SlideShare a Scribd company logo
ANALISI PERENCANAAN PEMBANGUNAN KOTA MALANG
DESKRIPSI KOTA MALANG
1. Kondisi Geografis
Kota Malang yang terletak pada ketinggian antara 440 – 667 meter diatas
permukaan air laut, merupakan salah satu kota tujuan wisata di Jawa Timur karena
potensi alam dan iklim yang dimiliki. Letaknya yang berada ditengah-tengah wilayah
Kabupaten Malang secara astronomis terletak 112,06° – 112,07° Bujur Timur dan
7,06° – 8,02° Lintang Selatan, dengan batas wilayah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Kecamatan Singosari dan Kec. Karangploso Kabupaten Malang
Sebelah Timur : Kecamatan Pakis dan Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang
Sebelah Selatan : Kecamatan Tajinan dan Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang
Sebelah Barat : Kecamatan Wagir dan Kecamatan Dau Kabupaten Malang
Serta dikelilingi gunung-gunung :
Gunung Arjuno di sebelah Utara
Gunung Semeru di sebelah Timur
Gunung Kawi dan Panderman di sebelah Barat
Gunung Kelud di sebelah Selatan
(sumber : malangkota.go.id)
2. Kependudukan dan Administratif
Jumlah penduduk Kota Malang 857.891 jiwa (2014), dengan tingkat pertumbuhan
3,9% per tahun. Dengan luas Kota Malang yang mencapai 110,06 km2, kepadatan
penduduk Kota Malang mencapai 7800 jiwa/km2. Terdapat pula sejumlah suku-suku
minoritas seperti Madura, Arab, Tionghoa, dan lain-lain. Agama mayoritas
adalah Islam, diikuti dengan Kristen Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, dan Kong Hu
Cu. Bangunan tempat ibadah banyak yang telah berdiri semenjak zaman kolonial
antara lain Masjid Jami (Masjid Agung), Gereja Hati Kudus Yesus,Gereja Kathedral
Ijen (Santa Perawan Maria dari Gunung Karmel), Klenteng di Kota Lama serta Candi
Badut di Kecamatan Sukun dan Pura di puncak Buring. Bahasa Indonesia
merupakan bahasa resmi nasional di Kota Malang. Malang dikenal memiliki dialek
khas yang disebut Boso Walikan (Osob Kiwalan), yaitu cara pengucapan kata secara
terbalik,misalnya Malang menjadi Ngalam, bakso menjadi oskab burung menjadi ngu
ANALISI PERENCANAAN PEMBANGUNAN KOTA MALANG
rub, dan contoh lain seperti saya bangga arema menang menjadi ayas bangga
arema nganem . (sumber : malangkota.go.id)
3. Keadaan Tenaga Kerja
Jumlah angkatan kerja di kota malang mulai tahun 2009-2013 mengalami
peningkatan dari 392.500 (2009) menjadi 431.000 (2013). Untuk orang yang bekerja
juga mengalami peningkatan dari 374.328 (2009) menjadi 398.094 (2013). Dan untuk
pengangguran mengalami penurunan yg cukup signifikan yaitu dari 43.623 (2009)
menjadi 33.309 (2013).
(sumber : malangkota.bps.go.id)
4. Kondisi Perekonomian
Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang dalam Malang Dalam Angka 2014,
menunjukkan laju pertumbuhan produk domestik regional bruto (PDRB)
pertumbuhan ekonomi Kota Malang pada 2013 mendarat di level 7,30 persen.
Jumlah tersebut menunjukkan penurunan dibanding tahun sebelumnya yang
mendarat pada level 7,57 persen. Pada pertumbuhan ekonomi 2013, tiga besar
penyumbang terbesar adalah sektor perdagangan, hotel, dan restoran yang
mencapai 9,24 persen. Sektor bangunan yang menyumbang 9,15 persen serta
sektor pengangkutan dan komunikasi yang memberi sumbangsih sebesar 8,26
persen.
(sumber : malangkota.bps.go.id & radarmalang.co.id)
ANALISI PERENCANAAN PEMBANGUNAN KOTA MALANG
STUDI KASUS 1
Teori : Comparative Advantage dan Opportunity Cost
Tinjauan Pustaka : Comparative Advantage : Unit ekonomi dapat memproduksi lebih
murah barang dan jasa pada suatu waktu dan tempat tertentu ,
sehingga menarik tenaga kerja ke daerah yang secara regional
berbeda kondisi alamiahnya.
Opportunity Cost : Nilai manfaat yang dapat diukur dengan cara
memilih serangkaian tindakan alternatif (biaya pengorbanan akibat
suatu pilihan barang dan jasa)
Analisa Kasus : Comparative Advantage :
Keunggulan Komparatif Kota Malang terletak dari segi kualitas airnya,
Air di kota Malang sejak dari puncak semeru sampai lembahnya
(termasuk kota Malang dan sekitarnya ini) adalah kualitas air yang
terbaik dibandingkan tempat-tempat lain di Indonesia. Di samping segi
kualitas air yang sangat baik keunggulan komparatif Kota Malang
lainnya adalah dari segi wisata, yaitu lingkungan alam yang memiliki
daya tarik yang luar biasa keindahannya (terdapat lebih dari 11 titik di
pantai laut selatan, adalah potensi wisata dan perikanan laut yang
sampai hari ini belum tergali seutuhnya). Panorama komposisi
gunung-gunung, memungkinkan dibangkitkan berbagai inspirasi untuk
di ekspresikan. Lalu untuk wisata dalam kota madya sendiri malang
juga memiliki tempat-tempat terkenal yang patut dikunjungu seperti
Alun-alun kota malang, Balaikota, kawasan perumahan Belanda di
Jalan Ijen, Museum Brawijaya, dll.
ANALISI PERENCANAAN PEMBANGUNAN KOTA MALANG
Opportunity Cost :
Kota Malang merupakan kota dengan pertumbuhan ekonomi terbesar
ke 2 (dua) di Jawa Timur setelah Surabaya, dengan keunggulan
komparatif di bidang pariwisata. Yang menjadi pertimbangan adalah
dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi membuat lahan-lahan
pertanian di Kota Malang menyempit, sehingga hasil bumi Kota
Malang mulai menurun setiap tahunnya dikarenakan pembangunan
industri-industri baru di Kota Malang. Artinya disatu sisi manfaat
pertumbuhan ekonomi Kota Malang dihadapkan dengan
berkurangnya lahan pertanian untuk menghasilkan pangan atau tetap
biaya oportunitas sebesar penurunan lahan pertanian tiap
pembangunan kawasan industri di Kota Malang.
ANALISI PERENCANAAN PEMBANGUNAN KOTA MALANG
STUDI KASUS 2
Teori : Aglomerasi dan Cluster
Tinjauan Pustaka : Aglomerasi : Ketika sebuah industri memilih lokasi untuk kegiatan
produksinya yang memungkinkan dapat berlangsung dalam jangka
panjang sehingga masyarakat akan banyak memperoleh keuntungan
apabila mengikuti tindakan mendirikan usaha disekitar lokasi tersebut
(Mc Donald, 1997).
Cluster : Kumpulan/kelompok bisnis dan industri yang terkait melalui
suatu rantai produk umum, ketergantungan atas keterampilan tenaga
ANALISI PERENCANAAN PEMBANGUNAN KOTA MALANG
kerja yang serupa, atau penggunaan teknologi yang serupa atau
saling komplementer (OECD, 2000)
Jumlah penduduk dan Identitas Kota :
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan
(Depkimpraswil, 2003), kota berdasarkan jumlah penduduk dibagi
menjadi: • Kota Kecil, batas jumlah penduduk 10.000 – 100.000 •
Kota Sedang, batas jumlah penduduk 100.000 – 500.000 •
Kota Besar, batas jumlah penduduk 500.000 – 1.000.000 •
Metropolitan, batas jumlah penduduk 1.000.000 – 8.000.000 •
Megapolitan, batas jumlah penduduk di atas 8.000.000
Analisa Kasus : Aglomerasi :
Di Kota Malang terdapat beberapa perusahaan yang melakukan
aglomerasi salah satu contohnya adalah Industri Kripik Tempe Sanan
yang terletak di Kecamatan Blimbing. Di Sanan, tidak hanya ada
industri pengolahan tempe menjadi keripik tempe namun juga ada
industri pembuat tempe dengan kualitas terbaik. Selain itu disana juga
terdapat koperasi-koperasi dan individu penjual bahan baku tempe
yaitu kedelai. Ketiga industri ini berintegrasi menjadi satu di daerah
sentra industri keripik tempe di Sanan. Ada manfaat tersendiri
mengapa masyarakat Industri keripik tempe beraglomerasi di Sanan.
Pertama, di Sanan ada beberapa pabrik tempe yang siap untuk
mensuplai kebutuhan tempe untuk diolah menjadi keripik tempe
(eksternalitas positif pada produksi). Kedua, berkumpulnya sentra
industri keripik tempe menjadi satu dapat mengembangkan kreativitas
masyarakat untuk membuat keripik tempe dengan varian rasa yang
baru karena persaingan yang ketat. Ketiga, manfaat dari
berkumpulnya pengusaha keripik tempe di Sanan menguntungkan
keseluruhan pembeli karena pembeli tidak perlu repot mencari pusat
oleh-oleh keripik tempe. Kemudahan ini nantinya akan menarik
pembeli untuk datang dan meningkatkan penjualan keseluruhan dari
para pengusaha keripik tempe.
Cluster :
ANALISI PERENCANAAN PEMBANGUNAN KOTA MALANG
Industri Keramik Dinoyo yang berada di Kecamatan Lowokwaru, Kota
Malang merupakan salah satu cluster yang ada di Kota Malang.
Mengapa disebut cluster? Karena di kawasan tersebut hanya terdapat
sekumpulan pengolah tanah liat menjadi keramik dan pedagang yang
hanya menjual keramik saja. Sebelum krisis moneter 1997 kawasan
tersebut masih berupa aglomerasi karena terdapat pabrik keramik
yang dapat menyuplai pasokan tanah liat untuk diolah menjadi
keramik. Karena krisisi moneter 1997 menyebabkan pabrik keramik
tersebut bangkrut dan untuk terus mempertahankan dan
mengembangkan industri keramik di malang pemerintah melakukan
upaya yaitu dengan menggabungkan para pengrajin dan penjual
keramik di kawasan dinoyo tersebut dan untuk suplai tanah liat
pemerintah memberikan bantuan dengan cara mensuplai tanah liat
dari UPT setempat dan dijual ke pengrajin dengan harga murah.
Jumlah penduduk dan Identitas Kota :
Jumlah penduduk Kota Malang 857.891 jiwa (2014), dengan tingkat
pertumbuhan 3,9% per tahun. Dapat dikatakan bahawa Malang
merupakan Kota Besar karena jumlah jumlah penduduknya rentang
antara 500.000-1.000.000 jiwa. Kota Malang merupakan Kota
terbesar kedua di Jawa Timur setelah Kota Surabaya.
STUDI KASUS 3
Teori : Penentuan Lokasi Usaha
Tinjauan Pustaka : Teori lokasi sendiri dapat didefinisikan sebagai ilmu yang menyelidiki
tata ruang (spatial order) kegiatan ekonomi, atau ilmu yang
ANALISI PERENCANAAN PEMBANGUNAN KOTA MALANG
menyelidiki alokasi geografis dari sumber-sumber yang potensial,
serta hubungannya dengan atau pengaruhnya terhadap keberadaan
berbagai macam usaha/kegiatan lain baik ekonomi maupun sosial.
Secara umum, pemilihan lokasi oleh suatu unit aktivitas ditentukan
oleh beberapa faktor seperti: bahan baku lokal (local input);
permintaan lokal (local demand); bahan baku yang dapat dipindahkan
(transferred input), dan permintaan luar (outside demand).
Analisa Kasus : Seperti yang kita tahu industri di kota Malang sendiri cenderung
berpencar-pencar tidak menyatu dalam satu kawasan, dengan
adanya permasalahan tersebut membuat pemerintah mengupayakan
suatu kawasan industri berbasis Green Industri yang berfokus pada
industri rumah tangga dan elektronik. Kawasan industri ini terletak di
Arjowinangun dan Tlogowaru, Kecamatan Kedungkandang, Kota
Malang. Pemilihan lokasi industri di Arjowinangun dan Tlogowaru
dikarenakan karena selama ini lokasi industri sangat dekat dengan
pemukiman warga dan dikhawatirkan limbah industri mengancam
kesehatan masyarakat. Mengapa Arjowinangun dan Tlogowaru dipilih
menjadi kawasan industri? Karena di tengah majunya pertumbuhan
ekonomi kota malang dan gemerlapnya kehidupan pusat kota malang,
kelurahan arjowinangun masih sepi penduduk dan mayoritas
masyarakatnya hidup di bawah garis kemiskinan. Dan Arjowinangun
memiliki 64 hektar lahan non-produktif sehingga sangat
memungkinkan dibangun kawasan industri berbasis Green Industri.
STUDI KASUS 4
Teori : Central Place Theory pada Market Area
Tinjauan Pustaka : Dikemukakan oleh Walter Christaller seorang geografi. dari Jerman
pada tahun 1933. Teori ini menyatakan bahwa suatu lokasi pusat
ANALISI PERENCANAAN PEMBANGUNAN KOTA MALANG
aktivitas yang senantiasa melayani berbagai kebutuhan penduduk,
harus terletak pada suatu tempat yang sentral, yaitu suatu tempat
yang memungkinkan partisipasi manusia yang jumlahnya maksimum,
baik mereka yang terlibat dalam aktivitas pelayanan maupun yang
menjadi konsumen dari barang-barang dan pelayanan yang
dihasilkannya.
Analisa Kasus : Selain dikenal sebagai Kota Apel malang juga dikenal sebagai Kota
Pendidikan karena banyaknya jumlah instansi perguruan tinggi di
Malang, terlebih di Kecamatan Lowokwaru yang berdiri 4 perguruan
tinggi terkenal yaitu Universitas Brawijaya, Universitas Malang,
Universitas Islam Negri (UIN MALIKI), dan Universitas Muhammadyah
Malang. Dengan banyaknya mahasiswa di Kecamatan Lowokwaru
maka berdirilah swalayan yang bernama Sardo Swalayan yang
terletak di Jalan Gajayana, No. 499, Kecamatan Lowowkwaru, Kota
Malang. Sardo berdiri di daerah padat penduduk terutama kost-
kost.an mahasiswa, dengan memanfaatkan letak lokasi usaha Sardo
juga membuat barang-barang yang dijual lebih murah dari toko lain
disekitarnya, yang berakibat setiap hari terjadi kesesakan yang
disebabkan melonjaknya pembeli terutama mahasiswa. Mahasiswa
cenderung membeli di Sardo karena dekat dengan tempat tinggal
mereka dan barang-barang yang dijual di Sardo lengkap untuk
kebutuhan kost mahasiswa dan sangat murah.
STUDI KASUS 5
Teori : Pertumbuhan Ekonomi Kota
Tinjauan Pustaka : Location Quotient :
ANALISI PERENCANAAN PEMBANGUNAN KOTA MALANG
Teknik analisis yang digunakan untuk menganalisis sektor potensial
atau basis dalam perekonomian di suatu daerah. Sektor unggulan
yang berkembang dengan baik akan mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah yang pada akhirnya
akhirnya dapat meningkatkan pendapatan daerah secara optimal.
Hasil perhitungan LQ ini hanya digunakan untuk mengetahui struktur
ekonomi suatu daerah dan tidak digunakan untuk proyeksi. Klasifikasi
sektor potensial meliputi nilai LQ=1 (swasembada), LQ<1 (sektor non-
basis) dan LQ> 1 (sektor basis).
Analisa Kasus : Selama tahun 2005-2009 menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Kota
Malang ada tiga (3) sektor unggulan yang ada di kota Malang.
Pertama Sektor yang menjadi sektor unggulan di Kota Malang adalah
sektor perdagangan karena sektor tersebut mempengaruhi
perekonomoian dan penyerapan tenaga kerja cukup besar.
Kedua, Kenaikan pertumbuhan ekonomi di Kota Malang mengalami
kenaikan dari tahun 2005-2009 hal ini berdampak pada kenaikan
penyerapan tenaga kerja di Kota Malang dari tahun 2005-2009.
Ketiga,Sektor yang menghasilkan PDRB paling besar di Kota Malang
dari tahun 2005-2009 adalah Sektor perdagangan. Sektor yang
menghasilkan lapangan kerja usaha utama di Kota Malang dari tahun
2005-2009 adalah Sektor Perdagangan.
Ke empat, Hasil analisis LQ Kota Malang dari tahun 2005-2009
menunjukkan bahwa Kota Malang relatif meningkat dibandingkan
wilayah Jawa Timur, namun mengalami sedikit penurunan
pendapatan PDRB nya dari tahun 2005-2009.
Kesimpulannya adalah perkembangan ekonomi Kota Malang dan
penyerapan di kota Malang dari tahu ke tahun mengalami
peningkatan mulai dari tahun 2005-2009.
STUDI KASUS 6
Teori : Congestion
ANALISI PERENCANAAN PEMBANGUNAN KOTA MALANG
Tinjauan Pustaka : Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (1997), Kemacetan
adalah kondisi dimana arus lalu lintas yang lewat pada ruas jalan
yang ditinjau melebihi kapasitas rencana jalan tersebut yang
mengakibatkan kecepatan bebas ruas jalan tersebut mendekati atau
melebihi 0 km/jam sehingga menyebabkan terjadinya antrian. Pada
saat terjadinya kemacetan, nilai derajat kejenuhan pada ruas jalan
akan ditinjau dimana kemacetan akan terjadi bila nilai derajat
kejenuhan mencapai lebih dari 0,5
Menurut Oxford University Press, kepadatan jalan atau biasanya
dikenal dengan istilah congestion adalah suatu akumulasi abnormal
dari suatu keramaian atau gangguan, terutama pada lalu lintas.
Sedangkan dalam jurnal Urban Traffic: Its Economics and Social
Causes and Consequences, Thomson dan Bull menyatakan bahwa
kepadatan jalan adalah suatu situasi di mana banyak kendaraan
dalam suatu pergerakan dan masing-masing dari mereka bergerak
lamban dan pelan.
Dalam Urban Economic Transportation, kemacetan atau kepadatan
jalan adalah salah satu masalah transportasi yang disebabkan oleh
kendaraan atau automobiles (Sullivan, 2003). Selain masalah
kemacetan, dampak dari adanya masalah transportasi adalah
masalah polusi dan kecelakaan lalu lintas. Tetapi yang seringkali dan
cukup berdampak signifikan adalah masalah kemacetan.
Jika dilihat secara umum, penyebab dasar dari kemacetan adalah
adanya gesekan antara kendaraan di dalam lalu lintas itu sendiri.
Sampai pada tingkat tertentu, kendaraan dapat bergerak cukup bebas
pada kecepatan tertentu. Namun pada tingkat tertentu, kendaraan
tidak bisa bergerak bebas dengan kecepatan yang terbatas. Pada
saat itulah suatu gejala kemacetan dapat terlihat.
Analisa Kasus : Seiring dengan perkembangan Kota Malang yang semakin maju.
Pemerintah Kota Malang telah membuat enam rencana detail sub
pusat yaitu: rencana detail Malang Utara, Malang Timur Laut, Malang
Timur, Malang Tenggara, Malang Barat, dan Malang Tengah. Demi
ANALISI PERENCANAAN PEMBANGUNAN KOTA MALANG
me- nunjang terwujudnya rencana detail tersebut, maka pemerintah
juga membuat rencana strategis dalam bidang ekonomi dan sosial
budaya. Pemerintah berharap setiap sub bagian wilayah dapat
menjadi pusat kota. Sehingga orientasi tempat tujuan masyarakat
menjadi tersebar dan pembangunan tercipta secara seimbang antar
sub bagian wilayah di Kota Malang.
Namun perkembangan ini telah menjadi masalah publik.
Banyak ruko yang dibangun tanpa tempat parkir memadai. Ada tiga
proyek apartemen yang menambah daya tarik bagi pendatang.
Dampak pembangunan ini dapat menyebabkan macet karena ruas
jalan tetap, serta berkurangnya resapan air. Padahal ruas jalan yang
dilalui hanya itu saja dan posisi wilayah Kota Malang berada di
tengah-tengah Kabupaten Malang. Sehingga kemacetan lalu lintas
tidak dapat dihindari lagi di beberapa ruas jalan raya yang ada di Kota
Malang. Pada dasarnya faktor utama penyebab kemacetan di Kota
Malang adalah kapasitas jalan raya yang tidak seimbang dengan
peningkatan jumlah kendaraan bermotor. Buktinya, jumlah penjualan
sepeda motor untuk wilayah Malang Kota sebesar 1.700-1.800
unit/per bulan tahun 2013. Apabila jumlah penjualan per bulan dikali-
kan satu tahun, maka diperkirakan terjual 20.400 unit/per tahun.
Ditambah lagi, jumlah penjualan kendaraan roda empat yang bisa
mencapai 7.000 unit/per bulan. Sehingga kita dapat membayang- kan
jumlah kendaraan yang keluar setiap harinya di Kota Malang, tanpa
ada penambahan kapasitas jalan raya. Oleh karena itu, pemerintah
seharus- nya mampu bertindak tegas untuk melakukan pembatasan
penjualan kendaraan bermotor di wilayah Malang Kota.
Ternyata kemacetan lalu lintas memberi dampak terhadap
masyarakat yang dapat dilihat dari segi waktu, biaya, dan lingkungan.
Ber- dasarkan waktu, kemacetan menyebabkan waktu tempuh
perjalanan lebih lama dan mejadi sering terlambat terutama saat
masuk kerja atau berangkat sekolah. Dampak kemacetan berdasar-
kan biaya, menyebabkan boros bensin. Sedang- kan dari segi
lingkungan, kemacetan menimbul- kan polusi udara meningkat dan
berpengaruh pula terhadap lingkungan sosial. Karena masya- rakat
merasa terganggu dengan suara kendaraan atau biasa disebut polusi
suara.
ANALISI PERENCANAAN PEMBANGUNAN KOTA MALANG
(sumber : Jurnal Administrasi Publik(JAP), Vol. 2, No. 1, Hal 129-133)
Kebijakan : Kemacetan lalu lintas merupakan masalah daerah urban yang perlu
solusi secara cepat dan berkesinambungan. Kebijakan umum sistem
transportasi nasional menjadi landasan dalam pelaksanaan di bidang
transportasi. Isi dari kebijakan sistem transportasi nasional menjadi
dasar Dinas Perhubungan Kota Malang untuk membuat sebuah
kebijakan transportasi. Fungsi- nya untuk mengatur dan mengelola
kegiatan operasional transportasi di Kota Malang. Sehingga dibentuk
strategi sebagai langkah untuk menerapkan dan mewujudkan
kebijakan transportasi Dinas Perhubungan Kota Malang. Berdasarkan
Perda Kota Malang No. 4/2011, Pasal 21 tentang Rencana Sistem
Prasarana Wilayah Kota yang mencakup sistem jaringan transportasi
sebagai sistem prasarana utama. Maka ada tiga strategi yang telah
dibuat yaitu: strategi manajemen lalu lintas, strategi pengembangan
jaringan jalan, dan strategi angkutan umum. Strategi manajemen lalu
lintas meliputi perbaikan sistem kontrol lalu lintas perkotaan,
perbaikan simpangan, perbaikan koridor, perbaikan di central
business district, dan pemindahan pengujian kendaraan ber-motor.
Strategi pengembangan jaringan jalan terdiri dari pengembangan
jalan lingkar barat, jalan lingkar timur, jalan lingkar dalam, jalan
tembus Gadang -Bumiayu, jalan tol Malang-Pandaan, jalan Dinoyo-
Tunggulwulung, dan perbaikan Jembat- an Kedungkandang. Strategi
angkutan umum bertujuan untuk melayani pergerakan di Kota Malang
dan terdapat 25 jenis rute angkot yang beroperasi sesuai dengan
pembagian pelayan- annya. Selain itu, ada solusi jangka pendek yang
telah diberlakukan sejak tanggal 6 November 2013, yakni sistem jalur
satu arah di kawasan lingkar UB. Ternyata kemacetan dapat terurai
dan kendaraan berjalan lancar. Namun, hal yang menjadi evaluasi
adalah muncul kemacetan di wilayah lain yang dekat dengan kawasan
lingkar
(sumber : Jurnal Administrasi Publik(JAP), Vol. 2, No. 1, Hal 129-133)
Kesimpulan
Kota Malang merupakan kota besar dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi nomor dua(2) di
Jawa Timur setelah Kota Surabaya. Yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi tinggi di
Malang adalah kegiatan perekonomiannya salah satunya malang unggul dalam beberapa
ANALISI PERENCANAAN PEMBANGUNAN KOTA MALANG
sektor yaitu sektor pariwisata dan sektor perdagangan, keunggulan sektor tersebut
menyebabkan menjamurnya industri-industri baru yang berada hampir disetiap bagian kota.
Tingginya angka pertumbuhan baik pertumbuhan penduduk maupun pertumbuhan ekonomi
menyebabkan masalah dalam perkotaan. Masalah tersebut seperti tidak meratanya
pembangunan industri, pembangunan hanya terpusat di pusat kota saja dan tidak sampai ke
pinggiran kota. Masalah kedua yaitu kemacetan di Kota Malang tiap tahun semakin
bertambah karena tidak diiringi oleh penambahan angkutan kota dan ruas jalan yang
signifikan. Untuk itu kebijakan yang sebaiknya dilakukan oleh pemerintah adalah meratakan
pembangunan industri di Kota Malang dan menambah jumlah angkutan umum dan ruas
jalan untuk mengatasi kemacetan di Kota Malang.
Saran
1. Memperbaiki fasilitas sektor unggulan seperti tempat wisata lokal dan lebih
mempublikasikan keunikan Kota Malang.
2. Mengadakan acara tahunan yang lebih nyaman untuk mengenalkan sektor industri
atau kerajinan tangan yang berasal dari Kota Malang.
3. Mengurangi pembangunan retail-retail seperti indomaret dan alfamart agar tidak
menenggalamkan UMKM dan koperasi yang ada di Kota Malang.
4. Memberikan denda atau pajak yang tinggi bagi industri yang menyebabkan
pencemaran akibat limbah yang mereka keluarkan kepada pemukiman masyarakat
industri tersebut.
5. Memberikan tarif murah atau sesuai dengan jarak, tidak tarif sama walaupun jarak
dekat ataupun jauh. Karena tarif yang tetap sudah sangat mahal yaitu mencapai Rp
4.000
6. Menambah jalur one way dibeberapa titik kemacetan Kota Malang dengan jangka
waktu(tidak 24jam) dan mengembalikan jalur one way untuk Jembatan suhat-
panjaitan-gajayana-sumbersari-dan-MT.haryono agar aksestabilitas masyarakat
menjadi lebih mudah.
ANALISI PERENCANAAN PEMBANGUNAN KOTA MALANG

More Related Content

What's hot

SDA (Air) Presentasi
SDA (Air) PresentasiSDA (Air) Presentasi
Menghitung Curah hujan rata-rata dengan Metode aljabar
Menghitung Curah hujan rata-rata dengan Metode aljabarMenghitung Curah hujan rata-rata dengan Metode aljabar
Menghitung Curah hujan rata-rata dengan Metode aljabar
Yosua Freddyta'tama
 
Analisa Koefisien Limpasan pada Persamaan Rasional untuk Menghitung Debit Ban...
Analisa Koefisien Limpasan pada Persamaan Rasional untuk Menghitung Debit Ban...Analisa Koefisien Limpasan pada Persamaan Rasional untuk Menghitung Debit Ban...
Analisa Koefisien Limpasan pada Persamaan Rasional untuk Menghitung Debit Ban...
Dian Werokila
 
Kumpulan Makalah tentang Perencanaan Kota
Kumpulan Makalah tentang Perencanaan KotaKumpulan Makalah tentang Perencanaan Kota
Kumpulan Makalah tentang Perencanaan Kota
Fitri Indra Wardhono
 
Laporan praktikum analisis trendline (peramalan jumlah wisatawan yang datang ...
Laporan praktikum analisis trendline (peramalan jumlah wisatawan yang datang ...Laporan praktikum analisis trendline (peramalan jumlah wisatawan yang datang ...
Laporan praktikum analisis trendline (peramalan jumlah wisatawan yang datang ...
Sally Indah N
 
PerMen Pekerjaan Umum No. 14 Tahun 2010 Standar Pelayanan Minimal bidang PU d...
PerMen Pekerjaan Umum No. 14 Tahun 2010 Standar Pelayanan Minimal bidang PU d...PerMen Pekerjaan Umum No. 14 Tahun 2010 Standar Pelayanan Minimal bidang PU d...
PerMen Pekerjaan Umum No. 14 Tahun 2010 Standar Pelayanan Minimal bidang PU d...
Joy Irman
 
Kebutuhan air dan pemberian air
Kebutuhan air dan pemberian airKebutuhan air dan pemberian air
Kebutuhan air dan pemberian air
Munzirkamala
 
Belajar sendiri-sap2000-versi-10
Belajar sendiri-sap2000-versi-10Belajar sendiri-sap2000-versi-10
Belajar sendiri-sap2000-versi-10
Muhammad Umari
 
ANALISIS BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN DAN WAKTU PERJALANAN
ANALISIS BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN DAN WAKTU PERJALANANANALISIS BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN DAN WAKTU PERJALANAN
ANALISIS BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN DAN WAKTU PERJALANAN
AlBer MEt
 
Studi kasus penataan ruang (perizinan hti di pulau padang)
Studi kasus penataan ruang (perizinan hti di pulau padang)Studi kasus penataan ruang (perizinan hti di pulau padang)
Studi kasus penataan ruang (perizinan hti di pulau padang)Raflis Ssi
 
Tugas Besar Rekayasa Irigasi II
Tugas Besar Rekayasa Irigasi IITugas Besar Rekayasa Irigasi II
Tugas Besar Rekayasa Irigasi II
Rendi Fahreza
 
Prinsip dasar perencanaan transportasi
Prinsip dasar perencanaan transportasiPrinsip dasar perencanaan transportasi
Prinsip dasar perencanaan transportasi
AchmadNurdiansyah3
 
Sistem Jaringan Jalan
Sistem Jaringan JalanSistem Jaringan Jalan
Sistem Jaringan Jalan
indra aprian
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pekalongan
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten PekalonganRencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pekalongan
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pekalongan
Penataan Ruang
 
Isu pengembangan wilayah
Isu pengembangan wilayah  Isu pengembangan wilayah
Isu pengembangan wilayah
Hafida Siti
 
Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 1
Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 1Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 1
Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 1
Joy Irman
 
Tes core drill pada pekerjaan jalan aspal
Tes core drill pada pekerjaan jalan aspalTes core drill pada pekerjaan jalan aspal
Tes core drill pada pekerjaan jalan aspal
Angga Nugraha
 
Pedoman Penyusunan Studi Kelayakan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Penyusunan Studi Kelayakan Pengembangan Sistem Penyediaan Air MinumPedoman Penyusunan Studi Kelayakan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Penyusunan Studi Kelayakan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
infosanitasi
 
Teori Lokasi dan Analisis Pola Ruang
Teori Lokasi dan Analisis Pola RuangTeori Lokasi dan Analisis Pola Ruang
Teori Lokasi dan Analisis Pola Ruang
Sally Indah N
 
Permasalahan Sumber Daya Air
Permasalahan Sumber Daya AirPermasalahan Sumber Daya Air
Permasalahan Sumber Daya Air
Yahya M Aji
 

What's hot (20)

SDA (Air) Presentasi
SDA (Air) PresentasiSDA (Air) Presentasi
SDA (Air) Presentasi
 
Menghitung Curah hujan rata-rata dengan Metode aljabar
Menghitung Curah hujan rata-rata dengan Metode aljabarMenghitung Curah hujan rata-rata dengan Metode aljabar
Menghitung Curah hujan rata-rata dengan Metode aljabar
 
Analisa Koefisien Limpasan pada Persamaan Rasional untuk Menghitung Debit Ban...
Analisa Koefisien Limpasan pada Persamaan Rasional untuk Menghitung Debit Ban...Analisa Koefisien Limpasan pada Persamaan Rasional untuk Menghitung Debit Ban...
Analisa Koefisien Limpasan pada Persamaan Rasional untuk Menghitung Debit Ban...
 
Kumpulan Makalah tentang Perencanaan Kota
Kumpulan Makalah tentang Perencanaan KotaKumpulan Makalah tentang Perencanaan Kota
Kumpulan Makalah tentang Perencanaan Kota
 
Laporan praktikum analisis trendline (peramalan jumlah wisatawan yang datang ...
Laporan praktikum analisis trendline (peramalan jumlah wisatawan yang datang ...Laporan praktikum analisis trendline (peramalan jumlah wisatawan yang datang ...
Laporan praktikum analisis trendline (peramalan jumlah wisatawan yang datang ...
 
PerMen Pekerjaan Umum No. 14 Tahun 2010 Standar Pelayanan Minimal bidang PU d...
PerMen Pekerjaan Umum No. 14 Tahun 2010 Standar Pelayanan Minimal bidang PU d...PerMen Pekerjaan Umum No. 14 Tahun 2010 Standar Pelayanan Minimal bidang PU d...
PerMen Pekerjaan Umum No. 14 Tahun 2010 Standar Pelayanan Minimal bidang PU d...
 
Kebutuhan air dan pemberian air
Kebutuhan air dan pemberian airKebutuhan air dan pemberian air
Kebutuhan air dan pemberian air
 
Belajar sendiri-sap2000-versi-10
Belajar sendiri-sap2000-versi-10Belajar sendiri-sap2000-versi-10
Belajar sendiri-sap2000-versi-10
 
ANALISIS BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN DAN WAKTU PERJALANAN
ANALISIS BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN DAN WAKTU PERJALANANANALISIS BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN DAN WAKTU PERJALANAN
ANALISIS BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN DAN WAKTU PERJALANAN
 
Studi kasus penataan ruang (perizinan hti di pulau padang)
Studi kasus penataan ruang (perizinan hti di pulau padang)Studi kasus penataan ruang (perizinan hti di pulau padang)
Studi kasus penataan ruang (perizinan hti di pulau padang)
 
Tugas Besar Rekayasa Irigasi II
Tugas Besar Rekayasa Irigasi IITugas Besar Rekayasa Irigasi II
Tugas Besar Rekayasa Irigasi II
 
Prinsip dasar perencanaan transportasi
Prinsip dasar perencanaan transportasiPrinsip dasar perencanaan transportasi
Prinsip dasar perencanaan transportasi
 
Sistem Jaringan Jalan
Sistem Jaringan JalanSistem Jaringan Jalan
Sistem Jaringan Jalan
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pekalongan
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten PekalonganRencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pekalongan
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pekalongan
 
Isu pengembangan wilayah
Isu pengembangan wilayah  Isu pengembangan wilayah
Isu pengembangan wilayah
 
Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 1
Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 1Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 1
Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 1
 
Tes core drill pada pekerjaan jalan aspal
Tes core drill pada pekerjaan jalan aspalTes core drill pada pekerjaan jalan aspal
Tes core drill pada pekerjaan jalan aspal
 
Pedoman Penyusunan Studi Kelayakan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Penyusunan Studi Kelayakan Pengembangan Sistem Penyediaan Air MinumPedoman Penyusunan Studi Kelayakan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Penyusunan Studi Kelayakan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
 
Teori Lokasi dan Analisis Pola Ruang
Teori Lokasi dan Analisis Pola RuangTeori Lokasi dan Analisis Pola Ruang
Teori Lokasi dan Analisis Pola Ruang
 
Permasalahan Sumber Daya Air
Permasalahan Sumber Daya AirPermasalahan Sumber Daya Air
Permasalahan Sumber Daya Air
 

Viewers also liked

Isu isu desentralisasi pendidikan
Isu isu desentralisasi pendidikanIsu isu desentralisasi pendidikan
Isu isu desentralisasi pendidikan
Andy Wrx
 
Teori pers
Teori persTeori pers
Teori pers
Aqsathya Chan
 
Peranan media massa dalam pertanian
Peranan media massa dalam pertanianPeranan media massa dalam pertanian
Peranan media massa dalam pertanian
Rohandi Aziz
 
Peranan media massa dalam proses perencanaan pembangunan daerah
Peranan media massa dalam proses perencanaan pembangunan daerahPeranan media massa dalam proses perencanaan pembangunan daerah
Peranan media massa dalam proses perencanaan pembangunan daerah
icakarlina
 
Pengaruh media pada pembentukan opini masyarakat
Pengaruh media pada pembentukan opini masyarakatPengaruh media pada pembentukan opini masyarakat
Pengaruh media pada pembentukan opini masyarakat
febastream
 
Pp 38 2007 pembagian urusan pemerintahan lengkap
Pp 38 2007 pembagian urusan pemerintahan   lengkapPp 38 2007 pembagian urusan pemerintahan   lengkap
Pp 38 2007 pembagian urusan pemerintahan lengkap
Billy Buhaiba
 
KPP : Kebijakan Tata Ruang dan Implementasinya di Kota Malang
KPP : Kebijakan Tata Ruang dan Implementasinya di Kota MalangKPP : Kebijakan Tata Ruang dan Implementasinya di Kota Malang
KPP : Kebijakan Tata Ruang dan Implementasinya di Kota Malang
Septinia Silviana
 

Viewers also liked (8)

Analisis pembangunan kota malang
Analisis pembangunan kota malangAnalisis pembangunan kota malang
Analisis pembangunan kota malang
 
Isu isu desentralisasi pendidikan
Isu isu desentralisasi pendidikanIsu isu desentralisasi pendidikan
Isu isu desentralisasi pendidikan
 
Teori pers
Teori persTeori pers
Teori pers
 
Peranan media massa dalam pertanian
Peranan media massa dalam pertanianPeranan media massa dalam pertanian
Peranan media massa dalam pertanian
 
Peranan media massa dalam proses perencanaan pembangunan daerah
Peranan media massa dalam proses perencanaan pembangunan daerahPeranan media massa dalam proses perencanaan pembangunan daerah
Peranan media massa dalam proses perencanaan pembangunan daerah
 
Pengaruh media pada pembentukan opini masyarakat
Pengaruh media pada pembentukan opini masyarakatPengaruh media pada pembentukan opini masyarakat
Pengaruh media pada pembentukan opini masyarakat
 
Pp 38 2007 pembagian urusan pemerintahan lengkap
Pp 38 2007 pembagian urusan pemerintahan   lengkapPp 38 2007 pembagian urusan pemerintahan   lengkap
Pp 38 2007 pembagian urusan pemerintahan lengkap
 
KPP : Kebijakan Tata Ruang dan Implementasinya di Kota Malang
KPP : Kebijakan Tata Ruang dan Implementasinya di Kota MalangKPP : Kebijakan Tata Ruang dan Implementasinya di Kota Malang
KPP : Kebijakan Tata Ruang dan Implementasinya di Kota Malang
 

Similar to Analisis pembangunan kota malang

visi misi malang
visi misi malang visi misi malang
visi misi malang
Michella Reifiana
 
Profil Surabaya dan Pengembangan IT
Profil Surabaya dan Pengembangan ITProfil Surabaya dan Pengembangan IT
Profil Surabaya dan Pengembangan IT
diniperwira
 
MasterPlan Kabupaten Boltim
MasterPlan Kabupaten BoltimMasterPlan Kabupaten Boltim
MasterPlan Kabupaten Boltim
windalimbanadi
 
Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya
Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota SurabayaAnalisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya
Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya
Latifah Tio
 
Elia sulistiana power point
Elia sulistiana power pointElia sulistiana power point
Elia sulistiana power point
Nasruddin_jalil
 
Desain Layout - Buku Profil Satuan Polisi Pamong Praja Surakarta
Desain Layout - Buku Profil Satuan Polisi Pamong Praja SurakartaDesain Layout - Buku Profil Satuan Polisi Pamong Praja Surakarta
Desain Layout - Buku Profil Satuan Polisi Pamong Praja Surakarta
Multimedia Phicos
 
Pusat pertumbuhan di kota malang
Pusat pertumbuhan di kota malangPusat pertumbuhan di kota malang
Pusat pertumbuhan di kota malang
elia24sulis
 
Profil KOTAKU Kota Batu
Profil KOTAKU Kota BatuProfil KOTAKU Kota Batu
Profil KOTAKU Kota Batu
komunikasiosp
 
PAPER Digitalisasi UMKM dan Pertumbuhan Ekonomi.docx
PAPER Digitalisasi UMKM dan Pertumbuhan Ekonomi.docxPAPER Digitalisasi UMKM dan Pertumbuhan Ekonomi.docx
PAPER Digitalisasi UMKM dan Pertumbuhan Ekonomi.docx
MelyndaSriWulandari
 
Amdal sosial makassar town squere
Amdal sosial makassar town squereAmdal sosial makassar town squere
Amdal sosial makassar town squere
Ghaziyah Ghandy
 
Bahan rapat 14 jan 2014
Bahan rapat 14 jan 2014Bahan rapat 14 jan 2014
Bahan rapat 14 jan 2014
Moh TP
 
Bappeda kawasan peruntukan industri dalam rtrw provinsi lampung 5
Bappeda kawasan peruntukan industri dalam rtrw provinsi lampung 5Bappeda kawasan peruntukan industri dalam rtrw provinsi lampung 5
Bappeda kawasan peruntukan industri dalam rtrw provinsi lampung 5
BappedaLampungUtara
 
LAPORAN IbM PEMETAAN POTENSI UNGGULAN BERBASIS CLUSTER DI DESA KLANTINGSARI K...
LAPORAN IbM PEMETAAN POTENSI UNGGULAN BERBASIS CLUSTER DI DESA KLANTINGSARI K...LAPORAN IbM PEMETAAN POTENSI UNGGULAN BERBASIS CLUSTER DI DESA KLANTINGSARI K...
LAPORAN IbM PEMETAAN POTENSI UNGGULAN BERBASIS CLUSTER DI DESA KLANTINGSARI K...
suningterusberkarya
 
Wiwin purnomowati-dan-ismini
Wiwin purnomowati-dan-isminiWiwin purnomowati-dan-ismini
Wiwin purnomowati-dan-ismini
Instansi
 
model pengelolaan di pembhsn.pdf
model pengelolaan di pembhsn.pdfmodel pengelolaan di pembhsn.pdf
model pengelolaan di pembhsn.pdf
farrasasmita1
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Timur
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan TimurRencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Timur
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Timur
Kamen Ride
 
Peran dan dampak sektor perikana terhadap pdrb kabupaten malang, jawa timur
Peran dan dampak sektor perikana terhadap pdrb kabupaten malang, jawa timurPeran dan dampak sektor perikana terhadap pdrb kabupaten malang, jawa timur
Peran dan dampak sektor perikana terhadap pdrb kabupaten malang, jawa timur
123mki
 
Pembangunan mapan dalam islam slideshare
Pembangunan mapan dalam islam slidesharePembangunan mapan dalam islam slideshare
Pembangunan mapan dalam islam slideshare
Akmal Radzuan
 

Similar to Analisis pembangunan kota malang (20)

visi misi malang
visi misi malang visi misi malang
visi misi malang
 
Profil Surabaya dan Pengembangan IT
Profil Surabaya dan Pengembangan ITProfil Surabaya dan Pengembangan IT
Profil Surabaya dan Pengembangan IT
 
MasterPlan Kabupaten Boltim
MasterPlan Kabupaten BoltimMasterPlan Kabupaten Boltim
MasterPlan Kabupaten Boltim
 
Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya
Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota SurabayaAnalisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya
Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya
 
Elia sulistiana power point
Elia sulistiana power pointElia sulistiana power point
Elia sulistiana power point
 
Desain Layout - Buku Profil Satuan Polisi Pamong Praja Surakarta
Desain Layout - Buku Profil Satuan Polisi Pamong Praja SurakartaDesain Layout - Buku Profil Satuan Polisi Pamong Praja Surakarta
Desain Layout - Buku Profil Satuan Polisi Pamong Praja Surakarta
 
Pusat pertumbuhan di kota malang
Pusat pertumbuhan di kota malangPusat pertumbuhan di kota malang
Pusat pertumbuhan di kota malang
 
HARIAN WARTA NASIONAL
HARIAN WARTA NASIONALHARIAN WARTA NASIONAL
HARIAN WARTA NASIONAL
 
Profil KOTAKU Kota Batu
Profil KOTAKU Kota BatuProfil KOTAKU Kota Batu
Profil KOTAKU Kota Batu
 
PAPER Digitalisasi UMKM dan Pertumbuhan Ekonomi.docx
PAPER Digitalisasi UMKM dan Pertumbuhan Ekonomi.docxPAPER Digitalisasi UMKM dan Pertumbuhan Ekonomi.docx
PAPER Digitalisasi UMKM dan Pertumbuhan Ekonomi.docx
 
Amdal sosial makassar town squere
Amdal sosial makassar town squereAmdal sosial makassar town squere
Amdal sosial makassar town squere
 
Bahan rapat 14 jan 2014
Bahan rapat 14 jan 2014Bahan rapat 14 jan 2014
Bahan rapat 14 jan 2014
 
Bappeda kawasan peruntukan industri dalam rtrw provinsi lampung 5
Bappeda kawasan peruntukan industri dalam rtrw provinsi lampung 5Bappeda kawasan peruntukan industri dalam rtrw provinsi lampung 5
Bappeda kawasan peruntukan industri dalam rtrw provinsi lampung 5
 
LAPORAN IbM PEMETAAN POTENSI UNGGULAN BERBASIS CLUSTER DI DESA KLANTINGSARI K...
LAPORAN IbM PEMETAAN POTENSI UNGGULAN BERBASIS CLUSTER DI DESA KLANTINGSARI K...LAPORAN IbM PEMETAAN POTENSI UNGGULAN BERBASIS CLUSTER DI DESA KLANTINGSARI K...
LAPORAN IbM PEMETAAN POTENSI UNGGULAN BERBASIS CLUSTER DI DESA KLANTINGSARI K...
 
Wiwin purnomowati-dan-ismini
Wiwin purnomowati-dan-isminiWiwin purnomowati-dan-ismini
Wiwin purnomowati-dan-ismini
 
Sejarah perekonomian
Sejarah perekonomianSejarah perekonomian
Sejarah perekonomian
 
model pengelolaan di pembhsn.pdf
model pengelolaan di pembhsn.pdfmodel pengelolaan di pembhsn.pdf
model pengelolaan di pembhsn.pdf
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Timur
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan TimurRencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Timur
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Timur
 
Peran dan dampak sektor perikana terhadap pdrb kabupaten malang, jawa timur
Peran dan dampak sektor perikana terhadap pdrb kabupaten malang, jawa timurPeran dan dampak sektor perikana terhadap pdrb kabupaten malang, jawa timur
Peran dan dampak sektor perikana terhadap pdrb kabupaten malang, jawa timur
 
Pembangunan mapan dalam islam slideshare
Pembangunan mapan dalam islam slidesharePembangunan mapan dalam islam slideshare
Pembangunan mapan dalam islam slideshare
 

More from Brawijaya University

Neraca pembayaran
Neraca pembayaranNeraca pembayaran
Neraca pembayaran
Brawijaya University
 
Kebijakan sistem pembayaran di indonesia
Kebijakan sistem pembayaran di indonesiaKebijakan sistem pembayaran di indonesia
Kebijakan sistem pembayaran di indonesia
Brawijaya University
 
Instrumen pengendali moneter
Instrumen pengendali moneterInstrumen pengendali moneter
Instrumen pengendali moneter
Brawijaya University
 
Transportasi kota malang
Transportasi kota malangTransportasi kota malang
Transportasi kota malang
Brawijaya University
 
How many cities
How many citiesHow many cities
How many cities
Brawijaya University
 
Penelitian tentang lokasi perusahaan
Penelitian tentang lokasi perusahaanPenelitian tentang lokasi perusahaan
Penelitian tentang lokasi perusahaan
Brawijaya University
 
Makalah teori lokasi
Makalah teori lokasiMakalah teori lokasi
Makalah teori lokasi
Brawijaya University
 
Ewk ke 4 teori pengembangan wilayah
Ewk ke 4 teori  pengembangan wilayahEwk ke 4 teori  pengembangan wilayah
Ewk ke 4 teori pengembangan wilayahBrawijaya University
 
Teori basis ekonomi
Teori basis ekonomiTeori basis ekonomi
Teori basis ekonomi
Brawijaya University
 
Rca n tbi
Rca n tbiRca n tbi
Budgeting
BudgetingBudgeting

More from Brawijaya University (20)

Sistem dan kebijakan nilai tukar
Sistem dan kebijakan nilai tukarSistem dan kebijakan nilai tukar
Sistem dan kebijakan nilai tukar
 
Nilai tukar dan tingkat bunga
Nilai tukar dan tingkat bungaNilai tukar dan tingkat bunga
Nilai tukar dan tingkat bunga
 
Neraca pembayaran
Neraca pembayaranNeraca pembayaran
Neraca pembayaran
 
Kebijakan sistem pembayaran di indonesia
Kebijakan sistem pembayaran di indonesiaKebijakan sistem pembayaran di indonesia
Kebijakan sistem pembayaran di indonesia
 
Kelembagaan bank indonesia
Kelembagaan bank indonesiaKelembagaan bank indonesia
Kelembagaan bank indonesia
 
Instrumen pengendali moneter
Instrumen pengendali moneterInstrumen pengendali moneter
Instrumen pengendali moneter
 
Transportasi kota malang
Transportasi kota malangTransportasi kota malang
Transportasi kota malang
 
Urban economics
Urban economicsUrban economics
Urban economics
 
How many cities
How many citiesHow many cities
How many cities
 
Penelitian tentang lokasi perusahaan
Penelitian tentang lokasi perusahaanPenelitian tentang lokasi perusahaan
Penelitian tentang lokasi perusahaan
 
Aglomerasi
AglomerasiAglomerasi
Aglomerasi
 
Makalah teori lokasi
Makalah teori lokasiMakalah teori lokasi
Makalah teori lokasi
 
Makalah ritel how many cities
Makalah ritel how many citiesMakalah ritel how many cities
Makalah ritel how many cities
 
Ewk ke 4 teori pengembangan wilayah
Ewk ke 4 teori  pengembangan wilayahEwk ke 4 teori  pengembangan wilayah
Ewk ke 4 teori pengembangan wilayah
 
Ek per. aksesibilitas
Ek per. aksesibilitasEk per. aksesibilitas
Ek per. aksesibilitas
 
352 2475-1-pb
352 2475-1-pb352 2475-1-pb
352 2475-1-pb
 
Teori basis ekonomi
Teori basis ekonomiTeori basis ekonomi
Teori basis ekonomi
 
Rca n tbi
Rca n tbiRca n tbi
Rca n tbi
 
Budgeting
BudgetingBudgeting
Budgeting
 
Analisis input output
Analisis input outputAnalisis input output
Analisis input output
 

Recently uploaded

materi perkuliahan ppt pengendalian intern.pptx
materi perkuliahan ppt pengendalian intern.pptxmateri perkuliahan ppt pengendalian intern.pptx
materi perkuliahan ppt pengendalian intern.pptx
RaraStieAmkop
 
Mateko11_Adjoin invers matrikspptnya.ppt
Mateko11_Adjoin invers matrikspptnya.pptMateko11_Adjoin invers matrikspptnya.ppt
Mateko11_Adjoin invers matrikspptnya.ppt
kurikulumsdithidayah
 
MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptxMAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
JaffanNauval
 
Materi Presentasi Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Pusat tanggal 6 Mei 2024.pdf
Materi Presentasi Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Pusat tanggal 6 Mei 2024.pdfMateri Presentasi Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Pusat tanggal 6 Mei 2024.pdf
Materi Presentasi Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Pusat tanggal 6 Mei 2024.pdf
WiwikDewiSusilawati
 
tantangan dan solusi perbankan syariah.pdf
tantangan dan solusi perbankan syariah.pdftantangan dan solusi perbankan syariah.pdf
tantangan dan solusi perbankan syariah.pdf
muhammadarsyad77
 
Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt. Makalah ini membahas tentan...
Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt.           Makalah ini membahas tentan...Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt.           Makalah ini membahas tentan...
Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt. Makalah ini membahas tentan...
Meihotmapurba
 
Financial Planning Eno Perencanaan keuangan
Financial Planning Eno Perencanaan keuanganFinancial Planning Eno Perencanaan keuangan
Financial Planning Eno Perencanaan keuangan
EnoCasmiSEMBA
 
AUDITING II chapter25.ppt
AUDITING II                chapter25.pptAUDITING II                chapter25.ppt
AUDITING II chapter25.ppt
DwiAyuSitiHartinah
 
Tabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdf
Tabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdfTabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdf
Tabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdf
HuseinKewolz1
 
ANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptx
ANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptxANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptx
ANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptx
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Modul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK 2024.pdf
Modul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK  2024.pdfModul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK  2024.pdf
Modul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK 2024.pdf
muhammadarsyad77
 
MATERI AKUNTANSI IJARAH POWER POINT (PPT)
MATERI AKUNTANSI IJARAH  POWER POINT (PPT)MATERI AKUNTANSI IJARAH  POWER POINT (PPT)
MATERI AKUNTANSI IJARAH POWER POINT (PPT)
ritaseptia16
 
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptx
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptxBAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptx
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptx
anselmusl280
 

Recently uploaded (13)

materi perkuliahan ppt pengendalian intern.pptx
materi perkuliahan ppt pengendalian intern.pptxmateri perkuliahan ppt pengendalian intern.pptx
materi perkuliahan ppt pengendalian intern.pptx
 
Mateko11_Adjoin invers matrikspptnya.ppt
Mateko11_Adjoin invers matrikspptnya.pptMateko11_Adjoin invers matrikspptnya.ppt
Mateko11_Adjoin invers matrikspptnya.ppt
 
MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptxMAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
 
Materi Presentasi Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Pusat tanggal 6 Mei 2024.pdf
Materi Presentasi Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Pusat tanggal 6 Mei 2024.pdfMateri Presentasi Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Pusat tanggal 6 Mei 2024.pdf
Materi Presentasi Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Pusat tanggal 6 Mei 2024.pdf
 
tantangan dan solusi perbankan syariah.pdf
tantangan dan solusi perbankan syariah.pdftantangan dan solusi perbankan syariah.pdf
tantangan dan solusi perbankan syariah.pdf
 
Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt. Makalah ini membahas tentan...
Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt.           Makalah ini membahas tentan...Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt.           Makalah ini membahas tentan...
Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt. Makalah ini membahas tentan...
 
Financial Planning Eno Perencanaan keuangan
Financial Planning Eno Perencanaan keuanganFinancial Planning Eno Perencanaan keuangan
Financial Planning Eno Perencanaan keuangan
 
AUDITING II chapter25.ppt
AUDITING II                chapter25.pptAUDITING II                chapter25.ppt
AUDITING II chapter25.ppt
 
Tabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdf
Tabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdfTabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdf
Tabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdf
 
ANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptx
ANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptxANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptx
ANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptx
 
Modul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK 2024.pdf
Modul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK  2024.pdfModul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK  2024.pdf
Modul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK 2024.pdf
 
MATERI AKUNTANSI IJARAH POWER POINT (PPT)
MATERI AKUNTANSI IJARAH  POWER POINT (PPT)MATERI AKUNTANSI IJARAH  POWER POINT (PPT)
MATERI AKUNTANSI IJARAH POWER POINT (PPT)
 
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptx
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptxBAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptx
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptx
 

Analisis pembangunan kota malang

  • 1. ANALISI PERENCANAAN PEMBANGUNAN KOTA MALANG DESKRIPSI KOTA MALANG 1. Kondisi Geografis Kota Malang yang terletak pada ketinggian antara 440 – 667 meter diatas permukaan air laut, merupakan salah satu kota tujuan wisata di Jawa Timur karena potensi alam dan iklim yang dimiliki. Letaknya yang berada ditengah-tengah wilayah Kabupaten Malang secara astronomis terletak 112,06° – 112,07° Bujur Timur dan 7,06° – 8,02° Lintang Selatan, dengan batas wilayah sebagai berikut : Sebelah Utara : Kecamatan Singosari dan Kec. Karangploso Kabupaten Malang Sebelah Timur : Kecamatan Pakis dan Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang Sebelah Selatan : Kecamatan Tajinan dan Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang Sebelah Barat : Kecamatan Wagir dan Kecamatan Dau Kabupaten Malang Serta dikelilingi gunung-gunung : Gunung Arjuno di sebelah Utara Gunung Semeru di sebelah Timur Gunung Kawi dan Panderman di sebelah Barat Gunung Kelud di sebelah Selatan (sumber : malangkota.go.id) 2. Kependudukan dan Administratif Jumlah penduduk Kota Malang 857.891 jiwa (2014), dengan tingkat pertumbuhan 3,9% per tahun. Dengan luas Kota Malang yang mencapai 110,06 km2, kepadatan penduduk Kota Malang mencapai 7800 jiwa/km2. Terdapat pula sejumlah suku-suku minoritas seperti Madura, Arab, Tionghoa, dan lain-lain. Agama mayoritas adalah Islam, diikuti dengan Kristen Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, dan Kong Hu Cu. Bangunan tempat ibadah banyak yang telah berdiri semenjak zaman kolonial antara lain Masjid Jami (Masjid Agung), Gereja Hati Kudus Yesus,Gereja Kathedral Ijen (Santa Perawan Maria dari Gunung Karmel), Klenteng di Kota Lama serta Candi Badut di Kecamatan Sukun dan Pura di puncak Buring. Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi nasional di Kota Malang. Malang dikenal memiliki dialek khas yang disebut Boso Walikan (Osob Kiwalan), yaitu cara pengucapan kata secara terbalik,misalnya Malang menjadi Ngalam, bakso menjadi oskab burung menjadi ngu
  • 2. ANALISI PERENCANAAN PEMBANGUNAN KOTA MALANG rub, dan contoh lain seperti saya bangga arema menang menjadi ayas bangga arema nganem . (sumber : malangkota.go.id) 3. Keadaan Tenaga Kerja Jumlah angkatan kerja di kota malang mulai tahun 2009-2013 mengalami peningkatan dari 392.500 (2009) menjadi 431.000 (2013). Untuk orang yang bekerja juga mengalami peningkatan dari 374.328 (2009) menjadi 398.094 (2013). Dan untuk pengangguran mengalami penurunan yg cukup signifikan yaitu dari 43.623 (2009) menjadi 33.309 (2013). (sumber : malangkota.bps.go.id) 4. Kondisi Perekonomian Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang dalam Malang Dalam Angka 2014, menunjukkan laju pertumbuhan produk domestik regional bruto (PDRB) pertumbuhan ekonomi Kota Malang pada 2013 mendarat di level 7,30 persen. Jumlah tersebut menunjukkan penurunan dibanding tahun sebelumnya yang mendarat pada level 7,57 persen. Pada pertumbuhan ekonomi 2013, tiga besar penyumbang terbesar adalah sektor perdagangan, hotel, dan restoran yang mencapai 9,24 persen. Sektor bangunan yang menyumbang 9,15 persen serta sektor pengangkutan dan komunikasi yang memberi sumbangsih sebesar 8,26 persen. (sumber : malangkota.bps.go.id & radarmalang.co.id)
  • 3. ANALISI PERENCANAAN PEMBANGUNAN KOTA MALANG STUDI KASUS 1 Teori : Comparative Advantage dan Opportunity Cost Tinjauan Pustaka : Comparative Advantage : Unit ekonomi dapat memproduksi lebih murah barang dan jasa pada suatu waktu dan tempat tertentu , sehingga menarik tenaga kerja ke daerah yang secara regional berbeda kondisi alamiahnya. Opportunity Cost : Nilai manfaat yang dapat diukur dengan cara memilih serangkaian tindakan alternatif (biaya pengorbanan akibat suatu pilihan barang dan jasa) Analisa Kasus : Comparative Advantage : Keunggulan Komparatif Kota Malang terletak dari segi kualitas airnya, Air di kota Malang sejak dari puncak semeru sampai lembahnya (termasuk kota Malang dan sekitarnya ini) adalah kualitas air yang terbaik dibandingkan tempat-tempat lain di Indonesia. Di samping segi kualitas air yang sangat baik keunggulan komparatif Kota Malang lainnya adalah dari segi wisata, yaitu lingkungan alam yang memiliki daya tarik yang luar biasa keindahannya (terdapat lebih dari 11 titik di pantai laut selatan, adalah potensi wisata dan perikanan laut yang sampai hari ini belum tergali seutuhnya). Panorama komposisi gunung-gunung, memungkinkan dibangkitkan berbagai inspirasi untuk di ekspresikan. Lalu untuk wisata dalam kota madya sendiri malang juga memiliki tempat-tempat terkenal yang patut dikunjungu seperti Alun-alun kota malang, Balaikota, kawasan perumahan Belanda di Jalan Ijen, Museum Brawijaya, dll.
  • 4. ANALISI PERENCANAAN PEMBANGUNAN KOTA MALANG Opportunity Cost : Kota Malang merupakan kota dengan pertumbuhan ekonomi terbesar ke 2 (dua) di Jawa Timur setelah Surabaya, dengan keunggulan komparatif di bidang pariwisata. Yang menjadi pertimbangan adalah dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi membuat lahan-lahan pertanian di Kota Malang menyempit, sehingga hasil bumi Kota Malang mulai menurun setiap tahunnya dikarenakan pembangunan industri-industri baru di Kota Malang. Artinya disatu sisi manfaat pertumbuhan ekonomi Kota Malang dihadapkan dengan berkurangnya lahan pertanian untuk menghasilkan pangan atau tetap biaya oportunitas sebesar penurunan lahan pertanian tiap pembangunan kawasan industri di Kota Malang.
  • 5. ANALISI PERENCANAAN PEMBANGUNAN KOTA MALANG STUDI KASUS 2 Teori : Aglomerasi dan Cluster Tinjauan Pustaka : Aglomerasi : Ketika sebuah industri memilih lokasi untuk kegiatan produksinya yang memungkinkan dapat berlangsung dalam jangka panjang sehingga masyarakat akan banyak memperoleh keuntungan apabila mengikuti tindakan mendirikan usaha disekitar lokasi tersebut (Mc Donald, 1997). Cluster : Kumpulan/kelompok bisnis dan industri yang terkait melalui suatu rantai produk umum, ketergantungan atas keterampilan tenaga
  • 6. ANALISI PERENCANAAN PEMBANGUNAN KOTA MALANG kerja yang serupa, atau penggunaan teknologi yang serupa atau saling komplementer (OECD, 2000) Jumlah penduduk dan Identitas Kota : Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan (Depkimpraswil, 2003), kota berdasarkan jumlah penduduk dibagi menjadi: • Kota Kecil, batas jumlah penduduk 10.000 – 100.000 • Kota Sedang, batas jumlah penduduk 100.000 – 500.000 • Kota Besar, batas jumlah penduduk 500.000 – 1.000.000 • Metropolitan, batas jumlah penduduk 1.000.000 – 8.000.000 • Megapolitan, batas jumlah penduduk di atas 8.000.000 Analisa Kasus : Aglomerasi : Di Kota Malang terdapat beberapa perusahaan yang melakukan aglomerasi salah satu contohnya adalah Industri Kripik Tempe Sanan yang terletak di Kecamatan Blimbing. Di Sanan, tidak hanya ada industri pengolahan tempe menjadi keripik tempe namun juga ada industri pembuat tempe dengan kualitas terbaik. Selain itu disana juga terdapat koperasi-koperasi dan individu penjual bahan baku tempe yaitu kedelai. Ketiga industri ini berintegrasi menjadi satu di daerah sentra industri keripik tempe di Sanan. Ada manfaat tersendiri mengapa masyarakat Industri keripik tempe beraglomerasi di Sanan. Pertama, di Sanan ada beberapa pabrik tempe yang siap untuk mensuplai kebutuhan tempe untuk diolah menjadi keripik tempe (eksternalitas positif pada produksi). Kedua, berkumpulnya sentra industri keripik tempe menjadi satu dapat mengembangkan kreativitas masyarakat untuk membuat keripik tempe dengan varian rasa yang baru karena persaingan yang ketat. Ketiga, manfaat dari berkumpulnya pengusaha keripik tempe di Sanan menguntungkan keseluruhan pembeli karena pembeli tidak perlu repot mencari pusat oleh-oleh keripik tempe. Kemudahan ini nantinya akan menarik pembeli untuk datang dan meningkatkan penjualan keseluruhan dari para pengusaha keripik tempe. Cluster :
  • 7. ANALISI PERENCANAAN PEMBANGUNAN KOTA MALANG Industri Keramik Dinoyo yang berada di Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang merupakan salah satu cluster yang ada di Kota Malang. Mengapa disebut cluster? Karena di kawasan tersebut hanya terdapat sekumpulan pengolah tanah liat menjadi keramik dan pedagang yang hanya menjual keramik saja. Sebelum krisis moneter 1997 kawasan tersebut masih berupa aglomerasi karena terdapat pabrik keramik yang dapat menyuplai pasokan tanah liat untuk diolah menjadi keramik. Karena krisisi moneter 1997 menyebabkan pabrik keramik tersebut bangkrut dan untuk terus mempertahankan dan mengembangkan industri keramik di malang pemerintah melakukan upaya yaitu dengan menggabungkan para pengrajin dan penjual keramik di kawasan dinoyo tersebut dan untuk suplai tanah liat pemerintah memberikan bantuan dengan cara mensuplai tanah liat dari UPT setempat dan dijual ke pengrajin dengan harga murah. Jumlah penduduk dan Identitas Kota : Jumlah penduduk Kota Malang 857.891 jiwa (2014), dengan tingkat pertumbuhan 3,9% per tahun. Dapat dikatakan bahawa Malang merupakan Kota Besar karena jumlah jumlah penduduknya rentang antara 500.000-1.000.000 jiwa. Kota Malang merupakan Kota terbesar kedua di Jawa Timur setelah Kota Surabaya. STUDI KASUS 3 Teori : Penentuan Lokasi Usaha Tinjauan Pustaka : Teori lokasi sendiri dapat didefinisikan sebagai ilmu yang menyelidiki tata ruang (spatial order) kegiatan ekonomi, atau ilmu yang
  • 8. ANALISI PERENCANAAN PEMBANGUNAN KOTA MALANG menyelidiki alokasi geografis dari sumber-sumber yang potensial, serta hubungannya dengan atau pengaruhnya terhadap keberadaan berbagai macam usaha/kegiatan lain baik ekonomi maupun sosial. Secara umum, pemilihan lokasi oleh suatu unit aktivitas ditentukan oleh beberapa faktor seperti: bahan baku lokal (local input); permintaan lokal (local demand); bahan baku yang dapat dipindahkan (transferred input), dan permintaan luar (outside demand). Analisa Kasus : Seperti yang kita tahu industri di kota Malang sendiri cenderung berpencar-pencar tidak menyatu dalam satu kawasan, dengan adanya permasalahan tersebut membuat pemerintah mengupayakan suatu kawasan industri berbasis Green Industri yang berfokus pada industri rumah tangga dan elektronik. Kawasan industri ini terletak di Arjowinangun dan Tlogowaru, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang. Pemilihan lokasi industri di Arjowinangun dan Tlogowaru dikarenakan karena selama ini lokasi industri sangat dekat dengan pemukiman warga dan dikhawatirkan limbah industri mengancam kesehatan masyarakat. Mengapa Arjowinangun dan Tlogowaru dipilih menjadi kawasan industri? Karena di tengah majunya pertumbuhan ekonomi kota malang dan gemerlapnya kehidupan pusat kota malang, kelurahan arjowinangun masih sepi penduduk dan mayoritas masyarakatnya hidup di bawah garis kemiskinan. Dan Arjowinangun memiliki 64 hektar lahan non-produktif sehingga sangat memungkinkan dibangun kawasan industri berbasis Green Industri. STUDI KASUS 4 Teori : Central Place Theory pada Market Area Tinjauan Pustaka : Dikemukakan oleh Walter Christaller seorang geografi. dari Jerman pada tahun 1933. Teori ini menyatakan bahwa suatu lokasi pusat
  • 9. ANALISI PERENCANAAN PEMBANGUNAN KOTA MALANG aktivitas yang senantiasa melayani berbagai kebutuhan penduduk, harus terletak pada suatu tempat yang sentral, yaitu suatu tempat yang memungkinkan partisipasi manusia yang jumlahnya maksimum, baik mereka yang terlibat dalam aktivitas pelayanan maupun yang menjadi konsumen dari barang-barang dan pelayanan yang dihasilkannya. Analisa Kasus : Selain dikenal sebagai Kota Apel malang juga dikenal sebagai Kota Pendidikan karena banyaknya jumlah instansi perguruan tinggi di Malang, terlebih di Kecamatan Lowokwaru yang berdiri 4 perguruan tinggi terkenal yaitu Universitas Brawijaya, Universitas Malang, Universitas Islam Negri (UIN MALIKI), dan Universitas Muhammadyah Malang. Dengan banyaknya mahasiswa di Kecamatan Lowokwaru maka berdirilah swalayan yang bernama Sardo Swalayan yang terletak di Jalan Gajayana, No. 499, Kecamatan Lowowkwaru, Kota Malang. Sardo berdiri di daerah padat penduduk terutama kost- kost.an mahasiswa, dengan memanfaatkan letak lokasi usaha Sardo juga membuat barang-barang yang dijual lebih murah dari toko lain disekitarnya, yang berakibat setiap hari terjadi kesesakan yang disebabkan melonjaknya pembeli terutama mahasiswa. Mahasiswa cenderung membeli di Sardo karena dekat dengan tempat tinggal mereka dan barang-barang yang dijual di Sardo lengkap untuk kebutuhan kost mahasiswa dan sangat murah. STUDI KASUS 5 Teori : Pertumbuhan Ekonomi Kota Tinjauan Pustaka : Location Quotient :
  • 10. ANALISI PERENCANAAN PEMBANGUNAN KOTA MALANG Teknik analisis yang digunakan untuk menganalisis sektor potensial atau basis dalam perekonomian di suatu daerah. Sektor unggulan yang berkembang dengan baik akan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah yang pada akhirnya akhirnya dapat meningkatkan pendapatan daerah secara optimal. Hasil perhitungan LQ ini hanya digunakan untuk mengetahui struktur ekonomi suatu daerah dan tidak digunakan untuk proyeksi. Klasifikasi sektor potensial meliputi nilai LQ=1 (swasembada), LQ<1 (sektor non- basis) dan LQ> 1 (sektor basis). Analisa Kasus : Selama tahun 2005-2009 menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang ada tiga (3) sektor unggulan yang ada di kota Malang. Pertama Sektor yang menjadi sektor unggulan di Kota Malang adalah sektor perdagangan karena sektor tersebut mempengaruhi perekonomoian dan penyerapan tenaga kerja cukup besar. Kedua, Kenaikan pertumbuhan ekonomi di Kota Malang mengalami kenaikan dari tahun 2005-2009 hal ini berdampak pada kenaikan penyerapan tenaga kerja di Kota Malang dari tahun 2005-2009. Ketiga,Sektor yang menghasilkan PDRB paling besar di Kota Malang dari tahun 2005-2009 adalah Sektor perdagangan. Sektor yang menghasilkan lapangan kerja usaha utama di Kota Malang dari tahun 2005-2009 adalah Sektor Perdagangan. Ke empat, Hasil analisis LQ Kota Malang dari tahun 2005-2009 menunjukkan bahwa Kota Malang relatif meningkat dibandingkan wilayah Jawa Timur, namun mengalami sedikit penurunan pendapatan PDRB nya dari tahun 2005-2009. Kesimpulannya adalah perkembangan ekonomi Kota Malang dan penyerapan di kota Malang dari tahu ke tahun mengalami peningkatan mulai dari tahun 2005-2009. STUDI KASUS 6 Teori : Congestion
  • 11. ANALISI PERENCANAAN PEMBANGUNAN KOTA MALANG Tinjauan Pustaka : Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (1997), Kemacetan adalah kondisi dimana arus lalu lintas yang lewat pada ruas jalan yang ditinjau melebihi kapasitas rencana jalan tersebut yang mengakibatkan kecepatan bebas ruas jalan tersebut mendekati atau melebihi 0 km/jam sehingga menyebabkan terjadinya antrian. Pada saat terjadinya kemacetan, nilai derajat kejenuhan pada ruas jalan akan ditinjau dimana kemacetan akan terjadi bila nilai derajat kejenuhan mencapai lebih dari 0,5 Menurut Oxford University Press, kepadatan jalan atau biasanya dikenal dengan istilah congestion adalah suatu akumulasi abnormal dari suatu keramaian atau gangguan, terutama pada lalu lintas. Sedangkan dalam jurnal Urban Traffic: Its Economics and Social Causes and Consequences, Thomson dan Bull menyatakan bahwa kepadatan jalan adalah suatu situasi di mana banyak kendaraan dalam suatu pergerakan dan masing-masing dari mereka bergerak lamban dan pelan. Dalam Urban Economic Transportation, kemacetan atau kepadatan jalan adalah salah satu masalah transportasi yang disebabkan oleh kendaraan atau automobiles (Sullivan, 2003). Selain masalah kemacetan, dampak dari adanya masalah transportasi adalah masalah polusi dan kecelakaan lalu lintas. Tetapi yang seringkali dan cukup berdampak signifikan adalah masalah kemacetan. Jika dilihat secara umum, penyebab dasar dari kemacetan adalah adanya gesekan antara kendaraan di dalam lalu lintas itu sendiri. Sampai pada tingkat tertentu, kendaraan dapat bergerak cukup bebas pada kecepatan tertentu. Namun pada tingkat tertentu, kendaraan tidak bisa bergerak bebas dengan kecepatan yang terbatas. Pada saat itulah suatu gejala kemacetan dapat terlihat. Analisa Kasus : Seiring dengan perkembangan Kota Malang yang semakin maju. Pemerintah Kota Malang telah membuat enam rencana detail sub pusat yaitu: rencana detail Malang Utara, Malang Timur Laut, Malang Timur, Malang Tenggara, Malang Barat, dan Malang Tengah. Demi
  • 12. ANALISI PERENCANAAN PEMBANGUNAN KOTA MALANG me- nunjang terwujudnya rencana detail tersebut, maka pemerintah juga membuat rencana strategis dalam bidang ekonomi dan sosial budaya. Pemerintah berharap setiap sub bagian wilayah dapat menjadi pusat kota. Sehingga orientasi tempat tujuan masyarakat menjadi tersebar dan pembangunan tercipta secara seimbang antar sub bagian wilayah di Kota Malang. Namun perkembangan ini telah menjadi masalah publik. Banyak ruko yang dibangun tanpa tempat parkir memadai. Ada tiga proyek apartemen yang menambah daya tarik bagi pendatang. Dampak pembangunan ini dapat menyebabkan macet karena ruas jalan tetap, serta berkurangnya resapan air. Padahal ruas jalan yang dilalui hanya itu saja dan posisi wilayah Kota Malang berada di tengah-tengah Kabupaten Malang. Sehingga kemacetan lalu lintas tidak dapat dihindari lagi di beberapa ruas jalan raya yang ada di Kota Malang. Pada dasarnya faktor utama penyebab kemacetan di Kota Malang adalah kapasitas jalan raya yang tidak seimbang dengan peningkatan jumlah kendaraan bermotor. Buktinya, jumlah penjualan sepeda motor untuk wilayah Malang Kota sebesar 1.700-1.800 unit/per bulan tahun 2013. Apabila jumlah penjualan per bulan dikali- kan satu tahun, maka diperkirakan terjual 20.400 unit/per tahun. Ditambah lagi, jumlah penjualan kendaraan roda empat yang bisa mencapai 7.000 unit/per bulan. Sehingga kita dapat membayang- kan jumlah kendaraan yang keluar setiap harinya di Kota Malang, tanpa ada penambahan kapasitas jalan raya. Oleh karena itu, pemerintah seharus- nya mampu bertindak tegas untuk melakukan pembatasan penjualan kendaraan bermotor di wilayah Malang Kota. Ternyata kemacetan lalu lintas memberi dampak terhadap masyarakat yang dapat dilihat dari segi waktu, biaya, dan lingkungan. Ber- dasarkan waktu, kemacetan menyebabkan waktu tempuh perjalanan lebih lama dan mejadi sering terlambat terutama saat masuk kerja atau berangkat sekolah. Dampak kemacetan berdasar- kan biaya, menyebabkan boros bensin. Sedang- kan dari segi lingkungan, kemacetan menimbul- kan polusi udara meningkat dan berpengaruh pula terhadap lingkungan sosial. Karena masya- rakat merasa terganggu dengan suara kendaraan atau biasa disebut polusi suara.
  • 13. ANALISI PERENCANAAN PEMBANGUNAN KOTA MALANG (sumber : Jurnal Administrasi Publik(JAP), Vol. 2, No. 1, Hal 129-133) Kebijakan : Kemacetan lalu lintas merupakan masalah daerah urban yang perlu solusi secara cepat dan berkesinambungan. Kebijakan umum sistem transportasi nasional menjadi landasan dalam pelaksanaan di bidang transportasi. Isi dari kebijakan sistem transportasi nasional menjadi dasar Dinas Perhubungan Kota Malang untuk membuat sebuah kebijakan transportasi. Fungsi- nya untuk mengatur dan mengelola kegiatan operasional transportasi di Kota Malang. Sehingga dibentuk strategi sebagai langkah untuk menerapkan dan mewujudkan kebijakan transportasi Dinas Perhubungan Kota Malang. Berdasarkan Perda Kota Malang No. 4/2011, Pasal 21 tentang Rencana Sistem Prasarana Wilayah Kota yang mencakup sistem jaringan transportasi sebagai sistem prasarana utama. Maka ada tiga strategi yang telah dibuat yaitu: strategi manajemen lalu lintas, strategi pengembangan jaringan jalan, dan strategi angkutan umum. Strategi manajemen lalu lintas meliputi perbaikan sistem kontrol lalu lintas perkotaan, perbaikan simpangan, perbaikan koridor, perbaikan di central business district, dan pemindahan pengujian kendaraan ber-motor. Strategi pengembangan jaringan jalan terdiri dari pengembangan jalan lingkar barat, jalan lingkar timur, jalan lingkar dalam, jalan tembus Gadang -Bumiayu, jalan tol Malang-Pandaan, jalan Dinoyo- Tunggulwulung, dan perbaikan Jembat- an Kedungkandang. Strategi angkutan umum bertujuan untuk melayani pergerakan di Kota Malang dan terdapat 25 jenis rute angkot yang beroperasi sesuai dengan pembagian pelayan- annya. Selain itu, ada solusi jangka pendek yang telah diberlakukan sejak tanggal 6 November 2013, yakni sistem jalur satu arah di kawasan lingkar UB. Ternyata kemacetan dapat terurai dan kendaraan berjalan lancar. Namun, hal yang menjadi evaluasi adalah muncul kemacetan di wilayah lain yang dekat dengan kawasan lingkar (sumber : Jurnal Administrasi Publik(JAP), Vol. 2, No. 1, Hal 129-133) Kesimpulan Kota Malang merupakan kota besar dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi nomor dua(2) di Jawa Timur setelah Kota Surabaya. Yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi tinggi di Malang adalah kegiatan perekonomiannya salah satunya malang unggul dalam beberapa
  • 14. ANALISI PERENCANAAN PEMBANGUNAN KOTA MALANG sektor yaitu sektor pariwisata dan sektor perdagangan, keunggulan sektor tersebut menyebabkan menjamurnya industri-industri baru yang berada hampir disetiap bagian kota. Tingginya angka pertumbuhan baik pertumbuhan penduduk maupun pertumbuhan ekonomi menyebabkan masalah dalam perkotaan. Masalah tersebut seperti tidak meratanya pembangunan industri, pembangunan hanya terpusat di pusat kota saja dan tidak sampai ke pinggiran kota. Masalah kedua yaitu kemacetan di Kota Malang tiap tahun semakin bertambah karena tidak diiringi oleh penambahan angkutan kota dan ruas jalan yang signifikan. Untuk itu kebijakan yang sebaiknya dilakukan oleh pemerintah adalah meratakan pembangunan industri di Kota Malang dan menambah jumlah angkutan umum dan ruas jalan untuk mengatasi kemacetan di Kota Malang. Saran 1. Memperbaiki fasilitas sektor unggulan seperti tempat wisata lokal dan lebih mempublikasikan keunikan Kota Malang. 2. Mengadakan acara tahunan yang lebih nyaman untuk mengenalkan sektor industri atau kerajinan tangan yang berasal dari Kota Malang. 3. Mengurangi pembangunan retail-retail seperti indomaret dan alfamart agar tidak menenggalamkan UMKM dan koperasi yang ada di Kota Malang. 4. Memberikan denda atau pajak yang tinggi bagi industri yang menyebabkan pencemaran akibat limbah yang mereka keluarkan kepada pemukiman masyarakat industri tersebut. 5. Memberikan tarif murah atau sesuai dengan jarak, tidak tarif sama walaupun jarak dekat ataupun jauh. Karena tarif yang tetap sudah sangat mahal yaitu mencapai Rp 4.000 6. Menambah jalur one way dibeberapa titik kemacetan Kota Malang dengan jangka waktu(tidak 24jam) dan mengembalikan jalur one way untuk Jembatan suhat- panjaitan-gajayana-sumbersari-dan-MT.haryono agar aksestabilitas masyarakat menjadi lebih mudah.