SlideShare a Scribd company logo
R.A.K.E.L
Rantau Keloyang is my village
 Beranda
MENINGITIS SEROSA
Selasa, 24 Maret 2009 di 22.43 0 komentar
PENDAHULUAN
Penyakit infeksi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama di negara-
negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia. Infeksi adalah invasi dan multiplikasi
kuman (mikro-organisme) di dalam jaringan tubuh. Invasi atau penetrasi berarti penembusan.
Halangan besar bagi kuman untuk menembus tubuh dibentuk oleh epithelium permukaan
tubuh luar dan dalam, yang kita kenal sebagai kulit, konjungtiva, dan mukosa.
Penyakit-penyakit inflamasi pada sistem saraf pusat terutama adalah meningitis dan
ensefalitis, dapat bersifat primer atau hanya merupakan bagian dari penyakit sistemik.
Berbagai jenis mikroorganisme dapat menginvasi selaput otak dengan pola yang bervariasi
banyak atau sedikit dalam hal keakutan, intensitas, durasi, dan kekhususan. Gambaran klinis
utama yang timbul pada seorang pasien bergantung pada jenis mikroorganisme, jumlah,
keadaan umum dan daya tahan tubuh pasien, adanya infeksi ikutan, dan penatalaksaan klinis.
Meningitis adalah infeksi cairan otak disertai radang yang mengenai piameter, arakhnoid dan
dalam derajat yang lebih ringan mengenai jaringan otak dan medula spinalis yang superfisial.
Meningitis dibagi berdasarkan lapisan selaput otak yang mengalami radang :
Pakimeningitis : yang mengalami radang adalah durameter
Leptomeningitis : yang mengalami radang adalah arakhnoid dan piameter
Sedangkan berdasarkan penyebabnya :
Meningitis karena bakteri
Meningitis karena virus
Meningitis karena riketsia
Meningitis karena jamur
Meningitis karena cacing
Meningitis karena protozoa
Meningitis serosa disebut juga meningitis aseptik adalah sebuah penyakit yang ditandai oleh
sakit kepala, demam dan inflamasi pada selaput otak. Istilah meningitis aseptik mengacu pada
kasus dimana pasien dengan gejala meningitis tapi pertumbuhan bakteri pada kultur tidak
ditemukan. Banyak faktor yang berbeda yang dapat menyebabkan penyakit ini, seperti virus
atau mikobakterium.
ETIOLOGI
Bervariasi, Mikroorganisme yang bertanggung jawab adalah bakteri, protozoa, jamur,
ritketsia atau yang paling sering virus.
Kelompok virus yang paling sering adalah enterovirus (echo, coxsackie, polio), diikuti oleh
parotitis, herpes II, koriomeningitis limfositik dan adeno virus. Yang termasuk arbovirus
adalah virus yang ditransmisikan oleh kutu, meningoensefalitis musim semi.
PATOFISIOLOGI
Kuman dapat tumbuh dan berbiak tergantung pada kondisi ruang lingkupnya, kuman yang
sudah masuk dalam tubuh dapat berbiak subur atau tidak, proses multiplikasi ini tidak berlalu
tanpa pergulatan antara kuman dan unsur-unsur sel dan zat biokimiawi tubuh yang
dikerahkan untuk mempertahankan keutuhan tubuh. Aksi kuman dan reaksi tubuh setempat
menghasilkan runtuhan kuman dan unsur-unsur tubuh yang merupakan racun bagi tubuh.
Setelah kuman berhasil menerobos permukaan tubuh dalam dan luar, ia dapat tiba disusunan
saraf pusat melalui lintasan-lintasan berikut. Pada kuman yang bersarang di mastoid dapat
menjalar ke otak perkontinuitatum. Sutura memberikan kesempatan untuk invasi semacam
itu. Invasi hematogenik melalui arteria intraserebral merupakan penyebaran ke otak secara
langsung.
Penyebaran hematogen tak langsung dapat juga dijumpai, misalnya arteri meningeal yang
terkena radang dahulu. Dari arteri ini kuman dapat tiba di likuor dan invasi kedalam otak
melalui penerobosan dari piamater. Akhirnya, saraf – saraf tepi dapat digunakan juga sebagai
jembatan bagi kuman untuk tiba disusunan saraf pusat.
Faktor predisposisi infeksi susunan saraf pusat. Daya pertahanan susunan saraf pusat untuk
menangkis infeksi mencakup kesehatan umum yang sempurna, struktur sawar darah otak
yang utuh dan efektif, aliran darah ke otak yang adekuat, sistem imunologik, hormonal dan
seluler yang berfungsi sempurna.
Meningitis viral dan meningitis tuberkulosa merupakan bagian meningitis serosa. Meningitis
tuberkulosa adalah komplikasi sistemik dari tuberkulosis dan merupakan hasil penyebaran
secara hematogen ke piamater atau arakhnoid. Ada respon seluler dengan adanya limfosit, sel
plasma, histosit, dalam waktu yang singkat terjadi perubahan giant sel dan tipe
granulomatous. Tuberculoma bisanya berada pada hemisfer, serebellum atau serabut spinal.
Sarang infeksi tuberkulosis di luar susunan saraf, pada umumnya di paru-paru, melepaskan
mikrobakterium tuberkulosis. Melalui lintasan hematogen ia tiba dikorteks serebri, dan
akhirnya ia mati di situ atau berbiak dan membentuk eksudat kaseosa. Leptomeninges yang
menutupi sarang infeksi di korteks dapat ikut terkena dan menimbulkan meningitis
sirkumskripta. Tetapi eksudat kaseosa dapat meletus dan masuk serta membawa kuman
tuberkulosis ke dalam ruangan subaraknoidal.
Meningitis viral yang benigne tidak melibatkan jaringan otak pada proses radangnya, gejala-
gejalanya dapat sedemikian ringannya sehingga diagnosis meningitis luput dibuat. Tetapi
pada pungsi lumbal ditemukan pleiositosis limfositer. Jika gejala-gejalanya agak berat, maka
gejala yang paling menggangu ialah sakit kepala dan nyeri kuduk. Virus yang biasanya
bertanggung jawab atas terjadinya infeksi di susunan saraf pusat tergolong pada keluarga
enterovirus. Mereka melakukan invasi dan penetrasi melalui usus dan ditemukan dalam feses
dan sekresi nasofaring. Selanjutnya pada mula timbulnya cairan serebrospinal sudah
mengandung virus. Penularan dapat terjadi melalui lintasan oral-fekal atau melalui droplet
spray.
GEJALA KLINIS
Gejala dan tanda meningitis serosa :
1. Nyeri kepala selalu ada, kadang-kadang sangat hebat dan difus.
2. Nyeri punggung seringkali ada
3. Temperatur biasanya tidak begitu meningkat seperti pada meningitis purulenta.
4. Sensitif terhadap cahaya ( fotopobia )
5. Malaise umum, gelisah, atau tidak enak badan
6. Nausea dan vomitus
7. Mengantuk dan pusing
8. Kadang-kadang terdapat bangkitan epileptik
9. Meningismus ( laseque dan kaku kuduk hampir selalu ada )
10. Organ-organ lain sering kena mis: paru-paru pada meningitis tuberkulosa
11. Umumnya terdapat tanda-tanda gangguan saraf kranial dan cabang-cabangnya
DIAGNOSIS
Pada anamnesis yang ditanyakan adalah ada tidaknya gejala prodromal berupa nyeri kepala,
anoreksia, mual/muntah, demam subfebris, disertai dengan perubahan tingkah laku dan
penurunan kesadaran, onset sub akut, riwayat penderita TB atau adanya fokus infeksi sangat
mendukung. ( 10 )
Pemeriksaan fisis yang dilakukan untuk menegakkan diagnosis meningitis serosa adalah :
1. Pemeriksaan rangsang meningeal dengan pemeriksaan kaku kuduk. Biasanya pada pasien
meningitis terdapat kaku kuduk yang positif
2. Pemeriksaan nervi craniales yaitu N III, N IV, N VI, N VII, N VIII, biasanya kelumpuhan
saraf otak dapat sering dijumpai
Pemeriksaan penunjang :
1. Pemeriksaan laboratorium : darah rutin, kimia dan elektrolit
2. Pemeriksaan radiologik : foto polos paru, dan Ct-Scan kepala sebelum dilakukan lumbal
pungsi bila dijumpai peninggian tekanan intrakranial.
Pungsi lumbal penting untuk menegakkan diagnosis dan untuk membedakannya dari
meningitis purulenta. Hasilnya memperlihatkan hitung sel yang kurang dari 100-1000 sel/ml.
Lebih dari 1000 sel umumnya ditemukan pada koriomeningitis limfositik, parotitis dan
infeksi echo 9. Pada hari pertama sampai 50% sel PMN dapat ditemukan, setelah itu unsur
mononuclear dan limfositik yang dominan. Kadar protein agak meningkat pada kebanyakan
kasus, glukosa pada meningitis viral adalah normal. Jika glukosa berkurang, infeksi bakteri
spesifik (tuberkulosis) atau jamur harus dicurigai. Pemeriksaan sediaan langsung pada
meningitis viral tidak ditemukan mikroorganisme, sedangkan jamur dan bakteri dapat
diidentifikasi dengan memakai pewarnaan khusus. Pemeriksaan berupa kultur dan tes
serologis terutama penting pada kelompok penyakit ini untuk mengidentifikasi
mikroorganisme penyebabnya.
Meningitis tuberkulosa
Anamnesis diarahkan pada riwayat kontak dengan pasien penderita tuberkulosa, keadaan
sosio-ekonomi, imunisasi dan sebagainya. Sementara itu gejala-gejala yang khas untuk
meningitis tuberkulosa ditandai dengan tekanan intrakranial meninggi, muntah yang hebat,
nyeri kepala yang progresif dan pada bayi terdapat fotanela yang menonjol.
Meningitis tuberkulosa sudah jarang ditemukan dan sekarang sudah dapat diobati. Tetapi,
prognosisnya buruk jika pengobatannya terlambat. Oleh karena itu, penyakit ini harus
dicurigai pada pasien – pasien :
1. Dengan gambaran klinis meningitis yang timbul dalam waktu beberapa minggu.
2. Dengan hitung sel limfosit kurang dari 300 sel disertai kadar glukosa yang menurun
3. Dengan kelumpuhan saraf kranialis bagian bawah.
4. Dengan riwayat sebelumnya atau bukti klinis tuberkulosis paru atau organ lainnya.
5. Dengan adanya tuberculosis dalam masyarakat pasien.
Untuk menghindari kesalahan diagnosis dari meningitis tuberculosa maka harus diperhatikan
cairan serebrospinal, adanya limfositosis dan hipoglicorrhachia pada susunan saraf pusat
terdapat kira-kira 1 % pada diagnosis awal kasus tuberkulosa. Keadaan ini menjadi prioritas
untuk dilaksanakan pencegahan dan terapi. Diagnosis defenitif meningitis tuberkulosa
tergantung pada identifikasi mikobakterium tuberkulosa pada cairan serebrospinalis.
Diagnosis yang cepat sangat bergantung atas tiga sumber informasi yaitu :
1. Data epidemiologi mengenai keaktifan atau ketidakaktifan tuberkulosis pada sebuah
keluarga
2. Tanda/ gejala klinik atau diagnosis tuberkulosis di luar dari susunan saraf pusat.
3. Karakteristik perubahan cairan serebrospinal yang terdiri dari limfositosis sedang ( <>
Meningitis viral
Pada pemeriksan laboratorium didapatkan jumlah sel darah putih biasanya normal atau
sedikit meningkat. Cairan serebrospinal biasanya normal atau sedikit meningkat. Cairan
serebrospinal biasanya berisi pleocytosis antara 20 – 1000 WB/ mm3, limfosit yang lebih
dominan. Glukosa CSF biasanya normal tetapi kadang-kadang pasien dengan meningitis akut
mumps, varicella zoster, herpes simplex tipe 2, limfosit choriomeningitis terjadi sedikit
penurunan kadar glukosa CSF. Kadar protein CSF dapat normal atau sedikit meningkat.
Antigen bakteri dan jamur tidak terdeteksi di CSF dan pada pewarnaan dan kultur tidak
ditemukan bakteri maupun jamur. Pada EEG dan CT-Scan otak nampak normal.
DIAGNOSIS BANDING
1. Meningitis purulenta
2. Meningoensefalitis
PENATALAKSANAAN
Meningitis tuberkulosa
1. umum
2. Terapi kausal : kombinasi anti tuberkulosa
- obat-obat lini pertama : terapi obat lini pertama untuk meningitis tuberkulosa terdiri atas dua
macam obat, isoniazid (INH) dan rifampisin. Isoniazid diberikan dengan dosis 10 -20
mg/KgBB/hari dengan dosis maksimal 300 m/hari untuk anak-anak dan 600 mg/ hari untuk
dewasa.
- Obat-obat lini kedua : terdapat tiga obat antituberkulosa lini kedua untuk meningitis
tuberkulosa yang digunakan sebagai tambahan ataupun pengganti INH dan rifampisin.
Ethambutol, pyrazinamid dan ethionamid sangat efektif penetrasinya ke dalam cairan
serebrospinal untuk menghilangkan inflamasi.
- Obat-obat lini ketiga : lima obat yang paling sering digunakan adalah aminoglikosida pada
terapi tuberkulosis adalah golongan aminoglikosida yaitu streptomisin, capreomisin,
kanamisin, viomisin dan amikatin. Kesemuanya adalah antibiotik polipeptida dan kesemunya
berpotensi menimbulkan nefrotoksik dan ototoksik. Kelima obat tersebut penetrasinya sangat
jelek kedalam otak atau cairan serebrospinal.
3. Kortikosteroid
Pada meningitis viral tidak ada pengobatan spesifik. Pada kebanyakan kasus pengobatan yang
diberikan bersifat simtomatik. Analgetik dibutuhkan untuk keluhan sakit kepala dan
antiemetik untuk mual dan muntah. Perawatan rumah sakit jarang dibutuhkan kecuali ketika
muntahnya mengakibatkan dehidrasi. Pada pasien dengan herpes simpleks meningitis viral
dilakukan terapi simptomatik, dan pada beberapa kasus pengobatannya dapat
dipertimbangkan pemberian acyclovir. Acyclovir 30 mg/kg yang dibagi dalam 3 kali per hari
dan harus diberikan lebih awal untuk mendapatkan hasil yang maksimal
KOMPLIKASI
1. Hidrosefalus
2. Kelumpuhan saraf kranial
3. Epilepsi
4. Iskemi dan infark pada otak
PROGNOSIS
Meningitis aseptik adalah penyakit yang tidak berbahaya dan pada umumya pasien sembuh
sempurna setelah 4 sampai 5 hari setelah munculnya gejala. Pada meningitis tuberkulosa
faktor prognosis yang paling penting adalah panjangnya waktu antara permulaan gejala
dengan permulaan pengobatan anti tuberkulosa, sembuhnya lambat dan umumnya
meninggalkan sekuele neurologis
KESIMPULAN
Meningitis serosa disebut juga meningitis aseptik adalah sebuah penyakit yang ditandai oleh
sakit kepala, demam dan inflamasi pada selaput otak. Etiologi bervariasi, mikroorganisme
yang bertanggung jawab adalah bakteri, protozoa, jamur, ritketsia atau yang paling sering
virus
Gejala dan tanda meningitis serosa :
1. Nyeri kepala selalu ada, kadang-kadang sangat hebat dan difus.
2. Nyeri punggung seringkali ada
3. Temperatur biasanya tidak begitu meningkat seperti pada meningitis purulenta.
4. Sensitif terhadap cahaya ( fotopobia )
5. Malaise umum, gelisah, atau tidak enak badan
6. Nausea dan vomitus
7. Mengantuk dan pusing
8. Kadang-kadang terdapat bangkitan epileptik
9. Meningismus ( laseque dan kaku kuduk hampir selalu ada )
10. Organ-organ lain sering kena mis: paru-paru pada meningitis tuberkulosa
11. Umumnya terdapat tanda-tanda gangguan saraf kranial dan cabang-cabangnya
Pada pemeriksaan lumbal pungsi hasilnya memperlihatkan hitung sel yang kurang dari 100-
1000 sel/ml. Pemeriksaan sediaan langsung pada meningitis viral tidak ditemukan
mikroorganisme, sedangkan jamur dan bakteri dapat diidentifikasi dengan memakai
pewarnaan khusus. Pemeriksaan berupa kultur dan tes serologis terutama penting pada
kelompok penyakit ini untuk mengidentifikasi mikroorganisme penyebabnya.Pengobatan
disesuaikan dengan penyebab dari meningitis tersebut apakah oleh karena virus maka
diberikan antivirus atau karena tuberkulosa maka diberikan antituberkulosa.
Name
Author description. Search this text in your template code and replace it.
Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook
Diposkan oleh Zi
Reaksi:
0 komentar:
Poskan Komentar
Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Translate
Powered by Translate
Blog archive
 ► 2012 (2)
 ▼ 2009 (5)
o ► April (1)
o ▼ Maret (4)
 Kegawatdaruratan Pada Kulit
 PALATOSCHISIS
 MENINGITIS SEROSA
 Syndrome Stephen Jhonson
Total Pageviews
62,748
Pengikut
About Me
Zi
Lihat profil lengkapku
Just Another Blog from Author
 Join My Wordpress
©Copyright 2011 R.A.K.E.L | TNB

More Related Content

What's hot

Asuhan Keperawatan Meningitis
Asuhan Keperawatan MeningitisAsuhan Keperawatan Meningitis
Asuhan Keperawatan Meningitis
Fransiska Oktafiani
 
Meningitis
Meningitis Meningitis
Meningitis
Rahma Setya
 
Infeksi cns (central nervous system)
Infeksi cns (central nervous system)Infeksi cns (central nervous system)
Infeksi cns (central nervous system)
Yulia mar'atuzzakiyah
 
Referat Meningitis
Referat MeningitisReferat Meningitis
Referat Meningitis
Syscha Lumempouw
 
Referat Meningitis Word
Referat Meningitis WordReferat Meningitis Word
Referat Meningitis Word
Syscha Lumempouw
 
Makalahku.shinta
Makalahku.shintaMakalahku.shinta
Makalahku.shinta
Shinta Maharani
 
Meningitis
MeningitisMeningitis
Meningitis
rizqiciplie
 
Copy of pp kelompok viii bu dewi
Copy of pp kelompok viii bu dewiCopy of pp kelompok viii bu dewi
Copy of pp kelompok viii bu dewi
dedywijaya22
 
infeksi sistem saraf pusat
infeksi sistem saraf pusatinfeksi sistem saraf pusat
infeksi sistem saraf pusatElissa Lisencia
 
81071297 limfadenitis-tuberkulosis
81071297 limfadenitis-tuberkulosis81071297 limfadenitis-tuberkulosis
81071297 limfadenitis-tuberkulosis
beusav
 
48401693 tb-tulang-dan-sendi
48401693 tb-tulang-dan-sendi48401693 tb-tulang-dan-sendi
48401693 tb-tulang-dan-sendi
khriesna
 
Ensefalitis tb
Ensefalitis tbEnsefalitis tb
Ensefalitis tb
selfance102012423
 
Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem persyarafan meningitis ...
Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem persyarafan meningitis ...Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem persyarafan meningitis ...
Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem persyarafan meningitis ...Operator Warnet Vast Raha
 
Intan shahifa akbid paramata muna
Intan shahifa akbid paramata muna Intan shahifa akbid paramata muna
Intan shahifa akbid paramata muna
Operator Warnet Vast Raha
 
Meningitis
Meningitis Meningitis
Meningitis
Ade Wijaya
 
Meningitis
Meningitis Meningitis
Meningitis
DwiKartikaRukmi
 

What's hot (19)

Asuhan Keperawatan Meningitis
Asuhan Keperawatan MeningitisAsuhan Keperawatan Meningitis
Asuhan Keperawatan Meningitis
 
Meningitis
Meningitis Meningitis
Meningitis
 
Infeksi cns (central nervous system)
Infeksi cns (central nervous system)Infeksi cns (central nervous system)
Infeksi cns (central nervous system)
 
Referat Meningitis
Referat MeningitisReferat Meningitis
Referat Meningitis
 
Referat Meningitis Word
Referat Meningitis WordReferat Meningitis Word
Referat Meningitis Word
 
Makalahku.shinta
Makalahku.shintaMakalahku.shinta
Makalahku.shinta
 
Meningitis
MeningitisMeningitis
Meningitis
 
Makalah meningitis anti AKPER PEMKAB MUNA
Makalah meningitis anti AKPER PEMKAB MUNAMakalah meningitis anti AKPER PEMKAB MUNA
Makalah meningitis anti AKPER PEMKAB MUNA
 
Presentase influenza Akper pemkab muna
Presentase influenza Akper pemkab munaPresentase influenza Akper pemkab muna
Presentase influenza Akper pemkab muna
 
Copy of pp kelompok viii bu dewi
Copy of pp kelompok viii bu dewiCopy of pp kelompok viii bu dewi
Copy of pp kelompok viii bu dewi
 
infeksi sistem saraf pusat
infeksi sistem saraf pusatinfeksi sistem saraf pusat
infeksi sistem saraf pusat
 
81071297 limfadenitis-tuberkulosis
81071297 limfadenitis-tuberkulosis81071297 limfadenitis-tuberkulosis
81071297 limfadenitis-tuberkulosis
 
Refrat tb
Refrat tbRefrat tb
Refrat tb
 
48401693 tb-tulang-dan-sendi
48401693 tb-tulang-dan-sendi48401693 tb-tulang-dan-sendi
48401693 tb-tulang-dan-sendi
 
Ensefalitis tb
Ensefalitis tbEnsefalitis tb
Ensefalitis tb
 
Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem persyarafan meningitis ...
Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem persyarafan meningitis ...Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem persyarafan meningitis ...
Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem persyarafan meningitis ...
 
Intan shahifa akbid paramata muna
Intan shahifa akbid paramata muna Intan shahifa akbid paramata muna
Intan shahifa akbid paramata muna
 
Meningitis
Meningitis Meningitis
Meningitis
 
Meningitis
Meningitis Meningitis
Meningitis
 

Viewers also liked

Vinod_Autonomous_car_ppts
Vinod_Autonomous_car_pptsVinod_Autonomous_car_ppts
Vinod_Autonomous_car_ppts
vinumukkati
 
SynaptoGenesis - IAC 2015 CONFERENCE - WS
SynaptoGenesis - IAC 2015 CONFERENCE - WSSynaptoGenesis - IAC 2015 CONFERENCE - WS
SynaptoGenesis - IAC 2015 CONFERENCE - WSonellialessandro
 
Microsoft BY AMJAD
Microsoft BY AMJADMicrosoft BY AMJAD
Microsoft BY AMJAD
Muhammad Amjad Rana
 
Ten slide tips
Ten slide tips Ten slide tips
Ten slide tips
sdrozda
 
Big data
Big dataBig data
SynaptoGenesis - IAC 2015 CONFERENCE - RT
SynaptoGenesis - IAC 2015 CONFERENCE - RTSynaptoGenesis - IAC 2015 CONFERENCE - RT
SynaptoGenesis - IAC 2015 CONFERENCE - RTonellialessandro
 
OSI Model By Amjad, Rimsha Safi Ullah And Iqra
OSI Model By Amjad, Rimsha Safi Ullah And IqraOSI Model By Amjad, Rimsha Safi Ullah And Iqra
OSI Model By Amjad, Rimsha Safi Ullah And Iqra
Muhammad Amjad Rana
 
SynaptoGenesis - Organizzazioni 1.0
SynaptoGenesis - Organizzazioni 1.0SynaptoGenesis - Organizzazioni 1.0
SynaptoGenesis - Organizzazioni 1.0onellialessandro
 
SocialEoiie: comunicazione e comunità di una destinazione.
SocialEoiie: comunicazione e comunità di una destinazione.SocialEoiie: comunicazione e comunità di una destinazione.
SocialEoiie: comunicazione e comunità di una destinazione.
Gianfranco Taranto
 
Agile software development
Agile software developmentAgile software development
Agile software development
Muhammad Amjad Rana
 
Greedy Algorihm
Greedy AlgorihmGreedy Algorihm
Greedy Algorihm
Muhammad Amjad Rana
 
Content-centric architectures - case study : Apache Sling
Content-centric architectures - case study : Apache SlingContent-centric architectures - case study : Apache Sling
Content-centric architectures - case study : Apache Sling
Fabrice Hong
 
IEEE Code Of Conduct/Ethics
IEEE Code Of Conduct/EthicsIEEE Code Of Conduct/Ethics
IEEE Code Of Conduct/Ethics
Muhammad Amjad Rana
 
Adrenal Gland Tumours and their Management
Adrenal Gland Tumours and their ManagementAdrenal Gland Tumours and their Management
Adrenal Gland Tumours and their Management
Faisal Zia
 
Constitution Of 1973
Constitution Of 1973Constitution Of 1973
Constitution Of 1973
Muhammad Amjad Rana
 

Viewers also liked (15)

Vinod_Autonomous_car_ppts
Vinod_Autonomous_car_pptsVinod_Autonomous_car_ppts
Vinod_Autonomous_car_ppts
 
SynaptoGenesis - IAC 2015 CONFERENCE - WS
SynaptoGenesis - IAC 2015 CONFERENCE - WSSynaptoGenesis - IAC 2015 CONFERENCE - WS
SynaptoGenesis - IAC 2015 CONFERENCE - WS
 
Microsoft BY AMJAD
Microsoft BY AMJADMicrosoft BY AMJAD
Microsoft BY AMJAD
 
Ten slide tips
Ten slide tips Ten slide tips
Ten slide tips
 
Big data
Big dataBig data
Big data
 
SynaptoGenesis - IAC 2015 CONFERENCE - RT
SynaptoGenesis - IAC 2015 CONFERENCE - RTSynaptoGenesis - IAC 2015 CONFERENCE - RT
SynaptoGenesis - IAC 2015 CONFERENCE - RT
 
OSI Model By Amjad, Rimsha Safi Ullah And Iqra
OSI Model By Amjad, Rimsha Safi Ullah And IqraOSI Model By Amjad, Rimsha Safi Ullah And Iqra
OSI Model By Amjad, Rimsha Safi Ullah And Iqra
 
SynaptoGenesis - Organizzazioni 1.0
SynaptoGenesis - Organizzazioni 1.0SynaptoGenesis - Organizzazioni 1.0
SynaptoGenesis - Organizzazioni 1.0
 
SocialEoiie: comunicazione e comunità di una destinazione.
SocialEoiie: comunicazione e comunità di una destinazione.SocialEoiie: comunicazione e comunità di una destinazione.
SocialEoiie: comunicazione e comunità di una destinazione.
 
Agile software development
Agile software developmentAgile software development
Agile software development
 
Greedy Algorihm
Greedy AlgorihmGreedy Algorihm
Greedy Algorihm
 
Content-centric architectures - case study : Apache Sling
Content-centric architectures - case study : Apache SlingContent-centric architectures - case study : Apache Sling
Content-centric architectures - case study : Apache Sling
 
IEEE Code Of Conduct/Ethics
IEEE Code Of Conduct/EthicsIEEE Code Of Conduct/Ethics
IEEE Code Of Conduct/Ethics
 
Adrenal Gland Tumours and their Management
Adrenal Gland Tumours and their ManagementAdrenal Gland Tumours and their Management
Adrenal Gland Tumours and their Management
 
Constitution Of 1973
Constitution Of 1973Constitution Of 1973
Constitution Of 1973
 

Similar to Ililllllllmenserrrrrr

Makalah meningitis anti
Makalah meningitis antiMakalah meningitis anti
Makalah meningitis anti
Septian Muna Barakati
 
Infeksi cns (central nervous system)
Infeksi cns (central nervous system)Infeksi cns (central nervous system)
Infeksi cns (central nervous system)
Yulia mar'atuzzakiyah
 
Meningitis_Rezal.pptx
Meningitis_Rezal.pptxMeningitis_Rezal.pptx
Meningitis_Rezal.pptx
Rezal7
 
PPT TUGAS 1 KEL 5.pptx
PPT TUGAS 1 KEL 5.pptxPPT TUGAS 1 KEL 5.pptx
PPT TUGAS 1 KEL 5.pptx
Rezal7
 
Asparina_18162004_(Meningitis).pptx
Asparina_18162004_(Meningitis).pptxAsparina_18162004_(Meningitis).pptx
Asparina_18162004_(Meningitis).pptx
Rinahussein1
 
Bedah iskandar japardi46
Bedah iskandar japardi46Bedah iskandar japardi46
Bedah iskandar japardi46
Luhu Tapiheru
 
PPT Patofisiologi_Meningitis_Fatia_1A.pptx
PPT Patofisiologi_Meningitis_Fatia_1A.pptxPPT Patofisiologi_Meningitis_Fatia_1A.pptx
PPT Patofisiologi_Meningitis_Fatia_1A.pptx
fatialuthfiyyah12
 
Sindrom Guillain Bare
Sindrom Guillain BareSindrom Guillain Bare
Sindrom Guillain Bare
Phil Adit R
 
Kb 1 askeb neonatus dengan imunisasi
Kb 1 askeb neonatus dengan imunisasiKb 1 askeb neonatus dengan imunisasi
Kb 1 askeb neonatus dengan imunisasi
pjj_kemenkes
 
Ppt myelin
Ppt myelinPpt myelin
Ppt myelin
gilang1519
 
Asuhan Keperawatan Imunodefisiensi
Asuhan Keperawatan ImunodefisiensiAsuhan Keperawatan Imunodefisiensi
Asuhan Keperawatan Imunodefisiensi
Fransiska Oktafiani
 
TB Ekstrapulmonal pada manusia pttttssssssss
TB Ekstrapulmonal pada manusia pttttssssssssTB Ekstrapulmonal pada manusia pttttssssssss
TB Ekstrapulmonal pada manusia pttttssssssss
Novtapabalik
 
Diagnosa gangguan kesadaran
Diagnosa gangguan kesadaranDiagnosa gangguan kesadaran
Diagnosa gangguan kesadaran
Ahmad Putra Sibodak
 
Case report session difteri
Case report session   difteriCase report session   difteri
Case report session difteri
Angga Putra Perdana
 
Toxoplasma npm 19 20
Toxoplasma npm 19 20Toxoplasma npm 19 20
Toxoplasma npm 19 20
Martinoloth
 
Toxoplasma
ToxoplasmaToxoplasma
Toxoplasma
Martinoloth
 
Makalah tuberculosis
Makalah tuberculosisMakalah tuberculosis
Makalah tuberculosis
Septian Muna Barakati
 
CATEDRA DE NEUROLOGIA ppt_meningitis.pdf
CATEDRA DE NEUROLOGIA ppt_meningitis.pdfCATEDRA DE NEUROLOGIA ppt_meningitis.pdf
CATEDRA DE NEUROLOGIA ppt_meningitis.pdf
NATHALYMERA11
 
Askep tumor otak
Askep tumor otakAskep tumor otak
Askep tumor otak
Yusrin Dokerzz
 

Similar to Ililllllllmenserrrrrr (20)

Makalah meningitis anti
Makalah meningitis antiMakalah meningitis anti
Makalah meningitis anti
 
Infeksi cns (central nervous system)
Infeksi cns (central nervous system)Infeksi cns (central nervous system)
Infeksi cns (central nervous system)
 
Meningitis_Rezal.pptx
Meningitis_Rezal.pptxMeningitis_Rezal.pptx
Meningitis_Rezal.pptx
 
PPT TUGAS 1 KEL 5.pptx
PPT TUGAS 1 KEL 5.pptxPPT TUGAS 1 KEL 5.pptx
PPT TUGAS 1 KEL 5.pptx
 
Asparina_18162004_(Meningitis).pptx
Asparina_18162004_(Meningitis).pptxAsparina_18162004_(Meningitis).pptx
Asparina_18162004_(Meningitis).pptx
 
Bedah iskandar japardi46
Bedah iskandar japardi46Bedah iskandar japardi46
Bedah iskandar japardi46
 
PPT Patofisiologi_Meningitis_Fatia_1A.pptx
PPT Patofisiologi_Meningitis_Fatia_1A.pptxPPT Patofisiologi_Meningitis_Fatia_1A.pptx
PPT Patofisiologi_Meningitis_Fatia_1A.pptx
 
Sindrom Guillain Bare
Sindrom Guillain BareSindrom Guillain Bare
Sindrom Guillain Bare
 
Kb 1 askeb neonatus dengan imunisasi
Kb 1 askeb neonatus dengan imunisasiKb 1 askeb neonatus dengan imunisasi
Kb 1 askeb neonatus dengan imunisasi
 
Ppt myelin
Ppt myelinPpt myelin
Ppt myelin
 
Asuhan Keperawatan Imunodefisiensi
Asuhan Keperawatan ImunodefisiensiAsuhan Keperawatan Imunodefisiensi
Asuhan Keperawatan Imunodefisiensi
 
TB Ekstrapulmonal pada manusia pttttssssssss
TB Ekstrapulmonal pada manusia pttttssssssssTB Ekstrapulmonal pada manusia pttttssssssss
TB Ekstrapulmonal pada manusia pttttssssssss
 
Diagnosa gangguan kesadaran
Diagnosa gangguan kesadaranDiagnosa gangguan kesadaran
Diagnosa gangguan kesadaran
 
Case report session difteri
Case report session   difteriCase report session   difteri
Case report session difteri
 
Toxoplasma npm 19 20
Toxoplasma npm 19 20Toxoplasma npm 19 20
Toxoplasma npm 19 20
 
Toxoplasma
ToxoplasmaToxoplasma
Toxoplasma
 
Makalah tuberculosis
Makalah tuberculosisMakalah tuberculosis
Makalah tuberculosis
 
Makalah tuberculosis
Makalah tuberculosisMakalah tuberculosis
Makalah tuberculosis
 
CATEDRA DE NEUROLOGIA ppt_meningitis.pdf
CATEDRA DE NEUROLOGIA ppt_meningitis.pdfCATEDRA DE NEUROLOGIA ppt_meningitis.pdf
CATEDRA DE NEUROLOGIA ppt_meningitis.pdf
 
Askep tumor otak
Askep tumor otakAskep tumor otak
Askep tumor otak
 

Ililllllllmenserrrrrr

  • 1. R.A.K.E.L Rantau Keloyang is my village  Beranda MENINGITIS SEROSA Selasa, 24 Maret 2009 di 22.43 0 komentar PENDAHULUAN Penyakit infeksi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama di negara- negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia. Infeksi adalah invasi dan multiplikasi kuman (mikro-organisme) di dalam jaringan tubuh. Invasi atau penetrasi berarti penembusan. Halangan besar bagi kuman untuk menembus tubuh dibentuk oleh epithelium permukaan tubuh luar dan dalam, yang kita kenal sebagai kulit, konjungtiva, dan mukosa. Penyakit-penyakit inflamasi pada sistem saraf pusat terutama adalah meningitis dan ensefalitis, dapat bersifat primer atau hanya merupakan bagian dari penyakit sistemik. Berbagai jenis mikroorganisme dapat menginvasi selaput otak dengan pola yang bervariasi banyak atau sedikit dalam hal keakutan, intensitas, durasi, dan kekhususan. Gambaran klinis utama yang timbul pada seorang pasien bergantung pada jenis mikroorganisme, jumlah, keadaan umum dan daya tahan tubuh pasien, adanya infeksi ikutan, dan penatalaksaan klinis. Meningitis adalah infeksi cairan otak disertai radang yang mengenai piameter, arakhnoid dan dalam derajat yang lebih ringan mengenai jaringan otak dan medula spinalis yang superfisial. Meningitis dibagi berdasarkan lapisan selaput otak yang mengalami radang : Pakimeningitis : yang mengalami radang adalah durameter Leptomeningitis : yang mengalami radang adalah arakhnoid dan piameter Sedangkan berdasarkan penyebabnya : Meningitis karena bakteri Meningitis karena virus Meningitis karena riketsia Meningitis karena jamur Meningitis karena cacing Meningitis karena protozoa Meningitis serosa disebut juga meningitis aseptik adalah sebuah penyakit yang ditandai oleh sakit kepala, demam dan inflamasi pada selaput otak. Istilah meningitis aseptik mengacu pada kasus dimana pasien dengan gejala meningitis tapi pertumbuhan bakteri pada kultur tidak ditemukan. Banyak faktor yang berbeda yang dapat menyebabkan penyakit ini, seperti virus atau mikobakterium.
  • 2. ETIOLOGI Bervariasi, Mikroorganisme yang bertanggung jawab adalah bakteri, protozoa, jamur, ritketsia atau yang paling sering virus. Kelompok virus yang paling sering adalah enterovirus (echo, coxsackie, polio), diikuti oleh parotitis, herpes II, koriomeningitis limfositik dan adeno virus. Yang termasuk arbovirus adalah virus yang ditransmisikan oleh kutu, meningoensefalitis musim semi. PATOFISIOLOGI Kuman dapat tumbuh dan berbiak tergantung pada kondisi ruang lingkupnya, kuman yang sudah masuk dalam tubuh dapat berbiak subur atau tidak, proses multiplikasi ini tidak berlalu tanpa pergulatan antara kuman dan unsur-unsur sel dan zat biokimiawi tubuh yang dikerahkan untuk mempertahankan keutuhan tubuh. Aksi kuman dan reaksi tubuh setempat menghasilkan runtuhan kuman dan unsur-unsur tubuh yang merupakan racun bagi tubuh. Setelah kuman berhasil menerobos permukaan tubuh dalam dan luar, ia dapat tiba disusunan saraf pusat melalui lintasan-lintasan berikut. Pada kuman yang bersarang di mastoid dapat menjalar ke otak perkontinuitatum. Sutura memberikan kesempatan untuk invasi semacam itu. Invasi hematogenik melalui arteria intraserebral merupakan penyebaran ke otak secara langsung. Penyebaran hematogen tak langsung dapat juga dijumpai, misalnya arteri meningeal yang terkena radang dahulu. Dari arteri ini kuman dapat tiba di likuor dan invasi kedalam otak melalui penerobosan dari piamater. Akhirnya, saraf – saraf tepi dapat digunakan juga sebagai jembatan bagi kuman untuk tiba disusunan saraf pusat. Faktor predisposisi infeksi susunan saraf pusat. Daya pertahanan susunan saraf pusat untuk menangkis infeksi mencakup kesehatan umum yang sempurna, struktur sawar darah otak yang utuh dan efektif, aliran darah ke otak yang adekuat, sistem imunologik, hormonal dan seluler yang berfungsi sempurna. Meningitis viral dan meningitis tuberkulosa merupakan bagian meningitis serosa. Meningitis tuberkulosa adalah komplikasi sistemik dari tuberkulosis dan merupakan hasil penyebaran secara hematogen ke piamater atau arakhnoid. Ada respon seluler dengan adanya limfosit, sel plasma, histosit, dalam waktu yang singkat terjadi perubahan giant sel dan tipe granulomatous. Tuberculoma bisanya berada pada hemisfer, serebellum atau serabut spinal. Sarang infeksi tuberkulosis di luar susunan saraf, pada umumnya di paru-paru, melepaskan mikrobakterium tuberkulosis. Melalui lintasan hematogen ia tiba dikorteks serebri, dan akhirnya ia mati di situ atau berbiak dan membentuk eksudat kaseosa. Leptomeninges yang menutupi sarang infeksi di korteks dapat ikut terkena dan menimbulkan meningitis sirkumskripta. Tetapi eksudat kaseosa dapat meletus dan masuk serta membawa kuman tuberkulosis ke dalam ruangan subaraknoidal. Meningitis viral yang benigne tidak melibatkan jaringan otak pada proses radangnya, gejala- gejalanya dapat sedemikian ringannya sehingga diagnosis meningitis luput dibuat. Tetapi pada pungsi lumbal ditemukan pleiositosis limfositer. Jika gejala-gejalanya agak berat, maka gejala yang paling menggangu ialah sakit kepala dan nyeri kuduk. Virus yang biasanya bertanggung jawab atas terjadinya infeksi di susunan saraf pusat tergolong pada keluarga enterovirus. Mereka melakukan invasi dan penetrasi melalui usus dan ditemukan dalam feses
  • 3. dan sekresi nasofaring. Selanjutnya pada mula timbulnya cairan serebrospinal sudah mengandung virus. Penularan dapat terjadi melalui lintasan oral-fekal atau melalui droplet spray. GEJALA KLINIS Gejala dan tanda meningitis serosa : 1. Nyeri kepala selalu ada, kadang-kadang sangat hebat dan difus. 2. Nyeri punggung seringkali ada 3. Temperatur biasanya tidak begitu meningkat seperti pada meningitis purulenta. 4. Sensitif terhadap cahaya ( fotopobia ) 5. Malaise umum, gelisah, atau tidak enak badan 6. Nausea dan vomitus 7. Mengantuk dan pusing 8. Kadang-kadang terdapat bangkitan epileptik 9. Meningismus ( laseque dan kaku kuduk hampir selalu ada ) 10. Organ-organ lain sering kena mis: paru-paru pada meningitis tuberkulosa 11. Umumnya terdapat tanda-tanda gangguan saraf kranial dan cabang-cabangnya DIAGNOSIS Pada anamnesis yang ditanyakan adalah ada tidaknya gejala prodromal berupa nyeri kepala, anoreksia, mual/muntah, demam subfebris, disertai dengan perubahan tingkah laku dan penurunan kesadaran, onset sub akut, riwayat penderita TB atau adanya fokus infeksi sangat mendukung. ( 10 ) Pemeriksaan fisis yang dilakukan untuk menegakkan diagnosis meningitis serosa adalah : 1. Pemeriksaan rangsang meningeal dengan pemeriksaan kaku kuduk. Biasanya pada pasien meningitis terdapat kaku kuduk yang positif 2. Pemeriksaan nervi craniales yaitu N III, N IV, N VI, N VII, N VIII, biasanya kelumpuhan saraf otak dapat sering dijumpai Pemeriksaan penunjang : 1. Pemeriksaan laboratorium : darah rutin, kimia dan elektrolit 2. Pemeriksaan radiologik : foto polos paru, dan Ct-Scan kepala sebelum dilakukan lumbal pungsi bila dijumpai peninggian tekanan intrakranial. Pungsi lumbal penting untuk menegakkan diagnosis dan untuk membedakannya dari meningitis purulenta. Hasilnya memperlihatkan hitung sel yang kurang dari 100-1000 sel/ml. Lebih dari 1000 sel umumnya ditemukan pada koriomeningitis limfositik, parotitis dan infeksi echo 9. Pada hari pertama sampai 50% sel PMN dapat ditemukan, setelah itu unsur mononuclear dan limfositik yang dominan. Kadar protein agak meningkat pada kebanyakan kasus, glukosa pada meningitis viral adalah normal. Jika glukosa berkurang, infeksi bakteri spesifik (tuberkulosis) atau jamur harus dicurigai. Pemeriksaan sediaan langsung pada meningitis viral tidak ditemukan mikroorganisme, sedangkan jamur dan bakteri dapat diidentifikasi dengan memakai pewarnaan khusus. Pemeriksaan berupa kultur dan tes serologis terutama penting pada kelompok penyakit ini untuk mengidentifikasi mikroorganisme penyebabnya. Meningitis tuberkulosa Anamnesis diarahkan pada riwayat kontak dengan pasien penderita tuberkulosa, keadaan sosio-ekonomi, imunisasi dan sebagainya. Sementara itu gejala-gejala yang khas untuk meningitis tuberkulosa ditandai dengan tekanan intrakranial meninggi, muntah yang hebat, nyeri kepala yang progresif dan pada bayi terdapat fotanela yang menonjol.
  • 4. Meningitis tuberkulosa sudah jarang ditemukan dan sekarang sudah dapat diobati. Tetapi, prognosisnya buruk jika pengobatannya terlambat. Oleh karena itu, penyakit ini harus dicurigai pada pasien – pasien : 1. Dengan gambaran klinis meningitis yang timbul dalam waktu beberapa minggu. 2. Dengan hitung sel limfosit kurang dari 300 sel disertai kadar glukosa yang menurun 3. Dengan kelumpuhan saraf kranialis bagian bawah. 4. Dengan riwayat sebelumnya atau bukti klinis tuberkulosis paru atau organ lainnya. 5. Dengan adanya tuberculosis dalam masyarakat pasien. Untuk menghindari kesalahan diagnosis dari meningitis tuberculosa maka harus diperhatikan cairan serebrospinal, adanya limfositosis dan hipoglicorrhachia pada susunan saraf pusat terdapat kira-kira 1 % pada diagnosis awal kasus tuberkulosa. Keadaan ini menjadi prioritas untuk dilaksanakan pencegahan dan terapi. Diagnosis defenitif meningitis tuberkulosa tergantung pada identifikasi mikobakterium tuberkulosa pada cairan serebrospinalis. Diagnosis yang cepat sangat bergantung atas tiga sumber informasi yaitu : 1. Data epidemiologi mengenai keaktifan atau ketidakaktifan tuberkulosis pada sebuah keluarga 2. Tanda/ gejala klinik atau diagnosis tuberkulosis di luar dari susunan saraf pusat. 3. Karakteristik perubahan cairan serebrospinal yang terdiri dari limfositosis sedang ( <> Meningitis viral Pada pemeriksan laboratorium didapatkan jumlah sel darah putih biasanya normal atau sedikit meningkat. Cairan serebrospinal biasanya normal atau sedikit meningkat. Cairan serebrospinal biasanya berisi pleocytosis antara 20 – 1000 WB/ mm3, limfosit yang lebih dominan. Glukosa CSF biasanya normal tetapi kadang-kadang pasien dengan meningitis akut mumps, varicella zoster, herpes simplex tipe 2, limfosit choriomeningitis terjadi sedikit penurunan kadar glukosa CSF. Kadar protein CSF dapat normal atau sedikit meningkat. Antigen bakteri dan jamur tidak terdeteksi di CSF dan pada pewarnaan dan kultur tidak ditemukan bakteri maupun jamur. Pada EEG dan CT-Scan otak nampak normal. DIAGNOSIS BANDING 1. Meningitis purulenta 2. Meningoensefalitis PENATALAKSANAAN Meningitis tuberkulosa 1. umum 2. Terapi kausal : kombinasi anti tuberkulosa - obat-obat lini pertama : terapi obat lini pertama untuk meningitis tuberkulosa terdiri atas dua macam obat, isoniazid (INH) dan rifampisin. Isoniazid diberikan dengan dosis 10 -20 mg/KgBB/hari dengan dosis maksimal 300 m/hari untuk anak-anak dan 600 mg/ hari untuk dewasa. - Obat-obat lini kedua : terdapat tiga obat antituberkulosa lini kedua untuk meningitis tuberkulosa yang digunakan sebagai tambahan ataupun pengganti INH dan rifampisin. Ethambutol, pyrazinamid dan ethionamid sangat efektif penetrasinya ke dalam cairan serebrospinal untuk menghilangkan inflamasi. - Obat-obat lini ketiga : lima obat yang paling sering digunakan adalah aminoglikosida pada terapi tuberkulosis adalah golongan aminoglikosida yaitu streptomisin, capreomisin, kanamisin, viomisin dan amikatin. Kesemuanya adalah antibiotik polipeptida dan kesemunya berpotensi menimbulkan nefrotoksik dan ototoksik. Kelima obat tersebut penetrasinya sangat
  • 5. jelek kedalam otak atau cairan serebrospinal. 3. Kortikosteroid Pada meningitis viral tidak ada pengobatan spesifik. Pada kebanyakan kasus pengobatan yang diberikan bersifat simtomatik. Analgetik dibutuhkan untuk keluhan sakit kepala dan antiemetik untuk mual dan muntah. Perawatan rumah sakit jarang dibutuhkan kecuali ketika muntahnya mengakibatkan dehidrasi. Pada pasien dengan herpes simpleks meningitis viral dilakukan terapi simptomatik, dan pada beberapa kasus pengobatannya dapat dipertimbangkan pemberian acyclovir. Acyclovir 30 mg/kg yang dibagi dalam 3 kali per hari dan harus diberikan lebih awal untuk mendapatkan hasil yang maksimal KOMPLIKASI 1. Hidrosefalus 2. Kelumpuhan saraf kranial 3. Epilepsi 4. Iskemi dan infark pada otak PROGNOSIS Meningitis aseptik adalah penyakit yang tidak berbahaya dan pada umumya pasien sembuh sempurna setelah 4 sampai 5 hari setelah munculnya gejala. Pada meningitis tuberkulosa faktor prognosis yang paling penting adalah panjangnya waktu antara permulaan gejala dengan permulaan pengobatan anti tuberkulosa, sembuhnya lambat dan umumnya meninggalkan sekuele neurologis KESIMPULAN Meningitis serosa disebut juga meningitis aseptik adalah sebuah penyakit yang ditandai oleh sakit kepala, demam dan inflamasi pada selaput otak. Etiologi bervariasi, mikroorganisme yang bertanggung jawab adalah bakteri, protozoa, jamur, ritketsia atau yang paling sering virus Gejala dan tanda meningitis serosa : 1. Nyeri kepala selalu ada, kadang-kadang sangat hebat dan difus. 2. Nyeri punggung seringkali ada 3. Temperatur biasanya tidak begitu meningkat seperti pada meningitis purulenta. 4. Sensitif terhadap cahaya ( fotopobia ) 5. Malaise umum, gelisah, atau tidak enak badan 6. Nausea dan vomitus 7. Mengantuk dan pusing 8. Kadang-kadang terdapat bangkitan epileptik 9. Meningismus ( laseque dan kaku kuduk hampir selalu ada ) 10. Organ-organ lain sering kena mis: paru-paru pada meningitis tuberkulosa 11. Umumnya terdapat tanda-tanda gangguan saraf kranial dan cabang-cabangnya Pada pemeriksaan lumbal pungsi hasilnya memperlihatkan hitung sel yang kurang dari 100- 1000 sel/ml. Pemeriksaan sediaan langsung pada meningitis viral tidak ditemukan mikroorganisme, sedangkan jamur dan bakteri dapat diidentifikasi dengan memakai pewarnaan khusus. Pemeriksaan berupa kultur dan tes serologis terutama penting pada kelompok penyakit ini untuk mengidentifikasi mikroorganisme penyebabnya.Pengobatan disesuaikan dengan penyebab dari meningitis tersebut apakah oleh karena virus maka diberikan antivirus atau karena tuberkulosa maka diberikan antituberkulosa.
  • 6. Name Author description. Search this text in your template code and replace it. Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Diposkan oleh Zi Reaksi: 0 komentar: Poskan Komentar Beranda Langganan: Poskan Komentar (Atom) Translate Powered by Translate Blog archive  ► 2012 (2)  ▼ 2009 (5) o ► April (1) o ▼ Maret (4)  Kegawatdaruratan Pada Kulit  PALATOSCHISIS  MENINGITIS SEROSA  Syndrome Stephen Jhonson Total Pageviews
  • 7. 62,748 Pengikut About Me Zi Lihat profil lengkapku Just Another Blog from Author  Join My Wordpress ©Copyright 2011 R.A.K.E.L | TNB