Dokumen ini membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan diagnosa myelitis. Myelitis adalah peradangan pada tulang belakang yang mengganggu sistem saraf pusat. Gejala umum myelitis transversalis antara lain kelemahan otot, nyeri, kehilangan rasa, dan disfungsi organ. Pengobatan awal myelitis transversalis meliputi pemberian steroid secara intravena atau oral.
1. Asuhan keperawatan pada pasien
dengan diagnosa myelitis
Disusun oleh:
Danirah
Gilang A.K
Masfaatun
Moch. Ishak
Obin S
2. Myelitis adalah penyakit yang melibatkan peradangan dari
saraf tulang belakang, yang mengganggu sistem saraf pusat
fungsi yang menghubungkan otak dan anggota badan. Nama
ini berasal dari myelós Yunani mengacu pada "tulang
belakang", dan akhiran -itis, yang menunjukkan peradangan.
Myelitis transversalis adalah suatu proses inflamasi akut
yang mengenai suatu area fokal di medula spinalis dengan
karakteristik klinis adanya perkembangan baik akut atau sub
akut dari tanda dan gejala disfungsi neurologis pada saraf
motorik, sensorik dan otonom dan traktus saraf di medula
spinalis (Krishnan dan Kerr D, 2004).
3.
4. Para peneliti tidak dapat menentukan secara pasti
penyebab mielitis transversa. Infalamasi yang menyebabkan
kerusakan yang luas pada serabut saraf dari medulla
spinalis dapat disebabkan oleh infeksi viral, reaksi autoimun
yang abnormal atau menurunnya aliran darah melalui
pembuluh darah yang terletak pada medulla spinalis .
5. Gejala bervariasi menurut wilayah dari SSP
terpengaruh, dan termasuk demam, sakit kepala,
kesemutan, nyeri atau kehilangan perasaan.
Dari beberapa gejala, muncul empat gejala klasik mielitis
tranversa :
kelemahan otot atau paralisis kedua lengan atau kaki.
Nyeri
kehilangan rasa pada kaki dan jari – jari kaki
Disfungsi kandung kemih dan bowel
6. Pemerikaan foto polos vertebra antero – posterior dan
lateral, MRI (myelografi) dan sken tomografi akan lebih
memastikan ada tidaknya lesi kompresi medulla spinalis
tersebut.
Test darah dilakukan untuk menyingkirkan berbagai
penyakit lainnya seperti lupus erithematosus sistemik, HIV,
dan defisiensi vitamin B12. Pada penderita mielitis
transversa, cairan cerebrospinal dalam medulla spinalis
dan otak mengandung protein lebih tinggi dan peningkatan
leukosit yang mengindikasikan adanya infeksi. Bila tidak
ada penyebab yang jelas dari test tersebut, penderita
dianggap menderita mielitis transversa idiopatik ( Kalita,
2000).
7. Pengobatan awal pada penderita mielitis tranversa dengan
pemberian steroid dosis tinggi secara intravena atau oral.
9. 1. Infeksi, resiko tinggi terhadap,penyebaran b.d penekanan
respon inflamasi.
Tujuan : Mencapai masa penyembuhan tepat waktu, tanpa
bukti penyebaran infeksi endogen atau keterlibatan orang
lain.
Intervensi :
1.berikan tindakan isolasi sebagai tindakan pencegahan.
2.pantau suhu secara teratur.catat munculnya tanda-tanda
klainais dari proses infeksi.
3.berikan terapi antibiotikaIV sesuai indikasi
10. 2. perfusi jaringan, perubahan: serebral resioko tinggi
terhadap edema serebral yang mengubah/ menghentikan
aliran darah arteri/vena
Tujuan : Mempertahankan tingkat kesadaran
biasanya/membaik dan fungsi motorik/ sensorik
Intervensi :
1.pertahankan tirah baring dengan posisi kepala datar dan
pantau tanda vital sesuai indikasi setelah dilakukan pungsi
lumbal.
2. pantau status neurologis
3.berikan cairan IV dengan alat kontrol khusus.
11. 3. nyeri b.d adanya proses infeksi/inflamasi
Tujuan : Melaporkan nyeri hilang/terkontrol
Intervensi :
1.berikan lingkungan yang tenang
2.dukung untuk menentukan posisi yang nyaman.
3.berikan analgetik