Dokumen tersebut membahas tentang Bank Perkreditian Rakyat Syariah (BPRS). BPRS adalah lembaga keuangan yang menerima simpanan berupa deposito dan tabungan serta menyalurkan pinjaman sesuai prinsip syariah. Dokumen ini menjelaskan pengertian, sejarah, tujuan, produk, pendirian, modal, dan tantangan BPRS serta strategi pengembangannya.
PESAN: Jangan langsung di-copy tanpa cross-check dan meng-update informasi baru ya. PLUS, jangan lupa ubah template-nya. :)
Sumber: Siswa biasa.
Bila ada informasi yang kurang, dapat ditambahkan. Kritik dan pesan dapat langsung menghubungi saya. :) Semoga bermanfaat!
Perbankan syariah adalah institusi keuangan yang bergerak dan beroperasi dengan mengacu pada hukum-hukum syariat. produk perbankan syariah tentunya mencerminkan semangat anti riba di masyarakat
PESAN: Jangan langsung di-copy tanpa cross-check dan meng-update informasi baru ya. PLUS, jangan lupa ubah template-nya. :)
Sumber: Siswa biasa.
Bila ada informasi yang kurang, dapat ditambahkan. Kritik dan pesan dapat langsung menghubungi saya. :) Semoga bermanfaat!
Perbankan syariah adalah institusi keuangan yang bergerak dan beroperasi dengan mengacu pada hukum-hukum syariat. produk perbankan syariah tentunya mencerminkan semangat anti riba di masyarakat
DEFINISI
Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya (Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan).
Bank ialah berupa badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (Pasal 1 angka 2).
Bank Perkreditan Rakyat atau yang biasa disebut sebagai BPR adalah bank yang dikenal melayani golongan pengusaha kecil, mikro, maupun menengah. Bank ini menerima simpanan dari masyarakat yang berupa deposito berjangka, tabungan, dan atau bentuk yang dipersamakan dengan itu.
Istilah bank memang tidak dikenal dalam khazanah keilmuan Islam. Yang dikenal adalah istilah jihbiz. Kata jihbiz berasal dari bahasa Persia yang berarti penagih pajak
.
Di zaman Bani Abbasiyah, jihbiz populer sebagai suatu profesi penukaran uang. Pada zaman itu mulai diperkenalkan uang jenis baru yang disebut fulus yang terbuat dari tembaga. Sebelumnya uang yang digunakan adalah dinar (terbuat dari emas) dan dirham (terbuat dari perak).
Menurut schaik (2001) bank syariah adalah sebuah bentuk dari bank modern yang didasarkan pada hukum Islam yang sah, dikembangkan pada abad pertama Islam, menggunakan konsep berbagi resiko dan meniadakan keuangan berdasarkan kepastian serta keuntungan. Sudarsono (2004) berpendapat bahwa yang dimaksud dengan bank syariah ialah lembaga keuangan usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa dalam pembayaran serta peredaran uang yang beroperasi dengan prinsip syariah.
Produksi dalam pandangan islam dapat didefinisikan sebagai upaya manusia untuk
menghasilkkan barang dan jasa yang bermanfaat untuk dirinya sendiri dan masyarakat
secara umum, dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada dan melalui usaha
yang halal dan berkah. Dalam pandangan islam, tujuan produksi tidak hanya untuk
memenuhi kebutuhan materi manusia, tetapi juga untuk mencapai tujuan spiritual yang
lebih tinggi. Produksi yang dijalankan oleh umat islam harus mengarah pada kemaslahatan
bersama dan memperkuat tali persaudaraan antar sesama muslim.
Untuk mencapai tujuan tersebut, Islam menekankan prinsip-prinsip berikut :
Keadilan
1.
Kemaslahatan Bersama
2.
Etika dan Moralitas
3.
Keterkaitan antara Produksi dan Ibadah
4.
2. KONSEP KONSUMSI DALAM ISLAM
Konsumsi dalam pandangan islam adalah suatu aktivitas mengeluarkan harta yang
dilakukan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Konsumsi dapat
dilakukan dengan cara yang halal maupun yang haram, oleh karena itu penting
bagi umat islam agar dapat memenuhi kebutuhannyha dengan cara yang halal
dan membawa berkah.
Konsumsi dalam Islam memiliki peran penting dalam memenuhi kebutuhan
manusia. Dalam islam, konsumsi yang dilakukan dengan cara yang halal dan baik
akan membawa keberkahan dan mendatangkan rizki yang halal. Sebaliknya
konsumsi yang dilakukan dengan cara yang haram dan tidak baik akan membawa
malapetaka dan kehancuran. IInvestasi dalam pandangan Islam adalah upaya memanfaatkan harta dengan cara
menanamkan modal pada bidang-bidang usaha tertentu dengan harapan memperoleh
keuntungan dan berkembangnya usaha tersebut, sekaligus memberikan manfaat bagi
masyarakat.
Tujuan utama investasi dalam Islam adalah untuk memperoleh keuntungan yang halal
dan bermanfaat secara ekonomi serta dapat memberikan manfaat bagi masyarakat.
Investasi dalam Islam juga diharapkan dapat membantu mendorong pertumbuhan ekonomi
dan mengurangi kemiskinan serta ketimpangan sosial. Selain itu, investasi juga dianggap
sebagai cara untuk menghargai dan memanfaatkan sumber daya yang diberikan oleh Allah
SWT.
PERAN INVESTASI DALAM
MEININGKATKAN KESEJAHTERAAN
MASYARAKAT
Investasi memiliki peran penting dalam meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Berikut adalah beberapa kontribusi investasi dalam meningkatkan
kesejahteraan masyarakat:
a. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat melalui Investasi
b. Kontribusi Investasi dalam Menurunkan Tingkat Kemiskinan
c. Peningkatan Kesejahteraan Umum melalui Investasi
4. POTENSI INDUSTRI HALAL
Industri halal memiliki potensi pasar yang besar, terutama di negara-negara mayoritas
Muslim seperti Indonesia, Malaysia, dan Timur Tengah. Selain itu, produk halal juga diminati
oleh konsumen non-Muslim yang mencari produk yang berkualitas, aman dikonsumsi, dan
diproduksi dengan standar yang ketat. Beberapa faktor yang mempengaruhi potensi pasar
industri halal antara lain:
a. Ukuran Pasar Global Industri Halal.
b. Pertumbuhan Pasar Industri Halal.
c. permintaan Masyarakat akan Produk Halal.
Dana desa adalah sebuah program, pemerintah Indonesia yang bertujuan untuk mengalokasikan dana kepada desa-desa di seluruh Indonesia guna mendukung pembangunan, pemberdayaan masyarakat dan peningkatan kesejahteraan di tingkat desa.
2. PENGERTIAN
Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
menurut Undang-undang (UU) Perbankan No. 7 Tahun 1992,
adalah lembaga keuangan bank yang
menerima simpanan hanya dalam bentuk
deposito berjangka tabungan dan atau bentuk
lainnya yang dipersamakan dengan itu dan
menyalurkan dana sebagai usaha BPR.
5. USAHA-USAHA
BPR SYARIAH • Usaha Pengerahan Dana Masyarakat
• Usaha Penyaluran Dana Masyarakat
• Jasa Perbankan lainnya
Secara bertahap bank akan
menyediakan jasa untuk memperlancar
pembayaran berupa proses transfer dan
inkaso, pembayaran rekening air,
listrik, telepon, angsuran KPR, dll. Bank
juga mempersiapkan bentuk pelayanan
berupa dana talang berdasarkan
pembiayaan bai salam.
8. PENDIRIAN
BPR SYARIAH
Dalam pendirian BPR syariah harus
mengacu pada bentuk hukum BPR syariah
yang telah ditentukan dalam UU perbankan,
sebagaimana dalam UU perbankan no 10
tahun 1998 pasal 2, bentuk hukum suatu
BPR syariah dapat berupa :
1. Perseroan terbatas
2. Koperasi
3. Perusahaan daerah
9. Adapun syarat-syarat untuk pendirian BPR syariah adalah sebagai
berikut :
1. BPR syariah hanya dapat didirikan dan melakukan kegiatan
usaha berdasarkan prinsip syariah dengan izin direksi bank
indonesia.
2. BPR hanya dapat didirikan dan dimiliki oleh :
a. Warga negara indonesia
b. Badan hukum indonesia yang seluruh pemilikannya oleh warga
negara indonesia
c. Pemerintah daerah, atau
d. Dua pihak atau lebih sebagaimana dimaksud dalam hurup a,b
dan c
10. SUMBER MODAL
Modal yang harus disetor untuk mendirikan BPR
syariah ditetapkan sekurang-kurangnya sebesar :
1. Rp. 2.000.000.000,- untuk BPR syariah yang
didirikan diwilayah daerah khuhus ibu kota jakarta raya
dan kabupaten/kotamadya tangerang,bogor,bekasi,dan
karawang.
2. Rp.1.000.000.000,- untuk BPR syariah yang
didirikan diwilayah ibu kota propinsi diluar wilayah
seperti tersebut pada butir 1 diatas.
3. Rp.500.000.000,- untuk BPR syariah yang didirikan
diluar wilayah yang disebut pada butir 1 dan 2 diatas.
Modal yang disetor tersebut,
yang digunakan untuk modal kerja bagi BPR, syariah,
wajib sekurang –kurangnya berjumlah 50%. Dengan
kata lain, biaya investasi dalam rangka pendirian BPR
syariah itu tidak boleh melebihi 50% dari modal yang
disetor oleh pendirinya.
11. KENDALA
PERKEMBANGAN
1. BPR syariah kurang dikenal
masyarakat sebagai BPR yang berprinsipkan syariah,
bahkan beberapa pihak menganggap BPR syariah
sama dengan BPR konvensional.
2. Rendahnya sumber daya yang dimiliki oleh BPR
syariah sehingga proses BPR syariah dalam
melakukan aktivitasnya cenderung lambat dan
respon terhadap permasalahan ekonomi rendah.
3. Kurang adanya koordinasi di antara BPR syariah.
4. Aktivitas BPR syariah dibidang keuangan sering kali
tidak “menyisahkan” waktu untuk melakukan
aktivitas yang berhubungan dengan syiar islam
12. Strategi Pengembangan
BPR Syariah 1. Langkah-langkah untuk mensosialisasikan
keberadaan BPR, baik produknya maupun sistem yang
digunakannya. Melalui informasi di media-media
masa, kerjasama dengan lembaga pendidikan/non
pendidikan.
2. Usaha-usaha untuk meningkatkan kualitas SDM
melalui pelatihan-pelatihan mengenai lembaga
keuangan syariah serta lingkungan yang
mempengaruhinya.
3. Melalui pemetaan potensi dan optimasi ekonomi
daerah, hal ini untuk mengeketahui berapa besar
kemampuan BPR syariah dan lembaga keuangan
syariah lain dalam mengelola sumber-sumber
ekonomi yang ada serta untuk meningkatkan koordinasi
di antara lembaga keuangan syariah.
4. Perlu dilakukan kegiatan
rutin keagamaan dgn tujuan
meningkatkan kesadaran
akan peran Islam dalam
bidang ekonomi. Hal ini
akan menjadikan kebijakan
BPRS sesuai dgn kondisi
masyarakat.