Sistem endokrin terdiri dari kelenjar-kelenjar yang menghasilkan hormon. Kelenjar-kelenjar tersebut antara lain hipotalamus, hipofisis, tiroid, paratiroid, adrenal, pankreas, ovarium, dan testis. Masing-masing kelenjar memproduksi hormon tertentu dan berperan dalam proses metabolisme, pertumbuhan, dan perkembangan tubuh.
Dokumen tersebut membahas tentang hipertensi atau tekanan darah tinggi, yang didefinisikan sebagai kondisi dimana tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan diastolik lebih dari 90 mmHg. Dokumen tersebut menjelaskan gejala, penyebab, patofisiologi, klasifikasi, dan penatalaksanaan hipertensi, termasuk pentingnya mengontrol diet rendah garam, olahraga teratur, dan mengkonsumsi obat antihip
Kedaruratan medis dapat terjadi akibat berbagai penyebab seperti infeksi, cedera, atau gangguan sistem tubuh. Gejala umum meliputi demam, nyeri, sesak napas, dan perubahan kesadaran. Penanganan awal penting untuk menjaga jalan napas dan memantau kondisi pasien sebelum dirujuk ke fasilitas kesehatan.
Tinjauan kasus pasien Ny. "S" yang mengalami gastroenteritis mencakup:
1. Identitas pasien wanita berumur 23 tahun dengan keluhan demam, diare dan muntah
2. Riwayat penyakit sekarang mengalami panas badan dan diare 5 kali sehari selama 2 hari
3. Pemeriksaan fisik menunjukkan keadaan umum lemah dan panas beserta tanda vital tidak normal
Dokumen tersebut membahas tentang gigitan ular dan penatalaksanaannya, meliputi definisi gigitan ular, anatomi dan fisiologi kulit, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis dan penatalaksanaan medik pada korban gigitan ular. Secara khusus ditekankan pentingnya menjaga korban tetap tenang dan menghindari aktivitas berlebihan hingga tiba di fasilitas kesehatan.
Sistem endokrin terdiri dari kelenjar-kelenjar yang menghasilkan hormon. Kelenjar-kelenjar tersebut antara lain hipotalamus, hipofisis, tiroid, paratiroid, adrenal, pankreas, ovarium, dan testis. Masing-masing kelenjar memproduksi hormon tertentu dan berperan dalam proses metabolisme, pertumbuhan, dan perkembangan tubuh.
Dokumen tersebut membahas tentang hipertensi atau tekanan darah tinggi, yang didefinisikan sebagai kondisi dimana tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan diastolik lebih dari 90 mmHg. Dokumen tersebut menjelaskan gejala, penyebab, patofisiologi, klasifikasi, dan penatalaksanaan hipertensi, termasuk pentingnya mengontrol diet rendah garam, olahraga teratur, dan mengkonsumsi obat antihip
Kedaruratan medis dapat terjadi akibat berbagai penyebab seperti infeksi, cedera, atau gangguan sistem tubuh. Gejala umum meliputi demam, nyeri, sesak napas, dan perubahan kesadaran. Penanganan awal penting untuk menjaga jalan napas dan memantau kondisi pasien sebelum dirujuk ke fasilitas kesehatan.
Tinjauan kasus pasien Ny. "S" yang mengalami gastroenteritis mencakup:
1. Identitas pasien wanita berumur 23 tahun dengan keluhan demam, diare dan muntah
2. Riwayat penyakit sekarang mengalami panas badan dan diare 5 kali sehari selama 2 hari
3. Pemeriksaan fisik menunjukkan keadaan umum lemah dan panas beserta tanda vital tidak normal
Dokumen tersebut membahas tentang gigitan ular dan penatalaksanaannya, meliputi definisi gigitan ular, anatomi dan fisiologi kulit, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis dan penatalaksanaan medik pada korban gigitan ular. Secara khusus ditekankan pentingnya menjaga korban tetap tenang dan menghindari aktivitas berlebihan hingga tiba di fasilitas kesehatan.
8
Dokumen tersebut membahas tentang hipertensi sebagai salah satu penyakit kardiovaskuler yang umum di masyarakat. Hipertensi dapat menyebabkan berbagai komplikasi seperti stroke, gagal ginjal, dan kebutaan. Dokumen juga menjelaskan definisi, etiologi, patofisiologi, gejala, dan pemeriksaan penunjang untuk hipertensi.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem triase dalam penanganan korban bencana. Sistem triase digunakan untuk menentukan prioritas perawatan korban berdasarkan tingkat keparahannya dengan mempertimbangkan sumber daya yang tersedia. Dibahas pula pengertian kegawatdaruratan, kasus yang dapat terjadi, prinsip triase, dan penanganan prioritas berdasarkan pengkajian primer ABC (Airway, Breathing, Circulation).
1. Dokumen tersebut membahas tentang konsep dasar penyakit impaksi serumen, yang disebabkan oleh penumpukan serumen di liang telinga yang menyebabkan rasa tertekan dan gangguan pendengaran. Dokumen ini juga membahas gejala, pemeriksaan, dan penatalaksanaan dari penyakit tersebut.
Makalah ini membahas tentang sistem muskuloskeletal yang meliputi definisi, anatomi, dan penyakit-penyakitnya. Sistem ini terdiri atas otot, tendon, ligamen, dan tulang yang bekerja sama untuk menopang tubuh dan memungkinkan pergerakan. Tulang terdiri atas tengkorak, tulang dada, belakang, dan anggota gerak. Otot terbagi menjadi otot rangka, polos, dan jantung. Makalah ini juga membahas pen
Anatomi dan Fisiologi Sistem KardiovaskulerYesi Tika
Dokumen tersebut membahas tentang sistem kardiovaskuler yang terdiri atas jantung, darah, dan pembuluh darah. Jantung berfungsi mengalirkan suplai oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh melalui sirkulasi darah. Dokumen ini juga menjelaskan anatomi dan fisiologi jantung serta pembuluh darah.
Sistem perkemihan terdiri dari ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra. Ginjal menyaring darah dan menghasilkan urin, yang kemudian dibawa oleh ureter ke kandung kemih. Kandung kemih menampung urin sebelum dikeluarkan melalui uretra.
Dokumen tersebut menjelaskan tentang elektrokardiogram (EKG) yang merupakan alat untuk mencatat aktivitas listrik jantung. Terdapat berbagai jenis sandapan (lead) dan kurva EKG yang menggambarkan proses depolarisasi dan repolarisasi atrium dan ventrikel.
Dokumen tersebut membahas tentang obesitas, termasuk definisi, penyebab, dampak kesehatan, klasifikasi, dan tips mencegah obesitas. Obesitas didefinisikan sebagai kelebihan lemak tubuh berdasarkan indeks massa tubuh (IMT) yang lebih besar dari 30 kg/m2. Penyebab obesitas antara lain gaya hidup tidak sehat, faktor genetik, konsumsi obat tertentu, dan penuaan. Obesitas dapat memengaruhi ke
Dokumen tersebut membahas tentang sistem imun, terdiri dari definisi imunologi, sistem imun, dan imunitas. Kemudian membahas tentang fungsi sistem imun yang meliputi pertahanan terhadap agen eksojen dan endogen, homeostatis, dan pengawasan. Selanjutnya menjelaskan tentang respon imun yang terdiri dari non-spesifik dan spesifik.
When selecting a farm property, carefully consider several key factors:
- The location should have good weather, drainage, and proximity to labor, towns, transportation, and markets. Farms that often change owners should be avoided.
- Buildings and infrastructure like presses, vats, and equipment should be adequate but not excessive. The property layout should minimize waste and input needs.
- An ideal farm would have varied terrain and be around 100 hectares, with vineyards, irrigated gardens, orchards, fields, and woods providing diversity of production.
Understanding soil requires understanding life, as soil cannot be understood through chemistry alone. As living beings concerned with sustaining life, we must consider the living aspects of soil and crops, not just the dead chemistry, if we want to continue living.
8
Dokumen tersebut membahas tentang hipertensi sebagai salah satu penyakit kardiovaskuler yang umum di masyarakat. Hipertensi dapat menyebabkan berbagai komplikasi seperti stroke, gagal ginjal, dan kebutaan. Dokumen juga menjelaskan definisi, etiologi, patofisiologi, gejala, dan pemeriksaan penunjang untuk hipertensi.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem triase dalam penanganan korban bencana. Sistem triase digunakan untuk menentukan prioritas perawatan korban berdasarkan tingkat keparahannya dengan mempertimbangkan sumber daya yang tersedia. Dibahas pula pengertian kegawatdaruratan, kasus yang dapat terjadi, prinsip triase, dan penanganan prioritas berdasarkan pengkajian primer ABC (Airway, Breathing, Circulation).
1. Dokumen tersebut membahas tentang konsep dasar penyakit impaksi serumen, yang disebabkan oleh penumpukan serumen di liang telinga yang menyebabkan rasa tertekan dan gangguan pendengaran. Dokumen ini juga membahas gejala, pemeriksaan, dan penatalaksanaan dari penyakit tersebut.
Makalah ini membahas tentang sistem muskuloskeletal yang meliputi definisi, anatomi, dan penyakit-penyakitnya. Sistem ini terdiri atas otot, tendon, ligamen, dan tulang yang bekerja sama untuk menopang tubuh dan memungkinkan pergerakan. Tulang terdiri atas tengkorak, tulang dada, belakang, dan anggota gerak. Otot terbagi menjadi otot rangka, polos, dan jantung. Makalah ini juga membahas pen
Anatomi dan Fisiologi Sistem KardiovaskulerYesi Tika
Dokumen tersebut membahas tentang sistem kardiovaskuler yang terdiri atas jantung, darah, dan pembuluh darah. Jantung berfungsi mengalirkan suplai oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh melalui sirkulasi darah. Dokumen ini juga menjelaskan anatomi dan fisiologi jantung serta pembuluh darah.
Sistem perkemihan terdiri dari ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra. Ginjal menyaring darah dan menghasilkan urin, yang kemudian dibawa oleh ureter ke kandung kemih. Kandung kemih menampung urin sebelum dikeluarkan melalui uretra.
Dokumen tersebut menjelaskan tentang elektrokardiogram (EKG) yang merupakan alat untuk mencatat aktivitas listrik jantung. Terdapat berbagai jenis sandapan (lead) dan kurva EKG yang menggambarkan proses depolarisasi dan repolarisasi atrium dan ventrikel.
Dokumen tersebut membahas tentang obesitas, termasuk definisi, penyebab, dampak kesehatan, klasifikasi, dan tips mencegah obesitas. Obesitas didefinisikan sebagai kelebihan lemak tubuh berdasarkan indeks massa tubuh (IMT) yang lebih besar dari 30 kg/m2. Penyebab obesitas antara lain gaya hidup tidak sehat, faktor genetik, konsumsi obat tertentu, dan penuaan. Obesitas dapat memengaruhi ke
Dokumen tersebut membahas tentang sistem imun, terdiri dari definisi imunologi, sistem imun, dan imunitas. Kemudian membahas tentang fungsi sistem imun yang meliputi pertahanan terhadap agen eksojen dan endogen, homeostatis, dan pengawasan. Selanjutnya menjelaskan tentang respon imun yang terdiri dari non-spesifik dan spesifik.
When selecting a farm property, carefully consider several key factors:
- The location should have good weather, drainage, and proximity to labor, towns, transportation, and markets. Farms that often change owners should be avoided.
- Buildings and infrastructure like presses, vats, and equipment should be adequate but not excessive. The property layout should minimize waste and input needs.
- An ideal farm would have varied terrain and be around 100 hectares, with vineyards, irrigated gardens, orchards, fields, and woods providing diversity of production.
Understanding soil requires understanding life, as soil cannot be understood through chemistry alone. As living beings concerned with sustaining life, we must consider the living aspects of soil and crops, not just the dead chemistry, if we want to continue living.
This document describes the development of the Allyn River Permaculture Farm located at 1099 Allyn River Road Allynbrook NSW 2311. It includes maps of the property, photographs documenting construction of water and soil management systems like dams, swales and ponds. Pictures also show the orchard, plantings, composting areas and zones on the property. The final pages invite members of Permaculture North to visit the farm on the weekend of December 8-9 and provides the address for the farm.
Dokumen ini membahas tentang karakteristik fisik tanah, termasuk kerapatan volume dan massa tanah, kelembaban tanah, porositas, aerasi, rasio ruang, tingkat kejenuhan, dan kapasitas tanah memegang air. Contoh perhitungan untuk menghitung berbagai karakteristik fisik tanah juga diberikan.
Dokumen tersebut membahas tentang ilmu ukur wilayah (surveying) yang merupakan bagian dari ilmu geodesi. Ilmu ini digunakan untuk menentukan posisi titik-titik di permukaan bumi dan menggambarkan kondisi fisik sebagian permukaan bumi. Terdapat dua prinsip dasar pengukuran yaitu pengukuran geodetik dan mendatar, yang membedakan asumsi tentang jarak, sudut, dan arah batu duga.
Scientists from various fields study patterns found in nature. Astronomers model patterns in spiral galaxies. Physicists examine atomic movements. Biologists research random growth patterns. Meteorologists analyze climate patterns in the atmosphere. Geologists investigate patterns in the Earth. Agriculturists study patterns relevant to their field. The document also lists various types of patterns like waves, cloud forms, lobes, streamlines, branches, scatters, nets, tessellation, and spirals that occur across different domains of science.
The document provides guidelines for designing buildings in humid tropical climates. It recommends placing windows on opposite walls to promote cross ventilation while discouraging direct lines of sight between windows. Casement windows can redirect wind if needed. Shuttered windows allow for shade. East and west facing windows should be minimized to reduce solar heat gain. Louvered windows maximize ventilation while providing weather protection. Roof ventilation reduces heat buildup. A long, narrow floor plan oriented east-west minimizes heat gain. Open floor plans with high ceilings promote air movement. Walls perpendicular to airflow should be minimized. Elevating the house improves ventilation below. Verandas provide shade. Roofs with reflective coatings allow for rapid nighttime cooling.
This document outlines the steps involved in establishing a permaculture forest, including site analysis, sector analysis, economics research, nursery selection, soil amendments, cultivation techniques, irrigation installation, tree planting, protection, pruning, thinning, coppicing, harvesting, and using the wood and other products from the forest. It discusses wide spaced alley farming, landform patterns, terracing, cover crops, and sloping agricultural land technology. The overall goal is to create a self-sustaining system that provides ongoing wood, food, and other products from the land.
This document outlines the terms, evaluation components, and schedule for an Irrigation and Drainage course. It discusses attendance requirements, evaluation criteria including assignments, exams, and practicum worth varying percentages of the total grade. The course covers topics like irrigation system management, plant-water-soil relations, crop water requirement models, irrigation methods, and drainage principles. It is scheduled over two meetings with content like contracts, introductions, institutions, hydroponic systems, surface, drip, and sprinkler irrigation, and surface and subsurface drainage. References are provided.
Dokumen tersebut membahas tentang pengukuran beda tinggi dengan metode penyipat datar. Metode ini dijelaskan sebagai metode pengukuran beda tinggi yang paling teliti. Dokumen juga menjelaskan beberapa istilah terkait pengukuran beda tinggi dengan penyipat datar seperti tinggi alat, elevasi garis bidik, dan cara-cara pengukuran ke belakang dan ke muka.
Permaculture design involves several key steps and processes:
1) Data collection including aerial photos, maps, soil/climate data, and site surveys.
2) Comprehensive site analysis using tools like a site analysis kit, GPS, camera and various field testing equipment.
3) Development of a designed report with cost estimates, approvals, and scheduling.
The document describes a 35kW down-draft solid biomass gasifier that generates producer gas from wood chips. The gas is filtered and then used to power an internal combustion or diesel engine, which generates electricity. It also discusses the potential of geothermal energy, noting that worldwide geothermal power currently produces 8,900 megawatts but that with more research and development the potential could be over 72,000 megawatts, enough to power a mid-sized US state.
Dokumen tersebut membahas tentang Incident Command System (ICS) dan sistem tanggap darurat medis untuk penanganan korban banyak. ICS memiliki komponen komando, operasi, logistik, perencanaan, dan keuangan, sementara sistem tanggap darurat medis memiliki sektor pos pengendali, ekstrikasi, perawatan, transportasi, staging, pendukung, dan triage."
Terima kasih atas penjelasan dan koreksinya. Saya mengerti bahwa saya masih perlu belajar lebih banyak lagi tentang istilah-istilah kesehatan. Diskusi ini sangat bermanfaat bagi saya untuk memperbaiki pengetahuan saya.
Asuhan keperawatan pada penderita hipertensiWarnet Raha
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien hipertensi, meliputi pengertian hipertensi, patofisiologi, etiologi, tanda-tanda dan gejala, klasifikasi, komplikasi, penatalaksanaan medik, serta asuhan keperawatan yang meliputi penurunan curah jantung, intoleransi aktivitas, nyeri kepala, perubahan nutrisi, dan koping individu yang tidak efektif.
Demam yang meningkat setiap hari hingga mencapai 39o – 40o celcius
Sakit kepala
Lemah dan lelah
Nyeri otot
Berkeringat
Batuk kering
Kehilangan nafsu makan dan menurunkan berat badan
Sakit perut
Diare atau sembelit
Muncul ruam pada kulit berupa bintik-bintik kecil berwarna merah muda
Perut yang membengkak
Jika tidak mendapatkan perawatan yang tepat, Anda akan mengalami kondisi seperti:
Mengigau
Berbaring lemah dengan mata setengah tertutup
Selain itu, komplikasi yang bisa di timbulkan seperti perdarahan pada usus dan pecahnya usus.
PENGOBATAN
Antibiotik menjadi satu-satunya pengobatan paling efektif untuk demam tifoid. Biasanya dokter akan meresepkan berbagai antibiotik. dan ada beberapa penangaan yang dapat dilakukan yaitu :
Minum banyak air
Minum air saat sakit tipes membantu mencegah dehidrasi yang diakibatkan oleh demam dan diare yang berkepanjangan. Jika mengalami dehidrasi parah, doker akan memberikan cairan melalui pembuluh vena (infus).
Bed rest
Supaya lekas sembuh istirahat merupakan hal yang membantu proses pemulihan penyakit ini. Usahakan untuk tidak melakukan berbagai kegiatan berat yang menguras tenaga agar kondisi tubuh bisa segera fit dan terhindar dari komplikasi tipes.
Makan makanan yang mudah dicerna
Tipes merupakan salah satu penyakit gangguan pada usus, maka untuk itu dianjurkan makan makanan yang mudah dicerna, seperti bubur dan makanan lunak lain. Dengan begitu, kerja usus menjadi lebih ringan. Makan makanan yang mudah dicerna juga membuat nutrisi di dalam makanan lebih cepat diserap oleh tubuh.
PENCEGAHAN
Menjaga kebersihan
Salah satu upaya pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah penyakit ini adalah mencuci tangan dengan rutin sebelum dan sesudah makan, setelah melakukan kegiatan dan saat melakukan penyajian makanan/memasak. Bersihkan tangan dengan sabun dan air mengalir. Dalam keadaan darurat, tangan dapat dibersihkan dengan hand sanitizer yang mengandung setidaknya 70% alkohol.
Selain itu, menjaga kebersihan diri terutama setelah bepergian ke luar rumah apalagi pasar. Usahakan untuk tidak menyentuh mata, hidung, dan mulut dengan tangan yang kotor. Pastikan juga untuk mencuci kaki setiap habis keluar rumah.
Hindari kontak dengan orang sakit
Bakteri sangat mudah menyebar dari satu orang ke orang lainnya. Untuk itu, hindari kontak terlalu dekat dengan orang yang sedang sakit. Berciuman dan menggunakan peralatan makan atau mandi yang sama dengan orang sakit dapat meningkatkan risiko penularan penyakit.
Vaksin tifoid
Salah satu cara untuk mencegah penyakit tipes adalah dengan vaksin tifoid. Vaksin ini dapat dilakukan jika memang diperlukan jika rentan atau berisiko tinggi tertular penyakit ini dengan terlebih dahulu mengkonsultasikan dengan dokter .
Mengonsumsi makanan dan minuman yang terjamin kebersihannya
Makanan dan minuman menjadi salah satu media penularan yang paling sering untuk tipes. Maka dari itu, usahakan untuk selalu makan dan minum yang telah terjaga kebersihannya. Makan makanan yang dimas
Dokumen tersebut membahas tentang konsep penyakit hipertensi, termasuk definisi, etiologi, patofisiologi, gejala, dampak pada sistem tubuh, diagnosis, dan penatalaksanaan hipertensi. Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik di atas 140 mmHg dan/atau tekanan darah diastolik di atas 90 mmHg. Penyebab hipertensi dapat berupa faktor genetik, obesitas, gaya hidup, dan penyakit
Dokumen tersebut membahas tentang konsep penyakit hipertensi, termasuk definisi, etiologi, patofisiologi, gejala, dampak pada sistem tubuh, diagnosis, dan penatalaksanaan hipertensi. Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik di atas 140 mmHg dan/atau tekanan darah diastolik di atas 90 mmHg. Penyebab hipertensi dapat berupa faktor genetik, obesitas, gaya hidup, dan penyakit
A subsurface drainage system consists of a surface or subsurface outlet connected to subsurface main drains and laterals to carry water away from fields. The system must be carefully planned, installed with high-quality materials, and maintained over time by clearing outlets and inlets of debris and removing tree roots within 50-100 feet of drains. Proper spacing and depth of drains is needed to lower the water table adequately after rainfall.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem jaringan irigasi dan bangunan yang terkait, meliputi empat tingkatan petak irigasi (primer, sekunder, tersier, kuarter), jenis-jenis saluran irigasi dan pembuangan, serta berbagai bangunan pendukung seperti bendung, bangunan bagi, sadap, dan lainnya beserta fungsinya.
Dokumen tersebut membahas beberapa metode irigasi permukaan, yaitu basin, border, dan furrow irrigation. Irigasi permukaan merupakan metode pemberian air yang paling kuno dimana air didistribusikan secara langsung ke permukaan tanah dan diperbolehkan meresap ke dalam tanah. Metode-metode tersebut memanfaatkan prinsip gravitasi untuk mendistribusikan air secara merata di lahan pertanian.
1. Dokumen membahas penggolongan dan tingkat keparahan luka bakar berdasarkan sumber panas, luas permukaan tubuh yang terkena, serta penanganan awal luka bakar termal, kimia, dan listrik.
Cedera sistem otot rangka dapat berupa patah tulang, urai sendi, terkilir otot atau sendi. Pertolongan pertamanya meliputi penilaian awal, menstabilkan bagian yang terluka, membersihkan luka, membidai untuk mencegah gerakan berlebihan, dan merujuk korban ke fasilitas kesehatan.
Cedera jaringan lunak dapat berupa luka terbuka atau tertutup. Luka terbuka terjadi ketika kulit atau jaringan putus, sementara luka tertutup terjadi tanpa putusnya kulit. Luka dikelompokkan menjadi lecet, sayat, robek, tusuk, sobek, dan amputasi. Perawatan luka meliputi membersihkan, menghentikan perdarahan, mencegah infeksi, dan rujukan ke fasilitas kesehatan.
Dokumen ini membahas tentang cedera sistem otot rangka, termasuk macam dan penyebab cedera, tanda dan gejalanya, jenis patah tulang, tujuan dan macam pembidaian, serta penanganan pertolongan pertama untuk cedera sistem otot rangka.
Dokumen tersebut membahas tentang trauma dan perdarahan, termasuk penyebab, jenis, tanda-tanda, dan penanganannya. Perdarahan dibedakan menjadi perdarahan luar dan dalam, dan dapat menyebabkan syok jika tidak ditangani dengan benar. Berbagai jenis luka dijelaskan beserta prinsip-prinsip dasar perawatannya.
This document lists locations and dates related to permaculture projects. Many of the locations listed are in Australia such as Strathfieldsaye, Rochester, Apollo Bay, Junortoun, Maleny, Mt Egerton, Harcourt, Albury, Nullavale, Birdwood, Glenaroua, Bridgewater, Bendigo, Tyalgum, Moriac, Wehla, and Long Gully. International locations mentioned include Vietnam, the Philippines, Belthorpe in the UK, Bega in New Zealand, and Jordan. Years range from 1993 to 2007.
2. v Kedaruratan Medis/kasus medis,
adalah:
- Kasus non trauma pada penderita
dengan gejala terjadinya perubahan
tanda vital dari normal menjadi tidak
normal akibat kegagalan satu atau lebih
sistem tubuh.
3. v Secara khusus Kedaruratan Medis
ditangani oleh dokter, namun secara
umum penolong pertama harus
memahami tingkat kedaruratannya
dengan mengenali tanda dan gejala
yang 80 % diperoleh berdasarkan
wawancara dengan penderita (jika
sadar), keluarga atau saksi mata.
4. v Penatalaksanaan penderita medis di
lapangan tidak banyak berbeda satu
dengan lainnya, yaitu dengan :
menjaga tanda vital secara teratur dan
sesegera mungkin mengevakuasinya ke
fasilitas kesehatan.
5. v Tanda vital yang harus diketahui,
yaitu :
1. Peredaran darah/denyut nadi
2. Pernapasan
3. Suhu tubuh
4. Perubahan warna kulit
6. Gejala Kedaruratan Medis :
1. Demam
2. Nyeri
3. Mual, muntah
4. Buang air kecil berlebihan atau tidak
sama sekali
5. Pusing, perasaan mau pingsan
6. Sesak atau merasa sukar bernapas
7. Rasa haus atau lapar berlebihan
8. Rasa aneh pada mulut
7. Tanda2 Darurat Medis :
1. Perubahan status mental (tidak sadar,
bingung)
2. Perubahan irama jantung (nadi cepat atau
sangat lambat, tidak teratur, lemah atau sangat
kuat)
3. Perubahan pernapasan (irama dan kualitas
napas)
4. Perubahan keadaan kulit (suhu, kelembaban,
keringat berlebihan, sangat kering, termasuk
perubahan warna)
5. Perubahan tekanan darah
=>
8. 6. Manik mata (sangat lebar atau sangat
kecil)
7. Bau khas dari mulut atau hidung
8. Aktifitas otot tidak normal (kejang atau
kelumpuhan)
9. Gangguan saluran cerna (mual,
muntah, diare)
10. Tanda lain yang seharusnya tidak ada.
9. Secara umum gangguan medis terdiri
dari :
1. Gangguan jantung dan pernapasan
2. Gangguan kesadaran atau
perubahan status mental
3. Gangguan akibat kasus umum
4. Gangguan akibat perubahan
lingkungan
5. Keracunan
6. dll.
10. I. Gangguan Jantung dan Pernapasan,
a. Gangguan Jantung ;
Beberapa faktor resiko penyakit jantung:
1. Tidak dapat diubah ;
- Riwayat penyakit dalam keluarga
- Jenis kelamin => ada kecenderungan pria
lebih tinggi dari wanita
- Latar belakang etnis
- Usia => insiden meningkat pada usia lebih
dari 30 tahun.
11. - Merokok
- Tekanan darah tinggi
- Kadar kolesterol tinggi
- Aktifitas fisik ( malas berolah
raga )
2. Dapat diubah ;
13. Gejala dan Tanda Gangguan Jantung ;
1. Perasaan tdk enak, nyeri atau rasa berat di dada.
- Nyeri sering menyebar ke lengan kiri, leher,
rahang dan punggung.
2. Nyeri berkembang beberapa menit dengan
permulaan yang tiba-tiba
3. Penderita memegang dadanya dan sedikit
membungkuk
4. Sering penderita tdk ada respon => henti napas
dan denyut nadi tidak teraba
5. Sesak napas, terjadi setelah melakukan aktifitas
fisik
=>
14. 6. Nadi tidak normal (cepat, lemah atau tidak teratur)
7. Palpitasi (jantung terasa berdenyut-denyut)
8. Mungkin terlihat pelebaran pembuluh balik di
daerah leher dan tubuh bagian atas
9. Bengkak-bengkak sering tampak pada daerah
pergelangan kaki, perut membengkak
10. Mual, muntah, rasa tidak enak di lambung
11. Kepala terasa ringan
12. Rasa lemas yang muncul mendadak
13. Kulit termasuk selaput lendir pucat, abu-abu
atau kebiruan
14. Keringat berlebihan.
15. • Penatalaksanaan;
1. Tenangkan penderita dan
jangan panik
2. Jangan tinggalkan
penderita sendiri
3. Suruhlah penderita
menghentikan semua
kegiatannya dan berbaring
pada posisi yang dirasakan
nyaman.
(penderita gagal jantung
biasanya memilih posisi
setengah duduk)
4. Pastikan jalan napas
penderita terbuka dengan
baik.
Berikan oksigen bila ada.
5. Kendorkan semua
pakaian yang
mengikat pada tubuh
penderita
6. Jangan beri makan
atau minum
7. Bila penderita tidak
respon maka segera
lakukan tindakan
Bantuan Hidup Dasar
8. Bawa penderita segera
ke fasilitas kesehatan.
16. b. Gangguan Pernapasan ;
- Gangguan pernapasan menyebabkan
terganggunya proses masuknya
oksigen dalam tubuh.
- Kekurangan oksigen ini dapat
menyebabkan timbulnya warna
kebiruan pada kulit dan selaput lendir
(sianosis).
17. Beberapa contoh gangguan pernapasan :
1. Infeksi saluran napas atas dan bawah
2. Edema paru akut
3. Penyakit paru obstruktif menahun
4. Pneumotoraks spontan (udara dalam
paru-paru krn terjadi kebocoran)
5. Asma atau alergi
6. Sumbatan jalan napas
7. Emboli paru
8. Hiperventilasi.
18. Gejala dan tanda gangguan pernapasan :
1. Sukar utk menyelesaikan
suatu kalimat tanpa
berhenti utk menarik napas
2. Suara napas tambahan
3. Tampak kerja otot bantu
napas
4. Posisi tripod (segitiga
kokoh), tubuh condong ke
depan, tegak, kedua tangan
bertumpu pada lutut
5. Irama dan kualitas
pernapasan tidak normal
6. Perubahan warna kulit
(pucat, kemerahan atau
sianosis)
7. Perubahan status mental
(mengacau, gelisah, dll.)
8. Pada asma biasanya khas
yaitu adanya bunyi mengi
pada saat penderita
mengeluarkan napas dan
batuk yang riaknya
terkesan sukar keluar
9. Nadi cepat
10. Di Indonesia masih banyak
ditemukan kasus
tuberkulosa, penderita ini
biasanya batuk darah
11. Bila disertai demam, maka
penyebabnya biasanya
adalah radang paru-paru.
19. Penatalaksanaan gangguan napas :
1. - Nilai pernapasan penderita, apakah sudah
adekuat
- berikan bantuan napas bila perlu
- jaga agar jalan napas selalu terbuka
2. Letakkan penderita pada posisi yang paling
nyaman, biasanya duduk tegak
3. Berikan oksigen bila ada sesuai ketentuan
4. Tenangkan penderita.
Akibat kurangnya udara, penderita merasa
sangat tidak nyaman dan ketakutan, jangan
menganggap kasar perlakuannya.
5. Bawa penderita segera ke fasilitas kesehatan.
20. II. Gangguan Kesadaran / Perubahan
Status Mental ;
- Perubahan respon normal seorang
penderita yang berlangsung secara
bertahap atau langsung
- Bentuknya bervariasi mulai dari
perubahan respon, tidak dapat
berpikir jernih, disorientasi, agresif
sampai tdk ada respon sama sekali.
Yaitu :
21. vTingkat kesadaran seorang penderita dapat
diperiksa dengan cara :
A – Awas => bahwa seorang pasien dalam keadaan
sadar tanpa diberi rangsangan,
S – Suara => seorang pasien kembali sadar hanya
dengan memberikan rangsangan
suara,
N – Nyeri => seorang pasien baru akan sadar jika
diberi rangsangan nyeri, misalnya
dengan menekan dadanya dengan
menggunakan tangan yang
dikepalkan,
T – Tidak respon => pasien tetap tdk sadar walau
diberi rangsangan apapun.
22. v Pasien tidak sadar biasanya didasari karena
gangguan sistem lainnya, misalnya :
a. Kekurangan oksigen dalam darah (hipoksemia)
b. Kadar zat gula dalam darah rendah (hipoglikemia)
atau tinggi (hiperglikemia)
c. Pitam otak (stroke)
d. Kejang umum
e. Demam, infeksi
f. Keracunan, termasuk obat dan alkohol
g. Cedera kepala
h. Gangguan jiwa.
23. v Penatalaksanaan secara umum :
1. Nilai dan pantaulah pernapasan serta jalan
napas penderita
2. Baringkan penderita (bila tidak ada
kecurigaan cedera tulang punggung dan
leher, baringkan pada posisi miring stabil
3. Berikan oksigen bila ada sesuai ketentuan
4. Pantaulah tanda vital dan tingkat respon
secara teratur
5. Bawa penderita segera ke fasilitas
kesehatan.
24. III. Gangguan Akibat Kasus Umum,
v Gangguan ini banyak disebabkan oleh
penyakit yang dikenal sebagai
Diabetes Mellitus dimana terjadi
ketidak seimbangan pada hormon
insulin yang berfungsi mengatur
kadar gula dalam darah.
a. Gangguan Kadar Gula Darah ;
25. v Diabetes dibagi menjadi 2 macam :
1. Kadar gula darah tinggi ( Hiperglikemia ),
Gejala & tanda :
- Napas berbau aseton
- Kulit kemerahan, kering
- Lapar atau haus
- Nadi cepat dan lemah
- Perubahan status mental sampai tidak sadar
- Terlihat seperti mabuk, limbung, bicaranya
mengacau
- Sering buang air kecil.
26. 2. Kadar gula darah rendah ( Hipoglikemia ),
Gejala & tanda :
- Terlihat seperti mabuk, limbung, bicaranya
mengacau
- Bertindak aneh
- Agresif dan atau gelisah
- Nadi cepat
- Kulit teraba dingin, keriput
- Lapar
- Sakit kepala
- Kejang-kejang
27. • Penyebab umum gangguan kadar gula :
- Terlambat makan
- Muntah-muntah
- Aktifitas fisik berat
- Beban tubuh yang berat akibat suhu yang
sangat panas atau dingin
- Stres emosional
- Kelebihan dosis insulin (obat diabetes)
secara tidak disengaja.
28. • Penatalaksanaan Gangguan Kadar
Gula Darah,
1. Lakukan penilaian dini dan usahakan untuk
memperoleh riwayat penyakit
2. Awasi dan pantau jalan napas serta
pernapasan
3. Berikan minuman manis, bila penderita
sadar
4. Nilai kembali dan bawalah penderita ke
fasilitas kesehatan terdekat.
( Baik hipoglikemia maupun hiperglikemia
penanganannya sama ), yaitu :
29. b. Pitam Otak ( Stroke ),
- Terjadi sbg akibat sumbatan atau
pecahnya pembuluh darah dalam otak
sehingga aliran darah menuju bagian
tertentu dari otak terganggu.
30. Gejala & tanda stroke secara umum,
adalah :
a. Nyeri
kepala, mungkin
gejala awal atau satu-
satunya gejala
b. Kehilangan kesadaran
c. Berbagai tingkat
respon
d. Rasa kesemutan atau
kelumpuhan dari
wajah dan atau alat
gerak
e. Sukar berbicara
f. Penglihatan kabur
g. Kejang
h. Manik mata tidak sama
kiri dan kanan
i. Kehilangan kontrol
saluran kemih dan
pelepasan
j. Faktor resiko meningkat
dengan bertambahnya
usia.
31. • Penatalaksanaan Stroke :
1. tenangkan penderita
dan jangan panik
2. jangan tinggalkan
penderita sendiri
3. baringkan penderita
4. pastikan jalan napas
penderita terbuka
dengan baik.
• Berikan oksigen bila
ada.
5. kendorkan semua
ikatan tubuh penderita
6. jangan beri makan atau
minum
7. bila penderita tidak ada
respon, maka segera
lakukan tindakan
Bantuan Hidup Dasar
8. bawa segera penderita
ke fasilitas kesehatan
terdekat
9. hati-hati membawa
penderita bila ada
bagian tubuh yg lumpuh.
32. c. Kejang,
- merupakan kekakuan tubuh atau alat
gerak akibat kontraksi dan atau
relaksasi otot yang tidak terkontrol
33. • Beberapa penyebab umum kejang adalah :
a. penyakit kronis
tertentu
b. epilepsi atau ayan
c. hipoglikemia
d. keracunan,
termasuk alcohol
dan obat
e. stroke
f. demam
(umumnya pd balita)
g. infeksi
h. cedera kepala atau
tumor otak
i. hipoksia
j. komplikasi kehamilan
(Eklampasia)
34. d. Ayan ( epilepsi ),
Gejala & Tanda :
1. Pandangan penderita mendadak
kosong, merasa mendengan atau
melihat sesuatu
2. teriakan tercekik
3. jatuh tiba-tiba, berbaring kaku
sesaat, punggung melengkung
4. wajah dan leher kebiruan
35. 5. gerakan kejang otot
6. tidak ada respon
7. mulut berbuih, kadang berdarah
8. mungkin lidah tergigit
9. mungkin hilang kendali kemih dan
pencernaan
10. penderita kembali sadar dalam
waktu yang tidak lama, tapi bingung
atau tidak sadar yang terjadi
11. setelah kejang, penderita kelelahan
dan tertidur.
36. Penatalaksanaan penderita ayan :
1. lindungi penderita dari cedera
2. jangan menahan atau melawan
kejang
3. lindungi lidah penderita dari tergigit
4. posisi stbilkan segera
5. rawat cedera akibat kejang
6. hindarkan penderita dari ketegangan
atau rasa malu .
37. e. Histeria,
- terjadi secara kejiwaan, penderita ingin
mendapat perhatian dari orang-orang
sekitarnya.
- Umumnya bila penderita berada dalam
situasi yang tidak diinginkannya.
38. Gejala & Tanda histeria :
1. hilang kesadaran sesaat dengan sikap
yang terkesan dibuat-buat
2. mungkin berguling-guling di tanah
3. napas cepat
4. tidak dapat bergerak atau jalan tanpa
sebab yang jelas.
39. Penatalaksanaan histeria :
1. tenangkan penderita
2. hindarkan penderita dari massa
3. bawa penderita ke tempat tenang
4. dampingi penderita dan awasi terus
5. anjurkan ke dokter setelah tenang.
40. f. Pingsan ( Syncope/Collapse ),
- terjadi karena peredaran darah ke
otak berkurang sebagai akibat emosi
yang hebat, berada dalam ruangan
yang penuh orang tanpa udara segar
yang cukup, letih dan lapar atau
terlalu banyak mengeluarkan tenaga.
41. Gejala & tanda pingsan :
1. perasaan limbung
2. pandangan berkunang-kunang dan
telinga berdenging
3. lemas, keluar keringat dingin
4. menguap
5. dapat menjadi tidak ada respon
6. denyut nadi lambat
42. Penatalaksanaan pingsan :
1. baringkan penderita dengan tungkai
ditinggikan
2. longgarkan pakaian
3. usahakan penderita menghirup udara segar
4. periksa cedera lainnya
5. beri selimut agar badannya hangat
6. bila pulih, usahakan istirahat beberapa saat
7. bila tidak cepat pulih, periksa napas dan
nadi, posisikan stabil bawa ke fasilitas
kesehatan.
43. IV. Kedaruratan Lingkungan,
v Paparan Panas,
Ada 3 macam gangguan tubuh yang
diakibatkan panas :
A. Kejang Panas,
-berupa kejang disertai nyeri pada
otot karena kegiatan fisik karena
kehilangan cairan dan elektrolit dlm
jumlah cukup besar melalui keringat.
44. Gejala & tanda :
1. Kejang pd otot yang disertai nyeri.
Biasanya pd otot tungkai dan perut
2. Kelelahan
3. Mual
4. Mungkin pingsan.
45. Penatalaksanaan:
1. pindahkan penderita ke tempat yg
teduh/sejuk
2. - beri minum
- cairan yg baik adalah oralit/air garam
- JANGAN MEMBUANG WAKTU
UNTUK MENCARI GARAM
3. Rujuk ke fasilitas kesehatan terutama
jika kejang tdk berhenti.
46. B. Kelelahan Panas ( Heat Exhaustion ),
- terjadi bila melakukan aktifitas di
lingkungan yang bersuhu tinggi, shg
mengganggu aliran darah
- keringat yang berlebihan mengakibatkan
kehilangan cairan dan elektrolit yang
besar dlm tubuh.
47. Gejala dan Tanda Kelelahan Panas :
1. pernapasan cepat dan dangkal
2. nadi lemah
3. kulit teraba dingin, keriput, lembab,
pucat
4. keringat berlebihan
5. lemah
6. pusing, kadang penurunan respon
7. lidah kering dan haus
48. Penatalaksanaan kelelahan panas :
1. baringkan penderita di tempat yg
teduh
2. kendorkan pakaian yg mengikat
3. tinggikan tungkai penderita
4. berikan oksigen bila ada
5. beri minum bila sadar
6. rujuk ke fasilitas kesehatan.
49. C. Sengatan Panas ( Heat Stroke ),
- terjadi akibat sistem pengaturan suhu
tubuh gagal melakukan tugasnya
karena melakukan kegiatan di
tempat yang langsung terkena
paparan pana
- penderita sdh tidak mampu lagi utk
mengeluarkan kelebihan panas shg
suhu tubuh menjadi tinggi
- bila tdk segera diatasi maka sel otak
akan segera mati.
50. Gejala & tanda Heat Stroke :
1. pernapasan cepat dan dalam
2. nadi cepat dan kuat kemudian
melemah
3. kulit teraba kering, panas kadang
kemerahan
4. hilang kesadaran
5. manik mata melebar
6. kejang umum atau gemetar pd otot
51. Penatalaksanaan Heat Stroke :
1. Turunkan suhu tubuh penderita
secepat mungkin
2. Letakkan kantung es pd ketiak,
lipat paha, lipat lutut, sekitar mata
kaki dan di samping leher
3. Bila mungkin masukkan penderita
ke dlm bak berisi air dingin dan
tambahkan es ke dalamnya
4. Rujuk ke fasilitas kesehatan.
52. v Paparan dingin,
Hipotermia;
- Turunnya suhu tubuh akibat paparan
udara dingin
- Panas yg dibentuk tubuh tdk cukup utk
mengimbangi kehilangan panas, shg suhu
tubuh menjadi rendah/-35 derajat celcius
- Tubuh akan mengimbanginya dng cara
gemetar, suatu respons bawah sadar utk
meningkatkan suhu tubuh melalui
aktifitas otot
53. Faktor yg menyebabkan terjadinya
hipotermia :
- penderita berada di
alam terbuka utk
waktu yg lama
- suhu lingkungan
rendah
- factor angin
- air
- penyalahgunaan obat
- kurang makan
- stress
- usia penderita
- kesehatan
penderita
- penyakit yg sdh
diderita atau
cedera yg terjadi
- daya tahan tubuh
yg rendah
- alcohol
54. Gejala & tanda Hipotermia :
a. Hipotermia sedang :
1. Menggigil
2. Gemetar
3. Pernapasan cepat, nadi lambat
4. Terasa melayang
5. Gangguan penglihatan
6. Reaksi mata lambat
55. b. Hipotermia berat :
1. Tidak menggigil
2. Pernapasan sangat lambat
3. Denyut nadi sangat lambat
4. Tidak ada respon
5. Manik mata melebar dan tdk bereaksi
6. Alat gerak kaku
56. Penanganan hipotermia :
1. Penilaian dini dan pemeriksaan penderita
2. Pindahkan penderita dari lingkungan
dingin
3. Jaga jalan napas dan berikan oksigen bila
ada
4. Ganti pakaian yg basah, selimuti
penderita, upayakan agar tetap kering
5. Bila penderita sadar dpt diberikan
minuman hangat secara pelan-pelan
6. Pantau tanda vital secara berkala
7. Rujuk ke fasilitas kesehatan.
57. v Tenggelam,
• Proses tenggelam diawali ketika penderita
berusaha keras mempertahankan dirinya
utk mengapung di atas air.
• Usaha untuk menghirup udara sebanyak-
banyaknya menyebabkan air masuk ke
saluran pernapasan shg akan terjadi refleks
batuk dan air masuk bertambah banyak.
• Akibatnya bagian epiglotis akan mengalami
spasme shg saluran napas tertutup dan
hanya dpt dilalui sedikit udara.
58. Pedoman pertolongan :
1. Keamanan lokasi dan penolong
2. Kondisi penderita :
- apakah korban ada respon dan
dpt membantu ?
- apakah ada cedera pd korban ?
- apakah penderita berada di
permukaan/tenggelam ?
=>
59. 3. Kondisi air :
- jarak pandang dalam air
- suhu air
- arus
- kedalaman air
- bahaya lainnya.
4. Sumber daya yg ada :
- SDM
- Alat.
60. Prinsip pertolongan di air :
1. Raih (dengan atau tanpa alat)
2. Lempar (alat apung)
3. Dayung (atau menggunakan perahu
mendekati korban)
4. Renang (upaya terkhir, hrs terlatih
dan mengunakan alat apung)
61. Penanganan Korban Tenggelam:
1. Pindahkan penderita secepat
mungkin dari air dng cara teraman
2. Jika ada kecurigaan cedera
spinal, utamakan mempertahankan
posisi kepala, leher dan tulang
punggung dlm satu garis lurus.
Upayakan utk menggunakan papan
spinal dlm air.
3. Berikan bantuan napas
62. 4. Sampai di darat atau perahu
lakukan penilaian dini dan RJP bila
perlu
5. Berikan oksigen bila ada sesuai
protocol
6. Jaga kehangatan tubuh penderita
7. Lakukan pemeriksaan fisik, rawat
cedera yg ada
8. Segera rujuk ke fasilitas kesehatan.
63. v Catatan ;
Bantuan napas pd korban tenggelam
harus dilakukan dng tiupan yg lebih
kuat, karena mungkin terjadinya
spasme saluran napas.
Jangan berpikir utk mengeluarkan air
dr paru-paru.
64. V. Keracunan,
Pedoman bila menghadapi kasus keracunan
adalah dng mencari jawaban dari beberapa
pertanyaan ini :
1. Apakah kira-kira bahan penyebabnya ?
2. Berapa banyak jumlah zatnya ?
3. Kapan kejadiannya ?
4. Upaya pertolongan apa yang sudah
dilakukan ?
65. Gejala & tanda keracunan secara umum :
- Gejala dan tanda keracuna yg khas biasanya
sesuai dengan jalur masuknya racun ke
dalam tubuh
- Bila masuk melalui saluran pencernaan,
maka gangguan akan terjadi pada saluran
pencernaan
- Bila masukmelalui jalan napas, maka
pernapasan akan terganggu
- Bila melaui kulit akan terjadi reaksi setempat
lebih dulu.
- Gejala lanjutan biasanya sesuai dengan sifat
racun tsb terhadap tubuh.
66. Gejala umum :
a. Riwayat yg
berhubungan dengan
proses keracunan
b. Penurunan
respon, gangguan
status mental
(gelisah, ketakutan)
c. Gangguan pernapasan
d. Nyeri
kepala, pusing, ganggu
an penglihatan
e. Mual, muntah
f. Lemas, lumpuh,
kesemutan
g. Pucat atau sianosis
h. Kejang-kejang
i. Syok
j. Gangguan irama
jantung dan
peredaran darah pd
zat tertentu.
67. Keracunan dibagi menjadi 4 macam
berdasarkan jalur masuknya racun ke
dalam tubuh manusia :
1. Keracunan melalui mulut/alat
pencernaan
2. Keracunan melalui pernapasan
3. Keracunan melalui kontak atau
penyerapan kulit
4. Keracunan melalui suntikan/gigitan.
68. 1. Keracunan melalui mulut/alat
pencernaan ;
Racun melalui saluran cerna ini banyak berupa
bahan yg terdpt dlm rumah tangga, misalnya :
a. Obat-obatan => sering terjadi karena
kesalahan mengkonsumsi/tidak sesuai
aturan
b. Makanan yg mengandung racun
spt => singkong,jengkol,tempe
bongkrek,oncom, makanan kaleng
kedaluarsa
c. Insektisida, bahan bakar cair
d. Alkohol
69. Gejala khas :
1. Mual, muntah
2. Nyeri perut
3. Diare
4. Napas/mulut berbau
5. Suara parau
6. Luka bakar didaerah mulut atau sisa
racun di daerah mulut (kolang kaling)
7. Produksi liur berlebihan, mulut
menjadi seperti berbusa.
70. • Beberapa perhatian khusus :
a. Untuk menurunkan kekuatan/kadar racun
yg tertelan dilakukan pengenceran dng
memberi minum susu atau air sebanyak-
banyaknya atau beri anti racun umum
(norit,putih telur,susu,air kelapa)
b. Jangan memberikan susu pd keracunan yg
diketahui mengandung fosfat, karena dpt
beraksi
=
71. c. Mengeluarkan racun dari lambung
dengan rangsangan muntah (hanya
efektif bila dilakukan dlm 2 jam
pertama setelah keracunan)
d. Jangan lakukan rangsangan muntah
bila :
- menelan asam/basa kuat
- menelan minyak
- korban kejang atau ada bakat kejang
- korban tdk sadar
72. 2. Keracunan melalui pernapasan ;
Umumnya berupa gas, uap dan bahan
semprotan, mis. :
- menghirup karbon
monoksida, bahan bakar dll
- kebocoran gas industri
(ammonia, klorin,insektisida,zat
kimia lain)
73. Gejala khas :
1. Gangguan pernapasan dan sesak
napas
2. Sianosis (kulit kebiruan)
3. Napas berbau
4. Batuk, suara parau
74. Perhatian khusus :
1. Pengamanan tempat kejadian
2. Penolong mengamankan diri terlebih dulu
3. Keluarkan korban dari daerah bahaya bial
mungkin
4. Penialian dini, lakukan RJP bila perlu
5. Awasi jalan napas, terutama bila respon
menurun atau penderita muntah
6. Beri oksigen bila ada sesuai ketentuan
7. Penatalaksanaan syok bila terjadi
8. Pantau tanda vital
9. Bawa ke fasilitas kesehatan
75. 3. Keracunan melalui kontak/penyerapan
kulit ;
Racun yg terserap mungkin tdk merusak
kulit, walau banyak diantaranya yg akan
merusak kulit lalu secara bertahap diserap
masuk ke dalam tubuh masuk peredaran
darah.
Contohnya :
- zat kimia utk pertanian
- tanaman
- tersentuh binatang yg memiliki racun pd
kulit atau bagian tubuh lainnya (umumnya
makhluk laut)
76. Gejala khas :
1. Reaksi kulit : daerah kontak
berwarna kemerahan, nyeri,
melepuh, dan meluas
2. Syok
77. Perhatian khusus :
1. Buka baju penderita yang terkena
2. Siramlah bagian yg kena racun dng air
sekurang-kurangnya 20 menit
3. Hati-hatilah bila racun berupa serbuk,
jangan langsung disiram, tapi sikat dahulu
hingga bersih lalu disiram
4. Jangan mentiram daerah yg terkena racun yg
bereaksi dng air
5. Pada waktu menyiram atau menyikat,
posisikan diri penolong sedemikian rupa shg
terhindar dari kemungkinan percikan racun
tersebut.
78. 4. Keracunan melalui suntikan atau gigitan ;
Zat ini masuk menembusi kulit langsung
ke dlm tubuh melalui system peredaran
darah.
Penyebab :
a. Obat suntik,
- banyak berhubungan dng penyalahgunaan
obat dan narkotika
b. Gigitan/sengatan binatang.
79. Gejala khas :
1. Luka di daerah suntikan/gigitan,
umumnyaberupa luka tusuk dan
bekas gigitan
2. Nyeri pd gigitan atau disekitarnya
3. Kulit kemerahan
4. Perubahan warna kulit (biasanya pd
gigitan/sengatan binatang berbisa)
81. Gigitan ular ;
- Pada prinsipnya semua gigitan ular harus
dianggap berbisa, karena utk mengenali jenis
ular diperlukan keahlian khusus.
- Bisa ular terutama akan menyerang bagian =>
syaraf, jantung dan darah.
82. Gejala dan tanda gigitan ular :
1. demam
2. mual dan muntah
3. pingsan
4. lemah
5. nadi cepat dan lemah
6. kejang
7. gangguan pernapasan
83. Tindakan pertolongan :
1. amankan diri penolong dan tempat kejadian
2. tenangkan penderita
3. lakukan penilaian dini
4. rawat luka, bila perlu pasang bidai
5. rujuk ke fasilitas kesehatan
6. pasang pembalut elastis dengan pola spiral pd
daerah anggota gerak yg tergigit
7. disarankan agar ular yang menggigit dibawa utk
dilakukan identifikasi jenis ularnya, shg bisa
ditentukan antitoksinnya.
84. Protap negara Australia :
1. Apply a broad pressure bandage over the bite
site as soon as possible.
2. Keep the limb still. The bandage should be as
tight as you would bind a sprained ankle.
3. Extend the bandage down to the fingers or toes then
up the leg as high as possible. (For a bite on the
hand or forearm bind up to the elbow).
4. Apply a splint if possible, to immobilise the limb.
5. Bind it firmly to as much of the limb as possible.
(Use a sling for an arm injury).
86. Manajemen gigitan ular ;
Indikasi : Pasien dengan riwayat gigitan ular.
1. Periksa kondisi pasien ;
2. Hampiri pasien
3. Tangani bagian tubuh yg terserang ;
4. Periksa ulang kondisi pasien ;
5. Angkut pasien ;
6. Kirim berita ;
- Scene survey
- Jangan menangkap ular tsb
- Usahakan dpt mengidentifikasi jenis ular tsb.
- Immobilisasi tungkai/lengan yang terserang
- Berikan kompres dingin pada daerah gigitan
- Pertahankan tungkai/lengan yg terserang tetap
dingin dan pd posisi yg lebih tinggi drpd anggota
bagian tubuh yg lain
- Lakukan pembalutan dng jarak yg cukup jauh di
atas tempat gigitan
- Jangan menggunakan tourniquet
- Berikan perhatian khusus pd pernafasan dan kardiovaskuler
- Angkut pasien sesegera mungkin
87. EPIDEMIOLOGI;
INCIDENCE :
AMERIKA : - 45000/tahun, 8000 ular berbisa
- adanya antivenom menekan <0,5% (5-
10/tahun) dari 25% kematian
- terbanyak gigitan ular desis/pit vipers
/rattle snake( species cortalus) dan
Elapidae family/ coral snake
(species micrurus/ular belang dan cobra)
AUSTRALIA : - 3000/tahun dengan kematian 3,7orang dan
bisa oleh gigitan brown snake
(pseudanaja).
- Banyak jenis ular berbisa.5-6 jenis ular
pembunuh.
ASIA : - Terbanyak di India dan Srilangka
- Indonesia ?.
88. Biokimia bisa / venom ;
- DIKELUARKAN OLEH GLANDULA SALIVA
BINATANG TERTENTU MIS. ULAR , SPIDER, dsb.
v TERDIRI BAHAN :
- PROTEIN.(PEPTIDA BRADYKININ &
GLYCOPROTEIN)
- Bisa ular mempunyai 20 jenis enzym yang
berbeda, masing2 species biasanya mempunyai 16-
20 jenis enzym
- Jenis enzym: - PROTEOLITYC
- PSOSPHOLIPASE.
- HYALURONIDASE.
- COMPLEX .
89. CARA KERJA VENOM :
SESUAI DENGAN BIOKIMIA PROTEIN MASING-MASING
-LOKAL & SISTEMIK
-MEMECAH SEL DAN JARINGAN, VASODILATASI
-TROMBOLITIC,ANTICLOTHING, STIMULUS
NERVE, CARDITOXIC DST.
GEJALA : ( VENOMOUS ) – ( ELAPIDAE, VIPER )
DINI : ( 1 JAM)
LOKAL :
- PAIN/ NUMBNESS
- COMPARTEMENT SYND SISTEMIK
- PALPEBRA DROP – SULIT MENELAN – BICARA TAK JELAS
- SEVERE THRIST – VERTIGO – KESULITAN BERNAPAS.
- SHOCK !!!
- LANJUT : - TENSI DROP DAN CARDIAC ARREST.
90.
91.
92.
93. 10 JENIS ULAR PALING BERBISA :
1. fierce snake/inland taipan 2. king brown snake/pseudaochis
Australis
3. taipan/oxyuranusscutellatus
4&5 tiger snake/mainland 6 Sea Krait/laticauda colubrina 7 Tiger snake/notechis stutatus
8 Black tiger snake/notechis acther 9 Death adder/achantopis antarcticus 10 Westren brown
snake/pseudonaja nuchalis