Dokumen tersebut memberikan informasi tentang 10 cara pemberian obat, yaitu secara oral, sublingual, rektal, vagina, inhalasi, emplastrum, urethral, implan, buccal, dan intravena. Setiap cara memiliki kelebihan dan kekurangan tertentu sesuai dengan jenis obat dan kondisi pasien.
Modul ini membahas konsep dasar farmakologi dan peran perawat dalam pemberian obat, termasuk penghitungan dosis obat menggunakan rumus dasar, rasio dan proporsi, berat badan, dan luas permukaan tubuh."
Dokumen tersebut membahas tentang penentuan dosis obat untuk mencapai kadar dalam rentang terapeutik. Secara singkat, dokumen menjelaskan bahwa (1) tujuan penetapan dosis adalah mencapai kadar dalam rentang terapeutik, (2) asumsi farmakokinetik diperlukan bila informasi terbatas, dan (3) pemberian obat jangka panjang harus menjaga kadar steady state dalam rentang tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang injeksi sebagai cara pemberian obat yang dilakukan dengan menyuntikkan obat ke dalam tubuh melalui kulit atau jaringan. Termasuk jenis-jenis injeksi, prosedur pemberian injeksi secara steril, dan pencegahan terjadinya infeksi.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai pemberian obat melalui selang intravena, termasuk definisi, jenis-jenis pemberian (infus kontinu, intermiten, bolus), hal-hal yang perlu dipertimbangkan, reaksi tubuh, dan efek sampingnya. Pemberian obat secara intravena merupakan cara yang paling cepat dan pasti, namun jika dilakukan terlalu cepat dapat menyebabkan toksisitas, sedangkan terlalu lambat dapat
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang 10 cara pemberian obat, yaitu secara oral, sublingual, rektal, vagina, inhalasi, emplastrum, urethral, implan, buccal, dan intravena. Setiap cara memiliki kelebihan dan kekurangan tertentu sesuai dengan jenis obat dan kondisi pasien.
Modul ini membahas konsep dasar farmakologi dan peran perawat dalam pemberian obat, termasuk penghitungan dosis obat menggunakan rumus dasar, rasio dan proporsi, berat badan, dan luas permukaan tubuh."
Dokumen tersebut membahas tentang penentuan dosis obat untuk mencapai kadar dalam rentang terapeutik. Secara singkat, dokumen menjelaskan bahwa (1) tujuan penetapan dosis adalah mencapai kadar dalam rentang terapeutik, (2) asumsi farmakokinetik diperlukan bila informasi terbatas, dan (3) pemberian obat jangka panjang harus menjaga kadar steady state dalam rentang tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang injeksi sebagai cara pemberian obat yang dilakukan dengan menyuntikkan obat ke dalam tubuh melalui kulit atau jaringan. Termasuk jenis-jenis injeksi, prosedur pemberian injeksi secara steril, dan pencegahan terjadinya infeksi.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai pemberian obat melalui selang intravena, termasuk definisi, jenis-jenis pemberian (infus kontinu, intermiten, bolus), hal-hal yang perlu dipertimbangkan, reaksi tubuh, dan efek sampingnya. Pemberian obat secara intravena merupakan cara yang paling cepat dan pasti, namun jika dilakukan terlalu cepat dapat menyebabkan toksisitas, sedangkan terlalu lambat dapat
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai satuan berat dan volume yang digunakan dalam dosis obat, perhitungan persentase konsentrasi obat, dan cara menghitung jumlah dosis tablet, larutan, atau suntikan yang dibutuhkan berdasarkan dosis yang diinstruksikan. Termasuk di dalamnya adalah rumus-rumus untuk menghitung dosis obat untuk anak-anak.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu kebutuhan utama makhluk hidup adalah makanan. Makanan merupakan bahan utama yang kita butuhkan untuk menghasilkan energi guna melaksanakan semua aktivitas hidup. Perubahan makanan menjadi energi, tentu terjadi dalam sel sebagai suatu satuan fungsional dan struktural terkecil yang menyusun tubuh makhluk hidup.
Di dalam kehidupan, karbohidrat merupakan molekul yang sangat penting bagi tubuh makhluk hidup. Kata karbohidrat berasal dari kata karbon dan air. Secara sederhana karbohidrat didefinisikan sebagai polimer gula. Karbohidrat adalah senyawa karbon yang mengandung sejumlah besar gugus hidroksil. Karbohidrat paling sederhana bisa berupa aldehid (disebut polihidroksialdehid atau aldosa) atau berupa keton (disebut polihidroksiketon atau ketosa). Pokok bahasan ini erat kaitannya dengan kerja tubuh kita sehari-hari. Selain untuk menambah pengetahuan dan wawasan kami, pembuatan makalah ini juga dapat membuat kami menyadari akan kebesaran Allah Yang Maha Esa dan menjadi belajar lebih bersyukur.
Dalam makhluk hidup, sel merupakan unit penyusun terkecil. Di dalam sel tersebutlah terjadi aktivitas perubahan reaksi-reaksi untuk menghasilkan energy yang dibutuhkan oleh manusia. Metabolisme adalah suatu proses perubahan reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh. Metabolisme terdiri dari pembentukan makanan (anabolisme) dan juga penguraian makanan menjadi senyawa yang lebih sederhana (katabolisme). Pentingnya proses metabolisme dalam tubuh berpengaruh penting pada kesehatan. Karena didalamnya menyangkut organ-organ yang dijadikan tempat mesin untuk membantu menguraikan senyawa-senyawa kompleks (karbohidrat, lemak, dan protein) seperti lambung, usus halus, hati, dan pancreas.
Berdasarkan uraian di atas, hal inilah yang mendorong penulis untuk membuat makalah yang berjudul “Biosintesis Karbohidrat”.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan metabolism atau Biosintesis?
2. Bagaimana reaksi meatabolisme karbohidrat?
1.3 Tujuan
Tujuaan penulisan makalah ini adalah sebagi berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian metabolism.
2. Untuk mengetahui reaksi metabolisme karbohidrat.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Metabolisme
Metabolisme adalah suatu proses komplek perubahan makanan menjadi energi dan panas melalui proses fisika dan kimia, berupa proses pembentukan dan penguraian zat didalam tubuh organisme untuk kelangsungan hidupnya. Metabolisme merupakan rangkaian reaksi kimia yang diawali oleh substrat awal dan diakhiri dengan produk akhir, yang terjadi dalam sel. reaksi tersebut meliputi reaksi penyusunan energi (anabolisme) dan reaksi penggunaan energi (katabolisme). Dalam reaksi biokimia terjadi perubahan energi dari satu bentuk ke bentuk yang lain, misalnya energi kimia dalam bentuk senyawa Adenosin Trifosfat (ATP) diubah menjadi energi gerak untuk melakukan suatu aktivitas seperti bekerja, berl
Sistem pernapasan meliputi proses pertukaran gas antara paru-paru dan darah melalui rongga hidung, tenggorokan, trakea, bronkus, dan alveolus. Beberapa gangguan sistem pernapasan umum meliputi influenza, bronkitis, asma, polip hidung, tuberkulosis, sesak napas, faringitis, pneumonia, dan emfisema paru-paru.
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obatpjj_kemenkes
Modul ini membahas konsep dasar farmakologi dan peran perawat dalam pemberian obat. Modul ini menjelaskan tujuan pembelajaran umum dan khusus, prinsip-prinsip pemberian obat yang meliputi pasien, obat, dosis, rute, waktu dan dokumentasi yang benar, serta peran perawat dalam memastikan keselamatan pasien saat pemberian obat.
Dokumen tersebut membahas berbagai bentuk sediaan obat, mulai dari bentuk padat seperti tablet dan kapsul, bentuk setengah padat seperti krim dan salep, bentuk cair seperti sirup, eliksir, suspensi dan emulsi, serta bentuk lain seperti suppositoria dan instilasi. Juga dibahas berbagai variasi dari setiap bentuk sediaan tersebut.
PENGATURAN DOSIS PADA PEDIATRIK, GERIATRIK DAN OBESITASTaofik Rusdiana
Materi ini berisi tentang pengaruh kondisi dan keadaan penyakit pasien yakni kondisi pediatrik (bayi), geriatrik (lansia) dan penderita obesitas terhadap parameter farmakokinetik dan penyesuaian dosis
Dokumen tersebut membahas tentang pemberian obat melalui jalur intravena. Terdapat beberapa cara pemberian obat intravena yaitu infus lanjut, infus berulang, dan pemberian secara bolus. Dokumen juga menjelaskan hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam pemberian obat intravena seperti kecepatan pemberian, kompatibilitas cairan dan obat, serta reaksi tubuh terhadap obat intravena.
Dokumen ini membahas konsep imunologi dan sistem kekebalan tubuh. Sistem kekebalan terbagi menjadi kekebalan alam, didapat, dan buatan. Terdapat berbagai komponen yang berperan dalam sistem kekebalan seperti sel fagosit, limfosit, dan organ limfoid. Tubuh memiliki mekanisme perlawanan terhadap mikroorganisme melalui fagositosis, kemotaksis, perlekatan, dan penghancuran baik di luar maupun d
Dokumen tersebut membahas pengembangan obat herbal, mulai dari definisi obat herbal menurut WHO, penggunaan obat herbal di berbagai negara, tahapan pengembangan obat herbal meliputi seleksi, uji preklinik, standarisasi, uji klinik, serta contoh beberapa obat herbal.
Dokumen tersebut membahas tentang farmakokinetik nonlinier yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti jenuhnya sistem enzim dan pembawa, serta adanya perubahan patologis dalam proses absorpsi, distribusi, dan eliminasi obat. Dokumen ini juga menjelaskan beberapa contoh perhitungan waktu eliminasi obat dengan menggunakan persamaan Michaelis-Menten dan kapasitas terbatas.
Antibiotik beta Laktam dan Makrolida - Kimia Farmasi 1Bayu Mario
Dokumen tersebut membahas tentang dua golongan antibiotik yaitu beta-laktam dan makrolida. Antibiotik beta-laktam bekerja dengan menghambat sintesis dinding sel bakteri melalui cincin beta-laktamnya, sedangkan makrolida bekerja dengan menghambat sintesis protein bakteri melalui ikatan dengan situs spesifik pada ribosom. Kedua golongan antibiotik ini memiliki hubungan antara struktur kimia dengan aktivitasnya
Berikut adalah ringkasan singkat dalam 3 kalimat dari dokumen tersebut:
Dokumen tersebut merupakan daftar singkatan bahasa Latin beserta arti terjemahannya dalam bahasa Indonesia yang mencakup berbagai bidang kedokteran dan farmasi. Singkatan-singkatan tersebut digunakan dalam resep obat dan petunjuk penggunaan obat. Beberapa contoh singkatan adalah c.c (cochlear cibarium) yang berarti sendok makan
Antibiotik dapat berinteraksi dengan makanan yang dikonsumsi dan mengurangi penyerapan atau efektivitas antibiotik. Interaksi ini dapat dihindari dengan meminum antibiotik pada waktu perut kosong, menghindari makanan yang mengandung serat, kalsium, vitamin C, atau zat besi, serta menghindari minuman yang mengandung kafein.
Dokumen tersebut membahas tentang mata kuliah Farmakologi pada semester 2 Prodi Keperawatan yang mencakup obat-obat untuk gangguan jantung, pernapasan dan pencernaan. Termasuk di dalamnya adalah obat-obat kardiovaskuler seperti glikosida jantung, antiangina, antidistritmia, diuretik dan antihipertensi. Juga dibahas obat-obat untuk saluran pernapasan seperti rhinitis, bronkodilator, serta
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai satuan berat dan volume yang digunakan dalam dosis obat, perhitungan persentase konsentrasi obat, dan cara menghitung jumlah dosis tablet, larutan, atau suntikan yang dibutuhkan berdasarkan dosis yang diinstruksikan. Termasuk di dalamnya adalah rumus-rumus untuk menghitung dosis obat untuk anak-anak.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu kebutuhan utama makhluk hidup adalah makanan. Makanan merupakan bahan utama yang kita butuhkan untuk menghasilkan energi guna melaksanakan semua aktivitas hidup. Perubahan makanan menjadi energi, tentu terjadi dalam sel sebagai suatu satuan fungsional dan struktural terkecil yang menyusun tubuh makhluk hidup.
Di dalam kehidupan, karbohidrat merupakan molekul yang sangat penting bagi tubuh makhluk hidup. Kata karbohidrat berasal dari kata karbon dan air. Secara sederhana karbohidrat didefinisikan sebagai polimer gula. Karbohidrat adalah senyawa karbon yang mengandung sejumlah besar gugus hidroksil. Karbohidrat paling sederhana bisa berupa aldehid (disebut polihidroksialdehid atau aldosa) atau berupa keton (disebut polihidroksiketon atau ketosa). Pokok bahasan ini erat kaitannya dengan kerja tubuh kita sehari-hari. Selain untuk menambah pengetahuan dan wawasan kami, pembuatan makalah ini juga dapat membuat kami menyadari akan kebesaran Allah Yang Maha Esa dan menjadi belajar lebih bersyukur.
Dalam makhluk hidup, sel merupakan unit penyusun terkecil. Di dalam sel tersebutlah terjadi aktivitas perubahan reaksi-reaksi untuk menghasilkan energy yang dibutuhkan oleh manusia. Metabolisme adalah suatu proses perubahan reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh. Metabolisme terdiri dari pembentukan makanan (anabolisme) dan juga penguraian makanan menjadi senyawa yang lebih sederhana (katabolisme). Pentingnya proses metabolisme dalam tubuh berpengaruh penting pada kesehatan. Karena didalamnya menyangkut organ-organ yang dijadikan tempat mesin untuk membantu menguraikan senyawa-senyawa kompleks (karbohidrat, lemak, dan protein) seperti lambung, usus halus, hati, dan pancreas.
Berdasarkan uraian di atas, hal inilah yang mendorong penulis untuk membuat makalah yang berjudul “Biosintesis Karbohidrat”.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan metabolism atau Biosintesis?
2. Bagaimana reaksi meatabolisme karbohidrat?
1.3 Tujuan
Tujuaan penulisan makalah ini adalah sebagi berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian metabolism.
2. Untuk mengetahui reaksi metabolisme karbohidrat.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Metabolisme
Metabolisme adalah suatu proses komplek perubahan makanan menjadi energi dan panas melalui proses fisika dan kimia, berupa proses pembentukan dan penguraian zat didalam tubuh organisme untuk kelangsungan hidupnya. Metabolisme merupakan rangkaian reaksi kimia yang diawali oleh substrat awal dan diakhiri dengan produk akhir, yang terjadi dalam sel. reaksi tersebut meliputi reaksi penyusunan energi (anabolisme) dan reaksi penggunaan energi (katabolisme). Dalam reaksi biokimia terjadi perubahan energi dari satu bentuk ke bentuk yang lain, misalnya energi kimia dalam bentuk senyawa Adenosin Trifosfat (ATP) diubah menjadi energi gerak untuk melakukan suatu aktivitas seperti bekerja, berl
Sistem pernapasan meliputi proses pertukaran gas antara paru-paru dan darah melalui rongga hidung, tenggorokan, trakea, bronkus, dan alveolus. Beberapa gangguan sistem pernapasan umum meliputi influenza, bronkitis, asma, polip hidung, tuberkulosis, sesak napas, faringitis, pneumonia, dan emfisema paru-paru.
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obatpjj_kemenkes
Modul ini membahas konsep dasar farmakologi dan peran perawat dalam pemberian obat. Modul ini menjelaskan tujuan pembelajaran umum dan khusus, prinsip-prinsip pemberian obat yang meliputi pasien, obat, dosis, rute, waktu dan dokumentasi yang benar, serta peran perawat dalam memastikan keselamatan pasien saat pemberian obat.
Dokumen tersebut membahas berbagai bentuk sediaan obat, mulai dari bentuk padat seperti tablet dan kapsul, bentuk setengah padat seperti krim dan salep, bentuk cair seperti sirup, eliksir, suspensi dan emulsi, serta bentuk lain seperti suppositoria dan instilasi. Juga dibahas berbagai variasi dari setiap bentuk sediaan tersebut.
PENGATURAN DOSIS PADA PEDIATRIK, GERIATRIK DAN OBESITASTaofik Rusdiana
Materi ini berisi tentang pengaruh kondisi dan keadaan penyakit pasien yakni kondisi pediatrik (bayi), geriatrik (lansia) dan penderita obesitas terhadap parameter farmakokinetik dan penyesuaian dosis
Dokumen tersebut membahas tentang pemberian obat melalui jalur intravena. Terdapat beberapa cara pemberian obat intravena yaitu infus lanjut, infus berulang, dan pemberian secara bolus. Dokumen juga menjelaskan hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam pemberian obat intravena seperti kecepatan pemberian, kompatibilitas cairan dan obat, serta reaksi tubuh terhadap obat intravena.
Dokumen ini membahas konsep imunologi dan sistem kekebalan tubuh. Sistem kekebalan terbagi menjadi kekebalan alam, didapat, dan buatan. Terdapat berbagai komponen yang berperan dalam sistem kekebalan seperti sel fagosit, limfosit, dan organ limfoid. Tubuh memiliki mekanisme perlawanan terhadap mikroorganisme melalui fagositosis, kemotaksis, perlekatan, dan penghancuran baik di luar maupun d
Dokumen tersebut membahas pengembangan obat herbal, mulai dari definisi obat herbal menurut WHO, penggunaan obat herbal di berbagai negara, tahapan pengembangan obat herbal meliputi seleksi, uji preklinik, standarisasi, uji klinik, serta contoh beberapa obat herbal.
Dokumen tersebut membahas tentang farmakokinetik nonlinier yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti jenuhnya sistem enzim dan pembawa, serta adanya perubahan patologis dalam proses absorpsi, distribusi, dan eliminasi obat. Dokumen ini juga menjelaskan beberapa contoh perhitungan waktu eliminasi obat dengan menggunakan persamaan Michaelis-Menten dan kapasitas terbatas.
Antibiotik beta Laktam dan Makrolida - Kimia Farmasi 1Bayu Mario
Dokumen tersebut membahas tentang dua golongan antibiotik yaitu beta-laktam dan makrolida. Antibiotik beta-laktam bekerja dengan menghambat sintesis dinding sel bakteri melalui cincin beta-laktamnya, sedangkan makrolida bekerja dengan menghambat sintesis protein bakteri melalui ikatan dengan situs spesifik pada ribosom. Kedua golongan antibiotik ini memiliki hubungan antara struktur kimia dengan aktivitasnya
Berikut adalah ringkasan singkat dalam 3 kalimat dari dokumen tersebut:
Dokumen tersebut merupakan daftar singkatan bahasa Latin beserta arti terjemahannya dalam bahasa Indonesia yang mencakup berbagai bidang kedokteran dan farmasi. Singkatan-singkatan tersebut digunakan dalam resep obat dan petunjuk penggunaan obat. Beberapa contoh singkatan adalah c.c (cochlear cibarium) yang berarti sendok makan
Antibiotik dapat berinteraksi dengan makanan yang dikonsumsi dan mengurangi penyerapan atau efektivitas antibiotik. Interaksi ini dapat dihindari dengan meminum antibiotik pada waktu perut kosong, menghindari makanan yang mengandung serat, kalsium, vitamin C, atau zat besi, serta menghindari minuman yang mengandung kafein.
Dokumen tersebut membahas tentang mata kuliah Farmakologi pada semester 2 Prodi Keperawatan yang mencakup obat-obat untuk gangguan jantung, pernapasan dan pencernaan. Termasuk di dalamnya adalah obat-obat kardiovaskuler seperti glikosida jantung, antiangina, antidistritmia, diuretik dan antihipertensi. Juga dibahas obat-obat untuk saluran pernapasan seperti rhinitis, bronkodilator, serta
Dokumen tersebut membahas tentang definisi, jenis, mekanisme, klasifikasi, dan penatalaksanaan interaksi obat. Secara ringkas, interaksi obat dapat terjadi karena adanya perubahan farmakokinetika atau farmakodinamika suatu obat akibat penggunaan obat lain, yang dapat mengubah efektivitas atau toksisitas obat tersebut. Faktor risiko utama terjadinya interaksi obat adalah penggunaan lebih d
Dokumen tersebut membahas tentang interaksi obat, termasuk definisi, faktor-faktor yang mempengaruhi, jenis interaksi, dan contoh interaksi pada berbagai fase farmakokinetika serta pada pengobatan penyakit seperti jerawat dan artritis.
Modul ini membahas tentang penggolongan obat, termasuk obat jantung seperti glikosida jantung, antiangina, dan antidistritmia. Modul ini juga menjelaskan jenis, indikasi, dosis dan efek samping dari berbagai obat jantung dan gangguan sistem pernapasan dan pencernaan.
Suffixes can be added to the end of words to form new words. Adjective suffixes added to bases or roots can turn a word into an adjective or adverb. Adjectives modify nouns or pronouns, while adverbs modify verbs, adjectives or other adverbs. To form many adverbs from adjectives, simply add -ly to the end, though for adjectives ending in -y or -le, the ending changes to -ily or -ly before adding the -ly ending, and adjectives ending in -ic add -ically to form the related adverb.
Modul ini membahas tentang penggolongan obat di Indonesia yang terdiri atas empat golongan yaitu: obat bebas, obat bebas terbatas, obat keras, dan obat narkotika. Setiap golongan obat memiliki label yang berbeda untuk memudahkan identifikasi dan ketentuan pembelian yang bervariasi mulai dari toko hingga harus dengan resep dokter.
Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Kebutuhan oksigenpjj_kemenkes
Dokumen tersebut membahas asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan kebutuhan oksigen, termasuk pengkajian, diagnosa, dan perencanaan tindakan keperawatan seperti pemberian posisi yang tepat, humidifier, nebulizer, serta perkusi, vibrasi dan postural drainage.
1. Dokumen tersebut membahas tentang penggolongan obat ke dalam tiga kelompok utama yaitu obat sistem saraf pusat, obat sistem saraf otonom, dan antibiotika.
2. Obat sistem saraf pusat dibagi menjadi dua golongan yakni perangsang dan penekan, contohnya amfetamin, metilfenidat, kafein sebagai perangsang dan anestesi, hipnotik, sedatif sebagai penekan.
3. Jenis antibiot
Modul ini membahas tentang pemberian obat-obatan secara oral, topikal, melalui membran mukosa dan suntikan. Pemberian obat oral mudah dan murah namun efeknya lambat. Pemberian topikal langsung pada bagian tubuh tertentu. Pemberian melalui mata, hidung, telinga dan vagina untuk mengobati infeksi dan gejala pada organ tersebut. Suntikan dapat dilakukan secara intravena, intramuskular, subkutan dan intra
Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Kebutuhan Oksigenpjj_kemenkes
Modul ini membahas asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan kebutuhan oksigen meliputi pengkajian, diagnosa, dan rencana tindakan keperawatan. Pengkajian meliputi riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Diagnosa keperawatan dapat berupa gangguan fungsi pernafasan, ketidakefektifan bersihan jalan nafas, ketidakefektifan pola nafas, atau kerusakan
Modul ini membahas tentang komunikasi terapeutik antara perawat dan pasien, mencakup empat topik utama: (1) sikap perawat dalam berkomunikasi, (2) teknik-teknik komunikasi terapeutik, (3) fase-fase hubungan dan komunikasi terapeutik, dan (4) hambatan komunikasi dan cara mengatasinya.
Modul ini membahas konsep dasar farmakologi dan peran perawat dalam pemberian obat, termasuk penghitungan dosis obat menggunakan rumus dasar, rasio dan proporsi, berat badan, dan luas permukaan tubuh."
1. Dokumen tersebut membahas tentang etika kedokteran dan perhitungan dosis obat untuk anak dan dewasa.
2. Ada beberapa metode perhitungan dosis obat untuk anak yaitu berdasarkan usia, berat badan, dan luas permukaan tubuh.
3. Perhitungan dosis obat sangat penting untuk mendapatkan efek terapi yang tepat dan menghindari toksisitas.
Penggunaan unit dosis obat dan perhitungan dosis obat merupakan hal penting untuk mendapatkan efek terapeutik yang diinginkan serta menghindari efek samping. Dosis ditentukan berdasarkan berat badan, usia, luas permukaan tubuh, dan konsentrasi obat. Tablet dan kapsul sering digunakan sebagai sumber bahan dalam peracikan.
PERHITUNGAN DOSIS OBAT KELOMPOK 5 FARMAKO.pptxArifin Hidayat
Perhitungan Dosis Obat
Dokumen tersebut membahas tentang perhitungan dosis obat untuk pasien dewasa dan anak, termasuk berbagai faktor yang mempengaruhi perhitungan dosis serta rumus-rumus yang digunakan.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai:
1. Pengertian dosis obat dan jenis-jenis dosis seperti dosis lazim, terapi, minimum, maksimum, toksik, dan letal.
2. Faktor yang mempengaruhi dosis obat seperti sifat obat, cara pemberian, dan karakteristik pasien.
3. Perhitungan dosis obat untuk anak berdasarkan umur, berat badan, dan luas permukaan tubuh.
Dokumen tersebut membahas tentang indikasi dan kontra indikasi penggunaan obat, serta dosis-dosis obat yang sesuai. Secara khusus dijelaskan tentang pengertian, contoh, dan efek samping beberapa jenis obat seperti antipiretik, antihistamin, dan antibiotik. Faktor-faktor yang mempengaruhi penetapan dosis obat juga diuraikan."
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang dasar-dasar perhitungan dosis obat, termasuk faktor yang mempengaruhi perhitungan dosis, cara menghitung dosis untuk bayi dan anak, serta istilah-istilah yang sering digunakan dalam perhitungan dosis obat.
Dokumen tersebut membahas tentang perhitungan dosis obat yang tepat untuk pasien. Faktor-faktor yang mempengaruhi perhitungan dosis antara lain karakteristik obat, rute pemberian, dan kondisi pasien seperti umur, berat badan, dan gangguan organ. Dosis harus dihitung dengan tepat agar obat dapat memberikan efek terapi yang diinginkan secara aman.
Modul ini membahas penilaian dan klasifikasi serta pengobatan pada bayi muda umur 1 hari sampai kurang 2 bulan. Langkah-langkah yang harus dilakukan meliputi memeriksa kemungkinan kejang, gangguan napas, hipotermia, infeksi bakteri, ikterus, gangguan saluran cerna, diare, berat badan rendah, pemberian ASI, status imunisasi, dan masalah lain. Jika dibutuhkan rujukan segera, dilan
Modul ini membahas tentang alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) yang meliputi profil, jenis, cara kerja, keuntungan dan kerugian AKDR. AKDR yang paling banyak digunakan di Indonesia adalah Cu T-380A yang terbuat dari kawat tembaga dan berbentuk huruf T. AKDR bekerja dengan mencegah pertemuan antara sperma dan ovum. Keuntungan AKDR antara lain efektif jangka panjang dan tidak mempengaruhi hubungan se
Ya, saya menuliskan beberapa metode KB sederhana tanpa alat yang saya ketahui yaitu:
- Metode Amenore Laktasi (MAL)
- Metode Safe Period
- Metode Billings
- Metode Kalender
Uraian di bawah ini sesuai dengan penjelasan saya mengenai MAL sebagai salah satu metode KB sederhana tanpa alat. Terima kasih atas penjelasannya.
Benang merah utama dalam melakukan asuhan persalinan normal adalah:
1. Membuat keputusan klinis yang tepat berdasarkan data yang dikumpulkan
2. Memberikan asuhan yang menghargai budaya dan keinginan ibu (asuhan sayang ibu dan bayi)
3. Mencegah terjadinya infeksi
4. Memantau kemajuan persalinan secara berkala
5. Mendokumentasikan seluruh proses dan hasil pemeriksaan
Bagaimana uraianku
Modul ini membahas asuhan kebidanan pada kehamilan dengan penyulit dan komplikasi. Modul dibagi menjadi 6 kegiatan belajar yang mencakup asuhan pada ibu dengan perdarahan hamil muda, ibu hamil anemia, preeklamsi, perdarahan hamil lanjut, infeksi malaria, dan HIV/AIDS. Tujuannya agar mahasiswa dapat memberikan asuhan berupa deteksi dini, penatalaksanaan awal, kolaborasi, dan rujukan pada i
Modul ini membahas asuhan kebidanan pada bayi baru lahir yang mencakup asuhan bayi baru lahir normal, asuhan bayi baru lahir bermasalah, asuhan kegawatdaruratan pada bayi baru lahir, dan sistem rujukan bayi baru lahir. Modul ini diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam melaksanakan Praktek Kebidanan III.
[Ringkasan]
Modul ini membahas tentang konsep dan sejarah kesehatan reproduksi. Kesehatan reproduksi merupakan hak asasi manusia yang mencakup kesehatan fisik dan emosional sepanjang siklus hidup. Sejarahnya dimulai dari konferensi PBB tahun 1960-an yang membahas pertumbuhan penduduk, kemudian diikuti oleh konferensi-konferensi internasional lainnya seperti ICPD Kairo 1994 yang meletakkan dasar baru tentang kese
Dokumen tersebut membahas tentang standar dokumentasi keperawatan, yang meliputi tujuan, prinsip, kaidah penulisan, dan komponen-komponen standar dokumentasi keperawatan seperti komunikasi, akuntabilitas dan kewajiban, serta keamanan informasi pasien.
Dokumen tersebut membahas tentang implikasi hukum dan etika dalam dokumentasi keperawatan serta strategi manajemen risiko. Undang-undang dan peraturan mewajibkan tenaga kesehatan termasuk perawat untuk mendokumentasikan hasil kerjanya dalam rekam medis pasien. Dokumentasi yang baik dan sesuai standar dapat menjadi alat bukti hukum penting dan mencerminkan kualitas pelayanan. Manajemen risiko bertujuan mencegah c
Dokumen tersebut membahas manfaat dan pentingnya dokumentasi keperawatan, yang mencakup aspek hukum, kualitas pelayanan, komunikasi, keuangan, pendidikan, penelitian, akreditasi, dan sarana evaluasi. Dokumentasi keperawatan memberikan dasar hukum untuk tindakan perawat dan penting untuk menjamin kualitas pelayanan serta komunikasi antar tenaga kesehatan.
Modul ini membahas tentang dokumentasi keperawatan pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan seperti perawatan akut, jangka panjang, dan di rumah. Pada perawatan akut, dokumentasi dilakukan secara ringkas dan fokus pada masalah, tindakan, dan respon. Sedangkan pada perawatan jangka panjang dan rumah, dokumentasi mencakup pengkajian lengkap, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi untuk memast
1. Perhitungan Dosis Obat
Semester 02
Kegiatan Belajar II
Farmakologi
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
Jakarta 2013
Prodi Keperawatan
Siti Lestari, MN
2. Tujuan Pembelajaran
1
2
3
4
Mengintepretasikan label obat
Memilih rumus, rumus dasar atau metode rasio
dan proporsi untuk menghitung dosis obat
Menghitung dosis menggunakan salah satu
rumus umum.
Menghitung dosis obat berdasarkan berat
badan dan luas permukaan tubuh
4. Pokok Materi
1
2
3
Interpretasi Label Obat
Rumus dasar Penghitungan Dosis Obat
Rasio dan Proporsi untuk Penghitungan Dosis
Obat
Penghitungan Dosis Obat berdasarkan Berat
Badan
4
7. Interpretasi Label Obat
nterpretasi Label ObatI Perusahaan farmasi biasanya melabelkan nama obatnya
dengan :
1
2
3
Merek dagang obatnya dengan huruf yang besar
Nama generiknya dalam huruf yang lebih kecil
Dosis pertablet, capsul atau cair dicetak pada label.
8. Nterpretasi Label ObatI Perhatikan contoh berikut
Bacipen dan Ampicloxa adalah nama dagang, ampicillin
adalah nama generik dan dosisnya adalah 500 mg.
Nama dagang
Dosis
Nama Generik
Interpretasi Label Obat
9. Rumus Dasar
umus DasarRRumus dasar mudah untuk diingat dan lebih sering dipakai
dalam penghitungan dosis obat adalah
x V=A
• D adalah dosis yang diinginkan atau
dosis yang diperintahkan dokter
• H adalah dosis ditangan : dosis obat
pada label tempat obat (botol atau vial)
• V adalah bentuk : bentuk obat yang
tersedia (tablet, kapsul, cair)
• A adalah jumlah hasil hitungan yang
diberikan kepada pasien
D
H
10. Rumus Dasar
umus DasarRContoh :
Perintah : Ampicillin 0,5 g peroral 2 kali sehari. Obat yang
tersedia ampicilln 250 mg/capsul.
x V=A
D
H
Jawaban :
Langkah 1 : Konversi g menjadi mg 5 g = 500 mg
Langkah 2 :
500/ 250 X 1 capsul = 500/250 = 2
Jadi pasien mendapat 2 caps
11. asio dan ProporsiRMetode rasio dan proporsioo
H : V = D : X
Diketahui Diinginkan
Dimana :
• H adalah dosis ditangan : dosis obat pada label tempat obat
(botol atau vial)
• V adalah bentuk : bentuk obat yang tersedia (tablet, kapsul,
cair)
• D adalah dosis yang diinginkan atau dosis yang diperintahkan
dokter
• X adalah jumlah yang harus dihitung, yang akan diberikan
kepada pasien
Rasio dan Proporsi
12. Contoh :
Soal : Perintah ampicillin 4 x 100 mg, tersedia ampicillin 250
mg/5 mL
Jawaban :
Konversi tidak diperlukan karena keduanya dinyatakan
dalam unit pengkuran yang sama.
H : V = D : x
250 mg : 5mL = 100 mg : x mL
250 x = 500
x = 2 mL
Rasio dan Proporsi
asio dan ProporsiR
13. Berat Badan
erat BadanBMetode berat Badan dalam penghitungan memberikan hasil
yang individual dalam dosis obat dan tediri dari 3 langkah
• Konversi jika perlu ( 1 kg : 2,2 lb)
• Tentukan dosis obat per BB dengan mengalikan Dosis obat x
BB = dosis klien perhari
• Ikuti rumus dasar atau metode rasio dan proporsi untuk
menhitung dosis obat
14. Berat Badan
erat BadanBContoh :
Soal 1 : Perintah Flourroasil 12 mg/kg/hari intra vena, tidak
melebihi 800 mg/hari. Berat pasien 132 lb
• Konversi pound menjadi kg ( 1 kg=2,2 pound)
32 : 2,2 = 60 kg
• Mg X kg = dosis klien
12 X 60 = 720 mg
• Flourroasil 12 mg/kg /hari = 720 mg
Jawaban :
15. Berat Badan
erat BadanBContoh :
Soal 2 : Perintah cefaclor 20 mg/kg/hari dalam dosis
terbagi tiga. BB anak 31 lb. Label obat Cefaclor 125 mg/5
mL.
• Konversi pound menjadi kg ( 1 kg=2,2 pound)
31 : 2,2 = 14 kg
• 20 mg X 14 kg = 280 mg/hari
280 : 3 dosis = 93 mg/dosis
• x V= 93/125 X 5 = 465 / 125 = 3,7 ml
D
H
Jawaban :
17. Luas Permukaan Tubuh
uas Permukaan TubuhL
Metode Luas Pemukaan Tubuh
dianggap yang paling tepat
dalam menghitung dosis obat
untuk bayi, anak-anak, orang
lanjut usia dan klien dengan
berat badan badan rendah
Gbr Normogram
18. uas Permukaan TubuhLContoh :
Perintah pemberian mefenitoin 200 mg/m2. Peroral dalam
dosis terbagi tiga. Tinggi anak 100 cm dan beratnya 20 kg.
Jawaban :
• 100 cm dan 20 kg perpotongan skala normogram pada
0,5 m2.
• 200 mg X 0,5 = 100 mg/hr atau 33mg , 3 kali sehari.
Luas Permukaan Tubuh
19. enghitungan Dosis OralP
Penghitungan Dosis Oral
1 Penghitungan Tablet, Kapsul dan Cair
Masih ingat dengan rumus dasar ? Bisa digunakan
juga untuk menghitung tablet, kapsul dan cair
x V=A
D
H
H : V = D : X
Diketahui Diinginkan
Atau
20. Contoh :
Perintah pasien mendapat terapi ampisilin 0.5 g. Tersedia
250 mg per 5 mL
Jawaban :
• Konversi gram menjadi miligram 0,5 g = 500 mg
• x V=A 500/250 x 5 = 2500 / 250
= 10 mL
enghitungan Dosis OralP
Penghitungan Dosis Oral
D
H
21. Atau :
H : V = D : x
250 MG : 5 mL = 500 mg: x mL
250 x = 2500
x = 10 ml
enghitungan Dosis OralP
Penghitungan Dosis Oral
22. enghitungan Dosis OralP
Penghitungan Dosis Oral
2 Presentasi Larutan
Jika diminta untuk memberikan larutan dengan
prosentase tertentu, maka perawat menghitung
jumlah larutan dan air yang diberikan.
23. enghitungan Dosis OralP
Penghitungan Dosis Oral
2 Presentasi Larutan
Contoh :
Seorang pasien mendapat Ensure, 250 mL dari larutan 30%
4 kali sehari. Hitung berapa banyak Ensure dan air
diperlukan untuk membuat 250 mL dari larutan 30% ?
Catatan : Larutan 30% berarti 30 dalam 100 bagian.
D
H
x V=A 30/100 X 250 = 7500 / 100 = 75 Ml Ensure
24. Atau :
H : V = D : x
100 MG : 250 mL = 30 mg : x mL
100 x = 7500
x = 75 ml Ensure
enghitungan Dosis OralP
Penghitungan Dosis Oral
25. enghitungan Dosis OralP
Penghitungan Dosis Oral
3 Penghitungan Obat Anak-Anak
Tujuan mempelajari bagaimana menghitung dosis
anak adalah untuk memastikan bahwa anak-anak
mendapat dosis yang tepat dalam batas terapetik
yang disetujui.
26. enghitungan Dosis OralP
Penghitungan Dosis Oral
Contoh Soal :
Cefaklor 50 mg 4 kali sehari. Berat anak 6,8 kg. Dosis obat
anak-anak 20-40 mg/kg BB/hari dalam dosis terbagi tiga.
Tersedia Cefaklor 125 mg/5 mL. Apakah dosis yang
diresepkan aman ?
Jawaban :
• Parameter obat : 20 mg X 6,8 = 136 mg/hr
40 mg X 6,8 = 272 mg/hr
• Perintah dosis : 50 mg X 4 = 200 mg /hr ( Dosis dalam
parameter aman)
• x V=A =50/125 X 5 = 250 / 125 = 2 mL
D
H
27. Atau :
H : V = D : x
125 MG : 5 mL = 50 mg : x mL
125 x = 250
x = 2 ml
enghitungan Dosis OralP
Penghitungan Dosis Oral
28. enghitungan Dosis OralP
Penghitungan Dosis Oral
4 Dosis Anak-anak per Luas Permukaan Tubuh
Untuk menghitung dosis anak-anak dengan luas
permukaan tubuh diperlukan tinggi dan berat
badan anak.
29. enghitungan Dosis OralP
Penghitungan Dosis Oral
Contoh Soal :
Metrotreksat 50 mg setiap minggu. TB anak 54 inchi, BB 41
kg. Dosis obat 25-75 mg/m2/minggu. Tinggi dan berat anak
berpotongan di 1.3 m2 (LPT). Apakah dosis yang diberikan
aman ?
Jawaban :
Kalikan dosis minimum dan maximum dengan LPT
25 mg x 1,3 m2 = 32,5 mg
75 m x 1,3 m2 = 97,5 mg
30. enghitungan Dosis OralP
Penghitungan Dosis Oral
Dosis didalam parameter berdasar LPT anak :
Dosis anak-anak dari dosis Dewasa dihitung dengan rumus :
LPT/ 1,73 m2 x dosis dewasa = Dosis anak-anak
31. enghitungan Dosis OralP
Penghitungan Dosis Oral
Contoh Soal :
Eritromicin 125 mg peroral 4 kali sehari. Tinggi badan anak
42 inchi dan berat badan 60 lb berpotongan pada 0,9 m2
Dosis dewasa 1000 mg/hari
Jawaban :
• 0,9 m2 / 1,73 m2 x 1000 = 900/1,73 = 520 mg/hari
• 520 mg : 4 kali sehari = 130 mg/dosis
• Dosis berada dalam batas keamanan