Fraktur femur adalah patah tulang paha yang disebabkan trauma atau osteoporosis. Gejalanya berupa nyeri hebat pada paha, tak mampu berjalan, dan bengkak. Penatalaksanaannya meliputi pemberian obat analgesik, pemasangan traksi, dan rehabilitasi untuk memulihkan fungsi. Keperawatan meliputi mengurangi nyeri, mencegah komplikasi, dan memberikan edukasi kepada pasien.
Dokumen tersebut membahas tentang dislokasi pada sistem muskuloskeletal. Dislokasi adalah terlepasnya tulang dari sendi akibat trauma. Jenis dislokasi meliputi dislokasi bawaan, patologis, dan trauma. Gejala umum dislokasi adalah nyeri dan gangguan mobilitas. Penatalaksanaan dislokasi meliputi reduksi, imobilisasi, dan rehabilitasi.
Laporan ini membahas asuhan keperawatan pada pasien dengan fraktur femur. Dokumen ini menjelaskan definisi dan jenis fraktur, etiologi, manifestasi klinis, prinsip penatalaksanaan secara konservatif dan operatif, diagnosa dan intervensi keperawatan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang dislokasi sendi pada sistem muskuloskeletal khususnya dislokasi sendi bahu.
2. Dislokasi sendi bahu dapat terjadi akibat trauma olahraga, kecelakaan, atau jatuh.
3. Tanda klinisnya adalah nyeri hebat pada bahu, pasien menopang lengan, dan tonjolan yang dapat dirasakan di bawah klavikula.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep medis fraktur tulang, meliputi definisi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, komplikasi, pemeriksaan penunjang, dan penatalaksanaan fraktur tulang. Juga dibahas asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosis, dan intervensi untuk menangani nyeri, risiko gangguan sirkulasi, serta mempertahankan fungsi dan mobilitas bagian tubuh yang terkena fraktur
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai asuhan keperawatan pada klien dengan fraktur tulang. Fraktur dapat disebabkan oleh trauma langsung atau tidak langsung, stres berulang, atau faktor patologis seperti osteoporosis. Diagnosa keperawatan pada klien fraktur meliputi risiko trauma, nyeri, gangguan sirkulasi, infeksi, dan kurangnya pengetahuan. Intervensi keperawatan meliputi imobilisasi, analgesia
Dislokasi adalah keadaan dimana tulang-tulang yang membentuk sendi tidak lagi berhubungan secara anatomis, dengan tulang yang lepas dari sendi. Dislokasi dapat disebabkan oleh faktor konjenital, patologis, atau trauma, dan dapat menyebabkan gangguan fungsi sendi serta nyeri. Penatalaksanaannya meliputi reduksi dislokasi dan mobilisasi sendi untuk memulihkan fungsinya.
Dokumen tersebut membahas tentang dislokasi pada sistem muskuloskeletal. Dislokasi adalah terlepasnya tulang dari sendi akibat trauma. Jenis dislokasi meliputi dislokasi bawaan, patologis, dan trauma. Gejala umum dislokasi adalah nyeri dan gangguan mobilitas. Penatalaksanaan dislokasi meliputi reduksi, imobilisasi, dan rehabilitasi.
Laporan ini membahas asuhan keperawatan pada pasien dengan fraktur femur. Dokumen ini menjelaskan definisi dan jenis fraktur, etiologi, manifestasi klinis, prinsip penatalaksanaan secara konservatif dan operatif, diagnosa dan intervensi keperawatan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang dislokasi sendi pada sistem muskuloskeletal khususnya dislokasi sendi bahu.
2. Dislokasi sendi bahu dapat terjadi akibat trauma olahraga, kecelakaan, atau jatuh.
3. Tanda klinisnya adalah nyeri hebat pada bahu, pasien menopang lengan, dan tonjolan yang dapat dirasakan di bawah klavikula.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep medis fraktur tulang, meliputi definisi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, komplikasi, pemeriksaan penunjang, dan penatalaksanaan fraktur tulang. Juga dibahas asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosis, dan intervensi untuk menangani nyeri, risiko gangguan sirkulasi, serta mempertahankan fungsi dan mobilitas bagian tubuh yang terkena fraktur
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai asuhan keperawatan pada klien dengan fraktur tulang. Fraktur dapat disebabkan oleh trauma langsung atau tidak langsung, stres berulang, atau faktor patologis seperti osteoporosis. Diagnosa keperawatan pada klien fraktur meliputi risiko trauma, nyeri, gangguan sirkulasi, infeksi, dan kurangnya pengetahuan. Intervensi keperawatan meliputi imobilisasi, analgesia
Dislokasi adalah keadaan dimana tulang-tulang yang membentuk sendi tidak lagi berhubungan secara anatomis, dengan tulang yang lepas dari sendi. Dislokasi dapat disebabkan oleh faktor konjenital, patologis, atau trauma, dan dapat menyebabkan gangguan fungsi sendi serta nyeri. Penatalaksanaannya meliputi reduksi dislokasi dan mobilisasi sendi untuk memulihkan fungsinya.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep medis fraktur tulang khususnya fraktur femur. Menguraikan definisi, penyebab, jenis, manifestasi klinis, komplikasi, dan penatalaksanaan fraktur femur. Juga membahas etiologi, patofisiologi, dan pemeriksaan penunjang untuk diagnosis fraktur tulang pangkal paha.
1. Dokumen tersebut membahas tentang fraktur femur, termasuk pengertian, penyebab, jenis, komplikasi, dan penanganannya.
2. Fraktur femur adalah gangguan sistem muskuloskeletal yang disebabkan trauma atau tenaga fisik yang menyebabkan pemisahan atau patahnya tulang paha.
3. Penanganannya meliputi reduksi, imobilisasi, dan rehabilitasi untuk memulihkan fungsi dan kekuatan tulang yang normal kembali.
Dokumen tersebut membahas tentang fraktur tulang belakang dan fraktur pada tulang pelvis. Secara ringkas, dibahas mengenai definisi fraktur tulang belakang dan pelvis, gejala klinis, pemeriksaan diagnostik, penatalaksanaan konservatif dan operatif, serta komplikasi yang dapat terjadi.
Pasien mengalami malunion pada fraktur radius dan ulna setelah kecelakaan 6 tahun lalu. Pasien mengeluh nyeri yang membatasi aktivitas sehari-hari. Pemeriksaan menunjukkan malunion pada radius dan ulna bagian tengah kanan. Pasien menjalani osteotomy dan pemasangan paku untuk memperbaiki malunion. Hasil pasca operasi menunjukkan posisi dan aposisi yang baik.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai konsep fraktur tulang. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan definisi fraktur tulang, etiologi yang dapat menyebabkan fraktur seperti trauma, penyakit patologis, dan kelelahan tulang, jenis-jenis fraktur berdasarkan morfologi dan lokasinya, tingkat keparahannya, serta jenis displacement yang dapat terjadi pada fraktur tulang.
Dokumen tersebut membahas tentang gangguan sistem muskuloskeletal khususnya gangguan low back pain (LBP). Dibahas penyebab, gejala, klasifikasi, dan pengobatan LBP serta pemeriksaan pendukung seperti laboratorium, radiologi, dan elektrofisiologi.
Implikasi Biomekanik Spine dalam Manual TherapyYanto Physio
Dokumen tersebut membahas implikasi biomekanik pada spine dalam manual therapy. Ia menjelaskan anatomi spine seperti kurva dan segmen vertebra, serta komponen seperti diskus dan ligamen. Dokumen ini juga membahas gerakan spine, innervasi saraf, jaringan konektif, dan hukum Fryette tentang gerakan vertebra.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan rematoid artritis. Rematoid artritis adalah peradangan sendi kronis yang lebih sering menyerang wanita dewasa muda. Gejala utamanya adalah nyeri dan kekakuan sendi serta deformitas jari tangan. Penatalaksanaannya meliputi istirahat, latihan, terapi obat, dan pembedahan untuk memperbaiki fungsi sendi. Perawat berperan dalam mengelola nyer
Dokumen tersebut membahas asuhan keperawatan pada pasien dengan fraktur tulang. Secara ringkas, dokumen menjelaskan definisi fraktur tulang dan sistem anatomi tulang, klasifikasi fraktur, etiologi, tanda-tanda klinis, patofisiologi, penatalaksanaan, dan asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian gejala utama seperti nyeri akut, infeksi, dan gangguan mobilitas serta penanganannya.
Dokumen tersebut membahas tentang kasus fraktur tibia pada pasien berumur 7 tahun akibat kecelakaan lalu lintas. Pasien mengalami nyeri dan bengkak pada kaki kanan setelah ditabrak mobil. Pemeriksaan menunjukkan adanya fraktur di 1/3 bagian bawah tibia sebelah kanan. Penatalaksanaannya meliputi reduksi, immobilisasi, dan pemantauan selama proses penyembuhan.
The document discusses various fungi species and their interactions with other organisms. It notes that forestry practices are harming saproxylic fungi communities and some fungi species are disappearing. It then discusses the entomopathogenic fungus Metarhizium anisopliae which infects but repels insects without harming other species. Several extracts from fungi such as Agarikon and Red Belted Polypore show promise for controlling insects and potential antiviral properties. Studies on their effects for reducing bee stress are also mentioned.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep medis fraktur tulang khususnya fraktur femur. Menguraikan definisi, penyebab, jenis, manifestasi klinis, komplikasi, dan penatalaksanaan fraktur femur. Juga membahas etiologi, patofisiologi, dan pemeriksaan penunjang untuk diagnosis fraktur tulang pangkal paha.
1. Dokumen tersebut membahas tentang fraktur femur, termasuk pengertian, penyebab, jenis, komplikasi, dan penanganannya.
2. Fraktur femur adalah gangguan sistem muskuloskeletal yang disebabkan trauma atau tenaga fisik yang menyebabkan pemisahan atau patahnya tulang paha.
3. Penanganannya meliputi reduksi, imobilisasi, dan rehabilitasi untuk memulihkan fungsi dan kekuatan tulang yang normal kembali.
Dokumen tersebut membahas tentang fraktur tulang belakang dan fraktur pada tulang pelvis. Secara ringkas, dibahas mengenai definisi fraktur tulang belakang dan pelvis, gejala klinis, pemeriksaan diagnostik, penatalaksanaan konservatif dan operatif, serta komplikasi yang dapat terjadi.
Pasien mengalami malunion pada fraktur radius dan ulna setelah kecelakaan 6 tahun lalu. Pasien mengeluh nyeri yang membatasi aktivitas sehari-hari. Pemeriksaan menunjukkan malunion pada radius dan ulna bagian tengah kanan. Pasien menjalani osteotomy dan pemasangan paku untuk memperbaiki malunion. Hasil pasca operasi menunjukkan posisi dan aposisi yang baik.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai konsep fraktur tulang. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan definisi fraktur tulang, etiologi yang dapat menyebabkan fraktur seperti trauma, penyakit patologis, dan kelelahan tulang, jenis-jenis fraktur berdasarkan morfologi dan lokasinya, tingkat keparahannya, serta jenis displacement yang dapat terjadi pada fraktur tulang.
Dokumen tersebut membahas tentang gangguan sistem muskuloskeletal khususnya gangguan low back pain (LBP). Dibahas penyebab, gejala, klasifikasi, dan pengobatan LBP serta pemeriksaan pendukung seperti laboratorium, radiologi, dan elektrofisiologi.
Implikasi Biomekanik Spine dalam Manual TherapyYanto Physio
Dokumen tersebut membahas implikasi biomekanik pada spine dalam manual therapy. Ia menjelaskan anatomi spine seperti kurva dan segmen vertebra, serta komponen seperti diskus dan ligamen. Dokumen ini juga membahas gerakan spine, innervasi saraf, jaringan konektif, dan hukum Fryette tentang gerakan vertebra.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan rematoid artritis. Rematoid artritis adalah peradangan sendi kronis yang lebih sering menyerang wanita dewasa muda. Gejala utamanya adalah nyeri dan kekakuan sendi serta deformitas jari tangan. Penatalaksanaannya meliputi istirahat, latihan, terapi obat, dan pembedahan untuk memperbaiki fungsi sendi. Perawat berperan dalam mengelola nyer
Dokumen tersebut membahas asuhan keperawatan pada pasien dengan fraktur tulang. Secara ringkas, dokumen menjelaskan definisi fraktur tulang dan sistem anatomi tulang, klasifikasi fraktur, etiologi, tanda-tanda klinis, patofisiologi, penatalaksanaan, dan asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian gejala utama seperti nyeri akut, infeksi, dan gangguan mobilitas serta penanganannya.
Dokumen tersebut membahas tentang kasus fraktur tibia pada pasien berumur 7 tahun akibat kecelakaan lalu lintas. Pasien mengalami nyeri dan bengkak pada kaki kanan setelah ditabrak mobil. Pemeriksaan menunjukkan adanya fraktur di 1/3 bagian bawah tibia sebelah kanan. Penatalaksanaannya meliputi reduksi, immobilisasi, dan pemantauan selama proses penyembuhan.
The document discusses various fungi species and their interactions with other organisms. It notes that forestry practices are harming saproxylic fungi communities and some fungi species are disappearing. It then discusses the entomopathogenic fungus Metarhizium anisopliae which infects but repels insects without harming other species. Several extracts from fungi such as Agarikon and Red Belted Polypore show promise for controlling insects and potential antiviral properties. Studies on their effects for reducing bee stress are also mentioned.
This short document does not provide enough context or details to generate a meaningful 3 sentence summary. The document consists of only a byline with a name and some punctuation characters without any clear topic, details, or essential information to summarize.
The Raia Eagle Rock Vacation Rental House is located at Eagle Rock Resort in Hazle Township, PA. The house sleeps up to 16 people and has 5 bedrooms and 3.5 bathrooms. It is located at a 4-season mountain resort with amenities like golf courses, ski slopes, pools, and a spa. Rentals include free passes to the resort amenities. Guests enjoy relaxing in the spacious house while taking advantage of the outdoor activities nearby.
This document provides steps to retrieve error logs on a computer. The first set of steps are to press the F1 button, type "system log" into the search bar, and open the Event Viewer. An alternative set of steps is to open the Start menu, search for Event Viewer, and view the event properties. The document concludes by thanking the reader.
This document provides descriptions of three gift options for sending flowers and gifts in Kolkata:
1) A 1 kg truffle cake for surprising someone special on a special occasion.
2) A bouquet of red, yellow and white roses along with chocolate for making a loved one's birthday truly memorable.
3) A pink bouquet of carnations, roses and lilies in cellophane wrapping with a pink ribbon and green fillers to make a loved one's birthday truly memorable. Contact information is also provided.
Penilaian Kinerja Guru (PKG) adalah penilaian tahunan terhadap kinerja guru dalam 14 kompetensi untuk guru pembelajaran dan 17 kompetensi untuk guru BK/konselor. PKG digunakan sebagai bahan evaluasi diri bagi guru dan acuan pengembangan keprofesian berkelanjutan serta dasar pengembangan karir guru. PKG mencakup penilaian kompetensi pedagogi, kepribadian, sosial, dan profesional melal
This document provides production details for a multi-camera shoot including equipment requirements, personnel roles, risks, shot list, and location details. It lists 3 Sony PMW 320 cameras, 3 tripods, 1 vision mixer, and other audio equipment as needed. Roles include cameraman, floor manager, and vision mixer controller. Potential risks include personal injury from tripping, equipment damage, and halted production. Shots include wide, close-up, and camera-specific angles. The location is Wembley Arena in London.
Fraktur clavikula adalah hilangnya kontinuitas tulang clavikula yang biasanya disebabkan trauma. Tulang ini mudah patah karena letak dan anatominya. Pemeriksaan radiologi diperlukan untuk diagnosis dan penentuan tindak lanjut. Penatalaksanaan bervariasi antara non-operatif hingga operatif tergantung lokasi dan tingkat pergeseran fraktur.
Asuhan Keperawatan Akibat Trauma Pada System Muskuluskeletalpjj_kemenkes
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem muskuloskeletal khususnya fraktur tulang. Menguraikan pengertian, jenis, patofisiologi dan tanda klinis fraktur serta penatalaksanaan medik dan keperawatan yang meliputi traksi, penyembuhan tulang, dan kasus contoh pasien fraktur femur."
Cedera tulang belakang umumnya disebabkan oleh trauma seperti kecelakaan. Laminektomi merupakan tindakan bedah untuk mengangkat sebagian lamina tulang belakang guna memperbaiki cedera pada tulang belakang dan mencegah gangguan saraf. Pemeriksaan radiologi diperlukan untuk menentukan lokasi dan besarnya cedera, sementara penatalaksanaannya meliputi imobilisasi, tindakan bedah jika diperlukan
1. Cedera ekstremitas sering tidak mengancam jiwa namun dapat menyebabkan kecacatan jika tidak ditangani dengan tepat.
2. Pembidaian yang baik sangat penting untuk mencegah cedera lebih lanjut dan komplikasi.
3. Dislokasi sendi besar seperti siku, panggul dan lutut membutuhkan bidai dan reposisi segera.
1. Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien fraktur tulang.
2. Fraktur dijelaskan sebagai terputusnya kontinuitas tulang yang disebabkan trauma.
3. Asuhan keperawatan pada fraktur meliputi penatalaksanaan medis, pengkajian, diagnosa, perencanaan intervensi, dan evaluasi.
Dokumen tersebut membahas tentang fraktur cruris (tulang kering) yang merupakan terputusnya kontinuitas tulang tibia dan fibula yang dapat terjadi akibat trauma, gerakan pintir, atau kondisi patologis seperti osteoporosis. Dibahas pula jenis, etiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan, penatalaksanaan, komplikasi, pengkajian, dan diagnosis keperawatan pasien fraktur cruris.
Fraktur trochanter terdiri dari fraktur intertrochanter dan subtrochanter femur. Gejalanya adalah nyeri hebat, tidak dapat berjalan jauh, kaki lebih pendek dan berotasi keluar, serta pembengkakan paha. Pengobatannya melalui reduksi dan fiksasi internal.
Dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi yang dapat hanya melibatkan komponen tulang saja atau seluruh komponen tulang. Dokumen ini membahas konsep penyakit dislokasi termasuk pengertian, etiologi, manifestasi klinis, komplikasi, pemeriksaan, dan penatalaksanaan serta konsep askep meliputi pengkajian, diagnosa, intervensi, dan evalu
Laporan kasus mengenai Ny. AY usia 46 tahun yang mengalami nyeri dan kesulitan bergerak pada tungkai kiri akibat jatuh 2 bulan lalu. Pemeriksaan menunjukkan fraktur femur dextra yang terlantar. Diagnosis negelcted fraktur femur dextra 1/3 tengah yang perlu ditangani dengan refrakturisasi, skeletal traksi, dan rencana operasi.
1. 1
KONSEP MEDIS
A. Definisi Fraktur Femur
Fraktur femur adalah rusaknya kontinuitas tulang pangkal paha yang dapat
disebabkan oleh trauma langsung, kelelahan otot, kondisi-kondisi tertentu seperti
degenerasi tulang / osteoporosis.
B. Anatomi Fisiologi
Persendian panggul merupakan bola dan mangkok sendi dengan acetabulum bagian
dari femur, terdiri dari : kepala, leher, bagian terbesar dan kecil, trokhanter dan batang,
bagian terjauh dari femur berakhir pada kedua kondilas. Kepala femur masuk
acetabulum. Sendi panggul dikelilingi oleh kapsula fibrosa, ligamen dan otot. Suplai
darah ke kepala femoral merupakan hal yang penting pada faktur hip. Suplai darah ke
femur bervariasi menurut usia. Sumber utamanya arteri retikuler posterior, nutrisi dari
pembuluh darah dari batang femur meluas menuju daerah tronkhanter dan bagian bawah
dari leher femur.
C. Klasifikasi Fraktur
Ada 2 type dari fraktur femur, yaitu :
1. Fraktur Intrakapsuler; femur yang terjadi di dalam tulang sendi, panggul dan kapsula.
• Melalui kepala femur (capital fraktur)
• Hanya di bawah kepala femur
• Melalui leher dari femur
2. Fraktur Ekstrakapsuler;
• Terjadi di luar sendi dan kapsul, melalui trokhanter femur yang lebih besar/yang
lebih kecil/pada daerah intertrokhanter.
• Terjadi di bagian distal menuju leher femur tetapi tidak lebih dari 2 inci di bawah
trokhanter kecil.
D. Patofisiologi
Tulang bersifat rapuh namun cukup mempunyai kekeuatan dan gaya pegas untuk
menahan tekanan. Tapi apabila tekanan eksternal yang datang lebih besar dari yang dapat
2. 2
diserap tulang, maka terjadilah trauma pada tulang yang mengakibatkan rusaknya atau
terputusnya kontinuitas tulang. Setelah terjadi fraktur, periosteum dan pembuluh darah
serta saraf dalam korteks, marrow, dan jaringan lunak yang membungkus tulang rusak.
Perdarahan terjadi karena kerusakan tersebut dan terbentuklah hematoma di rongga
medula tulang. Jaringan tulang segera berdekatan ke bagian tulang yang patah. Jaringan
yang mengalami nekrosis ini menstimulasi terjadinya respon inflamasi yang ditandai
denagn vasodilatasi, eksudasi plasma dan leukosit, dan infiltrasi sel darah putih. Kejadian
inilah yang merupakan dasar dari proses penyembuhan tulang nantinya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi fraktur
a. Faktor Ekstrinsik
Adanya tekanan dari luar yang bereaksi pada tulang yang tergantung terhadap besar,
waktu, dan arah tekanan yang dapat menyebabkan fraktur.
b. Faktor Intrinsik
Beberapa sifat yang terpenting dari tulang yang menentukan daya tahan untuk
timbulnya fraktur seperti kapasitas absorbsi dari tekanan, elastisitas, kelelahan, dan
kepadatan atau kekerasan tulang.
E. Penyebab Fraktur Adalah Trauma
Fraktur patologis; fraktur yang diakibatkan oleh trauma minimal atau tanpa trauma
berupa yang disebabkan oleh suatu proses., yaitu :
1. Osteoporosis Imperfekta
2. Osteoporosis
3. Penyakit metabolik
1. Trauma
Dibagi menjadi dua, yaitu :
a. Trauma langsung, yaitu benturan pada tulang. Biasanya penderita terjatuh dengan
posisi miring dimana daerah trokhanter mayor langsung terbentur dengan benda
keras (jalanan).
b. Trauma tak langsung, yaitu titik tumpuan benturan dan fraktur berjauhan, misalnya
jatuh terpeleset di kamar mandi pada orangtua.
F. Tanda Dan Gejala
1. Nyeri hebat di tempat fraktur
3. 3
2. Tak mampu menggerakkan ekstremitas bawah
3. Rotasi luar dari kaki lebih pendek
4. Diikuti tanda gejala fraktur secara umum, seperti : fungsi berubah, bengkak, kripitasi,
sepsis pada fraktur terbuka, deformitas.
5. Penatalaksanaan Medik
a) X – Ray
b) Bone scans, Tomogram, atau MRI Scans
c) Arteriogram : dilakukan bila ada kerusakan vaskuler.
d) CCT kalau banyak kerusakan otot.
e) Traksi
Penyembuhan fraktur bertujuan mengembalikan fungsi tulang yang patah dalam
jangka waktu sesingkat mungkin
Metode Pemasangan traksi:
1) Traksi Manual
Tujuan : Perbaikan dislokasi, Mengurangi fraktur, Pada keadaan Emergency.
Dilakukan dengan menarik bagian tubuh.
2) Traksi Mekanik
Ada dua macam, yaitu :
Traksi Kulit
Dipasang pada dasar sistem skeletal untuk struktur yang lain, misalnya: otot.
Traksi kulit terbatas untuk 4 minggu dan beban. Untuk anak-anak waktu beban
tersebut mencukupi untuk dipakai sebagai fraksi definitif, bila tidak diteruskan
dengan pemasangan gips.
Traksi Skeletal
Merupakan traksi definitif pada orang dewasa yang merupakan balanced
traction. Dilakukan untuk menyempurnakan luka operasi dengan kawat metal
atau penjepit melalui tulang/jaringan metal.
Kegunaan Pemasangan Traksi
Traksi yang dipasang pada leher, di tungkai, lengan atau panggul, kegunaannya :
Mengurangi nyeri akibat spasme otot
Memperbaiki dan mencegah deformitas
Immobilisasi
4. 4
Difraksi penyakit (dengan penekanan untuk nyeri tulang sendi).
Mengencangkan pada perlekatannya.
Macam – Macam Traksi
- Traksi Panggul
Disempurnakan dengan pemasangan sebuah ikat pinggang di atas untuk mengikat
puncak iliaka.
- Traksi Ekstension (Buck’s Extention)
Lebih sederhana dari traksi kulit dengan menekan lurus satu kaki ke dua kaki.
Digunakan untuk immibilisasi tungkai lengan untuk waktu yang singkat atau untuk
mengurangi spasme otot.
- Traksi Russell’s
Traksi ini digunakan untuk frakstur batang femur. Kadang-kadang juga digunakan
untuk terapi nyeri punggung bagian bawah. Traksi kulit untuk skeletal yang biasa
digunakan.
Traksi ini dibuat sebuah bagian depan dan atas untuk menekan kaki dengan
pemasangan vertikal pada lutut secara horisontal pada tibia atau fibula.
- Traksi khusus untuk anak-anak
Penderita tidur terlentang 1-2 jam, di bawah tuberositas tibia dibor dengan
steinman pen, dipasang staples pada steiman pen. Paha ditopang dengan thomas
splint, sedang tungkai bawah ditopang atau Pearson attachment. Tarikan
dipertahankan sampai 2 minggu atau lebih, sampai tulangnya membentuk callus
yang cukup. Sementara itu otot-otot paha dapat dilatih secara aktif.
5. 5
KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Airway
a) Kaji dan pertahankan jalan napas
b) Lakukan head tilt, chin lift jika perlu
c) Gunakan bantuan untuk memperbaiki jalan napas jika perlu
d) Pertimbangkan untuk di rujuk ke anesthetist untuk dilakukan intubasi jika tidak
mampu untuk menjaga jalan napas atau pasien dalam kondisi terancam
kehidupannya atau pada asthma akut berat
e) Jika pasien menunjukan gejala yang mengancam kehidupan, yakinkan mendapat
pertolongan medis secepatnya.
2. Breathing
a) Kaji saturasi oksigen dengan menggunakan pulse oximeter, dengan tujuan
mempertahankan saturasi oksigen >92%
6. 6
b) Berikan aliran oksigen tinggi melalui non re-breath mask
c) Pertimbangkan untuk menggunakan bag-valve-mask-ventilation
d) Ambil darah untuk pemeriksaan arterial blood gases untuk menkaji PaO2 dan
PaCO2
e) Kaji respiratory rate
f) Jika pasien mampu, rekam Peak Expiratory Flow dan dokumentasikan
g) Periksa system pernapasan – cari tanda:
1) Cyanosis
2) Deviasi trachea
3) Kesimetrisan pergerakan dada
4) Retraksi dinding dada
3. Circulation/Sirkulasi
a) Kaji denyut jantung dan rhytme
b) Catat tekanan darah
c) Lakukan EKG
d) Berikan akses IV dan pertimbangkan pemberian magnesium sulphat 2 gram dalam
20 menit
e) Kaji intake output
f) Jika potassium rendah makan berikan potassium
4. Disability
a) Kaji tingkat kesadaran dengan menggunakan AVPU
b) Penurunan tingkat kesadaran merupakan tanda ekstrim pertama dan pasien
membutuhkan pertolongan di ruang Intesnsive
5. Exposure
Pada saat pasien stabil dapat di tanyakan riwayat dan pemeriksaan lainnya.
B. Diagnosa Keperawatan pada Fraktur Femur
1. Gangguan rasa nyaman: Nyeri b/d perubahan fragmen tulang, luka pada jaringan
lunak, pemasangan back slab, stress, dan cemas, Potensial infeksi sehubungan dengan
luka terbuka.
2. Gangguan aktivitas b/d kerusakan neuromuskuler skeletal, nyeri, immobilisasi.
3. Ansietas b/d kurangnya pengetahuan
4. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosa, dan pengobatan b/d kesalahan
dalam penafsiran, tidak familier dengan sumber informasi.
7. 7
C. Rencana Keperawatan
Diagnosa 1
Gangguan rasa nyaman: Nyeri b/d perubahan fragmen tulang, luka pada jaringan
lunak, pemasangan back slab, stress, dan cemas
Intervensi
Independen:
a) Mengkaji karakteristik nyeri : lokasi, durasi, intensitas nyeri dengan menggunakan
skala nyeri (0-10)
R/ Untuk mengetahui tingkat rasa nyeri sehingga dapat menentukan jenis
tindakannya.
b) Mempertahankan immobilisasi (back slab)
R/ Mencegah pergeseran tulang dan penekanan pada jaringan yang luka.
c) Berikan sokongan (support) pada ektremitas yang luka.
R/ Peningkatan vena return, menurunkan edem, dan mengurangi nyeri.
d) Menjelaskan seluruh prosedur di atas
R/ Untuk mempersiapkan mental serta agar pasien berpartisipasi pada setiap tindakan
yang akan dilakukan.
Kolaborasi:
e) Pemberian obat-obatan analgesik
R/ Mengurangi rasa nyeri
Diagnosa 2
Gangguan aktivitas b/d kerusakan neuromuskuler skeletal, nyeri, immobilisasi
Intervensi
Independen:
a) Kaji tingkat immobilisasi yang disebabkan oleh edema dan persepsi pasien tentang
immobilisasi tersebut.
R/ Pasien akan membatasi gerak karena salah persepsi (persepsi tidak proposional)
b) Mendorong partisipasi dalam aktivitas rekreasi (menonton TV, membaca kora, dll ).
R/ Memberikan kesempatan untuk mengeluarkan energi, memusatkan perhatian,
meningkatkan perasaan mengontrol diri pasien dan membantu dalam mengurangi
isolasi sosial.
8. 8
c) Menganjurkan pasien untuk melakukan latihan pasif dan aktif pada yang cedera
maupun yang tidak.
R/ Meningkatkan aliran darah ke otot dan tulang untuk meningkatkan tonus otot,
mempertahankan mobilitas sendi, mencegah kontraktur / atropi dan reapsorbsi Ca
yang tidak digunakan.
d) Membantu pasien dalam perawatan diri
R/ Meningkatkan kekuatan dan sirkulasi otot, meningkatkan pasien dalam mengontrol
situasi, meningkatkan kemauan pasien untuk sembuh.
e) Auskultasi bising usus, monitor kebiasa an eliminasi dan menganjurkan agar b.a.b.
teratur.
R/ Bedrest, penggunaan analgetika dan perubahan diit dapat menyebabkan penurunan
peristaltik usus dan konstipasi.
f) Memberikan diit tinggi protein , vitamin , dan mineral.
R/ Mempercepat proses penyembuhan, mencegah penurunan BB, karena pada
immobilisasi biasanya terjadi penurunan BB (20 – 30 lb).
Catatan : Untuk sudah dilakukan traksi.
Kolaborasi:
g) Konsul dengan bagian fisioterapi
R/ Untuk menentukan program latihan.
Diagnosa 3
Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosa, dan pengobatan b/d kesalahan
dalam penafsiran, tidak familier dengan sumber informasi.
Intervensi
Independen:
a) Menjelaskan tentang kelainan yang muncul prognosa, dan harapan yang akan datang.
R/ Pasien mengetahui kondisi saat ini dan hari depan sehingga pasien dapat
menentukan pilihan.
b) Memberikan dukungan cara-cara mobilisasi dan ambulasi sebagaimana yang
dianjurkan oleh bagian fisioterapi.
R/ Sebagian besar fraktur memerlukan penopang dan fiksasi selama proses
penyembuhan sehingga keterlambatan penyembuhan disebabkan oleh penggunaan
alat bantu yang kurang tepat.
c) Memilah-milah aktifitas yang bisa mandiri dan yang harus dibantu.
9. 9
R/ Mengorganisasikan kegiatan yang diperlukan dan siapa yang perlu menolongnya.
(apakah fisioterapi, perawat atau keluarga).
d) Mengidentifikasi pelayanan umum yang tersedia seperti team rehabilitasi, perawat
keluarga (home care)
R/ Membantu memfasilitaskan perawatan mandiri memberi support untuk mandiri.
e) Mendiskusikan tentang perawatan lanjutan.
R/ Penyembuhan fraktur tulang kemungkinan lama (kurang lebih 1 tahun) sehingga
perlu disiapkan untuk perencanaan perawatan lanjutan dan pasien koopratif.
Diagnosa 4
Ansietas b/d kuranya pengetahuan
Intervensi
1. Kaji pengetahuan klien dan keluarga
R/ mengetahui tingkat pengetahuan mengenai kondisinya
2. Berikan pendidikan kesehatan (HE) mengenai kondisi klien
R/ meningkatkan pengetahuan keluarga tentang kondisi klien
3. Berikan kesempatan keluarga untuk bertanya
Mengetahui sejauh mana pengetahuan keluarga mengenai hal yang dijelaskan
DAFTAR PUSTAKA
Efendi & Ferry. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas. Jakarta : Selemba Medika.
Doenges M.E, dkk. 2013. Rencana Asuhan Keperawatan edisi 3. Jakarta : EGC
Jhonson L & Leny R. 2010. Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Nuha Medika
Mubarak, W.I. 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas. Jakarta : Salemba Medika.
Padila. 2012. Buku Ajar : Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Nuha Medika.