Materi ini berisi tentang kajian lingkungan hidup strategis (KLHS), yaitu suatu materi yang membahas persoalan dampak pembangunan melalui sudut pandang lingkungan hidup ditinjau dari 4 faktor pokok yang mempengaruhi :
1. perkembangan Penduduk & Masyarakat
2.Perkembangan Sumber Alam &Lingkungan
3.Perkembangan Teknologi &Kebudayaan
4.Perkembangan RL Internasional
1. KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS
( KLHS)
Sebagai skrening dampak lingkungan pembangunan
secara terpadu
Moh Sholichin
Blog: www.water.lecture.ub.ac.id
2. LINGKUNGAN FISIK :
“ Segala sesuatu disekitar kita yang berberbentuk
benda mati “
Contoh :
LINGKUNGAN BIOLOGIS :
“Segala sesuatu yang berada disekitar manusia,
yang berupa organisme hidup lainnya,selain dari
manusia itu sendiri “
Contoh :
LINGKUNGAN SOSIAL :
“ Manusia-manusia lain yang berada disekitar kita
Contoh :
3. DEFINISI LINGKUNGAN HIDUP
a> Prof Emil Salim :
“ Sebagai suatu
benda,kondisi,keadaan
& pengaruh yang terdapat dalam
ruangan yang kita tempati &
mempengaruhi hal-hal yang hidup
termasuk kehidupan manusia “
4. Prof Munadjat Danusaputro,SH:
“ Segala benda & daya serta kondisi,termasuk di dalamnya
manusia & tingkah perbuatannya,yang terdapat dalam
ruang dimana manusia berada & mempengaruhi ke -
langsungan hidup serta kesejahteraan manusia dan jasad –
jasad hidup lainnya “
Prof Otto Soemarwoto :
“ Jumlah semua benda ,kondisi yang ada dalam ruang
yang kita tempati yang
mempengaruhi kehidupan kita “
5. Rumusan dari UU :
•Pasal 1 ( 1 ) UU No.4 / 1982
•Pasal 1 ( 1 ) UU No.32 / 1997
•Pasal 1 ( 1 ) UU No. 32 / 2009
“Kesatuan ruang dengan semua benda,daya keadaan & Mahluk
Hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang
mempengaruhi kelangsungan peri kehidupan & kesejahteraan
manusia serta Mahluk hidup lainnya “
6. LH di Indonesia ?
* UU No.4 / 1982 – UU ttg “ Ketentuan-ketentuan
Pokok PengelolaanLingkungan
Hidup“ ( Pasal 2 )
UU No.32 / 1997 – UU ttg :”Pngelolaan Lingkungan
Hidup “ ( Pasal 2 )
UU No.32 / 2009 – UU ttg :”Perlindungan Dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup “
( Pasal 4 )
7. PENYEBAB MASALAH LINGKUNGAN HIDUP
:
1> Population = Kependudukan
2> Poverty = Kemiskinan
3> Pollotion = Kerusakan
4> Policy / Politic = Kebijakan
8. HUBUNGAN LINGKUNGAM HIDUP DGN
PEMBANGUNAN .
LINGKUNGAN HIDUP & PEMBANGUNAN :
* Dilaksanakan disegala bidang
* Ada beberapa permasalahan di dalamnya
* Ada 4 Faktor pokok yang mempengaruhi :
1,Perkembangan Penduduk & Masyarakat
2.Perkembangan Sumber Alam &Lingkungan
3.Perkembangan Teknologi &Kebudayaan
4.Perkembangan RL Internasional
9. Threat Status (Loss since 1985)
Critically Endangered (>70% )
Endangered (50-70%)
Vulnerable (40-50%)
Near Threatened (20-40%)
Least Concern (0-20%)
2007 Threat Status of Natural forest
in 38 EFRs
Many EFRs in Eastern lowland and
Swamp zones are “Critically
Endangered ” or “Endangered”.
Many EFRs in Western coast,
Hill and Montane zones are
“Near Threatened” or “Least Concern”.
EFR: Eco-Floristic Region
Indikasi umum kondisi pulau Sumatera dan Jawa
10. Dikotomi baru: Ekonomi Berkelanjutan vs Ekologi Berkelanjutan?
Dimanakah posisi kita saat ini? Menuju arah keberlanjutan yang mana?
Jadi mau kemanakah kita? Apakah akan tercipta Paranoia atau kemitraan
Degradasi Lingkungan
Hidup dan deplesi Sumber
Daya Alam (SDA)
Meningkatnya
disparitas pendapatan
Meingkatnya kemiskinan
dan marjinalisasi
Jumlah dan
pertumbuhan populasi
Pola dan volume
ekonomi
Pilihan teknologi
Peran Pemerintah Kualitas Lingkungan Hidup
Sistem nilai,
keinginan/hasrat, dan
aspirasi
Struktur kekuatan
(politik)
Pengetahuan dan
Pemahaman
Kebutuhan kehidupan Proses ekologis jangka
panjang
Kecenderu
ngan
kritikal
Perkiraan
kecenderungan
Kecenderung
an tertinggi
(ultimate
trend)
MASALAH PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
11. Jika menggunakan
pendekatan regional maka
akan dilihat lebih holistik
/komprehensif (capturing) dan
sistemik; prioritas nya adalah
kebutuhan stakeholder Pengang
guran
Tabungan
terbatas
Kurang
modal
Produktifi
tas rendah
Pendapatan
/kapita
rendah
Daya beli
rendah
Pertmbhn
eko. rendah
Keluarga
besar
Laju
kelahiran
tinggi
Permintaan
tenga kerja
tinggi
Output/
pekerja
kurang
Pendidikan
kurang
Kemiskinan
Perumahan
tak layak
Kondisi hidup
tak sehat
Kesehatan
buruk
Kurang gizi
Diet jelek
Ouput
pertanian
kecil
Sedikit input
modern
REGION
Jabodetabekcur
Jika menggunakan
pendekatan sektoral
maka sulit menentukan
prioritas diantara sektor-
sektor
Penetapan Prioritas
Pembangunan
Relatif lebih mudah Relatif lebih sulit
Sumber: Triarko N, 2006
12. PERLU Kajian Lingkungan Hidup Strategis
Meningkatkan manfaat pembangunan.
Rencana dan implementasi pembangunan lebih terjamin
keberlanjutannya.
Mengurangi kemungkinan kekeliruan dalam membuat
prakiraan/prediksi pada awal proses perencanaan kebijakan,
rencana, atau program pembangunan.
Dampak negatif lingkungan di tingkat proyek pembangunan
semakin efektif diatasi atau dicegah karena pertimbangan
lingkungan telah dikaji sejak tahap formulasi kebijakan,
rencana, atau program pembangunan.
13. SEA is a systematic process for evaluating the
environmental consequences of proposed policy,
plan, or program initiatives in order to ensure they
are fully included and appropriately addressed at
the earliest appropriate stage of decision-making
on par with economic and social considerations
(Sadler dan Verheem, 1996).
DEFINISI
APA KLHS?
14. DEFINISI
APA KLHS?
KLHS adalah proses sistematis untuk
mengevaluasi konsekuensi-konsekuensi terhadap
lingkungan hidup dari inisiatif usulan kebijakan,
rencana, atau program (KRP) dalam rangka
memastikan adanya pertimbangan LH yang tepat
dan dilaksanakan pada tahapan sedini/seawal
mungkin dari proses pengambilan keputusan KRP
selain pertimbangan ekonomi dan sosial
15. Tujuan KLHS
Maksud (Aim) Tujuan Generik (Generic Objectives)
Instrumental
Mengidentifikasi dampak penting lingkungan dari kebijakan,
rencana, program untuk proses pengambilan keputusan
Mengintegrasikan pertimbangan lingkungan ke dalam kebijakan,
rencana, atau program.
Transformatif
Memperbaiki mutu dan proses formulasi kebijakan,
rencana, dan program
Memfasilitasi proses pengambilan keputusan agar dapat
menyeimbangkan tujuan lingkungan hidup, sosial, dan
ekonomi
Substantif
Meminimumkan potensi dampak penting negatif yang akan
timbul sebagai akibat dari kebijakan, rencana, atau program
(tingkat keberlanjutan lemah)
Melakukan langkah-langkah perlindungan lingkungan yang
tangguh (tingkat keberlanjutan moderat)
Memelihara potensi sumberdaya alam dan daya dukung air,
udara, tanah dan ekosistem (tingkat keberlanjutan moderat
sampai tinggi)
17. Sistem Lingkungan Hidup
Perubahan Iklim
dan Variasinya
Kejadian ekstrim (bencana)
Ketersediaan SD Air,
udara dan
tanah berkualitas
Naiknya permukaan air laut
Dampak
pd
LH
Perubahan pada emisi
dan tutupan lahan
Perubahan pada SD Air,
Penggunaan Tanah,
Permodalan,
Ketenagkerjaan, dan
Produktifitas
Perubahan pada
pola produksi
dan konsumsi
Dampak
pd
Ekonomi
Kerentanan
KEBIJAKAN
Mitigasi
Adaptasi
Sistem Ekonomi
Tekanan LH
Tekanan
Ekonomi
Integrasi Keterkaitan Sistem LH dan Sistem Ekonomi
Sebagai Dasar Pemikiran KLHS
19. Kebijakan Perencanaan Program Proyek
KAJIAN LINGKUNGAN
Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
KLHS Programatik
KLHS Kebijakan
KLHS Regional
KLHS Sektoral
AMDAL
Source: Partidario, 2000
TIPOLOGI
20. Nilai Dasar KLHS
• Keterkaitan (interdependency)
• Keseimbangan (equilibrium)
• Keadilan sosial & ekonomi (socio-economic
just)
Sumber: Tim KLHS ESP-1, 2007
21. PRINSIP-PRINSIP
(Kriteria performa)
● Sesuai tujuan (fit for purpose)
● Bersifat obyektif (objective led)
● Dijiwai oleh semangat keberlanjutan (sustainability led)
● Komprehensif (comprehensive scope)
● Relevan untuk keputusan (decision relevant)
● Integratif (integrative)
● Partisipatif (participative)
● Efektif biaya (cost-effectiveness)
Sumber: IAIA, 2000
23. Sumber: Thomas B. Fisher
Metode yang sering diterapkan dalam
KLHS
Penggunaan metode dan teknik yang cocok dalam
KLHS tergantung dari kisaran aspek-aspek yang dikaji
dan disarankan ‘Taylor Made’ sesuai dengan kapasitas
yang tersedia untuk kajian
Metode KLHS Teknik yang sering digunakan
Penapisan Indikator, checklists, konsultasi Tenaga Ahli
Pelingkupan Indikator, checklists, matriks, partisipasi
publik, konsultasi
Kajian dampak Matriks, survey, partisipasi publik, konsultasi,
jaringan, analisis statistik, peta overlay
Review Konsultasi, partisipasi publik
Pengambilan Keputusan Checklists, matriks, peta overlay
Tindak - lanjut Indikator, survey
Metode KLHS yang sering diterapkan
24. Strategi apa adanya dan Strategi yang
dirancang
Strategi yang
terrealisasi
Strategi yg
tdk direalisasi
Strategi yang
dirancang
Adapted from: Mintzberg, H. “The Strategy Concept I: Five Ps for Strategy” California Management Review. Volume 30 Number1, Fall
1987.
Performa
Unggulan
dapat
Dipertahankan
25. Atribut AMDAL KLHS
Posisi Akhir siklus pengambilan keputusan Hulu siklus pengambilan keputusan
Pendekatan Cenderung bersifat reaktif Cenderung pro-aktif
Fokus analisis
Identifikasi, prakiraan & evaluasi
dampak lingkungan
Evaluasi implikasi lingkungan dan
pembangunan berkelanjutan
Dampak kumulatif Amat terbatas
Peringatan dini atas adanya dampak
kumulatif
Titik berat telaahan
Mengendalikan dan meminimumkan
dampak negatif
Memelihara keseimbangan alam,
pembangunan berkelanjutan
Alternatif Alternatif terbatas jumlahnya Banyak alternatif
Kedalaman Sempit, dalam dan rinci
Luas dan tidak rinci sebagai
landasan untuk mengarahkan visi &
kerangka umum
Deskripsi proses
Proses dideskripsikan dgn jelas,
mempunyai awal dan akhir
Proses multi-pihak, tumpang tindih
komponen, KRP merupakan proses
iteratif & kontinyu
Fokus pengendalian
dampak
Menangani simptom kerusakan
lingkungan
Fokus pada agenda pembangunan
berkelanjutan, terutama ditujukan
utk menelaah agenda keberlanjutan,
26. Atribut AMDAL KLHS
Pemrakarsa Pemerintah/Pemrakarsa Pemerintah
Institusi Penilai
Diperlukan institusi yang
berwenang memberikan
penilaian dan persetujuan
AMDAL
Tidak diperlukan institusi
yang berwenang
memberikan penilaian dan
persetujuan KLHS
27. BEDA DENGAN AMDAL [lanjutan]
AMDAL KLHS
PEMRAKARSA Pemerintah/swasta Pemerintah
INSTITUSI
PENILAI
Diperlukan institusi
yang berwenang
memberikan penilaian &
persetujuan AMDAL
Tidak diperlukan
institusi yg berwenang
memberikan penilaian &
persetujuan KLHS
29. Peran KLHS dalam proses pembuatan
keputusan/ kebijakan
(integrated processes)
(merged processes)
30. • Merged processes:
– Opsi terbaik jika para perencana memiliki sikap yang
positif terhadap permasalahan LH dan KLHS
• Integrated processes:
– Opsi terbaik untuk kasus yang memiliki sikap negatif
(terhadap LH)
– Dasar yang terbaik (only?) untuk membuat peraturan
– Praktek yang paling banyak diterapkan di dunia
30
Mana yang paling efektif?
Sumber: Verheem, 2007
31. ‘Sangat awal’:
Proposal kebijakan belum ada (baru ide/wacana)
Analisis KLHS dibutuhkan untuk mengatasi masalah
KLHS membantu membangun proposal
‘Awal’:
Sudah ada proposal kebijakan
KLHS mengkaji dampak
Proses KLHS memberi peluang alternatif yang lebih baik
31
Seberapa ‘dini’ KLHS mulai diterapkan?
Sumber: Verheem, 2007
32. KLHS sampai saat ini secara luas dimanfaatkan untuk
bidang-bidang, diantaranya:
• Perjanjian internasional
• Privatisasi
• Program Operasi Terstruktur
• Anggaran Nasional
• Rencana Investasi Jangka Panjang
• Proposal legislatif
• Kebijakan Global dan Sektoral
• Kebijakan Strategi Pengentasan Kemiskinan
• penataan Ruang dan Perencanaan Tata Guna Tanah
• Perencanaan Sektoral (transportasi, pertanian,
pariwisata, pertambangan, infrastruktur, dll)
PEMANFAATAN KLHS DI DUNIA
33. CONTOH PENETAPAN STRATEGI DAN SOLUSI DIKAITKAN DENGAN
PERATURAN YANG BERLAKU
Daya
dukung
Daya
tampung
Resiko
LH
Jasa
ekosistem
Efisiensi
SDA
Mitigasi
dan
Adaptasi
terhadap
perubahan
iklim
Keanekaragaman
hayati
S T R A T E G I
Penataan ruang/Penggunaan tanah √ √ √ √ √
RPJP/RPJM : Daya saing daerah √ √ √ √ √ √ √
Pemanfaatan SDA √ √ √ √
Good Governance √ √ √ √ √ √ √
Investasi √ √ √ √ √
S O L U S I
Manajemen penggunaan tanah (P4T) √ √ √ √ √
Jawa – Sumatera Incorporate √ √ √ √ √
Efisiensi SDA/SD alternatif √ √ √ √ √
Good Governance/ Public participation √ √ √ √ √ √ √
Pola kerjasama (Public Private Partnership) √ √ √ √
UU Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Tema-tema
yang
dianalisis
dengan
menggunakan
KLHS
34. Critical Pressure
Points of Natural
Resources
aspect (physical
Environment)
Critical Pressure
Points on
Social-Economic
aspects
Masa
Rehabilitasi dan
Rekonstruksi
Sebelum
Bencana Gempa
dan Tsunami
Terjadinya Bencana Gempa dan Tsunami
serta Masa Gawat Darurat
Masa setelah Rehabilitasi dan
Rekonstruksi
?
?
Perlu adanya Intervensi
Kebijakan untuk
mengurangi Dampak
Negatif Pembangunan
Tingkat
Kegiatan
Pembangunan
35. Struktur Model Dinamika Daerah
Penduduk
Pembangunan rumah
Pembangunan jalan
Lahan
Ekonomi
Ek. pertanian
Ek. industri
Ek. non-industri
Lahan permukiman
Lahan ekonomi
Lahan terbuka
Pembuatan bata
Pengadaan kayu konstruksi
Pengadaan pasir
Pengadaan batu pondasi
Pengadaan kayu konstruksi
Pengadaan kayu bakar untuk pembuatan batu
Dinamika
Pembangunan
Daerah
Lahan pertanian
36. Metode Kajian CEPP
Mengembangkan Modeling
Berbasis System Dynamics
Dengan software Powersim
• u/ mengetahui perilaku dinamika (perubahan
berdasarkan perjalanan waktu)
• u/ mengidentifikasi variabel-variabel dari
perubahan berdasarkan perjalanan waktu
tersebut
• u/ menguji sensitivitas model melalui
intervensi terhadap variabel-variabel tersebut
• Sehingga variabel yang sensitif terhadap
perubahan perilaku dinamika dapat
diklasifikasikan sebagai Critical Environmental
Pressure Points (CEPP)
37. LINGKUNGAN MANUSIA/HUMAN ECOLOGY
Biofisik Sosial Ekonomi
Elemen Fungsi Komoditi Fungsi Bentuk Fungsi Aktivitas/Bentuk
Penambang-
an tanah liat
Industri bata
Pendapatan sektor penambangan
tanah liat
Tanah/
Top Soil
Lokasi
galian
tanah liat
Tanah
liat
Penerbitan
ijin galian
tanah liat
Peluang usaha
galian tanah
liat Penerbitan
ijin galian
tanah liat Pendapatan sektor penambangan
tanah liat per kapita
Pendapatan sektor penambangan
batu belah
Lokasi
galian
batu belah
Batu
pondasi
Penerbitaniji
n usaha
galian batu
belah
Peluang usaha
galian batu
belah
Penambang-
an batu
belah
Pendapatan sektor penambangan
batu belah per kapita
Industri bata
Pendapatan sektor industri bata
Kayu
bakar
Penerbitan
ijin usaha
industri bata
Peluang usaha
industri bata
Penerbitan
ijin usaha
industri bata
Pendapatan sektor industri bata
per kapita
Industri kayu konstruksi
Pendapatan sektor industri kayu
konstruksi
Tutupan
Lahan/
Land
Cover
Hutan
Produksi
Kayu
bulat
Penerbitan
zijin zusaha
industri
kayu
konstruksi
Peluang usaha
industri kayu
konstruksi
Penerbitan
ijin usaha
industri
kayu
konstruksi Pendapatan sektor industri kayu
konstruksi per kapita
Pendapatan sektor penambangan
pasir
Badan
Air/ Water
Bodies
Lokasi
galian
pasir
Pasir Penerbitan
ijin usaha
galian pasir
Peluang usaha
galian pasir
Penambang-
an pasir
Pendapatan sektor penambangan
pasir per kapita
Permukiman
Fasilitas
Umum
Fasilitas Sosial
Lahan/
Land
Lahan
Budidaya
Alih fungsi
lahan
permukim
an
Perumahan/
Perkotaan
Ruang Terbuka
Hijau Kota
Lahan
Permukiman
Jasa publik: kepemerintahan,
konstruksi, transportasi,
telekomunikasi, air minum,
kelistrikan dll.
Alih fungsi
lahan
aktivitas
ekonomi
Lahan
Aktivitas
Ekonomi
Aktivitas industri, perdagangan
dan jasa komersial: pabrik,
pasar, toko, mal, kawasan
industri, pelabuhan, jalan
ekonomi dll.
Alih fungsi
lahan
pertanian
Lahan
Pertanian
Sawah, ladang, tambak, kebun,
perkebunan, hutan produksi
Lahan
Konserva-
si
Alih fungsi
lahan
terbuka
Kawasan
lindung
Kawasan
lindung
Hutan Lindung, Cagar Alam,
Suaka Margasatwa, sempadan
sungai, lereng, dll.
Wirausaha Pendapatan per sektor
Tenaga kerja Pendapatan per sektor per kapita
Tidak bekerja
Kesempatan
kerja
Pendapatan per kapita
Inmigrasi Pendapatan per sektor
Pendapatan per sektor per kapita
Angkatan
kerja
Outmigrasi
PDRB
Pendapatan per kapita
Udara/Air
Keanekara
gaman
Hayati/
Biodiversi-
ty