SlideShare a Scribd company logo
ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
PADA KLIEN DENGAN TRAUMA SPINAL
A. KONSEP PENYAKIT
1. Pengertian
Trauma spinal adalah suatu kerusakan fungsi neurologis yang disebabkan seringkali
oleh kecelakaan lalu lintas. Apabila cedera itu mengenai daerah L1-2 dan/atau di
bawahnya maka dapat mengakibatkan hilangnya fungsi motorik dan sensorik serta
kehilangan fungsi defekasi dan berkemih.
Trauma spinal diklasifikasikan sebagai komplet : kehilangan sensasi fungsi motorik
volunter total dan tidak komplet : campuran kehilangan sensasi dan fungsi motorik
volunter (Marilynn E. Doenges,1999;338).
2. Etiologi
Penyebab dari trauma spinal yaitu :
-

Kecelakaan otomobil, industry

-

Terjatuh, olah-raga, menyelam

-

Luka tusuk, tembak

-

Tumor.

3. Patofisiologi
Kerusakan medulla spinalis berkisar dari kamosio sementara (pasien sembuh
sempurna) sampai kontusio, laserasi dan kompresi substansi medulla, (lebih salah satu
atau dalam kombinasi) sampai transaksi lengkap medulla (membuat pasien paralisis).
Bila hemoragi terjadi pada daerah medulla spinalis, darah dapat merembes ke
ekstradul subdural atau daerah suaranoid pada kanal spinal, segera sebelum terjadi
kontusio atau robekan pada cedera, serabut-serabut saraf mulai membengkak dan hancur.
Sirkulasi darah ke medulla spinalis menjadi terganggu, tidak hanya ini saja tetapi proses
patogenik menyebabkan kerusakan yang terjadi pada cidera medulla spinalis akut. Suatu
rantai sekunder kejadian-kejadian yang menimbulakan iskemia, hipoksia, edema, lesi,
hemorargi.
Cidera medulla spinalis dapat terjadi pada lumbal 1-5
1
•

Lesi 11 – 15 : kehilangan sensorik yaitu sama menyebar sampai lipat paha dan bagian
dari bokong.

•

Lesi L2 : ekstremitas bagian bawah kecuali 1/3 atas dari anterior paha.

•

Lesi L3 : Ekstremitas bagian bawah.

•

Lesi L4 : Ekstremitas bagian bawah kecuali anterior paha.

•

Lesi L5 : Bagian luar kaki dan pergelangan kaki.

4. Manifestasi Klinis
•

Nyeri akut pada belakang leher, yang menyebar sepanjang saraf yang terkena

•

Paraplegia

•

Tingkat neurologik

•

Paralisis sensorik motorik total

•

Kehilangan kontrol kandung kemih (retensi urine, distensi kandung kemih)

•

Penurunan keringat dan tonus vasomotor

•

Penurunan fungsi pernafasan

•

Gagal nafas

5. Pemeriksaan Penunjang
•

Sinar X spinal
Menentukan lokasi dan jenis cedera tulan (fraktur, dislokasi), unutk kesejajaran,
reduksi setelah dilakukan traksi atau operasi

•

Skan ct
Menentukan tempat luka / jejas, mengevaluasi ganggaun structural

•

MRI
Mengidentifikasi adanya kerusakan saraf spinal, edema dan kompresi

•

Mielografi.
Untuk memperlihatkan kolumna spinalis (kanal vertebral) jika faktor putologisnya
tidak jelas atau dicurigai adannya dilusi pada ruang sub anakhnoid medulla spinalis
(biasanya tidak akan dilakukan setelah mengalami luka penetrasi).

2
•

Foto ronsen torak, memperlihatkan keadan paru (contoh : perubahan pada diafragma,
atelektasis

•

Pemeriksaan fungsi paru (kapasitas vita, volume tidal) : mengukur volume inspirasi
maksimal khususnya pada pasien dengan trauma servikat bagian bawah atau pada
trauma torakal dengan gangguan pada saraf frenikus /otot interkostal)

•

GDA

:

Menunjukan

kefektifan

penukaran

gas

atau

upaya

ventilasi

(Marilyn E. Doengoes, 1999 ; 339 – 340)
6. Komplikasi
•

Neurogenik shock.

•

Hipoksia.

•

Gangguan paru-paru

•

Instabilitas spinal

•

Orthostatic Hipotensi

•

Ileus Paralitik

•

Infeksi saluran kemih

•

Kontraktur

•

Dekubitus

•

Inkontinensia blader

•

Konstipasi

7. Penatalaksanaan Medik
Tujuan penatalaksanaan adalah untuk mencegah cedera medula spinalis lebih lanjut
dan untuk mengobservasi gejala perkembangan defisit neurologis. Lakukan resusitasi
sesuai kebutuhan dan pertahankan oksigenasi dan kestabilan kardiovaskuler.
Farmakoterapi
Berikan steroid dosis tinggi (metilpredisolon) untuk melawan edema medela.
Tindakan Respiratori
a. Berikan oksigen untuk mempertahankan PO2 arterial yang tinggi.

3
b. Terapkan perawatan yang sangat berhati-hati untuk menghindari fleksi atau eksistensi
leher bila diperlukan inkubasi endrotakeal.
c. Pertimbangan alat pacu diafragma (stimulasi listrik saraf frenikus) untuk pasien
dengan lesi servikal yang tinggi.
Reduksi dan Fraksi skeletal
a. Cedera medulla spinalis membutuhkan immobilisasi, reduksi, dislokasi, dan stabilisasi
koluma vertebrata.
b. Kurangi fraktur servikal dan luruskan spinal servikal dengan suatu bentuk traksi
skeletal, yaitu teknik tong /capiller skeletal atau halo vest.
c. Gantung pemberat dengan batas sehinga tidak menggangu traksi
Intervensi bedah = Laminektomi
Dilakukan Bila :
•

Deformitas tidak dapat dikurangi dengan fraksi

•

Terdapat ketidakstabilan signifikan dari spinal servikal

•

Cedera terjadi pada region lumbar atau toraka

•

Status Neurologis mengalami penyimpanan untuk mengurangi fraktur spinal atau
dislokasi atau dekompres medulla.
(Diane C. Braughman, 2000 ; 88-89)

B. KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Pengkajian Primer
1) Airway
•

Peningkatan sekresi pernapasan

•

Bunyi nafas krekels, ronki dan mengi
Dx
: bersihan jalan napas tak efektif
Tindakan : • Posisikan tubuh dan kepala untuk menghindari obstruksi
jalan napas dan memberikan pengeluaran sekresi yang
optimal
•

Penghisapan sekresi

•

Auskultasi dada untuk mendengarkan bunyi jalan napas
4
setiap 4 jam

2) Breathing
•

Distress pernapasan : pernapasan cuping hidung, takipneu/bradipneu, retraksi

•

Menggunakan otot-otot pernapasan

•

Kesulitan bernapas : lapar udara, diaphoresis, sianosis
Dx
: Pola napas tak efektif
Tindakan : • Terapi oksigen
•

Pemberian oksigen kecepatan rendah : masker venturi atau
nasal prong

•

Ventilator mekanik dengan tekanan jalan nafas positif
kontinu (CPAP) atau PEEP

•

Inhalasi nebulizer

•

Pemantauan hemodinamik/jantung

•

Pengobatan : Brokodilator, Steroid

3) Circulation
•

Penurunan curah jantung : gelisah, letargi, takikardia

•

Sakit kepala

•

Gangguan tingkat kesadaran : ansietas, gelisah, kacau mental, mengantuk

•

Papiledema

•

Penurunan haluaran urin
Dx
: Penurunan curah jantung
Tindakan : • Kaji / pantau tekanan darah
•

Palpasi nadi radial, catat frekuensi dan ketraturan, auskultasi
nadi apical, catat frekuensi/irama dan adanya bunyi jantung
ekstra

•

Berikan istrahat psikologi dengan lingkungan tenang
membantu pasien hindari situasi stress

•

Berikan oksigen tambahan
5
b. Pengkajian Sekunder
•

Aktivitas dan istrahat
Ds

: •

Klien mengatakan kesulitan dalam bernapas

•

Klien mengatakan tidak mampu untuk beraktivitas

•

Klien mengatakan mudah lelah

•
Do : •
•
•

Klien mengatakan kesulitan istrahat
Perubahan tonus otot
Kelemahan otot

Sirkulasi
Do : •

Hipotens

•
•

Ekstremitas dingin

•
•

Bradikardi

Pucat

Eliminasi
Ds : •
Do : •

Klien mengatakan kesulitan BAK dan BAB
Retensi urin

•
•

Peristaltic usus hilang

•

Melena

•

Emisis berwarna

•
•

Distensi abdomen

Hematemesis

Makanan dan Cairan
Ds : •
Do : •

•

Klien mengatakan nafsu makannya berkurang
Porsi makan tidak dihabiskan

Personal Hygiene
6
Ds : •
Do : •

•

Klien mengatakan tidak mampu melakukan aktivitas perawatan diri
Aktivitas dibantu oleh keluarga

Neurosensori
Do : •

Kehilangan sensasi (derajat bervariasi dapat kembaki normak setelah
syok spinal sembuh).

•

Kehilangan tonus otot /vasomotor, kehilangan refleks /refleks
asimetris termasuk tendon dalam. Perubahan reaksi pupil, ptosis,
hilangnya keringat bagian tubuh yang terkena karena pengaruh trauma
spinal.

•

Nyeri / Kenyamanan
Ds : •
Do : •

Klien mengatakan nyeri pada kepala bagian belakang
Nyeri tekan vertebral

•
•

Ekspresi wajah meringis

Pernapasan
Ds : •
Do : •
•

Klien mengeluh kesulitan dalam bernapas
Pernapasan dangkal
Penggunaan otot pernapasan

• Sianosis
(Marikyn E. Doengoes, 1999 ; 338-339)
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri yang berhubungan dengan adanya cedera yang ditandai
b. Perubahan eliminasi urin penurunan fungsi syaraf perkemihan
c. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan hilangnya fungsi motorik
3. Perencanaan
Dx
Tujuan
Kriteria hasil

: Nyeri
: Memberikan rasa nyaman
: • Melaporkan rasa nyeri / ketidaknyamanan
•

Mengidentifikasi cara untuk mengatasi nyeri
7
•

Mendemostrasikan

penggunaan

keterampilan

relaksasi

dan

aktivitas hiburan sesuai indikasi individu
Intervensi
No
Intervensi
Rasional
1
Kaji terhadap adanya nyeri, bantu pasien Pasien biasanya melaporkan nyeri diatas
mengidentifikasi nyeri misalnya lokasi, tingkat cedera misalnya dada/ punggung
tipe intensitas pada skala 0 – 1

atau kemungkinan sakit kepala dari alat
stabilizer

2

Berikan tindakan kenyamanan misalnya Tindakan alternative mengontrol nyeri
perubahan

posisi,

masase,

kompres, digunakan untuk keuntungan emosioanl

sangat dan dingin sesuai indikasi

selai menurunkan kebutuhan otot nyeri /
efek

tak

diinginkan

pada

fungsi

pernapasan

3

kembali
perhatian,
Dorong penggunaan teknik relaksasi, Menfokuskan
misalnya pedoman imajinasi visualisasi, meningkatkan rasa control dan dapat
meningkatkan kemampuan koping

latihan nafas dalam

4

untuk
menghilangkan
Kolaborasi dalam pemberian obat sesuai Dibutuhkan
spasme / nyeri otot atau untuk
indikasi, relaksasi otot
menghilangkan

ansietas

dan

meningkatkan istrahat.

Dx
Tujuan
Kriteria hasil

: Perubahan eliminasi urin
: Meningkatkan eliminasi urin
: • Pasien dapat mempertahankan pengosongan blodder tanpa residu
dan distensi,

• Intake dan output cairan seimbang
Intervensi
No
Intervensi
Rasional
1
Kaji intake dan output cairan
Mengetahui adekuatnya fungsi ginjal
dan efektifnya bladder
2

Lakukan

pemasangan

kateter

sesuai Efek trauma medulla spinalis adalah
8
indikasi

adanya

gangguan

sehingga

perlu

reflex
bantuan

berkemih
dalam

pengeluaran urin
3
4

Anjurkan pasien untuk minum 2 – 3 liter Mencegah urin lebih pekat
setiap hari
Cek bladder pasien setiap 2 jam

Mengetahui

adanya

residu

sebagai

akibat autonomic hyperefleksia
Dx
Tujuan

: Kerusakan mobilitas fisik
: Selama perawatan gangguan mobilisasi bisa diminimalisasi sampai

Kriteria hasil

cedera diatasi dengan pembedahan.
: Tidak ada kontrakstur, kekuatan otot meningkat, pasien mampu

beraktifitas kembali secara bertahap.
Intervensi
No
Intervensi
Rasional
1
Kaji secara teratur fungsi motorik.
Mengevaluasi keadaan secara umum
Instruksikan pasien untuk memanggil bila
minta pertolongan.
Memberikan rasa aman
2

Lakukan log rolling

Membantu ROM secara pasif

3

Pertahankan sendi 90 derajad terhadap
papan kaki.

Mencegah footdrop

4

Ukur tekanan darah sebelum dan sesudah
log rolling.

Mengetahui adanya hipotensi ortostatik

5

Inspeksi kulit setiap hari.

6

Berikan relaksan otot sesuai indikasi
seperti diazepam.

Gangguan sirkulasi dan hilangnya sensai
resiko tinggi kerusakan integritas kulit
Berguna
untuk
membatasi
dan
mengurangi nyeri yang berhubungan
dengan spastisitas.

9
indikasi

adanya

gangguan

sehingga

perlu

reflex
bantuan

berkemih
dalam

pengeluaran urin
3
4

Anjurkan pasien untuk minum 2 – 3 liter Mencegah urin lebih pekat
setiap hari
Cek bladder pasien setiap 2 jam

Mengetahui

adanya

residu

sebagai

akibat autonomic hyperefleksia
Dx
Tujuan

: Kerusakan mobilitas fisik
: Selama perawatan gangguan mobilisasi bisa diminimalisasi sampai

Kriteria hasil

cedera diatasi dengan pembedahan.
: Tidak ada kontrakstur, kekuatan otot meningkat, pasien mampu

beraktifitas kembali secara bertahap.
Intervensi
No
Intervensi
Rasional
1
Kaji secara teratur fungsi motorik.
Mengevaluasi keadaan secara umum
Instruksikan pasien untuk memanggil bila
minta pertolongan.
Memberikan rasa aman
2

Lakukan log rolling

Membantu ROM secara pasif

3

Pertahankan sendi 90 derajad terhadap
papan kaki.

Mencegah footdrop

4

Ukur tekanan darah sebelum dan sesudah
log rolling.

Mengetahui adanya hipotensi ortostatik

5

Inspeksi kulit setiap hari.

6

Berikan relaksan otot sesuai indikasi
seperti diazepam.

Gangguan sirkulasi dan hilangnya sensai
resiko tinggi kerusakan integritas kulit
Berguna
untuk
membatasi
dan
mengurangi nyeri yang berhubungan
dengan spastisitas.

9

More Related Content

What's hot

Pengkajian b1 b6
Pengkajian b1 b6Pengkajian b1 b6
Pengkajian b1 b6
PuskesmasMapitara
 
Nasopharyngeal Airway (NPA): Banyak Manfaat namun Kurang Dikenal
Nasopharyngeal Airway (NPA): Banyak Manfaat namun Kurang DikenalNasopharyngeal Airway (NPA): Banyak Manfaat namun Kurang Dikenal
Nasopharyngeal Airway (NPA): Banyak Manfaat namun Kurang Dikenal
Robertus Arian Datusanantyo
 
Kegawatdaruratan respirasi
Kegawatdaruratan respirasiKegawatdaruratan respirasi
Kegawatdaruratan respirasi
Nurul Sari
 
selulitis ppt
selulitis pptselulitis ppt
selulitis ppt
SandiRizkiArdianto
 
Ilmu kedokteran forensik
Ilmu kedokteran forensikIlmu kedokteran forensik
Ilmu kedokteran forensik
elriq
 
Dermatitis kontak alergi
Dermatitis kontak alergiDermatitis kontak alergi
Dermatitis kontak alergi
Usqi Krizdiana
 
Laporan kasus endokrin ulkus diabetikum
Laporan kasus endokrin ulkus diabetikumLaporan kasus endokrin ulkus diabetikum
Laporan kasus endokrin ulkus diabetikum
kemal pratama
 
Kejang demam ppt
Kejang demam pptKejang demam ppt
Kejang demam ppt
Estiza Havel
 
Standar Kompetensi Dokter Indonesia
Standar Kompetensi Dokter IndonesiaStandar Kompetensi Dokter Indonesia
Standar Kompetensi Dokter Indonesia
Dayu Agung Dewi Sawitri
 
Modul 1 cetak
Modul 1 cetakModul 1 cetak
Modul 1 cetak
pjj_kemenkes
 
05 pengkajian fisik&psikologis
05 pengkajian fisik&psikologis05 pengkajian fisik&psikologis
05 pengkajian fisik&psikologis
dhina wida
 
Refrat THT EPISTAKSIS
Refrat THT EPISTAKSISRefrat THT EPISTAKSIS
Refrat THT EPISTAKSIS
Kharima SD
 
HHS in Diabetic Person
HHS in Diabetic PersonHHS in Diabetic Person
HHS in Diabetic Person
Rafi Mahandaru
 
Kurva-pertumbuhan-CDC-2000-lengkap.pdf
Kurva-pertumbuhan-CDC-2000-lengkap.pdfKurva-pertumbuhan-CDC-2000-lengkap.pdf
Kurva-pertumbuhan-CDC-2000-lengkap.pdf
lisnasilalahi
 
Askep hipertensi
Askep hipertensiAskep hipertensi
Askep hipertensi
Danang Novandhori
 
Modul Kesadaran Menurun
Modul Kesadaran Menurun Modul Kesadaran Menurun
Modul Kesadaran Menurun
Aulia Amani
 
Baca ct scan
Baca ct scanBaca ct scan
Baca ct scan
eka yunita
 
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAIPenatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Seascape Surveys
 

What's hot (20)

Pengkajian b1 b6
Pengkajian b1 b6Pengkajian b1 b6
Pengkajian b1 b6
 
Nasopharyngeal Airway (NPA): Banyak Manfaat namun Kurang Dikenal
Nasopharyngeal Airway (NPA): Banyak Manfaat namun Kurang DikenalNasopharyngeal Airway (NPA): Banyak Manfaat namun Kurang Dikenal
Nasopharyngeal Airway (NPA): Banyak Manfaat namun Kurang Dikenal
 
Kegawatdaruratan respirasi
Kegawatdaruratan respirasiKegawatdaruratan respirasi
Kegawatdaruratan respirasi
 
selulitis ppt
selulitis pptselulitis ppt
selulitis ppt
 
Asuhan keperawatan kanker kulit
Asuhan keperawatan kanker kulitAsuhan keperawatan kanker kulit
Asuhan keperawatan kanker kulit
 
Ilmu kedokteran forensik
Ilmu kedokteran forensikIlmu kedokteran forensik
Ilmu kedokteran forensik
 
Dermatitis kontak alergi
Dermatitis kontak alergiDermatitis kontak alergi
Dermatitis kontak alergi
 
Laporan kasus endokrin ulkus diabetikum
Laporan kasus endokrin ulkus diabetikumLaporan kasus endokrin ulkus diabetikum
Laporan kasus endokrin ulkus diabetikum
 
Kejang demam ppt
Kejang demam pptKejang demam ppt
Kejang demam ppt
 
Standar Kompetensi Dokter Indonesia
Standar Kompetensi Dokter IndonesiaStandar Kompetensi Dokter Indonesia
Standar Kompetensi Dokter Indonesia
 
Modul 1 cetak
Modul 1 cetakModul 1 cetak
Modul 1 cetak
 
05 pengkajian fisik&psikologis
05 pengkajian fisik&psikologis05 pengkajian fisik&psikologis
05 pengkajian fisik&psikologis
 
Refrat THT EPISTAKSIS
Refrat THT EPISTAKSISRefrat THT EPISTAKSIS
Refrat THT EPISTAKSIS
 
HHS in Diabetic Person
HHS in Diabetic PersonHHS in Diabetic Person
HHS in Diabetic Person
 
Kurva-pertumbuhan-CDC-2000-lengkap.pdf
Kurva-pertumbuhan-CDC-2000-lengkap.pdfKurva-pertumbuhan-CDC-2000-lengkap.pdf
Kurva-pertumbuhan-CDC-2000-lengkap.pdf
 
Etik medikolegal pain management
Etik medikolegal pain managementEtik medikolegal pain management
Etik medikolegal pain management
 
Askep hipertensi
Askep hipertensiAskep hipertensi
Askep hipertensi
 
Modul Kesadaran Menurun
Modul Kesadaran Menurun Modul Kesadaran Menurun
Modul Kesadaran Menurun
 
Baca ct scan
Baca ct scanBaca ct scan
Baca ct scan
 
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAIPenatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
 

Viewers also liked

Asuhan keperawatan gawat darurat trauma spinal
Asuhan keperawatan gawat darurat trauma spinalAsuhan keperawatan gawat darurat trauma spinal
Asuhan keperawatan gawat darurat trauma spinal
khusnul huda
 
Asuhan keperawatan secara teoritis cedera medula spinalis
Asuhan keperawatan secara teoritis cedera medula spinalisAsuhan keperawatan secara teoritis cedera medula spinalis
Asuhan keperawatan secara teoritis cedera medula spinalis
Eka Putri
 
skripsi kegawatdaruratan
skripsi kegawatdaruratanskripsi kegawatdaruratan
skripsi kegawatdaruratan
ADRYAN LANGIT
 
11.ekstr, stab, trans penderita
11.ekstr, stab, trans penderita11.ekstr, stab, trans penderita
11.ekstr, stab, trans penderitaagus raharjo
 
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Akibat Trauma Abdomen
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Akibat Trauma Abdomen Asuhan Keperawatan Pada Pasien Akibat Trauma Abdomen
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Akibat Trauma Abdomen
pjj_kemenkes
 
Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)
Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)
Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)
Nurul Khomariyah Eka Putry
 

Viewers also liked (8)

Asuhan keperawatan gawat darurat trauma spinal
Asuhan keperawatan gawat darurat trauma spinalAsuhan keperawatan gawat darurat trauma spinal
Asuhan keperawatan gawat darurat trauma spinal
 
Patofisiologi kejang
Patofisiologi kejangPatofisiologi kejang
Patofisiologi kejang
 
Asuhan keperawatan secara teoritis cedera medula spinalis
Asuhan keperawatan secara teoritis cedera medula spinalisAsuhan keperawatan secara teoritis cedera medula spinalis
Asuhan keperawatan secara teoritis cedera medula spinalis
 
skripsi kegawatdaruratan
skripsi kegawatdaruratanskripsi kegawatdaruratan
skripsi kegawatdaruratan
 
11.ekstr, stab, trans penderita
11.ekstr, stab, trans penderita11.ekstr, stab, trans penderita
11.ekstr, stab, trans penderita
 
Bab i proposal
Bab i proposalBab i proposal
Bab i proposal
 
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Akibat Trauma Abdomen
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Akibat Trauma Abdomen Asuhan Keperawatan Pada Pasien Akibat Trauma Abdomen
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Akibat Trauma Abdomen
 
Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)
Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)
Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)
 

Similar to Gadar ''trauma spinal'' AKPER PEMKAB MUNA

ppt gadar kel 2.pptx
ppt gadar kel 2.pptxppt gadar kel 2.pptx
ppt gadar kel 2.pptx
sandylabulu1
 
Cervical root syndrome
Cervical root syndromeCervical root syndrome
Cervical root syndrome
sriyulianti19
 
Askan individu pku gamping fraktur clavikula (1).docx
Askan individu pku gamping fraktur clavikula (1).docxAskan individu pku gamping fraktur clavikula (1).docx
Askan individu pku gamping fraktur clavikula (1).docx
salmanalfarisi637456
 
Copy_of_Spinal_Cord_Injury.pptx
Copy_of_Spinal_Cord_Injury.pptxCopy_of_Spinal_Cord_Injury.pptx
Copy_of_Spinal_Cord_Injury.pptx
NuruliznieRosezaidee
 
PPT-UEU-Radiografi-dan-Laboratorium-Fisioterapi-Pertemuan-14.pptx
PPT-UEU-Radiografi-dan-Laboratorium-Fisioterapi-Pertemuan-14.pptxPPT-UEU-Radiografi-dan-Laboratorium-Fisioterapi-Pertemuan-14.pptx
PPT-UEU-Radiografi-dan-Laboratorium-Fisioterapi-Pertemuan-14.pptx
cobadulu007123
 
trauma medulla spinalis.pptx
trauma medulla spinalis.pptxtrauma medulla spinalis.pptx
trauma medulla spinalis.pptx
ssuserf1eb1f
 
Dislokasi keperawatanhhhhggfffttttfffrrrr
Dislokasi keperawatanhhhhggfffttttfffrrrrDislokasi keperawatanhhhhggfffttttfffrrrr
Dislokasi keperawatanhhhhggfffttttfffrrrr
TeGuh38
 
ASKEP SOL DI RSUP. Dr. WAHIDDIN SUDIROHUODO
ASKEP SOL DI RSUP. Dr. WAHIDDIN SUDIROHUODOASKEP SOL DI RSUP. Dr. WAHIDDIN SUDIROHUODO
ASKEP SOL DI RSUP. Dr. WAHIDDIN SUDIROHUODO
Wawan Akibu
 
Makalah kompetensi detal
Makalah kompetensi detalMakalah kompetensi detal
Makalah kompetensi detal
Warnet Raha
 
Obat Emergensi dan Anestesi.pptx
Obat Emergensi dan Anestesi.pptxObat Emergensi dan Anestesi.pptx
Obat Emergensi dan Anestesi.pptx
ssuser11fe02
 
Makalah kompetensi detal
Makalah kompetensi detalMakalah kompetensi detal
Makalah kompetensi detal
Septian Muna Barakati
 
Askep askep fr.cervical
Askep askep fr.cervicalAskep askep fr.cervical
Askep askep fr.cervical
seti adi
 
Askep hernia nukleus pulposus
Askep hernia nukleus pulposusAskep hernia nukleus pulposus
Askep hernia nukleus pulposusStiawan Akbar
 

Similar to Gadar ''trauma spinal'' AKPER PEMKAB MUNA (20)

Laminektomi
LaminektomiLaminektomi
Laminektomi
 
ppt gadar kel 2.pptx
ppt gadar kel 2.pptxppt gadar kel 2.pptx
ppt gadar kel 2.pptx
 
Cervical root syndrome
Cervical root syndromeCervical root syndrome
Cervical root syndrome
 
Kamis
KamisKamis
Kamis
 
Askan individu pku gamping fraktur clavikula (1).docx
Askan individu pku gamping fraktur clavikula (1).docxAskan individu pku gamping fraktur clavikula (1).docx
Askan individu pku gamping fraktur clavikula (1).docx
 
Makalah kompetensi detal
Makalah kompetensi detalMakalah kompetensi detal
Makalah kompetensi detal
 
Copy_of_Spinal_Cord_Injury.pptx
Copy_of_Spinal_Cord_Injury.pptxCopy_of_Spinal_Cord_Injury.pptx
Copy_of_Spinal_Cord_Injury.pptx
 
Makalah kompetensi detal
Makalah kompetensi detalMakalah kompetensi detal
Makalah kompetensi detal
 
PPT-UEU-Radiografi-dan-Laboratorium-Fisioterapi-Pertemuan-14.pptx
PPT-UEU-Radiografi-dan-Laboratorium-Fisioterapi-Pertemuan-14.pptxPPT-UEU-Radiografi-dan-Laboratorium-Fisioterapi-Pertemuan-14.pptx
PPT-UEU-Radiografi-dan-Laboratorium-Fisioterapi-Pertemuan-14.pptx
 
trauma medulla spinalis.pptx
trauma medulla spinalis.pptxtrauma medulla spinalis.pptx
trauma medulla spinalis.pptx
 
Dislokasi keperawatanhhhhggfffttttfffrrrr
Dislokasi keperawatanhhhhggfffttttfffrrrrDislokasi keperawatanhhhhggfffttttfffrrrr
Dislokasi keperawatanhhhhggfffttttfffrrrr
 
ASKEP SOL DI RSUP. Dr. WAHIDDIN SUDIROHUODO
ASKEP SOL DI RSUP. Dr. WAHIDDIN SUDIROHUODOASKEP SOL DI RSUP. Dr. WAHIDDIN SUDIROHUODO
ASKEP SOL DI RSUP. Dr. WAHIDDIN SUDIROHUODO
 
Makalah kompetensi detal
Makalah kompetensi detalMakalah kompetensi detal
Makalah kompetensi detal
 
Obat Emergensi dan Anestesi.pptx
Obat Emergensi dan Anestesi.pptxObat Emergensi dan Anestesi.pptx
Obat Emergensi dan Anestesi.pptx
 
Ppt kti
Ppt ktiPpt kti
Ppt kti
 
Askep low back pain
Askep low back painAskep low back pain
Askep low back pain
 
Makalah kompetensi detal
Makalah kompetensi detalMakalah kompetensi detal
Makalah kompetensi detal
 
Askep askep fr.cervical
Askep askep fr.cervicalAskep askep fr.cervical
Askep askep fr.cervical
 
ASKEP trauma dada
ASKEP trauma dadaASKEP trauma dada
ASKEP trauma dada
 
Askep hernia nukleus pulposus
Askep hernia nukleus pulposusAskep hernia nukleus pulposus
Askep hernia nukleus pulposus
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Operator Warnet Vast Raha
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
Operator Warnet Vast Raha
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
Operator Warnet Vast Raha
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
Operator Warnet Vast Raha
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
Operator Warnet Vast Raha
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
Operator Warnet Vast Raha
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
Operator Warnet Vast Raha
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
Operator Warnet Vast Raha
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
Operator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Gadar ''trauma spinal'' AKPER PEMKAB MUNA

  • 1. ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA KLIEN DENGAN TRAUMA SPINAL A. KONSEP PENYAKIT 1. Pengertian Trauma spinal adalah suatu kerusakan fungsi neurologis yang disebabkan seringkali oleh kecelakaan lalu lintas. Apabila cedera itu mengenai daerah L1-2 dan/atau di bawahnya maka dapat mengakibatkan hilangnya fungsi motorik dan sensorik serta kehilangan fungsi defekasi dan berkemih. Trauma spinal diklasifikasikan sebagai komplet : kehilangan sensasi fungsi motorik volunter total dan tidak komplet : campuran kehilangan sensasi dan fungsi motorik volunter (Marilynn E. Doenges,1999;338). 2. Etiologi Penyebab dari trauma spinal yaitu : - Kecelakaan otomobil, industry - Terjatuh, olah-raga, menyelam - Luka tusuk, tembak - Tumor. 3. Patofisiologi Kerusakan medulla spinalis berkisar dari kamosio sementara (pasien sembuh sempurna) sampai kontusio, laserasi dan kompresi substansi medulla, (lebih salah satu atau dalam kombinasi) sampai transaksi lengkap medulla (membuat pasien paralisis). Bila hemoragi terjadi pada daerah medulla spinalis, darah dapat merembes ke ekstradul subdural atau daerah suaranoid pada kanal spinal, segera sebelum terjadi kontusio atau robekan pada cedera, serabut-serabut saraf mulai membengkak dan hancur. Sirkulasi darah ke medulla spinalis menjadi terganggu, tidak hanya ini saja tetapi proses patogenik menyebabkan kerusakan yang terjadi pada cidera medulla spinalis akut. Suatu rantai sekunder kejadian-kejadian yang menimbulakan iskemia, hipoksia, edema, lesi, hemorargi. Cidera medulla spinalis dapat terjadi pada lumbal 1-5 1
  • 2. • Lesi 11 – 15 : kehilangan sensorik yaitu sama menyebar sampai lipat paha dan bagian dari bokong. • Lesi L2 : ekstremitas bagian bawah kecuali 1/3 atas dari anterior paha. • Lesi L3 : Ekstremitas bagian bawah. • Lesi L4 : Ekstremitas bagian bawah kecuali anterior paha. • Lesi L5 : Bagian luar kaki dan pergelangan kaki. 4. Manifestasi Klinis • Nyeri akut pada belakang leher, yang menyebar sepanjang saraf yang terkena • Paraplegia • Tingkat neurologik • Paralisis sensorik motorik total • Kehilangan kontrol kandung kemih (retensi urine, distensi kandung kemih) • Penurunan keringat dan tonus vasomotor • Penurunan fungsi pernafasan • Gagal nafas 5. Pemeriksaan Penunjang • Sinar X spinal Menentukan lokasi dan jenis cedera tulan (fraktur, dislokasi), unutk kesejajaran, reduksi setelah dilakukan traksi atau operasi • Skan ct Menentukan tempat luka / jejas, mengevaluasi ganggaun structural • MRI Mengidentifikasi adanya kerusakan saraf spinal, edema dan kompresi • Mielografi. Untuk memperlihatkan kolumna spinalis (kanal vertebral) jika faktor putologisnya tidak jelas atau dicurigai adannya dilusi pada ruang sub anakhnoid medulla spinalis (biasanya tidak akan dilakukan setelah mengalami luka penetrasi). 2
  • 3. • Foto ronsen torak, memperlihatkan keadan paru (contoh : perubahan pada diafragma, atelektasis • Pemeriksaan fungsi paru (kapasitas vita, volume tidal) : mengukur volume inspirasi maksimal khususnya pada pasien dengan trauma servikat bagian bawah atau pada trauma torakal dengan gangguan pada saraf frenikus /otot interkostal) • GDA : Menunjukan kefektifan penukaran gas atau upaya ventilasi (Marilyn E. Doengoes, 1999 ; 339 – 340) 6. Komplikasi • Neurogenik shock. • Hipoksia. • Gangguan paru-paru • Instabilitas spinal • Orthostatic Hipotensi • Ileus Paralitik • Infeksi saluran kemih • Kontraktur • Dekubitus • Inkontinensia blader • Konstipasi 7. Penatalaksanaan Medik Tujuan penatalaksanaan adalah untuk mencegah cedera medula spinalis lebih lanjut dan untuk mengobservasi gejala perkembangan defisit neurologis. Lakukan resusitasi sesuai kebutuhan dan pertahankan oksigenasi dan kestabilan kardiovaskuler. Farmakoterapi Berikan steroid dosis tinggi (metilpredisolon) untuk melawan edema medela. Tindakan Respiratori a. Berikan oksigen untuk mempertahankan PO2 arterial yang tinggi. 3
  • 4. b. Terapkan perawatan yang sangat berhati-hati untuk menghindari fleksi atau eksistensi leher bila diperlukan inkubasi endrotakeal. c. Pertimbangan alat pacu diafragma (stimulasi listrik saraf frenikus) untuk pasien dengan lesi servikal yang tinggi. Reduksi dan Fraksi skeletal a. Cedera medulla spinalis membutuhkan immobilisasi, reduksi, dislokasi, dan stabilisasi koluma vertebrata. b. Kurangi fraktur servikal dan luruskan spinal servikal dengan suatu bentuk traksi skeletal, yaitu teknik tong /capiller skeletal atau halo vest. c. Gantung pemberat dengan batas sehinga tidak menggangu traksi Intervensi bedah = Laminektomi Dilakukan Bila : • Deformitas tidak dapat dikurangi dengan fraksi • Terdapat ketidakstabilan signifikan dari spinal servikal • Cedera terjadi pada region lumbar atau toraka • Status Neurologis mengalami penyimpanan untuk mengurangi fraktur spinal atau dislokasi atau dekompres medulla. (Diane C. Braughman, 2000 ; 88-89) B. KONSEP KEPERAWATAN 1. Pengkajian a. Pengkajian Primer 1) Airway • Peningkatan sekresi pernapasan • Bunyi nafas krekels, ronki dan mengi Dx : bersihan jalan napas tak efektif Tindakan : • Posisikan tubuh dan kepala untuk menghindari obstruksi jalan napas dan memberikan pengeluaran sekresi yang optimal • Penghisapan sekresi • Auskultasi dada untuk mendengarkan bunyi jalan napas 4
  • 5. setiap 4 jam 2) Breathing • Distress pernapasan : pernapasan cuping hidung, takipneu/bradipneu, retraksi • Menggunakan otot-otot pernapasan • Kesulitan bernapas : lapar udara, diaphoresis, sianosis Dx : Pola napas tak efektif Tindakan : • Terapi oksigen • Pemberian oksigen kecepatan rendah : masker venturi atau nasal prong • Ventilator mekanik dengan tekanan jalan nafas positif kontinu (CPAP) atau PEEP • Inhalasi nebulizer • Pemantauan hemodinamik/jantung • Pengobatan : Brokodilator, Steroid 3) Circulation • Penurunan curah jantung : gelisah, letargi, takikardia • Sakit kepala • Gangguan tingkat kesadaran : ansietas, gelisah, kacau mental, mengantuk • Papiledema • Penurunan haluaran urin Dx : Penurunan curah jantung Tindakan : • Kaji / pantau tekanan darah • Palpasi nadi radial, catat frekuensi dan ketraturan, auskultasi nadi apical, catat frekuensi/irama dan adanya bunyi jantung ekstra • Berikan istrahat psikologi dengan lingkungan tenang membantu pasien hindari situasi stress • Berikan oksigen tambahan 5
  • 6. b. Pengkajian Sekunder • Aktivitas dan istrahat Ds : • Klien mengatakan kesulitan dalam bernapas • Klien mengatakan tidak mampu untuk beraktivitas • Klien mengatakan mudah lelah • Do : • • • Klien mengatakan kesulitan istrahat Perubahan tonus otot Kelemahan otot Sirkulasi Do : • Hipotens • • Ekstremitas dingin • • Bradikardi Pucat Eliminasi Ds : • Do : • Klien mengatakan kesulitan BAK dan BAB Retensi urin • • Peristaltic usus hilang • Melena • Emisis berwarna • • Distensi abdomen Hematemesis Makanan dan Cairan Ds : • Do : • • Klien mengatakan nafsu makannya berkurang Porsi makan tidak dihabiskan Personal Hygiene 6
  • 7. Ds : • Do : • • Klien mengatakan tidak mampu melakukan aktivitas perawatan diri Aktivitas dibantu oleh keluarga Neurosensori Do : • Kehilangan sensasi (derajat bervariasi dapat kembaki normak setelah syok spinal sembuh). • Kehilangan tonus otot /vasomotor, kehilangan refleks /refleks asimetris termasuk tendon dalam. Perubahan reaksi pupil, ptosis, hilangnya keringat bagian tubuh yang terkena karena pengaruh trauma spinal. • Nyeri / Kenyamanan Ds : • Do : • Klien mengatakan nyeri pada kepala bagian belakang Nyeri tekan vertebral • • Ekspresi wajah meringis Pernapasan Ds : • Do : • • Klien mengeluh kesulitan dalam bernapas Pernapasan dangkal Penggunaan otot pernapasan • Sianosis (Marikyn E. Doengoes, 1999 ; 338-339) 2. Diagnosa Keperawatan a. Nyeri yang berhubungan dengan adanya cedera yang ditandai b. Perubahan eliminasi urin penurunan fungsi syaraf perkemihan c. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan hilangnya fungsi motorik 3. Perencanaan Dx Tujuan Kriteria hasil : Nyeri : Memberikan rasa nyaman : • Melaporkan rasa nyeri / ketidaknyamanan • Mengidentifikasi cara untuk mengatasi nyeri 7
  • 8. • Mendemostrasikan penggunaan keterampilan relaksasi dan aktivitas hiburan sesuai indikasi individu Intervensi No Intervensi Rasional 1 Kaji terhadap adanya nyeri, bantu pasien Pasien biasanya melaporkan nyeri diatas mengidentifikasi nyeri misalnya lokasi, tingkat cedera misalnya dada/ punggung tipe intensitas pada skala 0 – 1 atau kemungkinan sakit kepala dari alat stabilizer 2 Berikan tindakan kenyamanan misalnya Tindakan alternative mengontrol nyeri perubahan posisi, masase, kompres, digunakan untuk keuntungan emosioanl sangat dan dingin sesuai indikasi selai menurunkan kebutuhan otot nyeri / efek tak diinginkan pada fungsi pernapasan 3 kembali perhatian, Dorong penggunaan teknik relaksasi, Menfokuskan misalnya pedoman imajinasi visualisasi, meningkatkan rasa control dan dapat meningkatkan kemampuan koping latihan nafas dalam 4 untuk menghilangkan Kolaborasi dalam pemberian obat sesuai Dibutuhkan spasme / nyeri otot atau untuk indikasi, relaksasi otot menghilangkan ansietas dan meningkatkan istrahat. Dx Tujuan Kriteria hasil : Perubahan eliminasi urin : Meningkatkan eliminasi urin : • Pasien dapat mempertahankan pengosongan blodder tanpa residu dan distensi, • Intake dan output cairan seimbang Intervensi No Intervensi Rasional 1 Kaji intake dan output cairan Mengetahui adekuatnya fungsi ginjal dan efektifnya bladder 2 Lakukan pemasangan kateter sesuai Efek trauma medulla spinalis adalah 8
  • 9. indikasi adanya gangguan sehingga perlu reflex bantuan berkemih dalam pengeluaran urin 3 4 Anjurkan pasien untuk minum 2 – 3 liter Mencegah urin lebih pekat setiap hari Cek bladder pasien setiap 2 jam Mengetahui adanya residu sebagai akibat autonomic hyperefleksia Dx Tujuan : Kerusakan mobilitas fisik : Selama perawatan gangguan mobilisasi bisa diminimalisasi sampai Kriteria hasil cedera diatasi dengan pembedahan. : Tidak ada kontrakstur, kekuatan otot meningkat, pasien mampu beraktifitas kembali secara bertahap. Intervensi No Intervensi Rasional 1 Kaji secara teratur fungsi motorik. Mengevaluasi keadaan secara umum Instruksikan pasien untuk memanggil bila minta pertolongan. Memberikan rasa aman 2 Lakukan log rolling Membantu ROM secara pasif 3 Pertahankan sendi 90 derajad terhadap papan kaki. Mencegah footdrop 4 Ukur tekanan darah sebelum dan sesudah log rolling. Mengetahui adanya hipotensi ortostatik 5 Inspeksi kulit setiap hari. 6 Berikan relaksan otot sesuai indikasi seperti diazepam. Gangguan sirkulasi dan hilangnya sensai resiko tinggi kerusakan integritas kulit Berguna untuk membatasi dan mengurangi nyeri yang berhubungan dengan spastisitas. 9
  • 10. indikasi adanya gangguan sehingga perlu reflex bantuan berkemih dalam pengeluaran urin 3 4 Anjurkan pasien untuk minum 2 – 3 liter Mencegah urin lebih pekat setiap hari Cek bladder pasien setiap 2 jam Mengetahui adanya residu sebagai akibat autonomic hyperefleksia Dx Tujuan : Kerusakan mobilitas fisik : Selama perawatan gangguan mobilisasi bisa diminimalisasi sampai Kriteria hasil cedera diatasi dengan pembedahan. : Tidak ada kontrakstur, kekuatan otot meningkat, pasien mampu beraktifitas kembali secara bertahap. Intervensi No Intervensi Rasional 1 Kaji secara teratur fungsi motorik. Mengevaluasi keadaan secara umum Instruksikan pasien untuk memanggil bila minta pertolongan. Memberikan rasa aman 2 Lakukan log rolling Membantu ROM secara pasif 3 Pertahankan sendi 90 derajad terhadap papan kaki. Mencegah footdrop 4 Ukur tekanan darah sebelum dan sesudah log rolling. Mengetahui adanya hipotensi ortostatik 5 Inspeksi kulit setiap hari. 6 Berikan relaksan otot sesuai indikasi seperti diazepam. Gangguan sirkulasi dan hilangnya sensai resiko tinggi kerusakan integritas kulit Berguna untuk membatasi dan mengurangi nyeri yang berhubungan dengan spastisitas. 9