Dokumen tersebut membahas tentang trauma dan perdarahan, termasuk penyebab, jenis, tanda-tanda, dan penanganannya. Perdarahan dibedakan menjadi perdarahan luar dan dalam, dan dapat menyebabkan syok jika tidak ditangani dengan benar. Berbagai jenis luka dijelaskan beserta prinsip-prinsip dasar perawatannya.
2. Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta2
Rusaknya dinding pembuluh darah yang dapat
disebabkan karena rudapaksa/kecelakaan atau
kambuhnya penyakit.
Dilihat dari tempat terjadinya, perdarahan dibagi
menjadi :
Perdarahan terbuka (luar) : kerusakan dinding
pembuluh darah disertai dengan kerusakan kulit
sehingga darah tampak jelas keluar dari dalam kulit.
Perdarahan tertutup (dalam) : kerusakan dinding
pembuluh darah tanpa disertai kerusakan kulit
sehingga darah tidak tampak keluar.
Perdarahan
3. Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta3
Reaksi Alamiah Tubuh
& Efek Perdarahan
Reaksi alamiah tubuh bila terjadi perdarahan adalah
penyempitan pembuluh darah & pembekuan darah.
Luka yang besar bisa menjadi kendala bagi proses
alamiah ini.
Perdarahan → kehilangan darah besar →
Keseimbangan tubuh terganggu / SYOK → tidak
tertangani = MENINGGAL.
Efek perdarahan tergantung dari ukuran fisik penderita,
contoh : penderita dewasa dapat mengalami keadaan
serius jika kehilangan darah hingga 1000 cc, pada anak
cukup 500 cc. Pada bayi, kehilangan darah hingga 150
cc saja telah bisa mengancam nyawa.
4. Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta4
Jenis Perdarahan Luar :
Perdarahan nadi Perdarahan Vena Perdarahan kapiler
5. Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta5
Penatalaksanaan Perdarahan
Luar
Lakukan prosedur penilaian & teknik perlindungan
diri dari infeksi.
Kendalikan perdarahan dengan cara :
Tekan langsung di atas luka.
Elevasi atau tinggikan daerah cedera.
Tekan pada titik tekan.
Cara lainnya :
immobilisasi dengan atau tanpa bidai.
Torniket (sebagai alternatif terakhir & hanya pada
kasus tertentu saja)
Kompres dingin
6. Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta6
Teknik Mengendalikan
Perdarahan Luar
Tekan langsung tepat diatas luka dengan penutup luka.
Umumnya perdarahan akan berhenti ± 5 s.d.15 menit.
Jika perdarahan belum berhenti, tambahkan penutup luka
tanpa melepas penutup luka sebelumnya.
Tinggikan daerah cedera lebih tinggi dari jantung.
(biasanya hanya pada cedera alat gerak saja).
Tekan pada pembuluh nadi diantara luka dengan jantung.
7. Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta7
Posisi Beberapa Titik Tekan
Arteri Temporalis
Arteri brakialis
Arteri femuralis
Arteri jaringan lutut
8. Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta8
Teknik lain Mengendalikan
Perdarahan Luar
immobilisasi dengan atau tanpa bidai.
Torniket (sebagai alternatif terakhir & hanya pada
kasus tertentu saja)
Kompres dingin
9. Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta9
Penggunaan Torniket
Hanya digunakan sebagai alternatif terakhir, jika
cara lain belum bisa membuat perdarahan luar
terkendali.
Ditorniket artinya menutup sepenuhnya
pembuluh darah sehingga sirkulasi darah
berhenti. Kemungkinan kematian jaringan di
bagian distal bisa terjadi sehingga terpaksa
harus diamputasi.
Biasanya hanya digunakan pada kasus tertentu
saja yakni kasus luka amputasi dengan tepi
yang tidak rata. (akan dibahas lebih lanjut)
10. Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta10
Perdarahan Tertutup (Dalam)
Penyebab utama biasanya adalah karena benturan
dengan benda tumpul. Penyebab lain adalah luka tusuk
yang bisa membuat cedera organ dalam tubuh dan
perdarahan dalam.
Karena jaringan kulit tidak rusak → darah tidak tampak
keluar. Kadang tampak hanya mengumpul di bawah kulit.
Perdarahan dalam bisa mengancam nyawa karena
adanya kemungkinan kerusakan organ dalam tubuh &
pembuluh darah besar yang mengakibatkan kehilangan
banyak darah dalam waktu singkat.
Lebih baik menganggap penderita mengalami perdarahan dalam
daripada tidak. Penatalaksanaannya tidak akan memperburuk
kondisi jika ternyata penderita tidak mengalaminya.
11. Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta11
Indikasi Terjadi Perdarahan
Dalam
Cedera pada bagian luar tubuh bisa menjadi indikasi
bahwa bagian dalamnya bisa juga mengalami cedera.
Tanda memar di atas alat tubuh penting. Misalnya terjadi
bengkak, perubahan warna, nyeri & kaku di daerah dada
atau perut.
Nyeri, bengkak, perubahan bentuk di daerah alat gerak.
Muntah darah, batuk darah & BAB/BAK bercampur
darah.
Luka tusuk di batang tubuh.
Darah/cairan tubuh keluar dari hidung atau telinga
penderita.
Muncul tanda & gejala syok (akan dibahas lebih lanjut)
12. Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta12
Penatalaksanaan Perdarahan
Dalam di Lapangan
Baringkan penderita, lakukan prosedur penilaian & BHD
→ periksa & jaga ABC.
Berikan oksigen jika ada sesuai protokol setempat.
Rawat sebagai penderita syok.
Jangan berikan makan atau minum dahulu.
Tangani cedera atau gangguan lainnya.
Periksa berkala tanda vital penderita.
Segera rujuk ke fasilitas kesehatan terdekat.
Penanganan perdarahan berarti mengendalikannya,
bukan menghentikan sama sekali perdarahannya
13. Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta13
Syok & Penyebabnya
Syok didefinisikan sebagai gangguan sistem sirkulasi
yang mengakibatkan gangguan penyerapan nutrisi organ
(hipoperfusi), terutama pada organ vital : otak, jantung &
paru-paru serta gangguan oksigenasi jaringan.
Penyebab Syok :
Kegagalan jantung memompa darah, contohnya pada
kasus gagal jantung atau serangan jantung.
Kehilangan darah dalam jumlah besar. Contohnya pada
kasus perdarahan hebat, dehidrasi, luka bakar & diare.
Pelebaran (dilatasi) pembuluh darah yang luas sehingga
darah tidak mengisinya dengan baik. Kelainan ini karena
kelumpuhan saraf akibat cedera spinal, infeksi atau
penyakit alergi yang parah (anaphilaktik)
14. Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta14
Tanda & Gejala Syok
Nadi cepat & lemah.
Napas cepat & dangkal.
Kulit pucat, dingin & lembab.
Mungkin terlihat sianosis pada
bibir, lidah & cuping hidung.
Pandangan hampa, pupil mata
melebar.
Perubahan status mental
seperti gelisah & cemas.
Merasa tidak nyaman & takut,
lemah, pusing, haus, mual yang
mungkin disertai muntah.
Meski penyebabnya berbeda, tanda & gejala syok menunjukan
kesamaan, yakni :
15. Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta15
Penanganan Syok
Bawa ke tempat teduh & aman.
Baringkan terlentang, tinggikan tungkai
± 20-30 cm.
Longgarkan pakaian.
Selimuti untuk mencegah kehilangan
panas.
Tenangkan penderita.
Pertahankan ABC.
Beri O2 jika ada sesuai protokol.
Kontrol perdarahan & rawat cedera lain.
Jangan beri makan dan minum dahulu.
Periksa tanda vital secara berkala.
Rujuk ke fasilitas kesehatan.
16. Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta16
Cedera Jaringan Lunak (Luka)
Jaringan lunak tubuh meliputi kulit, jaringan
lemak, pembuluh darah, jaringan ikat, membran,
kelenjar, otot & saraf.
Cedera jaringan lunak (luka) berdasarkan
keterlibatan jaringan kulit, dibagi menjadi :
Luka Terbuka : cedera jaringan lunak disertai
kerusakan/terputusnya jaringan kulit.
Luka tertutup : cedera jaringan lunak tidak
disertai dengan kerusakan jaringan kulit.
17. Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta17
Jenis – Jenis Luka
Jenis Luka terbuka :
Luka lecet
Luka sayat / iris
Luka robek
Luka tusuk (termasuk
dalam hal ini luka
tembak)
Luka sobek (avulsi)
Luka amputir (amputasi)
Luka gigitan & sengatan
Cedera remuk
terbuka
Luka bakar
Jenis Luka Tertutup :
Memar
Hematoma
Cedera remuk
tertutup
18. Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta18
Luka Lecet & Luka Sayat / Iris
19. Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta19
Luka Sobek/Avulsi & Luka Robek
20. Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta20
Luka Tusuk, luka Tembus
& Luka Gigitan Binatang
23. Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta23
Penutup Luka & Fungsinya
Merupakan bahan yang
diletakkan diatas luka
Syarat : daya serap
baik, cukup besar untuk
menutup seluruh
permukaan luka, tidak
mudah melekat di luka
(kasa steril) dan bersih.
Jenis
Penutup luka oklusif
Penutup luka tebal
Fungsi Penutup Luka
Membantu
mengendalikan
perdarahan
Mencegah
kontaminasi lebih
lanjut
Mempercepat
penyembuhan
Mengurangi rasa nyeri
24. Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta24
Pembalut Luka & Fungsinya
Bahan yang digunakan
untuk mempertahankan
penutup luka
Pembalut terbuat dari
bermacam materi kain,
jenisnya a.l :
Pembalut pita
Pembalut segitiga
Pembalut
tabung/tubuler
Pembalut penekan
Fungsi Pembalut Luka :
Penekanan untuk
membantu
menghentikan
perdarahan
Mempertahankan
penutup luka pada
tempatnya
Menjadi penopang
untuk bagian tubuh
yang cedera
25. Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta25
Prinsip Penutupan &
Pembalutan Luka
Penutupan meliputi seluruh permukaan luka.
Upayakan permukaan luka sebersih mungkin sebelum
menutup luka, kecuali bila luka disertai perdarahan yang
masih mengalir
Pemasangannya harus memenuhi prinsip aseptik
Jangan dipasang pembalut sebelum perdarahan terhenti,
kecuali pembalutan penekanan.
Balutan tidak terlalu kencang/longgar & jangan biarkan
ujung sisa terurai.
Jangan menutup ujung jari. Bagian itu bisa jadi petunjuk.
Bila luka kecil upayakan untuk memperluas daerah
pembalutan
Untuk anggota gerak balut dari distal ke proksimal
Lakukan pembalutan dalam posisi yang diinginkan
26. Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta26
Perawatan Luka Terbuka
Pastikan daerah luka terlihat.
Bersihkan daerah sekitar luka.
Kontrol perdarahan bila ada.
Lakukan penatalaksanaan syok pada luka yang parah.
Cegah kontaminasi lanjut.
Beri penutup luka & balut bila perlu.
Baringkan penderita bila kehilangan banyak darah dan
lukanya cukup parah.
Tenangkan penderita.
Rujuk ke fasilitas kesehatan.
27. Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta27
Perawatan Luka Tertutup
Pastikan daerah cedera terlihat.
Perawatan luka tertutup dilakukan
seperti halnya perdarahan dalam.
Khusus untuk memar dapat dilakukan :
R = rest
I = ice pack
C = compressed
E = elevation
28. Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta28
Perawatan Luka Tusuk &
luka Tembus
Tenangkan penderita
Periksa ada tidaknya luka tembus
Hentikan perdarahan
Beri bantuan hidup dasar bila perlu
Rawat syok bila ada
Imobilisasi tulang punggung bila luka terjadi di
daerah kepala, leher dan batang tubuh
Rujuk ke fasilitas kesehatan.
29. Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta29
Jika Benda Masih Menancap
Stabilkan benda menancap
secara manual.
Jangan dicabut kecuali
mengganggu pernapasan.
Bila perlu dipotong,lakukan
dengan hati-hati.
Pastikan daerah luka
terlihat.
Kendalikan perdarahan.
Stabilkan benda menancap
dengan pembalut tebal.
Tenangkan penderita &
rujuk
30. Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta30
Perawatan Cedera Kulit Kepala
di Lapangan
Jika curiga ada patah tulang
tengkorak, maka :
Jangan coba bersihkan kulit
kepala.
Jangan tekan langsung.
Kendalikan perdarahan dg. Pe-
nekanan langsung pada luka &
beri penutup luka.
Pasang pembalut.
Tinggikan, bila tidak ada
kecurigaan patah tulang.
Curigai cedera spinal.
Bila luka terjadi di wajah, awasi
jalan napas.
31. Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta31
Perawatan Perdarahan Hidung
● Istirahatkan penderita (duduk dg. badan condong kedepan).
Jangan biarkan penderita tiduran.
● Tekan cuping hidungnya.
● Minta penderita untuk bernapas melalui mulut selama
beberapa waktu dan jangan bicara dulu.
● Jika tidak berhenti dalam 5-10 menit bawa ke RS
32. Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta32
Benda Tertancap di Pipi
Lihat apakah menembus dinding pipi
Jangan cabut kecuali menghalangi jalan napas
Jika perlu dicabut, tarik dengan aman ke arah yang
memungkinkan
Jika sulit dicabut, upayakan menstabilkan benda tersebut
Miringkan kepala kecuali jika ada cedera leher dan tulang
belakang
Jika dicabut tempatkan penutup luka didalam (antara pipi
dan gigi)
Beri penutup luka diluar dan balut
33. Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta33
Perawatan Cedera Mulut
Pertahankan jalan napas.
Bila mengenai bibir guna-
kan pembalut gulung,
letakan penutup luka di
antara bibir & gusi.
Bila terjadi avulsi berikan
sedikit penekanan pada
daerah yang luka.
Bila ada luka dalam rongga
mulut, jangan sampai
penutup luka memenuhi
mulut.
34. Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta34
Perawatan Cedera Mata
● Jangan lakukan tekanan langsung
● Bila ada benda tertancap jangan bersihkan mata
● Jangan cabut benda yang menancap
● Jangan memasukkan bola mata yang keluar
● Kurangi gerakan mata
● Tutup juga mata yang sehat untuk mencegah gerakan
mata yang sakit
● Pada korban tidak sadar: sebelum mata ditutup jangan
lupa menutup kelopak mata untuk mencegah bola mata
jadi kering
● Rujuk ke fasilitas kesehatan
36. Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta36
Partikel Asing Dalam Mata
Instruksikan penderita tidak menggosok mata.
Aliri air bersih dg. Hati-hati ke arah sisi dalam mata, minta penderita
memandang ke arah berlawanan.
Cara lainnya : bila partikel asing ditemukan di kelopak mata bawah,
minta penderita memandang ke atas atau sebaliknya.
tarik kelopak bawah/atas dg. hati-hati, lalu keluarkan partikel itu dg.
segumpal kapas. (cotton bud).
Jangan mencoba mengeluarkan partikel yang telah melekat di bola
mata & sulit dikeluarkan.
Tutup mata penderita & rujuk.
37. Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta37
Perawatan Cedera Telinga
Luka robek ringan :
tutup dengan
penutup luka dan
balut
Luka robek berat :
tutup dengan
penutup luka,
termasuk sisi kepala
tersebut
Avulsi : gunakan
penutup tebal &
balut
Luka Terbuka di Telinga
Tengah
Jangan mencolok atau
mema-sukkan sesuatu ke
dalam liang telinga
Jangan mencegah aliran
darah dari liang telinga
Tutup longgar dg. penutup
luka
Jangan melakukan
penekanan
38. Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta38
Benda Asing di Telinga
Miringkan kepala penderita ke
sisi yang terkena. Kecuali me-
mang terlihat, jangan mencoba
mengeluarkan dengan berbagai
peralatan.
Jika benda tsb. Adalah serang-
ga, miringkan dengan telinga
yang terkena lebih tinggi.
Tuangkan kedalamnya, air
suam-suam kuku, dengan
harapan serangga itu akan
terangkat keluar.
Jika tidak berhasil, segera rujuk
ke rumah sakit.
40. Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta40
Pemasangan Torniket
Satu orang mengendalikan perdarahan yang terjadi.
Pasang torniket di atas luka tidak lebih dari 5 cm.
Masukan tongkat kecil, pena atau sejenisnya ke dalam
simpul. Putar hingga perdarahan terkendali, jangan lebih.
Pastikan tongkat kecil, pena tsb. tidak kembali berputar
dengan mengikat kedua ujungnya.
Sekali torniket dipasang, tidak boleh lagi dikendorkan/
dilepas hingga tiba di Rumah sakit.
Daerah yang ditorniket harus terbuka & bisa terlihat.
Berikan tanda bahwa penderita dalam keadaan ditorniket.
Catat waktu pemasangan.
41. Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta41
Penanganan Bagian
Tubuh Amputir
Bungkus bagian tubuh amputir dengan kassa steril
yang dilembabkan. ( kalau ada dengan larutan garam
fisiologis)
Masukan dalam kantong plastik, jangan direndam
dalam air. Catat nama penderita & waktu dimasukan..
Kondisikan dalam suhu dingin dengan cara dimasuk-
an dalam tempat lain yang diisi es. Jangan gunakan
“dry ice”. Hindari sentuhan langsung dengan es tsb.
Rujuk penderita ke fasilitas kesehatan bersama
dengan bagian tubuh amputir ini.
42. Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta42
Tanda & Gejala Cedera Perut Disertai
Kecurigaan Adanya Perdarahan Dalam
Nyeri tekan, kejang & memar pada sebagian/seluruh
dinding perut & panggul.
Nyeri ringan yang berkembang hebat di daerah perut.
bisa ada luka terbuka, organ dalam perut mungkin keluar
(umumnya usus)
Bisa terjadi muntah darah.
Darah dalam tinja merah hingga kehitaman.
Penderita berusaha memegang & melindungi daerah
perut yang sakit.
Luka tusuk,
Muncul tanda-tanda syok.
Riwayat benturan keras pada daerah perut & panggul.
43. Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta43
Guarding Position
POSISI BERTAHAN
(Guarding Position)
Secara naluriah
pende-rita cedera
perut akan berusaha
memegang &
melindungi bagian
tubuhnya yang terasa
sakit.
44. Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta44
Perawatan Luka Terbuka Pada
Dinding Perut
Kontrol perdarahan luar jika memungkinkan.
Telentangkan dengan tungkai tertekuk.
Atasi syok jika ada & periksa berkala tanda vital.
Waspadai muntah & perhatikan jalan napas.
Jangan sentuh/memasukan organ dalam perut yang keluar.
Organ yang keluar diberi penutup luka steril lembab yang
dilapisi dengan penutup kedap guna mencegah organ tsb.
mengering.
Selimuti bagian perut guna mencegah kehilangan panas.
Bila ada benda asing menancap, jangan cabut, lakukan
prosedur penanganan benda asing yang menancap.
Beri oksigen jika ada sesuai protokol.
Rujuk ke fasilitas kesehatan dalam posisi tersebut di atas.
45. Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta45
Penanganan Luka Terbuka Pada
Dinding Perut
46. Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta46
Perawatan Luka Tertutup Pada
Dinding Perut
Terlentangkan penderita dengan tungkai
tertekuk.
Pertahankan jalan napas tetap terbuka.
Awasi muntahan yang terjadi.
Atasi syok.
Beri oksigen jika ada sesuai protokol.
Jangan beri makan atau minum.
Transportasi penderita dalam posisi tersebut
ke fasilitas kesehatan.
47. Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta47
Cedera Pada Daerah Kelamin
Karena letaknya terlindung, umumnya yang
terjadi adalah cedera tumpul & luka terbuka.
Cedera tumpul biasanya sangat nyeri. Tidak
banyak yang bisa dilakukan pelaku PP
dilapangan. Kompres dingin dapat
membantu mengurangi nyeri.
Bila terjadi luka terbuka, rawat sebagaimana
penanganan luka terbuka.
Tenangkan penderita mengingat sensitifnya
daerah ini.
48. Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta48
Luka Bakar :
Definisi & Penggolongannya
Luka bakar :
Semua cedera yang terjadi
akibat paparan suhu tinggi.
Penggolongan luka bakar
berdasarkan sumber
panasnya :
• Termal
• Zat kimia
• Listrik
• Radiasi
Penggolongan luka bakar
berdasarkan lapisan kulit
yang terkena :
• Luka bakar derajat 1
• Luka bakar derajat 2
• Luka bakar derajat 3
49. Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta49
Tingkat Derajat Luka Bakar
50. Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta50
Menghitung Luas Luka Bakar :
Hukum 9 & Luas Telapak Tangan
Cara Lain adalah dengan referensi
luas telapak tangan penderita,
dimana luas 1 telapak tangan = 1%.
51. Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta51
Derajat Berat Luka Bakar
Luka Bakar Ringan
● Tidak kena wajah,
tangan, kaki, sendi,
kemaluan atau
saluran nafas
● Luka bakar derajat 3
< 2 % LPT
● Luka bakar derajat 2
< 15 % LPT
● Luka bakar derajat 1
< 50 % LPT
● Luka bakar derajat 2
<10 % LPT pada bayi
/ anak
Luka Bakar Sedang
● Tidak kena wajah,
tangan, kaki, sendi,
kemaluan atau
saluran napas
● Luka bakar derajat 3
2-10 % LPT
● Luka bakar derajat 2
15 -30 % LPT
● Luka bakar derajat 1
> 50 %
● Luka bakar derajat 2
10 -20 % LPT pada
bayi dan anak
Luka Bakar Berat
● Mengenai wajah,
tangan, kaki, sendi,
kemaluan atau
saluran napas.
● Luka bakar derajat 3
> 10% LPT.
● Luka bakar disertai
nyeri, bengkak &
perubahan bentuk
alat gerak.
● Luka bakar meliputi
satu bagian tubuh
seperti, lengan,
tungkai atau dada.
● Luka bakar derajat 2
atau 3 > 20% LPT
pada bayi & anak
LPT : Luas Permukaan Tubuh
52. Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta52
Perhatian Pada Beberapa Hal
Kemungkinan terjadinya syok :
luka bakar >20% pada orang dewasa
luka bakar >10% pada bayi dan anak.
Penyebab luka bakar :
Listrik : kemungkinan terjadi luka bakar di jaringan
dalam tubuh meski tampak luar kecil.
Bahan kimia : lihat sifat zatnya.
Daerah yang terkena :
Wajah, alat gerak, sendi, kemaluan, pantat & paha
dalam bisa jadi faktor penyulit di kemudian hari.
Usia & Penyakit.
53. Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta53
Penanganan Luka Bakar
Hentikan proses luka bakarnya. Aliri dengan air.
Lepaskan pakaian & perhiasan.
Lakukan penilaian dini, berikan BHD jika perlu.
Tentukan derajat berat luka bakar selama pemeriksaan fisik.
Tutup luka bakar dg. penutup luka steril sekali pakai.
Jangan pecahkan gelembungnya. Jangan olesi luka bakar
dengan bermacam bahan seperti salep, lemak, es, pasta dll.
Jaga suhu tubuh, rawat cedera yang lain & rujuk ke RS.
54. Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta54
Penanganan Luka Bakar Kimia
Siram/aliri luka bakar dengan air sebanyaknya (minimal 20 menit)
Jangan menyiram bahan kimia yang bereaksi kuat dengan air
Minimalkan kontaminasi sehingga tidak mengenai daerah yang sehat
Jika bahan kimia berupa bubu/padat, sapu dengan sikat halus lalu
siram dengan air sebanyak-banyaknya
Amankan bekas pakaian penderita yang terkontaminasi
Pasang penutup luka steril. Bila yang terkena mata, tutup keduanya.
Atasi syok bila ada, rujuk ke RS.
55. Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta55
Tanda & Gejala Serta
Penanganan Luka Bakar Listrik
Tanda & Gejala
Perubahan status mental.
Tampak luka bakar berat
Pernapasan dangkal, tidak
teratur / tidak ada.
Denyut nadi lemah, tidak
teratur atau tidak ada.
Patah tulang majemuk
karena kontraksi otot.
Penanganan
Lakukaan prosedur penga-
manan diri & penilaian dini.
Periksa dan cari luka bakar di
daerah listrik masuk dan
keluar.
Tutup luka dengan penutup
steril & kering.
Atasi syok bila ada
Rujuk
Bersiap melakukan BHD/RJP
56. Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta56
Potensi Bahaya
Luka Bakar Listrik
Kemungkinan bahaya yang bisa
terjadi adalah henti napas & jantung,
kerusakan jaringan saraf & organ
dalam tubuh.
Luka bakar mungkin tampak kecil di
luar tapi kerusakan di dalam bisa
berat mengingat konduksi listrik.
Karena itu penolong harus bersiap
melakukan BHD/RJP mengingat
henti jantung/napas bisa berulang.
Penderita harus dipantau dengan
ketat.
57. Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta57
Luka Bakar Inhalasi
Penanganan
Pindahkan korban ke tempat
aman.
Beri O2, bila perlu O2 yang
dilembabkan. Hati-hati dalam
memberikan O2 di daerah
kebakaran.
Lakukan penilaian dini.
Beri napas buatan jika perlu
Rujuk.