Dokumen tersebut membahas tentang internalisasi nilai-nilai Revolusi Mental dan agama dalam membangun kepribadian PNS Kemenag. Secara singkat, dokumen menjelaskan konsep kepribadian dan langkah-langkah dalam membangun nilai-nilai Revolusi Mental serta 5 nilai budaya kerja Kemenag beserta tantangannya. Dokumen juga menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan kepribadian dan kelemahan mental dasar orang Indonesia.
Disampaikan pada PKN II Angkatan XIV Tahun 2020
Kerjasama LAN dan Pusdikmin Lemdiklat Polri
Dr. Tri Widodo W. Utomo, SH.,MA
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
Disampaikan pada PKN II Angkatan XIV Tahun 2020
Kerjasama LAN dan Pusdikmin Lemdiklat Polri
Dr. Tri Widodo W. Utomo, SH.,MA
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
Setelah mengikuti pembelajaran ini, Bapak dan Ibu diharapkan mampu persepsi publik mengenai lingkup dan wujud cinta tanah air dalam persepektif wawasan nusantara, kearifan lokal, dan Pancasila, sistem pemerintahan Indonesia dalam kerangka tujuan negara, dengan mengaktualisasi kepemimpinan dan nilai-nilai dasar bela negara dalam kompetisi dan konflik kepentingan dalam konteks aktual guna menangkal hambatan etika dan integritas pelayanan publik.
Pengertian Integritas
Prinsip Integritas dalam Pekerjaan
Praktik Integritas dalam Pekerjaan
- Kapan perlu bertindak
- Apa yang perlu dilakukan
Mencabut Akar Keduniawian
DISAMPAIKAN UNTUK TOT KEWIDYAISWARAAN PENYULUH AGAMA NON PNS PUSDIKLAT PEGAWAI KEMENTERIAN AGAMA
Dr. Tri Widodo W. Utomo, SH.,MA
Deputi Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
Jl. Veteran No. 10 Jakarta
http://inovasi.lan.go.id
Draft Rancangan Aksi Perubahan Pelatihan Kepemimpinan AdministratorArdi Susanto
Berdasarkan analisis masalah dalam organisasi saat ini, dan mengingat pentingnya saluran komunikasi yang sesuai dengan perkembangan jaman. Dengan mempertimbangkan banyaknya produk kehumasan maka melalui pemanfaatan teknologi informasi kami mengajukan terobosan inovatif dengan membangun aplikasi yang bertujuan sebagai media informasi dan komunikasi publik dan berbasis pada aplikasi android yang dapat di download pada play store.
Terobosan inovatif dimaksud adalah membangun sebuah aplikasi android dengan nama Aplikasi #BarruBaik sebagai upaya untuk membangun saluran informasi secara mudah dan massif.
Dalam aplikasi ini nantinya, diharapkan semua stakeholder pemerintahan dan masyarakat dapat berkolaborasi menyampaikan informasi public termasuk sebagai sumber untuk mengetahui informasi terbaru secara up to date serta dapat mendownload ragam informasi yang tersimpan di dalamnya termasuk menyimpan beberapa produk komunikasi publik. Produk komunikasi publik dimaksud dapat berupa foto, video, konten grafis, rilis berita serta lainnya.
Selain itu, Aplikasi ini akan me-link-kan publik dengan beberapa Web milik Pemerintah Daerah semisal Barrukab.go.id maupun aplikasi yang bisa diakses publik lainnya. Kemudian, didalamnya diharapkan ada ruang diskusi publik terhadap issue terkini yang dapat terdokumentasi untuk di print out dan dilaporkan ke Pimpinan sebagai bahan pengambilan kebijakan selanjutnya.
Perlunya ruang komunikasi publik melakukan diskusi dengan memberi masukan berupa diskusi ide, saran dan ruang bersama antara pemerintah daerah dan publik yang nantinya dapat dihimpun kemudian dikelola untuk di jadikan sebagai bahan pertimbangan selanjutnya. Kemudian, saat ini diperlukan pertukaran informasi antara masayarakat khususnya bagi yang memiliki kompetensi maupun keahlian yang dapat ditawarkan ke public melalui aplikasi #BarruBaik pada fitur yang didesain untuk di isi dan dimanfaatkan sendiri dari, oleh, dan untuk masyarakat.
Memberikan ruang bagi warga Barru untuk menawarkan diri kepada Publik untuk layanan jasa dan kompetensi yang ia miliki untuk dapat diketahui dan dimanfaatkan bagi pihak lainnya yang membutuhkan.
Melaksanakan pembinaan perpustakaan desa dan/atau kelurahan dengan koordinasi, membimbing, dan motivasi untuk meningkatkan minat baca dan pengetahuan masyarakat.
Setelah mengikuti pembelajaran ini, Bapak dan Ibu diharapkan mampu persepsi publik mengenai lingkup dan wujud cinta tanah air dalam persepektif wawasan nusantara, kearifan lokal, dan Pancasila, sistem pemerintahan Indonesia dalam kerangka tujuan negara, dengan mengaktualisasi kepemimpinan dan nilai-nilai dasar bela negara dalam kompetisi dan konflik kepentingan dalam konteks aktual guna menangkal hambatan etika dan integritas pelayanan publik.
Pengertian Integritas
Prinsip Integritas dalam Pekerjaan
Praktik Integritas dalam Pekerjaan
- Kapan perlu bertindak
- Apa yang perlu dilakukan
Mencabut Akar Keduniawian
DISAMPAIKAN UNTUK TOT KEWIDYAISWARAAN PENYULUH AGAMA NON PNS PUSDIKLAT PEGAWAI KEMENTERIAN AGAMA
Dr. Tri Widodo W. Utomo, SH.,MA
Deputi Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
Jl. Veteran No. 10 Jakarta
http://inovasi.lan.go.id
Draft Rancangan Aksi Perubahan Pelatihan Kepemimpinan AdministratorArdi Susanto
Berdasarkan analisis masalah dalam organisasi saat ini, dan mengingat pentingnya saluran komunikasi yang sesuai dengan perkembangan jaman. Dengan mempertimbangkan banyaknya produk kehumasan maka melalui pemanfaatan teknologi informasi kami mengajukan terobosan inovatif dengan membangun aplikasi yang bertujuan sebagai media informasi dan komunikasi publik dan berbasis pada aplikasi android yang dapat di download pada play store.
Terobosan inovatif dimaksud adalah membangun sebuah aplikasi android dengan nama Aplikasi #BarruBaik sebagai upaya untuk membangun saluran informasi secara mudah dan massif.
Dalam aplikasi ini nantinya, diharapkan semua stakeholder pemerintahan dan masyarakat dapat berkolaborasi menyampaikan informasi public termasuk sebagai sumber untuk mengetahui informasi terbaru secara up to date serta dapat mendownload ragam informasi yang tersimpan di dalamnya termasuk menyimpan beberapa produk komunikasi publik. Produk komunikasi publik dimaksud dapat berupa foto, video, konten grafis, rilis berita serta lainnya.
Selain itu, Aplikasi ini akan me-link-kan publik dengan beberapa Web milik Pemerintah Daerah semisal Barrukab.go.id maupun aplikasi yang bisa diakses publik lainnya. Kemudian, didalamnya diharapkan ada ruang diskusi publik terhadap issue terkini yang dapat terdokumentasi untuk di print out dan dilaporkan ke Pimpinan sebagai bahan pengambilan kebijakan selanjutnya.
Perlunya ruang komunikasi publik melakukan diskusi dengan memberi masukan berupa diskusi ide, saran dan ruang bersama antara pemerintah daerah dan publik yang nantinya dapat dihimpun kemudian dikelola untuk di jadikan sebagai bahan pertimbangan selanjutnya. Kemudian, saat ini diperlukan pertukaran informasi antara masayarakat khususnya bagi yang memiliki kompetensi maupun keahlian yang dapat ditawarkan ke public melalui aplikasi #BarruBaik pada fitur yang didesain untuk di isi dan dimanfaatkan sendiri dari, oleh, dan untuk masyarakat.
Memberikan ruang bagi warga Barru untuk menawarkan diri kepada Publik untuk layanan jasa dan kompetensi yang ia miliki untuk dapat diketahui dan dimanfaatkan bagi pihak lainnya yang membutuhkan.
Melaksanakan pembinaan perpustakaan desa dan/atau kelurahan dengan koordinasi, membimbing, dan motivasi untuk meningkatkan minat baca dan pengetahuan masyarakat.
5 strategi untuk pencapaian di bidang kesehatan:
Peningkatan kesehatan ibu, anak, KB dan kesehatan
reproduksi
Percepatan perbaikan gizi masyarakat (penurunan stunting)
Peningkatan pengendalian penyakit
Pembudayaan Gerakan masyarakat Hidup Sehat (Germas); dan
Penguatan sistem kesehatan pengawasan obat dan
makanan.
Bahan Pertemuan Sosialisasi dengan Kemendagri 30 Agustus.pdfMAHMUN SYARIF
Akan ada Revisi Permenkes 21 Tahun 2016
tentang Penggunaan Dana Kapitasi JKN untuk
Jasa Pelayanan Kesehatan dan Dukungan Biaya
Operasional pada FKTP Milik Pemda untuk
mengatasi permasalahan dan mengakomodir
kebutuhan di lapangan
: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 10A Peraturan
Presiden Nomor 46 Tahun 2021 tentang Perubahan atas
Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2014 tentang Pengelolaan
dan Pemanfaatan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional
pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah
Daerah, perlu menetapkan Peraturan Menteri Dalam Negeri
tentang Pencatatan Pengesahan Dana Kapitasi Jaminan
Kesehatan Nasional pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
Milik Pemerintah Daerah
Tujuan pemberian dana kapitasi kepada FKTP:
Efisiensi teknis berkaitan dengan kemampuan atau kompetensi klinis dalam pemberian layanan UKP yang diukur dengan tingkat rujukan dan penguasaan jenis penyakit yang merupakan kompetensi Puskesmas .
Efisiensi alokatif terkait upaya menjaga peserta agar tidak sakit melalui berbagai upaya promotif dan preventif serta out reach.
menjamin pelindungan kepentingan
negara dan hak-hak keperdataan rakyat
melalui pengelolaan dan pemanfaatan
arsip yang autentik dan terpercaya;
2. menjamin keselamatan dan keamanan
arsip sebagai bukti pertanggungjawaban
dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara;
3. Menjamin ketersediaan arsip yang
autentik dan terpercaya sebagai alat
bukti yang sah;
4. Meningkatkan kualitas pelayanan
publik
1. Meneliti dulu tanda pada lembar disposisi
apakah surat tersebut sudah boleh untuk disimpan (meneliti tanda pelepas surat/release mark). Tanda pelepas surat biasanya berupa disposisi dep. (deponeren)yang menunjukkan perintah untuk menyimpanan surat.
2. Mengindeks atau memberi kode surat tersebut.Indeks/kode surat dibuat sesuai sistem penyimpanan arsip yang dipergunakan dan dibuat untuk memudahkan penyimpanan dan penemuan kembali surat.
Meningkatnya efisiensi anggaran untuk pembangunan Pemerintahan Berbasis Elektronik
Penyelenggaraan pemerintahan yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk memberikan layanan kepada Pengguna SPBE
Mendukung terwujudnya Satu Data Indonesia melalui bagi pakai data antar Instansi Pemerintah dan Pemerintah Daerah
Mendorong penggunaan aplikasi umum berbagi pakai di Instansi Pemerintah dan Pemerintah Daerah
menjamin pelindungan kepentingan negara dan hak-hak keperdataan rakyat melalui pengelolaan dan pemanfaatan arsip yang autentik dan terpercaya;
menjamin keselamatan dan keamanan arsip sebagai bukti pertanggungjawaban dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara;
Berita akan jauh lebih menarik perhatian ketika berita tersebut masih hangat dibicarakan.
Semakin aktual sebuah berita, semakin tinggi pula nilai berita tersebut
Berita akan jauh lebih menarik perhatian ketika berita cakupannya lebih luas.
Kebakaran hutan nilai beritanya lebih tinggi daripada kebakaran sebuah rumah di Jalan Mawar Kabupaten Sleman.
URAIAN SINGKAT ORGANISASI
RENCANA DAN TARGET KINERJA YANG DITETAPKAN
PENGUKURAN KINERJA
EVALUASI DAN ANALISIS KINERJA UNTUK SETIAP SASARAN STRATEGIS ATAU HASIL PROGRAM/KEGIATAN & KONDISI TERAKHIR YANG SEHARUSNYA TERWUJUD (MENCAKUP PULA ANALISIS TERHADAP EFISIENSI PENGGUNAAN SUMBER DAYA)
Widyaiswara adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang diangkat sebagai pejabat fungsional oleh pejabat yang berwenang dengan tugas, tanggung jawab, wewenang untuk mendidik, mengajar, dan/atau melatih Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada lembaga pendidikan dan pelatihan (diklat) pemerintah. Widyaiswara adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang diangkat sebagai pejabat fungsional oleh pejabat yang berwenang dengan tugas, tanggung jawab, wewenang untuk mendidik, mengajar, dan/atau melatih Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada lembaga pendidikan dan pelatihan (diklat) pemerintah.
Pemerintah Desa berkedudukan sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa, bersama- sama dengan Badan Permusyawaratan Desa menyelenggarakan urusan pemerintahan desa. Kedudukan Pemerintah Desa tersebut menenmpatkan Pemerintah desa sebagai penyelenggara utama tugas- tugas pemerintahan desa dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat, pemberdayaan masyarakat, dan pembanguna masyarakat desa.
Pemerintah Desa berkedudukan sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa, bersama- sama dengan Badan Permusyawaratan Desa menyelenggarakan urusan pemerintahan desa. Kedudukan Pemerintah Desa tersebut menenmpatkan Pemerintah desa sebagai penyelenggara utama tugas- tugas pemerintahan desa dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat, pemberdayaan masyarakat, dan pembanguna masyarakat desa.
Pemerintah Desa berkedudukan sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa, bersama- sama dengan Badan Permusyawaratan Desa menyelenggarakan urusan pemerintahan desa. Kedudukan Pemerintah Desa tersebut menenmpatkan Pemerintah desa sebagai penyelenggara utama tugas- tugas pemerintahan desa dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat, pemberdayaan masyarakat, dan pembanguna masyarakat desa.
Pemerintah Desa berkedudukan sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa, bersama- sama dengan Badan Permusyawaratan Desa menyelenggarakan urusan pemerintahan desa. Kedudukan Pemerintah Desa tersebut menenmpatkan Pemerintah desa sebagai penyelenggara utama tugas- tugas pemerintahan desa dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat, pemberdayaan masyarakat, dan pembanguna masyarakat desa.
1. Perencanaan Penganggaran Penatausahaan dan Pelaporan Pertanggungjawaban Da...MAHMUN SYARIF
Pemerintah Desa berkedudukan sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa, bersama- sama dengan Badan Permusyawaratan Desa menyelenggarakan urusan pemerintahan desa. Kedudukan Pemerintah Desa tersebut menenmpatkan Pemerintah desa sebagai penyelenggara utama tugas- tugas pemerintahan desa dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat, pemberdayaan masyarakat, dan pembanguna masyarakat desa.
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
Kementerian Kesehatan menggulirkan transformasi sistem kesehatan.
Terdapat 6 pilar transformasi sistem kesehatan sebagai penopang kesehatan
Indonesia yaitu: 1) Transformasi pelayanan kesehatan primer; 2) Transformasi
pelayanan kesehatan rujukan; 3) Transformasi sistem ketahanan kesehatan;
4) Transformasi sistem pembiayaan kesehatan; 5) Transformasi SDM
kesehatan; dan 6) Transformasi teknologi kesehatan.
Transformasi pelayanan kesehatan primer dilaksanakan melalui edukasi
penduduk, pencegahan primer, pencegahan sekunder dan peningkatan
kapasitas serta kapabilitas pelayanan kesehatan primer. Pilar prioritas
pertama ini bertujuan menata kembali pelayanan kesehatan primer yang ada,
sehingga mampu melayani seluruh penduduk Indonesia dengan pelayanan
kesehatan yang lengkap dan berkualitas.
Penataan struktur layanan kesehatan primer tersebut membutuhkan
pendekatan baru yang berorientasi pada kebutuhan layanan di setiap
siklus kehidupan yang diberikan secara komprehensif dan terintegrasi
antar tingkatan fasilitas pelayanan kesehatan. Pendekatan baru ini disebut
sebagai Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer, melibatkan Puskesmas, unit
pelayanan kesehatan di desa/kelurahan yang disebut juga sebagai Puskesmas
Pembantu dan Posyandu. Selanjutnya juga akan melibatkan seluruh fasilitas
pelayanan kesehatan primer.
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023Muh Saleh
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 merupakan survei yang mengintegrasikan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dan Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGI). SKI 2023 dikerjakan untuk menilai capaian hasil pembangunan kesehatan yang dilakukan pada kurun waktu lima tahun terakhir di Indonesia, dan juga untuk mengukur tren status gizi balita setiap tahun (2019-2024). Data yang dihasilkan dapat merepresentasikan status kesehatan tingkat Nasional sampai dengan tingkat Kabupaten/Kota.
Ketersediaan data dan informasi terkait capaian hasil pembangunan kesehatan penting bagi Kementerian Kesehatan, Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota sebagai bahan penyusunan kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang lebih terarah dan tepat sasaran berbasis bukti termasuk pengembangan Rencana Pembangunan Kesehatan Jangka Menengah Nasional (RPJMN 2024-2029) oleh Kementerian PPN/Bappenas. Dalam upaya penyediaan data yang valid dan akurat tersebut, Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) dalam penyusunan metode dan kerangka sampel SKI 2023, serta bersama dengan Lintas Program di Kementerian Kesehatan, World Health Organization (WHO) dan World Bank dalam pengembangan instrumen, pedoman hingga pelaporan survei.
Disampaikan pada PKN Tingkat II Angkatan IV-2024 BPSDM Provinsi Jawa Tengah dengan Tema “Transformasi Tata Kelola Pelayanan Publik untuk Mewujudkan Perekonomian Tangguh, Berdayasaing, dan Berkelanjutan”
Dr. Tri Widodo Wahyu Utomo, S.H., MA
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN RI
Internalisasi nilai revolusi mental dan agama dalam membangun
1. INTERNALISASI NILAI REVOLUSI MENTAL
DAN AGAMA DALAM MEMBANGUN
KEPRIBADIAN PNS KEMENAG
Nurhamidah Siregar
Widyaiswara BDK Medan
2. Peserta dapat menjelaskan:
Menjelaskan kepribadian dan konsep diri
Menjelaskan langkah-langkah dalam
membangun nilai-nilai Revolusi mental
Menjelaskan 5 nilai budaya kerja
Kementerian Agama
Menjelaskan hambatan dan tantangan
internalisasi nilai Revolusi Mental
Menjelaskan hambatan dan tantangan
internalisasi 5 nilai budaya kerja
Kemenag
5. • Celaan
• Permusuhan
• Cemoohan
• Penghinaan
• Toleransi
• Dorongan
• Pujian
• Sebaik-baik perlakuan
• Dukungan
• Kasih sayang
• Ia belajar memaki
• Ia belajar berkelahi
• Ia belajar rendah diri
• Ia belajar menyesali diri
• Ia belajar menahan diri
• Ia belajar percaya diri
• Ia belajar menghargai
• Iabelajar keadilan
• Ia akan menyenangi diri
• Ia akan menemukan cinta
Pengaruh Klg Terhadap Perkemb. Keprbdn Anak
(yusuf:2002) Jika anak dibesarkan dengan :
6. KEPRIBADIAN
YG TDK
SEHAT
1. Mdh marah
2. Kecemasan
berlebihan
3. Merasa tertekan
(stress)
4. Senang menggangu
org lain/Instimdiasi
5. Berprilaku
menyimpang walau sdh
dihukum
6. Biasa berberbohong
7. KEPRIBADIAN
(lanjutan)
7. Hiperaktif
8. Bersikap memusuhi
semua btk otoritas
9. Sulit tidur
10. Krg memiliki rasa
tanggung jawab
11. Sering mengalami pusing
kpl
12. Minim pengamalan agama
13. Bersikap pesimis
14. Kurang gairah hdp
8. • MANTAP, yaitu pribadi yang DEWASA
secara mental
Terwujudnya Personal Mastery
untuk mendorong pembentukan
pribadi yang:
• SUKSES, mampu tampil sebagai pemenang
dengan mengalahkan semua unsur negatif
dalam diri
9. Menerima diri sendiri dengan baik
Menerima orang lain apa adanya
Memiliki rasa humor yang tinggi
Menerima kritik dengan lapang dada
Memiliki konsep hidup yg baik dan benar
Memiliki daya tahan yang tinggi dalam
menghadapi tantangan dan kegagalan.
CIRI-CIRI KEDEWASAAN
(DR. Kartini Kartono dan Jenny Andari)
11. 1. Mengenal konsep diri
2. Mengidentifikasi kemampuan diri
3. Mengidentifikasi hambatan
pengembangan kepribadian
4. Membuat rencana action
pengembangan kepribadian
13. Diri Ideal
• Diri yang kita cita-citakan. Kita
ingin menjadi pemimpin seperti
apa?
• Keyakinan kita tentang diri kita
yang seharusnya berdasar pada
nilai-nilai yang sudah kita
internalisasikan.
14. Self Image (citra diri) muncul dari penilaian
orang lain atas kita. Kita akhirnya
membangun gambaran diri kita sendiri
sesuai dengan penilaian orang lain tersebut.
Citra diri ini kelihatan sangat kuat dalam
relasi kita dengan orang lain dan ketika
melaksanakan tugas-tugas kita sehari-hari.
Citra Diri
15. Harga Diri (Self
Esteem)• Harga diri, rasa hormat diri – membentuk cara kita
memandang diri kita sendiri dan mempengaruhi cara kita
berinteraksi dengan orang lain (Lieberman, 2007)
• Harga diri ini merupakan hasil dari bagaimana kita
menjalani kehidupan.
سعى ما اال لالنسان ليس وان(النجم39)
( .....رهين كسبت بما امرئ كل(الطور21
• Harga diri tidak dapat diraih secara langsung. Hanya
dapat diperoleh melalui perilaku-perilaku nyata, yakni
tindakan “menghargai diri sendiri” dan “mencintai diri”
sendiri. Contoh, perilaku membuat keputusan.
16. PENGENALAN DIRI
Mengenal diri sendiri artinya
pengetahuan tentang
totalitas diri yang ada
dengan menyadari kekuatan
dan kelemahan masing-
masing
Latihan:
rumuskan “Siapa Diri Anda”
dalam 1 kertas
17. Latihan
• Untuk memahami apa itu “konsep diri”
kita bisa melakukan sebuah kegiatan,
mengisi Kuis “Apa yang Anda pikirkan”
• Syaratnya, isi secara spontan, sesuai
instruksi. Jawaban yang pertama muncul
di pikiran, itulah jawaban yang paling
tepat.
• Kegiatan “Kuis Apa yang Anda pikirkan.”
18. 18
KONSEP DIRI POSITIF
Yakin terhadap kekuasaan Allah
Yakinkan dalam pikiran bahwa Anda Pasti
Bisa
Mampu mengatasi masalah
Menyadari adanya perbedaan
Mampu melihat kekurangan dan berusaha
memperbaiki diri
Mampu tampil prima
Pengetahuan luas dalam bidangnya
Peka terhadap kebutuhan orang lain
Memiliki harapan realistis
Penghargaan diri yang sehat
Menerima dan memberi umpan balik
secara efektif.
19. 1. Dari Diri Sendiri
Tidak memiliki tujuan hidup yg jelas.
Enggan mengenal diri sendiri.
Tidak mau menerima feedback.
kurang percaya diri.
Selalu mengeluh
Selalu berpikir negatif.
Selalu mencari “kambing hitam”
20. 2. Dari Lingkungan
Sistem Pendidikan, penghargaan
berlebihan pada atasan adat dan
senioritas yang dianut.
Kurang mendapat dukungan
lingkungan.
Harapan berlebihan pada orang lain.
Kebencian dari orang lain.
22. INTEGRITAS
1. Integritas dapat diartikan sebagai kesesuaian antara apa
yang dikatakan dengan apa diperbuat, berkata dan
berlaku jujur, dapat dipercaya, berpegang teguh
dengan prinsip-prinsip kebenaran, moral dan etika.
2. Pada tataran kolektif nilai integritas dapat memandu
masyarakat untuk menampilkan komitmen pada apa yang
menjadi tugasnya serta dapat diandalkan dan dapat
dipercaya.
3. Ditataran Negara, nilai ini dapat dipercaya mendorong
aparatur pemerintah untuk bekerja secara profesional,
transparan, jujur dapat diandalkan dan terpercaya.
Dengan nilai ini kepercayaan publik terhadap penyelenggaraan
negara dapat meningkat, karena masyarakat percaya bahwa
aspirasinya dijalankan dengan baik.
8
23. 6 NILAI ETOS KERJA
1. Etos kerja semangat dan keyakinan teguh oleh individu/
kelompok dalam bekerja.
2. Mandiri :mengandalkan kemampuan diri sendiri/negara
dari pada yang diberikan atau disediakan oleh orang
lain/negara lain
3. Daya saing: kapasitas suatu bangsa untuk menghadapi
tantangan persaingan pasar global untuk meningkatkan
pendapatan riilnya
4. Optimis :mencari peluang dari setiap kesulitan yang
dihadapinya
5. Inovatif :menghasilkan suatu karya yang benar-benar
baru atau orisinil dan bermanfaat bagi banyak orang.
6. Produktif selalu menghasilkan yang terbaik. 9
24. GOTONG ROYONG
1. Gotong royong dapat diartikan sebagai sebuah keyakinan
mengenai pentingnya melakukan kegiatan secara bersama-
sama dan bersifat sukarela supaya kegiatan yang
dikerjakan dapat berjalan cepat, efektif, dan efisien.
2. Gotong royong sebagai usaha bersama yang ditempuh dengan
cara saling bahu-membahu demi kepentingan bersama dan
kebahagiaan bersama. Gotong royong melibatkan
kesadaran setiap lapisan masyarakat, dimulai dari diri
sendiri hingga pada level pemerintahan dan bangsa Indonesia.
3. Semangat solidaritas mendorong kerjasama antar individu
dan antar kelompok. Ketika solidaritas telah terbentuk, maka
kepentingan individu atau sekelompok masyarakat dapat
dikesampingkan terlebih dahulu untuk kepentingan bersama.
10
25.
26. 1. Bertekad dan
bekemauan untuk
berbuat yang baik dan
benar;
2. Berpikiran positif, arif,
dan bijaksana dalam
melaksanakan tugas
dan fungsi;
3. Mematuhi peraturan
perundang-undangan
yang berlaku;
4. Menolak korupsi, suap,
atau gratifikasi.
1. Melanggar
sumpah dan janji
pegawai/jabatan;
2. Melakukan
perbuatan
rekayasa atau
manipulasi;
3. menerima
pemberian dalam
bentuk apapun di
luar ketentuan.
INTEGRITAS Keselarasan antara hati, pikiran,
perkataan, dan perbuatan yang baik dan
benar
27. PROFESIONALITAS; Bekerja secara disiplin,
kompeten, dan tepat waktu dengan hasil terbaik
1. Melakukan pekerjaan
sesuai kompetensi
jabatan;
2. Disiplin dan
bersungguh-sungguh
dalam bekerja;
3. Melakukan pekerjaan
secara terukur;
4. Melaksanakan dan
menyelesaikan tugas
tepat waktu;
5. Menerima reward and
punishment sesuai
dengan ketentuan.
1. Melakukan pekerjaan
tanpa perencanaan
yang matang;
2. Melakukan pekerjaan
tidak sesuai dengan
tugas dan fungsi;
3. Malas dalam bekerja;
4. Melakukan pekerjaan
dengan hasil yang tidak
sesuai dengan standar.
28. INOVASI :
Menyempurnakan yang sudah ada dan mengkreasi hal
baru yang lebih baik
1. Selalu melakukan
penyempurnaan dan
perbaikan berkala dan
berkelanjutan;
2. Bersikap terbuka dalam
menerima ide-ide baru yang
konstruktif;
3. Meningkatkan kompetensi
dan kapasitas pribadi;
4. Berani mengambil
terobosan dan solusi dalam
memecahkan masalah;
5. Memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi
dalam bekerja secara efektif
dan efisien.
1. Merasa cepat puas
dengan hasil yang
dicapai;
2. Bersikap apatis
dalam merespons
kebutuhan
stakeholder dan user;
3. Malas belajar,
bertanya, dan
berdiskusi;
4. Bersikap tertutup
terhadap ide-ide
pengembangan.
29. TANGGUNG JAWAB :
BEKERJA SECARA TUNTAS DAN KONSEKUEN
1. Menyelesaikan pekerjaan
dengan baik dan tepat
waktu;
2. Berani mengakui
kesalahan, bersedia
menerima konsekuensi, dan
melakukan langkah-langkah
perbaikan;
3. Mengatasi masalah dengan
segera;
4. Komitmen dengan tugas
yang diberikan.
1. Lalai dalam melaksanakan
tugas;
2. Menunda-nunda dan/atau
menghindar dalam
melaksanakan tugas;
3. Selalu merasa benar dan
suka menyalahkan orang
lain;
4. Menolak resiko atas hasil
pekerjaan;
5. Memilih-milih pekerjaan
sesuai dengan keinginan
pribadi;
6. Menyalahgunakan
wewenang dan tanggung
jawab.
30. KETELADANAN:
MENJADI CONTOH YANG BAIK BAGI ORANG LAIN
1. Berakhlak terpuji;
2. Memberikan pelayanan
dengan sikap yang baik,
penuh keramahan, dan
adil;
3. Membimbing dan
memberikan arahan
kepada bawahan dan
teman sejawat;
4. Melakukan pekerjaan
yang baik dimulai dari
diri sendiri.
1. Berakhlak tercela;
2. Melayani dengan
seadanya dan sikap
setengah hati;
3. Memperlakukan orang
berbeda-beda secara
subjektif;
4. Melanggar peraturan
perundang-undangan;
5. Melakukan pembiaran
terhadap bentuk
pelanggaran.
31. FAKTOR PENGHAMBAT
• Rasa malu berbangsa dan bernegara Indonesia
• Ketidaktahuan akan nilai-nilai positif atau kekayaan
Negara Indonesia
• Merosotnya tingkat keamanan negara
• Ketidakpercayaan terhadap pemerintahan
• Ketiadaksahajaan para pemimpin
• Ketidaktegasan hukum yang berlaku
• Rasa ingin menang sendiri dan memojokkan golongan
lain
• Merosotnya nilai toleransi dan saling menghargai
32. 4 KELEMAHAN MENDASAR MENTAL
ORANG INDONESIA
(KOENTJARANINGRAT)
1. Sikap mental suka menerabas, yaitu ingin
secepatnya meraih keberhasilan tanpa melalui
kerja keras, langkah terabasan, antara
lain dalam bentuk pemberian suap, korupsi,
dan sejenisnya.
2. Sikap mental meremehkan mutu, bekerja tanpa
orientasi untuk menghasilkan kualitas produk
dan jasa terbaik. (Mis. Banyaknya orang
indonesia berobat ke Penang dan Singpura)
3. Sikap mental tidak disiplin, bekerja seenaknya
tidak bertanggung jawab
33. PERBUATAN NILAI
MELAKUKANNYA LAGI
KEBIASAAN
S I F A T
KARAKTER
Proses: Internalisasi,
Aktualisasi, jadi Karakter
Nilai
yang
DIYAKINI
Perilaku yang dilakukan
terus-menerus membentuk
kebiasaan (habit)
Kebiasaan yang sangat
menonjol, diulangi pada
berbagai kondisi dan situasi.
Sifat yang sangat
menonjol, melekat
pada diri (pola
pikir, pola rasa,
pola laku)