Dokumen tersebut membincangkan definisi nilai mengikut pelbagai perspektif. Ia juga menjelaskan bagaimana masyarakat Melayu menghayati dan menyampaikan nilai-nilai tradisional melalui pantun. Nilai penting dalam membentuk budaya sesebuah masyarakat dan memainkan peranan dalam mengawal tingkah laku manusia. Penerapan nilai perlu berjalan seiring dengan perubahan masa untuk membina masyarakat yang harmonis
Teori tingkah laku menekankan pentingnya pembelajaran melalui penguatan dan penghapusan. Beberapa teori utama meliputi teori pelaziman klasik Ivan Pavlov yang menjelaskan bagaimana rangsangan dapat menghasilkan gerak balas baru, teori operan Edward Thorndike yang menyatakan bahwa pembelajaran adalah pembentukan asosiasi antara stimulus dan respon, serta pendekatan behaviorisme John Watson yang menekankan peranan lingkungan dalam membentuk ting
Dokumen tersebut membahasikan konsep dan definisi bahan pengajaran dan pembelajaran (BBM) serta kepentingannya dalam proses pengajaran dan pembelajaran. BBM dijelaskan sebagai faktor penting untuk meningkatkan minat siswa dan keberhasilan program pembelajaran, serta dapat membantu proses komunikasi antara guru dan siswa dengan menyediakan pengalaman konkrit maupun abstrak bagi siswa.
Perkembangan fizikal kanak-kanak berubah secara progresif dari bayi hingga remaja menurut teori-teori perkembangan. Guru perlu memahami peringkat-peringkat perkembangan untuk merancang pengajaran yang sesuai dan mencabar serta memberi peluang kepada murid untuk mengaplikasikan pengetahuan.
Dokumen tersebut membahas tentang kurikulum pendidikan di Malaysia. Ia menjelaskan bahwa sistem pendidikan Malaysia berdasarkan Falsafah Pendidikan Kebangsaan yang memberi tumpuan pada perkembangan emosi siswa secara menyeluruh. Dokumen ini juga membahas definisi kurikulum, falsafah pendidikan kurikulum, konsep sukatan pelajaran, dan sumber yang digunakan.
Teks tersebut membahas teori interaksionisme dan konflik serta hubungannya dengan mobilitas sosial. Teori interaksionisme fokus pada makna simbolik yang dibentuk melalui interaksi sosial, sementara teori konflik menekankan perlawanan antara kelas sosial yang mengakibatkan perubahan. Kedua teori tersebut relevan dalam memahami proses mobilitas sosial.
Dokumen tersebut membincangkan definisi nilai mengikut pelbagai perspektif. Ia juga menjelaskan bagaimana masyarakat Melayu menghayati dan menyampaikan nilai-nilai tradisional melalui pantun. Nilai penting dalam membentuk budaya sesebuah masyarakat dan memainkan peranan dalam mengawal tingkah laku manusia. Penerapan nilai perlu berjalan seiring dengan perubahan masa untuk membina masyarakat yang harmonis
Teori tingkah laku menekankan pentingnya pembelajaran melalui penguatan dan penghapusan. Beberapa teori utama meliputi teori pelaziman klasik Ivan Pavlov yang menjelaskan bagaimana rangsangan dapat menghasilkan gerak balas baru, teori operan Edward Thorndike yang menyatakan bahwa pembelajaran adalah pembentukan asosiasi antara stimulus dan respon, serta pendekatan behaviorisme John Watson yang menekankan peranan lingkungan dalam membentuk ting
Dokumen tersebut membahasikan konsep dan definisi bahan pengajaran dan pembelajaran (BBM) serta kepentingannya dalam proses pengajaran dan pembelajaran. BBM dijelaskan sebagai faktor penting untuk meningkatkan minat siswa dan keberhasilan program pembelajaran, serta dapat membantu proses komunikasi antara guru dan siswa dengan menyediakan pengalaman konkrit maupun abstrak bagi siswa.
Perkembangan fizikal kanak-kanak berubah secara progresif dari bayi hingga remaja menurut teori-teori perkembangan. Guru perlu memahami peringkat-peringkat perkembangan untuk merancang pengajaran yang sesuai dan mencabar serta memberi peluang kepada murid untuk mengaplikasikan pengetahuan.
Dokumen tersebut membahas tentang kurikulum pendidikan di Malaysia. Ia menjelaskan bahwa sistem pendidikan Malaysia berdasarkan Falsafah Pendidikan Kebangsaan yang memberi tumpuan pada perkembangan emosi siswa secara menyeluruh. Dokumen ini juga membahas definisi kurikulum, falsafah pendidikan kurikulum, konsep sukatan pelajaran, dan sumber yang digunakan.
Teks tersebut membahas teori interaksionisme dan konflik serta hubungannya dengan mobilitas sosial. Teori interaksionisme fokus pada makna simbolik yang dibentuk melalui interaksi sosial, sementara teori konflik menekankan perlawanan antara kelas sosial yang mengakibatkan perubahan. Kedua teori tersebut relevan dalam memahami proses mobilitas sosial.
Edup2132 topik 3 (peringkat perkembangan guru)Mohd Shirazi
Dokumen ini membandingkan beberapa teori perkembangan guru, termasuk Teori Keprihatinan Guru Fuller, lima peringkat perkembangan guru menurut Trotter, dan enam peringkat perkembangan guru menurut KPM. Ia juga membincangkan pengetahuan pedagogi yang diperlukan guru novis dan guru pakar serta implikasi perkembangan guru dari peringkat awal hingga mahir.
Pemain bermain dam ular dengan membaling dadu untuk menentukan giliran, bergerak maju atau mundur di papan sesuai angka dadu, dan pemenangnya adalah pemain pertama yang berhenti di tapak tamat.
Guru perlu memahami proses pertumbuhan dan perkembangan manusia untuk merancang kurikulum dan teknik pengajaran yang sesuai dengan tingkat perkembangan murid, serta memberikan dorongan dan bimbingan yang efektif."
Dokumen tersebut membahas tentang pendidikan umum dan pendidikan dan latihan vokasional di Malaysia. Ia menjelaskan sejarah perkembangan sistem pendidikan di Malaysia dari zaman penjajahan hingga sekarang, termasuk pendidikan prasekolah, sekolah rendah, sekolah menengah, dan pendidikan tinggi. Dokumen ini juga membahas tentang kurikulum dan ujian yang dilaksanakan pada berbagai tingkatan pendidikan.
Teori belajar kognitif melihat proses belajar sebagai interaksi antara proses internal manusia dan lingkungannya. Teori ini memberi penekanan pada proses mental serta bagaimana pengalaman dan pengetahuan dapat membentuk pemahaman seseorang secara berkesinambungan. Teori ini juga memberikan panduan untuk merancang pengajaran yang dapat meningkatkan kemampuan penyelesaian masalah serta motivasi belajar siswa.
Edup2132 topik 3 (peringkat perkembangan guru)Mohd Shirazi
Dokumen ini membandingkan beberapa teori perkembangan guru, termasuk Teori Keprihatinan Guru Fuller, lima peringkat perkembangan guru menurut Trotter, dan enam peringkat perkembangan guru menurut KPM. Ia juga membincangkan pengetahuan pedagogi yang diperlukan guru novis dan guru pakar serta implikasi perkembangan guru dari peringkat awal hingga mahir.
Pemain bermain dam ular dengan membaling dadu untuk menentukan giliran, bergerak maju atau mundur di papan sesuai angka dadu, dan pemenangnya adalah pemain pertama yang berhenti di tapak tamat.
Guru perlu memahami proses pertumbuhan dan perkembangan manusia untuk merancang kurikulum dan teknik pengajaran yang sesuai dengan tingkat perkembangan murid, serta memberikan dorongan dan bimbingan yang efektif."
Dokumen tersebut membahas tentang pendidikan umum dan pendidikan dan latihan vokasional di Malaysia. Ia menjelaskan sejarah perkembangan sistem pendidikan di Malaysia dari zaman penjajahan hingga sekarang, termasuk pendidikan prasekolah, sekolah rendah, sekolah menengah, dan pendidikan tinggi. Dokumen ini juga membahas tentang kurikulum dan ujian yang dilaksanakan pada berbagai tingkatan pendidikan.
Teori belajar kognitif melihat proses belajar sebagai interaksi antara proses internal manusia dan lingkungannya. Teori ini memberi penekanan pada proses mental serta bagaimana pengalaman dan pengetahuan dapat membentuk pemahaman seseorang secara berkesinambungan. Teori ini juga memberikan panduan untuk merancang pengajaran yang dapat meningkatkan kemampuan penyelesaian masalah serta motivasi belajar siswa.
Add Math (F5) Motion Along A Straigh Line Subtopic 9.1roszelan
The document discusses displacement along a straight line, with key points being:
- Displacement is the distance from a fixed point in a given direction
- Examples and exercises are provided to demonstrate calculating displacement at different times and positions relative to a fixed point O
- A particle's displacement s at time t is given by the equation s = 3t^2 - 18 in one example, which is used to find the displacement at various times and illustrate it on a number line
Probability distribution notes by Dr D K Madan and Dr Amit ManochaDinesh Madaan
The document discusses the benefits of exercise for mental health. Regular physical activity can help reduce anxiety and depression and improve mood and cognitive functioning. Exercise causes chemical changes in the brain that may help boost feelings of calmness, happiness and focus.
Dokumen tersebut membahas berbagai akta dan dasar di Malaysia yang mencakup bidang hak asasi manusia, lingkungan hidup, pendidikan, ekonomi, dan teknologi informasi. Akta-akta tersebut bertujuan untuk melindungi hak-hak warga negara dan alam sekitar serta mendorong pembangunan berkelanjutan dengan menjunjung nilai-nilai seperti tanggung jawab, keadilan, dan kepatuhan terhadap peraturan.
1) The document discusses the characteristics and properties of the normal distribution, including that it is bell-shaped and symmetrical about the mean.
2) It defines z-values as a way to standardize normal distributions by transforming data values into standard scores based on the mean and standard deviation.
3) Examples are provided to demonstrate calculating probabilities using the standard normal distribution, such as finding the percentage of observations that fall within a certain number of standard deviations from the mean.
Makalah ini membahas tentang perilaku bullying di sekolah sebagai masalah sosial. Terdapat berbagai bentuk bullying seperti kontak fisik, nonverbal, pelecehan seksual. Penyebabnya adalah faktor keluarga, individu, dan sekolah seperti perlakuan kasar orang tua, temperamen anak, serta rendahnya pengawasan sekolah. Bullying berdampak buruk bagi korban dan pelaku.
Tawuran antar pelajar disebabkan oleh faktor internal dan eksternal seperti keluarga, sekolah, dan lingkungan. Tawuran menimbulkan berbagai dampak negatif bagi pelajar, sekolah, dan masyarakat seperti kerusakan fasilitas umum, gangguan proses belajar, cedera fisik, dan menurunnya moral. Untuk mencegah tawuran, perlu adanya kerja sama antara sekolah, orang tua, dan pemerintah dengan menan
Dokumen tersebut membahas tentang faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya tawuran pelajar dari sudut pandang psikologi. Terdapat 4 faktor utama yaitu faktor internal remaja, faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor lingkungan yang dapat memicu terjadinya tawuran pelajar. Dokumen juga memberikan saran untuk mencegah tawuran pelajar dengan memberikan dukungan lingkungan yang kondusif bagi perkembangan
Tawuran pelajar disebabkan oleh faktor internal maupun eksternal. Faktor internal berasal dari
diri pelajar sendiri seperti ketidakstabilan emosi, sedangkan faktor eksternal meliputi
pengaruh lingkungan, sekolah, dan keluarga. Tawuran berdampak negatif bagi pelajar dan
masyarakat sekitar. Upaya yang dapat dilakukan antara lain memberikan pendidikan moral
kepada pelajar dan meningkatkan pengawasan di sekol
08410041_Bab_1.pdf latar belakang dan masalh kebakLan rekamjaMarulituazalukhu
Makalah Henry Praherdhiono Disajikan dalam Prapascasarjana UM 9
penciptaan konsep mereka tetapi juga dalam pengujian mereka. Dalam menguji
hipotesis, pebelajar harus bereksperimen untuk menciptakan pembentukan konsep
baru. Pengetahuan baru ini nantinya akan menjadi bagian dari pembuatan
hipotesis masa depan.
Sumber (“Google Maps,” n.d.)
Gambar 5. Letak nasi goreng jawa di Malang
Tema Terintegrasi
Relevansi koneksi menjadi jelas bagi pebelajar saat tema dan konsep
diintegrasikan secara holistik. Misalnya, pebelajar yang membangun makna
tentang gaya hidup belanja secara online. Bagaimana berfikir tentang, apa yang
harus dibeli?, mengapa itu harus dibeli?, bagaimana harus dibeli? Kapan harus
Makalah Henry Praherdhiono Disajikan dalam Prapascasarjana UM 10
dibeli? dll. Namun tema terintegrasi ini sulit untuk diterapkan pada kampus atau
sekolah yang menganggap dosen atau guru adalah subjek mandiri dan parsial.
Masing-masing dosen adalah unik dan masing-masing mata kuliah atau mata
pelajaran berdiri sendiri berlandaskan keilmuan masing-masing
Sumber (“Jual Beli Online Aman dan Nyaman - Tokopedia,” n.d.)
Gambar 6. Informasi tematik dari bumbu nasi goreng
Jurnal
Journaling adalah proses merefleksikan sebuah pernyataan atau pertanyaan
yang diberikan untuk memahaminya dalam hal pengalaman masa lalu dan
pengalaman pebelajar. Misalnya, pebelajar mungkin memulai sebuah jurnal di
awal sebuah unit perjalanan luar angkasa. Di awal jurnal pebelajar mungkin
diminta untuk merefleksikan dan menulis tentang bagaimana rasanya
meninggalkan planet yang mereka kenal untuk perjalanan menuju kehidupan baru
yang disertai ketidakpastian. Seiring kemajuan pebelajar melalui unit ini, lebih
baik secara tematik, mereka diminta untuk merenungkan perjalanan mereka saat
mereka menempuh perjalanan jauh dan jauh dari planet Bumi. Bagaimana
MakalahHenryPraherdhionoDisajikandalamPrapascasarjanaUM11
bertahanhidupmerekaterpenuhi?membantuapayangmerekahadapi?Apa
perbaikankualitashidupmerekayangmerekatemukan?Sepertipengujian
hipotesis,analogi,danmetafora,jenispengalamaninimemaksapebelajaruntuk
kembalikepembelajaransebelumnyamempebelajarimaknamembangunbersama.
Sumber(Sains,dan)
Gambar7.Perjalanankeluarluar angkasa
Portofolio
Portofolioadalahsistempengorganisasianberbagaidokumensehingga
hubunganantardokumendanmaknakonteksnyadapatdilakukan.Portofolio
mungkinberisipernyataanparadigmaataudeklarasitentangapayangdipahami
pebelajartentangsebuahkonsepditempatdanwaktudalamkehidupanmereka.
Misalnya,mulaipebelajartatabogadimintauntukmendokumentasikancara
masakhinggajadisebuahmasakandanuntukmeninjaukembalipernyataan
tersebutsaatmerekatumbuhdalamprofesijurumasak.Denganitudi
manamerekaberada?,perbedaanhasilwaktudibangkukuliahhinggamenjadi
profesional?koneksidapatdilakukanantarapengetahuandanpengalaman
sebelumnya,sekarang,danmasadepan.
Instrumenlaindapatdigunakanuntukmenganalisiskonsepsisaatini.
Kuesioner,pengawasan,dandaftarperiksadapatterselesaikandanmemperbaruisecara
secara
Dokumen tersebut membahas tentang tawuran pelajar, termasuk latar belakang masalah, faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya tawuran pelajar seperti faktor internal, eksternal, dan lingkungan, dampak negatif dari tawuran, serta cara-cara untuk mencegah dan menangani permasalahan tawuran pelajar seperti pendidikan moral, pengawasan orang tua dan guru, serta kegiatan ekstrakulikuler.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Tawuran pelajar disebabkan oleh faktor internal dan eksternal seperti keluarga, sekolah, dan lingkungan.
2) Faktor pemicu utama tawuran antar pelajar adalah saling mengejek dan perebutan wanita.
3) Dampak tawuran pelajar meliputi kerusakan fisik, gangguan proses belajar, dan menurunnya moralitas siswa.
Tawuran antar pelajar merupakan masalah sosial yang sering terjadi di Indonesia. Beberapa penyebab utama tawuran antar pelajar adalah faktor internal pelajar yang kurang mampu beradaptasi, faktor keluarga dan lingkungan yang memungkinkan perilaku kekerasan, serta faktor sekolah dan lingkungan sekitarnya yang kurang mendukung perkembangan pelajar. Tawuran dapat dihindari dengan pengawasan yang lebih ketat dan pendidikan anti
Makalah ini membahas tentang kenakalan remaja, mulai dari pengertian kenakalan remaja, bentuk-bentuknya seperti kenakalan biasa hingga kenakalan khusus, penyebabnya yang terkait faktor internal maupun eksternal seperti keluarga dan lingkungan sekolah, serta cara mengatasinya.
Pembelajaran matematika bertajuk operasi penambahan melibatkan jam, minit dan saat. Guru menggunakan video, permainan interaktif dan aktiviti kumpulan untuk memastikan murid dapat melakukan penambahan masa dengan betul. Murid diajar bagaimana menambah masa menggunakan garis nombor dan perisian multimedia.
MATHEMATICS LESSON PLAN YR 2 - WHOLE NUMBERWan Nor Faezah
This mathematics lesson plan is for a 2nd grade class to learn about whole numbers up to 1000. The lesson involves 3 steps: 1) Saying and recognizing numbers up to 1000 using interactive PowerPoint and videos. 2) Counting objects in groups of hundreds, tens, fives, twos and ones using straws and matches. 3) Reinforcing the concepts through online interactive games. The goal is for students to be able to say and recognize numbers up to 1000 and count objects grouped in hundreds, tens, fives, twos and ones by the end of the lesson.
- Pupils were taught how to correctly measure and compare lengths of objects using standard units like centimeters.
- They learned to differentiate between objects that can and cannot be measured, and practiced measuring rulers, bottles, and other classroom items.
- Students then compared the lengths of two objects, like trees in a slideshow, and determined which was longer.
- To reinforce the lesson, pupils answered questions about comparing the lengths of towers and pencils.
Set induksi untuk pendaraban masa tahun 5 Dua sahabat baikWan Nor Faezah
Dokumen ini menceritakan tentang dua orang sahabat baik bernama Joe dan Boboy. Joe sangat menyukai bola sepak dan pemain idolanya adalah Lionel Messi, sementara Boboy gemar menyanyi dan penyanyi kegemarannya ialah Justin Bieber. Walaupun mempunyai hobi masing-masing, kedua-dua sahabat ini sentiasa mengerjakan tugas sekolah dengan rajin.
The document discusses several ancient numeration systems including the Egyptian, Babylonian, Roman, Mayan, and Hindu-Arabic systems. It provides examples of how each system represented numbers from 1 to 10. The Egyptian system used pictographs for the first nine numbers and logographs for higher numbers. The Babylonian system used a base-60 place value system with symbols for 1 and 10, requiring context to distinguish numbers. The Roman system used additive and subtractive principles with symbols for 1, 5, 10, 50, 100, 500, and 1000. The Mayan system was a base-20 place value system using dots, bars, and shells to represent numbers up to 19.
This document provides instruction on counting numbers from 1 to 1000. It includes counting in ones, tens, hundreds, groups of ten and hundred, fives, twos. The document also includes counting ducklings from 101 to 115, counting marbles to 250 in tens, counting sweets to 225 in fives, and counting in twos to 456. It concludes with encouraging singing together and saying thank you.
Rangkuman pengajaran harian pendidikan moral berjudul "Jom Pergi Sekolah!" yang bertujuan membincangkan pentingnya kerajinan dan menolong sesama. Murid diajar mengenai perilaku rajin haiwan dan manusia serta manfaatnya, dan diminta menunjukkan contoh kerajinan di sekolah. Mereka kemudiannya diberi soalan untuk menilai pemahaman dan disarankan bersikap rajin.
1. 2
2.0 PERAS UGUT SEBAGAI ISU MORAL
2.1 ESEI SATU
Dalam sesebuah institusi persekolahan, disiplin memainkan peranan penting
ke arah pembentukan sahsiah pelajar. Menurut ‘Dictionary of Education’,
disiplin adalah peraturan secara langsung bagi mengawal tingkah laku murid-
murid melalui hukuman atau ganjaran. Dalam Laporan Jawatankuasa Kabinet
Mengenai Pendidikan (1979), disiplin didefinisikan sebagai kesanggupan
seseorang itu bekerja ataupun membuat sesuatu dengan cukup tertib,
kesanggupan menghormati hak individu lain dan kesanggupan membaiki
keadaan yang sedia ada menerusi usaha yang membina serta sanggup
berkhidmat kepada masyarakat.
Walau bagaimanapun, masalah disiplin adalah suatu perkara yang tidak
dapat dielakkan oleh pihak sekolah. Isu peras ugut bukan sahaja melibatkan
pelajar sekolah menengah sahaja, malah menular kepada murid-murid
sekolah rendah. Dalam satu kes yang dilaporkan, murid Tahun Satu cedera
parah ditikam di sekolahnya. Dia turut dipukul dengan kayu dan dibaling
dengan batu oleh sekumpulan murid lelaki, dipercayai kerana enggan
memberikan mereka wang RM 10 (Utusan Malaysia, 2000).
Masalah peras ugut kian meruncing dewasa ini. Ia adalah salah satu
komponen kecil daripada buli yang bermaksud tingkah laku agresif sama ada
fizikal atau psikologikal yang dilakukan berulang kali ke atas mangsa yang
bertujuan mendatangkan perasaan tidak seronok (Noran Fauziah Yaakub,
2006). Biasanya kumpulan pelajar yang memeras ugut ini mempunyai
kumpulan tersendiri yang disebut ‘gangster’. Kumpulan ini mengugut anak
orang kaya ataupun pelajar yang menjadi kebencian mereka. Dalam hal ini,
mereka memeras ugut dengan meminta wang, jika tidak mereka pasti
mencederakan mangsa. Hal ini kebiasaannya dirujuk kepada pihak polis
untuk diselesaikan.
Mengikut perangkaan pada tahun 1994, seramai 138, 358 pelajar atau 9.82%
daripada 1, 408, 672 pelajar sekolah menengah di seluruh negara terlibat
dengan pelbagai salah laku jenayah dan tabiat buruk yang mana 2, 578 kes
2. 3
melibatkan tingkah laku jenayah termasuk peras ugut. Walaupun perangkaan
di atas diambil pada tahun 1994, ia jelas menunjukkan isu moral bukanlah
perkara yang boleh dipandang ringan. Tiada guna kita memekik-mekik slogan
masyarakat progresif lagi berdisiplin sedangkan di sekolah dan di rumah jelas
sekali kelonggarannya.
Isu peras ugut yang tidak ditangani dengan sempurna akan terus menular
dan menjadi duri dalam daging bagi masyarakat. Gangsterisme adalah
masalah paling sinonim yang dapat dikaitkan dengan peras ugut. Sekolah
menjadi pusat aktiviti geng dan bukan lagi tempat untuk mendapatkan ilmu
disebabkan pengambilan ahli-ahli baru untuk lebih mengukuhkan kumpulan
mereka. Trump (1993) mengatakan kehadiran geng ini akan menyebabkan
pelajar dua kali ganda lebih takut menjadi mangsa keganasan berbanding
dengan pelajar di sekolah yang tidak mempunyai geng.
Gangsterisme adalah tingkah laku yang melanggar norma dan batasan
undang-undang atau berkelakuan yang tidak boleh diterima oleh sosial.
Menurut Thrasher (1963) yang merupakan pelopor awal tentang kajian
gangsterisme mengutarakan bahawa pada awal remaja golongan ini
berkemampuan untuk mewujudkan geng ataupun persatuan. Golongan
remaja ini mudah terdedah dengan keadaan persekitaran dengan syarat
mereka dapat memperolehi keseronokan dalam kumpulan mereka. Thrasher
(1961) juga mendefinisikan geng sebagai satu persatuan yang mempunyai
cirri-ciri seperti mengikut tingkahlaku yang sama, perjumpaan secara
bersemuka, gerakan secara berunit, konflik dan mempunyai perancangan.
Thraser (1963) menyatakan bahawa kewujudan ‘gangster’ adalah hasil
daripada perkembangan sesuatu kumpulan rakan sepermainan juvenil yang
bertukar kepada perlakuan devian (perkumpulan samseng).
Menurut statistik yang telah dikeluarkan oleh Ibu Pejabat Polis Bukit Aman
pada tahun 2008, seramai 8,809 pelajar berusia antara 7 dan 18 tahun
ditahan di seluruh negara kerana terlibat dalam kes-kes jenayah. Daripada
jumlah itu, 3,683 terlibat dalam jenayah kekerasan. Faktor yang menyumbang
kepada tercetusnya gejala ini dan menjadi trend di seluruh dunia masih
samar. Beberapa faktor seperti media, rakan sebaya dan keadaan setempat
3. 4
turut diutarakan. Walau bagaimanapun, Bodinger-de-Uriarte (1993)
mendapati faktor mendapatkan kuasa dan status merupakan penyebab
utama para remaja menyertai gangster jalanan di Amerika Syarikat.
Dalam peringkat global, gangsterisme yang tidak dikawal akan mencetuskan
keganasan dan peperangan. Apa yang dapat kita lihat adalah keganasan
merupakan salah satu komponen masalah sosial yang terdiri daripada tingkah
laku jenayah dan keganasan domestik yang berlaku akibat gangsterisme
dalam masyarakat. Peperangan pula merupakan satu bentuk keganasan
kolektif yang melibatkan keganasan secara tersusun oleh mereka yang ingin
melaungkan keinginan dan menolak polisi dan amalan sosial yang dirasakan
menekan (Sullivan, 1997).
Kebanyakan individu akan melihat peperangan sebagai konflik bersenjata
antara duan buah negara atau dua pihak dalam sesebuah negara. Walau
bagaimanapun, para ahli sosiologi mendefinisikan peperangan dalam konteks
yang lebih luas, bukan hanya yang melibatkan perang yang diisytiharkan
antara negara dan parti malahan juga peperangan yang tidak diisytiharkan
seperti perang am, perang gerila, operasi tertutup dan sebahagian bentuk
keganasan (Wright, 1964). Peperangan adalah satu keadaan yang
mengakibatkan keganasan iaitu tingkahlaku dengan niat mendatangkan
kesakitan, kecederaan fizikal dan tekanan psikologi kepada manusia atau
merosakkan harta benda (Sullivan, 1997).
Kesan peperangan yang dapat dilihat secara langsung ialah kehilangan
nyawa dan meninggalkan kesan fizikal dan psikologi yang serius kepada
mereka yang masih hidup. Sebagai contoh, dalam Perang Bosnia yang
melibatkan pertumpahan darah antara puak Serb dan Muslim, pihak Serb
telah membunuh hampir kesemua penduduk lelaki di Srebrenica ketika
mereka mengambil alih kawasan tersebut pada Julai 1995. 30, 000 penduduk
yang masih hidup yang majoritinya kaum wanita dan kanak-kanak terpaksa
tinggal di kem-kem pelarian.
Trend ke arah lebih banyak kehilangan jiwa penduduk awam yang bermula
ketika Perang Dunia Kedua telah berterusan ke beberapa perang yang lain
termasuk Perang Vietnam dan Perang Teluk (Ehrenreich, 1997). Hospital
4. 5
yang dibom pula tidak dapat lagi digunakan untuk merawat pesakit dan ini
menambahkan lagi bilangan kematian.
Dalam konteks keganasan kolektif, terrorisme mempunyai beberapa
persamaan dengan peperangan. Kedua-duanya membawa ancaman kepada
kestabilan dunia dan keselamatan domestik. Menurut Vetter dan Perlstein
(1991), pengganas banyak menggunakan taktik seperti pengeboman,
penculikan, menahan tebusan, rampasan kapal terbang, pembunuhan dan
penyeksaan. Ini tiada bezanya dengan peras ugut dan gangsterisme yang
melanda negara ini melainkan ianya dilakukan di peringkat global dan
mendatangkan akibat yang lebih buruk.
Ahli psikologi sosial kontemporari secara umumnya percaya bahawa faktor
individu dan persekitaran boleh menjelaskan mengapa individu pergi
berperang atau melakukan keganasan. Manusia lebih cenderung untuk
bersikap ganas apabila mereka diletakkan di posisi yang mempunyai kuasa
dan hak yang lebih besar berbanding orang lain (Milgram, 1974).
Untuk mengatasi masalah ini, adalah lebih baik jika kita mula mencegahnya
daripada akar umbi, iaitu sebelum berlakunya peras ugut terutamanya di
peringkat sekolah. Penglibatan ibu bapa dalam menangani masalah sosial
adalah penting. Ibu bapa perlu menyedari bahawa pendidikan anak-anak
bermula di rumah dan bukannya di sekolah. Oleh itu, jenis dan corak alam
persekitaran yang disediakan oleh para penjagalah yang menjadi pengajar
utama yang dapat menjadi perangsang kepada anak-anak.
Kawalan ketat ke atas anak-anak dapat menghindarkan mereka daripada
terjebah ke kancah sosial. Selain daripada itu, penglibatan aktif ibu bapa
dalam persekolahan anak-anak membolehkan mereka mengesan masalah
yang dihadapi oleh anak-anak mereka. Ibu bapa juga bertanggungjawab
dalam mewujudkan suasana yang stabil di rumah supaya anak-anak tidak
terganggu dari segi emosi. Keadaan kucar kacir dan penceraian pasti
meninggalkan kesan mendalam ke atas anak-anak (Jagdish Raj Sharma,
1982).
5. 6
Penekanan kepada aspek keagamaan juga perlu diutamakan oleh ibu bapa.
Jika ibu bapa tidak berkesempatan mengajar asas-asas agama kepada anak-
anak, wajar bagi mereka untuk menghantar anak-anak mengikuti kelas fardhu
ain. Sekiranya ibu bapa boleh menghantar anak ke pusat tuisyen untuk
berjaya dalam peperiksaan, mengapa pula anak-anak tidak dihantar ke kelas-
kelas agama untuk menjalani kehidupan yang sempurna di dunia dan akhirat?
Menyentuh peranan guru, guru adalah golongan yang paling hampir dengan
murid selepas ibu bapa. Malah dalam Islam, orang kedua yang perlu
dihormati selepas ibu bapa ialah guru. Sikap guru yang penuh dedikasi dalam
menyampaikan pengajaran secara berkesan bukan sahaja dapat
menghapuskan masalah disiplin, malahan meningkatkan tahap akademik
murid.
Guru Besar pula harus memastikan hukuman yang dikenakan mestilah
bersesuaian dengan kesalahan yang dilakukan. Murid-murid harus
disedarkan bahawa hukuman dikenakan kepada kesalahan, bukannya
kepada mereka. Guru dan Guru Besar haruslah sentiasa bertindak dalam
pasukan dan tidak ‘menikam belakang’ dalam melaksanakan tugas.
Usaha membentuk Persatuan Ibu Bapa dan Guru (PIBG) adalah satu bentuk
kerjasama yang baik bagi mengatasi masalah sosial. Namun begitu, peranan
yang dimainkan PIBG sering dipertikaikan. Hal ini kerana kurangnya
penglibatan ibu bapa dan minat disebabkan urusan lain. Keadaan ini dapat
diperbaiki jika semua pihak tidak mementingkan diri dan memberi perhatian
dan kerjasama dalam membentuk murid berakhlak mulia.
Kementerian Pelajaran Malaysia perlu sentiasa mengemas kini pekeliling dan
petunjuk tertentu dalam menangani masalah moral di sekolah. Pihak polis
dan Jabatan Kebajikan juga berperanan dalam menempatkan pegawai-
pegawai tertentu bagi menghadapi masalah disiplin, belia dan pelajar.
Kerajaan juga perlu sedar kewujudan media berteknologi tinggi mendedahkan
remaja kepada pelbagai budaya luar yang kebanyakannya merosakkan fikiran
mereka. Paparan di media massa dan elektronik juga harus dikawal dengan
sebaiknya oleh kerajaan supaya tidak bercanggah dengan nilai Islam.