Bab II membahas tentang pembahasan mengenai meningitis, meliputi definisi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan, diagnosis, pengobatan, dan asuhan keperawatan untuk menangani meningitis."
Meningitis adalah radang selaput otak yang disebabkan oleh bakteri atau virus. Gejala klinisnya antara lain demam, sakit kepala, dan tanda-tanda iritasi meningeal seperti kaku leher. Komplikasinya dapat berupa gangguan neurologis seperti kejang dan gangguan kesadaran. Diagnosanya didukung dengan pemeriksaan cairan serebrospinal dan kultur bakteri.
Bab II membahas tentang pembahasan mengenai meningitis, meliputi definisi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan, diagnosis, pengobatan, dan asuhan keperawatan untuk menangani meningitis."
Meningitis adalah radang selaput otak yang disebabkan oleh bakteri atau virus. Gejala klinisnya antara lain demam, sakit kepala, dan tanda-tanda iritasi meningeal seperti kaku leher. Komplikasinya dapat berupa gangguan neurologis seperti kejang dan gangguan kesadaran. Diagnosanya didukung dengan pemeriksaan cairan serebrospinal dan kultur bakteri.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep dasar meningitis, termasuk definisi, etiologi, patofisiologi, gejala, komplikasi, pemeriksaan diagnostik, penatalaksanaan, dan konsep asuhan keperawatan untuk meningitis. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan bahwa meningitis adalah inflamasi pada otak dan sumsum tulang belakang yang disebabkan oleh infeksi, serta mendetailkan pendekatan diagnosis dan perawatan untuk kon
Dokumen tersebut membahas tentang meningitis, yaitu infeksi lapisan otak dan sumsum tulang belakang. Meningitis dapat disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur, dan memiliki berbagai gejala seperti demam tinggi, sakit kepala, dan kaku leher. Diagnosis meningitis memerlukan pemeriksaan cairan otak untuk mengetahui penyebabnya, sedangkan pencegahannya meliputi kebersihan tangan dan imunisasi.
Dokumen tersebut membahas tentang infeksi sistem saraf pusat (CNS) yang meliputi empat jenis utama: ensefalitis (peradangan otak), meningitis (peradangan selaput otak), abses otak (pus di otak), dan mielitis (peradangan sumsum tulang belakang). Berbagai etiologi seperti virus, bakteri, dan jamur dapat menyebabkan keempat jenis infeksi CNS tersebut dengan manifestasi klinis berupa gangguan kesadaran
Meningitis serosa disebut juga meningitis aseptik adalah penyakit yang ditandai oleh sakit kepala, demam dan inflamasi pada selaput otak. Banyak faktor yang dapat menyebabkan penyakit ini seperti virus atau mikobakterium. Diagnosis didasarkan pada hasil pemeriksaan cairan sumsum tulang belakang yang menunjukkan pleositosis dan kadar protein yang meningkat. Pengobatan bersifat suportif untuk mengurangi gejala
Meningitis adalah peradangan pada lapisan selaput pelindung otak dan sumsum tulang belakang yang disebabkan oleh berbagai mikroorganisme seperti bakteri, virus, jamur, dan parasit. Meningitis dapat menyerang dengan cepat dan membahayakan jiwa bila tidak ditangani segera dengan perawatan medis. Gejala meningitis meliputi nyeri kepala, demam tinggi, leher kaku, dan kejang.
Stase Kepaniteraan Departemen Ilmu Penyakit Saraf (Neurologi)
Universitas Kristen Indonesia
Hanya untuk referensi bukan untuk dicopy paste
Hak cipta penulis langsung
Dokumen tersebut membahas tentang infeksi saluran kemih pada anak, meliputi pengertian, penyebab, gejala, diagnosis, dan penatalaksanaan infeksi saluran kemih.
Meningitis adalah peradangan pada selaput otak dan sumsum tulang belakang yang disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus. Gejala umum meliputi demam, sakit kepala, dan gangguan kesadaran. Diagnosa didasarkan pada pemeriksaan fisik, pencitraan otak, dan analisis cairan cerebrospinal. Pengobatan meliputi antibiotik, anticonvulsant, dan manajemen komplikasi seperti edema otak.
1. Tetanus adalah penyakit yang disebabkan oleh toksin Clostridium tetani yang memunculkan gejala kekakuan otot. Penyakit ini disebabkan oleh masuknya spora Clostridium tetani lewat luka dan berubah menjadi bentuk vegetatif yang menghasilkan toksin.
Dokumen ini memberikan panduan asuhan keperawatan untuk pasien infark miokard akut. Ini mencakup definisi kondisi, penilaian gejala klinis seperti nyeri dada dan EKG, diagnosis keperawatan seperti nyeri akut dan kecemasan, intervensi seperti pemantauan dan edukasi pasien, serta evaluasi hasil perawatan.
Demam reumatik adalah penyakit inflamasi sistemik yang disebabkan oleh infeksi streptokokus yang dapat menyerang jantung, sendi, dan sistem saraf pusat. Gejalanya meliputi karditis, artritis, dan korea. Diagnosa didasarkan pada kriteria Jones yang memerlukan bukti infeksi streptokokus dan gejala klinis. Pengobatannya meliputi antibiotik untuk menghilangkan infeksi streptokokus dan obat antiinflamasi untuk m
Makalah ini membahas tentang definisi, jenis-jenis, etiologi, manifestasi klinis, patofisiologi, dan tatalaksana karditis yang terdiri dari perikarditis, miokarditis, dan endokarditis. Jenis-jenis karditis antara lain perikarditis yang disebabkan oleh virus, bakteri, atau keadaan pasca serangan jantung, miokarditis yang umumnya disebabkan virus, dan endokarditis yang merupakan infeksi pada katup jantung.
Dokumen ini membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan diagnosa myelitis. Myelitis adalah peradangan pada tulang belakang yang mengganggu sistem saraf pusat. Gejala umum myelitis transversalis antara lain kelemahan otot, nyeri, kehilangan rasa, dan disfungsi organ. Pengobatan awal myelitis transversalis meliputi pemberian steroid secara intravena atau oral.
Meningitis adalah radang selaput otak yang disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus pada ruang subarakhnoid dan membran otak. Gejalanya meliputi sakit kepala, demam, dan kaku leher. Diagnosis didasarkan pada pemeriksaan cairan sumsum tulang belakang dan antibiotik digunakan untuk mengobati jenis bakteri. Prioritas perawatan meningitis adalah memaksimalkan fungsi serebral dan perdarahan jaringan serta mencegah
Pasien wanita berusia 70 tahun dirawat dengan keluhan sulit membuka mulut, kaku leher, dan kejang sejak menderita luka tusuk di tangan. Berdasarkan pemeriksaan fisik dan kriteria Patel Joag didiagnosis menderita tetanus umum grade IV disertai gangguan sistem otonom.
Teks tersebut membahas konsep dasar mengenai meningitis, termasuk definisi, etiologi, patofisiologi, gejala, komplikasi, diagnosis, penatalaksanaan medis, dan konsep asuhan keperawatan untuk meningitis. Secara ringkas, meningitis adalah inflamasi pada membran otak dan sumsum tulang belakang yang disebabkan oleh infeksi, gejalanya meliputi sakit kepala dan kaku leher, dan penatalaksanaannya meliputi pemberian antibiot
Dokumen tersebut membahas tentang konsep dasar meningitis, termasuk definisi, etiologi, patofisiologi, gejala, komplikasi, pemeriksaan diagnostik, penatalaksanaan, dan konsep asuhan keperawatan untuk meningitis. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan bahwa meningitis adalah inflamasi pada otak dan sumsum tulang belakang yang disebabkan oleh infeksi, serta mendetailkan pendekatan diagnosis dan perawatan untuk kon
Dokumen tersebut membahas tentang meningitis, yaitu infeksi lapisan otak dan sumsum tulang belakang. Meningitis dapat disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur, dan memiliki berbagai gejala seperti demam tinggi, sakit kepala, dan kaku leher. Diagnosis meningitis memerlukan pemeriksaan cairan otak untuk mengetahui penyebabnya, sedangkan pencegahannya meliputi kebersihan tangan dan imunisasi.
Dokumen tersebut membahas tentang infeksi sistem saraf pusat (CNS) yang meliputi empat jenis utama: ensefalitis (peradangan otak), meningitis (peradangan selaput otak), abses otak (pus di otak), dan mielitis (peradangan sumsum tulang belakang). Berbagai etiologi seperti virus, bakteri, dan jamur dapat menyebabkan keempat jenis infeksi CNS tersebut dengan manifestasi klinis berupa gangguan kesadaran
Meningitis serosa disebut juga meningitis aseptik adalah penyakit yang ditandai oleh sakit kepala, demam dan inflamasi pada selaput otak. Banyak faktor yang dapat menyebabkan penyakit ini seperti virus atau mikobakterium. Diagnosis didasarkan pada hasil pemeriksaan cairan sumsum tulang belakang yang menunjukkan pleositosis dan kadar protein yang meningkat. Pengobatan bersifat suportif untuk mengurangi gejala
Meningitis adalah peradangan pada lapisan selaput pelindung otak dan sumsum tulang belakang yang disebabkan oleh berbagai mikroorganisme seperti bakteri, virus, jamur, dan parasit. Meningitis dapat menyerang dengan cepat dan membahayakan jiwa bila tidak ditangani segera dengan perawatan medis. Gejala meningitis meliputi nyeri kepala, demam tinggi, leher kaku, dan kejang.
Stase Kepaniteraan Departemen Ilmu Penyakit Saraf (Neurologi)
Universitas Kristen Indonesia
Hanya untuk referensi bukan untuk dicopy paste
Hak cipta penulis langsung
Dokumen tersebut membahas tentang infeksi saluran kemih pada anak, meliputi pengertian, penyebab, gejala, diagnosis, dan penatalaksanaan infeksi saluran kemih.
Meningitis adalah peradangan pada selaput otak dan sumsum tulang belakang yang disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus. Gejala umum meliputi demam, sakit kepala, dan gangguan kesadaran. Diagnosa didasarkan pada pemeriksaan fisik, pencitraan otak, dan analisis cairan cerebrospinal. Pengobatan meliputi antibiotik, anticonvulsant, dan manajemen komplikasi seperti edema otak.
1. Tetanus adalah penyakit yang disebabkan oleh toksin Clostridium tetani yang memunculkan gejala kekakuan otot. Penyakit ini disebabkan oleh masuknya spora Clostridium tetani lewat luka dan berubah menjadi bentuk vegetatif yang menghasilkan toksin.
Dokumen ini memberikan panduan asuhan keperawatan untuk pasien infark miokard akut. Ini mencakup definisi kondisi, penilaian gejala klinis seperti nyeri dada dan EKG, diagnosis keperawatan seperti nyeri akut dan kecemasan, intervensi seperti pemantauan dan edukasi pasien, serta evaluasi hasil perawatan.
Demam reumatik adalah penyakit inflamasi sistemik yang disebabkan oleh infeksi streptokokus yang dapat menyerang jantung, sendi, dan sistem saraf pusat. Gejalanya meliputi karditis, artritis, dan korea. Diagnosa didasarkan pada kriteria Jones yang memerlukan bukti infeksi streptokokus dan gejala klinis. Pengobatannya meliputi antibiotik untuk menghilangkan infeksi streptokokus dan obat antiinflamasi untuk m
Makalah ini membahas tentang definisi, jenis-jenis, etiologi, manifestasi klinis, patofisiologi, dan tatalaksana karditis yang terdiri dari perikarditis, miokarditis, dan endokarditis. Jenis-jenis karditis antara lain perikarditis yang disebabkan oleh virus, bakteri, atau keadaan pasca serangan jantung, miokarditis yang umumnya disebabkan virus, dan endokarditis yang merupakan infeksi pada katup jantung.
Dokumen ini membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan diagnosa myelitis. Myelitis adalah peradangan pada tulang belakang yang mengganggu sistem saraf pusat. Gejala umum myelitis transversalis antara lain kelemahan otot, nyeri, kehilangan rasa, dan disfungsi organ. Pengobatan awal myelitis transversalis meliputi pemberian steroid secara intravena atau oral.
Meningitis adalah radang selaput otak yang disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus pada ruang subarakhnoid dan membran otak. Gejalanya meliputi sakit kepala, demam, dan kaku leher. Diagnosis didasarkan pada pemeriksaan cairan sumsum tulang belakang dan antibiotik digunakan untuk mengobati jenis bakteri. Prioritas perawatan meningitis adalah memaksimalkan fungsi serebral dan perdarahan jaringan serta mencegah
Pasien wanita berusia 70 tahun dirawat dengan keluhan sulit membuka mulut, kaku leher, dan kejang sejak menderita luka tusuk di tangan. Berdasarkan pemeriksaan fisik dan kriteria Patel Joag didiagnosis menderita tetanus umum grade IV disertai gangguan sistem otonom.
Teks tersebut membahas konsep dasar mengenai meningitis, termasuk definisi, etiologi, patofisiologi, gejala, komplikasi, diagnosis, penatalaksanaan medis, dan konsep asuhan keperawatan untuk meningitis. Secara ringkas, meningitis adalah inflamasi pada membran otak dan sumsum tulang belakang yang disebabkan oleh infeksi, gejalanya meliputi sakit kepala dan kaku leher, dan penatalaksanaannya meliputi pemberian antibiot
Meningitis adalah radang pada membran pelindung otak dan sumsum tulang belakang yang disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur. Dokumen ini menjelaskan definisi, klasifikasi, gejala, diagnosis, dan penatalaksanaan meningitis secara umum serta asuhan keperawatan khusus untuk pasien meningitis.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Meningitis adalah radang membran pelindung sistem syaraf pusat yang dapat disebabkan oleh berbagai mikroorganisme, luka, kanker, atau obat-obatan.
2) Gejala meningitis meliputi sakit kepala, demam, kaku leher, dan fotofobia.
3) Diagnosis didasarkan pada pemeriksaan cairan sumsum tulang belakang dan pemeriksaan penunjang seperti MRI
Stroke hemoragik disebabkan oleh perdarahan di otak yang dapat terjadi secara intraserebral atau subarakhnoid. Gejala klinisnya bervariasi tergantung lokasi perdarahan namun umumnya meliputi nyeri kepala hebat dan penurunan kesadaran. CT-Scan digunakan untuk mendiagnosis jenis stroke hemoragik.
Meningitis adalah peradangan pada membran pelindung sistem saraf pusat yang dapat disebabkan oleh bakteri, virus, jamur atau toksin. Gejala umum meningitis adalah sakit kepala, demam dan kejang. Pemeriksaan cairan sumsum tulang belakang dapat membantu diagnosis, sementara pengobatannya melibatkan antibiotik yang dapat melewati hambatan darah otak.
Tumor otak adalah lesi yang tumbuh di otak, menyebabkan gejala seperti sakit kepala, muntah, dan gangguan neurologis. Diagnosa didukung hasil CT scan atau MRI, yang dapat mengidentifikasi lokasi dan ukuran tumor. Penatalaksanaan meliputi pembedahan, radioterapi, dan obat-obatan untuk mengurangi gejala. Prognosis tergantung jenis dan lokasi tumor.
Meningitis adalah radang pada selaput otak dan sumsum tulang belakang yang disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, atau jamur. Gejalanya meliputi sakit kepala, demam, dan perubahan kesadaran. Diagnosis didasarkan pada pemeriksaan cairan sumsum tulang belakang, dan pengobatan berupa antibiotik. Prioritas perawatan menitikberatkan pada memaksimalkan fungsi otak, mencegah komplikasi, serta memberikan dukun
1. Perikarditis adalah peradangan lapisan paling luar jantung yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti infeksi virus, penyakit autoimun, dan komplikasi medis lainnya.
2. Gejala klasik perikarditis adalah nyeri dada yang diperberat oleh pernapasan dan gerakan serta friction rub pada auskultasi jantung.
3. Diagnosa didasarkan pada gejala klinis dan pemeriksaan tambahan seperti EKG dan echo jant
Meningitis adalah radang pada selaput otak dan sumsum tulang belakang yang disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, atau jamur. Penyakit ini dapat disebabkan oleh berbagai mikroorganisme dan gejalanya meliputi sakit kepala, demam, dan kaku leher. Diagnosis didasarkan pada pemeriksaan cairan sumsum tulang belakang dan diobati dengan antibiotik.
1. Dokumen tersebut membahas tentang perikarditis, yaitu peradangan lapisan luar jantung.
2. Dibahas penyebab, gejala, diagnosis, dan asuhan keperawatan pada pasien perikarditis.
3. Komplikasi yang dapat terjadi adalah akumulasi cairan di sekitar jantung yang dapat menyebabkan gangguan fungsi jantung.
Laporan pendahuluan ini membahas intracerebral hematoma (ICH) yang merupakan penyebab ketiga dari cerebrovaskular accident. ICH dapat terjadi akibat trauma kepala dan lebih dari 50% kasus disertai hematoma epidural atau subdural. Laporan ini menjelaskan pengertian, etiologi, patofisiologi, gejala, pemeriksaan, dan penatalaksanaan ICH serta diagnosa keperawatan yang mungkin muncul dan rencan
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien meningitis. Meningitis disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur atau virus yang menyebar dari organ lain ke membran otak dan sumsum tulang belakang. Terdapat beberapa jenis meningitis yaitu purulen, serosa, dan aseptik yang memiliki gejala klinis berbeda-beda. Asuhan keperawatan pada pasien meningitis meliputi pemberian oksigen, monitor tanda vital dan neurolog
1. Perikarditis adalah peradangan lapisan luar jantung yang disebabkan berbagai faktor seperti infeksi virus, penyakit autoimun, dan komplikasi medis lainnya.
2. Gejalanya meliputi nyeri dada, demam, dan kesulitan bernapas. Diagnosa didasarkan pada pemeriksaan fisik dan tes seperti EKG.
3. Pengobatan berfokus pada mengurangi nyeri, menangani komplikasi, dan mencegah ke
Dokumen tersebut membahas tentang konsep dasar pengetahuan dan keluarga. Pertama, mendefinisikan pengetahuan sebagai hasil dari pengalaman dan indra, serta menjelaskan proses pembentukan dan cara memperoleh pengetahuan. Kedua, menjelaskan definisi dan struktur keluarga sebagai unit terkecil masyarakat yang terdiri atas anggota yang saling bergantung.
Stroke non hemoragik adalah gangguan fungsi otak akibat berhentinya suplai darah ke bagian otak. Penyebabnya antara lain trombosis, emboli, dan iskemia. Faktor risikonya meliputi hipertensi, penyakit jantung, kolesterol tinggi, diabetes, dan merokok. Gejalanya bervariasi bergantung lokasi otak yang terganggu seperti kelemahan otot, gangguan bahasa, dan gangguan sensorik. Pemeriksaan seperti CT scan dan
This document lists 13 different types of neurological nursing care plans in Indonesian, including plans for conditions like cephalgia, herniated nucleus pulposus, low back pain, meningitis, migraine, decreased consciousness, space occupying lesions, non-hemorrhagic and hemorrhagic stroke, spinal cord tumors, brain tumors, stroke pathways, and general stroke care.
1. Dokumen tersebut membahas asuhan keperawatan pada klien yang mengalami penurunan kesadaran, meliputi pengertian, etiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan penunjang, pengkajian primer dan sekunder, serta penilaian menggunakan Glasgow Coma Scale.
1. Hernia nukleus pulposus (HNP) terjadi ketika inti gel yang ada di antara tulang belakang keluar dari cakram tulang belakang.
2. HNP biasanya disebabkan oleh proses penuaan yang mengakibatkan kerusakan cakram, diikuti trauma atau stres berulang.
3. HNP dapat menekan saraf tulang belakang dan menyebabkan nyeri, gangguan sensasi, dan keterbatasan gerak.
Eritroderma adalah kelainan kulit yang ditandai dengan eritema dan pelepasan lapisan kulit di hampir seluruh tubuh. Penyebabnya dapat berupa alergi obat, perluasan penyakit kulit kronis, atau penyakit sistemik. Pada eritroderma terjadi inflamasi kulit parah yang dapat menyebabkan komplikasi seperti infeksi dan gangguan keseimbangan cairan tubuh.
Pemfigus adalah penyakit kulit autoimun kronik yang ditandai dengan timbulnya bula pada kulit dan membran mukosa yang dapat menyebabkan erosi dan kehilangan cairan serta protein. Penyakit ini dapat menimbulkan gangguan keseimbangan cairan, nyeri, resiko infeksi, dan gangguan fungsi kulit. Penatalaksanaannya meliputi perawatan luka, penggunaan obat sistemik dan topikal, serta pengawasan keada
Askep adult respiratory distress syndrom (ards)Stiawan Akbar
ARDS adalah gangguan paru progresif dan tiba-tiba ditandai dengan sesak berat, hipoksemia, dan infiltrat paru bilateral. ARDS dapat disebabkan oleh trauma langsung maupun tidak langsung pada paru seperti pneumonia, sepsis, atau cedera. Penatalaksanaannya meliputi ventilasi mekanik, sedasi, dan pengobatan penyebabnya.
1. LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN MENINGITIS
A. Definisi
Meningitis adalah radang pada meningen (membran yang mengelilingi
otak dan medula spinalis) dan disebabkan oleh virus, bakteri atau organ-organ
jamur(Smeltzer, 2001).
Meningitis merupakan infeksi akut dari meninges, biasanya
ditimbulkan oleh salah satu dari mikroorganisme pneumokok, Meningokok,
Stafilokok, Streptokok, Hemophilus influenza dan bahan aseptis (virus)
(Long, 1996).
Meningitis adalah peradangan pada selaput meningen, cairan
serebrospinal dan spinal column yang menyebabkan proses infeksi pada
sistem saraf pusat (Suriadi & Rita, 2001).
B. Etiologi
1. Bakteri; Mycobacterium tuberculosa, Diplococcus pneumoniae
(pneumokok), Neisseria meningitis (meningokok), Streptococus
haemolyticuss, Staphylococcus aureus, Haemophilus influenzae,
Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Peudomonas aeruginosa
2. Penyebab lainnya lues, Virus, Toxoplasma gondhii dan Ricketsia
3. Faktor predisposisi : jenis kelamin lakilaki lebih sering dibandingkan
dengan wanita
4. Faktor maternal : ruptur membran fetal, infeksi maternal pada minggu
terakhir kehamilan
5. Faktor imunologi : defisiensi mekanisme imun, defisiensi imunoglobulin.
6. Kelainan sistem saraf pusat, pembedahan atau injury yang berhubungan
dengan sistem persarafan
2. C. Klasifikasi
Meningitis dibagi menjadi 2 golongan berdasarkan perubahan yang
terjadi pada cairan otak, yaitu :
1. Meningitis serosa
Adalah radang selaput otak araknoid dan piameter yang disertai cairan otak
yang jernih. Penyebab terseringnya adalah Mycobacterium tuberculosa.
Penyebab lainnya lues, Virus, Toxoplasma gondhii dan Ricketsia.
2. Meningitis purulenta
Adalah radang bernanah arakhnoid dan piameter yang meliputi otak dan
medula spinalis. Penyebabnya antara lain : Diplococcus pneumoniae
(pneumokok), Neisseria meningitis (meningokok), Streptococus
haemolyticuss, Staphylococcus aureus, Haemophilus influenzae,
Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Peudomonas aeruginosa.
C. Patofisiologi
Meningitis bakteri dimulai sebagai infeksi dari oroaring dan diikuti
dengan septikemia, yang menyebar ke meningen otak dan medula spinalis
bagian atas.
Faktor predisposisi mencakup infeksi jalan nafas bagian atas, otitis
media, mastoiditis, anemia sel sabit dan hemoglobinopatis lain, prosedur
bedah saraf baru, trauma kepala dan pengaruh imunologis. Saluran vena yang
melalui nasofaring posterior, telinga bagian tengah dan saluran mastoid
menuju otak dan dekat saluran vena-vena meningen; semuanya ini
penghubung yang menyokong perkembangan bakteri.
Organisme masuk ke dalam aliran darah dan menyebabkan reaksi
radang di dalam meningen dan di bawah korteks, yang dapat menyebabkan
trombus dan penurunan aliran darah serebral. Jaringan serebral mengalami
gangguan metabolisme akibat eksudat meningen, vaskulitis dan hipoperfusi.
Eksudat purulen dapat menyebar sampai dasar otak dan medula spinalis.
Radang juga menyebar ke dinding membran ventrikel serebral. Meningitis
bakteri dihubungkan dengan perubahan fisiologis intrakranial, yang terdiri
3. dari peningkatan permeabilitas pada darah, daerah pertahanan otak (barier
oak), edema serebral dan peningkatan TIK.
Pada infeksi akut pasien meninggal akibat toksin bakteri sebelum
terjadi meningitis. Infeksi terbanyak dari pasien ini dengan kerusakan adrenal,
kolaps sirkulasi dan dihubungkan dengan meluasnya hemoragi (pada
sindromWaterhouse-Friderichssen) sebagai akibat terjadinya kerusakan
endotel dan nekrosis pembuluh darah yang disebabkan oleh meningokokus.
D. Manifestasi klinis
Gejala meningitis diakibatkan dari infeksi dan peningkatan TIK :
1. Sakit kepala dan demam (gejala awal yang sering)
2. Perubahan pada tingkat kesadaran dapat terjadi letargik, tidak responsif,
dan koma.
3. Iritasi meningen mengakibatkan sejumlah tanda sbb:
a) Rigiditas nukal ( kaku leher ). Upaya untuk fleksi kepala mengalami
kesukaran karena adanya spasme otot-otot leher.
b) Tanda kernik positip: ketika pasien dibaringkan dengan paha dalam
keadan fleksi kearah abdomen, kaki tidak dapat di ekstensikan
sempurna.
c) Tanda brudzinki : bila leher pasien di fleksikan maka dihasilkan fleksi
lutut dan pinggul. Bila dilakukan fleksi pasif pada ekstremitas bawah
pada salah satu sisi maka gerakan yang sama terlihat peda sisi ektremita
yang berlawanan.
4. Mengalami foto fobia, atau sensitif yang berlebihan pada cahaya.
5. Kejang akibat area fokal kortikal yang peka dan peningkatan TIK akibat
eksudat purulen dan edema serebral dengan tanda-tanda perubahan
karakteristik tanda-tanda vital(melebarnya tekanan pulsa dan bradikardi),
pernafasan tidak teratur, sakit kepala, muntah dan penurunan tingkat
kesadaran.
6. Adanya ruam merupakan ciri menyolok pada meningitis meningokokal.
4. 7. Infeksi fulminating dengan tanda-tanda septikimia : demam tinggi tiba-tiba
muncul, lesi purpura yang menyebar, syok dan tanda koagulopati
intravaskuler diseminata
E. Pemeriksaan Diagnostik
1. Analisis CSS dari fungsi lumbal :
a) Meningitis bakterial : tekanan meningkat, cairan keruh/berkabut, jumlah
sel darah putih dan protein meningkat glukosa meningkat, kultur positip
terhadap beberapa jenis bakteri.
b) Meningitis virus : tekanan bervariasi, cairan CSS biasanya jernih, sel
darah putih meningkat, glukosa dan protein biasanya normal, kultur
biasanya negatif, kultur virus biasanya dengan prosedur khusus.
2. Glukosa serum : meningkat ( meningitis )
3. LDH serum : meningkat ( meningitis bakteri )
4. Sel darah putih : sedikit meningkat dengan peningkatan neutrofil ( infeksi
bakteri )
5. Elektrolit darah : Abnormal .
6. ESR/LED : meningkat pada meningitis
7. Kultur darah/ hidung/ tenggorokan/ urine : dapat mengindikasikan daerah
pusat infeksi atau mengindikasikan tipe penyebab infeksi
8. MRI/ skan CT : dapat membantu dalam melokalisasi lesi, melihat
ukuran/letak ventrikel; hematom daerah serebral, hemoragik atau tumor
9. Ronsen dada/kepala/ sinus ; mungkin ada indikasi sumber infeksi intra
kranial.
F. Komplikasi
1. Hidrosefalus obstruktif
2. MeningococcL Septicemia ( mengingocemia )
3. Sindrome water-friderichen (septik syok, DIC,perdarahan adrenal bilateral)
4. SIADH ( Syndrome Inappropriate Antidiuretic hormone )
5. Efusi subdural
5. 6. Kejang
7. Edema dan herniasi serebral
8. Cerebral palsy
9. Gangguan mental
10. Gangguan belajar
11. Attention deficit disorder
.
G. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a) Biodata klien
b) Riwayat kesehatan yang lalu
(1) Apakah pernah menderita penyait ISPA dan TBC ?
(2) Apakah pernah jatuh atau trauma kepala ?
(3) Pernahkah operasi daerah kepala ?
c) Riwayat kesehatan sekarang
(1) Aktivitas
Gejala : Perasaan tidak enak (malaise). Tanda : ataksia,
kelumpuhan, gerakan involunter.
(2) Sirkulasi
Gejala : Adanya riwayat kardiopatologi : endokarditis dan PJK.
Tanda : tekanan darah meningkat, nadi menurun, dan tekanan nadi
berat, taikardi, disritmia.
(3) Eliminasi
Tanda : Inkontinensi dan atau retensi.
(4) Makanan/cairan
Gejala : Kehilangan nafsu makan, sulit menelan. Tanda : anoreksia,
muntah, turgor kulit jelek dan membran mukosa kering.
(5) Higiene
Tanda : Ketergantungan terhadap semua kebutuhan perawatan diri.
6. (6) Neurosensori
Gejala : Sakit kepala, parestesia, terasa kaku pada persarafan yang
terkena, kehilangan sensasi, hiperalgesia, kejang, diplopia,
fotofobia, ketulian dan halusinasi penciuman. Tanda : letargi
sampai kebingungan berat hingga koma, delusi dan halusinasi,
kehilangan memori, afasia,anisokor, nistagmus,ptosis, kejang
umum/lokal, hemiparese, tanda brudzinki positif dan atau kernig
positif, rigiditas nukal, babinski positif,reflek abdominal menurun
dan reflek kremastetik hilang pada laki-laki.
(7) Nyeri/keamanan
Gejala : sakit kepala(berdenyut hebat, frontal). Tanda : gelisah,
menangis.
(8) Pernafasan
Gejala : riwayat infeksi sinus atau paru. Tanda : peningkatan kerja
pernafasan.
2. Diagnosa keperawatan
a) Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi sehubungan dengan
diseminata hematogen dari patogen
b) Risiko tinggi terhadap perubahan serebral dan perfusi jaringan
sehubungan dengan edema serebral, hipovolemia.
c) Risisko tinggi terhadap trauma sehubungan dengan kejang umum/fokal,
kelemahan umum, vertigo.
d) Nyeri (akut) sehubungan dengan proses inflamasi, toksin dalam
sirkulasi.
e) Kerusakan mobilitas fisik sehubungan dengan kerusakan
neuromuskular, penurunan kekuatan
f) Anxietas berhubungan dengan krisis situasi, ancaman kematian.
7. 3. Intervensi keperawatan
a) Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi sehubungan dengan
diseminata hematogen dari patogen.
Mandiri
Beri tindakan isolasi sebagai pencegahan
Pertahan kan teknik aseptik dan teknik cuci tangan yang tepat.
Pantau suhu secara teratur
Kaji keluhan nyeri dada, nadi yang tidak teratur demam yang terus
menerus
Auskultasi suara nafas ubah posisi pasien secara teratur, dianjurkan
nfas dalam
Cacat karakteristik urine (warna, kejernihan dan bau )
Kolaborasi
Berikan terapi antibiotik iv: penisilin G, ampisilin, klorampenikol,
gentamisin.
b) Resiko tinggi terhadap perubahan cerebral dan perfusi jaringan
sehubungan dengan edema serebral, hipovolemia.
Mandiri
Tirah baring dengan posisi kepala datar.
Pantau status neurologis.
Kaji regiditas nukal, peka rangsang dan kejang
Pantau tanda vital dan frekuensi jantung, penafasan, suhu, masukan
dan haluaran.
Bantu berkemih, membatasi batuk, muntah mengejan.
Kolaborasi.
Tinggikan kepala tempat tidur 15-45 derajat.
Berikan cairan iv (larutan hipertonik, elektrolit ).
Pantau BGA.
Berikan obat : steoid, clorpomasin, asetaminofen
8. c) Resiko tinggi terhadap trauma sehubungan dengan kejang umum/vokal,
kelemahan umum vertigo.
Mandiri
Pantau adanya kejang
Pertahankan penghalang tempat tidur tetap terpasang dan pasang
jalan nafas buatan
Tirah baring selama fase akut kolaborasi berikan obat : venitoin,
diaepam, venobarbital.
d) Nyeri (akut ) sehubungan dengan proses infeksi, toksin dalam sirkulasi.
Mandiri.
Letakkan kantung es pada kepala, pakaian dingin di atas mata,
berikan posisi yang nyaman kepala agak tinggi sedikit, latihan
rentang gerak aktif atau pasif dan masage otot leher.
Dukung untuk menemukan posisi yang nyaman(kepala agak tingi)
Berikan latihan rentang gerak aktif/pasif.
Gunakan pelembab hangat pada nyeri leher atau pinggul
Kolaborasi
Berikan anal getik, asetaminofen, codein
e) Kerusakan mobilitas fisik sehubungan dengan kerusakan
neuromuskuler.
Kaji derajat imobilisasi pasien.
Bantu latihan rentang gerak.
Berikan perawatan kulit, masase dengan pelembab.
Periksa daerah yang mengalami nyeri tekan, berikan matras udsra
atau air perhatikan kesejajaran tubuh secara fumgsional.
Berikan program latihan dan penggunaan alat mobiluisasi.
9. f) Perubahan persepsi sensori sehubungan dengan defisit neurologis
Pantau perubahan orientasi, kemamapuan berbicara,alam perasaaan,
sensorik dan proses pikir.
Kaji kesadara sensorik : sentuhan, panas, dingin.
Observasi respons perilaku.
Hilangkan suara bising yang berlebihan.
Validasi persepsi pasien dan berikan umpan balik.
Beri kessempatan untuk berkomunikasi dan beraktivitas.
Kolaborasi ahli fisioterapi, terapi okupasi,wicara dan kognitif.
g) Ansietas sehubungan dengan krisis situasi, ancaman kematian.
Kaji status mental dan tingkat ansietasnya.
Berikan penjelasan tentang penyakitnya dan sebelum tindakan
prosedur.
Beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaan.
Libatkan keluarga/pasien dalam perawatan dan beri dukungan serta
petunjuk sumber penyokong.
H. Evaluasi
Hasil yang diharapkan
1. Mencapai masa penyembuhan tepat waktu, tanpa bukti penyebaran infeksi
endogen atau keterlibatan orang lain.
2. Mempertahankan tingkat kesadaran biasanya/membaik dan fungsi
motorik/sensorik, mendemonstrasikan tanda-tanda vital stabil.
3. Tidak mengalami kejang/penyerta atau cedera lain.
4. Melaporkan nyeri hilang/terkontrol dan menunjukkan postur rileks dan
mampu tidur/istirahat dengan tepat.
5. Mencapai kembali atau mempertahankan posisi fungsional optimal dan
kekuatan.
10. 6. Meningkatkan tingkat kesadaran biasanya dan fungsi persepsi.
7. Tampak rileks dan melaporkan ansietas berkurang dan mengungkapkan
keakuratan pengetahuan tentang situasi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Doenges, Marilyn E, dkk.(1999).Rencana Asuhan Keperawatan :
Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien.
Alih Bahasa, I Made Kariasa, N Made Sumarwati. Editor edisi bahasa
Indonesia, Monica Ester, Yasmin asih. Ed.3. Jakarta : EGC.
2. Harsono.(1996).Buku Ajar Neurologi Klinis.Ed.I.Yogyakarta : Gajah
Mada University Press.
3. Smeltzer, Suzanne C & Bare,Brenda G.(2001).Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah Brunner & Suddarth.Alih bahasa, Agung
Waluyo,dkk.Editor edisi bahasa Indonesia, Monica Ester.Ed.8.Jakarta :
EGC.
4. Tucker, Susan Martin et al. Patient care Standards : Nursing Process,
diagnosis, And Outcome. Alih bahasa Yasmin asih. Ed. 5. Jakarta : EGC;
1998.
5. Price, Sylvia Anderson. Pathophysiology : Clinical Concepts Of Disease
Processes. Alih Bahasa Peter Anugrah. Ed. 4. Jakarta : EGC; 1994.
6. Long, Barbara C. perawatan Medikal Bedah : Suatu Pendekatan Proses
Keperawatan. Bandung : yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan;
1996.