Definisi dan Klasifikasi dari Dermatofitosis & Non - Dermatofitosis
Etiologi & Faktor Risiko dari Dermatofitosis & Non -Dermatofitosis
Patogenesis Dermatofitosis & Non - Dermatofitosis
Patofisiologi dan Manifestasi Klinis Dermatofitosis & Non -Dermatofitosis
Diagnosis (Anamnesis,P.Fisik,P.Penunjang) dari Dermatofitosis & Non-Dermatofitosis
Penatalaksanaan [ Farmako & Non – farmako
( Edukasi, Pencegahan ) ] dari Dermatofitosis & Non -Dermatofitosis
7. Prognosis dari Dermatofitosis & Non-Dermatofitosis
Definisi dan Klasifikasi dari Dermatofitosis & Non - Dermatofitosis
Etiologi & Faktor Risiko dari Dermatofitosis & Non -Dermatofitosis
Patogenesis Dermatofitosis & Non - Dermatofitosis
Patofisiologi dan Manifestasi Klinis Dermatofitosis & Non -Dermatofitosis
Diagnosis (Anamnesis,P.Fisik,P.Penunjang) dari Dermatofitosis & Non-Dermatofitosis
Penatalaksanaan [ Farmako & Non – farmako
( Edukasi, Pencegahan ) ] dari Dermatofitosis & Non -Dermatofitosis
7. Prognosis dari Dermatofitosis & Non-Dermatofitosis
DIAGNOSA BANDING PENURUNAN KESADARAN MANAJEMEN
Dipresentasikan oleh Jofizal Jannis | Neurologist| National Brain Centre
pada PIT VI IDI Kota Bogor | 10 Nopember 2013
Muntah pada Anak
Dipresentasikan oleh DR. dr. Dwi Prasetyo, SpA(K), M.Kes
Departemen Ilmu Kesehatan Anak
FK UNPAD/ RS Hasan Sadikin Bandung
pada PIT VI IDI Kota Bogor | 10 Nopember 2013
DIAGNOSA BANDING PENURUNAN KESADARAN MANAJEMEN
Dipresentasikan oleh Jofizal Jannis | Neurologist| National Brain Centre
pada PIT VI IDI Kota Bogor | 10 Nopember 2013
Muntah pada Anak
Dipresentasikan oleh DR. dr. Dwi Prasetyo, SpA(K), M.Kes
Departemen Ilmu Kesehatan Anak
FK UNPAD/ RS Hasan Sadikin Bandung
pada PIT VI IDI Kota Bogor | 10 Nopember 2013
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
Fundamental gerakan pramuka merupakan dasar dasar apa saja yang harus dimiliki oleh seorang pramuka
Fundamental Gerakan Pramuka meliputi :
1. Definisi dari istilah Pramuka, Pendidikan Kepramukaan, Kepramukaan dan Gerakan Pramuka
2. Tujuan Gerakan Pramuka ( Karakter, Keterampilan, Kebangsaan)
3. Kurikulum Pendidikan Kepramukaan ( SKU, SKK, SPG )
4. PDK dan MK (PDK= Prinsip Dasar Kepramukaan , MK= Metode Kepramukaan )
5. Sistem Among dan Kiasan Dasar
6. Pengembangan Karakter SESOSIF
7. Ketrampilan Kepramukaan dan Teknik Kepramukaan
8. Indikator Ketercapaian Tujuan ( Happy, Healthy, Helpful, Handycraft )
9. Tujuan Akhir (Hidup Bahagia, Mati Bahagia )
Tentang Fundamental Gerakan Pramuka tersebut dapat dijabarkan sbb :
1. Definisi
a. Pramuka adalah setiap warga negara Indonesia yang secara sukarela aktif dalam pendidikan Kepramukaan serta berusaha mengamalkan Satya Pramuka dan Darma Pramuka.
b. Pendidikan Kepramukaan adalah proses pembentukan kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak mulia pramuka melalui penghayatan dan pengamalan nilai-nilai kepramukaan.
c. Kepramukaan adalah proses pendidikan nonformal di luar lingkungan sekolah dan diluar linkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka denga Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak, dan budi pekerti luhur (SK Kwarnas No. 231 Tahun 2017)
d. Gerakan Pramuka adalah organisasi yang dibentuk oleh pramuka untuk menyelenggarakan pendidikan Kepramukaan
b. 8 MK (Metode Kepramukaan), meliputi:
1. Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka;
2. Belajar sambil melakukan;
3. Kegiatan berkelompok, bekerjasama, dan berkompetisi;
4. Kegiatan yang menarik dan menantang;
5. Kegiatan di alam terbuka;
6. Kehadiran orang dewasa yang memberikan bimbingan, dorongan, dan dukungan;
7. Penghargaan berupa tanda kecakapan; dan
8. Satuan terpisah antara putra dan putri.
5. Sistem Among dan Kiasan Dasar
Dalam melaksanakan pendidikan kepramukaan digunakan Sistem Among.
Sistem Among merupakan proses pendidikan kepramukaan yang membentuk peserta didik agar berjiwa merdeka, disiplin, dan mandiri dalam hubungan timbal balik antarmanusia.
Sistem Among memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan diri dengan bimbingan orang dewasa melalui prinsip kepemimpinan sebagai berikut:
Ing ngarso sung tulodo maksudnya di depan menjadi teladan;
Ing madyo mangun karso maksudnya di tengah membangun kemauan; dan
Tutwuri handayani maksudnya di belakang memberi dorongan ke arah kemandirian yang lebih baik.
. Pengembangan Karakter SESOSIF
Di dalam SKU, SKK, dan SPG mengandung inti SESOSIF, yaitu : Spiritual, Emosional, Sosial, Intelektual, dan Fisik.
Yang kesemuanya itu ditumbuhkembangkan dalam diri seorang pramuka. Keterpaduan kelima area pengembangan diri itu akan mengantarkan sang Pramuka menjadi generasi bangsa yang unggul.
7. Ketrampilan Kepramukaan dan Teknik Kepramukaan
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa BaratEldi Mardiansyah
Di dalamnya mencakup Presentasi tentang Pendampingan Individu 2 Pendidikan Guru Penggerak Aangkatan ke 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat tahun 2024 yang bertemakan Visi dan Prakarsa Perubahan pada SMP Negeri 4 Ciemas. Penulis adalah seorang Calon Guru Penggerak bernama Eldi Mardiansyah, seorang guru bahasa Inggris kelahiran Bogor.
6. PENGERTIAN MENINGITIS
Menurut Mansjoer, Arif
(2000)radang umum pada arakhnoid
dan piamater, disebabkan oleh
bakteri, virus, riketcsia atau protozoa.
Menurut Tarwoto
(2007;105) merupakan peradangan
pada bagian arakhnoid dan piamater
(leptomeningitis) selaput otak dan medulla
spinalis. Peradangan pada bagian duramater
9. ETIOLOGI
Menurut Tarwoto (2007:105) meningitis
dapat disebabkan karena bakteri,
virus, jamur atau karena toksin
• Haemophilus influenza
• Neisseria meningitis (meningococus)
• Diplococus pneumonia
• Streptococcus grop A
• Pseudomonas
• Staphylococcus aureus
• Escherichia coli.
10. Faktor Predisposisi
Menurut Tarwoto (2007:105)
ada beberapa terjadinya
meningitis, seperti:
• Luka/ fraktur terbuka pada kepala
• Infeksi pada telinga
• Radang paru
• Pembedahan otak dan spinal
• Sepsis
12. Meningitis
Bakteri yang
• Meningitis bakteri adalah meningitis
disebabkan oleh bakteri.
• Bakteri infeksi masuk ke susunan saraf pusat
melaluiu peredaran darah atau langsung dari
luar pada fraktur atau luka terbuka.
13. Meningitis virus
• Virus penyebab infeksi pada meningitis masuk
melalui sistem respirasi, mulut, genetalia atau
melalui gigitan binatang
• Jenis penyakit virus yang dapat menyebabkan
meningitis adalah measles, mumps herpes
simplex dan herpes zoster.
14. Menigitis jamur
dan protozoa
• Meningitis disebabkan oleh jamur dan protozoa
sangat jarang,
• jenis ini umumnya diderita orang yang
mengalami kerusakan immun (daya tahan
tubuh) seperti pada penderita AIDS.
15. MANIFESTASI KLINIS (MENINGITIS BAKTERI)
Menurut Tarwoto (2007)
nyeri kepala, panas,
mual muntah
nyeri bagian belakang
kejang umum.
Pada keadaan lebih lanjut dapat mengakibatkan
penurunan kesadaran sampai menjadi koma. Tekanan
darahnya umumnya normal, namun disertai tanda –
tanda iritasi meningeal seperti adanya:
Kaku kuduk (nuchal rigidity)
Tanda Brudzinski positif
Tanda kernig positif.
16. MANIFESTASI KLINIK (MENINGITIS VIRUS)
nyeri kepala
nyeri sekitar muka dan mata,
photofobia
adanya kaku kuduk
Adanya kelemahan,
rash,
nyeri pada ekstremitas mungkin terjadi.
Demam
tanda – tanda iritasimeningeal juga dapat
dijumpai adanya kaku kuduk, tanda
brudzinski dan kernig.
17. GEJALA YANG KHAS DAN UMUM
ditampakkan oleh penderita meningitis diatas umur 2 tahun :
demam, sakit kepala dan kekakuan otot leher yang berlangsung
berjam-jam atau dirasakan sampai 2 hari.
Tanda dan gejala lainnya adalah photophobia (takut/menghindari
sorotan cahaya terang), phonophobia (takut/terganggu dengan
suara yang keras), mual, muntah, sering tampak kebingungan,
kesusahan untuk bangun dari tidur, bahkan tak sadarkan diri.
Pada bayi
gejala dan tanda penyakit meningitis mungkin sangatlah
sulit diketahui,
umumnya bayi akan tampak lemah dan pendiam (tidak
aktif),
gemetaran,
muntah dan enggan menyusui.
19. Pemeriksaan Diagnostik
• Laboratorium klinik rutin (Hb, leukosit, LED,
trombosit, retikulosit, glukosa).
• Pemeriksaan faal hemostasis diperlukan untuk
mengetahui secara dini adanya DIC.
• Pemeriksaan serum elektrolit dan glukosa dinilai
untuk mengidentifikasi adanya ketidakseimbangan
elektrolit terutama hiponatremi.
• Untuk lebih spesifik mengetahui jenis mikroba
melalui kultur kuman pada cairan serebrospinal
dan darah.
• Counter Immuno Electrophoresis (CIE) digunakan
secara luas untuk mendeteksi antigen bakteri pada
cairan tubuh umumnya cairan serebrospinal dan
urine.
• foto rontgen paru,
• CT scan kepala
20. Meningitis
Karakteristik Normal
Bakteri Virus
CSF
Tekanan 80 – 100 200-500 Normal/
mmH2O mmH2O meningkat
Warna cairan Bening Keruh/ bening
purulen
Leukosit 0-8/ mm3 500-10.000 10-500 mm3
mm3
Tipe sel Neutropil Limposit
Protein Meningkat Meningkat
Glukosa 45-75/ mL Menurun Normal
Kultur Negative Positif bakteri Negative