Dokumen tersebut membahas strategi produk dan distribusi jasa pendidikan, termasuk bentuk model produk, bauran produk, pengembangan produk baru, dan saluran distribusi. Ada empat model produk yang dijelaskan yaitu model penawaran jasa tambahan, model molekul, model penawaran produk baru, dan model penawaran inti, nyata, dan tambahan. Dokumen ini juga menjelaskan tahapan pengembangan produk baru dan unsur-unsur yang mempengaruhinya.
Pendidikan holistik merupakan suatu filsafat pendidikan yang berangkat dari pemikiran bahwa pada dasarnya seorang individu dapat menemukan identitas, makna dan tujuan hidup melalui hubungannya dengan masyarakat, lingkungan alam, dan nilai-nilai spiritual. Secara historis, pendidikan holistik sebetulnya bukan hal yang baru.
Tujuan pendidikan holistik adalah membantu mengembangkan potensi individu dalam suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan dan menggairahkan, demoktaris dan humanis melalui pengalaman dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Melalui pendidikan holistik, peserta didik diharapkan dapat menjadi dirinya sendiri (learning to be). Dalam arti dapat memperoleh kebebasan psikologis, mengambil keputusan yang baik, belajar melalui cara yang sesuai dengan dirinya, memperoleh kecakapan sosial, serta dapat mengembangkan karakter dan emosionalnya (Basil Bernstein).
Pendidikan holistik memperhatikan kebutuhan dan potensi yang dimiliki peserta didik, baik dalam aspek intelektual, emosional, emosional, fisik, artistik, kreatif, dan spritual. Proses pembelajaran menjadi tanggung jawab personal sekaligus juga menjadi tanggung jawab kolektif, oleh karena itu strategi pembelajaran lebih diarahkan pada bagaimana mengajar dan bagaimana orang belajar. Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam mengembangkan strategi pembelajaran holistik, diantaranya: (1) menggunakan pendekatan pembelajaran transformatif; (2) prosedur pembelajaran yang fleksibel; (3) pemecahan masalah melalui lintas disiplin ilmu, (4) pembelajaran yang bermakna, dan (5) pembelajaran melibatkan komunitas di mana individu berada.
Dalam pendidikan holistik, peran dan otoritas dosen untuk memimpin dan mengontrol kegiatan pembelajaran hanya sedikit dan dosen lebih banyak berperan sebagai sahabat, mentor, dan fasilitator. Peran dosen seperti seorang teman dalam perjalanan yang telah berpengalaman dan menyenangkan.
Kampus sebagaimana Sekolah hendaknya menjadi tempat peserta didik dan dosen bekerja guna mencapai tujuan yang saling menguntungkan. Komunikasi yang terbuka dan jujur sangat penting, perbedaan individu dihargai dan kerjasama (kolaborasi) lebih utama dari pada kompetisi.
Pendidikan holistik merupakan suatu filsafat pendidikan yang berangkat dari pemikiran bahwa pada dasarnya seorang individu dapat menemukan identitas, makna dan tujuan hidup melalui hubungannya dengan masyarakat, lingkungan alam, dan nilai-nilai spiritual. Secara historis, pendidikan holistik sebetulnya bukan hal yang baru.
Tujuan pendidikan holistik adalah membantu mengembangkan potensi individu dalam suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan dan menggairahkan, demoktaris dan humanis melalui pengalaman dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Melalui pendidikan holistik, peserta didik diharapkan dapat menjadi dirinya sendiri (learning to be). Dalam arti dapat memperoleh kebebasan psikologis, mengambil keputusan yang baik, belajar melalui cara yang sesuai dengan dirinya, memperoleh kecakapan sosial, serta dapat mengembangkan karakter dan emosionalnya (Basil Bernstein).
Pendidikan holistik memperhatikan kebutuhan dan potensi yang dimiliki peserta didik, baik dalam aspek intelektual, emosional, emosional, fisik, artistik, kreatif, dan spritual. Proses pembelajaran menjadi tanggung jawab personal sekaligus juga menjadi tanggung jawab kolektif, oleh karena itu strategi pembelajaran lebih diarahkan pada bagaimana mengajar dan bagaimana orang belajar. Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam mengembangkan strategi pembelajaran holistik, diantaranya: (1) menggunakan pendekatan pembelajaran transformatif; (2) prosedur pembelajaran yang fleksibel; (3) pemecahan masalah melalui lintas disiplin ilmu, (4) pembelajaran yang bermakna, dan (5) pembelajaran melibatkan komunitas di mana individu berada.
Dalam pendidikan holistik, peran dan otoritas dosen untuk memimpin dan mengontrol kegiatan pembelajaran hanya sedikit dan dosen lebih banyak berperan sebagai sahabat, mentor, dan fasilitator. Peran dosen seperti seorang teman dalam perjalanan yang telah berpengalaman dan menyenangkan.
Kampus sebagaimana Sekolah hendaknya menjadi tempat peserta didik dan dosen bekerja guna mencapai tujuan yang saling menguntungkan. Komunikasi yang terbuka dan jujur sangat penting, perbedaan individu dihargai dan kerjasama (kolaborasi) lebih utama dari pada kompetisi.
Rencana Pemasaran lembaga Kursus i-tutor.net dan speed mandarinAndi Senopati
Mengelola lembaga kursus adalah seni,..senopati education consultant adalah bagian dari senopati center yang membantu anda mengembangkan lembaga kursus Anda,..Berikut adalah contoh model perencanaan yang dapat di contoh,..bagi Lembaga Kursus lain yang bersifat franchise, lihatlah ciri khas masing-masing,..
Blog : www.senopatieducationcenter.blogspot.com
Website : www.senopaticenter.com ( masih dalam proses )
Kebijakan Pendidikan Tinggi Pascapandemi di IndonesiaTogar Simatupang
MBKM adalah sebuah terobosan dan Indonesia perlu antisipasi pada perkembangan teknologi edukasi dan pemerataan akses ke perguruan tinggi.
Paparan ini memberikan masukan kebijakan pemantapan kebijakan pendidikan tinggi di Indonesia khususnya pasca pandemi.
MENCIPTAKAN BUDAYA PERBAIKAN
Resume:
(Linda Suskie, 2015. Five Dimensions of Quality; a Common Sense Guide To Accreditations and Accountability. San Fransisco; Jossey Bass)
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
kel 6 strategi produk dan distribusi jasa pendidikan
1. STRATEGI PRODUK DAN DISTRIBUSI
JASA PENDIDIKAN
SUB TEMA:
Bentuk model produk jasa pendidikan.
Bauran produk jasa pendidikan.
Tahapan pengembangan produk jasa
pendidikan.
Distribusi jasa pendidikan.
Disusun Oleh:
• Ambar Achsani (210315268)
• Dhofatul Hidayah (210315294)
• Rista Hasanatul Fadillah (210315293)
2. Model Penawaran Jasa Tambahan
Model Penawaran Jasa Pendidikan
Model Molekul
Model Penawaran Produk Jasa Pendidikan Baru
3. Ada empat tahapan penting dalam pengelolaan
penawaran jasa, yaitu:
2. Mengembangkan paket jasa dasar, yaitu paket jasa
pendidikan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
pelanggan jasa pendidikan.
1. Mengembangkan konsep jasa, yaitu menentukan tujuan sekolah
berdasarkan dimana jasa pendidikan dapat dikembangkan.
3. Mengembangkan penawaran jasa tambahan
Augmented Service Offering (ASO), yang terkait
dengan proses jasa pendidikan.
4. Mengelola citra dan komunikasi (image and
communication)
4. Model penawaran jasa pendidikan
Ada 3 tingkat dalam penawaran jasa pendidikan,
yaitu
2.Penawaran jasa nyata. Fasilitas ini adalah
untuk meningkatkan nilai jasa inti pendidikan
dan manfaatnya bagi pelanggan jasa
pendidikan.
1. Penawaran jasa inti, yang mengukur manfaaat
inti pendidikan atau jasa inti pendidikan.
3. Penawaran jasa tambahan, yaitu jasa
tambahan dan manfaat jasa pendidikan yang
ditawarkan pada pasar sasaran jasa pendidikan
di luar penawaran jasa inti dan penawaran jasa
nyata
5. Shostack mengembangkan model molekul yang diterapkan
pada produk dan jasa dengan menggunakan analogi kimia
untuk membantu pemasar melakukan visualisasi serta
mengelola “entitas total pasar”. Sama seperti ketika meramu
bahan kimia, perubahan pada salah satu unsur apat
mengubah sifat entitasnya.
• Bukti penting, yang tidak dapat dimiliki pelanggan jasa
pendidikan
Ada dua macam bukti jasa, yaitu sebagai
berikut
• Bukti pendukung, yang dimilikinya sebagai bagian dari
pembelian jasa pendidikan yang memiliki sedikit atau tidak
memiliki nilai independen (misalnya kartu pelajar) dan
hanya disediakan untuk memperkuat keberadaan jasa
pendidikan.
6. Model penawaran produk jasa pendidikan
baruChan dan Swatman menemukan tiga entitas utama
yang akan mempengaruhi pengembang program
pendidikan dan menawarkan produk jasa pendidikan
yang baru, yaitu:
3. Entitas pemerintah dan masyarakat, yang meliputi berbagai
kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan, dukungan
masyarakat, dan sosial ekonomi
1. Entitas penyedia jasa pendidikan, yang meliputi faktor-
faktor seperti waktu pengembangan dan sumber daya
2. Entitas siswa, yang meliputi manfaat yang dirasakan oleh sisw
serta harapan dan gaya pembelajaran siswa.
7. Bauran produk jasa pendidikan merupakan
kumpulan semua produk jasa pendidikan dan
unit produk jasa pendidikan yang ditawarkan
oleh sekolah kepada pelanggan jasa
pendidikan. Lockhart mengelompokkan bauran
produk jasa pendidikan menjadi 4 kelompok,
yaitu:
Siswa adalah produk jasa pendidikan yang paling
terlihat secara fisik. Sekolah unggul memilii
karakteristik siswa yang mampu memenuhi atau
melebihi standar pendidikan
Kurikulum yang bagus adalah kurikulum yang
memiliki karakteristik sbb: tepat, khusus, luas, dan
inovatif, dapat memenuhi kebutuhan siswa, dapat
mengembangkan suatu program belajar mengajar baru
atau memperbaiki kurikulum yang ada dan dapat
digunakan sepenuhnya oleh guru.
8. Aktivitas ekstrakurikuler dapat menarik perhatian
siswa dan orang tua karena akan meningkatkan
pengalaman pembelajaran siswa. Sekolah seharusnya
menyediakan sumber daya yang memadai untuk
mendukung program ekstrakurikuler dan bermitra
dengan kelompok profesi di luar sekolah agar bisa
menyediakan sumber daya pendidikan tambahan atau
pelatihan bagi siswa.
Sekolah sebagai pusat kegiatan masyarakat
Sekolah merupakan tempat kegiatan masyarakat
karena menyediakan tempat pertemuan yang
membahas masalah kewarganegaraan, tempat
pemungutan suara, atau menyelenggarakan
pendidikan bagi orang dewasa. Oleh sebab itu, saat
melakukan penilaian terhadapa sekolah, pemasar jasa
pendidikan dapat memeprhatikan hal-hal tersebut atau
pun menilai kualitas interaksi sekolah terhadap
masyarakat
9. Strategi produk baru, mencakup kesesuaian antara teknologi
pendidikan dan pemasaran jasa pendidikan, sifat dan tingkat
keunggulan produk jasa pendidikan baru, serta tingkat sinergi
dan penerimaan resiko yang dihadapi sekolah.
Menghasilkan gagasan yang datang dari sumber-sumber,
seperti: pelanggan jasa pendidikan, karyawan sekolah,
penyalur jasa pendidikan, sekolah kompetitor, penelitian dan
pengembangan, serta konsultan.
Penyaringan gagasan, yaitu menghapus gagasan yang tidak
sejalan dengan strategi produk jasa pendidikan.
Tahapan pengembangan produk baru yang dapat
digunakan oleh dunia pendidikan, adalah sebagai
berikut:
10. Pengembangan dan pengujian konsep, yaitu melakukan
uji coba konsep agar dapat menilai gagasan produk jasa
pendidikan baru sebelum bentuk asli produk jasa
pendidikan dibuat.
Analisis usaha, yaitu memperhitungkan aspek
permintaan, biaya, dan penjualan jasa pendidikan
Peluncuran, merupakan keputusan untuk memasarkan
produk jasa pendidikan
Pengembangan dan pengujian produk, yaitu
pengembangan bentuk asli produk jasa pendidikan
Uji coba pemasaran, yaitu bentuk pengenalan produk
yang terbatas untuk menentukan reaksi calon
pelanggan jasa pendidikan pada situasi pasar jasa
pendidikan tertentu
11. Secara umum, distribusi dapat diartikan sebagai
kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar
dan mempermudah penyampaian barang dan jasa
dari produsen ke konsumen sehingga
penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan
Saluran distribusi jasa pendidikan juga berkaitan dengan
lokasi, penampilan, dan fasilitas distribusi jasa
pendidikan dimana jasa pendidikan disampaikan
sehingga mempengaruhi aksebilitas dan ketersediaan
jasa pendidikan
Saluran distribusi jasa tidak hanya mengacu pada
dimana produk jasa pendidikan dapat disampaikan,
tetapi juga bagaimana cara penyampaian produk jasa
pendidikan.