SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pada pelepasan plasenta selalu terjadi perdarahan karena sinus-sinus
maternalis di tempat insersinya pada dinding uterus terbuka. Biasanya perdarahan ini
tidak banyak, sebab retraksi dan kontraksi otot-otot uterus menekan pembuluh-
pembuluh darah yang terbuka, sehingga lumennya tertututup., kemudian pembuluh
darah tersumbat oleh bekuan darah (1)
Di amerika insidensi kematian ibu sebanyak 7 - 10 wanita dari 100.000
persalinan, sekitar 8% disebabkan oleh HPP Menurut WHO kematian ibu bersalin
sebanyak 100.000 kematian ibu tiap tahunnya dan 25% dari jumlah tersebut ialah
dikarenakan HPP.(2)
Di amerika dari 1 - 10% persalinan mengalami komplikasi HPP dan dari penelitian
terhadap 2000 wanita menunjukkan bahwa HPP merupakan penyebab kematian ibu
ketiga yaitu sebesar 13%.(3)
Diperkirakan bahwa setiap tahunnya, sekitar 600.000 sampai 800.000 wanita-wanita
meninggal disaat melahirkan diseluruh dunia. Di negara berkembang, perdarahan
postpartum (PPP) diperkirakan sampai pada setengah dari semua kematian ibu.
Bahkan di negara maju, angka kejadian PPP sekitar 1 dari 1000 persalinan.
Confidential Enquiries into Maternal Death yang terakhir di UK menempatkan PPP
sebagai penyebab ketiga dari kematian ibu.(4)
Definisi
Seorang wanita sehat dapat kehilangan 500 ml darah tanpa akibat buruk (1)
2
Perdarahan postpartum digunakan apabila perdarahan 500 cc atau lebih setelah kala
III selesai (Setelah plasenta lahir). Pengukuran darah yang keluar sukar untuk
dilakukan secara tepat.
Perdarahan postpartum dapat dibagi dalam 2 kategori :
1. Perdarahan postpartum dini bila perdarahan terjadi dalam 24 jam pertama
2. Perdarahan postpartum lambat bila perdarahan terjadi setelah 24 jam pertama.(5)
a. Primer bila terjadi dalam 24 jam setelah anak lahir
b. Sekunder bila terjadi setelah 24 jam anak lahir, biasanya antara hari ke 5 sampai
15 postpartum.(6)
HPP ialah kehilangan darah sebanyak 500 mL pada kelahiran pervaginam dan
1000 mL pada kelahiran dengan SC. Bila perdarahan ini terjadi kurang dari 24 jam
setelah kelahiran disebut HPP primer/dini dan bila lebih dari 24 jam setelah kelahiran
maka disebut HPP sekunder/lambat.(2)
Perdarahan postpartum adalah perdarahan dalam kala IV yang lebih dari 500 - 600 cc
dalam 24 jam setelah anak dan plasenta lahir.(6)
Etiologi
Atonia uteri merupakan yang paling umum sebagai penyebab HPP primer,
diperkirakan 80% dari semua kasus.(4)
Etiologi : atonia uteri 50-60%
Sisa plasenta 23-24%
Retensio plasenta 16-17%
Laserasi jalan lahir 4-5%
3
Kelainan darah 0,5-0,8% (7)
Etiologi perdarahan postpartum dini :
1. Atonia uteri. Pada atoni uteri uterus tidak mengadakan kontraksi dengan baik, dan
ini merupakan sebab utama dari perdarahan postpartum. Uterus yang sangat
teregang (hidramnion, kehamilan ganda atau kehamilan dengan janin besar), partus
lama dan pemberian narkosis merupakan predisposisi untuk terjadinya atonia uteri.
2. Laserasi jalan lahir. Perlukaan serviks, vagina dan perineum dapat menimbulkan
perdarahan yang banyak bila tidak direparasi dengan segera.
3. Hematoma. Hematoma yang biasanya terdapat pada daerah-daerah yang
mengalami laserasi atau pada daerah jahitan perineum.
4. Lain-lain. Bisa berupa sisa plasenta yang menghalangi kontraksi uterus, sehingga
masih ada pembuluh darah yang tetap terbuka, atau ruptura uteri juga inversio
uteri.
Etiologi perdarahan postpartum lambat :
1. Tertinggalnya sebagian plasenta
2. Subinvolusi di daerah insersi plasenta
3. Dari luka bekas sectio cesarea (5)
Hambatan terhadap kontraksi miometrium dapat diakibatkan oleh obat seperti
anestesi golongan halogen, nitrat, NSAID, magnesium sulfat, Beta adrenergik, dan
nifedipine.(2)
Atonia dapat timbul karena salah penanganan kala III persalinan dengan
memijat uterus dan mendorongnya ke bawah dalam usaha melahirkan plasenta
sedang sebenarnya belum terlepas.(1)
4
1. Atonia uteri
faktor predisposisi terjadinya atonia uteri :
- umur: terlalu muda atau terlalu tua
- paritas: sering pada multipara dan grandemultipara
- partus lama dan terlantar
- obstetri operatif dan narkose
- uterus terlalu regang dan besar, pada gemelli, hidramnion atau janin besar.
- Kelainan pada uterus, seperti mioma uteri, uterus couvelair pada solusio
plasenta
- Faktor sosioekonomi, yaitu malnutrisi
2. Sisa plasenta dan selaput ketuban
3. Jalan lahir : robekan perineum, vagina, serviks, forniks dan rahim
4. Penyakit darah
hipofibrinogenemia sering dijumpai pada perdarahan yang banyak, solusio
plasenta, kematian janin yang lama dalam kandungan, pre-eklampsi dan eklampsi,
infeksi, hepatitis dan septik syok.(6)
Patofisiologi
Diketahui juga bahwa HPP dapat menyebabkan nekrosis dari kelenjar
pituitary anterior karena iskemia, yang dapat mengakibatkan sindrom Sheehan.(4)
Sheehan sindrom memiliki gejala amenorea, hipomenorea, kemandulan relatif, hipo
atau agalaktorea, lekas letih, mental dullness, dan hipotiroidisme, astenia, hipotensi,
anemia, penurunan berat badan, penurunan fungsi seksual dengan atrofi alat-alat
genital.(Wiknjo merah)
5
Pada pelepasan plasenta terjadi perdarahan karena sinus-sinus maternalis di
tempat insersinya pada dinding uterus terbuka. Kontraksi dan retraksi otot-otot uterus
menekan pembuluh darah yang terbuka sehingga lumennya tertutup kemudian
pembuluh darah tersumbat oleh bekuan darah.
Apabila sebagian saja plasenta yang lepas maka terjadi perdarahan karena uterus
tidak bisa berkontraksi dan beretraksi dengan baik pada batas antara dua bagian itu.
(1).
Pencegahan dan Penanganan
Pencegahan terjadinya perdarahan postpartum ialah dengan memimpin kala II
dan kala III persalinan secara lege artis, beberapa pendapat mengatakan untuk
memberikan suntikan ergometrin secara intravena setelah anak lahir untuk
mengurangi jumlah perdarahan yang terjadi.(5)
Tindakan pada perdarahan postpartum mempunyai 2 tujuan yaitu;
1) mengganti darah yang hilang;
2) menghentikan perdarahan.
Pada umumnya kedua tindakan tersebut dilakukan secara bersamaan, tetapi bila
keadaan tidak memungkinkan maka tindakan penggantian darah yang hilang lebih
diutamakan.(5)
Tatalaksana
1. hentikan perdarahan
2. cegah/atasi syok
3. ganti darah yang hilang/transfusi atau diberi NaCl/RL, plasma expander, dextran-L
6
• Atonia Uteri
- Massase uterus + uterotonik (infus oksitosin 10 iu - 100 iu dlm 500 ml D5%,
1 ampul ergometrin iv) diulangi 4 jam kemudian, suntikan prostaglandin.
- Kompresi bimanual
- Tampon uterovaginal secara lege artis diangkat 24 jam kemudian
- Tindakan operatif : 1. ligasi arteri uterina
2. Ligasi A. hipogastrika
3. Histerektomi
1 dan 2 dilakukan untuk yang masih punya anak. Tindakan menurut Henkel
(menjepit cabang arteri uterina melalui vagina kanan dan kiri) atau kompresi aorta
abdominalis dapat mengurangi perdarahan sementara.
• Retensio Plasenta
- Kandung kemih dikosongkan, masasse uterus dan suntikan oksitosin (iv, im
atau infus) dan boleh dicoba perasat Crede secara Lege artis. Jika tidak
berhasil lakukan manual plasenta.
- Setelah manual plasenta diberi injeksi ergometrin jika masih ada jaringan
plasenta yang tertinggal dilakukan kuretase dengan kuret tumpul ukuran besar
bersamaan dengan injeksi oksitosin.
- Manual plasenta segera dilakukan bila:
perdarahan kala III > 200 cc
penderita dalam narkose
riwayat HPP habitualis
tali pusat putus
7
• Sisa Plasenta
Tertinggalnya satu atau lebih lobus plasenta, maka uterus tidak dapat berkontraksi
secara efektif
- raba bagian dalam uterus untuk mencari sisa plasenta dengan explorasi
manual
- keluarkan sisa plasenta dengan tangan, cunam ovum atau kuret besar
- adanya jaringan yang melekat kuat, mungkin merupakan plasenta akreta,
tindakan untuk melepaskan plasenta yang melekat kuat tersebut dapat
mengakibatkan prdarahan hebat atau perforasi uterus, dan memerlukan
tindakan histerektomi
• Robekan/ laserasi jalan lahir
Segera melakukan reparasi, robekan dilihat secara aveu dengan spekulum, dan
dijahit dengan cermat.
• Gangguan pembekuan darah
Diberi pengobatan seperti vitamin K, kalsium, tranexamic acid dan sebagainya.
Pada hipofibrinogenemia, terapi fibrinogen atau transfusi darah segar atau fresh
frozen plasma, kontrol DIC dengan heparin.(7)
Massage the Uterus
Adalah penting untuk memijat uterus untuk menstimulasi kontraksi dan retraksi
uterus dan harus dilakukan sejak awal. Hal ini mungkin sama sinergisnya dengan
pemberian obat yang uterotonika.
Oxytocin Infusion/Prostaglandins
8
Syntocinon 40 unit dapat dimasukkan ke dalam 500 ml larutan saline dan diinfuskan
dengan kecepatan 125 ml/jam.
Subtotal or total Abdominal Hysterectomy
Histerektomi total atau subtotal tergantung pada situasi klinis. Jika perdarahan
terlihat banyak pada segmen bawah (seperti di PPP dengan plasenta previa),
histerektomi total yang dilakukan. Histerektomi subtotal dilakukan jika perdarahan
yang terjadi berasal dari segmen atas dan penyebabnya karena atonia uteri.
Histerektomi subtotal memiliki lebih rendah angka morbiditas dan mortalitasnya dan
memerlukan sedikit waktu. Histerektomi merupakan bagian terakhir dalam
penanganan PPP karena atonia. Bagaimanapun juga, yang pertama untuk dikerjakan
pada histerektomi harus cepat jika kondisi hemodinamik tidak stabil dan jika tidak
terkontrolnya perdarahan disamping dengan tindakan medis dan pembedahan
lainnya. Dalam kaitan dengan perubahan anatomis selama kehamilan, adalah
penting untuk berlatih untuk mencegah trauma viscera, terutama kandung kemih dan
saluran kencing. Adalah penting juga untuk pengapit ligamentum ovarika pada
pertengahannya untuk menghindari oophorektomi tanpa disengaja. Dari 15 tahun
pengalaman histerektomi obstetric dari pusat ketiga di Nigeria mengungkapkan
bahwa kematian maternal 12,5% dan angka gangguan pada traktus urinarius 7,5%
setelah menggunakan prosedur ini. Menunjukkan perlunya mendapatkan pertolongan
dan intervensi ketika dirasa perlu.
Apply Compression Sutures
Jahit tekan diuraikan pertama kali oleh Christopher B-Lynch dan karenanya sering
disebut jahitan "B-Lynch". Tekanan bimanual dapat diberlakukan pada uterus untuk
9
memantapkan apakah tekanan jahitan sudah baik. Dinding anterior dan posterior
dilewati oleh jahitan vertikal dengan menggunakan suatu material jahitan yang
lambat diserap, menghasilkan tekanan yang berkelanjutan terhadap uterus.(4)
Obat yang digunakan dalam penanganan dan pencegahan HPP ialah :
Oksitosin. Meningkatkan ritme kontraksi uterus, vasopresif dan antidiuretic efek
Ergotrate Maleate. Memperkuat kontraksi uterus dalam hitungan menit
Methergin. Aksi terutama pada otot polos uterus dengan memperpanjang lamanya
kontraksi otot tersebut.(3).
LAPORAN KASUS
I. Identitas
Nama : Ny.Y
Alamat : Tamban km.22 Rt 8 Barito kuala
Umur : 26 tahun
10
Suku/Bangsa : Banjar
MRS : 6 Februari 2006 pukul 19.40 WITA
Suami :
Nama : Hermanto
Umur : 26 Tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Swasta (ABK)
II. Anamnesa
1. Keluhan Utama : ingin melahirkan
2. Riwayat Perjalanan Penyakit
Os Perutnya mulas sejak kurang lebih 18 jam yang lalu, kurang lebih 3 jam
berikutnya ada keluar lender dan darah sedikit-sedikit, tidak ada riwayat air-
air, Os mengaku persalinannya dipimpin oleh dukun kampong mulai jam 8
pagi sampai jam 16.00 sore (8 jam) kemudian didorong-dorong. Os juga
mengaku ada riwayat dipimpin bidan kesehatan untuk mengedan kemudian
disuntik di pantat oleh bidan pukul 18.00 wita hingga perut terasa lebih
mulas. Os tidak tahu pembukaan berapa saat bidan memeriksa, karena tidak
berhasil dipimpin bidan, Os lalu disarankan ke RS ULIN tanpa rujukan. Os
merasa sering memeriksakan diri saat hamil ke petugas kesehatan tiap kurang
lebih 1 bulan sekali dan sering disarankan oleh bidan untuk melahirkan di RS
karena ada riwayat operasi Caesar.s
3. Riwayat obstetric
11
G2P1A0 , anak pertama lahir cukup bulan pada tahun 2001 dengan jenis
persalinan SC atas indikasi CPD di RS ISLAM Banjarmasin jenis kelamin
perempuan, berat 3800 gram dalam keadaan sehat. Kehamilan sekarang
adalah anak yang kedua.
4. Riwayat Haid
Siklus teratur setiap 27 hari dengan lama haid 5 hari. HPHT tanggal 03 mei
2005, taksiran persalinan 10 Februari 2006.
5. Riwayat perkawinan
Pasien pernah menikah dua kali. Perkawinan pertama selama 6 tahun,
dikaruniai 1 orang anak, Perkawinan kedua dengan suami sekarang selama 1
tahun 7 bulan.
6. Riwayat Penyakit Dahulu
SC dengan indikasi CPD lima tahun yang lalu.
7. Riwayat Penyakit Keluarga
Asma (-) DM (-) HT (-)
III. Pemeriksaan Fisik
A. Pemeriksaan Umum
1. Keadaan Umum
Kesadaran : Compos mentis
Status Gizi : cukup
TB/BB : 146 cm/46 kg
2. Tanda Vital :
12
- TD : 120/90 - RR : 24X/menit
- N : 88X/menit - t : 360
C
Kepala dan leher : anemis (-) ikterik (-)
Thorax : dalam batas normal
Abdomen : membuncit
Ekstremitas : edem (-) reflek patella (+)
B. Pemeriksaan Khusus Obstetrik
1. Inspeksi : Perut membuncit asimetris
2. Palpasi :
L1 : 3 jari bawah proc. Xhypoideus
L2 : Punggung sejajar kanan
L3 : Presentasi kepala
L4 : 1/5 Hodge 1
TFU : 28 cm
Taksiran Berat Janin : 2635 gram
His : 3X/10 menit, lama 25-30 detik
3. Auskultasi
Denyut jantung janin : 144X/menit regular
4. Pemeriksaan Dalam
Portio : konsistensi lunak
Pembukaan : 7 cm
Kulit ketuban : (+)
Penurunan : Hodge 1
13
Penunjuk : UUK
5. Pemeriksaan Panggul
Promontorium : tidak dapat diraba
Spina Ischiadica : tidak menonjol
Linea Inominata : teraba 1/3 bagian
Dinding samping : Sejajar
Sakrum : Kesan luas
C. Pemeriksaan Tambahan
Laboratorium : Darah : Hb 11,3 gr %; WBC 21330/mm3
D. Diagnosis Kerja
P2A0 post partum dengan vakum ekstraksi atas indikasi kala 2 lama, ibu
kelelahan.
E. Follow Up
6 februari 2006
Pukul 22.15 :
Pembukaan 5 cm, His (+),DJJ (+), kulit ketuban (+) bagian bawah kepala H1
Diagnosa : G2P1A0 hamil 39 minggu, janin tunggal hidup intrauterine presentasi
kepala impartu kala I fasa aktif, dengan riwayat SC 5 tahun yang lalu.
Sikap : Observasi kemajuan persalinan
Konsul dr. Sp.OG : setuju sikap
7 februari 2006
Pukul 00.05 :
Pembukaan 9 cm, kepala di Hodge II, His 3X dalam 10 menit selama 25-30 detik
14
Konsul dr. Sp.OG : Amniotomi
Pukul 04.00 :
Pembukaan 10 cm lengkap. Kepala di hidge 2, His 3X dalam 10 menit selama
25-30 detik, DJJ 132X per menit, Ibu dipimpin mengedan tapi ibu kurang
kooperatif dan kurang mengerti.
Pukul 05.40 :
Ibu dipimpin mengedan lagi, tapi ibu sudah kelelahan.
Pukul 06.00 :
Pada pasien dipasang cup vakum di bagian sekitar vagina, dieksplorasi sehingga
tidak ada bagian vagina yang terjepit. Tekanan dimulai dari -0,2 ppm ditunggu
hingga 2 menit, tekanan dinaikkan menjadi -0,4 ppm. Setelah 2 menit dinaikkan
lagi menjadi -0,6 ppm. Ibu dipimpin mengedan sesuai His, vakum ditarik turun
dilakukan episiotomi. Vakum ditarik hingga kepala dapat dilahirkan , terjadi
paksi luar sambil vakum dimatikan, kepala ditarik biparietal Dilakukan penarikan
ke bawah untuk melahirkan bahu depan dan penarikan ke atas untuk melahirkan
bahu belakang.
Pukul 07.00 :
Bayi laki-laki lahir dengan berat 2900 gram dan panjang badan 50 cm. APGAR
7-8-9, Anus (+), kelainan congenital (-).
DISKUSI
15
Pada kasus ini pasien datang dengan diagnosa awal G2P1A0 Hamil Aterm. In
partu kala I Janin tunggal hidup intrauterin. Pasien dicoba melakukan persalinan
normal tapi karena ibu kelelahan sehingga harus dilakukan ekstraksi vakum.
Kelelahan pada ibu terjadi karena sebelum dibawa ke rumah sakit ibu telah dipimpin
mengedan oleh dukun kampung sambil didorong-dorong.
Ibu memanggil petugas kesehatan di Puskesmas setelah 8 jam tidak berhasil
ditolong oleh dukun kampung. Petugas kesehatan memberikan suntikan di pantat ibu
dan setelah disuntik ibu merasa perutnya semakin mulas. Kondisi ibu yang kesakitan,
membuat petugas kesehatan memutuskan membawa ibu ke RS ULIN tanpa surat
rujukan.
Kelelahan pada ibu menjadi penyulit persalinan yang seharusnya dapat
dihindari jika dukun kampung mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang baik
tentang persalinan. Ibu sudah dipimpin mengedan tanpa dukun kampung memeriksa
apakah ibu sudah berada dalam kala II persalinan.
Ibu sering memeriksakan kehamilan di puskesmas dan dianjurkan oleh bidan
untuk melahirkan di rumah sakit karena adanya riwayat SC pada persalinan
sebelumnya. Ibu meminta bantuan dukun kampung selama persalinan padahal ibu
sudah mengerti dengan anjuran bidan tersebut. Lingkungan sosial yang tidak
mendukung membuat persalinan seperti ini terjadi. Orang-orang di dekat ibu seperti
mertuanya tidak suka jika ibu harus melahirkan di RS. Mereka berpikir melahirkan di
rumah jauh lebih baik.
Istilah Hemoragic Post Partum (HPP) digunakan apabila perdarahan setelah
anak lahir melebihi 500 ml. Perdarahan primer terjadi dalam 24 jam pertama dan
16
sekunder setelah itu. Pada pasien ini terjadi perdarahan mencapai 1000 cc yang
terjadi 10 menit setelah lahirnya bayi, jadi perdarahan terjadi dalam 24 jakampungm
pertama yang digolongkan dalam perdarahan primer.
Atonia uteri merupakan yang paling umum sebagai penyebab HPP primer,
diperkirakan 80% dari semua kasus.(4)
Sedangkan penyebab HPP selain atonia uteri adalah
Sisa plasenta 23-24%
Retensio plasenta 16-17%
Laserasi jalan lahir 4-5%
Kelainan darah 0,5-0,8% (SMF Obgyn)
Pada pasien ini penyebab HPP dapat diperkirakan kerena atonia uteri karena setelah
plasenta lahir uterus tidak berkontraksi baik (lembek). Kemungkinan HPP karena
sebab lain berupa retensio plasenta dapat disingkirkan sebab plasenta telah lahir
lengkap, spontan dan tidak ditemukan infark maupun hematom serta perdarahan
terjadi pervaginam sehingga menutup kemungkinan HPP laserasi jalan lahir.
Dalam hal ini gejala dan tanda yang selalu ada pada atonia uteri adalah 1).Uterus
tidak berkontraksi dan lembek 2). Perdarahan segera setelah anak lahir (HPP primer).
3). Kadang dapat disertai syok.
Faktor predisposisi terjadinya atonia uteri adalah (6):
- Umur; terlalu muda atau tua
- Paritas ; sering pada multipara dan grandemultipara
- Partus lama dan partus terlantar
- Obstetric operatif dan narkose
17
- Uterus terlalu regang dan besar misal gamelli, hidramnion, atau janin besar.
- Kelainan pada uterus, seperti mioma uteri, uterus couvelair pada solusio
plasenta.
- Faktor sosioekonomi seperti mal nutrisi.
Pada pasien tersebut factor predisposisi yang paling besar adalah partus lama dan
partus terlantar. Pada primigravida kala II berlangsung rata-rata 1,5 jam dan pada
multipara rata-rata 0,5 jam (8). Pasien tersebut sudah dipimpin persalinan oleh bidan
sejak pukul 21.00 WITA (3 jam sebelum MRS). Karena kepala tidak maju dan os
kelelahan mengejan sehingga os dikirim ke RS pukul 23.55 WITA dengan suspec
CPD. Namun ketika sudah di RS pukul 00.10 WITA dari VT bukaan lengkap ,
bagian bawah kepala di HIII dan caput (+). Ada kemungkinan ketika bidan
memimpin perslinan bukaan belum lengkap, sehingga kepala tidak maju-maju hal ini
dapat dilihat sebagai penyebab terjadinya edem vulva.
Tindakan pada perdarahan postpartum mempunyai 2 tujuan utama yaitu;
1) mengganti darah yang hilang; dan 2) menghentikan perdarahan.
Pada umumnya kedua tindakan tersebut dilakukan secara bersamaan.
Tatalaksana yang dilakukan pada pasien ini telah sesuai dengan prosedur penanganan
HPP yaitu :
1. Hentikan perdarahan
Pada pasien pemijatan uterus terus dilakukan, dan diberikan oksitosin dan
metilergometrin.
2. Cegah/atasi syok
18
Syok merupakan kegagalan system sirkulasi untuk mempertahankan perfusi yang
adekuat ke organ-organ vital. Kecurigaan atau antisipasi syok muncul pada
kondisi-kondisi perdarahan baik pada awal kehamilan, akhir kehamilan, maupun
setelah melahirkan. Serta pada kondisi infeksi dan trauma.
Diagnosis syok apabila terdapat tanda atau gejala berikut (8) :
- Nadi cepat dan lemah (110x / menit atau lebih)
- Tekanan darah yang rendah (sistolik < 90 mmHg)
Tanda dan gejala lain dari syok meliputi (8):
- Pucat
- Keringat atau kulit yang terasa dingin dan lembab
- Pernafasan yang cepat (30x / menit atau lebih)
- Gelisah, bingung, atau kehilangan kesadaran.
- Urin yang sedikit (< 30 ml / jam)
Pada pasien ini setelah terjadi perdarahan pada pukul 01.10 WITA dilakukan
pemantauan kemungkinan syok karena perdarahan hebat dengan pemasangan
dauer kateter dan pencegahan syok sehingga di ambil langkah-langkah secara
berurutan untuk menghentikan perdarahan (seperti oksitosin dan masase uterus)
grojok RL dan transfusi sesegera mungkin untuk mengganti kehilangan darah.
3. Ganti darah yang hilang/transfusi atau diberi NaCl/RL, plasma expander,dextran-L
19
KESIMPULAN
Telah dilaporkan sebuah kasus Perdarahan Post Partum et causa Atonia Uteri
pada persalinan kala II lama yang terjadi pada seorang wanita primigravida, pada
pasien ini telah terjadi perdarahan + 1000 cc. Penanganan pasien ini dilakukan
dengan tindakan massase uterus, grojok RL dan transfusi. Dan terapi medikamentosa
berupa Kedacilin, Oksitosin, Metilergometrin, Xilodella, Oradexon, Amoxisilin dan
asam mefenamat. Pasien dirawat selama 4 hari..
20

More Related Content

What's hot (20)

Dokumentasi kebidanan
Dokumentasi kebidananDokumentasi kebidanan
Dokumentasi kebidanan
 
04. slide adaptasi neonatus
04. slide adaptasi neonatus04. slide adaptasi neonatus
04. slide adaptasi neonatus
 
Makalah hpp
Makalah hppMakalah hpp
Makalah hpp
 
Pp post partum
Pp post partumPp post partum
Pp post partum
 
Atonia uteri
Atonia uteriAtonia uteri
Atonia uteri
 
06 partograf
06 partograf06 partograf
06 partograf
 
Ppt metode kb sederhana
Ppt metode kb sederhanaPpt metode kb sederhana
Ppt metode kb sederhana
 
Proses persalinan normal
Proses persalinan normalProses persalinan normal
Proses persalinan normal
 
Ppt nifas
Ppt nifasPpt nifas
Ppt nifas
 
Atonia uteri
Atonia uteriAtonia uteri
Atonia uteri
 
Deteksi dini komplikasi masa nifas
Deteksi dini komplikasi masa nifas Deteksi dini komplikasi masa nifas
Deteksi dini komplikasi masa nifas
 
04 perdarahan pasca persalinan
04 perdarahan pasca persalinan04 perdarahan pasca persalinan
04 perdarahan pasca persalinan
 
Bersalin
BersalinBersalin
Bersalin
 
Ketuban pecah dini.power point
Ketuban pecah dini.power pointKetuban pecah dini.power point
Ketuban pecah dini.power point
 
Konsep dokumentasi
Konsep dokumentasi Konsep dokumentasi
Konsep dokumentasi
 
4. metode pendokumentasian
4. metode pendokumentasian4. metode pendokumentasian
4. metode pendokumentasian
 
KB Metode Amenore Laktasi (MAL)
KB Metode Amenore Laktasi (MAL)KB Metode Amenore Laktasi (MAL)
KB Metode Amenore Laktasi (MAL)
 
Retensio plasenta
Retensio plasentaRetensio plasenta
Retensio plasenta
 
PROSES LAKTASI DAN MENYUSUI
PROSES LAKTASI DAN MENYUSUIPROSES LAKTASI DAN MENYUSUI
PROSES LAKTASI DAN MENYUSUI
 
akbid paramata muna Gsr sosmira
akbid paramata muna Gsr sosmiraakbid paramata muna Gsr sosmira
akbid paramata muna Gsr sosmira
 

Viewers also liked

Perdarahan Postpartum.ppt
Perdarahan Postpartum.pptPerdarahan Postpartum.ppt
Perdarahan Postpartum.pptelly_nd
 
Penatalaksanaan retensio urine pasca tindakan obgin
Penatalaksanaan retensio urine pasca tindakan obginPenatalaksanaan retensio urine pasca tindakan obgin
Penatalaksanaan retensio urine pasca tindakan obginMiela Cmulan
 
11c perdarahan pascapersalinan
11c perdarahan pascapersalinan11c perdarahan pascapersalinan
11c perdarahan pascapersalinanJoni Iswanto
 
Retensio sisa plasenta
Retensio sisa plasentaRetensio sisa plasenta
Retensio sisa plasentafebbylaela
 
Protap HPP (Haemoragic Post Partum/ Perdarahan Post Partum)
Protap HPP (Haemoragic Post Partum/ Perdarahan Post Partum)Protap HPP (Haemoragic Post Partum/ Perdarahan Post Partum)
Protap HPP (Haemoragic Post Partum/ Perdarahan Post Partum)Dokter Tekno
 
Perdarahan Post Partum
Perdarahan Post PartumPerdarahan Post Partum
Perdarahan Post PartumErlina Wati
 
Kegawatdaruratan Masa Persalinan Kala III dan IV
Kegawatdaruratan Masa Persalinan Kala III dan IVKegawatdaruratan Masa Persalinan Kala III dan IV
Kegawatdaruratan Masa Persalinan Kala III dan IVpjj_kemenkes
 
Penatalaksanaan Kegawatdaruratan Masa Persalinan Kala III dan IV
Penatalaksanaan Kegawatdaruratan Masa Persalinan Kala III dan IVPenatalaksanaan Kegawatdaruratan Masa Persalinan Kala III dan IV
Penatalaksanaan Kegawatdaruratan Masa Persalinan Kala III dan IVpjj_kemenkes
 
ATONIA UTERI, RETENSIO PLESENTA DAN INVERSIO UTERI
ATONIA UTERI, RETENSIO PLESENTA DAN INVERSIO UTERI ATONIA UTERI, RETENSIO PLESENTA DAN INVERSIO UTERI
ATONIA UTERI, RETENSIO PLESENTA DAN INVERSIO UTERI Erlina Wati
 
Persalinan kala 3 dan 4
Persalinan kala 3 dan 4Persalinan kala 3 dan 4
Persalinan kala 3 dan 4Yuni Wulandari
 
Power point (penanaman plasenta)
Power point (penanaman plasenta)Power point (penanaman plasenta)
Power point (penanaman plasenta)Juwita_Wulandari
 
Penatalaksanaan Kegawatdaruratan Masa Persalinan Kala III dan IV
Penatalaksanaan Kegawatdaruratan Masa Persalinan Kala III dan IVPenatalaksanaan Kegawatdaruratan Masa Persalinan Kala III dan IV
Penatalaksanaan Kegawatdaruratan Masa Persalinan Kala III dan IVpjj_kemenkes
 

Viewers also liked (20)

Perdarahan Postpartum.ppt
Perdarahan Postpartum.pptPerdarahan Postpartum.ppt
Perdarahan Postpartum.ppt
 
askeb Bayi Baru Lahir NORMAL
askeb Bayi Baru Lahir NORMALaskeb Bayi Baru Lahir NORMAL
askeb Bayi Baru Lahir NORMAL
 
Penatalaksanaan retensio urine pasca tindakan obgin
Penatalaksanaan retensio urine pasca tindakan obginPenatalaksanaan retensio urine pasca tindakan obgin
Penatalaksanaan retensio urine pasca tindakan obgin
 
Askep retensio plasenta
Askep retensio plasentaAskep retensio plasenta
Askep retensio plasenta
 
Asuhan kebidanan pada ibu bersalin patologis
Asuhan kebidanan pada ibu bersalin patologisAsuhan kebidanan pada ibu bersalin patologis
Asuhan kebidanan pada ibu bersalin patologis
 
Atonia uteri
Atonia uteriAtonia uteri
Atonia uteri
 
Askep retensio plasenta
Askep retensio plasentaAskep retensio plasenta
Askep retensio plasenta
 
Atonia uteri
Atonia uteriAtonia uteri
Atonia uteri
 
11c perdarahan pascapersalinan
11c perdarahan pascapersalinan11c perdarahan pascapersalinan
11c perdarahan pascapersalinan
 
Retensio sisa plasenta
Retensio sisa plasentaRetensio sisa plasenta
Retensio sisa plasenta
 
RETENSIO PLASENTA
RETENSIO PLASENTARETENSIO PLASENTA
RETENSIO PLASENTA
 
Protap HPP (Haemoragic Post Partum/ Perdarahan Post Partum)
Protap HPP (Haemoragic Post Partum/ Perdarahan Post Partum)Protap HPP (Haemoragic Post Partum/ Perdarahan Post Partum)
Protap HPP (Haemoragic Post Partum/ Perdarahan Post Partum)
 
retensio plasenta
retensio plasentaretensio plasenta
retensio plasenta
 
Perdarahan Post Partum
Perdarahan Post PartumPerdarahan Post Partum
Perdarahan Post Partum
 
Kegawatdaruratan Masa Persalinan Kala III dan IV
Kegawatdaruratan Masa Persalinan Kala III dan IVKegawatdaruratan Masa Persalinan Kala III dan IV
Kegawatdaruratan Masa Persalinan Kala III dan IV
 
Penatalaksanaan Kegawatdaruratan Masa Persalinan Kala III dan IV
Penatalaksanaan Kegawatdaruratan Masa Persalinan Kala III dan IVPenatalaksanaan Kegawatdaruratan Masa Persalinan Kala III dan IV
Penatalaksanaan Kegawatdaruratan Masa Persalinan Kala III dan IV
 
ATONIA UTERI, RETENSIO PLESENTA DAN INVERSIO UTERI
ATONIA UTERI, RETENSIO PLESENTA DAN INVERSIO UTERI ATONIA UTERI, RETENSIO PLESENTA DAN INVERSIO UTERI
ATONIA UTERI, RETENSIO PLESENTA DAN INVERSIO UTERI
 
Persalinan kala 3 dan 4
Persalinan kala 3 dan 4Persalinan kala 3 dan 4
Persalinan kala 3 dan 4
 
Power point (penanaman plasenta)
Power point (penanaman plasenta)Power point (penanaman plasenta)
Power point (penanaman plasenta)
 
Penatalaksanaan Kegawatdaruratan Masa Persalinan Kala III dan IV
Penatalaksanaan Kegawatdaruratan Masa Persalinan Kala III dan IVPenatalaksanaan Kegawatdaruratan Masa Persalinan Kala III dan IV
Penatalaksanaan Kegawatdaruratan Masa Persalinan Kala III dan IV
 

Similar to Kasus hpp (20)

Perdarahan postpartum rev.pptx
Perdarahan postpartum rev.pptxPerdarahan postpartum rev.pptx
Perdarahan postpartum rev.pptx
 
Neuro
NeuroNeuro
Neuro
 
162970870 askep-hpp
162970870 askep-hpp162970870 askep-hpp
162970870 askep-hpp
 
162970870 askep-hpp
162970870 askep-hpp162970870 askep-hpp
162970870 askep-hpp
 
Haemorraghe post partum
Haemorraghe post partumHaemorraghe post partum
Haemorraghe post partum
 
Post partum
Post partumPost partum
Post partum
 
Pp hdocx
Pp hdocxPp hdocx
Pp hdocx
 
HPP.pptx
HPP.pptxHPP.pptx
HPP.pptx
 
Askeb iv
Askeb ivAskeb iv
Askeb iv
 
Perdarahan postpartum paper
Perdarahan postpartum paperPerdarahan postpartum paper
Perdarahan postpartum paper
 
Makalah hpp
Makalah hppMakalah hpp
Makalah hpp
 
Kegawatdaruratan Masa Persalinan Kala III dan IV
Kegawatdaruratan Masa Persalinan Kala III dan IVKegawatdaruratan Masa Persalinan Kala III dan IV
Kegawatdaruratan Masa Persalinan Kala III dan IV
 
Makalah hpp
Makalah hppMakalah hpp
Makalah hpp
 
Makalah hpp
Makalah hppMakalah hpp
Makalah hpp
 
Gawat darurat obstetri - Pertemuan I pengertian gadar (1).pptx
Gawat darurat obstetri - Pertemuan I pengertian gadar (1).pptxGawat darurat obstetri - Pertemuan I pengertian gadar (1).pptx
Gawat darurat obstetri - Pertemuan I pengertian gadar (1).pptx
 
Makalah hpp akper muna
Makalah hpp akper munaMakalah hpp akper muna
Makalah hpp akper muna
 
Makalah hpp akper muna
Makalah hpp akper munaMakalah hpp akper muna
Makalah hpp akper muna
 
Makalah hpp akper muna
Makalah hpp akper munaMakalah hpp akper muna
Makalah hpp akper muna
 
Emergency o&g
Emergency o&gEmergency o&g
Emergency o&g
 
Kegawatdaruratan_Obstetri.ppt
Kegawatdaruratan_Obstetri.pptKegawatdaruratan_Obstetri.ppt
Kegawatdaruratan_Obstetri.ppt
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Recently uploaded

PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxRito Doank
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IIkaAliciaSasanti
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISHakamNiazi
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxHakamNiazi
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptFrida Adnantara
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalAthoillahEconomi
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxumusilmi2019
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...ChairaniManasye1
 
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptSlide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptwxmnxfm57w
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...OknaRyana1
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnyaIndhasari3
 
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaWahyuKamilatulFauzia
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuanganzulfikar425966
 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptatiakirana1
 
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaarmanamo012
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bankzulfikar425966
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptSalsabillaPutriAyu
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxZefanya9
 

Recently uploaded (19)

PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
 
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptSlide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
 
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
 
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
 

Kasus hpp

  • 1. PENDAHULUAN Latar Belakang Pada pelepasan plasenta selalu terjadi perdarahan karena sinus-sinus maternalis di tempat insersinya pada dinding uterus terbuka. Biasanya perdarahan ini tidak banyak, sebab retraksi dan kontraksi otot-otot uterus menekan pembuluh- pembuluh darah yang terbuka, sehingga lumennya tertututup., kemudian pembuluh darah tersumbat oleh bekuan darah (1) Di amerika insidensi kematian ibu sebanyak 7 - 10 wanita dari 100.000 persalinan, sekitar 8% disebabkan oleh HPP Menurut WHO kematian ibu bersalin sebanyak 100.000 kematian ibu tiap tahunnya dan 25% dari jumlah tersebut ialah dikarenakan HPP.(2) Di amerika dari 1 - 10% persalinan mengalami komplikasi HPP dan dari penelitian terhadap 2000 wanita menunjukkan bahwa HPP merupakan penyebab kematian ibu ketiga yaitu sebesar 13%.(3) Diperkirakan bahwa setiap tahunnya, sekitar 600.000 sampai 800.000 wanita-wanita meninggal disaat melahirkan diseluruh dunia. Di negara berkembang, perdarahan postpartum (PPP) diperkirakan sampai pada setengah dari semua kematian ibu. Bahkan di negara maju, angka kejadian PPP sekitar 1 dari 1000 persalinan. Confidential Enquiries into Maternal Death yang terakhir di UK menempatkan PPP sebagai penyebab ketiga dari kematian ibu.(4) Definisi Seorang wanita sehat dapat kehilangan 500 ml darah tanpa akibat buruk (1) 2
  • 2. Perdarahan postpartum digunakan apabila perdarahan 500 cc atau lebih setelah kala III selesai (Setelah plasenta lahir). Pengukuran darah yang keluar sukar untuk dilakukan secara tepat. Perdarahan postpartum dapat dibagi dalam 2 kategori : 1. Perdarahan postpartum dini bila perdarahan terjadi dalam 24 jam pertama 2. Perdarahan postpartum lambat bila perdarahan terjadi setelah 24 jam pertama.(5) a. Primer bila terjadi dalam 24 jam setelah anak lahir b. Sekunder bila terjadi setelah 24 jam anak lahir, biasanya antara hari ke 5 sampai 15 postpartum.(6) HPP ialah kehilangan darah sebanyak 500 mL pada kelahiran pervaginam dan 1000 mL pada kelahiran dengan SC. Bila perdarahan ini terjadi kurang dari 24 jam setelah kelahiran disebut HPP primer/dini dan bila lebih dari 24 jam setelah kelahiran maka disebut HPP sekunder/lambat.(2) Perdarahan postpartum adalah perdarahan dalam kala IV yang lebih dari 500 - 600 cc dalam 24 jam setelah anak dan plasenta lahir.(6) Etiologi Atonia uteri merupakan yang paling umum sebagai penyebab HPP primer, diperkirakan 80% dari semua kasus.(4) Etiologi : atonia uteri 50-60% Sisa plasenta 23-24% Retensio plasenta 16-17% Laserasi jalan lahir 4-5% 3
  • 3. Kelainan darah 0,5-0,8% (7) Etiologi perdarahan postpartum dini : 1. Atonia uteri. Pada atoni uteri uterus tidak mengadakan kontraksi dengan baik, dan ini merupakan sebab utama dari perdarahan postpartum. Uterus yang sangat teregang (hidramnion, kehamilan ganda atau kehamilan dengan janin besar), partus lama dan pemberian narkosis merupakan predisposisi untuk terjadinya atonia uteri. 2. Laserasi jalan lahir. Perlukaan serviks, vagina dan perineum dapat menimbulkan perdarahan yang banyak bila tidak direparasi dengan segera. 3. Hematoma. Hematoma yang biasanya terdapat pada daerah-daerah yang mengalami laserasi atau pada daerah jahitan perineum. 4. Lain-lain. Bisa berupa sisa plasenta yang menghalangi kontraksi uterus, sehingga masih ada pembuluh darah yang tetap terbuka, atau ruptura uteri juga inversio uteri. Etiologi perdarahan postpartum lambat : 1. Tertinggalnya sebagian plasenta 2. Subinvolusi di daerah insersi plasenta 3. Dari luka bekas sectio cesarea (5) Hambatan terhadap kontraksi miometrium dapat diakibatkan oleh obat seperti anestesi golongan halogen, nitrat, NSAID, magnesium sulfat, Beta adrenergik, dan nifedipine.(2) Atonia dapat timbul karena salah penanganan kala III persalinan dengan memijat uterus dan mendorongnya ke bawah dalam usaha melahirkan plasenta sedang sebenarnya belum terlepas.(1) 4
  • 4. 1. Atonia uteri faktor predisposisi terjadinya atonia uteri : - umur: terlalu muda atau terlalu tua - paritas: sering pada multipara dan grandemultipara - partus lama dan terlantar - obstetri operatif dan narkose - uterus terlalu regang dan besar, pada gemelli, hidramnion atau janin besar. - Kelainan pada uterus, seperti mioma uteri, uterus couvelair pada solusio plasenta - Faktor sosioekonomi, yaitu malnutrisi 2. Sisa plasenta dan selaput ketuban 3. Jalan lahir : robekan perineum, vagina, serviks, forniks dan rahim 4. Penyakit darah hipofibrinogenemia sering dijumpai pada perdarahan yang banyak, solusio plasenta, kematian janin yang lama dalam kandungan, pre-eklampsi dan eklampsi, infeksi, hepatitis dan septik syok.(6) Patofisiologi Diketahui juga bahwa HPP dapat menyebabkan nekrosis dari kelenjar pituitary anterior karena iskemia, yang dapat mengakibatkan sindrom Sheehan.(4) Sheehan sindrom memiliki gejala amenorea, hipomenorea, kemandulan relatif, hipo atau agalaktorea, lekas letih, mental dullness, dan hipotiroidisme, astenia, hipotensi, anemia, penurunan berat badan, penurunan fungsi seksual dengan atrofi alat-alat genital.(Wiknjo merah) 5
  • 5. Pada pelepasan plasenta terjadi perdarahan karena sinus-sinus maternalis di tempat insersinya pada dinding uterus terbuka. Kontraksi dan retraksi otot-otot uterus menekan pembuluh darah yang terbuka sehingga lumennya tertutup kemudian pembuluh darah tersumbat oleh bekuan darah. Apabila sebagian saja plasenta yang lepas maka terjadi perdarahan karena uterus tidak bisa berkontraksi dan beretraksi dengan baik pada batas antara dua bagian itu. (1). Pencegahan dan Penanganan Pencegahan terjadinya perdarahan postpartum ialah dengan memimpin kala II dan kala III persalinan secara lege artis, beberapa pendapat mengatakan untuk memberikan suntikan ergometrin secara intravena setelah anak lahir untuk mengurangi jumlah perdarahan yang terjadi.(5) Tindakan pada perdarahan postpartum mempunyai 2 tujuan yaitu; 1) mengganti darah yang hilang; 2) menghentikan perdarahan. Pada umumnya kedua tindakan tersebut dilakukan secara bersamaan, tetapi bila keadaan tidak memungkinkan maka tindakan penggantian darah yang hilang lebih diutamakan.(5) Tatalaksana 1. hentikan perdarahan 2. cegah/atasi syok 3. ganti darah yang hilang/transfusi atau diberi NaCl/RL, plasma expander, dextran-L 6
  • 6. • Atonia Uteri - Massase uterus + uterotonik (infus oksitosin 10 iu - 100 iu dlm 500 ml D5%, 1 ampul ergometrin iv) diulangi 4 jam kemudian, suntikan prostaglandin. - Kompresi bimanual - Tampon uterovaginal secara lege artis diangkat 24 jam kemudian - Tindakan operatif : 1. ligasi arteri uterina 2. Ligasi A. hipogastrika 3. Histerektomi 1 dan 2 dilakukan untuk yang masih punya anak. Tindakan menurut Henkel (menjepit cabang arteri uterina melalui vagina kanan dan kiri) atau kompresi aorta abdominalis dapat mengurangi perdarahan sementara. • Retensio Plasenta - Kandung kemih dikosongkan, masasse uterus dan suntikan oksitosin (iv, im atau infus) dan boleh dicoba perasat Crede secara Lege artis. Jika tidak berhasil lakukan manual plasenta. - Setelah manual plasenta diberi injeksi ergometrin jika masih ada jaringan plasenta yang tertinggal dilakukan kuretase dengan kuret tumpul ukuran besar bersamaan dengan injeksi oksitosin. - Manual plasenta segera dilakukan bila: perdarahan kala III > 200 cc penderita dalam narkose riwayat HPP habitualis tali pusat putus 7
  • 7. • Sisa Plasenta Tertinggalnya satu atau lebih lobus plasenta, maka uterus tidak dapat berkontraksi secara efektif - raba bagian dalam uterus untuk mencari sisa plasenta dengan explorasi manual - keluarkan sisa plasenta dengan tangan, cunam ovum atau kuret besar - adanya jaringan yang melekat kuat, mungkin merupakan plasenta akreta, tindakan untuk melepaskan plasenta yang melekat kuat tersebut dapat mengakibatkan prdarahan hebat atau perforasi uterus, dan memerlukan tindakan histerektomi • Robekan/ laserasi jalan lahir Segera melakukan reparasi, robekan dilihat secara aveu dengan spekulum, dan dijahit dengan cermat. • Gangguan pembekuan darah Diberi pengobatan seperti vitamin K, kalsium, tranexamic acid dan sebagainya. Pada hipofibrinogenemia, terapi fibrinogen atau transfusi darah segar atau fresh frozen plasma, kontrol DIC dengan heparin.(7) Massage the Uterus Adalah penting untuk memijat uterus untuk menstimulasi kontraksi dan retraksi uterus dan harus dilakukan sejak awal. Hal ini mungkin sama sinergisnya dengan pemberian obat yang uterotonika. Oxytocin Infusion/Prostaglandins 8
  • 8. Syntocinon 40 unit dapat dimasukkan ke dalam 500 ml larutan saline dan diinfuskan dengan kecepatan 125 ml/jam. Subtotal or total Abdominal Hysterectomy Histerektomi total atau subtotal tergantung pada situasi klinis. Jika perdarahan terlihat banyak pada segmen bawah (seperti di PPP dengan plasenta previa), histerektomi total yang dilakukan. Histerektomi subtotal dilakukan jika perdarahan yang terjadi berasal dari segmen atas dan penyebabnya karena atonia uteri. Histerektomi subtotal memiliki lebih rendah angka morbiditas dan mortalitasnya dan memerlukan sedikit waktu. Histerektomi merupakan bagian terakhir dalam penanganan PPP karena atonia. Bagaimanapun juga, yang pertama untuk dikerjakan pada histerektomi harus cepat jika kondisi hemodinamik tidak stabil dan jika tidak terkontrolnya perdarahan disamping dengan tindakan medis dan pembedahan lainnya. Dalam kaitan dengan perubahan anatomis selama kehamilan, adalah penting untuk berlatih untuk mencegah trauma viscera, terutama kandung kemih dan saluran kencing. Adalah penting juga untuk pengapit ligamentum ovarika pada pertengahannya untuk menghindari oophorektomi tanpa disengaja. Dari 15 tahun pengalaman histerektomi obstetric dari pusat ketiga di Nigeria mengungkapkan bahwa kematian maternal 12,5% dan angka gangguan pada traktus urinarius 7,5% setelah menggunakan prosedur ini. Menunjukkan perlunya mendapatkan pertolongan dan intervensi ketika dirasa perlu. Apply Compression Sutures Jahit tekan diuraikan pertama kali oleh Christopher B-Lynch dan karenanya sering disebut jahitan "B-Lynch". Tekanan bimanual dapat diberlakukan pada uterus untuk 9
  • 9. memantapkan apakah tekanan jahitan sudah baik. Dinding anterior dan posterior dilewati oleh jahitan vertikal dengan menggunakan suatu material jahitan yang lambat diserap, menghasilkan tekanan yang berkelanjutan terhadap uterus.(4) Obat yang digunakan dalam penanganan dan pencegahan HPP ialah : Oksitosin. Meningkatkan ritme kontraksi uterus, vasopresif dan antidiuretic efek Ergotrate Maleate. Memperkuat kontraksi uterus dalam hitungan menit Methergin. Aksi terutama pada otot polos uterus dengan memperpanjang lamanya kontraksi otot tersebut.(3). LAPORAN KASUS I. Identitas Nama : Ny.Y Alamat : Tamban km.22 Rt 8 Barito kuala Umur : 26 tahun 10
  • 10. Suku/Bangsa : Banjar MRS : 6 Februari 2006 pukul 19.40 WITA Suami : Nama : Hermanto Umur : 26 Tahun Agama : Islam Pekerjaan : Swasta (ABK) II. Anamnesa 1. Keluhan Utama : ingin melahirkan 2. Riwayat Perjalanan Penyakit Os Perutnya mulas sejak kurang lebih 18 jam yang lalu, kurang lebih 3 jam berikutnya ada keluar lender dan darah sedikit-sedikit, tidak ada riwayat air- air, Os mengaku persalinannya dipimpin oleh dukun kampong mulai jam 8 pagi sampai jam 16.00 sore (8 jam) kemudian didorong-dorong. Os juga mengaku ada riwayat dipimpin bidan kesehatan untuk mengedan kemudian disuntik di pantat oleh bidan pukul 18.00 wita hingga perut terasa lebih mulas. Os tidak tahu pembukaan berapa saat bidan memeriksa, karena tidak berhasil dipimpin bidan, Os lalu disarankan ke RS ULIN tanpa rujukan. Os merasa sering memeriksakan diri saat hamil ke petugas kesehatan tiap kurang lebih 1 bulan sekali dan sering disarankan oleh bidan untuk melahirkan di RS karena ada riwayat operasi Caesar.s 3. Riwayat obstetric 11
  • 11. G2P1A0 , anak pertama lahir cukup bulan pada tahun 2001 dengan jenis persalinan SC atas indikasi CPD di RS ISLAM Banjarmasin jenis kelamin perempuan, berat 3800 gram dalam keadaan sehat. Kehamilan sekarang adalah anak yang kedua. 4. Riwayat Haid Siklus teratur setiap 27 hari dengan lama haid 5 hari. HPHT tanggal 03 mei 2005, taksiran persalinan 10 Februari 2006. 5. Riwayat perkawinan Pasien pernah menikah dua kali. Perkawinan pertama selama 6 tahun, dikaruniai 1 orang anak, Perkawinan kedua dengan suami sekarang selama 1 tahun 7 bulan. 6. Riwayat Penyakit Dahulu SC dengan indikasi CPD lima tahun yang lalu. 7. Riwayat Penyakit Keluarga Asma (-) DM (-) HT (-) III. Pemeriksaan Fisik A. Pemeriksaan Umum 1. Keadaan Umum Kesadaran : Compos mentis Status Gizi : cukup TB/BB : 146 cm/46 kg 2. Tanda Vital : 12
  • 12. - TD : 120/90 - RR : 24X/menit - N : 88X/menit - t : 360 C Kepala dan leher : anemis (-) ikterik (-) Thorax : dalam batas normal Abdomen : membuncit Ekstremitas : edem (-) reflek patella (+) B. Pemeriksaan Khusus Obstetrik 1. Inspeksi : Perut membuncit asimetris 2. Palpasi : L1 : 3 jari bawah proc. Xhypoideus L2 : Punggung sejajar kanan L3 : Presentasi kepala L4 : 1/5 Hodge 1 TFU : 28 cm Taksiran Berat Janin : 2635 gram His : 3X/10 menit, lama 25-30 detik 3. Auskultasi Denyut jantung janin : 144X/menit regular 4. Pemeriksaan Dalam Portio : konsistensi lunak Pembukaan : 7 cm Kulit ketuban : (+) Penurunan : Hodge 1 13
  • 13. Penunjuk : UUK 5. Pemeriksaan Panggul Promontorium : tidak dapat diraba Spina Ischiadica : tidak menonjol Linea Inominata : teraba 1/3 bagian Dinding samping : Sejajar Sakrum : Kesan luas C. Pemeriksaan Tambahan Laboratorium : Darah : Hb 11,3 gr %; WBC 21330/mm3 D. Diagnosis Kerja P2A0 post partum dengan vakum ekstraksi atas indikasi kala 2 lama, ibu kelelahan. E. Follow Up 6 februari 2006 Pukul 22.15 : Pembukaan 5 cm, His (+),DJJ (+), kulit ketuban (+) bagian bawah kepala H1 Diagnosa : G2P1A0 hamil 39 minggu, janin tunggal hidup intrauterine presentasi kepala impartu kala I fasa aktif, dengan riwayat SC 5 tahun yang lalu. Sikap : Observasi kemajuan persalinan Konsul dr. Sp.OG : setuju sikap 7 februari 2006 Pukul 00.05 : Pembukaan 9 cm, kepala di Hodge II, His 3X dalam 10 menit selama 25-30 detik 14
  • 14. Konsul dr. Sp.OG : Amniotomi Pukul 04.00 : Pembukaan 10 cm lengkap. Kepala di hidge 2, His 3X dalam 10 menit selama 25-30 detik, DJJ 132X per menit, Ibu dipimpin mengedan tapi ibu kurang kooperatif dan kurang mengerti. Pukul 05.40 : Ibu dipimpin mengedan lagi, tapi ibu sudah kelelahan. Pukul 06.00 : Pada pasien dipasang cup vakum di bagian sekitar vagina, dieksplorasi sehingga tidak ada bagian vagina yang terjepit. Tekanan dimulai dari -0,2 ppm ditunggu hingga 2 menit, tekanan dinaikkan menjadi -0,4 ppm. Setelah 2 menit dinaikkan lagi menjadi -0,6 ppm. Ibu dipimpin mengedan sesuai His, vakum ditarik turun dilakukan episiotomi. Vakum ditarik hingga kepala dapat dilahirkan , terjadi paksi luar sambil vakum dimatikan, kepala ditarik biparietal Dilakukan penarikan ke bawah untuk melahirkan bahu depan dan penarikan ke atas untuk melahirkan bahu belakang. Pukul 07.00 : Bayi laki-laki lahir dengan berat 2900 gram dan panjang badan 50 cm. APGAR 7-8-9, Anus (+), kelainan congenital (-). DISKUSI 15
  • 15. Pada kasus ini pasien datang dengan diagnosa awal G2P1A0 Hamil Aterm. In partu kala I Janin tunggal hidup intrauterin. Pasien dicoba melakukan persalinan normal tapi karena ibu kelelahan sehingga harus dilakukan ekstraksi vakum. Kelelahan pada ibu terjadi karena sebelum dibawa ke rumah sakit ibu telah dipimpin mengedan oleh dukun kampung sambil didorong-dorong. Ibu memanggil petugas kesehatan di Puskesmas setelah 8 jam tidak berhasil ditolong oleh dukun kampung. Petugas kesehatan memberikan suntikan di pantat ibu dan setelah disuntik ibu merasa perutnya semakin mulas. Kondisi ibu yang kesakitan, membuat petugas kesehatan memutuskan membawa ibu ke RS ULIN tanpa surat rujukan. Kelelahan pada ibu menjadi penyulit persalinan yang seharusnya dapat dihindari jika dukun kampung mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang baik tentang persalinan. Ibu sudah dipimpin mengedan tanpa dukun kampung memeriksa apakah ibu sudah berada dalam kala II persalinan. Ibu sering memeriksakan kehamilan di puskesmas dan dianjurkan oleh bidan untuk melahirkan di rumah sakit karena adanya riwayat SC pada persalinan sebelumnya. Ibu meminta bantuan dukun kampung selama persalinan padahal ibu sudah mengerti dengan anjuran bidan tersebut. Lingkungan sosial yang tidak mendukung membuat persalinan seperti ini terjadi. Orang-orang di dekat ibu seperti mertuanya tidak suka jika ibu harus melahirkan di RS. Mereka berpikir melahirkan di rumah jauh lebih baik. Istilah Hemoragic Post Partum (HPP) digunakan apabila perdarahan setelah anak lahir melebihi 500 ml. Perdarahan primer terjadi dalam 24 jam pertama dan 16
  • 16. sekunder setelah itu. Pada pasien ini terjadi perdarahan mencapai 1000 cc yang terjadi 10 menit setelah lahirnya bayi, jadi perdarahan terjadi dalam 24 jakampungm pertama yang digolongkan dalam perdarahan primer. Atonia uteri merupakan yang paling umum sebagai penyebab HPP primer, diperkirakan 80% dari semua kasus.(4) Sedangkan penyebab HPP selain atonia uteri adalah Sisa plasenta 23-24% Retensio plasenta 16-17% Laserasi jalan lahir 4-5% Kelainan darah 0,5-0,8% (SMF Obgyn) Pada pasien ini penyebab HPP dapat diperkirakan kerena atonia uteri karena setelah plasenta lahir uterus tidak berkontraksi baik (lembek). Kemungkinan HPP karena sebab lain berupa retensio plasenta dapat disingkirkan sebab plasenta telah lahir lengkap, spontan dan tidak ditemukan infark maupun hematom serta perdarahan terjadi pervaginam sehingga menutup kemungkinan HPP laserasi jalan lahir. Dalam hal ini gejala dan tanda yang selalu ada pada atonia uteri adalah 1).Uterus tidak berkontraksi dan lembek 2). Perdarahan segera setelah anak lahir (HPP primer). 3). Kadang dapat disertai syok. Faktor predisposisi terjadinya atonia uteri adalah (6): - Umur; terlalu muda atau tua - Paritas ; sering pada multipara dan grandemultipara - Partus lama dan partus terlantar - Obstetric operatif dan narkose 17
  • 17. - Uterus terlalu regang dan besar misal gamelli, hidramnion, atau janin besar. - Kelainan pada uterus, seperti mioma uteri, uterus couvelair pada solusio plasenta. - Faktor sosioekonomi seperti mal nutrisi. Pada pasien tersebut factor predisposisi yang paling besar adalah partus lama dan partus terlantar. Pada primigravida kala II berlangsung rata-rata 1,5 jam dan pada multipara rata-rata 0,5 jam (8). Pasien tersebut sudah dipimpin persalinan oleh bidan sejak pukul 21.00 WITA (3 jam sebelum MRS). Karena kepala tidak maju dan os kelelahan mengejan sehingga os dikirim ke RS pukul 23.55 WITA dengan suspec CPD. Namun ketika sudah di RS pukul 00.10 WITA dari VT bukaan lengkap , bagian bawah kepala di HIII dan caput (+). Ada kemungkinan ketika bidan memimpin perslinan bukaan belum lengkap, sehingga kepala tidak maju-maju hal ini dapat dilihat sebagai penyebab terjadinya edem vulva. Tindakan pada perdarahan postpartum mempunyai 2 tujuan utama yaitu; 1) mengganti darah yang hilang; dan 2) menghentikan perdarahan. Pada umumnya kedua tindakan tersebut dilakukan secara bersamaan. Tatalaksana yang dilakukan pada pasien ini telah sesuai dengan prosedur penanganan HPP yaitu : 1. Hentikan perdarahan Pada pasien pemijatan uterus terus dilakukan, dan diberikan oksitosin dan metilergometrin. 2. Cegah/atasi syok 18
  • 18. Syok merupakan kegagalan system sirkulasi untuk mempertahankan perfusi yang adekuat ke organ-organ vital. Kecurigaan atau antisipasi syok muncul pada kondisi-kondisi perdarahan baik pada awal kehamilan, akhir kehamilan, maupun setelah melahirkan. Serta pada kondisi infeksi dan trauma. Diagnosis syok apabila terdapat tanda atau gejala berikut (8) : - Nadi cepat dan lemah (110x / menit atau lebih) - Tekanan darah yang rendah (sistolik < 90 mmHg) Tanda dan gejala lain dari syok meliputi (8): - Pucat - Keringat atau kulit yang terasa dingin dan lembab - Pernafasan yang cepat (30x / menit atau lebih) - Gelisah, bingung, atau kehilangan kesadaran. - Urin yang sedikit (< 30 ml / jam) Pada pasien ini setelah terjadi perdarahan pada pukul 01.10 WITA dilakukan pemantauan kemungkinan syok karena perdarahan hebat dengan pemasangan dauer kateter dan pencegahan syok sehingga di ambil langkah-langkah secara berurutan untuk menghentikan perdarahan (seperti oksitosin dan masase uterus) grojok RL dan transfusi sesegera mungkin untuk mengganti kehilangan darah. 3. Ganti darah yang hilang/transfusi atau diberi NaCl/RL, plasma expander,dextran-L 19
  • 19. KESIMPULAN Telah dilaporkan sebuah kasus Perdarahan Post Partum et causa Atonia Uteri pada persalinan kala II lama yang terjadi pada seorang wanita primigravida, pada pasien ini telah terjadi perdarahan + 1000 cc. Penanganan pasien ini dilakukan dengan tindakan massase uterus, grojok RL dan transfusi. Dan terapi medikamentosa berupa Kedacilin, Oksitosin, Metilergometrin, Xilodella, Oradexon, Amoxisilin dan asam mefenamat. Pasien dirawat selama 4 hari.. 20