Dokumen tersebut membahas analisis alinyemen horizontal pada jalan di tikungan Ngawen, Gamping, Yogyakarta. Terdapat penjelasan mengenai berbagai jenis alinyemen horizontal seperti lengkung penuh, spiral-circle-spiral, dan spiral-spiral beserta rumus-rumus yang terkait. Dokumen ini bertujuan untuk menganalisis kelengkungan dan besar lengkungan pada lokasi tersebut sesuai dengan standar.
This document discusses several key concepts for road geometric design including:
1. Superelevation is the banking of curves to counteract centrifugal forces on vehicles traveling through curves at a design speed. Maximum superelevation rates are 4-10%.
2. Centrifugal force increases with speed and decreases with radius of curvature. This force must be balanced by side friction between tires and pavement surface or superelevation.
3. Minimum radius of curvature is calculated based on design speed, maximum superelevation rate, and coefficient of side friction. Tables provide minimum radius values.
4. Several methods distribute superelevation and side friction rates based on radius of curvature and design or
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)Harsanty Seran
Dokumen ini membahas tentang tata cara perencanaan geometrik jalan antar kota yang meliputi deskripsi, ketentuan-ketentuan, dan cara pengerjaannya. Tujuannya adalah untuk mendapatkan keseragaman dalam merencanaan geometrik jalan agar menghasilkan geometrik jalan yang memberikan kelancaran, keamanan, dan kenyamanan bagi pengguna jalan. Dokumen ini memberikan panduan tentang klasifikasi jalan, kriteria perencanaan, bagian-bagian
Tugas besar ini membahas perencanaan geometrik jalan raya yang mencakup perhitungan awal, alinyemen horizontal, diagram super elevasi, dan alinyemen vertikal untuk merancang jalan yang aman dan nyaman bagi pengguna.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem jaringan irigasi dan bangunan yang terkait, meliputi empat tingkatan petak irigasi (primer, sekunder, tersier, kuarter), jenis-jenis saluran irigasi dan pembuangan, serta berbagai bangunan pendukung seperti bendung, bangunan bagi, sadap, dan lainnya beserta fungsinya.
Dokumen tersebut membahas tentang kriteria perencanaan saluran irigasi. Terdapat penjelasan mengenai data perencanaan seperti topografi, kapasitas rencana, data geoteknik, dan data sedimen. Juga dijelaskan mengenai perencanaan saluran tanah tanpa pasangan, saluran pasangan, terowongan, dan saluran tertutup beserta rumus dan kriteria hidrolis yang terkait.
This document discusses several key concepts for road geometric design including:
1. Superelevation is the banking of curves to counteract centrifugal forces on vehicles traveling through curves at a design speed. Maximum superelevation rates are 4-10%.
2. Centrifugal force increases with speed and decreases with radius of curvature. This force must be balanced by side friction between tires and pavement surface or superelevation.
3. Minimum radius of curvature is calculated based on design speed, maximum superelevation rate, and coefficient of side friction. Tables provide minimum radius values.
4. Several methods distribute superelevation and side friction rates based on radius of curvature and design or
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)Harsanty Seran
Dokumen ini membahas tentang tata cara perencanaan geometrik jalan antar kota yang meliputi deskripsi, ketentuan-ketentuan, dan cara pengerjaannya. Tujuannya adalah untuk mendapatkan keseragaman dalam merencanaan geometrik jalan agar menghasilkan geometrik jalan yang memberikan kelancaran, keamanan, dan kenyamanan bagi pengguna jalan. Dokumen ini memberikan panduan tentang klasifikasi jalan, kriteria perencanaan, bagian-bagian
Tugas besar ini membahas perencanaan geometrik jalan raya yang mencakup perhitungan awal, alinyemen horizontal, diagram super elevasi, dan alinyemen vertikal untuk merancang jalan yang aman dan nyaman bagi pengguna.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem jaringan irigasi dan bangunan yang terkait, meliputi empat tingkatan petak irigasi (primer, sekunder, tersier, kuarter), jenis-jenis saluran irigasi dan pembuangan, serta berbagai bangunan pendukung seperti bendung, bangunan bagi, sadap, dan lainnya beserta fungsinya.
Dokumen tersebut membahas tentang kriteria perencanaan saluran irigasi. Terdapat penjelasan mengenai data perencanaan seperti topografi, kapasitas rencana, data geoteknik, dan data sedimen. Juga dijelaskan mengenai perencanaan saluran tanah tanpa pasangan, saluran pasangan, terowongan, dan saluran tertutup beserta rumus dan kriteria hidrolis yang terkait.
Pedoman Disain Geometrik Jalan 2020
Diunggah oleh Aji Suraji
Dosen Teknik sipil
Universitas Widyagama malang
Pedoman ini merevisi beberapa pedoman/tata cara tentang Perencanaan Geometrik Jalan yang selama ini digunakan. Revisi yang dilakukan meliputi struktur penyajian yang mengacu pada standar nasional Indonesia dan penambahan kandungannya untuk melengkapi kebutuhan sehingga dapat diaplikasikan baik oleh penyelenggara jalan di pusat maupun di daerah. Revisi ini disusun untuk mengakomodir tantangan dan hambatan dalam pembangunan jalan di Indonesia.
Dokumen tersebut membahas perencanaan geometrik jalan yang meliputi peta kontur, rencana trase jalan, penentuan medan jalan, perhitungan alinyemen horizontal dan vertikal, serta perhitungan jarak pandang. Dokumen ini memberikan panduan dasar untuk merencanakan geometri jalan seperti menentukan jenis dan bentuk tikungan berdasarkan kecepatan rencana jalan.
Dokumen ini membahas metodologi perhitungan kapasitas dan perilaku lalu lintas pada simpang bersinyal. Metode yang digunakan adalah metode Kapasitas Simpang Bersinyal (MKJI) yang mempertimbangkan geometri simpang, arus lalu lintas, waktu sinyal, dan faktor-faktor lainnya untuk menentukan kapasitas, derajat kejenuhan, panjang antrian, dan tundaan lalu lintas. MKJI digunakan untuk mengevalu
Dokumen tersebut membahas tentang komponen-komponen sistem drainase perkotaan seperti saluran terbuka, saluran tertutup, waduk retensi, pintu air, pompa, bangunan persilangan, dan cara-cara penanganan masalah genangan di kawasan perkotaan melalui kolam retensi, pompa, dan polder.
Ppt tugas kelompok sistem bangunan irigasiMOSES HADUN
Dokumen tersebut menjelaskan berbagai jenis bangunan yang digunakan pada sistem irigasi, di antaranya bendung, alat ukur, penguras, pelimpah, bagi, bagi sadap, talang, cross drain, gorong-gorong, sadap, dan corongan. Setiap bangunan memiliki fungsi khusus untuk mengatur dan mengalirkan air sesuai kebutuhan irigasi.
Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan alinyemen horizontal untuk jalan kelas III. Terdapat tiga tikungan horizontal yaitu PI1, PI2, dan PI3. Dokumen menjelaskan perhitungan komponen geometrik setiap tikungan seperti jari-jari minimum, panjang lengkung, superelevasi, dan stationing.
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp 2infosanitasi
Dokumen tersebut membahas tentang tata cara pelaksanaan konstruksi sistem drainase perkotaan yang mencakup persiapan lapangan, lingkup pekerjaan, acuan-acuan pelaksanaan, dan pengujian sistem drainase."
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai analisis frekuensi data hidrologi. Tujuan analisis ini adalah menganalisis besaran atau peristiwa ekstrim seperti hujan, banjir, dan kekeringan berdasarkan frekuensi kejadiannya dengan menerapkan distribusi kemungkinan. Dokumen ini juga menjelaskan langkah-langkah perhitungan analisis frekuensi seperti pemilihan agihan frekuensi, pengujian parameter statistik, dan
Dokumen tersebut membahas perencanaan badan bendung untuk irigasi, meliputi perhitungan hidrolika sungai, dimensi bendung, dan tinggi air. Dihitung lebar efektif bendung 35,23 m, tinggi total air di atas mercu 2,266 m, dan tinggi air maksimum di atas mercu 2,178 m.
Peta ini menggambarkan jaringan irigasi di suatu daerah, termasuk aliran sungai, saluran irigasi, dan bendungan. Ia menjelaskan tata warna yang digunakan untuk menggambarkan fitur-fitur seperti sungai, jalan, dan daerah yang tidak dialiri. Peta ini juga menjelaskan cara memberi nama pada saluran irigasi primer, sekunder, dan tersier berdasarkan lokasi dan sumber airnya.
Dokumen tersebut membahas tentang teori perhitungan teodolit. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan:
1. Pengukuran dengan teodolit dapat mengukur sudut dan koordinat titik-titik, serta menentukan luas suatu daerah.
2. Ada dua cara pengukuran sudut dengan teodolit, yaitu triangulasi dan poligon tertutup atau terbuka.
3. Dibahas pula rumus-rumus yang dipakai d
Dokumen tersebut membahas tentang aliran fluida dalam sistem pipa, yang dibagi menjadi empat jenis yaitu aliran dalam pipa seri, paralel, bercabang dan jaringan pipa. Juga dijelaskan persamaan yang digunakan untuk menyelesaikan masalah aliran dalam pipa-pipa tersebut seperti persamaan kontinuitas dan Bernoulli.
Pedoman Disain Geometrik Jalan 2020
Diunggah oleh Aji Suraji
Dosen Teknik sipil
Universitas Widyagama malang
Pedoman ini merevisi beberapa pedoman/tata cara tentang Perencanaan Geometrik Jalan yang selama ini digunakan. Revisi yang dilakukan meliputi struktur penyajian yang mengacu pada standar nasional Indonesia dan penambahan kandungannya untuk melengkapi kebutuhan sehingga dapat diaplikasikan baik oleh penyelenggara jalan di pusat maupun di daerah. Revisi ini disusun untuk mengakomodir tantangan dan hambatan dalam pembangunan jalan di Indonesia.
Dokumen tersebut membahas perencanaan geometrik jalan yang meliputi peta kontur, rencana trase jalan, penentuan medan jalan, perhitungan alinyemen horizontal dan vertikal, serta perhitungan jarak pandang. Dokumen ini memberikan panduan dasar untuk merencanakan geometri jalan seperti menentukan jenis dan bentuk tikungan berdasarkan kecepatan rencana jalan.
Dokumen ini membahas metodologi perhitungan kapasitas dan perilaku lalu lintas pada simpang bersinyal. Metode yang digunakan adalah metode Kapasitas Simpang Bersinyal (MKJI) yang mempertimbangkan geometri simpang, arus lalu lintas, waktu sinyal, dan faktor-faktor lainnya untuk menentukan kapasitas, derajat kejenuhan, panjang antrian, dan tundaan lalu lintas. MKJI digunakan untuk mengevalu
Dokumen tersebut membahas tentang komponen-komponen sistem drainase perkotaan seperti saluran terbuka, saluran tertutup, waduk retensi, pintu air, pompa, bangunan persilangan, dan cara-cara penanganan masalah genangan di kawasan perkotaan melalui kolam retensi, pompa, dan polder.
Ppt tugas kelompok sistem bangunan irigasiMOSES HADUN
Dokumen tersebut menjelaskan berbagai jenis bangunan yang digunakan pada sistem irigasi, di antaranya bendung, alat ukur, penguras, pelimpah, bagi, bagi sadap, talang, cross drain, gorong-gorong, sadap, dan corongan. Setiap bangunan memiliki fungsi khusus untuk mengatur dan mengalirkan air sesuai kebutuhan irigasi.
Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan alinyemen horizontal untuk jalan kelas III. Terdapat tiga tikungan horizontal yaitu PI1, PI2, dan PI3. Dokumen menjelaskan perhitungan komponen geometrik setiap tikungan seperti jari-jari minimum, panjang lengkung, superelevasi, dan stationing.
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp 2infosanitasi
Dokumen tersebut membahas tentang tata cara pelaksanaan konstruksi sistem drainase perkotaan yang mencakup persiapan lapangan, lingkup pekerjaan, acuan-acuan pelaksanaan, dan pengujian sistem drainase."
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai analisis frekuensi data hidrologi. Tujuan analisis ini adalah menganalisis besaran atau peristiwa ekstrim seperti hujan, banjir, dan kekeringan berdasarkan frekuensi kejadiannya dengan menerapkan distribusi kemungkinan. Dokumen ini juga menjelaskan langkah-langkah perhitungan analisis frekuensi seperti pemilihan agihan frekuensi, pengujian parameter statistik, dan
Dokumen tersebut membahas perencanaan badan bendung untuk irigasi, meliputi perhitungan hidrolika sungai, dimensi bendung, dan tinggi air. Dihitung lebar efektif bendung 35,23 m, tinggi total air di atas mercu 2,266 m, dan tinggi air maksimum di atas mercu 2,178 m.
Peta ini menggambarkan jaringan irigasi di suatu daerah, termasuk aliran sungai, saluran irigasi, dan bendungan. Ia menjelaskan tata warna yang digunakan untuk menggambarkan fitur-fitur seperti sungai, jalan, dan daerah yang tidak dialiri. Peta ini juga menjelaskan cara memberi nama pada saluran irigasi primer, sekunder, dan tersier berdasarkan lokasi dan sumber airnya.
Dokumen tersebut membahas tentang teori perhitungan teodolit. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan:
1. Pengukuran dengan teodolit dapat mengukur sudut dan koordinat titik-titik, serta menentukan luas suatu daerah.
2. Ada dua cara pengukuran sudut dengan teodolit, yaitu triangulasi dan poligon tertutup atau terbuka.
3. Dibahas pula rumus-rumus yang dipakai d
Dokumen tersebut membahas tentang aliran fluida dalam sistem pipa, yang dibagi menjadi empat jenis yaitu aliran dalam pipa seri, paralel, bercabang dan jaringan pipa. Juga dijelaskan persamaan yang digunakan untuk menyelesaikan masalah aliran dalam pipa-pipa tersebut seperti persamaan kontinuitas dan Bernoulli.
Standar geometri jalan bebas hambatan untuk jalan tol membahas ketentuan teknis mengenai pengaturan ruang lingkup, acuan normatif, istilah dan definisi, ketentuan umum, teknis jalan utama, jalan penghubung, simpang susun, dan pelataran tol. Dokumen ini memberikan pedoman perencanaan geometri jalan tol untuk mencapai kelancaran, keamanan, dan efisiensi.
Dokumen tersebut membahas perencanaan geometrik jalan yang meliputi:
1. Analisis data tanah dan lalu lintas untuk menentukan klasifikasi jalan
2. Perhitungan kemiringan pada potongan-potongan melalui, yang digunakan untuk menentukan klasifikasi medan jalan
3. Klasifikasi jalan sesuai dengan kemiringan rata-rata yang ditentukan, yaitu jalan pegunungan.
Dokumen ini berisi soal ujian akhir semester (UAS) dan ujian tengah semester (UTS) mata kuliah Geometrik Jalan di Fakultas Pendidikan Teknik dan Kejuruan Universitas Pendidikan Indonesia. Pada UAS, mahasiswa diminta menghitung sudut belokan minimal dan maksimal, panjang lengkung horizontal, lebar tikungan tambahan, diagram superelevasi untuk dua buah belokan jalan. Sedangkan pada UTS, mahasiswa diminta menjelaskan manfaat dan ketent
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Jalan Raya adalah suatu jalur tanah yang permukaannya dibentuk dengan kemiringan tertentu dan diberi perkerasan yang dipergunakan untuk lintasaan kendaraan maupun orang yang menghubungkan lalu lintas antara dua atau lebih tempat pemusatan kegiatan.
penggunaan geosintetik untuk konstruksi jalanrobert tuba
Modul ini membahas penggunaan geosintetik pada konstruksi jalan untuk meningkatkan stabilitas tanah dasar dan mendistribusikan beban lalu lintas. Geosintetik berfungsi sebagai separator, stabilisator, dan perkuat lapisan permukaan pada jalan tanpa perkerasan maupun jalan dengan perkerasan."
Dokumen tersebut membahas perencanaan geometrik jalan yang mencakup perhitungan LHR, trasi jalan, medan, alinyemen horizontal dan vertikal, serta stationing. Beberapa metode yang digunakan antara lain AASTHO dan perhitungan jarak, sudut, radius lengkung, dan ketinggian berdasarkan data elevasi."
Makalah ini membahas sistem proyeksi peta dan jenis-jenis proyeksinya. Sistem proyeksi peta adalah proses pemindahan titik-titik di permukaan bumi ke dalam bidang datar, dengan menggunakan berbagai bidang proyeksi seperti azimuthal, kerucut, dan silinder. Jenis proyeksi peta dibedakan menurut bidang proyeksinya, modifikasi, ciri yang dipertahankan, dan karakteristik bidang proyeksi.
Laporan ini membahas praktikum sistem informasi geografis menggunakan aplikasi Corel Draw. Laporan ini menjelaskan tentang kemiringan lereng di daerah Telitian dengan menghitung nilai kemiringannya melalui kontur pada peta topografi dan mengklasifikasikannya. Laporan ini juga menjelaskan penggunaan Corel Draw dalam membuat pemetaan geografi.
Dokumen tersebut membahas konsep dasar tentang aliran horizontal pada perencanaan jalan. Terdiri dari 3 kalimat:
Aliran horizontal adalah proyeksi sumbu jalan pada bidang horizontal dan terdiri dari garis lurus dan lengkung yang dihubungkan. Gaya sentrifugal yang timbul diimbangi oleh superelevasi dan gesekan melintang. Nilai superelevasi dan gesekan didistribusikan berdasarkan radius lengkung dan kecepatan rencana.
Dokumen tersebut membahas tentang gerak melingkar dan dinamika gerak melingkar. Gerak melingkar memiliki dua kecepatan yaitu kecepatan linear dan sudut, serta dipengaruhi oleh percepatan sentripetal yang mengarah ke pusat lingkaran. Hukum II Newton diterapkan untuk menjelaskan gaya-gaya pada benda yang bergerak melingkar.
1. Geometri jalan rel meliputi lebar sepur, kelandaian, lengkung horizontal dan vertikal, serta peninggian rel. Lebar sepur di Indonesia adalah 1067 mm.
2. Ada tiga jenis lengkung horizontal: lengkung lingkaran, lengkung S, dan lengkung transisi untuk mengurangi perubahan gaya sentrifugal.
3. Peninggian rel ditentukan oleh kecepatan kereta api, jari-jari lengkung, dan stabilitas kereta api dalam berhenti. Perlebaran
Laporan praktikum ini membahas mengenai pengukuran Kerangka Kontrol Vertikal (KKV) memanjang, profil memanjang melintang, dan cut and fill. Laporan ini terdiri dari 6 bab yang mencakup pendahuluan, tinjauan pustaka, metodologi, penyajian data, hasil dan pembahasan, serta penutup. Praktikum dilakukan di Jl. Selokan Mataram, Depok, Sleman untuk mengukur KKV memanjang, profil memanjang dan melintang
STUDI EFEKTIFITAS PELAYANAN LAMPU PENGATUR LALU LINTAS PADA PERSIMPANGAN JL....Muhammad Iqbal
Studi ini menganalisis efektivitas pelayanan lampu pengatur lalu lintas pada persimpangan Jl. Pandu - Jl. Letjen Suprapto - Jl. Brigjend Katamso - Jl. Pemuda di kota Medan. Berdasarkan perhitungan, derajat kejenuhan persimpangan saat ini melebihi satu, sehingga tingkat pelayanannya buruk. Untuk meningkatkan efisiensi, dilakukan simulasi dengan mengubah waktu siklus menjadi 114 detik dan
Pdf e-book modul pembuatan kontur dengan land desktop companion 2009 oleh Ran...didiek hermansyah
Dokumen tersebut membahas tentang penggambaran kontur dan potongan dengan menggunakan software AutoCAD Civil 3D. Isi ringkasan adalah cara membuat file baru, mengatur parameter dan settingan proyek seperti skala, satuan, sistem koordinat, serta dasar-dasar menggambar geometrik seperti garis lurus, lengkung, dan poligon untuk membuat kontur dan potongan tanah.
1. Dokumen tersebut membahas tentang gerak melingkar dan besaran-besaran fisika yang terkait dengannya seperti periode, frekuensi, kecepatan linear, kecepatan sudut, dan percepatan sentripetal.
2. Gerak melingkar adalah gerak yang memiliki lintasan berbentuk lingkaran dengan percepatan yang selalu mengarah ke pusat lingkaran.
3. Besaran-besaran fisika utama yang terkait dengan gerak melingkar antara lain kecepat
Dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang Gerak Melingkar Beraturan (GMB) yang mencakup definisi besaran-besaran fisis dalam GMB seperti perpindahan sudut, kecepatan sudut, dan percepatan sudut beserta hubungannya dengan besaran fisis gerak lurus. Dokumen tersebut juga menjelaskan konsep-konsep dasar GMB seperti jari-jari, frekuensi, dan periode serta contoh aplikasinya dalam teknologi seperti ger
Dokumen tersebut membahas tata cara survei kondisi jalan, termasuk menjelaskan beberapa metode penilaian kondisi jalan seperti Pavement Condition Index (PCI) dan Bina Marga. Dokumen ini juga menjelaskan cara menghitung nilai PCI, density, dan deduct value untuk menilai kondisi jalan.
Teori kognitif menekankan pentingnya proses internal manusia dalam belajar. Belajar berdasarkan pada kognisi atau pemikiran, dan berjalan dengan baik jika materi baru sesuai dengan struktur kognitif siswa. Tujuannya adalah menghasilkan individu yang berfikir kritis dan mandiri.
Laporan survei lapangan PT. Harapan Jaya yang memproduksi batako, blok beton, beton saluran air, dan gorong-gorong. Perusahaan didirikan tahun 1995 dan sekarang memiliki 13 karyawan. Proses produksinya meliputi pengayakan pasir, pencampuran dengan semen dan air, pemadatan menggunakan mesin pres. Hasil survei menunjukkan kualitas produk perusahaan baik karena banyak digunakan untuk proyek-proyek besar
Dokumen tersebut membahas tentang permodelan jembatan rangka baja tipe pelengkung dengan nama "DAM BRIDGE" dimana dilakukan pembuatan 3 model jembatan dan dianalisis menggunakan software SAP 2000 untuk mengetahui kekuatan dan kekakuan strukturnya. Model yang memiliki defleksi terkecil dipilih.
1. Analisis Alinyemen Horizontal... (Hanna Santanu, Ferry Pradana K, Novia Intan
H, Yan Agus Wira A/ hal. 1-11)
MARSHALL,VOL.2,NO.1,JANUARI 2014 60
ANALISIS ALINYEMEN HORIZONTAL
(Studi kasus Jl. Kaliurang km. 3 – 4 Yogyakarta)
1
Hanna Santanu,, 2
Ferry Pradana K, 3
Novia Intan H, 4
Yan Agus Wira A
1,2,3,4
Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan, FT UNY
noviyaintan@ymail.com
ABSTRAK
Jalan merupakan infrastruktur penting di segala zaman. Jalan merupakan
alat penghubung antara wilayah satu dengan yang lainnya. Jalan terdiri dari 2
bagian yaitu jalan lurus maupun tikungan. Dalam pembangunan jalan raya perlu
perencanaan dan pembangunan yang tepat agar sesuai dengan standar,
terutama dalam perancangan sebuah tiungan. Sebuah tikungan diperlukan
perencanaan yang baik supaya menghindari efek kecelakaan lalu lintas. Namun
kebanyakan jalan dan tikungan di Indonesia belum sesuai standar yang
ditentukan, hal tersebut terjadi karena kurangnya pengawasan perencanaan dan
pembangunan dari pihak terkait. Padahal jalan dan tikungan menjadi
penghubung fleksibilitas antar titik dan juga merupakan akses mobilitas maupun
aksesbilitas bagi masyarakat. Seperti keadaan jalan di tikungan Ngawen,
Gamping, Yogyakarta. Keadaan jalan yang menikung menjadi daya tarik untuk
menganalisa lebih jauh. Lokasinya yang termasuk jalan utama di Ring Road
Barat menjadi pacuan untuk mengetahui bagaimana kelengkungannya.
Kata kunci :Jalan, Kondisi jalan, Perencanaan alinyemen horisontal.
PENDAHULUAN
Jalan merupakan alat penghubung antara wilayah satu dengan yang
lainnya. Dalam pembangunan jalan raya perlu perencanaan dan pembangunan
yang tepat agar sesuai dengan standar. Jalan raya terdiri dari 2 bagian yaitu
bagian lurus dan bagian lengkung (tikungan). Untuk perencanaan sebuah jalan
raya diperlukan perencanaan yang baik supaya menghindari efek kecelakaan
lalu lintas. Maka dari itu, untuk memenuhi syarat jalan raya yang baik diperlukan
perhitungan yang tepat. Tidak boleh sembarangan dan harus dipertimbangkan
dengan baik. Hal ini untuk meminimalisir terjadinya masalah dalam jangka
pendek maupun jangka panjang. Diharapkan dengan pembangunan infrastruktur
jalan bagian lurus dan tikungan yang sesuai standar maka kenyamanan dan
mobilitas masyarakat dalam berkendara akan terjamin. Dengan demikian,
diharapkan didapat analisis yang baik pada pengadaan jalan tersebut, guna
memberikan kenyamanan dan keamanan kepada para pengguna jalan. Dalam
perencanaan Geometrik jalan tidak lepas dari perhitungan – perhitungan yang
kompleks, diantaranya penentuan alinyemen horizontal. Seperti keadaan jalan di
tikungan Ngawen, Gamping, Yogyakarta. Keadaan jalan yang menikung menjadi
daya tarik untuk menganalisa lebih jauh. Lokasinya yang termasuk jalan utama di
2. Analisis Alinyemen Horizontal... (Hanna Santanu, Ferry Pradana K, Novia Intan
H, Yan Agus Wira A/ hal. 1-11)
MARSHALL,VOL.2,NO.1,JANUARI 2014 61
Ring Road Barat menjadi pacuan untuk mengetahui bagaimana kelengkungan
dan besar lengkungnya.
KAJIAN TEORI
Alinyemen Horisontal
Dalam perencanaan Geometrik jalan tidak lepas dari perhitungan –
perhitungan yang kompleks, diantaranya penentuan alinyemen horizontal.
Alinyemen horizontal yang disebut juga situasi jalan atau trase jalan merupakan
proyeksi sumbu jalan pada bidang horizontal. Agar lebih mudah diingat,
alinyemen horizontal dapat dilihat dari sudut pandang atas, seperti melihat suatu
peta. Alinyemen horizontal terdiri atas dua bagian yaitu bagian lurus dan bagian
lengkung (tikungan). Perencanaan geometri pada bagian lengkung dimaksudkan
untuk mengimbangi gaya sentrifugal yang diterima oleh kendaraan yang berjalan
pada kecepatan (VR). Gaya sentrifugal adalah efek semu yang ditimbulkan ketika
sebuah benda melakukan gerak melingkar menjauhi pusat putaran, dengan kata
lain ketika sebuah kendaraan melewati suatu tikungan maka akan mengalami
gaya yang mengarah keluar atau menjauh dari pusat tikungan. Pada bagian
lengkung (tikungan) itu sendiri terdiri dari 3 macam yaitu lengkung full circle,
spiral-circle-spiral, dan spiral-spiral.
Lengkungan Penuh (Full Circle)
Tidak semua lengkung dapat dibuat berbentuk busur lingkaran
sederhana, hanya lengkung dengan radius besar yang diperbolehkan. Bentuk
tikungan ini dipergunakan apabila di peroleh R yang sangat kecil dan sudut
tangen (▲) juga sangat kecil. Pada tikungan yang tajam, dimana jari-jari tikungan
kecil dan superelevasi yang diperlukan besar, tikungan berbentuk lingkaran akan
menyebabkan perubahan kemiringan melintang yang besar, sehingga akan
menimbulkan kesan patah pada tepi perkerasan sebelah luar.
Dikarenakan tikungan ini hanya berbentuk lingkaran saja, maka
pencapaian superelevasi dilakukan sebagian pada bagian yang lurus dan
sebagian lagi dilakukan pada bagian yang lengkung (lingkaran). Pada bagian
tikungan tidak terdapat bagian lengkungan peralihan, maka pencapaian
superelevasi disebut panjang lengkung peralihan fiktif (Ls’). Menurut Bina Marga,
panjang lengkung peralihan fiktif ditempatkan pada bagian jalan lurus sebesar ¾
Ls’ jadi terletak di sebelah kiri TC atau sebelah kanan CT, sedangkan pada
bagian lingkaran atau bagian lengkung sebesar ¼ Ls’ (Rekayasa Jalan Raya.
2008)
3. Analisis Alinyemen Horizontal... (Hanna Santanu, Ferry Pradana K, Novia Intan
H, Yan Agus Wira A/ hal. 1-11)
MARSHALL,VOL.2,NO.1,JANUARI 2014 62
Gambar 1. Full Circle
(Sumber: Sylvia, 2004)
Keterangan:
TC = Titik peralihan tangen-circle
CT = Titik peralihan circle-tanngen
PH = Titik perpotongan horizontal
∆ = sudut tangen/ sudut perpotongan
T = Jarak antara TC – PH
R = Radius lengkung
Garis O – PH = garis bagi sudut TC – O – CT, maka
T = R tg ½ ∆ ...............................................................................................
(1)
E = T tg ½ ∆ ............................................................................................... (2)
E = √(R2
+T2
) – R
E = (
R
cos 1/2 ∆
)- R
E = R ( sec ½ ∆ - 1 ) ....................................................................................
(3)
Lc = (
∆
360
)x 2 π R .........................................................................................
(4)
Lc = (
∆π
180
)xR
= 0,01745 . ∆ . R ......................................................................................
(5)
∆ dalam satuan derajat
Gambar tersebut menunjukkan lengkung horizontal berbentuk busur
lingkaran sederhana. Bagian lurus dari jalan (di kiri TC atau di kanan CT)
dinamakan bagian “tangen”. Titik peralihan dari bentuk tangen ke bentuk busur
lingkaran (circle) dinamakan titik TC dan titik peralihan dari busur lingkaran
(circle) ke tangen dinamakan titik CT. Jika bagian-bagian lurus dari jalan tersebut
diteruskan akan memotong titik yang diberi nama PH (Perpotongan Horizontal),
sudut yang dibentuk oleh kedua garis tersebut, dinamakan “sudut perpotongan”,
bersimbul β. Jarak antara TC – PH diberi simbul Tc. Ketajaman lengkung
dinyatakan oleh radius Rc. Jika lengkung yang dibuat simetris, maka garis 0-PH
merupakan garis bagi sudut TC-O-CT. Jarak antara titik PH dan busur lingkaran
dinamakan Ec. Lc adalah panjang busur lingkaran.
4. Analisis Alinyemen Horizontal... (Hanna Santanu, Ferry Pradana K, Novia Intan
H, Yan Agus Wira A/ hal. 1-11)
MARSHALL,VOL.2,NO.1,JANUARI 2014 63
Spiral – Circle – Spiral (SCS)
Dalam bentuk tikungan ini, spiral disini merupakan lengkung peralihan
dari bagian lurus (tangen) berubah menjadi bentuk lingkaran (circle). Pada saat
kendaraan melaju di daerah spiral, maka terjadi perubahan gaya sentrifugal yang
terjadi mulai dari 0 ke harga berikut:
F =
m.V2
R.Ls
......................................................................................................... (6)
Bentuk tikungan tipe ini digunakan pada tikungan yang tajam dan
mempunyai sudut tangen yang besar dan dapat dihitung menggunakan formula
sebagai berikut :
x = L(1 −
L2
40 R2
)........................................................................................... (7)
y =
L2
6R
.......................................................................................................... (8)
Gambar 2. Spiral-Circle-Spiral
(Sumber: Sylvia, 2004)
Dari gambar terlihat bahwa TS-SC adalah lengkung peralihan berbentuk
spiral yang menghubungkan jalan lurus dengan lingkaran dengan radius Rc, dan
untuk mempertemukan lingkaran dengan spiral ini, maka lengkung lingkaran
digeser sejauh HF = HF’ = p yang terletak sejauh k dari awal lengkung (titik TS).
Jika sudut pusat lingkaran adalah θc dan sudut spiral θs dan besarnya
sudut perpotongan kedua tangan adalah ∆ , maka:
θc = ∆ - 2θs ................................................................................................ (9)
E = ( Rc + p ) sec ½ ∆ - Rc ......................................................................
(10)
TS = ( Rc + p ) tg ½ ∆ + k ......................................................................... (11)
Lc = (
θc
180
)x π Rc .......................................................................................
(12)
L = Lc + 2 Ls ............................................................................................
(13)
p = (
Ls2
6Rc
)-Rc (1-cosθs) ............................................................................
(14)
5. Analisis Alinyemen Horizontal... (Hanna Santanu, Ferry Pradana K, Novia Intan
H, Yan Agus Wira A/ hal. 1-11)
MARSHALL,VOL.2,NO.1,JANUARI 2014 64
k = Ls-
Ls3
40 Rc2 -Rcsinθs ............................................................................
(15)
Untuk nilai p dan k yang diperoleh dari rumus diatas, tidak perlu dikalikan
dengan Ls. Tetapi untik nilai p dan k yang diperoleh dari tabel dengan θs
tertentu, berlaku:
Untuk Ls = Ls, p = p* dan k = k* ; Untuk Ls = 1m, p = p* x Ls dan k = k* x Ls
Keterangan: p* dan k* adalah nilai yang tercantum pada tabel.
Pada jenis tikungan ini sebaiknya memperhatikan kontrol yang ditetapkan
yaitu:Sebaiknya Lc ≥ 20 ; Lc< 2 Ts. Dengan demikian pada jenis tikungan ini
terdapat radius lengkung minimum yang dapat dipergunakan untuk perencanaan
sehubugan dengan besarnya sudut tangen, kecepatan rencana dan batasan
superelevasi maksimum yang dipilih.
Jika panjang lengkung peralihan dari TS ke SC adalah LS dan R pada SC adalah
Rc, maka :
θs =
Ls
2Rc
radial .......................................................................................... (16)
θs =
90Ls
πRc
derajat ....................................................................................... (17)
p =
Ls2
6Rc
− Rc (1 − cosθs) ....................................................................... (18)
k = Ls −
Ls3
40Rc2
− Rc sin θs ...................................................................... (19)
Untuk Ls = 1m, p = p* dan k = k*, dan untuk Ls = Ls, p = p*. Ls dan k = k*.
Ls p* dan k* untuk setiap nilai θs diberikan pada tabel 6. Sudut pusat lingkaran =
θc, dan sudut spiral = θs. Jika besarnya sudut perpotongan kedua tangen adalah
β, maka :
θc = β − θs............................................................................................... (20)
Es = (Rc + p) sec
1
2
βRc ........................................................................... (21)
Ts = (Rc + P)tg
1
2
β + k ........................................................................... (22)
Lc =
θc
180
πRc ............................................................................................ (23)
Lc untuk lengkung S-C-S ini sebaiknya ≥ 20 m, maka radius yang
dipergunakan haruslah memenuhi syarat tersebut. Hal ini sangat dipengaruhi
oleh besarnya sudut β. Jadi terdapat radius minimum yang dapat dipergunakan
untuk perencanaan lengkung berbentuk spiral – lingkaran – spiral sehubungan
dengan besarnya sudut β, kecepatan rencana, dan batasan superelevasi
maksimum yang dipilih
6. Analisis Alinyemen Horizontal... (Hanna Santanu, Ferry Pradana K, Novia Intan
H, Yan Agus Wira A/ hal. 1-11)
MARSHALL,VOL.2,NO.1,JANUARI 2014 65
Gambar 3. Tabel Besaran p* dan k*
Spiral – Spiral
Lengkung peralihan dipasang pada bagian awal yaitu pada bagian ujung
dan di titik balik pada lengkungan untuk menjamin perubahan yang tidak
mendadak pada jari-jari tikungan, superelevasi, dan pelebaran jalan, sedangkan
bentuk lengkung peralihan terdiri dari tiga bentuk sebagai berikut :
a. Lemniscate Bernouli
b. Parabola Kubik
c. Clothoida (Spiral)
Gambar 4. Bentuk Lengkung Peralihan
(sumber: Rekayasa Jalan Raya. 2008)
Bila lengkung S-C-S dibuat tanpa busur lingkaran atau titik SC dan CS
berimpit, maka θs = ½ ∆. Bentuk seperti inilah yang dinamakan lengkung
horizontal spiral-spiral. Lengkung ini dipakai bila Lc < 20m.
Pada lengkung ini Rc yang harus sedemikian rupa sehingga:
Tabel 1. Rc
7. Analisis Alinyemen Horizontal... (Hanna Santanu, Ferry Pradana K, Novia Intan
H, Yan Agus Wira A/ hal. 1-11)
MARSHALL,VOL.2,NO.1,JANUARI 2014 66
Ls yang
dibutuhkan
≥ Ls yang menghasilkan landai relatif
minimum
Ls = (
θs.π.Rc
90
) ≥ (e + en) m . B Metoda BM
Ls = (
θs.Rc
28,648
) ≥ (e) B. M Metoda AASHTO
Dengan Ls tersebut dapat diperoleh nilai-nilai yang lain yaitu:
E = ( Rc + p ) sec ½ ∆ - Rc ......................................................................
(24)
TS = ( Rc + p ) tg ½ ∆ + k ..........................................................................
(25)
L = 2 Ls, dan sebagai kontrol adalah 2 Ls < 2 Ts ....................................
(26)
Dengan demikian pada jenis tikungan ini terdapat radius lengkung
minimum yang dapat dipergunakan untuk perencanaan sehubungan dengan
besarnya sudut tangen, kecepatan rencana dan batasan superelevasi maksimum
yang dipilih.
Gambar 5. LengkungSpiral-spiral
(Sumber: Sylvia, 2004)
Besar Lengkung Suatu Tikungan.
Dari hasil survey ke jalan yang dilakukan pada hari Jumat 11 Oktober
2013 didapatkan data sebagai berikut:
Jalan Ring Road Ngawen mempunyai lebar 18 m, di lalui kendaraan
bermotor dengan kecepatan rata-rata 80 Km/jam. Sehingga dapat di simpulkan
jika Jalan Ring Road Ngawen termasuk kelas jalan arteri primer.
Penyelesaian:
Berikut adalah data statistik yang diperoleh, yang dicocokan dengan gambar
tabel yang kami jadikan sebagai patokan dalam perhitungan besar lengkung
suatu tikungan yang kami teliti.
8. Analisis Alinyemen Horizontal... (Hanna Santanu, Ferry Pradana K, Novia Intan
H, Yan Agus Wira A/ hal. 1-11)
MARSHALL,VOL.2,NO.1,JANUARI 2014 67
Gambar 6. Tabel untuk mencari Ls
V = 80 Km/jam
R = 900 m
Ls = 50 m
e % = 3,6 %
9. Analisis Alinyemen Horizontal... (Hanna Santanu, Ferry Pradana K, Novia Intan
H, Yan Agus Wira A/ hal. 1-11)
MARSHALL,VOL.2,NO.1,JANUARI 2014 68
Gambar 7. Tabel yang Ls sudah diketahui.
Dengan adanya data Ls dan R , maka dapat diperoleh data sebagai berikut:
Qs = 1,59151
P = 0,1157
K = 24,9994
X = 49,9961
Y = 0,4629
Jawab :
TS = ( Rc + p ) tg ½ ∆ + k
= (900 + 0,1157) tg ½ 12 + 24,9994
= 119,61 m
𝐸𝑠 =
( 𝑅 + 𝑃)
cos
1
2
∆
− 𝑅
=
(900 + 0,1157)
cos
1
2
12
− 900
= 4,64
10. Analisis Alinyemen Horizontal... (Hanna Santanu, Ferry Pradana K, Novia Intan
H, Yan Agus Wira A/ hal. 1-11)
MARSHALL,VOL.2,NO.1,JANUARI 2014 69
Θc = ∆ - 2θs
= 12 – 2(1,59151)
= 8,817
L’ = (
θc
360
) x 2 π Rc
= (
8,817
360
)x 2. 3,14. 900
= 138,43
L = L’ + 2 Ls
= 138,43 + 2(65)
= 268,43
Jadi besar kelengkungan tikungan pada jalan Ring Road Barat, Ngawen,
Gamping, Yogykarta adalah 268,43
SIMPULAN
Dari makalah yang dibuat, diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Bentuk tikungan Full-Circle
Bentuk tikungan ini digunakan hanya pada tikungan dengan radius lengkung
yang besar dan sudut tangen yang kecil.
2. Bentuk tikungan Spiral-Circle-Spiral
Bentuk tikungan ini biasanya digunakan pada tikungan tajam yang memiliki
sudut tangen yang besar. Tikungan yang terdapat radius lengkung minimum
yang dapat dipergunakan untuk perencanaan sehubugan dengan besarnya
sudut tangen, kecepatan rencana dan batasan superelevasi maksimum yang
dipilih.
3. Bentuk tikungan spiral-spiral
Bentuk tikungan ini memiliki konsep yang hampir sama dengan lengkung
spiral-circle-spiral, hanya saja pada jenis tikungan ini tidak memiliki bagian
circle. Jenis tikungan ini juga terdapat radius lengkung minimum yang dapat
dipergunakan untuk perencanaan sehubungan dengan besarnya sudut
tangen, kecepatan rencana dan batasan superelevasi maksimum yang dipilih.
4. Perhitungan besar lengkung tikungan daerah ring road, ngawen, gamping,
yogyakarta adalah sebesar 268,43
SARAN
Setelah membuat makalah ini dapat kami sarankan bahwa untuk
merencanakan suatu tikungan perlu memperhatikan ruang gerak, bentuk, dan
perhitungan besar lengkung tikungan yang ditinjau dari kelas jalan tersebut, agar
nantinya dapat memenuhi standar keamanan yang sesuai dengan SNI serta
dapat mengurangi angka kecelakaan yang terjadi. Tentunya dalam perencanaan
geometrik tidak semata-mata hanya peran salah satu pihak saja, namun ada
kerjasama dari berbagai pihak yang berwenang untuk saling mengawasi
perencanaan, pengerjaan dan perawatan suatu jalan. Kedisiplinan pengguna
jalan juga turut serta mempengaruhi keselamatan lalu lintas.
DAFTAR RUJUKAN
11. Analisis Alinyemen Horizontal... (Hanna Santanu, Ferry Pradana K, Novia Intan
H, Yan Agus Wira A/ hal. 1-11)
MARSHALL,VOL.2,NO.1,JANUARI 2014 70
[1] American Association of State Highway and Transportation Officials
(AASHTO).
[2] Anonim.http://pendidikan-dan-teknologi.blogspot.com/2012/06/geomettrik-
jalan-khusus-jurusan-teknik.html. Diunduh pada hari Sabtu, 24 November
2012.
[3] Hendra Suryadharma. 2008. REKAYASA JALAN RAYA. Universitas
Atma Jaya
[4] Direktorat Jenderal Bina Marga, 1997. TATA CARA PERENCANAAN
GEOMTRIK JALAN ANTAR KOTA No. 038?TBM/1997
[5] Sylvia, Indriany, 2004. Perencanaan Geometrik Jalan. Pusat
Pengembangan Bahan Ajar – UMB. Jurusan Teknik Sipil. Fakultas Teknik
Sipil dan Perencanaan. Universitas Mercu Buana