SlideShare a Scribd company logo
HEREDITAS
HEREDITAS
Kelompok 5
IDA MARITO
ULFA FAJRIYAH
FANNY LAELA
SHAFRINA WIN
Anggota Kita!
Kalian Siap? Mari mulai!
Hukum
Pewarisan Sifat
Penyimpangan
Semu Hukum
Mendel
Testcross,
Backcross dan
penyilangan
Resiprok
Determinasi
Seks
Tautan, Pindah
Silang, dan
Gagal Berpisah
Menghitung
Gamet, dan
menghitung
Genotipe
menggunakan
metode anak
garpu
APA SAJA YANG AKAN KITA BAHAS?
APA SAJA YANG AKAN KITA BAHAS?
GENETIKA DAN TEKA-TEKINYA
GENETIKA DAN TEKA-TEKINYA
2000 tahun yang lalu
Setiap individu membawa faktor pembawa sifat yang berbeda dari kedua orang
tuanya. Faktor pembawa sifat tersebut menentukan genotip maupun fenotip
suatu individu. Pada reproduksi seksual terjadi peleburan gamet jantan dan
gamet betina sehingga keturunan yang dihasilkan berbeda dengan kedua
induknya dan memiliki variasi yang sangat banyak. Variasi antar keturunan ini
disebabkan adanya pindah silang pada saat meiosis pembentukan gamet. Hal
tersebut menyebabkan kombinasi gen yang diterima keturunan dari kedua induk
berbeda-beda. Hal ini menjadi dasar pola hereditas.
1800-an hipotesa particulate: "parental menurunkan
unit hereditas dikrit (kumpulan kartu)"
Kamu bisa melipat lidah, nggak?
Kalau iya, berarti kamu memiliki
sfat dominan melipat lidah.
HUKUM
HUKUM PEWARISAN
PEWARISANSIFAT
SIFAT
GREGOR MENDEL
GREGOR MENDEL Genetika mulai berkembang setelah seorang biarawan Austria yang
bernama Gregor Johahn Mendel pada tahun 1857 menyampaikan hasil
eksperimen penyilangan (hibridasi) kacang ercis (pisum sativum,
kacang kapri). Mendel memilih kacang kapri dengan beberapa alsan
berikut ini.
a. Memiliki banyak varietas
b. Dapat melakukan
penyerbukan sendiri
(autogami)
c. Mudah dilakukan
perkawinan silang
d. Cepat menghasilkan biji
e. Menghasilkan banyak
keturunan
Suatu kaidah pemisahan pasangan alel secara bebas pada saat pembelahan meiosis dalam
pembentukan gamet. Pada waktu pembentukan gamet pada meiosis, dua gen yang berpasangan
pada kromosom homolog akan dipisahkan atau di segregasi ke dalam sel-sel gametnya. Segregasi
ini disertai dengan penurunan jumlah kromosom diploid menjadi haploid. Hukum Mendel 1 dapat
dibuktikan pada penyilangan monohibrid. Monohibrid sendiri adalah penyilangan antara satu sifat
beda yang merupakan satu pasangan alel. Gen di dalam sel tubuh selalu berada dalam keadaan
berpasangan. Contohnya pada tumbuhan yang memiliki parental tinggi mempunyai susunan gen
atau genotip TT dan parental tanaman pendek mempunyai susunan gen atau genotip tt. Nah
individu tersebut disebut juga homozigot.
HUKUM
HUKUM MENDEL I
MENDEL I SEGRESI (PEMISAHAN)
SEGRESI (PEMISAHAN)
Istilah
Baru!
Gamet (G) adalah sel kelamin jantan atan betina
Gen adalah faktor pembawa sifat. Dominan (kuat) dituliskan besar, resesif (lemah) dituliskan abjad kecil
Alel adalah pasanngan gen yang terdapat dalam kromosom sehomolog (dari kedua induknya)
Genotipe (tipe gen) adalah keadaan genetik dari suatu individu atau populasi. Ada genotipe dominan
homozigot (MM bawa manis), genotipe heterozigot (Mm bawa manisi), dan genotipe resesif (mm bawa
asam)
Percobaan Mendel
Percobaan Mendel
Dominan Resesif
F1 (Keturunan I)
GM GM
Percobaan Mendel
Dominan Resesif
F1 (Keturunan I)
Dominan Resesif
F1 (Keturunan I)
Percobaan Mendel
Dominan Resesif
F1 (Keturunan I)
Dominan Resesif
F1 (Keturunan I)
F2 (Keturunan II)
75% 25%
U u
U
UU
Ungu
Uu
Ungu
u
Uu
Ungu
uu
Putih
P1 :
G1 :
F1 :
UU x uu
u
U
100 % Uu (berbunga ungu)
P2 : Uu x Uu
G2 : U, u U, u
F2 :
Rasio Genotipe F2 :
UU : Uu : uu
1 : 2 : 1
Rasio Fenotipe F2 :
berbunga ungu : berbunga putih
3 : 1
Istilah
Baru!
Fenotipe adalah sifat yang
muncul atau dapat diamati
dari suatu organisme
Filial (F) adalah hasil
keturunan atau anak
Kotak funnet
Suatu kaidah yang menyatakan bahwa
setiap alel dapat berpasangan secara
bebas dengan alel lainnya yang tidak
sealel pada waktu pembentukan gamet.
Hukum Mendel II dapat dijelaskan dengan
penjelasan dihibrid yaitu penyilangan
dengan dua sifat beda atau dua alel yang
berbeda. Hukum Mendel 2 hanya berlaku
pada gen-gen yang letaknya berjauhan
sehingga dapat memisah secara bebas.
Pada gen letaknya berdekatan cenderung
akan terjadi tautan dan tidak dapat
memisah secara bebas.
HUKUM
HUKUM MENDEL II
MENDEL II ASORTASI (BERPASANGAN)
ASORTASI (BERPASANGAN)
SECARA BEBAS
SECARA BEBAS
GM GM
BBKK
berbiji bulat
warna kuning
bbkk
berbiji keriput
warna hijau
BbKk
berbiji bulat
warna kuning
apakah kedua karakter diturunkan bersama atau terpisah?
Tidak Berpisah/ "Bersama"
BbKk BbKk
P2 :
G2 : BK, bk BK, bk
F2 :
BK bk
BK
BBKK BbKk
bk
BbKk bbkk
Fenotipe:
3 : 1
Genotipe:
1 : 2 : 1
BbKk
BK Bk bK bk
BK
Bk
bK
bk
Terpisah
BbKk
P2 :
G2 : BK, Bk, bK, bk BK, Bk, bK, bk
F2 :
BbKk
BK Bk bK bk
BK
Bk
bK
bk
Terpisah
BbKk
P2 :
G2 : BK, Bk, bK, bk BK, Bk, bK, bk
F2 :
B-K = kuning bulat
B-k = kuning kisut
b-K = hijau bulat
bbkk = hijau kisut
BK Bk bK bk
BK
BBKK BBKk BbKK BbKk
Bk
BBKk BBkk BbKk Bbkk
bK
BbKK BbKk bbKK bbKk
bk
BbKk Bbkk bbKk bbkk
Terpisah
F2 :
Terpisah
Rasio genotipe F2 = BBKK : BBKk : BbKK : BBkk : BbKk : bbKK : Bbkk : bbKk : bbkk
= 1 : 2 : 2 : 1 : 4 : 1 : 2 : 2 : 1
Rasio fenotipe F2 = bulat kuning : bulat hijau : keriput kuning : keriput hijau
= 9 : 3 : 3 : 1
Pembentukan gamet pada persilangan dihibri terjadi dengan cara pemisahan alel secara bebas yaitu
sebagai berikut:
• BB berpisah menjadi B dan B; Bb berpisah menjadi B dan b; dan bb berpisah menjadi b dan b.
• KK berpisah menjadi K dan K; Kk berpisah menjadi K dan k dan kk berpisah menjadi k dan k.
Pembentukan gamet pada persilangan dihibrid terjadi melalui penggabungan alel (berpasangan
secara bebas), yaitu sebagai berikut:
• B berpasangan dengan K membentuk BK
• B berpasangan dengan k membentuk BK
• b berpasangan dengan K membentuk bK
• b berpasangan dengan k membentuk bk
Jika hasil keturunannya menunjukkan sifat yang sama 100%, genotipe individu tersebut
adalah dominan homozigot.
Jika hasil keturunannya menunjukkan sifat yang berbeda-beda, genotipe individu tersebut
adalah dominan heterozigot.
Individu dominan homozigot akan menghasilkan hanya satu macam gamet.
Individu heterozigot akan menghasilkan jenis gamet yang berbeda dengan frekuensi yang
sebanding (monohibrid menghasilkan 2 macam gamet, dihibrid menghasilkan 4 macam
gamet).
Testcross merupakan penyilangan antara suatu individu yang tidak diketahui genotipenya
dengan individu yang bergenotipe homozigot resesif. Tujuan testcross adalah sebagai berikut.
1. Untuk menguji sifat individu yang menunjukkan fenotipe dominan, apakah bergenotipe
homozigot atau heterozigot.
2. Mengetahui berapa macam gamet yang dihasilkan oleh suatu individu yang genotipenya
dipertanyakan.
TESTCROSS (UJI SILANG)
TESTCROSS (UJI SILANG)
CONTOH SOAL
CONTOH SOAL
Dilakukan testcross (uji silang) antara marmut jantan berbulu putih
dengan marmut betina berbulu hitam yang genotipenya tidak diketahui.
Alel hitam bersifat dominan (H), sedangkan alel putih bersifat resesif
(h). Buatlah diagram testcross masing-masing.
BACKCROSS (SILANG BALIK)
BACKCROSS (SILANG BALIK)
Backcross merupakan penyilangan antara suatu individu dengan salah satu
induknya (atau dengan individu-individu yang bergenotioe identik dengan
induknya). Tujuan backcross adalah untuk mendapatkan kembali individu yang
bergalur murni (yang homozigot resesif atau homozigot dominan). Backcross
menghasilkan progeni, yaitu keturunan yang berasal dari sumber yang sama.
BACKCROSS (SILANG BALIK)
BACKCROSS (SILANG BALIK)
YY
Yy
YY Yy
YY
Yy
yy
><
P1
F1
P2 F2
Backcross
Progeni
Backcross dengan induk dominan
YY
><
yy
Yy
P1
F1
Yy yy
F2 P2
Yy
Backcross dengan induk resesif
yy
Backcross
Progeni
PENYILANGAN RESIPROK
PENYILANGAN RESIPROK
Penyilangan resiprok adalah penyilangan ulang dengan menukarkan jenis kelaminnya.
Penyilangan resiprok ini tidak memengaruhi rasio hasil penyilangan jika dilakukan
terhadap gen-gen yang tidak tertaut pada kromosom seks. Contohnya, penyilangan
resiprok dari penyilangan monohibrid ercis betina berbiji kuning dengan ercis jantan
berbiji hijau adalah ercis jantan berbiji kuning disilangkan dengan ercis betina berbiji
hijau.
Rumus untuk menghitung gamet adalah 2^n. Dimana n ialah jumlah
pasangan alel heterozigot yaitu Individu yang berkarakter atau
bersifat terkontrol oleh dua gen (sepasang) yang tidak identik
(berlainan)
Tentukan jumlah gamet dari genotipe AaBbCc!
Berapa banyak gamet dari genotipe KKLlMm
1.
2.
Contoh soal :
MENGHITUNG GAMET
MENGHITUNG GAMET
Dalam menyelesaikan permasalahan
hukum Mendel kita tidak hanya
mengetahui jumlah gametnya saja,
namun juga perlu mengetahui apa saja
jenis-jenisnya. Sebab gamet yang ada
pada genotipe itu nantinya akan
disilangkan dengan gamet pasangan yang
lain. Cara efektif untuk mencari jenis
gamet adalah dengan menggunakan
metode anak garpu.
MENCARI JENIS GAMET DALAM GENOTIPE
MENCARI JENIS GAMET DALAM GENOTIPE
MENCARI JENIS GAMET DALAM GENOTIPE
Dua prinsip yang dipakai dalam pemakaian
metode anak garpu :
1) Penulisan pasangan alel heterozigot
dilakukan terpisah, sedangkan pasangan
alel homozigot ditulis salah satu
2) Pada alel heterozigot diberi
penghubung garis bercabang, sedangkan
pada alel homozigot diberi penghubung
garis lurus.
Tentukan jumlah gamet dan tuliskan jenis gametnya dari genotipe KkLlMm
Tentukan jumlah gamet dan tuliskan jenis gametnya dari genotipe AABbCc
1.
2.
Ayo bantu Yono selesaikan soal berikut!
Berdasarkan hukum Mendel I dan II, penyilangan monohibrid (satu sifat beda) dominan penuh
memiliki perbandingan lentige pada F2 sebesar 3 : 1. Sementara itu, penyilangan dihibrid (dua
sifat beda) dominan penuh memiliki perbandingan fenotipe F2 sebesar 9 : 3 : 3: 1. Namun
pada kenyataannya, ketika dilakukan penyilangan, terkadang ditemukan angka
perbandingan yang tidak sama (menyimpang) dengan pola-pola hereditas menurut hukum
Mendel sebagai berikut.
a. Penyilangan monohibrid yang memiliki angka perbandingan fenotipe F2 sebesar 1 : 2 : 1.
b. Penyilangan dihibrid yang memiliki angka perbandingan fenotipe F2 sebagai berikut.
• 9 : 3 : 4 ➝ 9 : 3 : (3 + 1)
• 9 : 7 ➝ 9 : (3 + 3 + 1)
• 9 : 6 : 1 ➝ 9 : (3 + 3) : 1
• 12 : 3 : 1 ➝ (9 + 3) : 3 : 1
• 15 : 1 ➝ (9 + 3 + 3) : 1
PENYIMPANGAN SEMU HUKUM MENDEL
PENYIMPANGAN SEMU HUKUM MENDEL
Jika diperhatikan secara seksama, ternyata angka-angka perbandingan tersebut merupakan
penggabungan dan penjumlahan dari angka-angka perbandingan yang dikemukakan oleh
Mendel. Sehingga peristiwa tersebut dikenal dengan penyimpangan semu hukum Mendel.
Kenapa bisa ya?
Interaksi antaralel interaksi genetik
Dua alel dari suatu gen yang diekspresikan secara bersama-sama dan menghasilkan
fenotipe yang berbeda pada individu bergenotipe heterozigot. Alel-alel kodominan tidak
memiliki hubungan dominan atau resesif serta dituliskan dengan menggunakan simbol
dasar berhuruf besar dengan huruf-huruf berbeda yang ditulis di atasnya.
Contohnya ada di alel-alel yang mengatur golongan darah sistem M-N pada manusia
menggunakan simbol
INTERAKSI ANTARALEL
KODOMINAN
dan
Warna rambut sapi ras Shorthorn dipengaruhi oleh alel-alel kodominan, yaitu
warna merah oleh C^RC^R, roan (cokelat kemerahan dengan percikan warna
putih) oleh C^RC^W, dan putih oleh C^WC^W. Jika sapi berwarna roan
disilangkan dengan sesamanya, bagaimanakah rasio fenotipe F1?
DOMINANSI TIDAK SEMPURNA
BBKK
berbiji bulat
warna kuning
bbkk
berbiji keriput
warna hijau
BbKk
berbiji bulat
warna kuning
dominansi sempurna
Dominansi ga sempurna gimana dong?
R r
R RR Rr
r Rr rr
DOMINANSI TIDAK SEMPURNA
Dominan
F1 (Keturunan I)
Snapdragon
70%
Dominansi tidak sempurna terjadi ketika
alel dominan tidak dapat menutupi alel
resesif dengan sempurna sehingga
menghasilkan fenotipe campuran pada
individu bergenotipe heterozigot.
Rasio Genotipe F2 :
UU : Uu : uu
1 : 2 : 1
Rasio Fenotipe F2 :
merah : pink : putih
1 : 2 : 1 sama
Alel ganda merupakan suatu gen yang memiliki lebih dari dua alel. Alel ganda terjadi
karena perubahan struktur DNA (mutasi) yang diwariskan. Alel ganda menyebabkan
adanya gejala polimorfisme, yaitu bertambahnya jenis fenotipe yang mengarah kepada
terbentuknya varietas-varietas yang berbeda pada suatu populasi. Salah satu contoh
bertambahnya jenis fenotipe yang mengarah kepada terbentuknya polimorfisme adalah
pola pewarnaan pada ular garter (Thamnophis ordinoides) yang berpengaruh pada
perbedaan perilakunya.
Contoh alel ganda adalah warna rambut kelinci, dikendalikan oleh alel-alel dengan
hierarki dominansinya, yaitu warna penuh abu-abu (C) > chinchilla atau abu-abu
keperakan (c^ch) > himalayan atau putih dengan bagian tungkai, ekor, telinga, hidung
berwarna hitam (c^h) > tidak menghasilkan warna atau albino (c).
ALEL GANDA
Kelinci betina abu abu muda (c^ch c) dikawinkan dengan kelinci jantan
warna abu-abu (Cc^h). Bagaimanakah rasio fenotipe anak-anak kelinci yang
dilahirkan?
Alel letal adalah alel yang menyebabkan kematian
pada individu yang memilikinya. Kematian ini terjadi
karena alel tersebut berperan pada karakter penting
dalam tubuh, misalnya menumbuhkan klorofil pada
tumbuhan. Pengaruh alel letal dapat terjadi pada
masa embrio sehingga menyebabkan kematian
sebelum lahir atau kematian pada usia anak-anak
hingga dewasa (subletal).
ALEL LETAL
A. Alel letal dominan
Individu dengan alel letal dominan yang bergenotipe homozigot akan letal (mati
sebelum lahir), sedangkan yang bergenotipe heterozigot akan mengalami subletal.
Contoh kasus letal dominan, antara lain ayam creeper (redep), tikus kuning, kucing
berekor pendek (manx cat), penyakit Huntington (degeneratif sistem saraf),
acbondroplasia (kerdil), dan brakidaktili (jari tangan pendek). Berikut contoh diagram
persilangan ayam creeper.
Ayam creeper bergenotipe heterozigot (Cc) akan tetap memiliki cacat kaki walaupun
hidup. Ayam creeper (Cc) dapat dihasilkan dari ayam normal (cc) yang salah satu gen
resesifnya (c) mengalami mutasi gen menjadi gen dominan (C). Diagram persilangan
ayam creeper adalah sebagai berikut.
B. Alel letal resesif
Alel letal resesif hanya menyebabkan kematian pada individu yang bergenotipe
homozigot resesif. Individu yang bergenotipe heterozigot dan homozigot dominan
adalah normal. Contoh kasus letal resesif, antara lain albino pada tanaman, ichtyosis
congenita (kulit tebal, banyak luka sobekan pada janin), sapi bulldog, dan mata bentuk
binatang pada Drosophila melanogaster.
Sapi bulldog memiliki tubuh kecil seperti anjing bulldog, bergenotipe homozigot resesif,
dan letal saat dilahirkan. Sapi bulldog ini merupakan keturunan dari sapi dexter
(bertubuh pendek dan bergenotipe heterozigot). Diagram persilangannya adalah
sebagai berikut.
INTERAKSI GENETIK
INTERAKSI GENETIK
Atavisme adalah kemunculan karakteristik dalam organisme setelah absen selama
beberapa generasi. Hal ini disebabkan karena adanya kesempatan berbagai gen
untuk melakukan rekombinasi atau penyatuan kembali. Dengan demikian, akan
terjadi pengulangan kembali sifat atau perilaku sebelumnya, setelah sebelumnya
hilang untuk jangka waktu yang lama. Lebih sederhana, atavisme merupakan
pemunculan kembali sifat-sifat pada seseorang yang sudah lama tidak muncul
pada generasi yg sebelumnya.
ATAVISME interaksi antara dua gen dominan
Genotipe Fenotipe
R*P* Walnut
R*pp Rose
rrP* Pea
rrpp Single
Tanda * bisa diisi gen dominan
atau resesif
Bentuk dari jengger ayam tidak hanya diatur oleh satu gen,
melainkan interaksi dari dua gen. Persilangan ayam yang memliki
jengger rose (RRpp) dengan ayam berjengger pea (rrPP) akan
menghasilkan keturunan F1 100% berjengger walnut (RrPp). Hasil
perkawinan sesama F2 akan menghasilkan keturunan F dengan
perbandingan fenotip walnut: rose : pea : single = 9 : 3 : 3 : 1.
Penyimpangan yang terjadi dalam atavisme bukan mengenai perbandingan fenotip F2,
melainkan munculnya sebuah sifat baru pada jengger ayam, yaitu walnut dan single. Tipe
jengger walnut merupakan hasil interaksi dari dua gen yang berdiri sendiri, sedangkan tipe
jengger single merupakan hasil interaksi dua gen resesif.
EPISTASIS DAN HIPOSTASIS gen yang menutupi pemunculan sifat lain
Epistasis dan Hipostatis yaitu interaksi di mana satu gen menutupi gen lain yang bukan
alelnya. Gen yang ditutupi itu disebut hipostasis, sedangkan gen yang menutupi disebut
epistasis. Epistasis dibagi menjadi empat jenis, yaitu epistasis dominan, epistasis resesif,
epistasis gen dominan rangkap, dan epistasis gen rangkap dengan efek kumulatif.
A. Epistasis Dominan
Bisa dilihat di percobaan persilangan terhadap karakter warna buah labu (Curcurbita
pepo L).
Genotipe Fenotipe
P*K* Putih
P*kk Putih
ppK* Kuning
ppkk Hijau
Pada sifat warna buah labu, dikendalikan oleh dua pasang alel dalam lokus yang
berbeda, yaitu putih (P) dominan terhadap hijau (p), dan kuning (K) dominan terhadap
hijau (k). Jika gen dominan P (putih) muncul bersama-sama dengan gen dominan K
(kuning), akan memunculkan warna putih. Gen P (putih) bersifat epistasis (menutupi),
sedangkan gen K (kuning) dan gen k (hijau) merupakan gen hipostasis (ditutupi). Alel
resesifnya menunjukkan warna hijau.
Diagram penyilangannya
P1 :
G1 :
F1 :
PPkk ppKK
Pk pK
PpKk
P2 :
PpKk PpKk
G2 : PK, Pk.
pK, pk
PK, Pk.
pK, pk
PK Pk pK pk
PK
Pk
pK
pk
F2 :
P2 :
PpKk PpKk
G2 : PK, Pk.
pK, pk
PK, Pk.
pK, pk
PK Pk pK pk
PK PPKK PPKk PpKK PpKk
Pk PPKk PPkk PpKk Ppkk
pK PpKK PpKk ppKK ppKk
pk PpKk Ppkk ppKk ppkk
F2 :
12 labu putih
3 labu kuning
1 labu hijau
genotipenya:
15 : 1
fenotipenya:
12 : 3 : 1
B. Epistatis Resesif
Epistasis resesif terjadi jika gen yang menutupi gen lainnya bersifat homozigot resesif.
Gen homozigot resesif ini dapat menutupi gen lainnya yang bersifat dominan, baik yang
sealel maupun tidak sealel. Bisa dilihat di percobaan persilangan terhadap karakter
warna rambut tikus.
pemunculan warna rambut tikus dikendalikan oleh kerja dua macam enzim yang
masing-masing dikendalikan oleh gen dominan B (black) dan G (grey). Jika gen B dan G
berada bersama-sama, akan menunjukkan warna abu-abu. Jika hanya terdapat gen
dominan B, akan menunjukkan warna hitam. Namun, jika terdapat alel resesif bb, akan
menunjukkan warna Putih
Genotipe Fenotipe
B*G* Abu-abu
B*gg Hitam
bb** Putih
C. Epistatis Gen Dominan Rangkap
dua gen dominan atau lebih menghasilkan satu fenotipe dominan yang sama. Namun,
jika tidak ada gen dominan satupun, fenotipe resesif akan muncul. Contohnya pada
karakter bentuk kapsul biji tanaman Capsella burda-pastotis (kantong gembala). Gen
dominan apapun b secara sendiri-sendiri atau bersamaan dalam genotipe
menyebabkan kapsul biji berbentuk segitiga. Namun jika dalam genotipe tidak ada gen
dominan kapsul biji berbentuk oval.
D. Epistatis Gen Rangkap dengan Efek Kumulatif
Epistasis gen rangkap dengan efek kumulatif terjadi jika kondisi dominan, baik homozigot
maupun heterozigot pada salah satu lokus menghasilkan fenotipe yang sama. Epistasis
gen rangkap dengan efek kumulatif terjadi pada karakter warna biji gandum. Miyake dan
Imai (Jepang) menemukan bahwa pada tanaman gandum (Hordeum vulgare) terdapat
biji yang kulitnya berwarna ungu tua, ungu, dan putih. Jika gen dominan A dan B terdapat
bersama-sama dalam genotip, kulit buah akan berwarna ungu tua. Bila terdapat salah
satu gen dominan saja (A atau B), kulit buah berwarna ungu. Absennya gen dominan
menyebabkan kulit buah berwarna putih. Dapat dikatakan genotipe dominan pada
masing-masing lokus menghasilkan 1 unit pigmen secara bebas sehingga Abb dan aaB
menghasilkan satu unit pigmen dan fenotipenya sama. Genotipe aabb tidak menghasilkan
pigmen, sedangkan genotipe A*B* menghasilkan dua unit pigmen dan efeknya kumulatif.
Diagram persilangannya adalah sebagai berikut:
9 bunga ungu tua
6 bunga ungu
1 bunga putih
Polimeri merupakan peristiwa munculnya suatu sifat pada hasil
persilangan heterozigot karena adanya pengaruh gen-gen lain.
Hal ini disebabkan adanya dua atau lebih gen yang menempati
lokus yang sama,tetapi menentukan sifat yang sama (gen
ganda).
POLIMERI
Contoh Polimeri
Gandum bersekam merah tua disilangkan
dengan gandum bersekam putih. Seluruh
keturunan F1 bersekam merah sedang.
Jika F1 disilangkan dengan sesamanya,
perbandingan fenotipe F2-nya adalah…
Kriptomeri adalah peristiwa tersembunyinya suatu gen dominan jika tidak
berpasangan dengan gen dominan dari alel lainnya. Jadi, jika gen dominan
tersebut berdiri sendiri, maka sifatnya akan tersembunyi (kriptos). Misalkan,
akan dilakukan persilangan pada bunga Linaria maroccana berwarna
merah dengan bunga Linaria maroccana berwarna putih, maka persilangan
dapat dijelaskan dengan cara:
Antosianin adalah pigmen yang akan memicu pembentukan warna pada
bunga Linaria maroccana. Artinya tumbuhan Linaria yang memiliki gen A
akan menghasilkan bunga yang berwarna, sedangkan yang tidak punya gen
A bunganya akan albino (putih). Namun warna yang ditimbulkan oleh
antosianin tergantung dari tingkat keasaman (pH) protoplasma sel. Jika
protoplasma bersifat basa (dipengaruhi oleh gen B) maka akan timbul
warna ungu, sedangkan ketika protoplasma bersifat asam (dipengaruhi gen
b) maka akan muncul warna merah.
KRIPTOMERI
Perbandingan Pola Genotip Pola Fenotip
9 A-B- Ungu
3 A-bb Merah
3 aaB- Putih
1 aabb Putih
Contoh Kriptomeri
Berarti warna bunga pada Linaria maroccana ini ga cuma
dipengaruhi oleh gen penentu pigmen ya, tapi juga dipengaruhi
oleh gen penentu pH protoplasma. Untuk detailnya, bisa
disimak pada gambar berikut:
Komplementer merupakan interaksi gen yang saling
melengkapi. Jika salah satu gen tidak ada, sifat yang muncul
tidak sempurna. Pada tumbuhan Lathyrus odoratus, warna
bunga ungu hanya muncul jika tumbuhan tersebut memiliki
gen C dan gen P sekaligus.
5. Komplementer
Contoh Komplementer
Saat dua bunga Lathyrus odoratus
berbunga putih disilangkan, seluruh
F1 berbunga ungu. Jika F1
disilangkan dengan sesamanya,
perbandingan fenotipe F2
keturunananya adalah…
E
E KO
KO PULANG
PULANG KE
KE AMERIKA
AMERIKA
Epistasis
Epistasis
Komplementer
Komplementer
Polimeri
Polimeri
Kriptomeri
Kriptomeri
Atavisme
Atavisme
Peristiwa
Genotipe
A•B• A•bb aaB• aabb
Atavisme 9 3 3 1
Epistasis Dominan 12 3 1
Epistasis Resesif 9 3 4
Epistasis Gen Dominan Rangkap 15 1
Epistasis Gen Rangkap Efek Kumulatif 9 6 1
Polimeri 15 1
Kriptomeri 9 3 6
Komplementer 9 7
Hukum Mendel II 9 3 3 1
POLA PEWARISAN SIFAT MELALUI PAUTAN/TAUTAN, PINDAH SILANG, DAN GAGAL
BERPISAH
PAUTAN/TAUTAN
1.
Tautan terjadi proses profase I dalam meiosis. Akibat letaknya
yang saling berdekatan, gen-gen tersebut akan tetap bersama
sampai saat pembentukan gamet (sel kelamin). Pautan dari dua
macam gen atau lebih akan menghasilkan jumlah gamet yang
lebih sedikit dibandingkan dengan gen-gen yang tidak berpautan.
Pautan gen terjadi akibat gen-gen terletak pada lokus (tempat
peletakan gen) yang berdekatan dalam kromosom yang sama dan
saat proses pembentukan gamet saling berkait atau berikatan.
1. Tautan
Autosomal, jika
gen tertaut pada
kromosom
tubuh/autosom.
2. Tautan Seks,
jika gen tertaut
pada kromosom
seks
PINDAH SILANG
Peristiwa pindah silang akan menghasilkan keturunan dengan sifat yang baru. Hal
ini disebabkan karena adanya rekombinasi gen, yaitu penggabungan dari sebagian
gen induk jantan dengan sebagian gen induk betina pada saat proses fertilisasi
(pembuahan), sehingga menghasilkan susunan pasangan gen yang berbeda dari
gen-gen induknya. Peristiwa pindah silang umumnya terjadi pada organisme
seperti manusia, tumbuhan, dan juga hewan.
Cara menghitung nilai presentase pindah silang
Pindah silang adalah peristiwa pertukaran
materi genetik antara kromosom homolog
saat gametogenesis. Faktor yang
mempengaruhi terjadinya pindah silang
antara lain adanya temperatur.
Hasil persilangan antara mangga besar manis (BbMm) dengan mangga kecil asam
(bbmm) memperoleh hasil sebagai berikut:
Besar asam = 150
Besar manis = 750
Kecil manis = 100
Kecil asam = 500
Tentukan nilai pindah silangnya?
contoh soal :
Peristiwa ini merupakan keadaan di mana
kromosom gagal berpisah saat pembelahan
sel. Gagal berpisah dapat terjadi pada
pembelahan sel fase anafase. Pada saat
anafase, kromosom yang telah mengganda
harusnya ditarik menuju kutub sel oleh
benang-benang spindel yang menempel pada
kromosom. Selanjutnya, kromosom tersebut
akan berpisah menuju kutub-kutub yang
berlawanan.
Nah, pada peristiwa
gagal berpisah ini,
kromosom yang tertarik
ke kutub sel hanya
sebagiannya saja.
Sedangkan kromosom
yang tidak tertarik akan
mengalami penambahan
atau pengurangan jumlah
kromosom.
Gagal Berpisah (Nondisjunction)
Kromosom tidak dapat tertarik ke
kutub berlawan (saat peristiwa
meiosis 1 atau 2), akibatnya
terjadi penambahan atau
pengurangan kromosom pada
gamet yang terbentuk
pada hewan pada
tumbuhan
PENENTUAN JENIS KELAMIN
PENENTUAN JENIS KELAMIN
(DETERMINASI SEKS)
(DETERMINASI SEKS)
PENENTUAN JENIS KELAMIN
PENENTUAN JENIS KELAMIN
(DETERMINASI SEKS) PADA TUMBUHAN
(DETERMINASI SEKS) PADA TUMBUHAN
a. Sistem XX-XY
Penamaannya berdasarkan bentuk gonosom yang ditemukan.
Gonosom X berukuran lebih besar dari gonosom Y. Sistem ini diberi tanda XX
untuk betina dan jantan diberi tanda XY.Oleh karenanya, betina disebut juga
homogamet dan jantan heterogamet. Pada manusia terdapat 46 kromosom,
kromosom tubuh (autosom) 44 buah (22 pasang), sedangkan kromosom
kelaminnya ada 2 buah (sepasang).
Sel telur pada manusia 22 + X dan sperma 22 + Y atau 22 + X. Lalat buah
(Drosophila melanogaster) memiliki delapan buah kromosom yang terdiri atas
tiga pasang autosom dan satu pasang gonosom.Penulisan kromosom untuk lalat
buah jantan adalah 6A + XY dan lalat buah betina ditulis dengan 6A + XX.
PENENTUAN JENIS KELAMIN
PENENTUAN JENIS KELAMIN
(DETERMINASI SEKS) PADA HEWAN
(DETERMINASI SEKS) PADA HEWAN
b. Sistem XO
Pada beberapa serangga, ditemukan bentuk berbeda dengan penemuan sebelumnya. Jantan
tidak memiliki bentuk Y, tetapi hanya satu gonosom X.
Adapun betina memiliki sepasang gonosom X. Oleh karena itu, penulisan untuk perangkat
gonosom betina adalah XX dan jantan XO.
Jenis-jenis yang memiliki sistem seperti ini adalah beberapa jenis serangga, seperti belalang
dan anggota Orthoptera.
PENENTUAN JENIS KELAMIN
PENENTUAN JENIS KELAMIN
(DETERMINASI SEKS) PADA HEWAN
(DETERMINASI SEKS) PADA HEWAN
c. Sistem ZW
Sistem ZW banyak ditemukan pada jenis-jenis unggas, ikan, dan kupu-
kupu. Pemberian nama dengan sistem ini didasarkan pada pengamatan
yang menunjukkan sistem penentuan jenis kelamin untuk betina dan
jantan terbalik dengan penemuan sebelumnya.
Pada manusia, yaitu betina memiliki pasangan gonosom XY dan jantan
XX. Oleh karena itu, untuk menghindari kekeliruan dalam penulisan,
maka dibuat penamaan dengan sistem ZW. Betina diberi lambang ZW
dan jantan diberi lambang ZZ.
d. Sistem ZO
Sistem ZO ini dapat ditemukan pada beberapa jenis unggas. Pada sistem ini
susunan kromosom, kelamin ZO dimiliki oleh hewan betinanya, sedangkan
jantan memiliki susunan kromosom kelamin ZZ.
Oleh karena itu, kromosom kelamin betina hanya ada satu yaitu Z,
sedangkan jantan memiliki sepasang kromosom kelamin yang sama
bentuknya yaitu ZZ.
e. Sistem Haploid-Diploid
Pada sistem ini, penentuan jenis kelamin tidak ditentukan oleh
kromosom seks, melainkan oleh jumlah kromosom tubu. Pada lebah
dan semut umumnya tidak memiliki kromosom seks. Betina
berkembang dari sel telur yang dibuahi sehingga diploid.
Adapun jantan berkembang dari sel telur yang tidak dibuahi
sehingga mereka haploid. Hal ini dikenal dengan partenogenesis.
sebuah polaroid untuk menawarkan sesi
diskusi
KALAU BINGUNG FEEL
KALAU BINGUNG FEEL
FREE TO ASK GUYS
FREE TO ASK GUYS

More Related Content

What's hot

Ppt kelompok 6 (batang)
Ppt kelompok 6 (batang)Ppt kelompok 6 (batang)
Ppt kelompok 6 (batang)
Stiffany Tiwi
 
Pindah silang
Pindah silangPindah silang
Pindah silang
f' yagami
 
Komunitas tumbuhan
Komunitas tumbuhanKomunitas tumbuhan
Komunitas tumbuhan
Jessy Damayanti
 
Penyebaran populasi ekologi umum
Penyebaran populasi ekologi umumPenyebaran populasi ekologi umum
Penyebaran populasi ekologi umum
Jun Mahardika
 
Xmia4 chlorophyta
Xmia4 chlorophytaXmia4 chlorophyta
Xmia4 chlorophyta
Diniarti Prayuni
 
Buku struktur dan fungsi jaringan tumbuhan (Nining Khoerunnisa)
Buku struktur dan fungsi jaringan tumbuhan (Nining Khoerunnisa)Buku struktur dan fungsi jaringan tumbuhan (Nining Khoerunnisa)
Buku struktur dan fungsi jaringan tumbuhan (Nining Khoerunnisa)
Athiyyah Yaa
 
Makalah praktikum jaringan tumbuhan jagung dan kacang tanah
Makalah praktikum jaringan tumbuhan jagung dan kacang tanahMakalah praktikum jaringan tumbuhan jagung dan kacang tanah
Makalah praktikum jaringan tumbuhan jagung dan kacang tanah
Vina Widya Putri
 
Rpp kls xi biologi
Rpp kls xi biologiRpp kls xi biologi
Rpp kls xi biologi
eli priyatna laidan
 
PPT Embriologi Tumbuhan - Pinus merkusii
PPT Embriologi Tumbuhan - Pinus merkusiiPPT Embriologi Tumbuhan - Pinus merkusii
PPT Embriologi Tumbuhan - Pinus merkusii
Agustin Dian Kartikasari
 
Filotaksis daun
Filotaksis daunFilotaksis daun
Filotaksis daun
brasti nurhidayah
 
Rancangan Petak-petak Terbagi
Rancangan Petak-petak TerbagiRancangan Petak-petak Terbagi
Rancangan Petak-petak Terbagi
Ade Setiawan
 
Kingdom plantae
Kingdom plantaeKingdom plantae
Bab 1 pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
Bab 1 pertumbuhan dan perkembangan tumbuhanBab 1 pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
Bab 1 pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
rradityaaa
 
Kelainan sistem peredaran darah
Kelainan sistem peredaran darahKelainan sistem peredaran darah
Kelainan sistem peredaran darah
Andini Nurul
 
Contoh contoh mutasi (gezan girya noor, m. rizki w.r, & rahmadhana .m)
Contoh contoh mutasi (gezan girya noor, m. rizki w.r, & rahmadhana .m)Contoh contoh mutasi (gezan girya noor, m. rizki w.r, & rahmadhana .m)
Contoh contoh mutasi (gezan girya noor, m. rizki w.r, & rahmadhana .m)
Devia Rahayu
 
KROMOSOM, BERANGKAI dan PINDAH SILANG
KROMOSOM, BERANGKAI dan PINDAH SILANGKROMOSOM, BERANGKAI dan PINDAH SILANG
KROMOSOM, BERANGKAI dan PINDAH SILANG
NURSAPTIA PURWA ASMARA
 
Laporan praktikum biologi pengaruh perbedaan salinitas (kadar garam) terhadap...
Laporan praktikum biologi pengaruh perbedaan salinitas (kadar garam) terhadap...Laporan praktikum biologi pengaruh perbedaan salinitas (kadar garam) terhadap...
Laporan praktikum biologi pengaruh perbedaan salinitas (kadar garam) terhadap...
Yeni Rahayu
 

What's hot (20)

Ppt kelompok 6 (batang)
Ppt kelompok 6 (batang)Ppt kelompok 6 (batang)
Ppt kelompok 6 (batang)
 
Pindah silang
Pindah silangPindah silang
Pindah silang
 
Komunitas tumbuhan
Komunitas tumbuhanKomunitas tumbuhan
Komunitas tumbuhan
 
Penyebaran populasi ekologi umum
Penyebaran populasi ekologi umumPenyebaran populasi ekologi umum
Penyebaran populasi ekologi umum
 
Xmia4 chlorophyta
Xmia4 chlorophytaXmia4 chlorophyta
Xmia4 chlorophyta
 
Pres vakuola
Pres vakuolaPres vakuola
Pres vakuola
 
Buku struktur dan fungsi jaringan tumbuhan (Nining Khoerunnisa)
Buku struktur dan fungsi jaringan tumbuhan (Nining Khoerunnisa)Buku struktur dan fungsi jaringan tumbuhan (Nining Khoerunnisa)
Buku struktur dan fungsi jaringan tumbuhan (Nining Khoerunnisa)
 
Makalah praktikum jaringan tumbuhan jagung dan kacang tanah
Makalah praktikum jaringan tumbuhan jagung dan kacang tanahMakalah praktikum jaringan tumbuhan jagung dan kacang tanah
Makalah praktikum jaringan tumbuhan jagung dan kacang tanah
 
Rpp kls xi biologi
Rpp kls xi biologiRpp kls xi biologi
Rpp kls xi biologi
 
PPT Embriologi Tumbuhan - Pinus merkusii
PPT Embriologi Tumbuhan - Pinus merkusiiPPT Embriologi Tumbuhan - Pinus merkusii
PPT Embriologi Tumbuhan - Pinus merkusii
 
Filotaksis daun
Filotaksis daunFilotaksis daun
Filotaksis daun
 
Rancangan Petak-petak Terbagi
Rancangan Petak-petak TerbagiRancangan Petak-petak Terbagi
Rancangan Petak-petak Terbagi
 
Kingdom plantae
Kingdom plantaeKingdom plantae
Kingdom plantae
 
Bab 1 pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
Bab 1 pertumbuhan dan perkembangan tumbuhanBab 1 pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
Bab 1 pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
 
Kelainan sistem peredaran darah
Kelainan sistem peredaran darahKelainan sistem peredaran darah
Kelainan sistem peredaran darah
 
Contoh contoh mutasi (gezan girya noor, m. rizki w.r, & rahmadhana .m)
Contoh contoh mutasi (gezan girya noor, m. rizki w.r, & rahmadhana .m)Contoh contoh mutasi (gezan girya noor, m. rizki w.r, & rahmadhana .m)
Contoh contoh mutasi (gezan girya noor, m. rizki w.r, & rahmadhana .m)
 
KROMOSOM, BERANGKAI dan PINDAH SILANG
KROMOSOM, BERANGKAI dan PINDAH SILANGKROMOSOM, BERANGKAI dan PINDAH SILANG
KROMOSOM, BERANGKAI dan PINDAH SILANG
 
Laporan praktikum biologi pengaruh perbedaan salinitas (kadar garam) terhadap...
Laporan praktikum biologi pengaruh perbedaan salinitas (kadar garam) terhadap...Laporan praktikum biologi pengaruh perbedaan salinitas (kadar garam) terhadap...
Laporan praktikum biologi pengaruh perbedaan salinitas (kadar garam) terhadap...
 
faktor pembatas ekosistem
faktor pembatas ekosistemfaktor pembatas ekosistem
faktor pembatas ekosistem
 
Evolusi
EvolusiEvolusi
Evolusi
 

Similar to PPT BIOLOGI POLA-POLA HEREDITAS KELOMPOK 5.pdf

Pewarisan sifat
Pewarisan sifatPewarisan sifat
Pewarisan sifat
anik amaliya
 
Materi Pola Pewarisan Sifat.pdf
Materi Pola  Pewarisan Sifat.pdfMateri Pola  Pewarisan Sifat.pdf
Materi Pola Pewarisan Sifat.pdf
DheaKiranaFaiha1
 
Pola Pola Hereditas Ismail
Pola Pola Hereditas IsmailPola Pola Hereditas Ismail
Pola Pola Hereditas Ismail
ismail fizh
 
Pola pola hereditas
Pola pola hereditasPola pola hereditas
Pola pola hereditasIsmail Fizh
 
Pola Hereditas
Pola HereditasPola Hereditas
Pola Hereditas
kth97jjk
 
GENETIKA DAN EVOLUSI.pdf
GENETIKA DAN EVOLUSI.pdfGENETIKA DAN EVOLUSI.pdf
GENETIKA DAN EVOLUSI.pdf
WinengRohmah
 
Pewarisan sifat
Pewarisan sifatPewarisan sifat
Pewarisan sifat
Lili Andajani
 
Pewarisan sifat hk mendel
Pewarisan sifat hk mendelPewarisan sifat hk mendel
Pewarisan sifat hk mendel
Izmoend Dy
 
Pewarisan sifat hk mendel
Pewarisan sifat hk mendelPewarisan sifat hk mendel
Pewarisan sifat hk mendel
Izmoend Dy
 
Pewarisan Sifat
Pewarisan SifatPewarisan Sifat
Pewarisan Sifat
Isma Jihan
 
Daring 5 presentasi pewarisan sifat keturunan
Daring 5 presentasi pewarisan sifat keturunanDaring 5 presentasi pewarisan sifat keturunan
Daring 5 presentasi pewarisan sifat keturunan
ZainulHasan13
 
4._Pertemuan_4_(Genetika_dan_Hereditas)_.pptx
4._Pertemuan_4_(Genetika_dan_Hereditas)_.pptx4._Pertemuan_4_(Genetika_dan_Hereditas)_.pptx
4._Pertemuan_4_(Genetika_dan_Hereditas)_.pptx
1023LeoniRannuMangir
 
BIOLOGI_M4KB1
BIOLOGI_M4KB1BIOLOGI_M4KB1
BIOLOGI_M4KB1
ppghybrid4
 
Pewarisan Sifat
Pewarisan SifatPewarisan Sifat
Pewarisan Sifat
SMPN 3 TAMAN SIDOARJO
 
Konsep hereditas mendel
Konsep hereditas mendelKonsep hereditas mendel
Konsep hereditas mendelNanda Reda
 
Hereditas pada manusia
Hereditas pada manusiaHereditas pada manusia
Hereditas pada manusia
Arifa Nurhudayanti
 
Prinsip genetika2
Prinsip genetika2Prinsip genetika2
Prinsip genetika2
fikri asyura
 
pewarisan-sifat ipa biologi 9 smpn negeri ppt
pewarisan-sifat ipa biologi 9 smpn negeri pptpewarisan-sifat ipa biologi 9 smpn negeri ppt
pewarisan-sifat ipa biologi 9 smpn negeri ppt
WukirAsh
 
Laporan monohibrida
Laporan monohibridaLaporan monohibrida
Laporan monohibrida
Rizki Putrii
 
Pewarisan sifat
Pewarisan sifatPewarisan sifat
Pewarisan sifat
Nur Muhammad Romdhoni
 

Similar to PPT BIOLOGI POLA-POLA HEREDITAS KELOMPOK 5.pdf (20)

Pewarisan sifat
Pewarisan sifatPewarisan sifat
Pewarisan sifat
 
Materi Pola Pewarisan Sifat.pdf
Materi Pola  Pewarisan Sifat.pdfMateri Pola  Pewarisan Sifat.pdf
Materi Pola Pewarisan Sifat.pdf
 
Pola Pola Hereditas Ismail
Pola Pola Hereditas IsmailPola Pola Hereditas Ismail
Pola Pola Hereditas Ismail
 
Pola pola hereditas
Pola pola hereditasPola pola hereditas
Pola pola hereditas
 
Pola Hereditas
Pola HereditasPola Hereditas
Pola Hereditas
 
GENETIKA DAN EVOLUSI.pdf
GENETIKA DAN EVOLUSI.pdfGENETIKA DAN EVOLUSI.pdf
GENETIKA DAN EVOLUSI.pdf
 
Pewarisan sifat
Pewarisan sifatPewarisan sifat
Pewarisan sifat
 
Pewarisan sifat hk mendel
Pewarisan sifat hk mendelPewarisan sifat hk mendel
Pewarisan sifat hk mendel
 
Pewarisan sifat hk mendel
Pewarisan sifat hk mendelPewarisan sifat hk mendel
Pewarisan sifat hk mendel
 
Pewarisan Sifat
Pewarisan SifatPewarisan Sifat
Pewarisan Sifat
 
Daring 5 presentasi pewarisan sifat keturunan
Daring 5 presentasi pewarisan sifat keturunanDaring 5 presentasi pewarisan sifat keturunan
Daring 5 presentasi pewarisan sifat keturunan
 
4._Pertemuan_4_(Genetika_dan_Hereditas)_.pptx
4._Pertemuan_4_(Genetika_dan_Hereditas)_.pptx4._Pertemuan_4_(Genetika_dan_Hereditas)_.pptx
4._Pertemuan_4_(Genetika_dan_Hereditas)_.pptx
 
BIOLOGI_M4KB1
BIOLOGI_M4KB1BIOLOGI_M4KB1
BIOLOGI_M4KB1
 
Pewarisan Sifat
Pewarisan SifatPewarisan Sifat
Pewarisan Sifat
 
Konsep hereditas mendel
Konsep hereditas mendelKonsep hereditas mendel
Konsep hereditas mendel
 
Hereditas pada manusia
Hereditas pada manusiaHereditas pada manusia
Hereditas pada manusia
 
Prinsip genetika2
Prinsip genetika2Prinsip genetika2
Prinsip genetika2
 
pewarisan-sifat ipa biologi 9 smpn negeri ppt
pewarisan-sifat ipa biologi 9 smpn negeri pptpewarisan-sifat ipa biologi 9 smpn negeri ppt
pewarisan-sifat ipa biologi 9 smpn negeri ppt
 
Laporan monohibrida
Laporan monohibridaLaporan monohibrida
Laporan monohibrida
 
Pewarisan sifat
Pewarisan sifatPewarisan sifat
Pewarisan sifat
 

More from ShafrinaLee

PPT FISIKA LISTRIK STATIS KELAS 12
PPT FISIKA LISTRIK STATIS KELAS 12PPT FISIKA LISTRIK STATIS KELAS 12
PPT FISIKA LISTRIK STATIS KELAS 12
ShafrinaLee
 
Proposal Sponsorship Rohis SMA.pdf
Proposal Sponsorship Rohis SMA.pdfProposal Sponsorship Rohis SMA.pdf
Proposal Sponsorship Rohis SMA.pdf
ShafrinaLee
 
LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI.docx
LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI.docxLAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI.docx
LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI.docx
ShafrinaLee
 
PPT KIMIA HALOGEN
PPT KIMIA HALOGENPPT KIMIA HALOGEN
PPT KIMIA HALOGEN
ShafrinaLee
 
Ukuran Penyebaran Data
Ukuran Penyebaran DataUkuran Penyebaran Data
Ukuran Penyebaran Data
ShafrinaLee
 
KIMIA PPT KOROSI KEL LITHIUM.pdf
KIMIA PPT KOROSI KEL LITHIUM.pdfKIMIA PPT KOROSI KEL LITHIUM.pdf
KIMIA PPT KOROSI KEL LITHIUM.pdf
ShafrinaLee
 
yamanouchi ryokou no keikaku
yamanouchi ryokou no keikakuyamanouchi ryokou no keikaku
yamanouchi ryokou no keikaku
ShafrinaLee
 
ppt trigonometri analitik kelas 12.pdf
ppt trigonometri analitik kelas 12.pdfppt trigonometri analitik kelas 12.pdf
ppt trigonometri analitik kelas 12.pdf
ShafrinaLee
 
MAKALAH PERADILAN AGAMA DI INDONESIA
MAKALAH PERADILAN AGAMA DI INDONESIAMAKALAH PERADILAN AGAMA DI INDONESIA
MAKALAH PERADILAN AGAMA DI INDONESIA
ShafrinaLee
 
PPT BAHASA JEPANG MATERI ICHIBAN SUKI DESU (YANG PALING DISUKAI)
PPT BAHASA JEPANG MATERI ICHIBAN SUKI DESU (YANG PALING DISUKAI)PPT BAHASA JEPANG MATERI ICHIBAN SUKI DESU (YANG PALING DISUKAI)
PPT BAHASA JEPANG MATERI ICHIBAN SUKI DESU (YANG PALING DISUKAI)
ShafrinaLee
 
(ROHANI ISLAM) Proposal Maulid Nabi Muhammad SAW 1444H - SMAN 1 CIKARANG PUSA...
(ROHANI ISLAM) Proposal Maulid Nabi Muhammad SAW 1444H - SMAN 1 CIKARANG PUSA...(ROHANI ISLAM) Proposal Maulid Nabi Muhammad SAW 1444H - SMAN 1 CIKARANG PUSA...
(ROHANI ISLAM) Proposal Maulid Nabi Muhammad SAW 1444H - SMAN 1 CIKARANG PUSA...
ShafrinaLee
 
RESUME FILM G30S/PKI.docx
RESUME FILM G30S/PKI.docxRESUME FILM G30S/PKI.docx
RESUME FILM G30S/PKI.docx
ShafrinaLee
 
SEJARAH INDONESIA PERLAWANAN NUSANTARA.docx
SEJARAH INDONESIA PERLAWANAN NUSANTARA.docxSEJARAH INDONESIA PERLAWANAN NUSANTARA.docx
SEJARAH INDONESIA PERLAWANAN NUSANTARA.docx
ShafrinaLee
 

More from ShafrinaLee (13)

PPT FISIKA LISTRIK STATIS KELAS 12
PPT FISIKA LISTRIK STATIS KELAS 12PPT FISIKA LISTRIK STATIS KELAS 12
PPT FISIKA LISTRIK STATIS KELAS 12
 
Proposal Sponsorship Rohis SMA.pdf
Proposal Sponsorship Rohis SMA.pdfProposal Sponsorship Rohis SMA.pdf
Proposal Sponsorship Rohis SMA.pdf
 
LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI.docx
LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI.docxLAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI.docx
LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI.docx
 
PPT KIMIA HALOGEN
PPT KIMIA HALOGENPPT KIMIA HALOGEN
PPT KIMIA HALOGEN
 
Ukuran Penyebaran Data
Ukuran Penyebaran DataUkuran Penyebaran Data
Ukuran Penyebaran Data
 
KIMIA PPT KOROSI KEL LITHIUM.pdf
KIMIA PPT KOROSI KEL LITHIUM.pdfKIMIA PPT KOROSI KEL LITHIUM.pdf
KIMIA PPT KOROSI KEL LITHIUM.pdf
 
yamanouchi ryokou no keikaku
yamanouchi ryokou no keikakuyamanouchi ryokou no keikaku
yamanouchi ryokou no keikaku
 
ppt trigonometri analitik kelas 12.pdf
ppt trigonometri analitik kelas 12.pdfppt trigonometri analitik kelas 12.pdf
ppt trigonometri analitik kelas 12.pdf
 
MAKALAH PERADILAN AGAMA DI INDONESIA
MAKALAH PERADILAN AGAMA DI INDONESIAMAKALAH PERADILAN AGAMA DI INDONESIA
MAKALAH PERADILAN AGAMA DI INDONESIA
 
PPT BAHASA JEPANG MATERI ICHIBAN SUKI DESU (YANG PALING DISUKAI)
PPT BAHASA JEPANG MATERI ICHIBAN SUKI DESU (YANG PALING DISUKAI)PPT BAHASA JEPANG MATERI ICHIBAN SUKI DESU (YANG PALING DISUKAI)
PPT BAHASA JEPANG MATERI ICHIBAN SUKI DESU (YANG PALING DISUKAI)
 
(ROHANI ISLAM) Proposal Maulid Nabi Muhammad SAW 1444H - SMAN 1 CIKARANG PUSA...
(ROHANI ISLAM) Proposal Maulid Nabi Muhammad SAW 1444H - SMAN 1 CIKARANG PUSA...(ROHANI ISLAM) Proposal Maulid Nabi Muhammad SAW 1444H - SMAN 1 CIKARANG PUSA...
(ROHANI ISLAM) Proposal Maulid Nabi Muhammad SAW 1444H - SMAN 1 CIKARANG PUSA...
 
RESUME FILM G30S/PKI.docx
RESUME FILM G30S/PKI.docxRESUME FILM G30S/PKI.docx
RESUME FILM G30S/PKI.docx
 
SEJARAH INDONESIA PERLAWANAN NUSANTARA.docx
SEJARAH INDONESIA PERLAWANAN NUSANTARA.docxSEJARAH INDONESIA PERLAWANAN NUSANTARA.docx
SEJARAH INDONESIA PERLAWANAN NUSANTARA.docx
 

Recently uploaded

PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
Kanaidi ken
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
HendraSagita2
 
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPALANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
Annisa Syahfitri
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
JALANJALANKENYANG
 
Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
DrEngMahmudKoriEffen
 
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
nimah111
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
GusniartiGusniarti5
 
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptxObservasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
akram124738
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
MildayantiMildayanti
 
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdfLaporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
OcitaDianAntari
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
nasrudienaulia
 
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptxPemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
maulatamah
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdfPPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
SdyokoSusanto1
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
ahyani72
 
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
RUBEN Mbiliyora
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
indraayurestuw
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
NavaldiMalau
 

Recently uploaded (20)

PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
 
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPALANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
 
Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
 
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
 
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptxObservasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
 
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdfLaporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
 
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptxPemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
 
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdfPPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
 
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
 

PPT BIOLOGI POLA-POLA HEREDITAS KELOMPOK 5.pdf

  • 2. IDA MARITO ULFA FAJRIYAH FANNY LAELA SHAFRINA WIN Anggota Kita! Kalian Siap? Mari mulai!
  • 3. Hukum Pewarisan Sifat Penyimpangan Semu Hukum Mendel Testcross, Backcross dan penyilangan Resiprok Determinasi Seks Tautan, Pindah Silang, dan Gagal Berpisah Menghitung Gamet, dan menghitung Genotipe menggunakan metode anak garpu APA SAJA YANG AKAN KITA BAHAS? APA SAJA YANG AKAN KITA BAHAS?
  • 4. GENETIKA DAN TEKA-TEKINYA GENETIKA DAN TEKA-TEKINYA 2000 tahun yang lalu
  • 5. Setiap individu membawa faktor pembawa sifat yang berbeda dari kedua orang tuanya. Faktor pembawa sifat tersebut menentukan genotip maupun fenotip suatu individu. Pada reproduksi seksual terjadi peleburan gamet jantan dan gamet betina sehingga keturunan yang dihasilkan berbeda dengan kedua induknya dan memiliki variasi yang sangat banyak. Variasi antar keturunan ini disebabkan adanya pindah silang pada saat meiosis pembentukan gamet. Hal tersebut menyebabkan kombinasi gen yang diterima keturunan dari kedua induk berbeda-beda. Hal ini menjadi dasar pola hereditas. 1800-an hipotesa particulate: "parental menurunkan unit hereditas dikrit (kumpulan kartu)" Kamu bisa melipat lidah, nggak? Kalau iya, berarti kamu memiliki sfat dominan melipat lidah.
  • 6. HUKUM HUKUM PEWARISAN PEWARISANSIFAT SIFAT GREGOR MENDEL GREGOR MENDEL Genetika mulai berkembang setelah seorang biarawan Austria yang bernama Gregor Johahn Mendel pada tahun 1857 menyampaikan hasil eksperimen penyilangan (hibridasi) kacang ercis (pisum sativum, kacang kapri). Mendel memilih kacang kapri dengan beberapa alsan berikut ini. a. Memiliki banyak varietas b. Dapat melakukan penyerbukan sendiri (autogami) c. Mudah dilakukan perkawinan silang d. Cepat menghasilkan biji e. Menghasilkan banyak keturunan
  • 7. Suatu kaidah pemisahan pasangan alel secara bebas pada saat pembelahan meiosis dalam pembentukan gamet. Pada waktu pembentukan gamet pada meiosis, dua gen yang berpasangan pada kromosom homolog akan dipisahkan atau di segregasi ke dalam sel-sel gametnya. Segregasi ini disertai dengan penurunan jumlah kromosom diploid menjadi haploid. Hukum Mendel 1 dapat dibuktikan pada penyilangan monohibrid. Monohibrid sendiri adalah penyilangan antara satu sifat beda yang merupakan satu pasangan alel. Gen di dalam sel tubuh selalu berada dalam keadaan berpasangan. Contohnya pada tumbuhan yang memiliki parental tinggi mempunyai susunan gen atau genotip TT dan parental tanaman pendek mempunyai susunan gen atau genotip tt. Nah individu tersebut disebut juga homozigot. HUKUM HUKUM MENDEL I MENDEL I SEGRESI (PEMISAHAN) SEGRESI (PEMISAHAN) Istilah Baru! Gamet (G) adalah sel kelamin jantan atan betina Gen adalah faktor pembawa sifat. Dominan (kuat) dituliskan besar, resesif (lemah) dituliskan abjad kecil Alel adalah pasanngan gen yang terdapat dalam kromosom sehomolog (dari kedua induknya) Genotipe (tipe gen) adalah keadaan genetik dari suatu individu atau populasi. Ada genotipe dominan homozigot (MM bawa manis), genotipe heterozigot (Mm bawa manisi), dan genotipe resesif (mm bawa asam)
  • 10. Percobaan Mendel Dominan Resesif F1 (Keturunan I) Dominan Resesif F1 (Keturunan I)
  • 11. Percobaan Mendel Dominan Resesif F1 (Keturunan I) Dominan Resesif F1 (Keturunan I) F2 (Keturunan II) 75% 25%
  • 12. U u U UU Ungu Uu Ungu u Uu Ungu uu Putih P1 : G1 : F1 : UU x uu u U 100 % Uu (berbunga ungu) P2 : Uu x Uu G2 : U, u U, u F2 : Rasio Genotipe F2 : UU : Uu : uu 1 : 2 : 1 Rasio Fenotipe F2 : berbunga ungu : berbunga putih 3 : 1 Istilah Baru! Fenotipe adalah sifat yang muncul atau dapat diamati dari suatu organisme Filial (F) adalah hasil keturunan atau anak Kotak funnet
  • 13. Suatu kaidah yang menyatakan bahwa setiap alel dapat berpasangan secara bebas dengan alel lainnya yang tidak sealel pada waktu pembentukan gamet. Hukum Mendel II dapat dijelaskan dengan penjelasan dihibrid yaitu penyilangan dengan dua sifat beda atau dua alel yang berbeda. Hukum Mendel 2 hanya berlaku pada gen-gen yang letaknya berjauhan sehingga dapat memisah secara bebas. Pada gen letaknya berdekatan cenderung akan terjadi tautan dan tidak dapat memisah secara bebas. HUKUM HUKUM MENDEL II MENDEL II ASORTASI (BERPASANGAN) ASORTASI (BERPASANGAN) SECARA BEBAS SECARA BEBAS GM GM BBKK berbiji bulat warna kuning bbkk berbiji keriput warna hijau BbKk berbiji bulat warna kuning apakah kedua karakter diturunkan bersama atau terpisah?
  • 14. Tidak Berpisah/ "Bersama" BbKk BbKk P2 : G2 : BK, bk BK, bk F2 : BK bk BK BBKK BbKk bk BbKk bbkk Fenotipe: 3 : 1 Genotipe: 1 : 2 : 1
  • 15. BbKk BK Bk bK bk BK Bk bK bk Terpisah BbKk P2 : G2 : BK, Bk, bK, bk BK, Bk, bK, bk F2 :
  • 16. BbKk BK Bk bK bk BK Bk bK bk Terpisah BbKk P2 : G2 : BK, Bk, bK, bk BK, Bk, bK, bk F2 : B-K = kuning bulat B-k = kuning kisut b-K = hijau bulat bbkk = hijau kisut
  • 17. BK Bk bK bk BK BBKK BBKk BbKK BbKk Bk BBKk BBkk BbKk Bbkk bK BbKK BbKk bbKK bbKk bk BbKk Bbkk bbKk bbkk Terpisah F2 :
  • 18. Terpisah Rasio genotipe F2 = BBKK : BBKk : BbKK : BBkk : BbKk : bbKK : Bbkk : bbKk : bbkk = 1 : 2 : 2 : 1 : 4 : 1 : 2 : 2 : 1 Rasio fenotipe F2 = bulat kuning : bulat hijau : keriput kuning : keriput hijau = 9 : 3 : 3 : 1 Pembentukan gamet pada persilangan dihibri terjadi dengan cara pemisahan alel secara bebas yaitu sebagai berikut: • BB berpisah menjadi B dan B; Bb berpisah menjadi B dan b; dan bb berpisah menjadi b dan b. • KK berpisah menjadi K dan K; Kk berpisah menjadi K dan k dan kk berpisah menjadi k dan k. Pembentukan gamet pada persilangan dihibrid terjadi melalui penggabungan alel (berpasangan secara bebas), yaitu sebagai berikut: • B berpasangan dengan K membentuk BK • B berpasangan dengan k membentuk BK • b berpasangan dengan K membentuk bK • b berpasangan dengan k membentuk bk
  • 19. Jika hasil keturunannya menunjukkan sifat yang sama 100%, genotipe individu tersebut adalah dominan homozigot. Jika hasil keturunannya menunjukkan sifat yang berbeda-beda, genotipe individu tersebut adalah dominan heterozigot. Individu dominan homozigot akan menghasilkan hanya satu macam gamet. Individu heterozigot akan menghasilkan jenis gamet yang berbeda dengan frekuensi yang sebanding (monohibrid menghasilkan 2 macam gamet, dihibrid menghasilkan 4 macam gamet). Testcross merupakan penyilangan antara suatu individu yang tidak diketahui genotipenya dengan individu yang bergenotipe homozigot resesif. Tujuan testcross adalah sebagai berikut. 1. Untuk menguji sifat individu yang menunjukkan fenotipe dominan, apakah bergenotipe homozigot atau heterozigot. 2. Mengetahui berapa macam gamet yang dihasilkan oleh suatu individu yang genotipenya dipertanyakan. TESTCROSS (UJI SILANG) TESTCROSS (UJI SILANG)
  • 20. CONTOH SOAL CONTOH SOAL Dilakukan testcross (uji silang) antara marmut jantan berbulu putih dengan marmut betina berbulu hitam yang genotipenya tidak diketahui. Alel hitam bersifat dominan (H), sedangkan alel putih bersifat resesif (h). Buatlah diagram testcross masing-masing.
  • 21. BACKCROSS (SILANG BALIK) BACKCROSS (SILANG BALIK) Backcross merupakan penyilangan antara suatu individu dengan salah satu induknya (atau dengan individu-individu yang bergenotioe identik dengan induknya). Tujuan backcross adalah untuk mendapatkan kembali individu yang bergalur murni (yang homozigot resesif atau homozigot dominan). Backcross menghasilkan progeni, yaitu keturunan yang berasal dari sumber yang sama.
  • 22. BACKCROSS (SILANG BALIK) BACKCROSS (SILANG BALIK) YY Yy YY Yy YY Yy yy >< P1 F1 P2 F2 Backcross Progeni Backcross dengan induk dominan YY >< yy Yy P1 F1 Yy yy F2 P2 Yy Backcross dengan induk resesif yy Backcross Progeni
  • 23. PENYILANGAN RESIPROK PENYILANGAN RESIPROK Penyilangan resiprok adalah penyilangan ulang dengan menukarkan jenis kelaminnya. Penyilangan resiprok ini tidak memengaruhi rasio hasil penyilangan jika dilakukan terhadap gen-gen yang tidak tertaut pada kromosom seks. Contohnya, penyilangan resiprok dari penyilangan monohibrid ercis betina berbiji kuning dengan ercis jantan berbiji hijau adalah ercis jantan berbiji kuning disilangkan dengan ercis betina berbiji hijau.
  • 24. Rumus untuk menghitung gamet adalah 2^n. Dimana n ialah jumlah pasangan alel heterozigot yaitu Individu yang berkarakter atau bersifat terkontrol oleh dua gen (sepasang) yang tidak identik (berlainan) Tentukan jumlah gamet dari genotipe AaBbCc! Berapa banyak gamet dari genotipe KKLlMm 1. 2. Contoh soal : MENGHITUNG GAMET MENGHITUNG GAMET
  • 25. Dalam menyelesaikan permasalahan hukum Mendel kita tidak hanya mengetahui jumlah gametnya saja, namun juga perlu mengetahui apa saja jenis-jenisnya. Sebab gamet yang ada pada genotipe itu nantinya akan disilangkan dengan gamet pasangan yang lain. Cara efektif untuk mencari jenis gamet adalah dengan menggunakan metode anak garpu. MENCARI JENIS GAMET DALAM GENOTIPE MENCARI JENIS GAMET DALAM GENOTIPE MENCARI JENIS GAMET DALAM GENOTIPE Dua prinsip yang dipakai dalam pemakaian metode anak garpu : 1) Penulisan pasangan alel heterozigot dilakukan terpisah, sedangkan pasangan alel homozigot ditulis salah satu 2) Pada alel heterozigot diberi penghubung garis bercabang, sedangkan pada alel homozigot diberi penghubung garis lurus.
  • 26. Tentukan jumlah gamet dan tuliskan jenis gametnya dari genotipe KkLlMm Tentukan jumlah gamet dan tuliskan jenis gametnya dari genotipe AABbCc 1. 2. Ayo bantu Yono selesaikan soal berikut!
  • 27. Berdasarkan hukum Mendel I dan II, penyilangan monohibrid (satu sifat beda) dominan penuh memiliki perbandingan lentige pada F2 sebesar 3 : 1. Sementara itu, penyilangan dihibrid (dua sifat beda) dominan penuh memiliki perbandingan fenotipe F2 sebesar 9 : 3 : 3: 1. Namun pada kenyataannya, ketika dilakukan penyilangan, terkadang ditemukan angka perbandingan yang tidak sama (menyimpang) dengan pola-pola hereditas menurut hukum Mendel sebagai berikut. a. Penyilangan monohibrid yang memiliki angka perbandingan fenotipe F2 sebesar 1 : 2 : 1. b. Penyilangan dihibrid yang memiliki angka perbandingan fenotipe F2 sebagai berikut. • 9 : 3 : 4 ➝ 9 : 3 : (3 + 1) • 9 : 7 ➝ 9 : (3 + 3 + 1) • 9 : 6 : 1 ➝ 9 : (3 + 3) : 1 • 12 : 3 : 1 ➝ (9 + 3) : 3 : 1 • 15 : 1 ➝ (9 + 3 + 3) : 1 PENYIMPANGAN SEMU HUKUM MENDEL PENYIMPANGAN SEMU HUKUM MENDEL
  • 28. Jika diperhatikan secara seksama, ternyata angka-angka perbandingan tersebut merupakan penggabungan dan penjumlahan dari angka-angka perbandingan yang dikemukakan oleh Mendel. Sehingga peristiwa tersebut dikenal dengan penyimpangan semu hukum Mendel. Kenapa bisa ya? Interaksi antaralel interaksi genetik
  • 29. Dua alel dari suatu gen yang diekspresikan secara bersama-sama dan menghasilkan fenotipe yang berbeda pada individu bergenotipe heterozigot. Alel-alel kodominan tidak memiliki hubungan dominan atau resesif serta dituliskan dengan menggunakan simbol dasar berhuruf besar dengan huruf-huruf berbeda yang ditulis di atasnya. Contohnya ada di alel-alel yang mengatur golongan darah sistem M-N pada manusia menggunakan simbol INTERAKSI ANTARALEL KODOMINAN dan
  • 30. Warna rambut sapi ras Shorthorn dipengaruhi oleh alel-alel kodominan, yaitu warna merah oleh C^RC^R, roan (cokelat kemerahan dengan percikan warna putih) oleh C^RC^W, dan putih oleh C^WC^W. Jika sapi berwarna roan disilangkan dengan sesamanya, bagaimanakah rasio fenotipe F1?
  • 31. DOMINANSI TIDAK SEMPURNA BBKK berbiji bulat warna kuning bbkk berbiji keriput warna hijau BbKk berbiji bulat warna kuning dominansi sempurna Dominansi ga sempurna gimana dong?
  • 32. R r R RR Rr r Rr rr DOMINANSI TIDAK SEMPURNA Dominan F1 (Keturunan I) Snapdragon 70% Dominansi tidak sempurna terjadi ketika alel dominan tidak dapat menutupi alel resesif dengan sempurna sehingga menghasilkan fenotipe campuran pada individu bergenotipe heterozigot. Rasio Genotipe F2 : UU : Uu : uu 1 : 2 : 1 Rasio Fenotipe F2 : merah : pink : putih 1 : 2 : 1 sama
  • 33. Alel ganda merupakan suatu gen yang memiliki lebih dari dua alel. Alel ganda terjadi karena perubahan struktur DNA (mutasi) yang diwariskan. Alel ganda menyebabkan adanya gejala polimorfisme, yaitu bertambahnya jenis fenotipe yang mengarah kepada terbentuknya varietas-varietas yang berbeda pada suatu populasi. Salah satu contoh bertambahnya jenis fenotipe yang mengarah kepada terbentuknya polimorfisme adalah pola pewarnaan pada ular garter (Thamnophis ordinoides) yang berpengaruh pada perbedaan perilakunya. Contoh alel ganda adalah warna rambut kelinci, dikendalikan oleh alel-alel dengan hierarki dominansinya, yaitu warna penuh abu-abu (C) > chinchilla atau abu-abu keperakan (c^ch) > himalayan atau putih dengan bagian tungkai, ekor, telinga, hidung berwarna hitam (c^h) > tidak menghasilkan warna atau albino (c). ALEL GANDA
  • 34. Kelinci betina abu abu muda (c^ch c) dikawinkan dengan kelinci jantan warna abu-abu (Cc^h). Bagaimanakah rasio fenotipe anak-anak kelinci yang dilahirkan?
  • 35. Alel letal adalah alel yang menyebabkan kematian pada individu yang memilikinya. Kematian ini terjadi karena alel tersebut berperan pada karakter penting dalam tubuh, misalnya menumbuhkan klorofil pada tumbuhan. Pengaruh alel letal dapat terjadi pada masa embrio sehingga menyebabkan kematian sebelum lahir atau kematian pada usia anak-anak hingga dewasa (subletal). ALEL LETAL
  • 36. A. Alel letal dominan Individu dengan alel letal dominan yang bergenotipe homozigot akan letal (mati sebelum lahir), sedangkan yang bergenotipe heterozigot akan mengalami subletal. Contoh kasus letal dominan, antara lain ayam creeper (redep), tikus kuning, kucing berekor pendek (manx cat), penyakit Huntington (degeneratif sistem saraf), acbondroplasia (kerdil), dan brakidaktili (jari tangan pendek). Berikut contoh diagram persilangan ayam creeper. Ayam creeper bergenotipe heterozigot (Cc) akan tetap memiliki cacat kaki walaupun hidup. Ayam creeper (Cc) dapat dihasilkan dari ayam normal (cc) yang salah satu gen resesifnya (c) mengalami mutasi gen menjadi gen dominan (C). Diagram persilangan ayam creeper adalah sebagai berikut.
  • 37. B. Alel letal resesif Alel letal resesif hanya menyebabkan kematian pada individu yang bergenotipe homozigot resesif. Individu yang bergenotipe heterozigot dan homozigot dominan adalah normal. Contoh kasus letal resesif, antara lain albino pada tanaman, ichtyosis congenita (kulit tebal, banyak luka sobekan pada janin), sapi bulldog, dan mata bentuk binatang pada Drosophila melanogaster. Sapi bulldog memiliki tubuh kecil seperti anjing bulldog, bergenotipe homozigot resesif, dan letal saat dilahirkan. Sapi bulldog ini merupakan keturunan dari sapi dexter (bertubuh pendek dan bergenotipe heterozigot). Diagram persilangannya adalah sebagai berikut.
  • 38. INTERAKSI GENETIK INTERAKSI GENETIK Atavisme adalah kemunculan karakteristik dalam organisme setelah absen selama beberapa generasi. Hal ini disebabkan karena adanya kesempatan berbagai gen untuk melakukan rekombinasi atau penyatuan kembali. Dengan demikian, akan terjadi pengulangan kembali sifat atau perilaku sebelumnya, setelah sebelumnya hilang untuk jangka waktu yang lama. Lebih sederhana, atavisme merupakan pemunculan kembali sifat-sifat pada seseorang yang sudah lama tidak muncul pada generasi yg sebelumnya. ATAVISME interaksi antara dua gen dominan
  • 39. Genotipe Fenotipe R*P* Walnut R*pp Rose rrP* Pea rrpp Single Tanda * bisa diisi gen dominan atau resesif Bentuk dari jengger ayam tidak hanya diatur oleh satu gen, melainkan interaksi dari dua gen. Persilangan ayam yang memliki jengger rose (RRpp) dengan ayam berjengger pea (rrPP) akan menghasilkan keturunan F1 100% berjengger walnut (RrPp). Hasil perkawinan sesama F2 akan menghasilkan keturunan F dengan perbandingan fenotip walnut: rose : pea : single = 9 : 3 : 3 : 1. Penyimpangan yang terjadi dalam atavisme bukan mengenai perbandingan fenotip F2, melainkan munculnya sebuah sifat baru pada jengger ayam, yaitu walnut dan single. Tipe jengger walnut merupakan hasil interaksi dari dua gen yang berdiri sendiri, sedangkan tipe jengger single merupakan hasil interaksi dua gen resesif.
  • 40. EPISTASIS DAN HIPOSTASIS gen yang menutupi pemunculan sifat lain Epistasis dan Hipostatis yaitu interaksi di mana satu gen menutupi gen lain yang bukan alelnya. Gen yang ditutupi itu disebut hipostasis, sedangkan gen yang menutupi disebut epistasis. Epistasis dibagi menjadi empat jenis, yaitu epistasis dominan, epistasis resesif, epistasis gen dominan rangkap, dan epistasis gen rangkap dengan efek kumulatif. A. Epistasis Dominan Bisa dilihat di percobaan persilangan terhadap karakter warna buah labu (Curcurbita pepo L).
  • 41. Genotipe Fenotipe P*K* Putih P*kk Putih ppK* Kuning ppkk Hijau Pada sifat warna buah labu, dikendalikan oleh dua pasang alel dalam lokus yang berbeda, yaitu putih (P) dominan terhadap hijau (p), dan kuning (K) dominan terhadap hijau (k). Jika gen dominan P (putih) muncul bersama-sama dengan gen dominan K (kuning), akan memunculkan warna putih. Gen P (putih) bersifat epistasis (menutupi), sedangkan gen K (kuning) dan gen k (hijau) merupakan gen hipostasis (ditutupi). Alel resesifnya menunjukkan warna hijau. Diagram penyilangannya P1 : G1 : F1 : PPkk ppKK Pk pK PpKk
  • 42. P2 : PpKk PpKk G2 : PK, Pk. pK, pk PK, Pk. pK, pk PK Pk pK pk PK Pk pK pk F2 :
  • 43. P2 : PpKk PpKk G2 : PK, Pk. pK, pk PK, Pk. pK, pk PK Pk pK pk PK PPKK PPKk PpKK PpKk Pk PPKk PPkk PpKk Ppkk pK PpKK PpKk ppKK ppKk pk PpKk Ppkk ppKk ppkk F2 : 12 labu putih 3 labu kuning 1 labu hijau genotipenya: 15 : 1 fenotipenya: 12 : 3 : 1
  • 44. B. Epistatis Resesif Epistasis resesif terjadi jika gen yang menutupi gen lainnya bersifat homozigot resesif. Gen homozigot resesif ini dapat menutupi gen lainnya yang bersifat dominan, baik yang sealel maupun tidak sealel. Bisa dilihat di percobaan persilangan terhadap karakter warna rambut tikus. pemunculan warna rambut tikus dikendalikan oleh kerja dua macam enzim yang masing-masing dikendalikan oleh gen dominan B (black) dan G (grey). Jika gen B dan G berada bersama-sama, akan menunjukkan warna abu-abu. Jika hanya terdapat gen dominan B, akan menunjukkan warna hitam. Namun, jika terdapat alel resesif bb, akan menunjukkan warna Putih
  • 46. C. Epistatis Gen Dominan Rangkap dua gen dominan atau lebih menghasilkan satu fenotipe dominan yang sama. Namun, jika tidak ada gen dominan satupun, fenotipe resesif akan muncul. Contohnya pada karakter bentuk kapsul biji tanaman Capsella burda-pastotis (kantong gembala). Gen dominan apapun b secara sendiri-sendiri atau bersamaan dalam genotipe menyebabkan kapsul biji berbentuk segitiga. Namun jika dalam genotipe tidak ada gen dominan kapsul biji berbentuk oval.
  • 47.
  • 48. D. Epistatis Gen Rangkap dengan Efek Kumulatif Epistasis gen rangkap dengan efek kumulatif terjadi jika kondisi dominan, baik homozigot maupun heterozigot pada salah satu lokus menghasilkan fenotipe yang sama. Epistasis gen rangkap dengan efek kumulatif terjadi pada karakter warna biji gandum. Miyake dan Imai (Jepang) menemukan bahwa pada tanaman gandum (Hordeum vulgare) terdapat biji yang kulitnya berwarna ungu tua, ungu, dan putih. Jika gen dominan A dan B terdapat bersama-sama dalam genotip, kulit buah akan berwarna ungu tua. Bila terdapat salah satu gen dominan saja (A atau B), kulit buah berwarna ungu. Absennya gen dominan menyebabkan kulit buah berwarna putih. Dapat dikatakan genotipe dominan pada masing-masing lokus menghasilkan 1 unit pigmen secara bebas sehingga Abb dan aaB menghasilkan satu unit pigmen dan fenotipenya sama. Genotipe aabb tidak menghasilkan pigmen, sedangkan genotipe A*B* menghasilkan dua unit pigmen dan efeknya kumulatif. Diagram persilangannya adalah sebagai berikut:
  • 49. 9 bunga ungu tua 6 bunga ungu 1 bunga putih
  • 50. Polimeri merupakan peristiwa munculnya suatu sifat pada hasil persilangan heterozigot karena adanya pengaruh gen-gen lain. Hal ini disebabkan adanya dua atau lebih gen yang menempati lokus yang sama,tetapi menentukan sifat yang sama (gen ganda). POLIMERI
  • 51. Contoh Polimeri Gandum bersekam merah tua disilangkan dengan gandum bersekam putih. Seluruh keturunan F1 bersekam merah sedang. Jika F1 disilangkan dengan sesamanya, perbandingan fenotipe F2-nya adalah…
  • 52. Kriptomeri adalah peristiwa tersembunyinya suatu gen dominan jika tidak berpasangan dengan gen dominan dari alel lainnya. Jadi, jika gen dominan tersebut berdiri sendiri, maka sifatnya akan tersembunyi (kriptos). Misalkan, akan dilakukan persilangan pada bunga Linaria maroccana berwarna merah dengan bunga Linaria maroccana berwarna putih, maka persilangan dapat dijelaskan dengan cara: Antosianin adalah pigmen yang akan memicu pembentukan warna pada bunga Linaria maroccana. Artinya tumbuhan Linaria yang memiliki gen A akan menghasilkan bunga yang berwarna, sedangkan yang tidak punya gen A bunganya akan albino (putih). Namun warna yang ditimbulkan oleh antosianin tergantung dari tingkat keasaman (pH) protoplasma sel. Jika protoplasma bersifat basa (dipengaruhi oleh gen B) maka akan timbul warna ungu, sedangkan ketika protoplasma bersifat asam (dipengaruhi gen b) maka akan muncul warna merah. KRIPTOMERI
  • 53. Perbandingan Pola Genotip Pola Fenotip 9 A-B- Ungu 3 A-bb Merah 3 aaB- Putih 1 aabb Putih Contoh Kriptomeri Berarti warna bunga pada Linaria maroccana ini ga cuma dipengaruhi oleh gen penentu pigmen ya, tapi juga dipengaruhi oleh gen penentu pH protoplasma. Untuk detailnya, bisa disimak pada gambar berikut:
  • 54. Komplementer merupakan interaksi gen yang saling melengkapi. Jika salah satu gen tidak ada, sifat yang muncul tidak sempurna. Pada tumbuhan Lathyrus odoratus, warna bunga ungu hanya muncul jika tumbuhan tersebut memiliki gen C dan gen P sekaligus. 5. Komplementer
  • 55. Contoh Komplementer Saat dua bunga Lathyrus odoratus berbunga putih disilangkan, seluruh F1 berbunga ungu. Jika F1 disilangkan dengan sesamanya, perbandingan fenotipe F2 keturunananya adalah…
  • 56. E E KO KO PULANG PULANG KE KE AMERIKA AMERIKA Epistasis Epistasis Komplementer Komplementer Polimeri Polimeri Kriptomeri Kriptomeri Atavisme Atavisme
  • 57. Peristiwa Genotipe A•B• A•bb aaB• aabb Atavisme 9 3 3 1 Epistasis Dominan 12 3 1 Epistasis Resesif 9 3 4 Epistasis Gen Dominan Rangkap 15 1 Epistasis Gen Rangkap Efek Kumulatif 9 6 1 Polimeri 15 1 Kriptomeri 9 3 6 Komplementer 9 7 Hukum Mendel II 9 3 3 1
  • 58. POLA PEWARISAN SIFAT MELALUI PAUTAN/TAUTAN, PINDAH SILANG, DAN GAGAL BERPISAH PAUTAN/TAUTAN 1. Tautan terjadi proses profase I dalam meiosis. Akibat letaknya yang saling berdekatan, gen-gen tersebut akan tetap bersama sampai saat pembentukan gamet (sel kelamin). Pautan dari dua macam gen atau lebih akan menghasilkan jumlah gamet yang lebih sedikit dibandingkan dengan gen-gen yang tidak berpautan. Pautan gen terjadi akibat gen-gen terletak pada lokus (tempat peletakan gen) yang berdekatan dalam kromosom yang sama dan saat proses pembentukan gamet saling berkait atau berikatan.
  • 59. 1. Tautan Autosomal, jika gen tertaut pada kromosom tubuh/autosom. 2. Tautan Seks, jika gen tertaut pada kromosom seks
  • 60. PINDAH SILANG Peristiwa pindah silang akan menghasilkan keturunan dengan sifat yang baru. Hal ini disebabkan karena adanya rekombinasi gen, yaitu penggabungan dari sebagian gen induk jantan dengan sebagian gen induk betina pada saat proses fertilisasi (pembuahan), sehingga menghasilkan susunan pasangan gen yang berbeda dari gen-gen induknya. Peristiwa pindah silang umumnya terjadi pada organisme seperti manusia, tumbuhan, dan juga hewan.
  • 61. Cara menghitung nilai presentase pindah silang Pindah silang adalah peristiwa pertukaran materi genetik antara kromosom homolog saat gametogenesis. Faktor yang mempengaruhi terjadinya pindah silang antara lain adanya temperatur.
  • 62. Hasil persilangan antara mangga besar manis (BbMm) dengan mangga kecil asam (bbmm) memperoleh hasil sebagai berikut: Besar asam = 150 Besar manis = 750 Kecil manis = 100 Kecil asam = 500 Tentukan nilai pindah silangnya? contoh soal :
  • 63. Peristiwa ini merupakan keadaan di mana kromosom gagal berpisah saat pembelahan sel. Gagal berpisah dapat terjadi pada pembelahan sel fase anafase. Pada saat anafase, kromosom yang telah mengganda harusnya ditarik menuju kutub sel oleh benang-benang spindel yang menempel pada kromosom. Selanjutnya, kromosom tersebut akan berpisah menuju kutub-kutub yang berlawanan. Nah, pada peristiwa gagal berpisah ini, kromosom yang tertarik ke kutub sel hanya sebagiannya saja. Sedangkan kromosom yang tidak tertarik akan mengalami penambahan atau pengurangan jumlah kromosom. Gagal Berpisah (Nondisjunction)
  • 64.
  • 65. Kromosom tidak dapat tertarik ke kutub berlawan (saat peristiwa meiosis 1 atau 2), akibatnya terjadi penambahan atau pengurangan kromosom pada gamet yang terbentuk
  • 66. pada hewan pada tumbuhan PENENTUAN JENIS KELAMIN PENENTUAN JENIS KELAMIN (DETERMINASI SEKS) (DETERMINASI SEKS)
  • 67. PENENTUAN JENIS KELAMIN PENENTUAN JENIS KELAMIN (DETERMINASI SEKS) PADA TUMBUHAN (DETERMINASI SEKS) PADA TUMBUHAN a. Sistem XX-XY Penamaannya berdasarkan bentuk gonosom yang ditemukan. Gonosom X berukuran lebih besar dari gonosom Y. Sistem ini diberi tanda XX untuk betina dan jantan diberi tanda XY.Oleh karenanya, betina disebut juga homogamet dan jantan heterogamet. Pada manusia terdapat 46 kromosom, kromosom tubuh (autosom) 44 buah (22 pasang), sedangkan kromosom kelaminnya ada 2 buah (sepasang). Sel telur pada manusia 22 + X dan sperma 22 + Y atau 22 + X. Lalat buah (Drosophila melanogaster) memiliki delapan buah kromosom yang terdiri atas tiga pasang autosom dan satu pasang gonosom.Penulisan kromosom untuk lalat buah jantan adalah 6A + XY dan lalat buah betina ditulis dengan 6A + XX.
  • 68. PENENTUAN JENIS KELAMIN PENENTUAN JENIS KELAMIN (DETERMINASI SEKS) PADA HEWAN (DETERMINASI SEKS) PADA HEWAN b. Sistem XO Pada beberapa serangga, ditemukan bentuk berbeda dengan penemuan sebelumnya. Jantan tidak memiliki bentuk Y, tetapi hanya satu gonosom X. Adapun betina memiliki sepasang gonosom X. Oleh karena itu, penulisan untuk perangkat gonosom betina adalah XX dan jantan XO. Jenis-jenis yang memiliki sistem seperti ini adalah beberapa jenis serangga, seperti belalang dan anggota Orthoptera.
  • 69. PENENTUAN JENIS KELAMIN PENENTUAN JENIS KELAMIN (DETERMINASI SEKS) PADA HEWAN (DETERMINASI SEKS) PADA HEWAN c. Sistem ZW Sistem ZW banyak ditemukan pada jenis-jenis unggas, ikan, dan kupu- kupu. Pemberian nama dengan sistem ini didasarkan pada pengamatan yang menunjukkan sistem penentuan jenis kelamin untuk betina dan jantan terbalik dengan penemuan sebelumnya. Pada manusia, yaitu betina memiliki pasangan gonosom XY dan jantan XX. Oleh karena itu, untuk menghindari kekeliruan dalam penulisan, maka dibuat penamaan dengan sistem ZW. Betina diberi lambang ZW dan jantan diberi lambang ZZ. d. Sistem ZO Sistem ZO ini dapat ditemukan pada beberapa jenis unggas. Pada sistem ini susunan kromosom, kelamin ZO dimiliki oleh hewan betinanya, sedangkan jantan memiliki susunan kromosom kelamin ZZ. Oleh karena itu, kromosom kelamin betina hanya ada satu yaitu Z, sedangkan jantan memiliki sepasang kromosom kelamin yang sama bentuknya yaitu ZZ. e. Sistem Haploid-Diploid Pada sistem ini, penentuan jenis kelamin tidak ditentukan oleh kromosom seks, melainkan oleh jumlah kromosom tubu. Pada lebah dan semut umumnya tidak memiliki kromosom seks. Betina berkembang dari sel telur yang dibuahi sehingga diploid. Adapun jantan berkembang dari sel telur yang tidak dibuahi sehingga mereka haploid. Hal ini dikenal dengan partenogenesis.
  • 70. sebuah polaroid untuk menawarkan sesi diskusi KALAU BINGUNG FEEL KALAU BINGUNG FEEL FREE TO ASK GUYS FREE TO ASK GUYS