Dokumen tersebut membahas tentang analisis dan etika lingkungan hidup, dengan fokus pada tiga poin utama: (1) manusia sebagai pembuat masalah lingkungan, (2) definisi etika lingkungan, dan (3) analisis dampak lingkungan hidup (AMDAL).
Strategi Pengelolaan Lingkungan Hidup di Kota Tomohon Menuju Pembangunan Yang...
analisis dan etika LH (Edited).pptx
1. Disampaikan Oleh:
M. Tahir P., S.P., M.Si.
(Kepala BPDASHL Jeneberang Saddang)
ANALISIS DAN ETIKA
LINGKUNGAN HIDUP
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
DITJEN PENGENDALIAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN HUTAN LINDUNG
BPDASHL JENEBERANG SADDANG
Makassar, November 2021
3. PROBLEMATIKA LINGKUNGAN
Kerusakan sumber daya alam, pencemaran, tanah longsor, perubahan cuaca, dan pemanasan global
yang muncul beberapa dekade terakhir karena efek dari berbagai aktivitas manusia (Khoiriyah dan
Ristanti, 2012)
Problematika lingkungan muncul karena ketidakmampuan manusia mengembangkan tata nilai
yang baik, gaya hidup, etika dan pola berpikir harmonis dengan lingkungan (Husamah, 2015a;
Husamah, 2015b)
Krisis lingkungan hidup yang dihadapi manusia modern merupakan akibat langsung dari cara
pandang terhadap lingkungan hidup yang “nir-etik” dimana manusia melakukan pengelolaan
sumber-sumber alam atau mengkonsumsi lingkungan hampir tanpa peduli pada peran etika (Hudha,
A.M, Husamah dan Rahardjanto, A., 2019)
5. MANUSIA SEBAGAI PEMBUAT MASALAH LINGKUNGAN
Berbagai aktivitas keseharian manusia, dari skala kecil hingga besar, secara individu maupun kolektif
(masyarakat), memberikan kontribusi dalam pencemaran udara, pencemaran air, pencemaran tanah,
degradasi lahan, hilangnya keanekaragaman hayati dan plasma nutfah, krisis sumberdaya dan energi,
yang mempercepat pemanasan global/global warming (Iskandar, 2013)
Krisis lingkungan disebabkan oleh filosofi berpikir pragmatis oleh sebagian besar manusia, yang
biasa disebut sebagai the tragedy of commons, yaitu kegagalan memelihara milik bersama,
dimana kesadaran kolektif untuk memelihara lingkungan akan berkurang (Hudha, A.M,
Husamah dan Rahardjanto, A., 2019)
Akar permasalahan pokok bagi masalah lingkungan adalah manusia dengan pertumbuhan dan segala
perilakunya yang mengabaikan alam dan Tuhan penciptanya, serta mengabaikan etika lingkungan
(Alikodra, 2012)
7. DEFINISI ETIKA LINGKUNGAN
Etika lingkungan merupakan nilai-nilai keseimbangan dalam kehidupan manusia dengan interaksi
dan interdependensi terhadap lingkungan hidupnya yang terdiri dari aspek abiotik, biotik dan
kultur (Marfai, 2013)
Etika lingkungan adalah penuntun tingkah laku yang mengandung nilai-nilai positif dalam
rangka mempertahankan fungsi dan kelestarian lingkungan (Syamsuri, 1996)
Etika lingkungan adalah berbagai prinsip moral lingkungan yang merupakan petunjuk atau arah
perilaku praktis manusia dalam mengusahakan terwujudnya moral lingkungan; dengan adanya
etika lingkungan, manusia tidak hanya mengimbangi hak dengan kewajibannya terhadap
lingkungan, tetapi juga membatasi tingkah laku dan upaya untuk mengendalikan berbagai
kegiatan agar tetap berada dalam batas kelentingan lingkungan, yaitu kemampuan lingkungan
untuk berusaha pulih karena gangguan, dimana gangguan tersebut masih dapat diterima (Hudha,
A.M, Husamah dan Rahardjanto, A., 2019)
8. HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN
DALAM PENERAPAN ETIKA LINGKUNGAN
Manusia sebagai bagian dari lingkungan merupakan pelaku utama dalam pengelolaan lingkungan
Kebijakan penggunaan sumber daya alam yang terbatas, misalnya energi
Lingkungan disediakan untuk semua makhluk hidup, bukan untuk manusia saja
(Sumber: Hudha, A.M, Husamah dan Rahardjanto, A., 2019)
9. TIGA KELOMPOK DALAM ETIKA LINGKUNGAN
BERDASARKAN PENDEKATANNYA
The instrumental approach/pendekatan instrumental, merupakan pendekatan antroposentris
yang memandang bahwa alam sebagai sense yang hanya memiliki nilai instrumental bagi umat
manusia; segala sesuatu yang diupayakan oleh manusia untuk melakukan pengelolaan dan
proteksi terhadap alam dilakukan semata-mata dengan semangat guna keperluan dan pemenuhan
kebutuhan kemanusiaan; apabila keberadaan alam dan segala sumber daya yang ada di dalamnya
ternyata tidak memberikan kemanfaatan dan efek positif bagi manusia dan kehidupannya, maka
tidak dilakukan pengelolaan dan proteksi terhadap sumber daya alam tersebut
The axiological approach/pendekatan aksiologis, alam memiliki nilainya sendiri dan manusia
harus menyelamatkan serta melindungi nilai yang ada dalam setiap komponen alam tersebut
The anthropological approach/pendekatan atropologi, utamanya berkaitan dengan identifikasi
tentang keberadaan manusia atau cara seharusnya manusia bersikap atau berperilaku terhadap
alam
(Sumber: Hudha, A.M, Husamah dan Rahardjanto, A., 2019)
11. ANALISI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP
Analisis mengenai dampak lingkungan hidup/AMDAL, adalah kajian mengenai dampak penting
suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi
proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan
Suatu rencana kegiatan dapat dinyatakan tidak layak lingkungan, jika berdasarkan hasil kajian
AMDAL, dampak negatif yang akan ditimbulkan oleh suatu rencana usaha dan/atau kegiatan
tidak dapat ditanggulangi oleh teknologi yang ada/tersedia dan juga jika biaya yang
diperlukan untuk menaggulangi dampak negatif yang akan ditimbulkan lebih besar daripada
manfaat positif yang akan ditimbulkan, sehingga rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut
dapat diputuskan tidak layak lingkungan dan tidak dapat dilanjutkan pembangunannya.
•Dokumen AMDAL terdiri dari 3 (tiga) dokumen, yaitu :
•1. Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA-ANDAL)
•2. Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)
•3. Dokumen Rencana Pengelolaan dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RKL-RPL)
(Sumber: Undang Undang RI Nomor 32 Tahun 2009; http://dlh.makassar.go.id/tutorial/penyusunan-amdal)
12. 1. KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP
Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA-ANDAL) adalah suatu dokumen yang berisi tentang
ruang lingkup serta kedalaman kajian ANDAL; Ruang Lingkup kajian ANDAL meliputi penentuan dampak-
dampak penting yang akan dikaji secara lebih mendalam dalam ANDAL dan batas-batas studi ANDAL
sedangkan kedalaman studi berkaitan dengan penentuan metodologi yang akan digunakan untuk mengkaji
dampak; Penentuan ruang lingkup dan kedalaman kajian ini merupakan kesepakatan antara pemrakarsa
kegiatan dan Komisi Penilai AMDAL (Tim Teknis dan Tenaga Ahli) melalui proses yang disebut pelingkupan
Tujuan KA-ANDAL:
1.1. Merumuskan lingkup dan kedalaman studi ANDAL;
2.2. Mengarahkan studi ANDAL agar berjalan secara efektif sesuai dengan biaya, tenaga, dan waktu
yang
3. tersedia
•Fungsi KA-ANDAL:
1.1. Sebagai rujukan penting bagi pemrakarsa, penyusun dokumen AMDAL. Instansi yang membidangi
2. rencana usaha dan/atau kegiatan, intansi lingkungan hidup, tim teknis dan tenaga ahli Komisi Penilai
3. AMDAL tentang lingkup dan kedalaman studi ANDAL yang akan dilakukan;
4.2. Sebagai salah satu bahan rujukan bagi penilai dokumen ANDAL untuk mengevaluasi hasil studi
ANDAL
(Sumber: Undang Undang RI Nomor 32 Tahun 2009; http://dlh.makassar.go.id/tutorial/penyusunan-amdal)
13. 2. ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
ANDAL adalah dokumen yang berisi telaahan secara cermat terhadap dampak penting dari suatu rencana
usaha dan/atau kegiatan
Dampak-dampak penting yang telah diindentifikasikan didalam dokumen KA-ANDAL kemudian ditelaah
secara lebih cermat dengan mengunakan metodologi yang telah disepakati; Telaahan ini bertujuan untuk
menentukan besaran dampak, setelah besaran dampak diketahui selanjutnya dilakukan penentuan sifat
penting dampak dengan cara membandingkan besaran dampak dengan kriteria dampak penting yang
telah ditetapkan oleh pemerintah (penjelasan PP Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan Psl 3
ayat (1))
•Tahap kajian selanjutnya adalah evaluasi terhadap keterkaitan antara dampak yang satu dengan yang
lainya; Evaluasi dampak ini bertujuan untuk menetukan dasar-dasar pengelolaan dampak yang akan
dilakukan untuk meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif
(Sumber: Undang Undang RI Nomor 32 Tahun 2009; http://dlh.makassar.go.id/tutorial/penyusunan-amdal)
14. 3. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL)
DAN RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (RPL)
Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) adalah dokumen yang memuat upaya-upaya untuk
mencegah, mengendalikan dan menanggulangi dampak penting lingkungan hidup yang bersifat negatif
serta memaksimalkan dampak positif yang terjadi akibat rencana suatu kegiatan dan/atau usaha; Upaya-
upaya tersebut dirumuskan berdasarkan hasil arahan dasar-dasar pengelolaan dampak yang dihasilkan
dari kajian ANDAL
Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) adalah dokumen yang memuat program-program
pemantauan untuk melihat perubahan lingkungan yang disebabkan oleh dampak-dampak yang berasal
dari rencana kegiatan; Hasil pemantauan ini digunakan untuk mengevaluasi efektifitas upaya-upaya
pengelolaan lingkungan hidup yang telah dilakukan, ketaatan pemrakarsa terhadap peraturan perundang-
undangan di bidang lingkungan hidup dan dapat digunakan untuk mengevalusi akurasi prediksi dampak
yang digunakan dalam kajian ANDAL
(Sumber: Undang Undang RI Nomor 32 Tahun 2009; http://dlh.makassar.go.id/tutorial/penyusunan-amdal)
17. Pengelolaan DAS: Upaya manusia dalam mangatur hubungan timbal balik antara
sumberdaya alam dan manusia di dalam das dan segala aktivitasnya, agar terwujud
kelestarian dan keserasian eksosistem serta meningkatnya kemanfaatan sumber
daya alam bagi secara berkelanjutan. P.39/Mehut-II/2009 TENTANG Pedoman
Penyusunan Rencana Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Terpadu (RPDAST)
dan PP No. 37 Tahun 2012
18. KERANGKA DASAR PENGELOLAAN DAS
(Sumber: Peraturan Menteri Kehutanan RI Nomor P.39/Menhut-II/2009 tentang Pedoman Penyusunan Rencana
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Terpadu)
19. Rencana
Pengelolaan DAS
Terpadu
rencana jangka panjang 15
(lima belas) tahun yang rentang
waktu rencananya disesuaikan
dengan rencana pembangunan
daerah bersangkutan
Rencana dimaksud bersifat strategis
dengan unit analisis DAS, SWP DAS, atau
Pulau-pulau Kecil yang akan dijabarkan
dalam rencana jangka menengah 5 (lima)
tahun bersifat semi detail pada tingkat
sektor di setiap DAS.
(Sumber: Peraturan Menteri Kehutanan RI Nomor P.39/Menhut-II/2009 tentang Pedoman Penyusunan Rencana
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Terpadu)
20. Menyediakan data dan informasi
bagi pengambilan keputusan
dalam menetapkan kebijakan
pembangunan dan pengelolaan
sumberdaya alam berbasis
ekosistem DAS
Tujuan
• Terbangunnya pola pikir, kebiasaan dan budaya yang berpihak pada pelestarian lingkungan
hidup bagi keberlanjutan pembangunan di DAS.
• Terbangunnya kesepahaman berbagai pihak tentang sistem, prosedur, mekanisme dan
tujuan pengelolaan sumberdaya alam di DAS.
• Tersedianya tempat uji coba/penelitian berbagai model rehabilitasi hutan dan penggunaan
lahan serta kelembagaan usaha, pelestarian lingkungan hidup dan pemecahan berbagai
masalah sosial kemasyarakatan yang terkait dengan sumberdaya alam ekosistem DAS.
• Tersusunnya tata ruang dan arahan penggunaan lahan DAS.
• Terdistribusinya berbagai kegiatan rencana revitalisasi ekosistem DAS pada stakeholders
sesuai dengan tupoksi masing-masing.
• Terbentuknya tim pemantau, pengendali dan evaluasi pelaksanaan kegiatan lapangan.
• Tersusunnya perangkat hukum sebagai dasar perencanaan dan penganggaran.
Maksud
(Sumber: Peraturan Menteri Kehutanan RI Nomor P.39/Menhut-II/2009 tentang Pedoman Penyusunan Rencana
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Terpadu)
21. Tahapan Kegiatan Penyusunan Rencana Pengelolaan DAS Terpadu
(Sumber: Peraturan Menteri Kehutanan RI Nomor P.39/Menhut-II/2009 tentang Pedoman Penyusunan Rencana
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Terpadu)
23. VENUS
JUPITER
MARS
Alikodra, H.S. 2012. Konservasi Sumberdaya Alam dan Lingkungan: Pendekatan ecosophy bagi penyelamatan bumi.
Yogyakarta: GMU Press.
Hin, A.L.C. 2001. Buberian Environmentalism (Unpublished Thesis). Department of Philosophy, National University of
Singapore. Diakses dari https://www.academia.edu/3063962/Buberian_Environmentalism.
Hudha, A.M, Husamah dan Rahardjanto, A. 2019. Etika Lingkungan (Teori dan Praktik Pembelajarannya). Malang: Penerbit
Universitas Muhammadiyah Malang.
Husamah. 2015a. Blended Project based Learning: Metacognitive Awareness of Biology Education New Students. Journal of
Education and Learning 9(4): 274-281.
Husamah. 2015b. Thinking skills for environmental sustainability perspective of new students of biology education
department through blended project based learning model. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia 4(2): 110-119.
Iskandar, T.Z. 2013. Psikologi Lingkungan: Metode dan aplikasi. Bandung: Refika Aditama.
Khoiriyah, S. & Ristianti, R. 2012. Kesadaran Lingkungan dan Motivasi Berprestasi Siswa SMA Negri 1 Depok Tahun 2010/2011
dalam Kegiatan Toyota Eco Youth (TEY). Bioedukasi, 4(2): 13-22.
Marfai, M. A. 2013. Pengantar Etika Lingkungan dan Kearifan Lokal. Yogyakarta: GMU Press.
Syamsuri, I. 1996. Etika Lingkungan (Usul tentang Cara Merumuskan dan Memasyarakatkannya). Chimera, 1(2): 85:98.
Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jakarta: Sekretariat
Negara.
Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.39/Menhut-II/2009 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pengelolaan Daerah
Aliran Sungai Terpadu. Jakarta: Kementerian Kehutanan Indonesia.