Cedera medula spinalis didefinisikan sebagai cedera yang mengenai medula spinalis baik yang menimbulkan kelainan fungsi utamanya secara lengkap atau sebagian. Klasifikasi cedera medula spinalis meliputi komplit dan inkonplik, dengan berbagai jenis inkonplik seperti anterior cord, posterior cord, dan central cord. Diagnosis didasarkan pada pemeriksaan fisik khusus dan pemeriksaan penunjang seperti X-Ray dan MRI, sedangkan penatalaks
DIAGNOSA BANDING PENURUNAN KESADARAN MANAJEMEN
Dipresentasikan oleh Jofizal Jannis | Neurologist| National Brain Centre
pada PIT VI IDI Kota Bogor | 10 Nopember 2013
DIAGNOSA BANDING PENURUNAN KESADARAN MANAJEMEN
Dipresentasikan oleh Jofizal Jannis | Neurologist| National Brain Centre
pada PIT VI IDI Kota Bogor | 10 Nopember 2013
Tugas Radiologi
Dibuat oleh : Fransiska Lumempouw
Stase Kepaniteraan Klinik Radiologi
Universitas Kristen Indonesia
untuk bahan bacaan dan referensi tugas
Laporan Kasus Tinea (Pityriasis) versicolorazmiarraga
Laporan kasus mengenai Pityriasis versicolor. Bahasan di dalamnya meliputi definisi, faktor risiko, epidemiologi, etiologi, patofisiologi, penegakan diagnosis (anamnesis dan pemeriksaan klinis, serta pemeriksaan penunjang), prognosis, dan pencegahan Pityriasis versicolor
Hampir semua orang dalam hidupnya mengalami beberapa bentuk trauma kepala. Lansia, bayi, dan mereka yang bermasalah seperti penyalahgunaan alkohol, terapi anti-koagulasi khususnya rentan untuk konsekuensi serius setelah cedera kepala.
Di Singapura, cedera kepala adalah penyebab utama kecacatan dan kematian dewasa di bawah usia 40 tahun yang mempunyai dampak penting pada pasien cedera otak, keluarga dan masyarakat.
Tugas Sistem Neurobehavior Fakultas Keperawatan UNSRIT Semester V 2015, tentang Trauma tumpul, macam-macam luka akibat trauma tumpul, cara menghentikan perdarahan, diagnosa dan intervensi keperawatan pada trauma tumpul
Fraktur adalah patah tulang, biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik, kekuatan dan sudut dari tenaga tersebut, keadaan tulang itu sendiri, dan jaringan lunak di sekitar tulang akan menentukan apakah fraktur yang terjadi itu lengkap atau tidak lengkap. Fraktur lengkap terjadi apabila seluruh tulang patah, sedangkan pada fraktur tidak lengkap tidak melibatkan seluruh ketebalan tulang. Pada fraktur tibia dan fibula lebih sering terjadi dibanding fraktur batang tulang panjang lainnya karena periost yang melapisi tibia agak tipis, terutama pada daerah depan yang hanya dilapisi kulit sehingga tulang ini mudah patah dan karena berada langsung di bawah kulit maka sering ditemukan adanya fraktur.
Tugas Radiologi
Dibuat oleh : Fransiska Lumempouw
Stase Kepaniteraan Klinik Radiologi
Universitas Kristen Indonesia
untuk bahan bacaan dan referensi tugas
Laporan Kasus Tinea (Pityriasis) versicolorazmiarraga
Laporan kasus mengenai Pityriasis versicolor. Bahasan di dalamnya meliputi definisi, faktor risiko, epidemiologi, etiologi, patofisiologi, penegakan diagnosis (anamnesis dan pemeriksaan klinis, serta pemeriksaan penunjang), prognosis, dan pencegahan Pityriasis versicolor
Hampir semua orang dalam hidupnya mengalami beberapa bentuk trauma kepala. Lansia, bayi, dan mereka yang bermasalah seperti penyalahgunaan alkohol, terapi anti-koagulasi khususnya rentan untuk konsekuensi serius setelah cedera kepala.
Di Singapura, cedera kepala adalah penyebab utama kecacatan dan kematian dewasa di bawah usia 40 tahun yang mempunyai dampak penting pada pasien cedera otak, keluarga dan masyarakat.
Tugas Sistem Neurobehavior Fakultas Keperawatan UNSRIT Semester V 2015, tentang Trauma tumpul, macam-macam luka akibat trauma tumpul, cara menghentikan perdarahan, diagnosa dan intervensi keperawatan pada trauma tumpul
Fraktur adalah patah tulang, biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik, kekuatan dan sudut dari tenaga tersebut, keadaan tulang itu sendiri, dan jaringan lunak di sekitar tulang akan menentukan apakah fraktur yang terjadi itu lengkap atau tidak lengkap. Fraktur lengkap terjadi apabila seluruh tulang patah, sedangkan pada fraktur tidak lengkap tidak melibatkan seluruh ketebalan tulang. Pada fraktur tibia dan fibula lebih sering terjadi dibanding fraktur batang tulang panjang lainnya karena periost yang melapisi tibia agak tipis, terutama pada daerah depan yang hanya dilapisi kulit sehingga tulang ini mudah patah dan karena berada langsung di bawah kulit maka sering ditemukan adanya fraktur.
Anamnesis secara garis besar yang harus diketaui dalam menegakan diagnosis penyakit pada lutut/genu/knee joint
Pemeriksaan fisik yang menunjang dalam diagnostik penyakit pada lutut
Garis besar penyakit pada lutut
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxEmohAsJohn
PENGKAJIAN MUSKULOSKELETAL
Gangguan neurologi sangat beragam bentuknya, banyak dari pasien yang menderita gangguan memori dan tidak mampu menjalani aktivitas sehari-hari secara normal. Penyakit-penyakit neurologi kebanyakan memiliki efek melemahkan kehidupan pasien, sehingga memberikan pengobatan neurologis sangat penting bagi kehidupan pasien.
UNTUK MENDAPATKAN OBAT ASLI : 087776558899
__Cara Menggugurkan Janin Dalam Kandungan 3 Jam Bersih Tuntas Tanpa Kuret Secara Aman Dari Usia Kehamilan 1 – 7 Bulan.
Obat Penggugur Kandungan BPOM yang dijual di Apotik Cytotec dan Gastrul yaitu obat penggugur kandungan ampuh yang direkomendasi oleh Alodokter dan Halodoc sebagai obat aborsi manjur. Obat cytotec misoprostol 200mcg sangat ampuh untuk menggugurkan janin kuat (Bandel) bergaransi dijamin tuntas 100%.__
#UNTUK MENDAPATKAN OBAT ABORSI ASLI 087776558899
__Cara gugurkan kandungan awal kehamilan di luar nikah, cara menggugurkan kandungan usia 5 bulan dengan alkohol, anak luar nikah, secara alami dan cepat dalam 1 hari, cara menggugurkan janin di luar kandungan secara alami, Cara menggugurkan kandungan dengan paramex, feminax, cara menggugurkan kandungan dengan cepat selesai dalam 24 jam secara alami buah buahan yang masih gumpalah darah, hitungan hari.__
Selain itu, ini juga dapat dikerjakan jika memang benar-benar ada abnormalitas janin yang menyebabkan janin lepas dari kandungan. Dan di posting ini kali kami akan menjelaskan 4 cara menggugurkan kandungan dan percepat haid, Dengan Paramex, Dengan Paracetamol, Dengan Alkohol dan berikut penuturannya.
Obat MENGGUGURKAN kehamilan Kuat dengan cepat selesai dalam waktu 24 jam secara alami – Cara Menggugurkan Kandungan Usia Janin 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 Bulan Dengan Cepat Dalam Hitungan jam Secara Alami.
Obat Penggugur Kandungan untuk Ibu Menyusui di Apotik dan Harganya Cara Menggugurkan Kandungan atau Aborsi Medis Dengan Pil Cytotec 200mg Misoprostol adalah salah satu Obat Penggugur Kandungan Di Apotik Paling Ampuh yang tidak dijual secara Umum, ( Tips dan Cara Gugurkan Kehamilan Kuat 1-8 Bulan dengan Cepat Dalam Hitungan Jam secara Alami ) dari Janin usia 1 Bulan, 2 Bulan, 3 Bulan, 4 Bulan, 5 Bulan, 6 Bulan, 7 Bulan, 8 Bulan sangat mudah diatasi dengan Obat Aborsi Cytotec Misoprostol Asli 100% Berhasil TUNTAS.
Cara Menggugurkan Kandungan dan Percepat Haid, Cara Menggugurkan Kandungan Dan Percepat Haid yang Aman Secara Klinis. Menggugurkan kandungan ialah satu tindakan yang nista karena dipandang hilangkan nyawa calon bayi. Tetapi demikian, menggugurkan kandungan dapat menjadi legal atau dibolehkan bila terjadi beberapa kasus tertentu yang mewajibkannyauntuk digugurkan karena argumen klinis.Mirip contoh: si ibu yang mempunyai penyakitkronis yang bila dipaksa melanjutkan kehamilan maka mencelakakan nyawa si ibu.Cara menggugurkan kandungan adalah suatu hal tindakan yang sudah dilakukan untuk akhiri kehamilan yang tidak di harap (aborsi).
Cara Menggugurkan Kandungan Dengan Obat Penggugur Kehamilan Atau Obat Aborsi Cara Menggugurkan Kandungan Dengan Obat Penggugur Kandungan Adalah mungkin salah satu cara yang di anggap seseorang tepat, karena beberapa faktor alasan tertentu. Padahal Gugurkan kehamilan memiliki tingkat resiko yang lumayan tinggi apabila penggunaan Obat Aborsi atau yang sering di kenal dengan obat Cytotec
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejoReniAnjarwati
AUDIT STUNTING BADUTA DESA BENGKAK YANG MENGALAMI MALNUTRISI
DARI HASIL RECALL 24 JAM DIPEROLEH HASIL :1. ENERGI 53,8 % (DEFISIT TINGKAT BERAT)2. KARBOHIDRAT 60,74% (DEFISIT TINGKAT BERAT)3. PROTEIN 113,5% (NORMAL)4.LEMAK 86,8% (DEFISIT TINGKAT RINGAN)
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
1. Disusun oleh: Residen Pembimbing: Supervisor:
Nur Syaahida Binti Ismail dr. Astrawinata Guatama dr. Jainal Arifin, M. Kes, Sp.OT (K) Spine
Maria Kimberly dr. Akbar Gazali
Nurul Fauziyah Rahman
Milzam Haidi Salim
BAGIAN ILMU ORTOPEDI DAN TRAUMATOLOGI Referat
FAKULTAS KEDOKTERAN September 2020
UNIVERSITAS HASANUDDIN
SPINAL CORD INJURY
2. PENDAHULUAN
• Cedera medula spinalis didefinisikan
sebagai semua bentuk cedera yang
mengenai medula spinalis baik yang
menimbulkan kelainan fungsi utamanya
(motorik, sensorik, otonom dan reflek)
secara lengkap atau sebagian.
• Salah satu penyebab utama disabilitas
neurologis akibat trauma.
• Menurut National Acute Spinal Cord Injury
Studies (NASCIS-1, 2, dan 3), penemuan
terapi farmakologi dengan metilprednison
menurunkan defisit neurologis.
3. ANATOMI
Columna vertebra tersusun atas 33 vertebra
Medulla spinalis merupakan massa jaringan saraf
berbentuk silindris memanjang dan menempati ⅔ atas
canalis vertebra yaitu dari batas superior atlas (C1)
sampai batas atas vertebra lumbalis kedua (L2).
AdvanceTrauma LifeSupportforDoctor,ATLSStudentCourseManual,EightEdition.Trauma Medulla Spinalis
5. Netter, Frank H. ATLAS OF HUMAN ANATOMY 25th Edition. Jakarta: EGC, 2014
American Spinal Injury Association (ASIA)
6. DEFINISI
Cedera pada medulla spinalis yang
diakibatkan oleh trauma yang
menyebabkan terjadinya Defisit
Neurologis mulai dari paralisis,
hilangnya sensibilitas hingga
hilangnya refleks tubuh.
Sidharta P, Mardjono M, Neurologi Klinis Dasar, Dian Rakyat,
Jakarta,1981
7. 01
11.000 kasus baru / tahun di AS
02
Lokasi: 50% di tulang belakang leher
03
Trauma hingga 50%, jatuh 40%
terutama pada lansia.
EPIDEMIOLOGI
Miller, Mark (2016) Chapter 8 Spine in: Shen, Francis H. Miller’s Review of Orthopaedics, seventh ed. Philadelphia. Elsefier. p.686-691
Simeone, R, (2018) Spine Trauma in Basic Science of Spinal Cord injury : Rasouli, Alexander. Rothamn-Simeone and Herkowitz The Spine, seventh ed. United of State. Philadelpia.
Elsefier inc. p.1275-1276
8. PATOFISIOLOGI
Yilmaz, t., Turan, Y. and Keles, A., 2014. Pathophysiology of the spinal cord injury. Journal of Clinical and Experimental Investigations, 5,
p.132.
9. MEKANISME TRAUMA
Ekstensi (Hiperekstensi)
• Disebabkan ekstensi leher berlebih seperti saat dagu
membentur suatu area permukaan, seperti dashboard
atau bak mandi
• Biasanya menyebabkan gejala sindrom medulla
spinalis
Fleksi
(Hiperfleksi)
• Disebabkan karena fleksi leher secara berlebihan
seperti gerakan melindungi kepala ke arah dada.
• Umumnya menyebabkan leher menjadi tidak stabil
karena peregangan ligamen
Simeone, R, (2018) Spine Trauma in Lower Cervial Spine Injuries: Anderson, Paul A. Rothamn-Simeone and Herkowitz The Spine, seventh ed. United of State. Philadelpia. Elsefier inc.
p.1311-1320
10. MEKANISME TRAUMA
FLEKSI ATAU ROTASI
• Paling tidak stabil
• Menghasilkan robeknya struktur ligamen yang
biasanya menstabilkan tulang belakang
• Biasanya menyebabkan defisit neurologis yang serius
KOMPRESI
• Disebabkan oleh trauma jatuh dari
ketinggian dengan posisi kepala yang
bertumpu atau jatuh dengan posisi duduk.
• Biasanya mempengaruhi daerah lumbar
Simeone, R, (2018) Spine Trauma in Lower Cervial Spine Injuries: Anderson, Paul A. Rothamn-Simeone and Herkowitz The Spine, seventh ed. United of State. Philadelpia. Elsefier inc.
p.1311-1320
11. KLASIFIKASI
Didefinisikan sebagai
hilangnya fungsi
motorik dan sensorik
secara total
Didefinisikan sebagai
hilangnya beberapa
fungsi motorik atau
sensorik
Simeone, R, (2018) Spine Trauma in Lower Cervial Spine Injuries: Anderson, Paul A.
Rothamn-Simeone and Herkowitz The Spine, seventh ed. United of State. Philadelpia.
Elsefier inc. p.1311-1320
12. KOMPLIT SCI
• Menyebabkan semua traktus di medulla spinalis
terputus sehingga terjadi gangguan dibawah level
lesi dan kerusakan permanen
• Sensori dan motoris hilang,reflex hilang, disfungsi
seksual,hilangnya sensasi suhu dan raba,
Snyder LA, Tan L, Gerard C, Fessler RG. Spinal Cord Trauma [Internet]. Seventh Ed. Bradley’s Neurology in Clinical Practice, 2-Volume Set. Elsevier Inc.; 2020. 881-902.e3 hal. Tersedia pada:
https://doi.org/10.1016/B978-0-323-28783-8.00063-6
13. INKOMPLIT SCI
Central Cord adalah cedera medulla
spinalis ditandai dengan hilangnya
kekuatan motorik yang lebih besar
secara proporsional di ekstremitas
atas daripada di ekstremitas bawah
Anterior Cord menunjukkan
hilangnya dua pertiga anterior spinal
cord, di mana terjadi kelumpuhan
fungsi motorik distal dan hilangnya
rasa nyeri dan sensasi suhu
Simeone, R, (2018) Spine Trauma in Lower Cervial Spine Injuries: Anderson, Paul A. Rothamn-Simeone and Herkowitz The Spine, seventh ed. United of State. Philadelpia. Elsefier
inc. p.1311-1320
14. INKOMPLIT SCI
Posterior Cord adalah hilangnya
satu pertiga posterior spinal cord
ditandai dengan hilangnya
proprioseptif dan sensasi getar.
Brown-Séquard adalah cedera
hemikord dengan paralisis motorik
ipsilateral dan hilangnya fungsi dorsal
kolom serta hilangnya nyeri dan suhu
kontralateral.
Simeone, R, (2018) Spine Trauma in Lower Cervial Spine Injuries: Anderson, Paul A. Rothamn-Simeone and Herkowitz The Spine, seventh ed. United of State. Philadelpia. Elsefier
inc. p.1311-1320
15. KLASIFIKASI ASIA
E Normal. Sensory and motor function are normal
D Incomplete. Motor function is preserved below the neurological level,
and at least half of key muscles grade greater than or equal to 3.
C Incomplete. Motor function is preserved below the neurological level,
and more than half of key muscles grade less than 3 (grade 0-2).
B
Incomplete. Sensory but not motor function is preserved below
the neurological level and includes the sacral segments S4-S5.
A
Complete. No sensory or motor function is preserved in the
sacral segments S4-S5.
American Spinal Injury Association (ASIA)
16. Syok Neurogenik VS Syok Spinal
SYOK NEUROGENIK
Hilangnya jalur simpatis di
medula spinalis, pembuluh darah
perifer melebar, menyebabkan
hipotensi, bradikardi.
SYOK SPINAL
Disfungsi fisiologis setelah
cedera struktural jarang
berlangsung lebih dari 48 jam.
Miller, Mark (2016) Chapter 8 Spine in: Shen, Francis H. Miller’s Review of Orthopaedics, seventh ed. Philadelphia. Elsefier. p.686-691
Blom, Ashley, David Warwick, Michael RW (2018) Section 3 in Injuries of The Spine :Dunn, Robert, Nicholas Krugger . Apley & Solomon’s System of Orthopaedics and Trauma,
tenth ed. United of State. CRC press. P.835-838
17. •Gangguan sensasi
menyangkut adanya
anastesia, hiperestesia,
parastesia.
•Gangguan motorik
•Gangguan fungsi vegetatif
dan otonom
•Gangguan fungsi ADL
•Gangguan mobilisasi
•Skin problem menyangkut
adanya decubitus.
•Nyeri akut pada belakang
leher, yang menyebar
sepanjang saraf yang
terkena.
•Paraplegia
•Paralisis sensorik
motorik total
•Kehilangan kontrol
kandung kemih (retensi
urine, distensi kandung
kemih) dan disfungsi
saluran pencernaan.
•Disfungsi autonom
berupa penurunan
keringat dan tonus
vasomotor
•Penurunan fungsi
pernapasan
•Infertilitas
Diagnosis
(Anamnesis)
McRae, R. (2010). Clinical Orthopeaedi Examination (6th ed.). London: Churcill
Livingstone Elsevier.
18. DIAGNOSIS (PEMERIKSAAN FISIS)
LOOK ROM
SPECIAL
TEST NEUROLOGIS
FEEL
McRae, R. (2010). Clinical Orthopeaedi Examination (6th ed.). London: Churcill Livingstone Elsevier.
19. SACRAL SPARING TEST
• Untuk menilai fungsi motoric dan sensorik pada
anal mucocutaneous junction melalui beberapa
pemeriksaan yakni:
• Sensasi perianal terhadap sentuhan ringan
(S3-S5)
• Menilai kontraksi musculus sphincter ani
• Menilai flexi dari ibu jari (motoric)
20. Reflex Bulbocavernosus
Refleks bulbocavernosus
• Refleks yang ditandai dengan kontraksi sfingter
anal sebagai respons terhadap penekanan pada
glans penis.
• Tidak adanya reflex pada sfingter anal
mengidentifikasi syok spinal
Simeone, R, (2018) Spine Trauma in Lower Cervial Spine Injuries: Anderson, Paul A. Rothamn-Simeone and Herkowitz
The Spine, seventh ed. United of State. Philadelpia. Elsefier inc. p.1311-1320
22. DIAGNOSIS (PEMERIKSAAN FISIS)
Pemeriksaan khusus motorik
pasien diminta menggerakan kelompok
otot sesuai dengan miotom masing-
masing radiks medulla spinalis
Netter, Frank H. ATLAS OF HUMAN ANATOMY 25th Edition. Jakarta: EGC, 2014
23. DIAGNOSIS (PEMERIKSAAN FISIS)
• Menggunakan pinprick dan sentuhan ringan pada tubuh
Netter, Frank H. ATLAS OF HUMAN ANATOMY 25th Edition. Jakarta: EGC, 2014
Pemeriksaan khusus sensoris
Titik-titik Lokasi Pemeriksaan Pinprick dan Sentuhan
Ringan Pada Tubuh
25. X-RAY
The radiographic findings are:
• Hyperflexion at the level of C4-C5 with widening of the
interspinous space
• Subluxation at the level of C4-C5 with about 25%
translation (i.e. anteroposition of 25% of the AP diameter of
the vertebral body)
• Malalignment of the spinous processes as seen on the AP-
view, which can only be produced by a rotatory injury.
• Due to the rotation the spinous processes of C4 and C5
seem shorter on the lateral view
27. TATALAKSANA
1. Makhni, M. C., Makhni, E. C., Swart, E. F., & Day, C. S. (2017). Initial Cervical Spine Management. In Orthopedic Emergencies (pp. 7-9). Springer International Publishing.
2. O’Dowd, J. K. (2010). Basic principles of management for cervical spine trauma. European Spine Journal, 19(1), 18-22.
IVFD
IMOBILISASI
MEDIKASI
OPERATIF
STABILISASI
ABC
28. KOMPLIKASI
NYERI KRONIK
01
02
03
04
Hagen A. 2015. Acute complications of spinal cord injuries. World J Orthop. 2015 Jan 18; 6(1): 17–23. Published online 2015 Jan 18. doi: 10.5312/wjo.v6.i1.17
Sezer N, Akkuş S, Uğurlu F. 2015. Chronic complications of spinal cord injury. World J Orthop. 2015 Jan 18; 6(1): 24–33. Published online 2015 Jan
18. doi: 10.5312/wjo.v6.i1.24
07
05
06
SYOK SPINAL
SPASTISITAS
TRAKTUS URINARIUS
DAN
GASTROINTESTINAL
RESPIRASI
KARDIOVASKULER
ULKUS
DEKUBITUS
29. PROGNOSIS
Total Spinal Cord Injury (SCI) memiliki peluang penyembuhan kurang dari
5%, jika cedera berlangsung lebih dari 72 jam maka peluang
penyembuhannya menjadi nol.
SCI parsial memiliki prognosis yang lebih baik, jika beberapa fungsi sensorik
dapat dipertahankan, kemungkinan pemulihan lebih dari 50%.