SlideShare a Scribd company logo
KELEMBAGAAN BANK INDONESIA
Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Ekonomi Moneter II
Dosen Pengajar : Prof. Munawar
Oleh Kelompok 7:
Muhammad Rasyid. Ridho (135020101111012)
Muhammad Irfan Nugroho (135020100111004)
Fauzan Fikri (135020101111066)
Kelas AC/Semester 4
JURUSAN ILMU EKONOMI
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
2014/2015
KELEMBAGAAN BANK INDONESIA
Pembahasan :
I. Organisasi Bank Indonesia
II. Perkembangan Kedudukan Bank Indonesia
III. Indenpendensi Bank Indonesia
IV. Akuntabilitas dan Transparasi BI
I. Organisasi di Bank Indonesia
Pada tahun 1828 De Javasche Bank didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda
sebagai bank sirkulasi yang bertugas mencetak dan mengedarkan uang. Tahun 1953, Undang-
Undang Pokok Bank Indonesia menetapkan pendirian Bank Indonesia untuk menggantikan
fungsi De Javasche Bank sebagai bank sentral. Pada tahun 1968 diterbitkan Undang-Undang
Bank Sentral yang mengatur kedudukan dan tugas Bank Indonesia sebagai bank sentral,
terpisah dari bank-bank lain yang melakukan fungsi komersial. Babak baru dalam sejarah
Bank Indonesia sebagai Bank Sentral yang independen dalam melaksanakan tugas dan
wewenangnya. dimulai ketika sebuah undang-undang baru, yaitu UU No. 23/1999 tentang
Bank Indonesia. Undang-undang ini memberikan status dan kedudukan sebagai suatu
lembaga negara yang independen dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, bebas dari
campur tangan Pemerintah dan/atau pihak lain.
Dalam kapasitasnya sebagai bank sentral, Bank Indonesia mempunyai satu tujuan
tunggal, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah ini
mengandung dua aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa, serta
kestabilan terhadap mata uang negara lain. Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Indonesia
didukung oleh tiga pilar yang merupakan tiga bidang tugasnya, yaitu:
1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter
2. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
3. Stabilitas sistem keuangan.
Ketiga bidang tugas ini adalah menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter,
mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, serta mengatur dan mengawasi
perbankan di Indonesia. Ketiganya perlu diintegrasi agar tujuan mencapai dan memelihara
kestabilan nilai rupiah dapat dicapai secara efektif dan efisien. Setelah tugas mengatur dan
mengawasi perbankan dialihkan kepada Otoritas Jasa Keuangan, tugas BI dalam mengatur
dan mengawasi perbankan tetap berlaku, namun difokuskan pada aspek makroprudensial
sistem perbankan secara makro. BI juga menjadi satu-satunya lembaga yang memiliki hak
untuk mengedarkan uang di Indonesia. Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya BI
dipimpin oleh Dewan Gubernur.
VISI, MISI DAN SASARAN STRATEGIS BANK INDONESIA
:: Visi
Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan terbaik di regional melalui
penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan
nilai tukar yang stabil
:: Misi
1. Mencapai stabilitas nilai rupiah dan menjaga efektivitas transmisi kebijakan
moneter untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkualitas.
2. Mendorong sistem keuangan nasional bekerja secara efektif dan efisien serta
mampu bertahan terhadap gejolak internal dan eksternal untuk mendukung alokasi
sumber pendanaan/pembiayaan dapat berkontribusi pada pertumbuhan dan
stabilitas perekonomian nasional.
3. Mewujudkan sistem pembayaran yang aman, efisien, dan lancar yang
berkontribusi terhadap perekonomian, stabilitas moneter dan stabilitas sistem
keuangan dengan memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan
nasional.
4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang
menjunjung tinggi nilai-nilai strategis dan berbasis kinerja, serta melaksanakan
tata kelola (governance) yang berkualitas dalam rangka melaksanakan tugas yang
diamanatkan UU.
:: Nilai-Nilai Strategis
Trust and Integrity – Professionalism – Excellence – Public Interest –
Coordination and Teamwork
:: Sasaran Strategis
Untuk mewujudkan Visi, Misi dan Nilai-nilai Strategis tersebut, Bank
Indonesia menetapkan sasaran strategis jangka menengah panjang, yaitu :
1. Memperkuat pengendalian inflasi dari sisi permintaan dan penawaran
2. Menjaga stabilitas nilai tukar
3. Mendorong pasar keuangan yang dalam dan efisien
4. Menjaga SSK yang didukung dengan penguatan surveillance SP
5. Mewujudkan keuangan inklusif yang terarah, efisien, dan sinergis
6. Memelihara SP yang aman, efisien, dan lancar
7. Memperkuat pengelolaan keuangan BI yang akuntabel
8. Mewujudkan proses kerja efektif dan efisien dengan dukungan SI, kultur, dan
governance
9. Mempercepat ketersediaan SDM yang kompeten
10. Memperkuat aliansi strategis dan meningkatkan persepsi positif BI
11. Memantapkan kelancaran transisi pengalihan fungsi pengawasan bank ke OJK
Seperti sebuah lembaga lainnya, dalam menjalankan tugasnya Bank Indonesia juga
memiliki pimpinan. Pimpinanya pun berbeda dengan bank-bank pada umumnya dan
merupakan elemen yang penting dalam suatu kelembagaan. Menurut Undang-
Undang No.23 Tahun 1999 pimpinan Bank Indonesia disebut dengan Dewan Gubernur.
Dengan mengetahui tugas, wewenang, hak, dan tanggung jawab pimpinan suatu bank sentral,
dapat diketahui beberapa hal, antara lain seberapa besar wewenang anggota Dewan Gubernur
dalam melaksanakan tugasnya secara independen dalam rangka pencapaian tujuan Bank
Indonesia yang telah ditetapkan.
Dalam melaksanakan tugasnya Dewan Gubernur dipimpin oleh seorang Gubernur
dengan Deputi Gubernur Senior sebagai wakil. Dewan Gubernur terdiri dari seorang
Gubernur, seorang Deputi Gubernur Senior, dan sekurang-kurangnya 4 (empat) dan
sebanyak-banyaknya 7 (tujuh) orang Deputi Gubernur. Dewan Gubernur mempunyai masa
masa jabatan maksimum lima tahun dan hanya dapat diangkat kembali untuk satu kali masa
jabatan .
Dalam pertanggungjawabannya, BI menerbitkan laporan ke publik, DPR , dan
diaudit oleh BPK.Dalam organisasinya, BI dipimpin oleh Dewan Gubernur. Struktur
organisasi BI:
Undang-Undang Bank Indonesia No. 23/1999 menuntut adanya akuntabilitas dan
transparansi dalam setiap pelaksanaan tugas, wewenang dan anggaran Bank Indonesia.
Akuntabilitas dan transparansi yang dituntut dari Bank Indonesia tersebut dimaksudkan agar
semua pihak yang berkepentingan dapat ikut melakukan pengawasan terhadap setiap langkah
kebijakan yang ditempuh oleh Bank Indonesia.
Dari segi pelaksanaan tugas dan wewenang, prinsip akutabilitas dan transparansi
diterapkan dengan cara menyampaikan informasi kepada masyarakat luas secara terbuka
melalui media massa, pada setiap awal tahun, mengenai evaluasi pelaksanaan kebijakan
moneter pada tahun sebelumnya, serta rencan kebijakan moneter dan penetapan sasaran-
sasaran moneter untuk tahun yang akan datang. Informasi tersebut juga disampaikan secara
tertulis kepada Presiden dan DPR.
Sejalan dengan fungsi pengawasan yang diemban oleh DPR, Bank Indonesia juga
diwajibkan untuk menyampaikan laporan perkembangan pelaksanaan tugas dan
wewenangnya kepada DPR setiap triwulan atau sewaktu-waktu bila diminta oleh DPR.Demi
tercapainya transparansi di bidang anggaran, Bank Indonesia berkewajiban menyampaikan
anggaran tahunannya kepada DPR. Disamping itu, Laporan Keuangan Tahunan Bank
Indonesia juga disampaikan kepada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk diteliti dan
diumumkan kepada masyarakat melalui media massa.
Bank Indonesia juga diwajibkan menyusun neraca singkat mingguan yang
diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia. Masih merupakan bagian dari
transparansi, Bank Indonesia secara berkala menerbitkan berbagai publikasi seperti Laporan
Mingguan, Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia Bulanan, Tinjauan Kebijakan Moneter
Bulanan, Perkembangan Ekonomi dan Moneter Triwulanan, Laporan Triwulanan
Perkembangan Kebijakan Moneter, dan Laporan Tahunan.
Sementara itu Presiden bertugas mengusulkan dan mengangkat Gubernur dan Deputi
Gubernur Senior dengan mendapat persetujuan dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
terlebih dahulu. Sedangkan Deputi Gubernur diusulkan oleh Gubernur dan diangkat oleh
Presiden setelah mendapatkan persetujuan dan telah melakukan fit and proper test, uji
kompetensi dan integritas dari DPR. Walaupun anggota Dewan Gubernur diangkat oleh
presiden akan tetapi Dewan Gubernur tidak dapat diberhentikan oleh Presiden kecuali
anggota Dewan Gubernur mengundurkan diri, berhalangan tetap, atau terbukti melakukan
tindak pidana kejahatan. Dewan Gubernur juga tidak dapat dihukum karena telah mengambil
keputusan atau kebijakan yang sejalan dengan tugas dan wewenangnya, sepanjang dilakukan
dengan itikad baik.
Seorang calon anggota Dewan Gubernur yang akan diusulkan oleh Presiden harus
mempunyai syarat:
1. Warga negara Indonesia, sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku
2. Memiliki akhlak dan moral yang tinggi, yang dapat dipercaya baik dalam
ucapan maupun tindakan.
3. Memiliki keahlian dan pengalaman di bidang ekonomi, keuangan,
perbankan, atau hukum, khususnya yang berkaitan dengan tugas bank
sentral.
Wewenang dari Dewan Gubernur sebagai pimpinan Bank Indonesia adalah
berwenang menetapkan kebijakan dalam melaksanakan tugas-tugasnya di bidang moneter,
sistem pembayaran dan perbankan. Disamping itu Dewan Gubernur juga mempunyai tugas
dan wewenang internal seperti dalam hal organisasi, kepegawaian, sistem penggajian,
penghargaan, pensiun, tunjangan hari tua dan penghasilan lainnya bagi pegawai Bank
Indonesia.
Organisasi Bank Indonesia dikelompokkan dalam 3 bidang utama yang
menggambarkan tugas-tugas pokoknya, yaitu Moneter, Perbankan, dan Sistem pembayaran.
Disamping itu, terdapat pula fungsi managemen intern sebagai unit pendukung strategis
(strategic support) untuk menjamin agar pelaksanaan tugas ketiga bidang utama dapat
berjalan lancar, efektif dan efisien. Dalam pelaksaan tugasnya, Bank Indonesia memiliki
jaringan kantor diseluruh Indonesia yang disebut dengan Kantor Bank Indonesia (KBI) dan
beberapa perwakilan diluar negeri yang disebut dengan Kantor Perwakilan (KPw).
Dewan Gubernur menyelenggarakan Rapat Dewan Gubernur (RDG) sebagai suatu
forum pengambilan keputusan tertinggi. Rapat Dewan Gubernur dilakukan sekurang-
kurangnya sekali dalam sebulan untuk menetapkan kebijakan umum di bidang moneter, dan
sekurang-kurangnya sekali dalam seminggu melakukan evaluasi atas pelaksanaan kebijakan
moneter atau menetapkan kebijakan lain yang bersifat prinsipal dan strategis. Pengambilan
keputusan dilakukan dengan cara musyawarah guna mencapai mufakat. Apabila mufakat
tidak tercapai, Gubernur menetapkan keputusan akhir.
Dalam hubungannya dengan Presiden dan DPR, Bank Indonesia setiap awal tahun
anggaran menyampaikan informasi tertulis mengenai evaluasi pelaksanaan kebijakan moneter
dan rencana kebijakan moneter yang akan datang.
Sementara itu, organisasi Bank Indonesia sendiri secara keseluruhan terdiri dari 25
direktorat/biro, 37 Kantor Bank Indonesia yang tersebar diseluruh wilayah RI, dan 4 Kantor
perwakilan yang terdapat di New York, London, Tokyo, dan Singapura.
Struktur Bank Indonesia tersebuat terus mangalami penyempurnaan agar dapat
menjalankan tugasnya dengan baik dalam dinamika perekonomian Nasional dan
Internasional. Kedepan arsitektur organisasi Bank Indonesia diarahkan pada dua fokus tugas
utama, yaitu Stabilitas Moneter (Monetary Stability) dan Stabilitas Sistem Keuangan
(Finance System Stability).
HUBUNGAN BANK INDONESIA DENGAN BANK UMUM
Bank Umum merupakan bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional
dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu
lintas pembayaran. Tetapi lepas dari itu Bank Umum merupakan suatu lembaga profit yang
tujuan utamanya adalah mencari keuntungan. Bank umum menawarkan berbagai layanan
produk dan jasa kepada masyarakat dengan fungsi seperti menghimpun dana secara langsung
dari masyarakat dalam berbagai bentuk, memberi kredit pinjaman kepada masyarakat yang
membutuhkan, jual beli valuta asing / valas, menjual jasa asuransi, jasa giro, jasa cek,
menerima penitipan barang berharga, dan lain sebagainya.
Yang membedakan Bank Umum dengan Bank Sentral adalah Bank Sentral dapat
menerbitkan Uang Kartal sedangkan Bank Umum hanya dapat menerbitkan Uang Giral.
Peran Bank Sentral terhadap Bank Umum, antara lain :
1. Menetapkan Ketentuan dan Regulasi Perbankan yang memuat prinsip kehati-
hatian.
2. Memberikan dan mencabut izin usaha Bank
3. Memberikan izin pembukaan, penutupan, dan Pemindahan kantor Bank
4. Memberikan izin atas kepemilikan dan kepengurusan Bank
5. Memberikan izin kepada Bank untuk menjalakan kegiatan tertentu
6. Mewajibkan Bank untuk menyampaikan laporan, keterangan, dan penjelasan
sesuai dengan tata cara yang ditetapkan BI
7. Memajukan perkembangan yang sehat dari urusan kredit dan perbankan.
8. Mengadakan pengawasan terhadap urusan kredit.
9. Membina dan mengawasi perbankan.
10. Meminta laporan dan mengadakan pemeriksaan aktivitas bank-bank.
II. Perkembangan Kedudukan Bank Indonesia
Sebelum Indonesia merdeka, Indonesia belum memiliki bank sentral seperti sekarang
ini, pada saat itu fungsi bank sentral hanya terbatas sebagai bank sirkulasi. Tugas sebagai
bank sirkulasi dilaksanakan oleh De Javasche Bank NV yang telah diberi hak oktrooi (1827),
yaitu hak yang diberikan oleh pemerintah belanda untuk mencetak dan mengedarkan uang
gulden belanda.
Pada masa setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, sebagaimana tertuang dalam
penjelasan bab VII pasal 23 UUD 1945 bahwasanya akan segera dibentuk sebuah bank yang
disebut bank Indonesia dengan tugas mengeluarkan dan mengatur peredaran uang kertas.
Berkaitan dengan hal tesebut, pada tanggal 19 september 1945 dalam siding dewan menteri,
pemerintah Indonesia mengambil keputusan untuk mendirikan satu bank sirkulasi berbentuk
bank milik Negara. Langkah pertama, dibentuk yayasan dengan nama “pusat Bank
Indonesia” yang selanjutnya yayasan tersebut merupakan asal mula berdirinya Bank Negara
Indonesia (BNI).
Dalam perkembanganya, pada tanggal 6 desember 1951 pemerintah mengeluarkan
undang-undang nasionalisasi De Javasche Bank. Selanjutnya pada 1 juli 1953 dikeluarkan
UU No. 11 tahun 1953 tentang pokok Bank Indonesia sebagai pengganti Javasche Bank Wet
tahun 1922. Mulai saat itu lahirlah satu bank sentral di Indonesia yang diberi nama Bank
Indonesia. Sejak keberadaannya tugas pokok bank Indonesia selain menjaga stabilitas
moneter, mengedarkan uang, dan mengembangkan sistem perbankan, juga masih tetap
melaksanakan beberapa fungsi sebagaimana dilakukan oleh bank komersial. Namun,
kebijakan moneter berada di tangan pemerintah melalui pembentukan Dewan Moneter yang
tugasnya menentukan kebijakan moneter yang harus dilaksanakan oleh Bank Indonesia.
Kesemuanya ini mencerminkan bahwa kedudukan Bank Indonesia saat itu masih merupakan
bagian dari pemerintah.
Menyadari bahwa peran ganda dari Bank Indonesia mengakibatkan kurang sehatnya
perkembangan moneter bagi perekonomian, maka pada tahun 1968 dikeluarkan UU No.13
tahun 1968 tentang Bank Indonesia. Dalam UU tersebut, Bank Indonesia tidak lagi berfungsi
sebagai ganda karena beberapa fungsi sebagaimana dilakukan bank komersial dihapuskan.
Namun, misi bank Indonesia sebagai agen pembangunan masih melekat. Tugas bank
Indonesia sebagai agen pembangunan tercermin pada tugas pokoknya yaitu pertama
mengatur, menjaga, dan memelihara stabilitas nilai rupiah dan kedua mendorong kelancaran
produksi dan pembangunan, serta memperluas kesempatan kerja guna meningkatkan taraf
hidup rakyat.
Pada tanggal 17 Mei 1999, diberlakukan UU No.23 Tahun 1999 sebagai pengganti
UU No.13/1968. dengan diberlakukanya UU tersebut maka bank Indonesia memiliki status
dan kedudukan sebagai bank sentral yang independen dan bebas dari campur tangan pihak
luar termasuk pemerintah. Dengan status dan kedudukan tersebut Bank Indonesia sebagai
bank sentral mempunyai otonomi penuh dalam merumuskan dan melaksanakan setiap tugas
dan wewenangnya. Pihak di luar Bank Indonesia tidak dibenarkan mencampuri pelaksanaan
tugas Bank Indonesia. Pada saat yang sama, Bank Indonesia berkewajiban untuk menolak
atau mengabaikan intervensi dalam bentuk apa pun dan dari pihak manapun.
Kemudian, berdasarkan UU No.23 Tahun 1999 tersebut Bank Indonesia dinyatakan
sebagai badan hukum. Dengan status tersebut Bank Indonesia berkewenangan untuk
melakukan perbuatan hukum termasuk mengelola kekayaannya sendiri. Selain itu, Bank
Indonesia juga berwenang membuat peraturan yang mengikat masyarakat luas sesuai dengan
tugas dan kewenangannya .
Status Bank Indonesia baik sebagai badan hukum publik maupun badan hukum
perdata ditetapkan dengan undang-undang. Sebagai badan hukum publik Bank Indonesia
berwenang menetapkan peraturan-peraturan hukum yang merupakan pelaksanaan dari
undang-undang yang mengikat seluruh masyarakat luas sesuai dengan tugas dan
wewenangnya. Sebagai badan hukum perdata, Bank Indonesia dapat bertindak untuk dan atas
nama sendiri di dalam maupun di luar pengadilan (www.bi.go.id).
Bank
Indonesia
Presiden
Kepala
Pemerintahan
DPR
Kepala
Negara
MABPK
MPR
Dari gambar diatas dapat dijelaskan bahwa kedudukan Bank Indonesia selaku
lembaga Negara yang independen tidak sejajar dengan lembaga tinggi Negara, seperti DPR,
BPK dan MA. Kedudukan Bank Indonesia juga tidak sama dengan departemen, karena
kedudukan Bank Indonesia berada di luar pemerintahan. Status dan kedudukan yang khusus
tersebut diperlukan Bank Indonesia agar dapat melaksanakan peran dan fungsinya sebagai
otoritas moneter secara lebih efektif dan efisien. Meskipun Bank Indonesia sebagai lembaga
yang independen, dalam melaksanakan tugasnya tentu mempunyai hubungan kerja dan
koordinasi yang baik dengan DPR, BPK, pemerintah dan pihak lainya.
Dalam hubungannya dengan pemerintah dan DPR, Bank Indonesia setiap awal tahun
anggaran menyampaikan informasi tertulis mengenai evaluasi pelaksanaan kebijakan moneter
dan rencana kebijakan moneter yang akan dating. Khusu kepada DPR, Bank Indonesia wajib
menyampaikan laporan perkembangan pelaksanaan tugas dan wewenang setiap triwulan dan
sewaktu-waktu bila diminta oleh DPR. Selain itu, Bank Indonesia menyampaikan rencana
dan realisasi anggaran tahunan kepada pemerintah dan DPR. Dalam hubungannya dengan
BPK, Bank Indonesia wajib menyampaikan laporan keungan tahunan kepada BPK.
Tujuan Pokok Bank Indonesia
Sesuai dengan UU No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, dijelaskan secara tegas
bahwa tujuan atau target dari Bank Indonesia yang independen yaitu memelihara kestabilan
nilai rupiah dengan menggunakan instrumen kebijakan yang ditetapkan. Kestabilan rupiah
dalam undang-undang tersebut adalah kestabilan nilai rupiah terhadap barang dan jasa yang
diukur berdasarkan pada perkembangan laju inflasi, serta terhadap mata uang Negara lain
yang diukur berdasarkan pada perkembangan nilai tukar rupiah terhadap mata uang Negara
lain.
Penetapan inflasi sebagai sasaran akhir kebijakan moneter oleh Bank Indonesia
didasarkan atas beberapa pertimbangan. Pertama, bukti-bukti nyata menunjukan banhwa
dalam jangka panjang kebijakan moneter hanya dapat mempengaruhi tingkat inflasi dan tidak
dapat mempengaruhi variable riil. Kedua, pencapaian tingkat inflasi yang rendah merupakan
prasyarat bagi tercapainya pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Ketiga, dengan
ditetapkannya inflasi sebagai sasaran tunggal, sasaran tersebut akan menjadi dasar acuan
dalam perumusan kebijakan moneter, sehingga tercapai atau tidaknya tujuan Bank Indonesia
akan lebih transparan dan mudah diukur.
Tugas Pokok Bank Indonesia
Didalam UU No.23 Tahun 1999 terdapat tiga tugas utama Bank Indonesia dalam
rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan, tiga tugas utama tersebut meliputi :
1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter
2. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
3. Mengatur dan mengawasi bank
Menetapkan dan Melaksanakan Kebijakan Moneter
Sesuai dengan UU No.23 Tahun 1999 sebagai otoritas moneter, Bank Indonesia
menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter untuk mencapai dan memelihara
kestabilan nilai rupiah. Arah kebijakan didasarkan pada sasaran laju inflasi yang ingin dicapai
dengan memperhatikan berbagai sasaran ekonomi makro lainnya, baik dalam jangka pendek,
menengah, maupun panjang. Implementasi kebijakan moneter dilakukan dengan menetapkan
suku bunga (BI Rate).
Perkembangan indikator tersebut dikendalikan melalui piranti moneter tidak
langsung, yaitu menggunakan operasi pasar terbuka, penentuan tingkat diskonto, dan
penetapan cadangan wajib minimum bagi perbankan. Pendekatan pegendalian moneter secara
tidak langsung ini telah dilakukan sejak 1983 dengan mekanisme operasional yang
disesuaikan dengan dinamika perkembangan pasar uang di dalam negeri (www.bi.go.id).
Mengatur dan Menjaga Kelancaran Sistem Pembayaran
Sesuai dengan Undang- Undang No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, salah
satu tugas Bank Indonesia adalah mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran. Di
bidang sistem pembayaran Bank Indonesia merupakan satu-satunya lembaga yang berwenang
untuk mengeluarkan dan mengedarkan uang rupiah serta mencabut, menarik dan
memusnahkan uang dari peredaran. Disisi lain dalam rangka mengatur dan menjaga
kelancaran sistem pembayaran Bank Indonesia berwenang melaksanakan, memberi
persetujuan dan perizinan atas penyelenggaraan jasa sistem pembayaran seperti sistem
transfer dana baik yang bersifat real time, sistem kliring maupun sistem pembayaran lainnya
misalnya sistem pembayaran berbasis kartu.
Untuk mewujudkan suatu sistem pembayaran yang efisien, cepat, aman dan handal,
Bank Indonesia secara terus menerus melakukan pengembangan sesuai dengan acuan yang
ditetapkan yaitu Blue Print Sistem Pembayaran Nasional. Pengembangan tersebut
direalisasikan dalam bentuk kebijakan dan ketentuan yang diarahkan pada pengurangan risiko
pembayaran antar bank dan peningkatan efisiensi pelayanan jasa sistem pembayaran.
Pada sistem pembayaran non tunai, saat ini penyediaan layanan jasa pembayaran
sebagian besar dilakukan oleh perbankan baik melalui rekening bank di Bank Indonesia,
hubungan bilateral antar bank maupun melalui jaringan internal bank yang dimilikinya.
Layanan pembayaran dana antar nasabah tersebut biasanya dilakukan melalui transfer
elektronik, sistem kliring maupun melalui sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement
(BI-RTGS). Dari sisi piranti pembayaran, secara historis sistem pembayaran non tunai di
Indonesia didominasi oleh piranti pembayaran berbasis warkat, namun dalam
perkembangannya piranti elektronik mulai banyak berperan terutama sejak dioperasikannya
sistem BI-RTGS pada bulan November untuk penyelesaian transaksi bernilai besar atau
urgent (www.bi.go.id).
Sementara itu dalam kaitannya dengan pengawasan sistem pembayaran, Bank
Indonesia memiliki tanggung jawab agar masyarakat luas dapat memperoleh jasa sistem
pembayaran yang efisien, cepat, tepat dan aman. Fungsi pengawasan sistem pembayaran ini
selain berwenang untuk memberikan izin operasional terhadap pihak yang menyelenggarakan
kegiatan di bidang sistem pembayaran juga berwenang untuk melakukan pengawasan
terhadap penyelenggaraan sistem pembayaran baik yang dilakukan oleh Bank Indonesia
maupun pihak lain di luar Bank Indonesia.
Mengatur dan Mengawasi Bank
Pengaturan dan pengawasan bank merupakan salah satu tugas yang penting
khususnya dalam rangka menciptakan sistem perbankan yang sehat. Pada akhirnya ketika
sistem perbankan sehat maka akan dapat mendorong efektivitas kebijakan moneter.
Dalam kaitanya dengan tugas pengawasan bank ini, berdasarkan undang-undang,
Bank Indonesia diberi wewenang mengatur dan mengawasi bank yang meliputi :
1) Memberikan dan mencabut izin atas kelembagaan dan kegiatan usaha tertentu dari bank.
2) Menetapkan peraturan di bidang perbankan.
3) Melakukan pengawasan bank baik secara langsung maupun tidak langsung.
4) Mengenakan sanksi terhadap bank sesuai ketentuan perundangan.
III. INDEPENDENSI BANK INDONESIA
Independensi merupakaan salah satu faktor penting dalam pencapaian tujuan akhir
suatu bank sentral (Seri Kebanksentralan Vol 5). David Ricardo (1824) menganjurkan adanya
otonomi bank sentral dan menganjurkan pula agar bank sentral tidak membiayai defisit
anggaran belanja pemerintah. Independensi bank sentral masih diperdebatkan kebaikan dan
keburukannya karena sering berhubungan dengan perkembangan maupun kinerja lembaga
tersebut.
Independensi didefinisikan sebagai kebebasa dari pengaruh, intruksi/pengarahan, atau
kontrol dari pihak lain. Menurut Meyer(2000) yang dikutip dari Seri Kebanksentralan Vol 5
independensi adalah kebebasan dari pengaruh, intruksi/pengarahan, atau kontrol, baik dari
badan eksekutif maupun dari badan legislatif. Sementara itu menurut Fraser (1994) yang
dikutip dari Seri Kebanksentralan Vol 5 mendefinisikan independensi bank sentral sebagai
kebabasan bank sentral untuk dapat melaksanakan kebijakan moneternya yang bebas dari
pertimbangan-pertimbangan politik.
Independensi bank sentral dikategorikan berbeda-beda oleh beberapa ahli, menurut
Fraser(1994) dan Meyer(2000) yang dikutip dari Seri Kebanksentralan Vol 5 :
1. Goal independence artinya bank sentral menetepkan sendiri tujuan-tujuan yang akan
dicapai
2. Instrument independence yaitu bank sentral memiliki ruang lingkup/wewenang yang
cukup dalam mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.
Menurut Grili (1991) dan Elgie(1995) yang dikutip dari Seri Kebanksentralan Vol 5 :
1. Political independence berarti kemampuan bank sentral untuk menetapkan tujuan atau
keputusan kebijakannya yang bebas dari pengaruh pemerintah.
2. Economic Independence yaitu kemampuan bank sentral untuk menggunakan semua
instrumen kebijakan moneter yang tersedia secara bebas, tanpa batasan-batasan dari
pemerintah untuk mencapai tujuannya.
Menurut Baka(19954-1995) yang dikutip dari Seri Kebanksentralan Vol 5 :
1. Instutional Independence berarti posisi bank sentral dalam pemerintah dan prosedur
dalam mengangkat dan memberhentikan pimpinan bank sentral.
2. Functional independence berarti kekuasaan dan kapasistas bank sentral dalam ranngka
menetapkan dan emnerapkan kebijakan moneter dan otonomi dalam fungsi-fungsi
lainnya.
3. Financial independence berarti bank sentral memiliki kontrol penuh dakan
mengakumulasi dan mendistribusi sumber daya finansialnya tanpa pengaruh luar.
Mboweni(2000) yang dikutip dari Seri Kebanksentralan Vol 5 :
1. Functional independence berarti hak memutusakan segala hal yang berkaitan dengan
kebijakan moneter dan kestabilan harga.
2. Personal independence meliputi pemilihan dan pengangkatan anggota Dewan
Gubernur dengan kompetensi profesional tinggi dan tanpa kewajiban untuk condong
pada tekanan-tekanan politik atau lainnya.
3. Instrumental independence berarti bank sentral memiliki kontrol terhadap instrumen-
instrumen yang mempengaruhi proses inflasi, termasuk larangan pembiayaan lansung
defisit pemerintah.
4. Financial independence yang memberi hak kepada bank sentral untuk memiliki akses
sendiri terhadap sumber finansial yang cukup dan memiliki kontrol penuh terhadap
anggarannya sendiri.
Dari gabungan beberapa pendekatan di atas independensi dapat dibedakan ke dalam 3 aspek
yaitu :
1. Goal independence berarti pemerintah tidak memiliki pengaruh langsung dalam
penetapan tujuan-tujuan kebijakan moneter.
2. Instrument independence berarti bank sentral memiliki wewenang untuk menetapkan
sendiri target-target operasionalnya tanpa pengaruh dari pemerintah. Insyrumen
independence ini meliputi pengendalian suku bunga jangka pendek dan nilai tukar
serta larangan pembelian kredit terhadap pemerintah.
3. Personal independence berarti badan pembuat kebijakan memiliki wewenang untuk
menolak campur tangan pemerintah. Meliputi masa jabatan, jumlah anggota, dan
masa jabatan berjenjang dari anggota badan pembuat kebijakan tingkat keragaman
lembaga yang terkait dalam proses pengangkatan anggota badan pembuat kebijakan
serta status hukum khusus UU bank sentral.
“pendapat tentang baik atau buruknya independensi dikutip dari seri kebanksentralan no 5
tentang kelembagaan BI”
Pendapat tentang independensi Bank Sentral
Pendapat yang meyakini manfaat independensi antara lain didasarkan pada hasil studi yaitu :
1) Sejumlah studi telah membuktikan bahwa semakin besar independensi bank sentral
semakin rendah dan stabil inflasi sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi
dalam jangka panjang.
2) Sejumlah studi telah membuktikan bahwa semakin besar independensi bank sentral,
semakin kecil defisit anggaran belanja dalam jangka panjang. Hal ini karena adanya
pemisahan wewenang antara pencetakan dan pembelanjaan uang.
Pendapat yang tidak meyakini adanya manfaat independensi bank sentral :
1. Walaupun terdapat keterkaitan antara independensi dan rendahnya laju inflasi, tidak
berarti semakin independen suatu bank sentral inflasi yang rendah dapat dicapai.
2. Kebijakan moneter merupakan bagian dari kebijakan ekonomi secara keseluruhan
sehingga tidak adanya artinya untuk memisahkan kebijakan fiskal, moneter,
ketenagakerjaan, perdagangan, atau kebijakan lainnya.
3. Apabila pejabat bank sentral tidak dipilih secara demokratis maka keputusan
mengenai suku bunga, nilai tukar, inflasi, dan hal-hal moenetr lainnya tidak mewakili
kepentingan masyarakat pada umunya. Dengan kondisi tersebut independensi dapat
mengakibatkan terjadinya penyalahgunaan wewenang.
“penggolongan independensi menurut UU No.23 Tahun 1999 dikutip dari seri
kebanksentralan no 5 tentang kelembagaan BI”
Independensi Bank Indonesia menurut UU No. 23 Tahun 1999
1. Goal Independence
Tujuan BI telah ditetapkan dalamUU yaitu mencapai dan memelihara kesetabilan nilai
rupiah(tanpa penetapan rentang waktu secara spesifik).
2. Instrumen Independence
BI sesuai dengan UU memiliki wewenang untuk menetapkan sendiri target-target
operasionalnya tanpa pengaruh dari pemerintah. BI memiliki wewenang penuh dalam
menetapkan suku bunga jangka pendek tanpa pengaruh dari pemerintah.
3. Personal Independence
Sesuai dengan UU, pihak luar tidak dibenarkan mencampuri pelaksanaan tugas Bank
Indonesia(Dewan Gubernur) dan Bank Indonesia(dewan gubernur) juga berkewajiban
untuk menolak atau mengabaikan intervensi dalam bentuk apapun dan dar pihak
manapun juga.
“penggolongan independensi menurut UU No.3 tahun 2004 dikutip dari economic-
holic.blogspot.com”
Sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No. 3 Tahun 2004, Bank Indonesia memiliki
lima indepensi, yaitu:
1. Independensi Kelembagaan (Institutional Independence)
Bank Indonesia adalah lembaga negara yang bebas dari campur tangan pemerintah dalam
melaksanakan tugas dan wewenangnya.
2. Independensi Sasaran Akhir (Goal Independence)
Bank Indonesia dalam menetapkan sasaran akhir kebijakan moneter yaitu sasaran inflasi
mempunyai tingkat independensi yang rendah, karena harus berkoordinasi dengan
pemerintah.
3. Independensi Instrumen (Instrument Independence)
Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk menetapkan sendiri sasaran-sasaran moneter
dan melaksanakan pengendalian moneter dengan menggunakan berbagai instrumen moneter
yang lazim digunakan.
4. Independensi Personal (Personal Independence)
Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk menolak atau mengabaikan intervensi dalam
bentuk apa pun dan dari pihak manapun.
5. Independensi Keuangan (Financial Independence)
Dewan Gubernur berwenang menetapkan anggaran tahunan Bank Indonesia yang meliputi
anggaran kegiatan operasional, anggaran kebijakan moneter, sistem pembayaran, serta
pengaturan dan pengawasan perbankan.
IV. Akuntabilitas dan Transparasi
Agar kebijakan moneter dapat berkerja secara efektif, komunikasi yang terbuka antara Bank
Indonesia dengan masyarakat sangat dibutuhkan. Oleh karenanya, kebijakan moneter Bank
Indonesia senantiasa dikomunikasikan secara transparan kepada masyarakat. Komunikasi
tersebut juga sebagai bagian dari akuntabilitas kebijakan moneter dan berperan dalam
membantu pembentukan ekspektasi masyarakat terhadap inflasi ke depan. Melalui
komunikasi, Bank Indonesia mengajak masyarakat untuk memandang dan membentuk
tingkat inflasi ke depan sebagaimana yang diitetapkan dalam sasaran yang diumumkan. Oleh
karenanya, komunikasi kebijakan moneter dilakukan dengan terus menerus memuat
pengumuman dan penjelasan tentang sasaran inflasi ke depan, analisis Bank Indonesia
terhadap perekonomian, kerangka kerja, dan langkah-langkah kebijakan moneter yang telah
dan akan ditempuh, jadwal Rapat Dewan Gubernur (RDG), serta hal-hal lain yang ditetapkan
oleh Dewan Gubernur.
Komunikasi kebijakan moneter dilakukan dalam bentuk siaran pers, konferensi pers setelah
Rapat Dewan Gubernur, publikasi Tinjauan/Laporan Kebijakan Moneter yang memuat latar
belakang pengambilan keputusan, maupun penjelasan langsung kepada masyarakat luas,
media massa, pelaku ekonomi, analis pasar dan akademisi.
Media komunikasi Kebijakan Moneter Bank Indonesia dalam bentuk publikasi :
a. Tinjauan Kebijakan Moneter
b. Laporan Perekonomi Indonesia
c. Laporan Triwulanan DPR RI
d. Siaran Pers Kebijakan Moneter
Bank Indonesia secara reguler menyampaikan pertanggung-jawaban pelaksanaan kebijakan
moneter kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sebagai bentuk akuntabilitas Bank
Indonesia dalam melaksanakan tugas dan wewenang yang telah ditetapkan dalam Undang-
Undang. Pertanggung-jawaban kebijakan moneter dilakukan dengan penyampaian secara
tertulis maupun penjelasan langsung atas pelaksanaan Kebijakan Moneter secara triwulanan
dan aspek-aspek tertentu kebijakan moneter yang dipandang perlu. Selain itu Laporan
Pertanggungjawaban Pelaksanan Kebijakan tersebut disampaikan pula kepada Pemerintah
dan masyarakat luas untuk transparansi dan koordinasi.
Dalam hal sasaran inflasi untuk suatu tahun tidak tercapai, maka Bank Indonesia
menyampaikan penjelasan kepada Pemerintah sebagai bahan penjelasan Pemerintah bersama
Bank Indonesia secara terbuka kepada DPR dan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Seri kebanksentralan No. 5 Kelembagaan Bank Indonesia
www.bi.go.id
www.ekonomi-holic.blogspot.com
Profil Penulis
Nama : Muhammad Irfan Nugroho
TTL : Malang, 30 Agustus 1995
Alamat : Jl. Raya Mangunrejo No. 231 Kepanjen Malang
Jurusan : Ilmu Ekonomi
Prodi : Ekonomi Pembangunan
Angkatan : 2013
Nama : Fauzan Fikri
TTL : Indramayu, 23 Februari 1995
Alamat : Jl. Watugong No. 17 F
Jurusan : Ilmu Ekonomi
Prodi : Ekonomi Pembangunan
Angkatan : 2013
Nama : Muhammad Rasyid Ridho
TTL : Sidoarjo, 6 November 1994
Alamat : Jl. Borobudur 4/25 Blimbing, Malang
Jurusan : Ilmu Ekonomi
Prodi : Ekonomi Pembangunan
Angkatan : 2013

More Related Content

What's hot

Bank Sentral (Bank Indonesia)
Bank Sentral (Bank Indonesia)Bank Sentral (Bank Indonesia)
Bank Sentral (Bank Indonesia)
Nur Muhamad Fikri
 
MATERI PEREKONOMIAN INDONESIA
MATERI PEREKONOMIAN INDONESIAMATERI PEREKONOMIAN INDONESIA
MATERI PEREKONOMIAN INDONESIA
Wiandita Handayani
 
Otoritas jasa keuangan
Otoritas jasa keuanganOtoritas jasa keuangan
Otoritas jasa keuangan
Fahma Fahmita
 
Bank indonesia
Bank indonesiaBank indonesia
Bank indonesia
Reinhart Tresnadiputra
 
Power point kelompok 1 lembaga penjamin simpanan kelas e f pagi.ppt
Power point kelompok 1 lembaga penjamin simpanan kelas e f pagi.pptPower point kelompok 1 lembaga penjamin simpanan kelas e f pagi.ppt
Power point kelompok 1 lembaga penjamin simpanan kelas e f pagi.ppt
firman afriansyah
 
Penetapan Batam KEK PPT
Penetapan Batam KEK PPTPenetapan Batam KEK PPT
Penetapan Batam KEK PPTnurhadiyati
 
Kebijakan moneter
Kebijakan moneterKebijakan moneter
Kebijakan moneter
Irma Asyatun
 
Ekonomi mikro dan makro
Ekonomi mikro dan makroEkonomi mikro dan makro
Ekonomi mikro dan makroMasni Gunawan
 
Permintaan uang
Permintaan uangPermintaan uang
Permintaan uang
Desirobianisah
 
Teori penentuan kurs valuta asing
Teori penentuan kurs valuta asingTeori penentuan kurs valuta asing
Teori penentuan kurs valuta asing
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNDIP
 
Pengantar Fluktuasi Ekonomi Mankiw
Pengantar Fluktuasi Ekonomi MankiwPengantar Fluktuasi Ekonomi Mankiw
Pengantar Fluktuasi Ekonomi Mankiw
Yesica Adicondro
 
Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat
Bank Umum dan Bank Perkreditan RakyatBank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat
Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat
Laila Fadilah
 
5 teori pemungutan suara
5 teori pemungutan suara5 teori pemungutan suara
5 teori pemungutan suara
Ratih Puji Astuti
 
Kebijakan Moneter
Kebijakan MoneterKebijakan Moneter
Kebijakan Moneter
Mulyadi Yusuf
 
Modal kerja
Modal kerjaModal kerja
Modal kerja
yy rahmat
 
Ekonomi Makro Perekonomian Terbuka
Ekonomi Makro Perekonomian TerbukaEkonomi Makro Perekonomian Terbuka
Ekonomi Makro Perekonomian Terbuka
rusdiman1
 
Teori Permintaan Uang : Klasik, Keynes, Post Keynes Modern
Teori Permintaan Uang : Klasik, Keynes, Post Keynes ModernTeori Permintaan Uang : Klasik, Keynes, Post Keynes Modern
Teori Permintaan Uang : Klasik, Keynes, Post Keynes Modern
Muhammad Khoirul Fuddin
 
Bab 08 sistem dan alat pembayaran
Bab 08 sistem dan alat pembayaranBab 08 sistem dan alat pembayaran
Bab 08 sistem dan alat pembayaran
eli priyatna laidan
 
Ekonomi Pembangunan dan Perekonomian Indonesia
Ekonomi Pembangunan dan Perekonomian IndonesiaEkonomi Pembangunan dan Perekonomian Indonesia
Ekonomi Pembangunan dan Perekonomian Indonesia
Dadang Solihin
 

What's hot (20)

Bank Sentral (Bank Indonesia)
Bank Sentral (Bank Indonesia)Bank Sentral (Bank Indonesia)
Bank Sentral (Bank Indonesia)
 
MATERI PEREKONOMIAN INDONESIA
MATERI PEREKONOMIAN INDONESIAMATERI PEREKONOMIAN INDONESIA
MATERI PEREKONOMIAN INDONESIA
 
Aglomerasi
AglomerasiAglomerasi
Aglomerasi
 
Otoritas jasa keuangan
Otoritas jasa keuanganOtoritas jasa keuangan
Otoritas jasa keuangan
 
Bank indonesia
Bank indonesiaBank indonesia
Bank indonesia
 
Power point kelompok 1 lembaga penjamin simpanan kelas e f pagi.ppt
Power point kelompok 1 lembaga penjamin simpanan kelas e f pagi.pptPower point kelompok 1 lembaga penjamin simpanan kelas e f pagi.ppt
Power point kelompok 1 lembaga penjamin simpanan kelas e f pagi.ppt
 
Penetapan Batam KEK PPT
Penetapan Batam KEK PPTPenetapan Batam KEK PPT
Penetapan Batam KEK PPT
 
Kebijakan moneter
Kebijakan moneterKebijakan moneter
Kebijakan moneter
 
Ekonomi mikro dan makro
Ekonomi mikro dan makroEkonomi mikro dan makro
Ekonomi mikro dan makro
 
Permintaan uang
Permintaan uangPermintaan uang
Permintaan uang
 
Teori penentuan kurs valuta asing
Teori penentuan kurs valuta asingTeori penentuan kurs valuta asing
Teori penentuan kurs valuta asing
 
Pengantar Fluktuasi Ekonomi Mankiw
Pengantar Fluktuasi Ekonomi MankiwPengantar Fluktuasi Ekonomi Mankiw
Pengantar Fluktuasi Ekonomi Mankiw
 
Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat
Bank Umum dan Bank Perkreditan RakyatBank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat
Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat
 
5 teori pemungutan suara
5 teori pemungutan suara5 teori pemungutan suara
5 teori pemungutan suara
 
Kebijakan Moneter
Kebijakan MoneterKebijakan Moneter
Kebijakan Moneter
 
Modal kerja
Modal kerjaModal kerja
Modal kerja
 
Ekonomi Makro Perekonomian Terbuka
Ekonomi Makro Perekonomian TerbukaEkonomi Makro Perekonomian Terbuka
Ekonomi Makro Perekonomian Terbuka
 
Teori Permintaan Uang : Klasik, Keynes, Post Keynes Modern
Teori Permintaan Uang : Klasik, Keynes, Post Keynes ModernTeori Permintaan Uang : Klasik, Keynes, Post Keynes Modern
Teori Permintaan Uang : Klasik, Keynes, Post Keynes Modern
 
Bab 08 sistem dan alat pembayaran
Bab 08 sistem dan alat pembayaranBab 08 sistem dan alat pembayaran
Bab 08 sistem dan alat pembayaran
 
Ekonomi Pembangunan dan Perekonomian Indonesia
Ekonomi Pembangunan dan Perekonomian IndonesiaEkonomi Pembangunan dan Perekonomian Indonesia
Ekonomi Pembangunan dan Perekonomian Indonesia
 

Similar to Kelembagaan bank indonesia

Bank indonesia
Bank indonesiaBank indonesia
Bank indonesia
Gilang Pandu
 
Profile bank indonesia
Profile bank indonesiaProfile bank indonesia
Profile bank indonesia
Amalia Dekata
 
Bank Sentral.docx
Bank Sentral.docxBank Sentral.docx
Bank Sentral.docx
SunardixzCb1
 
BANK INDONESIA
BANK INDONESIABANK INDONESIA
BANK INDONESIA
Laras Ayu Sukmaningrum
 
Tugas paper bank dan lembaga keuangan
Tugas paper bank dan lembaga keuanganTugas paper bank dan lembaga keuangan
Tugas paper bank dan lembaga keuangan
NugrahaFajarSidiq
 
Resume BI OJK LPS Agee FM.pptx
Resume BI OJK LPS Agee FM.pptxResume BI OJK LPS Agee FM.pptx
Resume BI OJK LPS Agee FM.pptx
ageefonzi1
 
Presentasi bi, ojk dan kebijakan moneter (nur ain, septi, viviana)
Presentasi bi, ojk dan kebijakan moneter (nur ain, septi, viviana)Presentasi bi, ojk dan kebijakan moneter (nur ain, septi, viviana)
Presentasi bi, ojk dan kebijakan moneter (nur ain, septi, viviana)
VivianaArsew
 
Bank Sentral : Bank Indonesia (Ekonomi Moneter - BAB 3)
Bank Sentral : Bank Indonesia (Ekonomi Moneter - BAB 3)Bank Sentral : Bank Indonesia (Ekonomi Moneter - BAB 3)
Bank Sentral : Bank Indonesia (Ekonomi Moneter - BAB 3)
Bagus Cahyo Jaya Pratama Pratama
 
Penjelasan
PenjelasanPenjelasan
Penjelasan
kpwbi
 
Bank sentral
Bank sentralBank sentral
Bank sentral
BastianLimbong
 
Skripsi 11160186 ani nuraeni copy
Skripsi 11160186 ani nuraeni   copySkripsi 11160186 ani nuraeni   copy
Skripsi 11160186 ani nuraeni copy
aninuraeniani
 
129075427 fungsi-dan-peran-bank-indonesia-dalam-perekonomian-bangsa1
129075427 fungsi-dan-peran-bank-indonesia-dalam-perekonomian-bangsa1129075427 fungsi-dan-peran-bank-indonesia-dalam-perekonomian-bangsa1
129075427 fungsi-dan-peran-bank-indonesia-dalam-perekonomian-bangsa1
Alvin Setiawan
 
makalah bank indonesia
makalah bank indonesiamakalah bank indonesia
makalah bank indonesia
Nisa Ell
 
Bank sentral
Bank sentralBank sentral
Bank sentralDwi Anita
 
Bi dan perkembangan perbankan indonesia
Bi dan perkembangan perbankan indonesiaBi dan perkembangan perbankan indonesia
Bi dan perkembangan perbankan indonesia
MuhammadIqbal169
 
Bank sentral
Bank sentralBank sentral
Bank sentral
Vero Nika
 
Modul Kuis Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya
Modul Kuis Bank dan Lembaga Keuangan LainnyaModul Kuis Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya
Modul Kuis Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya
9elevenStarUnila
 
Blk klp 5 bi dan ojk
Blk klp 5 bi dan ojkBlk klp 5 bi dan ojk
Blk klp 5 bi dan ojk
Risa Martia
 

Similar to Kelembagaan bank indonesia (20)

Bank indonesia
Bank indonesiaBank indonesia
Bank indonesia
 
Profile bank indonesia
Profile bank indonesiaProfile bank indonesia
Profile bank indonesia
 
Bank Sentral.docx
Bank Sentral.docxBank Sentral.docx
Bank Sentral.docx
 
BANK INDONESIA
BANK INDONESIABANK INDONESIA
BANK INDONESIA
 
Tugas paper bank dan lembaga keuangan
Tugas paper bank dan lembaga keuanganTugas paper bank dan lembaga keuangan
Tugas paper bank dan lembaga keuangan
 
Resume BI OJK LPS Agee FM.pptx
Resume BI OJK LPS Agee FM.pptxResume BI OJK LPS Agee FM.pptx
Resume BI OJK LPS Agee FM.pptx
 
Presentasi bi, ojk dan kebijakan moneter (nur ain, septi, viviana)
Presentasi bi, ojk dan kebijakan moneter (nur ain, septi, viviana)Presentasi bi, ojk dan kebijakan moneter (nur ain, septi, viviana)
Presentasi bi, ojk dan kebijakan moneter (nur ain, septi, viviana)
 
Bank Sentral : Bank Indonesia (Ekonomi Moneter - BAB 3)
Bank Sentral : Bank Indonesia (Ekonomi Moneter - BAB 3)Bank Sentral : Bank Indonesia (Ekonomi Moneter - BAB 3)
Bank Sentral : Bank Indonesia (Ekonomi Moneter - BAB 3)
 
Penjelasan
PenjelasanPenjelasan
Penjelasan
 
Bank sentral
Bank sentralBank sentral
Bank sentral
 
Kelembagaan bi
Kelembagaan biKelembagaan bi
Kelembagaan bi
 
Skripsi 11160186 ani nuraeni copy
Skripsi 11160186 ani nuraeni   copySkripsi 11160186 ani nuraeni   copy
Skripsi 11160186 ani nuraeni copy
 
129075427 fungsi-dan-peran-bank-indonesia-dalam-perekonomian-bangsa1
129075427 fungsi-dan-peran-bank-indonesia-dalam-perekonomian-bangsa1129075427 fungsi-dan-peran-bank-indonesia-dalam-perekonomian-bangsa1
129075427 fungsi-dan-peran-bank-indonesia-dalam-perekonomian-bangsa1
 
makalah bank indonesia
makalah bank indonesiamakalah bank indonesia
makalah bank indonesia
 
Modul 4 KB 3
Modul 4 KB 3Modul 4 KB 3
Modul 4 KB 3
 
Bank sentral
Bank sentralBank sentral
Bank sentral
 
Bi dan perkembangan perbankan indonesia
Bi dan perkembangan perbankan indonesiaBi dan perkembangan perbankan indonesia
Bi dan perkembangan perbankan indonesia
 
Bank sentral
Bank sentralBank sentral
Bank sentral
 
Modul Kuis Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya
Modul Kuis Bank dan Lembaga Keuangan LainnyaModul Kuis Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya
Modul Kuis Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya
 
Blk klp 5 bi dan ojk
Blk klp 5 bi dan ojkBlk klp 5 bi dan ojk
Blk klp 5 bi dan ojk
 

More from Brawijaya University

Neraca pembayaran
Neraca pembayaranNeraca pembayaran
Neraca pembayaran
Brawijaya University
 
Kebijakan sistem pembayaran di indonesia
Kebijakan sistem pembayaran di indonesiaKebijakan sistem pembayaran di indonesia
Kebijakan sistem pembayaran di indonesia
Brawijaya University
 
Instrumen pengendali moneter
Instrumen pengendali moneterInstrumen pengendali moneter
Instrumen pengendali moneter
Brawijaya University
 
Transportasi kota malang
Transportasi kota malangTransportasi kota malang
Transportasi kota malang
Brawijaya University
 
How many cities
How many citiesHow many cities
How many cities
Brawijaya University
 
Penelitian tentang lokasi perusahaan
Penelitian tentang lokasi perusahaanPenelitian tentang lokasi perusahaan
Penelitian tentang lokasi perusahaan
Brawijaya University
 
Makalah teori lokasi
Makalah teori lokasiMakalah teori lokasi
Makalah teori lokasi
Brawijaya University
 
Ewk ke 4 teori pengembangan wilayah
Ewk ke 4 teori  pengembangan wilayahEwk ke 4 teori  pengembangan wilayah
Ewk ke 4 teori pengembangan wilayahBrawijaya University
 
Analisis pembangunan kota malang
Analisis pembangunan kota malangAnalisis pembangunan kota malang
Analisis pembangunan kota malang
Brawijaya University
 
Teori basis ekonomi
Teori basis ekonomiTeori basis ekonomi
Teori basis ekonomi
Brawijaya University
 
Rca n tbi
Rca n tbiRca n tbi
Budgeting
BudgetingBudgeting

More from Brawijaya University (20)

Sistem dan kebijakan nilai tukar
Sistem dan kebijakan nilai tukarSistem dan kebijakan nilai tukar
Sistem dan kebijakan nilai tukar
 
Nilai tukar dan tingkat bunga
Nilai tukar dan tingkat bungaNilai tukar dan tingkat bunga
Nilai tukar dan tingkat bunga
 
Neraca pembayaran
Neraca pembayaranNeraca pembayaran
Neraca pembayaran
 
Kebijakan sistem pembayaran di indonesia
Kebijakan sistem pembayaran di indonesiaKebijakan sistem pembayaran di indonesia
Kebijakan sistem pembayaran di indonesia
 
Instrumen pengendali moneter
Instrumen pengendali moneterInstrumen pengendali moneter
Instrumen pengendali moneter
 
Transportasi kota malang
Transportasi kota malangTransportasi kota malang
Transportasi kota malang
 
Urban economics
Urban economicsUrban economics
Urban economics
 
How many cities
How many citiesHow many cities
How many cities
 
Penelitian tentang lokasi perusahaan
Penelitian tentang lokasi perusahaanPenelitian tentang lokasi perusahaan
Penelitian tentang lokasi perusahaan
 
Makalah teori lokasi
Makalah teori lokasiMakalah teori lokasi
Makalah teori lokasi
 
Makalah ritel how many cities
Makalah ritel how many citiesMakalah ritel how many cities
Makalah ritel how many cities
 
Ewk ke 4 teori pengembangan wilayah
Ewk ke 4 teori  pengembangan wilayahEwk ke 4 teori  pengembangan wilayah
Ewk ke 4 teori pengembangan wilayah
 
Ek per. aksesibilitas
Ek per. aksesibilitasEk per. aksesibilitas
Ek per. aksesibilitas
 
Analisis pembangunan kota malang
Analisis pembangunan kota malangAnalisis pembangunan kota malang
Analisis pembangunan kota malang
 
352 2475-1-pb
352 2475-1-pb352 2475-1-pb
352 2475-1-pb
 
Analisis pembangunan kota malang
Analisis pembangunan kota malangAnalisis pembangunan kota malang
Analisis pembangunan kota malang
 
Teori basis ekonomi
Teori basis ekonomiTeori basis ekonomi
Teori basis ekonomi
 
Rca n tbi
Rca n tbiRca n tbi
Rca n tbi
 
Budgeting
BudgetingBudgeting
Budgeting
 
Analisis input output
Analisis input outputAnalisis input output
Analisis input output
 

Recently uploaded

tantangan dan solusi perbankan syariah.pdf
tantangan dan solusi perbankan syariah.pdftantangan dan solusi perbankan syariah.pdf
tantangan dan solusi perbankan syariah.pdf
muhammadarsyad77
 
ANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptx
ANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptxANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptx
ANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptx
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt. Makalah ini membahas tentan...
Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt.           Makalah ini membahas tentan...Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt.           Makalah ini membahas tentan...
Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt. Makalah ini membahas tentan...
Meihotmapurba
 
Financial Planning Eno Perencanaan keuangan
Financial Planning Eno Perencanaan keuanganFinancial Planning Eno Perencanaan keuangan
Financial Planning Eno Perencanaan keuangan
EnoCasmiSEMBA
 
MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptxMAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
JaffanNauval
 
MATERI AKUNTANSI IJARAH POWER POINT (PPT)
MATERI AKUNTANSI IJARAH  POWER POINT (PPT)MATERI AKUNTANSI IJARAH  POWER POINT (PPT)
MATERI AKUNTANSI IJARAH POWER POINT (PPT)
ritaseptia16
 
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptx
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptxBAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptx
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptx
anselmusl280
 
Materi Presentasi Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Pusat tanggal 6 Mei 2024.pdf
Materi Presentasi Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Pusat tanggal 6 Mei 2024.pdfMateri Presentasi Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Pusat tanggal 6 Mei 2024.pdf
Materi Presentasi Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Pusat tanggal 6 Mei 2024.pdf
WiwikDewiSusilawati
 
materi perkuliahan ppt pengendalian intern.pptx
materi perkuliahan ppt pengendalian intern.pptxmateri perkuliahan ppt pengendalian intern.pptx
materi perkuliahan ppt pengendalian intern.pptx
RaraStieAmkop
 
Tabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdf
Tabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdfTabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdf
Tabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdf
HuseinKewolz1
 
AUDITING II chapter25.ppt
AUDITING II                chapter25.pptAUDITING II                chapter25.ppt
AUDITING II chapter25.ppt
DwiAyuSitiHartinah
 
Mateko11_Adjoin invers matrikspptnya.ppt
Mateko11_Adjoin invers matrikspptnya.pptMateko11_Adjoin invers matrikspptnya.ppt
Mateko11_Adjoin invers matrikspptnya.ppt
kurikulumsdithidayah
 
Modul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK 2024.pdf
Modul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK  2024.pdfModul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK  2024.pdf
Modul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK 2024.pdf
muhammadarsyad77
 

Recently uploaded (13)

tantangan dan solusi perbankan syariah.pdf
tantangan dan solusi perbankan syariah.pdftantangan dan solusi perbankan syariah.pdf
tantangan dan solusi perbankan syariah.pdf
 
ANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptx
ANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptxANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptx
ANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptx
 
Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt. Makalah ini membahas tentan...
Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt.           Makalah ini membahas tentan...Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt.           Makalah ini membahas tentan...
Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt. Makalah ini membahas tentan...
 
Financial Planning Eno Perencanaan keuangan
Financial Planning Eno Perencanaan keuanganFinancial Planning Eno Perencanaan keuangan
Financial Planning Eno Perencanaan keuangan
 
MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptxMAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
 
MATERI AKUNTANSI IJARAH POWER POINT (PPT)
MATERI AKUNTANSI IJARAH  POWER POINT (PPT)MATERI AKUNTANSI IJARAH  POWER POINT (PPT)
MATERI AKUNTANSI IJARAH POWER POINT (PPT)
 
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptx
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptxBAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptx
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptx
 
Materi Presentasi Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Pusat tanggal 6 Mei 2024.pdf
Materi Presentasi Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Pusat tanggal 6 Mei 2024.pdfMateri Presentasi Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Pusat tanggal 6 Mei 2024.pdf
Materi Presentasi Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Pusat tanggal 6 Mei 2024.pdf
 
materi perkuliahan ppt pengendalian intern.pptx
materi perkuliahan ppt pengendalian intern.pptxmateri perkuliahan ppt pengendalian intern.pptx
materi perkuliahan ppt pengendalian intern.pptx
 
Tabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdf
Tabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdfTabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdf
Tabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdf
 
AUDITING II chapter25.ppt
AUDITING II                chapter25.pptAUDITING II                chapter25.ppt
AUDITING II chapter25.ppt
 
Mateko11_Adjoin invers matrikspptnya.ppt
Mateko11_Adjoin invers matrikspptnya.pptMateko11_Adjoin invers matrikspptnya.ppt
Mateko11_Adjoin invers matrikspptnya.ppt
 
Modul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK 2024.pdf
Modul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK  2024.pdfModul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK  2024.pdf
Modul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK 2024.pdf
 

Kelembagaan bank indonesia

  • 1. KELEMBAGAAN BANK INDONESIA Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Ekonomi Moneter II Dosen Pengajar : Prof. Munawar Oleh Kelompok 7: Muhammad Rasyid. Ridho (135020101111012) Muhammad Irfan Nugroho (135020100111004) Fauzan Fikri (135020101111066) Kelas AC/Semester 4 JURUSAN ILMU EKONOMI PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2014/2015
  • 2. KELEMBAGAAN BANK INDONESIA Pembahasan : I. Organisasi Bank Indonesia II. Perkembangan Kedudukan Bank Indonesia III. Indenpendensi Bank Indonesia IV. Akuntabilitas dan Transparasi BI
  • 3. I. Organisasi di Bank Indonesia Pada tahun 1828 De Javasche Bank didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda sebagai bank sirkulasi yang bertugas mencetak dan mengedarkan uang. Tahun 1953, Undang- Undang Pokok Bank Indonesia menetapkan pendirian Bank Indonesia untuk menggantikan fungsi De Javasche Bank sebagai bank sentral. Pada tahun 1968 diterbitkan Undang-Undang Bank Sentral yang mengatur kedudukan dan tugas Bank Indonesia sebagai bank sentral, terpisah dari bank-bank lain yang melakukan fungsi komersial. Babak baru dalam sejarah Bank Indonesia sebagai Bank Sentral yang independen dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya. dimulai ketika sebuah undang-undang baru, yaitu UU No. 23/1999 tentang Bank Indonesia. Undang-undang ini memberikan status dan kedudukan sebagai suatu lembaga negara yang independen dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, bebas dari campur tangan Pemerintah dan/atau pihak lain. Dalam kapasitasnya sebagai bank sentral, Bank Indonesia mempunyai satu tujuan tunggal, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah ini mengandung dua aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa, serta kestabilan terhadap mata uang negara lain. Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Indonesia didukung oleh tiga pilar yang merupakan tiga bidang tugasnya, yaitu: 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter 2. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran 3. Stabilitas sistem keuangan. Ketiga bidang tugas ini adalah menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, serta mengatur dan mengawasi perbankan di Indonesia. Ketiganya perlu diintegrasi agar tujuan mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah dapat dicapai secara efektif dan efisien. Setelah tugas mengatur dan mengawasi perbankan dialihkan kepada Otoritas Jasa Keuangan, tugas BI dalam mengatur dan mengawasi perbankan tetap berlaku, namun difokuskan pada aspek makroprudensial sistem perbankan secara makro. BI juga menjadi satu-satunya lembaga yang memiliki hak untuk mengedarkan uang di Indonesia. Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya BI dipimpin oleh Dewan Gubernur.
  • 4. VISI, MISI DAN SASARAN STRATEGIS BANK INDONESIA :: Visi Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan nilai tukar yang stabil :: Misi 1. Mencapai stabilitas nilai rupiah dan menjaga efektivitas transmisi kebijakan moneter untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkualitas. 2. Mendorong sistem keuangan nasional bekerja secara efektif dan efisien serta mampu bertahan terhadap gejolak internal dan eksternal untuk mendukung alokasi sumber pendanaan/pembiayaan dapat berkontribusi pada pertumbuhan dan stabilitas perekonomian nasional. 3. Mewujudkan sistem pembayaran yang aman, efisien, dan lancar yang berkontribusi terhadap perekonomian, stabilitas moneter dan stabilitas sistem keuangan dengan memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional. 4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang menjunjung tinggi nilai-nilai strategis dan berbasis kinerja, serta melaksanakan tata kelola (governance) yang berkualitas dalam rangka melaksanakan tugas yang diamanatkan UU. :: Nilai-Nilai Strategis Trust and Integrity – Professionalism – Excellence – Public Interest – Coordination and Teamwork :: Sasaran Strategis Untuk mewujudkan Visi, Misi dan Nilai-nilai Strategis tersebut, Bank Indonesia menetapkan sasaran strategis jangka menengah panjang, yaitu : 1. Memperkuat pengendalian inflasi dari sisi permintaan dan penawaran
  • 5. 2. Menjaga stabilitas nilai tukar 3. Mendorong pasar keuangan yang dalam dan efisien 4. Menjaga SSK yang didukung dengan penguatan surveillance SP 5. Mewujudkan keuangan inklusif yang terarah, efisien, dan sinergis 6. Memelihara SP yang aman, efisien, dan lancar 7. Memperkuat pengelolaan keuangan BI yang akuntabel 8. Mewujudkan proses kerja efektif dan efisien dengan dukungan SI, kultur, dan governance 9. Mempercepat ketersediaan SDM yang kompeten 10. Memperkuat aliansi strategis dan meningkatkan persepsi positif BI 11. Memantapkan kelancaran transisi pengalihan fungsi pengawasan bank ke OJK Seperti sebuah lembaga lainnya, dalam menjalankan tugasnya Bank Indonesia juga memiliki pimpinan. Pimpinanya pun berbeda dengan bank-bank pada umumnya dan merupakan elemen yang penting dalam suatu kelembagaan. Menurut Undang- Undang No.23 Tahun 1999 pimpinan Bank Indonesia disebut dengan Dewan Gubernur. Dengan mengetahui tugas, wewenang, hak, dan tanggung jawab pimpinan suatu bank sentral, dapat diketahui beberapa hal, antara lain seberapa besar wewenang anggota Dewan Gubernur dalam melaksanakan tugasnya secara independen dalam rangka pencapaian tujuan Bank Indonesia yang telah ditetapkan. Dalam melaksanakan tugasnya Dewan Gubernur dipimpin oleh seorang Gubernur dengan Deputi Gubernur Senior sebagai wakil. Dewan Gubernur terdiri dari seorang Gubernur, seorang Deputi Gubernur Senior, dan sekurang-kurangnya 4 (empat) dan sebanyak-banyaknya 7 (tujuh) orang Deputi Gubernur. Dewan Gubernur mempunyai masa masa jabatan maksimum lima tahun dan hanya dapat diangkat kembali untuk satu kali masa jabatan . Dalam pertanggungjawabannya, BI menerbitkan laporan ke publik, DPR , dan diaudit oleh BPK.Dalam organisasinya, BI dipimpin oleh Dewan Gubernur. Struktur organisasi BI:
  • 6. Undang-Undang Bank Indonesia No. 23/1999 menuntut adanya akuntabilitas dan transparansi dalam setiap pelaksanaan tugas, wewenang dan anggaran Bank Indonesia. Akuntabilitas dan transparansi yang dituntut dari Bank Indonesia tersebut dimaksudkan agar semua pihak yang berkepentingan dapat ikut melakukan pengawasan terhadap setiap langkah kebijakan yang ditempuh oleh Bank Indonesia. Dari segi pelaksanaan tugas dan wewenang, prinsip akutabilitas dan transparansi diterapkan dengan cara menyampaikan informasi kepada masyarakat luas secara terbuka melalui media massa, pada setiap awal tahun, mengenai evaluasi pelaksanaan kebijakan moneter pada tahun sebelumnya, serta rencan kebijakan moneter dan penetapan sasaran- sasaran moneter untuk tahun yang akan datang. Informasi tersebut juga disampaikan secara tertulis kepada Presiden dan DPR. Sejalan dengan fungsi pengawasan yang diemban oleh DPR, Bank Indonesia juga diwajibkan untuk menyampaikan laporan perkembangan pelaksanaan tugas dan wewenangnya kepada DPR setiap triwulan atau sewaktu-waktu bila diminta oleh DPR.Demi tercapainya transparansi di bidang anggaran, Bank Indonesia berkewajiban menyampaikan anggaran tahunannya kepada DPR. Disamping itu, Laporan Keuangan Tahunan Bank
  • 7. Indonesia juga disampaikan kepada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk diteliti dan diumumkan kepada masyarakat melalui media massa. Bank Indonesia juga diwajibkan menyusun neraca singkat mingguan yang diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia. Masih merupakan bagian dari transparansi, Bank Indonesia secara berkala menerbitkan berbagai publikasi seperti Laporan Mingguan, Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia Bulanan, Tinjauan Kebijakan Moneter Bulanan, Perkembangan Ekonomi dan Moneter Triwulanan, Laporan Triwulanan Perkembangan Kebijakan Moneter, dan Laporan Tahunan. Sementara itu Presiden bertugas mengusulkan dan mengangkat Gubernur dan Deputi Gubernur Senior dengan mendapat persetujuan dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) terlebih dahulu. Sedangkan Deputi Gubernur diusulkan oleh Gubernur dan diangkat oleh Presiden setelah mendapatkan persetujuan dan telah melakukan fit and proper test, uji kompetensi dan integritas dari DPR. Walaupun anggota Dewan Gubernur diangkat oleh presiden akan tetapi Dewan Gubernur tidak dapat diberhentikan oleh Presiden kecuali anggota Dewan Gubernur mengundurkan diri, berhalangan tetap, atau terbukti melakukan tindak pidana kejahatan. Dewan Gubernur juga tidak dapat dihukum karena telah mengambil keputusan atau kebijakan yang sejalan dengan tugas dan wewenangnya, sepanjang dilakukan dengan itikad baik. Seorang calon anggota Dewan Gubernur yang akan diusulkan oleh Presiden harus mempunyai syarat: 1. Warga negara Indonesia, sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku 2. Memiliki akhlak dan moral yang tinggi, yang dapat dipercaya baik dalam ucapan maupun tindakan. 3. Memiliki keahlian dan pengalaman di bidang ekonomi, keuangan, perbankan, atau hukum, khususnya yang berkaitan dengan tugas bank sentral. Wewenang dari Dewan Gubernur sebagai pimpinan Bank Indonesia adalah berwenang menetapkan kebijakan dalam melaksanakan tugas-tugasnya di bidang moneter,
  • 8. sistem pembayaran dan perbankan. Disamping itu Dewan Gubernur juga mempunyai tugas dan wewenang internal seperti dalam hal organisasi, kepegawaian, sistem penggajian, penghargaan, pensiun, tunjangan hari tua dan penghasilan lainnya bagi pegawai Bank Indonesia. Organisasi Bank Indonesia dikelompokkan dalam 3 bidang utama yang menggambarkan tugas-tugas pokoknya, yaitu Moneter, Perbankan, dan Sistem pembayaran. Disamping itu, terdapat pula fungsi managemen intern sebagai unit pendukung strategis (strategic support) untuk menjamin agar pelaksanaan tugas ketiga bidang utama dapat berjalan lancar, efektif dan efisien. Dalam pelaksaan tugasnya, Bank Indonesia memiliki jaringan kantor diseluruh Indonesia yang disebut dengan Kantor Bank Indonesia (KBI) dan beberapa perwakilan diluar negeri yang disebut dengan Kantor Perwakilan (KPw). Dewan Gubernur menyelenggarakan Rapat Dewan Gubernur (RDG) sebagai suatu forum pengambilan keputusan tertinggi. Rapat Dewan Gubernur dilakukan sekurang- kurangnya sekali dalam sebulan untuk menetapkan kebijakan umum di bidang moneter, dan sekurang-kurangnya sekali dalam seminggu melakukan evaluasi atas pelaksanaan kebijakan moneter atau menetapkan kebijakan lain yang bersifat prinsipal dan strategis. Pengambilan keputusan dilakukan dengan cara musyawarah guna mencapai mufakat. Apabila mufakat tidak tercapai, Gubernur menetapkan keputusan akhir. Dalam hubungannya dengan Presiden dan DPR, Bank Indonesia setiap awal tahun anggaran menyampaikan informasi tertulis mengenai evaluasi pelaksanaan kebijakan moneter dan rencana kebijakan moneter yang akan datang. Sementara itu, organisasi Bank Indonesia sendiri secara keseluruhan terdiri dari 25 direktorat/biro, 37 Kantor Bank Indonesia yang tersebar diseluruh wilayah RI, dan 4 Kantor perwakilan yang terdapat di New York, London, Tokyo, dan Singapura. Struktur Bank Indonesia tersebuat terus mangalami penyempurnaan agar dapat menjalankan tugasnya dengan baik dalam dinamika perekonomian Nasional dan Internasional. Kedepan arsitektur organisasi Bank Indonesia diarahkan pada dua fokus tugas utama, yaitu Stabilitas Moneter (Monetary Stability) dan Stabilitas Sistem Keuangan (Finance System Stability). HUBUNGAN BANK INDONESIA DENGAN BANK UMUM
  • 9. Bank Umum merupakan bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Tetapi lepas dari itu Bank Umum merupakan suatu lembaga profit yang tujuan utamanya adalah mencari keuntungan. Bank umum menawarkan berbagai layanan produk dan jasa kepada masyarakat dengan fungsi seperti menghimpun dana secara langsung dari masyarakat dalam berbagai bentuk, memberi kredit pinjaman kepada masyarakat yang membutuhkan, jual beli valuta asing / valas, menjual jasa asuransi, jasa giro, jasa cek, menerima penitipan barang berharga, dan lain sebagainya. Yang membedakan Bank Umum dengan Bank Sentral adalah Bank Sentral dapat menerbitkan Uang Kartal sedangkan Bank Umum hanya dapat menerbitkan Uang Giral. Peran Bank Sentral terhadap Bank Umum, antara lain : 1. Menetapkan Ketentuan dan Regulasi Perbankan yang memuat prinsip kehati- hatian. 2. Memberikan dan mencabut izin usaha Bank 3. Memberikan izin pembukaan, penutupan, dan Pemindahan kantor Bank 4. Memberikan izin atas kepemilikan dan kepengurusan Bank 5. Memberikan izin kepada Bank untuk menjalakan kegiatan tertentu 6. Mewajibkan Bank untuk menyampaikan laporan, keterangan, dan penjelasan sesuai dengan tata cara yang ditetapkan BI 7. Memajukan perkembangan yang sehat dari urusan kredit dan perbankan. 8. Mengadakan pengawasan terhadap urusan kredit. 9. Membina dan mengawasi perbankan. 10. Meminta laporan dan mengadakan pemeriksaan aktivitas bank-bank.
  • 10. II. Perkembangan Kedudukan Bank Indonesia Sebelum Indonesia merdeka, Indonesia belum memiliki bank sentral seperti sekarang ini, pada saat itu fungsi bank sentral hanya terbatas sebagai bank sirkulasi. Tugas sebagai bank sirkulasi dilaksanakan oleh De Javasche Bank NV yang telah diberi hak oktrooi (1827), yaitu hak yang diberikan oleh pemerintah belanda untuk mencetak dan mengedarkan uang gulden belanda. Pada masa setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, sebagaimana tertuang dalam penjelasan bab VII pasal 23 UUD 1945 bahwasanya akan segera dibentuk sebuah bank yang disebut bank Indonesia dengan tugas mengeluarkan dan mengatur peredaran uang kertas. Berkaitan dengan hal tesebut, pada tanggal 19 september 1945 dalam siding dewan menteri, pemerintah Indonesia mengambil keputusan untuk mendirikan satu bank sirkulasi berbentuk bank milik Negara. Langkah pertama, dibentuk yayasan dengan nama “pusat Bank Indonesia” yang selanjutnya yayasan tersebut merupakan asal mula berdirinya Bank Negara Indonesia (BNI). Dalam perkembanganya, pada tanggal 6 desember 1951 pemerintah mengeluarkan undang-undang nasionalisasi De Javasche Bank. Selanjutnya pada 1 juli 1953 dikeluarkan UU No. 11 tahun 1953 tentang pokok Bank Indonesia sebagai pengganti Javasche Bank Wet tahun 1922. Mulai saat itu lahirlah satu bank sentral di Indonesia yang diberi nama Bank Indonesia. Sejak keberadaannya tugas pokok bank Indonesia selain menjaga stabilitas moneter, mengedarkan uang, dan mengembangkan sistem perbankan, juga masih tetap melaksanakan beberapa fungsi sebagaimana dilakukan oleh bank komersial. Namun, kebijakan moneter berada di tangan pemerintah melalui pembentukan Dewan Moneter yang tugasnya menentukan kebijakan moneter yang harus dilaksanakan oleh Bank Indonesia.
  • 11. Kesemuanya ini mencerminkan bahwa kedudukan Bank Indonesia saat itu masih merupakan bagian dari pemerintah. Menyadari bahwa peran ganda dari Bank Indonesia mengakibatkan kurang sehatnya perkembangan moneter bagi perekonomian, maka pada tahun 1968 dikeluarkan UU No.13 tahun 1968 tentang Bank Indonesia. Dalam UU tersebut, Bank Indonesia tidak lagi berfungsi sebagai ganda karena beberapa fungsi sebagaimana dilakukan bank komersial dihapuskan. Namun, misi bank Indonesia sebagai agen pembangunan masih melekat. Tugas bank Indonesia sebagai agen pembangunan tercermin pada tugas pokoknya yaitu pertama mengatur, menjaga, dan memelihara stabilitas nilai rupiah dan kedua mendorong kelancaran produksi dan pembangunan, serta memperluas kesempatan kerja guna meningkatkan taraf hidup rakyat. Pada tanggal 17 Mei 1999, diberlakukan UU No.23 Tahun 1999 sebagai pengganti UU No.13/1968. dengan diberlakukanya UU tersebut maka bank Indonesia memiliki status dan kedudukan sebagai bank sentral yang independen dan bebas dari campur tangan pihak luar termasuk pemerintah. Dengan status dan kedudukan tersebut Bank Indonesia sebagai bank sentral mempunyai otonomi penuh dalam merumuskan dan melaksanakan setiap tugas dan wewenangnya. Pihak di luar Bank Indonesia tidak dibenarkan mencampuri pelaksanaan tugas Bank Indonesia. Pada saat yang sama, Bank Indonesia berkewajiban untuk menolak atau mengabaikan intervensi dalam bentuk apa pun dan dari pihak manapun. Kemudian, berdasarkan UU No.23 Tahun 1999 tersebut Bank Indonesia dinyatakan sebagai badan hukum. Dengan status tersebut Bank Indonesia berkewenangan untuk melakukan perbuatan hukum termasuk mengelola kekayaannya sendiri. Selain itu, Bank Indonesia juga berwenang membuat peraturan yang mengikat masyarakat luas sesuai dengan tugas dan kewenangannya . Status Bank Indonesia baik sebagai badan hukum publik maupun badan hukum perdata ditetapkan dengan undang-undang. Sebagai badan hukum publik Bank Indonesia berwenang menetapkan peraturan-peraturan hukum yang merupakan pelaksanaan dari undang-undang yang mengikat seluruh masyarakat luas sesuai dengan tugas dan wewenangnya. Sebagai badan hukum perdata, Bank Indonesia dapat bertindak untuk dan atas nama sendiri di dalam maupun di luar pengadilan (www.bi.go.id).
  • 13. Dari gambar diatas dapat dijelaskan bahwa kedudukan Bank Indonesia selaku lembaga Negara yang independen tidak sejajar dengan lembaga tinggi Negara, seperti DPR, BPK dan MA. Kedudukan Bank Indonesia juga tidak sama dengan departemen, karena kedudukan Bank Indonesia berada di luar pemerintahan. Status dan kedudukan yang khusus tersebut diperlukan Bank Indonesia agar dapat melaksanakan peran dan fungsinya sebagai otoritas moneter secara lebih efektif dan efisien. Meskipun Bank Indonesia sebagai lembaga yang independen, dalam melaksanakan tugasnya tentu mempunyai hubungan kerja dan koordinasi yang baik dengan DPR, BPK, pemerintah dan pihak lainya. Dalam hubungannya dengan pemerintah dan DPR, Bank Indonesia setiap awal tahun anggaran menyampaikan informasi tertulis mengenai evaluasi pelaksanaan kebijakan moneter dan rencana kebijakan moneter yang akan dating. Khusu kepada DPR, Bank Indonesia wajib menyampaikan laporan perkembangan pelaksanaan tugas dan wewenang setiap triwulan dan sewaktu-waktu bila diminta oleh DPR. Selain itu, Bank Indonesia menyampaikan rencana dan realisasi anggaran tahunan kepada pemerintah dan DPR. Dalam hubungannya dengan BPK, Bank Indonesia wajib menyampaikan laporan keungan tahunan kepada BPK. Tujuan Pokok Bank Indonesia Sesuai dengan UU No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, dijelaskan secara tegas bahwa tujuan atau target dari Bank Indonesia yang independen yaitu memelihara kestabilan nilai rupiah dengan menggunakan instrumen kebijakan yang ditetapkan. Kestabilan rupiah dalam undang-undang tersebut adalah kestabilan nilai rupiah terhadap barang dan jasa yang diukur berdasarkan pada perkembangan laju inflasi, serta terhadap mata uang Negara lain yang diukur berdasarkan pada perkembangan nilai tukar rupiah terhadap mata uang Negara lain. Penetapan inflasi sebagai sasaran akhir kebijakan moneter oleh Bank Indonesia didasarkan atas beberapa pertimbangan. Pertama, bukti-bukti nyata menunjukan banhwa dalam jangka panjang kebijakan moneter hanya dapat mempengaruhi tingkat inflasi dan tidak dapat mempengaruhi variable riil. Kedua, pencapaian tingkat inflasi yang rendah merupakan prasyarat bagi tercapainya pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Ketiga, dengan ditetapkannya inflasi sebagai sasaran tunggal, sasaran tersebut akan menjadi dasar acuan dalam perumusan kebijakan moneter, sehingga tercapai atau tidaknya tujuan Bank Indonesia akan lebih transparan dan mudah diukur.
  • 14. Tugas Pokok Bank Indonesia Didalam UU No.23 Tahun 1999 terdapat tiga tugas utama Bank Indonesia dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan, tiga tugas utama tersebut meliputi : 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter 2. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran 3. Mengatur dan mengawasi bank Menetapkan dan Melaksanakan Kebijakan Moneter Sesuai dengan UU No.23 Tahun 1999 sebagai otoritas moneter, Bank Indonesia menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Arah kebijakan didasarkan pada sasaran laju inflasi yang ingin dicapai dengan memperhatikan berbagai sasaran ekonomi makro lainnya, baik dalam jangka pendek, menengah, maupun panjang. Implementasi kebijakan moneter dilakukan dengan menetapkan suku bunga (BI Rate). Perkembangan indikator tersebut dikendalikan melalui piranti moneter tidak langsung, yaitu menggunakan operasi pasar terbuka, penentuan tingkat diskonto, dan penetapan cadangan wajib minimum bagi perbankan. Pendekatan pegendalian moneter secara tidak langsung ini telah dilakukan sejak 1983 dengan mekanisme operasional yang disesuaikan dengan dinamika perkembangan pasar uang di dalam negeri (www.bi.go.id). Mengatur dan Menjaga Kelancaran Sistem Pembayaran Sesuai dengan Undang- Undang No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, salah satu tugas Bank Indonesia adalah mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran. Di bidang sistem pembayaran Bank Indonesia merupakan satu-satunya lembaga yang berwenang untuk mengeluarkan dan mengedarkan uang rupiah serta mencabut, menarik dan memusnahkan uang dari peredaran. Disisi lain dalam rangka mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran Bank Indonesia berwenang melaksanakan, memberi persetujuan dan perizinan atas penyelenggaraan jasa sistem pembayaran seperti sistem transfer dana baik yang bersifat real time, sistem kliring maupun sistem pembayaran lainnya misalnya sistem pembayaran berbasis kartu. Untuk mewujudkan suatu sistem pembayaran yang efisien, cepat, aman dan handal, Bank Indonesia secara terus menerus melakukan pengembangan sesuai dengan acuan yang ditetapkan yaitu Blue Print Sistem Pembayaran Nasional. Pengembangan tersebut
  • 15. direalisasikan dalam bentuk kebijakan dan ketentuan yang diarahkan pada pengurangan risiko pembayaran antar bank dan peningkatan efisiensi pelayanan jasa sistem pembayaran. Pada sistem pembayaran non tunai, saat ini penyediaan layanan jasa pembayaran sebagian besar dilakukan oleh perbankan baik melalui rekening bank di Bank Indonesia, hubungan bilateral antar bank maupun melalui jaringan internal bank yang dimilikinya. Layanan pembayaran dana antar nasabah tersebut biasanya dilakukan melalui transfer elektronik, sistem kliring maupun melalui sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS). Dari sisi piranti pembayaran, secara historis sistem pembayaran non tunai di Indonesia didominasi oleh piranti pembayaran berbasis warkat, namun dalam perkembangannya piranti elektronik mulai banyak berperan terutama sejak dioperasikannya sistem BI-RTGS pada bulan November untuk penyelesaian transaksi bernilai besar atau urgent (www.bi.go.id). Sementara itu dalam kaitannya dengan pengawasan sistem pembayaran, Bank Indonesia memiliki tanggung jawab agar masyarakat luas dapat memperoleh jasa sistem pembayaran yang efisien, cepat, tepat dan aman. Fungsi pengawasan sistem pembayaran ini selain berwenang untuk memberikan izin operasional terhadap pihak yang menyelenggarakan kegiatan di bidang sistem pembayaran juga berwenang untuk melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan sistem pembayaran baik yang dilakukan oleh Bank Indonesia maupun pihak lain di luar Bank Indonesia. Mengatur dan Mengawasi Bank Pengaturan dan pengawasan bank merupakan salah satu tugas yang penting khususnya dalam rangka menciptakan sistem perbankan yang sehat. Pada akhirnya ketika sistem perbankan sehat maka akan dapat mendorong efektivitas kebijakan moneter. Dalam kaitanya dengan tugas pengawasan bank ini, berdasarkan undang-undang, Bank Indonesia diberi wewenang mengatur dan mengawasi bank yang meliputi : 1) Memberikan dan mencabut izin atas kelembagaan dan kegiatan usaha tertentu dari bank. 2) Menetapkan peraturan di bidang perbankan. 3) Melakukan pengawasan bank baik secara langsung maupun tidak langsung. 4) Mengenakan sanksi terhadap bank sesuai ketentuan perundangan.
  • 16. III. INDEPENDENSI BANK INDONESIA Independensi merupakaan salah satu faktor penting dalam pencapaian tujuan akhir suatu bank sentral (Seri Kebanksentralan Vol 5). David Ricardo (1824) menganjurkan adanya otonomi bank sentral dan menganjurkan pula agar bank sentral tidak membiayai defisit anggaran belanja pemerintah. Independensi bank sentral masih diperdebatkan kebaikan dan keburukannya karena sering berhubungan dengan perkembangan maupun kinerja lembaga tersebut. Independensi didefinisikan sebagai kebebasa dari pengaruh, intruksi/pengarahan, atau kontrol dari pihak lain. Menurut Meyer(2000) yang dikutip dari Seri Kebanksentralan Vol 5 independensi adalah kebebasan dari pengaruh, intruksi/pengarahan, atau kontrol, baik dari badan eksekutif maupun dari badan legislatif. Sementara itu menurut Fraser (1994) yang dikutip dari Seri Kebanksentralan Vol 5 mendefinisikan independensi bank sentral sebagai kebabasan bank sentral untuk dapat melaksanakan kebijakan moneternya yang bebas dari pertimbangan-pertimbangan politik. Independensi bank sentral dikategorikan berbeda-beda oleh beberapa ahli, menurut Fraser(1994) dan Meyer(2000) yang dikutip dari Seri Kebanksentralan Vol 5 : 1. Goal independence artinya bank sentral menetepkan sendiri tujuan-tujuan yang akan dicapai 2. Instrument independence yaitu bank sentral memiliki ruang lingkup/wewenang yang cukup dalam mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Grili (1991) dan Elgie(1995) yang dikutip dari Seri Kebanksentralan Vol 5 : 1. Political independence berarti kemampuan bank sentral untuk menetapkan tujuan atau keputusan kebijakannya yang bebas dari pengaruh pemerintah. 2. Economic Independence yaitu kemampuan bank sentral untuk menggunakan semua instrumen kebijakan moneter yang tersedia secara bebas, tanpa batasan-batasan dari pemerintah untuk mencapai tujuannya. Menurut Baka(19954-1995) yang dikutip dari Seri Kebanksentralan Vol 5 :
  • 17. 1. Instutional Independence berarti posisi bank sentral dalam pemerintah dan prosedur dalam mengangkat dan memberhentikan pimpinan bank sentral. 2. Functional independence berarti kekuasaan dan kapasistas bank sentral dalam ranngka menetapkan dan emnerapkan kebijakan moneter dan otonomi dalam fungsi-fungsi lainnya. 3. Financial independence berarti bank sentral memiliki kontrol penuh dakan mengakumulasi dan mendistribusi sumber daya finansialnya tanpa pengaruh luar. Mboweni(2000) yang dikutip dari Seri Kebanksentralan Vol 5 : 1. Functional independence berarti hak memutusakan segala hal yang berkaitan dengan kebijakan moneter dan kestabilan harga. 2. Personal independence meliputi pemilihan dan pengangkatan anggota Dewan Gubernur dengan kompetensi profesional tinggi dan tanpa kewajiban untuk condong pada tekanan-tekanan politik atau lainnya. 3. Instrumental independence berarti bank sentral memiliki kontrol terhadap instrumen- instrumen yang mempengaruhi proses inflasi, termasuk larangan pembiayaan lansung defisit pemerintah. 4. Financial independence yang memberi hak kepada bank sentral untuk memiliki akses sendiri terhadap sumber finansial yang cukup dan memiliki kontrol penuh terhadap anggarannya sendiri. Dari gabungan beberapa pendekatan di atas independensi dapat dibedakan ke dalam 3 aspek yaitu : 1. Goal independence berarti pemerintah tidak memiliki pengaruh langsung dalam penetapan tujuan-tujuan kebijakan moneter. 2. Instrument independence berarti bank sentral memiliki wewenang untuk menetapkan sendiri target-target operasionalnya tanpa pengaruh dari pemerintah. Insyrumen independence ini meliputi pengendalian suku bunga jangka pendek dan nilai tukar serta larangan pembelian kredit terhadap pemerintah.
  • 18. 3. Personal independence berarti badan pembuat kebijakan memiliki wewenang untuk menolak campur tangan pemerintah. Meliputi masa jabatan, jumlah anggota, dan masa jabatan berjenjang dari anggota badan pembuat kebijakan tingkat keragaman lembaga yang terkait dalam proses pengangkatan anggota badan pembuat kebijakan serta status hukum khusus UU bank sentral. “pendapat tentang baik atau buruknya independensi dikutip dari seri kebanksentralan no 5 tentang kelembagaan BI” Pendapat tentang independensi Bank Sentral Pendapat yang meyakini manfaat independensi antara lain didasarkan pada hasil studi yaitu : 1) Sejumlah studi telah membuktikan bahwa semakin besar independensi bank sentral semakin rendah dan stabil inflasi sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang. 2) Sejumlah studi telah membuktikan bahwa semakin besar independensi bank sentral, semakin kecil defisit anggaran belanja dalam jangka panjang. Hal ini karena adanya pemisahan wewenang antara pencetakan dan pembelanjaan uang. Pendapat yang tidak meyakini adanya manfaat independensi bank sentral : 1. Walaupun terdapat keterkaitan antara independensi dan rendahnya laju inflasi, tidak berarti semakin independen suatu bank sentral inflasi yang rendah dapat dicapai. 2. Kebijakan moneter merupakan bagian dari kebijakan ekonomi secara keseluruhan sehingga tidak adanya artinya untuk memisahkan kebijakan fiskal, moneter, ketenagakerjaan, perdagangan, atau kebijakan lainnya. 3. Apabila pejabat bank sentral tidak dipilih secara demokratis maka keputusan mengenai suku bunga, nilai tukar, inflasi, dan hal-hal moenetr lainnya tidak mewakili kepentingan masyarakat pada umunya. Dengan kondisi tersebut independensi dapat mengakibatkan terjadinya penyalahgunaan wewenang.
  • 19. “penggolongan independensi menurut UU No.23 Tahun 1999 dikutip dari seri kebanksentralan no 5 tentang kelembagaan BI” Independensi Bank Indonesia menurut UU No. 23 Tahun 1999 1. Goal Independence Tujuan BI telah ditetapkan dalamUU yaitu mencapai dan memelihara kesetabilan nilai rupiah(tanpa penetapan rentang waktu secara spesifik). 2. Instrumen Independence BI sesuai dengan UU memiliki wewenang untuk menetapkan sendiri target-target operasionalnya tanpa pengaruh dari pemerintah. BI memiliki wewenang penuh dalam menetapkan suku bunga jangka pendek tanpa pengaruh dari pemerintah. 3. Personal Independence Sesuai dengan UU, pihak luar tidak dibenarkan mencampuri pelaksanaan tugas Bank Indonesia(Dewan Gubernur) dan Bank Indonesia(dewan gubernur) juga berkewajiban untuk menolak atau mengabaikan intervensi dalam bentuk apapun dan dar pihak manapun juga. “penggolongan independensi menurut UU No.3 tahun 2004 dikutip dari economic- holic.blogspot.com” Sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No. 3 Tahun 2004, Bank Indonesia memiliki lima indepensi, yaitu: 1. Independensi Kelembagaan (Institutional Independence) Bank Indonesia adalah lembaga negara yang bebas dari campur tangan pemerintah dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya. 2. Independensi Sasaran Akhir (Goal Independence) Bank Indonesia dalam menetapkan sasaran akhir kebijakan moneter yaitu sasaran inflasi mempunyai tingkat independensi yang rendah, karena harus berkoordinasi dengan pemerintah.
  • 20. 3. Independensi Instrumen (Instrument Independence) Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk menetapkan sendiri sasaran-sasaran moneter dan melaksanakan pengendalian moneter dengan menggunakan berbagai instrumen moneter yang lazim digunakan. 4. Independensi Personal (Personal Independence) Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk menolak atau mengabaikan intervensi dalam bentuk apa pun dan dari pihak manapun. 5. Independensi Keuangan (Financial Independence) Dewan Gubernur berwenang menetapkan anggaran tahunan Bank Indonesia yang meliputi anggaran kegiatan operasional, anggaran kebijakan moneter, sistem pembayaran, serta pengaturan dan pengawasan perbankan. IV. Akuntabilitas dan Transparasi Agar kebijakan moneter dapat berkerja secara efektif, komunikasi yang terbuka antara Bank Indonesia dengan masyarakat sangat dibutuhkan. Oleh karenanya, kebijakan moneter Bank Indonesia senantiasa dikomunikasikan secara transparan kepada masyarakat. Komunikasi tersebut juga sebagai bagian dari akuntabilitas kebijakan moneter dan berperan dalam membantu pembentukan ekspektasi masyarakat terhadap inflasi ke depan. Melalui komunikasi, Bank Indonesia mengajak masyarakat untuk memandang dan membentuk tingkat inflasi ke depan sebagaimana yang diitetapkan dalam sasaran yang diumumkan. Oleh karenanya, komunikasi kebijakan moneter dilakukan dengan terus menerus memuat pengumuman dan penjelasan tentang sasaran inflasi ke depan, analisis Bank Indonesia terhadap perekonomian, kerangka kerja, dan langkah-langkah kebijakan moneter yang telah dan akan ditempuh, jadwal Rapat Dewan Gubernur (RDG), serta hal-hal lain yang ditetapkan oleh Dewan Gubernur. Komunikasi kebijakan moneter dilakukan dalam bentuk siaran pers, konferensi pers setelah Rapat Dewan Gubernur, publikasi Tinjauan/Laporan Kebijakan Moneter yang memuat latar belakang pengambilan keputusan, maupun penjelasan langsung kepada masyarakat luas, media massa, pelaku ekonomi, analis pasar dan akademisi.
  • 21. Media komunikasi Kebijakan Moneter Bank Indonesia dalam bentuk publikasi : a. Tinjauan Kebijakan Moneter b. Laporan Perekonomi Indonesia c. Laporan Triwulanan DPR RI d. Siaran Pers Kebijakan Moneter Bank Indonesia secara reguler menyampaikan pertanggung-jawaban pelaksanaan kebijakan moneter kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sebagai bentuk akuntabilitas Bank Indonesia dalam melaksanakan tugas dan wewenang yang telah ditetapkan dalam Undang- Undang. Pertanggung-jawaban kebijakan moneter dilakukan dengan penyampaian secara tertulis maupun penjelasan langsung atas pelaksanaan Kebijakan Moneter secara triwulanan dan aspek-aspek tertentu kebijakan moneter yang dipandang perlu. Selain itu Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanan Kebijakan tersebut disampaikan pula kepada Pemerintah dan masyarakat luas untuk transparansi dan koordinasi. Dalam hal sasaran inflasi untuk suatu tahun tidak tercapai, maka Bank Indonesia menyampaikan penjelasan kepada Pemerintah sebagai bahan penjelasan Pemerintah bersama Bank Indonesia secara terbuka kepada DPR dan masyarakat.
  • 22. DAFTAR PUSTAKA Seri kebanksentralan No. 5 Kelembagaan Bank Indonesia www.bi.go.id www.ekonomi-holic.blogspot.com
  • 23. Profil Penulis Nama : Muhammad Irfan Nugroho TTL : Malang, 30 Agustus 1995 Alamat : Jl. Raya Mangunrejo No. 231 Kepanjen Malang Jurusan : Ilmu Ekonomi Prodi : Ekonomi Pembangunan Angkatan : 2013
  • 24. Nama : Fauzan Fikri TTL : Indramayu, 23 Februari 1995 Alamat : Jl. Watugong No. 17 F Jurusan : Ilmu Ekonomi Prodi : Ekonomi Pembangunan Angkatan : 2013
  • 25. Nama : Muhammad Rasyid Ridho TTL : Sidoarjo, 6 November 1994 Alamat : Jl. Borobudur 4/25 Blimbing, Malang Jurusan : Ilmu Ekonomi Prodi : Ekonomi Pembangunan Angkatan : 2013