SlideShare a Scribd company logo
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengertian Nutrisi Menurut Beberapa Ahli dan Jenis-jenis Nutrisi
Nutrisi adalah ikatan kimia yang yang diperlukan tubuh untuk melakukan
fungsinya yaitu energi, membangun dan memelihara jaringan, serta
mengatur proses-proses kehidupan (Soenarjo, 2000). Menurut Soenarjo
(2000), Nutrisi merupakan kebutuhan utama pasien kritis dan nutrisi
enteral lebih baik dari parenteral karena lebih mudah, murah, aman,
fisiologis dan penggunaan nutrien oleh tubuh lebih efisien.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan definisi nutrisi !
C. Tujuan
1. Mahasiswa mampu mendefinisikan nutrisi
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengkajian keperawatan
Pengkajian Keperawatan terhadap masalah kebutuhan nutrisi dapat
meliputi pengkajian khusus masalsh nutrisi dan pengkajian fisik secara umum
yang berhubungan dengan kebutuhan nutrisi.
1. Riwayat makanan
Riwayat makanan meliputi informasi atau keterangan tentang pola
makanan, tipe makanan yang dihindari atau diabaikan, makanan yang
lebih disukai,yang dapat digunakan untuk membantu merencanakan jenis
makanan untuk sekarang,dan rencana makanan untuk masalah selanjutnya.
2. Kemampuan makanan
Beberapa hal yang perlu dikaji dalam hal kemampuan makanan, antara
lain kemampuan mengunyah, menelan, dan makan sendiri tanpa bantuan
orang lain.
3. Pengetahuan tentang nutrisi
Aspek lain yang sangat penting dalam pengkajian nutrisi adalah penentuan
tingkat pengetahuan pasien mengenai kebutuhan nutrisi.
4. Nafsu makan, jumlah asupan
5. Tingkat aktivitas.
6. Pengonsumsian obat.
7. Penampilan fisik
Penampilan fisik dapat dilihat dari hasil pemeriksaan fisik dalam
aspek-aspek Berikut: rambut yang sehat berciri mengkilat, kuat, tidak
kering, dan tidak mengalami kebotakan bukan karena faktor usia; daerah
diatas kedua pipi dan bawah kedua mata tidak berwarna gelap; mata cerah
dan tidak ada rasa sakit atau penonjolan pembuluh darah; daerah bibir
3
tidak kering, pecah pecah, ataupun mengalami pembengkakan; lidah
berwarna merah gelap, tidak berwarna merah terang, dan tidak ada luka
pada permukaanya; gusi tidak bengkak, tidak mudah berdarah, dan gusi
yang mengelilingi gigi harus rapat serta erat tidak tertarik kebawah sampai
dibawah permukaan gigi; gigi tidak berlubang dan tidak berwarna; kulit
tubuh halus, tidak bersisik, tidak timbul bercak kemerahan, atau tidak
terjadi pendarahan yang berlebihan; kuku jari kuat dan berwarna merah
muda.
8. Pengukuran Antropometri
Pengukuran ini meliputi pengukuran tinggi badan; berat badan, dan
lingkar lengan. Tinggi badan anak dapat digambarkan pada suatu
kurva/grafik sehingga dapat terlihat pola perkembangannya. Tinggi dan
berat badan orang dewasa sering dibandingkan dengan bermacam-macam
peta untuk dirinya. Pada umumnya, berat berat dari badan seorang wanita
walaupun tingginya sama. Ini disebabkan pria memiliki presentase
jaringan dan struktur tulang yang berbeda.
Seseorang dengan presentase bagian tubuh yang besar dan jaringan
otot yang banyak akan terlihat gemuk (over weight). Metode khusus yang
sering digunakan untuk mengukur besar tubuh seseorang adalah area kuliat
yang berada diatas otot trisep. Pada umumnya, wanita mempunyai lipatan
kulit yang lebih tebal didaerah ini. Disebabkan banyaknya jaringan
subkutan pada wanita, sehinga membuat wanita terlihat lebih gemuk.
9. Laboratorium.
Pemeriksaan laboratorium yang langsung berhubungan dengan
pemenuhan kebutuhan nutrisi adalah pemeriksaan albumin serum,
Hb’glukosa, elektrolit, dan lain-lain.
4
B. Diagnosis Keperawatan
Analisis data
Data focus Etiologi Problem
Ds:
- Mengeluh badan
panas
- Mual muntah
- Tidak nafsu
makan
Do:
- Klien tampak
lemas
- Klien tampak
pucat
- BMI = 19,5
- BB awal : 55 Kg
- BB saat ini: 50 Kg
Ketidakmampuan
memasukan makanan
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
DS ;
- Pasien mengeluh
sakit perut
- Pasien
mengatakan mual
- Nyeri dada
- Sakit tenggorokan
DO :
- Batuk
- Pucat
- Mutah
- Edema
- RR 90x/menit
gangguan pernafasan Gangguan menelan
Diagnose Keperawatan
Diagnosa Keperawatan NOC NIC
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh b.d
Ketidakmampuan
memasukan makanan
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 1x24
jam diharapkan nutrisi klien
dapat terpenuhi
Kriteria hasil :
Indikator IR ER
Intake zat gizi 3 5
NutritionManagement
 Kaji adanya alergi
makanan
 Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan nutrisi
yang dibutuhkanpasien.
 Anjurkan pasien untuk
5
(nutrient)
Energy 4 5
Berat badan 3 5
Keterangan :
1. Keluhan ekstrim
2. Keluhan berat
3. Keluhan sedang
4. Keluhan ringan
5. Tidak ada Keluhan
meningkatkan protein
danvitamin C
 Berikan makanan yang
terpilih ( sudah
dikonsultasikan dengan
ahligizi)
 Monitor jumlah nutrisi
dankandungankalori
 Berikan informasi
tentang kebutuhan
nutrisi
Gangguan menelan
berhubungan dengan
gangguan pernafasan
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 1x24
jam diharapkan kemampuan
menelan pasien normal
Kriteria hasil : swallowing
status
Indikator IR ER
Mempertahanka
makanan di
mulut
3 5
Kemempuan
menerima
makanan
4 5
Batuk 3 5
Kemampun
mengunyah
Keterangan :
1. Keluhan ekstrim
2. Keluhan berat
3. Keluhan sedang
4. Keluhan ringan
5. Tidak ada Keluhan
Swallowingtherapy
1. Monitor lidah
pergerakan pasien
saat makan
2. Instruksikan pasien
untuk membuka dan
menutup mulut saat
persiapanmakan
3. Bantu posisikan
keala asien untuk
persiapanmenelan
4. Bantu pasien duduk
denganposisitegak
5. Pantau tanda dan
gejalaaspirasi
C. Pelaksanaan (Tindakan) Keperawatan
1. Pemberian Nutrisi Melalui Oral
Pemberian nutrisi melalui oral merupakan tindakan keperawatan yang
dilakukan pada pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi
secara sendiri dengan cara membantu memberikan makan/nutrisi melalui
oral (mulut), bertujuan memenuhi kebutuhan nutrisi pasien dan
membangkitkan selera makan pada pasien.
6
Alat dan Bahan:
a. Piring.
b. Sendok.
c. Garpu.
d. Gelas.
e. Serbet.
f. Mangkok cuci tangan.
g. Pengalas.
h. Jenis diet.
Prosedur Kerja:
a. Cuci tangan.
b. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
c. Atur posisi pasien.
d. Pasang pengalas.
e. Anjurkan pasien untuk berdoa sebelum makan.
f. Bantu untuk melakukan makan dengan cara menyuapkan secara
sedikit demi sedikit dan berikan minuman sesudah makan.
g. Sretelah selesai, bersihkan mulut pasien dan anjurkan untuk duduk
sebentar.
h. Catat hasil atau respons pemenuhan terhadap makanan.
i. Cuci tangan.
2. Pemberian Nutrisi Melalui Pipa Penduga/Lambung
Pemberian nutrisi melalui pipa peanduga/lambun merupakan
tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien yang tidak mampu
memenuhi kebutuhan nutrisi secara oral atau tidak mampu menelan
dengan cara memberi makanan melalui pipa lambung atau pipa penduga.
Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien.
7
Gambar pemberian nutrisi melalui NGT
Alat dan Bahan:
a. Alat penduga dalam tempatnya.
b. Corong spuit.
c. Spuit 20 cc.
d. Pengalas.
e. Bengkok.
f. Plester, gunting.
g. Makanan dalam beantuk cair.
h. Air matang.
i. Obat.
j. Stetoskop.
k. Klem.
l. Baskom bearisi air (kalau tidak ada stetoskop).
m. Vaselin.
Prosedur Kerja:
a. Cuci tangan.
b. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
c. Atur posisi pasien dengan posisi semi fouler.
d. Bersihkan daerah hidung dan pasangkan pengalas didaerah dada.
e. Letakan bengkok di dekat pasien.
8
f. Tentukan letak pipa penduga dengan cara mengukur panjang pipa dari
epigastrium sampai hidung kemudian dibengkokan ketelinga dan beri
tanda batasnya.
g. Berikan vaselin atau pelican pada ujung pipa dan klem pangkal pipa
tersebut lalu masukan melaui hidung secara peralahan-lahan sambil
pasien dianjurkan untuk menelannya.
h. Tentukan apakah pipa pipa tersebut benar- benar sudah masuk
kelubang dengan cara:
a. Masukan ujung selang yang sudah diklem kedalam baskom yang
berisi air (klem dibuka), perhatikan bila ada gelembung maka pipa
masuk ke lambung.Setelah itu dilklem atau dilipat kembali.
b. Masukan udara dengan spuit kelambung melalui pipa tersebutdan
dengarkan dengan stetoskop. Bila dilambung terdengar bunyi,
berarti pipa tersebut sudah masuk, setelah itu keluarkan udara
yang ada didalam sebanyak jumlah yang dimasukan.
c. Setelah selesai, maka lakukan tindakan pemberian makanan
dengan cara pasang corong atau spuit pada pangkal paha.
i. Setelah selesai, maka lakukan tindakan pemberian makanan dengan
cara dituangkan pada pangkal paha.
j. Masukan air matang 15 cc pada awal dengan cara dituangkan lewat
pingirnya.
k. Berikan makanan dalam bentuk cair yang tersedia,setelah itu bila ada
masukan obat dan beri minum pipa penduga klien.
l. Catat hasil atau respons pasien selama pemberian makanan.
m. Cuci tangan.
NASO GASTRIC TUBE DIGUNAKAN UNTUK:
1. Mengurangi isi perut dengan cara menghisap apa yang ada dalam
lambung(cairan,udara,darah)
2. Untuk memasukan cairan( memenuhi kebutuhan cairan atau nutrisi)
9
3. Untuk membantu memudahkan diagnosa klinik melalui analisa
subtansi isi lambung
INDIKASI
1. Pasiendengandistensi abdomenkarenagas,darahataucairan
2. Keracunanmakananatau minuman
3. Pasienyangmembutuhkannutrisi melaluiNGT
4. Untuk diagnose atauanalisaisi lambung
5. Persiapanoperasi dengangeneral anestesi
KONTRA INDIKASI
6. Pasien dengan riwayat esophageal stricture dan esophageal varises
7. Pasien dengan gatric bypass surgery
8. Pasien koma(tanpa tindakan proteksi airway)
9. Pasien dengan maxillofacial injury atau anterior fossa skull fracture
3. Pengukuran Antropometri
Pengukuran Antropometri ialah pengukuran yang digunakan untuk
menentukan keadaan gizi seseorang. Agar memperoleh hasil yang tepat,
diperlukan suatu patokan sebagai pedoman. Adapun pedoman
antropometri bagi penentuan keadaan gizi merupakan parameter yang
dipilih dan dianjurkan dan meliputi penilaian terhadap usia, berat badan,
panjang badan/tinggi_badan, lingkar lengan atas. Dan pengukuran ini
menggunakan standar referensi untuk Indonesia. Batasan usia yang
digunakan tahun usia penuh (completed year) dan untuk anak usia 0-2
tahun digunakan bulan usia penuh (completed month). Penimbangan /
pengukuran berat badan. Macam/jenis timbangan berat badan. Timbangan
injak otomatis/tidak otomatis Timbangan untuk bayi otomatis/tidak
otomatis Timbangan gantung Timbangan yang lengkap dengan pengukur
tinggi badan.
1) Cara menggunakan timbangan:
10
a. Timbangan diletakkan ditempat yang rata, sedangkan timbangan
gantung, digantung pada dahan atau palang rumah yang kuat
dan dipasang celana timbangan.
b. Timbangan disetel sampai menunjukkan angka (0).
c. Timbangan untuk bayi diberi pengalas, dan ditimbang berapa
beratnya, kemudian dicatat. Bila bayi ditimbang usahakan dalam
keadaan tidak berpakaian. Bila anak yang ditimbang sebaiknya
memakai baju seringan mungkin, sandal/sepatu dibuka.
d. Waktu ditimbang bayi/anak dalam keadaan tenang (pada bayi
jaga jangan sampai jatuh). Pada anak yang sulit ditimbang dapat
dilakukan penimbangan ibunya terlebih dahulu, kemudian ibu
bersama anaknya.
e. Anak berdiri ditengah-tengah timbangan tanpa menggenggam
atau menyentuh sesuatu.
f. Ketelitian penimbangan 0,1 Kg.
g. Setelah diketahui beratnya kemudian dicatat Untuk
2) Cara pengukur panjang/tinggi badan anak/remaja.
a. Sepatu atau sandal dibuka.
b. Anak berdiri tegak, kaki sejajar dengan alat pengukur, tumit,
bokong dan kepala bagian belakang menempel ke dinding atau
tiang dalam sikap tegak memandang kedepan.
c. Letakkan penggaris diatas puncak kepala sehingga membentuk
sudut siku-siku dengan dinding atau tiang pengukur.
d. Lihat hasilnya dan catat.
e. Ketelitian 1 cm.
Cara interpretasi, hasil pengukuran yang diperoleh dicocokkan dengan
standar referensi apabila 85% tinggi badan termasuk gizi normal.
Apabila 70%-85% tinggi badan termasuk gizi kurang. Apabila 70%
tinggi badan termasuk gizi buruk.
11
3) Pengukuran lingkar lengan atas.
a. Diukur pada pertengahan lengan kiri bagian atas.
b. Lengan dalam keadaan tergantung bebas.
c. Pita pengukur dipasang melingkari lengan, tidak longgar dan
tidak ketat.
Pengukuran Antropometri pada bayi
Cara menggunakannya:
a. Pita AB dilingkarkan dibagian lengan atas yang kiri, tangan
dalam keadaan lurus kebawah.
b. Ujung B masuk lubang 0 (titik 0)
c. B ditarik sehingga pas melingkar lengan.
Gambar pengukuran antropometri pada bayi
Cara membaca pita:
a. Bila lingkar lengan dibawah angka 12 cm (wama merah)
termasuk gizi buruk.
b. Bila lingkar lengan atas antara 12-13,5 cm (wama kuning)
termasuk gizi kurang.
c. Bila lingkar lengan atas diatas angka 13,5 cm (wama hijau)
termasuk gizi normal.
12
D. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi terhadap masalah kebutuhan nutrisi secara umum dapat dinilai
dari adanya kemampuan dalam.
1. Meningkatkan nafsu makan ditunjukan dengan adanya kemampuan
dalam makan serta adanya perubahan nafsu makan apabila terjadi
kurang dari kebutuhan.
2. Terpenuhui kebutuhan nutrisi ditunjukan dengan tidak adanya tanda
kekurangan atau kelebihan berat badan.
3. Mempertahankan nutrisi melalui oral atau parenteral ditunjukan
dengan adanya proses penceraan makanan yang adekuat.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut Soenarjo (2000), Nutrisi merupakan kebutuhan utama
pasien kritis dan nutrisi enteral lebih baik dari parenteral karena lebih
mudah, murah, aman, fisiologis dan penggunaan nutrien oleh tubuh lebih
efisien. Pemberian nutrisi bisa melauli oral, pemberian nutrisi melalui
NGT dan pengukuran antropometri. Pengukuran Antropometri ialah
pengukuran yang digunakan untuk menentukan keadaan gizi seseorang.
Agar memperoleh hasil yang tepat, diperlukan suatu patokan sebagai
pedoman.
B. Saran
Diharapkan pembaca mampu memberikan kritik dan saran pada penulis
yang bersifat membanguan. Untuk memperbaikai dalam penulisan dan isi
makalah.
14
DAFTAR PUSTAKA
Potter, perry.2005.fundan mental keperawatan edisi 4.Jakarta:EGC

More Related Content

What's hot

2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
masantian
 
Evaluasi keperawatan
 Evaluasi keperawatan Evaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatan
pjj_kemenkes
 
Soal ukom perawat dan kunci jawaban
Soal ukom perawat dan kunci jawaban Soal ukom perawat dan kunci jawaban
Soal ukom perawat dan kunci jawaban
Aidil Fitrisyah
 
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasienDialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
zulindarisma
 
Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri
MeidaElliaPuspita
 
Kumpulan nanda nic noc r cl
Kumpulan nanda nic noc r clKumpulan nanda nic noc r cl
Kumpulan nanda nic noc r cl
Yabniel Lit Jingga
 
Sp isolasi sosial
Sp isolasi sosialSp isolasi sosial
Sp isolasi sosial
DiniHadianingsih
 
format pengkajian keperawatan komunitas
format pengkajian keperawatan komunitasformat pengkajian keperawatan komunitas
format pengkajian keperawatan komunitas
LSIM
 
Askep oksigenasi
Askep oksigenasiAskep oksigenasi
Askep oksigenasi
elsaanggrahini
 
Resume pasien ny. j
Resume pasien ny. jResume pasien ny. j
Resume pasien ny. j
Muhammad Saubari
 
Asuhan Keperawatan GOUT (Asam Urat)
Asuhan Keperawatan GOUT (Asam Urat)Asuhan Keperawatan GOUT (Asam Urat)
Asuhan Keperawatan GOUT (Asam Urat)
Sinta Sari
 
Asuhan Keperawatan dengan Klien Anemia
Asuhan Keperawatan dengan Klien AnemiaAsuhan Keperawatan dengan Klien Anemia
Asuhan Keperawatan dengan Klien Anemia
andalizah
 
Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)
Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)
Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)
Fransiska Oktafiani
 

What's hot (20)

Analisa data gagal jantung
Analisa data gagal jantungAnalisa data gagal jantung
Analisa data gagal jantung
 
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
 
Evaluasi keperawatan
 Evaluasi keperawatan Evaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatan
 
Soal ukom perawat dan kunci jawaban
Soal ukom perawat dan kunci jawaban Soal ukom perawat dan kunci jawaban
Soal ukom perawat dan kunci jawaban
 
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasienDialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
 
Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri
 
Kumpulan nanda nic noc r cl
Kumpulan nanda nic noc r clKumpulan nanda nic noc r cl
Kumpulan nanda nic noc r cl
 
Retensi urine
Retensi  urineRetensi  urine
Retensi urine
 
Ii. askep hipertensi
Ii. askep hipertensiIi. askep hipertensi
Ii. askep hipertensi
 
Pathways ggk
Pathways ggkPathways ggk
Pathways ggk
 
Sp isolasi sosial
Sp isolasi sosialSp isolasi sosial
Sp isolasi sosial
 
format pengkajian keperawatan komunitas
format pengkajian keperawatan komunitasformat pengkajian keperawatan komunitas
format pengkajian keperawatan komunitas
 
Askep diare bu arma print lengkap
Askep diare bu arma print lengkapAskep diare bu arma print lengkap
Askep diare bu arma print lengkap
 
Askep oksigenasi
Askep oksigenasiAskep oksigenasi
Askep oksigenasi
 
Resume pasien ny. j
Resume pasien ny. jResume pasien ny. j
Resume pasien ny. j
 
Asuhan Keperawatan GOUT (Asam Urat)
Asuhan Keperawatan GOUT (Asam Urat)Asuhan Keperawatan GOUT (Asam Urat)
Asuhan Keperawatan GOUT (Asam Urat)
 
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdfImplementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
 
Asuhan Keperawatan dengan Klien Anemia
Asuhan Keperawatan dengan Klien AnemiaAsuhan Keperawatan dengan Klien Anemia
Asuhan Keperawatan dengan Klien Anemia
 
Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)
Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)
Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)
 
Askep diabetes mellitus
Askep diabetes mellitusAskep diabetes mellitus
Askep diabetes mellitus
 

Viewers also liked

Asuhan keperawatan pada masalah kebutuhan nutrisi
Asuhan keperawatan pada masalah kebutuhan nutrisiAsuhan keperawatan pada masalah kebutuhan nutrisi
Asuhan keperawatan pada masalah kebutuhan nutrisi
Sulistia Rini
 
Askep nutrisi
Askep nutrisiAskep nutrisi
Askep nutrisi
Sulistia Rini
 
Mekanisme muntah proyektil
Mekanisme muntah proyektilMekanisme muntah proyektil
Mekanisme muntah proyektilAgus Gunardi
 
Dokumen.tips lp dispepsiapdf
Dokumen.tips lp dispepsiapdfDokumen.tips lp dispepsiapdf
Dokumen.tips lp dispepsiapdf
Mysarah Zhaerah
 
Laporan pendahuluan kolelitiasis
Laporan pendahuluan kolelitiasisLaporan pendahuluan kolelitiasis
Laporan pendahuluan kolelitiasis
Haryani Nuravindari
 

Viewers also liked (6)

Asuhan keperawatan pada masalah kebutuhan nutrisi
Asuhan keperawatan pada masalah kebutuhan nutrisiAsuhan keperawatan pada masalah kebutuhan nutrisi
Asuhan keperawatan pada masalah kebutuhan nutrisi
 
Askep nutrisi
Askep nutrisiAskep nutrisi
Askep nutrisi
 
Mekanisme muntah proyektil
Mekanisme muntah proyektilMekanisme muntah proyektil
Mekanisme muntah proyektil
 
Dokumen.tips lp dispepsiapdf
Dokumen.tips lp dispepsiapdfDokumen.tips lp dispepsiapdf
Dokumen.tips lp dispepsiapdf
 
Febris
FebrisFebris
Febris
 
Laporan pendahuluan kolelitiasis
Laporan pendahuluan kolelitiasisLaporan pendahuluan kolelitiasis
Laporan pendahuluan kolelitiasis
 

Similar to Askep kebutuhan nutrisi

Laporan pendahuluan pasien dengan
Laporan pendahuluan pasien denganLaporan pendahuluan pasien dengan
Laporan pendahuluan pasien dengan
Yabniel Lit Jingga
 
Presentasi ca laring dahlia 4 kelompok 17
Presentasi ca laring dahlia 4 kelompok 17Presentasi ca laring dahlia 4 kelompok 17
Presentasi ca laring dahlia 4 kelompok 17
Ulyas Rahim
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
awaldarmawan3
 
KDK III Modul 3 Kb 3
KDK III Modul 3 Kb 3KDK III Modul 3 Kb 3
KDK III Modul 3 Kb 3
pjj_kemenkes
 
Memberi Makan Melalui NGT
Memberi Makan Melalui NGTMemberi Makan Melalui NGT
Memberi Makan Melalui NGT
pjj_kemenkes
 
KDK III Modul 3 Kb 2
KDK III Modul 3 Kb 2KDK III Modul 3 Kb 2
KDK III Modul 3 Kb 2
pjj_kemenkes
 
Prosedur Pemasangan NGT
Prosedur Pemasangan NGTProsedur Pemasangan NGT
Prosedur Pemasangan NGT
pjj_kemenkes
 
Askep Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi.pptx
Askep Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi.pptxAskep Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi.pptx
Askep Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi.pptx
Nurhayati66183
 
Konsep dasar peki
Konsep dasar pekiKonsep dasar peki
Konsep dasar peki
zainal panani
 
Aterisa Ani.pptx
Aterisa Ani.pptxAterisa Ani.pptx
Aterisa Ani.pptx
AnisaFitri518686
 
Modul 3 cetak
Modul 3 cetakModul 3 cetak
Modul 3 cetak
pjj_kemenkes
 
asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan nutrisi
asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan nutrisiasuhan keperawatan pada klien dengan gangguan nutrisi
asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan nutrisicuttriahajaton
 
Askep gastritis erosiva
Askep gastritis erosivaAskep gastritis erosiva
Askep gastritis erosiva
utari28
 
pemenuhan Kebutuhan nutrisi
pemenuhan Kebutuhan nutrisipemenuhan Kebutuhan nutrisi
pemenuhan Kebutuhan nutrisi
indah puspa pratiwi
 
PPT Kel. 3 Gerontik Yeti Oktarina universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
PPT Kel. 3 Gerontik Yeti Oktarina universitas Muhammadiyah Pringsewu LampungPPT Kel. 3 Gerontik Yeti Oktarina universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
PPT Kel. 3 Gerontik Yeti Oktarina universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
yeti2023207209068
 
Bab i ikhsan copper
Bab i ikhsan copperBab i ikhsan copper
Bab i ikhsan copper
Septian Muna Barakati
 
Pemberian nutrisi secara oral (devi oktavia.u keperawatan a)
Pemberian nutrisi secara oral (devi oktavia.u keperawatan a)Pemberian nutrisi secara oral (devi oktavia.u keperawatan a)
Pemberian nutrisi secara oral (devi oktavia.u keperawatan a)Okta-Shi Sama
 
Bab 1 t cs'sps
Bab 1 t cs'spsBab 1 t cs'sps
Bab 1 t cs'spsheri damanik
 
Deni lp eliminasi
Deni lp eliminasiDeni lp eliminasi
Deni lp eliminasi
nissaicha2
 

Similar to Askep kebutuhan nutrisi (20)

Laporan pendahuluan pasien dengan
Laporan pendahuluan pasien denganLaporan pendahuluan pasien dengan
Laporan pendahuluan pasien dengan
 
Presentasi ca laring dahlia 4 kelompok 17
Presentasi ca laring dahlia 4 kelompok 17Presentasi ca laring dahlia 4 kelompok 17
Presentasi ca laring dahlia 4 kelompok 17
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
 
KDK III Modul 3 Kb 3
KDK III Modul 3 Kb 3KDK III Modul 3 Kb 3
KDK III Modul 3 Kb 3
 
Memberi Makan Melalui NGT
Memberi Makan Melalui NGTMemberi Makan Melalui NGT
Memberi Makan Melalui NGT
 
KDK III Modul 3 Kb 2
KDK III Modul 3 Kb 2KDK III Modul 3 Kb 2
KDK III Modul 3 Kb 2
 
Prosedur Pemasangan NGT
Prosedur Pemasangan NGTProsedur Pemasangan NGT
Prosedur Pemasangan NGT
 
Askep Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi.pptx
Askep Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi.pptxAskep Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi.pptx
Askep Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi.pptx
 
Askep nutrisi
Askep nutrisiAskep nutrisi
Askep nutrisi
 
Konsep dasar peki
Konsep dasar pekiKonsep dasar peki
Konsep dasar peki
 
Aterisa Ani.pptx
Aterisa Ani.pptxAterisa Ani.pptx
Aterisa Ani.pptx
 
Modul 3 cetak
Modul 3 cetakModul 3 cetak
Modul 3 cetak
 
asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan nutrisi
asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan nutrisiasuhan keperawatan pada klien dengan gangguan nutrisi
asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan nutrisi
 
Askep gastritis erosiva
Askep gastritis erosivaAskep gastritis erosiva
Askep gastritis erosiva
 
pemenuhan Kebutuhan nutrisi
pemenuhan Kebutuhan nutrisipemenuhan Kebutuhan nutrisi
pemenuhan Kebutuhan nutrisi
 
PPT Kel. 3 Gerontik Yeti Oktarina universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
PPT Kel. 3 Gerontik Yeti Oktarina universitas Muhammadiyah Pringsewu LampungPPT Kel. 3 Gerontik Yeti Oktarina universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
PPT Kel. 3 Gerontik Yeti Oktarina universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
 
Bab i ikhsan copper
Bab i ikhsan copperBab i ikhsan copper
Bab i ikhsan copper
 
Pemberian nutrisi secara oral (devi oktavia.u keperawatan a)
Pemberian nutrisi secara oral (devi oktavia.u keperawatan a)Pemberian nutrisi secara oral (devi oktavia.u keperawatan a)
Pemberian nutrisi secara oral (devi oktavia.u keperawatan a)
 
Bab 1 t cs'sps
Bab 1 t cs'spsBab 1 t cs'sps
Bab 1 t cs'sps
 
Deni lp eliminasi
Deni lp eliminasiDeni lp eliminasi
Deni lp eliminasi
 

More from Sulistia Rini

Tindakan Kolaborasi pada Pneumotoraks
Tindakan Kolaborasi pada PneumotoraksTindakan Kolaborasi pada Pneumotoraks
Tindakan Kolaborasi pada Pneumotoraks
Sulistia Rini
 
Tindakan Kolaborasi pada Empiema
Tindakan Kolaborasi pada EmpiemaTindakan Kolaborasi pada Empiema
Tindakan Kolaborasi pada Empiema
Sulistia Rini
 
Tindakan Kolaborasi pada Efuisi pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efuisi pleuraTindakan Kolaborasi pada Efuisi pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efuisi pleura
Sulistia Rini
 
Tindakan Kolaborasi pada Pneumothoraks
Tindakan Kolaborasi pada PneumothoraksTindakan Kolaborasi pada Pneumothoraks
Tindakan Kolaborasi pada Pneumothoraks
Sulistia Rini
 
Tindakan Kolaborasi pada Efusi Pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efusi PleuraTindakan Kolaborasi pada Efusi Pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efusi Pleura
Sulistia Rini
 
Tindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca ParuTindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Sulistia Rini
 
Tindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca ParuTindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Sulistia Rini
 
Asma
AsmaAsma
Efusi pleura
Efusi pleuraEfusi pleura
Efusi pleura
Sulistia Rini
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
Sulistia Rini
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
Sulistia Rini
 
Efusi pleura
Efusi pleuraEfusi pleura
Efusi pleura
Sulistia Rini
 
Asuhan Keperawatan pneumuthorax
Asuhan Keperawatan pneumuthoraxAsuhan Keperawatan pneumuthorax
Asuhan Keperawatan pneumuthorax
Sulistia Rini
 
Asuhan Keperawatan pneumuthorax
 Asuhan Keperawatan pneumuthorax Asuhan Keperawatan pneumuthorax
Asuhan Keperawatan pneumuthorax
Sulistia Rini
 
Terapi komplementer pada pasien bronchitis
Terapi komplementer pada pasien bronchitisTerapi komplementer pada pasien bronchitis
Terapi komplementer pada pasien bronchitis
Sulistia Rini
 
Terapi komplementer pada anak pertusis
Terapi komplementer pada anak pertusisTerapi komplementer pada anak pertusis
Terapi komplementer pada anak pertusis
Sulistia Rini
 
Terapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhialTerapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhial
Sulistia Rini
 
Terapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhialTerapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhial
Sulistia Rini
 
Terapi komplementer pada anak pneumonia
Terapi komplementer pada anak pneumoniaTerapi komplementer pada anak pneumonia
Terapi komplementer pada anak pneumonia
Sulistia Rini
 
Terapi komplementer pada anak TBC
Terapi komplementer pada anak TBCTerapi komplementer pada anak TBC
Terapi komplementer pada anak TBC
Sulistia Rini
 

More from Sulistia Rini (20)

Tindakan Kolaborasi pada Pneumotoraks
Tindakan Kolaborasi pada PneumotoraksTindakan Kolaborasi pada Pneumotoraks
Tindakan Kolaborasi pada Pneumotoraks
 
Tindakan Kolaborasi pada Empiema
Tindakan Kolaborasi pada EmpiemaTindakan Kolaborasi pada Empiema
Tindakan Kolaborasi pada Empiema
 
Tindakan Kolaborasi pada Efuisi pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efuisi pleuraTindakan Kolaborasi pada Efuisi pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efuisi pleura
 
Tindakan Kolaborasi pada Pneumothoraks
Tindakan Kolaborasi pada PneumothoraksTindakan Kolaborasi pada Pneumothoraks
Tindakan Kolaborasi pada Pneumothoraks
 
Tindakan Kolaborasi pada Efusi Pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efusi PleuraTindakan Kolaborasi pada Efusi Pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efusi Pleura
 
Tindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca ParuTindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca Paru
 
Tindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca ParuTindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca Paru
 
Asma
AsmaAsma
Asma
 
Efusi pleura
Efusi pleuraEfusi pleura
Efusi pleura
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Efusi pleura
Efusi pleuraEfusi pleura
Efusi pleura
 
Asuhan Keperawatan pneumuthorax
Asuhan Keperawatan pneumuthoraxAsuhan Keperawatan pneumuthorax
Asuhan Keperawatan pneumuthorax
 
Asuhan Keperawatan pneumuthorax
 Asuhan Keperawatan pneumuthorax Asuhan Keperawatan pneumuthorax
Asuhan Keperawatan pneumuthorax
 
Terapi komplementer pada pasien bronchitis
Terapi komplementer pada pasien bronchitisTerapi komplementer pada pasien bronchitis
Terapi komplementer pada pasien bronchitis
 
Terapi komplementer pada anak pertusis
Terapi komplementer pada anak pertusisTerapi komplementer pada anak pertusis
Terapi komplementer pada anak pertusis
 
Terapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhialTerapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhial
 
Terapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhialTerapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhial
 
Terapi komplementer pada anak pneumonia
Terapi komplementer pada anak pneumoniaTerapi komplementer pada anak pneumonia
Terapi komplementer pada anak pneumonia
 
Terapi komplementer pada anak TBC
Terapi komplementer pada anak TBCTerapi komplementer pada anak TBC
Terapi komplementer pada anak TBC
 

Recently uploaded

PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
Hernowo Subiantoro
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
lastri261
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
gloriosaesy
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
rohman85
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
d2spdpnd9185
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
gloriosaesy
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
muhammadRifai732845
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
Dedi Dwitagama
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
NurSriWidyastuti1
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
kinayaptr30
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
nawasenamerta
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
erlita3
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
setiatinambunan
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
UditGheozi2
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
astridamalia20
 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
muhammadyudiyanto55
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
ssuser289c2f1
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Galang Adi Kuncoro
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
johan199969
 

Recently uploaded (20)

PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
 

Askep kebutuhan nutrisi

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengertian Nutrisi Menurut Beberapa Ahli dan Jenis-jenis Nutrisi Nutrisi adalah ikatan kimia yang yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya yaitu energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan (Soenarjo, 2000). Menurut Soenarjo (2000), Nutrisi merupakan kebutuhan utama pasien kritis dan nutrisi enteral lebih baik dari parenteral karena lebih mudah, murah, aman, fisiologis dan penggunaan nutrien oleh tubuh lebih efisien. B. Rumusan Masalah 1. Jelaskan definisi nutrisi ! C. Tujuan 1. Mahasiswa mampu mendefinisikan nutrisi
  • 2. 2 BAB II PEMBAHASAN A. Pengkajian keperawatan Pengkajian Keperawatan terhadap masalah kebutuhan nutrisi dapat meliputi pengkajian khusus masalsh nutrisi dan pengkajian fisik secara umum yang berhubungan dengan kebutuhan nutrisi. 1. Riwayat makanan Riwayat makanan meliputi informasi atau keterangan tentang pola makanan, tipe makanan yang dihindari atau diabaikan, makanan yang lebih disukai,yang dapat digunakan untuk membantu merencanakan jenis makanan untuk sekarang,dan rencana makanan untuk masalah selanjutnya. 2. Kemampuan makanan Beberapa hal yang perlu dikaji dalam hal kemampuan makanan, antara lain kemampuan mengunyah, menelan, dan makan sendiri tanpa bantuan orang lain. 3. Pengetahuan tentang nutrisi Aspek lain yang sangat penting dalam pengkajian nutrisi adalah penentuan tingkat pengetahuan pasien mengenai kebutuhan nutrisi. 4. Nafsu makan, jumlah asupan 5. Tingkat aktivitas. 6. Pengonsumsian obat. 7. Penampilan fisik Penampilan fisik dapat dilihat dari hasil pemeriksaan fisik dalam aspek-aspek Berikut: rambut yang sehat berciri mengkilat, kuat, tidak kering, dan tidak mengalami kebotakan bukan karena faktor usia; daerah diatas kedua pipi dan bawah kedua mata tidak berwarna gelap; mata cerah dan tidak ada rasa sakit atau penonjolan pembuluh darah; daerah bibir
  • 3. 3 tidak kering, pecah pecah, ataupun mengalami pembengkakan; lidah berwarna merah gelap, tidak berwarna merah terang, dan tidak ada luka pada permukaanya; gusi tidak bengkak, tidak mudah berdarah, dan gusi yang mengelilingi gigi harus rapat serta erat tidak tertarik kebawah sampai dibawah permukaan gigi; gigi tidak berlubang dan tidak berwarna; kulit tubuh halus, tidak bersisik, tidak timbul bercak kemerahan, atau tidak terjadi pendarahan yang berlebihan; kuku jari kuat dan berwarna merah muda. 8. Pengukuran Antropometri Pengukuran ini meliputi pengukuran tinggi badan; berat badan, dan lingkar lengan. Tinggi badan anak dapat digambarkan pada suatu kurva/grafik sehingga dapat terlihat pola perkembangannya. Tinggi dan berat badan orang dewasa sering dibandingkan dengan bermacam-macam peta untuk dirinya. Pada umumnya, berat berat dari badan seorang wanita walaupun tingginya sama. Ini disebabkan pria memiliki presentase jaringan dan struktur tulang yang berbeda. Seseorang dengan presentase bagian tubuh yang besar dan jaringan otot yang banyak akan terlihat gemuk (over weight). Metode khusus yang sering digunakan untuk mengukur besar tubuh seseorang adalah area kuliat yang berada diatas otot trisep. Pada umumnya, wanita mempunyai lipatan kulit yang lebih tebal didaerah ini. Disebabkan banyaknya jaringan subkutan pada wanita, sehinga membuat wanita terlihat lebih gemuk. 9. Laboratorium. Pemeriksaan laboratorium yang langsung berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi adalah pemeriksaan albumin serum, Hb’glukosa, elektrolit, dan lain-lain.
  • 4. 4 B. Diagnosis Keperawatan Analisis data Data focus Etiologi Problem Ds: - Mengeluh badan panas - Mual muntah - Tidak nafsu makan Do: - Klien tampak lemas - Klien tampak pucat - BMI = 19,5 - BB awal : 55 Kg - BB saat ini: 50 Kg Ketidakmampuan memasukan makanan Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh DS ; - Pasien mengeluh sakit perut - Pasien mengatakan mual - Nyeri dada - Sakit tenggorokan DO : - Batuk - Pucat - Mutah - Edema - RR 90x/menit gangguan pernafasan Gangguan menelan Diagnose Keperawatan Diagnosa Keperawatan NOC NIC Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d Ketidakmampuan memasukan makanan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan nutrisi klien dapat terpenuhi Kriteria hasil : Indikator IR ER Intake zat gizi 3 5 NutritionManagement  Kaji adanya alergi makanan  Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkanpasien.  Anjurkan pasien untuk
  • 5. 5 (nutrient) Energy 4 5 Berat badan 3 5 Keterangan : 1. Keluhan ekstrim 2. Keluhan berat 3. Keluhan sedang 4. Keluhan ringan 5. Tidak ada Keluhan meningkatkan protein danvitamin C  Berikan makanan yang terpilih ( sudah dikonsultasikan dengan ahligizi)  Monitor jumlah nutrisi dankandungankalori  Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi Gangguan menelan berhubungan dengan gangguan pernafasan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan kemampuan menelan pasien normal Kriteria hasil : swallowing status Indikator IR ER Mempertahanka makanan di mulut 3 5 Kemempuan menerima makanan 4 5 Batuk 3 5 Kemampun mengunyah Keterangan : 1. Keluhan ekstrim 2. Keluhan berat 3. Keluhan sedang 4. Keluhan ringan 5. Tidak ada Keluhan Swallowingtherapy 1. Monitor lidah pergerakan pasien saat makan 2. Instruksikan pasien untuk membuka dan menutup mulut saat persiapanmakan 3. Bantu posisikan keala asien untuk persiapanmenelan 4. Bantu pasien duduk denganposisitegak 5. Pantau tanda dan gejalaaspirasi C. Pelaksanaan (Tindakan) Keperawatan 1. Pemberian Nutrisi Melalui Oral Pemberian nutrisi melalui oral merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi secara sendiri dengan cara membantu memberikan makan/nutrisi melalui oral (mulut), bertujuan memenuhi kebutuhan nutrisi pasien dan membangkitkan selera makan pada pasien.
  • 6. 6 Alat dan Bahan: a. Piring. b. Sendok. c. Garpu. d. Gelas. e. Serbet. f. Mangkok cuci tangan. g. Pengalas. h. Jenis diet. Prosedur Kerja: a. Cuci tangan. b. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan. c. Atur posisi pasien. d. Pasang pengalas. e. Anjurkan pasien untuk berdoa sebelum makan. f. Bantu untuk melakukan makan dengan cara menyuapkan secara sedikit demi sedikit dan berikan minuman sesudah makan. g. Sretelah selesai, bersihkan mulut pasien dan anjurkan untuk duduk sebentar. h. Catat hasil atau respons pemenuhan terhadap makanan. i. Cuci tangan. 2. Pemberian Nutrisi Melalui Pipa Penduga/Lambung Pemberian nutrisi melalui pipa peanduga/lambun merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi secara oral atau tidak mampu menelan dengan cara memberi makanan melalui pipa lambung atau pipa penduga. Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien.
  • 7. 7 Gambar pemberian nutrisi melalui NGT Alat dan Bahan: a. Alat penduga dalam tempatnya. b. Corong spuit. c. Spuit 20 cc. d. Pengalas. e. Bengkok. f. Plester, gunting. g. Makanan dalam beantuk cair. h. Air matang. i. Obat. j. Stetoskop. k. Klem. l. Baskom bearisi air (kalau tidak ada stetoskop). m. Vaselin. Prosedur Kerja: a. Cuci tangan. b. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan. c. Atur posisi pasien dengan posisi semi fouler. d. Bersihkan daerah hidung dan pasangkan pengalas didaerah dada. e. Letakan bengkok di dekat pasien.
  • 8. 8 f. Tentukan letak pipa penduga dengan cara mengukur panjang pipa dari epigastrium sampai hidung kemudian dibengkokan ketelinga dan beri tanda batasnya. g. Berikan vaselin atau pelican pada ujung pipa dan klem pangkal pipa tersebut lalu masukan melaui hidung secara peralahan-lahan sambil pasien dianjurkan untuk menelannya. h. Tentukan apakah pipa pipa tersebut benar- benar sudah masuk kelubang dengan cara: a. Masukan ujung selang yang sudah diklem kedalam baskom yang berisi air (klem dibuka), perhatikan bila ada gelembung maka pipa masuk ke lambung.Setelah itu dilklem atau dilipat kembali. b. Masukan udara dengan spuit kelambung melalui pipa tersebutdan dengarkan dengan stetoskop. Bila dilambung terdengar bunyi, berarti pipa tersebut sudah masuk, setelah itu keluarkan udara yang ada didalam sebanyak jumlah yang dimasukan. c. Setelah selesai, maka lakukan tindakan pemberian makanan dengan cara pasang corong atau spuit pada pangkal paha. i. Setelah selesai, maka lakukan tindakan pemberian makanan dengan cara dituangkan pada pangkal paha. j. Masukan air matang 15 cc pada awal dengan cara dituangkan lewat pingirnya. k. Berikan makanan dalam bentuk cair yang tersedia,setelah itu bila ada masukan obat dan beri minum pipa penduga klien. l. Catat hasil atau respons pasien selama pemberian makanan. m. Cuci tangan. NASO GASTRIC TUBE DIGUNAKAN UNTUK: 1. Mengurangi isi perut dengan cara menghisap apa yang ada dalam lambung(cairan,udara,darah) 2. Untuk memasukan cairan( memenuhi kebutuhan cairan atau nutrisi)
  • 9. 9 3. Untuk membantu memudahkan diagnosa klinik melalui analisa subtansi isi lambung INDIKASI 1. Pasiendengandistensi abdomenkarenagas,darahataucairan 2. Keracunanmakananatau minuman 3. Pasienyangmembutuhkannutrisi melaluiNGT 4. Untuk diagnose atauanalisaisi lambung 5. Persiapanoperasi dengangeneral anestesi KONTRA INDIKASI 6. Pasien dengan riwayat esophageal stricture dan esophageal varises 7. Pasien dengan gatric bypass surgery 8. Pasien koma(tanpa tindakan proteksi airway) 9. Pasien dengan maxillofacial injury atau anterior fossa skull fracture 3. Pengukuran Antropometri Pengukuran Antropometri ialah pengukuran yang digunakan untuk menentukan keadaan gizi seseorang. Agar memperoleh hasil yang tepat, diperlukan suatu patokan sebagai pedoman. Adapun pedoman antropometri bagi penentuan keadaan gizi merupakan parameter yang dipilih dan dianjurkan dan meliputi penilaian terhadap usia, berat badan, panjang badan/tinggi_badan, lingkar lengan atas. Dan pengukuran ini menggunakan standar referensi untuk Indonesia. Batasan usia yang digunakan tahun usia penuh (completed year) dan untuk anak usia 0-2 tahun digunakan bulan usia penuh (completed month). Penimbangan / pengukuran berat badan. Macam/jenis timbangan berat badan. Timbangan injak otomatis/tidak otomatis Timbangan untuk bayi otomatis/tidak otomatis Timbangan gantung Timbangan yang lengkap dengan pengukur tinggi badan. 1) Cara menggunakan timbangan:
  • 10. 10 a. Timbangan diletakkan ditempat yang rata, sedangkan timbangan gantung, digantung pada dahan atau palang rumah yang kuat dan dipasang celana timbangan. b. Timbangan disetel sampai menunjukkan angka (0). c. Timbangan untuk bayi diberi pengalas, dan ditimbang berapa beratnya, kemudian dicatat. Bila bayi ditimbang usahakan dalam keadaan tidak berpakaian. Bila anak yang ditimbang sebaiknya memakai baju seringan mungkin, sandal/sepatu dibuka. d. Waktu ditimbang bayi/anak dalam keadaan tenang (pada bayi jaga jangan sampai jatuh). Pada anak yang sulit ditimbang dapat dilakukan penimbangan ibunya terlebih dahulu, kemudian ibu bersama anaknya. e. Anak berdiri ditengah-tengah timbangan tanpa menggenggam atau menyentuh sesuatu. f. Ketelitian penimbangan 0,1 Kg. g. Setelah diketahui beratnya kemudian dicatat Untuk 2) Cara pengukur panjang/tinggi badan anak/remaja. a. Sepatu atau sandal dibuka. b. Anak berdiri tegak, kaki sejajar dengan alat pengukur, tumit, bokong dan kepala bagian belakang menempel ke dinding atau tiang dalam sikap tegak memandang kedepan. c. Letakkan penggaris diatas puncak kepala sehingga membentuk sudut siku-siku dengan dinding atau tiang pengukur. d. Lihat hasilnya dan catat. e. Ketelitian 1 cm. Cara interpretasi, hasil pengukuran yang diperoleh dicocokkan dengan standar referensi apabila 85% tinggi badan termasuk gizi normal. Apabila 70%-85% tinggi badan termasuk gizi kurang. Apabila 70% tinggi badan termasuk gizi buruk.
  • 11. 11 3) Pengukuran lingkar lengan atas. a. Diukur pada pertengahan lengan kiri bagian atas. b. Lengan dalam keadaan tergantung bebas. c. Pita pengukur dipasang melingkari lengan, tidak longgar dan tidak ketat. Pengukuran Antropometri pada bayi Cara menggunakannya: a. Pita AB dilingkarkan dibagian lengan atas yang kiri, tangan dalam keadaan lurus kebawah. b. Ujung B masuk lubang 0 (titik 0) c. B ditarik sehingga pas melingkar lengan. Gambar pengukuran antropometri pada bayi Cara membaca pita: a. Bila lingkar lengan dibawah angka 12 cm (wama merah) termasuk gizi buruk. b. Bila lingkar lengan atas antara 12-13,5 cm (wama kuning) termasuk gizi kurang. c. Bila lingkar lengan atas diatas angka 13,5 cm (wama hijau) termasuk gizi normal.
  • 12. 12 D. Evaluasi Keperawatan Evaluasi terhadap masalah kebutuhan nutrisi secara umum dapat dinilai dari adanya kemampuan dalam. 1. Meningkatkan nafsu makan ditunjukan dengan adanya kemampuan dalam makan serta adanya perubahan nafsu makan apabila terjadi kurang dari kebutuhan. 2. Terpenuhui kebutuhan nutrisi ditunjukan dengan tidak adanya tanda kekurangan atau kelebihan berat badan. 3. Mempertahankan nutrisi melalui oral atau parenteral ditunjukan dengan adanya proses penceraan makanan yang adekuat.
  • 13. 13 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Menurut Soenarjo (2000), Nutrisi merupakan kebutuhan utama pasien kritis dan nutrisi enteral lebih baik dari parenteral karena lebih mudah, murah, aman, fisiologis dan penggunaan nutrien oleh tubuh lebih efisien. Pemberian nutrisi bisa melauli oral, pemberian nutrisi melalui NGT dan pengukuran antropometri. Pengukuran Antropometri ialah pengukuran yang digunakan untuk menentukan keadaan gizi seseorang. Agar memperoleh hasil yang tepat, diperlukan suatu patokan sebagai pedoman. B. Saran Diharapkan pembaca mampu memberikan kritik dan saran pada penulis yang bersifat membanguan. Untuk memperbaikai dalam penulisan dan isi makalah.
  • 14. 14 DAFTAR PUSTAKA Potter, perry.2005.fundan mental keperawatan edisi 4.Jakarta:EGC