1. Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP DI. Batulicin dan
DI. Sungai Bungur Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan Akhir
VI - 1
BAB VI
PENILAIAN KINERJA
6.1. Kondisi dan Kinerja Prasarana Fisik Irigasi
Kondisi fisik jaringan irigasi sangat mempengaruhi kinerja sistem irigasi, kondisi
fisik tersebut meliputi : kondisi saluran primer, saluran sekunder, saluran tersier,
bangunan pelengkap (terjunan, bangunan silang, jembatan dan lain-lainnya),
bangunan bagi, bangunan bagi-sadap, bangunan sadap dan bangunan pengukur
debit. Berdasarkan survei inventarisasi secara umum kondisi fisik telah mengalami
penurunan sejak awal dibangun sampai sekarang. Menurut warga lokal dan perangkat
desa setempat selama kurun waktu lebih dari 5 tahun D.I Batulicin dan D.I Sungai
Bungur tidak ada pemeliharaan sehingga mengalami penurunan kinerja yang sangat
signifikan yaitu tingginya kehilangan air di saluran/efisensi jaringan irigasi. Keandalan
prasarana jaringan merupakan inti dari kegiatan irigasi. Keandalan prasarana jaringan
irigasi dicirikan dengan proses penyadapan, pengaliran, pembagian dan pemberian ke
daerah layanan dapat efektif dan efisien tanpa mengenal cara dan waktu. Cara dan
waktu pemberian air tergantung kepada pengelola jaringan berdasar pola dan tata
2. Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP DI. Batulicin dan
DI. Sungai Bungur Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan Akhir
VI - 2
tanam. Kerusakan jaringan irigasi akan mengakibatkan gangguan terhadap fungsi
pelayanan sehingga air irigasi tidak sepenuhnya dapat diberikan ke daerah layanan.
Kerusakan ringan didefinisikan sebagai gangguan fisik bangunan tetapi tidak
mengganggu proses penyadapan, pengaliran, pembagian dan pemberian air irigasi ke
daerah layanan. Kerusakan sedang dapat mengganggu proses pemberian yang tidak
sesuai dengan permintaan dan Kerusakan berat dicirikan dengan air irigasi tidak dapat
diterima daerah layanan sama sekali. Hirarki pemberian air irigasi ke daerah layanan
dimulai dari bangunan sadap utama (bendung), saluran, bangunan
bagi/sadap/bagisadap dan bangunan pengatur dan pengukur debit. Nilai total
Kerusakan jaringan irigasi (100%) merupakan penjumlahan kerusakan masing-masing
bangunan dengan prosentase, dimana prosentase nilai kerusakan tersebut berturut-
turut sebesar 50%, 20%, 10% 15% dan 5% untuk bendung, saluran, bangunan, tanggul
dan jalan inspeksi, dan bangunan ukur debit.
6.2. Penilaian Kinerja D.I Batulicin
6.2.1. Prasarana Fisik
1. Bangunan Utama.
Daerah Irigasi Batulicin di bawah kewenangan Pemerintah Pusat Balai Wilayah Sungai
Kalimantan II. Bendung Batulicin berada di Desa Mekarsari Kecamatan Simpang Empat
Kab. Tanah Bumbu dibangun tahun 1987 oleh Direktorat Jenderal SDA, Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Daerah Irigasi Batulicin yang sudah
terbangun meliputi 1 buah Saluran Induk sepanjang 10,275 Km dan saluran sekunder
yang sudah terbangun 2 buah yaitu Saluran Sekunder Mirih dengan panjang 2,967 km
dan Saluran Sekunder Bintang dengan panjang 3,556 Km, jumlah panjang saluran
induk dan Sekunder 16,798 km serta sumber air Daerah Irigasi (DI) Batulicin diperoleh
dari Sungai Mirih. Konsultan telah melaksanakan survey penelusuran (walkthrough)
dan melakukan tracking dan marking di D.I Batulicin dengan alat GPS dan foto udara
dengan drone diperoleh data-data koordinat penting di D.I Batulicin sebagai berikut :
4. Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP DI. Batulicin dan
DI. Sungai Bungur Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan Akhir
VI - 4
Tabel 6.3 Koordinat Penting di Saluran Sekunder Bintang
Sumber : Survey Penelusuran (Walkthrough) Konsultan, 2018
Koordinat-koordinat yang diperoleh tersebut dan dikombinasi dengan hasil foto udara
dengan drone diolah dan dianalisa menggunakan software Arc GIS diperoleh peta GIS
D.I Batulicin sebagai berikut :
Sumber : Analisa Konsultan, 2018
Gambar 6.1 Peta GIS D.I Batulicin
Berdasarkan Permen PUPR No. 14/PRT/M/2015 tentang Kriteria dan Penetapan Status
Daerah Irigasi, D.I Batulicin mempunyai luas 3.010 Ha dan menjadi kewenangan pusat
X Y Lintang Bujur
BBL.6 11,150 380500 9631060 3°20'14.2339" 115°55'27.6051"
BBT.1a 10,614 380307 9630828 3°20'21.7817" 115°55'21.3435"
BBT.1b 9,923 380135 9630525 3°20'31.6423" 115°55'15.7597"
BBT.1 9,481 379952 9629029 3°21'20.3506" 115°55'9.7769"
BBT.2a 8,940 379843 9628739 3°21'29.7900" 115°55'6.2347"
BBT.2b 8,388 379695 9628503 3°21'37.4697" 115°55'1.4308"
BBT.2 7,761 379279 9627913 3°21'56.6670" 115°55'47.9303"
Titik Elevasi
Koordinat UTM Koordinat Geografis
5. Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP DI. Batulicin dan
DI. Sungai Bungur Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan Akhir
VI - 5
tetapi berdasarkan analisa konsultan luasnya telah berkurang menjadi 1.948,53 Ha
untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel di bawah ini :
Tabel 6.4 Luas Daerah D.I Batulicin
Sumber : Analisa Konsultan, 2018
Adapun data teknis DI Batulicin berdasarkan survey walkthrough konsultan adalah
sebagai berikut :
1 Saluran Primer = 10275 M
2 Saluran Sekunder = 6523 M
3 Bangunan Bendung = 1 buah
4 Bangunan Ukur = 1 buah
5 Pelimpah Samping = 1 buah
6 Bangunan Bagi Sadap = 2 buah
7 Bangunan Sadap = 11 buah
8 Terjunan = 4 buah
9 Jembatan = 2 buah
10 Jembatan Kayu/Orang = 6 buah
11 Gorong-gorong Pembuang = 5 buah
12 Gorong-Gorong Pembawa = 3 buah
13 Suplesi = 1 buah
14 Box Tersier = 2 buah
Fungsional
Sawah Ladang Sawit Karet
1 Permen PUPR No. 14/PRT/M/2015 - - - - 3,010.00
2 SID Tahun 2011 (Luas Baku) - - - - 2,860.00
Sumber : BWS Kalimantan II, 2011
3 SID Pengembangan Tahun 2011 - - - - 1,276.70
Sumber : BWS Kalimantan II, 2011
4 Survey Konsultan Tahun 2018 45.38 114.61 769.59 1,018.95 1,948.53
No
Luas Areal (Ha)
Total (Ha)Areal PotensialSumber Data
6. Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP DI. Batulicin dan
DI. Sungai Bungur Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan Akhir
VI - 6
Adapun hasil inventarisasi pada bangunan utama yaitu Bendung Batulicin ini adalah
sebagai berikut :
a. Penilaian kondisi Bendung Batulicin
Sumber : Survey Penelusuran (Walkthrough) Konsultan, 2018
Gambar 6.2. Mercu Bendung
Kondisi mercu bendung adalah sebagai berikut :
Konstruksi bangunan sipil pada mercu Bendung Batulicin mengalami rusak
ringan pada mercu terdapat lubang mengelupas di beberapa tempat tidak lebih
dari 20%
Pilar pada pintu kuras, atau terdapat retakan tidak lebih dari dari 20%.
Sumber : Survey Penelusuran (Walkthrough) Konsultan, 2018
Gambar 6.3 Sayap Bendung
Kondisi sayap bendung adalah sebagai berikut :
Sayap depan dan belakang pada bendung atau intake terdapat retakan kecil
tidak lebih dari 40%
7. Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP DI. Batulicin dan
DI. Sungai Bungur Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan Akhir
VI - 7
Lubang drainase (weep holes) sebagian besar kurang berfungsi yang dapat
menimbulkan tekanan pada sayap dan mengakibatkan longsoran
Di sayap hulu dan hilir terdapat rumput dan tumbuhan liar.
Sumber : Survey Penelusuran (Walkthrough) Konsultan, 2018
Gambar 6.4 Pagar Pengaman Bendung
Pada gambar di atas menjelaskan bahwa hasil inventarisasi kondisi Bendung
Batulicin sudah terdapat pagar pengaman pada tubuh bendung, namun terdapat
pagar pengaman bendung yang mengalami kerusakan berat dan membahayakan.
Sumber : Survey Penelusuran (Walkthrough) Konsultan, 2018
Gambar 6.5 Jembatan Bendung
8. Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP DI. Batulicin dan
DI. Sungai Bungur Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan Akhir
VI - 8
Pada gambar diatas menjelaskan bahwa hasil inventarisasi kondisi Bendung
Batulicin sudah terdapat jembatan di atas mercu bendung, bangunan jembatan ini
dalam kondisi baik dan stabil serta cukup kuat untuk transportasi sesuai desain.
b. Penilaian Kondisi Pintu-Pintu Bendung Batulicin D.I. Batulicin
Sumber : Survey Penelusuran (Walkthrough) Konsultan, 2018
Gambar 6.6 Pintu Pengambilan (Intake) Bendung Batulicin
Kondisi pintu pengambilan (intake) adalah sebagai berikut :
Semua pintu tidak bisa dioperasikan dengan lancar secara hidrolis dan atau
mekanis
Daun dan atau stang pintu yg terpasang dijumpai kebocoran dan atau bengkok.
Alat angkat (morhois) sill, spooring baja dalam keadaan rusak atau hilang total
Rumah pelindung pintu tidak terawat dan terdapat kerusakan dan bocor
Sumber : Survey Penelusuran (Walkthrough) Konsultan, 2018
Gambar 6.7 Pintu Penguras Bendung Batulicin
9. Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP DI. Batulicin dan
DI. Sungai Bungur Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan Akhir
VI - 9
Kondisi pintu penguras adalah sebagai berikut :
Semua pintu tidak dapat dioperasikan
Daun pintu hilang dan atau stang pintu yg terpasang dijumpai kebocoran atau
bengkok
Pilar-pilar tembok pintu penguras bendung, rumah pelindung pintu ada
kerusakan sedang tetapi berfungsi <50% dari rencana.
Tabel 6.5. Penilaian Kondisi Bangunan Sipil dan Pintu Pengatur
Bendung Batulicin
Sumber : Analisa Konsultan, 2018
Keterangan : B=Baik, RR=Rusak Ringan, RB=Rusak Berat, K=Kurang, BR=Buruk.
B = Baik, K = Kurang, BR = Buruk, TB = Tidak Berfungsi
Kondisi Fungsi Kondisi Fungsi
Kinerja
Kondisi
Kinerja
Fungsi
Kinerja
Kondisi
Kinerja
Fungsi
1 Bendung Bendung Batulicin BBL. 0 2018 - - - -
a. Mercu BBL. 0 2018 RR K - - 84.5 70.5 - -
b. Sayap BBL. 0 2018 RS K - - 69.5 70.5 - -
c. Lantai Bendung BBL. 0 2018 RS K - - 69.5 70.5 - -
d. Tanggul Penutup BBL. 0 2018 RR K - - 84.5 70.5 - -
e. Jembatan BBL. 0 2018 B B - - 95.0 90.5 - -
e. Papan Operasi BBL. 0 2018 RB TB - - 19.5 10 - -
g. Mistar Ukur BBL. 0 2018 RB TB - - 19.5 10 - -
h. Pagar Pengaman BBL. 0 2018 RB TB - - 19.5 10 - -
Pintu Bendung
a. Pintu Pengambilan BBL. 0 2018 - - RB TB - - 19.5 10.0
b. Pintu Penguras Bendung BBL. 0 2018 - - RB TB - - 19.5 10.0
Tahun
Survey
No JenisAset
Bangunan Sipil
Nama Nomenklatur
ME Bangunan Sipil ME
10. Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP DI. Batulicin dan
DI. Sungai Bungur Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan Akhir
VI - 10
Tabel 6.6. Rekapitulasi Penilaian dan Skor Kinerja Bendung
Sumber : Analisa Konsultan, 2018
Hasil penilaian kinerja pada bangunan utama Bendung Batulicin ini mencapai skor kinerja 7,76
dari skala 13.00.
Bobot Nilai
Bagian Bagian Yang ada Maksimum
% % % %
2 3 4 5 6
I. PRASARANA FISIK JUMLAH 21,33 45,00
1. Bangunan Utama Sub Jumlah 7,00 13,00
1.1. Bendung 52,00 100 2,60 5,00
a. Mercu 70,00 20
Pada Mercu
banyak lubang
mengelupas di
beberapa tempat
tidak lebih dari
40% terjadi
pancaran
air/bocoran pada
tubuh bendung
0,70 1,00
b. Sayap 70,00 15
Sayap depan dan
belakang pada
bendung atau
intake terdapat
retakan kecil tidak
lebih dari 40%
0,53 0,75
c. Lantai Bendung 65,00 20
Terdapat banyak
gerusan di hilir
yang terus
menerus
0,65 1,00
d. Tanggul Penutup 60,00 20 0,60 1,00
e. Jembatan 50,00 5
Jembatan
mengalami
kerusakan 50% dan
dikhawatirkan
terjadi keruntuhan
0,13 0,25
f. Papan Operasi - 10 Tidak ada - 0,50
g. Mistar Ukur - 5 Tidak ada - 0,25
h. Pagar Pengaman - 5 Tidak ada - 0,25
1.2. Pintu-pintu Bendung dan 55,00 100 4,40 8,00
roda gigi dapat dioperasikan.
a. Pintu Pengambilan 55,00 50
Semua pintu tidak
bisa dioperasikan
dengan lancar
secara hidrolis dan
atau mekanis
2,20 4,00
b. Pintu Penguras Bendung 55,00 50
Semua pintu tidak
dapat
dioperasikan
2,20 4,00
Uraian Keterangan
Indeks Kondisi
1
11. Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP DI. Batulicin dan
DI. Sungai Bungur Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan Akhir
VI - 11
2. Saluran Pembawa
1 Saluran Induk Bendung - Bangunan Sadap BBL. 9 : Saluran induk Batulicin
memiliki panjang sekitar
10.275 Meter, dengan kondisi
rusak berat dan fungsi buruk,
dengan kriteria penilaian
kinerja sedang (60% - <80%).
2 Sal. Sekunder Mirih : Saluran Sekunder Mirih ini
memiliki panjang sekitar
2967 Meter, dengan kondisi
rusak berat dan fungsi buruk.
dengan kriteria penilaian
kinerja sedang (60% - <80%).
3 Sal. Sekunder Bintang : Saluran Sekunder Bintang ini
memiliki panjang sekitar
3556 Meter, dengan kondisi
rusak berat dan fungsi buruk,
dengan kriteria penilaian
kinerja sedang (60% - <80%).
12. Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP DI. Batulicin dan
DI. Sungai Bungur Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan Akhir
VI - 12
Tabel 6.7. Rekapitukasi Penilaian dan Skor Kinerja Saluran Pembawa
D.I. Batulicin
Sumber : Analisa Konsultan, 2018
3. Bangunan Pada Saluran Pembawa
Kondisi bangunan pengatur D.I Batulicin mempunyai kondisi sebagai berikut :
Pintu pembagi dan atau sadap tidak bisa dioperasikan secara mekanis dan atau
hidrolis.
Tidak tersedia petunjuk (manual) dan Tabel operasi pintu atau pembagi air
Mulai ada retakan dan longsoran pada bangunan
Di sekitar bangunan banyak ditumbuhi rumput dan tanaman liar
Bobot Nilai
Bagian Bagian Yang ada Maksimum
% % % %
2 3 4 5 6
Uraian Keterangan
Indeks Kondisi
1
2. Saluran Pembawa 51,00 Sub Jumlah 5,10 10
2.1.
60,00 100 3,00 5
2.2. Tinggi tanggul cukup untuk 60,00 100 1,20 2
menghindari limpahan setiap
saat selama pengoperasian.
2.3. Semua perbaikan saluran telah 30,00 100 0,90 3
selesai.
Kapasitas tiap saluran cukup untuk membawa debit
kebutuhan/rencana maksimum
Profil pada
beberapa saluran
mengalami
perubahan dan
penurunan
kapasitas
berkurang lebih
dari 40% dari
kapasitas rencana
13. Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP DI. Batulicin dan
DI. Sungai Bungur Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan Akhir
VI - 13
Tabel 6.8. Penilaian Kondisi Dan Skor Kinerja Bangunan D.I Batulicin
Sumber : Analisa Konsultan, 2018
Keterangan : B = Baik, K = Kurang, BR = Buruk, TB = Tidak Berfungsi
B=Baik, RR=Rusak Ringan, RB=Rusak Berat, K=Kurang, BR=Buruk.
Kondisi Fungsi Kondisi Fungsi
Kinerja
Kondisi
Kinerja
Fungsi
Kinerja
Kondisi
Kinerja
Fungsi
1 Bendung Bendung Batulicin BBL. 0 2018 - - - -
a. Mercu BBL. 0 2018 RR K - - 84,5 70,5 - -
b. Sayap BBL. 0 2018 RS K - - 69,5 70,5 - -
c. Lantai Bendung BBL. 0 2018 RS K - - 69,5 70,5 - -
d. Tanggul Penutup BBL. 0 2018 RR K - - 84,5 70,5 - -
e. Jembatan BBL. 0 2018 B B - - 95,0 90,5 - -
e. Papan Operasi BBL. 0 2018 RB TB - - 19,5 10 - -
g. Mistar Ukur BBL. 0 2018 RB TB - - 19,5 10 - -
h. Pagar Pengaman BBL. 0 2018 RB TB - - 19,5 10 - -
Pintu Bendung
a. Pintu Pengambilan BBL. 0 2018 - - RB TB - - 19,5 10,0
b. Pintu Penguras Bendung BBL. 0 2018 - - RB TB - - 19,5 10,0
2 Bangunan Ukur Bangunan Ukur BBL. 1a 2018 RS BR - - 69,5 40,5 - -
3 Sadap Bangunan Sadap BBL. 1 2018 RB TB RB TB 19,5 10 19,5 10,0
4 Jembatan Jembatan Orang (Kayu) BBL. 2a 2018 RS K - - 69,5 70,5 - -
5 Jembatan Jembatan Orang (Kayu) BBL. 2b 2018 RS K - - 69,5 70,5 - -
6 Sadap Bangunan Sadap BBL. 2 2018 RB TB RB TB 19,5 10 19,5 10,0
7 Jembatan Jembatan Orang (Kayu) BBL. 3a 2018 RS K - - 69,5 70,5 - -
8 Sadap Bangunan Sadap BBL. 3 2018 RB TB RB TB 19,5 10 19,5 10,0
9 Sadap Bangunan Sadap BBL. 4 2018 RB TB RB TB 19,5 10 19,5 10,0
10 Pelimpah Pelimpah Samping BBL. 5a 2018 RS BR - - 69,5 40,5 - -
11 Gorong-gorong Gorong - gorong pembuang BBL. 5b 2018 RS K - - 69,5 70,5 - -
12 Jembatan Jembatan Desa BBL. 5c 2018 B B - - 95,0 90,5 - -
13 Bagi Sadap Bangunan Bagi Sadap BBL. 5 2018 RB TB RB TB 19,5 10 19,5 10,0
14 Terjunan Bangunan Terjun BBL. 6a 2018 RS K - - 69,5 70,5 - -
15 Bagi Sadap Bangunan Bagi Sadap BBL. 6 2018 RB TB RB TB 19,5 10 19,5 10,0
16 Terjunan Bangunan Terjun BBL. 7a 2018 RS K - - 69,5 70,5 - -
17 Gorong-gorong Gorong - gorong pembawa BBL. 7b 2018 RS K - - 69,5 70,5 - -
18 Gorong-gorong Gorong - gorong pembawa BBL. 7c 2018 RS K - - 69,5 70,5 - -
19 Sadap Bangunan Sadap BBL. 7 2018 RB TB RB TB 19,5 10 19,5 10,0
20 Jembatan Jembatan Desa BBL. 8a 2018 RR K - - 84,5 70,5 - -
21 Gorong-gorong Gorong - gorong pembuang BBL. 8b 2018 RS K - - 69,5 70,5 - -
22 Jembatan Jembatan Orang (Kayu) BBL. 8c 2018 RB TB - - 19,5 10 - -
23 Sadap Bangunan Sadap BBL. 8 2018 RB TB RB TB 19,5 10 19,5 10,0
24 Jembatan Jembatan Orang (Kayu) BBL. 9a 2018 RB TB - - 19,5 10 - -
25 Gorong-gorong Gorong - gorong pembuang BBL. 9b 2018 RS K - - 69,5 70,5 - -
26 Jembatan Jembatan Orang (Kayu) BBL. 9c 2018 RS K - - 69,5 70,5 - -
27 Gorong-gorong Gorong - gorong pembuang BBL. 9d 2018 RS K - - 69,5 70,5 - -
28 Sadap Bangunan Sadap BBL. 9 2018 RB TB RB TB 19,5 10 19,5 10,0
29 Sadap Bangunan Sadap BM. 1 2018 RB TB RB TB 19,5 10 19,5 10,0
30 Boks Boks Tersier B.Mk.M.1 2018 RB TB RB TB 19,5 10 19,5 10,0
31 Sadap Bangunan Sadap BM. 2 2018 RB TB RB TB 19,5 10 19,5 10,0
32 Terjunan Bangunan Terjun BBT. 1a 2018 RS K - - 69,5 70,5 - -
33 Suplesi Bangunan Suplesi BBT. 1b 2018 RS BR - - 69,5 40,5 - -
34 Sadap Bangunan Sadap BBT. 1 2018 RB TB RB TB 19,5 10 19,5 10,0
35 Terjunan Bangunan Terjun BBT. 2a 2018 RS K - - 69,5 70,5 - -
36 Gorong-gorong Gorong - gorong pembuang BBT. 2b 2018 RS BR - - 69,5 40,5 - -
37 Boks Boks Tersier B.Mk.BL.8 2018 RB TB RB TB 19,5 10 19,5 10,0
38 Sadap Bangunan Sadap BBT. 2 2018 RB TB RB TB 19,5 10 19,5 10,0
2.224 1.883 332 170
49,41 41,83 19,50 10,00
TOTAL
RATA - RATA
Tahun
Survey
No Jenis Aset
Bangunan Sipil
Nama Nomenklatur
ME Bangunan Sipil ME
14. Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP DI. Batulicin dan
DI. Sungai Bungur Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan Akhir
VI - 14
Tabel 6.9. Rekapitulasi Penilaian Dan Skor Kinerja Bangunan Pada Saluran
Pembawa D.I Batulicin
Sumber : Analisa Konsultan, 2018
Dari hasil inventarisasi kami dilapangan dan analisa perhitungan kinerja, serta
mengacu pada jumlah 13 bangunan pengatur yang ada pada Daerah Irigasi Batulicin,
hasil penilaian kinerja prasarana fisik bangunan pada saluran pembawa Daerah Irigasi
Batulicin mencapai skor kinerja sekitar 3.99 dari skala 9.00.
3. Bangunan pada saluran pembawa 44,33 Sub Jumlah 3,99 9
3.1. Bangunan Pengatur (Bagi / Bagi 0,39 2
Sadap / Sadap ) lengkap dan
berfungsi.
a. Setiap saat dan setiap 19,50 100 0,20 1
bangunan pengatur perlu
Saluran Induk dan Sekunder
b. Pada setiap sadap tersier. 19,50 100 0,20 1
3.2. Pengukuran debit dapat dilakukan 1,18 2,5
dengan rencana pengoperasian DI
a. Pada Bangunan Pengambilan 50,00 100 0,50 1
(Bendung / intake).
b. Pada tiap bangunan pengatur 45,00 100 0,34 0,75
(Bagi / Bagi Sadap / Sadap)
c. Pada setiap sadap tersier. 45,00 100 0,34 0,75
3.3. Bangunan Pelengkap berfungsi 1,10 2
dan lengkap.
a. Pada saluran induk dan sekunder 55,00 100 0,44 0,8
b. Pada bangunan syphon, 55,00 100 0,66 1,2
gorong-gorong, jembatan,
talang, cross-drain tidak terjadi
sumbatan.
3.4. Semua perbaikan telah selesai. 1,33 2,5
a. Perbaikan bangunan pengatur 55,00 100 0,69 1,25
(Bagi / Bagi Sadap / Sadap)
b. Mistar ukur, skalaliter dan 55,00 100 0,21 0,375
tanda muka air.
c. Papan Operasi. 45,00 100 0,23 0,5
d. Bangunan pelengkap. 55,00 100 0,21 0,375
Banyak terdapat
bocor / retak /
pecah (pada
lubang syphon,
lubang gorong-
gorong, kotak
talang, pipa
drainase)
15. Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP DI. Batulicin dan
DI. Sungai Bungur Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan Akhir
VI - 15
4. Saluran Pembuang dan Bangunannya.
Permasalahan akan muncul apabila ketersediaan air tidak mencukupi permintaan,
namun disamping faktor ketersediaan air, kondisi dan fungsi saluran pembuang dan
bangunan-bangunan pembuangnya juga dapat memunculkan permasalahan lain,
salah satunya yaitu terjadinya banjir, oleh karenanya banjir yang terjadi di D.I. Batulicin
perlu diantisipasi oleh petani dan pengelola dengan pengelolaan saluran drainase dan
penutupan pintu penyadapan di bendung, dan bangunan-bangunan pembuang di
saluran induk. Dengan ini kinerja pada saluran dan bangunan-bangunan pembuang
harus lebih di optimalkan. Adapun hasil inventarisasi bangunan dan saluran pembuang
pada Daerah Irigasi Batulicin adalah saluran pembuang berupa saluran tanpa
pasangan, air dibuang ke sungai-sungai kecil yang ada di sekitar daerah irigasi.
Tabel 6.10. Rekapitulasi Penilaian Dan Skor Kinerja Saluran Pembuang dan
Bangunannya D.I Batulicin
Sumber : Analisa Konsultan, 2018
5. Jalan Masuk / Inspeksi
Jalan-jalan inspeksi diperlukan untuk inspeksi, eksploitasi dan pemeliharaan
jaringan irigasi dan pembuang oleh Instansi Pengelola. Masyarakat boleh
menggunakan jalan-jalan inspeksi ini untuk keperluan-keperluan tertentu saja.
Apabila saluran dibangun sejajar dengan jalan umum didekatnya, maka tidak
diperlukan jalan inspeksi di sepanjang ruas saluran tersebut. Biasanya jalan inspeksi
terletak di sepanjang sisi saluran irigasi. Jembatan dibangun untuk saling
menghubungkan jalan-jalan inspeksi di seberang saluran irigasi/pembuang atau untuk
menghubungkan jalan inspeksi dengan jalan umum.
Bobot Nilai
Bagian Bagian Yang ada Maksimum
% % % %
Uraian Keterangan
Indeks Kondisi
4. Saluran Pembuang dan Bangunannya 55,00 Sub Jumlah 2,20 4
4.1. Semua saluran pembuang dan 55,00 100 1,65 3
bangunannya telah dibangun dan
tercantum dalam daftar pemeli-
haraan serta telah diperbaiki dan
berfungsi.
4.2. Tidak ada masalah banjir yang 55,00 100 0,55 1
menggenangi.
16. Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP DI. Batulicin dan
DI. Sungai Bungur Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan Akhir
VI - 16
Jalan inspeksi Daerah Irigasi Batulicin keseluruhannya berupa jalan tanah
dengan lebar antara 1.5-3 m dan dapat dilalui kendaraan roda 2 (dua).
Sumber : Survey Penelusuran (Walkthrough) Konsultan, 2018
Gambar 6.8. Jalan Akses Menuju Bendung Batulicin
Sumber : Survey Penelusuran (Walkthrough) Konsultan, 2018
Gambar 6.9 Jalan Inspeksi D.I Batulicin
17. Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP DI. Batulicin dan
DI. Sungai Bungur Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan Akhir
VI - 17
Adapun Penilaian Kinerja Jalan Masuk/Inspeksi D.I. Batulicin dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 6.11. Rekapitulasi Penilaian Dan Skor Kinerja Jalan Masuk/Inspeksi
D.I Batulicin
Sumber : Analisa Konsultan, 2018
Dari hasil inventarisasi kami dilapangan, melihat kondisi dari seluruh jalan inspeksi dan
jalan masuk menuju akses jaringan irigasi Daerah Irigasi Batulicin, dari hulu sampai
dengan hilir, hasil penilaian kinerja pada jalan masuk/inspeksi Daerah Irigasi Batulicin
mencapai skor kinerja sekitar 3.20 dari skala 4.
6. Kantor, Perumahan dan Gedung
Instansi atau Unit Pengelola yang bertanggung jawab dalam kegiatan operasi dan
pemeliharaan Bangunan Utama dan Bangunan Pengatur Batulicin secara langsung
adalah Satuan Kerja Operasi dan Pemeliharaan SDA I BWS Kalimantan II melalui UPTD
Batulicin yang berlokasi di Desa Manunggal Kec. Karang Bintang Kab. Tanah Bumbu.
Secara fisik bangunan kantor tersebut kondisnya rusak berat dan tidak layak untuk
ditempati.
Bobot Nilai
Bagian Bagian Yang ada Maksimum
% % % %
Uraian Keterangan
Indeks Kondisi
5. Jalan masuk / Inspeksi. 80,00 Sub Jumlah 3,20 4
5.1. Jalan masuk ke bangunan utama 90,00 100 1,80 2
dalam kondisi baik.
5.2. Jalan Inspeksi dan jalan setapak 70,00 100 0,70 1
sepanjang saluran telah diperbaiki
5.3. Setiap bangunan dan saluran 70,00 100 0,70 1
yang dipelihara dapat dicapai
dengan mudah.
18. Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP DI. Batulicin dan
DI. Sungai Bungur Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan Akhir
VI - 18
Sumber : Survey Penelusuran (Walkthrough) Konsultan, 2018
Gambar 6.10. Inventarisasi Aset Kantor UPT Daerah Irigasi Batulicin
Tabel 6.12. Rekapitulasi Penilaian Dan Skor Kinerja Kantor, Perumahan dan
Gudang D.I Batulicin
Sumber : Analisa Konsultan, 2018
6.2.2. Kinerja Produktivitas Tanam (Tahun Sebelumnya)
Ketersediaan secara kuantitatif banyak dipengaruhi oleh aspek hidroklimatologi dan
vegetasi. Biasanya tingkat ketersediaan air dinyatakan dengan keandalaan debit
tersebut tersedia (debit andalan). Debit andalah debit minimum yang diandalkan
ketersediaannya untuk dapat dimanfaatkan dengan tingkat kemungkinan terpenuhi
6. Kantor, Perumahan dan Gudang 16,00 Sub Jumlah 0,80 5
6.1. Kantor memadai untuk :
- Ranting/Pengamat 40,00 100 Kantor rusak berat 0,40 1
- Mantri/Juru 40,00 100 0,40 1
6.2. Perumahan memadai untuk :
- Ranting/Pengamat - 100 - 0,5
- Mantri/Juru
- 100
Rumah PPA rusak
berat, tidak layak
huni - 0,5
6.3. Gudang memadai untuk :
- Ranting/Pengamat/UPTD - 100
Tidak memiliki
gudang - 1
- Bangunan utama (BD). - 100 - 0,5
- Skot Balok dan perlengkapan - 100 - 0,5
dibangunan lain.
19. Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP DI. Batulicin dan
DI. Sungai Bungur Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan Akhir
VI - 19
tertentu. Analisa ketersediaan di bangunan pengambilan dapat dilakukan dengan
analisa frekuensi terhadap debit normal yaitu debit minimum untuk kemungkinan
terpenuhi 80%. Sistem giliran adalah cara pemberian air disaluran tersier atau saluran
utama dengan interval waktu tertentu bila debit yang tersedia kurang dari faktor K.
Sistem golongan adalah sawah dibagi menjadi golongan-golongan saat permulaan
pekerjaan sawah bergiliran menurut golongan masing-masing. Faktor K adalah
perbandingan antara debit tersedia di bendung dengan debit yang dibutuhkan pada
periode pembagian dan pemberian air. K = Pada kondisi air cukup (faktor
K=1),pembagian dan pemberian air adalah sama dengan rencana pembagian dan
pemberian air. Pada saat terjadi kekurangan air (K<1),pembagian dan pemberian air
disesuaikan dengan nilai faktor K yang sudah dihitung.
Ketersediaan air pada sistem Jaringan Irigasi Batulicin diperoleh dari Sungai Mirih
melalui bendung Batulicin yang dimanfaatkan untuk irigasi. Oleh karena itu keandalan
ketersediaan air DI. Batulicin untuk memenuhi kebutuhan air irigasi sangat tergantung
pada tingkat keandalan Sungai Mirih. Rencana pola tata tanam bertujuan untuk
meningktakan efisiensi penggunaan air dan menambah luasan serta intensitas
tanaman, rencana pola tata tanam disesuaikan dengan pola tata tanam yang sudah
berjalan dengan mempertimbangkan kondisi ketersediaan air, lahan tersedia dan
tingkat ekonomis tanaman yang berlaku. Perhitungan imbangan air dilakukan dengan
membandingkan jumlah kebutuhan air dengan jumlah ketersediaan air pada sistem
jaringan irigasi Batulicin. Dengan neraca air dapat diketahui keandalan Sungai Mirih
dalam memenuhi kebutuhan air pada sistem jaringan irigasi Batulicin. Apabila terjadi
surplus maka kelebihan air dapat dimanfaatkan secara optimal untuk kebutuhan air
yang bernilai ekonomis, dan apabila terjadi defisit maka perlu dilakukan optimalisasi
pembagian air. Imbangan air (Neraca Air) pada sistem Irigasi Batulicin adalah
perbedaan antara ketersediaan air dengan jumlah seluruh kebutuhan air yang dilayani.
Kinerja pelayanan air meliputi : tingkat kecukupan air dan tingkat ketepatan
memperoleh air. Rencana penyediaan air tahunan dibuat oleh instansi teknis tingkat
kabupaten/ tingkat provinsi sesuai dengan kewenangannya berdasarkan ketersediaan
20. Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP DI. Batulicin dan
DI. Sungai Bungur Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan Akhir
VI - 20
air (debit andalan) dan mempertimbangkan usulan rencana tata tanam dan rencana
kebutuhan air tahunan, kondisi hidroklimatologi.
Adapun penilaian kinerja pada Ketersediaan Air dan Indeks Pertanaman pada Daerah
Irigasi Batulicin sebagai berikut :
Tabel 6.13. Rekapitulasi Penilaian Dan Skor
Kinerja Produktivitas Tanaman D.I Batulicin
Sumber : Analisa Konsultan, 2018
6.2.3. Sarana Penunjang
Dalam menjalankan tugasnya Mantri/Juru Pengairan perlu diberi fasilitas kendaraan
bermotor. Untuk keperluan sebagai berikut :
a. Penelusuran jaringan irigasi. melihat kondisi / Kerusakan Jaringan irigasi;
b. Monitoring pembagian dan pemberian air ke petak tersier;
II. PRODUKTIVITAS TANAM 40,74 JUMLAH 6,11 15
( Tahun sebelumnya )
1. Pemenuhan kebutuhan air 45 100 4,05 9
( Faktor K )
2. Realisasi luas tanam ( e ) 18,91 100 0,76 4
160 ( a )
Realisasi
Tanam
(Ha)
- MT. I 45,38 Luas fungsional
- MT. II 45,38
- MT. III
91 ( b )
300 ( c )
Indeks Pertanaman (IP) 57 ( d )
yang ada = (b)/(a)x100 %
Prosentase Realisasi Luas 18,91 ( e )
Tanam = (d)/(c)x100 %
3. Produktivitas Padi ( c ) 65,25 100 1,31 2
Produktifitas padi rata-rata 6,13 ( a )
( ton / ha )
Produksi padi yang ada 4,00 ( b )
( ton / ha )
Prosentase Produktifitas 65,25 ( c )
padi = (b)/(a)x100 %
Bila produksi padi yang ada > produksi
rata-rata maka Prosentase Produk
tivitas padi ( c ) ditulis 100 %.
Musim Tanam
IP Maks ( % )
Luas potensial (Ha)
Jumlah I,II,III
21. Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP DI. Batulicin dan
DI. Sungai Bungur Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan Akhir
VI - 21
c. Mengikuti kegiatan di tingkat Kecamatan (rapat koordinasi).
d. Penyuluhan P3A/GP3A/IP3A di lapangan.
Hasil inventarisasi di lapangan saat ini tidak ada mantri/juru pengairan yang
bertanggung jawab atas bangunan-bangunan di lapangan dan tidak ada alat
transportasi untuk penelusuran irigasi serta peralatan penunjang kegiatan operasi dan
pemeliharaan.
Tabel 6.14. Rekapitulasi Penilaian Dan Skor Kinerja Sarana Penunjang
D.I Batulicin
Sumber : Analisa Konsultan, 2018
6.2.4. Organisasi Personalia
Kinerja jaringan irigasi dapat dilihat dari pengelolaan jaringan irigasi berdasarkan
ketersediaan sumber daya manusia atau kondisi organisasi personalianya, disamping
itu juga biaya OP sebagai penunjang kelestarian fungsi dan ketersediaan air yang
mencukupi permintaan sepanjang tahun, karena pengelolaan jaringan irigasi
merupakan pekerjaan yang tidak mudah untuk dilaksanakan.
Di dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No.12/PRT/M/
Tahun 2015 tentang Eksploitasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi menjelaskan bahwa
III. SARANA PENUNJANG - JUMLAH - 10
1. Peralatan O&P. Sub Jumlah - 4
1.1. Alat alat dasar untuk pemeliharaan rutin - 100 Tidak ada - 2
1.2. Perlengkapan personil untuk operasi - 100 Tidak ada - 0,5
1.2. Peralatan berat untuk pembersihan lumpur - 100 Tidak ada - 1,5
dan pemeliharaan tanggul
2. Transportasi Sub Jumlah - 2
2.1. Ranting/Pengamat ( Sepeda motor ) - 100 Tidak ada - 1
2.2. Juru/Mantri (Sepeda motor) - 100 Tidak ada - 0,5
2.3. PPA/POB ( Sepeda ) - 100 Tidak ada - 0,5
3. Alat-alat kantor Pelaksana OP Sub Jumlah - 2
3.1. Perabot dasar untuk kantor - 100 Tidak ada - 1
3.2. Alat kerja di kantor - 100 Tidak ada - 1
4. Alat Komunikasi Sub Jumlah - 2
4.1. Jaringan komunikasi yang memadai - 100 Tidak ada - 2
untuk Ranting/Pengamat - Subdin O&P - Tidak ada
22. Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP DI. Batulicin dan
DI. Sungai Bungur Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan Akhir
VI - 22
: Kepala Ranting/pengamat/UPTD/cabang dinas/korwil : 1 orang + 5 staff per 5.000 –
7.500 Ha, Mantri / Juru pengairan : 1 orang per 750 – 1.500 Ha, Petugas Operasi
Bendung (POB) : 1 orang per bendung, dapat ditambah beberapa pekerja untuk
bendung besar, Petugas Pintu Air (PPA) : 1 orang per 3 – 5 bangunan sadap dan
bangunan bagi pada saluran berjarak antara 2 - 3 km atau daerah layanan 150 sd. 500
ha. Namun pada hasil inventarisasi kami dilapangan tidak ada organisasi personalia
pada D.I. Batulicin ini.
Tabel 6.15. Rekapitulasi Penilaian Dan Skor Kinerja Organisasi Personalia
D.I Batulicin
Sumber : Analisa Konsultan, 2018
6.2.5. Dokumentasi
Bendung Batulicin selesai dibangun tahun 1987 dan ada 13 bangunan pengatur, untuk
mendapatkan dokumentasi berupa data DI, skema bangunan dan jaringan irigasi,
gambar pelaksana (as built drawing) dan peta situasi konsultan menemui kesulitan
karena sangat sedikit datanya.
Adapun skor kinerja dokumentasi dari hasil survey dan analisa oleh
konsultan dan kunjungan ke kantor UPTD Batulicin bahwa kinerja dokumentasi D.I.
Batulicin dapat dilihat pada tabel berikut :
Bobot Nilai
Bagian Bagian Yang ada Maksimum
% % % %
Uraian Keterangan
Indeks Kondisi
IV. ORGANISASI PERSONALIA - JUMLAH - 15
1. Organisasi O&P telah disusun dengan batasan - Sub Jumlah - 5
batasan tanggung jawab dan tugas yang jelas.
1.1. Ranting/Pengamat - 100 Tidak ada - 2
1.2. Juru/Mantri - 100 Tidak ada - 2
1.3. PPA/POB - 100 Tidak ada - 1
2. Personalia Sub Jumlah - 10
2.1. Kuantitas/Jumlah sesuai dengan kebutuhan
- Juru/Mantri - 100 Tidak ada - 1
- PPA/POB - 100 Tidak ada - 3
2.2. > 70 % PPA/POB Pegawai Negeri - 100 - 4
( bila => 70 % bobot bagian 100 % )
2.3. Semua sudah paham OP
- Ranting/Pengamat - 100 - 1
- Juru/Mantri - 100 - 2
- PPA/POB - 100 - 1
23. Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP DI. Batulicin dan
DI. Sungai Bungur Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan Akhir
VI - 23
Tabel 6.16. Rekapitulasi Penilaian Dan Skor Kinerja Dokumentasi
D.I Batulicin
Sumber : Analisa Konsultan, 2018
6.2.6 Kinerja Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)
6.2.6.1. Lembaga Petani Pemakai Air
Untuk mendukung program pemerintah dalam memenuhi kebutuhan
pangan nasional salah satunya adalah peningkatan disektor pertanian yang berupa
pembangunan bangunan air dan jaringannya. Hal tersebut perlu diadakan
pemanfaatan air irigasi yang tepat guna, perlu juga adanya pengelolaan air dalam
petak tersier dan jaringan utama serta operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi
sebaik-baiknya. Tanpa adanya usaha secara menyeluruh maka manfaat dari bangunan
saluran dan jaringan utama tidak akan tercapai.
Pengembangan sistem irigasi tersier menjadi hak dan tanggung jawab
perkumpulan petani pemakai air. Artinya, segala tanggung jawab pengembangan dan
pengelolaan sistem irigasi di tingkat tersier menjadi tanggung jawab lembaga
Perkumpulan Petani Pemakai Air atau P3A (pada beberapa daerah dikenal dengan
Mitra Cai, Subak, HIPPA). Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) adalah kelembagaan
yang ditumbuhkan/ dibentuk petani yang mendapat manfaat secara langsung dari
pengelolaan air dan jaringan irigasi, air permukaan, embung dan air tanah untuk
mewujudkan sistem pengembangan dan pengelolaan air irigasi yang baik dan
berkelanjutan, diperlukan kelembagaan yang kuat, mandiri, dan berdaya yang pada
akhirnya mampu meningkatkan produktivitas dan produksi pertanian dalam
mendukung upaya peningkatan kesejahteraan petani. Kelembagaan petani pemakai
Bobot Nilai
Bagian Bagian Yang ada Maksimum
% % % %
Uraian Keterangan
Indeks Kondisi
V. DOKUMENTASI 20,00 JUMLAH 1,00 5
1. Buku Data DI. 50,00 100 1,00 2
2. Peta dan gambar-gambar
2.1. Data dinding di Kantor - 100 Tidak ada - 1
2.2. Gambar Pelaksana - 100 Tidak ada - 1
2.3. Skema Jaringan (pelaksana & bangunan) - 100 Tidak ada - 1
24. Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP DI. Batulicin dan
DI. Sungai Bungur Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan Akhir
VI - 24
air adalah lembaga/ institusi yang dibentuk oleh petani dan atau masyakarat dan atau
pemerintah yang bertujuan untuk melaksanakan pengembangan dan atau
pengelolaan air irigasi dalam rangka pemenuhan untuk mencukupi kebutuhan air
irigasi di lahan pertanian para petani tersebut. Dalam rangka membentuk organisasi
pemakai air pada tingkat desa, pemerintah telah berupaya mengorganisasikan
Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) dengan memilih para pengurus dari kalangan
petani sendiri. Upaya ini tidak selalu berhasil dan kira-kira hanya 15 % saja yang aktif.
Tingkat keaktifan ini dapat dipengaruhi oleh tingkat kewengan P3A atas sumber utama
yang terbata. Kinerja kelembagaan petani dapat dilihat dari struktur kelembagaan
petani, dalam hal ini ialah menyangkut P3A, yang meliputi ketersediaan AD/ ART,
program kerja. Selain itu kinerja kelembagaan petani dapat pula dilihat dari prasarana
dan keaktifan anggota. Kinerja kelembagaan petani dapat dianalisis dengan cara
berikut ini. Apabila struktur kelembagaan, prasarana dan keaktifan anggota memadai,
misalnya saja AD/ ART tersedia, program kerja berjalan dengan baik, prasarana seperti
peralatan bertani, gudang dan lain sebainya lengakap serta anggota turut aktif dalam
kegiatan yang menyangkut irigasi maka kinerja kelembagaan petani dapat
dikategorikan sangat baik. Jika salah satu elemen tidak memadai, misalnya buruknya
kondisi prasarana, maka kelembagaan petani masih dapat dikatakan baik, jika dua
diantara elemen kelembagaan petani tidak berjalan dengan baik maka dikatakan
kinerja kelembagaan petani ialah buruk dan jika ketiga elemen tesebut tidak tersedia,
maka kinerja kelembagaan petani tersebut dikatagorikankan sangat buruk.
25. Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP DI. Batulicin dan
DI. Sungai Bungur Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan Akhir
VI - 25
6.2.6.2.Penilaian kinerja Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)
Tabel 6.17. Rekapitulasi Penilaian Dan Skor Kinerja Perkumpulan Petani
Pemakai Air (P3A) D.I Batulicin
Sumber : Analisa Konsultan, 2018
Penilaian Kinerja Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) D.I. Batulicin mencapai skor
kinerja 0 dari skala 10.
6.2.6.3. Kontribusi Petani Dengan Kondisi Jaringan Irigasi Yang Ada Sekarang.
Dari hasil survei dan pertemuan dengan P3A (Perkumpulan Petani Pemakai Air)
kondisi fisik Jaringan Irigasi D.I. Batulicin sudah mengalami penurunan fungsi. Hal ini
disebabkan pemeliharaan yang masih kurang baik, akibat dari dana yang kurang
memadai dan faktor usia dari fisik jaringan itu sendiri. Kontribusi Petani dengan melalui
perkumpulan Petani P3A di Jaringan Irigasi Batulicin dari hasil survai dan pertemuan
yang diadakan, beberapa yang menjadi kesimpulan terkait dalam pengembalian fungsi
jaringan irigasi Batulicin, antara lain :
VI. PERKUMPULAN PETANI PEMAKAI AIR (P3A) - JUMLAH - 10
A. Jumlah P3A Desa = - Bh Tidak ada P3A
B. Jumlah GP3A = - Bh
C. Jumlah IP3A = - Bh
1. GP3A / IP3A sudah berbadan Hukum - 100 - 1,5
2. Kondisi Kelembagaan GP3A / IP3A - 100 - 0,5
- Berkembang ( 100 % )
- Sedang berkembang ( 60 % )
- Belum berkembang ( 30 % )
3. Rapat Ulu Ulu / P3A Desa / GP3A dengan - 100 - 2
pengamat/ranting
- 1/2 bulan sekali ( 100 % )
- 1 bulan sekali ( 60 % )
- Ada tidak teratur ( 40 % )
- Belum ada ( 0 % )
4. P3A aktif mengikuti survei/penelusuran jaringan. - 100 - 1
5. Partisipasi P3A dalam perbaikan jaringan dan - 100 - 2
penanganan Bencana Alam.
6. Iuran P3A digunakan untuk perbaikan jaringan - 100 - 2
- Tersier ( 100 % )
7. Partisipasi P3A dalam perencanaan Tata Tanam - 100 - 1
dan Pengalokasian Air.
26. Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP DI. Batulicin dan
DI. Sungai Bungur Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan Akhir
VI - 26
Perawatan saluran tersier dengan kegiatan galian waled/lumpur
Perbaikan saluran tersier sesuai kemampuan petani
Kontribusi tenaga dan material untuk perbaikan sesuai dengan
kemampuan
Pemeliharaan bangunan-bangunan pengambilan (bagi
sadap/bagi/sadap)
Dll.
6.3. Kinerja Sistim Irigasi D.I. Batulicin
Di dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
No.12/PRT/M/ Tahun 2015 tentang Eksploitasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi
menjelaskan bahwa evaluasi kinerja sistem irigasi dinilai berdasarkan beberapa
parameter yaitu :
Prasarana fisik
Produktivitas tanaman
Sarana penunjang
Organisasi personalia
Dokumentasi
Kondisi kelembagaan P3A
Evaluasi ini dilaksanakan setiap tahun dengan menggunakan formulir 1 (untuk
DI utuh dalam 1 kabupaten/kota) dan 2 (untuk DI lintas kabupaten/kota) Indeks Kinerja
Sistem Irigasi dengan nilai
80-100 : kinerja sangat baik
70-79 : kinerja baik
55-69 : kinerja kurang dan perlu perhatian
< 55 : kinerja jelek dan perlu perhatian
maksimal 100, minimal 55 dan optimum 77,5
Penentuan kinerja individual aset jaringan dapat dinilai oleh petugas operasi
dan pemeliharaan jaringan yang berpengalaman. Untuk aset pendukung yang terdiri
27. Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP DI. Batulicin dan
DI. Sungai Bungur Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan Akhir
VI - 27
atas unsur kelembagaan, SDM, bagunan gedung, peralatan, dan lahan, kinerjanya
ditentukan atas dasar perbandingan antara keberadaan dan kebutuhan aset
pendukung, sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum tentang
Pedoman Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi.
Adapun hasil analisa penghitungan kami dalam penilaian kinerja Daerah Irigasi
Batulicin juga dapat dilihat pada rekapitulasi penilaian hasil analisa kami pada tabel
berikut :
Tabel 6.18. Hasil Rekapitulasi Perhitungan Kinerja Sistim Irigasi
D.I. Batulicin
Sumber : Analisa Konsultan, 2018
Secara keseluruhan kinerja sistim irigasi D.I. Batulicin adalah 30.16, artinya
kinerja sistimnya JELEK DAN PERLU PERHATIAN (< 55%), hal ini dikarenakan D.I
Batulicin usianya sudah mencapai 30 tahun lebih dan sebagian besar bangunan dan
saluran selesai dibangun tahun 1987 dan saat ini sangat kurang mendapatkan
perhatian dari pemerintah daerah dan pemerintah pusat, selain itu banyak areal sawah
berubah atau alih fungsi menjadi karet dan kelapa sawit. Kinerja D.I. Batulicin ini antara
lain Kondisi Prasarana : 23.05, Produktivitas tanam : 6.11, Sarana Penunjang : 0.00,
Organisasi Personalia : 0.00, Dokumentasi : 1.00, Kondisi P3A: 0.00.
Secara grafik dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Rekap Skor Kinerja Min Max Skor Kinerja
Prasarana Fisik (25 - 45) 25 45 : 23,05
Produktivitas tanam (10 - 15) 10 15 : 6,11
Sarana Penunjang (5 - 10) 5 10 : 0,00
Organisasi Personalia (7.5 - 15) 7,5 15 : 0,00
Dokumentasi (2.5 - 5) 2,5 5 : 1,00
IP3A/GP3A (5 - 10) 5 10 : 0,00
Total Skor Kinerja 55 100 30,16
28. Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP DI. Batulicin dan
DI. Sungai Bungur Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan Akhir
VI - 28
Sumber : Analisa Konsultan, 2018
Gambar 6.11. Grafik Kinerja Sistim Irigasi D.I. Batulicin
6.4 Penilaian Kinerja D.I Sungai Bungur
6.4.1. Prasarana Fisik
1. Bangunan Utama.
Daerah Irigasi Sungai Bungur di bawah kewenangan Pemerintah Pusat Balai Wilayah
Sungai Kalimantan II. Bendung Sungai Bungur berada di perbatasan antara Desa
Betung dengan Desa Bekambit Kecamatan Pulau Laut Timur Kab. Kotabaru dibangun
tahun 1988 oleh Direktorat Jenderal SDA, Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat. Daerah Irigasi Sungai Bungur yang sudah terbangun meliputi 1
buah Saluran Induk sepanjang 3939 m dan sumber air berasal dari Sungai Bungur.
Konsultan telah melaksanakan survey penelusuran (walkthrough) dan melakukan
tracking dan marking di D.I Sungai Bungur dengan alat GPS dan foto udara dengan
drone diperoleh data-data koordinat penting di D.I Sungai Bungur sebagai berikut :
51,23%
40,74%
0,00% 0,00%
20,00%
0,00%
0,00%
10,00%
20,00%
30,00%
40,00%
50,00%
60,00%
70,00%
80,00%
90,00%
100,00%
1 2 3 4 5 6
Skor Kinerja (%)
PrasaranaFisik
ProduktifitasTanam
SaranaPeninjang
OrganisasiPersonalia
Dokumentasi
IP3A/GP3A
29. Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP DI. Batulicin dan
DI. Sungai Bungur Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan Akhir
VI - 29
Tabel 6.19 Koordinat Penting di D.I Sungai Bungur
Sumber : Survey Penelusuran (Walkthrough) Konsultan, 2018
Koordinat-koordinat yang diperoleh tersebut dan dikombinasi dengan hasil foto udara
dengan drone diolah dan dianalisa menggunakan software Arc GIS diperoleh peta GIS
D.I Sungai Bungur sebagai berikut :
X Y Lintang Bujur
BB.0 8,00 411904 9617346 3°27'41.8155" 116°12'24.8089"
BB.1a 12,00 412024 9617392 3°27'40.3207" 116°12'28.6991"
Pgr. Sal 1 9,00 412242 9617347 3°27'41.7921" 116°12'35.7628"
Pgr. Sal 2 11,00 412495 9617356 3°27'41.5059" 116°12'43.9623"
Pgr. Sal 3 13,00 412673 9617405 3°27'39.9149" 116°12'49.7322"
Sal. Pas. Jebol 8,00 412745 9617430 3°27'39.1027" 116°12'52.0663"
Bts. Pasangan 8,00 412772 9617440 3°27'38.7778" 116°12'52.9415"
Pgr. Sal 4 7,00 412906 9617478 3°27'37.5439" 116°12'57.2852"
Pgr. Sal 5 8,00 413213 9617526 3°27'35.9890" 116°13'7.2357"
Pgr. Sal. 6 4,00 413446 9617624 3°27'32.8037" 116°13'14.7894"
BB.1 11,00 413757 9617761 3°27'28.3505" 116°13'24.8719"
BB.2a 6,00 413790 9617884 3°27'24.3457" 116°13'25.9446"
BB.2b 3,00 413815 9617960 3°27'21.8713" 116°13'26.7568"
Pgr. Sal 7 9,00 413839 9618048 3°27'19.0062" 116°13'27.5369"
Bts. Sal. Pasangan 1 3,00 413967 9618260 3°27'12.1055" 116°13'31.6907"
Awal Sal. Pasangan 12,00 414276 9618774 3°26'55.3747" 116°13'41.7183"
BB.2c 9,00 414347 9618985 3°26'48.5051" 116°13'44.0247"
BB.2 14,00 414377 9619071 3°26'45.7052" 116°13'44.9992"
Bts. Sal. Pasangan 2 10,00 414410 9619192 3°26'41.7656" 116°13'46.0718"
Boks 11,00 414491 9619598 3°26'28.5458" 116°13'48.7075"
Ujung Saluran 10,00 414500 9619601 3°26'28.4484" 116°13'48.9992"
Titik Elevasi
Kordinat UTM Kordinat Geografis
30. Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP DI. Batulicin dan
DI. Sungai Bungur Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan Akhir
VI - 30
Sumber : Analisa Konsultan, 2018
Gambar 6.12. Peta GIS D.I Sungai Bungur
Berdasarkan Permen PUPR No. 14/PRT/M/2015 tentang Kriteria dan Penetapan Status
Daerah Irigasi, D.I Sungai Bungur mempunyai luas 3600 Ha dan menjadi kewenangan
pusat tetapi berdasarkan analisa konsultan luasnya telah berkurang menjadi 856 Ha
untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel di bawah ini :
Tabel 6.20. Luas Daerah D.I Sungai Bungur
Sumber : Analisa Konsultan, 2018
Fungsional
Sawah Ladang Sawit Karet
1 Permen PUPR No. 14/PRT/M/2015 - - - - 3,600.00
2 Survey Konsultan Tahun 2018 190.70 661.60 3.70 - 856.00
No Sumber Data
Luas Areal (Ha)
Total (Ha)Areal Potensial
31. Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP DI. Batulicin dan
DI. Sungai Bungur Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan Akhir
VI - 31
Adapun data teknis DI Sungai Bungur berdasarkan survey walkthrough
konsultan adalah sebagai berikut :
1 Saluran Primer = 3939 M
2 Bangunan Bendung = 1 buah
3 Bangunan Sadap = 2 buah
4 Syphon = 1 buah
5 Jembatan Kayu/Orang = 2 buah
6 Gorong-gorong Pembawa = 1 buah
7 Box Tersier = 1 buah
Hasil inventarisasi pada bangunan utama yaitu Bendung Sungai Bungur ini adalah
sebagai berikut :
a. Penilaian kondisi Bendung Sungai Bungur
Sumber : Survey Penelusuran (Walkthrough) Konsultan, 2018
Gambar 6.13. Mercu Bendung
Kondisi mercu bendung adalah sebagai berikut :
Pada Mercu banyak lubang mengelupas di beberapa tempat tidak lebih dari
40% terjadi pancaran air/bocoran pada tubuh bendung
Pilar pada pintu kuras, dan atau terdapat retakan tidak lebih dari 40%
32. Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP DI. Batulicin dan
DI. Sungai Bungur Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan Akhir
VI - 32
Sumber : Survey Penelusuran (Walkthrough) Konsultan, 2018
Gambar 6.14 Sayap Bendung
Kondisi sayap bendung adalah sebagai berikut :
Sayap depan dan belakang pada bendung atau intake terdapat retakan kecil
tidak lebih dari 40%
Lubang drainase (weep holes) sebagian besar kurang berfungsi yang dapat
menimbulkan tekanan pada sayap dan mengakibatkan longsoran
Di sayap hulu dan hilir terdapat rumput dan tumbuhan liar.
Sumber : Survey Penelusuran (Walkthrough) Konsultan, 2018
Gambar 6.15 Jembatan Bendung
Pada gambar diatas menjelaskan bahwa hasil inventarisasi kondisi Bendung
Sungai Bungur sudah terdapat jembatan di atas mercu bendung, bangunan
jembatan ini lantainya terbuat dari kayu dalam kondisi rusak berat dan
membahayakan pengguna jembatan.
33. Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP DI. Batulicin dan
DI. Sungai Bungur Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan Akhir
VI - 33
b. Penilaian Kondisi Pintu-Pintu Bendung D.I. Sungai Bungur
Sumber : Survey Penelusuran (Walkthrough) Konsultan, 2018
Gambar 6.16 Pintu Pengambilan (Intake) Bendung Sungai Bungur
Kondisi pintu pengambilan (intake) adalah sebagai berikut :
Semua pintu tidak bisa dioperasikan dengan lancar secara hidrolis dan atau
mekanis
Daun dan atau stang pintu yg terpasang dijumpai kebocoran dan atau bengkok.
Alat angkat (morhois) sill, spooring baja dalam keadaan rusak atau hilang total
Rumah pelindung pintu tidak terawat dan terdapat kerusakan dan bocor
Sumber : Survey Penelusuran (Walkthrough) Konsultan, 2018
Gambar 6.17 Pintu Penguras Bendung Sungai Bungur
Kondisi pintu penguras adalah sebagai berikut :
Semua pintu tidak dapat dioperasikan
Daun pintu dan atau stang pintu yg terpasang dijumpai kebocoran atau
bengkok
34. Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP DI. Batulicin dan
DI. Sungai Bungur Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan Akhir
VI - 34
Pilar-pilar tembok pintu penguras bendung, rumah pelindung pintu ada
kerusakan sedang tetapi berfungsi <50% dari rencana.
Tabel 6.21. Penilaian Kondisi Bangunan Sipil dan Pintu Pengatur
Bendung Sungai Bungur
Sumber : Analisa Konsultan, 2018
Keterangan : B = Baik, K = Kurang, BR = Buruk, TB = Tidak Berfungsi
B=Baik, RR=Rusak Ringan, RB=Rusak Berat, K=Kurang, BR=Buruk.
Kondisi Fungsi Kondisi Fungsi
Kinerja
Kondisi
Kinerja
Fungsi
Kinerja
Kondisi
Kinerja
Fungsi
1 Bendung Bendung Batulicin BB. 0 2018 - - - -
a. Mercu BB. 0 2018 RS BR - - 69.5 40.5 - -
b. Sayap BB. 0 2018 RS BR - - 69.5 40.5 - -
c. Lantai Bendung BB. 0 2018 RS K - - 69.5 70.5 - -
d. Tanggul Penutup BB. 0 2018 RS K - - 69.5 70.5 - -
e. Jembatan BB. 0 2018 RB BR - - 19.5 40.5 - -
e. Papan Operasi BB. 0 2018 RB TB - - 19.5 10 - -
g. Mistar Ukur BB. 0 2018 RB TB - - 19.5 10 - -
h. Pagar Pengaman BB. 0 2018 RB TB - - 19.5 10 - -
Pintu Bendung
a. Pintu Pengambilan BB. 0 2018 - - RB TB - - 19.5 10.0
b. Pintu Penguras Bendung BB. 0 2018 - - RB TB - - 19.5 10.0
Tahun
Survey
No JenisAset
Bangunan Sipil
Nama Nomenklatur
ME Bangunan Sipil ME
35. Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP DI. Batulicin dan
DI. Sungai Bungur Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan Akhir
VI - 35
Tabel 6.22. Rekapitulasi Penilaian dan Skor Kinerja Bendung
Sumber : Analisa Konsultan, 2018
Hasil penilaian kinerja pada bangunan utama Bendung Sungai Bungur ini mencapai skor
kinerja 7,00 dari skala 13.00.
Bobot Nilai
Bagian Bagian Yang ada Maksimum
% % % %
2 3 4 5 6
I. PRASARANA FISIK JUMLAH 21,33 45,00
1. Bangunan Utama Sub Jumlah 7,00 13,00
1.1. Bendung 52,00 100 2,60 5,00
a. Mercu 70,00 20
Pada Mercu
banyak lubang
mengelupas di
beberapa tempat
tidak lebih dari
40% terjadi
pancaran
air/bocoran pada
tubuh bendung
0,70 1,00
b. Sayap 70,00 15
Sayap depan dan
belakang pada
bendung atau
intake terdapat
retakan kecil tidak
lebih dari 40%
0,53 0,75
c. Lantai Bendung 65,00 20
Terdapat banyak
gerusan di hilir
yang terus
menerus
0,65 1,00
d. Tanggul Penutup 60,00 20 0,60 1,00
e. Jembatan 50,00 5
Jembatan
mengalami
kerusakan 50% dan
dikhawatirkan
terjadi keruntuhan
0,13 0,25
f. Papan Operasi - 10 Tidak ada - 0,50
g. Mistar Ukur - 5 Tidak ada - 0,25
h. Pagar Pengaman - 5 Tidak ada - 0,25
1.2. Pintu-pintu Bendung dan 55,00 100 4,40 8,00
roda gigi dapat dioperasikan.
a. Pintu Pengambilan 55,00 50
Semua pintu tidak
bisa dioperasikan
dengan lancar
secara hidrolis dan
atau mekanis
2,20 4,00
b. Pintu Penguras Bendung 55,00 50
Semua pintu tidak
dapat
dioperasikan
2,20 4,00
Uraian Keterangan
Indeks Kondisi
1
36. Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP DI. Batulicin dan
DI. Sungai Bungur Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan Akhir
VI - 36
2. Saluran Pembawa
1 Saluran Induk Bendung - Bangunan Sadap BB. 2 : Saluran induk Sungai Bungur
memiliki panjang sekitar
3939 Meter, dengan kondisi
rusak berat dan fungsi buruk,
dengan kriteria penilaian
kinerja sedang (60% - <80%).
Tabel 6.23. Rekapitukasi Penilaian dan Skor Kinerja Saluran Pembawa
D.I. Sungai Bungur
Sumber : Analisa Konsultan, 2018
3. Bangunan Pada Saluran Pembawa
Sumber : Survey Penelusuran (Walkthrough) Konsultan, 2018
Gambar 6.18. Bangunan Sadap BB.01
Bobot Nilai
Bagian Bagian Yang ada Maksimum
% % % %
Uraian Keterangan
Indeks Kondisi
2. Saluran Pembawa 51,00 Sub Jumlah 5,10 10
2.1.
60,00 100 3,00 5
2.2. Tinggi tanggul cukup untuk 60,00 100 1,20 2
menghindari limpahan setiap
saat selama pengoperasian.
2.3. Semua perbaikan saluran telah 30,00 100 0,90 3
selesai.
Profil pada
beberapa saluran
mengalami
perubahan dan
penurunan
kapasitas
berkurang lebih
dari 40% dari
kapasitas rencana
Kapasitas tiap saluran cukup untuk membawa debit
kebutuhan/rencana maksimum
37. Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP DI. Batulicin dan
DI. Sungai Bungur Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan Akhir
VI - 37
Sumber : Survey Penelusuran (Walkthrough) Konsultan, 2018
Gambar 6.19. Bangunan Sadap BB.02
Kondisi bangunan pengatur bangunan sadap BB. 01 dan bangunan sadap BB. 02 D.I
Sungai Bungur semuanya mempunyai kondisi sebagai berikut :
Pintu pembagi dan atau sadap tidak bisa dioperasikan secara mekanis dan atau
hidrolis.
Tidak tersedia petunjuk (manual) dan Tabel operasi pintu atau pembagi air
Mulai ada retakan dan longsoran pada bangunan
Di sekitar bangunan banyak ditumbuhi rumput dan tanaman liar
Tabel 6.24. Penilaian Kondisi Dan Skor Kinerja Bangunan D.I Sungai Bungur
Sumber : Analisa Konsultan, 2018
Keterangan : B = Baik, K = Kurang, BR = Buruk, TB = Tidak Berfungsi
B=Baik, RR=Rusak Ringan, RB=Rusak Berat, K=Kurang, BR=Buruk
Kondisi Fungsi Kondisi Fungsi
Kinerja
Kondisi
Kinerja
Fungsi
Kinerja
Kondisi
Kinerja
Fungsi
1 Bendung Bendung Batulicin BB. 0 2018 - - - -
a. Mercu BB. 0 2018 RS BR - - 69,5 40,5 - -
b. Sayap BB. 0 2018 RS BR - - 69,5 40,5 - -
c. Lantai Bendung BB. 0 2018 RS K - - 69,5 70,5 - -
d. Tanggul Penutup BB. 0 2018 RS K - - 69,5 70,5 - -
e. Jembatan BB. 0 2018 RB BR - - 19,5 40,5 - -
e. Papan Operasi BB. 0 2018 RB TB - - 19,5 10 - -
g. Mistar Ukur BB. 0 2018 RB TB - - 19,5 10 - -
h. Pagar Pengaman BB. 0 2018 RB TB - - 19,5 10 - -
Pintu Bendung
a. Pintu Pengambilan BB. 0 2018 - - RB TB - - 19,5 10,0
b. Pintu Penguras Bendung BB. 0 2018 - - RB TB - - 19,5 10,0
2 Syphon Bangunan Syphon BB. 1a 2018 RB TB - - 19,5 10 - -
3 Sadap Bangunan Sadap BB. 1 2018 RB TB RB TB 19,5 10 19,5 10,0
4 Jembatan Jembatan Orang (Kayu) BB. 2a 2018 RS K - - 69,5 70,5 - -
5 Jembatan Jembatan Orang (Kayu) BB. 2b 2018 RS K - - 69,5 70,5 - -
6 Gorong-gorong Gorong gorong pembawa BB. 2c 2018 RR K RB TB 84,5 70,5 19,5 10,0
7 Sadap Bangunan Sadap BB. 2 2018 RB TB RB TB 19,5 10 19,5 10,0
8 Box Tersier Box Tersier 2018 RB TB RB TB 19,5 10 19,5 10,0
658 544 117 60
43,83 36,27 19,50 10,00
TOTAL
RATA - RATA
Tahun
Survey
No Jenis Aset
Bangunan Sipil
Nama Nomenklatur
ME Bangunan Sipil ME
38. Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP DI. Batulicin dan
DI. Sungai Bungur Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan Akhir
VI - 38
Kondisi bangunan pengatur D.I Sungai Bungur semuanya mempunyai kondisi sebagai
berikut :
Pintu pembagi dan atau sadap tidak bisa dioperasikan secara mekanis dan atau
hidrolis.
Tidak tersedia petunjuk (manual) dan Tabel operasi pintu atau pembagi air
Mulai ada retakan dan longsoran pada bangunan
Di sekitar bangunan banyak ditumbuhi rumput dan tanaman liar
39. Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP DI. Batulicin dan
DI. Sungai Bungur Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan Akhir
VI - 39
Tabel 6.25. Rekapitulasi Penilaian Dan Skor Kinerja Bangunan Pada Saluran
Pembawa D.I Sungai Bungur
Sumber : Analisa Konsultan, 2018
Dari hasil inventarisasi kami dilapangan dan anlisa perhitungan kinerja, serta mengacu
pada jumlah 2 bangunan pengatur yang ada pada Daerah Irigasi Sungai Bungur, hasil
penilaian kinerja prasarana fisik bangunan pada saluran pembawa Daerah Irigasi
Sungai Bungur mencapai skor kinerja sekitar 4.38 dari skala 9.00.
3. Bangunan pada saluran pembawa 48,61 Sub Jumlah 4,38 9
3.1. Bangunan Pengatur (Bagi / Bagi 1,00 2
Sadap / Sadap ) lengkap dan
berfungsi.
a. Setiap saat dan setiap 50,00 100 0,50 1
bangunan pengatur perlu
Saluran Induk dan Sekunder
b. Pada setiap sadap tersier. 50,00 100 0,50 1
3.2. Pengukuran debit dapat dilakukan 1,18 2,5
dengan rencana pengoperasian DI
a. Pada Bangunan Pengambilan 50,00 100 0,50 1
(Bendung / intake).
b. Pada tiap bangunan pengatur 45,00 100 0,34 0,75
(Bagi / Bagi Sadap / Sadap)
c. Pada setiap sadap tersier. 45,00 100 0,34 0,75
3.3. Bangunan Pelengkap berfungsi 1,10 2
dan lengkap.
a. Pada saluran induk dan sekunder 55,00 100 0,44 0,8
b. Pada bangunan syphon, 55,00 100 0,66 1,2
gorong-gorong, jembatan,
talang, cross-drain tidak terjadi
sumbatan.
3.4. Semua perbaikan telah selesai. 1,10 2,5
a. Perbaikan bangunan pengatur 55,00 100 0,69 1,25
(Bagi / Bagi Sadap / Sadap)
b. Mistar ukur, skalaliter dan 55,00 100 0,21 0,375
tanda muka air.
c. Papan Operasi. - 100 - 0,5
d. Bangunan pelengkap. 55,00 100 0,21 0,375
Banyak terdapat
bocor / retak /
pecah (pada
lubang syphon,
lubang gorong-
gorong, kotak
talang, pipa
drainase)
40. Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP DI. Batulicin dan
DI. Sungai Bungur Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan Akhir
VI - 40
4. Saluran Pembuang dan Bangunannya.
Permasalahan akan muncul apabila ketersediaan air tidak mencukupi permintaan,
namun disamping faktor ketersediaan air, kondisi dan fungsi saluran pembuang dan
bangunan-bangunan pembuangnya juga dapat memunculkan permasalahan lain,
salah satunya yaitu terjadinya banjir, oleh karenanya banjir yang terjadi di D.I. Sungai
Bungur perlu diantisipasi oleh petani dan pengelola dengan pengelolaan saluran
drainase dan penutupan pintu penyadapan di bendung, dan bangunan-bangunan
pembuang di saluran induk. Dengan ini kinerja pada saluran dan bangunan-bangunan
pembuang harus lebih di optimalkan. Adapun hasil inventarisasi bangunan dan saluran
pembuang pada Daerah Irigasi Sungai Bungur adalah sebagai berikut:
Saluran pembuang berupa saluran tanpa pasangan air dibuang ke sungai-sungai kecil
yang ada di sekitar daerah irigasi.
Tabel 6.26. Rekapitulasi Penilaian Dan Skor Kinerja Saluran Pembuang dan
Bangunannya D.I Sungai Bungur
Sumber : Analisa Konsultan, 2018
5. Jalan Masuk / Inspeksi
Jalan-jalan inspeksi diperlukan untuk inspeksi, eksploitasi dan pemeliharaan
jaringan irigasi dan pembuang oleh Instansi Pengelola. Masyarakat boleh
menggunakan jalan-jalan inspeksi ini untuk keperluan-keperluan tertentu saja.
Apabila saluran dibangun sejajar dengan jalan umum didekatnya, maka tidak
diperlukan jalan inspeksi di sepanjang ruas saluran tersebut. Biasanya jalan inspeksi
terletak di sepanjang sisi saluran irigasi. Jembatan dibangun untuk saling
Bobot Nilai
Bagian Bagian Yang ada Maksimum
% % % %
Uraian Keterangan
Indeks Kondisi
4. Saluran Pembuang dan Bangunannya 55,00 Sub Jumlah 2,20 4
4.1. Semua saluran pembuang dan 55,00 100 1,65 3
bangunannya telah dibangun dan
tercantum dalam daftar pemeli-
haraan serta telah diperbaiki dan
berfungsi.
4.2. Tidak ada masalah banjir yang 55,00 100 0,55 1
menggenangi.
41. Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP DI. Batulicin dan
DI. Sungai Bungur Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan Akhir
VI - 41
menghubungkan jalan-jalan inspeksi di seberang saluran irigasi/pembuang atau untuk
menghubungkan jalan inspeksi dengan jalan umum.
Jalan inspeksi Daerah Irigasi Sungai Bungur keseluruhannya berupa jalan
tanah dengan lebar antara 1.5-2 m dan dapat dilalui kendaraan roda 2 (dua).
Gambar 6.20. Jalan Akses Menuju Bendung Sungai Bungur
Gambar 6.21. Jalan Inspeksi D.I Sungai Bungur
Adapun Penilaian Kinerja Jalan Masuk/Inspeksi D.I. Sungai Bungur dapat dilihat pada
tabel berikut :
42. Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP DI. Batulicin dan
DI. Sungai Bungur Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan Akhir
VI - 42
Tabel 6.27. Rekapitulasi Penilaian Dan Skor Kinerja Jalan Masuk/Inspeksi
D.I Sungai Bungur
Sumber : Analisa Konsultan, 2018
Dari hasil inventarisasi kami dilapangan, melihat kondisi dari seluruh jalan inspeksi dan
jalan masuk menuju akses jaringan irigasi Daerah Irigasi Sungai Bungur, dari hulu
sampai dengan hilir, hasil penilaian kinerja pada jalan masuk/inspeksi Daerah Irigasi
Batulicin mencapai skor kinerja sekitar 2.65 dari skala 4.
6. Kantor, Perumahan dan Gudang
Instansi atau Unit Pengelola yang bertanggung jawab dalam kegiatan operasi dan
pemeliharaan Bangunan Utama dan Bangunan Pengatur Batulicin secara langsung
adalah Satuan Kerja Operasi dan Pemeliharaan SDA I BWS Kalimantan II. Di lokasi D.I
Sungai Bungur tidak terdapat kantor, perumahan dan gudang yang menjadi kantor
UPTD sehingga tidak dapat dinilai kinerjanya atau skornya nol.
5. Jalan masuk / Inspeksi. 66,25 Sub Jumlah 2,65 4
5.1. Jalan masuk ke bangunan utama 65,00 100 1,30 2
dalam kondisi baik.
5.2. Jalan Inspeksi dan jalan setapak 70,00 100 0,70 1
sepanjang saluran telah diperbaiki
5.3. Setiap bangunan dan saluran 65,00 100 0,65 1
yang dipelihara dapat dicapai
dengan mudah.
Prosentase kondisi
kerusakan di jalan
masuk ke
bangunan utama
21- 40%
Prosentase
perbandingan
jumlah bangunan
dan saluran yang
dapat diakses
dengan mudah 50-
79%
43. Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP DI. Batulicin dan
DI. Sungai Bungur Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan Akhir
VI - 43
Tabel 6.28. Rekapitulasi Penilaian Dan Skor Kinerja Kantor, Perumahan dan
Gudang D.I Sungai Bungur
Sumber : Analisa Konsultan, 2018
6.4.2. Kinerja Produktivitas Tanam (Tahun Sebelumnya)
Ketersediaan secara kuantitatif banyak dipengaruhi oleh aspek hidroklimatologi dan
vegetasi. Biasanya tingkat ketersediaan air dinyatakan dengan keandalaan debit
tersebut tersedia (debit andalan). Debit andalah debit minimum yang diandalkan
ketersediaannya untuk dapat dimanfaatkan dengan tingkat kemungkinan terpenuhi
tertentu. Analisa ketersediaan di bangunan pengambilan dapat dilakukan dengan
analisa frekuensi terhadap debit normal yaitu debit minimum untuk kemungkinan
terpenuhi 80%. Sistem giliran adalah cara pemberian air disaluran tersier atau saluran
utama dengan interval waktu tertentu bila debit yang tersedia kurang dari faktor K.
Sistem golongan adalah sawah dibagi menjadi golongan-golongan saat permulaan
pekerjaan sawah bergiliran menurut golongan masing-masing. Faktor K adalah
perbandingan antara debit tersedia di bendung dengan debit yang dibutuhkan pada
periode pembagian dan pemberian air. K = Pada kondisi air cukup (faktor
K=1),pembagian dan pemberian air adalah sama dengan rencana pembagian dan
6. Kantor, Perumahan dan Gudang - Sub Jumlah - 5
6.1. Kantor memadai untuk :
- Ranting/Pengamat - 100 - 1
- Mantri/Juru - 100 - 1
6.2. Perumahan memadai untuk :
- Ranting/Pengamat - 100 - 0,5
- Mantri/Juru
- 100
Tidak ada rumah
jaga untuk PPA - 0,5
6.3. Gudang memadai untuk :
- Ranting/Pengamat/UPTD - 100
Tidak memiliki
gudang - 1
- Bangunan utama (BD). - 100 - 0,5
- Skot Balok dan perlengkapan - 100 - 0,5
dibangunan lain.
Tidak ada kantor
pengamat
44. Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP DI. Batulicin dan
DI. Sungai Bungur Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan Akhir
VI - 44
pemberian air. Pada saat terjadi kekurangan air (K<1),pembagian dan pemberian air
disesuaikan dengan nilai faktor K yang sudah dihitung.
Ketersediaan air pada sistem Jaringan Irigasi Sungai Bungur diperoleh dari Sungai
Bungur melalui Bendung Sungai Bungur yang dimanfaatkan untuk irigasi. Oleh karena
itu keandalan ketersediaan air DI. Sungai Bungur untuk memenuhi kebutuhan air
irigasi sangat tergantung pada tingkat keandalan Sungai Bungur. Rencana pola tata
tanam bertujuan untuk meningktakan efisiensi penggunaan air dan menambah luasan
serta intensitas tanaman, rencana pola tata tanam disesuaikan dengan pola tata tanam
yang sudah berjalan dengan mempertimbangkan kondisi ketersediaan air, lahan
tersedia dan tingkat ekonomis tanaman yang berlaku. Perhitungan imbangan air
dilakukan dengan membandingkan jumlah kebutuhan air dengan jumlah ketersediaan
air pada sistem jaringan irigasi Sungai Bungur. Dengan neraca air dapat diketahui
keandalan Sungai Bungur dalam memenuhi kebutuhan air pada sistem jaringan irigasi
Sungai Bungur. Apabila terjadi surplus maka kelebihan air dapat dimanfaatkan secara
optimal untuk kebutuhan air yang bernilai ekonomis, dan apabila terjadi defisit maka
perlu dilakukan optimalisasi pembagian air. Imbangan air (Neraca Air) pada sistem
Irigasi Sungai Bungur adalah perbedaan antara ketersediaan air dengan jumlah seluruh
kebutuhan air yang dilayani. Kinerja pelayanan air meliputi : tingkat kecukupan air dan
tingkat ketepatan memperoleh air. Rencana penyediaan air tahunan dibuat oleh
instansi teknis tingkat kabupaten/ tingkat provinsi sesuai dengan kewenangannya
berdasarkan ketersediaan air (debit andalan) dan mempertimbangkan usulan rencana
tata tanam dan rencana kebutuhan air tahunan, kondisi hidroklimatologi.
Adapun penilaian kinerja pada Ketersediaan Air dan Indeks Pertanaman pada Daerah
Irigasi Sungai Bungur sebagai berikut :
45. Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP DI. Batulicin dan
DI. Sungai Bungur Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan Akhir
VI - 45
Tabel 6.29. Rekapitulasi Penilaian Dan Skor
Kinerja Produktivitas Tanaman D.I Sungai Bungur
Sumber : Analisa Konsultan, 2018
6.4.3. Sarana Penunjang
Dalam menjalankan tugasnya Mantri/Juru Pengairan perlu diberi fasilitas kendaraan
bermotor. Untuk keperluan sebagai berikut :
e. Penelusuran jaringan irigasi. melihat kondisi / Kerusakan Jaringan irigasi;
f. Monitoring pembagian dan pemberian air ke petak tersier;
g. Mengikuti kegiatan di tingkat Kecamatan (rapat koordinasi).
h. Penyuluhan P3A/GP3A/IP3A di lapangan.
Hasil inventarisasi di lapangan saat ini tidak ada mantri/juru pengairan yang
bertanggung jawab atas bangunan-bangunan di lapangan dan tidak ada alat
Bobot Nilai
Bagian Bagian Yang ada Maksimum
% % % %
Uraian Keterangan
Indeks Kondisi
II. PRODUKTIVITAS TANAM 37,50 JUMLAH 5,63 15
( Tahun sebelumnya )
1. Pemenuhan kebutuhan air 45 100 4,05 9
( Faktor K )
2. Realisasi luas tanam ( e ) 14,92 100 0,60 4
852,3 ( a )
Realisasi
Tanam
(Ha)
- MT. I 190,70 Luas fungsional
- MT. II 190,70
- MT. III
381 ( b )
300 ( c )
Indeks Pertanaman (IP) 45 ( d )
yang ada = (b)/(a)x100 %
Prosentase Realisasi Luas 14,92 ( e )
Tanam = (d)/(c)x100 %
3. Produktivitas Padi ( c ) 48,94 100 0,98 2
Produktifitas padi rata-rata 6,13 ( a )
( ton / ha )
Produksi padi yang ada 3,00 ( b )
( ton / ha )
Prosentase Produktifitas 48,94 ( c )
padi = (b)/(a)x100 %
Bila produksi padi yang ada > produksi
rata-rata maka Prosentase Produk
tivitas padi ( c ) ditulis 100 %.
Musim Tanam
IP Maks ( % )
Luas potensial (Ha)
Jumlah I,II,III
46. Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP DI. Batulicin dan
DI. Sungai Bungur Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan Akhir
VI - 46
transportasi untuk penelusuran irigasi serta peralatan penunjang kegiatan operasi dan
pemeliharaan.
Tabel 6.30. Rekapitulasi Penilaian Dan Skor Kinerja Sarana Penunjang
D.I Sungai Bungur
Sumber : Analisa Konsultan, 2018
6.4.4. Organisasi Personalia
Kinerja jaringan irigasi dapat dilihat dari pengelolaan jaringan irigasi berdasarkan
ketersediaan sumber daya manusia atau kondisi organisasi personalianya, disamping
itu juga biaya OP sebagai penunjang kelestarian fungsi dan ketersediaan air yang
mencukupi permintaan sepanjang tahun, karena pengelolaan jaringan irigasi
merupakan pekerjaan yang tidak mudah untuk dilaksanakan.
Di dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No.12/PRT/M/
Tahun 2015 tentang Eksploitasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi menjelaskan bahwa
: Kepala Ranting/pengamat/UPTD/cabang dinas/korwil : 1 orang + 5 staff per 5.000 –
7.500 Ha, Mantri / Juru pengairan : 1 orang per 750 – 1.500 Ha, Petugas Operasi
Bendung (POB) : 1 orang per bendung, dapat ditambah beberapa pekerja untuk
bendung besar, Petugas Pintu Air (PPA) : 1 orang per 3 – 5 bangunan sadap dan
bangunan bagi pada saluran berjarak antara 2 - 3 km atau daerah layanan 150 sd. 500
Bobot Nilai
Bagian Bagian Yang ada Maksimum
% % % %
Uraian Keterangan
Indeks Kondisi
III. SARANA PENUNJANG - JUMLAH - 10
1. Peralatan O&P. Sub Jumlah - 4
1.1. Alat alat dasar untuk pemeliharaan rutin - 100 Tidak ada - 2
1.2. Perlengkapan personil untuk operasi - 100 Tidak ada - 0,5
1.2. Peralatan berat untuk pembersihan lumpur - 100 Tidak ada - 1,5
dan pemeliharaan tanggul
2. Transportasi Sub Jumlah - 2
2.1. Ranting/Pengamat ( Sepeda motor ) - 100 Tidak ada - 1
2.2. Juru/Mantri (Sepeda motor) - 100 Tidak ada - 0,5
2.3. PPA/POB ( Sepeda ) - 100 Tidak ada - 0,5
3. Alat-alat kantor Pelaksana OP Sub Jumlah - 2
3.1. Perabot dasar untuk kantor - 100 Tidak ada - 1
3.2. Alat kerja di kantor - 100 Tidak ada - 1
4. Alat Komunikasi Sub Jumlah - 2
4.1. Jaringan komunikasi yang memadai - 100 Tidak ada - 2
untuk Ranting/Pengamat - Subdin O&P - Tidak ada
47. Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP DI. Batulicin dan
DI. Sungai Bungur Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan Akhir
VI - 47
ha. Namun pada hasil inventarisasi kami dilapangan tidak ada organisasi personalia
pada D.I. Sungai Bungur ini.
Tabel 6.31. Rekapitulasi Penilaian Dan Skor Kinerja Organisasi Personalia
D.I Sungai Bungur
Sumber : Analisa Konsultan, 2018
6.4.5. Dokumentasi
Bendung Sungai Bungur selesai dibangun tahun 1988 dan ada 2 bangunan pengatur,
untuk mendapatkan dokumentasi berupa data DI, skema bangunan dan jaringan
irigasi, gambar pelaksana (as built drawing) dan peta situasi konsultan tidak
menemukan data yang dimaksud.
Tabel 6.32 Rekapitulasi Penilaian Dan Skor Kinerja Dokumentasi
D.I Sungai Bungur
Sumber : Analisa Konsultan, 2018
Bobot Nilai
Bagian Bagian Yang ada Maksimum
% % % %
Uraian Keterangan
Indeks Kondisi
IV. ORGANISASI PERSONALIA - JUMLAH - 15
1. Organisasi O&P telah disusun dengan batasan - Sub Jumlah - 5
batasan tanggung jawab dan tugas yang jelas.
1.1. Ranting/Pengamat - 100 Tidak ada - 2
1.2. Juru/Mantri - 100 Tidak ada - 2
1.3. PPA/POB - 100 Tidak ada - 1
2. Personalia Sub Jumlah - 10
2.1. Kuantitas/Jumlah sesuai dengan kebutuhan
- Juru/Mantri - 100 Tidak ada - 1
- PPA/POB - 100 Tidak ada - 3
2.2. > 70 % PPA/POB Pegawai Negeri - 100 - 4
( bila => 70 % bobot bagian 100 % )
2.3. Semua sudah paham OP
- Ranting/Pengamat - 100 - 1
- Juru/Mantri - 100 - 2
- PPA/POB - 100 - 1
V. DOKUMENTASI - JUMLAH - 5
1. Buku Data DI. - 100 Tidak ada - 2
2. Peta dan gambar-gambar
2.1. Data dinding di Kantor - 100 Tidak ada - 1
2.2. Gambar Pelaksana - 100 Tidak ada - 1
2.3. Skema Jaringan (pelaksana & bangunan) - 100 Tidak ada - 1
48. Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP DI. Batulicin dan
DI. Sungai Bungur Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan Akhir
VI - 48
6.4.6 Kinerja Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)
6.4.6.1. Lembaga Petani Pemakai Air
Untuk mendukung program pemerintah dalam memenuhi kebutuhan
pangan nasional salah satunya adalah peningkatan disektor pertanian yang berupa
pembangunan bangunan air dan jaringannya. Hal tersebut perlu diadakan
pemanfaatan air irigasi yang tepat guna, perlu juga adanya pengelolaan air dalam
petak tersier dan jaringan utama serta operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi
sebaik-baiknya. Tanpa adanya usaha secara menyeluruh maka manfaat dari bangunan
saluran dan jaringan utama tidak akan tercapai.
Pengembangan sistem irigasi tersier menjadi hak dan tanggung jawab
perkumpulan petani pemakai air. Artinya, segala tanggung jawab pengembangan dan
pengelolaan sistem irigasi di tingkat tersier menjadi tanggung jawab lembaga
Perkumpulan Petani Pemakai Air atau P3A (pada beberapa daerah dikenal dengan
Mitra Cai, Subak, HIPPA). Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) adalah kelembagaan
yang ditumbuhkan/ dibentuk petani yang mendapat manfaat secara langsung dari
pengelolaan air dan jaringan irigasi, air permukaan, embung dan air tanah untuk
mewujudkan sistem pengembangan dan pengelolaan air irigasi yang baik dan
berkelanjutan, diperlukan kelembagaan yang kuat, mandiri, dan berdaya yang pada
akhirnya mampu meningkatkan produktivitas dan produksi pertanian dalam
mendukung upaya peningkatan kesejahteraan petani. Kelembagaan petani pemakai
air adalah lembaga/ institusi yang dibentuk oleh petani dan atau masyakarat dan atau
pemerintah yang bertujuan untuk melaksanakan pengembangan dan atau
pengelolaan air irigasi dalam rangka pemenuhan untuk mencukupi kebutuhan air
irigasi di lahan pertanian para petani tersebut. Dalam rangka membentuk organisasi
pemakai air pada tingkat desa, pemerintah telah berupaya mengorganisasikan
Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) dengan memilih para pengurus dari kalangan
petani sendiri. Upaya ini tidak selalu berhasil dan kira-kira hanya 15 % saja yang aktif.
Tingkat keaktifan ini dapat dipengaruhi oleh tingkat kewengan P3A atas sumber utama
yang terbata. Kinerja kelembagaan petani dapat dilihat dari struktur kelembagaan
49. Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP DI. Batulicin dan
DI. Sungai Bungur Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan Akhir
VI - 49
petani, dalam hal ini ialah menyangkut P3A, yang meliputi ketersediaan AD/ ART,
program kerja. Selain itu kinerja kelembagaan petani dapat pula dilihat dari prasarana
dan keaktifan anggota. Kinerja kelembagaan petani dapat dianalisis dengan cara
berikut ini. Apabila struktur kelembagaan, prasarana dan keaktifan anggota memadai,
misalnya saja AD/ ART tersedia, program kerja berjalan dengan baik, prasarana seperti
peralatan bertani, gudang dan lain sebainya lengakap serta anggota turut aktif dalam
kegiatan yang menyangkut irigasi maka kinerja kelembagaan petani dapat
dikategorikan sangat baik. Jika salah satu elemen tidak memadai, misalnya buruknya
kondisi prasarana, maka kelembagaan petani masih dapat dikatakan baik, jika dua
diantara elemen kelembagaan petani tidak berjalan dengan baik maka dikatakan
kinerja kelembagaan petani ialah buruk dan jika ketiga elemen tesebut tidak tersedia,
maka kinerja kelembagaan petani tersebut dikatagorikankan sangat buruk.
6.4.6.2.Penilaian kinerja Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)
Tabel 6.33. Rekapitulasi Penilaian Dan Skor Kinerja Perkumpulan Petani
Pemakai Air (P3A) D.I Sungai Bungur
Sumber : Analisa Konsultan, 2018
Bobot Nilai
Bagian Bagian Yang ada Maksimum
% % % %
Uraian Keterangan
Indeks Kondisi
VI. PERKUMPULAN PETANI PEMAKAI AIR (P3A) - JUMLAH - 10
A. Jumlah P3A Desa = - Bh Tidak ada P3A
B. Jumlah GP3A = - Bh
C. Jumlah IP3A = - Bh
1. GP3A / IP3A sudah berbadan Hukum - 100 - 1,5
2. Kondisi Kelembagaan GP3A / IP3A - 100 - 0,5
- Berkembang ( 100 % )
- Sedang berkembang ( 60 % )
- Belum berkembang ( 30 % )
3. Rapat Ulu Ulu / P3A Desa / GP3A dengan - 100 - 2
pengamat/ranting
- 1/2 bulan sekali ( 100 % )
- 1 bulan sekali ( 60 % )
- Ada tidak teratur ( 40 % )
- Belum ada ( 0 % )
4. P3A aktif mengikuti survei/penelusuran jaringan. - 100 - 1
5. Partisipasi P3A dalam perbaikan jaringan dan - 100 - 2
penanganan Bencana Alam.
6. Iuran P3A digunakan untuk perbaikan jaringan - 100 - 2
- Tersier ( 100 % )
7. Partisipasi P3A dalam perencanaan Tata Tanam - 100 - 1
dan Pengalokasian Air.
50. Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP DI. Batulicin dan
DI. Sungai Bungur Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan Akhir
VI - 50
Penilaian Kinerja Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) D.I. Sungai Bungur mencapai
skor kinerja sekitar 0.00 dari skala 10.
6.4.6.3. Kontribusi Petani Dengan Kondisi Jaringan Irigasi Yang Ada Sekarang.
Dari hasil survei dan pertemuan dengan P3A (Perkumpulan Petani Pemakai Air)
kondisi fisik Jaringan Irigasi D.I. Sungai Bungur sudah mengalami penurunan fungsi.
Hal ini disebabkan pemeliharaan yang buruk, akibat dari dana yang kurang memadai
dan faktor usia dari fisik jaringan itu sendiri. Kontribusi Petani dengan melalui
perkumpulan Petani P3A di Jaringan Irigasi Sungai Bungur dari hasil survai dan
pertemuan yang diadakan, beberapa yang menjadi kesimpulan terkait dalam
pengembalian fungsi jaringan irigasi Batulicin, antara lain :
Perawatan saluran tersier dengan kegiatan galian waled/lumpur
Perbaikan saluran tersier sesuai kemampuan petani
Kontribusi tenaga dan material untuk perbaikan sesuai dengan
kemampuan
Pemeliharaan bangunan-bangunan pengambilan (bagi
sadap/bagi/sadap)
Dll.
6.5. Kinerja Sistim Irigasi D.I. Sungai Bungur
Di dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
No.12/PRT/M/ Tahun 2015 tentang Eksploitasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi
menjelaskan bahwa evaluasi kinerja sistem irigasi dinilai berdasarkan beberapa
parameter yaitu :
Prasarana fisik
Produktivitas tanaman
Sarana penunjang
Organisasi personalia
Dokumentasi
51. Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP DI. Batulicin dan
DI. Sungai Bungur Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan Akhir
VI - 51
Kondisi kelembagaan P3A
Evaluasi ini dilaksanakan setiap tahun dengan menggunakan formulir 1 (untuk
DI utuh dalam 1 kabupaten/kota) dan 2 (untuk DI lintas kabupaten/kota) Indeks Kinerja
Sistem Irigasi dengan nilai
80-100 : kinerja sangat baik
70-79 : kinerja baik
55-69 : kinerja kurang dan perlu perhatian
< 55 : kinerja jelek dan perlu perhatian
maksimal 100, minimal 55 dan optimum 77,5
Penentuan kinerja individual aset jaringan dapat dinilai oleh petugas operasi
dan pemeliharaan jaringan yang berpengalaman. Untuk aset pendukung yang terdiri
atas unsur kelembagaan, SDM, bagunan gedung, peralatan, dan lahan, kinerjanya
ditentukan atas dasar perbandingan antara keberadaan dan kebutuhan aset
pendukung, sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum tentang
Pedoman Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi.
Adapun hasil analisa penghitungan kami dalam penilaian kinerja Daerah Irigasi
Batulicin juga dapat dilihat pada rekapitulasi penilaian hasil analisa kami pada tabel
berikut :
Tabel 6.34. Hasil Rekapitulasi Perhitungan Kinerja Sistim Irigasi
D.I. Sungai Bungur
Sumber : Analisa Konsultan, 2018
Rekap Skor Kinerja Min Max Skor Kinerja
Prasarana Fisik (25 - 45) 25 45 : 21,33
Produktivitas tanam (10 - 15) 10 15 : 5,63
Sarana Penunjang (5 - 10) 5 10 : 0,00
Organisasi Personalia (7.5 - 15) 7,5 15 : 0,00
Dokumentasi (2.5 - 5) 2,5 5 : 0,00
IP3A/GP3A (5 - 10) 5 10 : 0,00
Total Skor Kinerja 55 100 26,95
52. Penyusunan Penilaian Kinerja dan AKNOP DI. Batulicin dan
DI. Sungai Bungur Provinsi Kalimantan Selatan
Laporan Akhir
VI - 52
Secara keseluruhan kinerja sistim irigasi D.I. Sungai Bungur adalah 26.95,
artinya kinerja sistimnya JELEK DAN PERLU PERHATIAN (< 55%), hal ini dikarenakan
D.I Sungai Bungur usianya sudah mencapai 30 tahun dan sebagian besar bangunan
dan saluran selesai dibangun tahun 1988 dan saat ini sangat kurang mendapatkan
perhatian dari pemerintah daerah dan pemerintah pusat. Kinerja D.I. Sungai Bungur ini
antara lain Kondisi Prasarana : 21.33, Produktivitas tanam : 5.63, Sarana Penunjang :
0.00, Organisasi Personalia : 0.00, Dokumentasi : 0.00, Kondisi P3A: 0.00.
Secara grafik dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Sumber : Analisa Konsultan, 2018
Gambar 6.22 Grafik Kinerja Sistim Irigasi D.I. Sungai Bungur
47,39%
37,50%
0,00% 0,00% 0,00% 0,00%
0,00%
10,00%
20,00%
30,00%
40,00%
50,00%
60,00%
70,00%
80,00%
90,00%
100,00%
1 2 3 4 5 6
Skor Kinerja (%)
PrasaranaFisik
ProduktifitasTanam
SaranaPeninjang
OrganisasiPersonalia
Dokumentasi
IP3A/GP3A