1. PERILAKU ORGANISASI
“Nilai, Sikap, dan Kepuasan Kerja”
RANCANGAN MAKALAH
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 5
1. Apolonius Halawa
2. Septiwan Gulo
3. Nofitasari Zebua
4. Neti Setiawati Hia
5. Yanalia Halawa
KELAS B
SEMESTER II
Dosen Pengampu
ASALI LASE, S.Pd., M.Pd
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (IKIP) GUNUNGSITOLI
FAKULTAS PROGRAM ILMU PENGETAHUAN SOSISAL (FPISPS)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
T. A. 2015/2016
2. 1
BAB I
PEMBAHASAN
A. NILAI
1. Pengertian Nilai
Setiap manusia tentu melakukan suatu aktivitas dan tindakan untuk mencapai
tujuan yang ia harapkan. Pada kenyataannya tidak sedikit orang yang melakukan
segala tindakan untuk mencapai tujuannya, baik itu berupa tindakan baik maupun
tindakan buruk. Yang terpenting ia mampu mencapai tujuan yang ia harapkan.
Dalam hal ini, perlu adanya suatu patokan atau tolak ukur untuk mengatur tindakan
manusia.
Namun, sebelum membahas terlalu jauh mengenai nilai-nilai yang ada di
masyarakat, organisasi maupun pendidikan terlebih dahulu harus memhami apa itu
nilai. Dengan begitu kedepannya kita dapat mengidentifikasi bentuk-bentuk dari
nilai.
Nilai adalah suatu bentuk penghargaan serta keadaan yang bermanfaat bagi
manusia sebagai penentu dan acuan dalam melakukan suatu tindakan. Nilai adalah
sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna bagi manusia.
Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berkaitan dengan nilai. Misalkan
kita mengatakan bahwa orang itu baik atau lukisan itu indah. Berarti kita melakukan
penilaian terhadap suatu objek. Baik dan indah adalah contoh nilai. Manusia
memberikan nilai pada sesuatu. Sesuatu itu dikatakan adil, baik, cantik, anggun, dan
sebagainya.
Beberapa pendapat tentang pengertian nilai dapat diuraikan sebagai berikut.
a. Menurut bambang daroeso, nilai adalah suatu kualitas atau pengahargaan
terhadap sesuatu, yang menjadi dasar penentu tingkah laku seseorang.
b. Menurut darji darmodiharjo adalah kualitas atau keadaan yang bermanfaat bagi
manusia baik lahir ataupun batin.
Sehingga nilai merupakan suatu bentuk penghargaan serta keadaan yang
bermanfaat bagi manusia sebagai penentu dan acuan dalam melakukan suatu
tindakan. Yang mana dengan adanya nilai maka seseorang dapat menentukan
bagaimana ia harus bertingkah laku agar tingkah lakunya tersebut tidak
menyimpang dari norma yang berlaku, karena di dalam nilai terdapat norma –
norma yang dijadikan suatu batasan tingkah laku seseorang.
Seuatu dianggap bernilai apabila sesuatu itu memilki sifat sebagai berikut.
3. 2
a. Menyenangkan
b. Berguna
c. Memuaskan
d. Menguntungkan
e. Menarik
f. Keyakinan
2. Ciri-Ciri Nilai
Untuk memahami dan mengetahui secara mendalam seperti apa nilai itu
maka dapat dilihat dari ciri-cirinya.
Ciri-ciri nilai Menurut bambang daroeso, nilai memiliki ciri sebagai berikut :
a. Suatu realitas yang abstrak (tidak dapat di tangkap melalui panca indra. Tetapi
ada).
Nilai itu ada atau riil dalam kehidupan manusia. Misalnya, manusia mengakui
adanya keindahan. Akan tetapi, keindahan sebagai nilai adalah abstrak (tidak
dapat diindra). Yang dapat diindra adalah objek yang memiliki nilai keindahan
itu. Misalnya, lukisan atau pemandangan.
b. Normatif (yang seharusnya, ideal, sebaiknya, diinginkan).
Nilai merupakan sesuatu yang diharapkan (das solen) oleh manusia. Nilai
merupakan sesuatu yang baik dicitakan manusia. Contohnya, semua manusia
mengharapkan keadilan. Keadilan sebagai nilai
c. Berfungsi sebagai daya dorong manusia (sebagai motivator).
Nilai menjadikan manusia terdrong untuk melakukan tindakan agar harapan
yang terwujud dalam kehidupannya. Nilai diharapkan manusia seagai
mendorong manusia berbuat. Misalnya, siswa berharap akan kepandaian. Maka
siswa melakukan berbagai kegiatan agar pandai. Kegiatan manusia pada
dasarnya digerakkan atau didorong oleh nilai.
3. Nilai Terhadap Organisasi
Nilai dalam organisasi merupakan dasar utama untuk pengambilan
keputusan dan tindakan lain, dan karena itu nilai sangat menentukan kerangka kerja
dasar untuk pengambilan visi dan misi organisasi dan perencanaan manajemen.
Bentuk-bentuk nilai yang ada di organisasi dan masyarakat, diantaranya :
4. 3
a. Penghargaan akan orang lain.
Organisasi merupakan kesatuan yang memungkinkan masyarakat
mencapai suatu tujuan yang tidak dapat dicapai individu secara perorangan.
Dalam organisasi tentu terdiri dari beberapa orang tang mana setiap orang
memiliki perbedaan pemikiran, perbedaan watak dan perbedaan sikap. Di sini
perlu dikembangkan suatu nilai guna menyesuaikan setiap perbedaan-
perbedaan yang di bawa oleh masing-masing individu. Sehingga perbedaan-
perbedaan yang ada dijadikan suatu konflik dan pertentangan, melainkan
sesuatu kekayaan yang patut untuk di hargai. Untuk itu dalm organisasi terdapat
nilai penghargaan akan orang lain yang tercermin dalam sikap toleransi.
Toleransi ini perlu sekali untuk dikembangkan dalam organisasi dengan tujuan
guna mengembangkan sikap saling menghargai terhadap perbedaan-perbedaan.
b. Percaya dan mendukung orang lain, dan individunya sendiri harus mampu
bertanggung jawab
Demi tercapainya tujuan bersama maka setiap anggota harus saling
bekerja sama dan saling membantu, jangan bersikap individualistis dan bersikap
apatis dengan lingkungannya. Setiap anggota wajib mengerjakan tugas-
tugasnya dengan baik, dan anggota lain berkewajiban membantu anggota
manapun yang mengalami kesulitan. Tindakan membantu ini merupakan salah
satu bentuk dukungan dan kepercayaan kepada orang lain, dan dalam
organisasi sikap ini sangat diperlukan, dengan begitu akan terbangun kerja sama
yang baik antar anggota. Di samping itu, anggota tersebut selalu berkewajiban
membantu, ia juga berkewajiban melaksanakan tugas-tugasnya dengan penuh
rasa tanggung jawab.
c. Pengamanan kekuasaan (mengurangi tekanan pada wewenang)
Setiap anggota organisasi tentu memiliki kekuasaan dan wewenang
masing-masing, tergantung dari tugas yang ia harus di emban. Namun dalam hal
ini hendaknya setiap anggota dibekali nilai pengamanan kekuasaan, dengan
begitu ia tidak akan menyalahgunakan kekuasaan dan wewenangnya untuk hal-
hal pribadinya sendiri. Ia tetap harus bertindak dalam koridor-koridor kekuasaan
dan wewenang yang layak ia memanfaatkan untuk melaksanakan tugas yang
menjadi kewajibannya.
d. Konfrontasi (masalah yang tidak disembunyikan)
Dalam hal ini kita berbicara mengenai keterbukaan, yang mana dalam
organisasi segala sesuatunya harus terbuka. Namun hal ini keterbukaan yang di
5. 4
maksud bukanlah keterbukaan dalam hal-hal diluar masalah organisasi,
melainkan segala sesuatu hal yang berkaitan dengan organisasi tersebut
hendaklah disampaikan secara terbuka dan etiap anggota berhak mengetahui
segala hal yang berkenaan dengan orgnisasi tersebut.
e. Pertisipasi (melibatkan orang-orang yang mempunyai potensi dalam proses
pengembangan organisasi)
Seperti yang sudah di paparkan sebelumnya, ahwa untuk mencapai
tujuan yang di harapkan butuh adanya kerjasama dan partisipasi dari semua
pihak yang terkait. Untuk itu dalam organisasi perlu dikembangkan nilai
partisipasi demi tercapainya tujuan organisasi.
B. SIKAP
1. Pengertian Sikap
Sikap merupakan bentuk perlakuan kita dan bagaimana cara kita beinteraksi
kepada orang lain, seperti tingkah laku, cara kita berjalan, berbicara dll. Apa yang
nampak pada kita adalah bentuk sikap kita. Sikap itu sendiri dapat dipelajari dan
diubah, karena sikap bukanlah sesuatu yang permanen. Terkadang seseorang
memiliki sikap yang lembut dan penyayang namun bisa jadi beberapa saat
kemudian orang tersebut menjadi keras dan tak terbantahkan. Bisa dikatakan juga,
sikap mirip dengan acting. Kita bisa saja bersikap baik, ketika kita menginginkan
seseorang untuk mengatakan kita baik. Begitu orang yang kita target untuk bilang
kita baik sudah pergi, kita sudah bisa kembali ke sikap asli kita.
Sikap lebih mudah diubah daripada sifat. Sifat adalah sesuatu yang menjadi
bawaan manusia ketika ia dilahirkan ke dunia tetapi biasanya sifat itu masih
mengalami ketidakstabilan ketika usia masih tergolong muda / belia (anak- anak),
karna anak- anak masih dalam tahap / proses pembelajaran mengenai segala
sesuatu hal, termasuk berbicara, menghafalkan sesuatu , dll. tetapi ketika orang
tersebut telah beranjak dewasa, sifat yang ada / telah melekat pada dirinya misalnya
penakut, akan sulit diubah. Sifat itu ada yang baik maupun buruk, keduanya
terbentuk oleh karena lingkungan sekitarnya atau kejadian yang menimpanya,
misalnya trauma akan sesuatu
Sikap lebih mudah diubah daripada sifat. Tapi tidak bisa dipungkiri juga jika
sikap merupakan output dari sifat seseorang. Namun selama seseorang mau
6. 5
melakukan instropeksi diri dan berusaha untuk mengubah sikap dan mengontrol
sifatnya maka hal ini tidak mustahil untuk terjadi.
Kedewasaan itu mempunyai ukuran tertertu. seperti : dapat membedakan
mana yang baik dan mana yang buruk, sudah bisa mempersiapkan hal-hal yang
akan terjadi dimasa yang akan datang. Yang paling penting bagi orang dewasa
adalah orang yang sadar kalau dirinya tidak lagi anak-anak yang selalu merengek,
mengeluh, tidak menerima kenyataan, dan lain-lain
Biasanya pengalaman menjadi hal penentu seseorang manjadi dewasa. dia
banyak belajar dari kesalahan yang sudah diperbuatnya, walaupun dia pernah
mendengar cerita, melihat pengalaman orang lain, tetapi tidak sebanding dengan
apa yang telah ia rasakan sendiri.
Orang yang memiliki kedewasaan memiliki kemampuan untuk menahan diri
dalam berkomentar. Orang yang memiliki kedewasaan dapat dilihat dari sikap dan
kemampuannya dalam mengendalikan lisannya, tidak seperti anak kecil yang selalu
memberi ocehan tentang apa yang ia lihat. Orang tua yang kurang dewasa mulutnya
sering berbunyi, semua hal dikomentari. Ketika dia melihat sesuatu langsung
dipastikan akan dikomentari. Dan umumnya, orang yang belum dewasa itu masih
memiliki rasa egois, keras kepala, pemarah dan emosi yang cukup tinggi.
C. KEPUASAN KERJA
1. Pengertian Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja merupakan sikap seseorang terhadap bagaimana ia
memandang pekerjaanya. Ada beberapa defenisi kepuasan kerja yang disampaikan
oleh beberapa tokoh diantaranya:
a. Blum andNaylor (1956), bahwa kepuasan kerja merupakan hasil akhir yang
kompleks dari berbagai macam sikap yang dimiliki seseorang karyawan terhadap
berbagai macam unsur dalam pekerjaan (orang-orang, peraturan, organisasi,
serta lingkungan).
b. Locke (Luthans, 2005) memberikan definisi komprehensif dari kepuasan kerja
yang meliputi reaksi atau kognitif, afektif, dan evaluatif dan menyatakan bahwa
kepuasan kerja adalah ”keadaan emosi yang senang atau emosi positif yang
berasal dari penilaian pekerjaan atau pengalaman kerja seseorang.” Kepuasan
kerja adalah hasil dari persepsi pegawai mengenai seberapa baik pekerjaan
mereka memberikan hal yang dinilai penting
7. 6
c. Menurut Malthis (2006) kepuasan kerja adalah keadaan emosi yang positif dari
mengevaluasi pengalaman kerja seseorang. Ketidakpuasan kerja muncul saat
harapan-harapan ini tidak terpenuhi. Kepuasan kerja mempunyai banyak
dimensi, secara umum adalah kepuasan dalam pekerjaan itu sendiri, gaji,
pengakuan, hubungan antara supervisor dengan tenaga kerja, dan kesempatan
untuk maju.
2. Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja
Menurut Luthans (2005), faktor-faktor utama yang mempengaruhi kepuasan
kerja seperti diuraikan berikut ini :
a. Pekerjaan itu sendiri, yaitu pekerjaan yang menarik dan menantang, pekerjaan
yang tidak membosankan, serta pekerjaan yang dapat memberikan status.
b. Upah/gaji, merupakan hal yang signifikan, namun merupakan factor yang
kompleks dan multidimensi dalam kepuasan kerja.
c. Promosi, kesempatan dipromosikan nampaknya memiliki pengaruh yang
beragam terhadap kepuasan kerja, karena promosi bisa dalam bentuk yang
berbedabeda dan bervariasi pula imbalannya.
d. Kelompok kerja, pada dasarnya, kelompok kerja akan berpengaruh pada
kepuasan kerja. Rekan kerja yang ramah dan kooperatif merupakan sumber
kepuasan kerja bagi pegawai individu.
e. Kondisi kerja/lingkungan kerja, Jika kondisi kerja bagus (lingkungan sekitar
bersih dan menarik) misalnya, maka pegawai akan lebih bersemangat
mengerjakan pekerjaan mereka, namun bila kondisi kerja rapuh (lingkungan
sekitar panas dan berisik) misalnya, pegawai akan lebih sulit menyelesaikan
pekerjaan mereka.
Selain beberapa faktor yang memperngaruhi kepuasan kerja, ada beberapa
faktor yang menjadi pendorong adanya kepuasan kerja, diantaranya:
1. Kerja yang secara mental menantang
Faktor ini memberi kesempatan untuk menggunakan keterampilan dan
kemampuan mereka dan menawarkan beragam tugas, kebebasan, dan umpan
balik mengenai betapa baik mereka bekerja
8. 7
2. Ganjaran yang pantas
Faktor ini selalu diinginkan oleh karyawan dalam sistem upah dan kebijakan
promosi yang dinilai adil, tidak meragukan dan segaris dengan pengharapan
mereka
3. Dampak Dari Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja dapat berdampak pada diri karyawan dan secara tidak
langsung dapat mempengaruhi produktivitas maupun kelangsungan organisasi.
Berikut beberapa dampak dari kepuasan kerja:
a. Performance (kinerja), kepuasan kerja dapat mempengaruhi kinerja dari sumber
daya manusia, bila kepuasan kerja tinggi maka kinerja para karyawan juga akan
tinggi begitu pula sebaliknya.
b. Turnover, kepuasan kerja mempunyai hubungan yang kuat dengan turnover, hal
ini dapat dilihat dengan banyaknya karyawan yang mengundurkan diri dari
pekerjaan.
c. Absenteism, sama seperti halnya turnover tetapi, dilihat dari sisi banyaknya
jumlah ketidakhadiran pekerja.
d. Union Activity (serikat pekerja), kepuasan kerja juga berpengaruh pada serikat
pekerja dan akan mempengaruhi aktivitas didalam kelompok. Serikat pekerja
hanya berlaku untuk karyawan yang bekerja secara tim.
e. Kepuasan dan Produktivitas, dengan tingkat kepuasan kerja yang terjamin maka
tingkat produktivitas dari seorang karyawan semakin bagus.
f. Kepuasan dan Kemangkiran, Kepuasan kerja dari suatu karyawan ditentukan
oleh tingkat kemangkiran.
Contoh : suatu perusahaan harus memberikan tunjangan cuti sakit kepada
karyawan yang sakit supaya karyawan tersebut seperti diperhatikan oleh
perusahaan tersebut
g. Kepuasan dan Tingkat keluar, kepuasan kerja sangat penting dalam
mempengaruhi karyawan yang buruk untuk keluar
4. Respons Karyawan/Anggota Dalam Mengungkapkan Ketidakpuasan
a. Exit, yaitu ketidakpuasan yang diungkapkan lewat perilaku yang diarahkan
untuk meninggalkan organisasi
9. 8
b. Suara (voice), yaitu Ketidakpuasan yang diungkapkan dengan usaha aktif dan
konstruktif untuk memperbaiki kondisi
c. Kesetiaan (loyalty), yaitu ketidakpuasan yang diungkapkan secara pasif
menunggu membaiknya kondisi
d. Pengabaian (neglect), yaitu Ketidakpuasan yang dinyatakan dengan
membiarkan kondisi memburuk
10. 9
BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
Nilai adalah sesuatu yg dianggap baik, indah, benar, ideal, luhur, berguna, yg
dicita-citakan, abstrak tapi diakui ada & diharapkan kenyataannya. Dalam pengertian
lain, Nilai yaitu Keyakinan mendasar yg menggambarkan pendirian individu bahwa
sesuatu hal/perilaku lebih baik/benar daripada hal/perilaku yg lain.
Sikap adalah pernyataan-pernyataan evaluatif-baik yang diinginkan atau yang
tidak diinginkan-mengenai objek, orang, atau peristiwa. Sikap mencerminkan
bagaimana seseorang merasakan sesuatu.
Kepuasan kerja merupakan sikap seseorang terhadap bagaimana ia
memandang pekerjaanya.
B. Saran
Karna Nilai, Sikap, dan Kepuasan Kerja saling berhubungan satu dengan
yang lain, maka ada baiknya dalam suatu organisasi kita mampu mengaplikasikan
semua potensi-potensi, dan keahlian yang kita miliki untuk mengembangkan
organisasi dimaksud, tetapi dengan tidak berolak belakang dari ke-3 aspek
pembahasan diatas.