SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
ARTIKEL PENYIMPANGAN SOSIAL
"TAWURAN ANTAR PELAJAR ”
Oleh :
Nama : Faizulhaq Al-Arif
Kelas : X MIPA 2
No Absen : 08
Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia Pekalongan
Tahun Pelajaran
2016-2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Artikel ini diharapkan mampu untuk membantu dalam kegiatan belajar. Selain itu, artikel
ini diharapkan agar dapat menjadi bacaan para pembaca agar menjadi warga Negara yang baik
dan bertanggung jawab.
Perkelahian, atau yang sering disebut tawuran sering terjadi diantara pelajar. Namun,
mengapa tawuran antar pelajar ini merupakan fenomena sosial yang sudah dianggap lumrah oleh
masyarakat di Indonesia?. Bahkan ada sebuah pendapat yang menganggap bahwa tawuran
merupakan salah satu kegiatan rutin dari pelajar yangmenginjak usia remaja. Tawuran antar
pelajar sering terjadi di kota-kota besar yang seharusnya memiliki masyarakat dengan peradaban
yang lebih maju.
Para pelajar remaja yang sering melakukan aksi tawuran tersebut lebih senang melakukan
perkelahian di luar sekolah. Tawuran tersebut telah menjadi kegiatan yang turun-temurun pada
sekolah tersebut. Sehingga tidak heran apabila ada yang berpendapat tawuran sudah membudaya
atau sudah menjadi tradisi pada sekolah tertentu. Masalah ini bukan perkara baru dan jangan
dianggap remeh. Padahal masalah tawuran antar pelajar akan membawa dampak panjang , bukan
hanya bagi pelajar yang terlibat, namun juga untuk keluarga, sekolah, serta lingkungan
masyarakat di sekitarnya.
Perkelahian ini sering terjadi bukan hanya dari pelajar SMA tetapi juga pelajar SMP.
Terlihat dari tahun ke tahun jumlah perkelahian dan korbannnya cenderung meningkat. Tawuran
yang sering terjadi apabila dapat dikatakan hampir setiap bulan, minggu, bahkan mungkin tiap
hari selalu terjadi perkelahian antar pelajar yang kadang-kadang berujung dengan hilangnya
pelajar secara sia-sia. Pelajar yang seharusnya menimba ilmu di sekolah untuk masa depan yang
lebih baik untuk menjadi penerus bangsa malah berkeliaran di luar.
Tawuran pelajar yang terjadi bertubi-tubi, telah mencapai taraf yang memprihatinkan.
Pernahkah kita berfikir, mengapa anak-anak tega membunuh temannya sendiri? Apakah tidak
ada andil dari pihak lain yang menyebabkan anak tega melakukan tindakan seperti ini?
Banyaknya tawuran antar pelajar di kota-kota besar Indonesia merupakan fenomena yang
menarik untuk dibahas dan dicari jalan keluarnya untuk mengatasi masalah tawuran antar
pelajar. Perkelahian yang dilakukan oleh sesama pelajar ini sangat merugikan pihak selain para
pelajar itu sendiri, dan untuk mencari jalan penyelesaian terbaik dalam menekan permasalahan
ini agar tidak terus menerus dalam kehidupan para pelajar dan tidak berdampak buruk pada masa
depan mereka.
Tawuran merupakan suatu kegiatan perkelahian atau tindak kekerasan yang dilakukan
oleh sekelompok orang.
Di Indonesia, tawuran telah menjadi tradisi, atau bahkan budaya. Perilaku menyimpang
ini biasanya diakibatkan oleh masalah-masalah sepeleh atau biasa saja yang disebabkan oleh hal-
hal serius yang menjurus pada tindakan kekerasan.
Dan belakangan ini tawuran semakin marak di kalangan pelajar. Tawuran antar pelajar
saat ini sudah menjadi masalah yang sangat mengganggu ketertiban dan keamanan di lingkungan
sekitarnya. Saat ini, tawuran antar pelajar sekolah tidak hanya terjadi di lingkungan sekolah atau
sekitar saja, namun terjadi di jalan-jalan umum, dan mengakibatkan pengrusakan fasilitas publik.
Penyimpangan pelajar ini menyebabkan pihak sekolah, guru, dan masyarakat yang melihat pasti
dibuat bingung dan takut bagaimana untuk melerainya, sampai akhirnya melibatkan kepolisian.
Hal ini dikarenakan senjata yang dibawa oleh pelajar-pelajar yang dipakai pada saat
tawuran bukan senjata biasa. Bukan lagi mengandalkan keterampilan tangan, tinju satu lawan
satu. Sekarang, tawuran sudah menggunakan alat bantu, seperti benda yang ada di sekeliling
(batu dan kayu). Mereka juga memakai senjata tajam senjata yang bisa merenggut nyawa
seseorang. Contohnya pisau, besi, dan lainnya
1.2 Tujuan dan Manfaat Penulisan
Penulisan Makalah ini dimaksudkan untuk memberikan informasi secara konferhensif
kepada pembaca tentang narkoba dan bahayanya bagi generasi muda. Sehingga para generasi
muda mengetahui pengaruh buruk dari narkoba, sebab narkoba dapat merusak masa depan
generasi muda yang menjadi tumpuan harapan orangtua, agama, bangsa dan negara.
Adapun manfaat dari penulisan untuk memberikan informasi tentang tawuran yang ada di
dalam masyarakat dan bahaya yang ada di dalam tawuran tersebut serta cara menghindarinya.
Dapat memahami dan melakukan pendekatan secara sosial kepada anak-anak yang
terlibat di dalam tawuran antar pelajar yang marak terjadi di Indonesia dan dapat menyimpulkan
penyebab dari adanya tawuran antar pelajar.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Tawuran
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) tawuran mempunyai arti yaitu
perkelahian massal atau perkelahian beramai-ramai.
Tawuran antar pelajar bisa terjadi antar pelajar sesama satu sekolah, ini biasanya dipicu
karena permasalahan kelompok, cenderung akibat pola berkelompok yang menyebabkan
pengelompokan berdasarkan hal-hal tertentu. Misalnya, kelompok anak-anak nakal, kelompok
kutu buku, kelompok anak-anak kantin. Pengelompokan tersebut yang biasanya dikenal dengan
sebutan Gank. Namun, ada juga tawuran antar pelajar yang terjadi antara dua kelompok yang
beda sekolah.
Terkadang permasalahan tawuran antar pelajar dipicu pula dengan adanya sejarah
permusuhan yang sudah ada dari generasi sebelumnya dengan sekolah lain, beredarnya cerita-
cerita yang menyesatkan, bahkan memunculkan mitos berlebihan yang membuat generasi
berikutnya terpicu melakukan hal yang sama.
Seperti contohnya, antara sekolah A dengan sekolah B adalah musuh abadi, dimana
masing-masing sekolah akan melakukan hal yang antipati terhadap sekolah lain. Biasanya, akan
ada pelajar yang menjadi perbincangan, semacam tokoh bagi sekolahnya, karena kehebatannya
pada waktu berkelahi.
2.2 Penyebab Orang Mengikuti Tawuran
1. Faktor internal. Remaja yang terlibat perkelahian biasanya kurang mampu melakukan adaptasi
pada situasi lingkungan yang kompleks. Kompleks di sini berarti adanya keanekaragaman pandangan,
budaya, tingkat ekonomi, dan semua rangsang dari lingkungan yang makin lama makin beragam dan
banyak. Situasi ini biasanya menimbulkan tekanan pada setiap orang. Tapi pada remaja yang terlibat
perkelahian, mereka kurang mampu untuk mengatasi, apalagi memanfaatkan situasi itu untuk
pengembangan dirinya. Faktor ini terjadi didalam diri individu itu sendiri yang keliru dalam
menyelesaikan permasalahan di sekitarnya dan semua pengaruh yang datang dari luar. Remaja
yang melakukan perkelahian biasanya tidak mampu beradaptasi dengan lingkungan yang
kompleks. Maksudnya, ia tidak dapat menyesuaikan diri dengan keanekaragaman pandangan
ekonomi, budaya dan berbagai keberagaman lainnya yang semakin lama semakin bermacam-
macam. Situasi ini biasanya menimbulkan tekanan pada setiap orang. Tetapi pada remaja yang
terlibat perkelahian, mereka kurang mampu untuk mengatasi, apalagi memanfaatkan situasi itu
untuk pengembangan dirinya. Mereka biasanay mudah putus asa, cepat melarikan diri dari
masalah, menyalahkan orang atau pihak lain pada setiap masalahnya, dan memilih menggunakan
cara tersingkat untuk memecahkan masalah. Pada remaja yang suka berkelahi, biasanya mereka
yang mengalami konflik batin, mudah frustasi, memiliki emosi yang labil, tidak peka terhadap
perasaan orang lain, dan memiliki perasaan rendah diri yag kuat. Para remaja yang mengalami
hal ini akan tergesa-gesa dalam memechkan segala masalahnya tanpa berpikir terlebih dahulu
apakah akibat yang ditimbulkan. Selain itu, ketidakstabilan emosi para remaja juga memiliki
andil dalam terjadinya perkelahian. Mereka biasanya mudah frustasi, tidak mudah
mengendalikan diri, dan tidak peka terhadap orang-orang di sekitarnya. Seorang remaja biasanya
membutuhkan pengakuan kehadiran dirinya ditengah-tengah orang-orang sekelilingnya.
2. Faktor keluarga. Rumah tangga yang dipenuhi kekerasan (entah antar orang tua atau pada
anaknya) jelas berdampak pada anak. Anak, ketika meningkat remaja, belajar bahwa kekerasan adalah
bagian dari dirinya, sehingga adalah hal yang wajar kalau ia melakukan kekerasan pula. Sebaliknya,
orang tua yang terlalu melindungi anaknya, ketika remaja akan tumbuh sebagai individu yang tidak
mandiri dan tidak berani mengembangkan identitasnya yang unik. Begitu bergabung dengan teman-
temannya, ia akan menyerahkan dirinya secara total terhadap kelompoknya sebagai bagian dari identitas
yang dibangunnya.
3. Faktor sekolah. Sekolah pertama-tama bukan dipandang sebagai lembaga yang harus mendidik
siswanya menjadi sesuatu. Tetapi sekolah terlebih dahulu harus dinilai dari kualitas pengajarannya.
Karena itu, lingkungan sekolah yang tidak merangsang siswanya untuk belajar (misalnya suasana kelas
yang monoton, peraturan yang tidak relevan dengan pengajaran, tidak adanya fasilitas praktikum, dsb.)
akan menyebabkan siswa lebih senang melakukan kegiatan di luar sekolah bersama teman-temannya.
Baru setelah itu masalah pendidikan, di mana guru jelas memainkan peranan paling penting. Sayangnya
guru lebih berperan sebagai penghukum dan pelaksana aturan, serta sebagai tokoh otoriter yang
sebenarnya juga menggunakan cara kekerasan (walau dalam bentuk berbeda) dalam “mendidik”
siswanya.
4. Faktor lingkungan. Lingkungan di antara rumah dan sekolah yang sehari-hari remaja alami, juga
membawa dampak terhadap munculnya perkelahian. Misalnya lingkungan rumah yang sempit dan
kumuh, dan anggota lingkungan yang berperilaku buruk (misalnya narkoba). Begitu pula sarana
transportasi umum yang sering menomor-sekiankan pelajar. Juga lingkungan kota (bisa negara) yang
penuh kekerasan. Semuanya itu dapat merangsang remaja untuk belajar sesuatu dari lingkungannya, dan
kemudian reaksi emosional yang berkembang mendukung untuk munculnya perilaku berkelahi.
5. Tawuran antar pelajar bisa saja terjadi karena ketersinggungan salah satu kawannya.
Mungkin dari kita pernah mendengar tawuran antar pelajar yang yang dipicu karena
ketersinggungan seorang siswa yang tersenggol oleh pelajar sekolah lain saat berpapasan di
terminal, atau masalah kompleks lainnya. Misalkan, permasalahan pribadi, rebutan perempuan,
dipalak, dan lain sebagainya.
6. Permasalahan yang sudah mengakar, dalam arti sejarah yang menyebabkan pelajar-
pelajar dua sekolah saling bermusuhan. Terkadang permasalahan tawuran antar pelajar dipicu
pula dengan adanya sejarah permusuhan yang sudah ada dari generasi sebelumnya dengan
sekolah lain, beredarnya cerita-cerita yang menyesatkan, bahkan memunculkan mitos berlebihan
yang membuat generasi berikutnya terpicu melakukan hal yang sama
7. Jiwa premanisme yang tumbuh dalam jiwa pelajar. Premanisme bukan istilah yang asing
lagi kita dengar. Mereka cenderung memiliki sifat dengan memakai kekerasan fisik dalam
menyelesaikan masalahnya. Mereka mengukur kemenangannya karena kekuatan fisiknya, bukan
intelektualitasnya. Padahal, premanisme bertolak belakang dengan jiwa seorang pelajar, yang
dituntut kecerdasan berpikir, kecerdasan menglola emosi, dan lain-lain.
Jiwa premanisme dalam jiwa pelajar dapat dihilangkan karena tidak muncul begitu saja,
ia disebabkan oleh sesuatu hal. Oleh karenanya, kita perlu mengetahui faktor penyebab sikap
premanisme dalam diri pelajar.
Beberapa contohnya adalah tayangan-tayangan di televisi, baik film ataupun liputan
berita yang menceritakan atau sengaja mengekspose tema-tema kekerasan dapat mempengaruhi
psikis remaja. Kekerasan yang terjadi di rumah juga mempengaruhi psikis individu remaja,
karena akan menyebabkan trauma atau kekerasan beruntun yang diakibatkan karena menganggap
kekerasan adalah hal yang wajar.
Acara awal tahun, orientasi sekolah yang dimana para pelajar baru diwajibkan mengikuti
kegiatan ini. Kegiatan yang pada dasarnya adalah untuk memahami dan mengenali sekolah, unuk
lebih kenal kawan-kawannya malah cenderung disalah gunakan oleh para senior untuk ajang
balas dendam dari apa yang ia terima pada waktu yang sama saat ia menjadi junior, pola-pola
yang dipakai cenderung dengan pola militer. Hal inilah yag menyebabkan kekerasan dalam dunia
pendidikan. Pola yang semacam ini terus diturunkan oleh setiap generasi. Agar terhindar dari
pola yang berleihan, diperlukan adanya pengawasan dari pihal sekolah dan turunnya langsung
pengajar dalam kegiatan ini. Karena kedisiplinan berbeda dengan kekerasan, yang seharusnya
menjadi tantangan setiap panitia kegiatan dalam mengemas ide, gagasan acara pada waktu
perkenalan sekolah, menjadi sesuatu yang inovatif, dan kreatif.
3.1 Akibat Tawuran Antar Pelajar
Tawuran merupakan kegiatan yang menmbulkan dampak negatif bagi pelakunya dan
biasanya menimbulkan korban. Tawuran biasanya dilakukan oleh remaja-remaja yang gagal
dalam menjalani proses-proses perkembangan jiwanya, baik pada saat remaja maupun pada masa
kanak-kanaknya. Masa kanak-kanak dan masa remaja berlangsung begitu singkat, dengan
perkembangan fisik, psikis, dan emosi yang begitu cepat. Secara psikologis, kenakalan remaja
yang berupa tawuran ini merupakan wujud konflik-konflik yang tidak terselesaikan dengan baik
pada masa kanak-kanak maupun pada masa remaja. Namun, ada kalanya trauma dalam masa
lalunya, perlakuan kasar dan tidak menyenangkan dari lingkungannya, maupun trauma terhadap
kondisi lingkungannya, seperti kondisi ekonomi yang membuatnya merasa rendah diri. Namun
pada kenyataannya orang cenderung langsung menyalahkan, menghakimi, bahkan menghukum
pelaku kenakalan remaja tanpa mencari penyebab, latar belakang dari perilakunya tersebut.
Dan dapat mengakibatkan seperti hal berikut ini :
1) Kerugian fisik, pelajar yang ikut tawuran kemungkinan akan menjadi korban. Baik luka
berat, ringan. Bahkan sampai kematian
2) Masyarakat sekitar juga dirugikan.Contohnya: rusaknya rumah warga apabila pelajar
yang tawuran itu melempari batu dan mengenai rumah warga.
3) Terganggunya proses belajar mengajar
4) Menurunnya moralitas para pelajar
5) Hilangnya perasaan peka, toleransi, tenggang rasa, dan saling menghargai
4.1 Cara Pencegahan dan Penanganan untuk Masalah Tawuran
1. Para siswa wajib diajarkan dan memahami bahwa semua permasalahan tidak dapat
terselesaikan dengan jalan kekerasan.
2. Untuk para pendidik, lakukanlah komunikasi dan pendekatan secara khusus kepada para
pelajar untuk mngajarkan cinta kasih.
3. Pengajaran ilmu beladiri yang mempunyai prinsip penggunaan untuk menyelamatkan
orang dan bukan untuk menyakiti orang lain.
4. Ajarkan ilmu sosial budaya, karena ilmu sosial budaya sangat bermanfaat untuk pelajar
khususnya, yaitu agar tidak salah menempatkan diri di lingkungan masyarakat.
5. Pihak sekolah harus benar-benar tegas, dan memberikan sangsi seberat-beratnya bagi
siswa yang terlibat tawuran.
6. Bagi para orang tua, mulailah jadi sahabat anak-anaknya. Jangan jadi polisi, hakim atau
orang asing dimata anak. Hal ini sangat penting untuk memasuki dunia mereka dan
mengetahui apa yang sedang mereka pikirkan atau rasakan. Jadi kalau ada masalah dalam
kehidupan mereka, orang tua bisa segera ikut menyelesaikan dengan bijak dan dewasa.
Menjaga dan menjalin komunikasi antara anak dan orang tua dengan baik. Orang tua
harus selalu memantau puteranya terutama pada waktu pulang sekolah. Memberikan
pendidikan disiplin dari usia dini. Bagi orang tua yang sibuk, saya menyarankan agar
aaputeranya disekolahkan dengan reportasi baik. Menjaga keharmonisan keluarga.
Diajarkan berperilaku sopan dan tanggung jawab. Selalu mengingatkan pada puteranya
saat berangkat sekolah.
7. Buat sekolah khusus dalam lingkungan yang penuh disiplin dan ketertiban bagi mereka
yang terlibat tawuran. Ini adalah cara untuk memutus dendam dan masalah dalam dunia
pelajar. Jadi siapapun dan dari sekolah manapun yang terlibat tawuran, segera tangkap
dan masukkan dalam sekolah khusus yang memiliki kurikulum yang khusus bagi mereka.
Dengan jalan tersebut, setidaknya teman atau adik kelas mereka tak akan lagi terpengaruh
oleh ide-ide gila anak-anak yang suka tawuran ini.
8. Perbanyaklah kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Kegiatan yang biasa dilakukan sehabis
selesai kegiatan belajar mengajar dapat mencegah sang pelajar dari kegiatan-kegiatan
negatif. Misalnya ekskul futsal, setelah selesai futsal pelajar pasti kelelahan sehingga
tidak ada waktu untuk keluyuran malam atau hang out dengan teman lainnya.
9. Pengembangan bakat dan minat pelajar. Pengembangan dan minat ini bisa mngarahkan
potensi dan bakat mereka yang terpendam.
10. Pendidikan agama sejak dini. Pendidikan agama ini sangat penting sekali, karena apabila
seorang pelajar memiliki basic agama yang baik tentunya bisa mencegah pelajar tersebut
untuk berbuat tidak terpuji karena mereka mengetahui akibatnya dari perbuatan tersebut.
11. Boarding school (sekolah berasrama). Ini merupakan salah satu alternatif mencegah
pelajar dari tawuran. Biasnya di skolah ini, waktu belajar lebih lama dari sekolah umum.
Ada yang sampai jam 4 sore, setelah maghrib ngaji atau pelajaran agama. Selesai isya’
pelajar biasanya pergi ke perpustakaan untuk belajar atau mengerjakan tugas. Jam 8
malam, pelajar baru bisa beristirahat atau lainnya. Sekolah ini sangat efektif menurut
saya, pelajar tidak ada waktu untuk berinteraksi dengan dunia luar karena kesibukan
mereka.
12. Banyak mawas diri, melihat kelemahan dan kekurangan sendiri dan melakukan koreksi
terhadap kekeliruan yang sifatnya tidak mendidik dak tidak menuntun.
13. Memberikan kesempatan kepada remaja untuk beremansipasi dengan cara yang baik dan
sehat.
14. Memberikan untuk kegiatan dan pendidikan yang relevan dengan kebutuhan remaja
zaman sekarang serta kaitannya dengan perkembangan bakat dan potensi remaja
15. Memberikan pendidikan moral untuk para pelajar
16. Menghadirkan seorang figur yang baik untuk dicontoh oleh para pelajar. Seperti hadirnya
seorang guru, orang tua, dan teman sebaya yang dapat mengarahkan para pelajar untuk
selalu bersikap baik.
17. Memberikan perhatian yang lebih untuk para remaja yang sedang mencari jati diri.
18. Memfalisitasi para pelajar agar bisa melakukan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat di
waktu luangnya. Contohnya: membentuk ikatan remaja masjid atau karang taruna dan
membuat acara-acara yang bermanfaat.
BAB III
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Perkelahian, atau yang sering disebut tawuran, sering terjadi di antara pelajar. Ada yang
mengatakan bahwa berkelahi adalah hal yang wajar pada remaja. Banyak sekali dampak negatif
dari tawuran tersebut contoh umum nya seperti luka atau tewas nya para siswa dan rusaknya
fasilitas umum. Penyebab perkelahian pelajar tidaklah sesederhana itu. Terutama di kota besar,
masalahnya sedemikian kompleks, meliputi faktor sosiologis, budaya, psikologis, juga kebijakan
pendidikan dalam arti luas (kurikulum yang padat misalnya), serta kebijakan publik lainnya
seperti angkutan umum dan tata kota.
Sekolah adalah tempat anak-anak menimba ilmu, berlatih berperilaku luhur, terpuji dan
mulia. Di tempat itu para siswa diajari ilmu pengetahuan dan tata krama pergaulan sehari-hari.
Ke sekolah bukan mencari musuh, melainkan justru belajar tentang banyak hal, tidak terkecuali
mencari teman. Faktor-faktor psikologis mengapa seorang remaja terlibat perkelahian pelajar
yaitu : Faktor Internal, Faktor Keluarga, Faktor Sekolah, Faktor Lingkungan, dsb.
Untuk meminimalisir terjadinya tawuran antar pelajar, yaitu dengan menata kembali
emosi remaja yang tercabik-cabik itu. Karena emosi dan perasaan mereka rusak karena merasa
ditolak oleh keluarga, orang tua, teman-teman maupun lingkungannya sejak kecil, dan gagalnya
proses perkembangan jiwa remaja tersebut. Trauma-trauma dalam hidupnya harus diselesaikan,
konflik-konflik psikologis yang menggantung harus diselesaikan, dan mereka harus diberi
lingkungan yang berbeda dari lingkungan sebelumnya.
5.2 SARAN
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, hal ini disebabkan
karena keterbatasan ilmu yang melekat dalam diri kami. Oleh karena itu saran dan kritikan akan
makalah dari pembaca sangat membantu dalam penyempurnaan makalah ini.
Semoga kita senantiasa terhindar dari bahaya tawuran antar pelajar, mari kita isi waktu
luang dengan kegiatan bermanfaat yang dapat meningkatkan kualitas diri kita. Seperti
berolahraga, aktif di kegiatan majelis ta’lim, belajar, dan sebagainya.
Perlunya peran dari orang tua yang harus memperhatikan anaknya agar tidak terjerumus
ke dalam tawuran antar pelajar. Disamping itu perlu kerja sama antar masyarakat dengan aparat
untuk memeberantas tawuran antar pelajar yang terjadi. Remaja harus diperhatikan oleh semua
pihak agar tidak terjerumus pada tawuran yang disebabkan oleh pelajar itu sendiri.

More Related Content

What's hot

Makalah geng motor
Makalah geng motorMakalah geng motor
Makalah geng motorHolis Fiven
 
Musni Umar: Tawuran antar warga dan upaya pemecahannya
Musni Umar: Tawuran antar warga  dan upaya pemecahannyaMusni Umar: Tawuran antar warga  dan upaya pemecahannya
Musni Umar: Tawuran antar warga dan upaya pemecahannyamusniumar
 
Tugas Sosiologi Kenakalan Remaja (Tawuran)
Tugas Sosiologi Kenakalan Remaja (Tawuran)Tugas Sosiologi Kenakalan Remaja (Tawuran)
Tugas Sosiologi Kenakalan Remaja (Tawuran)Fiiyya
 
tawuran antar pelajar (B.INDONESIA)
tawuran antar pelajar (B.INDONESIA)tawuran antar pelajar (B.INDONESIA)
tawuran antar pelajar (B.INDONESIA)windyaulia1
 
Tawuran antar Pelajar ppt
Tawuran antar Pelajar pptTawuran antar Pelajar ppt
Tawuran antar Pelajar pptReny Wahyuni
 
Kenakalan Remaja (Tugas BP/BK)
Kenakalan Remaja (Tugas BP/BK)Kenakalan Remaja (Tugas BP/BK)
Kenakalan Remaja (Tugas BP/BK)Soni Sokell
 
Tawuran Dikalangan Remaja (Materi Sosiologi)
Tawuran Dikalangan Remaja (Materi Sosiologi)Tawuran Dikalangan Remaja (Materi Sosiologi)
Tawuran Dikalangan Remaja (Materi Sosiologi)Rio Anggala
 
Makalah kenakalan remaja yang tidak ada habis
Makalah kenakalan remaja yang tidak ada habisMakalah kenakalan remaja yang tidak ada habis
Makalah kenakalan remaja yang tidak ada habisHardi Stiper
 
Tugas Presentasi Sosiologi
Tugas Presentasi SosiologiTugas Presentasi Sosiologi
Tugas Presentasi Sosiologiplainzahra
 
Tugas word asan
Tugas word asanTugas word asan
Tugas word asanhasanputra
 
132636171 makalah-bhs-indonesia
132636171 makalah-bhs-indonesia132636171 makalah-bhs-indonesia
132636171 makalah-bhs-indonesiaEka Lidia
 

What's hot (17)

Makalah geng motor
Makalah geng motorMakalah geng motor
Makalah geng motor
 
Musni Umar: Tawuran antar warga dan upaya pemecahannya
Musni Umar: Tawuran antar warga  dan upaya pemecahannyaMusni Umar: Tawuran antar warga  dan upaya pemecahannya
Musni Umar: Tawuran antar warga dan upaya pemecahannya
 
Tugas Sosiologi Kenakalan Remaja (Tawuran)
Tugas Sosiologi Kenakalan Remaja (Tawuran)Tugas Sosiologi Kenakalan Remaja (Tawuran)
Tugas Sosiologi Kenakalan Remaja (Tawuran)
 
tawuran antar pelajar (B.INDONESIA)
tawuran antar pelajar (B.INDONESIA)tawuran antar pelajar (B.INDONESIA)
tawuran antar pelajar (B.INDONESIA)
 
Sosiologi tawuran
Sosiologi   tawuranSosiologi   tawuran
Sosiologi tawuran
 
Tawuran antar Pelajar ppt
Tawuran antar Pelajar pptTawuran antar Pelajar ppt
Tawuran antar Pelajar ppt
 
Tawuran pelajar
Tawuran pelajarTawuran pelajar
Tawuran pelajar
 
Konflik antar pelajar
Konflik antar pelajarKonflik antar pelajar
Konflik antar pelajar
 
Kenakalan Remaja (Tugas BP/BK)
Kenakalan Remaja (Tugas BP/BK)Kenakalan Remaja (Tugas BP/BK)
Kenakalan Remaja (Tugas BP/BK)
 
Tawuran Dikalangan Remaja (Materi Sosiologi)
Tawuran Dikalangan Remaja (Materi Sosiologi)Tawuran Dikalangan Remaja (Materi Sosiologi)
Tawuran Dikalangan Remaja (Materi Sosiologi)
 
Ppt tawuran
Ppt tawuranPpt tawuran
Ppt tawuran
 
Makalah kenakalan remaja yang tidak ada habis
Makalah kenakalan remaja yang tidak ada habisMakalah kenakalan remaja yang tidak ada habis
Makalah kenakalan remaja yang tidak ada habis
 
Makalah kenakalan remaja
Makalah kenakalan remajaMakalah kenakalan remaja
Makalah kenakalan remaja
 
Tugas Presentasi Sosiologi
Tugas Presentasi SosiologiTugas Presentasi Sosiologi
Tugas Presentasi Sosiologi
 
Makalah kenalakan remaja 3
Makalah kenalakan remaja 3Makalah kenalakan remaja 3
Makalah kenalakan remaja 3
 
Tugas word asan
Tugas word asanTugas word asan
Tugas word asan
 
132636171 makalah-bhs-indonesia
132636171 makalah-bhs-indonesia132636171 makalah-bhs-indonesia
132636171 makalah-bhs-indonesia
 

Similar to TAWURAN PELAJAR

makalah tawuran antar pelajar.docx
makalah tawuran antar pelajar.docxmakalah tawuran antar pelajar.docx
makalah tawuran antar pelajar.docxAmaliaJuaddy
 
Tugas ina diskusi
Tugas ina diskusiTugas ina diskusi
Tugas ina diskusirhysari
 
Eksplanasi pengangguran
Eksplanasi pengangguranEksplanasi pengangguran
Eksplanasi pengangguranadvent17
 
POWER POIN MAKALAH TAWURAN.pptx
POWER POIN MAKALAH TAWURAN.pptxPOWER POIN MAKALAH TAWURAN.pptx
POWER POIN MAKALAH TAWURAN.pptxslamet704440
 
Ips presentasi sutomo
Ips presentasi sutomoIps presentasi sutomo
Ips presentasi sutomofransius11
 
Modul_Projek_Bhinneka_Tunggal_Ika_MENJADI_ASYIK_TANPA_MENGUSIK_Fase.pptx
Modul_Projek_Bhinneka_Tunggal_Ika_MENJADI_ASYIK_TANPA_MENGUSIK_Fase.pptxModul_Projek_Bhinneka_Tunggal_Ika_MENJADI_ASYIK_TANPA_MENGUSIK_Fase.pptx
Modul_Projek_Bhinneka_Tunggal_Ika_MENJADI_ASYIK_TANPA_MENGUSIK_Fase.pptxMTsbaiturrohim1
 
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya, Stop Bullying.pdf
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya, Stop Bullying.pdfModul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya, Stop Bullying.pdf
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya, Stop Bullying.pdfImanSetiawan26
 
Elm3104 edisi-kemaskini
Elm3104 edisi-kemaskiniElm3104 edisi-kemaskini
Elm3104 edisi-kemaskiniRizal Abdullah
 
Real tikkkkkkkkkkkkkk
Real tikkkkkkkkkkkkkkReal tikkkkkkkkkkkkkk
Real tikkkkkkkkkkkkkkkinantisalma
 
Real tikkkkkkkkkkkkkk
Real tikkkkkkkkkkkkkkReal tikkkkkkkkkkkkkk
Real tikkkkkkkkkkkkkkkinantisalma
 
Tugas kelompok sosiologi x4
Tugas kelompok sosiologi x4Tugas kelompok sosiologi x4
Tugas kelompok sosiologi x4plainzahra
 
Tugas kelompok sosiologi x4
Tugas kelompok sosiologi x4Tugas kelompok sosiologi x4
Tugas kelompok sosiologi x4plainzahra
 
TAWURAN REMAJA.pdf
TAWURAN REMAJA.pdfTAWURAN REMAJA.pdf
TAWURAN REMAJA.pdfrefianputra
 

Similar to TAWURAN PELAJAR (20)

Makalah tawuran SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
Makalah tawuran SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA Makalah tawuran SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
Makalah tawuran SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
 
Makalah kenakalan remaja STIP KABUPATEN MUNA
Makalah kenakalan remaja STIP KABUPATEN MUNA Makalah kenakalan remaja STIP KABUPATEN MUNA
Makalah kenakalan remaja STIP KABUPATEN MUNA
 
makalah tawuran antar pelajar.docx
makalah tawuran antar pelajar.docxmakalah tawuran antar pelajar.docx
makalah tawuran antar pelajar.docx
 
Grosir Celana Jogger
Grosir Celana JoggerGrosir Celana Jogger
Grosir Celana Jogger
 
Tugas ina diskusi
Tugas ina diskusiTugas ina diskusi
Tugas ina diskusi
 
Eksplanasi pengangguran
Eksplanasi pengangguranEksplanasi pengangguran
Eksplanasi pengangguran
 
POWER POIN MAKALAH TAWURAN.pptx
POWER POIN MAKALAH TAWURAN.pptxPOWER POIN MAKALAH TAWURAN.pptx
POWER POIN MAKALAH TAWURAN.pptx
 
Leaflet.tawuran.pelajar
Leaflet.tawuran.pelajarLeaflet.tawuran.pelajar
Leaflet.tawuran.pelajar
 
Ips presentasi sutomo
Ips presentasi sutomoIps presentasi sutomo
Ips presentasi sutomo
 
Modul_Projek_Bhinneka_Tunggal_Ika_MENJADI_ASYIK_TANPA_MENGUSIK_Fase.pptx
Modul_Projek_Bhinneka_Tunggal_Ika_MENJADI_ASYIK_TANPA_MENGUSIK_Fase.pptxModul_Projek_Bhinneka_Tunggal_Ika_MENJADI_ASYIK_TANPA_MENGUSIK_Fase.pptx
Modul_Projek_Bhinneka_Tunggal_Ika_MENJADI_ASYIK_TANPA_MENGUSIK_Fase.pptx
 
Perilaku bully
Perilaku bullyPerilaku bully
Perilaku bully
 
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya, Stop Bullying.pdf
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya, Stop Bullying.pdfModul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya, Stop Bullying.pdf
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya, Stop Bullying.pdf
 
Elm3104 edisi-kemaskini
Elm3104 edisi-kemaskiniElm3104 edisi-kemaskini
Elm3104 edisi-kemaskini
 
Real tikkkkkkkkkkkkkk
Real tikkkkkkkkkkkkkkReal tikkkkkkkkkkkkkk
Real tikkkkkkkkkkkkkk
 
Real tikkkkkkkkkkkkkk
Real tikkkkkkkkkkkkkkReal tikkkkkkkkkkkkkk
Real tikkkkkkkkkkkkkk
 
Siswa beringas 2012
Siswa beringas 2012Siswa beringas 2012
Siswa beringas 2012
 
Tugas kelompok sosiologi x4
Tugas kelompok sosiologi x4Tugas kelompok sosiologi x4
Tugas kelompok sosiologi x4
 
Tugas kelompok sosiologi x4
Tugas kelompok sosiologi x4Tugas kelompok sosiologi x4
Tugas kelompok sosiologi x4
 
TAWURAN REMAJA.pdf
TAWURAN REMAJA.pdfTAWURAN REMAJA.pdf
TAWURAN REMAJA.pdf
 
Cover
CoverCover
Cover
 

TAWURAN PELAJAR

  • 1. ARTIKEL PENYIMPANGAN SOSIAL "TAWURAN ANTAR PELAJAR ” Oleh : Nama : Faizulhaq Al-Arif Kelas : X MIPA 2 No Absen : 08 Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia Pekalongan Tahun Pelajaran 2016-2017
  • 2. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Artikel ini diharapkan mampu untuk membantu dalam kegiatan belajar. Selain itu, artikel ini diharapkan agar dapat menjadi bacaan para pembaca agar menjadi warga Negara yang baik dan bertanggung jawab. Perkelahian, atau yang sering disebut tawuran sering terjadi diantara pelajar. Namun, mengapa tawuran antar pelajar ini merupakan fenomena sosial yang sudah dianggap lumrah oleh masyarakat di Indonesia?. Bahkan ada sebuah pendapat yang menganggap bahwa tawuran merupakan salah satu kegiatan rutin dari pelajar yangmenginjak usia remaja. Tawuran antar pelajar sering terjadi di kota-kota besar yang seharusnya memiliki masyarakat dengan peradaban yang lebih maju. Para pelajar remaja yang sering melakukan aksi tawuran tersebut lebih senang melakukan perkelahian di luar sekolah. Tawuran tersebut telah menjadi kegiatan yang turun-temurun pada sekolah tersebut. Sehingga tidak heran apabila ada yang berpendapat tawuran sudah membudaya atau sudah menjadi tradisi pada sekolah tertentu. Masalah ini bukan perkara baru dan jangan dianggap remeh. Padahal masalah tawuran antar pelajar akan membawa dampak panjang , bukan hanya bagi pelajar yang terlibat, namun juga untuk keluarga, sekolah, serta lingkungan masyarakat di sekitarnya. Perkelahian ini sering terjadi bukan hanya dari pelajar SMA tetapi juga pelajar SMP. Terlihat dari tahun ke tahun jumlah perkelahian dan korbannnya cenderung meningkat. Tawuran yang sering terjadi apabila dapat dikatakan hampir setiap bulan, minggu, bahkan mungkin tiap hari selalu terjadi perkelahian antar pelajar yang kadang-kadang berujung dengan hilangnya pelajar secara sia-sia. Pelajar yang seharusnya menimba ilmu di sekolah untuk masa depan yang lebih baik untuk menjadi penerus bangsa malah berkeliaran di luar. Tawuran pelajar yang terjadi bertubi-tubi, telah mencapai taraf yang memprihatinkan. Pernahkah kita berfikir, mengapa anak-anak tega membunuh temannya sendiri? Apakah tidak ada andil dari pihak lain yang menyebabkan anak tega melakukan tindakan seperti ini? Banyaknya tawuran antar pelajar di kota-kota besar Indonesia merupakan fenomena yang menarik untuk dibahas dan dicari jalan keluarnya untuk mengatasi masalah tawuran antar pelajar. Perkelahian yang dilakukan oleh sesama pelajar ini sangat merugikan pihak selain para pelajar itu sendiri, dan untuk mencari jalan penyelesaian terbaik dalam menekan permasalahan ini agar tidak terus menerus dalam kehidupan para pelajar dan tidak berdampak buruk pada masa depan mereka. Tawuran merupakan suatu kegiatan perkelahian atau tindak kekerasan yang dilakukan oleh sekelompok orang. Di Indonesia, tawuran telah menjadi tradisi, atau bahkan budaya. Perilaku menyimpang ini biasanya diakibatkan oleh masalah-masalah sepeleh atau biasa saja yang disebabkan oleh hal- hal serius yang menjurus pada tindakan kekerasan. Dan belakangan ini tawuran semakin marak di kalangan pelajar. Tawuran antar pelajar saat ini sudah menjadi masalah yang sangat mengganggu ketertiban dan keamanan di lingkungan sekitarnya. Saat ini, tawuran antar pelajar sekolah tidak hanya terjadi di lingkungan sekolah atau sekitar saja, namun terjadi di jalan-jalan umum, dan mengakibatkan pengrusakan fasilitas publik. Penyimpangan pelajar ini menyebabkan pihak sekolah, guru, dan masyarakat yang melihat pasti dibuat bingung dan takut bagaimana untuk melerainya, sampai akhirnya melibatkan kepolisian. Hal ini dikarenakan senjata yang dibawa oleh pelajar-pelajar yang dipakai pada saat tawuran bukan senjata biasa. Bukan lagi mengandalkan keterampilan tangan, tinju satu lawan satu. Sekarang, tawuran sudah menggunakan alat bantu, seperti benda yang ada di sekeliling
  • 3. (batu dan kayu). Mereka juga memakai senjata tajam senjata yang bisa merenggut nyawa seseorang. Contohnya pisau, besi, dan lainnya 1.2 Tujuan dan Manfaat Penulisan Penulisan Makalah ini dimaksudkan untuk memberikan informasi secara konferhensif kepada pembaca tentang narkoba dan bahayanya bagi generasi muda. Sehingga para generasi muda mengetahui pengaruh buruk dari narkoba, sebab narkoba dapat merusak masa depan generasi muda yang menjadi tumpuan harapan orangtua, agama, bangsa dan negara. Adapun manfaat dari penulisan untuk memberikan informasi tentang tawuran yang ada di dalam masyarakat dan bahaya yang ada di dalam tawuran tersebut serta cara menghindarinya. Dapat memahami dan melakukan pendekatan secara sosial kepada anak-anak yang terlibat di dalam tawuran antar pelajar yang marak terjadi di Indonesia dan dapat menyimpulkan penyebab dari adanya tawuran antar pelajar.
  • 4. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Tawuran Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) tawuran mempunyai arti yaitu perkelahian massal atau perkelahian beramai-ramai. Tawuran antar pelajar bisa terjadi antar pelajar sesama satu sekolah, ini biasanya dipicu karena permasalahan kelompok, cenderung akibat pola berkelompok yang menyebabkan pengelompokan berdasarkan hal-hal tertentu. Misalnya, kelompok anak-anak nakal, kelompok kutu buku, kelompok anak-anak kantin. Pengelompokan tersebut yang biasanya dikenal dengan sebutan Gank. Namun, ada juga tawuran antar pelajar yang terjadi antara dua kelompok yang beda sekolah. Terkadang permasalahan tawuran antar pelajar dipicu pula dengan adanya sejarah permusuhan yang sudah ada dari generasi sebelumnya dengan sekolah lain, beredarnya cerita- cerita yang menyesatkan, bahkan memunculkan mitos berlebihan yang membuat generasi berikutnya terpicu melakukan hal yang sama. Seperti contohnya, antara sekolah A dengan sekolah B adalah musuh abadi, dimana masing-masing sekolah akan melakukan hal yang antipati terhadap sekolah lain. Biasanya, akan ada pelajar yang menjadi perbincangan, semacam tokoh bagi sekolahnya, karena kehebatannya pada waktu berkelahi. 2.2 Penyebab Orang Mengikuti Tawuran 1. Faktor internal. Remaja yang terlibat perkelahian biasanya kurang mampu melakukan adaptasi pada situasi lingkungan yang kompleks. Kompleks di sini berarti adanya keanekaragaman pandangan, budaya, tingkat ekonomi, dan semua rangsang dari lingkungan yang makin lama makin beragam dan banyak. Situasi ini biasanya menimbulkan tekanan pada setiap orang. Tapi pada remaja yang terlibat perkelahian, mereka kurang mampu untuk mengatasi, apalagi memanfaatkan situasi itu untuk pengembangan dirinya. Faktor ini terjadi didalam diri individu itu sendiri yang keliru dalam menyelesaikan permasalahan di sekitarnya dan semua pengaruh yang datang dari luar. Remaja yang melakukan perkelahian biasanya tidak mampu beradaptasi dengan lingkungan yang kompleks. Maksudnya, ia tidak dapat menyesuaikan diri dengan keanekaragaman pandangan ekonomi, budaya dan berbagai keberagaman lainnya yang semakin lama semakin bermacam- macam. Situasi ini biasanya menimbulkan tekanan pada setiap orang. Tetapi pada remaja yang terlibat perkelahian, mereka kurang mampu untuk mengatasi, apalagi memanfaatkan situasi itu untuk pengembangan dirinya. Mereka biasanay mudah putus asa, cepat melarikan diri dari masalah, menyalahkan orang atau pihak lain pada setiap masalahnya, dan memilih menggunakan cara tersingkat untuk memecahkan masalah. Pada remaja yang suka berkelahi, biasanya mereka yang mengalami konflik batin, mudah frustasi, memiliki emosi yang labil, tidak peka terhadap perasaan orang lain, dan memiliki perasaan rendah diri yag kuat. Para remaja yang mengalami hal ini akan tergesa-gesa dalam memechkan segala masalahnya tanpa berpikir terlebih dahulu apakah akibat yang ditimbulkan. Selain itu, ketidakstabilan emosi para remaja juga memiliki andil dalam terjadinya perkelahian. Mereka biasanya mudah frustasi, tidak mudah mengendalikan diri, dan tidak peka terhadap orang-orang di sekitarnya. Seorang remaja biasanya membutuhkan pengakuan kehadiran dirinya ditengah-tengah orang-orang sekelilingnya. 2. Faktor keluarga. Rumah tangga yang dipenuhi kekerasan (entah antar orang tua atau pada anaknya) jelas berdampak pada anak. Anak, ketika meningkat remaja, belajar bahwa kekerasan adalah bagian dari dirinya, sehingga adalah hal yang wajar kalau ia melakukan kekerasan pula. Sebaliknya, orang tua yang terlalu melindungi anaknya, ketika remaja akan tumbuh sebagai individu yang tidak mandiri dan tidak berani mengembangkan identitasnya yang unik. Begitu bergabung dengan teman-
  • 5. temannya, ia akan menyerahkan dirinya secara total terhadap kelompoknya sebagai bagian dari identitas yang dibangunnya. 3. Faktor sekolah. Sekolah pertama-tama bukan dipandang sebagai lembaga yang harus mendidik siswanya menjadi sesuatu. Tetapi sekolah terlebih dahulu harus dinilai dari kualitas pengajarannya. Karena itu, lingkungan sekolah yang tidak merangsang siswanya untuk belajar (misalnya suasana kelas yang monoton, peraturan yang tidak relevan dengan pengajaran, tidak adanya fasilitas praktikum, dsb.) akan menyebabkan siswa lebih senang melakukan kegiatan di luar sekolah bersama teman-temannya. Baru setelah itu masalah pendidikan, di mana guru jelas memainkan peranan paling penting. Sayangnya guru lebih berperan sebagai penghukum dan pelaksana aturan, serta sebagai tokoh otoriter yang sebenarnya juga menggunakan cara kekerasan (walau dalam bentuk berbeda) dalam “mendidik” siswanya. 4. Faktor lingkungan. Lingkungan di antara rumah dan sekolah yang sehari-hari remaja alami, juga membawa dampak terhadap munculnya perkelahian. Misalnya lingkungan rumah yang sempit dan kumuh, dan anggota lingkungan yang berperilaku buruk (misalnya narkoba). Begitu pula sarana transportasi umum yang sering menomor-sekiankan pelajar. Juga lingkungan kota (bisa negara) yang penuh kekerasan. Semuanya itu dapat merangsang remaja untuk belajar sesuatu dari lingkungannya, dan kemudian reaksi emosional yang berkembang mendukung untuk munculnya perilaku berkelahi. 5. Tawuran antar pelajar bisa saja terjadi karena ketersinggungan salah satu kawannya. Mungkin dari kita pernah mendengar tawuran antar pelajar yang yang dipicu karena ketersinggungan seorang siswa yang tersenggol oleh pelajar sekolah lain saat berpapasan di terminal, atau masalah kompleks lainnya. Misalkan, permasalahan pribadi, rebutan perempuan, dipalak, dan lain sebagainya. 6. Permasalahan yang sudah mengakar, dalam arti sejarah yang menyebabkan pelajar- pelajar dua sekolah saling bermusuhan. Terkadang permasalahan tawuran antar pelajar dipicu pula dengan adanya sejarah permusuhan yang sudah ada dari generasi sebelumnya dengan sekolah lain, beredarnya cerita-cerita yang menyesatkan, bahkan memunculkan mitos berlebihan yang membuat generasi berikutnya terpicu melakukan hal yang sama 7. Jiwa premanisme yang tumbuh dalam jiwa pelajar. Premanisme bukan istilah yang asing lagi kita dengar. Mereka cenderung memiliki sifat dengan memakai kekerasan fisik dalam menyelesaikan masalahnya. Mereka mengukur kemenangannya karena kekuatan fisiknya, bukan intelektualitasnya. Padahal, premanisme bertolak belakang dengan jiwa seorang pelajar, yang dituntut kecerdasan berpikir, kecerdasan menglola emosi, dan lain-lain. Jiwa premanisme dalam jiwa pelajar dapat dihilangkan karena tidak muncul begitu saja, ia disebabkan oleh sesuatu hal. Oleh karenanya, kita perlu mengetahui faktor penyebab sikap premanisme dalam diri pelajar. Beberapa contohnya adalah tayangan-tayangan di televisi, baik film ataupun liputan berita yang menceritakan atau sengaja mengekspose tema-tema kekerasan dapat mempengaruhi psikis remaja. Kekerasan yang terjadi di rumah juga mempengaruhi psikis individu remaja, karena akan menyebabkan trauma atau kekerasan beruntun yang diakibatkan karena menganggap kekerasan adalah hal yang wajar. Acara awal tahun, orientasi sekolah yang dimana para pelajar baru diwajibkan mengikuti kegiatan ini. Kegiatan yang pada dasarnya adalah untuk memahami dan mengenali sekolah, unuk lebih kenal kawan-kawannya malah cenderung disalah gunakan oleh para senior untuk ajang balas dendam dari apa yang ia terima pada waktu yang sama saat ia menjadi junior, pola-pola yang dipakai cenderung dengan pola militer. Hal inilah yag menyebabkan kekerasan dalam dunia pendidikan. Pola yang semacam ini terus diturunkan oleh setiap generasi. Agar terhindar dari pola yang berleihan, diperlukan adanya pengawasan dari pihal sekolah dan turunnya langsung pengajar dalam kegiatan ini. Karena kedisiplinan berbeda dengan kekerasan, yang seharusnya menjadi tantangan setiap panitia kegiatan dalam mengemas ide, gagasan acara pada waktu perkenalan sekolah, menjadi sesuatu yang inovatif, dan kreatif. 3.1 Akibat Tawuran Antar Pelajar
  • 6. Tawuran merupakan kegiatan yang menmbulkan dampak negatif bagi pelakunya dan biasanya menimbulkan korban. Tawuran biasanya dilakukan oleh remaja-remaja yang gagal dalam menjalani proses-proses perkembangan jiwanya, baik pada saat remaja maupun pada masa kanak-kanaknya. Masa kanak-kanak dan masa remaja berlangsung begitu singkat, dengan perkembangan fisik, psikis, dan emosi yang begitu cepat. Secara psikologis, kenakalan remaja yang berupa tawuran ini merupakan wujud konflik-konflik yang tidak terselesaikan dengan baik pada masa kanak-kanak maupun pada masa remaja. Namun, ada kalanya trauma dalam masa lalunya, perlakuan kasar dan tidak menyenangkan dari lingkungannya, maupun trauma terhadap kondisi lingkungannya, seperti kondisi ekonomi yang membuatnya merasa rendah diri. Namun pada kenyataannya orang cenderung langsung menyalahkan, menghakimi, bahkan menghukum pelaku kenakalan remaja tanpa mencari penyebab, latar belakang dari perilakunya tersebut. Dan dapat mengakibatkan seperti hal berikut ini : 1) Kerugian fisik, pelajar yang ikut tawuran kemungkinan akan menjadi korban. Baik luka berat, ringan. Bahkan sampai kematian 2) Masyarakat sekitar juga dirugikan.Contohnya: rusaknya rumah warga apabila pelajar yang tawuran itu melempari batu dan mengenai rumah warga. 3) Terganggunya proses belajar mengajar 4) Menurunnya moralitas para pelajar 5) Hilangnya perasaan peka, toleransi, tenggang rasa, dan saling menghargai 4.1 Cara Pencegahan dan Penanganan untuk Masalah Tawuran 1. Para siswa wajib diajarkan dan memahami bahwa semua permasalahan tidak dapat terselesaikan dengan jalan kekerasan. 2. Untuk para pendidik, lakukanlah komunikasi dan pendekatan secara khusus kepada para pelajar untuk mngajarkan cinta kasih. 3. Pengajaran ilmu beladiri yang mempunyai prinsip penggunaan untuk menyelamatkan orang dan bukan untuk menyakiti orang lain. 4. Ajarkan ilmu sosial budaya, karena ilmu sosial budaya sangat bermanfaat untuk pelajar khususnya, yaitu agar tidak salah menempatkan diri di lingkungan masyarakat. 5. Pihak sekolah harus benar-benar tegas, dan memberikan sangsi seberat-beratnya bagi siswa yang terlibat tawuran. 6. Bagi para orang tua, mulailah jadi sahabat anak-anaknya. Jangan jadi polisi, hakim atau orang asing dimata anak. Hal ini sangat penting untuk memasuki dunia mereka dan mengetahui apa yang sedang mereka pikirkan atau rasakan. Jadi kalau ada masalah dalam kehidupan mereka, orang tua bisa segera ikut menyelesaikan dengan bijak dan dewasa. Menjaga dan menjalin komunikasi antara anak dan orang tua dengan baik. Orang tua harus selalu memantau puteranya terutama pada waktu pulang sekolah. Memberikan pendidikan disiplin dari usia dini. Bagi orang tua yang sibuk, saya menyarankan agar aaputeranya disekolahkan dengan reportasi baik. Menjaga keharmonisan keluarga. Diajarkan berperilaku sopan dan tanggung jawab. Selalu mengingatkan pada puteranya saat berangkat sekolah. 7. Buat sekolah khusus dalam lingkungan yang penuh disiplin dan ketertiban bagi mereka yang terlibat tawuran. Ini adalah cara untuk memutus dendam dan masalah dalam dunia pelajar. Jadi siapapun dan dari sekolah manapun yang terlibat tawuran, segera tangkap dan masukkan dalam sekolah khusus yang memiliki kurikulum yang khusus bagi mereka. Dengan jalan tersebut, setidaknya teman atau adik kelas mereka tak akan lagi terpengaruh oleh ide-ide gila anak-anak yang suka tawuran ini.
  • 7. 8. Perbanyaklah kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Kegiatan yang biasa dilakukan sehabis selesai kegiatan belajar mengajar dapat mencegah sang pelajar dari kegiatan-kegiatan negatif. Misalnya ekskul futsal, setelah selesai futsal pelajar pasti kelelahan sehingga tidak ada waktu untuk keluyuran malam atau hang out dengan teman lainnya. 9. Pengembangan bakat dan minat pelajar. Pengembangan dan minat ini bisa mngarahkan potensi dan bakat mereka yang terpendam. 10. Pendidikan agama sejak dini. Pendidikan agama ini sangat penting sekali, karena apabila seorang pelajar memiliki basic agama yang baik tentunya bisa mencegah pelajar tersebut untuk berbuat tidak terpuji karena mereka mengetahui akibatnya dari perbuatan tersebut. 11. Boarding school (sekolah berasrama). Ini merupakan salah satu alternatif mencegah pelajar dari tawuran. Biasnya di skolah ini, waktu belajar lebih lama dari sekolah umum. Ada yang sampai jam 4 sore, setelah maghrib ngaji atau pelajaran agama. Selesai isya’ pelajar biasanya pergi ke perpustakaan untuk belajar atau mengerjakan tugas. Jam 8 malam, pelajar baru bisa beristirahat atau lainnya. Sekolah ini sangat efektif menurut saya, pelajar tidak ada waktu untuk berinteraksi dengan dunia luar karena kesibukan mereka. 12. Banyak mawas diri, melihat kelemahan dan kekurangan sendiri dan melakukan koreksi terhadap kekeliruan yang sifatnya tidak mendidik dak tidak menuntun. 13. Memberikan kesempatan kepada remaja untuk beremansipasi dengan cara yang baik dan sehat. 14. Memberikan untuk kegiatan dan pendidikan yang relevan dengan kebutuhan remaja zaman sekarang serta kaitannya dengan perkembangan bakat dan potensi remaja 15. Memberikan pendidikan moral untuk para pelajar 16. Menghadirkan seorang figur yang baik untuk dicontoh oleh para pelajar. Seperti hadirnya seorang guru, orang tua, dan teman sebaya yang dapat mengarahkan para pelajar untuk selalu bersikap baik. 17. Memberikan perhatian yang lebih untuk para remaja yang sedang mencari jati diri. 18. Memfalisitasi para pelajar agar bisa melakukan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat di waktu luangnya. Contohnya: membentuk ikatan remaja masjid atau karang taruna dan membuat acara-acara yang bermanfaat.
  • 8. BAB III PENUTUP 5.1 KESIMPULAN Perkelahian, atau yang sering disebut tawuran, sering terjadi di antara pelajar. Ada yang mengatakan bahwa berkelahi adalah hal yang wajar pada remaja. Banyak sekali dampak negatif dari tawuran tersebut contoh umum nya seperti luka atau tewas nya para siswa dan rusaknya fasilitas umum. Penyebab perkelahian pelajar tidaklah sesederhana itu. Terutama di kota besar, masalahnya sedemikian kompleks, meliputi faktor sosiologis, budaya, psikologis, juga kebijakan pendidikan dalam arti luas (kurikulum yang padat misalnya), serta kebijakan publik lainnya seperti angkutan umum dan tata kota. Sekolah adalah tempat anak-anak menimba ilmu, berlatih berperilaku luhur, terpuji dan mulia. Di tempat itu para siswa diajari ilmu pengetahuan dan tata krama pergaulan sehari-hari. Ke sekolah bukan mencari musuh, melainkan justru belajar tentang banyak hal, tidak terkecuali mencari teman. Faktor-faktor psikologis mengapa seorang remaja terlibat perkelahian pelajar yaitu : Faktor Internal, Faktor Keluarga, Faktor Sekolah, Faktor Lingkungan, dsb. Untuk meminimalisir terjadinya tawuran antar pelajar, yaitu dengan menata kembali emosi remaja yang tercabik-cabik itu. Karena emosi dan perasaan mereka rusak karena merasa ditolak oleh keluarga, orang tua, teman-teman maupun lingkungannya sejak kecil, dan gagalnya proses perkembangan jiwa remaja tersebut. Trauma-trauma dalam hidupnya harus diselesaikan, konflik-konflik psikologis yang menggantung harus diselesaikan, dan mereka harus diberi lingkungan yang berbeda dari lingkungan sebelumnya. 5.2 SARAN Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, hal ini disebabkan karena keterbatasan ilmu yang melekat dalam diri kami. Oleh karena itu saran dan kritikan akan makalah dari pembaca sangat membantu dalam penyempurnaan makalah ini. Semoga kita senantiasa terhindar dari bahaya tawuran antar pelajar, mari kita isi waktu luang dengan kegiatan bermanfaat yang dapat meningkatkan kualitas diri kita. Seperti berolahraga, aktif di kegiatan majelis ta’lim, belajar, dan sebagainya. Perlunya peran dari orang tua yang harus memperhatikan anaknya agar tidak terjerumus ke dalam tawuran antar pelajar. Disamping itu perlu kerja sama antar masyarakat dengan aparat untuk memeberantas tawuran antar pelajar yang terjadi. Remaja harus diperhatikan oleh semua pihak agar tidak terjerumus pada tawuran yang disebabkan oleh pelajar itu sendiri.