Terdapat banyak kasus penebangan liar yang diajukan ke pengadilan namun divonis bebas. Hal ini dikarenakan unsur melawan hukum dalam UU kehutanan hanya dapat menjerat pelaku lapangan. Sementara itu, pembangunan HTI diperbolehkan menebang hutan alam dengan alasan tertentu berdasarkan peraturan yang ada. Perlu pendekatan peraturan anti korupsi dan pencucian uang untuk menjerat pelaku utama dan pej
Upaya Mitigasi dan Perubahan Iklim dengan Pemanfaatan Mangrove (Climate Chang...CIFOR-ICRAF
Presented by Fegi Nurhabni, S.T., M.T., M.Sc. – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) in sub-national workshop on Increasing Capacity of Local Community and Sub-National Government on Mangrove Restoration and Food Security on 12 July 2022
Upaya Mitigasi dan Perubahan Iklim dengan Pemanfaatan Mangrove (Climate Chang...CIFOR-ICRAF
Presented by Fegi Nurhabni, S.T., M.T., M.Sc. – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) in sub-national workshop on Increasing Capacity of Local Community and Sub-National Government on Mangrove Restoration and Food Security on 12 July 2022
menurut saya ada contoh gambar di hal 18 dan 38 yang kurang sesuai untuk hutan kota, dimana sebaiknya tidak ada perkerasan permanen di hutan kota. contoh daripada menggunakan concrete block sebaiknya menggunakan grass block. Contoh lain adalah dari gambar contoh hutan kota di hal 38 mungkin kurang tepat untuk hutan kota karena persentasi bangunan sudah sangat besar dan vegetasi terbatas. Model dalam contoh di hal 38 lebih tepat disebut taman kota. :)
Rehabilitasi Mangrove Untuk Mitigasi Perubahan IklimCIFOR-ICRAF
Presented by Dr. M. Zainal Arifin, SHut MSi., Direktur Rehabilitasi Perairan Darat dan Mangrove Ditjen PDASRH, KemenLHK at Webinar - Coastal Zone Rehabilitation for Low Carbon Development on 31 March 2022.
kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan atau kegiatan di Indonesia.
Aturan, Regulasi: Perlindungan dan Pemanfaatan Hiu di IndonesiaDidi Sadili
Baru satu jenis hiu yang telah memiliki status dilindungi yang berarti penangkapan, pemanfaatan, dan perdagangannya diatur secara khusus. demikian juga, ada 5 jenis hiu indonesia yang masuk dalam daftar apendiks CITES dimana perdagangan internasionalnya harus mengikuti ketentuan CITES yang berlaku
menurut saya ada contoh gambar di hal 18 dan 38 yang kurang sesuai untuk hutan kota, dimana sebaiknya tidak ada perkerasan permanen di hutan kota. contoh daripada menggunakan concrete block sebaiknya menggunakan grass block. Contoh lain adalah dari gambar contoh hutan kota di hal 38 mungkin kurang tepat untuk hutan kota karena persentasi bangunan sudah sangat besar dan vegetasi terbatas. Model dalam contoh di hal 38 lebih tepat disebut taman kota. :)
Rehabilitasi Mangrove Untuk Mitigasi Perubahan IklimCIFOR-ICRAF
Presented by Dr. M. Zainal Arifin, SHut MSi., Direktur Rehabilitasi Perairan Darat dan Mangrove Ditjen PDASRH, KemenLHK at Webinar - Coastal Zone Rehabilitation for Low Carbon Development on 31 March 2022.
kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan atau kegiatan di Indonesia.
Aturan, Regulasi: Perlindungan dan Pemanfaatan Hiu di IndonesiaDidi Sadili
Baru satu jenis hiu yang telah memiliki status dilindungi yang berarti penangkapan, pemanfaatan, dan perdagangannya diatur secara khusus. demikian juga, ada 5 jenis hiu indonesia yang masuk dalam daftar apendiks CITES dimana perdagangan internasionalnya harus mengikuti ketentuan CITES yang berlaku
Perdagangan orang (human trafficking) oleh Amnesty International disebut sebagai perbudakan manusia moderen. Fenomena ini dianggap lebih banyak terjadi di luar negeri, padahal perdagangan orang maupun perbudakan moderen juga banyak terjadi di dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Eufemisme terasa sekali dalam penyebutan kasus perdagangan orang, dengan menyebut ‘tenaga kerja ilegal’. Padahal jelas hal yang diperdagangkan bukan lagi ‘tenaga kerja’, tetapi ‘orangnya’. Perbedaannya, jika hanya menjual ‘tenaga kerjanya’ maka itu bisa disebut sebagai tenaga kerja, tetapi ketika sang subyek tidak lagi memiliki otoritas atas dirinya, maka ia sebagai manusia telah dijual. Ia telah di-eksploitasi, dan manusia telah menjadi komoditas. Ini lah yang disebut perdagangan orang. (Dominggus Elcid Li dan Paul SinlaEloE, 2014).
Upaya pemerintah RI untuk mempersempit ruang gerak kejahatan kehutananCIFOR-ICRAF
Presentation by Direktur Penyidikan dan Perlindungan Hutan,
Upaya pemerintah RI untuk mempersempit ruang gerak kejahatan kehutanan
Objective : Seminar Upaya Penegakan Hukum Terpadu
dalam Memberantas Pembalakan Liar.
29 June 2010, Jakarta
Membongkar Praktek SDA Asing di Indonesia dan Transaksi Politik; Oleh WALHI K...Yandi Novia (Debu Yandi)
Dalam hal kekayaan alam, Indonesia termasuk yang terkaya di dunia. Tetapi, dalam hal kemakmuran, pendapatan perkapita rakyat Indonesia masih tertinggal jauh di belakang. Jika kita membandingkan Indonesia dengan Singapura. “Singapura, yang tidak punya SDA, bisa maju dan pendapatan per kapita warganya mencapai US$ 48. 595 per orang per tahun. Sedangkan Indonesia, negeri yang kaya SDA, pendapatan per kapita warganya hanya US$ 3.452 per orang per tahun.
Mejorando la estimación de emisiones GEI conversión bosque degradado a planta...CIFOR-ICRAF
Presented by Kristell Hergoualc'h (Scientist, CIFOR-ICRAF) at Workshop “Lecciones para el monitoreo transparente: Experiencias de la Amazonia peruana” on 7 Mei 2024 in Lima, Peru.
Inclusión y transparencia como clave del éxito para el mecanismo de transfere...CIFOR-ICRAF
Presented by Lauren Cooper and Rowenn Kalman (Michigan State University) at Workshop “Lecciones para el monitoreo transparente: Experiencias de la Amazonia peruana” on 7 Mei 2024 in Lima, Peru.
Avances de Perú con relación al marco de transparencia del Acuerdo de ParísCIFOR-ICRAF
Presented by Berioska Quispe Estrada (Directora General de Cambio Climático y Desertificación) at Workshop “Lecciones para el monitoreo transparente: Experiencias de la Amazonia peruana” on 7 Mei 2024 in Lima, Peru.
Land tenure and forest landscape restoration in Cameroon and MadagascarCIFOR-ICRAF
FLR is an adaptive process that brings people (including women, men, youth, local and indigenous communities) together to identify, negotiate and implement practices that restore and enhance ecological and social functionality of forest landscapes that have been deforested or degraded.
ReSI-NoC - Strategie de mise en oeuvre.pdfCIFOR-ICRAF
Re nforcer les S ystèmes d’ I nnovations
agrosylvopastorales économiquement
rentables, écologiquement durables et
socialement équitables dans la région du
No rd C ameroun
ReSI-NoC: Introduction au contexte du projetCIFOR-ICRAF
Renforcer les systèmes d’innovation agricole en vue de
promouvoir des systèmes de production agricole et
d’élevage économiquement rentables, écologiquement
durables et socialement équitables dans la région du
Nord au Cameroun (ReSI-NoC)
Renforcer les Systèmes d’Innovations agrosylvopastorales économiquement renta...CIFOR-ICRAF
Renforcer les Systèmes d’Innovations agrosylvopastorales économiquement rentables, écologiquement durables et socialement équitables dans la région du
Nord Cameroun
Introducing Blue Carbon Deck seeking for actionable partnershipsCIFOR-ICRAF
Presented by Daniel Murdiyarso (Principal Scientist, CIFOR-ICRAF) at the "Climate Change Adaptation and Mitigation with Mangrove Ecosystems: Introducing Mangrove Ecosystems Strategies to the Climate Change Agenda" event in Bogor, 29 April 2024.
A Wide Range of Eco System Services with MangrovesCIFOR-ICRAF
Presented by Mihyun Seol and Himlal Baral (CIFOR-ICRAF) at the "Climate Change Adaptation and Mitigation with Mangrove Ecosystems: Introducing Mangrove Ecosystems Strategies to the Climate Change Agenda" event in Bogor, 29 April 2024.
Presented by Citra Gilang (Research Consultant, CIFOR-ICRAF) at the "Climate Change Adaptation and Mitigation with Mangrove Ecosystems: Introducing Mangrove Ecosystems Strategies to the Climate Change Agenda" event in Bogor, 29 April 2024.
Peat land Restoration Project in HLG LonderangCIFOR-ICRAF
Presented by Hyoung Gyun Kim (Korea–Indonesia Forest Cooperation Center) at the "Climate Change Adaptation and Mitigation with Mangrove Ecosystems: Introducing Mangrove Ecosystems Strategies to the Climate Change Agenda" event in Bogor, 29 April 2024.
Sungsang Mangrove Restoration and Ecotourism (SMART): A participatory action ...CIFOR-ICRAF
Presented by Beni Okarda (Senior Research Officer, CIFOR-ICRAF) at the "Climate Change Adaptation and Mitigation with Mangrove Ecosystems: Introducing Mangrove Ecosystems Strategies to the Climate Change Agenda" event in Bogor, 29 April 2024.
Coastal and mangrove vulnerability assessment In the Northern Coast of Java, ...CIFOR-ICRAF
Presented by Phidju Marrin Sagala (Research Consultant, CIFOR-ICRAF) at the "Climate Change Adaptation and Mitigation with Mangrove Ecosystems: Introducing Mangrove Ecosystems Strategies to the Climate Change Agenda" event in Bogor, 29 April 2024.
Carbon Stock Assessment in Banten Province and Demak, Central Java, IndonesiaCIFOR-ICRAF
Presented by Milkah Royna (Student Intern, CIFOR-ICRAF) at the "Climate Change Adaptation and Mitigation with Mangrove Ecosystems: Introducing Mangrove Ecosystems Strategies to the Climate Change Agenda" event in Bogor, 29 April 2024.
Cooperative Mangrove Project: Introduction, Scope, and PerspectivesCIFOR-ICRAF
Presented by Bora Lee (Warm-Temperate and Subtropical Forest Research Center, NIFoS Jeju, Republic of Korea) at the "Climate Change Adaptation and Mitigation with Mangrove Ecosystems: Introducing Mangrove Ecosystems Strategies to the Climate Change Agenda" event in Bogor, 29 April 2024.
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa BaratEldi Mardiansyah
Di dalamnya mencakup Presentasi tentang Pendampingan Individu 2 Pendidikan Guru Penggerak Aangkatan ke 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat tahun 2024 yang bertemakan Visi dan Prakarsa Perubahan pada SMP Negeri 4 Ciemas. Penulis adalah seorang Calon Guru Penggerak bernama Eldi Mardiansyah, seorang guru bahasa Inggris kelahiran Bogor.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
2. Pendahuluan
• Berdasarkan data Departemen Kehutanan dari 2004-2008 ada 2000 kasus
kehutanan dimana s/d 2007 kasus yang belum terselesaikan berjumlah 600
kasus
• Selama 2007 dilaporkan 1.749 kasus dengan TSK 1.717 orang dan kasus yang
selesai 1.260 kasus dengan BB yang disita 503.471m3 dan 405.828 kayu bulat
• Data Bareskrim sepanjang 2006 jumlah TP pembalakan liar yang ditanggani
mencapai 3.711 kasus dengan TSK 5.217 serta jumlah kasus selesai 2.407 kasus
dengan BB 494.810 m3 kayu olahan
• Data Bareskrim Mabes Polri dari 116 perkara hasil OHL di Papua 29 perkara
telah di vonis PN namun 17 diantaranya di vonis bebas dan sisanya divonis
ringan
• Selama 2006-2008 Departemen Keuangan melaporkan uang negara yang
berhasil diselamatkan sebesar Rp 209,7M (2006) dan Rp 83,3 M (2007) dan
hasil 2 tahun ini sebanding dengan 3,6% dari jumlah total uang negara yang
telah diselamatkan periode 2004-2008 oleh Kejaksaan (sumber:
www.kejaksaan.org)
• Kerugian materil akibat maraknya aksi pembalakan liar (illegal logging)
mencapai Rp 562 Triliun dimana sebanyak Rp 532 Triliun merupakan akumulasi
kerugian ekonomi akibat dampak tidak langsung illegal logging terhadap
kerusakan lingkungan dan sebanyak Rp 30 Triliun merupakan kerugian negara
akibat hilangnya potensi pendapatan dari sector kehutanan
3. Problem?
• Definisi tidak secara tegas
dijelaskan dalam UU peraturan yang ada
padahal pengertian menjadi sangat penting
untuk memberikan batasan terhadap
tindakan-tindakan apa yang termasuk
kedalam lingkup Illegal logging.
(dalam aturan yang ada, mengenal istilah penebangan
kayu ilegal)
4. Total Kasus yang masuk di Pengadilan
(2006)
Status 65% 35%
Total Kasus
0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000
Unsur pasal-pasal krusial yang mengatur tentang PKI seperti apa yang
ditentukan dalam Pasal 50 UUK cendrung hanya dapat menjerat pelaku
lapangan
5. • Secara umum illegal logging mengandung
makna serangkaian pelanggaran yang terjadi
di bidang kehutanan meliputi penebangan,
pengangkutan, pengolahan hingga kegiatan
jual beli (termasuk ekspor-impor) kayu yang
tidak sah atau bertentangan dengan aturan
hukum yang berlaku, atau perbuatan yang
dapat menimbulkan kerusakan hutan.
• Essensi yang penting dalam praktek
penebangan liar (illegal logging) ini adalah
perusakan hutan yang akan berdampak pada
kerugian baik dari aspek ekonomi, ekologi,
maupun sosial budaya dan lingkungan.
6. Unsur pasal-pasal krusial yang mengatur tentang
Penebangan Kayu Illegal seperti apa yang
ditentukan dalam Pasal 50 UUK cendrung hanya
dapat menjerat pelaku lapangan
Contoh: Dari 155 kasus ilegal
logging di tahun 2006, hanya 10
yang diajukan ke pengadilan dan
dari jumlah tersebut 9 diantaranya
di vonis bebas (sumber: ICEL)
7. Trend 2000-an, kasus TP Kehutanan
yang dilimpahkan ke pengadilan
sebagian besar memiliki izin
pengelolaan hutan.
Unsur penting dalam pidana kehutanan
adalah “unsur melawan hukum” artinya
tindakan baru dapat dikenai sanksi
pidana jika jika “setiap orang”
melakukan kegiatan menebang,
mengangkut, mengolah dan
memeanfaatkan hutan dilakukan secara
melawan hukum..
8. Terhadap Kasus Riau
Provinsi Riau merupakan salah satu provinsi di
Indonesia yang laju degradasi hutan akibat
pembalakan liar/illegal loging tergolong tinggi
(Disertasi Marissa Haque)
Selama kurun waktu 26 tahun (1982-2008) Propinsi
Riau sudah kehilangan tutupan hutan alam seluas 4,1
Juta hectare. Pada tahun 1982 tutupan hutan alam di
Provinsi Riau masih meliputi 78% (6.415.655 hektar)
dan hingga 2008 hutan alam yang tersisa 2,3 juta
hectare (28% dari luasan daratan Riau).
Dalam Kurun waktu tersebut provinsi Riau rata-rata
setiap tahun kehilangan hutan alam-nya seluas
160.000 Hectare/tahun
10. KenaPa Bisa TerJadi?
1. Sistem pengelolaan hutan yang masih membuka
ruang terjadinya praktek -praktek pengrusakan
hutan, disamping ekspansi perkebunan yang juga
marak terjadi di hutan alam, misalnya : dalam
pasal 28:2 UU 41/1999 Usaha pemanfaatan
Hutan Tanaman diutamakan dilaksanakan pada
hutan yang tidak produktif dalam rangka
“mempertahankan hutan alam”. Penjelasan ini
menunjukan juga bahwa dengan alasan tertentu
menebang HA untuk pembangunan HTI
diperbolehkan..
2. Perbedaan supply dan demand dimana terjadi
kesenjangan akan kebutuhan bahan baku dan ini
menjadi pemicu dari maraknya ilegal logging
11. Terhadap Kasus-kasus Lain
• Penggunaan peraturan perundangan sebagai acuan: Dalam
hal penetapan kawasan lindung gambut/KLG dalam
RTRWP, DepHut menganggap bahwa RTRWP tidak dapat
sebagai acuan, karena padu-serasi antara TGHK dan
RTRWP belum dilakukan. Oleh karena itu seluruh ijin HTI di
Riau, menurut DepHut, menggunakan acuan TGHK dan
bukan RTRWP. Hal ini membawa konsekuensi tuduhan
pelanggaran peraturan-perundangan menjadi rancu –
akibat ketidak-pastian acuan hukum.
• Perbedaan interpretasi mengenai kriteria hutan tidak
produktif yang dapat dilakukan pembangunan HTI bahwa
beberapa konsesi HTI dibangun di dalam kawasan hutan
produksi yang masih produktif.
12. APP: 679,424 ha
APRIL: 697,400 ha
Not Known 545,323 ha
Industrial Timber Plantation Concession, 2005
Industrial Timber Plantation Concession Riau, 2005
Total: 1,949,147 ha
Total: 1,949,147 ha
572,232
984,395
338,773
441,912 235,757
192,946
329,894 156,864
122,870 122,123
192,946 57,032
50,160 73,390
MoF MoF principal District heads No information APP APRIL Not Know n
13. SKEMA PROSES PERIZINAN TERHADAP KAITAN DENGAN ILEGAL LOGGING
TEBANG HUTAN
SESUAI
KETENTUAN
PEMEGANG TEBANG
PROSES
IJIN DGN HUTAN DI
SURAT IJIN UU RI NO 23 / 1997
PROSES YG KAWASAN
YG BENAR PSL 41 (1)
BENAR LINDUNG
PASAL 46 (1)
TEBANG
KAYU
LARANGAN
MENEBANG TINDAK
HUTAN DGN PIDANA
IJIN TEBANG HUTAN
SESUAI
KETENTUAN UU RI NO 41 / 1999
PASAL 50
PEMEGANG TEBANG
PROSES AYAT (2)
IJIN DGN HUTAN DI
SURAT IJIIN AYAT (3) huruf a
PROSES YG KAWASAN
YG SALAH JO 78 ayat (1), (14)
SALAH LINDUNG
TEBANG
KAYU
LARANGAN
14. PP 7 / 1990
16 Maret 1990 1. Kriteria Areal Hutan untuk HTI : Hutan Produksi yang tidak produktif
2. Areal tidak produktif adalah areal dengan potensi maksimal 20 M3 /
SK 200 / 1994 HA
1. Memberi kewenangan Kepala Daerah menerbitkan IUPHHK-HT
2. Kriteria areal hutan untuk IUPHHK-HT : Hutan Produksi tetap berupa tanah
kosong, padang alang-alang, semak belukar, tidak terdapat pohon
Sk 10.1/2000 berdiameter lebih dari 10 cm untuk semua jenis kayu dengan volume < 5 M3
6 Nop 2000 / ha
3. Bagian-bagian yang masih bervegetasi hutan alam di dalam areal usaha
Sk 21/2001 hutan tanaman, dienclave sebagai blok konservasi untuk diadakan
31 Jan 2001 pengamanan oleh pemegang izin usaha hutan tanaman yang bersangkutan
dari berbagai gangguan sehingga dapat berkembang menjadi hutan alam
yang baik (pasal 3 ayat 7 SK 10.1)
1. Kewenangan Kepala Daerah menerbitkan IUPHHK-HT dicabut.
PP 34/2002 2. Kriteria areal IUPHHK-HT: Pada lahan kosong, padang alang-alang dan atau
8 Juni 2002 semak belukar pada Hutan Produksi
3. Skep IUPHHK-HT yang terbit setelah Tahun 2002 oleh Kepala Daerah berarti
menyalahi PP ini
PP 6/2007 1. Mencabut PP 34/2002
8 januari 2007 2. Kriteria areal hutan untuk IUPHHK –HTI adalah pada areal hutan produksi
yang tidak produktif. (tidak berubah dari ketentuan sebelumnya)
15. Setelah Keluarnya PP Sebelum Keluarnya PP
34/2002 34/2002
Pemberian IUPHHK-HT
BKUPHHK-HT
Diajukan kepada
Menhut selambat 1
tahun setelah Pengajuan Permohonan
IUPHHK-HT RKUPHHK-HT
Hanya dapat
diberikan 1 kali dan
berlaku selama-
Pengajuan Permohonan lamanya 12 bulan
RKLUPHHK-HT sejak diterbitkannya
IUPHHKHT
RKTUPHHK-HT (Kadishut Prov)
•Cacat Hukum
•Meninjau Modus pelanggaran :
kembali/Membatalkan Melakukan penebangan dengan menggunakan
perizinan HTI perizinan RKT‐BK IUPHHKHT yang tidak sesuai
•Verifikasi terhadap izin dengan ketentuan peraturan dan perundangan yang
berlaku.
Membangun Hutan Tanaman Industri pada areal
konsesi yang diperoleh dari perizinan yang sarat
dengan unsur suap / Korupsi
16. Kawasan Lindung Gambut
864,325 ha / 45% areal HTI
berada pada kawasan gambut
kedalaman lebih 3 m
230,624 ha atau 70% areal
HTI perijinan dari Bupati
berada pada kawasan gambut
kedalaman lebih 3 m
Keputusan Presiden
Nomor 32 Tahun 1990
17. Kawasan Lindung RTRWP 1994
458,569 ha atau 23,9%
areal HTI tumpang tindih
dengan Kawasan Lindung
RTRWP 1994
53,869 ha atau 16,3% areal
HTI perijinan dari Bupati
tumpang tindih
dengan Kawasan Lindung
RTRWP 1994
18.
19. Kesimpulan dan Rekomendasi
• Banyak kasus pembalakan liar yang dituntut, pada akhirnya
divonis bebas murni di pengadilan sehingga dampak jera
tidak terjadi terlebih jika dilihat dari unsur melawan
hukum pada UU 41/1999 maka kecendrungan hanya
pelaku lapangan saja yang akan terjerat.
• Meskipun dalam UU 23/1997, merusak hutan yang
berdampak pada kerusakan lingkungan adalah kejahatan
(sebagaimana dijelaskan dalam pasal 48) namun jika
disandingkan dengan UU 41/1999 dalam kaitan pemberian
izin HTI, maka pembangunan HTI diperbolehkan menebang
hutan alam dengan alasan tertentu.
• Pendekatan UU Tipikor dan Anti Money Laundry –
dimungkinkan efektif untuk menjerat pelaku utama serta
dugaan terhadap pemberi izin dan atau pejabat yang
terkait dalam proses izin maupun pemberi rekomendasi.
20.
21. Dalam UU 41/1999 Pasal 50, Setiap orang dilarang;
• Merusak prasarana dan sarana perlindungan hutan, melakukan kegiatan yang
menimbulkan kerusakan hutan, menduduki kawasan hutan secara tidak sah;
merambah kawasan hutan; membakar hutan; menebang pohon atau memanen atau
memungut hasil hutan di dalam hutan tanpa memiliki hak atau izin dari pejabat yang
berwenang; menerima, membeli atau menjual, menerima tukar, menerima titipan,
menyimpan, atau memiliki hasil hutan yang diketahui atau patut diduga berasal dari
kawasan hutan yang diambil atau dipungut secara tidak sah; mengangkut, menguasai,
atau memiliki hasil hutan yang tidak dilengkapi bersama-sama dengan surat
keterangan sahnya hasil hutan; menggembalakan ternak di dalam kawasan hutan yang
tidak ditunjuk secara khusus untuk maksud tersebut oleh pejabat yang berwenang;
membawa alat-alat berat dan atau alat-alat lainnya yang lazim atau patut diduga akan
digunakan untuk mengangkut hasil hutan di dalam kawasan hutan, tanpa izin pejabat
yang berwenang; membawa alat-alat yang lazim digunakan untuk menebang,
memotong, atau membelah pohon di dalam kawasan hutan tanpa izin pejabat yang
berwenang; membuang benda-benda yang dapat menyebabkan kebakaran dan
kerusakan serta membahayakan keberadaan atau kelangsungan fungsi hutan ke dalam
kawasan hutan; dan mengeluarkan, membawa, dan mengangkut tumbuh-tumbuhan
dan satwa liar yang tidak dilindungi undang-undang yang berasal dari kawasan hutan
tanpa izin dari pejabat yang berwenang. Ketentuan tentang mengeluarkan, membawa,
dan atau mengangkut tumbuhan dan atau satwa yang dilindungi, diatur sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.