3. Perencanaan
Hani Handoko, 1997:
Ada pada semua jenis kegiatan
Pemilihan sekumpulan kegiatan dan
pemutusan selanjutnya yang berkaitan
dengan:
Apa yang harus dilakukan
Bagaimana melakukan
Kapan melakukannya
Siapa yang melakukan
4. Perencanaan
Kemampuan untuk memilih satu
kemungkinan dari berbagai kemungkinan
yang tersedia dan yang dipandang paling
tepat untuk mencapai tujuan
(Billy E Guetz)
5. Urgensi Perencanaan
Hani Handoko, 1997:
1. Protective Benefits: mengurangi
kemungkinan kesalahan dalam pembuatan
keputusan
2. Positive benefits: meningkatkan sukses
pencapaian tujuan organisasi
6. Manfaat Perencanaan
Sebagai pedoman pada tahap pelaksanaan
dan evaluasi
Memudahkan dalam melaksanakan
koordinasi
Penempatan tanggung jawab secara lebih
tepat
7. Konsep lama perencanaan
Bersifat naluriah
Dilakukan secara spontan
Peramalan subyektif berdasarkan
pengalaman masa lalu
8. Konsep baru perencanaan
Merupakan proses mobilisasi data
Merupakan proses organisir sumber daya
yang ada
Disengaja
Sistematik
obyektif
9. Faktor yang mempengaruhi
keberhasilan perencanaan
Perilaku individu dan organisasi
Motivasi individu dan organisasi
Kecakapan individu dan organisasi
Perencanan yang baik mampu menyesuaikan
diri dengan perubahan
11. PROBLEM
• Masalah Kesehatan: kesenjangan/ gap
antara standar yang diharapkan ada di
masyarakat dengan kondisi kesehatan
masyarakat yang sesungguhnya ditemui.
(ekspektasi vs realita)
REALITA
EKSPEKTASI
12. SOLVING
• SOLUSI
• PENYELESAIAN
• MENEMUKAN JALAN KELUAR
• MEMECAHKAN
Suatu proses siklus perencanaan yang integral dan
komprehensif, yang berpedoman pada dimulainya
masalah, berlangsungnya kegiatan penyelesaian
masalah serta dinilainya hasil penyelesaian yang
dicapai
13. Analisis Situasi
Identifikasi Masalah
Prioritas Masalah
Tujuan
Alternatif Pemecahan Masalah
Rencana Operasional
Pelaksanaan dan Penggerakan
Monitoring
Controlling
Evaluasi
Problem Solving Cycle
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Problem
Solving
Cycle
15. ANALISIS SITUASI
• Kegiatan mengumpulkan
dan memahami
data/informasi untuk
menetapkan adanya
MASALAH
• Hasil tahap ini :
- memperoleh gambaran dan
dinamika permasalahan
secara jelas
- serta faktor-faktor yang
mempengaruhi masalah
tersebut.
16. CARA ANALISIS SITUASI
• Menggunakan informasi dari sistem
informasi yang sudah ada;
• Memanfaatkan data-data yg
diperkirakan sudah cukup representatif
untuk suatu daerah;
• Menggunakan berbagai Pendekatan
dan Model: sistem, supply-demand, HL
Blum, Milton Roemer, dll.
• Memperhatikan berbagai faktor yg
mempengaruhi kesehatan
18. DETERMINANTS OF HEALTH
M. Roemer, 1993
HEALTH
STATUS:
Physical, Mental,
and Social
Well being
CHARACTERISTIC
OF INDIVIDU:
Age, Sex, immunity,
Genetic, Background,
Habit, etc.
SOCIAL
ENVIRONMENT:
Education,
Occupation,
Income,
Relationships,
Urbanization, etc.
PHYSISCAL
ENVIRONMENT:
Geography,
Climate,
Housing, Food,
Water, etc.
HEALTH SERVICES:
Promotion, Prevention, Protection,
Treatment, Rehabilitation, etc.
20. Supply – Demand Dynamic
Supply
Side
Demand
Side
Program dan Pelayanan
Kesehatan serta
Penunjang
(non kesehatan)
Masyarakat dan
Lingkungan
21. ANALISIS KESEHATAN GIGI
1. Frekuensi penyakit kesgi di masyarakat
2. Distribusi usia, jenis kelamin,waktu dan
wilayah
3. Faktor-factor penyebab & predisposisi
4. Perilaku (budaya dan adat yang
mempengaruhi) kesehatan gigi
5. Tindakann preventif dan promotive kesgi
6. Tindakan kuratif dan rehabilitatif
7. Program/kebijakan kesehatan gigi
8. Gambaran dari Data Riskesdas 2007 dan
2013
9. Data kunjungan poli gigi dan klinik
10. biaya pelayanan kesgi, dll
22. ANALISIS LINGKUNGAN KESEHATAN
1. Perumahan, sanitasi dan
lingkungan biologis
2. Lantai rumah, sumber air minum,
jamban, vektor penyakit
3. Perkembangan ekonomi daerah
4. PDRB perkapita, PAD, APBD II,
ketenagakerjaan
5. Lingkungan sosial
23. ANALISIS PERILAKU KESEHATAN
1. Konsep sehat-sakit, kepercayaan
masyarakat tentang kesehatan
2. Perilaku hidup bersih, kebiasaan buruk
(merokok,
3. Kurang olahraga, kurang konsumsi gizi dll)
4. Data susenas: pencarian pengobatan
5. Informan Tokoh masyarakat:
kebiasaan masyarakat
6. Data Posyandu: peran serta
masyarakat
24. ANALISIS KEPENDUDUKAN
1. Jumlah penduduk
2. Pertumbuhan penduduk
3. Struktur umur penduduk
4. Jumlah balita
5. Jumlah Ibu hamil
6. Mobilitas penduduk
7. Distribusi penduduk menurut
kecamatan dan desa
8. Mata pencaharian utama penduduk
9. Pendidikan
26. IDENTIFIKASI MASALAH
• Setelah melakukan analisis situasi dan
memperoleh gambaran situasi dan faktor2
yang berperan
• Maka tahap selanjutnya adalah membuat
daftar masalah
• Misal : program/kegiatan
Puskesmas yang belum
Mencapai target
27. Perumusan masalah yang baik:
1. jelas menyatakan adanya
kesenjangan
2. Terukur (Kuantitatif)
3. tidak terbatas pada masalah
gangguan kesehatan saja, tetapi
meliputi semua faktor determinan
(lingkungan, perilaku,
kependudukan, pelayanan kesehatan)
28. CONTOH MASALAH TERUKUR
Masih rendahnya cakupan
pemeriksaan ibu hamil oleh tenaga
terlatih kualitatif
Cakupan pemeriksaan ibu hamil oleh
tenaga terlatih di kabupaten X tahun
2012/2013 adalah 22%, sedangkan cakupan
nasional adalah 80%
ada kejelasan magnitude, perspektif
waktu dan ruang
29. Masalah gangguan kesehatan:
Prevalensi TBC di Kab. X tahun
2013/2014 tinggi, 12/1000
penduduk
Masalah lingkungan kesehatan:
60% rumah penduduk pedesaan
di Kab. X 2013/2014 masih
menggunakan lantai tanah
32. Masalah kependudukan/KB
20% dari 500 akseptor implant
di Kab.X yang seharusnya
sudah dicabut tahun 2013/14
belum mendapat pelayanan
pencabutan implat.
35. PERLUNYA PENENTUAN PRIORITAS MASALAH
karena Sumberdaya
(6M1T: Man/tenaga, Money/dana atau
uang, Material/bahan, Methode/teknik,
Mechine/alat, Market/pasar dan
Time/waktu)
bidang kesehatan yang terbatas, sedangkan
problema yang harus ditanggulangi sangat
banyak dan kompleks.
Penentuan prioritas masalah
Penting
37. METODE SKORING terdiri dari:
• Metode Bryant
• Metode HANLON
• Metode USG(Urgency ,Seriousness, Growth)
• Metode matematik PAHO
• MCUA (Multiple Criteria Utility Assesment)
38. METODE NON SKORING terdiri dari :
• Dengan menggunakan teknik ini, masalah
dinilai melalui diskusi kelompok, oleh sebab
itu juga disebut “ Nominal Group Technique”
(NGT). NGT terdiri dari dua, yaitu :
• Metode Delbecq : berbeda keahlian
• Metode Delphi :
Sama keahliannya
39. Langkah Penilaian
• Pahami dahulu program yang akan dinilai
• Tentukan Macam dan ruang lingkup
penilaian yang akan dilakukan
• Susunlah rencana penilaian
• Laksanakan penilaian
• Tarik kesimpulan
• Susunlah Saran-saran
40. Metode USG digunakan
apabila pihak perencana
telah siap mengatasi
masalah yang ada, sehingga
yang dipentingkan adalah
aspek yang ada di
masyarakat dan aspek
masalahnya itu sendiri
(Urgency ,Seriousness, Growth)
Prioritas Masalah
oritas masalah
Metode USG
41. tingkat urgensi (U),
tingkat keseriusan(S), dan
kemungkinan dampak / perkembangan
masalah/penyebab (G).
(Urgency ,Seriousness, Growth)
Metode USG
42. Tentukan siapa saja orang yang akan
diundang atau dilibatkan dalam
pertemuan untuk melaksanakan USG
Jumlah peserta : 4 – 7 orang
43. Langkah inti pelaksanaan
1. Penyusunan daftar masalah
a. Setiap peserta pertemuan diminta mengemukakan
masalah bagian yang diwakilinya
b. Pimpinan USG menginstruksikan kepada petugas
pencatat untuk mencatat setiap masalah yang
dikemukakan di lembar flipchart atau papan tulis atau
white board
LEMBAR FLIPCHART
Misal :
Nama anggota Unit/Bagian Masalah yang dikemukakan
Ahmad Bina Program Perilaku PHBS masyarakat rendah (A)
Rina Umum Mutu pelayanan BP rendah (B)
Anto Upakes Perhatian keluarga pada bumil rendah (C)
Sinta … … (D)
Willy … … (E)
Metode USG
44. Metode USG
2. Klarifikasi Masalah
a. Lakukan klarifikasi masalah yang telah
diidentifikasi dalam rangka
menentukan prioritas masalah
b. Setiap anggota dimintai penjelasan
(klarifikasi) maksud dari masalah yang
dikemukakannya.
c. Setelah diklarifikasi, maka tulis
masalah hasil dari klarifikasi tersebut
45. Nama anggota Unit/Bagian Masalah yang dikemukakan
…………….. ………… .………………
…………….. ………… .………………
…………….. ………… .………………
…………….. ………… .………………
DAFTAR MASALAH SETELAH
KLARIFIKASI
Setelah klarifikasi ternyata masalah yang
diperoleh adalah sebagai berikut :
46. 3. Membandingkan antar Masalah
a. Bandingkan masalah yang diperoleh,
sebagai contoh masalah A sampai E
menurut kriteria Urgensi (Urgency),
Keseriusan (Seriousness) dan
Kemungkinan Berkembangnya masalah
(Growth)
b. Tulis frekwensi kemunculan tiap masalah
setelah diperbandingkan, frekwensi ini
dianggap sebagai nilai atau skor masalah.
Kemudian jumlahkan skor yang diperoleh
tiap masalah berdasarkan kriteria
Urgency, Seriousness dan Growth
47. 4. Penyusunan Prioritas Masalah
Menyusun prioritas masalah berdasarkan
hasil langkah 3
Misalnya : Dari hasil langkah 3 pada
contoh, maka dapat disusun prioritas
masalah dengan urutan sebagai berikut :
1. Masalah B
2. Masalah A
3. Masalah E
4. Masalah D
5. Masalah C
48. Lembar Filpchart
Misal :
Aspek Urgency Aspek Seriousness Aspek Growth
A / B = B A / B = B A / B = B
A / C = A A / C = A A / C = A
A / D = A A / D = A A / D = A
A / E = A A / E = A A / E = A
B / C = B B / C = B B / C = B
B / D = B B / D = B B / D = B
B / E = E B / E = E B / E = B
C / D = D C / D = D C / D = D
C / E = E C / E = E C / E = E
D / E = E D / E = E D / E = E
49. Diperoleh hasil perbandingan sebagai berikut :
Aspek Urgency Aspek Seriousness Aspek Growth
A = 3 A = 3
B = 3 B = 3
C = 0 C = 0
D = 1 D = 1
E = 3 E = 3
Masalah Urgency Seriousness Total
A 3 3 9
B 3 3 10
C 0 0 0
D 1 1 3
E 3 3 8
B = 4
C = 0
D = 1
4
0
1
2
E = 2
LEMBAR FLIPCHART
Growth
3
Hasil Skoring
A = 3
50. NO. PRIORITAS MASALAH
U S G
TOTAL RANKING
U S G
1. SPAL yang tidak memenuhi syarat 5 5 4 100 I
2.
Kurangnya Tempat Pembuangan
Sampah (TPS)
4 3 5 60 III
3.
Kurangnya kegiatan pemberantasan
jentik nyamuk di rumah
3 3 4 36 V
4.
Masih banyaknya perokok aktif di
rumah
3 4 4 48 IV
5.
Banyaknya ibu yang tidak melakukan
IMD saat bayi lahir
1 3 1 3 VII
6.
Pemberian makanan selain ASI kepada
balita
2 3 3 18 VI
7.
Kurangnya pengetahuan tentang
pemakaian garam beryodium dan
bahaya kekurangan yodium
4 4 5 80 II
51. METODE HANLON
• Terdiri dari Metode HANLON Kuantitatif dan
kualitatif
• Metode HANLON memiliki tujuan
• 1. Memungkinkan para pengambil keputusan
untuk mengidentifikasi faktor-faktor eksplisit
yang harus diperhatikan dalam menentukan
prioritas
• 2. Untuk mengorganisasi faktor-faktor ke
dalam kelompok yang memiliki bobot relatif
satu sama lain
• 3. Memungkinkan faktor-faktor agar dapat
dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan dan
dinilai secara individual.
52. Kriteria HANLON :
• Terdapat 4 kriteria:
1. Besarnya masalah (I)
2. Tingkat kegawatan masalah (II)
3. Kemudahan penanggulangan masalah
(III)
4. PEARL faktor (IV)
Adapun tahapan Metode Hanlon menurut
Guide for Establishing Public Health Priorities :
53. 1. Menentukan besarnya Masalah (A )
• Besarnya Masalahberdasarkan besarnya
jumlah penduduk yang terkena dampak
negatif akibat masalah tersebut yang diukur
berdasarkan insidensi, prevalensi, dan
mortalitas pada masing-masing penyakit.
• Misal : % penduduk yg kena efek langsung
• Setiap masalah diberi skor antara 1-10
dengan kriteria sebagai berikut:
• Kelas N= 1 + 3,3 log n (n=jumlah masalah)
• Interval = (nilai tertinggi-nilai terendah)
Jumlah kelas (N)
54. 1. Menentukan besarnya Masalah (A )
• Kemudian kita menentukan pembobotan
dari masing-masing masalah.
• Dari masalah paling rendah hingga masalah
yang bobotnya paling tinggi
No Masalah Besar masalah terhadap pencapaian program Nilai
Interval
...... ....... ....... .......
Nilai
........ ....... ......... ........
1
2
3
55.
56. 2. Menentukan tingkat Kegawatan (B)
• Tk. Kegawatan Kegawatan masalah ditentukan
secara subjektif berdasarkan 3 faktor antara lain:
• Tingkat kedaruratan yang harus mendapatkan penanganan
segera/urgensi
• Tingkat kecenderungan akan menjadi kejadian luar biasa /
KLB
• Tingkat keganasan masalah sehingga dapat
mengakibatkan kematian yang tinggi.
• besarnya pengeluaran/biaya (Tambahan)
• Untuk masing-masing faktor diberi skor antara 1-10
dengan kriteria sebagai berikut:
1-2 = Apabila kegawatan masih ringan
3-4 = Apabila kegawatan masih tidak serius
5-6 = Apabila kegawatan cukup serius
7-8 = Apabila kegawatan masalah serius
9-10 = Apabila kegawatan masalah sangat serius
57.
58. 3. Tingkat Kemudahan Penanggulangan (C)
• Tk. kemudahan penanggulangan
masalahKemudahan penanggulangan masalah
didasarkan atas kemampuan sumber daya dan
teknologi untuk mengatasi masalah tersebut.
• Untuk masing-masing faktor diberi skor antara 1-10
dengan kriteria sebagai berikut:
• Kriteria sebagai berikut:
1-2 = Apabila sangat sulit penanggulangannya
3-4 = Apabila sulit penanggulangannya
5-6 = Apabila cukup sulit penanggulangannya
7-8 = Apabila mudah penanggulangannya
9-10 = Apabila sangat mudah
penanggulangannya
59. • Tabel 4. Penilaian Tingkat Kemudahan Penanggulangan
Masalah Kesehatan di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2010
60. 4. Menentukan Faktor PEARL (D)
Faktor PEARL
• Faktor yang tidak langsung berkaitan dengan masalah
kesehatan namun berpengaruh dalam penentuan
intervensi.
• PEARL faktor terdiri dari
• P = Kesesuaian,
• E = Secara ekonomi rendah,
• A = Dapat diterima,
• R = Tersedianya sumber daya, dan
• L = Legalitas terjamin.
• Masing-masing masalah yang telah diidentifikasi
dilakukan pengujian dengan faktor PEARL, skor yang
diberikan pada setiap masalah adalah 1 atau 0. Setiap
masalah yang diuji dikalikan dengan nilai PEARL nya.
• PEARL = 1 Artinya program dapat dilaksanakan
• PEARL = 0 Artinya program belum dapat dilaksanakan
61.
62. 5. Menentukan Prioritas Masalah
• Untuk menentukan prioritas masalah
kesehatan dapat ditetapkan dengan
menggunakan rumus sebagai berikut di bawah.
Penetapan prioritas kemudian dilakukan
berdasarkan skor tertinggi.
• Nilai Prioritas Dasar (NPD) = (A+B) x C/3
• Nilai Prioritas Total (NPT) = {(A+B) C/3}xD
• Keterangan :
• A = Penilaian besarnya masalah;
• B = Penilaian kegawatan masalah.
• C = Penilaian Penanggulangan
• D = Hasil PEARL