Dokumen tersebut membahas pengaruh budaya terhadap gangguan psikologis. Beberapa poin utama adalah pendekatan Amerika dan universalisme dalam menilai gangguan mental, sindrom khas budaya seperti amok, dan bagaimana budaya mempengaruhi manifestasi gangguan seperti depresi, skizofrenia, dan bunuh diri. Dokumen ini juga membahas bias diagnostik antarbudaya dan pendekatan psikoterapi lintas budaya.
Paper yang membahas apa itu diri dan konsep diri--yang juga dihubungkan dengan fenomena terkini. Dilengkapi dengan pendapat para tokoh psikologi sosil.
Paper yang membahas apa itu diri dan konsep diri--yang juga dihubungkan dengan fenomena terkini. Dilengkapi dengan pendapat para tokoh psikologi sosil.
Dalam power point ini akan dijelaskan tentang psikologi kepribadian yang dibuat oleh kelompok kami mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta Prodi Gizi S1 guna kepentingan tugas persentasi yang di berikan oleh dosen psikologi, dalam PPT ini masih belum sempurna harap maklum adanya.
Dalam power point ini akan dijelaskan tentang psikologi kepribadian yang dibuat oleh kelompok kami mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta Prodi Gizi S1 guna kepentingan tugas persentasi yang di berikan oleh dosen psikologi, dalam PPT ini masih belum sempurna harap maklum adanya.
Setiap orang tua atau pengasuh tentu menginginkan anak yang mandiri. Tak heran kemandirian sudah diajarkan semenjak dini kepada anak-anak. Hanya saja seringkali metode yang digunakan kurang tepat dengan fase perkembangan anak-anak. Pada tayangan ini saya mencoba menguraikan cara-cara yang bisa dilakukan untuk memperkenalkan kemandirian pada anak. Penjelasan lebih lengkap bisa dibaca di http://muhammadakhyar.tumblr.com/post/163711347758/kemandirian-anak-usaha-memperkenalkan-bagian-1
Presentasi ini saya sampaikan kepada para Taruna di Sekolah Tinggi Perikanan yang akan mengikuti Olimpiade Sekolah Tinggi Kedinasan se-Indonesia. Meskipun demikian, saya rasa apa yang saya coba bagi di sana bisa juga menjadi semacam perenungan untuk kalangan yang lebih umum.
Untuk penjelasan lengkapnya saya tulis di http://muhammadakhyar.tumblr.com/post/163600387128/menjadi-pahlawan
Hal-Hal yang Menurut Saya Anda Perlu Tahu tentang 26 DesemberMuhammad Akhyar
Ini adalah tayangan yang saya susun untuk ditampilkan pada saat resepsi pernikahan saya dan Haniva Az Zahra pada 26 Desember 2015 yang lalu. Sebagai salah satu ikhtiar saya untuk merawat ingatan bagaimana bisa saya seberuntung itu.
Kita hidup bersama yang lain dan kita butuh memahami mereka. Kebutuhan itu membuat kita mencari cara untuk mengerti apa yang mereka pikirkan, mengapa mereka melakukan sesuatu, hingga bisakah kita mengetahui apakah mereka sedang berbohong atau tidak. Uraian ini mencoba memberi pengantar untuk fenomena itu.
Dalam konteks Tri Dharma Perguruan Tinggi seringkali Pengabdian Masyarakat agak terpinggirkan dalam praktiknya. Uraian ini mencoba mengetengahkan bahwa justru Pengabdian Masyarakat harus dijadikan kekuatan utama akademisi untuk meningkatkan kehidupan bersama yang lebih berkualitas.
Psikologi Lintas-Budaya tentu saja diharapkan mampu membantu menyelesaikan masalah-masalah besar yang dihadapi umat manusia. Beberapa isu yang sering dikaitkan dapat dilihat dari perspektif lintas-budaya coba diurai di sini.
Motivasi, Persepsi Sosial, dan Kognisi Sosial di Berbagai BudayaMuhammad Akhyar
Apa yang sebenarnya membuat manusia melakukan sesuatu? Pencarian terhadap motif mendasar dari suatu perilaku manusia menjadi hal paling menarik dalam kajian ilmu manusia. Bahan ini mencoba melihat apakah-apakah pandangan yang selama ini dikemukakan untuk mengetahui motif perilaku manusia bebas bias atau tidak.
Materi ini mencoba menjabarkan hal-hal yang mendasari munculnya perilaku menolong. Selain itu ada pula penjelasan hal-hal apa saja yang akan meningkatkan atau malah mengurangi munculnya perilaku menolong. Terakhir, ada satu pertanyaan menggelitik yang coba dilempar, apakah benar perilaku menolong berada di titik yang berseberangan dengan perilaku agresif.
Kajian tentang self adalah fondasi di bidang Psikologi Sosial. Bagaimana self mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya merupakan kajian yang banyak dilakukan di ranah ini.
Komunikasi adalah salah satu hal paling penting dalam kehidupan manusia. Bahasa baik itu verbal ataupun nonverbal sebagai salah satu alat berkomunikasi ternyata sangat dipengaruhi oleh budaya penuturnya. Pengaruh itu meliputi struktur dan fungsi bahasa tersebut. Uniknya pengaruh itu juga mempengaruhi keadaan psikologis penuturnya.
Materi ini berupaya melihat keragaman bentuk sensasi, persepsi, dan bahkan kesadaran di berbagai budaya. Tentu saja hal ini dilihat dari persepktif Lintas Budaya.
Materi Basis Filosofis Intervensi Sosial ini merupakan ringkasan dari satu bab yang terdapat di buku "Psikologi Pemberdayaan Komunitas" (Takwin, dkk., 2009). Materi ini merupakan salah satu tugas dari kuliah saya di Program Intervensi Sosial Fakultas Psikologi Universitas Indonesia
Materi Negosiasi ini merupakan ringkasan dari beberapa bab yang terdapat di buku "Conflict Management A Practical Guide" (Condlife, 1991) & "Managing Conflict in A Negotiated World (Kellet & Dalton, 2001). Materi ini merupakan salah satu tugas dari kuliah saya di Program Intervensi Sosial Fakultas Psikologi Universitas Indonesia
Materi Perubahan ini merupakan ringkasan dari beberapa bab yang terdapat di buku "Finding Solutions to Social Problem Behavioral Strategies for Change" (Mattaini, & Bruce, 1996). Materi ini merupakan salah satu tugas dari kuliah saya di Program Intervensi Sosial Fakultas Psikologi Universitas Indonesia
Materi ini merupakan ringkasan dari beberapa bab yang terdapat di buku "Community Psychology in Pursuit of Liberation & Well-Being" (Nelson & Prilleltensky, 2005). Materi ini merupakan salah satu tugas dari kuliah saya di Program Intervensi Sosial Fakultas Psikologi Universitas Indonesia
Materi Kepemimpinan ini merupakan ringkasan dari bab "Leadership" yang terdapat di buku Joining Together" (Johnson & Johnson, 2009). Materi ini merupakan salah satu tugas dari kuliah saya di Program Intervensi Sosial Fakultas Psikologi Universitas Indonesia
Materi ini adalah referat dari:
Gardner, G. T. & Stern, P. C. (1996). Environmental Problems and Human Behavior. Boston: Allyn & Bacon
Winter, D. D. N. & Koger, S. M. (2006). The Psychology of Environmental Problems 2nd. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Inc.
yang merupakan tugas dari kuliah Psikologi Komunitas & Lingkungan
2. Pengaruh Budaya pada Gangguan Psikologis
• Pengalaman subjektif
• Idiom
• Diagnosa
• Penanganan
• Hasil dari penanganan
3. Cara Amerika Melihat: DSM
• Merujuk Diagnostic and Statistical Manual of
Mental Disorders IV-TR yang dikeluarkan
American Psychiatric Association.
• mental disorder is “a clinically significant
behavioral and psychological syndrome or
pattern that occurs in an individual and that is
associated with present distress (a painful
syndrome) or disability (impairment in one or
more important areas of functioning) or with a
significantly increased risk of suffering death,
pain, disability, or an important loss of freedom”.
4. Cara Amerika Melihat: DSM
• Memiliki sistem diagnostik multiaksial.
• Aksis I berisi sindrom klinis dan kondisi-kondisi
yang mungkin merupakan faktor perhatian klinis.
• Aksis II berisi gangguan kepribadian atau
retardasi mental.
• Aksis III berisi kondisi medis umum.
• Aksis IV berisi masalah psikososial dan
lingkungan.
• Aksis V berisi penilaian fungsi secara mengeluruh
dari seseorang.
5. Dua Pandangan Melihat Psikopatologi
• Pandangan relativis, manusia mengembangkan
ide, norma, dan respon emosi sesuai sistem
budaya. Orang di tiap budaya akan memahami
gangguan psikologis secara berbeda, perbedaan
ini tentu saja memiliki dampak signifikan.
• Pandangan universalis, meskipun ada perbedaan
budaya, manusia berbagi aspek yang sama dalam
jumlah yang besar, termasuk sikap, nilai, dan
respon perilaku. Secara umum pengertian
terhadap gangguan mental seharusnya universal.
6. Dua Pandangan Melihat Psikopatologi
• Ciri utama dari psikopatologi yaitu
abnormalitas, maladaptif, dan distres, bisa
universal bisa pula kontekstual-kultural.
• Sekumpulan simtom sentral, yang bisa
diobservasi di semua populasi.
• Sekumpulan simtom periferal, yang bisa
dilihat pada budaya tertentu.
7. Sindrom Khas Kultural
• Sekumpulan simtom, tidak diakibatkan oleh
suatu penyebab organik, dianggap sebagai
penyakit di sejumlah kelompok budaya, tetapi
bukan merupakan penyakit dalam kategori Barat.
Contoh: amok.
• Sekumpulan simtom, tidak diakibatkan oleh
suatu penyebab organik, dianggap sebagai
penyakit secara lokal dan memiliki kemiripan
dengan kategori penyakit Barat. Contoh: shenjing
shaijo- major depressive disorder.
8. Sindrom Khas Kultural
• Penyakit unik yang belum dikenal oleh
profesional Barat. Contoh: kuru-progressive
pschosis and dementia indigenous.
• Suatu penyakit yang simtomnya terjadi dibanyak
latar budaya. Contoh: koro- ketakutan akan
lepasnya alat kelamin.
• Terdapat suatu penjelasan mekanisme secara
budaya tetapi tidak cocok dengan idiom yang
digunakan di Barat. Contoh: rootwork.
9. Sindrom Khas Kultural
• Sekumpulan perilaku yang sering termasuk di
dalamnya keadaan tak sadarkan diri atau
kesurupan.
• Suatu sindrom yang diduga terjadi dalam latar
budaya tertentu, tidak faktual tetapi
dilaporkan oleh profesional. Contoh: windigo-
sindrom obsesi kanibal.
10. Gangguan Cemas
• Secara universal mencakup khawatir, takut, atau
keadaan antisipatif yang berkelanjutan.
• Dalam banyak negara Barat dan industri sumber
kecemasan berhubungan dengan kesuksesan.
• Di banyak negara Arab perempuan dilarang
berpartisipasi di ruang publik sehingga perempuan di
sana seringkali enggan untuk muncul di ruang publik.
Apakah bisa dikategorikan agoraphobia.
• Berdoa adalah perilaku yang berulang. Bisakah
dikategorikan sebagai OCD.
11. Depresi
• Gangguan depresi banyak ditemukan di kisah-
kisah klasik seperti di Perjanjian Lama,
Ramayana, Mahabharata, Siddharta, dan epik
Homerus.
• Simtom inti yang universal dari depresi adalah
disporia, kecemasan, tegang, kehilangan
energi, dan kekurangan ide.
12. Skizofrenia
• Gangguan yang memiliki karakteristik
universal berupa adanya delusi, halusinasi,
disorganisasi bicara, dan disorganisasi
perilaku.
• Di seluruh dunia prevalensi laki-laki
mengalami skizofrenia lebih tinggi dari pada
perempuan, kecuali di Cina.
13. Budaya dan Bunuh Diri
• Kesejahteraan suatu negara tak berbanding lurus
dengan angka bunuh diri yang terjadi.
• Banyak orang di Jepang menganggap bunuh diri
sebagai langkah yang terhormat.
• Angka bunuh diri secara umum rendah pada
kultur dengan agama yang keras menentang
bunuh diri.
• Salah satu faktor paling besar terjadinya bunuh
diri di bangsa Asia, terutama Cina dan Jepang
adalah karena “kehilangan muka”.
14. Gangguan Kepribadian
• Ambang toleran terkait toleransi yang dimiliki suatu
lingkungan kultural terhadap sifat kepribadian tertentu
berbeda-beda.
• Variabel kultural yang diasumsikan memiliki hubungan
dengan manifestasi dan evaluasi terhadap simtom:
• Kolektivisme
• Individualisme
• Hierarki kuasa tinggi
• Hierarki kuasa rendah
• Tradisional
• Modern
15. Penyalahgunaan Zat Tertentu
• Zat yang dianggap ilegal di suatu negara bisa
jadi legal di negara lain.
• Bagi umat Muslim alkohol adalah minuman
terlarang, sementara bagi orang-orang
Spanyol dan Yunani meminum alkohol justru
dianggap sebagai bagian penting dari budaya
mereka.
16. Bias Psikodiagnostik
• Latar belakang kultural seorang profesional
bisa mempengaruhi persepsinya terhadap
perilaku yang berbeda.
17. Psikoterapi
• Terjadi perkembangan positif di berbagai
negara di dunia dalam hal sikap mengenai
penyakit mental dan psikoterapi.
• Pasien dari budaya kolektif memiliki prognosis
terhadap skizofrenia yang lebih baik dibanding
dari budaya individualis.
• Penggunakan agama untuk memfasilitasi
psikoterapi semakin lazim digunakan.
18. Ketepatan Budaya
• Kesalahan terjadi karena
• Beberapa klinisian tidak memahami latar budaya
dari klien sehingga salah memahami respon
mereka.
• Beberapa klien menyampaikan pikiran dan emosi
mereka menurut kebiasaan yang ada di budaya
mereka.
• Pengetahuan terkait suatu kecenderungan
kultural jutru bisa membuat diagnosa
menyimpang.
19. Terimakasih atas
Perhatiannya
““To be conscious is an illness—a realTo be conscious is an illness—a real
thorough-going illnessthorough-going illness.”.”
Fyodor Dostoyevsky
Referensi
Shiraev, B. E. & Levy, D. A (2010). Cross-Cultural Psychology Critical Thinking
and Contemporary Application. Boston: Allyn & Bacon
Foto dari Kompas