062 Tugas Akuntansi Keuangan 1
5. Sejauh mana penentuann nilai wajar properti investasi didasarkan atas penilaian oleh penilai
independen yang diakui dan memiliki kualifikasi profesional yang relevan serta memiiliki
pengalaman mutakhir di lokasi dan kategori investasi yang dinilai.
6. Jumlah yang diakui dalam laporan laba rugi komprehensif untuk penghasilan rental dari
properti investasi dan beban operasi langsung yang timbuil dari investasi yang menghasilkan
penghasilan rental selama periode tersebut.
7. Ekstensi dan jumlah pembatasan atas realisasi dari properti investasi atau pembayaran
penghasilan dan hasil pelepasan.
8. Kewajiban kontraktual untuk membeli, membangun atau mngembangkan properti investasi
atau untuk perbaikan, pemeliharaan atau peningkatan.
Pengungkapan pada Model Nilai Wajar
Entitas yang menerapkan model nilai wajar juga harus mengungkapkan rekonsiliasi antara
jumlah tercatat properti investasi pada awal dan akhir periode, yang menunjukkan hal-hal berikut :
1. Penambahan, pengungkapan terpisah untuk penambahan yang dihasilkan dari akuisisi dan
penambahn yang dihasilkan dari pengeluaran setelah perolehan yang diakui dalam jumlah
tercatat aset.
2. Penambahan yang dihasilkan dari akuisisi melalui penggabungan usaha
3. Aset yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual atau masuk dalam kelompok aset
yang akan dilepaskan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual dan pelepasan lain.
4. Laba atau rugi neto dari penyesuaian terhadap nilai wajar.
5. Perbedaan nilai tukar neto yang timbul pada penjabaran laporan keuangan dari mata uang
fungsional menjadi mata uang penyajian yang berbeda, termasuk penjabaran dari kegiatan
usaha luar negeri menjadi mata uang penyajian dari entitas pelapor.
6. Transfer ke dan dari persediaan dan properti yang digunakan sendiri.
7. Perubahan lain.
Pengungkapan pada Model Biaya
Entitas yang menerapkan model biaya juga harus mengungkapkan :
1. Metode penyusutan yang digunakan;
2. Masa manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan;
3. Jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan (agregat dengan akumulasi rugi penurunan
nilai) pada awal dan akhir periode;
4. Rekonsiliasi jumlah tercatat properti investasi pada awal dan akhir periode, yang
menunjukkan :
a. Penambahan, pengungkapan terpisah untuk penambahan yang dihasilkan dari akuisisi dan
penambahan pengeluaran setelah perolehanyang diakui sebagai aset;
b. Penambahn yang dihasilkan dari akuisisi melalui penggabungan usaha;
c. Penyusutan;
d. Perbedaan nilai tukar neto yang timbul pada penjabaran laporan keuangan dari mata uang
fungsional menjadi mata uang penyajian yang berbeda termasuk penjabaran dari kegiatan
usaha luar negeri menjadi mata uang penyajian dari entitas pelapor;
e. Jumlah dan rugi penurunan nilai yang diakui, dan jumlah pemulihan rugi penurunan nilai,
selama satu periode sesuai PSAK 48 Penurunan Nilai Aset;
f. Transfer ke dan dari persediaan dan properti yang digunakan sendiri; dan
g. Perubahan lain.
5. Nilai wajar properti investasi.
Jika entitas tidak dapat menentukan nilai wajar properti investasi secara andal, entitas
mengungkapkan, uraian properti investasi; penjelasan mengapa nilai wajar tidak dapat ditentukan
secara andal; dan apabila mungkin, kisaran estimasi dimana nilai wajar kemungkinan besar berada.