Dokumen tersebut membahas tentang ensefalitis, yaitu radang otak yang disebabkan oleh berbagai mikroorganisme seperti bakteri, virus, jamur. Terdapat definisi, etiologi, klasifikasi, patofisiologi, gejala, komplikasi, diagnosa, dan penatalaksanaan medis dari kondisi tersebut.

1. Kelompok VIII
Ensefalitis
Asrofi armidin
Dina eswati
Elda siadi
Poni ribca w
winarno

2. DEFINISI
Ensefalitis adalah radang jaringan otak yang
dapat disebabkan oleh bakteri, cacing,
protozoa, jamur, ricketsia atau virus (Arif
Mansur : 2000).
Ensefalitis adalah infeksi yang mengenai CNS
yang disebabkan oleh virus atau mikro
organisme lain yang non purulent.

3. ETIOLOGI
Bakteri
Staphylococcus aureus, streptokok, E. Coli, M.
Tuberculosa dan T. Pallidum.
Virus
 Arbovirus
 Penyebab lain bisa keracunan arsenik dan
reaksi toksin dari thypoid fever, campak dan
chicken pox/cacar air.

4. KLASIFIKASI
• Infeksi virus yang bersifat endemik.
• Enterovirus
• Arbovirus
• Infeksi virus yang bersifat sporadik .
• Encephalitis pasca-infeksi

5. PATOFISIOLOGIS
• virus atau agen penyebab ke SSP melalui
peredaran darah ,saraf perifer atau saraf
cranial,menetap dan berkembangbiak
menimbulkan proses peradangan.kerusakan pada
myelin pada akson dan white matter dapat pula
terjadi.reaksi peradangan juga mengakibatkan
perdarahan,edema,nekrosis yang selanjutnya
dapat terjadi peningkatan tekanan
intracranial.kematian dapat terjadi karena adanya
herniasi dan peningkatan intracranial.

6. TANDA DAN GEJALA
• demam, Muntah
• kejang dan kesadaran menurun,
• sakit kepala, kadang disertai kaku kuduk
apabila infeksi mengenai meningen,
• gangguan pendengaran dan penglihatan.
(Mansjoer,2000).

7. KOMPLIKASI
• Gangguan penglihatan
• Retardasi mental
• Gangguan tingkah laku
• Epilepsi

8. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
• Darah
• Feses
• Jaringan otak
• Hidung dan tenggorokan

9. PENATALAKSANAAN MEDIS
 Isolasi : isolasi bertujuan mengurangi
stimuli/rangsangan dari luar dan sebagai
tindakan pencegahan
• Ampicillin : 200 mg/kgBB/24 jam, dibagi 4
dosis.
• Kemicetin : 100 mg/kgBB/24 jam, dibagi 4
dosis.

10. Mengurangi meningkatnya tekanan
intrakranial : manajemen edema otak
• Mempertahankan hidrasi, monitor balans
cairan
• Glukosa 20%, 10 ml intravena beberapa kali
sehari disuntikkan

11. Mengontrol kejang : Obat antikonvulsif
diberikan segera untuk memberantas kejang.
• Valium dapat diberikan dengan dosis 0,3-0,5
mg/kgBB/kali.
• Bila 15 menit belum teratasi/kejang lagi bia
diulang dengan dosis yang sama.
• Jika sudah diberikan 2 kali dan 15 menit lagi
masih kejang, berikan valium drip dengan
dosis 5 mg/kgBB/24 jam.

12. Mempertahankan ventilasi : Bebaskan jalan
nafas, berikan O2 sesuai kebutuhan (2-
3l/menit).