SlideShare a Scribd company logo
Analisis Pangan :LEMAK
By : Putinur
Content:
1.Pendahuluan
2.Lipid dalam Bahan Pangan
3.Jenis emulsi dalam Bahan Pangan
4.Analisis Kadar Lemak dalam Bahan Pangan
5.Analisis Sifat Fisiko-Kimia Lemak atau Minyak dalam Bahan
Pangan
6.Analisis Komposisi Asam Lemak Penyusun Lemak atau
Minyak dengan Menggunakan Kromatografi Gas
1. PENDAHULUAN:
⦁ Lipid merupakan senyawa yang larut dalam pelarut organik
tetapi tidak larut air
.
⦁ Lipid dapat digolongkan menjadi tiga gol. utama yaitu: Lipid
sederhana;lipid majemuk,dan turunan lipid.
⦁ Giserol dan ester asam lemak adalah komponen terbesar lipid
yang jumlahnya mencapai 99% dari seluruh komponen lipid.
⦁ Hasil hidrolisis lemak dan minyak adalah asam karboksilat dan
gliserol . Asam karboksilat ini juga disebut asam lemak yang
mempunyai rantai hidrokarbon yang panjang dan tidak
bercabang.
Kegunaan Lemak dan Minyak
1. Memberikan rasa gurih dan aromayang spesifik
2. Sebagai salah satu penyusun dinding sel dan penyusun bahan-bahan biomolekul
3. Sumber energi yang efektif dibandingkan dengan protein dan karbohidrat,
karena lemak dan minyak jika dioksidasi secara sempurna akan menghasilkan 9
kkal/gram lemak atau minyak. Sedangkan protein dan karbohidrat hanya
menghasilkan 4 kkal/gram protein atau karbohidrat.
4. Sebagai sumber esensial dan pelarut vitaminA,D,E,dan K
5. Lemak dapat menghantarkan panas dengan baik pada saat menggoreng,
melembutkan produk,membentuk“body”,dan meningkatkan palabilitas produk.
6. Mencegah timbulnya penyumbatan pembuluh darah yaitu pada asam lemak
esensial.
Lemak dan minyak berada dalam sumbernya
dengan kadar dan komposisi yang berbeda.
Perbedaaan inilah yang menyebabkan setiap jenis
lemak atau minyak mempunyai karakteristik
fisiko-kimia yang berbeda pula.
2. LIPID DALAM BAHAN PANGAN
1.Sistem Penamaan Lipid
Asam Lemak :
 as.Lemak disusun oleh 3 unsur atom yaitu karbon (C), hidrogen (H)
dan oksigen (O).
 Berdasarkan panjang rantainya :
- as.Lemak berantai pendek (shortchain fatty acid)
- as.Lemak berantai sedang (medium chain fatty acid)
- as.Lemak berantai panjang (long chain fatty acid)
 Berdasarkan keberadaan ikatan rangkap :
- as.Lemak jenuh
- as.Lemak tidak jenuh
Penamaan as.lemak jenuh:
⦁ Dapat dilakukan dengan lima cara:
1. Seperti penamaan alkana dimana akhiran huruf a diganti
dengan oat
2. Berdasarkan grup karboksil yang mensubstitusi
hidrokarbon
3. As.lemak dinamai dengan nama umum seperti as.Butirat,
palmitat,stearat,dll (dengan nama umum/komersil)
4. Disingkat sesuai dengan jumlah atom karbon dan jumlah
ikatan rangkapnya
5. As. lemak dapat dinamai dengan singkatan umum seperti
P untuk palmitat dan L untuk Linolenat
PenamaanAs.Lemak tidak J
enuh
⦁ Didasarkan pada jumlah atom karbonnya hanya saja
akhiran anoat diganti dengan enoat
⦁ Dengan melihat posisi ikatan rangkap pertama dari
terminal metil molekul asam lemak
⦁ Berdasarkan konfigurasi geometrik dari molekulnya.
Penamaan Gliserida
⦁ Penamaan trigliserida dilakukan sesuai dengan asam lemak
penyusunnya serta letak asam lemak pada ester gliresol
Penamaan Fosfolipid
⦁ Penamaan fosfolipid didasarkan pada turunan asam
fosfatnya atau berdasarkan nama sistematik seperti pada
penamaan trigliserida
⦁ Istilah fosfo menunjukkan jembatan fosfodiester
2. Sumber Lemak dan Minyak
1) Lemak Hewani :Lemak babi,lemak sapi dan lemak susu
2) Lemak Nabati (serealia,kacang2an,palma2an dan biji2an)
Digolongkan ke dalam 4 grup yaitu:
- grup laurat
- grup palmitat
- grup oleat dan linoleat
- grup linolenat
3) Marine oil(alga,ganggang dan ikan laut)
- Memiliki kandungan asam lemak yang unik yaitu tingginya kandungan
as.lemak esensial (ω-3 dan ω-6) yang termasuk Poly Unsaturated
FattyAcid (PUFA) seperti EPA (Ecosa PentaenoicAcid) dan DHA
(Docosa HeksanoicAcid) danAA (AracidonicAcid)
3. EMULSI DALAM BAHAN PANGAN
⦁ Emulsi  Suatu dispersi atau suspensi suatu cairan dalam
cairan yang lain, yang molekul kedua cairan tersebut tidak
saling berbaur tetapi saling antagonistik
⦁ Jenis emulsi dalam BP : french dressing, mayonnaise, cheese
cream, kuning telur, susu
⦁ Fungsi emulsi: sbg emulsifier, stabilizer, dan emulsifying
agent. Ex: french dressing, kuning telur, telur utuh, gelatin,
pektin, pasta kanji, kasein, albumin, dan tepung paprika
⦁ 3 bagian Emulsi:1) Terdispersi, 2) Pendispersi, 3) Emulsifier
Jenis Emulsi – French Dressing
 Mengacu pd minyak dan saus cuka berbasis yang rasanya agak manis
 Tergolong emulsi temporer
 Mrp salah satu jenis salad dressing yang berbentuk bahan pangan cair yang dibuat
dari minyak nabati tidak kurang dari 35% berat, cuka atau lemon juice, lada dan
mustard, dengan garam dan gula secukupnya.
 Sebelum dituang sayuran, french dressing dikocok dahulu agar minyak dan cuka
bercampur
 Lada dan mustard bertindak sbg emulsifier
 Mustard berfungsi menurunkan tegangan permukaan air serta tegangan antara
permukaan minyak dengan air (interface tension) shg minyak terdispersi dalam air
 French dressing tidak terpisah karena telah ditambah stabilizer, ex: gumi agar, akasia,
karagenan, atau gelatin
Jenis Emulsi – Mayonnaise
 Mrp jenis bahan pangan berupa emulsi padat yang dibuat dari minyak nabati, cuka/
lemon juice / asam sitrat, kuning telur dan beberapa bumbu spt garam, gula, paprika,
MSG
 Kadar minyak tidak boleh kurang dari 65% berat
 Membentuk emulsi yang sangat halus pada cuka / lemon juice
 Mrp emulsi minyak dalam air dengan kuning telur sbg emulsifier
4. ANALISIS KADAR LEMAK DALAM
BAHAN PANGAN
⦁ Berbagai metode analisis kadar lemak sudah banyak
dikembangkan seperti metode ekstraksi Soxhlet, metode
Babcock dan metode modifikasi Babcock, ekstraksi solvent
dengan suhu dingin.
⦁ Pemilihan metode analisis ini didasarkan pada sumber dan
sifat bahan yang akan dianalisis serta tujuan analisis.
1.Metode Ekstraksi Soxhlet
⦁ Merupakan metode analisis kadar lemak secara langsung dengan
cara mengestrak lemak dari bahan dengan dengan pelarut organik
seperti heksana,petrolium eter dan dietil eter
.
⦁ Ekstraksi dilakukan dengan cara direfluks pada suhu sesuai dengan
titik didih pelarut yang digunakan.
⦁ Selama proses refluks, pelarut secara berkala akan merendam
sampel dan melarutkan lemak/minyak yang ada pada sampel.
⦁ Jumlah lemak/minyak pada sampel diketahui dengan menimbang
lemak setelah pelarut diuapkan.
⦁ Lemak yang diperoleh merupakan kadar lemak kasar (crude fat)
artinya semua yang terlarut oleh pelarut tsbt dianggap lemak mis:
vitamin larut lemak seperti vit.A,D,E dan K
Faktor yang mempengaruhi ketelitian:
1. Ukuran partikel bahan atau contoh
2
. J
enis pelarut
3. Waktu ekstraksi
4. Suhu ekstraksi
Semakin kecil ukuran sampel maka kontak antara
permukaan bahan dengan pelarut akan semakin luas
sehingga proses ekstraksi lebih efisien
Semakin lama waktu ekstraksi maka jumlah lemak yang
terbawa oleh pelarut akan semakin banyak sampai suatu
saat lemak pada sampel habis
Semakin tinggi suhu, maka ekstraksi akan semakin cepat,
tetapi pada ekstraksi soxhlet suhu yang digunakan harus
disesuaikan dengan titik didih pelarut yang digunakan
PrinsipAnalisis Soxhlet
⦁ Lemak diekstrak menggunakan pelarut organik.Setelah
pelarutnya diuapkan,lemak dari bahan dapat ditimbang
dan dihitung persentasenya.
Hasil Ekstraksi yang diperoleh berupa komponen
triasil gliserol, asam lemak, sterol, dsb
2. Metode Babcock
⦁ Prinsip:
 Lemak dari bahan diekstrak dengan cara merusak emulsi
(mis:susu segar) atau merusak jaringan bahan (pada bahan
segar seperti ikan segar dan olahannya) menggunakan
asam H2SO4 pekat,yang dikombinasikan dengan
sentrifugasi dan atau pemanasan.
 Lemak yang terpisah dapat ditentukan volumenya dari
botol Babcock yang telah dikalibrasi.
Dasar-dasar analisis lemak dan minyak
⦁ Analisa lemak dan minyak yang umum dilakukan dapat dapat
dibedakan menjadi tiga kelompok berdasarkan tujuan analisis,
yaitu;
 Penentuan kuantitatif,yaitu penentuan kadar lemak dan minyak
yang terdapat dalam bahan makanan atau bahan pertanian.
 Penentuan kualitas minyak sebagai bahan makanan, yang
berkaitan dengan proses ekstraksinya,atau adapemurnian lanjutan,
misalnya penjernihan(refining),penghilangan bau (deodorizing),
penghilangan warna (bleaching).Penentuan tingkat kemurnian minyak
ini sangat erat kaitannya dengan daya tahannya selama
penyimpanan,sifat gorengnya,baunya maupun rasanya.Tolak ukur
kualitas ini adalah angka asam lemak bebasnya(free fatty acid atau FF
A),
angka peroksida,tingkat ketengikan dan kadar air
.
 Penentuan sifat fisika maupun kimia yang khas ataupun
mencirikan sifat minyak tertentu.
5. ANALISIS SIFAT FISIKO-KIMIA LEMAK
atau MINYAK DALAM BAHAN PANGAN
 T
ujuan :- Mengetahui mutu minyak atau lemak
- Mengetahu tingkat kerusakan minyak selama
penanganan,penyimpanan maupun aplikasi minyak
dalam proses pengolahan
 Parameter penentuan sifat fisika lemak :
Titik leleh ,berat jenis dan turbidity point
 Parameter penentuan sifat kimia lemak:
Iodine value (bilangan iodium)
Acid value (bilangan asam)
Peroxide value (bilangan peroksida)
p-anisidin value (bilangan paraanisidin)
rancidity (ketengikan)
TBAvalue (bilanganTBA)
Analisis Sifat Fisik Lemak
1. Analisis titik leleh (melting point) dengan metode tabung
kapiler (AOAC Official Method 920.157,1995)
 Titik leleh adalah suhu dimana lemak atau minyak
berubah wujud dari padat menjadi cair.
 Prinsip: lemak dimasukkan dalam tabung kapiler,
didinginkan kemudian dipanaskan secara bertahap. Suhu
pada saat lemak bersifat transparan adalah titik leleh
lemak tersebut.
⦁ 2.Analisis Berat Jenis (densitas) lemak atau minyak dengan
metode piknometer
⦁ Prinsip : Membandingkan berat dari sampel minyak
dengan berat air dengan volume yang sama pada suhu
yang ditentukan (biasanya 25 0C)
⦁ 3. Analisis T
urbidityPoint atauTitik kritis
⦁ Prinsip : Cara mengukur suhu pada saat lemak atau
minyak cair berubah menjadi padat
1. Analisis Bilangan Iod (Iodine value)
 Penentuan iodine menunjukkan ketidakjenuhan asam lemak
penyusunan lemak dan minyak. Asam lemak tidak jenuh mampu
mengikat iodium dan membentuk senyawaan yang jenuh.
 Banyaknya iodine yang diikat menunjukkan banyaknya ikatan rangkap
yang terdapat dalam asam lemaknya.
 Angka iodine dinyatakan sebagai banyaknya iodine dalam gram yang
diikat oleh 100 gram lemak atau minyak.
 Prinsip : Mengukur kelebihan iodium yang tidak mengadisi ikatan
rangkap minyak. Senyawa iodium mampu mengadisi ikatan rangkap
pada asam lemak tidak jenuh.
Analisis Sifat Kimia Lemak
⦁ Penetapan dilakukan dengan cara:
Menambahkan sejumlah iodium secara berlebih kedalam
sejumlah sampel minyak/lemak, kelebihan iodium dititrasi
dengan Natrium tiosulfat (Na2S2O3) sehingga iodium yang
diabsorpsi oleh minyak/lemak dapat diketahui jumlahnya.
2. Analisis BilanganAsam (Acid value)
 Bil. asam adalah bilangan yang menunjukkan jumlah asam
lemak bebas yang terkandung dalam minyak/lemak yang
biasanya dihubungkan dengan proses hidrolisis minyak/lemak
 Hidrolisis minyak atau lemak oleh air dengan katalis enzim
atau panas pada ikatan ester trigliserida akan menghasilkan
asam lemak bebas
Enzim
T
rigliserida + H2O Digliserida + Monogliserida + ALB + Gliserol
Panas
Reaksi hidrolisis trigliserida oleh air
⦁ Keberadaan asam lemak bebas biasanya dijadikan
indikator awal terjadinya kerusakan minyak/lemak. Asam
lemak bebas lebih mudah teroksidasi jika dibandingkan
dalam bentuk esternya.
⦁ Prinsip : Mereaksikan minyak/lemak dengan basa seperti
KOH/NaOH .Jumlah as.Lemak bebas pada sampel
setara dengan KOH dan NaOH yg digunakan untuk
menyabunkan sampel tersebut yang dinyatakan
dengan bilangan asam dan kadar asam.
O
R – C – OH +KOH R – C – OK +H2O
O
Reaksi Penyabunan antara asam lemak bebas dengan basa
lanjutan …
lanjutan …
⦁ Asam lemak bebas dapat bereaksi dengan cupric asetat-
piridinedalamlarutan benzena, reaksi ini menghasilkan
warna yang dapat dibaca absorbansinya pada panjang
gelombang 715nm
3. Analisis Bilangan Peroksida (Peroxide value)
 Asam lemak bebas yang ada pada sampel dapat
mempercepat proses oksidasi lemak karena oksidasi lemak
bebas dapat berlangsung baik secara enzimatis maupun
non enzimatis.
 Tahap awal reaksi oksidasi adalah terjadinya senyawa
radikal bebas yang kemudian akan menghasilkan senyawa
peroksida jika bereaksi dengan oksigen.
lanjutan …
⦁ Senyawa peroksida merupakan produk yang
terbentuk pada awal proses oksidasi lemak. Kadar
peroksida pada minyak/lemak menunjukkan tingkat
kerusakan oksidasi lemak.
⦁ Bilangan peroksida sampel minyak dapat dianalisis
dengan metode IUPAC, metode Ferri Tiosianat dan
metode mikro dengan Kalorimetri
4. Analisis Bilangan paranisidin (p-anasidine value)
 Peroksida bersifat tidak stabil dan akan terdekomposisi
secepat pembentukannya (Nawar, 1985).
 Dekomposisi peroksida terjadi melalui beberapa tahapan,
tahap pertama yaitu terputusnya ikatan oksigen-oksigen
pada gugus peroksida yang akan menghasilkan senyawa
alkoksi radikal dan hidroksi radikal
 Prinsip: menggunakan prinsip pengukuran warna kuning
yang dihasilkan dari reaksi antara senyawa aldehid dengan
pereaksi paraanisidin pada pelarut asam asetat yang
absorbansinya dapat diukur pada lamda 350 nm.
5. Analisis BilanganTBA
 Senyawa aldehid juga bersifat tidak stabil dan dapat
terdekomposisi menjadi senyawa yang lebih sederhana seperti
malonaldehida.
 Senyawa malonaldehid jika bereaksi dengan pereaksi Thio
Barbituric Acid (TBA) akan menghasilkan pigmen warna merah
yang absorbansinya dapat diukur pada lamda 530 nm.
 Pengukuran TBA sering dijadikan indikator kerusakan lanjut dari
oksidasi lemak/minyak.
 Bil. TBA dalam sampel minyak/lemak dapat ditentukan oleh
metode AOCS method (1990) dan metode Tarladgis (1960)
6. Analisis Komposisi Asam Lemak
Penyusun Lemak atau Minyak dengan
Menggunakan Kromatografi Gas
⦁ Kromatografi gas adalah teknik pemisahan campuran
berdasarkan sifat volatilitas masing-masing komponennya.
⦁ Pemisahan solution dalam campuran pada GLC dilakukan
secara partisi diantara fasa gerak dan fasa diam, dengan
kecepatan gerak yang tergantung pada volatilitas dari
masing-masing komponennya serta derajat kelarutannya
dalam cairan pada fasa diam.
SISTEM PERALATAN HPLC
Instrumentasi HPLC pada dasarnya terdiri atas:-
- wadah fase gerak,
- pompa,
- alat untuk memasukkan sampel (tempat injeksi),
- kolom,
- detektor
,
- wadah penampung buangan fase gerak,
- komputer atau integrator atau perekam.
THANKYOU….....
....

More Related Content

Similar to 20230614-IV-ANALISIS LEMAK.pptx

minyak nabati
minyak nabatiminyak nabati
minyak nabati
restika rahayu
 
oil
oiloil
Ii lemak-dan-minyak
Ii lemak-dan-minyakIi lemak-dan-minyak
LIPID Kelas B Klmpok A (FMIPA UHO)
LIPID Kelas B Klmpok A (FMIPA UHO)LIPID Kelas B Klmpok A (FMIPA UHO)
LIPID Kelas B Klmpok A (FMIPA UHO)
Retno Cahyaningrum
 
Ketengikan
KetengikanKetengikan
Ketengikan
Zara Neur
 
Lipid (Klasifikasi, Aturan Penamaan, Fungsi and Aplikasi pada Kehidupan)
Lipid (Klasifikasi, Aturan Penamaan, Fungsi and Aplikasi pada Kehidupan)Lipid (Klasifikasi, Aturan Penamaan, Fungsi and Aplikasi pada Kehidupan)
Lipid (Klasifikasi, Aturan Penamaan, Fungsi and Aplikasi pada Kehidupan)
pure chems
 
Biokimia i lipid
Biokimia i lipidBiokimia i lipid
Biokimia i lipid
Takdir Anis
 
farmakognosi LIPID
farmakognosi LIPIDfarmakognosi LIPID
farmakognosi LIPID
Sapan Nada
 
LIPID.pptx
LIPID.pptxLIPID.pptx
LIPID.pptx
RiskaYudhistia1
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Fransiska Puteri
 
Riingkasan lipid
Riingkasan lipidRiingkasan lipid
Riingkasan lipid
emahalas123
 
Lemak dan-minyak
Lemak dan-minyakLemak dan-minyak
Lemak dan-minyak
ridhar
 
Laporan minyak dan lemak
Laporan minyak dan lemakLaporan minyak dan lemak
Laporan minyak dan lemak
IsmayadiMuhammad
 
SIFAT FISIKO-KIMIA (TLM).pptx
SIFAT FISIKO-KIMIA  (TLM).pptxSIFAT FISIKO-KIMIA  (TLM).pptx
SIFAT FISIKO-KIMIA (TLM).pptx
IlhamKurniawan443154
 
LIPID
LIPIDLIPID
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan LipaseLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan LipaseFransiska Puteri
 
Kimia kelas 12 (lemak)
Kimia kelas 12 (lemak)Kimia kelas 12 (lemak)
Kimia kelas 12 (lemak)
Dzakira Iskandar
 
Lemak
LemakLemak
Dwi eni (a1 f011029) lipid
Dwi eni (a1 f011029) lipidDwi eni (a1 f011029) lipid
Dwi eni (a1 f011029) lipid
mohtheaeng
 

Similar to 20230614-IV-ANALISIS LEMAK.pptx (20)

minyak nabati
minyak nabatiminyak nabati
minyak nabati
 
oil
oiloil
oil
 
Analisis lemak
Analisis lemakAnalisis lemak
Analisis lemak
 
Ii lemak-dan-minyak
Ii lemak-dan-minyakIi lemak-dan-minyak
Ii lemak-dan-minyak
 
LIPID Kelas B Klmpok A (FMIPA UHO)
LIPID Kelas B Klmpok A (FMIPA UHO)LIPID Kelas B Klmpok A (FMIPA UHO)
LIPID Kelas B Klmpok A (FMIPA UHO)
 
Ketengikan
KetengikanKetengikan
Ketengikan
 
Lipid (Klasifikasi, Aturan Penamaan, Fungsi and Aplikasi pada Kehidupan)
Lipid (Klasifikasi, Aturan Penamaan, Fungsi and Aplikasi pada Kehidupan)Lipid (Klasifikasi, Aturan Penamaan, Fungsi and Aplikasi pada Kehidupan)
Lipid (Klasifikasi, Aturan Penamaan, Fungsi and Aplikasi pada Kehidupan)
 
Biokimia i lipid
Biokimia i lipidBiokimia i lipid
Biokimia i lipid
 
farmakognosi LIPID
farmakognosi LIPIDfarmakognosi LIPID
farmakognosi LIPID
 
LIPID.pptx
LIPID.pptxLIPID.pptx
LIPID.pptx
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
 
Riingkasan lipid
Riingkasan lipidRiingkasan lipid
Riingkasan lipid
 
Lemak dan-minyak
Lemak dan-minyakLemak dan-minyak
Lemak dan-minyak
 
Laporan minyak dan lemak
Laporan minyak dan lemakLaporan minyak dan lemak
Laporan minyak dan lemak
 
SIFAT FISIKO-KIMIA (TLM).pptx
SIFAT FISIKO-KIMIA  (TLM).pptxSIFAT FISIKO-KIMIA  (TLM).pptx
SIFAT FISIKO-KIMIA (TLM).pptx
 
LIPID
LIPIDLIPID
LIPID
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan LipaseLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
 
Kimia kelas 12 (lemak)
Kimia kelas 12 (lemak)Kimia kelas 12 (lemak)
Kimia kelas 12 (lemak)
 
Lemak
LemakLemak
Lemak
 
Dwi eni (a1 f011029) lipid
Dwi eni (a1 f011029) lipidDwi eni (a1 f011029) lipid
Dwi eni (a1 f011029) lipid
 

Recently uploaded

SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
NanieIbrahim
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
ahyani72
 
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptxPemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
maulatamah
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Sosdiklihparmassdm
 
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
ahyani72
 
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
MashudiMashudi12
 
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptxRENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
mukminbdk
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
GusniartiGusniarti5
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
inganahsholihahpangs
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
irvansupriadi44
 
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptxPemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
ssuser4dafea
 
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdfKONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
AsyeraPerangin1
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
YuristaAndriyani1
 
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptxPOWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
cikgumeran1
 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
sabir51
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
margagurifma2023
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
HendraSagita2
 

Recently uploaded (20)

SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
 
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptxPemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
 
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
 
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
 
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptxRENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
 
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptxPemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
 
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdfKONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
 
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptxPOWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
 

20230614-IV-ANALISIS LEMAK.pptx

  • 2. Content: 1.Pendahuluan 2.Lipid dalam Bahan Pangan 3.Jenis emulsi dalam Bahan Pangan 4.Analisis Kadar Lemak dalam Bahan Pangan 5.Analisis Sifat Fisiko-Kimia Lemak atau Minyak dalam Bahan Pangan 6.Analisis Komposisi Asam Lemak Penyusun Lemak atau Minyak dengan Menggunakan Kromatografi Gas
  • 3. 1. PENDAHULUAN: ⦁ Lipid merupakan senyawa yang larut dalam pelarut organik tetapi tidak larut air . ⦁ Lipid dapat digolongkan menjadi tiga gol. utama yaitu: Lipid sederhana;lipid majemuk,dan turunan lipid. ⦁ Giserol dan ester asam lemak adalah komponen terbesar lipid yang jumlahnya mencapai 99% dari seluruh komponen lipid. ⦁ Hasil hidrolisis lemak dan minyak adalah asam karboksilat dan gliserol . Asam karboksilat ini juga disebut asam lemak yang mempunyai rantai hidrokarbon yang panjang dan tidak bercabang.
  • 4. Kegunaan Lemak dan Minyak 1. Memberikan rasa gurih dan aromayang spesifik 2. Sebagai salah satu penyusun dinding sel dan penyusun bahan-bahan biomolekul 3. Sumber energi yang efektif dibandingkan dengan protein dan karbohidrat, karena lemak dan minyak jika dioksidasi secara sempurna akan menghasilkan 9 kkal/gram lemak atau minyak. Sedangkan protein dan karbohidrat hanya menghasilkan 4 kkal/gram protein atau karbohidrat. 4. Sebagai sumber esensial dan pelarut vitaminA,D,E,dan K 5. Lemak dapat menghantarkan panas dengan baik pada saat menggoreng, melembutkan produk,membentuk“body”,dan meningkatkan palabilitas produk. 6. Mencegah timbulnya penyumbatan pembuluh darah yaitu pada asam lemak esensial.
  • 5. Lemak dan minyak berada dalam sumbernya dengan kadar dan komposisi yang berbeda. Perbedaaan inilah yang menyebabkan setiap jenis lemak atau minyak mempunyai karakteristik fisiko-kimia yang berbeda pula.
  • 6. 2. LIPID DALAM BAHAN PANGAN 1.Sistem Penamaan Lipid Asam Lemak :  as.Lemak disusun oleh 3 unsur atom yaitu karbon (C), hidrogen (H) dan oksigen (O).  Berdasarkan panjang rantainya : - as.Lemak berantai pendek (shortchain fatty acid) - as.Lemak berantai sedang (medium chain fatty acid) - as.Lemak berantai panjang (long chain fatty acid)  Berdasarkan keberadaan ikatan rangkap : - as.Lemak jenuh - as.Lemak tidak jenuh
  • 7. Penamaan as.lemak jenuh: ⦁ Dapat dilakukan dengan lima cara: 1. Seperti penamaan alkana dimana akhiran huruf a diganti dengan oat 2. Berdasarkan grup karboksil yang mensubstitusi hidrokarbon 3. As.lemak dinamai dengan nama umum seperti as.Butirat, palmitat,stearat,dll (dengan nama umum/komersil) 4. Disingkat sesuai dengan jumlah atom karbon dan jumlah ikatan rangkapnya 5. As. lemak dapat dinamai dengan singkatan umum seperti P untuk palmitat dan L untuk Linolenat
  • 8. PenamaanAs.Lemak tidak J enuh ⦁ Didasarkan pada jumlah atom karbonnya hanya saja akhiran anoat diganti dengan enoat ⦁ Dengan melihat posisi ikatan rangkap pertama dari terminal metil molekul asam lemak ⦁ Berdasarkan konfigurasi geometrik dari molekulnya.
  • 9. Penamaan Gliserida ⦁ Penamaan trigliserida dilakukan sesuai dengan asam lemak penyusunnya serta letak asam lemak pada ester gliresol Penamaan Fosfolipid ⦁ Penamaan fosfolipid didasarkan pada turunan asam fosfatnya atau berdasarkan nama sistematik seperti pada penamaan trigliserida ⦁ Istilah fosfo menunjukkan jembatan fosfodiester
  • 10. 2. Sumber Lemak dan Minyak 1) Lemak Hewani :Lemak babi,lemak sapi dan lemak susu 2) Lemak Nabati (serealia,kacang2an,palma2an dan biji2an) Digolongkan ke dalam 4 grup yaitu: - grup laurat - grup palmitat - grup oleat dan linoleat - grup linolenat 3) Marine oil(alga,ganggang dan ikan laut) - Memiliki kandungan asam lemak yang unik yaitu tingginya kandungan as.lemak esensial (ω-3 dan ω-6) yang termasuk Poly Unsaturated FattyAcid (PUFA) seperti EPA (Ecosa PentaenoicAcid) dan DHA (Docosa HeksanoicAcid) danAA (AracidonicAcid)
  • 11. 3. EMULSI DALAM BAHAN PANGAN ⦁ Emulsi  Suatu dispersi atau suspensi suatu cairan dalam cairan yang lain, yang molekul kedua cairan tersebut tidak saling berbaur tetapi saling antagonistik ⦁ Jenis emulsi dalam BP : french dressing, mayonnaise, cheese cream, kuning telur, susu ⦁ Fungsi emulsi: sbg emulsifier, stabilizer, dan emulsifying agent. Ex: french dressing, kuning telur, telur utuh, gelatin, pektin, pasta kanji, kasein, albumin, dan tepung paprika ⦁ 3 bagian Emulsi:1) Terdispersi, 2) Pendispersi, 3) Emulsifier
  • 12. Jenis Emulsi – French Dressing  Mengacu pd minyak dan saus cuka berbasis yang rasanya agak manis  Tergolong emulsi temporer  Mrp salah satu jenis salad dressing yang berbentuk bahan pangan cair yang dibuat dari minyak nabati tidak kurang dari 35% berat, cuka atau lemon juice, lada dan mustard, dengan garam dan gula secukupnya.  Sebelum dituang sayuran, french dressing dikocok dahulu agar minyak dan cuka bercampur  Lada dan mustard bertindak sbg emulsifier  Mustard berfungsi menurunkan tegangan permukaan air serta tegangan antara permukaan minyak dengan air (interface tension) shg minyak terdispersi dalam air  French dressing tidak terpisah karena telah ditambah stabilizer, ex: gumi agar, akasia, karagenan, atau gelatin
  • 13. Jenis Emulsi – Mayonnaise  Mrp jenis bahan pangan berupa emulsi padat yang dibuat dari minyak nabati, cuka/ lemon juice / asam sitrat, kuning telur dan beberapa bumbu spt garam, gula, paprika, MSG  Kadar minyak tidak boleh kurang dari 65% berat  Membentuk emulsi yang sangat halus pada cuka / lemon juice  Mrp emulsi minyak dalam air dengan kuning telur sbg emulsifier
  • 14. 4. ANALISIS KADAR LEMAK DALAM BAHAN PANGAN ⦁ Berbagai metode analisis kadar lemak sudah banyak dikembangkan seperti metode ekstraksi Soxhlet, metode Babcock dan metode modifikasi Babcock, ekstraksi solvent dengan suhu dingin. ⦁ Pemilihan metode analisis ini didasarkan pada sumber dan sifat bahan yang akan dianalisis serta tujuan analisis.
  • 15. 1.Metode Ekstraksi Soxhlet ⦁ Merupakan metode analisis kadar lemak secara langsung dengan cara mengestrak lemak dari bahan dengan dengan pelarut organik seperti heksana,petrolium eter dan dietil eter . ⦁ Ekstraksi dilakukan dengan cara direfluks pada suhu sesuai dengan titik didih pelarut yang digunakan. ⦁ Selama proses refluks, pelarut secara berkala akan merendam sampel dan melarutkan lemak/minyak yang ada pada sampel. ⦁ Jumlah lemak/minyak pada sampel diketahui dengan menimbang lemak setelah pelarut diuapkan. ⦁ Lemak yang diperoleh merupakan kadar lemak kasar (crude fat) artinya semua yang terlarut oleh pelarut tsbt dianggap lemak mis: vitamin larut lemak seperti vit.A,D,E dan K
  • 16. Faktor yang mempengaruhi ketelitian: 1. Ukuran partikel bahan atau contoh 2 . J enis pelarut 3. Waktu ekstraksi 4. Suhu ekstraksi Semakin kecil ukuran sampel maka kontak antara permukaan bahan dengan pelarut akan semakin luas sehingga proses ekstraksi lebih efisien Semakin lama waktu ekstraksi maka jumlah lemak yang terbawa oleh pelarut akan semakin banyak sampai suatu saat lemak pada sampel habis Semakin tinggi suhu, maka ekstraksi akan semakin cepat, tetapi pada ekstraksi soxhlet suhu yang digunakan harus disesuaikan dengan titik didih pelarut yang digunakan
  • 17. PrinsipAnalisis Soxhlet ⦁ Lemak diekstrak menggunakan pelarut organik.Setelah pelarutnya diuapkan,lemak dari bahan dapat ditimbang dan dihitung persentasenya. Hasil Ekstraksi yang diperoleh berupa komponen triasil gliserol, asam lemak, sterol, dsb
  • 18. 2. Metode Babcock ⦁ Prinsip:  Lemak dari bahan diekstrak dengan cara merusak emulsi (mis:susu segar) atau merusak jaringan bahan (pada bahan segar seperti ikan segar dan olahannya) menggunakan asam H2SO4 pekat,yang dikombinasikan dengan sentrifugasi dan atau pemanasan.  Lemak yang terpisah dapat ditentukan volumenya dari botol Babcock yang telah dikalibrasi.
  • 19. Dasar-dasar analisis lemak dan minyak ⦁ Analisa lemak dan minyak yang umum dilakukan dapat dapat dibedakan menjadi tiga kelompok berdasarkan tujuan analisis, yaitu;  Penentuan kuantitatif,yaitu penentuan kadar lemak dan minyak yang terdapat dalam bahan makanan atau bahan pertanian.  Penentuan kualitas minyak sebagai bahan makanan, yang berkaitan dengan proses ekstraksinya,atau adapemurnian lanjutan, misalnya penjernihan(refining),penghilangan bau (deodorizing), penghilangan warna (bleaching).Penentuan tingkat kemurnian minyak ini sangat erat kaitannya dengan daya tahannya selama penyimpanan,sifat gorengnya,baunya maupun rasanya.Tolak ukur kualitas ini adalah angka asam lemak bebasnya(free fatty acid atau FF A), angka peroksida,tingkat ketengikan dan kadar air .  Penentuan sifat fisika maupun kimia yang khas ataupun mencirikan sifat minyak tertentu.
  • 20. 5. ANALISIS SIFAT FISIKO-KIMIA LEMAK atau MINYAK DALAM BAHAN PANGAN  T ujuan :- Mengetahui mutu minyak atau lemak - Mengetahu tingkat kerusakan minyak selama penanganan,penyimpanan maupun aplikasi minyak dalam proses pengolahan  Parameter penentuan sifat fisika lemak : Titik leleh ,berat jenis dan turbidity point  Parameter penentuan sifat kimia lemak: Iodine value (bilangan iodium) Acid value (bilangan asam) Peroxide value (bilangan peroksida) p-anisidin value (bilangan paraanisidin) rancidity (ketengikan) TBAvalue (bilanganTBA)
  • 21. Analisis Sifat Fisik Lemak 1. Analisis titik leleh (melting point) dengan metode tabung kapiler (AOAC Official Method 920.157,1995)  Titik leleh adalah suhu dimana lemak atau minyak berubah wujud dari padat menjadi cair.  Prinsip: lemak dimasukkan dalam tabung kapiler, didinginkan kemudian dipanaskan secara bertahap. Suhu pada saat lemak bersifat transparan adalah titik leleh lemak tersebut.
  • 22. ⦁ 2.Analisis Berat Jenis (densitas) lemak atau minyak dengan metode piknometer ⦁ Prinsip : Membandingkan berat dari sampel minyak dengan berat air dengan volume yang sama pada suhu yang ditentukan (biasanya 25 0C) ⦁ 3. Analisis T urbidityPoint atauTitik kritis ⦁ Prinsip : Cara mengukur suhu pada saat lemak atau minyak cair berubah menjadi padat
  • 23. 1. Analisis Bilangan Iod (Iodine value)  Penentuan iodine menunjukkan ketidakjenuhan asam lemak penyusunan lemak dan minyak. Asam lemak tidak jenuh mampu mengikat iodium dan membentuk senyawaan yang jenuh.  Banyaknya iodine yang diikat menunjukkan banyaknya ikatan rangkap yang terdapat dalam asam lemaknya.  Angka iodine dinyatakan sebagai banyaknya iodine dalam gram yang diikat oleh 100 gram lemak atau minyak.  Prinsip : Mengukur kelebihan iodium yang tidak mengadisi ikatan rangkap minyak. Senyawa iodium mampu mengadisi ikatan rangkap pada asam lemak tidak jenuh. Analisis Sifat Kimia Lemak
  • 24. ⦁ Penetapan dilakukan dengan cara: Menambahkan sejumlah iodium secara berlebih kedalam sejumlah sampel minyak/lemak, kelebihan iodium dititrasi dengan Natrium tiosulfat (Na2S2O3) sehingga iodium yang diabsorpsi oleh minyak/lemak dapat diketahui jumlahnya.
  • 25. 2. Analisis BilanganAsam (Acid value)  Bil. asam adalah bilangan yang menunjukkan jumlah asam lemak bebas yang terkandung dalam minyak/lemak yang biasanya dihubungkan dengan proses hidrolisis minyak/lemak  Hidrolisis minyak atau lemak oleh air dengan katalis enzim atau panas pada ikatan ester trigliserida akan menghasilkan asam lemak bebas Enzim T rigliserida + H2O Digliserida + Monogliserida + ALB + Gliserol Panas Reaksi hidrolisis trigliserida oleh air
  • 26. ⦁ Keberadaan asam lemak bebas biasanya dijadikan indikator awal terjadinya kerusakan minyak/lemak. Asam lemak bebas lebih mudah teroksidasi jika dibandingkan dalam bentuk esternya. ⦁ Prinsip : Mereaksikan minyak/lemak dengan basa seperti KOH/NaOH .Jumlah as.Lemak bebas pada sampel setara dengan KOH dan NaOH yg digunakan untuk menyabunkan sampel tersebut yang dinyatakan dengan bilangan asam dan kadar asam. O R – C – OH +KOH R – C – OK +H2O O Reaksi Penyabunan antara asam lemak bebas dengan basa lanjutan …
  • 27. lanjutan … ⦁ Asam lemak bebas dapat bereaksi dengan cupric asetat- piridinedalamlarutan benzena, reaksi ini menghasilkan warna yang dapat dibaca absorbansinya pada panjang gelombang 715nm
  • 28. 3. Analisis Bilangan Peroksida (Peroxide value)  Asam lemak bebas yang ada pada sampel dapat mempercepat proses oksidasi lemak karena oksidasi lemak bebas dapat berlangsung baik secara enzimatis maupun non enzimatis.  Tahap awal reaksi oksidasi adalah terjadinya senyawa radikal bebas yang kemudian akan menghasilkan senyawa peroksida jika bereaksi dengan oksigen.
  • 29. lanjutan … ⦁ Senyawa peroksida merupakan produk yang terbentuk pada awal proses oksidasi lemak. Kadar peroksida pada minyak/lemak menunjukkan tingkat kerusakan oksidasi lemak. ⦁ Bilangan peroksida sampel minyak dapat dianalisis dengan metode IUPAC, metode Ferri Tiosianat dan metode mikro dengan Kalorimetri
  • 30. 4. Analisis Bilangan paranisidin (p-anasidine value)  Peroksida bersifat tidak stabil dan akan terdekomposisi secepat pembentukannya (Nawar, 1985).  Dekomposisi peroksida terjadi melalui beberapa tahapan, tahap pertama yaitu terputusnya ikatan oksigen-oksigen pada gugus peroksida yang akan menghasilkan senyawa alkoksi radikal dan hidroksi radikal  Prinsip: menggunakan prinsip pengukuran warna kuning yang dihasilkan dari reaksi antara senyawa aldehid dengan pereaksi paraanisidin pada pelarut asam asetat yang absorbansinya dapat diukur pada lamda 350 nm.
  • 31. 5. Analisis BilanganTBA  Senyawa aldehid juga bersifat tidak stabil dan dapat terdekomposisi menjadi senyawa yang lebih sederhana seperti malonaldehida.  Senyawa malonaldehid jika bereaksi dengan pereaksi Thio Barbituric Acid (TBA) akan menghasilkan pigmen warna merah yang absorbansinya dapat diukur pada lamda 530 nm.  Pengukuran TBA sering dijadikan indikator kerusakan lanjut dari oksidasi lemak/minyak.  Bil. TBA dalam sampel minyak/lemak dapat ditentukan oleh metode AOCS method (1990) dan metode Tarladgis (1960)
  • 32. 6. Analisis Komposisi Asam Lemak Penyusun Lemak atau Minyak dengan Menggunakan Kromatografi Gas ⦁ Kromatografi gas adalah teknik pemisahan campuran berdasarkan sifat volatilitas masing-masing komponennya. ⦁ Pemisahan solution dalam campuran pada GLC dilakukan secara partisi diantara fasa gerak dan fasa diam, dengan kecepatan gerak yang tergantung pada volatilitas dari masing-masing komponennya serta derajat kelarutannya dalam cairan pada fasa diam.
  • 33.
  • 34. SISTEM PERALATAN HPLC Instrumentasi HPLC pada dasarnya terdiri atas:- - wadah fase gerak, - pompa, - alat untuk memasukkan sampel (tempat injeksi), - kolom, - detektor , - wadah penampung buangan fase gerak, - komputer atau integrator atau perekam.