SlideShare a Scribd company logo
1
LAPORAN KASUS
HIPERTENSI
FIRDHA AULIA NISA
PEMBIMBING
dr. Ratu Wulandari
PUSKESMAS KAMPUNG SAWAH
2
BAB I
KASUS
Identitas Pasien
Nama : Ny. R.
Tanggal lahir/umur : 55 tahun.
Alamat : ciputat
Agama : Islam.
Pekerjaan : IRT.
Anamnesis.
Keluhan Utama
Pusing
Keluhan Tambahan
Badan terasa pegal-pegal.
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan kepala terasa pusing ketika hendak tidur malam
hari. Pusing dirasakan pasien di seluruh bagian kepala dan terkadang pasien juga
mengeluhkan adanya nyeri di leher bagian belakang. Keluhan ini dirasakan pasien
hampir setiap malam hari yang di akibatkan oleh karena pasien memikirkan
anaknya yang belum juga pulang ketika sudah larut malam. Menurut pengakuan
pasien hal ini yang menyebabkan pusing yang di alami pasien tak kunjung
sembuh. Pasien mengaku pusing nya membaik setelah meminum obat.
Riwayat Penyakit Dahulu
Penyakit hipertensi sejak dua tahun yang lalu
Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu, abang dan kakak pasien memiliki riwayat penyakit yang sama
3
Riwayat Pemakaian Obat
Amlodipine 5 mg.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Baik.
Kesadaran : E4 M6 V5.
Tekanan Darah : 140/ 80 mmHg.
Nadi : 78 kali/ menit.
Pernapasan : 20 kali/ menit.
Suhu : 36, 6 °C.
BB : kg.
TB : cm.
BMI :
Kepala
ï‚· Rambut : Hitam, sukar dicabut
ï‚· Wajah : Simetris, oedema (-), deformitas (-)
ï‚· Mata : Konjungtiva palpebra inferior pucat (-/-), ikterik (-/-)
sekret (-/-), refleks cahaya (+/+),Pupilisokor bulat 3 mm/3
mm
ï‚· Telinga : Serumen (-/-)
ï‚· Hidung : Sekret (-/-), Napas cuping hidung (-)
ï‚· Mulut :
- Bibir: Bibir kering (-), mukosa kering (-),sianosis (-)
- Lidah : Tremor (-), beslag (-), hiperemis (-).
- Tonsil : Hiperemis (-/- ) T1 – T1,
Leher
Inspeksi : Simetris, retraksi (-).
Palpasi : Pembesaran KGB (-), Kaku kuduk (-), Refleks Brudzinski I (-).
4
Thoraks
Inspeksi
- Statis : Simetris, bentuk normochest
- Dinamis : Pernafasan abdominotorakal, retraksi suprasternal (-) retraksi
intercostal (-), retraksi epigastrium (-)
Paru
- Inspeksi : Simetris statis, dinamis
- Palpasi : Kanan Kiri
Depan Fremitus N Fremitus N
Belakang Fremitus N Fremitus N
- Perkusi :
Depan sonor sonor
Belakang sonor sonor
- Auskultasi
Depan vesikuler vesikuler
Belakang vesikuler vesikuler
Tidak terdengar suara nafas tambahan berupa rhonki ataupun wheezing di kedua
lapangan paru.
Jantung
- Inspeksi : Ictus Cordis tidak terlihat
- Palpasi : Ictus Cordis teraba, thrill (-)
- Perkusi : Batas-batas jantung.
- Atas : Sela iga II linea midclavicula sinistra.
- Kiri : Sela iga V line axilaris anterior.
- Kanan : Sela iga IV linea parasternal dextra.
- Auskultasi: BJ I > BJ II , reguler (+), bising (-).
Abdomen
- Inspeksi : Simetris, distensi (-), vena kolateral (-).
- Palpasi : Nyeri Tekan (-), defans muscular (-).
5
 Hepar : tidak teraba.
 Lien : tidak teraba.
 Ginjal : Ballotement tidak teraba.
- Perkusi : Timpani, shifting dullness (-), Undulasi (-)
- Auskultasi : Peristaltik (+) N.
Tulang Belakang : simetris.
Kelenjar Limfe : Pembesaran KGB (-).
Ekstremitas:
Superior Inferior
Kanan Kiri Kanan Kiri
Sianosis - - - -
Oedema - - - -
Pucat - - - -
Fraktur - - - -
Diagnosis Kerja: Hipertensi Stage I
Terapi
Medikamentosa
- Amlodipin 1x 5 mg (malam)
Non-medikamentosa :
- Memberikan informasi bahwa pasien harus menghindari faktor stress
yang dialami oleh pasien.
- Menjelaskan kepada pasien untuk mengatur pola makan yang bergizi
dan rendah garam
- Memberikan informasi kepada pasien untuk melakukan olahraga
secara teratur dan terukur.
Prognosis
Quo ad vitam : dubia ad bonam
6
Quo ad sanactionam : dubia ad bonam
Quo ad fungtionam : dubia ad bonam
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg. Pada
populasi lanjut usia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg
dan tekanan diastolik 90 mmHg.1
Menurut WHO tekanan darah dianggap normal bila sistoliknya 120-140
mmHg dan diastoliknya 80-90 mmHg sedangkan dikatakan Hipertensi bila lebih
dari 140/90 mmHg dan diantara nilai tersebut dikatakan normal tinggi. Batasan ini
berlaku bagi orang dewasa diatas 18 tahun.2
Hipertensi adalah suatu gangguan pada pembuluh darah yang
mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi, yang dibawa oleh darah, terhambat
sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkannya. Tubuh akan bereaksi lapar,
yang mengakibatkan jantung harus bekerja lebih keras untuk memenuhi
kebutuhan tersebut. Bila kondisi tersebut berlangsung lama dan menetap,
timbulah gejala yang disebut sebagai penyakit tekanan darah tinggi.3
Hipertensi merupakan suatu keadaan terjadinya peningkatan tekanan darah
yang memberi gejala berlanjut pada suatu target organ tubuh sehingga timbul
kerusakan lebih berat seperti Stroke (terjadi pada otak dan berdampak pada
kematian yang tinggi), Penyakit Jantung Koroner (terjadi pada kerusakan
pembuluh darah jantung) serta penyempitan ventrikel kiri / bilik kiri (terjadi pada
otot jantung). Selain penyakit tersebut dapat pula menyebabkan Gagal Ginjal,
Penyakit Pembuluh lain, Diabetes Mellitus dan lain-lain.3,4
ETIOLOGI
Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik.
Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau peningkatan
tekanan perifer. Namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya
hipertensi:
8
a. Genetik: Respon nerologi terhadap stres atau kelainan ekskresi atau
transport Na.
b. Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkan
tekanan darah meningkat.
c. Stres Lingkungan.
d. Hilangnya Elastisitas jaringan dan arterisklerosis pada orang tua serta
pelebaran pembuluh darah.
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi dua golongan, yaitu :
(Mansjoer, A. 2001)6
1. Hipertensi esensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui
penyebabnya, disebut juga hipertensi idiopatik. Terdapat sekitar 95% kasus.
Banyak faktor yang mempengaruhi seperti genetik, lingkungan,
hiperaktivitas susunan saraf simpatis, sistem renin-angiotensin, defek dalam
ekskresi Na, peningkatan Na dan Ca intraselular, dan faktor-faktor yang
meningkatkan risiko, seperti obesitas, alkohol, merokok, serta polisitemia.
2. Hipertensi sekunder atau hipertensi renal. Terdapat sekitar 5% kasus.
Penyebab spesifiknya diketahui, seperti gangguan estrogen, penyakit ginjal,
hipertensi vaskular renal, hiperaldosterinisme primer, dan sindrom Cushing,
feokromositoma, koarktasio aorta, hipertensi yang berhubungan dengan
kehamilan, dan lain-lain.
EPIDEMIOLOGI
Di negara berkembang, sekitar 80 persen penduduk mengidap hipertensi.
Hipertensi diperkirakan menjadi penyebab kematian sekitar 7,1 juta orang di
seluruh dunia atau sekitar 13 % dari total kematian. The American Heart
Association memperkirakan tekanan darah tinggi mempengaruhi sekitar satu dari
tiga orang dewasa di Amerika Serikat yang berjumlah 73 juta orang.Tekanan
darah tinggi juga diperkirakan mempengaruhi sekitar dua juta remaja Amerika
dan anak-anak. Hipertensi jelas merupakan masalah kesehatan masyarakat yang
utama.2
Berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun 2004, hipertensi menempati
urutan ketiga sebagai penyakit yang paling sering diderita oleh pasien rawat jalan.
9
Pada tahun 2006, hipertensi menempati urutan kedua penyakit yang paling sering
diderita pasien oleh pasien rawat jalan Indonesia (4,67%) setelah ISPA (9,32%).
Berdasarkan penelitian tahun 1975 diketahui bahwa prevalensi hipertensi di
Indonesia adalah 7,1% dengan 6,6% pada wanita dan 7,6% pada pria. Sedangkan
pada survei faktor risiko penyakit kardiovaskuler, prevalensi hipertensi di
Indonesia meningkat menjadi 13,6% pada pria dan 16% pada wanita
Di Indonesia berdasarkan hasil survei INA-MONICA (Multinational
Monitoring of Trends and Determinants In Cardiovascular Disease) tahun 1988
angka hipertensi mencapai 14,9%, jumlah penderita hipertensi terus meningkat
hingga 16,9% pada survei 5 tahun kemudian. Gaya hidup modern telah membuat
hipertensi menjadi masalah besar.Di Indonesia saja prevalensi hipertensi cukup
tinggi 7% sampai 22%. Bahkan berdasarkan hasil penelitian, penderita akan
berujung pada penyakit jantung 75%, stroke 15%, dan gagal ginjal 10%.
PATOFISIOLOGI
Jantung memompa darah melalui pembuluh darah arteri.Dari pembuluh
darah yang besar ke pembuluh darah yang kecil yang disebut arteriol.Arteriol
membagi darah ke pembuluh darah yang lebih kecil lagi yang disebut
kapiler.Tugas kapiler-kapiler ini adalah memberi organ-organ makanan dan
oksigen. Darah akan kembali kejantung melalui pembuluh darah vena.
Normalnya, pembuluh darah akan mengembang (menerima darah) dan
mengecil (meneruskan darah) melalui sistem persarafan yang kompleks. Namun
peristiwa ini sering kali tidak berjalan mulus. Banyak keadaan (Penyakit atau
kelainan) yang bisa membuat pembuluh darah tidak membesar atau tidak elastis
lagi akibatnya akan terjadi kekurangan darah pada organ tertentu. Jika suatu organ
kekurangan oksigen dan sari makanan, maka suatu proses umpan balik akan
terjadi.
Organ tersebut akan mengirim tanda keotak bahwa membutuhkan darah
lebih banyak. Reaksinya adalah tekanan darah ditingkatkan sayangnya
peningkatan tekanan darah ini juga terjadi pada organ-organ lainnya yang tidak
mengirim tanda tersebut. Dan yang paling beresiko tinggi pada ginjal dan otak.
10
Tekanan darah yang tinggi pada ginjal dan otak mengakibatkan kerusakan kedua
organ tersebut.7
KLASIFIKASI
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibedakan menjadi dua golongan yaitu
hipertensi primer dan hipertensi sekunder.Hipertensi primer atau hipertensi
esensial terjadi karena peningkatan persisten tekanan arteri akibat ketidakteraturan
mekanisme kontrol homeostatik normal, dapat juga disebut hipertensi
idiopatik.Hipertensi ini mencakup sekitar 95% kasus. Banyak faktor yang
mempengaruhinya seperti genetik, lingkungan, hiperaktivitas susunan saraf
simpatis, sistem renin-angiotensin, defek dalam ekskresi Na, peningkatan Na dan
Ca intraseluler, dan faktor-faktor yang meningkatkan risiko seperti obesitas dan
merokok.8,9
Hipertensi sekunder atau hipertensi renal merupakan hipertensi yang
penyebabnya diketahui dan terjadi sekitar 10% dari kasus-kasus
hipertensi.Hampirsemua hipertensi sekunder berhubungan dengan ganggaun
sekresi hormon dan fungsi ginjal. Penyebab spesifik hipertensi sekunder antara
lain penggunaan estrogen, penyakit ginjal, hipertensi vaskular renal,
hiperaldesteronisme primer, sindroma Cushing, feokromositoma, dan hipertensi
yang berhubungan dengan kehamilan. Umumnya hipertensi sekunder dapat
disembuhkan dengan penatalaksanaan penyebabnya secara tepat.9
Hipertensi diastolik (diastolic hypertension) merupakan peningkatan
tekanan diastolik tanpa diikuti peningkatan tekanan sistolik, biasanya ditemukan
pada anak-anak dan dewasa muda.Hipertensi diastolik terjadi apabila pembuluh
darah kecil menyempit secara tidak normal, sehingga memperbesar tahanan
terhadap aliran darah yang melaluinya dan meningkatkan tekanan
diastoliknya.Tekanan darah diastolik berkaitan dengan tekanan arteri bila jantung
berada dalam keadaan relaksasi di antara dua denyutan. Hipertensi campuran
merupakan peningkatan pada tekanan sistolik dan diastolik.10
Berdasarkan bentuknya, hipertensi dibedakan menjadi tiga golongan yaitu
hipertensi sistolik, hipertensi diastolik, dan hipertensi campuran. Hipertensi
sistolik (isolated systolic hypertension) merupakan peningkatan tekanan sistolik
11
tanpa diikuti peningkatan tekanan diastolik dan umumnya ditemukan pada usia
lanjut. Tekanan sistolik berkaitan dengan tingginya tekanan pada arteri apabila
jantung berkontraksi (denyut jantung). Tekanan sistolik merupakan tekanan
maksimum dalam arteri dantercermin pada hasil pembacaan tekanan darah
sebagai tekanan atas yang nilainya lebih besar.11,10
Klasifikasi hipertensi menurut gejala dibedakan menjadi dua yaitu
hipertensi benigna dan hipertensi maligna. Hipertensi benigna merupakan keadaan
hipertensi yang tidak menimbulkan gejala-gejala, biasanya ditemukan saat
penderita cek up. Hipertensi maligna merupakan keadaan hipertensi yang
membahayakan biasanya disertai keadaan kegawatan sebagai akibat komplikasi
pada organ-organ seperti otak, jantung dan ginjal.10
Menurut The Seventh Report of The Joint National Committee on
Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC
VII), klasifikasi hipertensi pada orang dewasa dapat dibagi menjadi kelompok
normal, prehipertensi, hipertensi derajat I dan derajat II. (Tabel 2.)10
Kategori Sistol (mmHg) Dan / atau Diastol (mmHg)
Normal <120 Dan <80
Pre hipertensi 120-139 Atau 80-89
Hipertensi tahap 1 140-159 Atau 90-99
Hipertensi tahap 2 ≥ 160 Atau ≥ 100
Tabel 4.1 Klasifikasi hipertensi menurut JNC VII
Faktor Risiko
Faktor risiko hipertensi dibedakan atas:
1.Faktor yang tidak dapat diubah atau dikontrol
a. Usia
b. Jenis kelamin
c. Riwayat keluarga
d. Genetik
2.Faktor yang dapat diubah/dikontrol
a. Merokok
b. Konsumsi garam/makanan asin
12
c. Konsumsi lemak jenuh
d. Konsumsi minuman beralkohol
e. Kurangnya aktivitas/olahraga
Manisfestasi Klinis
Pemeriksaan fisik dapat pula tidak dijumpai kelainan apapun selain
peninggian tekanan darah yang merupakan satu-satunya gejala. Individu penderita
hipertensi kadang tidak menampakkan gejala sampai bertahun-tahun. Apabila
terdapat gejala, maka gejala tersebut menunjukkan adanya kerusakan vaskuler,
dengan manifestasi khas sesuai sistem organ yang divaskularisasi oleh pembuluh
darah bersangkutan.8
Elizabeth J. Corwin menyebutkan bahwa sebagian besar gejala klinis timbul
setelah mengalami hipertensi bertahun-tahun. Manifestasi klinis yang timbul
dapat berupa nyeri kepala saat terjaga yang kadang-kadang disertai mual dan
muntah akibat peningkatan tekanan darah intrakranium, penglihatan kabur akibat
kerusakan retina, ayunan langkah tidak mantap karena kerusakan susunan saraf,
nokturia (peningkatan urinasi pada malam hari) karena peningkatan aliran darah
ginjal dan filtrasi glomerolus, edema dependen akibat peningkatan tekanan
kapiler. Keterlibatan pembuluh darah otak dapat menimbulkan stroke atau
serangan iskemik transien yang bermanifestasi sebagai paralisis sementara pada
satu sisi atau hemiplegia atau gangguan tajam penglihatan.
Gejala lain yang sering ditemukan adalah epistaksis, mudah marah, telinga
berdengung, rasa berat di tengkuk, sukar tidur, dan mata berkunang-kunang.8
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium rutin yang dilakukan sebelum memulai terapi
bertujuan menentukan adanya kerusakan organ dan faktor risiko lain atau mencari
penyebab hipertensi. Biasanya diperiksa urinalisis, darah perifer lengkap, kimia
darah (kalium, natrium, kreatinin), gula darah puasa, kolesterol total, kolesterol
HDL, dan EKG. 8
Sebagai tambahan dapat dilakukan pemeriksaan lain, seperti klirens
kreatinin, protein urin 24 jam, asam urat, kolesterol LDL, TSH, dan
ekokardiografi. 8
13
Diagnosis
Diagnosis hipertensi tidak bisa ditegakkan dalam satu kali pengukuran,
hanya dapat ditetapkan setelah dua kali atau lebih pengukuran pada kunjungan
yang berbeda, kecuali terdapat kenaikan yang tinggi atau gejala-gejala klinis.
Pengukuran dilakukan dalam keadaan pasien duduk bersandar, setelah beristirahat
selama 5 menit, dengan ukuran pembungkus lengan yang sesuai (80% menutupi
lengan).8
Anamnesis yang dilakukan meliputi tingkat hipertensi dan lama
menderitanya, riwayat dan gejala-gejala penyakit yang berkaitan seperti penyakit
jantung koroner, gagal jantung, penyakit serebrovaskular, dan lainnya. Apakah
terdapat riwayat penyakit dalam keluarga, gejala-gejala yang berkaitan dengan
penyebab hipertensi, perubahan aktivitas/kebiasaan (seperti merokok), konsumsi
makananm riwayat obat-obatan bebas, hasil dan efek samping terapi hipertensi
sebelumnya bila ada, dan faktor psikososial lingkungan (keluarga, pekerjaan, dan
sebagainya). 8
Pada pemeriksaan fisik dilakukan pengukuran tekanan darah dua kali atau
lebih dengan jarak 2 menit, kemudian diperiksa ulang pada lengan kolateral.
Kemudian dilakukan funduskopi untuk mengetahui adanya retinopati hipertensif,
pemeriksaan leher untuk mwncari bising karotid, pembesaran vena, atau kelenjar
tiroid. Mencari tanda-tanda gangguan irama dan denyut jantung, pembesaran
ukuran, bising, derap, dan bunyi jantung ketiga atau empat. Paru diperiksa untuk
mencari ronki dan bronkospasme. Pemeriksaan abdomen dilakukan untuk mencari
adanya massa, pembesaran ginjal, dan pulsasi aorta yang abnormal. Pada
ekstremitas dapat ditemukan pulsasi arteri perifer yang menghilang, edema, dan
bising. Dilakukan juga pemeriksaan neurologi. 8
Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksanaan hipertensi adalah menurunkan morbiditas dan
mortalitas kardiovaskular, mencegah kerusakan organ, dan mencapai target tekanan
darah < 130/80 mmHg dan 140/90 mmHg untuk individu berisiko tinggi dengan
diabetes atau gagal ginjal.11
14
Berdasarkan kelompok risiko dikategorikan menjadi :
A. Pasien dengan tekanan darah perbatasan, atau tingkat 1, 2, atau 3, tanpa
gejala penyakit kardiovaskular, kerusakan organ, atau faktor risiko lainnya.
Bila dengan modifikasi gaya hidup tekanan darah belum dapat diturunkan,
maka harus diberikan obat antihipertensi.
B. Pasien tanpa penyakit kardiovaskular atau kerusakan organ lainnya, tapi
memiliki satu atau lebih faktor risiko, namun bukan diabetes melitus. Jika
terdapat beberapa faktor risiko maka harus diberikan obat hipertensi.
C. Pasien dengan gejala klinis kardiovaskular atau kerusakan organ yang jelas.
Kerusakan organ atau penyakit kardiovaskular : penyakit jantung (hipertrofi
ventrikel kiri, infark miokard, angina pektoris, gagal jantung, riwayat
revaskularisasi koroner, stroke, transient ischemic attack, neftropati,
penyakit arteri perifer, dan retinopati. (Mansjoer, A. 2001)
Penatalaksanaan berdasarkan klasifikasi risiko:
Tekanan Darah Kelompok Risiko A Kelompok Risiko B Kelompok Risiko C
130-139/85-89
Modifikasi gaya
hidup
Modifikasi gaya
hidup
Dengan obat
140-159/90-99
Modifikasi gaya
hidup
Modifikasi gaya
hidup
Dengan obat
≥160/≥100 Dengan obat Dengan obat Dengan obat
Tabel 4.2 Penatalaksanaan Hipertensi
1. Modifikasi gaya hidup : (Mansjoer, A. 2001)
a. Menurunkan berat badan bila terdapat kelebihan (IMT ≥ 27)
b. Membatasi alkohol
c. Meningkatkan aktivitas fisik aerobik (30-45 menit/hari)
d. Mengurangi asupan natrium (<100 mmol Na/ 2,4g Na/ 6g
NaCl/hari)
e. Mempertahankan asupan kalium yang adekuat (90mmol/hari)
f. Mempertahankan asupan kalsium dan magnesium yang adekuat
15
g. Berhenti merokok dan mengurangi asupan lemak jenuh dan
kolesterol dalam makanan
2. Pilihan Obat :
a. Hipertensi tanpa komplikasi : diuretik, beta blocker
b. Indikasi tertentu : ACE-Inhibitor, penghambat reseptor angitensin
II, alfa blocker, alfa-beta-blocker, beta blocker, antagonis Ca,
diuretik
c. Indikasi yang sesuai :
i. Diabetes melitus tipe 1 dengan proteinuria : ACE-Inhibitor
ii. Gagal Jantung : ACE-Inhibitor, diuretik
iii. Hipertensi sitolik terisolasi : diuretik, antagonis Ca
dihidropiridin kerja lama
iv. Infark miokard : beta blocker (non ISA), ACE-Inhibitor
(dengan disfungsi sitolik)
Klasifikas
i tekanan
darah
Tekanan
darah
sistolik
(mmhg)
Tekanan
darah
diastolic
(mmhg)
Modifikasi
gaya hidup
Tanpa indikasi
khusus
Dengan
indikasi khusus
Normal < 120 <80 Himbauan
Pre-
hipertensi
120-139 80-89 Ya Tidak perlu
Obat-obatan
untuk indikasi
tersebut
Hipertensi
grade I
140-159 90-99 Ya
Diuretic golongan
tiazid. Dapat
dipertimbangkan
pemberian ACEI,
αB, βB, CaCB
atau kombinasi
Obat-obatan
untuk indikasi
khusus tersebut.
Ditambah obat
antihipertensi
(diuretic, ACEI,
αB, βB, CaCB)
Hipertensi
grede II
≥ 160
atau
≥100
Ya
Kombinasi kedua
obat. Biasanya
diuretic dengan
ACEI, αB, βB,
CaCB atau
kombinasi
Tabel 4.3 Penanganan Hipertensi dan pemilihan obat
16
KOMPLIKASI.
Beberapa komplikasi yang dapat terjadi yaitu :
1. Kerusakan otak
Tekanan darah yang terlalu tinggi menyebabkan pecahnya pembuluh darah
otak, akibatnya darah tercecer dari daerah tertentu pada otak, sedangkan bagian
lain dari otak tidak mendapat aliran / supply darah yang cukup, sehingga bagian
otak menjadi rusak.
2. Kerusakan jantung
Tekanan darah tinggi menyebabkan pembesaran otot jantung, disebabkan jantung
bekerja lebih keras untuk mempompa darah.
3. Kerusakan ginjal
Tingginya tekanan darah akan membuat pembuluh darah dalam ginjal tertekan.
Akhirnya pembuluh darah menjadi rusak dan menyebabkan fungsi ginjal
menurun. Hingga bisa mengalami gagal ginjal.
4. Kerusakan mata
Tekanan darah tinggi menyebabkan tertekannya pembuluh darah dan syaraf pada
mata, sehingga penglihatan terganggu.

More Related Content

What's hot

Makalah hipertensi
Makalah hipertensiMakalah hipertensi
Makalah hipertensi
Operator Warnet Vast Raha
 
Asuhan keperawatan hipertensi
Asuhan keperawatan hipertensiAsuhan keperawatan hipertensi
Asuhan keperawatan hipertensi
Hilda Lamtia
 
Lp hipertensi
Lp hipertensiLp hipertensi
Lp hipertensi
Yabniel Lit Jingga
 
ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTENSI
ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTENSIASUHAN KEPERAWATAN HIPERTENSI
ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTENSI
perawat sejati
 
Lp hipertensi
Lp hipertensiLp hipertensi
Lp hipertensi
Yabniel Lit Jingga
 
Askep hipertensi
Askep hipertensiAskep hipertensi
Askep hipertensi
rinanurulazmi
 
Hipertensi
HipertensiHipertensi
Hipertensif' yagami
 
Asuhan keperawatan hipertensi
Asuhan keperawatan hipertensiAsuhan keperawatan hipertensi
Asuhan keperawatan hipertensi
Rizal Fahlefi
 
Laporan pendahuluan hipertensi
Laporan pendahuluan hipertensiLaporan pendahuluan hipertensi
Laporan pendahuluan hipertensi
Yabniel Lit Jingga
 
Askep Hipertensi
Askep HipertensiAskep Hipertensi
Askep Hipertensi
arfian vhio
 
Askpe hipertensi
Askpe hipertensiAskpe hipertensi
Askpe hipertensi
siti aisyah
 
Askep pada pasien hipertensi
Askep pada pasien hipertensiAskep pada pasien hipertensi
Askep pada pasien hipertensi
Warnet Raha
 

What's hot (16)

Makalah hipertensi
Makalah hipertensiMakalah hipertensi
Makalah hipertensi
 
Hipertensi 1 AKPER PEMKAB MUNA
Hipertensi 1 AKPER PEMKAB MUNA Hipertensi 1 AKPER PEMKAB MUNA
Hipertensi 1 AKPER PEMKAB MUNA
 
Asuhan keperawatan hipertensi
Asuhan keperawatan hipertensiAsuhan keperawatan hipertensi
Asuhan keperawatan hipertensi
 
Lp hipertensi
Lp hipertensiLp hipertensi
Lp hipertensi
 
ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTENSI
ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTENSIASUHAN KEPERAWATAN HIPERTENSI
ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTENSI
 
HIPERTENSI
HIPERTENSIHIPERTENSI
HIPERTENSI
 
Chapter ii 3
Chapter ii 3Chapter ii 3
Chapter ii 3
 
Lp hipertensi
Lp hipertensiLp hipertensi
Lp hipertensi
 
Askep hipertensi
Askep hipertensiAskep hipertensi
Askep hipertensi
 
Hipertensi
HipertensiHipertensi
Hipertensi
 
Asuhan keperawatan hipertensi
Asuhan keperawatan hipertensiAsuhan keperawatan hipertensi
Asuhan keperawatan hipertensi
 
Laporan pendahuluan hipertensi
Laporan pendahuluan hipertensiLaporan pendahuluan hipertensi
Laporan pendahuluan hipertensi
 
Askep Hipertensi
Askep HipertensiAskep Hipertensi
Askep Hipertensi
 
Askpe hipertensi
Askpe hipertensiAskpe hipertensi
Askpe hipertensi
 
Hipertensi fifi
Hipertensi fifiHipertensi fifi
Hipertensi fifi
 
Askep pada pasien hipertensi
Askep pada pasien hipertensiAskep pada pasien hipertensi
Askep pada pasien hipertensi
 

Similar to Hipertensi nda

Askep pada pasien hipertensi2
Askep pada pasien hipertensi2Askep pada pasien hipertensi2
Askep pada pasien hipertensi2
Operator Warnet Vast Raha
 
HIPERTENSI_Ppt.pptx
HIPERTENSI_Ppt.pptxHIPERTENSI_Ppt.pptx
HIPERTENSI_Ppt.pptx
NoveraDenita1
 
HIPERTENSI baru_Ppt.pptx
HIPERTENSI baru_Ppt.pptxHIPERTENSI baru_Ppt.pptx
HIPERTENSI baru_Ppt.pptx
BennyRespirologi
 
HIPERTENSI_Ppt [Autosaved].pptx
HIPERTENSI_Ppt [Autosaved].pptxHIPERTENSI_Ppt [Autosaved].pptx
HIPERTENSI_Ppt [Autosaved].pptx
DevelisaMedica
 
hipertensi erika.pptx
hipertensi erika.pptxhipertensi erika.pptx
hipertensi erika.pptx
LayyouchuangHesty
 
hipertensi
hipertensihipertensi
hipertensi
GtDanish
 
Berdasarkan etiologi, hipertensi dapat dibagi menjadi hipertensi esensial dan...
Berdasarkan etiologi, hipertensi dapat dibagi menjadi hipertensi esensial dan...Berdasarkan etiologi, hipertensi dapat dibagi menjadi hipertensi esensial dan...
Berdasarkan etiologi, hipertensi dapat dibagi menjadi hipertensi esensial dan...
mhdhfz1972
 
602 1186-1-sm (1)
602 1186-1-sm (1)602 1186-1-sm (1)
602 1186-1-sm (1)
Muflihun24
 
602 1186-1-sm (2)
602 1186-1-sm (2)602 1186-1-sm (2)
602 1186-1-sm (2)
Muflihun24
 
Lp hipertensi pada kehamilan
Lp hipertensi pada kehamilanLp hipertensi pada kehamilan
Lp hipertensi pada kehamilan
Novita Novita
 
Asuhan keperawatan pada penderita hipertensi
Asuhan keperawatan pada penderita hipertensiAsuhan keperawatan pada penderita hipertensi
Asuhan keperawatan pada penderita hipertensi
Operator Warnet Vast Raha
 
Asuhan keperawatan pada penderita hipertensi
Asuhan keperawatan pada penderita hipertensiAsuhan keperawatan pada penderita hipertensi
Asuhan keperawatan pada penderita hipertensi
Warnet Raha
 
Makalah askep pada pasien dengan penyakit hipertensi
Makalah askep pada pasien dengan penyakit hipertensiMakalah askep pada pasien dengan penyakit hipertensi
Makalah askep pada pasien dengan penyakit hipertensi
Operator Warnet Vast Raha
 
Apa itu hipertensi
Apa itu hipertensiApa itu hipertensi
Apa itu hipertensi
Hendri Adis
 
Penyakit pada sistem peredaran darah. By : Aprita Ma'ruf. 2 Ipa 2.
Penyakit pada sistem peredaran darah. By : Aprita Ma'ruf. 2 Ipa 2.Penyakit pada sistem peredaran darah. By : Aprita Ma'ruf. 2 Ipa 2.
Penyakit pada sistem peredaran darah. By : Aprita Ma'ruf. 2 Ipa 2.
Aprita Ma'ruf
 

Similar to Hipertensi nda (20)

Askep pada pasien hipertensi2
Askep pada pasien hipertensi2Askep pada pasien hipertensi2
Askep pada pasien hipertensi2
 
HIPERTENSI_Ppt.pptx
HIPERTENSI_Ppt.pptxHIPERTENSI_Ppt.pptx
HIPERTENSI_Ppt.pptx
 
HIPERTENSI baru_Ppt.pptx
HIPERTENSI baru_Ppt.pptxHIPERTENSI baru_Ppt.pptx
HIPERTENSI baru_Ppt.pptx
 
Hipertensi 2
Hipertensi 2Hipertensi 2
Hipertensi 2
 
HIPERTENSI_Ppt [Autosaved].pptx
HIPERTENSI_Ppt [Autosaved].pptxHIPERTENSI_Ppt [Autosaved].pptx
HIPERTENSI_Ppt [Autosaved].pptx
 
Askep hipertensi AKPER PEMKAB MUNA
Askep hipertensi AKPER PEMKAB MUNA Askep hipertensi AKPER PEMKAB MUNA
Askep hipertensi AKPER PEMKAB MUNA
 
Hipertensi 1
Hipertensi 1Hipertensi 1
Hipertensi 1
 
Hipertensi 1 AKPER PEMKAB MUNA
Hipertensi 1 AKPER PEMKAB MUNA Hipertensi 1 AKPER PEMKAB MUNA
Hipertensi 1 AKPER PEMKAB MUNA
 
hipertensi erika.pptx
hipertensi erika.pptxhipertensi erika.pptx
hipertensi erika.pptx
 
hipertensi
hipertensihipertensi
hipertensi
 
Berdasarkan etiologi, hipertensi dapat dibagi menjadi hipertensi esensial dan...
Berdasarkan etiologi, hipertensi dapat dibagi menjadi hipertensi esensial dan...Berdasarkan etiologi, hipertensi dapat dibagi menjadi hipertensi esensial dan...
Berdasarkan etiologi, hipertensi dapat dibagi menjadi hipertensi esensial dan...
 
602 1186-1-sm (1)
602 1186-1-sm (1)602 1186-1-sm (1)
602 1186-1-sm (1)
 
602 1186-1-sm (2)
602 1186-1-sm (2)602 1186-1-sm (2)
602 1186-1-sm (2)
 
Lp hipertensi pada kehamilan
Lp hipertensi pada kehamilanLp hipertensi pada kehamilan
Lp hipertensi pada kehamilan
 
Hipertensi fifi
Hipertensi fifiHipertensi fifi
Hipertensi fifi
 
Asuhan keperawatan pada penderita hipertensi
Asuhan keperawatan pada penderita hipertensiAsuhan keperawatan pada penderita hipertensi
Asuhan keperawatan pada penderita hipertensi
 
Asuhan keperawatan pada penderita hipertensi
Asuhan keperawatan pada penderita hipertensiAsuhan keperawatan pada penderita hipertensi
Asuhan keperawatan pada penderita hipertensi
 
Makalah askep pada pasien dengan penyakit hipertensi
Makalah askep pada pasien dengan penyakit hipertensiMakalah askep pada pasien dengan penyakit hipertensi
Makalah askep pada pasien dengan penyakit hipertensi
 
Apa itu hipertensi
Apa itu hipertensiApa itu hipertensi
Apa itu hipertensi
 
Penyakit pada sistem peredaran darah. By : Aprita Ma'ruf. 2 Ipa 2.
Penyakit pada sistem peredaran darah. By : Aprita Ma'ruf. 2 Ipa 2.Penyakit pada sistem peredaran darah. By : Aprita Ma'ruf. 2 Ipa 2.
Penyakit pada sistem peredaran darah. By : Aprita Ma'ruf. 2 Ipa 2.
 

Recently uploaded

ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
setiatinambunan
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
GusniartiGusniarti5
 
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
RUBEN Mbiliyora
 
Observasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdf
Observasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdfObservasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdf
Observasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdf
andikuswandi67
 
PERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.ppt
PERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.pptPERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.ppt
PERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.ppt
EkaPuspita67
 
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
nimah111
 
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos ValidasiAksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
DinaSetiawan2
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
asyi1
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
smp4prg
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdekaSOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
NiaTazmia2
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR utkMAS052024 (2).pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR utkMAS052024 (2).pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR utkMAS052024 (2).pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR utkMAS052024 (2).pdf
solihin kadar
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
Indah106914
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
junarpudin36
 
Fundamental Gerakan Pramuka KMD G ok.pptx
Fundamental Gerakan Pramuka KMD G ok.pptxFundamental Gerakan Pramuka KMD G ok.pptx
Fundamental Gerakan Pramuka KMD G ok.pptx
wahtun86siaran
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
irvansupriadi44
 
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptxPenjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
GuneriHollyIrda
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
fadlurrahman260903
 
Modul ajar logaritma matematika kelas X SMK
Modul ajar logaritma matematika kelas X SMKModul ajar logaritma matematika kelas X SMK
Modul ajar logaritma matematika kelas X SMK
WinaldiSatria
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 

Recently uploaded (20)

ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
 
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
 
Observasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdf
Observasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdfObservasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdf
Observasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdf
 
PERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.ppt
PERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.pptPERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.ppt
PERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.ppt
 
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
 
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos ValidasiAksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdekaSOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR utkMAS052024 (2).pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR utkMAS052024 (2).pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR utkMAS052024 (2).pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR utkMAS052024 (2).pdf
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
 
Fundamental Gerakan Pramuka KMD G ok.pptx
Fundamental Gerakan Pramuka KMD G ok.pptxFundamental Gerakan Pramuka KMD G ok.pptx
Fundamental Gerakan Pramuka KMD G ok.pptx
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
 
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptxPenjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
 
Modul ajar logaritma matematika kelas X SMK
Modul ajar logaritma matematika kelas X SMKModul ajar logaritma matematika kelas X SMK
Modul ajar logaritma matematika kelas X SMK
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 

Hipertensi nda

  • 1. 1 LAPORAN KASUS HIPERTENSI FIRDHA AULIA NISA PEMBIMBING dr. Ratu Wulandari PUSKESMAS KAMPUNG SAWAH
  • 2. 2 BAB I KASUS Identitas Pasien Nama : Ny. R. Tanggal lahir/umur : 55 tahun. Alamat : ciputat Agama : Islam. Pekerjaan : IRT. Anamnesis. Keluhan Utama Pusing Keluhan Tambahan Badan terasa pegal-pegal. Riwayat Penyakit Sekarang Pasien datang dengan keluhan kepala terasa pusing ketika hendak tidur malam hari. Pusing dirasakan pasien di seluruh bagian kepala dan terkadang pasien juga mengeluhkan adanya nyeri di leher bagian belakang. Keluhan ini dirasakan pasien hampir setiap malam hari yang di akibatkan oleh karena pasien memikirkan anaknya yang belum juga pulang ketika sudah larut malam. Menurut pengakuan pasien hal ini yang menyebabkan pusing yang di alami pasien tak kunjung sembuh. Pasien mengaku pusing nya membaik setelah meminum obat. Riwayat Penyakit Dahulu Penyakit hipertensi sejak dua tahun yang lalu Riwayat Penyakit Keluarga Ibu, abang dan kakak pasien memiliki riwayat penyakit yang sama
  • 3. 3 Riwayat Pemakaian Obat Amlodipine 5 mg. Pemeriksaan Fisik Keadaan Umum : Baik. Kesadaran : E4 M6 V5. Tekanan Darah : 140/ 80 mmHg. Nadi : 78 kali/ menit. Pernapasan : 20 kali/ menit. Suhu : 36, 6 °C. BB : kg. TB : cm. BMI : Kepala ï‚· Rambut : Hitam, sukar dicabut ï‚· Wajah : Simetris, oedema (-), deformitas (-) ï‚· Mata : Konjungtiva palpebra inferior pucat (-/-), ikterik (-/-) sekret (-/-), refleks cahaya (+/+),Pupilisokor bulat 3 mm/3 mm ï‚· Telinga : Serumen (-/-) ï‚· Hidung : Sekret (-/-), Napas cuping hidung (-) ï‚· Mulut : - Bibir: Bibir kering (-), mukosa kering (-),sianosis (-) - Lidah : Tremor (-), beslag (-), hiperemis (-). - Tonsil : Hiperemis (-/- ) T1 – T1, Leher Inspeksi : Simetris, retraksi (-). Palpasi : Pembesaran KGB (-), Kaku kuduk (-), Refleks Brudzinski I (-).
  • 4. 4 Thoraks Inspeksi - Statis : Simetris, bentuk normochest - Dinamis : Pernafasan abdominotorakal, retraksi suprasternal (-) retraksi intercostal (-), retraksi epigastrium (-) Paru - Inspeksi : Simetris statis, dinamis - Palpasi : Kanan Kiri Depan Fremitus N Fremitus N Belakang Fremitus N Fremitus N - Perkusi : Depan sonor sonor Belakang sonor sonor - Auskultasi Depan vesikuler vesikuler Belakang vesikuler vesikuler Tidak terdengar suara nafas tambahan berupa rhonki ataupun wheezing di kedua lapangan paru. Jantung - Inspeksi : Ictus Cordis tidak terlihat - Palpasi : Ictus Cordis teraba, thrill (-) - Perkusi : Batas-batas jantung. - Atas : Sela iga II linea midclavicula sinistra. - Kiri : Sela iga V line axilaris anterior. - Kanan : Sela iga IV linea parasternal dextra. - Auskultasi: BJ I > BJ II , reguler (+), bising (-). Abdomen - Inspeksi : Simetris, distensi (-), vena kolateral (-). - Palpasi : Nyeri Tekan (-), defans muscular (-).
  • 5. 5  Hepar : tidak teraba.  Lien : tidak teraba.  Ginjal : Ballotement tidak teraba. - Perkusi : Timpani, shifting dullness (-), Undulasi (-) - Auskultasi : Peristaltik (+) N. Tulang Belakang : simetris. Kelenjar Limfe : Pembesaran KGB (-). Ekstremitas: Superior Inferior Kanan Kiri Kanan Kiri Sianosis - - - - Oedema - - - - Pucat - - - - Fraktur - - - - Diagnosis Kerja: Hipertensi Stage I Terapi Medikamentosa - Amlodipin 1x 5 mg (malam) Non-medikamentosa : - Memberikan informasi bahwa pasien harus menghindari faktor stress yang dialami oleh pasien. - Menjelaskan kepada pasien untuk mengatur pola makan yang bergizi dan rendah garam - Memberikan informasi kepada pasien untuk melakukan olahraga secara teratur dan terukur. Prognosis Quo ad vitam : dubia ad bonam
  • 6. 6 Quo ad sanactionam : dubia ad bonam Quo ad fungtionam : dubia ad bonam
  • 7. 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DEFINISI Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg. Pada populasi lanjut usia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg.1 Menurut WHO tekanan darah dianggap normal bila sistoliknya 120-140 mmHg dan diastoliknya 80-90 mmHg sedangkan dikatakan Hipertensi bila lebih dari 140/90 mmHg dan diantara nilai tersebut dikatakan normal tinggi. Batasan ini berlaku bagi orang dewasa diatas 18 tahun.2 Hipertensi adalah suatu gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi, yang dibawa oleh darah, terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkannya. Tubuh akan bereaksi lapar, yang mengakibatkan jantung harus bekerja lebih keras untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Bila kondisi tersebut berlangsung lama dan menetap, timbulah gejala yang disebut sebagai penyakit tekanan darah tinggi.3 Hipertensi merupakan suatu keadaan terjadinya peningkatan tekanan darah yang memberi gejala berlanjut pada suatu target organ tubuh sehingga timbul kerusakan lebih berat seperti Stroke (terjadi pada otak dan berdampak pada kematian yang tinggi), Penyakit Jantung Koroner (terjadi pada kerusakan pembuluh darah jantung) serta penyempitan ventrikel kiri / bilik kiri (terjadi pada otot jantung). Selain penyakit tersebut dapat pula menyebabkan Gagal Ginjal, Penyakit Pembuluh lain, Diabetes Mellitus dan lain-lain.3,4 ETIOLOGI Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik. Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau peningkatan tekanan perifer. Namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi:
  • 8. 8 a. Genetik: Respon nerologi terhadap stres atau kelainan ekskresi atau transport Na. b. Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkan tekanan darah meningkat. c. Stres Lingkungan. d. Hilangnya Elastisitas jaringan dan arterisklerosis pada orang tua serta pelebaran pembuluh darah. Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi dua golongan, yaitu : (Mansjoer, A. 2001)6 1. Hipertensi esensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya, disebut juga hipertensi idiopatik. Terdapat sekitar 95% kasus. Banyak faktor yang mempengaruhi seperti genetik, lingkungan, hiperaktivitas susunan saraf simpatis, sistem renin-angiotensin, defek dalam ekskresi Na, peningkatan Na dan Ca intraselular, dan faktor-faktor yang meningkatkan risiko, seperti obesitas, alkohol, merokok, serta polisitemia. 2. Hipertensi sekunder atau hipertensi renal. Terdapat sekitar 5% kasus. Penyebab spesifiknya diketahui, seperti gangguan estrogen, penyakit ginjal, hipertensi vaskular renal, hiperaldosterinisme primer, dan sindrom Cushing, feokromositoma, koarktasio aorta, hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan, dan lain-lain. EPIDEMIOLOGI Di negara berkembang, sekitar 80 persen penduduk mengidap hipertensi. Hipertensi diperkirakan menjadi penyebab kematian sekitar 7,1 juta orang di seluruh dunia atau sekitar 13 % dari total kematian. The American Heart Association memperkirakan tekanan darah tinggi mempengaruhi sekitar satu dari tiga orang dewasa di Amerika Serikat yang berjumlah 73 juta orang.Tekanan darah tinggi juga diperkirakan mempengaruhi sekitar dua juta remaja Amerika dan anak-anak. Hipertensi jelas merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama.2 Berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun 2004, hipertensi menempati urutan ketiga sebagai penyakit yang paling sering diderita oleh pasien rawat jalan.
  • 9. 9 Pada tahun 2006, hipertensi menempati urutan kedua penyakit yang paling sering diderita pasien oleh pasien rawat jalan Indonesia (4,67%) setelah ISPA (9,32%). Berdasarkan penelitian tahun 1975 diketahui bahwa prevalensi hipertensi di Indonesia adalah 7,1% dengan 6,6% pada wanita dan 7,6% pada pria. Sedangkan pada survei faktor risiko penyakit kardiovaskuler, prevalensi hipertensi di Indonesia meningkat menjadi 13,6% pada pria dan 16% pada wanita Di Indonesia berdasarkan hasil survei INA-MONICA (Multinational Monitoring of Trends and Determinants In Cardiovascular Disease) tahun 1988 angka hipertensi mencapai 14,9%, jumlah penderita hipertensi terus meningkat hingga 16,9% pada survei 5 tahun kemudian. Gaya hidup modern telah membuat hipertensi menjadi masalah besar.Di Indonesia saja prevalensi hipertensi cukup tinggi 7% sampai 22%. Bahkan berdasarkan hasil penelitian, penderita akan berujung pada penyakit jantung 75%, stroke 15%, dan gagal ginjal 10%. PATOFISIOLOGI Jantung memompa darah melalui pembuluh darah arteri.Dari pembuluh darah yang besar ke pembuluh darah yang kecil yang disebut arteriol.Arteriol membagi darah ke pembuluh darah yang lebih kecil lagi yang disebut kapiler.Tugas kapiler-kapiler ini adalah memberi organ-organ makanan dan oksigen. Darah akan kembali kejantung melalui pembuluh darah vena. Normalnya, pembuluh darah akan mengembang (menerima darah) dan mengecil (meneruskan darah) melalui sistem persarafan yang kompleks. Namun peristiwa ini sering kali tidak berjalan mulus. Banyak keadaan (Penyakit atau kelainan) yang bisa membuat pembuluh darah tidak membesar atau tidak elastis lagi akibatnya akan terjadi kekurangan darah pada organ tertentu. Jika suatu organ kekurangan oksigen dan sari makanan, maka suatu proses umpan balik akan terjadi. Organ tersebut akan mengirim tanda keotak bahwa membutuhkan darah lebih banyak. Reaksinya adalah tekanan darah ditingkatkan sayangnya peningkatan tekanan darah ini juga terjadi pada organ-organ lainnya yang tidak mengirim tanda tersebut. Dan yang paling beresiko tinggi pada ginjal dan otak.
  • 10. 10 Tekanan darah yang tinggi pada ginjal dan otak mengakibatkan kerusakan kedua organ tersebut.7 KLASIFIKASI Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibedakan menjadi dua golongan yaitu hipertensi primer dan hipertensi sekunder.Hipertensi primer atau hipertensi esensial terjadi karena peningkatan persisten tekanan arteri akibat ketidakteraturan mekanisme kontrol homeostatik normal, dapat juga disebut hipertensi idiopatik.Hipertensi ini mencakup sekitar 95% kasus. Banyak faktor yang mempengaruhinya seperti genetik, lingkungan, hiperaktivitas susunan saraf simpatis, sistem renin-angiotensin, defek dalam ekskresi Na, peningkatan Na dan Ca intraseluler, dan faktor-faktor yang meningkatkan risiko seperti obesitas dan merokok.8,9 Hipertensi sekunder atau hipertensi renal merupakan hipertensi yang penyebabnya diketahui dan terjadi sekitar 10% dari kasus-kasus hipertensi.Hampirsemua hipertensi sekunder berhubungan dengan ganggaun sekresi hormon dan fungsi ginjal. Penyebab spesifik hipertensi sekunder antara lain penggunaan estrogen, penyakit ginjal, hipertensi vaskular renal, hiperaldesteronisme primer, sindroma Cushing, feokromositoma, dan hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan. Umumnya hipertensi sekunder dapat disembuhkan dengan penatalaksanaan penyebabnya secara tepat.9 Hipertensi diastolik (diastolic hypertension) merupakan peningkatan tekanan diastolik tanpa diikuti peningkatan tekanan sistolik, biasanya ditemukan pada anak-anak dan dewasa muda.Hipertensi diastolik terjadi apabila pembuluh darah kecil menyempit secara tidak normal, sehingga memperbesar tahanan terhadap aliran darah yang melaluinya dan meningkatkan tekanan diastoliknya.Tekanan darah diastolik berkaitan dengan tekanan arteri bila jantung berada dalam keadaan relaksasi di antara dua denyutan. Hipertensi campuran merupakan peningkatan pada tekanan sistolik dan diastolik.10 Berdasarkan bentuknya, hipertensi dibedakan menjadi tiga golongan yaitu hipertensi sistolik, hipertensi diastolik, dan hipertensi campuran. Hipertensi sistolik (isolated systolic hypertension) merupakan peningkatan tekanan sistolik
  • 11. 11 tanpa diikuti peningkatan tekanan diastolik dan umumnya ditemukan pada usia lanjut. Tekanan sistolik berkaitan dengan tingginya tekanan pada arteri apabila jantung berkontraksi (denyut jantung). Tekanan sistolik merupakan tekanan maksimum dalam arteri dantercermin pada hasil pembacaan tekanan darah sebagai tekanan atas yang nilainya lebih besar.11,10 Klasifikasi hipertensi menurut gejala dibedakan menjadi dua yaitu hipertensi benigna dan hipertensi maligna. Hipertensi benigna merupakan keadaan hipertensi yang tidak menimbulkan gejala-gejala, biasanya ditemukan saat penderita cek up. Hipertensi maligna merupakan keadaan hipertensi yang membahayakan biasanya disertai keadaan kegawatan sebagai akibat komplikasi pada organ-organ seperti otak, jantung dan ginjal.10 Menurut The Seventh Report of The Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII), klasifikasi hipertensi pada orang dewasa dapat dibagi menjadi kelompok normal, prehipertensi, hipertensi derajat I dan derajat II. (Tabel 2.)10 Kategori Sistol (mmHg) Dan / atau Diastol (mmHg) Normal <120 Dan <80 Pre hipertensi 120-139 Atau 80-89 Hipertensi tahap 1 140-159 Atau 90-99 Hipertensi tahap 2 ≥ 160 Atau ≥ 100 Tabel 4.1 Klasifikasi hipertensi menurut JNC VII Faktor Risiko Faktor risiko hipertensi dibedakan atas: 1.Faktor yang tidak dapat diubah atau dikontrol a. Usia b. Jenis kelamin c. Riwayat keluarga d. Genetik 2.Faktor yang dapat diubah/dikontrol a. Merokok b. Konsumsi garam/makanan asin
  • 12. 12 c. Konsumsi lemak jenuh d. Konsumsi minuman beralkohol e. Kurangnya aktivitas/olahraga Manisfestasi Klinis Pemeriksaan fisik dapat pula tidak dijumpai kelainan apapun selain peninggian tekanan darah yang merupakan satu-satunya gejala. Individu penderita hipertensi kadang tidak menampakkan gejala sampai bertahun-tahun. Apabila terdapat gejala, maka gejala tersebut menunjukkan adanya kerusakan vaskuler, dengan manifestasi khas sesuai sistem organ yang divaskularisasi oleh pembuluh darah bersangkutan.8 Elizabeth J. Corwin menyebutkan bahwa sebagian besar gejala klinis timbul setelah mengalami hipertensi bertahun-tahun. Manifestasi klinis yang timbul dapat berupa nyeri kepala saat terjaga yang kadang-kadang disertai mual dan muntah akibat peningkatan tekanan darah intrakranium, penglihatan kabur akibat kerusakan retina, ayunan langkah tidak mantap karena kerusakan susunan saraf, nokturia (peningkatan urinasi pada malam hari) karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerolus, edema dependen akibat peningkatan tekanan kapiler. Keterlibatan pembuluh darah otak dapat menimbulkan stroke atau serangan iskemik transien yang bermanifestasi sebagai paralisis sementara pada satu sisi atau hemiplegia atau gangguan tajam penglihatan. Gejala lain yang sering ditemukan adalah epistaksis, mudah marah, telinga berdengung, rasa berat di tengkuk, sukar tidur, dan mata berkunang-kunang.8 Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan laboratorium rutin yang dilakukan sebelum memulai terapi bertujuan menentukan adanya kerusakan organ dan faktor risiko lain atau mencari penyebab hipertensi. Biasanya diperiksa urinalisis, darah perifer lengkap, kimia darah (kalium, natrium, kreatinin), gula darah puasa, kolesterol total, kolesterol HDL, dan EKG. 8 Sebagai tambahan dapat dilakukan pemeriksaan lain, seperti klirens kreatinin, protein urin 24 jam, asam urat, kolesterol LDL, TSH, dan ekokardiografi. 8
  • 13. 13 Diagnosis Diagnosis hipertensi tidak bisa ditegakkan dalam satu kali pengukuran, hanya dapat ditetapkan setelah dua kali atau lebih pengukuran pada kunjungan yang berbeda, kecuali terdapat kenaikan yang tinggi atau gejala-gejala klinis. Pengukuran dilakukan dalam keadaan pasien duduk bersandar, setelah beristirahat selama 5 menit, dengan ukuran pembungkus lengan yang sesuai (80% menutupi lengan).8 Anamnesis yang dilakukan meliputi tingkat hipertensi dan lama menderitanya, riwayat dan gejala-gejala penyakit yang berkaitan seperti penyakit jantung koroner, gagal jantung, penyakit serebrovaskular, dan lainnya. Apakah terdapat riwayat penyakit dalam keluarga, gejala-gejala yang berkaitan dengan penyebab hipertensi, perubahan aktivitas/kebiasaan (seperti merokok), konsumsi makananm riwayat obat-obatan bebas, hasil dan efek samping terapi hipertensi sebelumnya bila ada, dan faktor psikososial lingkungan (keluarga, pekerjaan, dan sebagainya). 8 Pada pemeriksaan fisik dilakukan pengukuran tekanan darah dua kali atau lebih dengan jarak 2 menit, kemudian diperiksa ulang pada lengan kolateral. Kemudian dilakukan funduskopi untuk mengetahui adanya retinopati hipertensif, pemeriksaan leher untuk mwncari bising karotid, pembesaran vena, atau kelenjar tiroid. Mencari tanda-tanda gangguan irama dan denyut jantung, pembesaran ukuran, bising, derap, dan bunyi jantung ketiga atau empat. Paru diperiksa untuk mencari ronki dan bronkospasme. Pemeriksaan abdomen dilakukan untuk mencari adanya massa, pembesaran ginjal, dan pulsasi aorta yang abnormal. Pada ekstremitas dapat ditemukan pulsasi arteri perifer yang menghilang, edema, dan bising. Dilakukan juga pemeriksaan neurologi. 8 Penatalaksanaan Tujuan penatalaksanaan hipertensi adalah menurunkan morbiditas dan mortalitas kardiovaskular, mencegah kerusakan organ, dan mencapai target tekanan darah < 130/80 mmHg dan 140/90 mmHg untuk individu berisiko tinggi dengan diabetes atau gagal ginjal.11
  • 14. 14 Berdasarkan kelompok risiko dikategorikan menjadi : A. Pasien dengan tekanan darah perbatasan, atau tingkat 1, 2, atau 3, tanpa gejala penyakit kardiovaskular, kerusakan organ, atau faktor risiko lainnya. Bila dengan modifikasi gaya hidup tekanan darah belum dapat diturunkan, maka harus diberikan obat antihipertensi. B. Pasien tanpa penyakit kardiovaskular atau kerusakan organ lainnya, tapi memiliki satu atau lebih faktor risiko, namun bukan diabetes melitus. Jika terdapat beberapa faktor risiko maka harus diberikan obat hipertensi. C. Pasien dengan gejala klinis kardiovaskular atau kerusakan organ yang jelas. Kerusakan organ atau penyakit kardiovaskular : penyakit jantung (hipertrofi ventrikel kiri, infark miokard, angina pektoris, gagal jantung, riwayat revaskularisasi koroner, stroke, transient ischemic attack, neftropati, penyakit arteri perifer, dan retinopati. (Mansjoer, A. 2001) Penatalaksanaan berdasarkan klasifikasi risiko: Tekanan Darah Kelompok Risiko A Kelompok Risiko B Kelompok Risiko C 130-139/85-89 Modifikasi gaya hidup Modifikasi gaya hidup Dengan obat 140-159/90-99 Modifikasi gaya hidup Modifikasi gaya hidup Dengan obat ≥160/≥100 Dengan obat Dengan obat Dengan obat Tabel 4.2 Penatalaksanaan Hipertensi 1. Modifikasi gaya hidup : (Mansjoer, A. 2001) a. Menurunkan berat badan bila terdapat kelebihan (IMT ≥ 27) b. Membatasi alkohol c. Meningkatkan aktivitas fisik aerobik (30-45 menit/hari) d. Mengurangi asupan natrium (<100 mmol Na/ 2,4g Na/ 6g NaCl/hari) e. Mempertahankan asupan kalium yang adekuat (90mmol/hari) f. Mempertahankan asupan kalsium dan magnesium yang adekuat
  • 15. 15 g. Berhenti merokok dan mengurangi asupan lemak jenuh dan kolesterol dalam makanan 2. Pilihan Obat : a. Hipertensi tanpa komplikasi : diuretik, beta blocker b. Indikasi tertentu : ACE-Inhibitor, penghambat reseptor angitensin II, alfa blocker, alfa-beta-blocker, beta blocker, antagonis Ca, diuretik c. Indikasi yang sesuai : i. Diabetes melitus tipe 1 dengan proteinuria : ACE-Inhibitor ii. Gagal Jantung : ACE-Inhibitor, diuretik iii. Hipertensi sitolik terisolasi : diuretik, antagonis Ca dihidropiridin kerja lama iv. Infark miokard : beta blocker (non ISA), ACE-Inhibitor (dengan disfungsi sitolik) Klasifikas i tekanan darah Tekanan darah sistolik (mmhg) Tekanan darah diastolic (mmhg) Modifikasi gaya hidup Tanpa indikasi khusus Dengan indikasi khusus Normal < 120 <80 Himbauan Pre- hipertensi 120-139 80-89 Ya Tidak perlu Obat-obatan untuk indikasi tersebut Hipertensi grade I 140-159 90-99 Ya Diuretic golongan tiazid. Dapat dipertimbangkan pemberian ACEI, αB, βB, CaCB atau kombinasi Obat-obatan untuk indikasi khusus tersebut. Ditambah obat antihipertensi (diuretic, ACEI, αB, βB, CaCB) Hipertensi grede II ≥ 160 atau ≥100 Ya Kombinasi kedua obat. Biasanya diuretic dengan ACEI, αB, βB, CaCB atau kombinasi Tabel 4.3 Penanganan Hipertensi dan pemilihan obat
  • 16. 16 KOMPLIKASI. Beberapa komplikasi yang dapat terjadi yaitu : 1. Kerusakan otak Tekanan darah yang terlalu tinggi menyebabkan pecahnya pembuluh darah otak, akibatnya darah tercecer dari daerah tertentu pada otak, sedangkan bagian lain dari otak tidak mendapat aliran / supply darah yang cukup, sehingga bagian otak menjadi rusak. 2. Kerusakan jantung Tekanan darah tinggi menyebabkan pembesaran otot jantung, disebabkan jantung bekerja lebih keras untuk mempompa darah. 3. Kerusakan ginjal Tingginya tekanan darah akan membuat pembuluh darah dalam ginjal tertekan. Akhirnya pembuluh darah menjadi rusak dan menyebabkan fungsi ginjal menurun. Hingga bisa mengalami gagal ginjal. 4. Kerusakan mata Tekanan darah tinggi menyebabkan tertekannya pembuluh darah dan syaraf pada mata, sehingga penglihatan terganggu.