Irigasi dan Drainase. Bagian 2 Bahan kuliah irigasi bab 5-7 Prodi AgroteknologiPurwandaru Widyasunu
Irigasi dan Drainase. Bagian 2 Bahan Kuliah Irigasi dan Drainase Bab 5-7 Prodi Agroteknologi Faperta Unsoed. Ditulis oleh Bondansari dan Purwandaru Widyasunu. Untuk keperluan pendidikan (For education purpose only). Bahan-bahan kuliah diambilkan dari berbagai buku, data jurnal, Peraturan Pemerintah R.I., dan foto/gambar dan data asal internet tentang Irigasi. Boleh download untuk mahasiswa dan kalangan yang tertarik untuk belajar tentang irigasi dan drainase. Salam Indonesia Raya, Humanisme dunia internasional, dan keselamatan planet bumi "our mother heart".
Materi Aliran/Limpasan Permukaan Mata Kuliah HidrologiNurul Afdal Haris
Materi dari Dosen (Pak Uca, Ph.D)
1. Tujuan Umum Pembelajaran
Mahasiswa diharapkan dapat memahami dengan benar proses terjadinya aliranpermukaan.
2. Tujuan Khusus Pembelajaran
a. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian limpasan, aliranmurni, aliranlangsung
b. Mahasiswa dapat menjelaskan sumber-sumber air yang dapat memberikan masukan kepada aliran sungai
c. Mahasiswa dapat menjelaskan dan menyebutkan faktor-faktor yang mem-pengaruhi limpasan
d. Mahasiswa dapat menjelaskan syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk tempat pengukuran tinggi muka air
e. Mahasiswa dapat menjelaskan prinsip kerja alat pengukur presipitasi serta kelebihan dan kekurangan dari setiap alat.
f. Mahasiswa dapat menjelaskan cara mengukur kecepatan aliran, luas penampang basah, perimeter basah, dan kemiringan aliran.
g. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian hidrograf
h. Mahasiswa dapat menjelaskan bentuk-bentuk hidrograf aliran.
Dokumen tersebut merangkum tentang aliran air tanah, sumber air tanah, hubungannya dengan geologi hidrologi dan mekanika fluida, media peresapan air, proses terjadinya aliran air tanah, pembagian air tanah berdasarkan kedalaman, lapisan tanah yang berperan sebagai akuifer, jenis-jenis akuifer, serta metode pendugaan air tanah melalui penyelidikan permukaan dan bawah permukaan.
Materi ini dari Dosen (Uca, Ph.D)
a. Mahasiswa dapat menjelaskan dengan benar pengertian evaporasi dan transpirasi
b. Mahasiswa dapat menyebutkan alat-alat untuk mengukur evaporasi dan transpirasi.
c. Mahasiswa dapat menjelaskan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap proses evapotranspirasi.
d. Mahasiswa dapat menjelaskan dengan benar cara menghitung evapotranspirasi menggunakan rumus empiris
e. Mahasiswa dapat menjelaskan dengan benar cara menghitung evotranspirasi potensial dengan menggunakan rumus Thotnwhaite.
f. Mahasiswa dapat menjelaskan dengan benar cara menghitung evapotranspirasi dengan metode Penman.
Irigasi dan Drainase. Bagian 2 Bahan kuliah irigasi bab 5-7 Prodi AgroteknologiPurwandaru Widyasunu
Irigasi dan Drainase. Bagian 2 Bahan Kuliah Irigasi dan Drainase Bab 5-7 Prodi Agroteknologi Faperta Unsoed. Ditulis oleh Bondansari dan Purwandaru Widyasunu. Untuk keperluan pendidikan (For education purpose only). Bahan-bahan kuliah diambilkan dari berbagai buku, data jurnal, Peraturan Pemerintah R.I., dan foto/gambar dan data asal internet tentang Irigasi. Boleh download untuk mahasiswa dan kalangan yang tertarik untuk belajar tentang irigasi dan drainase. Salam Indonesia Raya, Humanisme dunia internasional, dan keselamatan planet bumi "our mother heart".
Materi Aliran/Limpasan Permukaan Mata Kuliah HidrologiNurul Afdal Haris
Materi dari Dosen (Pak Uca, Ph.D)
1. Tujuan Umum Pembelajaran
Mahasiswa diharapkan dapat memahami dengan benar proses terjadinya aliranpermukaan.
2. Tujuan Khusus Pembelajaran
a. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian limpasan, aliranmurni, aliranlangsung
b. Mahasiswa dapat menjelaskan sumber-sumber air yang dapat memberikan masukan kepada aliran sungai
c. Mahasiswa dapat menjelaskan dan menyebutkan faktor-faktor yang mem-pengaruhi limpasan
d. Mahasiswa dapat menjelaskan syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk tempat pengukuran tinggi muka air
e. Mahasiswa dapat menjelaskan prinsip kerja alat pengukur presipitasi serta kelebihan dan kekurangan dari setiap alat.
f. Mahasiswa dapat menjelaskan cara mengukur kecepatan aliran, luas penampang basah, perimeter basah, dan kemiringan aliran.
g. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian hidrograf
h. Mahasiswa dapat menjelaskan bentuk-bentuk hidrograf aliran.
Dokumen tersebut merangkum tentang aliran air tanah, sumber air tanah, hubungannya dengan geologi hidrologi dan mekanika fluida, media peresapan air, proses terjadinya aliran air tanah, pembagian air tanah berdasarkan kedalaman, lapisan tanah yang berperan sebagai akuifer, jenis-jenis akuifer, serta metode pendugaan air tanah melalui penyelidikan permukaan dan bawah permukaan.
Materi ini dari Dosen (Uca, Ph.D)
a. Mahasiswa dapat menjelaskan dengan benar pengertian evaporasi dan transpirasi
b. Mahasiswa dapat menyebutkan alat-alat untuk mengukur evaporasi dan transpirasi.
c. Mahasiswa dapat menjelaskan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap proses evapotranspirasi.
d. Mahasiswa dapat menjelaskan dengan benar cara menghitung evapotranspirasi menggunakan rumus empiris
e. Mahasiswa dapat menjelaskan dengan benar cara menghitung evotranspirasi potensial dengan menggunakan rumus Thotnwhaite.
f. Mahasiswa dapat menjelaskan dengan benar cara menghitung evapotranspirasi dengan metode Penman.
Bagian 1 Bahan Kuliah Irigasi dan Drainase Bab 1 4 Prodi Agroteknologi Fapert...Purwandaru Widyasunu
Irigasi dan Drainase. Bahan kuliah ini bagian 1 M.K. Irigasi dan Drainase Bab 1-4 untuk Prodi Agroteknologi Faperta Unsoed kelas sendiri. Bahan diambilkan dari berbagai buku dan gambar-gambar dari internet tentang teknologi irigasi dengan tujuan untuk Pendidikan. Bab 5-7 akan dishare dengan Judul Bagian 2 dst. This is need to publish for education purpose only.
Analisa Koefisien Limpasan pada Persamaan Rasional untuk Menghitung Debit Ban...Dian Werokila
Dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek-proyek teknik sipil yang berkaitan dengan pengaturan dan pemanfaatan air, dibutuhkan suatu analisis hidrologi, sehingga dalam mendesain serta menganalisis faktor-faktor utama dalam pelaksanaan suatu proyek seperti keamanan dan nilai ekonomis, aspek hidrologi tidak dapat diabaikan.
Seorang perencana harus dapat merencanakan bangunan air yang secara optimal mampu untuk mempertahankan kekuatan dan umur bangunan itu sendiri, sehingga dalam periode penggunaannya, bangunan tersebut diharapkan dapat dilalui dengan aman oleh banjir yang terjadi sampai ketinggian debit maksimum tanpa adanya kerusakan pada bangunan tersebut. Permasalahan yang terjadi adalah berapa besar debit yang harus disalurkan melalui bangunan yang besarnya tidak tentu dan berubah-ubah karena adanya banjir. Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan suatu perhitungan hidrologi khususnya analisis banjir rancangan.
Analisis hidrologi digunakan untuk memperkirakan debit banjir rencana, ada beberapa metode yang digunakan untuk memperkirakan besarnya debit banjir rencana mulai dari metode Rasional yang cukup sederhana sampai dengan metode yang sangat kompleks yang kemudian telah dikembangkan untuk disesuaikan dengan kondisi setempat, dikarenakan dari beberapa metode yang ada belum tentu sesuai dengan karakteristik daerah aliran sungai (DAS) yang ditinjau. Sehingga dalam memilih metode yang tepat untuk suatu DAS diperlukan kajian yang mendalam agar suatu proyek tersebut aman namun tetap bernilai ekonomis.
Persamaan Rasional merupakan salah satu cara untuk menganalisis debit banjir rencana, namun hasilnya seringkali menghasilkan penyimpangan yang cukup besar sehingga persamaan Rasional dibatasi untuk daerah dengan luas daerah aliran sungai yang kecil, yaitu kurang dari 300 ha (Goldman et.al.,1986).
Metode Rasional dikembangkan berdasarkan asumsi dalam penerapannya bahwa koefisien limpasan (C) dianggap sama untuk berbagai frekuensi hujan dan hanya dapat dihitung nilai debit puncaknya saja, volume dan waktu lamanya hidrograf banjir naik dan turun tidak dapat ditentukan.
Salah satu variabel dalam persamaan Rasional adalah koefisien limpasan (C) , faktor ini merupakan variabel yang paling menentukan hasil perhitungan debit banjir. Koefisien limpasan (C) didefinisikan sebagai perbandingan antara debit puncak aktual dengan debit puncak yang mungkin terjadi. Harga C berubah dari waktu ke waktu sesuai dengan perubahan pada faktor-faktor yang bersangkutan dengan aliran permukaan di dalam sungai, terutama kelembaban tanah, sehingga pemilihan harga koefisien limpasan (C) yang tepat memerlukan pengalaman hidrologi yang luas.
Dengan didasari latar belakang tersebut di atas, maka penulis mencoba melakukan penelitian pada suatu daerah aliran sungai agar pemilihan harga koefisien limpasan (C) pada persamaan Rasional terhadap hidrograf satuan terukur suatu daerah aliran sungai tepat sesuai dengan kondisi DAS, penelitian ini dalam bentuk tugas ak
Dokumen tersebut membahas tentang prinsip dan teknik budidaya tanaman, mulai dari persiapan lahan, penanaman, hingga pasca panen. Teknik budidaya mencakup pengolahan tanah, pemilihan varietas unggul, pemupukan, dan pemeliharaan tanaman."
Dokumen tersebut membahas tentang sistem jaringan irigasi dan bangunan yang terkait, meliputi empat tingkatan petak irigasi (primer, sekunder, tersier, kuarter), jenis-jenis saluran irigasi dan pembuangan, serta berbagai bangunan pendukung seperti bendung, bangunan bagi, sadap, dan lainnya beserta fungsinya.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem irigasi dan manajemennya. Ia menjelaskan definisi irigasi, jenis-jenis irigasi, prinsip-prinsip pengelolaan irigasi, dan tipe-tipe manajemen sumber daya air untuk irigasi.
Dokumen ini membahas perencanaan irigasi dan bangunan air untuk lahan sawah seluas 747,852 ha di daerah Kusamba, Bali. Termasuk di dalamnya adalah perencanaan debit saluran, dimensi saluran, pintu air, skema irigasi, dan diagram alir. Dokumen ini juga membahas definisi irigasi, tujuan dan manfaat irigasi, serta data yang dibutuhkan dalam perencanaan seperti data topografi, kapasitas saluran, dan kebutu
Dokumen tersebut membahas beberapa metode irigasi permukaan, yaitu basin, border, dan furrow irrigation. Irigasi permukaan merupakan metode pemberian air yang paling kuno dimana air didistribusikan secara langsung ke permukaan tanah dan diperbolehkan meresap ke dalam tanah. Metode-metode tersebut memanfaatkan prinsip gravitasi untuk mendistribusikan air secara merata di lahan pertanian.
Buku ini membahas tentang karakteristik dan pengelolaan lahan rawa di Indonesia. Lahan rawa dibagi menjadi 3 zona berdasarkan pengaruh air pasang surut, yaitu zona rawa pasang surut air asin, zona rawa pasang surut air tawar, dan zona rawa lebak. Dijelaskan pula jenis-jenis lahan rawa seperti swamp, marsh, bog, dan fed beserta ciri khasnya.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Current meter digunakan untuk mengukur debit dan kecepatan aliran sungai dengan cara mencatat putaran propelernya di bawah air.
2. Kecepatan aliran dihitung berdasarkan rumus yang terkait dengan jumlah putaran propeler.
3. Debit dihitung dengan rumus perkalian luas penampang dan kecepatan aliran rata-rata.
Dokumen tersebut membahas tentang kesuburan tanah dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Kesuburan tanah didefinisikan sebagai kemampuan tanah untuk menyediakan unsur hara bagi pertumbuhan tanaman. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman dipengaruhi oleh faktor genetik tanaman dan lingkungan seperti iklim, sifat tanah, dan ketersediaan unsur hara. Unsur hara yang dibutuhkan tanaman terdiri atas makron
Dokumen tersebut membahas tentang evaporasi, transpirasi, dan evapotranspirasi serta pengukurannya. Proses evaporasi melibatkan penguapan air dari permukaan air bebas, transpirasi melibatkan pelepasan uap air melalui tumbuhan, sedangkan evapotranspirasi adalah gabungan kedua proses tersebut. Pengukuran dilakukan menggunakan panci evaporasi dan fitometer. Estimasi laju evaporasi dan evapotranspirasi dapat dilakukan menggunakan met
Laporan praktikum mekanika fluida membahas pengukuran debit saluran terbuka menggunakan alat ukur sekat V-notch dan U-notch. Dilakukan pengukuran tinggi permukaan air, waktu aliran, dan perhitungan debit aktual, debit teori, serta koefisien debit untuk tiga variasi. Hasilnya ditampilkan dalam tabel data akhir.
Peta ini menggambarkan jaringan irigasi di suatu daerah, termasuk aliran sungai, saluran irigasi, dan bendungan. Ia menjelaskan tata warna yang digunakan untuk menggambarkan fitur-fitur seperti sungai, jalan, dan daerah yang tidak dialiri. Peta ini juga menjelaskan cara memberi nama pada saluran irigasi primer, sekunder, dan tersier berdasarkan lokasi dan sumber airnya.
Bagian 1 Bahan Kuliah Irigasi dan Drainase Bab 1 4 Prodi Agroteknologi Fapert...Purwandaru Widyasunu
Irigasi dan Drainase. Bahan kuliah ini bagian 1 M.K. Irigasi dan Drainase Bab 1-4 untuk Prodi Agroteknologi Faperta Unsoed kelas sendiri. Bahan diambilkan dari berbagai buku dan gambar-gambar dari internet tentang teknologi irigasi dengan tujuan untuk Pendidikan. Bab 5-7 akan dishare dengan Judul Bagian 2 dst. This is need to publish for education purpose only.
Analisa Koefisien Limpasan pada Persamaan Rasional untuk Menghitung Debit Ban...Dian Werokila
Dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek-proyek teknik sipil yang berkaitan dengan pengaturan dan pemanfaatan air, dibutuhkan suatu analisis hidrologi, sehingga dalam mendesain serta menganalisis faktor-faktor utama dalam pelaksanaan suatu proyek seperti keamanan dan nilai ekonomis, aspek hidrologi tidak dapat diabaikan.
Seorang perencana harus dapat merencanakan bangunan air yang secara optimal mampu untuk mempertahankan kekuatan dan umur bangunan itu sendiri, sehingga dalam periode penggunaannya, bangunan tersebut diharapkan dapat dilalui dengan aman oleh banjir yang terjadi sampai ketinggian debit maksimum tanpa adanya kerusakan pada bangunan tersebut. Permasalahan yang terjadi adalah berapa besar debit yang harus disalurkan melalui bangunan yang besarnya tidak tentu dan berubah-ubah karena adanya banjir. Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan suatu perhitungan hidrologi khususnya analisis banjir rancangan.
Analisis hidrologi digunakan untuk memperkirakan debit banjir rencana, ada beberapa metode yang digunakan untuk memperkirakan besarnya debit banjir rencana mulai dari metode Rasional yang cukup sederhana sampai dengan metode yang sangat kompleks yang kemudian telah dikembangkan untuk disesuaikan dengan kondisi setempat, dikarenakan dari beberapa metode yang ada belum tentu sesuai dengan karakteristik daerah aliran sungai (DAS) yang ditinjau. Sehingga dalam memilih metode yang tepat untuk suatu DAS diperlukan kajian yang mendalam agar suatu proyek tersebut aman namun tetap bernilai ekonomis.
Persamaan Rasional merupakan salah satu cara untuk menganalisis debit banjir rencana, namun hasilnya seringkali menghasilkan penyimpangan yang cukup besar sehingga persamaan Rasional dibatasi untuk daerah dengan luas daerah aliran sungai yang kecil, yaitu kurang dari 300 ha (Goldman et.al.,1986).
Metode Rasional dikembangkan berdasarkan asumsi dalam penerapannya bahwa koefisien limpasan (C) dianggap sama untuk berbagai frekuensi hujan dan hanya dapat dihitung nilai debit puncaknya saja, volume dan waktu lamanya hidrograf banjir naik dan turun tidak dapat ditentukan.
Salah satu variabel dalam persamaan Rasional adalah koefisien limpasan (C) , faktor ini merupakan variabel yang paling menentukan hasil perhitungan debit banjir. Koefisien limpasan (C) didefinisikan sebagai perbandingan antara debit puncak aktual dengan debit puncak yang mungkin terjadi. Harga C berubah dari waktu ke waktu sesuai dengan perubahan pada faktor-faktor yang bersangkutan dengan aliran permukaan di dalam sungai, terutama kelembaban tanah, sehingga pemilihan harga koefisien limpasan (C) yang tepat memerlukan pengalaman hidrologi yang luas.
Dengan didasari latar belakang tersebut di atas, maka penulis mencoba melakukan penelitian pada suatu daerah aliran sungai agar pemilihan harga koefisien limpasan (C) pada persamaan Rasional terhadap hidrograf satuan terukur suatu daerah aliran sungai tepat sesuai dengan kondisi DAS, penelitian ini dalam bentuk tugas ak
Dokumen tersebut membahas tentang prinsip dan teknik budidaya tanaman, mulai dari persiapan lahan, penanaman, hingga pasca panen. Teknik budidaya mencakup pengolahan tanah, pemilihan varietas unggul, pemupukan, dan pemeliharaan tanaman."
Dokumen tersebut membahas tentang sistem jaringan irigasi dan bangunan yang terkait, meliputi empat tingkatan petak irigasi (primer, sekunder, tersier, kuarter), jenis-jenis saluran irigasi dan pembuangan, serta berbagai bangunan pendukung seperti bendung, bangunan bagi, sadap, dan lainnya beserta fungsinya.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem irigasi dan manajemennya. Ia menjelaskan definisi irigasi, jenis-jenis irigasi, prinsip-prinsip pengelolaan irigasi, dan tipe-tipe manajemen sumber daya air untuk irigasi.
Dokumen ini membahas perencanaan irigasi dan bangunan air untuk lahan sawah seluas 747,852 ha di daerah Kusamba, Bali. Termasuk di dalamnya adalah perencanaan debit saluran, dimensi saluran, pintu air, skema irigasi, dan diagram alir. Dokumen ini juga membahas definisi irigasi, tujuan dan manfaat irigasi, serta data yang dibutuhkan dalam perencanaan seperti data topografi, kapasitas saluran, dan kebutu
Dokumen tersebut membahas beberapa metode irigasi permukaan, yaitu basin, border, dan furrow irrigation. Irigasi permukaan merupakan metode pemberian air yang paling kuno dimana air didistribusikan secara langsung ke permukaan tanah dan diperbolehkan meresap ke dalam tanah. Metode-metode tersebut memanfaatkan prinsip gravitasi untuk mendistribusikan air secara merata di lahan pertanian.
Buku ini membahas tentang karakteristik dan pengelolaan lahan rawa di Indonesia. Lahan rawa dibagi menjadi 3 zona berdasarkan pengaruh air pasang surut, yaitu zona rawa pasang surut air asin, zona rawa pasang surut air tawar, dan zona rawa lebak. Dijelaskan pula jenis-jenis lahan rawa seperti swamp, marsh, bog, dan fed beserta ciri khasnya.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Current meter digunakan untuk mengukur debit dan kecepatan aliran sungai dengan cara mencatat putaran propelernya di bawah air.
2. Kecepatan aliran dihitung berdasarkan rumus yang terkait dengan jumlah putaran propeler.
3. Debit dihitung dengan rumus perkalian luas penampang dan kecepatan aliran rata-rata.
Dokumen tersebut membahas tentang kesuburan tanah dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Kesuburan tanah didefinisikan sebagai kemampuan tanah untuk menyediakan unsur hara bagi pertumbuhan tanaman. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman dipengaruhi oleh faktor genetik tanaman dan lingkungan seperti iklim, sifat tanah, dan ketersediaan unsur hara. Unsur hara yang dibutuhkan tanaman terdiri atas makron
Dokumen tersebut membahas tentang evaporasi, transpirasi, dan evapotranspirasi serta pengukurannya. Proses evaporasi melibatkan penguapan air dari permukaan air bebas, transpirasi melibatkan pelepasan uap air melalui tumbuhan, sedangkan evapotranspirasi adalah gabungan kedua proses tersebut. Pengukuran dilakukan menggunakan panci evaporasi dan fitometer. Estimasi laju evaporasi dan evapotranspirasi dapat dilakukan menggunakan met
Laporan praktikum mekanika fluida membahas pengukuran debit saluran terbuka menggunakan alat ukur sekat V-notch dan U-notch. Dilakukan pengukuran tinggi permukaan air, waktu aliran, dan perhitungan debit aktual, debit teori, serta koefisien debit untuk tiga variasi. Hasilnya ditampilkan dalam tabel data akhir.
Peta ini menggambarkan jaringan irigasi di suatu daerah, termasuk aliran sungai, saluran irigasi, dan bendungan. Ia menjelaskan tata warna yang digunakan untuk menggambarkan fitur-fitur seperti sungai, jalan, dan daerah yang tidak dialiri. Peta ini juga menjelaskan cara memberi nama pada saluran irigasi primer, sekunder, dan tersier berdasarkan lokasi dan sumber airnya.
This document outlines the terms, evaluation components, and schedule for an Irrigation and Drainage course. It discusses attendance requirements, evaluation criteria including assignments, exams, and practicum worth varying percentages of the total grade. The course covers topics like irrigation system management, plant-water-soil relations, crop water requirement models, irrigation methods, and drainage principles. It is scheduled over two meetings with content like contracts, introductions, institutions, hydroponic systems, surface, drip, and sprinkler irrigation, and surface and subsurface drainage. References are provided.
A subsurface drainage system consists of a surface or subsurface outlet connected to subsurface main drains and laterals to carry water away from fields. The system must be carefully planned, installed with high-quality materials, and maintained over time by clearing outlets and inlets of debris and removing tree roots within 50-100 feet of drains. Proper spacing and depth of drains is needed to lower the water table adequately after rainfall.
This document outlines the steps involved in establishing a permaculture forest, including site analysis, sector analysis, economics research, nursery selection, soil amendments, cultivation techniques, irrigation installation, tree planting, protection, pruning, thinning, coppicing, harvesting, and using the wood and other products from the forest. It discusses wide spaced alley farming, landform patterns, terracing, cover crops, and sloping agricultural land technology. The overall goal is to create a self-sustaining system that provides ongoing wood, food, and other products from the land.
When selecting a farm property, carefully consider several key factors:
- The location should have good weather, drainage, and proximity to labor, towns, transportation, and markets. Farms that often change owners should be avoided.
- Buildings and infrastructure like presses, vats, and equipment should be adequate but not excessive. The property layout should minimize waste and input needs.
- An ideal farm would have varied terrain and be around 100 hectares, with vineyards, irrigated gardens, orchards, fields, and woods providing diversity of production.
Dokumen ini membahas tentang karakteristik fisik tanah, termasuk kerapatan volume dan massa tanah, kelembaban tanah, porositas, aerasi, rasio ruang, tingkat kejenuhan, dan kapasitas tanah memegang air. Contoh perhitungan untuk menghitung berbagai karakteristik fisik tanah juga diberikan.
Understanding soil requires understanding life, as soil cannot be understood through chemistry alone. As living beings concerned with sustaining life, we must consider the living aspects of soil and crops, not just the dead chemistry, if we want to continue living.
Dokumen tersebut membahas tentang ilmu ukur wilayah (surveying) yang merupakan bagian dari ilmu geodesi. Ilmu ini digunakan untuk menentukan posisi titik-titik di permukaan bumi dan menggambarkan kondisi fisik sebagian permukaan bumi. Terdapat dua prinsip dasar pengukuran yaitu pengukuran geodetik dan mendatar, yang membedakan asumsi tentang jarak, sudut, dan arah batu duga.
This document describes the development of the Allyn River Permaculture Farm located at 1099 Allyn River Road Allynbrook NSW 2311. It includes maps of the property, photographs documenting construction of water and soil management systems like dams, swales and ponds. Pictures also show the orchard, plantings, composting areas and zones on the property. The final pages invite members of Permaculture North to visit the farm on the weekend of December 8-9 and provides the address for the farm.
The document provides guidelines for designing buildings in humid tropical climates. It recommends placing windows on opposite walls to promote cross ventilation while discouraging direct lines of sight between windows. Casement windows can redirect wind if needed. Shuttered windows allow for shade. East and west facing windows should be minimized to reduce solar heat gain. Louvered windows maximize ventilation while providing weather protection. Roof ventilation reduces heat buildup. A long, narrow floor plan oriented east-west minimizes heat gain. Open floor plans with high ceilings promote air movement. Walls perpendicular to airflow should be minimized. Elevating the house improves ventilation below. Verandas provide shade. Roofs with reflective coatings allow for rapid nighttime cooling.
Scientists from various fields study patterns found in nature. Astronomers model patterns in spiral galaxies. Physicists examine atomic movements. Biologists research random growth patterns. Meteorologists analyze climate patterns in the atmosphere. Geologists investigate patterns in the Earth. Agriculturists study patterns relevant to their field. The document also lists various types of patterns like waves, cloud forms, lobes, streamlines, branches, scatters, nets, tessellation, and spirals that occur across different domains of science.
Dokumen tersebut membahas tentang pengukuran beda tinggi dengan metode penyipat datar. Metode ini dijelaskan sebagai metode pengukuran beda tinggi yang paling teliti. Dokumen juga menjelaskan beberapa istilah terkait pengukuran beda tinggi dengan penyipat datar seperti tinggi alat, elevasi garis bidik, dan cara-cara pengukuran ke belakang dan ke muka.
Permaculture design involves several key steps and processes:
1) Data collection including aerial photos, maps, soil/climate data, and site surveys.
2) Comprehensive site analysis using tools like a site analysis kit, GPS, camera and various field testing equipment.
3) Development of a designed report with cost estimates, approvals, and scheduling.
Dokumen tersebut membahas tentang Incident Command System (ICS) dan sistem tanggap darurat medis untuk penanganan korban banyak. ICS memiliki komponen komando, operasi, logistik, perencanaan, dan keuangan, sementara sistem tanggap darurat medis memiliki sektor pos pengendali, ekstrikasi, perawatan, transportasi, staging, pendukung, dan triage."
The document describes a 35kW down-draft solid biomass gasifier that generates producer gas from wood chips. The gas is filtered and then used to power an internal combustion or diesel engine, which generates electricity. It also discusses the potential of geothermal energy, noting that worldwide geothermal power currently produces 8,900 megawatts but that with more research and development the potential could be over 72,000 megawatts, enough to power a mid-sized US state.
Ada dua konsep utama imbalan air yaitu lebihan air dan kekurangan air. Imbalan air di kawasan perkotaan menjadi lebih kompleks kerana manusia telah mengubah kitaran air dan sistem imbalan semula jadi. Faktor seperti iklim, topografi, batuan, tumbuhan, aktiviti manusia dan kehadiran badan air mempengaruhi variasi imbalan air di ruang dan masa.
Sumber daya alam terdiri dari sumber daya alam yang dapat diperbarui seperti tanah, air, udara, hutan dan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui seperti tambang. Dokumen ini menjelaskan jenis-jenis sumber daya alam dan manfaatnya.
HIDROSFER Geografi peminatan kelas X MIPA semester 2 firdyannisaFirdyannisa Iskandar
Dokumen tersebut membahas tentang hidrosfer yang merupakan bagian lapisan air yang menutupi atau berada di bumi. Dibahas pula siklus air, perairan darat seperti air tanah dan permukaan, perairan laut, istilah dalam siklus air, dan jenis-jenis sungai beserta pola alirannya.
MK Irigasi dan Drainase Bab 5 pemberian air dan efisiensi plus tugasPurwandaru Widyasunu
Bab 5 dokumen tersebut membahas tentang metode pemberian air dan efisiensi irigasi. Terdapat beberapa metode pemberian air seperti irigasi di atas permukaan, irigasi bawah permukaan, dan irigasi tetes. Efisiensi irigasi terdiri dari efisiensi penyaluran, efisiensi pemberian, dan efisiensi penyimpanan. Faktor yang mempengaruhi efisiensi antara lain metode pemberian air, kondisi tanah dan jaringan irig
Daerah resapan air adalah daerah dimana air hujan diserap ke dalam tanah, membentuk aliran air tanah. Daerah ini memiliki vegetasi yang dapat menyaring air dan mengendalikan laju limpahan air serta menyimpan air untuk musim kemarau dan mencegah banjir. Perlindungan daerah resapan penting untuk menjaga fungsinya namun sering terganggu pembangunan berlebihan.
Lubang sedalam 1 meter yang bisa mencegah banjirRomanza Al-Imron
Dokumen tersebut membahas tentang sumur resapan dan lubang resapan biopori sebagai teknik konservasi air. Sumur resapan adalah bangunan berbentuk sumur gali yang berfungsi menampung dan meresapkan air hujan ke tanah, sementara lubang resapan biopori adalah lubang berdiameter 10-30 cm yang diisi sampah organik untuk menjebak air hujan dan membantu pelapukan sampah menjadi kompos. Kedua teknik ini bertujuan memaksimalkan
Dokumen tersebut membahas tentang hidrosfer yang meliputi siklus air, perairan darat seperti sungai, danau dan rawa, serta upaya penanggulangan banjir. Juga membahas tentang perairan laut seperti klasifikasi, morfologi dasar laut, dan sifat-sifat air laut.
Dokumen tersebut menjelaskan proses kitaran air dan fosforus secara alami serta dampak aktiviti manusia terhadap kedua-dua kitaran tersebut. Proses kitaran air meliputi penyejatan, pemeluwapan, hujan, dan aliran air permukaan dan bawah tanah. Manusia boleh mengganggu kitaran ini melalui pembalakan, pembangunan bandar, dan perindustrian. Proses kitaran fosforus pula melibatkan penyerapan fosfat oleh tumbu
Dokumen tersebut membahas pentingnya pengelolaan sumber daya air yang berbasis Daerah Aliran Sungai dan mempertimbangkan semua kebutuhan akan air. Ia menjelaskan berbagai metode konservasi tanah dan air untuk meningkatkan efisiensi penggunaan air di hulu, tengah, dan hilir daerah aliran sungai, seperti penanaman vegetasi, pembangunan waduk, dan teknik irigasi yang hemat air.
Pertemuan 2-Jaringan Irigasi DAN SEMUANYA HSVDHHDGEY.pptxfarhelgod
Dokumen tersebut membahas berbagai metode pemberian air irigasi seperti irigasi permukaan, irigasi basin, irigasi border, irigasi alur, irigasi surjan, irigasi pasang surut, dan irigasi pompa beserta penjelasan singkat mengenai prinsip kerja dan karakteristik masing-masing metode."
1. Dokumen membahas penggolongan dan tingkat keparahan luka bakar berdasarkan sumber panas, luas permukaan tubuh yang terkena, serta penanganan awal luka bakar termal, kimia, dan listrik.
Cedera sistem otot rangka dapat berupa patah tulang, urai sendi, terkilir otot atau sendi. Pertolongan pertamanya meliputi penilaian awal, menstabilkan bagian yang terluka, membersihkan luka, membidai untuk mencegah gerakan berlebihan, dan merujuk korban ke fasilitas kesehatan.
Cedera jaringan lunak dapat berupa luka terbuka atau tertutup. Luka terbuka terjadi ketika kulit atau jaringan putus, sementara luka tertutup terjadi tanpa putusnya kulit. Luka dikelompokkan menjadi lecet, sayat, robek, tusuk, sobek, dan amputasi. Perawatan luka meliputi membersihkan, menghentikan perdarahan, mencegah infeksi, dan rujukan ke fasilitas kesehatan.
Dokumen ini membahas tentang cedera sistem otot rangka, termasuk macam dan penyebab cedera, tanda dan gejalanya, jenis patah tulang, tujuan dan macam pembidaian, serta penanganan pertolongan pertama untuk cedera sistem otot rangka.
Dokumen tersebut membahas tentang trauma dan perdarahan, termasuk penyebab, jenis, tanda-tanda, dan penanganannya. Perdarahan dibedakan menjadi perdarahan luar dan dalam, dan dapat menyebabkan syok jika tidak ditangani dengan benar. Berbagai jenis luka dijelaskan beserta prinsip-prinsip dasar perawatannya.
This document lists locations and dates related to permaculture projects. Many of the locations listed are in Australia such as Strathfieldsaye, Rochester, Apollo Bay, Junortoun, Maleny, Mt Egerton, Harcourt, Albury, Nullavale, Birdwood, Glenaroua, Bridgewater, Bendigo, Tyalgum, Moriac, Wehla, and Long Gully. International locations mentioned include Vietnam, the Philippines, Belthorpe in the UK, Bega in New Zealand, and Jordan. Years range from 1993 to 2007.
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1Arumdwikinasih
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang mengakomodasi dari semua perbedaan murid, terbuka untuk semua dan memberikan kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan oleh setiap individu.kelas 1 ........
Pendidikan inklusif merupakan sistem pendidikan yang
memberikan akses kepada semua peserta didik yang
memiliki kelainan, bakat istimewa,maupun potensi tertentu
untuk mengikuti pendidikan maupun pembelajaran dalam
satu lingkungan pendidikan yang sama dengan peserta didik
umumlainya
2. DEFINISI IRIGASI (01)
PETER STREN (1980) -- proses suplai air ke tanaman,
buah buahan, rumput diluar air hujan
HUDSON (1975) -- pemberian air pada tanah diluar air
hujan untuk menambah kelembabannya yang diperlukan
untuk pertumbuhan tanaman yang tumbuh diatasnya
LARRY G, JAMES (1988) -- pemberian air secara buatan
pada areal pertanaman yang air hujannya tidak mencukupi
dengan tujuan menjamin pertumbuhan tanaman yang
baik
ASAE (1999) -- pemberian air secara buatan pada areal
pertanaman, mengontrol pendistribusaiannya, dan
membuang kelebihannya ke saluran alam atau buatan
setelah digunakan dengan cara yang optimal
3. DEFINISI IRIGASI (02)
Irigasi adalah suplai air
kedalam tanah untuk
memenuhi kebutuhan
tanaman seandainya air
dari atmosfir, yaitu air hujan
tidak mencukupi.
4. TUJUAN UTAMA IRIGASI ADALAH MENINGKATKAN
KELEMBABAN /KEBASAHAN TANAH DENGAN
TUJUAN/MANFAATNYA, ANTARA LAIN :
MEMUNGKINKAN TERJADINYA PERKECAMBAHAN
MENDAPATKAN PERTUMBUHAN TANAMAN YANG LEBIH BAIK
MENJAMIN TERHINDAR DARI KEKERINGAN
TERHINDAR DARI KEGAGALAN PEMBENTUKAN BUAH DAN PERTUNASAN
DAPAT MENINGKATKAN INTENSITAS TANAM.
MENUNJANG PENGOLAHAN TANAH
PADA PADI SAWAH UNTUK MENDAPATKAN TINGGI GENANGAN
TERTENTU YANG DIKEHENDAKI TANAMAN DAN MENEKAN
PERTUMBUHAN GULMA
MELARUTKAN USUR HARA, SEHINGGA MEMUNGKINKAN
DISERAP OLAH TANAMAN.
5. MENCUCI GARAM-GARAM YANG TIDAK DIKEHENDAKI TANAMAN.
DAPAT DIBERIKAN BERSAMAAN DENGAN APLIKASI BAHAN KIMIA,
SEPERTI PUPUK, HERBISIDA ATAU FUNGISIDA
PENCEGAHAN EROSI ANGIN. TANAH YANG BASAH ATAU LEMBAB
LEBIH TAHAN TERHADAP EROSI OLEH ANGINA
BEBERAPA TUJUAN LAIN YANG UMUM TIDAK ATAU KURANG
DISADARI, YAITU :
MENGONTROL LINGKUNGAN PERTUMBUHAN TAMAN.
MENJAGA TANAH DAN TANAMAN TETAP DINGIN,
MEMENJAGA TANAH TETAP LEMBAB,
MENCEGAH TERJADINYA FROST, YAITU KERUSAKAN TANAMAN
AKIBAT CUACA TERLALU DINGIN, SEHINGGA CEL-CEL TANAMAN
TERUTAMA PADA DAUN PECAH-PECAH.
6. SANITASI
PERLINDUNGAN LINGKUNGAN,
DAPAT DIMANFAATKAN UNTUK MANDI, CUCI,
PENGGELONTORAN KOTA,
MENYIRAM TANAMAN PEKARANGAN DAN
SUMBER AIR DALAM PENANGGULANGAN KEBAKARAN
(1). PROSES PENGAMBILAN AIR DARI SUMBERNYA(INTAKE PROSES)
(2). MENYALURKAN DARI SUMBER KE AREAL YANG AKAN DIAIRI
(CONVEYANCE
(3). MENDISTRIBUSIKAN KE SUB-SUB AREAL (DISTRIBUTION)
(4). MEMBERIKAN AIR KE PERTANAMAN (IRRIGATION APPLICATION
METHODS),
(5). MEMBUANG KELEBIHAN AIR (WASTE WATER DRAINAGE)
7. MENURUT FAO (1974) PENGEMBANGAN IRIGASI PERLU
DILAKUKAN TERUTAMA DIDAERAH-DAERAH :
KERING ATAU AGAK KERING, DIMANA TANAH COCOK TAPI CURAH HUJAN
TERLALU RENDAH UNTUK TANAMAN BERPRODUKSI
DENGAN JUMLAH CURAH HUJANNYA CUKUP TAPI DISTRIBUSINYA JELEK
ATAU TIDAK MERATA (TIDAK MERATA BISA KARENA WAKTU ATAU
WILAYAH), SEHINGGA SATU SAAT LAHANNYA KEBANJIRAN DAN SATU SAAT
KEKERINGAN ATAU DI SATU WILAYAH AIR BANYAK DI WILAYAH LAIN
KURANG
DENGAN JUMLAH CURAH HUJANNYA DIANGGAP CUKUP DAN
DISTRIBUSINYA DIANGGAP MEMADAI/MERATA , TETAPI PADA
KENYATAANNYA TIDAK. UNTUK DAERAH INI IRIGASI BETUL-BETUL
MERUPAKAN TAMBAHAN (SUPPLEMENTAL IRIGATION)
8. JENSEN (1980) MENYATAKAN BAHWA IRIGASI SEBAGAI
TAMBAHAN AIR HUJAN, MAKA :
DI DAERAH KERING DIMANA CURAH HUJAN TAHUNAN KURANG DARI 200 –
250 MM, IRIGASI MERUPAKAN SUMBER AIR UTAMA BAGI TANAMAN,
SEHINGGA IRIGASI MUTLAK DIPERLUKAN
DI DAERAH AGAK KERING CURAH HUJAN ANTARA 400 – 500 MM
PER TAHUN. DI DAERAH INI TANAMAN DAPAT TUMBUH TANPA
IRIGASI, TETAPI HASILNYA RENDAH DAN RISIKO GAGAL PANEN
UMUMNYA TINGGI.
DI DAERAH AGAK BASAH CURAH HUJAN ANTARA 600 – 700 MM
PER TAHUN. IRIGASI MUNGKIN DIPERLUKAN DALAM JANGKA
PENDEK SELAMA MUSIM TANAM, YAITU TERGANTUNG DARI
KAPASITAS TANAHNYA MENYIMPAN AIR DAN KEDALAMAN
PERAKARAN TANAMAN YANG DIUSAHAKAN.
DI DAERAH BASAH CURAH HUJAN DIATAS 800 MM PER TAHUN
NORNALNYA IRIGASI TIDAK DIPERLUKAN, KECUALI DI DAERAH DENGAN
TANAHNYA DANGKAL DAN SANGAT BERPASIR ATAU TANAMAN YANG
DIUSAHAKAN MEMPUNYAI SISTEM PERAKARAN YANG DANGKAL
9. (1)
MENURUT DR. IR. SURIPIN, M.ENG. (2004) DRAINASE MEMPUNYAI ARTI
MENGALIRKAN, MENGURAS, MEMBUANG, ATAU MENGALIHKAN AIR.
(2)
DIDEFINISIKAN SEBAGAI SERANGKAIAN BANGUNAN AIR YANG BERFUNGSI
UNTUK MENGURANGI DAN/ATAU MEMBUANG KELEBIHAN AIR DARI SUATU
KAWASAN ATAU LAHAN, SEHINGGA LAHAN DAPAT DIFUNGSIKAN SECARA
OPTIMAL
(3)
DRAINASE YAITU SUATU CARA PEMBUANGAN KELEBIHAN AIR YANG TIDAK
DIINGINKAN PADA SUATU DAERAH, SERTA CARA-CARA
PENANGGGULANGAN AKIBAT YANG DITIMBULKAN OLEH KELEBIHAN AIR
TERSEBUT. (SUHARDJONO 1984)
(4)
MENGALIRKAN AIR PERMUKAAN KE BADAN AIR ATAU BANGUNAN RESAPAN
10. TUJUAN UTAMA DRAINASE ADALAH MEMBUANG AIR
BERLEBIH DENGAN TUJUAN :
MEMUNGKINKAN BENIH/BIBIT TUMBUH DENGAN BAIK TIDAK BUSUK
(KECUALI PADI SAWAH/TANAMAN AKUATIK ATAU SEMI AKUATIK LAINNYA)
PERTUMBUHAN AKAR LEBIH SEMPURNA/BAIK TIDAK BUSUK (KECUALI PADI
SAWAH/TANAMAN AKUATIK ATAU SEMI AKUATIK LAINNYA)
MENUNJANG PENGOLAHAN TANAH
PADA PADI SAWAH UNTUK MENDAPATKAN TINGGI GENANGAN
TERTENTU (TIDAK BERLEBIH , BIASANYA ANTARA 2-5 CM).
GENANGAN BERLEBIH BERDAMPAK ANTARA LAIN PADA
JUMLAH ANAKAN, PENYERAPAN UNSUR HARA.
MENGEFEKTIFKAN PEMUPUKAN DAN PEMBERANTASAN HAMA
PENYAKIT.
MENGERINGKAN DAERAH BECEK DAN GENANGAN AIR
MENURUNKAN PERMUKAAN AIR TANAH PADA TINGKAT YANG
IDEAL.
MENGENDALIKAN AIR HUJAN YANG BERLEBIHAN SEHINGGA
TIDAK TERJADI BENCANA BANJIR.
MENGENDALIKAN EROSI TANAH, LAND SLIDING, KERUSAKAN
JALAN DAN BANGUNAN YANG ADA.
11. BILA TERJADI OVERDRAINED, TANAMAN AKAN MENGALAMI
KEKURANGAN AIR, SEHINGGA YANG TADINYA TIDAK PERLU
IRIGASI MENJADI PERLU.
DATARAN RENDAH DAN CEKUNGAN DENGAN CURAH HUJAN YANG
TINGGI
DAERAH PESISIR PANTAI
DAERAH RAWA DAN DAERAH YANG TERPENGARUH PASANG SURUT
AIR LAUT
12. KAITAN SALURAN IRIGASI DAN
SALURAN DRAINASE
Irigasi dan drainase di Indonesia hampir selalu
mempunyai fungsi saling menunjang dalam usaha
mencapai hasil optimum dalam bidang pertanian
Jaringan pemberi dan jaringan drainase perlu dibuat
terpisah walaupun memiliki fungsi saling menunjang
dalam usaha pelayanan kebutuhan pertanian
Saluran irigasi yang berfungsi ganda sebagai saluran
pemberi dan saluran drainase akan menimbulkan
kesulitan - kesulitan pengoperasian dan saluran lebih
cepat rusak.
Saluran drainase ditentukan berdasar jumlah air pada
suatu daerah yang harus dibuang dalam waktu tertentu,
sedangkan saluran pemberi ditentukan berdasar
kebutuhan maksimum untuk tanaman dengan
13. SATUAN AIR DALAM IRIGASI
Tebal Air yang dinyatakan dalam mm,cm atau m
Volume Air dalam m3 untuk satu jenis tanaman
tertentu selama masa tanam
Satuan Debit Air (l/dtk/ha atau m3/dtk/ha) yang
menyatakan debit air untuk melayani suatu satuan
luas
Duty of Water, Merupakan luas areal yang dapat diairi
oleh debit tertentu. Satuan ini dinamai " duty of
water". Misalnya untuk suatu jenis tanaman tertentu
pada suatu areal dty of water = A acres. Negara yang
sering menggunakan satuan ini misalnya USA, dan
debit umumnya dinyatakan dalam second foot atau
cusec. 1 cusec = 1 f3/dtk = 28,3 liter/det dan 1 acre =
4047 m2
14. Sumber Air Untuk Irigasi
Air Hujan
Mata Air
Waduk
Sungai
Embung
Ponds (kolam)
15. Perundangan Irigasi
UU no 11 tahun 1974 tentang Pengairan,
PP no. 23 tahun 1982 tentang Irigasi,
UU no 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air,
PP no. 42 tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sumber Daya Air,
PP no. 20 tahun 2006 tentang Irigasi.