SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Jakarta 2015
Australia Indonesia Partnership
for Health Systems Strengthening
(AIPHSS)
Rudi Hamarno
Maria Diah Ciptaning Tyas
KEPERAWATAN
KEGAWAT DARURATAN
MODUL
Asuhan Keperawatan Kegawat Daruratan II
SEMESTER 8
KEGIATAN BELAJAR 2
ASUHAN KEPERAWATAN KEGAWATDARURATAN
TENTAMEN SUICIDE KEJANG ANAK
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
2
Peserta didik mampu melakukan asuhan
keperawatan kegawatdaruratan pada
pasien tentamen suicide dan kejang demam
pada anak.
Kegiatan
Belajar 2
Asuhan Keperawatan Kegawatdaruratan pada
: Tentamen Suicide dan Kejang Anak
Tujuan Pembelajaran Umum
Tujuan Pembelajaran Khusus
Peserta didik mampu
a.	 Mengidentifikasi pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi dan evaluasi
kegawatdaruratan pada pasien tentamen suicide
b.	Mengidentifikasi pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi dan evaluasi
kegawatdaruratan pada pasien kejang demam pada anak
Gambar : Suhu Tubuh Tidak Normal
Pokok-pokok Materi
Pada modul ini, Anda akan mempelajari materi mengenai asuhan keperawatan
kegawatdaruratan pada pasien tentamen suicide. Adapun yang dipelajari meliputi materi :
pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi dan evaluasi kegawatdaruratan pada pasien
tentamen suicide. Selain materi tersbeut Anda juga akan mempelajari asuhan keperawatan
kegawatdaruratan pada pasien kejang demam pada anak. Begitupula pada kasus
kejang demam pada anak, Anda juga akan mempelajari meliputi : pengkajian, diagnosa
keperawatan, intervensi dan evaluasi kegawatdaruratan pada pasien infark miokard akut.
Demikian beberapa materi yang akan Anda pelajari pada kegiatan belajar ini.
Selamat belajar……!
Pokok-Pokok Materi
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
3
Uraian
Materi
Anda tentunya sudah sering mendengar dan
mungkin pernah melihat orang bunuh diri,
secara umum, bunuh diri berasal dari bahasa
Latin “suicidium”, dengan “sui” yang berarti
sendiri dan “cidium” yang berarti pembunuhan.
Schneidman mendefinisikan bunuh diri sebagai
sebuah perilaku pemusnahan secara sadar
yang ditujukan pada diri sendiri oleh seorang
individu yang memandang bunuh diri sebagai
solusi terbaik dari sebuah isu. Bunuh diri
merupakan kematian yang diperbuat oleh sang
pelaku sendiri secara sengaja (Harold I, Kaplan &
Berjamin J. Sadock, 1998). Beck (dalam Salkovskis,
1998) mendefinisikan percobaan bunuh diri
(tentamen suicide) sebagai sebuah situasi dimana
seseorang telah melakukan sebuah perilaku yang
sebenarnya atau kelihatannya mengancam hidup
dengan intensi menghabisi hidupnya, atau memperlihatkan intensi demikian, tetapi
belum berakibat pada kematian.
Tidak ada faktor tunggal pada kasus bunuh diri, setiap faktor yang ada saling berinteraksi.
Adapun beberapa faktor Penyebab perilaku bunuh diri adalah: Penyebab bunuh diri pada
anak: 1) Pelarian dari penganiayaan atau pemerkosaan, 2) Situasi keluarga yang kacau,
3) Perasaan tidak disayang atau selalu dikritik 4) Gagal sekolah, 5) Takut atau dihina di
sekolah, 6) Kehilangan orang yang dicintai, 7) Dihukum orang lain, sedangkan penyebab
bunuh diri pada remaja adalah 1) Hubungan interpersonal yang tidak bermakna, 2) Sulit
mempertahankan hubungan interpersonal, 3) Pelarian dari penganiayaan fisik atau
pemerkosaan, 4) Perasaan tidak dimengerti orang lain 5) Kehilangan orang yang dicintai,
6) Keadaan fisik, 7) Masalah orang tua, 8) Masalah seksual, 9) Depresi, penyebab bunuh
diri pada mahasiswa adalah 1) Self ideal terlalu tinggi, 2) Cemas akan tugas akademik
yang banyak, 3) Kegagalan akademik berarti kehilangan penghargaan dan kasih sayang
orang tua, 4) Kompetisis untuk sukses, dan penyebab bunuh diri pada usia lanjut adalah 1)
Perubahan status dari mandiri ke tergantung, 2) Penyakit yang menurunkan kemampuan
berfungsi, 3) Perasaan tidak berarti di masyarakat, 4) Kesepian dan isolasi sosial, 5)
Kehilangan ganda (seperti pekerjaan, kesehatan, pasangan), 6) Sumber hidup berkurang.
Beberapa faktor lain Penyebab perilaku bunuh diri dapat dikategorikan sebagai berikut :
YangpertamaadalahFactorgenetic:Memanggenmemainkanperanandalammenentukan
temperamen seseorang, dan penelitian membuktikan bahwa dalam beberapa garis
keluarga, terdapat lebih banyak insiden bunuh diri ketimbang dalam garis keluarga
lainya, kondisi kimiawi otak pun dapat menjadi faktor yang mendasar. Kadar sebuah
neurotransmiter, serotonin, mungkin terlibat dalam kerentanan biologis seseorang
terhadap bunuh diri. Buku Inside the Brain menjelaskan, “Kadar serotonin yang rendah
dapat melenyapkan kebahagiaan hidup, mengurangi minat seseorang pada keberadaanya
serta meningkatkan resiko depresi dan bunuh diri. Kedua Factor keperibadian : Para
A. Asuhan Keperawatan pada pasien dengan tentamen
Suicide
Gambar : Percobaan Bunuh Diri
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
4
ahli telah menggolongkan orang yang cenderung untuk bunuh diri sebagai orang yang
tidak puas dan belum mandiri, yang terus-menerus meminta, mengeluh, dan mengatur,
yang tidak luwes dan kurang mampu menyesuaikan diri. Mereka adalah orang yang
memerlukan kepastian mengenai harga dirinya, yang akhirnya menganggap dirinya selalu
akan menerima penolakan, dan yang berkepribadian kekanak-kanakan, yang berharap
orang lain membuat keputusan dan melaksanakannya untuknya. Robert Firestone dalam
buku Suicide and the Inner Voice menulis bahwa mereka yang mempunyai kecenderungan
kuat untuk bunuh diri, banyak yang lingkungan terkecilnya tidak memberi rasa aman,
lingkungan keluarganya menolak dan tidak hangat, sehingga anak yang dibesarkan di
dalamnya merasakan kebingungan dalam menghadapi kehidupan sehari-hari. Pengaruh
dari latar belakang kehidupan di masa lampau ini disebut faktor predisposisi (faktor
bawaan). Ketiga adalah Faktor psikologis : Faktor psikologis yang mendorong bunuh
diri adalah kurangnya dukungan sosial dari masyarakat sekitar, kehilangan pekerjaan,
kemiskinan, huru-hara yang menyebabkan trauma psikologis, dan konflik berat yang
memaksa masyarakat mengungsi. Keempat adalah Faktor ekonomi: Ekonomi sangat
berpengaruh dalam pemikiran dan kelakuan seseorang.
Menurut riset, sebagian besar alasan seseorang ingin mengakhiri hidupnya/ bunuh
diri adalah karena masalah keuangan/ekonomi. Mereka berangggapan bahwa dengan
mengakhiri hidup, mereka tidak harus menghadapi kepahitan akan masalah ekonomi.
Contohnya, ada seorang ibu yang membakar dirinya beserta anaknya karena tidak
memiliki uang untuk makan. Berdasarkan contoh tersebut, para pelaku ini biasanya lebih
memikirkan menghindari permasalahan duniawi dan mengakhir hidup, dan yang terakhir
adalah faktor adanya Gangguan mental dan kecanduan: Mereka tidak memikirkan akan
apa yang terjadi jika menyakiti dan mengakhiri hidup mereka, karena sistem mental sudah
tidak bisa bekerja dengan baik.
Selain itu ada juga gangguan yang bersifat mencandu, seperti depresi, gangguan bipolar,
scizoprenia dan penyalahgunaan alkohol atau narkoba.
Gambar : Percobaan Bunuh Diri
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
5
Jenis-jenis tentamen Suicide atau percobaan bunuh diri yang perlu
anda ketahui adalah:
1)	Ancaman Bunuh Diri: Peringatan verbal atau nonverbal bahwa orang tersebut
mempertimbangkan untuk bunuh diri. Orang tersebut mungkin menunjukkan secara
verbal bahwa ia tidak akan berada di sekitar kita lebih lama lagi atau mungkin juga
mengkomunikasikan secara nonverbal melalui pemberian hadiah, merevisi wasiatnya
dan sebagainya. Pesan-pesan ini harus dipertimbangkan dalam konteks peristiwa
kehidupan terakhir. Ancaman menunjukkan ambivalensi seseorang tentang kematian.
Kurangnya respon positif dapat ditafsirkan sebagai dukungan untuk melakukan
tindakan bunuh diri.
2)	Upaya bunuh diri: Semua tindakan yang diarahkan pada diri yang dilakukan oleh
individu yang dapat mengarah kematian jika tidak dicegah.
3)	Bunuh diri: Bunuh diri mungkin terjadi setelah tanda peringatan terlewatkan atau
diabaikan. Orang yang melakukan upaya bunuh diri dan yang tidak benar-benar ingin
mati mungkin akan mati jika tanda-tanda tersebut tidak diketahui tepat pada waktunya.
Metode Bunuh Diri
Metode memiliki makna khusus atau simbolisasi dari individu. Secara umum, metode
bunuh diri terdiri dari 6 kategori utama yaitu: minum obat (memakan padatan, cairan,
gas, atau uap), menggantung diri (mencekik dan menyesakkan nafas),  senjata api dan
peledak,  menenggelamkan diri, melompat, memotong (menyayat dan menusuk).
Bunuh diri atau percobaan bunuh diri dapat dijelaskan secara ilmiah yang dipandang
dari berbagai perspektif, namun sebenarnya penjelasan berikut hendaknya dipandang
sebagai satu kesatuan dalam memahami perilaku bunuh diri yang kompleks. Dihat dari :
Gambar : Alat Bunuh Diri
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
6
1)	perspektif Psikologis terdapat 3 penjelasan, penjelasan pertama didasarkan pada
ungkapan Freud yang mengaitkan antara bunuh diri dengan kehilangan seseorang atau
objek yang diinginkan.  Secara psikologis, individu yang beresiko melakukan bunuh diri
mengidentifikasi dirinya dengan orang yang hilang tersebut. Dia merasa marah terhadap
objek kasih sayang ini dan berharap untuk menghukum atau bahkan membunuh orang
yang hilang tersebut. Meskipun individu mengidentifikasi dirinya dengan objek kasih
sayang,perasaanmarahdanharapanuntukmenghukumjugaditujukanpadadirisendiri.
Oleh karena itu, perilaku destruktif diri terjadi, penjelasan kedua memandang masalah
bunuh diri pada dasarnya adalah masalah kognitif. Fokus pandangan ini terletak pada
penilaian negatif yang dilakukan oleh suicidal person terhadap diri, situasi sekarang,
dunia, dan masa depan. Penjelasan ketiga menyatakan bahwa perilaku bunuh diri itu
dipelajari. Teori ini berpendapat bahwa sebagai seorang anak, individu suicidal belajar
untuk tidak mengekspresikan agresi yang mengarah keluar dan sebaliknya membalikkan
agresi tersebut menuju pada dirinya sendiri. Di samping itu, sebagai akibat dari
reinforcement negatif, individu tersebut menjadi depresi. Sebagai tambahan, Jamison
(dalam Corr, Nabe, & Corr, 2003) mengemukakan bahwa psikopatologi adalah elemen
paling umum pada perilaku bunuh diri. Dia percaya bahwa sakit mental memainkan
suatu peranan penting pada perilaku bunuh diri. Beberapa kondisi psikopatologis
yang difokuskannya adalah mood disorder, schizophrenia, borderline dan antisocial
personality disorder, alkoholik, dan penyalahgunaan obat-obatan.
Gambar : Faktor Bunuh Diri
2)	Penjelasan Biologis
Banyak penelitian telah dilakukan untuk menemukan penjelasan biologis yang tepat
untuk perilaku bunuh diri. Beberapa peneliti percaya bahwa ada gangguan pada
level serotonin di otak, dimana serotonin diasosiasikan dengan perilaku agresif
dan kecemasan. Penelitian lain mengatakan bahwa perilaku bunuh diri merupakan
bawaanlahir,dimanaorangyangsuicidalmempunyaikeluargayangjugamenunjukkan
kecenderungan yang sama. Walaupun demikian, hingga saat ini belum ada faktor
biologis yang ditemukan berhubungan secara langsung dengan perilaku bunuh diri.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
7
3)	Penjelasan Sosiologis
Memandang perilaku bunuh diri sebagai hasil dari hubungan individu dengan
masyarakatnya, yang menekankan apakah individu terintegrasi dan teratur atau tidak
dengan masyarakatnya. Berdasarkan hubungan tersebut, Durkheim (dalam Corr,
Nabe, & Corr, 2003) membagi bunuh diri menjadi 4 tipe yaitu: pertama adalah Egoistic
Suicide , dimana inidividu yang bunuh diri adalah individu yang terisolasi dengan
masyarakatnya, dimana individu mengalami underinvolvement dan underintegration.
Individumenemukanbahwasumberdayayangdimilikinyatidakcukupuntukmemenuhi
kebutuhan, dia lebih beresiko melakukan perilaku bunuh diri,  kedua adalah Altruistic
Suicide,  individu di sini mengalami overinvolvement dan overintegration. Pada situasi
demikian,hubunganyangmenciptakankesatuanantaraindividudenganmasyarakatnya
begitu kuat sehingga mengakibatkan bunuh diri yang dilakukan demi kelompok.
Identitas personal didapatkan dari identifikasi dengan kesejahteraan kelompok,
dan individu menemukan makna hidupnya dari luar dirinya. Pada masyarakat yang
sangat terintegrasi, bunuh diri demi kelompok dapat dipandang sebagai suatu tugas,
ketiga adalah  Anomic Suicide, bunuh diri ini didasarkan pada bagaimana masyarakat
mengatur anggotanya. Masyarakat membantu individu mengatur hasratnya (misalnya
hasrat terhadap materi, aktivitas seksual, dll.). Ketika masyarakat gagal membantu
mengatur individu karena perubahan yang radikal, kondisi anomie (tanpa hukum
atau norma) akan terbentuk. Individu yang tiba-tiba masuk dalam situasi ini dan
mempersepsikannya sebagai kekacauan dan tidak dapat ditolerir cenderung akan
melakukan bunuh diri. Misalnya remaja yang tidak mengharapkan akan ditolak oleh
kelompok teman sebayanya, dan keempat adalah  Fatalistic Suicide, tipe bunuh diri
ini merupakan kebalikan dari anomic suicide, dimana individu mendapat pengaturan
yang berlebihan dari masayarakat. Misalnya ketika seseorang dipenjara atau menjadi
budak.
Gambar : Faktor Bunuh Diri
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
8
Selanjutnya akan kita bahas tentang penatalksanaannya secara umum:
1)	Bantu klien untuk menurunkan resiko perilaku destruktif yang diarahkan pada diri sendiri,
dengan cara :
•	 Kaji tingkatan resiko yang di alami pasien : tinggi, sedang, rendah.
•	 Kaji level Long-Term Risk yang meliputi : Lifestyle/ gaya hidup, dukungan social yang
tersedia, rencana tindakan yang bisa mengancam kehidupannya, koping mekanisme
yang biasa digunakan.
2)	Berikan lingkungan yang aman ( safety) berdasarkan tingkatan resiko , managemen untuk
klien yang memiliki resiko tinggi
•	 Orang yang ingin suicide dalam kondisi akut seharusnya ditempatkan didekat ruang
perawatan yang mudah di monitor oleh perawat.
•	 Mengidentifikasi dan mengamankan benda – benda yang dapat membahayakan klien
misalnya : pisau, gunting, tas plastic, kabel listrik, sabuk, hanger dan barang berbahaya
lainnya.
3)	Membantu meningkatkan harga diri klien
•	 Tidak menghakimi dan empati
•	 Mengidentifikasi aspek positif yang dimilikinya
•	 Mendorong berpikir positip dan berinteraksi dengan orang lain
•	 Berikan jadual aktivitas harian yang terencana untuk klien dengan control impuls yang    
rendah
•	 Melakukan terapi kelompok dan terapi kognitif dan perilaku bila diindikasikan.
4)	Bantu klien untuk mengidentifikasi dan mendapatkan dukungan social
•	 Informasikan kepada keluarga dan saudara klien bahwa klien membutuhkan dukungan
social yang adekuat
•	 Bersama pasien menulis daftar dukungan sosial yang di punyai termasuk jejaring sosial
yang bisa di akses.
•	 Dorong klien untuk melakukan aktivitas social
Gambar : Kepedulian
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
9
Setelah kita mempelajari konsep dasar percobaan bunuh diri,  kita akan lanjutkan dengan
bagaimana proses perawatan klien dengan percobaan bunuh diri. Seperti biasanya dalam
proses keperawatan harus kita lakukan pengkajian terlebih dahulu, hal-hal apa yang perlu
kita kaji:
Pengkajian pasien
Pengkajian lingkungan upaya bunuh diri. Prestasi kehidupan yang menghina/menyakitkan.
Tindakan persiapan metode yang dibutuhkan, mengatur rencana, membicarakan tentang
bunuh diri, memberikan milik berharga sebagai hadiah, catatan untuk bunuh diri.
Penggunaan cara kekerasan atau obat/racun yang lebih mematikan dan kewaspadaan
yang dilakukan agar tidak diketahui.
Beberapa petunjuk yang perlu kita ketahui adalah: Keputusasaan, Celaan terhadap   diri
sendiri, perasaan gagal dan tidak berharga alam perasaan depresi, Agitasi dan gelisah,
Insomnia yang menetap, Penurunan berat badan, Berbicara lamban, keletihan, menarik
diri dari lingkungan sosial
Gambar : Narkoba
Adanya Penyakit psikratrik meliputi tanda-tanda Upaya bunuh diri sebelumnya, Kelainan
afektif, Alkoholisme dan/atau penyalahgunaan obat, Kelainan tindakan dan depresi pada
remaja, Demensia diri dan status kekacauan mental pada lansia, Kombinasi dari kondisi
diatas.
Riwayat Psikososial dapat kita identifikasi dari : Baru berpisah bercerai, atau kehilangan
Hidup sendiri, Tidak bekerja, perubahan atau kehilangan pekerjaan yang baru dialami,
stress kehidupan multiple (pindah, kehilangan, putus hubungan yang berarti, masalah
sekolah, ancaman terhadap krisis disiplin), Penyakit medik kronik, Minum yang berlebihan
dan penyalahgunaan zat
Faktor-faktor kepribadian yang bisa diidentifikasi adalah: perilaku Impulsif, agresif, rasa
bermusuhan, Kekakuan kognitif dan negative, Keputusasaan, Harga diri rendah, Batasan
atau gangguan kepribadian antisocial
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
10
Riwayat keluarga juga perlu diketahui adanya Riwayat keluarga berperilaku bunuh diri,
Riwayat keluarga gangguan afektif, alkoholisme atau keduanya.
Setelah kita mengetahui apa yang harus kita identifikasi, selanjutnya kita kelompokkan dan
analisis untuk menegakkan Diagnosa keperawatannya, beberapa diagnose keperawatan
yang bisa kita tegakkan antara lain:
•  Resiko bunuh diri yang berhubungan dengan putus asa
•  Nyeri akut yang berhubungan dengan agent cidera kimia
•  Harga diri rendah situasional yang berhubungan dengan perubahan peran social
•  Koping tidak efektif yang berhubungan dengan tingkat kepercayaan diri tidak adekuat
Gambar : Alat Bunuh Diri
B. Asuhan Keperawatan pada pasien dengan kejang
demam
Kejang adalah suatu manifestasi pelepasan secara massive dari sejumlah neuron di otak
karena gangguan aktifitas listrik di otak. Penyebab kejang pada anak : Trauma kepala,
Meningitis, Hipoxia, Hypoglicemia, Demam   sangat sensitif terhadap peningkatan
suhu tubuh.
Tipe kejang diklasifikasikan berdasarkan manifestasinya :
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
11
Pengkajian
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
12
Anda tempatkan anak pada lantai atau tempat tidur, jauh dari furniture, jangan
ikat anak  Bersihkan dan pertahankan jalan nafas  Berikan O2. Dapat terjadi
peroide hipoventilasi atau apnue. Sebagian besar kematian akibat kejang kare-
na anoxia  Pasang infus microdip D5/W dan monitor kelancarannya  Bila klien
demam, turunkan temperatur  Bila kejang tidak berhenti  Diazepam (valium)
dengan dosis 0,3 mg/kg BB (max10 mg).  Berikan lambat-lambat secara injeksi
IV 1-3 mnt dengan memonitoring vital sign ketat.  Apnea dan cardiac arrest
dapat terjadi akibat pemberian diazepam. Pengawasan anak secara ketat dan
persiapkan alat-alat resusitasi.  Lindungi anak dari perlukaan
Saat Anda menangani bayi baru lahir yang mengalami kejang lihatlah tanda- tanda :
KEJANG PADA NEONATUS
•	Adanya kekakuanpada satu area
•	Flexi pergerakan tubuh yang repetitif
•	Tremor
•	Kedutan
•	Gerakan menggigit
•	Nystagmus
•	Hiperaktif yang tidak biasa untuk anak-anak seumurnya
•	Pada beberapa bayi terjadi episode apnue dan kehilangan to-
nus otot secara tiba-tiba, sesudahnya lemah.
Penatalaksanaan :
Dilakukan secara cepat :
Anda berkolborasi dengan Dokter dalam pemberian D5 W (1-2
ml/kg), kemudian 10% kalsium Ce (0,1 ml/kg) atau 10% kalsium
glukonat (0,3 ml/kg), Prydoxine (50 mg), 3% magnesium sulfat
diberikan dalam beberapa menit
dan
baru temukan penyebab kejang
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
13
Kejang demam pada anak bisa Anda temui pada anak usia 6 bl dan 4 atau 5 tahun mengalami
kejang terjadi 2 sampai dengan 6 jam sesudah timbul panas dan menurun/hilang dalam 10-
15’.
KEJANG PADA NEONATUS
Faktor penyebab :
Pemeriksaan Diagnotik :
Untuk menegakkan diagnosa Kejang DEmam Anda bisa berkolaborasi untuk melakukan
pemeriksaan : Fungsi lumbal dilakukan untuk mengobservasi adanya meningitis dan bila
keadaan hipoglikemia (Kadar gula rendah dan Test urine)
Penatalaksanaan :
•	 Glucose IV (25%-50%) diikuti D5W bila ada hypoglicemia berat
•	 Pemberian diazepam (valium) 0,1-0,3 mg/kg IV alternative  lorazepam/ativan berulang
karena obat-obatan tersebut efeknya relatif pendek
•	 Penobarbital 5 sd 10 mg/kg IV diberikan kurang dari 10 mnt
•	 Paraldenye, pancuronim dan obat-obatan anastesia diberikan pada status apilepticus
yang tidak terkontrol
Selama Pemberian anticonvulsive perhatikan :
•	 Pernafasan : pemberian therapi O2  Karena hipoxia yang terjadi karena rangsangan
kejang dapat meningkatkan stimulasi kejang yang lain.
•	 Untuk koreksi hypoxia dan acidosis beri bantuan ventilasi
•	 Pemberian D5W
•	 Kejang yang terjadi sekali bukan karena epilepsi
Kriteria anak yang dibawa ke RS :
•	 Kurang dari 6 bulan
•	 Lebih dari 11 kali kejang selama 24 jam
•	 Focal seizure
•	 Terjadi lagi kadang jangka waktu 15 menit
•	 Orang tua tidak mampu mengatasi
KEJANG DEMAM
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
14
Selamat Anda telah selesai mempelajari materi Asuhan Keperawatan Psikiatrik
dan Bencana. Dengan demikian Anda yang bertugas sebagai Perawat telah siap
menerapkan materi ini. Ha-hal yang telah Anda Pelajaari dari kegiatan belajar ini
adalah sebagai berikut:
1)	 Tentamen suicide atau percobaan bunuh diri merupakan situasi dimana seseorang
telah melakukan sebuah perilaku yang mengancam hidup dengan keinginan
menghabisi hidupnya tetapi belum berakibat pada kematian.
2)	 Tidak ada faktor tunggal pada kasus bunuh diri, setiap faktor yang ada saling
berinteraksi
3)	 Penjelasan-penjelasan perilaku bunuh diri dari perspektif yang berbeda hendaknya
dipandang sebagai satu kesatuan Dalam memahami perilaku bunuh diri yang
kompleks.
4)	 Proses keperawatan dilakukan mulai dari pengkajian sampai evaluasi, dan Diagnosa
Ditegakkan berdasarkan NANDA.
5)	 Jenis-jenis bencana dapat dibagi menjadi 3 yaitu bencana alam, bencana non alam
dan bencana social.
6)	 Semakin tinggi bahaya, kerentanan dan ketidakmampuan, maka semakin besar
pula risiko bencana yang dihadapi
7)	 Perawat mempunyai peran dalam penanggulangan Pra Bencana, saat bencana
dan pasca bencana.
Selanjutnya Anda diharapkan dapat menerapkan hasil kegiatan belajar ini dalam
memberikan pelayanan individu pada percobaan bunuh diri dan pelayanan di
masyarakat pada penanganan bencana
Rangkuman
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
15
Dradjat, Respati S., (2008), Basic Trauma Life Support (Pertolongan Hidup Dasar Trauma),
Life support
Training Center, Malang Trauma Services, IRD RSU Dr. Saiful Anwar Malang
Guill, Margaret F., Asthma Update: Clinical Aspects and Management, Pediatrics in Review,
Vol.25 No.10
October 2004, 335-344
Laporan Nasional 2007, Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007, Badan Penelitian dan
Pengembangan
Kesehatan Departemen Kesehatan, Republik Indonesia (2008)
National Asthma Council Australia 2011, First Aid for Asthma, Brochure
Smeltzer, SC., O’Connell, & Bare, BG., (2003). Brunner and Suddarth’s textbook of Medical
Surgical Nursing, 10th edition, Pennsylvania: Lippincott Wiiliam & Wilkins Company
Stanley D & Tunnicliffe W., Management of Life-Threatening Asthma in Adult, Continuing
Education in Anaesthesia, Critical Care & Pain  Volume 8 Number 3 2008
Valman HB, Bronchial Asthma, British Medical Journal, Volume 306, 19 Juni 1993
Daftar
Pustaka
Hak Cipta Kementrian Republik Indonesia Bekerjasama Dengan
Australia Indonesia for Health Systems Strengthening (AIPHSS)
2015

More Related Content

What's hot

Skizofrenia dan resiko bunuh diri
Skizofrenia dan resiko bunuh diriSkizofrenia dan resiko bunuh diri
Skizofrenia dan resiko bunuh diriBagus Utomo
 
Kb 2 tebtamen suicide dan kejang anak
Kb 2 tebtamen suicide dan kejang anakKb 2 tebtamen suicide dan kejang anak
Kb 2 tebtamen suicide dan kejang anakpjj_kemenkes
 
Borderline and Histrionic Personality Disorder
Borderline  and Histrionic Personality DisorderBorderline  and Histrionic Personality Disorder
Borderline and Histrionic Personality DisorderZaty Suhaimi
 
Makalah Psikologi Sosial "Prasangka" Universitas Mercubuana
Makalah Psikologi Sosial "Prasangka" Universitas MercubuanaMakalah Psikologi Sosial "Prasangka" Universitas Mercubuana
Makalah Psikologi Sosial "Prasangka" Universitas MercubuanaAndreasFN
 
Dying & death
Dying & deathDying & death
Dying & deathiphee
 
Berduka dan kehilangan - copy
Berduka dan kehilangan - copyBerduka dan kehilangan - copy
Berduka dan kehilangan - copyUlfa Pradipta
 
Kasus pengkajian keperawatan kesehatan jiwa depresi AKPER PEMKAB MUNA
Kasus pengkajian keperawatan kesehatan jiwa depresi AKPER PEMKAB MUNA Kasus pengkajian keperawatan kesehatan jiwa depresi AKPER PEMKAB MUNA
Kasus pengkajian keperawatan kesehatan jiwa depresi AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah kehilangan, berduka dan kematian
Makalah kehilangan, berduka dan kematianMakalah kehilangan, berduka dan kematian
Makalah kehilangan, berduka dan kematianDidik Nurkantoro
 
asuhan kehilangan dan kematian
asuhan kehilangan dan kematianasuhan kehilangan dan kematian
asuhan kehilangan dan kematianMega Dwira
 
Definisi perilaku abnormal 1
Definisi perilaku abnormal  1Definisi perilaku abnormal  1
Definisi perilaku abnormal 1Dessy Syahniar
 
Asuhan keperawatan kehilangan dan berduka
Asuhan keperawatan kehilangan dan berdukaAsuhan keperawatan kehilangan dan berduka
Asuhan keperawatan kehilangan dan berdukaAmalia Senja
 
Gangguan kepribadian (personality disorder)
Gangguan kepribadian (personality disorder)Gangguan kepribadian (personality disorder)
Gangguan kepribadian (personality disorder)sheghet45
 
MAKALAH PSIKOLOGI : TENTANG AGRESI DAN PROBLEMATIKANYA
MAKALAH PSIKOLOGI : TENTANG AGRESI DAN PROBLEMATIKANYAMAKALAH PSIKOLOGI : TENTANG AGRESI DAN PROBLEMATIKANYA
MAKALAH PSIKOLOGI : TENTANG AGRESI DAN PROBLEMATIKANYABoedi Santosa,
 

What's hot (20)

Skizofrenia dan resiko bunuh diri
Skizofrenia dan resiko bunuh diriSkizofrenia dan resiko bunuh diri
Skizofrenia dan resiko bunuh diri
 
Ffdfdoios
FfdfdoiosFfdfdoios
Ffdfdoios
 
Askep depresi AKPER PEMDA MUNA
Askep depresi AKPER PEMDA MUNAAskep depresi AKPER PEMDA MUNA
Askep depresi AKPER PEMDA MUNA
 
Kb 2 tebtamen suicide dan kejang anak
Kb 2 tebtamen suicide dan kejang anakKb 2 tebtamen suicide dan kejang anak
Kb 2 tebtamen suicide dan kejang anak
 
Borderline and Histrionic Personality Disorder
Borderline  and Histrionic Personality DisorderBorderline  and Histrionic Personality Disorder
Borderline and Histrionic Personality Disorder
 
Makalah depresi
Makalah depresiMakalah depresi
Makalah depresi
 
Makalah Psikologi Sosial "Prasangka" Universitas Mercubuana
Makalah Psikologi Sosial "Prasangka" Universitas MercubuanaMakalah Psikologi Sosial "Prasangka" Universitas Mercubuana
Makalah Psikologi Sosial "Prasangka" Universitas Mercubuana
 
Dying & death
Dying & deathDying & death
Dying & death
 
Anxiety neurosis
Anxiety neurosisAnxiety neurosis
Anxiety neurosis
 
Kb 2
Kb 2Kb 2
Kb 2
 
Berduka dan kehilangan - copy
Berduka dan kehilangan - copyBerduka dan kehilangan - copy
Berduka dan kehilangan - copy
 
Konsep kehilangan
Konsep kehilanganKonsep kehilangan
Konsep kehilangan
 
Kasus pengkajian keperawatan kesehatan jiwa depresi AKPER PEMKAB MUNA
Kasus pengkajian keperawatan kesehatan jiwa depresi AKPER PEMKAB MUNA Kasus pengkajian keperawatan kesehatan jiwa depresi AKPER PEMKAB MUNA
Kasus pengkajian keperawatan kesehatan jiwa depresi AKPER PEMKAB MUNA
 
Makalah kehilangan, berduka dan kematian
Makalah kehilangan, berduka dan kematianMakalah kehilangan, berduka dan kematian
Makalah kehilangan, berduka dan kematian
 
asuhan kehilangan dan kematian
asuhan kehilangan dan kematianasuhan kehilangan dan kematian
asuhan kehilangan dan kematian
 
Definisi perilaku abnormal 1
Definisi perilaku abnormal  1Definisi perilaku abnormal  1
Definisi perilaku abnormal 1
 
Asuhan keperawatan kehilangan dan berduka
Asuhan keperawatan kehilangan dan berdukaAsuhan keperawatan kehilangan dan berduka
Asuhan keperawatan kehilangan dan berduka
 
Gangguan kepribadian (personality disorder)
Gangguan kepribadian (personality disorder)Gangguan kepribadian (personality disorder)
Gangguan kepribadian (personality disorder)
 
MAKALAH PSIKOLOGI : TENTANG AGRESI DAN PROBLEMATIKANYA
MAKALAH PSIKOLOGI : TENTANG AGRESI DAN PROBLEMATIKANYAMAKALAH PSIKOLOGI : TENTANG AGRESI DAN PROBLEMATIKANYA
MAKALAH PSIKOLOGI : TENTANG AGRESI DAN PROBLEMATIKANYA
 
Proposal Penelitian
Proposal Penelitian Proposal Penelitian
Proposal Penelitian
 

Viewers also liked

KB 1 Konsep Bencana
KB 1 Konsep BencanaKB 1 Konsep Bencana
KB 1 Konsep Bencanapjj_kemenkes
 
Kb 1 konsep dasar rujukan
Kb 1 konsep dasar rujukanKb 1 konsep dasar rujukan
Kb 1 konsep dasar rujukanpjj_kemenkes
 
Modul 4 kb 3 penanganan kedaruratan medis
Modul 4 kb 3 penanganan kedaruratan medisModul 4 kb 3 penanganan kedaruratan medis
Modul 4 kb 3 penanganan kedaruratan medispjj_kemenkes
 
Modul 3 kb 2 cedera sistem otot rangka
Modul 3 kb 2 cedera sistem otot rangkaModul 3 kb 2 cedera sistem otot rangka
Modul 3 kb 2 cedera sistem otot rangkapjj_kemenkes
 
Anatomi Fisiologi Sistem Persarafan
Anatomi Fisiologi Sistem PersarafanAnatomi Fisiologi Sistem Persarafan
Anatomi Fisiologi Sistem Persarafanpjj_kemenkes
 
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Akibat Trauma Abdomen
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Akibat Trauma Abdomen Asuhan Keperawatan Pada Pasien Akibat Trauma Abdomen
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Akibat Trauma Abdomen pjj_kemenkes
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal
Anatomi Fisiologi Sistem MuskuloskeletalAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal
Anatomi Fisiologi Sistem MuskuloskeletalPrastuti Waraharini
 
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Akibat Trauma Abdomen
Asuhan Keperawatan Pada Pasien  Akibat Trauma AbdomenAsuhan Keperawatan Pada Pasien  Akibat Trauma Abdomen
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Akibat Trauma Abdomenpjj_kemenkes
 
Anatomi Fisiologi Sistem Integumen dan Muskuloskeletal
Anatomi Fisiologi Sistem Integumen dan MuskuloskeletalAnatomi Fisiologi Sistem Integumen dan Muskuloskeletal
Anatomi Fisiologi Sistem Integumen dan Muskuloskeletalellyannur asmar
 

Viewers also liked (11)

KB 1 Konsep Bencana
KB 1 Konsep BencanaKB 1 Konsep Bencana
KB 1 Konsep Bencana
 
Kb 1 konsep dasar rujukan
Kb 1 konsep dasar rujukanKb 1 konsep dasar rujukan
Kb 1 konsep dasar rujukan
 
Modul 4 kb 3 penanganan kedaruratan medis
Modul 4 kb 3 penanganan kedaruratan medisModul 4 kb 3 penanganan kedaruratan medis
Modul 4 kb 3 penanganan kedaruratan medis
 
Modul 3 kb 2 cedera sistem otot rangka
Modul 3 kb 2 cedera sistem otot rangkaModul 3 kb 2 cedera sistem otot rangka
Modul 3 kb 2 cedera sistem otot rangka
 
Anatomi Fisiologi Sistem Persarafan
Anatomi Fisiologi Sistem PersarafanAnatomi Fisiologi Sistem Persarafan
Anatomi Fisiologi Sistem Persarafan
 
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Akibat Trauma Abdomen
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Akibat Trauma Abdomen Asuhan Keperawatan Pada Pasien Akibat Trauma Abdomen
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Akibat Trauma Abdomen
 
Modul 1 kb 3
Modul 1 kb 3Modul 1 kb 3
Modul 1 kb 3
 
Sistem Integumen
Sistem IntegumenSistem Integumen
Sistem Integumen
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal
Anatomi Fisiologi Sistem MuskuloskeletalAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal
 
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Akibat Trauma Abdomen
Asuhan Keperawatan Pada Pasien  Akibat Trauma AbdomenAsuhan Keperawatan Pada Pasien  Akibat Trauma Abdomen
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Akibat Trauma Abdomen
 
Anatomi Fisiologi Sistem Integumen dan Muskuloskeletal
Anatomi Fisiologi Sistem Integumen dan MuskuloskeletalAnatomi Fisiologi Sistem Integumen dan Muskuloskeletal
Anatomi Fisiologi Sistem Integumen dan Muskuloskeletal
 

Similar to ASUHAN SUICIDE

Mental health di lingkungan kampus.pptx
Mental health di lingkungan kampus.pptxMental health di lingkungan kampus.pptx
Mental health di lingkungan kampus.pptxTiaraKurniaPutriElwa
 
Askep hargadiri rendah AKPER SUBANG
Askep hargadiri rendah AKPER SUBANGAskep hargadiri rendah AKPER SUBANG
Askep hargadiri rendah AKPER SUBANGSurangga Jaya
 
308137088-DAMPAK-SAKIT-DAN-DIRAWAT-DI-RUMAH-SAKIT-pptx.pdf
308137088-DAMPAK-SAKIT-DAN-DIRAWAT-DI-RUMAH-SAKIT-pptx.pdf308137088-DAMPAK-SAKIT-DAN-DIRAWAT-DI-RUMAH-SAKIT-pptx.pdf
308137088-DAMPAK-SAKIT-DAN-DIRAWAT-DI-RUMAH-SAKIT-pptx.pdfsamsulmuarif39
 
Kps 6014 ulasan jurnal (2)
Kps 6014 ulasan jurnal (2)Kps 6014 ulasan jurnal (2)
Kps 6014 ulasan jurnal (2)Ety Sue
 
Kps 6014 ulasan jurnal
Kps 6014 ulasan jurnalKps 6014 ulasan jurnal
Kps 6014 ulasan jurnalEty Sue
 
Terapi realiti
Terapi realitiTerapi realiti
Terapi realitionnel_91
 
Makalah psikologi emosi klp 9 "EMOSI DAN PSIKOPATOLOGI"
Makalah psikologi emosi klp 9 "EMOSI DAN PSIKOPATOLOGI"Makalah psikologi emosi klp 9 "EMOSI DAN PSIKOPATOLOGI"
Makalah psikologi emosi klp 9 "EMOSI DAN PSIKOPATOLOGI"Yelfy Yazid
 
Referat ggn waham menetap prof.dr.jusuf simbolon, sp.kj (k)
Referat ggn waham menetap prof.dr.jusuf simbolon, sp.kj (k)Referat ggn waham menetap prof.dr.jusuf simbolon, sp.kj (k)
Referat ggn waham menetap prof.dr.jusuf simbolon, sp.kj (k)mia maya aziza
 
Makalah sik odgj dikonversi
Makalah sik odgj dikonversiMakalah sik odgj dikonversi
Makalah sik odgj dikonversizaenudinnurfalah
 

Similar to ASUHAN SUICIDE (20)

Makalah rbd kel.2
Makalah rbd kel.2Makalah rbd kel.2
Makalah rbd kel.2
 
Mental health di lingkungan kampus.pptx
Mental health di lingkungan kampus.pptxMental health di lingkungan kampus.pptx
Mental health di lingkungan kampus.pptx
 
PPT RBD.pptx
PPT RBD.pptxPPT RBD.pptx
PPT RBD.pptx
 
Kedaruratan psikiatri
Kedaruratan psikiatriKedaruratan psikiatri
Kedaruratan psikiatri
 
BUNUH DIRI.pdf
BUNUH DIRI.pdfBUNUH DIRI.pdf
BUNUH DIRI.pdf
 
Askep hargadiri rendah AKPER SUBANG
Askep hargadiri rendah AKPER SUBANGAskep hargadiri rendah AKPER SUBANG
Askep hargadiri rendah AKPER SUBANG
 
308137088-DAMPAK-SAKIT-DAN-DIRAWAT-DI-RUMAH-SAKIT-pptx.pdf
308137088-DAMPAK-SAKIT-DAN-DIRAWAT-DI-RUMAH-SAKIT-pptx.pdf308137088-DAMPAK-SAKIT-DAN-DIRAWAT-DI-RUMAH-SAKIT-pptx.pdf
308137088-DAMPAK-SAKIT-DAN-DIRAWAT-DI-RUMAH-SAKIT-pptx.pdf
 
Kps 6014 ulasan jurnal (2)
Kps 6014 ulasan jurnal (2)Kps 6014 ulasan jurnal (2)
Kps 6014 ulasan jurnal (2)
 
Kps 6014 ulasan jurnal
Kps 6014 ulasan jurnalKps 6014 ulasan jurnal
Kps 6014 ulasan jurnal
 
Terapi realiti
Terapi realitiTerapi realiti
Terapi realiti
 
Makalah psikologi emosi klp 9 "EMOSI DAN PSIKOPATOLOGI"
Makalah psikologi emosi klp 9 "EMOSI DAN PSIKOPATOLOGI"Makalah psikologi emosi klp 9 "EMOSI DAN PSIKOPATOLOGI"
Makalah psikologi emosi klp 9 "EMOSI DAN PSIKOPATOLOGI"
 
Referat ggn waham menetap prof.dr.jusuf simbolon, sp.kj (k)
Referat ggn waham menetap prof.dr.jusuf simbolon, sp.kj (k)Referat ggn waham menetap prof.dr.jusuf simbolon, sp.kj (k)
Referat ggn waham menetap prof.dr.jusuf simbolon, sp.kj (k)
 
Makalah sik odgj
Makalah sik odgjMakalah sik odgj
Makalah sik odgj
 
Makalah sik odgj
Makalah sik odgjMakalah sik odgj
Makalah sik odgj
 
Makalah ega
Makalah egaMakalah ega
Makalah ega
 
Makalah sik odgj dikonversi
Makalah sik odgj dikonversiMakalah sik odgj dikonversi
Makalah sik odgj dikonversi
 
Makalah sik odgj dikonversi
Makalah sik odgj dikonversiMakalah sik odgj dikonversi
Makalah sik odgj dikonversi
 
Makalah sik odgj dikonversi
Makalah sik odgj dikonversiMakalah sik odgj dikonversi
Makalah sik odgj dikonversi
 
Makalah sik odgj
Makalah sik odgjMakalah sik odgj
Makalah sik odgj
 
Makalah SIK
Makalah SIKMakalah SIK
Makalah SIK
 

More from pjj_kemenkes

Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1pjj_kemenkes
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanpjj_kemenkes
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanpjj_kemenkes
 

More from pjj_kemenkes (20)

Modul 4 MTBS
Modul 4 MTBSModul 4 MTBS
Modul 4 MTBS
 
Modul 3 MTBS
Modul 3 MTBSModul 3 MTBS
Modul 3 MTBS
 
Modul 2 MTBS
Modul 2 MTBSModul 2 MTBS
Modul 2 MTBS
 
Modul 1 MTBS
Modul 1 MTBSModul 1 MTBS
Modul 1 MTBS
 
Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid III
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid III
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid III
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid III
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid III
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid III
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid III
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid III
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid III
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatan
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatan
 

Recently uploaded

Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatanMetode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatanMeiRianitaElfridaSin
 
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRBimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRJessieArini1
 
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docximplementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docxhurufd86
 
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfDiagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfAlanRahmat
 
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfMATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfestidiyah35
 
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptssuser940815
 
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...MAKSIPUASA1
 
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatan
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatanKemitraan masyarakat dalam program kesehatan
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatanMeiRianitaElfridaSin
 
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatankebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatanMeiRianitaElfridaSin
 
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxDASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxNadiraShafa1
 

Recently uploaded (10)

Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatanMetode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
 
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRBimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
 
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docximplementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
 
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfDiagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
 
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfMATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
 
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
 
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...
 
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatan
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatanKemitraan masyarakat dalam program kesehatan
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatan
 
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatankebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
 
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxDASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
 

ASUHAN SUICIDE

  • 1. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Jakarta 2015 Australia Indonesia Partnership for Health Systems Strengthening (AIPHSS) Rudi Hamarno Maria Diah Ciptaning Tyas KEPERAWATAN KEGAWAT DARURATAN MODUL Asuhan Keperawatan Kegawat Daruratan II SEMESTER 8 KEGIATAN BELAJAR 2 ASUHAN KEPERAWATAN KEGAWATDARURATAN TENTAMEN SUICIDE KEJANG ANAK
  • 2. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 2 Peserta didik mampu melakukan asuhan keperawatan kegawatdaruratan pada pasien tentamen suicide dan kejang demam pada anak. Kegiatan Belajar 2 Asuhan Keperawatan Kegawatdaruratan pada : Tentamen Suicide dan Kejang Anak Tujuan Pembelajaran Umum Tujuan Pembelajaran Khusus Peserta didik mampu a. Mengidentifikasi pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi dan evaluasi kegawatdaruratan pada pasien tentamen suicide b. Mengidentifikasi pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi dan evaluasi kegawatdaruratan pada pasien kejang demam pada anak Gambar : Suhu Tubuh Tidak Normal Pokok-pokok Materi Pada modul ini, Anda akan mempelajari materi mengenai asuhan keperawatan kegawatdaruratan pada pasien tentamen suicide. Adapun yang dipelajari meliputi materi : pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi dan evaluasi kegawatdaruratan pada pasien tentamen suicide. Selain materi tersbeut Anda juga akan mempelajari asuhan keperawatan kegawatdaruratan pada pasien kejang demam pada anak. Begitupula pada kasus kejang demam pada anak, Anda juga akan mempelajari meliputi : pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi dan evaluasi kegawatdaruratan pada pasien infark miokard akut. Demikian beberapa materi yang akan Anda pelajari pada kegiatan belajar ini. Selamat belajar……! Pokok-Pokok Materi
  • 3. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan 3 Uraian Materi Anda tentunya sudah sering mendengar dan mungkin pernah melihat orang bunuh diri, secara umum, bunuh diri berasal dari bahasa Latin “suicidium”, dengan “sui” yang berarti sendiri dan “cidium” yang berarti pembunuhan. Schneidman mendefinisikan bunuh diri sebagai sebuah perilaku pemusnahan secara sadar yang ditujukan pada diri sendiri oleh seorang individu yang memandang bunuh diri sebagai solusi terbaik dari sebuah isu. Bunuh diri merupakan kematian yang diperbuat oleh sang pelaku sendiri secara sengaja (Harold I, Kaplan & Berjamin J. Sadock, 1998). Beck (dalam Salkovskis, 1998) mendefinisikan percobaan bunuh diri (tentamen suicide) sebagai sebuah situasi dimana seseorang telah melakukan sebuah perilaku yang sebenarnya atau kelihatannya mengancam hidup dengan intensi menghabisi hidupnya, atau memperlihatkan intensi demikian, tetapi belum berakibat pada kematian. Tidak ada faktor tunggal pada kasus bunuh diri, setiap faktor yang ada saling berinteraksi. Adapun beberapa faktor Penyebab perilaku bunuh diri adalah: Penyebab bunuh diri pada anak: 1) Pelarian dari penganiayaan atau pemerkosaan, 2) Situasi keluarga yang kacau, 3) Perasaan tidak disayang atau selalu dikritik 4) Gagal sekolah, 5) Takut atau dihina di sekolah, 6) Kehilangan orang yang dicintai, 7) Dihukum orang lain, sedangkan penyebab bunuh diri pada remaja adalah 1) Hubungan interpersonal yang tidak bermakna, 2) Sulit mempertahankan hubungan interpersonal, 3) Pelarian dari penganiayaan fisik atau pemerkosaan, 4) Perasaan tidak dimengerti orang lain 5) Kehilangan orang yang dicintai, 6) Keadaan fisik, 7) Masalah orang tua, 8) Masalah seksual, 9) Depresi, penyebab bunuh diri pada mahasiswa adalah 1) Self ideal terlalu tinggi, 2) Cemas akan tugas akademik yang banyak, 3) Kegagalan akademik berarti kehilangan penghargaan dan kasih sayang orang tua, 4) Kompetisis untuk sukses, dan penyebab bunuh diri pada usia lanjut adalah 1) Perubahan status dari mandiri ke tergantung, 2) Penyakit yang menurunkan kemampuan berfungsi, 3) Perasaan tidak berarti di masyarakat, 4) Kesepian dan isolasi sosial, 5) Kehilangan ganda (seperti pekerjaan, kesehatan, pasangan), 6) Sumber hidup berkurang. Beberapa faktor lain Penyebab perilaku bunuh diri dapat dikategorikan sebagai berikut : YangpertamaadalahFactorgenetic:Memanggenmemainkanperanandalammenentukan temperamen seseorang, dan penelitian membuktikan bahwa dalam beberapa garis keluarga, terdapat lebih banyak insiden bunuh diri ketimbang dalam garis keluarga lainya, kondisi kimiawi otak pun dapat menjadi faktor yang mendasar. Kadar sebuah neurotransmiter, serotonin, mungkin terlibat dalam kerentanan biologis seseorang terhadap bunuh diri. Buku Inside the Brain menjelaskan, “Kadar serotonin yang rendah dapat melenyapkan kebahagiaan hidup, mengurangi minat seseorang pada keberadaanya serta meningkatkan resiko depresi dan bunuh diri. Kedua Factor keperibadian : Para A. Asuhan Keperawatan pada pasien dengan tentamen Suicide Gambar : Percobaan Bunuh Diri
  • 4. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 4 ahli telah menggolongkan orang yang cenderung untuk bunuh diri sebagai orang yang tidak puas dan belum mandiri, yang terus-menerus meminta, mengeluh, dan mengatur, yang tidak luwes dan kurang mampu menyesuaikan diri. Mereka adalah orang yang memerlukan kepastian mengenai harga dirinya, yang akhirnya menganggap dirinya selalu akan menerima penolakan, dan yang berkepribadian kekanak-kanakan, yang berharap orang lain membuat keputusan dan melaksanakannya untuknya. Robert Firestone dalam buku Suicide and the Inner Voice menulis bahwa mereka yang mempunyai kecenderungan kuat untuk bunuh diri, banyak yang lingkungan terkecilnya tidak memberi rasa aman, lingkungan keluarganya menolak dan tidak hangat, sehingga anak yang dibesarkan di dalamnya merasakan kebingungan dalam menghadapi kehidupan sehari-hari. Pengaruh dari latar belakang kehidupan di masa lampau ini disebut faktor predisposisi (faktor bawaan). Ketiga adalah Faktor psikologis : Faktor psikologis yang mendorong bunuh diri adalah kurangnya dukungan sosial dari masyarakat sekitar, kehilangan pekerjaan, kemiskinan, huru-hara yang menyebabkan trauma psikologis, dan konflik berat yang memaksa masyarakat mengungsi. Keempat adalah Faktor ekonomi: Ekonomi sangat berpengaruh dalam pemikiran dan kelakuan seseorang. Menurut riset, sebagian besar alasan seseorang ingin mengakhiri hidupnya/ bunuh diri adalah karena masalah keuangan/ekonomi. Mereka berangggapan bahwa dengan mengakhiri hidup, mereka tidak harus menghadapi kepahitan akan masalah ekonomi. Contohnya, ada seorang ibu yang membakar dirinya beserta anaknya karena tidak memiliki uang untuk makan. Berdasarkan contoh tersebut, para pelaku ini biasanya lebih memikirkan menghindari permasalahan duniawi dan mengakhir hidup, dan yang terakhir adalah faktor adanya Gangguan mental dan kecanduan: Mereka tidak memikirkan akan apa yang terjadi jika menyakiti dan mengakhiri hidup mereka, karena sistem mental sudah tidak bisa bekerja dengan baik. Selain itu ada juga gangguan yang bersifat mencandu, seperti depresi, gangguan bipolar, scizoprenia dan penyalahgunaan alkohol atau narkoba. Gambar : Percobaan Bunuh Diri
  • 5. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan 5 Jenis-jenis tentamen Suicide atau percobaan bunuh diri yang perlu anda ketahui adalah: 1) Ancaman Bunuh Diri: Peringatan verbal atau nonverbal bahwa orang tersebut mempertimbangkan untuk bunuh diri. Orang tersebut mungkin menunjukkan secara verbal bahwa ia tidak akan berada di sekitar kita lebih lama lagi atau mungkin juga mengkomunikasikan secara nonverbal melalui pemberian hadiah, merevisi wasiatnya dan sebagainya. Pesan-pesan ini harus dipertimbangkan dalam konteks peristiwa kehidupan terakhir. Ancaman menunjukkan ambivalensi seseorang tentang kematian. Kurangnya respon positif dapat ditafsirkan sebagai dukungan untuk melakukan tindakan bunuh diri. 2) Upaya bunuh diri: Semua tindakan yang diarahkan pada diri yang dilakukan oleh individu yang dapat mengarah kematian jika tidak dicegah. 3) Bunuh diri: Bunuh diri mungkin terjadi setelah tanda peringatan terlewatkan atau diabaikan. Orang yang melakukan upaya bunuh diri dan yang tidak benar-benar ingin mati mungkin akan mati jika tanda-tanda tersebut tidak diketahui tepat pada waktunya. Metode Bunuh Diri Metode memiliki makna khusus atau simbolisasi dari individu. Secara umum, metode bunuh diri terdiri dari 6 kategori utama yaitu: minum obat (memakan padatan, cairan, gas, atau uap), menggantung diri (mencekik dan menyesakkan nafas), senjata api dan peledak, menenggelamkan diri, melompat, memotong (menyayat dan menusuk). Bunuh diri atau percobaan bunuh diri dapat dijelaskan secara ilmiah yang dipandang dari berbagai perspektif, namun sebenarnya penjelasan berikut hendaknya dipandang sebagai satu kesatuan dalam memahami perilaku bunuh diri yang kompleks. Dihat dari : Gambar : Alat Bunuh Diri
  • 6. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 6 1) perspektif Psikologis terdapat 3 penjelasan, penjelasan pertama didasarkan pada ungkapan Freud yang mengaitkan antara bunuh diri dengan kehilangan seseorang atau objek yang diinginkan. Secara psikologis, individu yang beresiko melakukan bunuh diri mengidentifikasi dirinya dengan orang yang hilang tersebut. Dia merasa marah terhadap objek kasih sayang ini dan berharap untuk menghukum atau bahkan membunuh orang yang hilang tersebut. Meskipun individu mengidentifikasi dirinya dengan objek kasih sayang,perasaanmarahdanharapanuntukmenghukumjugaditujukanpadadirisendiri. Oleh karena itu, perilaku destruktif diri terjadi, penjelasan kedua memandang masalah bunuh diri pada dasarnya adalah masalah kognitif. Fokus pandangan ini terletak pada penilaian negatif yang dilakukan oleh suicidal person terhadap diri, situasi sekarang, dunia, dan masa depan. Penjelasan ketiga menyatakan bahwa perilaku bunuh diri itu dipelajari. Teori ini berpendapat bahwa sebagai seorang anak, individu suicidal belajar untuk tidak mengekspresikan agresi yang mengarah keluar dan sebaliknya membalikkan agresi tersebut menuju pada dirinya sendiri. Di samping itu, sebagai akibat dari reinforcement negatif, individu tersebut menjadi depresi. Sebagai tambahan, Jamison (dalam Corr, Nabe, & Corr, 2003) mengemukakan bahwa psikopatologi adalah elemen paling umum pada perilaku bunuh diri. Dia percaya bahwa sakit mental memainkan suatu peranan penting pada perilaku bunuh diri. Beberapa kondisi psikopatologis yang difokuskannya adalah mood disorder, schizophrenia, borderline dan antisocial personality disorder, alkoholik, dan penyalahgunaan obat-obatan. Gambar : Faktor Bunuh Diri 2) Penjelasan Biologis Banyak penelitian telah dilakukan untuk menemukan penjelasan biologis yang tepat untuk perilaku bunuh diri. Beberapa peneliti percaya bahwa ada gangguan pada level serotonin di otak, dimana serotonin diasosiasikan dengan perilaku agresif dan kecemasan. Penelitian lain mengatakan bahwa perilaku bunuh diri merupakan bawaanlahir,dimanaorangyangsuicidalmempunyaikeluargayangjugamenunjukkan kecenderungan yang sama. Walaupun demikian, hingga saat ini belum ada faktor biologis yang ditemukan berhubungan secara langsung dengan perilaku bunuh diri.
  • 7. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan 7 3) Penjelasan Sosiologis Memandang perilaku bunuh diri sebagai hasil dari hubungan individu dengan masyarakatnya, yang menekankan apakah individu terintegrasi dan teratur atau tidak dengan masyarakatnya. Berdasarkan hubungan tersebut, Durkheim (dalam Corr, Nabe, & Corr, 2003) membagi bunuh diri menjadi 4 tipe yaitu: pertama adalah Egoistic Suicide , dimana inidividu yang bunuh diri adalah individu yang terisolasi dengan masyarakatnya, dimana individu mengalami underinvolvement dan underintegration. Individumenemukanbahwasumberdayayangdimilikinyatidakcukupuntukmemenuhi kebutuhan, dia lebih beresiko melakukan perilaku bunuh diri, kedua adalah Altruistic Suicide, individu di sini mengalami overinvolvement dan overintegration. Pada situasi demikian,hubunganyangmenciptakankesatuanantaraindividudenganmasyarakatnya begitu kuat sehingga mengakibatkan bunuh diri yang dilakukan demi kelompok. Identitas personal didapatkan dari identifikasi dengan kesejahteraan kelompok, dan individu menemukan makna hidupnya dari luar dirinya. Pada masyarakat yang sangat terintegrasi, bunuh diri demi kelompok dapat dipandang sebagai suatu tugas, ketiga adalah Anomic Suicide, bunuh diri ini didasarkan pada bagaimana masyarakat mengatur anggotanya. Masyarakat membantu individu mengatur hasratnya (misalnya hasrat terhadap materi, aktivitas seksual, dll.). Ketika masyarakat gagal membantu mengatur individu karena perubahan yang radikal, kondisi anomie (tanpa hukum atau norma) akan terbentuk. Individu yang tiba-tiba masuk dalam situasi ini dan mempersepsikannya sebagai kekacauan dan tidak dapat ditolerir cenderung akan melakukan bunuh diri. Misalnya remaja yang tidak mengharapkan akan ditolak oleh kelompok teman sebayanya, dan keempat adalah Fatalistic Suicide, tipe bunuh diri ini merupakan kebalikan dari anomic suicide, dimana individu mendapat pengaturan yang berlebihan dari masayarakat. Misalnya ketika seseorang dipenjara atau menjadi budak. Gambar : Faktor Bunuh Diri
  • 8. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 8 Selanjutnya akan kita bahas tentang penatalksanaannya secara umum: 1) Bantu klien untuk menurunkan resiko perilaku destruktif yang diarahkan pada diri sendiri, dengan cara : • Kaji tingkatan resiko yang di alami pasien : tinggi, sedang, rendah. • Kaji level Long-Term Risk yang meliputi : Lifestyle/ gaya hidup, dukungan social yang tersedia, rencana tindakan yang bisa mengancam kehidupannya, koping mekanisme yang biasa digunakan. 2) Berikan lingkungan yang aman ( safety) berdasarkan tingkatan resiko , managemen untuk klien yang memiliki resiko tinggi • Orang yang ingin suicide dalam kondisi akut seharusnya ditempatkan didekat ruang perawatan yang mudah di monitor oleh perawat. • Mengidentifikasi dan mengamankan benda – benda yang dapat membahayakan klien misalnya : pisau, gunting, tas plastic, kabel listrik, sabuk, hanger dan barang berbahaya lainnya. 3) Membantu meningkatkan harga diri klien • Tidak menghakimi dan empati • Mengidentifikasi aspek positif yang dimilikinya • Mendorong berpikir positip dan berinteraksi dengan orang lain • Berikan jadual aktivitas harian yang terencana untuk klien dengan control impuls yang rendah • Melakukan terapi kelompok dan terapi kognitif dan perilaku bila diindikasikan. 4) Bantu klien untuk mengidentifikasi dan mendapatkan dukungan social • Informasikan kepada keluarga dan saudara klien bahwa klien membutuhkan dukungan social yang adekuat • Bersama pasien menulis daftar dukungan sosial yang di punyai termasuk jejaring sosial yang bisa di akses. • Dorong klien untuk melakukan aktivitas social Gambar : Kepedulian
  • 9. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan 9 Setelah kita mempelajari konsep dasar percobaan bunuh diri, kita akan lanjutkan dengan bagaimana proses perawatan klien dengan percobaan bunuh diri. Seperti biasanya dalam proses keperawatan harus kita lakukan pengkajian terlebih dahulu, hal-hal apa yang perlu kita kaji: Pengkajian pasien Pengkajian lingkungan upaya bunuh diri. Prestasi kehidupan yang menghina/menyakitkan. Tindakan persiapan metode yang dibutuhkan, mengatur rencana, membicarakan tentang bunuh diri, memberikan milik berharga sebagai hadiah, catatan untuk bunuh diri. Penggunaan cara kekerasan atau obat/racun yang lebih mematikan dan kewaspadaan yang dilakukan agar tidak diketahui. Beberapa petunjuk yang perlu kita ketahui adalah: Keputusasaan, Celaan terhadap diri sendiri, perasaan gagal dan tidak berharga alam perasaan depresi, Agitasi dan gelisah, Insomnia yang menetap, Penurunan berat badan, Berbicara lamban, keletihan, menarik diri dari lingkungan sosial Gambar : Narkoba Adanya Penyakit psikratrik meliputi tanda-tanda Upaya bunuh diri sebelumnya, Kelainan afektif, Alkoholisme dan/atau penyalahgunaan obat, Kelainan tindakan dan depresi pada remaja, Demensia diri dan status kekacauan mental pada lansia, Kombinasi dari kondisi diatas. Riwayat Psikososial dapat kita identifikasi dari : Baru berpisah bercerai, atau kehilangan Hidup sendiri, Tidak bekerja, perubahan atau kehilangan pekerjaan yang baru dialami, stress kehidupan multiple (pindah, kehilangan, putus hubungan yang berarti, masalah sekolah, ancaman terhadap krisis disiplin), Penyakit medik kronik, Minum yang berlebihan dan penyalahgunaan zat Faktor-faktor kepribadian yang bisa diidentifikasi adalah: perilaku Impulsif, agresif, rasa bermusuhan, Kekakuan kognitif dan negative, Keputusasaan, Harga diri rendah, Batasan atau gangguan kepribadian antisocial
  • 10. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 10 Riwayat keluarga juga perlu diketahui adanya Riwayat keluarga berperilaku bunuh diri, Riwayat keluarga gangguan afektif, alkoholisme atau keduanya. Setelah kita mengetahui apa yang harus kita identifikasi, selanjutnya kita kelompokkan dan analisis untuk menegakkan Diagnosa keperawatannya, beberapa diagnose keperawatan yang bisa kita tegakkan antara lain: • Resiko bunuh diri yang berhubungan dengan putus asa • Nyeri akut yang berhubungan dengan agent cidera kimia • Harga diri rendah situasional yang berhubungan dengan perubahan peran social • Koping tidak efektif yang berhubungan dengan tingkat kepercayaan diri tidak adekuat Gambar : Alat Bunuh Diri B. Asuhan Keperawatan pada pasien dengan kejang demam Kejang adalah suatu manifestasi pelepasan secara massive dari sejumlah neuron di otak karena gangguan aktifitas listrik di otak. Penyebab kejang pada anak : Trauma kepala, Meningitis, Hipoxia, Hypoglicemia, Demam sangat sensitif terhadap peningkatan suhu tubuh. Tipe kejang diklasifikasikan berdasarkan manifestasinya :
  • 11. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan 11 Pengkajian
  • 12. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 12 Anda tempatkan anak pada lantai atau tempat tidur, jauh dari furniture, jangan ikat anak  Bersihkan dan pertahankan jalan nafas  Berikan O2. Dapat terjadi peroide hipoventilasi atau apnue. Sebagian besar kematian akibat kejang kare- na anoxia  Pasang infus microdip D5/W dan monitor kelancarannya  Bila klien demam, turunkan temperatur  Bila kejang tidak berhenti  Diazepam (valium) dengan dosis 0,3 mg/kg BB (max10 mg).  Berikan lambat-lambat secara injeksi IV 1-3 mnt dengan memonitoring vital sign ketat.  Apnea dan cardiac arrest dapat terjadi akibat pemberian diazepam. Pengawasan anak secara ketat dan persiapkan alat-alat resusitasi.  Lindungi anak dari perlukaan Saat Anda menangani bayi baru lahir yang mengalami kejang lihatlah tanda- tanda : KEJANG PADA NEONATUS • Adanya kekakuanpada satu area • Flexi pergerakan tubuh yang repetitif • Tremor • Kedutan • Gerakan menggigit • Nystagmus • Hiperaktif yang tidak biasa untuk anak-anak seumurnya • Pada beberapa bayi terjadi episode apnue dan kehilangan to- nus otot secara tiba-tiba, sesudahnya lemah. Penatalaksanaan : Dilakukan secara cepat : Anda berkolborasi dengan Dokter dalam pemberian D5 W (1-2 ml/kg), kemudian 10% kalsium Ce (0,1 ml/kg) atau 10% kalsium glukonat (0,3 ml/kg), Prydoxine (50 mg), 3% magnesium sulfat diberikan dalam beberapa menit dan baru temukan penyebab kejang
  • 13. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan 13 Kejang demam pada anak bisa Anda temui pada anak usia 6 bl dan 4 atau 5 tahun mengalami kejang terjadi 2 sampai dengan 6 jam sesudah timbul panas dan menurun/hilang dalam 10- 15’. KEJANG PADA NEONATUS Faktor penyebab : Pemeriksaan Diagnotik : Untuk menegakkan diagnosa Kejang DEmam Anda bisa berkolaborasi untuk melakukan pemeriksaan : Fungsi lumbal dilakukan untuk mengobservasi adanya meningitis dan bila keadaan hipoglikemia (Kadar gula rendah dan Test urine) Penatalaksanaan : • Glucose IV (25%-50%) diikuti D5W bila ada hypoglicemia berat • Pemberian diazepam (valium) 0,1-0,3 mg/kg IV alternative  lorazepam/ativan berulang karena obat-obatan tersebut efeknya relatif pendek • Penobarbital 5 sd 10 mg/kg IV diberikan kurang dari 10 mnt • Paraldenye, pancuronim dan obat-obatan anastesia diberikan pada status apilepticus yang tidak terkontrol Selama Pemberian anticonvulsive perhatikan : • Pernafasan : pemberian therapi O2  Karena hipoxia yang terjadi karena rangsangan kejang dapat meningkatkan stimulasi kejang yang lain. • Untuk koreksi hypoxia dan acidosis beri bantuan ventilasi • Pemberian D5W • Kejang yang terjadi sekali bukan karena epilepsi Kriteria anak yang dibawa ke RS : • Kurang dari 6 bulan • Lebih dari 11 kali kejang selama 24 jam • Focal seizure • Terjadi lagi kadang jangka waktu 15 menit • Orang tua tidak mampu mengatasi KEJANG DEMAM
  • 14. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 14 Selamat Anda telah selesai mempelajari materi Asuhan Keperawatan Psikiatrik dan Bencana. Dengan demikian Anda yang bertugas sebagai Perawat telah siap menerapkan materi ini. Ha-hal yang telah Anda Pelajaari dari kegiatan belajar ini adalah sebagai berikut: 1) Tentamen suicide atau percobaan bunuh diri merupakan situasi dimana seseorang telah melakukan sebuah perilaku yang mengancam hidup dengan keinginan menghabisi hidupnya tetapi belum berakibat pada kematian. 2) Tidak ada faktor tunggal pada kasus bunuh diri, setiap faktor yang ada saling berinteraksi 3) Penjelasan-penjelasan perilaku bunuh diri dari perspektif yang berbeda hendaknya dipandang sebagai satu kesatuan Dalam memahami perilaku bunuh diri yang kompleks. 4) Proses keperawatan dilakukan mulai dari pengkajian sampai evaluasi, dan Diagnosa Ditegakkan berdasarkan NANDA. 5) Jenis-jenis bencana dapat dibagi menjadi 3 yaitu bencana alam, bencana non alam dan bencana social. 6) Semakin tinggi bahaya, kerentanan dan ketidakmampuan, maka semakin besar pula risiko bencana yang dihadapi 7) Perawat mempunyai peran dalam penanggulangan Pra Bencana, saat bencana dan pasca bencana. Selanjutnya Anda diharapkan dapat menerapkan hasil kegiatan belajar ini dalam memberikan pelayanan individu pada percobaan bunuh diri dan pelayanan di masyarakat pada penanganan bencana Rangkuman
  • 15. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan 15 Dradjat, Respati S., (2008), Basic Trauma Life Support (Pertolongan Hidup Dasar Trauma), Life support Training Center, Malang Trauma Services, IRD RSU Dr. Saiful Anwar Malang Guill, Margaret F., Asthma Update: Clinical Aspects and Management, Pediatrics in Review, Vol.25 No.10 October 2004, 335-344 Laporan Nasional 2007, Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan, Republik Indonesia (2008) National Asthma Council Australia 2011, First Aid for Asthma, Brochure Smeltzer, SC., O’Connell, & Bare, BG., (2003). Brunner and Suddarth’s textbook of Medical Surgical Nursing, 10th edition, Pennsylvania: Lippincott Wiiliam & Wilkins Company Stanley D & Tunnicliffe W., Management of Life-Threatening Asthma in Adult, Continuing Education in Anaesthesia, Critical Care & Pain Volume 8 Number 3 2008 Valman HB, Bronchial Asthma, British Medical Journal, Volume 306, 19 Juni 1993 Daftar Pustaka
  • 16. Hak Cipta Kementrian Republik Indonesia Bekerjasama Dengan Australia Indonesia for Health Systems Strengthening (AIPHSS) 2015